Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Kelompok Mata Kuliah Teknologi dan Keamanan
Pangan
Dosen Pengampu: Mufti Ghaffar., S.Pd., M,Si
Disusun oleh:
Kelompok 2 Kelas D
Risna Nurbani Alfatsya NPM. 224102094
Aldisa Trinanda Putri NPM. 224102099
Erena Wafa Iftinan N. NPM. 224102101
Suci Zanjabila NPM. 224102103
Intan Tiara Patimah NPM. 224102107
Nindi Nur Holisa NPM. 224102108
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT. atas karunia-Nya makalah ini dapat
terselesaikan. Shalawat serta salam semoga tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW., keluarganya, sahabatnya, serta sampai pada kita sebagai umatnya yang setia
hingga akhir zaman.
Makalah ini berjudul “Laporan Pengamatan IRTP Industri Rumahan Ladu Ketan
Citra Rasa di Bungursari Kota Tasikmalaya”. Makalah ini membahas laporan
mengenai teknologi dan keamanan pangan dalam pembuatan produk dengan skala
industri rumah tangga. Tentunya dalam Pembuatan makalah ini dibantu oleh banyak
pihak baik langsung maupun tidak langsung, oleh karena itu kami mengucapkan terima
kasih kepada Bapak Mufti Ghaffar., S.Pd., M,Si selaku dosen mata kuliah Teknologi
dan Keamanan Pangan, serta kepada semua pihak yang telah mendukung penulis.
Penulisan makalah ini masih mempunyai banyak kekurangan karena terbatasnya
pengetahuan, karena itu diharapkan adanya kritik serta saran untuk membangun
penulisan makalah yang lebih baik kedepannya.Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembacanya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI........................................................................................................................... ii
E. Kesimpulan .................................................................................................................... 15
F. Saran ............................................................................................................................... 15
LAMPIRAN.......................................................................................................................... 16
ii
A. Data Umum Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP)/Unit Produksi/Ruang
Penyimpanan
1. Nama dan Alamat Fasilitas : Ladu Ketan Citra Rasa, Sukasari RT.03 RW.07
Kelurahan Bungursari, Kecamatan Bungursari,
Kota Tasikmalaya.
2. Pemilik Fasilitas : Perorangan
3. Penanggungjawab : Naufal Abdullah Rabbani
4. Kabupaten/Kota : Kota Tasikmalaya
5. Provinsi : Jawa Barat
6. Nomor P-IRT : P-IRT 2053278010395-27
7. Jenis Pangan IRT : Tepung dan hasil olahannya
8. Tanggal (tgl/bln/tahun) : Rabu, 15 november 2023
9. Nama Pengawas Pangan Kabupaten/Kota : -
10. Tujuan Pemeriksaan : Pemeriksaan Rutin IRTP
1
e) Cara penetapan ketidaksesuaian dan pengisian kolom ketidaksesuaian sebagai
berikut :
(1) Jika dalam 1 (satu) elemen ada beberapa unsur, meskipun hanya 1 (satu) unsur
saja yang tidak memenuhi persyaratan CPPB-IRT atau kondisi IRTP hanya
sesuai dengan salah 1 (satu) unsur pernyataan negatif pada elemen yang
diperiksa, maka kolom ketidaksesuaian diisi dengan tanda “√”pada kotak yang
ada di kolom ketidaksesuaian.
(2) Tidak diperkenankan untuk membubuhi tanda “√”di luar kotak yang telah
disediakan.
Level IRTP: IV
2
D. Kolom Level IRTP, Jadwal Frekuensi sistem Audit Internal
1. Pemeriksa sarana produksi pangan dilakukan berdasarkan Cara Produksi Pangan yang
Baik untuk Industri Rumah Tangga (IRT)
2. Bubuhkan tanda centang (v) apabila jawaban ya pada kotak dalam kolom yang telah
disediakan menurut kategori ketidaksesuaian, yaitu Minor (MI), Mayor (MA), Serius (SE),
atau Kritis (KR) yang ditemukan dalam pemeriksaan.
