Anda di halaman 1dari 124

ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN KERJA

PADA HOME INDUSTRI PENGGILINGAN PADI RT09/RW02 DESA


CIJUREY KECAMATAN GEGERBITUNG KABUPATEN SUKABUMI

LAPORAN
Diajukan untuk memenuhi mata kuliah Keperawatan Kesehatan Kerja
Pada Program Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi

Disusun Oleh :
Kelompok 6

Agung Paizal H (C1AC20004) Mustika Rizka Addawiyah (C1AC20072)


Alifia Rahmayani S (C1AC20007) Nandang Aprilianto (C1AC20076)
Fitria Suryaningsih (C1AC20045) Nida Nur Rahmatillah (C1AC20079)
Muchammad Sidiq R (C1AC20068) Sri Rahayu (C1AC20108)
Muhammad Faisal A (C1AC20071) Wina Nurul Wahyuni (C1AC20125)

PROGRAM PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN SUKABUMI
KOTA SUKABUMI
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, sholawat serta salam
tercurah kepada junjunan nabi kita yaitu Muhamad SAW, beserta para sahabatnya
para pengikutnya hingga akhir jaman. Alhamdulilah kami dapat menyelesaikan
penyusunan “Asuhan Keperawatan Kesehatan Kerja Pada Home Industri
Penggilingan Padi RT09/RW02 Desa Cijurey Kecamatan Gegerbitung
Kabupaten Sukabumi ”.
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata ajar
Keperawatan Kesehatan Kerja pada program profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Sukabumi. Kegiatan praktik dan penyusunan laporan ini dapat
diselesaikan pula atas bantuan, bimbingan dan kerjasama berbagai pihak. Untuk itu
bersama dengan ini kami ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Iwan Permana S.KM, S.Kep, M.Kep selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Sukabumi.
2. Rosliana Dewi, S.Kp., M.H.Kes., M.Kep selaku Ketua Program Profesi Ners
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Sukabumi.
3. Herlina Lidiyawati, S.Kep.,Ners, M.Kep. selaku Dosen Pembimbing Mata
Kuliah Keperawatan Kesehatan Kerja pada Program Profesi Ners Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan Sukabumi.
4. H. Suminta Sebagai Pemilik Home Industri Penggilingan Padi Di RT09/RW02
Desa Cijurey Kecamatan Gegerbitung Kabupaten Sukabumi
5. Pegawai Home Industri Penggilingan Padi Di RT09/RW02 Desa Cijurey
Kecamatan Gegerbitung Kabupaten Sukabumi
6. Rekan- rekan kelompok 6 Program Profesi Ners yang telah menyelesaikan
laporan ini

i
Kami menyadari bahwa laporan ini masih memiliki kekurangan, hal itu
karena keterbatasan kami sebagai mahasiswa yang dalam hakikatnya sebagai
manusia. Oleh karena itu permohonan maaf kami haturkan sebelumnya serta segala
kritik dan saran sangat kami harapkan adanya.
Harapan kami semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang berkepentingan dalamnya.

Sukabumi, November 2020

Kelompok 6

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL...................................................................................................v
DAFTAR DIAGRAM..........................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................2
C. Manfaat........................................................................................................3
D. Metode Penulisan.........................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................5
A. Konsep Dasar Keselamatan, Keamanan Dan Kesehatan Kerja...................5
B. Konsep Lingkungan Yang Tidak Sehat.....................................................23
C. Konsep Alat Pelindung Diri (APD)...........................................................29
D. Asuhan Keperawatan Kesehatan Kerja......................................................30
BAB III PELAKSANAAN ASUHAN KEPERAWATAN................................35
A. Hasil Kajian................................................................................................35
B. Analisa Data...............................................................................................41
C. Diagnosa Keperawatan...............................................................................45
D. Intervensi NIC NOC..................................................................................47
E. Plan Of Action (POA)................................................................................55
F. Implementasi dan Evaluasi........................................................................60
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................70
BAB V PENUTUP................................................................................................74
A. Kesimpulan................................................................................................74
B. Saran...........................................................................................................75

iii
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................76
LAMPIRAN

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Analisa Data Kurangnya Pemeliharaan Kesehatan Dan Defisiensi


Pengetahuan Di Tempat Penggilingan Padi Di Rt 09/Rw 02 Desa
Cijurey Kecamatan Gegerbitung Kabupaten Sukabumi
Tabel 3.2 Skala Prioritas Hasil Analisa Data Kurangnya Pemeliharaan Kesehatan
Di Tempat Penggilingan Padi Di Rt09/Rw02 Desa Cijurey Kecamatan
Gegerbitung Kabupaten Sukabumi
Tabel 3.3 Skala Prioritas Hasil Analisa Data Defesiensi Pengetahuan Di Tempat
Penggilingan Padi Di Rt09/Rw02 Desa Cijurey Kecamatan Gegerbitung
Kabupaten Sukabumi
Tabel 3.4 Diagnosis Keperawatan Kurangnya Pemeliharaan Kesehatan Dan
Defesiensi Pengetahuan Di Tempat Penggilingan Padi Di Rt09/Rw02
Desa Cijurey Kecamatan Gegerbitung Kabupaten Sukabumi
Tabel 3.5 Tabel Intervensi NOC NIC Kurangnya Pemeliharaan Kesehatan Di
Tempat Penggilingan Padi Di Rt09/Rw02 Desa Cijurey Kecamatan
Gegerbitung Kabupaten Sukabumi
Tabel 3.6 Tabel Intervensi NOC NIC Defesiensi Pengetahuan Pada Para Pekerja Di
Tempat Penggilingan Padi Di Rt09/Rw02 Desa Cijurey Kecamatan
Gegerbitung Kabupaten Sukabumi
Tabel 3.7 Tabel Plan Of Action (POA) Kurangnya Pemeliharaan Kesehatan Dan
Defesiensi Pengetahuan Pada Para Pekerja Di Tempat Penggilingan
Padi Di Rt09/Rw02 Desa Cijurey Kecamatan Gegerbitung Kabupaten
Sukabumi
Tabel 3.8 Tabel Implementasi Dan Evaluasi Pada Para Pekerja Di Tempat
Penggilingan Padi Di Rt09/Rw02 Desa Cijurey Kecamatan
Gegerbitung Kabupaten Sukabumi

v
Tabel 3.9 Tabel Catatan perkembangan Pada Para Pekerja Di Tempat Penggilingan
Padi Di Rt09/Rw02 Desa Cijurey Kecamatan Gegerbitung Kabupaten
Sukabumi

vi
DAFTAR DIAGRAM

Diagram 3.1 Distribusi Frekuensi Data Demografi Responden Berdasarkan jenis


kelamin di tempat Penggilingan Padi di RT09/RW02 Desa Cijurey
Kecamatan Gegerbitung Kabupaten Sukabumi
Diagram 3.2 Distribusi Frekuensi Data Demografi Responden Berdasarkan Masa
Kerja di tempat Penggilingan Padi di RT09/RW02 Desa Cijurey
Kecamatan Gegerbitung Kabupaten Sukabumi
Diagram 3.3 Distribusi Frekuensi Data Demografi Responden Berdasarkan Usia di
Tempat Penggilingan Padi di RT09/RW02 Desa Cijurey Kecamatan
Gegerbitung Kabupaten Sukabumi
Diagram 3.4 Distribusi Frekuensi Data Demografi Responden Berdasarkan
Pendidikan di Tempat Penggilingan Padi di RT09/RW02 Desa Cijurey
Kecamatan Gegerbitung Kabupaten Sukabumi
Diagram 3.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban kuesioner tentang
faktor keselamatan dan kesehatan kerja di Penggilingan Padi di
RT09/RW02 Desa Cijurey Kecamatan Gegerbitung Kabupaten
Sukabumi
Diagram 3.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban kuesioner tentang
lingkungan kerja di tempat Penggilingan Padi di RT09/RW02 Desa
Cijurey Kecamatan Gegerbitung Kabupaten Sukabumi
Diagram 3.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban kuesioner tentang
alat pelindung diri di tempat Penggilingan Padi di RT09/RW02 Desa
Cijurey Kecamatan Gegerbitung Kabupaten Sukabumi

vii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian


Lampiran 2 Hasil Output SPSS
Lampiran 3 Berita Acara
Lampiran 4 Satuan Acara Penyuluhan
Lampiran 5 Dokumentasi
Lampiran 6 Lembar Balik
Lampiran 7 Leaflet

viii
ix
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmani maupun rohaniah
tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil karya dan budaya
untuk menuju masyarakat adil dan makmur, serta menciptakan perlindungan dan
keamanan dari resiko kecelakaan dan bahaya baik fisik, mental maupun emosional
terhadap pekerja, perusahaan, masyarakat dan lingkungan (Sucipto, 2014).
Era globalisasi, K3 telah menjadi sebuah kebutuhan dalam setiap bagian
kerja baik yang berada dilapangan ataupun didalam ruangan. K3 adalah suatu
bentuk usaha atau upaya bagi para pekerja untuk memperoleh jaminan atas
keselamatan dan kesehatan kerja dalam melakukan pekerjaan yang dapat
mengancam dirinya baik berasal dari individu maupun lingkungan kerjanya.
Dalam Undang-Undang Nomor 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, pasal 23
menyatakan bahwa upaya K3 harus diselengarakan disemua tempat kerja,
khususnya tempat kerja yang mempunyai resiko bahaya kesehatan (Yuwono &
Yuanita, 2015).
Indonesia merupakan negara berkembang yang dalam usahanya untuk
mencapai pertumbuhan ekonomi salah satunya mengandalkan pada sektor industri.
Saat ini perkembangan industri di Indonesia semakin pesat sehingga Indonesia
banyak terdapat berbagai jenis industri. Industri tersebut dalam mengelola
aktivitasnya menggunakan berbagai macam tingkat teknologi mulai dari teknologi
yang sederhana hingga teknologi maju. Semakin tinggi teknologi yang digunakan,
semakin tinggi pula risiko bahaya yang dihadapi. Penerapan Kesehatan, Keamanan
dan Keselamatan Kerja (K3) di dunia kerja merupakan unsur yang sangat penting,
karena jika tidak ditangani secara baik akan membahayakan para pekerja.

1
2

Menurut Soeaidy (1996) dalam Ardiansyah (2015) Setiap tempat kerja


wajib menyelenggarakan kesehatan kerja dengan pendekatan pemeliharaan,
peningkatan kesehantan (promotif), pencegahan penyakit (preventif), pemulihan
kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu, dan
berkesinambungan sehingga dapat terwujud derajat kesehatan masyarakat yang
optimal.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara kepada pemilik dan pekerja
Home Industri Penggilingan Padi di RT09/RW02 Desa Cijurey Kecamatan
Gegerbitung Kabupaten Sukabumi bahwa sebanyak lima orang pekerja dalam
menggiling padi berada di lingkungan kerja yang tidak sehat dan tidak memakai
APD alesannya karena jika memakai APD akan lama dalam proses produksi dan
menghambat pekerjaan. Namun tidak pernah ada kejadian kecelakaan selama ini.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengaplikasikan Asuhan Keperawatan Kesehatan Kerja di Home Industri
Penggilingan Padi di RT 09/RW02 Desa Cijurey Kecamatan Gegerbitung Kabupaten
Sukabumi.
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian Asuhan Keperawatan Kesehatan Kerja (K3)
terhadap para pekerja di Home Industri Penggilingan Padi di RT09/RW02
Desa Cijurey Kecamatan Gegerbitung Kabupaten Sukabumi.
b. Menetukan Masalah Kesehatan Asuhan Keperawatan Kesehatan Kerja di
Home Industri Penggilingan Padi di RT09/RW02 Desa Cijurey
Kecamatan Gegerbitung Kabupaten Sukabumi.
c. Menyusun Perencanaan Asuhan Keperawatan Kesehatan Kerja Di Home
Industri Penggilingan Padi di RT09/RW02 Desa Cijurey Kecamatan
Gegerbitung Kabupaten Sukabumi.
3

d. Melakukan Implementasi Asuhan Keperawatan Kesehatan Kerja Di


Home Industri Penggilingan Padi di RT09/RW02 Desa Cijurey
Kecamatan Gegerbitung Kabupaten Sukabumi.
e. Melakukan Evaluasi Asuhan Keperawatan Kesehatan Kerja Di Home
Industri Penggilingan Padi di RT09/RW02 Desa Cijurey Kecamatan
Gegerbitung Kabupaten Sukabumi.
f. Menentukan Dokumentasi Asuhan Keperawatan Kesehatan Kerja Di
Home Industri Penggilingan Padi di RT09/RW02 Desa Cijurey
Kecamatan Gegerbitung Kabupaten Sukabumi.

C. Manfaat
1. Bagi Home Industri Penggilingan Padi
Sebagai Bahan Masukan dalam pengaplikasian pentingnya
Keselamatan, Keamanan, dan Kesehatan Kerja (K3) Khususnya Lingkungan
Kerja Yang Tidak Sehat Dan Tidak Memakai Alat Pelindung Diri (APD).
2. Bagi STIKESMI
Sebagai Bahan Referensi Keselamatan, Keamanan, dan Kesehatan
Kerja (K3) Khususnya Lingkungan Kerja Yang Tidak Sehat Dan Tidak
Memakai Alat Pelindung Diri (APD).

D. Metode Penulisan
Metode penulisan dalam penyusunan laporan ini menggunakan:
1. Wawancara, dilakukan untuk mengetahui secara langsung karakteristik

wilayah tempat binaan. Kegiatan dalam perencanaan ini antara lain dengan

mencari informasi ke berbagai sumber info.

2. Obsrevasi, dengan mengobservasi area yang akan dijadikan wilayah binaan.


4

3. Studi kepustakaan, dengan mencari berbagai literature dari perpustakaan dan

internet.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Keselamatan, Keamanan dan Kesehatan Kerja


1. Keselamatan, Keamanan dan Kesehatan Kerja
a. Pengertian Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Keselamatan dan kesehatan kerja adalah suatu pemikiran dan upaya

untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan baik jasmaniah maupun

rohaniah tenaga kerja pada khususnya, dan manusia pada umumnya, hasil

karya dan budaya untuk menuju masyarakat adil dan makmur.

(Mangkunegara, 2002).

Keselamatan adalah merujuk pada perlindungan terhadap

kesejahteraan fisik seseorang terhadap cedera yang terkait dengan

pekerjaan.Kesehatan adalah merujuk pada kondisi umum fisik, mental dan

stabilitas emosi secara umum.(Mathis dan Jackson, 2002).

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah kegiatn yang menjamin

terciptanya kondisi kerja yang aman, terhindar dari gangguan fisik dan

metal melalui pembinaan dan pelatihan, pengarahan, dan control terhadap

pelaksanaan tugas dari para karyawan dan pemberian bantuan sesuai

dengan aturan yang berlaku, baik dari lembaga pemerintah maupun

perusahaan dimana mereka bekerja (Yuli, 205:211).

