Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN KEGIATAN

PELAKSANAAN MONEV
SUPERVISI PENCEGAHAN DAN
PEGENDALIAN PENYAKIT TIDAK
MENULAR DI KOTA AMBON
6-8 Maret 2024
Pelaksana :
1. Usman La Abu, S.Kep
2. Anike. R . Ngosiem, SKM

LAPORAN

Bidang P2P
Dinas Kesehatan Provinsi Maluku
2024
PELAKSANAAN MONEV SUPERVISI PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN
PENYAKIT TIDAK MENULAR
Kota Ambon , 06 – 08 Maret 2024

A. LatarBelakang
Penyakit tidak menular adalah penyakit yang bukan disebabkan oleh
penularan vektor, virus atau bakteri, namun lebih banyak disebabkan oleh
perilaku atau gaya hidup. Penyakit tidak menular tidak dapat ditularkan dari
orang ke orang dalam bentuk apapun. Penyakit tidak menular muncul dari
kombinasi faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi dan yang dapat di
modifikasi. Deteksi dini faktor risiko penyakit tidak menular adalah salah satu
kegiatan yang dilakukan untuk mendeteksi secara dini penyakit tidak menular
melalui pemeriksaan faktor risiko bersama penyakit tidak menular.

Indonesia menyadari bahwa saat ini penyakit tidak menular menjadi


salah satu masalah Kesehatan dan penyebab kematian yang merupakan
ancaman global bagi pertumbuhan ekonomi. Di lain pihak telah terjadi
peningkatan kasus penyakit tidak menular seperti penyakit jantung dan
pembuluh darah, kanker, diabetes mellitus dan penyakit degeneratif serta
gangguan indera dan fungsional. Kecenderungan ini dipacu oleh berubahnya
gaya hidup masyarakat, modernisasi , urbanisasi penduduk antar kawasan
atau negara yang tidak mengenal batas sehingga terjadi globalisasi hampir di
semua aspek kehidupan baik sosial budaya, ekonomi, politik, ilmu
pengetahuan dan teknologi.

Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018


diketahui bahwa prevalensi DM berdasarkan pemeriksaan darah meningkat
dari 6,9% (Riskesdas 2013) menjadi 8,5%. Sedangkan prevalensi hipertensi
≥ 18 tahun berdasarkan pengukuran sebesar 34,11%, stroke ≥ 15 tahun
sebesar 10,9‰, kanker pada semua umur 1,79‰. Prevalensi faktor risiko
PTM merokok 28,8%, minum minuman beralkohol 3,3%, aktifitas fisik kurang
33,5%, obesitas sentral 31% dan obesitas 21,8%.

Penyakit tidak menular merupakan titik akhir dari perjalanan faktor risiko
yang tidak terkendali yaitu faktor risiko perilaku (merokok, diet tidak seimbang,
alkohol dan kurang aktifitas fisik) yang akan menjadi faktor risiko perantara
(hipertensi, hiperglikemia, obesitas dan hiperlipidemia) yang nantinya akan
menuju pada titik akhir.
Indikator penurunan prevalensi hipertensi pada tahun 2018 tercapai
sebesar 34,1%. angka ini lebih meningka dibanding hasil hasil riset kesehatan
dasar (Riskesdas) tahun 2013 sebesar 25,8%. Hal ini menunjukkan dalam
dalam 5 tahun terakhir perilaku individu masih dipengaruhi oleh kebiasaan
merokok, pola makan tidak sehat, kurang aktifitas fisik, stres dan peningkatan
faktor risiko PTM lainnya. Penyebab peningkatan prevalensi hipertensi selain
faktor risiko yang telah disebutkan diatas juga belum optimalnya peran dan
dukungan lintas sektor dalam pengendalian konsumsi gula, garam dan lemak
berlebihan melalui kepatuhan pencantuman pesan kesehatan pada kemasan
makanan dan dan makanan siap saji yang diproduksi oleh pihak industri dan
penyedia makanan, agar masyarakat dapat memilih makanan olahan yang
sehat sesuai kebutuhan gizinya. Disamping itu faktor lain yang mempengaruhi
adalah budaya kuliner Indonesia yang kaya dan beragam kandungan gula,
garam dan lemak, terbatasnya ketersediaan pangan sayur dan buah yang
bebas pestisida, murah dan terjangkau oleh masyarakat.
Pada Riskesdas tahun 2013 angka obesitas menunjukkan 14,8%
sedangkan tahun 2018 sebesar 21,8%. hal ini dipengaruhi oleh kondisi transisi
teknologi yang terjadi dimana segala kemudahan dapat dijangkau melalui alat
komunikasi seperti kemudahan mengakses makanan dan minuman siap saji
dan transportasi yang berdampak pada konsumsi gula, garam dan lemak
berlebihan serta penurunan aktifitas fisik.

