Anda di halaman 1dari 61

METODE PELAKSANAAN

KEGIATAN : PENINGKATAN JALAN

PEKERJAAN : PENINGKATAN JALAN TEGOREJO – NGAMPELKULON (TAHAP 3)

LOKASI : KECAMATAN PEGANDON DAN NGAMPEL

PENYEDIA JASA : PT. NURCAHYA JAYA MANDIRI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Setelah mempelajari bestek/gambar, maka kami mencoba membuat metoda pelaksanaan,
karena salah satu syarat teknis untuk penawaran pekerjaan tersebut diatas. Untuk
memenuhi persyaratan Usulan Teknis dalam penawaran yang kami ajukan, yang kami
susun berdasarkan aturan-aturan pelaksanaan pekerjaan yang dipersyaratkan dalam
Bestek, Gambar Kerja. Dalam Metode Pelaksanaan Pekerjaan ini, kami laksanakan
pekerjaan tersebut selama 120 hari Kalender dan masa pemeliharaan 180 hari kalender
menguraikan/menjelaskan langkah-langkah yang akan kami lakukan dalam
melaksanakan atau penyelesaian pekerjaan tersebut diatas. Meliputi tenaga kerja,
material, peralatan, kualitas pekerjaan serta teknis pelaksanaan.

1.2 MAKSUD DAN TUJUAN


Pada pekerjaan ini dituntut profesionalitas tenaga lapangan atau yang akan ditempatkan
di lapangan harus benar-benar orang yang memahami, baik teori maupun pengalaman
lapangan, jadi untuk menjaga mutu dan tahapan kerja diperlukan orang yang memang
sudah pernah mempelajari menghitung, merencana, mengawasi dan melaksanakan
pekerjaan peningkatan jalan, apabila ada kendala dilapangan tim Direksi bisa melihat
antara data lapangan dengan data yang yang direncanakan dengan tujuan untuk
kelancaran dan mutu pekerjaan ini.

1.3 LOKASI
Lokasi pekerjaan berada pada ruas jalan Tegorejo – Ngampelkulon (Tahap 3) No. 21
dikecamatan Pegandon dan Ngampel Propinsi Jawa Tengah.

1.4 LINGKUP PEKERJAAN


Lingkup pekerjaan yang dimaksud meliputi :
A. PEKERJAAN PENDAHULUAN
1. Mobilisasi dan Demobilisasi Ls
2. Direksi Keet M2
3. Papan Nama Kegiatan Ls

B. PEKERJAAN LPB
1. Urugan Sirtu Bahu Jalan (dengan alat stamper) M3
2. Leveling Badan Jalan Urugan Sirtu Setempat (dengan mesin gilas) M3

C. PEKERJAAN PELEBARAN JALAN 1 M


1. Galian Struktur 0-2 m (dengan alat) M3
2. Hurugan Sirtu (dipadatkan dengan alat stamper) tebalm : 20 cm M3
3. LPB Telford 10/15 (sub base batu belah) M3

D. PEKERJAAN STRUKTUR JALAN BETON, LEBAR 5 M


1. Galian Perkerasan Beraspal (dengan alat) M3
2. Baja Tulangan Ø 10 Penyangga Dowel dan Tie Bar Kg
3. Pengelasan Tulangan Penyangga Cm
4. Pas, Tulangan Dowel Ø 19 mm, P : 50 cm, Besi Polos Btg
5. Pas, Tulangan Dowel Ø 16 mm, P : 60 cm, Besi Polos Btg
6. Bekisting untuk Lantai Kerja M2
7. Bekisting untuk Lantai Kerja (pasang kembali) M2
8. Perkerasan Jalan Mutu Beton fc’ 30 Mpa (K 350) ready mix t : 25 cm,
termasuk bekisting dan pembasahan M3
9. Lantai Kerja Mutu fc’ 7,4 Mpa (K 100) ready mix t : 7 cm M3
10. Pas. Kayu Pengarah retak, Cutting Beton dan Asphalt Sealant M’
11. Penggoresan Permukaan Beton M2

E. PEKERRJAAN STRUKTUR JALAN BETON, LEBAR 4 M


1. Galian Perkerasan Beraspal (dengan alat) M3
2. Pembongkaran Oprit Lama (dengan alat) M3
3. Baja Tulangan U-24 atau Ulir 32 Ø 10 mm Penyangga Dowel Kg
4. Pengelasan Tulangan Penyangga Cm
5. Pas. Dowel Ø 19 mm P : 50 cm, Besi Polos Btg
6. Perkerasan Jalan Mutu Beton fc’ 30 Mpa (K 350) ready mix t : 25 cm,
Termasuk bekisting dan pembasahan M’
7. Pas. Kayu Pengarah retak, Cutting Beton dan Asphalt Sealant M’
8. Penggoresan Permukaan Beton M2

F. PEKERJAAN OPRIT BETON FC’ 20 Mpa (K 250) JUMLAH 18 TITIK


1. Galian Perkerasan Beraspal M3
2. Perkerasan Jalan Mutu Beton fc’ 20 Mpa (K 250) ready mix t : 20 cm,
Termasuk bekisting dan pembasahan M3
G. PEKERJAAN BOX CULVERT 5 BH : GI (1 X 1 X 6) M, G2 (1 X 1,4 X 7) M,
G3 (1 X 1 X 9,5) M, G4 dan G5 (1 X 1 X 7) M
I. PEKERJAAN TANAH
1. Pengukuran dan Pemasangan Bowplank M’
2. Galian Perkerasan Beraspal (dengan alat) M3
3. Galian Struktur 0-2 m (dengan alat) M3
4. Hurugan Sirtu (dipadatkan dengan alat stamper) M3
5. Pembongkaran Beton (dengan alat) M3
6. Pembongkaran Pas. Batu (dengan alat) M3

II. PEKERJAAN PASANGAN


1. Pasangan Batu Belah 1 : 5 Lantai Kerja M3
2. Pas. Bekisting Plat Lantai M2
3. Pas. Bekisting Plat Lantai Pasang Kembali M2
4. Pas. Bekisting Dinding M2
5. Pas. Bekisting Dinding Pasang Kembali M2
6. Perancah Untuk Beton M3
7. Memasang Baja Tulangan Kg
8. Beton Struktur K 225 (site mix) M3
9. Oprit Box Culvert, Beton fc’ 30 Mpa (K 350) ready mix, t : 20 cm M3
10. Pemasangan Plastik Alas Cor M2
11. Perendaman Lantai Box Culvert Selama 14 Hari M2
12. Acian M2
13. Pengecatan dengan Cat Tembok M2
14. Pas. Kode Gorong-gorong (20 x 25) cm bahan marmer Bh

H. PEKERJAAN JEMBATAN : (3,5 X 7) M


I. PEKERJAAN TANAH
1. Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank M’
2. Galian Tanah Biasa M3
3. Urugan Sirtu (dengan alat stamper) M3
4. Pembongkaran Beton (dengan alat) M3
5. Pembongkaran Pas. Batu (dengan alat) M3

II. PEKERJAAN PASANGAN


1. Pasangan Batu Belah 1 : 4 Senderan M3
2. Pasangan Batu Belah 1 : 5 Lantai Kerja M3
3. Pas. Bekisting Plat Lantai Atas M2
4. Pas. Bekisting Plat Lantai Atas Pasang Kembali M2
5. Pas. Bekisting Dinding M2
6. Pas. Bekisting Dinsing Pasang kembali M2
7. Perancah untuk Beton M3
8. Memasang Baja Tulangan Kg
9. Beton Struktur K 350 (ready mix) M3
10. Oprit Box Culvert, Beton fc’ 30 Mpa (K 350) ready mix, t : 20 cm M3
11. Pemasangan Plastik Alas Cor M2
12. Perendaman Lantai Box Culvert Selama 14 Hari M2
13. Acian M2
14. Pengecatan dengan Cat Tembok M2
15. Pasang Drainase Lantai Jembatan Pipa Besi GIP Ø 2” medium B M’
16. Pasang Cerucuk Bambu Ø 10 cm Panjang 1,5 m M’
17. Pasang Kode Jembatan Ukuran (40 x 50) cm Bahan Marmer Bh

I. PEKERJAAN SENDERAN
1. Galian Struktur 0-2 m (dengan alat) M3
2. Pasangan Batu Belah 1 : 4 (Tipe N) termasuk Siar dan Plesteran M3
3. Pasang Cerucuk Bambu Ø 10 cm Panjang 1,5 m M’
4. Urugan Setempat Tanah Biasa M3

J. PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Penebangan Pohon Ø 30-50 cm Btg
2. Bongkar dan Pasang Kembali Pipa PAM di Gorong-gorong dan
Jembatan Ls
3. Patok Hektometer Bh
4. Patok Kilometer Bh

BAB II
METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN

Pada Kegiatan ini pertama kali adalah melakukan pekerjaan persiapan sebelum melangkah
ke pekerjaan selanjutnya.
Pekerjaan persiapan meliputi survey awal / MC 0, untuk menentukan volume yang akan
dikerjakan nantinya. Setelah mengetahui volume dan pekerjaan yang akan dikerjakan
kemudian mulai membuat rencana dan jadwal pelaksanaan pekerjaan serta jadwal mobilisasi
peralatan yang diperlukan, berikutnya sewa barak/gudang kerja dan direksi keet dan juga
melakukan pemasangan papan nama kegiatan.
Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan pekerjaan utama, uraian dari tahap pekerjaan
persiapan dan pekerjaan yang bersifat utama adalah sebagai berikut :

2.1 PEKERJAAN PENDAHULUAN


Mobilisasi dan Demobilisasi
Pada pengertiannya, mobilisasi adalah kegiatan mendatangkan ke lokasi alat-alat proyek
sesuai spesifikasi yang ditentukan dalam dokumen lelang, sedangkan demobilisasi adalah
mengembalikan ke lokasi alat-alat proyek sesuai spesifikasi yang ditentukan dalam
dokumen lelang. Untuk menjamin bahwa semua jalan dan akses jalan yang ada tetap
dibuka untuk kepentingan umum/ masyarakat, maka jalan/akses jalan harus dijaga serta
diberi rambu/ papan keterangan/ petunjuk agar dalam kondisi aman dan dapat
digunakan untuk lintasan lalu lintas / kepentingan masyarakat selama dalam pelaksanaan
pekerjaan. Mobilisasi tersebut dilakukan untuk pelaksanaan pekerjaan, sesuai dengan
daftar personil yang diusulkan, dan setelah perijinan untuk mulai pekerjaan disetujui,
maka tenaga kerja yang diperlukan untuk kegiatan tersebut di datangkan. Alat - alat yang
diperlukan untuk menunjang kegiatan pelaksanaan pekerjaan, didatangkan bertahap
sesuai kebutuhan dilapangan.
Mobilisasi peralatan meliputi:
1. Penggetar Beton 1 bh
2. Cettur Beton 1 bh
3. Mesin Gilas (Tandem Roller) 1 bh
4. Alat Pemadat Stamper 1 bh
5. Excavator 1 bh
6. Asphalt Sprayer 1 bh
7. Water Tanker truck 1 bh
8. Concrete Slip Form Paver 1 bh
9. Flat Bed Truck 1 bh
10. Genset 1 bh
11. Mesin Potong Besi 1 bh
12. Alat Alur Beton (Grooving) 1 bh
13. Alat Las 1 bh
Sedangkan untuk kebutuhan material didatangkan sesuai jadwal kegiatan pelaksanaan
secara bertahap, hal ini dikarenakan pada lokasi pekerjaan terbuka dan lokasi yang
terbatas aksesnya (jalan raya).

Papan Nama Proyek


Papan nama kegiatan meliputi nama penyedia jasa, pekerjaan yang dilaksanakan serta
waktu pelaksanaan pekerjaan dan hal-hal lain yang dianggap perlu yang direkomendasikan
oleh pengguna jasa. Papan nama kegiatan tersebut dibuat sesuai dengan ketentuan
sehingga dapat dibaca dengan jelas dan dapat memberikan fungsi sebagaimana maksud
tujuannya. Pemasangan papan nama kegiatan di letakkan pada lokasi pekerjaan yang
strategis sebagai maksud sosialisasi ke masyarakat umum sekaligus memberikan kejelasan
adanya pekerjaan tersebut. Dimana tujuan dari papan nama adalah sebagai berikut :
- Papan Nama ini digunakan sebagai identitas dan informasi mengenai proyek
- Papan nama proyek dibuat dengan ukuran atas persetujuan Direksi pekerjaan
- Bahan yang dipakai : kayu kaso, paku, bendrat, MMT dan lain-lain
- Papan nama Proyek dipasang pada lokasi pekerjaan
- Papan nama dipelihara selama pelaksanaan proyek berlangsung

Direksi Keet
Sewa Direksi Keet dan Brak/Gudang sementara dilokasi proyek disesuaikan dengan
spesifikasi teknik yang diperuntukkan sebagai kantor lapangan dan sebagian sebagai
tempat penyimpanan material. Untuk Ruang kantor dan ruang Rapat didalamnya
dilengkapi meja, kursi, gambar kerja, time schedule, struktur organisasi proyek, papan
tulis, alat pemadam kebakaran, buku tamu, buku direksi dan laporan harian proyek.
Ruang ini digunakan sebagai kantor sementara kontraktor dan dipakai sewaktu-waktu
perlu dilakukannya rapat kerja. Gudang penyimpanan bahan dibuat untuk tempat bahan
material yang sifatnya untuk menjaga keselamatan dari bahan tersebut. Untuk Gudang
penyimpanan semen, tempatnya harus baik sehingga terlindung dari kelembaban atau
keadaan cuaca lain yang merusak. Lantai penyimpanan harus kuat dan berjarak minimal
30 cm dari permukaan tanah.
BAB III
URAIAN PEKERJAAN UTAMA

3.1. PEKERJAAN LPB


1. Urugan Sirtu Bahu Jalan (Dengan Alat Stamper)
- Volume 849.99 m3
- Bahan yang digunakan : Sirtu (quarry - Lokasi Pekerjaan)
- Alat yang digunakan : Vibratory plate tamper, Alat Bantu.
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu , Minggu Ke 1 – Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : urugan dan pemadatan dengan lebar dan kedalaman
sesuai dengan dimensi perencanaan..
1. Pekerjaan urugan sirtu dilakukan sebelum pekerjaan pengecoran rigid
pavement jalan dilakukan.
2. pemadatan dapat dilakukan secara manual dengan dilakukan pembasahan
pada urugan sirtu.
3. untuk mendapatkan hasil akhir yang baik dibantu pula dengan alat
Vibratory plate tamper.
4. Foto dokumentasi galian diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100% pada
sudut pengambilan yang sama.

2. Levelling Badan Jalan Urugan Sirtu Setempat (Dengan Mesin Gilas)


- Volume 1383,31 m3
- Bahan yang digunakan : Sirtu (Quarry – Lokasi Pekerjaan)
- Alat yang digunakan : Mesin Gilas 3 Roda 6 - 8 ton, Alat Bantu.
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu , Minggu Ke 1 – Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : urugan dan pemadatan dengan lebar dan kedalaman
sesuai dengan dimensi perencanaan.
1. Sirtu merupakan singkatan dari pasir dan batu dan digunakan untuk
memperbaiki tanah asli karena urug sirtu lebih stabil dari pada tanah alami.
2. Penimbunan sirtu di bahu jalan adalah penimbunan sirtu pada bahu jalan
setelah jalan dibeton dengan menggunakan bahan sirtu, material dihampar
dan dipadatkan dengan mesin gilas (Bersamaan dengan leveling badan
jalan).
3. Foto dokumentasi galian diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100% pada
sudut pengambilan yang sama.
3.2. PEKERJAAN PELEBARAN JALAN 1 M
1. Galian struktur 0-2 m (dengan alat)
- Volume 464.00 m3
- Bahan yang digunakan : -
- Alat yang digunakan : Excavator 80-140 HP, Bulldozer 100-150 HP, Alat Bantu.
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu , Minggu Ke 1 – Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : galian sesuai dengan dimensi dan syarat perencanaan
yang disepekati.
1. Tanah yang digali dikumpulkan umumnya berada disisi jalan (kiri/kanan
jalan).
2. Penggalian menggunakan alat berat (Excavator) dan dibantu dengan tenaga
manusia.
3. Selanjutnya material hasil galian tersebut dimasukkan kedalam Dump
Truck.
4. Dump Truck membuang material hasil galian keluar lokasi proyek
5. Foto dokumentasi galian diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100% pada
sudut pengambilan yang sama.

