Anda di halaman 1dari 4

1.

Eye Level Shot: Mengambil gambar sejajar dengan tinggi mata subjek, memberikan
kesan natural dan realistis.

2. Low Angle Shot: Mengambil gambar dari posisi rendah, memberikan kesan kekuatan
dan keagungan pada subjek.

3. High Angle Shot: Mengambil gambar dari posisi tinggi, memberikan kesan kecil dan
lemah pada subjek.

4. Bird's Eye View: Mengambil gambar dari sudut pandang langit, memberikan kesan
pandangan yang luas dan menyeluruh.

5. Worm's Eye View: Mengambil gambar dari sudut pandang tanah, memberikan kesan
yang menjulang tinggi pada subjek.

6. Wide Shot: Mengambil gambar yang luas, menangkap subjek dan lingkungan
sekitarnya.

7. Medium Shot: Mengambil gambar yang memotret subjek dari kepala hingga lutut,
memberikan fokus pada subjek dan sedikit lingkungan.

8. Close-Up Shot: Mengambil gambar yang berfokus pada bagian tertentu dari subjek,
seperti wajah atau detail kecil.

9. Extreme Close-Up Shot: Mengambil gambar dengan jarak sangat dekat, memberikan
fokus yang sangat detail pada subjek.

10. Establishing Shot: Mengambil gambar yang mengenalkan lingkungan atau lokasi
kepada pemirsa.

11. Over-the-Shoulder Shot: Mengambil gambar dari sudut pandang di belakang bahu
seseorang, memberikan kesan keterlibatan dan perspektif.

12. Dutch Angle: Mengambil gambar dengan kemiringan kamera yang tidak biasa,
memberikan kesan ketegangan atau ketidakstabilan.

13. Portrait Shot: Mengambil gambar subjek secara vertikal, memotret wajah atau
tubuh dari dada ke atas.

14. Landscape Shot: Mengambil gambar secara horizontal, fokus pada pemandangan luas
dan area yang lebar.

15. Aerial Shot: Mengambil gambar dari sudut pandang udara, seperti dari helikopter
atau drone.

16. Panning Shot: Mengambil gambar dengan mengikuti gerakan subjek, memberikan efek
blur pada latar belakang.

17. Tilt Shift Shot: Menggunakan lensa tilt-shift untuk menciptakan efek "miniatur"
pada pemandangan.

18. Silhouette Shot: Mengambil gambar subjek dengan latar belakang terang, sehingga
hanya menampilkan garis tepi subjek.

19. Reflection Shot: Mengambil gambar yang memanfaatkan pantulan pada permukaan air
atau cermin.

20. Symmetry Shot: Mengambil gambar yang memanfaatkan simetri atau keseimbangan
dalam komposisi.
21. Leading Lines Shot: Mengambil gambar yang menggunakan garis atau pola untuk
mengarahkan mata ke subjek utama.

22. Fisheye Shot: Mengambil gambar menggunakan lensa fisheye untuk menciptakan
distorsi dan sudut pandang yang ekstrem.

23. Split Shot: Mengambil gambar yang memisahkan subjek dan latar belakang secara
visual, seperti melalui cermin atau batas air.

24. Rule of Thirds Shot: Mengambil gambar dengan menempatkan subjek pada titik
pertemuan garis imajiner yang membagi frame menjadi sembilan bagian.

25. Canted Angle: Mengambil gambar dengan sudut kemiringan kamera yang tidak lurus,
memberikan kesan dinamis atau ketidakseimbangan.

26. Dolly Shot: Mengambil gambar dengan menggerakkan kamera secara paralel
mengikuti subjek, memberikan kesan pergerakan dan dinamika.

27. Zoom Shot: Mengambil gambar dengan mengganti panjang fokus lensa secara
bertahap, memberikan efek pemandangan yang berubah.

28. Point of View (POV) Shot: Mengambil gambar dari sudut pandang subjek,
memberikan kesan subjektif dan melibatkan pemirsa.

29. Aerial Panorama: Mengambil gambar panorama dari sudut pandang udara, memberikan
pandangan yang luas dan menyeluruh.

30. Forced Perspective: Mengambil gambar dengan memanipulasi perspektif, memberikan


kesan ilusi optik yang menipu mata.

31. Upward Angle: Mengambil gambar dari sudut pandang bawah yang miring ke atas,
memberikan kesan kekuatan dan monumentalitas pada subjek.

32. Downward Angle: Mengambil gambar dari sudut pandang atas yang miring ke bawah,
memberikan kesan kelemahan dan kecilnya subjek.

