Anda di halaman 1dari 13

SEJARAH TURUNNYA AL-QUR’AN

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah

Studi Al-Qur’an

Dosen Pengampu :

Zamzam Mustofa, S.Pd.I, M.Pd.

Oleh:

DIO SAPUTRO

NIM : 210317125

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) PONOROGO

OKTOBER 2017

1
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Puji syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas berkat dan karunia-Nya, makalah ini dapat dapat terselesaikan
dengan baik dan tepat pada waktunya. Adapun tujuan pembuatan makalah ini
adalah untuk memenuhi mata kuliah Studi fiqih pada semester satu yang
berjudul “SEJARAH TURUNNYA AL-QUR’AN”.

Dengan mengucap syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan rahmat, taufiq, hidayah dan inayahnya, sehingga kami dapat
menyelesaikan masalah ini. Dengan hadirnya makalah ini diharapkan dapat
memberikan sedikit informasi bagi para pembaca khususnya mahasiswa
program studi PAI (Pendidikan Agama Islam).

Penyusun menyadari bahwa apa yang di sajikan dalam makalah ini


masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu dengan segala kerendahan hati
penyusun berharap dari semua pihak atas segala saran dan kritikanya demi
kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya atas segala keterbatasan yang penyusun miliki apabila ada


kekurangan dan kesalahan mohon maaf. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
pembaca dan menjadi bekal pengetahuan bagi penyusun dikemudian hari.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN 1

A. Latar Belakang 1
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2

BAB II PEMBAHASAN 3

A. Pengertian Turunnya Al-Qur’an 3


B. Tahapan Turunnya Al-Qur’an 3
C. Pendapat Para Ulama Tentang Tahap-tahap Turunnya Al-Qur’an 4
D. Ayat Pertana dan Terakhir yang diturunkan 5
E. Hikmah Al-Qur’an diturunkan secara Berangsur-angsur 6

BAB III PENUTUP 9

A. Kesimpulan 9

DAFTAR PUSTAKA 10

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ketika Al-Quran turun kepada Nabi SAW, beliau
menyampaikan kepada para sahabatnya secara perlahan-lahan agar
mereka menghafalnya lafaznya, dan mampu memahami maknanya.
Nabi Muhammad SAW, sangat perhatian dalam menghafal
(memelihara) Al-Qur’an dan dalam memperolehnya. Al-Qur’an
sepenuhnya hanya bisa diapresiasi dalam bahasa Arab. Al-Qur’an
adalah dokumen keagamaan yang mengandung pernyataan awal tentang
kepercayaan dan praktek kaum Muslim yang mendasar, namun bukan
doktrin yang dijelaskan secara utuh dan sistematis. Al-Qur’an adalah
sebuah dokumen hukum suci yang terdiri dari peraturan-peraturan
tentang perkawinan, perceraian, makanan, finansial, harta rampasan,
pembalasan (Qishash), perjanjian, wasiat, warisan, dan sebagainya,
meskipun tampaknya ia mengandung inkonsistensi dan kode hukum
yang diberikan, dilakukan secara tidak lengkap dan sistematis.
Peraturan-peraturan individu sepertinya dinyatakan dari waktu ke waktu
dengan kebutuhan yang ada, dan men-naskh beberapa peraturan yang
mendahuluinya.
Allah SWT menurunkan Al-Qur’an tidak sekaligus sebagaimana
kitab-kitab yang kita ketahui, akan tetapi sedikit demi sedikit secara
berangsur-angsur, sebab ada suatu hikmah atau rahasia yang terkandung
di dalamnya. Wahyu itu diturunkan pada setiap ada peristiwa atau
kejadian, supaya mereka kaum muslimin bertetap hati, tidak merasa
jenuh dan Nabi sering dikunjungi oleh malaikat Jibril untuk dibangun
kegembiraan dan kesenangan hati. Dengan demikian Nabi selalu merasa
gembira karenanya. Untuk orang-orang yang ummi akan lebih mudah
cara menghafalnya dan memahami. Al-Qur’an diturunkan secara

4
berangsur-angsur dalam masa 22 tahun 2 bulan 22 hari. Wahyu yang
diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan perantaraan Malaikat
Jibril adalah secara berangsur-angsur, sedikit demi sedikit. Kadang-
kadang turun hanya terdiri dari beberapa ayat saja, dan kadang-kadang
terdiri dari beberapa ayat, lima sampai sepuluh ayat bahkan ada yang
hanya satu ayat. Tetapi ada pula yang sekali turun terdiri dari satu surat
lengkap yaitu terdiri dari beberapa surat yang pendek, seperti Surat Al-
fatihah, Surat Al-Ikhlas, Al-Alaq, dan sebagainya.
Oleh karena itu, tidaklah aneh kalau Al-Qur’an itu, sebagaimana apa
yang telah kita dengar, telah dihafal oleh sejumlah besar para sahabat.
Karena salah satu hikmah Al-Qur’an diturunkan berangsur-angsur
menurut hemat penulis adalah agar lebih mudah dihafal ataupun
dipahami oleh umat Rasulullah SAW dikemudian hari.