Keselamatan, Keamanan, dan Kesehatan Kerja difilosofikan sebagai

suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan

5
6

baik jasmani maupun rohani tenaga kerja pada khususnya dan manusia

pada umumnya, hasil karya dan budayanya menuju masyarakat makmur

dan sejahtera. Sedangkan pengertian secara keilmuan adalah suatu ilmu

pengetahuan dan penerapannya dalam usaha mencegah kemungkinan

terjadinya kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Keselamatan, Keamanan, dan Kesehatan Kerja(K3) tidak dapat

dipisahkan dengan proses produksi baik jasa maupun industri.

Perkembangan pembangunan setelah Indonesia merdeka menimbulkan

konsekwensi meningkatkan intensitas kerja yang mengakibatkan pula

meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan kerja.

Hal tersebut juga mengakibatkan meningkatnya tuntutan yang lebih

tinggi dalam mencegah terjadinya kecelakaan yang beraneka ragam

bentuk maupun jenis kecelakaannya. Sejalan dengan itu, perkembangan

pembangunan yang dilaksanakan tersebut maka disusunlah UU No.14

tahun 1969 tentang pokok-pokok mengenai tenaga kerja yang selanjutnya

mengalami perubahan menjadi UU No.12 tahun 2003 tentang ketenaga

kerjaan.

Dalam pasal 86 UU No.13 tahun 2003, dinyatakan bahwa setiap

pekerja atau buruh mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan atas

Keselamatan, Keamanan, dan Kesehatan Kerja , moral dan kesusilaan dan

perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat serta nilai-nilai agama.
7

Untuk mengantisipasi permasalahan tersebut, maka dikeluarkanlah

peraturan perundangan-undangan di bidang Keselamatan, Keamanan, dan

Kesehatan Kerja sebagai pengganti peraturan sebelumnya yaitu

Veiligheids Reglement, STBl No.406 tahun 1910 yang dinilai sudah tidak

memadai menghadapi kemajuan dan perkembangan yang ada.

Peraturan tersebut adalah Undang-undang No.1 tahun 1970 tentang

keselamatan kerja yang ruang lingkupnya meliputi segala lingkungan

kerja, baik di  darat, didalam tanah, permukaan air, di dalam air maupun

udara, yang berada di dalam wilayah kekuasaan hukum Republik

Indonesia.

Undang-undang tersebut juga mengatur syarat-syarat keselamatan

kerja dimulai dari perencanaan, pembuatan, pengangkutan, peredaran,

perdagangan, pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan

penyimpanan bahan, barang produk tekhnis dan aparat produksi yang

mengandung dan dapat menimbulkan bahaya kecelakaan.

Walaupun sudah banyak peraturan yang diterbitkan, namun pada

pelaksaannya masih banyak kekurangan dan kelemahannya karena

terbatasnya personil pengawasan, sumber daya manusia K3 serta sarana

yang ada. Oleh karena itu, masih diperlukan upaya untuk memberdayakan

lembaga-lembaga K3 yang ada di masyarakat, meningkatkan sosialisasi

dan kerjasama dengan mitra sosial guna membantu pelaksanaan

pengawasan norma K3 agar terjalan dengan baik.


8

b. Indikator Penyebab Keselamatan Kerja

Menurut Mangkunegara (2002), bahwa indikator penyebab

keselamatan kerja adalah :

1) Keadaan tempat lingkungan kerja, yang meliputi:

a) Penyusunan dan penyimpanan barang-barang yang berbahaya yang

kurang diperhitungkan keamanannya.

b) Ruang kerja yang terlalu padat dan sesak

c) Pembuangan kotoran dan limbah yang tidak pada tempatnya.

2) Pemakaian peralatan kerja, yang meliputi:

a) Pengaman peralatan kerja yang sudah usang atau rusak.

b) Penggunaan mesin, alat elektronik tanpa pengaman yang baik

Pengaturan penerangan.

c. Unsur dan Prinsip Keselamatan, Keamanan dan Kesehatan Kerja

Untuk dapat menciptakan kondisi yang aman dan sehat dalam bekerja

diperlukan adanya unsur-unsur dan prinsip-prinsip keselamatan dan

kesehatan kerja antara lain (Sutrisno dan Kusmawan Ruswansi, 2007):

1) Adanya alat pelindung diri (APD)

2) Adanya buku petunjuk penggunaan alat dan atau isyarat bahaya.

3) Adanya peraturan pembagian tugas dan tanggungjawab.

4) Adanya tempat kerja yang aman sesuai standar SSLK (Syarat-syarat

lingkungan kerja) antara lain tempat kerja steril dari debu, kotoran,

assap rokok, uap gas, radiasi, getaran mesin dan peralatan, kebisingan,
9

tempat kerja aman dari arus listrik, lampu penerangan cukup memadai,

ventilasi dan sirkulasi udara seimbang, adanya aturan kerjja atau aturan

keprilakuan.

5) Adanya penunjang kesehatan jasmani dan rohani di tempat kerja.

6) Adanya sarana dan prasarana yang lengkap ditempat kerja.

7) Adanya kesadaran dalam menjaga keselamatan dan kesehatan kerja.

d. Tujuan Penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Menurut Mangkunegara (2002) bahwa tujuan dari keselamatan dan

kesehatan kerja adalah sebagai berikut:

1) Agar setiap pegawai mendapat jaminan keselamatan dan kesehatan

kerja baik secara fisik, sosial, dan psikologis.

2) Agar setiap perlengkapan dan peralatan kerja digunakan sebaik-

baiknya selektif mungkin.

3) Agar semua hasil produksi dipelihara keamanannya.

4) Agar adanya jaminan atas pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

gizi pegawai.

5) Agar meningkatkan kegairahan, keserasian kerja, dan partisipasi kerja.

6) Agar terhindar dari gangguan kesehatan yang disebabkan oleh

lingkungan atau kondisi kerja.

7) Agar setiap pegawai merasa aman dan terlindungi dalam bekerja


10

2. Kecelakaan Akibat Kerja

a. Kecelakaan Kerja

Kecelakaan adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak ada harapan.

Tidak terduga, oleh karena dibelakang peristiwa itu terdapat unsur

kesengajaan, apalagi dalam bentuk perencenaan. Kejadian peristiwa

sabotase atau tindakan kriminal diluar lingkup kecelakaan kerja.

Kecelakaan tidak diharapkan oleh karena peristiwa kecelakaan disertai

kerugian material ataupun penderitaan dari yang paling ringan sampai

kepada yang paling berat. Kecelakaan adalah suatu kejadian yang tidak

diinginkan, datang secara langsung dan tidak terduga, yang dapat

menyebabkan kerugian pada manusia, perusahaan, masyarakat dan

lingkungan. Kecelakaan akibat kerja adalah kecelakaan berhubungan

dengan hubungan kerja di perusahaan (Soekidjo Notoatmodjo, 2007: 362).

b. Penyebab Kecelakaan Akibat Kerja

Kecelakaan tidak terjadi begitu saja, kecelakaan terjadi karena

tindakan yang salah atau kondisi yang tidak aman.Kelalaian sebagai sebab

kecelakaan merupakan nilai tersendiri dari teknik keselamatan.Ada

pepatah yang mengungkapkan tindakan yang lalai seperti kegagalan dalam

melihat atau berjalan mencapai suatu yang jauh diatas sebuah tangga. Hal

tersebut menunjukkan cara yang lebih baik selamat untuk menghilangkan

kondisi kelalaian dan memperbaiki kesadaran mengenai keselamatan

pekerja.
11

Diantara tindakan yang kurang aman salah satunya diklasifikasikan

seperti latihan sebagai kegagalan menggunakan peralatan kerja, tidak

menggunakan alat pelindung diri yang optimal.Dari hasil analisa

kebanyakan kecelakaan biasanya terjadi karena mereka lalai ataupun

kondisi kerja yang kurang aman, tidak hanya satu saja.Keselamatan dapat

dilaksanakan sedini mungkin, tetapi untuk tingkat efektivitas maksimum,

pekerja harus dilatih, menggunakan peralatan keselamatan.

c. Faktor-Faktor Penyebab Kecelakaan

Studi kasus menunjukkan hanya proporsi yang kecil dari pekerja

sebuah industri terdapat kecelakaan yang cukup banyak.Pekerja pada

industri mengatakan itu sebagai kecenderungan kecelakaan.Untuk

mengukur kecenderungan kecelakaan harus menggunakan data dari situasi

yang menunjukkan tingkat resiko yang ekuivalen.

Begitupun, pelatihan yang diberikan kepada pekerja harus dianalisa,

untuk seseorang yang berada di kelas pelatihan kecenderungan kecelakaan

mungkin hanya sedikit yang diketahuinya.Satu lagi pertanyaan yang tak

terjawab ialah apakah ada hubungan yang signifikan antara

kecenderungan terhadap kecelakaan yang kecil atau salah satu kecelakaan

yang besar.Pendekatan yang sering dilakukan untuk seorang manager

untuk salah satu faktor kecelakaan terhadap pekerja adalah dengan tidak

membayar upahnya.Bagaimanapun jika banyak pelaku usaha yang

melakukan hal diatas akan menyebabkan berkurangnya rata-rata


12

pendapatan, dan tidak membayar upah pekerja akan membuat pekerja

malas melakukan pekerjaannya dan terus membahayakan diri mereka

ataupun pekerja yang lain. Ada kemungkinan bahwa kejadian secara acak

dari sebuah kecelakaan dapat membuat faktor-faktor kecelakaan

tersendiri.

3. Masalah Kesehatan, Keamanan dan Keselamatan Kerja

a. Faktor Penyebab Masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja

Kinerja (performent) setiap petugas kesehatan dan non kesehatan

merupakan resultante dari tiga komponen kesehatan kerja yaitu kapasitas

kerja, beban kerja dan lingkungan kerja yang dapat merupakan beban

tambahan pada pekerja.Bila ketiga komponen tersebut serasi maka bisa

dicapai suatu derajat kesehatan kerja yang optimal dan peningkatan

produktivitas. Sebaliknya bila terdapat ketidak serasian dapat

menimbulkan masalah kesehatan kerja berupa penyakit ataupun

kecelakaan akibat kerja yang pada akhirnya akan menurunkan

produktivitas kerja. Diantaranya Faktor penyebab masalah kesehatan dan

keselamatan kerja adalah :

1) Kapasitas Kerja

Status kesehatan masyarakat pekerja di Indonesia pada

umumnya belum memuaskan. Dari beberapa hasil penelitian didapat

gambaran bahwa 30-40% masyarakat pekerja kurang kalori protein,

30% menderita anemia gizi dan 35% kekurangan zat besi tanpa
13

anemia. Kondisi kesehatan seperti ini tidak memungkinkan bagi para

pekerja untuk bekerja dengan produktivitas yang optimal.Hal ini

diperberat lagi dengan kenyataan bahwa angkatan kerja yang ada

sebagian besar masih di isi oleh petugas kesehatan dan non kesehatan

yang mempunyai banyak keterbatasan, sehingga untuk dalam

melakukan tugasnya mungkin sering mendapat kendala terutama

menyangkut masalah kecelakaan kerja.

2) Beban Kerja

Sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan maupun yang

bersifat teknis beroperasi 8 - 24 jam sehari, dengan demikian kegiatan

pelayanan kesehatan pada laboratorium menuntut adanya pola kerja

bergilir dan tugas/jaga malam.Pola kerja yang berubah-ubah dapat

menyebabkan kelelahan yang meningkat, akibat terjadinya perubahan

pada bioritmik (irama tubuh). Faktor lain yang turut memperberat

beban kerja antara lain tingkat gaji dan jaminan sosial bagi pekerja

yang masih relatif rendah, yang berdampak pekerja terpaksa

melakukan kerja tambahan secara berlebihan. Beban psikis ini dalam

jangka waktu lama dapat menimbulkan stres.

3) Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja bila tidak memenuhi persyaratan dapat

mempengaruhi kesehatan kerja dapat menimbulkan Kecelakaan Kerja


14

(Occupational Accident), Penyakit Akibat Kerja dan Penyakit Akibat

Hubungan Kerja (Occupational Disease & Work Related Diseases).

b. Penyakit Akibat Kerja

1) Pengertian Penyakit Akibat Kerja

Penyakit yang diderita karyawan dalam hubungan kerja baik

faktor resiko karena kondisi tempat kerja, peralatan kerja, material

yang dipakai, proses produksi, cara kerja, limbah perusahaan, dan hasil

produksi (Occupational Medicine Practive 1991).

2) Lingkungan Kerja dan Penyakit Akibat Kerja Yang Ditimbulkan

Penyakit akibat kerja dan atau berhubungan dengan pekerjaan

dapat disebabkan oleh pemajanan dilingkungan kerja. Dewasa ini

terdapat kesenjangan antara penegtahuan ilmiah tentang bagaimana

bahaya- bahaya kesehatan berperan dan usaha- usaha untuk

mencegahnya. Misalnya antara penyakit yang sudah jelas

penularannya dapat melalui darah dan pemakaian jarum suntik yang

berulang- ulang, atau perlindungan yang belum baik pada para pekerja

rumah sakit dengan kemungkinan terpajan dengan kontak langsung.

Untuk mengantisipasi permasalahan ini maka langkah awal

penting adalah pengenalan bahaya yang bisa timbul dan di evaluasi,

kemudian dilakukan pengendalian untuk mengantisipasidan

emngetahui bahaya kemungkinan bahaya lingkungan kerja ditempuh


15

tiga langkah utama, yaitu diantaranya pengenalan lingkungan kerja,

evaluasi lingkungan kerja, pengendalian lingkungan kerja.

4. Tinjauan Tentang Tenaga Kesehatan

a. Pengertian Tenaga Kesehatan

Kesehatan merupakan sebagai hak asasi manusia harus diwujudkan

dalam bentuk pemberian berbagai pelayanan kesehatan kepada seluruh

masyarakat melalui penyelenggaraan pembangunan kesehatan yang

menyeluruh oleh pemerintah. Pemerintah Daerah dan masyarakat secara

terarah, terpadu dan berkesinambungan, adil dan merata, serta aman,

berkualitas dan terjangkau oleh masyarakat.

Menurut UU No. 36 Tahun 2014 tentang tenaga kesehatan adalah

setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta

memiliki pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan di bidang

kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk

melakukan upaya kesehatan.

Tenaga kesehatan berperan sebagai perencana, penggerak dan

sekaligus pelaksana pembangunan kesehatan sehingga tanpa tersedianya

tenaga dalam jumlah dan jenis yang sesuai, maka pembangunan kesehatan

tidak akan dapat berjalan secara optimal. Kebijakan tentang

pendayagunaan tenaga kesehatan sangat dipengaruhi oleh kebijakan-

kebijakan sektor lain, seperti: kebijakan sektor pendidikan, kebijakan

sektor ketenagakerjaan, sektor keuangan dan peraturan kepegawaian.