3
Tabel Ketidaksesuaian Sarana Produksi Pangan IRT
MI MA SE KR
C. PERALATAN PRODUKSI
4
8 Air bersih tidak tersedia dalam jumlah yang cukup
untuk memenuhi seluruh kebutuhan produksi
5
18 Tidak ada Penanggung Jawab higiene karyawan ✓
G. PENYIMPANAN
H PENGENDALIAN PROSES
6
28 BTP tidak diberi penandaan dengan benar
I. PELABELAN PANGAN
K. PENARIKAN PRODUK
L. PENCATATAN DOKUMENTASI
M. PELATIHAN KARYAWAN
7
37 IRTP tidak memiliki program pelatihan keamanan
pangan untuk karyawan
Lokasi IRTP terdapat di belakang rumah, IRTP terbagi menjadi 2 ruangan yaitu
sebagai tempat produksi dan pengemasan. Lingkungan tempat produksi terlihat bahwa
tempatnya terlihat kotor, terdapat debu, untuk pencahayaannya remang-remang dengan
ventilasi. Di belakang tempat produksi terdapat kolam yang tidak terpakai dan gudang
penyimpanan. Persis di depan kolam merupakan tempat pengolahan atau produksi ladu
menggunakan alat besar.
2. Bangunan dan Fasilitas Lantai, dinding, dan langit-langit, tidak terawat, kotor,
berdebu dan atau berlendir. Ventilasi, pintu, dan jendela tidak terawat, kotor,
dan berdebu
8
Tidak semua ruangan terdapat langit-langit yang tidak terawat, di ruangan
pengemasan langit-langit ruangannya masih bersih dan terawat, tetapi lantai kotor dan
berdebu. Ventilasi yang dimiliki di ruang pengemasan sudah cukup memadai, tetapi
proses produksi atau pengolahan dilakukan di ruangan terbuka, tepatnya di depan kolam.
3. Peralatan Produksi tidak dipelihara, dalam keadaan kotor, dan tidak menjamin
efektifnya sanitasi.
Peralatan produksi terlihat kurang dijaga kebersihannya, alat memasak bahan baku
terlihat kotor oleh arang dikarenakan memasak langsung dengan bara api. Terlihat belum
ada pembersihan rutin dari peralatan produksi yang telah digunakan sehingga kurang
menjamin efektifnya sanitasi. Terlihat juga alat produksi yang direndam air dan air
rendaman dibiarkan begitu saja.
4. Suplai air bersih tersedia dalam jumlah yang cukup untuk memenuhi seluruh
kebutuhan produksi
Suplai air bersih menggunakan sumur yang ditutup rapat oleh semen sehingga tidak
memungkinkannya terjadi kontaminasi dari luar, lokasi sumur pun terletak didepan
tempat produksi sehingga tidak akan tercemari oleh limbah sisa produksi. Proses suplai
9
air bersih cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhan produksi dan dialirkan
menggunakan mesin.
10
Karyawan dibagian produksi pangan tidak mengenakan pakaian kerja dan/atau
mengenakan perhiasan. Tidak ada Penanggung Jawab higiene karyawan. Hewan
peliharaan terlihat berkeliaran di sekitar dan di dalam ruang produksi pangan. Sampah di
lingkungan dan di ruang produksi tidak segera dibuang.
7. Penyimpanan
8. Pengendalian Proses
berbahaya, dan bahan tambahan pangan yang tidak sesuai dengan persyaratan
11
penggunaannya. IRTP mempunyai dan mengikuti bagan alir produksi pangan. IRTP
menggunakan bahan kemasan khusus untuk pangan. IRTP tidak menggunakan BTP
apapun dalam bahan baku dan proses produksinya.
9. Pelabelan Pangan
12
11. Penarikan Produk
Pemilik IRTP melakukan penarikan produk pangan yang tidak aman dan gagal
dalam proses produksinya. Produk yang gagal dan tidak aman tidak akan melewati proses
pengemasan apalagi dijual. Pemilik IRTP juga memberlakukan penarikan barang, retur
atau pengembalian pada produk yang dijual jika sudah dalam keadaan rusak atau tidak
layak jual. Biasanya produk bertahan 1-4 minggu.