2. Hurugan sirtu (dipadatkan dengan alat stamper) tebal : 20 cm


- Volume 307 m3
- Bahan yang digunakan : Sirtu (quarry - Lokasi Pekerjaan)
- Alat yang digunakan : Vibratory plate tamper, Alat Bantu.
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu , Minggu Ke 1 – Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : urugan dan pemadatan dengan lebar dan kedalaman
sesuai dengan dimensi perencanaan..
1. Pekerjaan urugan sirtu dilakukan sebelum pekerjaan pengecoran rigid
pavement jalan dilakukan.
2. pemadatan dapat dilakukan secara manual dengan dilakukan pembasahan
pada urugan sirtu.
3. untuk mendapatkan hasil akhir yang baik dibantu pula dengan alat
Vibratory plate tamper.
4. Foto dokumentasi galian diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100% pada
sudut pengambilan yang sama.

3. LPB Telford 10/15 (sub base batu belah)


- Volume 194,9 m3
- Bahan yang digunakan : Batu belah, Sirtu, Pasir urug,
- Alat yang digunakan : Three wheel roller 6-8 ton, Alat Bantu.
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja
- Waktu pelaksanaan : 7 minggu , Minggu Ke 2 – Minggu Ke 8
- Kualitas yang ingin dicapai : Mendapatkan jalan yang rata dengan menggunakan batu
10/15
1. Setelah penyiapan tanah dasar selesai dan disetujui oleh Direksiteknik, maka
konstruksi telford baru dapat dimulai..
2. Pasir pengisi dihamparkan terlebih dahulu baru kemudian batu pecah
disusun berdiri.
3. Lapisan batu pecah tebal 15 cm dibuat dari konstruksi batu belah yang
disusun diatas lapis pasir bawah jalan dengan posisi berdiri tegak, rapih dan
rata kemudian dikunci dengan batu pecah 5/7 pada bagian yang berongga
sehingga rapat dan rapih.
4. Setelah pemasangan lapis batu pecah telah rapat dan rapih, kemudian
ditaburi pasir lagi dan dipadatkan dengan mesin gilas 8 - 10 ton dengan
kemiringan sesuai dengan Gambar Rencana atau petunjuk Direksi Teknik.
5. Foto dokumentasi galian diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100% pada
sudut pengambilan yang sama.

3.3. PEKERJAAN STRUKTUR JALAN BETON, LEBAR 5 M


1. Galian Perkerasan Beraspal
- Volume 23,65 m3
- Bahan yang digunakan : -
- Alat yang digunakan : Dump truck 7,5 ton, Alat Bantu.
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu , Minggu Ke 1 – Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : galian sesuai dengan dimensi dan syarat perencanaan
yang disepekati.
1. Daerah lapisan perkerasan yang telah mengalami kerusakan akan ditandai
kemudian Lapisan perkerasan dibongkar dengan Cold Milling Machine. Hasil
bongkaran di muat kedalam dump tru.
2. Dump truck membuang hasil galian keluar lokasi.
3. Lingkup pekerjaan Pekerjaan ini mencakup pemberian tanda pada
permukaan aspal yang akan di gali, penggalian dengan menggunakan mesin
cold milling dan membuangan hasil galian perkerasan dengan
menggunakan dump truck ke luar lokasi.
4. Setiap lubang pada permukaan dasar galian harus diisi dengan material yang
cocok lalu dipadatkan dengan merata sesuai dengan petunjuk Direksi
Pekerjaan.
5. Pada pekerjaan galian pada perkerasan aspal yang ada, material yang
terdapat pada permukaan dasar galian, menurut petunjuk Direksi Pekerjaan,
adalah material yang lepas, lunak atau tergumpal atau hal-hal lain yang tidak
memenuhi syarat, maka material tersebut harus dipadatkan dengan merata
atau dibuang seluruhnya dan diganti dengan material yang cocok sesuai
petunjuk Direksi Pekerjaan.
6. Foto dokumentasi galian diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100% pada
sudut pengambilan yang sama.
2. Baja Tulangan Ø 10 Penyangga Dowel dan Tie Bar
- Volume 12.748,74 m3
- Bahan yang digunakan : Baja Tulangan polos U-24 atau ulir U-32
- Alat yang digunakan : -
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja, Tukang Besi, Kepala Tukang
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu , Minggu Ke 1 – Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : ukuran dan panjang sesuai dengan speksifikasi yang
direncanakan.
- Standar Rujukan penulangan beton :
 Baja tulangan plain of deformed billed steel bars grade 40 sesuai ketentuan
AASHTO M 32-74
 Bila ditentukan penulangan dengan anyaman baja, mengikuti persyaratan
AASHTO M 55
 Kawat beton merupakan kawat ikat dari baja sesuai dengan AASHTO M 32-78
- Ukuran baja tulangan :
 Penggantian ukuran diameter baja tulangan dari yang sudah ditetapkan, hanya
boleh bila disetujui oleh Direksi Teknik dan paling sedikit memiliki luas penampang
sama dengan ukuran dalam gambar rencana
 Jarak antar baja tulangan tidak boleh diperlebat sebelum mendapat persetujuan
Direksi Teknik karena akibat perubahan diameter di atas.
- Pembuatan dan pemasangannya :
1. Kecuali diijinkan lain oleh Direksi Teknik, semua baja tulangan
dibengkokkan dalam keadaan dingin. Seandainya pembengkokan dilakukan
dengan menggunakan panas, maka tindakan pencegahan diambil untuk
menjamin sifat fisik baja tidak berubah.
2. Sebelum penempatan pada posisi akhir, baja tulangan dibersihkan dari
kotoran, Lumpur, minyak atau benda lain yang dapat merusak daya lekat
dengan beton.
3. Baja tulangan satu sama lain diikat dengan kuat menggunakan kawat beton
sehingga tidak bergeser sewaktu pengecoran (Pengikatan tidak boleh
diganti dengan pengelasan).
4. Bila sambungan dengan lewatan disetujui, maka panjang penyalurannya
paling sedikit 40 kali diameter baja tulangan.
5. Tulangan beton yang sudah terpasang, tidak boleh digunakan sebagai
penunjang penghantar beton atau peralatan lainnya atau terinjak-injak
sebagai jalan kerja.
6. Foto dokumentasi galian diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100% pada
sudut pengambilan yang sama.

3. Pengelasan Tulangan Penyangga


- Volume 12.447,46 m3
- Bahan yang digunakan : -
- Alat yang digunakan : -
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja
- Waktu pelaksanaan : 7 minggu , Minggu Ke 2 – Minggu Ke 8
- Kualitas yang ingin dicapai : Mendapat sambungan yang kuat

1. Pengelasan tulangan penyangga di las pada titik sudut besi tulangan.


2. pengelasan dilakukan dengan jarak yang telah sesuai dengan gambar kerja.
3. Tujuan pengelasan tersebut adalah untuk menyambungkan setiap
rangkaian besi, disetiap pekerjaannya.
4. Foto dokumentasi galian diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100% pada
sudut pengambilan yang sama.

4. Pas. Tulangan Dowel Ø 19 mm p: 50 cm, Besi Polos


- Volume 4.160,00 bh
- Bahan yang digunakan : Baja Tulangan polos U-24 atau ulir U-32, Kawat Beton, Cat
Besi, Vaselin dan Plastik Pembungkus
- Alat yang digunakan : Alat Bantu
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja, Tukang Besi
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu, pemasangannya mengikuti pekerjaan Mortar tipe N,
Minggu Ke 4 – Minggu Ke 8
- Kualitas yang ingin dicapai : ukuran dan panjang sesuai dengan perencanaan.
1. Dowel berfungsi untuk menguatkan konstruksi badan jalan, fungsi lain dari
dowel adalah untuk menghambat retakan yang terjadi di salah satu segmen
agar tidak menjalar atau menerobos ke segmen selanjutnya. Pemasangan
dowel besi ini dipasang tepat pada tempatnya. Pada posisi bar diselubungi
pipa agar dapat berfungsi sebagai mana mestinya..
2. Dowel dipasang pada bagian tengah mal sambungan melintang.
3. Dowel dengan Ø 19 mm besi polos panjang 50 cm dan jarak antara dowel
30 cm.
4. Agar dapat mencegah korosi, batang dowel yang baik dilapisi dengan
stainless steel atau epoxy. batang dowel biasanya dimasukkan pada
pertengahan slab mendalam dan dilapisi dengan zat yang mencegah dowel
ini melekat ke PCC (pre-stressed cement concrete)
5. Foto dokumentasi galian diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100% pada
sudut pengambilan yang sama.