B. Rumusan Masalah
1. Pengertian turunnya al-Qur’an?
2. Tahapan tuurunnya al-Qur’an?
3. Pendapat para ulama tentang tahap-tahap turunnya al-Qur’an?
4. Ayat pertama dan terakhir yang diturunkan?
5. Hikmah al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian turunnya al-Qur’an
2. Mengetahui tahapan turunnya al-Qur’an
3. Mengetahui pendapat para ulama tentang tahap-tahap turunnya al-
Qur’an
4. Mengetahui ayat pertama dan terakhir yang diturunkan
5. Mengetahui hikmah al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur

5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Turunnya al-Qur’an
Turunnya Al-Qur’an ialah proses menetapkan atau
memantapkan atau memeberitahukan atau memahamkan atau
menyampaikan al-Qur’an ke Lauh al-Mahfuzh atau kedunia, maupun
kepada Nabi Muhammad SAW.1

B. Tahapan Turunnya al-Qur’an


Tahap-tahap turunnya al-Qur’an yang dimaksud adalah tertib
dari fase-fase disampaikan kitab suci al-Qur’an, mulai dari sisi Allah
SWT, hingga langsung kepada nabi Muhammad SAW.2
Proses turunnya al-Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW.
Melalui tiga tahapan, yaitu sebagai berikut:
1. Tahapan pertama (al-tanazul al-awwal)
Al-Qur’an turun secara sekaligus dari Allah ke Lauh al-mahfuzh,
yaitu suatu tempat yang merupakan catatan tentang segala ketentuan
dan kepastian Allah. Proses pertama ini disyariatkan dalam: (Q.S.
Al-Buruj [85] : 21-22).
Artinya:
“bahkan yang didustakan mereka ialah Al-Qur’an yang mulia. Yang
(tersimpan) dalam lauh al-mahfuzh”.
2. Tahapan kedua (al-tazzul al-tsani)
Al-Qur’an diturunkan dari lauh al-mahfuzh ke bait al-izzah
(tempat yang berada di langit dunia). Proses kedua ini disyariatkan
dalam: (Q.S. Al-Qadar [97] : 1).

1
Nur Efendi, Studi Al-Qur’an, (Tulungagung: Teras, 2013), 61.
2
Ibid, 62.

6
Artinya:
“Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (Al-Qur’an) pada
malam kemuliaan”.3

Hikmah diturunkannya alQur’an dari lauh al-mahfuzh ke Bayat al-


Izzah ini ada tiga hal, yaitu:

a. Menunjukkan kehebatan dan kemukjizatan al-Qur’an yang


tidak diturunkan seperti kitab suci yang lainnya.
b. Menjelaskan kebenaran Nabi Muhammad sebagai penerima
wahyu yang tidak sekali terima.
c. Memberitahukan keoada malaikat dan para Nabi serta Rasul
terdahulu mengenai kemuliaan dan ketinggian Nabi
Muhammad sebagai Rasul terakhir.4
3. Tahapan ketiga
Al-Qur’an diturunkan dari bait al-izzah ke dalam hati Nabi
dengan jalan berangsur-angsur sessuai dengan kebutuhan.
Adakalanya satu ayat, dua ayat, dan kadang-kadang satu surat.
Proses ketiga ini disyariatkan dalam: (Q.S. As-Syu’ara [26] : 193-
195).
Artinya:
“…Dia dibawa turun oleh Ar-ruh Al-amin (Jibril), ke dalam hatimu
(Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang diantara orang
yang memmberi peringatan, dengan bahasa arab yang jelas”.5

C. Pendapat Para Ulama Tentang Tahap-tahap turunnya al-Qur’an


Para ulama berbeda pendapat tentang turunnya al-Qur’an antara lain:
1. Peatama, pendapat Ibnu Abbas dan ulama lain, bahwa
turunnya al-Qur’an sekaligus ke Bayat al-Izzah di langit dunia

3
Rosihon Anwar, Ulumul Qur’an, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2009), 46-47.
4
Nur Efendi, Studi Al-Qur’an, 63-64.
5
Rosihon Anwar, Ulumul Qur’an, 47-48.

