Anda di halaman 1dari 8

BAOAN INFORMASI PEMERINTAH PEMERINTAH PEMERINTAH PEMERINTAH PEMERINTAH KOTA

GEOSPASIAL KABUPATEN NIAS KABUPATEN NIAS KABUPATEN NIAS KABUPATEN NIAS GUNUNGSITOLI
SELATAN UTARA BARAT

PERJANJIAN KERJA SAMA

ANTARA

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN/KOTA SE-KEPULAUAN NIAS

DENGAN

BADAN INFORMASI GEOSPASIAL

TENTANG

PEMETAAN WILAYAH CALON DAERAH OTONOM BARU


PROVINSI KEPULAUAN NIAS

NOMOR: 135/09/FKDH-KEPNI/2014
NOMOR: B-11.1/PPKS/PU02/2014

Pada hari ini SELASA tanggal SEBELAS bulan FEBRUARI tahun DUA RIBU EMPAT
BELAS, yang bertanda tangan di bawah ini:

Drs. Edward Zega, Bupati Nias Utara selaku koordinator Forum Kepala Daerah
B.Sc., MM. Se-Kepulauan Nias bertindak untuk dan atas nama
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota se-Kepulauan Nias,
berkedudukan di Lotu, Kabupaten Nias Utara, selanjutnya
disebut PIHAK KESATU.

F. Wahyutomo, SH Kepala Pusat Penelitian, Promosi dan Kerjasama Badan


Informasi Geospasial, dalam hal ini bertindak untuk dan atas
nama Badan Informasi Geospasial, di Jalan Raya Jakarta -
Bogor KM.46 Cibinong, Kabupaten Bogor,Provinsi Jawa
Barat, selanjutnya disebut PIHAK KEDUA.

PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA yang selanjutnya secara bersama-sama disebut
PARA PIHAK, terlebih dahulu mengingat:
1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 1997 tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 43, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 3693);
2. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2011 tentang Informasi Geospasial (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5214);
3. Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tahun 2007 tentang Jenis dan Tarif atas Jenis
Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berlaku pada Badan Koordinasi Survei dan
Pemetaan Nasional;
4. Peraturan Pemerintah Nomor 78 Tahun 2007 tentang Tata Cara Pembentukan,
Penghapusan, dan Penggabungan Daerah;
5. Amanat Presiden tentang Pembahasan Rancangan Undang-Undang 65 Daerah
Otonomi Baru di Indonesia, tanggal 27 Desember 2013;
6. Peraturan Presiden Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pengadaan Barang/JasaPemerintah,
sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Peraturan Presiden Nomor 70
Tahun2012;
7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 72/PMK.02/2013 tentang Standar Biaya Tahun
2014;
8. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 188 Tahun 2008 tentang Persetujuan Penggunaan
Sebagian Dana Penerimaan Negara Bukan Pajak yang berasal dari Penerimaan Negara
Bukan Pajak Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional;

dan memperhatikan:
1. Anggaran Badan Persiapan Pembentukan Provinsi Kepulauan Nias tahun Anggaran
2014;
2. Surat Forum Kepala Daerah se-Kepulauan Nias Nomor 135/19/BPP-PKN/2013 tanggal
19 November 2013 tentang Pembuatan Peta Wilayah Galon Provinsi Kepulauan Nias;
3. Surat Sekretaris Utama Badan Informasi Geospasial Nomor:B-29.3/SESMA/PK/01/2014
tanggal 29 Januari 2014 tentang Kerjasama Pembuatan Peta Wilayah Galon Provinsi
Kepulauan Nias.

bersepakat untuk mengadakan kerja sama dalam Pekerjaan Pemetaan Wilayah Galon
Daerah Otonom Baru (DOB) Provinsi Kepulauan Nias dengan ketentuan sebagai berikut:

PASAL 1
MAKSUD

Maksud Perjanjian Kerja Sama ini adalah untuk melaksanakan pekerjaan Pemetaan
Wilayah Galon DOB Provinsi Kepulauan Nias sesuai dengan kompetensi dan kewenangan
PARA PIHAK.

PASAL 2
OBYEK PERJANJIAN KERJA SAMA

Obyek Perjanjian Kerja Sama ini adalah Peta Galon DOB Provinsi Kepulauan Nias.