Selain itu transisi demografi juga ikut mempengaruhi, usia harapan


hidup orang Indonesia semakin tinggi maka potensi untuk terkena PTM juga
bertambah. Penyakit PTM dengan dikendalikan atau dikontrol sepanang
penderita patuh minum obat sesuai anjuran dokter, hal yang sangat mungkin
untuk mencegah PTM adalah dengan melakukan intervensi pada faktor risiko
yang meliputi perilaku merokok, konsumsi gula, garam dan lemak berlebihan,
kurangnya aktifitas fisik serta obesit.
Penerapan prgram PTM di sebagian besar Kabupaten/kota masih
menemukan kendala yaitu kurangnya advokasikepada Pimpinan Daerah untuk
melakukan kegiatan/gerakan peningkatan kesadaran dan kepedulian
masyarakat untuk mendorong perubahan perilaku individu. Masyarakat harus
diberi pemahanan bahwa PTM adalah the silent Killer yang seringkali tidak
memberikan gelaja dan keluhan pada seseorang, namun terdeteksi pada saat
penyakit telah kronik atau pada stadium lanjut, sehingga setiap individu sangat
perlu menerapkan perilaku hidup sehat dan melakukan deteksi dini atau cek
kesehatan secara berkala. Gerakan/Kegiatan tersebut perlu diinisiasi oleh para
Pimpinan Daerah dan akan sangat berarti jika dapat sekaligus menajdi role
model atau katalisator perubahan hidup sehat. Komitmen Pimpinan Daerah
juga diharapkan dalam menerapkan kebijakan serta mengalokasikan dukungan
anggaran untuk mengoptimalkan program PTM. Mutasi para pengelola
program yang cukup tinggi di daerah juga berpengaruh pada keberlangsungan
program.
Program PTM tahu 2020-2024 lebih fokus pada pencegahan dan
pengendalian faktor risiko PTM dan deteksi dini. Dalam pelaksanaan program
2020-2024 diharapkan kerjasama pengelola program diperluas ke seluruh
elemen masyarakat meliputi institusi pemerintah maupun swasta,sekolah dan
kampus serta komunitas melalui pemberdayaan dan pembentukan agen
perubahan perilaku pencegahan PTM sehingga meningkatkan kepedulian
masyarakat untuk bertanggung jawab terhadap kesehatan dirinya.
Sangat diharapkan inisiatif pencegahan faktor risiko PTM dari
masyarakat itu sendiri.Dalam rangka desentralisasi, maka upaya pengendalian
penyakit tidak menular menjadi urusan pemerintah daerah kota/ kabupaten,
namun dalam penetapan stándar kriteria, pedoman umum, bimbingan dan
pengendalian serta penyelenggaraan pengendalian penyakit tidak menular,
menjadi tanggung jawab pemerintah pusat. Oleh sebab itu dalam rangka
pemantapan pelaksanaan program dan kesesuaian kegiatan antara
Pemerintah pusat dan daerah, maka Dinas Kesehatan Provinsi Maluku perlu
melakukan Monev Supervisi program pencegahan pengendalian penyakit tidak
menular agar mencapai tujuan dan indikator-indikator yang di harapkan.
Pelaksanaan Monev Supervisi Pencegahan dan Pengedalian penyakit Tidak
Menular dilaksanakan di 11 Kabupaten Kota.