33. Golden Ratio Shot: Mengambil gambar dengan menempatkan subjek pada titik
pertemuan garis imajiner yang membagi frame berdasarkan rasio emas (1:1,618).

34. Framing Shot: Mengambil gambar dengan menempatkan subjek dalam bingkai alami
atau buatan, seperti jendela atau pintu.

35. Action Shot: Mengambil gambar yang menangkap momen gerakan, memberikan kesan
dinamis dan penuh aksi.

36. Bird in Flight Shot: Mengambil gambar burung saat terbang, biasanya dengan
shutter speed yang sangat cepat untuk membekukan gerakannya.

37. Star Trails Shot: Mengambil gambar dengan exposure yang sangat lama untuk
menangkap jejak pergerakan bintang di langit malam.

38. Panoramic Shot: Mengambil beberapa gambar dalam urutan kemudian


menggabungkannya untuk menciptakan gambar panorama yang luas.

39. Macro Shot: Mengambil gambar close-up dari subjek kecil seperti serangga atau
bunga, biasanya dengan lensa makro.

40. Motion Blur Shot: Mengambil gambar dengan menggunakan shutter speed lambat
untuk menciptakan efek blur pada subjek yang bergerak.

41. Bulb Shot: Mengambil gambar dengan membuka rana secara manual selama beberapa
detik atau menit untuk menciptakan efek pencahayaan kreatif.

42. Long Exposure Shot: Menggunakan exposure yang lama, biasanya beberapa detik
atau menit, untuk menghasilkan efek air atau awan yang lembut.

43. Time Lapse Shot: Mengambil rangkaian foto dalam interval waktu tertentu,
kemudian menggabungkannya menjadi video untuk menunjukkan perubahan yang terjadi
dalam jangka waktu yang lama.

44. Infrared Shot: Mengambil gambar dengan menangkap cahaya inframerah menggunakan
filter atau kamera IR untuk mendapatkan efek surreal.

45. Drone Shot: Mengambil gambar dari sudut pandang udara menggunakan drone,
memungkinkan komposisi yang dinamis dan menarik.

46. Contre-Jour Shot: Mengambil gambar dengan subjek sebagai siluet di depan sumber
cahaya terang.

47. Vertorama Shot: Mengambil panorama vertikal dengan memutar kamera 90 derajat.

48. Brenizer Method: Mengambil banyak foto crop lalu menggabungkannya untuk
mensimulasikan efek depth of field dangkal dari lensa panjang.

49. Light Painting: Mengambil gambar dengan exposure panjang dan memanipulasi
sumber cahaya saat rana terbuka.

50. Smoke Bomb Photography: Mengambil gambar dengan menggunakan asap berwarna untuk
menciptakan efek dramatis.

51. Levitation Photography: Mengambil gambar dengan memosisikan subjek seolah-olah


melayang.

52. Through the Window Shot: Mengambil gambar dari dalam melalui jendela untuk
memisahkan subjek dengan frame.

53. Reflection Shot with a Twist: Mengambil gambar refleksi yang ditambahkan dengan
teknik lain seperti water drop refraction.

54. Over-Under Split Shot: Mengambil gambar separuh di atas air dan separuh di
bawah air.

55. Astro Shot: Mengambil gambar objek luar angkasa seperti bintang, galaksi, dan
planet.

56. Through the Viewfinder Shot: Mengambil gambar dari sudut pandang melihat
melalui jendela viewfinder kamera lain.

57. Selfie Shot: Mengambil gambar diri sendiri, biasanya dengan menggunakan lengan
terjulur atau tongkat selfie.

58. Anamorphic Shot: Menggunakan lensa anamorfik untuk menciptakan aspek rasio yang
lebih lebar dan distorsi khas.

59. Tilt Shift Miniature Faking: Menggunakan teknik pascaproduksi untuk


menyimulasikan efek tilt-shift dan menciptakan ilusi miniatur.
60. Glass Ball Photography: Mengambil gambar dengan bola kaca transparan untuk
menciptakan refleksi dan distorsi unik.

61. Intentional Camera Movement: Menggerakkan kamera secara sengaja saat mengambil
gambar untuk menciptakan efek blur artistik.

62. Bokeh Photography: Memanfaatkan efek blur pada latar belakang untuk menciptakan
pola bokehlicious.

63. Kinetic Photography: Mengambil gambar objek yang bergerak dengan exposure
panjang untuk menangkap jejak gerakannya.

64. Rotoscoping: Menggabungkan elemen animasi dengan gambar live-action untuk


menciptakan efek surreal.

65. Stereographic Projection: Mengambil gambar dengan lensa fish-eye dan


memanipulasinya untuk menciptakan efek planet kecil.

Anda mungkin juga menyukai