16

Kebijakan sektor kesehatan yang berpengaruh terhadap pendayagunaan

tenaga kesehatan antara lain: kebijakan tentang arah dan strategi

pembangunan kesehatan, kebijakan tentang pelayanan kesehatan,

kebijakan tentang pendidikan dan pelatihan tenaga kesehatan, dan

kebijakan tentang pembiayaan kesehatan. Selain itu, ada beberapa faktor

makro yang berpengaruh terhadap pendayagunaan tenaga kesehatan,

yaitu: desentralisasi, globalisasi, menguatnya komersialisasi pelayanan

kesehatan, teknologi kesehatan dan informasi. Oleh karena itu, kebijakan

pendayagunaan tenaga kesehatan harus memperlihatkan semua faktor-

faktor tersebut.

b. Jenis Tenaga Kesehatan

Tenaga kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam

bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan atau keterampilan mellui

pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan

kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan, baik berupa pendidikan

dengan gelar D3, S1, S2 dan S3, pendidikan non reguler, sampai dengan

pelatihan khusus kejuruan khusus seperti Juru Imunisasi, Malaria, dsb,

dan keahlian. Hal inilah yang membedakan jenis tenaga ini dan tenaga

yang lainnya. Hanya mereka yang mempunyai pendidikan atau keahlian

khusus yang dapat melakukan pekerjaan tertentu yang berhubungan

dengan jiwa dan fisik manusia, serta lingkungannya.


17

1) Jenis Tenaga Kesehatan terdiri dari :

a. Perawat j. Dokter umum

b. Perawat gigi k. Dokter gigi

c. Bidan l. Dokter spesialis

d. Fisioterapis m. Dokter gigi spesialis

e. Refraksionis optisien n. Akupunturis

f. Radiographer o. Apoteker

g. Apoteker p. Terapis wicara

h. Asisten apoteker q. Okupasi terapis

i. Analisis farmasi

2) Peran Tenaga Kesehatan Dalam Menangani Korban Kecelakaan

Kerja

Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dapat saling

berkaitan.Pekerja yang menderita gangguan kesehatan atau penyakit

akibat kerja cenderung lebih mudah mengalami kecelakaan

kerja.Menengok ke negara-negara maju, penanganan kesehatan

pekerja sudah sangat serius. Mereka sangat menyadari bahwa kerugian

ekonomi (lost benefit) suatu perusahaan atau negara akibat suatu

kecelakaan kerja maupun penyakit akibat kerja sangat besar dan dapat
18

ditekan dengan upaya-upaya di bidang kesehatan dan keselamatan

kerja.

Di negara maju banyak pakar tentang kesehatan dan keselamatan

kerja dan banyak buku serta hasil penelitian yang berkaitan dengan

kesehatan tenaga kerja yang telah diterbitkan.Dalam hal penanganan

kesehatan pekerja, kitapun harus mengikuti standar internasional agar

industri kita tetap dapat ikut bersaing di pasar global.Dengan berbagai

alasan tersebut rumah sakit pekerja merupakan hal yang sangat

strategis. Ditinjau dari segi apapun niscaya akan menguntungkan baik

bagi perkembangan ilmu, bagi tenaga kerja, dan bagi kepentingan

(ekonomi) nasional serta untuk menghadapi persaingan global.

Bagi fasilitas pelayanan kesehatan yang sudah ada, rumah sakit

pekerja akan menjadi pelengkap dan akan menjadi pusat rujukan

khususnya untuk kasus-kasus kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

Diharapkan di setiap kawasan industri akan berdiri rumah sakit pekerja

sehingga hampir semua pekerja mempunyai akses untuk mendapatkan

pelayanan kesehatan yang komprehensif. Setelah itu perlu adanya

rumah sakit pekerja sebagai pusat rujukan nasional.Sudah barang tentu

hal ini juga harus didukung dengan meluluskan spesialis kedokteran

okupasi yang lebih banyak lagi.Kelemahan dan kekurangan dalam

pendirian rumah sakit pekerja dapat diperbaiki kemudian dan jika ada
19

penyimpangan dari misi utama berdirinya rumah sakit tersebut harus

kita kritisi bersama.

Kecelakaan kerja adalah salah satu dari sekian banyak masalah

di bidang Keselamatan, Keamanan, dan Kesehatan Kerja yang dapat

menyebabkan kerugian jiwa dan materi. Salah satu upaya dalam

perlindungan tenaga kerja adalah menyelenggarakan P3K di

perusahaan sesuai dengan UU dan peraturan Pemerintah yang

berlaku.Penyelenggaraan P3K untuk menanggulangi kecelakaan yang

terjadi di tempat kerja.P3K yang dimaksud harus dikelola oleh tenaga

kesehatan yang professional.

Yang menjadi dasar pengadaan P3K di tempat kerja adalah UU

No. 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja; kewajiban manajemen

dalam pemberian P3K, UU No.13 Tahun 2000 tentang

ketenagakerjaan, Peraturan Mentri Tenaga Kerja dan Transmigrasi

No.03/Men/1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja; tugas pokok

meliputi P3K dan Peraturan Mentri Tenaga Kerja No. 05/Men/1995

tentang Sistem Manajemen Keselamatan, Keamanan, dan Kesehatan

Kerja.

3) Pengendalian Melalui Jalur Kesehatan (Medical Control)

Pengendalian Melalui Jalur kesehatan (Medical Control) Yaitu upaya

untuk menemukan gangguan sedini mungkin dengan cara mengenal


20

(Recognition) kecelakaan dan penyakit akibat kerja yang dapat tumbuh

pada setiap jenis pekerjaan di unit pelayanan kesehatan dan pencegahan

meluasnya gangguan yang sudah ada baik terhadap pekerja itu sendiri

maupun terhadap orang disekitarnya. Pencegahan sekunder ini

dilaksanakan melalui pemeriksaan kesehatan pekerja yang meliputi:

a) Pemeriksaan Awal

Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan sebelum seseorang

calon/pekerja (petugas kesehatan dan non kesehatan) mulai

melaksanakan pekerjaannya. Pemeriksaan ini bertujuan untuk

memperoleh gambaran tentang status kesehatan calon pekerja dan

mengetahui apakah calon pekerja tersebut ditinjau dari segi

kesehatannya sesuai dengan pekerjaan yang akan ditugaskan

kepadanya. Anamnese umum Pemerikasaan kesehatan awal ini

meliputi:

(1) Anamnese pekerjaan

(2) Penyakit yang pernah diderita

(3) Alergi

(4) Imunisasi yang pernah didapat

(5) Pemeriksaan badan

(6) Pemeriksaan laboratorium rutin Pemeriksaan tertentu : Tuberkulin

test dan Psiko test


21

b) Pemeriksaan Berkala

Pemeriksaan kesehatan yang dilaksanakan secara berkala dengan jarak

waktu berkala yang disesuaikan dengan besarnya resiko kesehatan

yang dihadapi. Ruang lingkup pemeriksaan disini meliputi

pemeriksaan umum dan pemeriksaan khusus seperti pada pemeriksaan

awal dan bila diperlukan ditambah dengan pemeriksaan lainnya, sesuai

dengan resiko kesehatan yang dihadapi dalam pekerjaan.

c) Pemeriksaan Khusus

Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan pada khusus diluar waktu

pemeriksaan berkala, yaitu pada keadaan dimana ada atau diduga ada

keadaan yang dapat mengganggu kesehatan pekerja.Sebagai unit di

sektor kesehatan pengembangan K3 tidak hanya untuk intern

laboratorium kesehatan, dalam hal memberikan pelayanan paripurna

juga harus merambah dan memberi panutan pada masyarakat pekerja

di sekitarnya, utamanya pelayanan promotif dan preventif.Misalnya

untuk mengamankan limbah agar tidak berdampak kesehatan bagi

pekerja atau masyarakat disekitarnya, meningkatkan kepekaan dalam

mengenali unsafe act dan unsafe condition agar tidak terjadi

kecelakaan dan sebagainya.

4) Fungsi/Tugas Perawatan dalam Hyperkes

a) Mengkaji Masalah Kesehatan Pekerja


22

b) Mengumpulkan data para pekerja, mencakup biodata, riwayat peny

yang lalu, masl kes pekerja saat ini.

c) Menganalisa masalah kes pekerja.

d) Menentukan kes pekerja.

e) Menyusun prioritas masalah.

f) Menyusun Rencana Askep Pekerja

g) Merumuskan tujuan

h) Menyusun rencana tindakan

i) Menyusun kriteria keberhasilan

j) Melaksanakan Pelayanan Kesehatan & perawatan terhadap Pekerja

(1) Memberikan askep di klinik sesuai dengan perencanaan

(2) Kolaborasi dengan dokter dalam melakukan tindakan medik

(3) Melakukan P3K

(4) Melakukan rujukan

k) Penilaian

(1) Menilai hasil askep berpedoman pd tujuan

(2) Membandingkan hasil dg tujuan yg dirumuskan

l) Sasaran pembinaan upaya kesehatan kerja oleh puskesmas

ditujukan kepada:

(1) Kelompok tani

(2) Kelompok nelayan

(3) Kelompok industri kecil/pengrajin


23

B. Konsep Lingkungan Tidak Sehat

1. Pengertian Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan perlu diperhatikan, hal ini

disebabkan karena lingkungan kerja mempunyai pengaruh langsung terhadap para

karyawan. Lingkungan kerja yang kondusif dapat meningkatkan kinerja karyawan

dan sebaliknya, lingkungan kerja yang tidak memadai akan dapat menurunkan

kinerja karyawan. Kondisi lingkungan kerja dikatakan baik apabila manusia dapat

melaksanakan kegiatan secara optimal, sehat, aman dan nyaman. Kesesuaian

lingkungan kerja dapat dilihat akibatnya dalam jangka waktu yang lama.

Lingkungan kerja yang kurang baik dapat menuntut tenaga kerja dan waktu yang

lebih banyak dan tidak mendukung diperolehnya rancangan sistem kerja yang

efisien.

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Lingkungan Kerja

Faktor-faktor lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi terbentuknya suatu

kondisi lingkungan kerja dikaitkan dengan kemampuan karyawan, diantaranya :

a) Warna merupakan faktor yang penting untuk memperbesar efesiensi kerja

para pegawai. Khususnya warna akan mempengaruhi keadaan jiwa mereka.

Dengan memakai warna yang tepat pada dinding ruangan dan alat-alat

lainnya, kegembiraan dan ketenangan bekerja para pegawai akan terpelihara.

b) Kebersihan lingkungan kerja secara tidak langsung dapat mempengaruhi

seseorang dalam bekerja, karena apabila lingkungan kerja bersih maka

karyawan akan merasa nyaman dalam melakukan pekerjaannya. Kebersihan


24

lingkungan bukan hanya berarti kebersihan tempat mereka bekerja, tetapi jauh

lebih luas dari pada itu misalnya kamar kecil yang berbau tidak enak akan

menimbulkan rasa yang kurang menyenangkan bagi para karyawan yang

menggunakannya, untuk menjaga kebersihan ini pada umumnya diperlukan

petugas khusu, dimana masalah biaya juga hatus dipertimbankan disini.

c) Penerangan dalam hal ini bukan terbatas pada penerangan listrik saja, tetapi

juga penerangan sinar matahari. Dalam melaksanakan tugas karyawan

membutuhkan penerangan yang cukup, apabila pekerjaan yang dilakukan

tersebut menuntut ketelitian.

d) Pertukaran udara yang cukup akan meningkatkan kesegaran fisik para

karyawan, karena apabila ventilasinya cukup maka kesehatan para karyawan

akan terjamin. Selain ventilasi, konstruksi gedung/sebuah tempat yang

mempunyai plafond tinggi akan menimbulkan pertukaran udara yang banyak

dari pada gedung yang mempunyai plafon rendah selain itu luas ruangan

apabila dibandingkan dengan jumlah karyawan yang bekerja akan

mempengaruhi pola pertukaran udara yang ada.

e) Jaminan terhadap kesehatan menimbulkan ketenangan. Keamanan akan

keselamatan diri sendiri sering ditafsirkan terbatas pada keselamatan kerja,

padahal lebih luas dari itu termasuk disini keamanan milik pribadi karyawan

dan juga konstruksi gedung tempat mereka bekerja. Sehingga akan

menimbulkan ketenangan yang akan mendorong karyawan dalam bekerja.


25

f) Kebisingan merupakan suatu gangguan terhadap seseorang karena adanya

kebisingan, maka konsentrasi dalam bekerja akan terganggu. Dengan

terganggunya konsentrasi ini maka pekerjaan yang dilakukan akan banyak

menimbulkan kesalahan atau kerusakan. Hal ini akan menimbulkan kerugian.

Kebisingan yang terus menerus mungkin akan menimbulkan kebosanan.

g) Tata ruang merupakan penataan yang ada di dalam ruang kerja yang biasa

mempengaruhi kenyaman karyawan dalam bekerja. Menurut Robbins Coulter

(2010) lingkungan dirumuskan menjadi dua, meliputi lingkungan umum dan

lingkungan khusus.

1. Lingkungan Umum

Segala sesuatu diluar organisasi yang memiliki potensi untuk mempengaruhi

organisasi. Lingkungan ini berupa kondisi sosial dan kondisi teknologi yang

meliputi:

a. Fasilitas kerja adalah segala sesuatu yang digunakan, dipakai, ditempati,

dan dinikmati oleh karyawan, baik dalam hubungan langsung dengan

pekerjaan maupun kelancaran pekerjaan sehingga dapat meningkatkan

produktivitas atau prestasi kerja.

1) Fasilitas alat kerja

Seseorang karyawan atau pekerja tidak akan dapat melakukan pekerjaan

tanpa disertai alat kerja.

2) Fasilitas perlengkapan kerja


26

Semua benda yang digunakan dalam pekerjaan tetapi tidak langsung

berproduksi, melainkan sebagai pelancar dan penyegar dalam pekerjaan.

3) Fasilitas sosial

Fasilitas yang digunakan oleh karyawan yang berfungsi sosial meliputi,

penyediaan kendaraan bermotor, musholla dan fasilitas pengobatan.

b. Teknologi adalah alat kerja operasional yaitu semua benda atau barang

yang berfungsi sebagai alat canggih yang langsung dgunakan dalam

produksi seperti komputer, mesin pengganda, mesin hitung.

2. Lingkungan Khusus

Lingkungan khusus adalah bagian lingkungan yang secara langsung berkaitan

dengan pencapaian sasaran-sasaran sebuah organsasi yang dapat

mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan.

3. Indikator Lingkungan Kerja

Indikator-indikator lingkungan kerja oleh Nitisemito (1992,159) yaitu sebagai

berikut:

1. Suasana kerja

Suasana kerja adalah kondisi yang ada disekitar karyawan yang sedang

melakukan pekerjaan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan itu

sendiri. Suasana kerja ini akan meliputi tempat kerja, fasilitas dan alat bantu

pekerjaan, kebersihan, pencahayaan, ketenangan termasuk juga hubungan

kerja antara orang-orang yang ada ditempat tersebut (Saydam, 1996:381).

2. Hubungan dengan rekan kerja


27

Hubungan dengan rekan kerja yaitu hubungan dengan rekan kerja harmonis

dan tanpa ada saling intrik diantara sesama rekan sekerja. Salah satu faktor

yang dapat mempengaruhi karyawan tetap tinggal dalam satu organisasi

adalah adanya hubungan yang harmonis diantara rekan kerja. Hubungan yang

harmonis dan kekeluargaan merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi kinerja karyawan.

3. Tersedianya fasilitas kerja

Hal ini dimaksudkan bahwa peralatan yang digunakan untuk mendukung

kelancaran kerja lengkap/mutakhir. Tersedianya fasilitas kerja yang lengkap,

walaupun tidak baru merupakan salah satu penunjang proses dalam bekerja.