B. Maksud dan Tujuan


Maksud dan Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk :
a) Melakukan Koordinasi dan Sosialisasi terkait capaian program PTM
prioritas
b) Melakukan validasi data terkait hasil pelaksanaan deteksi dini dan capaian
program PTM prioritas
c) Pemantauan dan evaluasi capaian program pelaksanaan deteksi dini FR
PTM prioritas
d) Melakukan analisis terkait capaian dan kendala dalam pelaksanaan
kegiatan
e) Memberikan bimbingan teknis terkait program PTM Prioritas
f) Memonitor pencatatan dan pelaporan di aplikasi untuk pemantauan
capaian program PTM Prioritas
g) Melakukan pendampingan dan atau OJT penggunaan Aplikasi daskboard
sehat indonesiaku dan SPMAS kepada pengelola program PTM
C. Pelaksanaan Kegiatan
Waktu Kegiatan : 06 s.d 08 Maret 2024
Tempat Kegiatan : 1. Dinas Kesehatan Kota Ambon
2.Puskesmas Poka
3. Puskesmas Tawiri

Sasaran Kegiatan : 1. Kepala Dinas Kesehatan/ Kepala Bidang P2P


3. Kepala Seksi / Koordinator Penanggung Jawab
Program PTM
4. Pengelola Progam PTM

D. HASIL
Berikut Hasil Pelaksanaan Fasilitasi Monev Supervisi Pencegahan dan
pengendalian Penyakit Tidak Menular di Kota Ambon :
DINAS KESEHATAN KOTA AMBON :
a) Kondisi Saat ini
Di kota Ambon sampai saat ini memiliki 6 rumah sakit pemerintahan, 5
Rumah Sakit Swasta, 22 Puskesmas dan memiliki total posbindu sebanyaj
89.
b) Tenaga Kesehatan
Untuk wilayah kerja Kota Ambon, memiliki dokter umum 47 orang yang
bertugas di Puskesmas. Untuk tenaga Dokter spesialis rata – rata sudah
ada, yang belum hanya dokter spesialis endokrin, dengan jumlah perawat
yang ada pada wilayah kerja kota ambon adalah 234 orang

c) Kebijakan/aturan Regulasi tentang pengendalian PTM yang dimiliki


- Perda KTR No. 4 Tahun 2020

d) Kemitraan
Terkait dengan hal ini, Dinas Kesehatan Kota Ambon belum membangun
jejaring dengan lintas sektor atau program lain, juga dengan toga toma.
e) Kegiatan P2PTM
Kegiatan Bersumber dana DAK NF
- Pengadaan BMHP PTM
- Pendampingan Skrining PTM di Institusi
- Pendampingan Penerapan KTR di sekolah
- Supervisi Program P2PTM dan UBM
Kegiatan Bersumber dana DAK FISIK
- Pengadaan IVA KIT
- Pengadaan Posbindu KIT
Kegiatan Bersumber APBD / DAU Peruntukan
- Bimbingan Teknis Aplikasi ASIK
- Pengadaan Logistik IVA / Kryoteraphy
- Pengadaan Form Skrining PTM Prioritas / IVA SADANIS/ Form Skrining
Perilaku Merokok/ Register DM
- Pengadaan Test Strip Cholesterol dan Asam Urat untuk Skrining Stroke
Kegiatan Tahun 2024 :
- Pengadaan BMHP gula darah
- Pengadaan BMHP Profil Lipid
- Pengadaan BMHP Pemeriksaan IVA
- Pengadaan Thermar Paper dan Gel EKG
- Pengadaan Optamologi Komunitas
- Pengadaan Test strip Cholersterol Total