5. Pas. Tulangan Tie Bar Ø 16 mm p: 60 cm, Besi Ulir


- Volume 2.080,24 m3
- Bahan yang digunakan : Baja Tulangan polos U-24 atau ulir U-32, Kawat Beton.
- Alat yang digunakan : Alat Bantu
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja, Tukang Besi
- Waktu pelaksanaan : 1 minggu, Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : ukuran dan panjang sesuai dengan perencanaan.
1. Pengerjaan tersebut dilakukan secara manual (dengan tenaga manusia)
dengan pembahanan dan peralatan yaitu : baja tulangan tie bar diameter 16
mm besi ulir SNI, bendrat, cutting, tang, gergaji besi.
2. Tie bar dipasang pada kedua sisi sambungan memanjang yang dilubangi.
Pada kedua sisi mal memanjang dibuat lidah agar nantinya terjadi ikatan
yang kuat antar slab pada sambungan memanjang..
3. Tie bar merupakan sambungan berupa baja ulir yang dipasang pada setiap
sambungan memanjang dalam perkerasan kaku dan komposit. Fungsinya
untuk mengunci pergerakan plat beton (Mengendalikan terjadinya retak
memanjang), sehingga pelat tidak bergerak horizontal. Fungsi lainnya
adalah sebagai pengikat segmen beton kiri dan kanan yang berguna sebagai
penjepit antara segmen kiri dan kanan agar beton tidak mengalami
perlemahan akibat adanya gaya geser tanah yang labil..
4. Foto dokumentasi galian diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100% pada
sudut pengambilan yang sama.

6. Bekisting untuk Lantai Kerja


- Volume 54,6,25 kg
- Bahan yang digunakan : Kayu Bekisting, Paku, Minyak Bekisting.
- Alat yang digunakan : -
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja, Tukang Batu, Kepala Tukang.
- Waktu pelaksanaan : 1 minggu, Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : terbuat dari kayu, multiplek atau lainnya, sambungan-
sambungannya harus kedap terhadap adukan dan cukup kokoh untuk dapat
mempertahankan posisinya selama pengecoran, pemadatan dan perawatan.
1. Pengukuran lokasi pekerjaan yang tepat berdasarkan gambar shop drawing
bekisting..
2. Memberishkan terlebih dahulu sebelum bekisting dipasang, adanya dinding
kotoran pada bekisting dapat menimbulkan hasil cor beton tidak rapi, retak
atau bahkan kegagalan struktur.
3. Pemasangan sesuai dengan garis marka ukur yang telah dibuat
4. Cek ukuran (posisi, kedataran, ketegakan).
5. Cek ulang perkuatan bekisting, kemudian lakukan pengecoran.
6. Foto dokumentasi galian diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100% pada
sudut pengambilan yang sama.

7. Bekisting untuk Lantai Kerja (pasang kembali)


- Volume 218,4 m2
- Bahan yang digunakan : Kayu Bekisting, Paku, Minyak Bekisting.
- Alat yang digunakan : -
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja, Tukang Batu, Kepala Tukang.
- Waktu pelaksanaan : 1 minggu, Minggu Ke 9 , sebelum pekerjaan Beton K-225
- Kualitas yang ingin dicapai : terbuat dari kayu, multiplek atau lainnya, sambungan-
sambungannya harus kedap terhadap adukan dan cukup kokoh untuk dapat
mempertahankan posisinya selama pengecoran, pemadatan dan perawatan.
1. Bekisting harus rapat dan kedap air, terutama pada sambungan -
sambungan. Pada saat pengecoran beton, tidak boleh ada cairan atau
adukan beton yang mengalir keluar karena bocor.
2. Untuk permukaan luar beton yang tidak akan diplester (semi exposed),
permukaan dalam bekisting sebaiknya dilapisi bahan sejenis minyak yang
disetujui oleh Direksi/ Pengawas untuk memudahkan pembongkaran
bekisting itu kelak. Penggunaan oli bekas tidak bisa dibenarkan.
3. Penggunaan ulang dari (bahan) bekisting yang sudah pernah dipakai harus
atas seijin Direksi/ Pengawas.
4. Pengecoran dapat dilakukan setelah pembongkaran, kemudian dapat
dilakukan pemasangan kembali terhadap pekerjaan bekisting tersebut.
5. Foto dokumentasi galian diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100% pada
sudut pengambilan yang sama.

8. Perkerasan Jalan Mutu Beton fc' 30 Mpa (K350) readymix t:25 cm, termasuk
bekisting dan pembasahan
- Volume 1638,24 m3
- Bahan yang digunakan : Mutu Beton Fc' 30 Mpa (K 350) Readymix, Joint Sealant,
Plastik Cor/Polyetilene 125 mikron, Curing Compound, Bekisting Plat Besi (sewa).
- Alat yang digunakan : Concrete Vibrator, Water tanker truck 2000-3000 ℓ, Concrete
Slip Paver.
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja, Tukang Batu, Kepala Batu.
- Waktu pelaksanaan : 1 minggu, Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : beton mutu K-350 dengan tebal 25 cm
1. Beton
Pekerjaan Beton dengan mutu K-350 volume 1638,24 m3 dengan personil
yaitu Mandor, Pekerja, Tukang Batu, Kepala Batu. pekerjaan tersebut
dilaksanakan sekitar 1 minggu.
a. Beton terdiri atas suatu campuran sebanding antara semen, air dan agregat
bergradasi. Campuran beton akan mengendap dan mengerasa membentuk
suatu bahan yang padat, keras dan tahan lama yang memiliki karakteristik
tertentu.
b. agregat terdiri dari agregat kasar dan halus, bergradasi dengan jumlah
agregat halus dipertahankan sampai jumlah minimum yang diperlukan.
Agregat halus apabila dicampur semen akan cukup mengisi rongga antara
agregat kasar serta memberikan perikan permukaan akhir yang halus.
c. untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan optimum, volume air
yang di masukkan ke dalam campuran harus dipertahankan sampai jumlah
minimum yang diperlukaan untuk memudahkan pengerjaan.
d. Bahan tambahan kepada campuran beton untuk memperlambat atau
mempercepat waktu pengerasan tidak diperbolehkan kecuali diminta
dalam persyaratan kontrak khusus.
e. Standar Rujukan Beton
Kualitas bahan-bahan, campuran yang dihasilkan dan mutu pengerjaan
serta hasil akhir dimonitor dan dikendalikan sebagaimanan diterapkan
dalam Standar Rujukan di bawah ini :
 SNI 03-1974-1990 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton
 SNI 03-2460-1991 : Spesifikasi Abu Terbang Sebagai Bahan Tambahan
Untuk Campuran Beton
 SNI 03-4431-1997 : Metode Pengujian Kuat Lentur Beton Normal
Dengan Dua Titik Pembebanan
 SNI 03-4433-1997 : Spesifikasi Beton Siap Pakai
 SNI 03-4804-1998 : Metode pengujian berat isi dan rongga udara dalam
agregat.
 SNI 03-4810-1998 : Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton
di Lapangan
 SNI 03-4814-1998 : Spesifikasi Bahan Penutup Sambungan Beton Tipe
Elastis Tuang Panas.
 SNI 03-4815-1998 : Spesifikasi Pengisi Siar Muai Siap Pakai Untuk
Perkerasan Bangunan Beton
 SNI 03-6820-2002 : Spesifikasi Agregat Halus Untuk Pekerjaan Adukan
dan Plesteran Dengan Bahan Dasar Semen.
 SNI 03-6969-2003 : Metode pengujian untuk pengukuran panjang
beton inti hasil pengeboran.AASHTO 141 - 74 Contoh beton segar
 SNI 1966 : 2008 : Cara Uji Penentuan Batas Plastis dan Indeks
 SNI 1969 : 2008 : Cara uji berat jenis penyerapan air agregat kasar.
 SNI 1970 : 2008 : Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus.
 SNI 1972 : 2008 : Cara Uji Slump Beton
 SNI 2417 : 2008 : Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los
Angeles.

a. Bahan Beton
 Semen
Semen yang digunakan harus berasal dari salah satu PC yang memenuhi
dan harus diperoleh dari satu pabrik (kecuali diijinkan Direksi Teknik).
 Air
air yang di gunakan harus bersih dan bebas dari zat zat yang merugikan
kontruksi seperti oli, garam, asam, alkali, gula, atau bahan organik.
Direksi teknik dapat meminta pelaksana untuk mengadakan pengujian
air bila nantinya diragukan.
 Agregat
Persyaratan umum :
- Agregat kasar harus memenuhi AASHTO M80 Agregat untuk
pekerjaaan beton harus terdiri dari campuran dari agregat kasar dan
halus berisi batun pecah yang bersih, keras dan pasir dari sumber
yang disaring.
- Ukuran maksimum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari tiga
perempat ruang bebas minimum diantara betang-batang tulangan
atau antara batang tulangan dan cetakan bekisting.
- Agregat halus bebas dari sejumlah kotoran organik.
- Pasir laut tidak boleh digunakan untuk konstruksi beton.
- Gradasi agregat
Gradasi agregat beton harus memenuhi persyaratan berikut ini :