Sedangkan menurut Sedarmayanti (2009:28) indikator-indikator lingkungan

kerja

yaitu sebagai berikut:

1. Penerangan/cahaya di tempat kerja

Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi pegawai guna

mendapat keselamatan dan kelancaran kerja, oleh sebab itu perlu diperhatikan

adanya penerangan (cahaya) yang terang tetapi tidak menyilaukan. Cahaya

yang kurang jelas (kurang cukup) mengakibatkan penglihatan menjadi kurang

jelas, sehingga pekerjaan akan lambat, banyak mengalami kesalahan, dan

pada akhirnya menyebabkan kurang efisien dalam melaksanakan pekerjaan,

sehingga tujuan organisasi sulit tercapai.

2. Sirkulasi udara ditempat kerja


28

Oksigen merupakan gas yang dibutuhkan oleh makhluk hidup untuk menjaga

kelangsungan hidup, yaitu untuk proses metabolisme. Udara di sekitar

dikatakan kotor apabila kadar oksigen dalam udara tersebut telah berkurang

dan telah bercampur dengan gas atau bau-bauan yang berbahaya bagi

kesehatan tubuh. Sumber utama adanya udara segar adalah adanya tanaman

disekitar tempat kerja. Tanaman merupakan penghasil oksigen yang

dibutuhkan oleh manusia.

3. Kebisingan di tempat kerja

Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk mengatasinya

adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak dikehendaki oleh telinga. Tidak

dikehendaki, karena terutama dalam jangka panjang bunyi tersebut dapat

mengganggu ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan

kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian, kebisingan yang serius

dapat menyebabkan kematian.

4. Bau tidak sedap di tempat kerja

Adanya bau-bauan di sekitar tempat kerja dapat dianggap sebagai

pencemaran, karena dapat mengganggu konsentrasi bekerja, dan bau-bauan

yang terjadi terus-menerus dapat mempengaruhi kepekaan penciuman.

Pemakaian “air condition” yang tepat merupakan salah satu cara yang dapat

digunakan untuk menghilangkan bau-bauan yang mengganggu disekitar

tempat kerja.

5. Keamanan di tempat kerja


29

Guna menjaga tempat dan kondisi lingkungan kerja tetap dalam keadaan

aman maka perlu diperhatikan adanya keamanan dalam bekerja. Oleh karena

itu faktor keamanan perlu diwujudkan keberadaannya. Salah satu upaya untuk

menjaga keamanan ditempat kerja, dapat memanfaatkan tenaga Satuan

Petugas Pengaman (SATPAM). Dari dua pendapat yang berbeda yaitu dari

Nitisemito (1992:159) dan Sedarmayanti (2009:28) tentang lingkungan kerja

diharapkan terciptanya lingkungan kerja yang kondusif sehingga karyawan

akan betah dalam bekerja. Dari dua pendapat berbeda peneliti mengambil

indikator yaitu suasana kerja, hubungan dengan rekan kerja, tersedianya

fasilitas kerja, penerangan, sirkulasi udara, kebisingan, bau tidak sedap, dan

keamanan.

C. Konsep Alat Pelindung Diri (APD)

Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat yang digunakan oleh

tenaga kerja untuk melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan

adanya potensi bahaya/kecelakaan kerja. APD dipakai sebagai upaya terakhir

dalam usaha melindungi tenaga kerja apabila usaha rekayasa (engineering) dan

administratif tidak dapat dilakukan dengan baik. Namun pemakaian APD

bukanlah pengganti dari kedua usaha tersebut, namun sebagai usaha akhir.

Penggunaan APD merupakan salah satu bagian dari kewaspadaan standar.

Penggunaan APD perlu pengawasan, karena dengan penggunaan APD yang tidak

tepat akan menambah biaya. Tujuan dari penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)

adalah untuk melindungi tenaga kerja dan resiko cedera dengan menciptakan
30

penghalang dari bahaya ditempat kerja, alat pelindung diri (APD).Untuk

melindungi seluruh/sebagian tubuhnya terhadap kemungkinan adanya potensi

bahaya/kecelakaan kerja dan Mengurangi resiko akibat kecelakaan.Jenis alat

pelindung diri:

1. Safety Helmet berfungsi sebagai pelindung kepala dari benda yang bisa

mengenai kepala secara langsung.

2. Safety Shoes (Sepatu Boot) berfungsi sebagai alat pengaman saat bekerja di

tempat yang becek ataupun berlumpur. Kebanyakan di lapisi dengan metal

untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan kimia.

3. Sarung Tangan berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja di

tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan cedera tangan.Bahan dan

bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-masing pekerjaan.

4. Kacamata berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja,misalnya

menghindari mata terkena debu pada saat dikebun.

5. Masker berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di

tempat dengan kualitas udara buruk (misal berdebu, beracun, dsb).

6. Pakaian berfungsi sebagai pelindung diri agar badan operator saat bekerja

tidak panas dan badan tidak terkena debu.

D. Asuhan Keperawatan Kesehatan Kerja

1. Pengkajian

Pengkajian status kesehatan pekerja dan kebutuhan pelayanan kesehatan

berdasarkan perspektif epidemiologi meliputi berbagai dimensi antara lain:


31

a. Dimensi Biofisikal

b. Dimensi Psikologi

c. Dimensi Fisik

d. Dimensi Sosial

e. Dimensi Tingkah Laku

f. Dimensi Sistem Kesehatan

Perawat komunitas harus memperhatikan kelima dimensi tersebut karena

akan sangat mempengaruhi derajat kesehatan masing-masing individu

a. Dimensi Biofisikal

Faktor biologi manusia yang perlu dikaji pada status kesehatan pekerja

termasuk di dalamnya adalah kematangan dan usia, warisan genetik dan

fungsi fisiologis.

b. Dimensi Psikologis

Pada pengkajian dimensi psikologis perawat komunitas

mengidentifikasi masalah psikologi pada lingkungan kerja dan mengkaji

faktor yang berkontribusi terhadap masalah psikologinya.Masalah

psikologi dapat dimanifestasikan dengan adanya penyalahgunaan obat,

kekerasan, gangguan kejiwaan, neurosis, dan kelemahan.

Beberapa indikasi adanya masalah psikologi yang perlu dikaji:

1) Sering tidak masuk kerja

2) Perubahan mood, perubahan dalam berhubungan dengan orang lain

3) Peningkatan insidensi kecelakaan


32

4) Kelemahan, kelelahan, penurunan energy

5) Penurunan atau peningkatan berat badan

6) Peningkatan tekanan darah

7) Penyakit yang berhubungan dengan stress (gastritis, ulkus peptikum).

c. Dimensi Fisik

Lingkungan fisik merupakan faktor yang turut mempengaruhi derajat

kesehatan dalam lingkungan kerja. Kategori lingkungan fisik yang

berisiko menyebabkan gangguan kesehatan seperti:

1) Bahan kimia

2) Radiasi, suara, getaran, terpapar panas dan dingin

3) Aliran listrik, api dan lantai

d. Dimensi Sosial

Lingkungan sosial dalam lingkungan kerja yang dapat mempengaruhi

status kesehatan dapat bersifat positif dan negatif. Yang termasuk

lingkungan sosial diantaranya: kualitas interaksi sosial diantara pekerja,

nilai terhadap pekerjaan dan kesehatan, ada tidaknya diskriminasi, jenis

kelamin atau tekanan lain yang dapat mempengaruhi produktifitas pekerja.

e. Dimensi Tingkah Laku

Faktor gaya hidup yang dipertimbangkan di sini termasuk:

1) Jenis pekerjaan

2) Istirahat dan latihan

3) Penggunaan alat pengaman


33

f. Tahap Pengkajian :

1) Lingkungan

2) Pemeriksaan kes (awal,berkala,khusus)

3) Jaminan kesehatan

4) Pemakaian APD

5) Proses kerja

6) Keluhan pekerja

7) Kecelakaan yg sering terjadi

8) P3K

9) Jam kerja

2. Analisa Data

Analisa masalah berdasarkan data fokus misalkan:

a. Kecelakaan kerja yg sering terjadi

b. Perilaku yg tidak sehat

c. Lingkungan yg tidak sehat

d. Penyakit akibat kerja

e. Pengetahuan yg kurang

f. Kurangnya fasilitas pendukung

3. Perumusan Diagnosa

Contoh diagnosa:Resiko peningkatan penyakit akibat kerja b/d kurang

pengetahuan pekerja & perusahaan ttg standar keselamatan dan kesehatan

kerja penggunaan APD, posisi kerja yg benar, Fasilitas kerja.


34

4. Rencana Keperawatan

Prioritas masalah menggunakan scoring, Intervensi:

a. Pendidikan kesehatan

b. Skrining

c. Pembekalan kader P3K


BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KESEHATAN KERJA


PADA HOME INDUSTRI PENGGILINGAN PADI RT09/RW02
DESA CIJUREY KECAMATAN GEGERBITUNG
KABUPATEN SUKABUMI

A. HASIL KAJIAN

1. DATA INTI (CORE)

a. Sejarah

Menurut Pemilik bahwa usaha tersebut merupakan usaha keluarga


turun menurun. Home industri penggilingan padi sudah berdiri dari tahun
1998 hingga sekarang atau sekitar 22 tahun.
e. Demografi

Jumlah pekerja ada 5 orang, masing –masing berumur 52, 55, 49,

53, 51 tahun, semua pekerja berjenis kelamin laki-laki.

f. Statistik Vital

Menurut pekerja kecelakaan kerja berat tidak pernah terjadi namun

jika terdapat luka kecil seperti sayatan atau goresan pernah dan akan

langsung diobati menggunakan obat-obat yang tersedia di warung saja.

g. Nilai, Keyakinan, dan Agama

Menurut pekerja setempat, jika terjadi kecelakaan akan dibawa ke


rumah sakit atau puskesmas. Untuk agama yang di anut seluruhnya adalah
agama islam.

35
36

2. DATA SUB SISTEM

a. Lingkungan Fisik

Alat kerja yang paling bersiko untuk menciptakan kecelakaan


kerja adalah poli sebuah roda mesin yang berfungsi untuk proses
penggilingan padi. Jadwal jam kerja pekerja penggilingan padi adalah
setiap hari selama 8 jam/hari. Di tempat kerja penggilingan padi ini, iklim
lingkungan kerja tidak terlalu panas atau tidak terlalu dingin,
lingkungannya terlihat kotor, pencahayaan kurang terang atau redup,
kurangnya ventilasi, banyaknya debu, banyak sampah padi dimana-mana,
terdapat kebisingan dari mesin penggilingan padi. Dan tidak diberikannya
alat pelindung diri sehingga pekerja tidak memakai alat pelindung diri.
b. Pelayanan Kesehatan dan Sosial
Jika terjadi kecelakaan akibat kerja biasanya pergi ke pelayanan
kesehatan seperti Rumah Sakit untuk dilakukan penanganan lebih lanjut
oleh dokter. Menurut pekerja, belum pernah dilakukan pemeriksaan
kesehatan oleh petugas kesehatan.
c. Ekonomi
Untuk kesesuian waktu bekerja dengan pendapatan ditempat kerja
menurut pekerja setempat penghasilannya sesuai.
d. Transportasi dan Keamanan
Menurut pekerja penggilingan padi, selama ia bekerja belum
pernah ada yang sakit sampai pingsan atau terjatuh karena terlalu lelah
bekerja. Ditempat kerja penggilingan padi tersebut menurut pekerja
belum ada ketentuan prosedur yang berstandar di lahan kerja,
pembuangan khusus untuk limbah padi di buang ke samping dekat
dengan tempat bekerja.
37

e. Politik dan Pemerintahan


Pekerja penggilingan padi mengatakan mereka belum pernah
mendapatkan penyuluhan tentang lingkungan yang tidak sehat, dan
penyuluhan APD dari puskesmas ataupun dari lembaga pemerintahan
lainnya.
f. Komunikasi
Menurut pekerja mereka tidak tahu tentang lingkungan yang tidak
sehat dan penggunaan alat pelindung diri (APD) .
g. Rekreasi
Untuk tempat rekreasi pekerja beristirahat ditempat kerja dan
digunakan untuk makan bersama dengan pemilik penggilingan padi,
pekerja selalu diberi waktu istirahat sesuai dengan kebutuhan mereka atau
tidak ada ketentuan khusus.

3. Data Demografi
a. Jenis Kelamin
Diagram 3.1 Distribusi Frekuensi Data Demografi Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin Di Tempat Penggilingan
Padi Di RT09/RW02 Desa Cijurey Kecamatan
Gegerbitung Kabupaten Sukabumi

Berdasarkan Diagram 3.1 di atas dapat dilihat bahwa semua


pegawai penggilingan padi berjenis Kelamin Laki-Laki sebesar 100%
atau sebanyak 5 orang.
38

b. Masa Kerja
Diagram 3.2 Distribusi Frekuensi Data Demografi Responden
Berdasarkan Masa Kerja di tempat Penggilingan
Padi di RT09/RW02 Desa Cijurey Kecamatan
Gegerbitung Kabupaten Sukabumi

Berdasarkan Diagram 3.2 di atas dapat dilihat bahwa sebagian


besar masa kerja home industri penggilingan padi < 10 Tahun sebanyak
60% atau sebanyak 3 orang, dan sebagian kecil pekerja yang > 10 Tahun
yaitu 40% atau sebanyak 2 orang.
c. Usia
Diagram 3.3 Distribusi Frekuensi Data Demografi Responden
Berdasarkan Usia di Tempat Penggilingan Padi di
RT09/RW02 Desa Cijurey Kecamatan Gegerbitung
Kabupaten Sukabumi

Berdasarkan Diagram 3.3 di atas dapat dilihat bahwa sebagian


besar pegawai penggilingan padi yang berusia >50 Tahun yaitu 80% atau
39

sebanyak 4 orang dan terendah yaitu berusia < 50 Tahun yaitu 20% atau
sebanyak 1 orang.
d. Pendidikan
Diagram 3.3 Distribusi Frekuensi Data Demografi Responden
Berdasarkan Pendidikan di Tempat Penggilingan
Padi di RT09/RW02 Desa Cijurey Kecamatan
Gegerbitung Kabupaten Sukabumi

Berdasarkan Diagram 3.4 di atas dapat dilihat bahwa tingkat


pendidikan semua pegawai penggilingan padi adalah SD sebesar 100%
atau sebanyak 5 orang.