- Pelatihan Konseling UBM


- Pengadaan Form Skrining PTM Prioritas/IVA SADANIS/ Kuesioner
PUMA
- Pembentukan Satgas KTR dan Studi Tiru Penegakan Hukum Perda
KTR
f) Data Capaian program P2PTM
 Jumlah penduduk usia produktif (15-59 tahun ) yang mendapatkan
skrining sesuai standar 66. 116 / 24 % dari target 271. 162
 Jumlah penyandang Hipertensi yang mendapatkan pelayanan
sesuai standar 23, 7 % (17. 761) dari target 75. 048
 Jumlah penyandang Diabetes yang mendapatkan pelayanan sesuai
standar 73,2 % (2796 ) dari target 3821
 Persentase penyandang Hipertensi yang tekanan darahnya
terkendali di Puskesmas/FKTP adalah 42 orang (0,1%)
 Persentase penyandang Diabetes yang Gula darahnya terkendali
di Puskesmas/FKTP masih 0
 Jumlah penderita Hipertensi atau DM usia > 40 tahun yang
diperiksa Profil Lipid sebayak 437 orang ( 39%) dari target 33031
 Jumlah Penderita Hipertensi dan atau DM usia > 40 tahun keatas
yang diperiksa EKG 0 ( karena Tidak Ada metode Capor EKG )
 Jumlah puskesmas yang melaksanakan layanan Pandu PTM
sebanyak 22 PKM
 Untuk implementasi KTR dari target 263 yang berhasil dicapai
sebanyak 50
 Belum ada Puskesmas yang melakukan layanan UBM ( upaya
Berhenti Merokok )

Data skrining PTM Prioritas :


1. Hipertensi 884
2. Diabetes Mellitus 1290
3. Obesitas 856
4. Stroke 39
5. PPOK 279
6. IVA 127
7. SADANIS 127

Grafik perbandingan data Manual dan data ASIK

GAP PERSENTASI SPM USIA PRODUKTIF 2023


103

71
61 58
50
40 41
35 34
29 28 27 33
32
26 22 30
22 22 21 23
14 14 17 19 15
9 13 9 10 13
8
13
11 9 9 12 13
11
7 3 5 2 45 3

H S S G G T P P S K B JL K G G R O A K R Q
LT AM AR BT WH URM CM KY KR BL WH AR R HT HTM KL HL LT PS NN PO TW AM

ASIK MANUAL
GAP PERSENTASI SPM HIPERTENSI 2023
120
97 92
100
80 75

60 46
34 36 33 32 37
40 26 2521
20 22 23 25
20 15 11 13
36 3 27 06 - 3 0 4 4 4 37 17 2 7 8 7
0 - 1 22 3
-
H S T P HK L K
LT AR HG CM KR RJ HT
M
HL
G
PS
O
PO
Q
W W AM

ASIK MANUAL

GAP PERSENTASI SPM DM 2023

194
168
140 145
129 119
114 110 116
90 99 97
65 72 73 74
60 62 53
48 47 44 50 33 51
28 29 36 28 26 34 28 31 30
23 14 12 19 23
5 1 1 5 - 5 7

H S S G G T P P S K B JL K G G R O A K R Q
LT AM AR BT WH URM CM KY KR BL WH AR R HT HTM KL HL LT PS NN PO TW AM

ASIK MANUAL

GAP PERSENTASI SPM IVA SADANIS 2023


28.6

16
12.2
10.2 9.0
6.0 5.1
4
2.1 2.1 4 3.8 4 3.7 4.3 3.7 33.1 3.4
0.5 - 2 1.5
1 1 -1.1 0 0 00.6 00.1 11.2 11.2 2 00.6 1 0 -1.0 1 1