Tabel Persyaratan Gradasi agregat

Ukuran saringan Prosentase Berat yang lolos


Standar (mm) Agregat Halus Pilihan Agregat Kasar
50 - 100 - - -
37 - 95 - 100 100 - -
25 - - 95 - 100 100 -
19 - 35 - 70 - 90 - 100 100
13 - - 25 - 60 - 90-100
9.5 100 10 - 30 - 20-55 40-70
- Syarat-syarat mutu4.75
agregat 95 - 100 0-5 0 - 10 0-10 0-15
Agregat beton harus
2.36memenuhi tabel
- berikut ini:
- 0-5 0-5 0-5
Tabel Syarat –syarat
1.18
keadaan Mutu :
45 - 80 - - - -
0.3 10 - 30 - - - -
0.15 2 - 10 - - - -
URAIAN BATAS
Agregat Kasar
Kehilangan berat karena keausan (500 putaran) 40 %
Kehilangan Kesempurnaan 12 %
b. Pengadukan Sodium sulfat setelah 5 putaran
Beton harus diaduk dengan mesin pengaduk yang dioperasikan secara
mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui dan menjamin distribusi yang
merata.
Mesin pengaduk harus dilengkapi dengan penampungan air yang memadai
dan alat mengukur yang mengendalikan jumlah air secara seksama.
Pengadukan dengan tenaga manusia dibatasi hanya untuk beton yang
bukan struktural. Dimana tidak mungkin menggunakan mesin pengaduk,
Direksi Teknik dapat menyetujui pengadukan dengan tenaga manusia tetapi
harus sedekat mungkin dengan tempat pengecoran
c. Pengecoran Beton
Persiapan Pengecoran :
- Kami sebagai Kontraktor Pelaksana akan memberitahukan Direksi
Teknik paling lambat 24 jam sebelum pekerjaan beton dimulai.
Kontraktor boleh memulai pekerjaan awal tanpa menerima persetujuan
Direksi teknik.
- Direksi Teknik akan memeriksa lebih dahulu semua galian yang telah
disiapkan.
- Semua dasar galian harus dijaga tetap kering dan beton tidak boleh
dicor diatas tanah yang mengandung lumpur, puing atau bahan lainnya
ataupun bila terendam air.
- Sebelum pengecoran beton dimulai, semua bekisting dan penulangan
telah memenuhi persyaratan dan benda yang harus berada di dalam
beton, harus ditempatkan dengan mantap terhadap adanya pergeseran
kedudukan.

Kondisi Pekerjaan
Suhu agregat dan air adukan harus dijaga di bawah 30 ºC pada waktu
pengecoran dan tidak boleh mengecor apabila :
- Kecepatan penguapan melebihi 1,0 kg/m²/jam
- Lengas nisbi dari udara kurang dari 40 %
- Selama udara berdebu atau tercebar oleh lainnya

Pengecoran
- Tidak boleh ada pengecoran tanpa dihadiri Direksi Teknik untuk
menyaksikan seluruh operasi pengecoran beton.
- Beton di cor dengan cara sedemikian rupa untuk menghindari
pemisahan agregat kasar dan halus di dalam adukan.
- Beton tidak boleh dijauhkan secara bebas ke dalam acuan dari
ketinggian lebih dari 150 cm.
- Beton dicor berturut-turut sehingga beton yang telah dicor masih
dalam keadaan plastis waktu beton berikut dicor diatas atau
disampingnya.
- Bila diperlukan, beton harus dikonsolidasikan dengan alat penggetar
mekanis yang disetujui dan hanya dilakukan pada adukan yang baru
dicor, tidak boleh mengenai beton yang sudah mulai mengendap.
d. Penyelesaian Pekerjaan Beton
- Permukaan beton dirapikan dan dibersihkan dari kawat beton atau
penunjang acuan. Tepi adukan dan semua ketidakteraturan yang
disebabkan oleh sambungan acuan harus dihilangkan.
- Bila terdapat sarang kerikil, keropos tersebut dibersihkan dan beton
dibobok tegak lurus pada kedalaman tertentu dan lubang dibasahi
dahulu, dilaburi semen kemudian diisi adukan beton baru.

e. Perawatan
Begitu selesai pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan awal
karena panas dan angin kencang dan terhadap gangguan mekanis. Beton
dirawat agar kehilangan kelembabannya seminimal mungkin sekurang-
kurangnya 7 hari kalender secara kontinyu.
f. Perbaikan Pekerjaan
Pembuatan beton bertulang yang tidak memenuhi kriteria toleransi atau
yang tidak mempunyai hasil akhir yang memuaskan atau tidak memenuhi
persyaratan sifat campuran harus diperbaiki sebagaimana pengarahan
Direksi teknik

9. Lantai Kerja Muttu fc' 7,4 Mpa (K 100) readymix t :7 cm


- Volume 451,46 m2
- Bahan yang digunakan : Mutu Beton fc' 7,4 Mpa (K 100) Readymix
- Alat yang digunakan : Concrete Vibrator, Alat Bantu.
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja, Tukang Batu, Kepala Batu.
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu, Minggu Ke 4 – Minggu Ke 8 ,
- Kualitas yang ingin dicapai : beton mutu K-100 dengan tebal 7 cm
1. Beton yang dipergunakan adalah beton dengan mutu K-100 atau mutu yang
disyaratkan sesuai spesifikasi teknis..
2. Pengecoran akan dilaksanakan setelah seluruh komponen diperiksa seperti
stek-stek tulangan untuk pekerjaan berikutnya dan lainnya..
3. Apabila diperlukan maka pada saat pencampuran akan diberikan bahan
additive yang mereknya disetujui oleh Konsultan Pengawas serta
komposisinya sesuai dengan ketentuan yang ada..

10.Pas. Kayu Pengarah retak, Cutting Beton dan Asphalt Sealant


- Volume 1284,3 m
- Bahan yang digunakan : kayu
- Alat yang digunakan : Alat Bantu
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja.
- Waktu pelaksanaan : 1 minggu, Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : mendapatkan pasangan kayu yang presisi
a. Pasang Kayu pengarah retak menggunakan kayu usuk yang dibelah
membentuk segitiga. Pasang Kayu pengarah retak dipasang di atas lantai
kerja.
11.Penggoresan Permukaan Beton
- Volume 6552,9 m2
- Bahan yang digunakan : -
- Alat yang digunakan : -
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja.
- Waktu pelaksanaan : 1 minggu, Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : penggoresan rapi
Setelah sambungan, pengecoran dan tepian selesai, dan sebelum bahan perawatan
(curing) dilakukan, permukaan beton harus dikasarkan dengan disikat melintang
garis sumbu (centre line) jalan, atau dengan cara pembuatan alur (grooving) pada
arah melintang atau memanjang jalan.

3.4. PEKERJAAN STRUKTUR JALAN BETON, LEBAR 4 M


1. Galian Perkerasan Beraspal
- Volume 16,00 m3
- Bahan yang digunakan : -
- Alat yang digunakan : Dump truck 7,5 ton, Alat Bantu.
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu , Minggu Ke 1 – Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : galian sesuai dengan dimensi dan syarat perencanaan
yang disepekati.
1. Daerah lapisan perkerasan yang telah mengalami kerusakan akan ditandai
kemudian Lapisan perkerasan dibongkar dengan Cold Milling Machine. Hasil
bongkaran di muat kedalam dump tru.
2. Dump truck membuang hasil galian keluar lokasi.
3. Lingkup pekerjaan Pekerjaan ini mencakup pemberian tanda pada
permukaan aspal yang akan di gali, penggalian dengan menggunakan mesin
cold milling dan membuangan hasil galian perkerasan dengan
menggunakan dump truck ke luar lokasi.
4. Setiap lubang pada permukaan dasar galian harus diisi dengan material yang
cocok lalu dipadatkan dengan merata sesuai dengan petunjuk Direksi
Pekerjaan.
5. Pada pekerjaan galian pada perkerasan aspal yang ada, material yang
terdapat pada permukaan dasar galian, menurut petunjuk Direksi Pekerjaan,
adalah material yang lepas, lunak atau tergumpal atau hal-hal lain yang tidak
memenuhi syarat, maka material tersebut harus dipadatkan dengan merata
atau dibuang seluruhnya dan diganti dengan material yang cocok sesuai
petunjuk Direksi Pekerjaan.
6. Foto dokumentasi galian diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100% pada
sudut pengambilan yang sama.