4. Tabulasi Data Kuesioner


a. Faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Diagram 3.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban
kuesioner tentang faktor keselamatan dan kesehatan
kerja di Penggilingan Padi di RT09/RW02 Desa Cijurey
Kecamatan Gegerbitung Kabupaten Sukabumi
40

Berdasarkan diagram 3.5 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar


pegawai pengetahuannya tentang faktor keselamatan dan kesehatan kerja di
penggilingan padi kurang sebesar 80% atau sebanyak 4 orang dan sebagian
kecil cukup sebesar 20% atau 1 orang.
b. Faktor Lingkungan Kerja
Diagram 3.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban
kuesioner tentang lingkungan kerja di tempat
Penggilingan Padi di RT09/RW02 Desa Cijurey
Kecamatan Gegerbitung Kabupaten Sukabumi

Berdasarkan diagram 3.6 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar


pegawai penggilingan padi terhadap kondisi lingkungan kerja yaitu tidak
sehat sebesar 100% atau sebanyak 5 orang.
c. Pemakaian Alat Pelindung Diri (APD)
Diagram 3.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jawaban
kuesioner tentang alat pelindung diri di tempat
Penggilingan Padi di RT09/RW02 Desa Cijurey
Kecamatan Gegerbitung Kabupaten Sukabumi
41

Berdasarkan diagram 3.7 di atas dapat dilihat bahwa sebagian besar


pekerja penggilingan padi tidak memakai APD sebanyak 100% atau
sebanyak 5 orang.

B. ANALISA DATA
Tabel 3.1 Tabel Analisa Data Kurangnya Pemeliharaan Kesehatan Dan
Defesiensi Pengetahuan Di Tempat Penggilingan Padi Di
Rt09/Rw02 Desa Cijurey Kecamatan Gegerbitung Kabupaten
Sukabumi
No Data Etiologi Diagnosis
1. DS : Kurangnya Domain 1
 Menurut pernyataan pengetahuan tentang Promosi Kesehatan
pekerja belum adanya lingkungan yang Kelas 2
pemberian penyuluhan sehat Manajemen Kesehatan
kesehatan tentang Diagnosa
lingkungan yang sehat (00099)
 Menurut pekerja mereka Ketidakefektifan
tidak tahu tentang Kurangnya pemeliharaan kesehatan
lingkungan yang sehat pemeliharaan pada para pekerja
 Menurut pernyataan lingkungan sehat penggilingan padi
pekerja lingkungan
penggilingan padi kotor,
banyak debu
DO:
- Menurut pekerja Ketidakefektifan
kondisi lingkungan pemeliharaan
penggilingan padi kesehatan
yaitu tidak sehat
sebesar 100%.
- Ventilasi yang kurang
42

- Pencahayaan tidak
terang atau redup.
- Banyaknya debu
- Sampah padi dimana-
mana
- Keadaan lingkungan
kotor
- terdapat kebisingan
dari mesin
penggilingan padi

2. DS : Kurangnya Domain V:
 Menurut pernyataan pengetahuan tentang Persepsi/Kognitif
pekerja belum adanya APD Kelas 4:
penyuluhan tentang Kognisi
keselamatan dan Tidak tersedianya Kode
kesehatan kerja APD di tempat 00228
 Menurut pernyataan bekerja, Dx. :
pekerja belum adanya Defesiensi Pengetahuan
pemberian penyuluhan pada para pekerja di
kesehatan tentang penggilingan padi
penggunaan APD Pekerja tidak
 Menurut pernyataan memakai APD
pekerja pemilik tidak
43

memberikan APD
 Menurut pernyatan
pekerja bekerja tidak
memakai APD. Defesiensi
DO: Pengetahuan
- Sebagian Besar
Pengetahuan Faktor
keselamatan dan
kesehatan kerja yaitu
kurang sebanyak 80%
- Menurut pekerja
penggilingan padi
berdasarkan tidak
memakai alat
perlindungan diri yaitu
sebesar 100% atau
sebanyak 5 orang
- Tempat kerja tidak
menyediakan alat
pelindung diri
- Tidak memakai APD
saat bekerja seperti
masker, handschoon,
sepatu boots.

C. Skrining Masalah Keperawatan Komunitas


44

Tabel 3.2 Tabel Skala Prioritas Hasil Analisa Data Kurangnya


Pemeliharaan Kesehatan Di Tempat Penggilingan Padi Di
Rt09/Rw02 Desa Cijurey Kecamatan Gegerbitung Kabupaten
Sukabumi
No Kriteria Skor
1 Kesadaran pekerja akan masalah 1 = Rendah
2 = Sedang
3 = Tinggi
2 Motivasi pekerja untuk menyelesaikan masalah 1 = Rendah
2 = Sedang
3 = Tinggi
3 Kemampuan perawat dalam menyelesaikan 1 = Rendah
masalah 2 = Sedang
3 = Tinggi
4 Ketersediaan ahli/pihak terkait terhadap 1 = Rendah
penyelesaian masalah 2 = Sedang
3 = Tinggi
5 Dampak terhadap pekerja jika masalah tidak 1 = Rendah
terselesaikan 2 = Sedang
3 = Tinggi
6 Mempercepat penyelesaian masalah dengan 1 = Rendah
solusi penyelesaian masalah 2 = Sedang
3 = Tinggi
Jumlah 10

Tabel 3.3 Tabel Skala Prioritas Hasil Analisa Data Defesiensi


Pengetahuan Di Tempat Penggilingan Padi Di Rt09/Rw02 Desa
Cijurey Kecamatan Gegerbitung Kabupaten Sukabumi
No Kriteria Skor
1 Kesadaran pekerja akan masalah 1 = Rendah
45

2 = Sedang
3 = Tinggi
2 Motivasi pekerja untuk menyelesaikan masalah 1 = Rendah
2 = Sedang
3 = Tinggi
3 Kemampuan perawat dalam menyelesaikan 1 = Rendah
masalah 2 = Sedang
3 = Tinggi
4 Ketersediaan ahli/pihak terkait terhadap 1 = Rendah
penyelesaian masalah 2 = Sedang
3 = Tinggi
5 Dampak terhadap pekerja jika masalah tidak 1 = Rendah
terselesaikan 2 = Sedang
3 = Tinggi
6 Mempercepat penyelesaian masalah dengan 1 = Rendah
solusi penyelesaian masalah 2 = Sedang
3 = Tinggi
Jumlah 9

D. Diagnosis Keperawatan
Berdasarkan hasil pembobotan dapat disimpulkan diagnosa keperawatan
kesehatan kerja sebagai berikut:
Tabel 3.4 Tabel Diagnosis Keperawatan Di Tempat Penggilingan Padi Di
Rt09/Rw02 Desa Cijurey Kecamatan Gegerbitung Kabupaten
Sukabumi
No Domain Kelas Kode Diagnosis
1. Domain 1 Kelas 2 00099 Ketidakefektifan
Promosi Kesehatan Manajemen pemeliharaan kesehatan
Kesehatan pada para pekerja
penggilingan padi

2. Domain V: Kelas 4: 00228 Defesiensi Pengetahuan


46

Persepsi/Kognitif Kognisi pada para pekerja di


penggilingan padi
47

E. Intervensi NIC NOC


Tabel 3.5 Tabel Intervensi NOC NIC Kurangnya Pemeliharaan Kesehatan Di Tempat Penggilingan Padi Di
Rt09/Rw02 Desa Cijurey Kecamatan Gegerbitung Kabupaten Sukabumi

Diagnosis keperawatan Noc Nic


Data
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
Data pendukung masalah kesehatan
DS : Domain 1 Prevensi primer Prevensi primer
 Menurut pernyataan Promosi Kesehatan Level 1: Domain IV Level 1: Domain 3
pekerja belum adanya Kelas 2 Pengetahuan tentang Perilaku
pemberian penyuluhan Manajemen Kesehatan & Perilaku Level 2: Kelas S
kesehatan tentang Kesehatan Level 2: Kelas S Pendidikan Pasien
lingkungan yang sehat\ Diagnosa Pengetahuan tentang Level 3: Intervention
 Menurut pekerja 00099 Ketidakefektifan kesehatan
mereka tidak tahu pemeliharaan Level 3: Outcomes 5510 Pendidikan kesehatan
tentang lingkungan kesehatan pada para 1823 Pengetahuan: Promosi 5515 Peningkatan kesadaran
yang sehat pekerja penggilingan Kesehatan kesehatan
 Menurut pernyataan padi 1805 Pengetahuan perilaku 5604 Pengajaran kelompok
pekerja lingkungan Kesehatan 5520 Fasilitasi pembelajaran
penggilingan padi Skala target outcomes :
Dipertahankan pada 2
kotor, banyak debu
(Pengetahuan terbatas),
48

DO: ditingkatkan ke 4
- Menurut pekerja (Pengetahuan banyak)

kondisi lingkungan
Prevensi sekunder Prevensi sekunder
penggilingan padi
Level 1: Domain IV Level 1: Domain 7
yaitu tidak sehat
Pengetahuan tentang Komunitas
sebesar 100%.
Kesehatan & Perilaku Level 2: Kelas D
- Ventilasi yang
Level 2: Kelas T Manajemen resiko
kurang
Kontrol Risiko dan komunitas
- Pencahayaan tidak
Keamanan Level 3: Intervention
terang atau redup.
Level 3: Outcomes 6489 Manajemen
- Banyaknya debu
1911 Perilaku keamanan pribadi lingkungan :
- Sampah padi dimana-
1902 Kontrol risiko 8880 Keselamatan kerja
mana
Skala target outcomes : Perlindungan
- Keadaan lingkungan Dipertahankan pada 2
lingkungan yang
kotor (Jarang menunjukkan)
ditingkatkan ke 4 (Sering beresiko
- terdapat kebisingan menunjukkan)
Level 1: Domain 3
dari mesin
Perilaku
penggilingan padi Level 1: Domain V
Level 2: Kelas O
Kondisi kesehatan yang di
Terapi Perilaku
rasakan
49

Level 2: Kelas U Level 3: Intervention


2009 Kesehatan dan kualitas 4350 Manajemen Perilaku
hidup
Level 3: Outcomes Level 2: Kelas S
Status Kenyamanan : 5604 Pendidikan Pasien
Lingkungan Level 3: Intervention
Skala target outcomes : Pengajaran Kelompok
Dipertahankan pada 2
(Jarang menunjukkan)
ditingkatkan ke 4 (Sering
menunjukkan)

Prevensi tersier Prevensi tersier


Level 1: Domain IV Level 1: Domain 7
Pengetahuan tentang Komunitas
Kesehatan & Perilaku Level 2: Kelas D
Level 2: Kelas S Manajemen Risiko
Pengetahuan tentang Komunitas
kesehatan Level 3: Intervention
Level 3: Outcomes 6489 Manajemen
2808 Keefektifan Program Lingkungan:
50

Komunitas Keselamatan Pekerja


Skala target outcomes :
Dipertahankan padda 2
(Cukup baik),
ditingkatkan ke 4 (Sangat
baik)

Level 1: Domain IV
Kondisi kesehatan yang
dirasakan
Level 2: Kelas S
3007
Kepuasan mengenai
perawatan
Level 3: Outcomes
Kepuasan : Lingkungan
fisik
Skala target outcomes :
Dipertahankan padda 2
(Cukup baik),
ditingkatkan ke 4 (Sangat
baik)
51

Tabel 3.6 Tabel Intervensi NOC NIC Defesiensi Pengetahuan Pada Para Pekerja Di Tempat Penggilingan Padi
Di Rt09/Rw02 Desa Cijurey Kecamatan Gegerbitung Kabupaten Sukabumi

Diagnosis keperawatan Noc Nic


Data
Kode Diagnosis Kode Hasil Kode Intervensi
Data pendukung masalah kesehatan
DS : Domain V: Prevensi primer Prevensi primer
 Menurut pernyataan Persepsi/Kognitif Level 1: Domain IV Level 1: Domain 3
pekerja belum adanya Kelas 4: Pengetahuan tentang Perilaku
penyuluhan tentang Kognisi Kesehatan & Perilaku Level 2: Kelas S
keselamatan dan Diagnosa : Level 2: Kelas S Pendidikan Pasien
kesehatan kerja Defesiensi Pengetahuan tentang Level 3: Intervention
 Menurut pernyataan 00228 Pengetahuan pada kesehatan
pekerja belum adanya para pekerja Level 3: Outcomes 5510 Pendidikan kesehatan
pemberian penyuluhan penggilingan padi 1823 Pengetahuan: Promosi 5515 Peningkatan kesadaran
kesehatan tentang Kesehatan kesehatan
penggunaan APD 1805 Pengetahuan perilaku 5604 Pengajaran kelompok
 Menurut pernyataan Kesehatan 5520 Fasilitasi pembelajaran
pekerja pemilik tidak S
Prevensi sekunder Prevensi sekunder
memberikan APD
Level 1: Domain IV Level 1: Domain 7
52

 Menurut pernyatan Pengetahuan tentang Komunitas


pekerja bekerja tidak Kesehatan & Perilaku Level 2: Kelas D
memakai APD. Level 2: Kelas T Manajemen resiko
DO: Kontrol Risiko dan komunitas
- Sebagian Besar Keamanan Level 3: Intervention
Pengetahuan Faktor Level 3: Outcomes 6610 Identifikasi risiko
keselamatan dan 1911 Perilaku keamanan pribadi
kesehatan kerja yaitu 1902 Kontrol risiko Level 1: Domain 3
kurang sebanyak Perilaku
80% S Level 2: Kelas O
- Menurut pekerja Terapi Perilaku
penggilingan padi Level 3: Intervention
berdasarkan tidak Modifikasi Perilaku
memakai alat 4360
perlindungan diri Level 2: Kelas S
yaitu sebesar 100% Pendidikan Pasien
atau sebanyak 5 Level 3: Intervention
orang 5515 Peningkatan kesadaran
- Tempat kerja tidak kesehatan
5604 Pengajaran Kelompok
53

menyediakan alat Prevensi tersier Prevensi tersier


pelindung diri Level 1: Domain IV Level 1: Domain 6
Tidak memakai APD Pengetahuan tentang Sistem kesehatan
saat bekerja seperti Kesehatan & Perilaku Level 2: Kelas B
masker, handschoon, Level 2: Kelas S Manajemen informasi
sepatu boots. Pengetahuan tentang 7960 Level 3: Intervention
kesehatan Pertukaran data informasi
Level 3: Outcomes kesehatan
2808 Keefektifan Program 7920 Dokumentasi
Komunitas
2808 Keefektifan skring Level 1: Domain 7
kesehatan komunitas Komunitas
Level 2: Kelas C
Peningkatan kesehatan
komunitas
Level 3: Intervention
8700 Pengembangan program
54

F. PLAN OF ACTIONS (POA)


Tabel 3.7 Tabel Plan Of Action (POA) Kurangnya Pemeliharaan Kesehatan Dan Defesiensi Pengetahuan Pada
Para Pekerja Di Tempat Penggilingan Padi Di Rt09/Rw02 Desa Cijurey Kecamatan Gegerbitung
Kabupaten Sukabumi