H S S G G T P P S K B JL K G G R O A K R Q
LT AM AR BT WH URM CM KY KR BL WH AR R HT HTM KL HL LT PS NN PO TW AM

ASIK MANUAL
g) Data Sebaran Alat Kesehatan
- Semua Puskesmas sudah mendapatkan Posbindu KIT, EKG , IVA KIT
- Untuk Fotometer baru 6 Puskesmas yang dibagi
- Co Analyzer hanya 1 Puskemas penerima
h) Tantangan / Kendala Program
- Penggunaan Dana BOK skrining PTM Prioritas untuk kegiatan
Posyandu Lansia
- Penggunaan Dana BOK Skrining Perilaku Merokok dan Monev KTR
untuk kegiatan penjaringan dan pemriksaan berkala murid sekolah
- Ketersediaan CO Anslyzer dan Spirometri yang minim
i) Solusi / Strategi yang dilakukan
- Mengingatkan untuk penggunaan dana BOK sesuai Juknis yang sudah
ada
- Advokasi dengan pengambil kebijakan (Kepala Dinas Kesehatan dan
Kepala Puskesmas)
- Sosialisasi tentang program – program P2PTM di Puskesmas dan
Stake Holder
- Monitoring dan Evaluasi program
- Bimtek Petugas P2PTM
- Penyediaan logistic, sarana dan prasarana P2PTM Puskesmas
j) Saran
 Adanya ketegasan dari Kementerian Kesehatan terhadap
kepatuhan pemggunaan dana BOK Puskesmas sesuai Juknis dan
Peruntukannya
 Kryoteraphy, Co Analyzer dan Spirometri agar bisa menjadi menu
DAK
 Bimtek bagi pembentukan Satgas Penegakan Hukum KTR
terutama bagi OPD lintas sektor terkait dan Pemangku Kebijakan.
 PUSKESMAS POKA
1) Kondisi
Puskesmas Poka merupakan Puskesmas Non Perawatan yang beralamat
dengan status Akreditasi Puskesmas yaitu “ PARIPURNA “. Puskesmas ini
memiliki 4 desa dan 1 kelurahan, dengan jumlah Posbindu PTM 5, dengan
jumlah penduduk usia produktif > 15 tahun di wiliyah kerja Puskesmas Poka
sebanyak 20.807 jiwa

2) Data SDM Kesehatan


- Dokter 3 orang- belum terlatih Pandu PTM
- Perawat 15orang, 1 diantaranya sudah terlatih PTM
- Tenaga Promkes - 1 orang
- Ahli Gizi 3 orang
- Kesmas  2 orang
- ATML 2 orang
3) Data Pendukung Kegiatan P2PTM
Materi dan media KIE yang ada di puskesmas Poka antara lain Upaya
berhenti merokok, Algoritma Pandu PTM dan Charta Prediksi Risiko PTM

4) Penerapan Kawasan Tanpa rokok


Belum maksimal di terapkan di wilayah kerja puskesmas Poka
5) Kegiatan P2PTM di Puskesmas
Posbindu PTM yang berjalan tiap bulan di 5 Posbindu
6) Puskesmas Poka merupakan Puskesmas Prolanis dengan kegiatan yang
dilaksanakan antara lain : pemeriksaan Kesehatan, konsultasi, senam
Bersama dan pemyuluhan.
7) Kondisi Alat Kesehatan
Alat Kesehatan terkait untuk pelayanan penyakit tidak menular antara lain “
Posbindu KIT 1 Paket
IVA KIT 1 paket
EKG 2 Buah
Hematologi analizer 1 buah
Alat pemeriksaan Gula darah -- > 25 buah dan yang berfungsi hanya 12 buah
Tensimeter -- > 20 buah, 10 yang berfungsi

8) Capaian Program PTM


 Penduduk usia > 15 tahun yang dilakukan deteksi dini sebanyak 3872
 Penduduk > 15 tahun dengan peningkatan tekanan darah 2143
 Penduduk usia > 15 – 39 tahun dengan peningkatan kadar gula
sewaktu sebanyak 213 orang
 Penduduk usia > 15 tahun yang di diagnosa Hipertensi :20 orang
 Penyandang hipertensi yang mengikuti kegiatan Prolanis : 132 orang
 Penyandang Diabetes Melitus yang mengikuti Prolanis : 12 orang
 Penderita Hipertensi yang minum obat secara teratur : 100 orang
 Penderita hipertensi yang tekanan darah terkendal : 98 orang
 Penyandang Diabetes melitus yan gula darah terkendali : 65 orang
 Jumlah penyandang Hipertensi dan Diabetes Melitus usia > 40 tahun
yang diperiksa EKG : 150 orang.
 Jumlah peserta Prolanis : 35 orang

9) Tantangan /kendala
 Masyarakat belum semua sadar tentang pentingnya memeriksakan diri
ke Posbindu dan Puskesmas
 Untuk layanan UBM tenaga medis sudah siap , hanya pasien belum
ada
10)Solusi / Strategi yang dilakukan
Melakukan kunjungan Rumah, meningkatkan integrasi antar program, dan
lebih banyak memberikan edukasi kepada masyarakat.