7
agar para malaikat menghormati kebesarannya. Kemudian al-
Qur’an diturunkankepada Nabi Muhammad secara bertahap
lewat Malaikat Jibril.
2. Kedua, diriwayatkan oleh Asy-Sya’bi, bahwa turunnya al-
Qur’an dimulai malam lailatul qadr di bulan Ramadhan.
Kemudian turunnya berlanjut secara bertahap sesuai dengan
kejadian peristiwa selama 23 tahun.
3. Ketiga, sebagian Ulama mengatakan bahwa al_qur’an itu
diturunkan ke langit dunia selama 23 tahun atau 23 malam
lailatul qadr yang telah ditentukan Allah SWT. Dan jumlah
wahyu yang diturunkan ke langit dunia di malam lailatul qadr
untuk masa satu tahun penuh itu kemudian diturunkan secara
berangsur-angsur.

Dari ketiga pendapat tersebut yang paling kuat adalah al-


Qur’an itu diturunkan sekaligus pada malam lailatul qadr ke Bayt al-
Izzah di langit dunia, kemudian diturunkan dari langit dunia ke bumi
secara berangsur-angsur selama 23 tahun. Hal tersebut menunjukkan
tidak adannya pertentangan terkait ayat-ayat al-Qur’an tentang
turunnya al-Qur’an.6

D. Ayat yang Pertama dan Terakhir yang diturunkan


1. Ayat yang pertama kali diturunkan adalah al-‘Alaq : 1-5

(٢) ‫) َخ َلَق اَّلِذ ي َر ِّبَك ِباْس ِم اْقَر ْأ‬١( ‫َعَلٍق ِم ْن اِإْل ْنَس اَن َخ َلَق‬

‫) اَأْلْك َر ُم َو َر ُّبَك‬٣( ‫) ِباْلَق َلِم َعَّلَم اَّلِذ ي‬٤( ‫َلْم َما اِإْل ْنَس اَن َعَّلَم‬
‫اْقَر أ‬

6
Nur Efendi, Studi Al-Qur’an, 64-65.

8
(٥) ‫َيْع َلْم‬
Ayat ini menunjukkan kenabian Nabi Muhammad, sedangkan
Firman “Ya ayyuhal muddatsir” menunjukkan kerasulan Nabi
Muhammad.

2. Ayat yang terakhir turun adalah al-Baqarah : 281

‫َك َس َبْت َما َنْف ٍس ُك ُّل ُتَو َّفى ُثَّم الَّلِه ِإَلى ِفيِه ُتْر َجُعوَن َيْو ًما َو اَّتُقوا‬
(٢٨١) ‫ُيْظَلُم وَن ال َو ُه ْم‬
“Peliharalah dirimu dari (azab yang terjadi pada) hari yang
pada waktu itu kamu semua dikembalikan kepada Allah.
Kemudian masing-masing diberi balasan yang sempurna
terhadap apa yang telah dikerjakannya, sedang mereka
sedikitpun tidak dianiaya (dirugikan)”. (Q.S. Al-Baqarah : 281).

Ayat ini turun 9 hari sebelum Nabi Muhammad wafat.7

E. Hikmah al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur


Hikmah turunnya al-Qur’an secara berabgsur-angsur, diantaranya:
1. Hikmah pertama, yaitu menguatkan atau meneguhkan hati
Rasulullah SAW.
Rasulullah dalam menyampaikan dakwahnya kepada
manusia sering mengalami rintangan dan juga gangguan serta
ancaman dari orang-orang yang kasar dan keras kepala. Maka
dalam menguatkan hati Rasul, Allah menurunkan wahyu secara
berangsur-angsur sesuai kebutuhan Rasul ketika menghadapi
umatnya.
2. Hikmah kedua, yaitu tantangan dan mukjizat.