Halaman 2 dari 8
PASAL 3
RUANG LINGKUP

PARA PIHAK akan menjalin kerja sama yang efektif dan efisien dalam bidang Pemetaan
Wilayah Galon DOB Provinsi Kepulauan Nias dalam batas kemampuan keuangan dan
teknis yang dimiliki pada bidang pekerjaan sebagai berikut:
a. Persiapan.
1) Pengumpulan Data;
2) Review Data; dan
3) Kompilasi Data.
b. Editing dan Pembentukan Basis Data.
c. Pencetakan Peta.
1) Peta Galon DOB Provinsi Kepulauan Nias;
2) Peta Provinsi Sumatera Utara sebelum pemekaran; dan
3) Peta Provinsi Sumatera Utara setelah pemekaran.
d. Penyampaian Laporan Akhir.

PASAL 4
PENGATURAN TEKNIS

Untuk memfasilitasi pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini, PARA PIHAK membuat
pengaturan program atau rencana tindak yang tercakup dalam keseluruhan Perjanjian Kerja
Sama ini yang meliputi bidang pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 sesuai
dengan kesepakatan PARA PIHAK.

PASAL 5
PERENCANAAN DAN PENGAWASAN PEKERJAAN

Perencanaan dan pengawasan pekerjaan Pemetaan Wilayah Galon DOB Provinsi


Kepulauan Nias dilakukan oleh PIHAK KESATU dengan persetujuan PIHAK KEDUA.

PASAL 6
PELAKSANAAN

(1) Pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama dilaksanakan oleh PARA PIHAK sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
(2) Dalam pelaksanaan pekerjaan Perjanjian Kerja Sama ini, PIHAK KEDUA akan
menyerahkan Kerangka Acuan Kerja yang selanjutnya akan ditetapkan oleh PIHAK
KESATU.
(3) PARA PIHAK sepakat dalam pelaksanaan kerja sama ini akan menggunakan data-data
dan kondisi yang ada sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Halaman 3 dari 8
PASAL 7
JANGKA WAKTU PENYELESAIAN PEKERJAAN

Pelaksanaan pekerjaan harus diselesaikan oleh PIHAK KEDUA selambat-lambatnya 90


(sembilan puluh) hari kalender sejak ditandatanganinya Perjanjian Kerja Sama dan harus
diterima oleh PIHAK KESATU dalam keadaan lengkap dan baik yang disertai dengan
penyerahan pekerjaan yang dinyatakan dalam berita acara serah terima.

PASAL 8
PEMBIAYAAN

(1) PARA PIHAK secara pasti (fixed) telah sepakat untuk menyetujui harga pekerjaan
Pemetaan Wilayah Galon DOB Provinsi Kepulauan Nias, sebesar Rp.400.000.000,-
(EMPAT RATUS JUTA RUPIAH), dengan masing-masing rincian penggunaan sebagai
berikut:
1) Persiapan (pengumpulan, review, dan kompilasi data);
2) Editing dan Pembentukan Basis Data;
3) Proses Pencetakan Peta; dan
4) Penyampaian Laporan Akhir.
(2) Segala biaya yang timbul dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja Sama ini dibebankan
pada Anggaran Badan Pembentukan Persiapan Provinsi Kepulauan Nias Tahun 2014.
(3) Jumlah biaya pekerjaan tersebut diatas sudah termasuk segala biaya pengeluaran Pajak
dan biaya lain yang harus dibayar oleh PIHAK KEDUA sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.

PASAL 9
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KESATU

(1) PIHAK KESATU berhak :


a. Menetapkan Kerangka Acuan Kerja yang diusulkan PIHAK KEDUA;
b. Menetapkan Surat Tugas dan/atau Surat Perintah Kerja atas seluruh kegiatan dalam
pelaksanaan pekerjaan yang merupakan ruang lingkup dari Perjanjian Kerja Sama
ini yang akan dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA;
c. Memperoleh hasil pekerjaan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA dengan sebaik-
baiknya dalam bentuk peta dan Laporan Akhir Pemetaan Wilayah Galon DOB
Provinsi Kepulauan Nias; dan
d. Melaksanakan pengawasan dan pengendalian terhadap setiap tahapan kegiatan
dalam pelaksanaan pekerjaan yang dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA.
(2) PIHAK KESATU berkewajiban :
a. Memberikan bahan dan data yang diperlukan oleh PIHAK KEDUA sehubungan
pelaksanaan pekerjaan ini; dan
b. Melaksanakan pembayaran atas hasil pekerjaan yang akan dilaksanakan oleh
PIHAK KEDUA sesuai dengan Perjanjian Kerja Sama ini dengan besaran dan tata
cara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan Pasal 8, setelah adanya surat
permintaan dari PIHAK KEDUA.