 PUSKESMAS TAWIRI
 Kondisi
Puskesmas Tawiri merupakan Puskesmas Non Perawatan dengan
status Akreditasi Puskesmas yaitu “ PARIPURNA “. Puskesmas ini
memiliki 3 desa , dengan jumlah penduduk di wiliyah kerja Puskesmas
Tawiri sebanyak 16.046 Jiwa.
 Data SDM Kesehatan
- Dokter 2 orang- terlatih Pandu PTM 1 orang
- Perawat 12 orang, 2 diantaranya sudah terlatih PTM
- Tenaga Promkes - 2 orang
- Ahli Gizi 5 orang
- Kesmas  tidak ada
- ATLM 2 orang
 Data Pendukung Kegiatan P2PTM
Materi dan media KIE yang ada di puskesmas Poka antara lain Upaya
berhenti merokok, Algoritma Pandu PTM dan Charta Prediksi Risiko PTM
 Penerapan Kawasan Tanpa rokok
Belum maksimal di terapkan di wilayah kerja puskesmas Poka
 Kegiatan P2PTM di Puskesmas
Posbindu PTM belum ada masing menggunakan posyandu Lansia ,
direncanakan tahun ini akan dibentuk Posbindu Ptm
 Puskesmas Tawiri merupakan Puskesmas Prolanis dengan kegiatan yang
dilaksanakan antara lain : pemeriksaan Kesehatan, konsultasi, senam
Bersama dan penyuluhan.
 Kondisi Alat Kesehatan
Alat Kesehatan terkait untuk pelayanan penyakit tidak menular antara lain
Posbindu KIT 2 Paket
IVA KIT 1 paket
EKG 1 Buah
Alat pemeriksaan Gula darah -- > 7buah
Tensimeter -- > 15 buah,
 Capaian Program PTM
 Penduduk usia > 15 tahun yang dilakukan deteksi dini sebanyak 1497
 Penduduk > 15 tahun dengan peningkatan tekanan darah 254
 Penduduk usia > 15 – 39 tahun dengan peningkatan kadar gula
sewaktu sebanyak 34 orang
 Penduduk usia > 15 tahun yang di diagnosa Hipertensi :254 orang
 Penyandang hipertensi yang mengikuti kegiatan Prolanis : 132 orang
 Penyandang Diabetes Melitus yang mengikuti Prolanis : 29 orang
 Penderita Hipertensi yang minum obat secara teratur : 29 orang
 Penderita hipertensi yang tekanan darah terkendal : 29 orang
 Penyandang Diabetes melitus yan gula darah terkendali : 4 orang
 Jumlah penyandang Hipertensi dan Diabetes Melitus usia > 40 tahun
yang diperiksa EKG : 3 orang.
 Jumlah peserta Prolanis : 33 orang
 Tantangan /kendala
 Masyarakat belum semua sadar tentang pentingnya memeriksakan diri
ke Posbindu dan Puskesmas
 Posbindu PTM belum dibentuk, sehingga kegiatan PTM masih
berjalan dengan Posyandu Lansia
 Untuk layanan UBM tenaga medis sudah siap , hanya belum ada
ruang konseling
11)Solusi / Strategi yang dilakukan
 Melakukan kunjungan Rumah
 Meningkatkan integrasi antar program,
 Memberikan Penyuluhan setiap minggu ( senindalam Gedung )
 Penyuluhan luar gedung (posyandu Lansia )
 Memberikan edukasi kepada masyarakat.

E. Penutup
Demikian Laporan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya

Pelaksana : Tanda tangan


1. Usman La Abu , S.Kep …………………
NIP. 19780317 200003 1 004

2. Anike. R. Ngosiem ,SKM ………………….


NIP. 19870806 200904 2 002

Anda mungkin juga menyukai