7
Mohammad Gufron, Ulumul Qur’an, (Yogyakarta: Teras, 2013), 18-19.

9
Di saat mereka keheranan terhadap turunnya al-Qur’an
secara berangsur-angsur, maka Allah menjelaskan kepada
mereka kebenaran hal itu; sebab tantangan kepada mereka tidak
sanggup untuk membuat yang serupa denganya, akan lebih
memperlihatkan kemukjizatan dan lebih efektif pembuktiannya
daripada kalau al-Qur’an diturunkan sekaligus.
3. Hikmah ketiga, yaitu mempermudah hafalan dan
pemahamannya.
Al-Qur’an diturunkan di tengah-tengah umat yang ummi
yang tidak pandai membaca dan menulis. Mereka hanya
mengandalkan hafalan dan daya ingatan. Jelas tidak mungkin
mereka ataupun Nabi mempunyai pengetahuan tentang cara
menulis dan membukukannya sehingga sangat baik jika
diturunkan secara berangsur-angsur.8 Setiap kali turun satu atau
beberapa ayat, para sahabat segera menghafalnya, memikirkan
maknanya, dan mempelajari hukum-hukum yang terkandung
didalamnya. Kebiasaan para sahabat ini kemudian menjadi
metode pembelajaran dalam kehidupan para tabi’in.9
4. Hikmah keempat, yaitu kesesuaian dengan peristiwa-peristiwa
dan pentahapan dalam penetapan hukum.
Al-Qur’an turun sesuai dengan peristiwa-peristiwa yang
terjadi pada kaum Muslimin dalam perjuangan mereka yang
lama untuk meninggikan kalimah dan agama Allah, serta
meletakkan dasar penetapan hukum dan hukum syari’at, aqidah
hingga mu’amalah. Jelas hal tersebut dilakukan lewat
pentahapan yang baik guna mendidik umat ini sesuai dengan
peristiwa-peristiwa yang dialami oleh umat tersebut.

8
Nur Efendi, Studi Al-Qur’an, 69-72.
9
Ali Mufron, Pengantantar Ilmu Tafsir dan Qur’an, (Yogyakarta: Aura Pustaka, 2014), 85.

10
5. Hikmah kelima, yaitu bukti yang pasti bahwa Al-Qur’an al-
Karim diturunkan dari sisi Yang Maha Bijaksana dan Maha
Terpuji.
Al-Qur’an yang turun secara berangsur-angsur kepada
Rasulullah dalam waktu lebih dari 23 tahun, dan selama itu
orang-orang membacannya dan mengkajinya surah demi surah.
Ketika itu mereka melihat rankaian yang begitu padat, tersusun
dengan cermat sekali dengan makna yang saling bertautan,
dengan gaya yang begitu kuat, serta ayat demi ayat dan surah
demi surah saling terjalin bagaikan untaian mutiara yang indah
yang belum pernah ada bandingannya dalam perkataan
manusia.10

10
Nur Efendi, Studi Al-Qur’an, 73-74.

11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pengertian turunnya al-Qur’an adalah proses turunnya al-Qur’an ke
Lauh al-Mahfuzh atau ke kedunia, maupun kepada Nabi Muhammad.
2. Tahapan turunya al-Qur’an
a. Pertama, Al-Qur’an turun sekaligus dari Allah ke Lauh al-
Mahfuzh.
b. Kedua, Al-Qur’an diturunkan dari Lauh al-Mahfuzh ke Bayt al-
Izzah.
c. Ketiga, Al-Qur’an diturunkan dari Bait al-Izzah ke dalam hati
Rasulullah secara berangsur-angsur.
3. Pendapat para ulama tentang tahap-tahap turunnya al-Qur’an
a. Menurut Ibnu Abbas an Ulama lain, Al-Qur’an diturunkan
sekaligus ke Bayt al-Izzah kemudian diturunkan kepada Nabi
Muhammad secara bertahap lewat Malaikat Jibril.
b. Menurut Asy-Sya’bi, Al-Qur’an diturunkan pada malam
lailatul qadr kemudian diturunkan kedunia secara bertahap .
c. Menurut sebagian Ulama lain, Al-Qur’an diturunkan kelangit
dunia selama 23 tahun kemudian diturunkan secara berangsur-
angsur.
4. Ayat yang pertama kali turun adalah surah al-Alaq ayat 1-5 sedangkan
ayat yang terakhir kali turun adalah surah al-Baqarah ayat 281.
5. Hikmah al-Qur’an diturunkan secara berangsur-angsur
a. Menguatkan hati Rasulullah SAW.
b. Tantangan dan mukjizat.
c. Mempermudah hafalan dan pemahamannya.

12
d. Sesuai dengan peristiwa dan pentahapan dalam penetapan
hukum.

DAFTAR PUSTAKA

Efendi, Nur. 2013. Studi Al-Qur’an. Tulungagung: Teras.


Anwar, Rosihon. 2009. Ulumul Qur’an. Bandung: CV Pustaka Setia.
Gufron, Mohammad. 2013. Ulumul Qur’an. Yogyakarta: Teras.
Mufron, Ali. 2014. Pengantantar Ilmu Tafsir dan Qur’an. Yogyakarta: Aura Pustaka.

13

Anda mungkin juga menyukai