Waktu/
NO Data Diagnosis Tujuan Sasaran Strategi Kegiatan Metode Dana Pj
Tempat
1. DS : Ketidakefektifan Untuk Pegawai Kognitif Penyuluhan Rabu/ 04 Ceramah Pemilik Kelompok
 Menurut pemeliharaan memberikan penggilingan pengetahua November 6
pernyataan kesehatan pada pemahaman padi n tentang 2020/ 13.25
pekerja belum para pekerja dan RT02/RW09 lingkungan WIB Di
adanya penggilingan meningkatkan Desa Cijurey yang sehat Penggilingan
pemberian padi pengetahuan Kecamatan Padi
penyuluhan tentang Gegerbitung RT02/RW09
pentingnya Kabupaten Desa Cijurey
55

kesehatan tentang Sukabumi Kecamatan


lingkungan
lingkungan yang Gegerbitung
yang sehat
sehat Kabupaten
 Menurut pekerja Sukabumi
mereka tidak tahu
tentang
lingkungan yang
sehat
 Menurut
pernyataan
pekerja
lingkungan
penggilingan padi
kotor, banyak Untuk Pegawai Psikomo Demontrasi Rabu/ 04 Demontra Pemilik Kelompok
debu memelihara penggilingan tor kerja bakti November si 6
DO: lingkungan padi dan 2020/ 13.40
- Menurut agar menjadi RT02/RW09 mengusulk WIB Di
pekerja kondisi lingkungan Desa Cijurey an untuk Penggilingan
lingkungan yang sehat Kecamatan membuat Padi
penggilingan Gegerbitung jadwal RT02/RW09
padi yaitu tidak Kabupaten bersih pada Desa Cijurey
sehat sebesar Sukabumi pekerja Kecamatan
100%. Gegerbitung
- Ventilasi yang Kabupaten
kurang Sukabumi
- Pencahayaan
tidak terang
atau redup.
- Banyaknya
debu
- Sampah padi
56

dimana-mana
- Keadaan
lingkungan
kotor
- terdapat
kebisingan dari
mesin
penggilingan
padi
Terbentuknya Pegawai Rehabili Pembentuk Rabu/ 04 Diskusi Pemilik Kelompok
kelompok penggilingan tasi an November grup 6
peduli padi kelompok 2020/ 13.50
lingkungan RT02/RW09 peduli WIB Di
yang sehat Desa Cijurey lingkungan Penggilingan
Kecamatan kerja yang Padi
Gegerbitung sehat RT02/RW09
Kabupaten Desa Cijurey
Sukabumi Kecamatan
Gegerbitung
Kabupaten
Sukabumi
57

2. DS : (00228) Untuk Pegawai Kognitif Penyuluhan Rabu/ 04 Ceramah Pemilik Kelompok


 Menurut Defesiensi memberikan penggilingan pengetahua November 6
pernyataan Pengetahuan pemahaman padi n 2020/ 13.55
pekerja belum pada para dan RT02/RW09 pentingnya WIB Di
adanya pekerja meningkatkan Desa Cijurey penggunaa Penggilingan
pemberian penggilingan pengetahuan Kecamatan n alat
Padi
penyuluhan padi tentang Gegerbitung pelindung RT02/RW09
kesehatan tentang pentingnya Kabupaten diri Desa Cijurey
penggunaan APD penggunaan Sukabumi Kecamatan
 Menurut alat pelindung Gegerbitung
pernyataan diri Kabupaten
pekerja pemilik Sukabumi
tidak Mendemonstra Pegawai psikomo Demonstra Rabu/ 04 Demonstr Pemilik Kelompok
memberikan sikan penggilingan tor si November asi 6
APD penggunaan padi Penggunaa 2020/ 14.10
 Menurut alat pelindung RT02/RW09 n APD WIB Di
pernyatan pekerja diri dengan Desa Cijurey yang benar Penggilingan
bekerja tidak baik Kecamatan Padi
memakai APD. Gegerbitung RT02/RW09
DO: Kabupaten Desa Cijurey
- Sebagian Besar Sukabumi Kecamatan
Pengetahuan Gegerbitung
Faktor Kabupaten
keselamatan Sukabumi
dan kesehatan
kerja yaitu Terbentuknya Pegawai rehabilit Pembentuk Rabu/ 04 Diskusi Pemilik Kelompok
kurang kelompok penggilingan as an November grup 6
sebanyak 80% peduli alat padi kelompok 2020/ 14.25
- Menurut pelindung diri RT02/RW09 peduli WIB Di
pekerja APD Desa Cijurey pentingnya Penggilingan
58

Kecamatan penggunaa Padi


Gegerbitung n APD RT02/RW09
Kabupaten Desa Cijurey
Sukabumi Kecamatan
Gegerbitung
Kabupaten
Sukabumi

penggilingan
padi
berdasarkan
tidak memakai
alat
perlindungan
diri yaitu
sebesar 100%
atau sebanyak 5
orang
- Tempat kerja
59

G. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Tabel 3.8 Tabel Implementasi Dan Evaluasi Kurangnya Pemeliharaan Kesehatan Pada Para Pekerja Di
Tempat Penggilingan Padi Di Rt09/Rw02 Desa Cijurey Kecamatan Gegerbitung Kabupaten
Sukabumi

PELAKSANAAN TANDA
Jam/Hari/ Diagnosa TINDAKAN EVALUASI
TANGAN
Tanggal Keperawatan KEPERAWATAN YA TIDAK KEPERAWATAN
PERAWATAN

13.30 Domain 1 PREVENSI PRIMER EVALUASI KELOMPOK 6


WIB Promosi FORMATIF :
Kesehatan Level 1: Domain 3
Rabu/ 04 Kelas 2 Perilaku S:
November Manajemen Level 2: Kelas S
2020  Seluruh peserta
Kesehatan Pendidikan Pasien
penyuluhan yang
00099 Kode
60

Diagnosa 5510 hadir mengatakan


(00099) Level 3: Intervention mengerti tentang
Ketidakefektifan Pendidikan kesehatan Pengertian
pemeliharaan Aktivitas yang dilakukan lingkungan sehat
kesehatan pada - Mengidentifikasi motivasi dan tidak sehat,
para pekerja dan pengetahuan awal Ciri-ciri
penggilingan padi pegawai dan pemilik lingkungan sehat,
penggilingan padi Ciri-ciri
- Merumuskan tujuan lingkungan yang
pendidikan kesehatan √ tidak sehat, Cara
tentang lingkungan yang memelihara
sehat. lingkungan yang
- Mengidentifikasi sumber sehat
daya yang diperlukan O:
untuk melaksanakan √
pendidikan kesehatan - Seluruh peserta
tentang lingkungan yang dapat menjawab
sehat. beberapa

- Menyajikan informasi pertanyaan
pendidikan kesehatan tentang
dengan menarik dan lingkungan yang
memberikan manfaat. sehat
- Memberikan pendidikan - Seluruh peserta
√ yang hadir dapat
kesehatan dengan cara
kelompok, dengan topic : mendemonstrasi
 Pengertian lingkungan kembali cara
sehat dan tidak sehat memelihara
 Ciri-ciri lingkungan lingkungan yang
√ sehat
sehat
61

 Ciri-ciri lingkungan A:
yang tidak sehat
 Cara memelihara  Masalah teratasi
lingkungan yang sehat P:
ehat.
 Intervensi
PREVENSI SEKUNDER dihentikan.
Level 1: Domain 7
Komunitas
Level 2: Kelas D EVALUASI SUMATIF
Manajemen resiko komunitas S:
Kode
8880  Seluruh peserta
Level 3: Intervention√ penyuluhan yang
hadir mengatakan
Perlindungan lingkungan
cukup mengerti
yang beresiko
tentang
Aktivitas yang dilakukan
Pengertian
Melakukan bersih-bersih
lingkungan sehat
lingkungan kerja dengan
dan tidak sehat,
pegawai penggilingan padi.
Ciri-ciri
lingkungan sehat,
√ Ciri-ciri
lingkungan yang
tidak sehat, Cara
PREVENSI TERSIER memelihara
lingkungan yang
Level 1: Domain 7
sehat
Komunitas
62

Level 2: Kelas D O:
Manajemen Risiko
Komunitas - Seluruh peserta
Kode dapat menjawab
6489 beberapa
Level 3: Intervention pertanyaan
Manajemen Lingkungan: tentang
Keselamatan Pekerja lingkungan yang
sehat
Aktivitas yang dilakukan - Seluruh peserta
 Pembentukan kelompok yang hadir dapat
khusus peduli mendemonstrasi
lingkungan kembali cara
sehat.anggotanya memelihara
merupakan para √ lingkungan yang
pegawai kripik pisang sehat
A:

 Masalah teratasi
sebagian
P:

 Intervensi
dilanjutkan.
I:
- Mengadakan
pembentukan
kelompok peduli
63

lingkungan yang
sehat
E:
-
Setelah dilakukan
beberapa
kegiatan, pada
kegiatan
penyuluhan
kesehatan tentang
lingkungan yang
14.00 WIB Domain V: PREVENSI PRIMER sehat
EVALUASI pekerja KELOMPOK 6
Persepsi/Kognitif FORMATIF:
Rabu/ 04 Kelas 4: Level 1: Domain 3
November Kognisi Perilaku S:
2020 Diagnosa : Level 2: Kelas S - Seluruh peserta
(00228) Pendidikan Pasien penyuluhan yang
Defesiensi Kode hadir
Pengetahuan pada 5510
64

para pekerja Level 3: Intervention mengatakan


penggilingan padi Pendidikan kesehatan mengerti tentang,
Aktivitas yang dilakukan alat pelindung
- Mengidentifikasi motivasi diri
dan pengetahuan awal O:
pegawai dan pemilik
pabrik penggilingan padi. - Seluruh peserta
- Merumuskan tujuan dapat menjawab
pendidikan kesehatan beberapa
tentang APD. √ pertanyaan
- Mengidentifikasi sumber tentang alat
daya yang diperlukan pelindung diri
untuk melaksanakan - Seluruh peserta
pendidikan kesehatan yang hadir dapat
tentang APD. mendemonstrasi
- Menyajikan informasi kembali cara
√ menggunakan
pendidikan kesehatan
dengan menarik dan alat pelindung
memberikan manfaat. diri yang baik
- Memberikan pendidikan dan benar
kesehatan dengan cara A:
kelompok, dengan topic :
 Pengertian APD. √  Masalah teratasi
 Persyaratan APD
P:
 Jenis-jenis APD.
 Manfaat APD.  Intervensi
 Kesimpulan APD dihentikan.
65

EVALUASI SUMATIF
√ S:
- Seluruh pekerja
yang hadir
mengatakan
kurang mengerti
mengenai aalat
√ pelindung diri
O:
PREVENSI SEKUNDER - kurangnya
kesadaran pekerja
Level 1: Domain 3 tentang alat
Perilaku pelindung diri
Level 2: Kelas S A:
Pendidikan Pasien - Masalah belum
Kode teratasi
5515 P:
Level 3: Intervention - Intervensi
Peningkatan kesadaran dilanjutkan
kesehatan I:
Aktivitas yang dilakukan - Mengadakan
- Demontrasi memasang penyuluhan
APD kesehatan tentang
 Memasang masker. alat pelindung
 Memasang sarung diri
tangan.. R/
- Memasang sepatu Bot. √ - pekerja antusias
66

PREVENSI TERSIER

Level 1 : Domain 7
Komunitas
Level 2 : Kelas C
Peningkatan kesehatan
komunitas dan dapat
Kode menjawab
8700 pertanyaan yang
Level 3 : Intervention diajukan
Pengembangan program mengenai alat
pelindung diri
Aktivitas yang dilakukan : √ (APD)
- Pembentukan E:
kelompok khusus - Setelah dilakukan
peduli alat pelindung beberapa
diri (APD) kegiatan, pada
kegiatan

Tabel 3.8 Tabel Catatan Perkembangan Pada Para Pekerja Di Tempat Penggilingan Padi Di Rt09/Rw02 Desa
Cijurey Kecamatan Gegerbitung Kabupaten Sukabumi

No Hari/Tanggal/Waktu Catatan Perkembangan Paraf


67

1 Jumat, 30 Oktober 2020 S : Kelompok 6


(10.00 WIB)
- Pegawai pabrik dan pemilik paham dengan alat
pelindung diri
- Pegawai pabrik dan pemilik mengerti tentang cara
menggunakan alat pelindung diri
- Pegawai pabrik dan pemilik mengerti cara
pemasangan APD yang sesuai dengan kebutuhannya
saat di pabrik
- Pegawai pabrik dan pemilik masih ingat tentang
pentingnya pemakaian APD
- Pegawai pabrik dan pemilik mengatakan masih
adanya kelompok peduli APD dan juga kelompok
peduli lingkungan yang sehat.
O:
- Pegawai pabrik dan pemilik antusias dan
memperhatikan dalam menerima penjelasan
- Pegawai pabrik dan pemilik mengikuti kegiatan
hingga selesai
- Pegawai pabrik dan pemilik terlihat antusias dalam
diskusi
A:
Masalah teratasi
P:
Intervensi Dihentikan
68

I:
Implementasi telah dilakukan
E:
- Pegawai pabrik dan pemilik terlihat paham dan saat
dilakukan evaluasi kembali dan dapat menjawab
pertanyaan dengan benar
BAB IV
PEMBAHASAN

Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang


ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi dalam
upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan
peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang
dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
evaluasi pelayanan keperawatan. Pelayanan Keperawatan Komunitas adalah seluruh
masyarakat termasuk individu, keluarga dan kelompok yang beresiko tinggi seperti
keluarga penduduk didaerah kumuh, daerah terisolasi dan daerah yang tidak
terjangkau termasuk kelompok bayi, balita, lansia dan ibu hamil (Veronica, Nuraeni,
& Supriyono, 2017). Sedangkan berdasarkan pernyataan dari American Nurses
Association (2004) yang mendefinisikan keperawatan kesehatan komunitas sebagai
tindakan untuk meningkatkan dan mempertahankan kesehatan dari populasi dengan
mengintegrasikan keterampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan keperawatan
dan kesehatan masyarakat. Praktik yang dilakukan komprehensif dan umum serta
tidak terbatas pada kelompok tertentu, berkelanjutan dan tidak terbatas pada
perawatan yang bersifat episodik. (Effendi & Makhfudli, 2010)
Salah satu kegiatan pokok dari keperawatan komunitas adalah melaksanakan
asuhan keperawatan kesehatan kerja, melalui pengenalan masalah kesehatan
masyarakat, perencanaan kesehatan, pelaksanaan dan penilaian kesehatan
menggunakan proses keperawatan sebagai suatu pendekatan ilmiah keperawatan.
Pengenalan masalah merupakan salah satu tahap yang penting dalam keperawatan
kesehatan kerja. Dengan diutamakannya masalah kesehatan yang ada melalui
pengkajian yang komprehensif, diharapkan upaya-upaya yang dilakukan untuk
memecahkkan masalah kesehatan tersebut dapat dilakukan dengan pendekatan
pemecahan masalah (problem solving approach), yang dituangkan dalam proses

69
70

keperawatan dengan memanfaatkan pendekatan epidemiologi yang dikaitkan dengan


upaya kesehatan dasar.
Hasil analisa data diperoleh diagnose keperawatan yang pertama yaitu
ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan pada para pekerja penggilingan padi dengan
rumusan alternative solusinya adalah melakukan penyuluhan tentang pentingnya
lingkungan yang sehat, melakukan bersih-bersih pada tempat kerja, membentuk
pekerja peduli lingkungan sehat. Pada hari rabu 04 november 2020 pukul 13.30 WIB
dilakukan implementasi sesuai dengan rencana yang telah dirumuskan. Hasil evaluasi
didapatkan bahwa masalah teratasi dan intervensi di hentikan.
Sedangkan hasil analisa data diperoleh diagnose keperawatan yang kedua
yaitu defisiensi pengetahuan pada para pekerja penggilingan padi dengan rumusan
alternative solusinya adalah melakukan penyuluhan tentang pentingnya penggunaan
APD (alat pelindung diri) ketika bekerja, sikap atau postur kerja, mengajukan
tersedianya APD, mendemontrasikan penggunaan APD membentuk pekerja peduli
APD. Pada hari rabu 04 november 2020 pukul 14.00 WIB dilakukan implementasi
sesuai dengan rencana yang telah dirumuskan. Hasil evaluasi didapatkan bahwa
masalah teratasi dan intervensi di hentikan.
Berdasarkan data yang diperoleh menurut pekerja kondisi lingkungan di
Home Industri pabrik penggilingan padi di RT09/RW02 Desa Cijurey Kecamatan
Gegerbitung Kabupaten Sukabumi yaitu tidak sehat sebesar 100%. ventilasi yang
kurang, pencahayaan tidak terang atau redup, banyaknya debu, sampah padi dimana-
mana. Lingkungan sendiri mempunyai arti suatu lokasi, atau tempat. Jadi lingkungan
kerja adalah suatu lokasi atau tempat untuk melakukan aktifitas kegiatan atau
pekerjaan. Suatu tempat atau lokasi bekerja yang dimana hendaknya membuat
pekerja merasa aman dan tidak merasa canggung dalam melakukan pekerjaaan(Andi,
dkk, 2014). Lingkungan kerja yang kondusif dapat mendukung penerapan program
keselamatan kerja dengan optimal atau dapat mengurangi kecelakaan kerja yang
terjadi di tempat kerja. Hal ini bisa optimal bila seluruh pekerja mengutamakan
program keselamatan kerja, dan lingkungan kerja yang lebih kondusif diharapkan
71

akan meningkatkan motivasi dalam bekerja di tempat kerja(Andi, dkk, 2014).