Halaman 4 dari 8
PASAL10
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA

(1) PIHAK KEDUA berhak :


a. Memperoleh bahan dan data yang dibutuhkan sehubungan dengan kewajiban untuk
melaksanakan pekerjaan; dan
b. Menerima pembayaran atas pelaksanaan pekerjaan dan dengan besaran dan tata
cara sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan Pasal 8.
(2) PIHAK KEDUA berkewajiban :
a. Membuat Kerangka Acuan Kerja untuk mendapatkan penetapan dari PIHAK
KESATU;
b. Mengajukan usulan penawaran harga atas seluruh pelaksanaan pekerjaan;
c. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan perjanjian ini;
d. Melaksanakan pekerjaan secara profesional;
e. Menyerahkan daftar nama-nama pejabat, pegawai atau tenaga kerja yang
melaksanakan pekerjaan; dan
f. Menyerahkan hasil pekerjaan berupa so/teopydan hardcopy.

PASAL11
CARA PEMBAYARAN

(1) Pembayaran dilakukan secara langsung transfer ke rekening PNBP BIG di Bank BNI 46
Cabang Bogor Nomor 0003889370 atas nama Bendahara Penerimaan Satker
Sekretariat Utama BIG.
(2) Pembayaran biaya pelaksanaan pekerjaan dilakukan oleh PIHAK KESATU kepada
PIHAK KEDUA dengan cara 2 (dua) kali angsuran (termin), yaitu sebagai berikut:
a. Tahap Pertama (Termin I): pembayaran sebesar Rp 200.000.000,- (dua ratus juta
rupiah) setelah penandatanganan Perjanjian Kerja Sama ini; dan
b. Tahap Kedua (Termin II): pembayaran sebesar Rp 200.000.000,- (dua ratus juta
rupiah) dengan ketentuan dilaksanakan paling lambat paling lambat 30 (tiga puluh)
hari setelah penandatanganan Perjanjian Kerja Sama ini.

PASAL12
SANKSI DAN DENDA

(1) Dalam hal PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan pekerjaan dalam waktu yang telah
ditetapkan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7, maka PIHAK KEDUA dikenakan
denda keterlambatan sebesar 1/1000 (satu per seribu) dari nilai kontrak untuk setiap hari
keterlambatan.
(2) Maksimum denda kumulatif ditetapkan sebesar 5 % (lima persen) dari nilai kontrak.
(3) Apabila PIHAK KEDUA dalam melaksanakan pekerjaan tidak sesuai atau bertentangan
dengan Perjanjian Kerja Sama ini dan mengakibatkan kerugian PIHAK KESATU, maka
PIHAK KEDUA bertanggung jawab atas kerugian tersebut.

Halaman 5 dari 8
PASAL13
FORCE MAJEURE

(1) Yang dimaksud force majeure (keadaan memaksa) dalam Perjanjian Kerja Sama ini
adalah peristiwa-peristiwa yang berada diluar kemampuan PARA PIHAK yang dapat
mempengaruhi kinerja dan pelaksanaan pekerjaanPARA PIHAK yaitu:
a. Bencana alarm (gempa, tanah longsor, badai dan banjir);
b. Perang, revolusi, makar, huru hara, pemberontakan, kerusuhan dan kekacauan,
kebakaran; dan
c. Keadaan memaksa yang dinyatakan oleh pemerintah.
(2) Apabila terjadi force majeuremaka:
a. PIHAK KEDUA memberitahukan kepada PIHAK KESATU atau sebaliknya bahwa
telah terjadi keadaan memaksa;
b. PIHAK KESATU menyatakan secara tertulis kepada PIHAK KEDUA atau sebaliknya
bahwa telah terjadi keadaan memaksa;
c. Apabila dalam waktu 7 (tujuh) hari sejak terjadinya keadaan memaksa PIHAK
KESATU tidak membuat pernyataan sebagaimana dimaksud pada huruf b, maka
PIHAK KEDUA berhak mengajukan keadaan memaksa kepada PIHAK KESATU
untuk mendapatkan persetujuan tertulis;
d. Jika dalam waktu 3 x 24 (tiga kali dua puluh empat) jam sejak diterimanya
pemberitahuan PIHAK KEDUA kepada PIHAK KESATU tentang keadaan memaksa
tersebut, PIHAK KESATU tidak memberikan jawaban, maka PIHAK KESATU
dianggap menyetujui terjadinya keadaan memaksa tersebut;
e. PIHAK KEDUA segera melaporkan kemajuan pekerjaan pada saat keadaan
memaksa, setelah diperiksa oleh PIHAK KESATU; dan
f. Pembayaran PIHAK KESATU kepada PIHAK KEDUA dilakukan perhitungan
setelah PIHAK KEDUA menyelesaikan kewajibannya.