2. Pembongkaran Oprit Lama (dengan alat)


- Volume 2,00 m3
- Bahan yang digunakan : -
- Alat yang digunakan : Jack hammer, Compressor 4000-6500 ℓ\m, Wheel loader 1,0-
1,6 m³, Dump truck 7,5 ton, Alat Bantu.
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu , Minggu Ke 1 – Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : pembongakaran sesuai dimensi yang diinginkan
1. Pembongkaran tersebut, dilakukan pada daerah milik jalan yang telah
ditentukan dan atas petunjuk direksi. Pembongkaran dilakukan dengan
menggunakan bantuan alat dan juga tenaga kerja. Hasil pembongkaran oprit
beton lama tersebut akan dibuang diluar lokasi pekerjaan atau lokasi yang
telah ditentukan oleh direksi dan sesuai dengan gambar kerja.

3. Baja Tulangan U-24 atau Ulir - 32 Ø 10 mm Penyangga Dowel


- Volume 7969,56 m3
- Bahan yang digunakan : Baja Tulangan polos U-24 atau ulir U-32
- Alat yang digunakan : -
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja, Tukang Besi, Kepala Tukang
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu , Minggu Ke 1 – Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : ukuran dan panjang sesuai dengan speksifikasi yang
direncanakan.
- Standar Rujukan penulangan beton :
 Baja tulangan plain of deformed billed steel bars grade 40 sesuai ketentuan
AASHTO M 32-74
 Bila ditentukan penulangan dengan anyaman baja, mengikuti persyaratan
AASHTO M 55
 Kawat beton merupakan kawat ikat dari baja sesuai dengan AASHTO M 32-78
- Ukuran baja tulangan :
Penggantian ukuran diameter baja tulangan dari yang sudah ditetapkan, hanya
boleh bila disetujui oleh Direksi Teknik dan paling sedikit memiliki luas penampang
sama dengan ukuran dalam gambar rencana
 Jarak antar baja tulangan tidak boleh diperlebat sebelum mendapat persetujuan
Direksi Teknik karena akibat perubahan diameter di atas.
- Pembuatan dan pemasangannya :
7. Kecuali diijinkan lain oleh Direksi Teknik, semua baja tulangan
dibengkokkan dalam keadaan dingin. Seandainya pembengkokan dilakukan
dengan menggunakan panas, maka tindakan pencegahan diambil untuk
menjamin sifat fisik baja tidak berubah.
8. Sebelum penempatan pada posisi akhir, baja tulangan dibersihkan dari
kotoran, Lumpur, minyak atau benda lain yang dapat merusak daya lekat
dengan beton.
9. Baja tulangan satu sama lain diikat dengan kuat menggunakan kawat beton
sehingga tidak bergeser sewaktu pengecoran (Pengikatan tidak boleh
diganti dengan pengelasan).
10. Bila sambungan dengan lewatan disetujui, maka panjang penyalurannya
paling sedikit 40 kali diameter baja tulangan.
11. Tulangan beton yang sudah terpasang, tidak boleh digunakan sebagai
penunjang penghantar beton atau peralatan lainnya atau terinjak-injak
sebagai jalan kerja.
12. Foto dokumentasi galian diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100% pada
sudut pengambilan yang sama.

4. Pengelasan Tulangan Penyangga


- Volume 8090.00 m3
- Bahan yang digunakan : -
- Alat yang digunakan : -
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja
- Waktu pelaksanaan : 7 minggu , Minggu Ke 2 – Minggu Ke 8
- Kualitas yang ingin dicapai : Mendapat sambungan yang kuat

5. Pengelasan tulangan penyangga di las pada titik sudut besi tulangan.


6. pengelasan dilakukan dengan jarak yang telah sesuai dengan gambar kerja.
7. Tujuan pengelasan tersebut adalah untuk menyambungkan setiap
rangkaian besi, disetiap pekerjaannya.
8. Foto dokumentasi galian diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100% pada
sudut pengambilan yang sama.

5. Pas. Tulangan Dowel Ø 19 mm p: 50 cm, Besi Polos


- Volume 4043,00 btg
- Bahan yang digunakan : Baja Tulangan polos U-24 atau ulir U-32, Kawat Beton, Cat
Besi, Vaselin dan Plastik Pembungkus
- Alat yang digunakan : Alat Bantu
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja, Tukang Besi
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu, pemasangannya mengikuti pekerjaan Mortar tipe N,
Minggu Ke 4 – Minggu Ke 8
- Kualitas yang ingin dicapai : ukuran dan panjang sesuai dengan perencanaan.
6. Dowel berfungsi untuk menguatkan konstruksi badan jalan, fungsi lain dari
dowel adalah untuk menghambat retakan yang terjadi di salah satu segmen
agar tidak menjalar atau menerobos ke segmen selanjutnya. Pemasangan
dowel besi ini dipasang tepat pada tempatnya. Pada posisi bar diselubungi
pipa agar dapat berfungsi sebagai mana mestinya..
7. Dowel dipasang pada bagian tengah mal sambungan melintang.
8. Dowel dengan Ø 19 mm besi polos panjang 50 cm dan jarak antara dowel
30 cm.
9. Agar dapat mencegah korosi, batang dowel yang baik dilapisi dengan
stainless steel atau epoxy. batang dowel biasanya dimasukkan pada
pertengahan slab mendalam dan dilapisi dengan zat yang mencegah dowel
ini melekat ke PCC (pre-stressed cement concrete)
10. Foto dokumentasi galian diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100% pada
sudut pengambilan yang sama.

6. Perkerasan Jalan Mutu Beton fc' 30 Mpa (K350) readymix t:25 cm, termasuk
bekisting dan pembasahan
- Volume 1230,88 m3
- Bahan yang digunakan : Mutu Beton Fc' 30 Mpa (K 350) Readymix, Joint Sealant,
Plastik Cor/Polyetilene 125 mikron, Curing Compound, Bekisting Plat Besi (sewa).
- Alat yang digunakan : Concrete Vibrator, Water tanker truck 2000-3000 ℓ, Concrete
Slip Paver.
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja, Tukang Batu, Kepala Batu.
- Waktu pelaksanaan : 1 minggu, Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : beton mutu K-350 dengan tebal 25 cm
1. Beton
Pekerjaan Beton dengan mutu K-350 volume 1638,24 m3 dengan personil
yaitu Mandor, Pekerja, Tukang Batu, Kepala Batu. pekerjaan tersebut
dilaksanakan sekitar 1 minggu.
a. Beton terdiri atas suatu campuran sebanding antara semen, air dan agregat
bergradasi. Campuran beton akan mengendap dan mengerasa membentuk
suatu bahan yang padat, keras dan tahan lama yang memiliki karakteristik
tertentu.
b. agregat terdiri dari agregat kasar dan halus, bergradasi dengan jumlah
agregat halus dipertahankan sampai jumlah minimum yang diperlukan.
Agregat halus apabila dicampur semen akan cukup mengisi rongga antara
agregat kasar serta memberikan perikan permukaan akhir yang halus.
c. untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan optimum, volume air
yang di masukkan ke dalam campuran harus dipertahankan sampai jumlah
minimum yang diperlukaan untuk memudahkan pengerjaan.
d. Bahan tambahan kepada campuran beton untuk memperlambat atau
mempercepat waktu pengerasan tidak diperbolehkan kecuali diminta
dalam persyaratan kontrak khusus.
e. Standar Rujukan Beton
Kualitas bahan-bahan, campuran yang dihasilkan dan mutu pengerjaan
serta hasil akhir dimonitor dan dikendalikan sebagaimanan diterapkan
dalam Standar Rujukan di bawah ini :
 SNI 03-1974-1990 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton
 SNI 03-2460-1991 : Spesifikasi Abu Terbang Sebagai Bahan Tambahan
Untuk Campuran Beton
 SNI 03-4431-1997 : Metode Pengujian Kuat Lentur Beton Normal
Dengan Dua Titik Pembebanan
 SNI 03-4433-1997 : Spesifikasi Beton Siap Pakai
 SNI 03-4804-1998 : Metode pengujian berat isi dan rongga udara dalam
agregat.
 SNI 03-4810-1998 : Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton
di Lapangan
 SNI 03-4814-1998 : Spesifikasi Bahan Penutup Sambungan Beton Tipe
Elastis Tuang Panas.
 SNI 03-4815-1998 : Spesifikasi Pengisi Siar Muai Siap Pakai Untuk
Perkerasan Bangunan Beton
 SNI 03-6820-2002 : Spesifikasi Agregat Halus Untuk Pekerjaan Adukan
dan Plesteran Dengan Bahan Dasar Semen.
 SNI 03-6969-2003 : Metode pengujian untuk pengukuran panjang
beton inti hasil pengeboran.AASHTO 141 - 74 Contoh beton segar
 SNI 1966 : 2008 : Cara Uji Penentuan Batas Plastis dan Indeks
 SNI 1969 : 2008 : Cara uji berat jenis penyerapan air agregat kasar.
 SNI 1970 : 2008 : Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus.
 SNI 1972 : 2008 : Cara Uji Slump Beton
 SNI 2417 : 2008 : Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los
Angeles.