Lingkungan kerja yang baik dan aman dapat dimulai dari individual masing-masing
pekerja dan juga kebijakan manajemen dalam menerapkan standart keselamatan
dalam bekerja di suatu proyek, baik itu berupa prosedur-prosedur maupun larangan
yang sudah disepakati bersama.
Sebagian Besar Pengetahuan Faktor keselamatan dan kesehatan kerja yaitu
kurang sebanyak 80%, menurut pekerja penggilingan padi berdasarkan tidak
memakai alat perlindungan diri yaitu sebesar 100% atau sebanyak 5 orang, tempat
kerja tidak menyediakan alat pelindung diri, tidak memakai APD saat bekerja seperti
masker, handschoon, sepatu boots. Berdasarkan data pekerja tidak memakai APD saat
bekerja banyak faktor yang mempengaruhi, seperti factor sarana prasarana, dan
kesadaran, hal tersebut sangat rentan terjadi kecelakaan kerja.
Keselamatan dan kesehatan kerja atau K3 merupakan hal yang tidak
terpisahkan dalam sistem ketenagakerjaan dan sumber daya manusia. Keselamatan
dan kesehatan kerja tidak hanya sangat penting dalam meningkatkan jaminan sosial
dan kesejahteraan para pekerjanya akan tetapi jauh dari itu keselamatan dan
kesehatan kerja berdampak positif atas keberlanjutan produktivitas kerjanya. Oleh
sebab itu isu keselamatan dan kesehatan kerja pada saat ini bukan sekedar kewajiban
yang harus diperhatikan oleh para pekerja, akan tetapi juga harus dipenuhi oleh
sebuah sistem pekerjaan karena sudah merupakan sebuah kebutuhan yang harus
terpenuhi bagi setiap pekerja. Tingkat penggunaan alat pelindung diri sangat
berpengaruh pada tingkat keselamatan kerja. Semakin rendah frekuensi penggunaan
alat pelindung diri maka semakin besar kesempatan terjadinya kecelakaan kerja. Pada
kenyataannya masih banyak juga pekerja yang tidak menggunakannya, walaupun
telah diketahui besarnya manfaat alat ini dan perusahaan sudah menyediakan alat
pelindung diri (Asriyani, 2011).. Hal tersebut disebabkan karena banyak faktor yang
mempengaruhi perilaku pekerja sehingga tidak menggunakan alat pelindung diri
tersebut.
72

Alat Pelindung Diri (APD) adalah seperangkat alat keselamatan yang


digunakan oleh pekerja untuk melindungi seluruh atau sebagian tubuhnya dari
kemungkinan adanya pemaparan potensi bahaya lingkungan kerja terhadap
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Jadi alat pelindung diri adalah merupakan salah
satu cara untuk mencegah kecelakaan, dan secara teknis APD tidaklah sempurna
dapat melindungi tubuh akan tetapi dapat mengurangi tingkat keparahan dari
kecelakaan yang terjadi (Asriyani, 2011).
Menurut Sutrisno dan Kusmawan Ruswan didalam Sulisningsih (2016) Untuk
dapat menciptakan kondisi yang aman dan sehat dalam bekerja diperlukan adanya
unsur-unsur dan prinsip-prinsip keselamatan dan kesehatan kerja antara lain adanya
alat pelindung diri, adanya buku petunjuk penggunaan alat, adanya peraturan
pembagian tugas dan tanggung jawab, adanya penunjang kesehatan jasmani dan
rohani, adanya sarana prasarana yang lengkap, adanya kesadaran dalam menjaga
kesehatan kerja. Prosedur bekerja dengan amandan tertib yang berlaku didunia usaha
atau industry biasanya telah dibuat dalam bentuk tata tertib dan aturan keperilakuan.
Sehingga untuk mencapai keselamatan dan kesehatan kerja adalah melalui
pemeliharaan lingkungan kerja dan pemakaian APD.
BAB V
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu unsur yang
penting dalam ketenaga kerjaan. Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
merupakan suatu upaya perlindungan kepada tenaga kerja dan orang lain
yang memasuki tempat kerja terhadap bahaya dari akibat kecelakaan
kerja.tujuan K3 adalah mencegah, megurangi, bahkan meminimalkan resiko
penyakit dan kecelakaan akibat kerja (KAK) serta meningkatkan derajat
kesehatan para pekerja sehingga produktivitas kerja meningkat. Oleh karena
itulah sangat banyak berbagai peraturan perundang-undangan yang dibuat untuk
mengatur masalah kesehatan dan keselamatan kerja. Meskipun banyak ketentuan
yang mengatur mengenai kesehatan dan keselamatan kerja, tetapi masih banyak
faktor di lapangan yang mempengaruhi kesehatan dan keselamatan kerja yang
disebut sebagai bahaya kerja dan bahaya nyata. Masih banyak pula perusahaan
yang tidak memenuhi standar keselamatan dan kesehatan kerja sehingga banyak
terjadi kecelakaan kerja.
Di Home Industri pabrik penggilingan padi di RT09/RW02 Desa Cijurey
Kecamatan Gegerbitung Kabupaten Sukabumi mahasiswa profesi Ners STIKES
Sukabumi menemukan prioritas masalah kesehatan yaitu : yaitu ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan pada para pekerja penggilingan padi dengan karakteristik
: pekerja mengatakan lingkungan kotor, ventilasi yang kurang, pencahayaan tidak
terang atau redup, banyaknya debu, sampah padi dimana-mana. Hasil evaluasi
menunjukan masalah terasi setelah melakukan beberapa implementasi sesuai
dengan Planing Of Action.
Sedangkan untuk masalah kesehatan defisiensi pengetahuan pada para
pekerja penggilingan padi dengan karakteristik sebanyak 80%, pekerja

73
74

penggilingan padi tidak memakai alat perlindungan diri yaitu sebesar 100% atau
sebanyak 5 orang, tempat kerja tidak menyediakan alat pelindung diri, tidak
memakai APD saat bekerja seperti masker, handschoon, sepatu boots. Hasil
evaluasi menunjukan masalah terasi setelah melakukan beberapa implementasi
sesuai dengan Planing Of Action.

A. Saran
1. Untuk Pemilik Home Industri Penggilingan Padi
Diharapkan untuk selalu memperhatikatikan lingkungan kerja yang
sehat dan dapat menyediakan alat pelindung diri untuk para pekerja di home
industri yang anda pimpin dengan tujuan meminimalisir kecelakan dalam
bekerja. Diharapkan pembentukan kelompok peduli lingkungan sehat dan
kelompok peduli APD dapat berjalan dengan baik.

2. Untuk Pekerja Home Industri Penggilingan Padi


Diharapkan untuk selalu memelihara lingkungan kerja dan memakai
alat pelindung diri saat bekerja karena kecelakaan bisa terjadi kapan saja dan
melakukan pekerjaan sesuai dengan SOP yang telah dibuat.
DAFTAR PUSTAKA

Ardiansyah, Mochamad. 2015. “Pengetahuan Karyawan Akan Pentingnya


Penggunaan Alat Pelindung Diri (Apd) Dalam Upaya Menjaga Kesehatan
Dan Keselamatan Kerja (Studi Pada Pt. Iskandar Indah Printing Textile
Surakarta Bagian Weaving)”.Surakarta:Universitas Muhammadiyah.

Bensley, R. J. (2009). Metode Pendidikan Kesehatan Masyarakat. Jakarta:EGC.

Er Ayu Ida & Gayatri, 2018. HUBUNGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN


KERJA (K3) DENGAN KINERJA KARYAWAN PADA PT. UOB INDONESIA
CABANG BENGKULU. Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Dehasen Bengkulu.

Hidayat Rif ’atul, 2016. HAK ATAS DERAJAT PELAYANAN KESEHATAN YANG
OPTIMAL. Akademisi Universitas Islam Indonesia Yogyakarta.

Listautin, 2016. Hubungan Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD), AKTIFITAS


KERJA BERULANG DAN ERGONOMI TERHADAP KECELAKAAN
KERJA PADA TENAGA KERJA BONGKAR PT. JAMBI WARAS
TAHUN 2016. STIKes Prima Jambi.

Nuryasin Ilham, dkk. 2016. PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN MOTIVASI


KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN. Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya Malang.

Nuryasin Ilham, dkk. 2016. PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN MOTIVASI


KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN. Fakultas Ilmu Administrasi
Universitas Brawijaya Malang.

Situru,Pengukuran Tingkat Implementasi dan Peningkatan Penggunaan Alat


Pelindung Diri pada Level Produksi Dalam Menunjang Keselamatan
Kerja;2008.

Soekijdo Notoatmodjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta:PT.


Rineka Cipta

Sucipto CD. Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Yogyakarta: Gosyen Publising; 2014

75
76

Sulhinayatillah, 2017. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian


Kecelakaan Kerja Pada Karyawan Bagian Produksi di PT. PP London
Sumatra Indonesia Tbk, Palangisang Crumb Rubber Factory, Bulukumba
Sulawesi Selatan 2017. Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran
Dan Ilmu Kesehatan Universitas Islam Negeri Alaudin Makasar.

Riset Kesehatan Dasar(Riskesdas). (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan Kementrian RI tahun 2013. Diakses: 28 Oktober 2020 Jam 19.40
WIB.

Tarwaka, 2008. Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Manajemen dan implementasi


K3 ditempat kerja. Surakarta : Harapan Press.

Tersedia Online di http://eprints.uny.id diakses pada tanggal 28 Oktober 2020 Jam


19.00WIB.

Tersedia Online di http://eprints.umk.id diakses pada tanggal 28 Oktober 2020 Jam


19.20 WIB.

Tersedia Online di http://www.academia.edu/ diakses pada tanggal 28 Oktober 2020


Jam 19.40 WIB.

Tsenawatme, Aleks 2014. Pengaruh Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Terhadap


Kinerja Karyawan (Studi Pada Departemen Social Outreach & Local
Development dan Community Relations (CR) PT. Freeport Indonesia.

Undang-Undang RI No.12 tahun 2003 Tentang Ketenaga Kerjaan.

Undang-Undang RI No.1 tahun 1970 Tentang Keselamatan Kerja

Undang-Undang RI No. 36 Tahun 2014 Tentang Tenaga Kesehatan.

Untoro Wahyu, 2019. Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.


https://www.academia.edu/17451335/Kesehatan_and_Keselamatan_Kerja.
Diakses pada tanggal 29 Oktober 2020, pukul 16.00 WIB.

Yuli, Sri Budi Cantika. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. UMM Press
Malang.
LAMPIRAN
Lampiran 1

KUESIONER K3

ANALISIS PENGARUH KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)


SERTA LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI
TEMPAT PABRIK PENGGILINGAN PADI KELUARAHAN CIJUREY
KECAMATAN GEGERBITUNG KABUPATEN SUKABUMI

1. Mohon berikan jawaban dari masing-masing pilihan yang tersedia dengan


memberikan tanda silang (X) pada jawaban yang Bapak/Sdr pilih.
2. Pilihan hendaknya seobjektif mungkin, karena kuisioner ini dapat digunakan
secara optimal apabila seluruh pertanyaan terjawab, untuk itu harap diteliti
kembali apakah semua pertanyaan telah terjawab.

IDENTITAS RESPONDEN :

1. No Responden : ……………………………………
2. Umur : …………...tahun
3. Tanggal/Bulan/Tahun : ........../........../............
4. Tingkat Pendidikan : SLTP SMU  D3 S1  S2 
5. Masa Kerja : .………….tahun
6. Jenis Kelamin : Laki-Laki  Perempuan 

Pada bagian ini, Bapak/Ibu diminta membantu tanda cek (√) pada salah satu alternatif
jawaban yang menurut Bapak/Ibu paling tepat pada a,b, dan c.

Keterangan:

Ya :1

Tidak :2
Lampiran 1

a. Faktor Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Alternatif
No Pernyataan Jawaban

Ya Tidak

1 Karyawan perlu memahami tentang keselamatan


dan kesehatan kerja (K3) yang dilaksanakan oleh
perusahaan

2 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dapat


meningkatkan kinerja karyawan dalam mencapai
target yang ditetapkan

3 Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) dapat


mencegah terjadinya kecelakaan kerja pada saat
pelaksanaan kegiatan

4 Beban kerja yang diberikan kepada karyawan


harus sesuai dengan kemampuan dan
keterampilan yang dimilikinya agar dapat
menghindari terjadinya kecelakaan kerja

5 Kondisi kesehatan dan pemenuhan gizi karyawan


perlu diperhatikan oleh tempat kerja

6 Prosedur pelayanan kesehatan yang diberikan


oleh tempat kerja dapat memberikan jaminan
keselamatan dan kesehatan kerja karyawan

7 Ketersediaan alat pelindung / pengaman pada


saat melaksanakan pekerjaan dapat menghindari
terjadinya kecelakaan kerja

8 Tindakan pencegahan penyakit dan kecelakaan


akibat kerja perlu dilakukan kepada karyawan

9 Tindakan perawatan dan penyembuhan kepada


karyawan perlu dilakukan sebaikbaiknya agar
karyawan merasa diperhatikan

10 Kelengkapan peralatan keselamatan dan


kesehatan kerja sangat diperlukan pada waktu
Lampiran 1

pelaksanaan pekerjaan

b. Faktor Lingkungan Kerja

Alternatif
No Pernyataan Jawaban

Ya Tidak

1 Kondisi penerangan yang baik dapat mengurangi


tingkat kecelakaan kerja pada saat karyawan
melaksanakan pekerjaan

2 Tingkat kesesuaian ruang gerak yang disediakan


oleh perusahaan sangat diperlukan untuk
melakukan suatu pekerjaan

3 Tingkat kesesuaian tata letak peralatan kerja dan


mesin dapat mendukung proses kegiatan
pekerjaan

4 Persedian perlekapan kerja yang cukup dapat


mendukung terlaksanya pekerjaan dengan baik

5 Kondisi suhu udara yang baik didalam pabrik


dapat mendukung terlaksananya pekerjaan
dengan baik

6 Tingkat pengaruh kebisingan dan getaran


diusahakan agar tidak mempengaruhi terhadap
hasil kerja karyawan

7 Lingkungan kerja yang baik dapat membuat


karyawan bekerja dengan hasil yang efektif dan
efisien

8 Tingkat kepedulian karyawan yang sangat tinggi


terhadap lingkungannya dapat menghindari
kecelakaan kerja

9 Tingkat pelaksanaan hubungan antar karyawan


terlaksana dengan baik dapat menciptakan
Lampiran 1

kondisi kerja yang menyenangkan bagi setiap


karyawan

10 Kondisi mesin yang sangat baik dapat


menghindari terjadinya kecelakan kerja pada saat
melakukan pekerjaan

c. Alat Pelindung Diri (APD)

Alternatif
No Pernyataan Jawaban

Ya Tidak

1 Apakah anda mengetahui apa yang dimaksud


dengan Alat Pelindung Diri (APD)?