PASAL14
PENGAKHIRAN PERJANJIAN

(1) Perjanjian Kerja Sama ini dapat diakhiri oleh salah satu pihak sebelum Jangka Waktu
Perjanjian Kerja Sama sebagaimana dimaksud dalam pasal 7, berdasarkan hal-hal
sebagai berikut:
a. Kesepakatan bersama PARA PIHAK secara tertulis untuk mengakhiri Perjanjian
Kerja Sama ini;
b. Dalam jangka waktu 1 (satu) bulan berturut-turut terhitung dari tanggal
ditandatangani Perjanjian Kerja Sama ini, tidak atau belum memulai tugas
pekerjaannya;
c. Atas permintaan sendiri oleh PIHAK KEDUA dengan pemberitahuan selambat-
lambatnya 1 (satu) bulan sebelumnya dan wajib menyerahkan pekerjaan yang
selama ini telah dilaksanakan;
d. Salah satu pihak tidak memenuhi atau melanggar salah satu atau lebih ketentuan
yang diatur dalam Perjanjian Kerja Sama ini (wanprestasi) dan tetap tidak memenuhi
atau tidak berusaha untuk memperbaikinya setelah menerima surat teguran/
peringatan minimal 14 (empat belas) hari kalender; dan

Halaman 6 dari 8
e. Pengakhiran berlaku efektif dari salah satu pihak secara seketika 7 (tujuh) hari
terhitung dari tanggal teguran atau peringatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1d.

PASAL15
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

(1) Apabila terjadi perselisihan antara PARA PIHAK, maka akan diselesaikan secara
musyawarah.
(2) Apabila perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah, maka akan
diselesaikan oleh suatu Panitia Pendamai yang berfungsi sebagai juri/wasit yan g
dibentuk dan diangkat oleh PARA PIHAK dan terdiri dari 3 (tiga) orang antara lain:
a. Seseorang wakil dari PIHAK KESATU sebagai anggota;
b. Seseorang wakil dari PIHAK KEDUA sebagai anggota; dan
c. Seorang diluar PARA PIHAK yang ahli, sebagai ketua yang disetujui oleh PARA
PIHAK.
(3) Keputusan Panitia Pendamai ini mengikat PARA PIHAK dan biaya penyelesaian
perselisihan yang dikeluarkan akan ditanggung oleh PARA PIHAK.
(4) Jika Keputusan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) tidak dapat diterima oleh salah
satu pihak atau PARA PIHAK, maka perselisihan akan diteruskan melalui Pengadilan
Negeri Gunungsitoli.

PASAL16
LAIN-LAIN

(1) Informasi geospasial yang dihasilkan dari kerjasama ini diselenggarakan sesuai kaidah
teknis yang berlaku.
(2) Dalam hal Informasi geospasial sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan digunakan
untuk keperluan pemekaran wilayah, pembentukan DOB, atau hal-hal lain yang
mengikat secara hukum, maka informasi geospasial tersebut tidak mengikat kedudukan
PIHAK KEDUA di dalam forum eksekutif dan/atau legislatif terkait pemekaran wilayah
atau pembentukan DOB sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan.

PASAL17
PERUBAHAN

Segala sesuatu yang belum diatur dalam Perjanjian Kerja Sama ini atau perubahan-
perubahan yang dipandang perlu oleh PARA PIHAK, akan diatur lebih lanjut dalam
Perjanjian Kerja Sama Tambahan (Addendum) dan merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari Perjanjian Kerja Sama ini.

Halaman 7 dari 8
PASAL18
PENUTUP

Perjanjian Kerja sama ini dibuat rangkap 2 (dua) bermeterai cukup dan mempunyai kekuatan
hukum yang sama, masing-masing untuk PIHAK KESATU dan PIHAK KEDUA serta
tembusannya disampaikan kepada pihak-pihak lain yang berkepentingan dan ada
hubungannya dengan pekerjaan ini.

PIHAK KEDUA AK KESATU

E.Wahvuteftfo. SHfr

Halaman 8 dari 8

Anda mungkin juga menyukai