g. Bahan Beton
 Semen
Semen yang digunakan harus berasal dari salah satu PC yang memenuhi
dan harus diperoleh dari satu pabrik (kecuali diijinkan Direksi Teknik).
 Air
air yang di gunakan harus bersih dan bebas dari zat zat yang merugikan
kontruksi seperti oli, garam, asam, alkali, gula, atau bahan organik.
Direksi teknik dapat meminta pelaksana untuk mengadakan pengujian
air bila nantinya diragukan.
 Agregat
Persyaratan umum :
- Agregat kasar harus memenuhi AASHTO M80 Agregat untuk
pekerjaaan beton harus terdiri dari campuran dari agregat kasar dan
halus berisi batun pecah yang bersih, keras dan pasir dari sumber
yang disaring.
- Ukuran maksimum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari tiga
perempat ruang bebas minimum diantara betang-batang tulangan
atau antara batang tulangan dan cetakan bekisting.
- Agregat halus bebas dari sejumlah kotoran organik.
- Pasir laut tidak boleh digunakan untuk konstruksi beton.
- Gradasi agregat
Gradasi agregat beton harus memenuhi persyaratan berikut ini :

Tabel Persyaratan Gradasi agregat

Ukuran saringan Prosentase Berat yang lolos


Standar (mm) Agregat Halus Pilihan Agregat Kasar
50 - 100 - - -
37 - 95 - 100 100 - -
25 - - 95 - 100 100 -
19 - 35 - 70 - 90 - 100 100
13 - - 25 - 60 - 90-100
9.5 100 10 - 30 - 20-55 40-70
- Syarat-syarat mutu4.75
agregat 95 - 100 0-5 0 - 10 0-10 0-15
Agregat beton harus
2.36memenuhi tabel
- berikut ini:
- 0-5 0-5 0-5
Tabel Syarat –syarat
1.18
keadaan Mutu :
45 - 80 - - - -
0.3 10 - 30 - - - -
0.15 2 - 10 - - - -
URAIAN BATAS
Agregat Kasar
Kehilangan berat karena keausan (500 putaran) 40 %
Kehilangan Kesempurnaan 12 %
h. Pengadukan Sodium sulfat setelah 5 putaran
Beton harus diaduk dengan mesin pengaduk yang dioperasikan secara
mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui dan menjamin distribusi yang
merata.
Mesin pengaduk harus dilengkapi dengan penampungan air yang memadai
dan alat mengukur yang mengendalikan jumlah air secara seksama.
Pengadukan dengan tenaga manusia dibatasi hanya untuk beton yang
bukan struktural. Dimana tidak mungkin menggunakan mesin pengaduk,
Direksi Teknik dapat menyetujui pengadukan dengan tenaga manusia tetapi
harus sedekat mungkin dengan tempat pengecoran
i. Pengecoran Beton
Persiapan Pengecoran :
- Kami sebagai Kontraktor Pelaksana akan memberitahukan Direksi
Teknik paling lambat 24 jam sebelum pekerjaan beton dimulai.
Kontraktor boleh memulai pekerjaan awal tanpa menerima persetujuan
Direksi teknik.
- Direksi Teknik akan memeriksa lebih dahulu semua galian yang telah
disiapkan.
- Semua dasar galian harus dijaga tetap kering dan beton tidak boleh
dicor diatas tanah yang mengandung lumpur, puing atau bahan lainnya
ataupun bila terendam air.
- Sebelum pengecoran beton dimulai, semua bekisting dan penulangan
telah memenuhi persyaratan dan benda yang harus berada di dalam
beton, harus ditempatkan dengan mantap terhadap adanya pergeseran
kedudukan.

Kondisi Pekerjaan
Suhu agregat dan air adukan harus dijaga di bawah 30 ºC pada waktu
pengecoran dan tidak boleh mengecor apabila :
- Kecepatan penguapan melebihi 1,0 kg/m²/jam
- Lengas nisbi dari udara kurang dari 40 %
- Selama udara berdebu atau tercebar oleh lainnya

Pengecoran
- Tidak boleh ada pengecoran tanpa dihadiri Direksi Teknik untuk
menyaksikan seluruh operasi pengecoran beton.
- Beton di cor dengan cara sedemikian rupa untuk menghindari
pemisahan agregat kasar dan halus di dalam adukan.
- Beton tidak boleh dijauhkan secara bebas ke dalam acuan dari
ketinggian lebih dari 150 cm.
- Beton dicor berturut-turut sehingga beton yang telah dicor masih
dalam keadaan plastis waktu beton berikut dicor diatas atau
disampingnya.
- Bila diperlukan, beton harus dikonsolidasikan dengan alat penggetar
mekanis yang disetujui dan hanya dilakukan pada adukan yang baru
dicor, tidak boleh mengenai beton yang sudah mulai mengendap.
j. Penyelesaian Pekerjaan Beton
- Permukaan beton dirapikan dan dibersihkan dari kawat beton atau
penunjang acuan. Tepi adukan dan semua ketidakteraturan yang
disebabkan oleh sambungan acuan harus dihilangkan.
- Bila terdapat sarang kerikil, keropos tersebut dibersihkan dan beton
dibobok tegak lurus pada kedalaman tertentu dan lubang dibasahi
dahulu, dilaburi semen kemudian diisi adukan beton baru.

k. Perawatan
Begitu selesai pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan awal
karena panas dan angin kencang dan terhadap gangguan mekanis. Beton
dirawat agar kehilangan kelembabannya seminimal mungkin sekurang-
kurangnya 7 hari kalender secara kontinyu.
l. Perbaikan Pekerjaan
Pembuatan beton bertulang yang tidak memenuhi kriteria toleransi atau
yang tidak mempunyai hasil akhir yang memuaskan atau tidak memenuhi
persyaratan sifat campuran harus diperbaiki sebagaimana pengarahan
Direksi teknik

7. Pas. Kayu Pengarah retak, Cutting Beton dan Asphalt Sealant


- Volume 1224.00 m
- Bahan yang digunakan : kayu
- Alat yang digunakan : Alat Bantu
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja.
- Waktu pelaksanaan : 1 minggu, Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : mendapatkan pasangan kayu yang presisi
b. Pasang Kayu pengarah retak menggunakan kayu usuk yang dibelah
membentuk segitiga. Pasang Kayu pengarah retak dipasang di atas lantai
kerja.
8. Penggoresan Permukaan Beton
- Volume 6154,0 m2
- Bahan yang digunakan : -
- Alat yang digunakan : -
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja.
- Waktu pelaksanaan : 1 minggu, Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : penggoresan rapi
Setelah sambungan, pengecoran dan tepian selesai, dan sebelum bahan perawatan
(curing) dilakukan, permukaan beton harus dikasarkan dengan disikat melintang
garis sumbu (centre line) jalan, atau dengan cara pembuatan alur (grooving) pada
arah melintang atau memanjang jalan.