13
Level I Setiap Dua Bulan 1 1 0 0
NA : Tidak Relevan
Catatan:
● SPP-IRT diberikan apabila IRTP masuk level I II
● IRTP yang masuk peringkat Level I, harus melakukan audit internal dengan frekuensi
minimal 1(satu) kali dalam 2 (dua) bulan
● IRTP yang masuk peringkat level II, harus melakukan audit internal dengan frekuensi
minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan
● IRTP yang masuk peringkat level III, harus melakukan audit internal dengan frekuensi
minimal 1 (satu) kali dalam 2 (dua) minggu
● IRTP yang masuk peringkat level IV, harus melakukan audit internal setiap hari
Setelah dilihat dari Tabel Ketidaksesuaian Sarana Produksi Pangan IRT jumlah
ketidaksesuaian Kritis yaitu 2, jumlah ketidaksesuain Serius 6, jumlah ketidaksesuaian Mayor
2, dan jumlah ketidaksesuaian Minor 0. Jika dilihat dari keterangan penentuan jadwal
frekuensi sistem audit internal didapatkan hasil:
1. Dari hasil pemeriksaan tersebut didapatkan ketidaksesuaian minor 0, sehingga IRTP
masuk peringkat Level I, dimana harus melakukan audit internal dengan frekuensi
minimal 1(satu) kali dalam 2 (dua) bulan.
2. Dari hasil pemeriksaan tersebut didapatkan ketidaksesuaian mayor 2, sehingga IRTP
masuk peringkat Level II, dimana harus melakukan audit internal dengan frekuensi
minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu) bulan.
3. Dari hasil pemeriksaan tersebut didapatkan ketidaksesuaian serius 6 atau >5, sehingga
IRTP masuk peringkat Level IV, dimana harus melakukan audit internal setiap hari
4. Dari hasil pemeriksaan tersebut didapatkan ketidaksesuaian kritis 2 atau >1, sehingga
IRTP masuk peringkat Level IV, dimana harus melakukan audit internal setiap hari.
Jadi jika dijumlah keseluruhan berjumlah 10 termasuk level IV, dimana jadwal frekuensi
sistem audit internal harus dilakukan setiap hari.
14
E. Kesimpulan
1. PIRT atau dikenal dengan SPP-IRT (Sertifikat Produksi Pangan Industri Rumah
Tangga) merupakan jaminan tertulis yang diberikan oleh bupati atau walikota terhadap
hasil produksi IRT yang memenuhi syarat dan standar keamanan tertentu dalam rangka
produksi dan peredaran produk pangan.
2. Pengamatan IRTP bertujuan untuk melaksanakan pemeriksaan IRTP pada Industri
rumahan Ladu Ketan Citra Rasa di Bungursari Kota Tasikmalaya, yang dilakukan pada
tanggal 15 November 2023 oleh Kelompok 2 Kelas D.
3. Setelah dilakukan pemeriksaan didapat jumlah ketidaksesuaian Kritis yaitu 2, jumlah
ketidaksesuain Serius 6, jumlah ketidaksesuaian Mayor 2, dan jumlah ketidaksesuaian
Minor 0.
4. Ketidaksesuaian minor berjumlah 0, sehingga IRTP masuk peringkat Level I, dimana
harus melakukan audit internal dengan frekuensi minimal 1(satu) kali dalam 2 (dua)
bulan
5. Ketidaksesuaian mayor berjumlah 2, sehingga IRTP masuk peringkat Level II, dimana
harus melakukan audit internal dengan frekuensi minimal 1 (satu) kali dalam 1 (satu)
bulan
6. Ketidaksesuaian serius berjumlah 6 atau >5, sehingga IRTP masuk peringkat Level IV,
dimana harus melakukan audit internal setiap hari
7. Ketidaksesuaian kritis berjumlah 2 atau >1, sehingga IRTP masuk peringkat Level IV,
dimana harus melakukan audit internal setiap hari.
8. Keseluruhan ketidaksesuaian berjumlah 10 dimana disimpulkan termasuk level IV, dan
jadwal frekuensi sistem audit internal harus dilakukan setiap hari.
F. Saran
Laporan yang memuat pembahasan tentang Laporan Kunjungan Industri Rumah Tangga
Pangan pada Usaha Ladu Ketan Citra Rasa ini sangatlah jauh dari kesempurnaan. Maka penulis
membutuhkan kritik dan saran atas kesempurnaan makalah ini di masa yang akan datang.
Makalah ini hanyalah sebatas tugas mata kuliah Teknologi Keamanan Pangan akan tetapi insya
Allah dibalik semua ini ada manfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi semua pembaca.
15
LAMPIRAN
Lampiran 1 Lampiran 2
Lampiran 3 Lampiran 4
16
Lampiran 5 Lampiran 6
Lampiran 7 Lampiran 8
17