2 Apakah dengan memakai APD akan berguna


pada waktu ada bekerja ?

3 Tingkat keamanan pada saat bekerja dengan


menggunakan alat pelindung diri sangat
diperlukan oleh setiap karyawan

4 Pemahaman tentang penggunaan alat


keselamatan dan kesehatan kerja perlu
dilaksanakan bagi setiap karyawan

5 Apakah di tempat kerja anda terdapat peraturan


yang mewajibkan anda memakai APD ?

6 Apakah tempat kerja menyediakan alat


pelindung kerja (sarung tangan, masker dll).
Yang dapat menghindarkan dari kecelakaan
kerja ?

7 Apakah anda selalu menggunakan masker untuk


menghindari dari kecelakaan kerja ?

8 Apakah anda selalu menggunakan sarung tangan


untuk menghindari dari kecelakaan kerja ?
Lampiran 1

9 Apakah anda selalu menggunakan sepatu bots


untuk menghindari kecelakaan kerja ?

10 Apakah APD tersebut mudah didapatkan ?


Lampiran 2

HASIL OUTPUT SPSS

JenisKelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Laki-Laki 5 100.0 100.0 100.0

MasaKerja

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid <10 tahun 3 60.0 60.0 60.0

>10 tahun 2 40.0 40.0 100.0

Total 5 100.0 100.0

Usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid <50 tahun 1 20.0 20.0 20.0

>50 tahun 4 80.0 80.0 100.0

Total 5 100.0 100.0

Pendidikan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SD 5 100.0 100.0 100.0

PengetahuanK3

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid cukup 1 20.0 20.0 20.0

kurang 4 80.0 80.0 100.0


Lampiran 2

JenisKelamin

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Total 5 100.0 100.0

LingkunganKerja

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak sehat 5 100.0 100.0 100.0

APD

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid tidak memakai 5 100.0 100.0 100.0


Lampiran 2
Lampiran 3

BERITA ACARA
Lampiran 4

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Kesehatan Keselamatan Kerja

Sub Pokok Bahasan : Lingkungan Sehat Dan Tidak Sehat

Sasaran : Pemilik dan Karyawan Pabrik

Tempat : Home Industri Penggilingan Padi RT 09/RW 02 Desa


Cijurey Kecamatan Gegerbitung Kabupaten Sukabumi

Waktu : 15 menit

Pembicara : Kelompok 6

Hari/Tanggal : Rabu, 4 November 2020

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti penyuluhan selama 15 menit pemilik dan karyawan mampu
memahami pentingnya Alat Perlindung Diri (APD) yang memenuhi standar
kesehatan.

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit pemilik dan karyawan
diharapkan mampu :

a. Memahami pengertian Alat Perlindung Diri (APD)


b. Memahami dan menjelaskan kembali Tujuan Alat Perlindung Diri (APD)
c. Memahami persyaratan Alat Perlindung Diri (APD)
d. Mengetahui jenis-jenis Alat Perlindung Diri (APD)
e. Memahami Fungsi Alat Perlindung Diri (APD)

C. Materi
Terlampir

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. Media Penyuluhan
- Lembar Balik
Lampiran 4

F. Proses Kegiatan Penyuluhan


Waktu Kegiatan
No Tahap
(menit) Penyuluh Sasaran

1 Pembukaan 3 menit  Mengucapkan salam  Menjawab salam


 Memperkenalkan  Mendengarkan
diri
 Menjelaskan tujuan  Memperhatikan
2 Inti 7 menit Menjelaskan materi  Mendengarkan
tentang :
 Menyimak
 Pengertian  Memperhatikan
lingkungan sehat
dan tidak sehat
 Ciri-ciri lingkungan
sehat
 Ciri-ciri lingkungan
tidak sehat
 Cara menjaga
kesehatan
lingkungan
 Ruang lingkup
kesehatan
lingkungan

3 Penutup 5 menit  Tanya jawab  Mengajukan


 Mendemonstrasikan pertanyaan
pemakaian Alat  Menjawab
Perlindung Diri pertanyaan
(APD)  Menyimak
 Menjawab salam
Lampiran 4

 Menyimpulkan
 Memberi salam

G. Evaluasi
1. Cara : Lisan
2. Jenis : Pertanyaan terbuka
3. Waktu : Setelah selesai penyuluhan
4. Soal :
Setelah dilakukan penyuluhan, pemilik dan karyawan mampu menjawab
pertanyaan :

a. Jelaskan pengertian Alat Perlindung Diri (APD)


b. Sebutkan tujuan Alat Perlindung Diri (APD)
c. Sebutkan persyaratan Alat Perlindung Diri (APD)
d. Sebutkan jenis-jenis Alat Perlindung Diri (APD)
e. Sebutkan Fungsi Alat Perlindung Diri (APD) masing-masing satu fungsi

H. Lampiran

MATERI
Lampiran 4

A. Pengertian
Alat Perlindung Diri (APD) adalah suatu alat yang mempunyai
kemampuan untuk melindungi seseorang yang fungsinya mrngisolasi
sebagian atau seluruh tubuh dari bahaya ditempat kerja.

Alat Perlindung Diri (APD) harus sesuai dengan potensi bahaya yang
dapat terjadi dan kualitas standar yang telah ditetapkan.

B. Tujuan Pengunaan Alat Perlindung Diri (APD)


1. Meminimalkan akibat kecelakaan kerja atau penyakit akibat kerja
2. Untuk meminimalkan gangsuan fisik; telinga, mata, kulit, kepala, pusing
dan cepat lelah
3. Mengamankan tubuh bagian dalam; jantung, paru, hati, ginjal, dll
C. Persyaratan Alat Perlindung Diri (APD)
1. Sesuai dengan jenis bahaya yang dihadapi
2. Terbuat dari material yang tahan dari bahaya tersebut
3. Tidak meningkatkan resiko bagi pemakainya
4. Tidak mengganggu APD lain yang bersamaan dipakai yang bersangkutan
D. Jenis-jenis Alat Perlindung Diri (APD)
1. Pengaman mata
2. Pengaman wajah
3. Pengaman telinga
4. Pengaman tangan
5. Pengaman pernafasan
6. Pengaman kaki pakaian kerja
7. Pengaman kepala
E. Fungsi Alat Perlindung Diri (APD)
1. Helment/Topi/Pelindung Kepala, melindungi dari kejatuhan benda keras.
diterpa panas dan hujan.
2. Safety Shoes/Pelindung Kaki, melindungi kaki dari benda tajam,
tersandung benda keras, tekanan dan pukulan, lantai yang basah, lincir dan
berlumpur, disesuaikan dengan jenis bahayanya.
3. Safety Glasses/Kacamata, melindungi dari partikel beterbangan.
4. Pelindung telinga, melindungi dari kebisingan diata 85db.
5. Masker, melindungi dari debu, asap, udara yang terkontaminasi.
6. Sarung tangan, melindungi tangan dari bahan kimia yang korosif, benda
tajam/kasar, menjaga kebersihan bahan, tersengat listrik.
Lampiran 4

7. Safety Belt/Body Harness, melindungi dari bahaya jatuh dari ketinggin


kerja diats 2 meter dan sekeliling bangunan.
8. Jaket pelampung, melindungi dari bahaya jatuh ke air, tenggelam. tidak
dapat berenang.
Lampiran 4

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Kesehatan Keselamatan Kerja

Sub Pokok Bahasan : Lingkungan Sehat Dan Tidak Sehat

Sasaran : Pemilik dan Karyawan Pabrik

Tempat : Home Industri Penggilingan Padi RT 09/RW 02 Desa


Cijurey Kecamatan Gegerbitung Kabupaten Sukabumi

Waktu : 15 menit

Pembicara : Kelompok 6

Hari/Tanggal : Rabu, 4 November 2020

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah mengikuti penyuluhan selama 15 menit pemilik dan karyawan mampu
memahami pentingnya lingkungan sehat yang memenuhi standar kesehatan.

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah diberikan penyuluhan selama 15 menit pemilik dan karyawan
diharapkan mampu :

f.Memahami pengertian lingkungan sehat dan tidak sehat


g. Memahami ciri-ciri lingkungan sehat
h. Memahami ciri-ciri lingkungan tidak sehat
i. Menyebutkan cara menjaga kesehatan lingkungan
j. Memahami ruang lingkup kesehatan lingkungan

C. Materi
Terlampir

D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab

E. Media Penyuluhan
- Lembar Balik
Lampiran 4

F. Proses Kegiatan Penyuluhan


Waktu Kegiatan
No Tahap
(menit) Penyuluh Sasaran

1 Pembukaan 3 menit  Mengucapkan salam  Menjawab salam


 Memperkenalkan  Mendengarkan
diri
 Menjelaskan tujuan  Memperhatikan
2 Inti 7 menit Menjelaskan materi  Mendengarkan
tentang :
 Menyimak
 Pengertian  Memperhatikan
lingkungan sehat
dan tidak sehat
 Ciri-ciri lingkungan
sehat
 Ciri-ciri lingkungan
tidak sehat
 Cara menjaga
kesehatan
lingkungan
 Ruang lingkup
kesehatan
lingkungan

3 Penutup 5 menit  Tanya jawab  Mengajukan


pertanyaan
 Menjawab
pertanyaan
 Menyimpulkan  Menyimak
 Memberi salam  Menjawab salam
G. Evaluasi
Lampiran 4

1. Cara : Lisan
2. Jenis : Pertanyaan terbuka
3. Waktu : Setelah selesai penyuluhan
4. Soal :
Setelah dilakukan penyuluhan, pemilik dan karyawan mampu menjawab
pertanyaan :

a. Jelaskan pengertian lingkungan sehat dan tidak sehat


b. Sebutkan ciri-ciri lingkungan sehat minimal 3
c. Sebutkan ciri-ciri lingkungan tidak sehat minimal 3
d. Sebutkan cara menjaga kesehatan lingkungan minimal 3
e. Sebutkan ruang lingkup kesehatan lingkungan minimal 3

H. Lampiran

MATERI
Lampiran 4

A. Pengertian
1. Lingkungan Sehat
Lingkungan sehat adalah suatu daerah yang belum terkena pencemaran atau
polusi.

2. Lingkungan Tidak Sehat


Lingkungan tidak sehat adalah suatu daerah yang tidak layak dijadikan
tempat tinggal makhluk hidup karena sudah terkena pencemaran atau polusi.

B. Ciri-ciri Lingkungan Sehat


1. Udara bersih dan sehat
2. Tanah yang subur
3. Sumber air yang bersih
4. Sampah tidak berserakan
5. Banyak tumbhan hijau yang subur
6. Air sungai terlihat jernih dan dapat mengalir
C. Ciri-ciri Lingkungan Tidak Sehat
1. Udara kotor karena banyak debu dan asap
2. Sampah banyak bertebarab
3. Sumber air tidak bersih
4. Saluran air tidak lancar sehingga air menggenang
5. Tumbuhan tidak bisa tumbuh dengan subur sehingga lingkungan menjadi
gersang
D. Cara Menjaga Kesehatan Lingkungan
1. Membuang sampah ke tempat sampah
2. Membersihkan lingkungan secara teratur
3. Menanam tanaman disekitar rumah dan lahan kosong dengan tanaman yang
bermanfaat
E. Ruang Lingkup Kesehatan Lingkungan
1. Perumahan
2. Pembuangan kotoran manusia (tinja)
3. Penyediaan air bersih
4. Pembuangan sampah
5. Pembuangan limbah
6. Kandang ternak, dsb
Lampiran 5

DOKUMENTASI
Lampiran 5
Lampiran 5
Lampiran 5
Lampiran 6

Lingkungan Sehat & Tidak Sehat

Lingkungan sehat: suatu daerah yang belum


terkena pencemaran atau polusi

Lingkungan tidak sehat: suatu daerah yang tidak


layak dijadikan tempat tinggal makhluk hidup
karena sudah terkena pencemaran atau polusi
Lampiran 6

Lingkungan Sehat

 Udara bersih dan sehat

 Tanah yang subur

 Sumber air yang bersih

 Sampah tidak berserakan

 Banyak tumbuhan hijau yang


subur

 Air sungai terlihat jernih dan


dapat mengalir
Lampiran 6

Lingkungan Tidak Sehat

 Udara kotor karena banyak debu dan asap

 Sampah banyak bertebaran

 Sumber air tidak bersih

 Saluran air tidak lancar sehingga air menggenang

 Tumbuhan tidak bisa tumbuh dengan subur sehingga


lingkungan menjadi gersang
Lampiran 6

Ruang Lingkup Kesling

 Perumahan

 Pembuangan kotoran
manusia (tinja)

 Penyediaan air bersih

 Pembuangan sampah

 Pembuangan limbah
Kandang ternak dsb
Lampiran 6

Cara Menjaga Kesehatan Lingkungan


Lampiran 6

Alat Pelindung Diri (APD)


Lampiran 6

Tujuan Penggunaan APD


 Meminimalkan akibat kecelakaan
kerja atau penyakit akibat kerja
Lampiran 6

Persyaratan APD
 Sesuai dengan jenis bahaya yang
dihadapi Terbuat dari material yang
Lampiran 6

Jenis-Jenis APD
 Pengaman mata
 Pengaman wajah
Lampiran 6

 Helment/Topi/Pelindung Kepala melindungi dari kejatuhan benda keras,


diterpa panas dan hujan
 Safety shoes/Pelindung kaki melindungi kaki dari benda tajam,
tersandung benda keras, tekanan dan pukulan, lantai yang basah,
lincir dan berlumpur, disesuaikan dengan jenis bahayanya
Lampiran 6
Lampiran 7
Lampiran 7
Lampiran 7
Lampiran 7

Anda mungkin juga menyukai