3.5. PEKERJAAN OPRIT BETON FC' 20 Mpa (K250) JUMLAH 18 TITIK


1. Galian Perkerasan Beraspal
- Volume 29,50 m3
- Bahan yang digunakan : -
- Alat yang digunakan : Dump truck 7,5 ton, Alat Bantu.
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu , Minggu Ke 1 – Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : galian sesuai dengan dimensi dan syarat perencanaan
yang disepekati.
1. Daerah lapisan perkerasan yang telah mengalami kerusakan akan ditandai
kemudian Lapisan perkerasan dibongkar dengan Cold Milling Machine. Hasil
bongkaran di muat kedalam dump tru.
2. Dump truck membuang hasil galian keluar lokasi.
3. Lingkup pekerjaan Pekerjaan ini mencakup pemberian tanda pada
permukaan aspal yang akan di gali, penggalian dengan menggunakan mesin
cold milling dan membuangan hasil galian perkerasan dengan
menggunakan dump truck ke luar lokasi.
4. Setiap lubang pada permukaan dasar galian harus diisi dengan material yang
cocok lalu dipadatkan dengan merata sesuai dengan petunjuk Direksi
Pekerjaan.
5. Pada pekerjaan galian pada perkerasan aspal yang ada, material yang
terdapat pada permukaan dasar galian, menurut petunjuk Direksi Pekerjaan,
adalah material yang lepas, lunak atau tergumpal atau hal-hal lain yang tidak
memenuhi syarat, maka material tersebut harus dipadatkan dengan merata
atau dibuang seluruhnya dan diganti dengan material yang cocok sesuai
petunjuk Direksi Pekerjaan.
6. Foto dokumentasi galian diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100% pada
sudut pengambilan yang sama.

2. Perkerasan Jalan Mutu Beton fc' 20 Mpa (K250) readymix t:20 cm, termasuk
bekisting dan pembasahan
- Volume 59,00 m3
- Bahan yang digunakan : Mutu Beton Fc' 20 Mpa (K 250) Readymix, Plastik
Cor/Polyetilene 125 mikron, Curing Compound.
- Alat yang digunakan : Concrete Vibrator, Water tanker truck 2000-3000 ℓ, Concrete
Slip Paver.
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja, Tukang Batu, Kepala Batu.
- Waktu pelaksanaan : 1 minggu, Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : beton mutu K-250 dengan tebal 20 cm
1. Beton
Pekerjaan Beton dengan mutu K-250 volume 59,00 m3 dengan personil
yaitu Mandor, Pekerja, Tukang Batu, Kepala Batu. pekerjaan tersebut
dilaksanakan sekitar 1 minggu.
a. Beton terdiri atas suatu campuran sebanding antara semen, air dan agregat
bergradasi. Campuran beton akan mengendap dan mengerasa membentuk
suatu bahan yang padat, keras dan tahan lama yang memiliki karakteristik
tertentu.
b. agregat terdiri dari agregat kasar dan halus, bergradasi dengan jumlah
agregat halus dipertahankan sampai jumlah minimum yang diperlukan.
Agregat halus apabila dicampur semen akan cukup mengisi rongga antara
agregat kasar serta memberikan perikan permukaan akhir yang halus.
c. untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan optimum, volume air
yang di masukkan ke dalam campuran harus dipertahankan sampai jumlah
minimum yang diperlukaan untuk memudahkan pengerjaan.
d. Bahan tambahan kepada campuran beton untuk memperlambat atau
mempercepat waktu pengerasan tidak diperbolehkan kecuali diminta
dalam persyaratan kontrak khusus.
e. Standar Rujukan Beton
Kualitas bahan-bahan, campuran yang dihasilkan dan mutu pengerjaan
serta hasil akhir dimonitor dan dikendalikan sebagaimanan diterapkan
dalam Standar Rujukan di bawah ini :
 SNI 03-1974-1990 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton
 SNI 03-2460-1991 : Spesifikasi Abu Terbang Sebagai Bahan Tambahan
Untuk Campuran Beton
 SNI 03-4431-1997 : Metode Pengujian Kuat Lentur Beton Normal
Dengan Dua Titik Pembebanan
 SNI 03-4433-1997 : Spesifikasi Beton Siap Pakai
 SNI 03-4804-1998 : Metode pengujian berat isi dan rongga udara dalam
agregat.
 SNI 03-4810-1998 : Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton
di Lapangan
 SNI 03-4814-1998 : Spesifikasi Bahan Penutup Sambungan Beton Tipe
Elastis Tuang Panas.
 SNI 03-4815-1998 : Spesifikasi Pengisi Siar Muai Siap Pakai Untuk
Perkerasan Bangunan Beton
 SNI 03-6820-2002 : Spesifikasi Agregat Halus Untuk Pekerjaan Adukan
dan Plesteran Dengan Bahan Dasar Semen.
 SNI 03-6969-2003 : Metode pengujian untuk pengukuran panjang
beton inti hasil pengeboran.AASHTO 141 - 74 Contoh beton segar
 SNI 1966 : 2008 : Cara Uji Penentuan Batas Plastis dan Indeks
 SNI 1969 : 2008 : Cara uji berat jenis penyerapan air agregat kasar.
 SNI 1970 : 2008 : Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus.
 SNI 1972 : 2008 : Cara Uji Slump Beton
 SNI 2417 : 2008 : Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los
Angeles.

m. Bahan Beton
 Semen
Semen yang digunakan harus berasal dari salah satu PC yang memenuhi
dan harus diperoleh dari satu pabrik (kecuali diijinkan Direksi Teknik).
 Air
air yang di gunakan harus bersih dan bebas dari zat zat yang merugikan
kontruksi seperti oli, garam, asam, alkali, gula, atau bahan organik.
Direksi teknik dapat meminta pelaksana untuk mengadakan pengujian
air bila nantinya diragukan.
 Agregat
Persyaratan umum :
- Agregat kasar harus memenuhi AASHTO M80 Agregat untuk
pekerjaaan beton harus terdiri dari campuran dari agregat kasar dan
halus berisi batun pecah yang bersih, keras dan pasir dari sumber
yang disaring.
- Ukuran maksimum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari tiga
perempat ruang bebas minimum diantara betang-batang tulangan
atau antara batang tulangan dan cetakan bekisting.
- Agregat halus bebas dari sejumlah kotoran organik.
- Pasir laut tidak boleh digunakan untuk konstruksi beton.
- Gradasi agregat
Gradasi agregat beton harus memenuhi persyaratan berikut ini :

Tabel Persyaratan Gradasi agregat


Ukuran saringan Prosentase Berat yang lolos
Standar (mm) Agregat Halus Pilihan Agregat Kasar
50 - 100 - - -
37 - 95 - 100 100 - -
25 - - 95 - 100 100 -
19 - 35 - 70 - 90 - 100 100
13 - - 25 - 60 - 90-100
9.5 100 10 - 30 - 20-55 40-70
- Syarat-syarat mutu4.75
agregat 95 - 100 0-5 0 - 10 0-10 0-15
Agregat beton harus
2.36memenuhi tabel
- berikut ini:
- 0-5 0-5 0-5
Tabel Syarat –syarat
1.18
keadaan Mutu :
45 - 80 - - - -
0.3 10 - 30 - - - -
0.15 2 - 10 - - - -

URAIAN BATAS
Agregat Kasar
Kehilangan berat karena keausan (500 putaran) 40 %
Kehilangan Kesempurnaan 12 %
n. Pengadukan Sodium sulfat setelah 5 putaran
Beton harus diaduk dengan mesin pengaduk yang dioperasikan secara
mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui dan menjamin distribusi yang
merata.
Mesin pengaduk harus dilengkapi dengan penampungan air yang memadai
dan alat mengukur yang mengendalikan jumlah air secara seksama.
Pengadukan dengan tenaga manusia dibatasi hanya untuk beton yang
bukan struktural. Dimana tidak mungkin menggunakan mesin pengaduk,
Direksi Teknik dapat menyetujui pengadukan dengan tenaga manusia tetapi
harus sedekat mungkin dengan tempat pengecoran
o. Pengecoran Beton
Persiapan Pengecoran :
- Kami sebagai Kontraktor Pelaksana akan memberitahukan Direksi
Teknik paling lambat 24 jam sebelum pekerjaan beton dimulai.
Kontraktor boleh memulai pekerjaan awal tanpa menerima persetujuan
Direksi teknik.
- Direksi Teknik akan memeriksa lebih dahulu semua galian yang telah
disiapkan.
- Semua dasar galian harus dijaga tetap kering dan beton tidak boleh
dicor diatas tanah yang mengandung lumpur, puing atau bahan lainnya
ataupun bila terendam air.
- Sebelum pengecoran beton dimulai, semua bekisting dan penulangan
telah memenuhi persyaratan dan benda yang harus berada di dalam
beton, harus ditempatkan dengan mantap terhadap adanya pergeseran
kedudukan.

Kondisi Pekerjaan
Suhu agregat dan air adukan harus dijaga di bawah 30 ºC pada waktu
pengecoran dan tidak boleh mengecor apabila :
- Kecepatan penguapan melebihi 1,0 kg/m²/jam
- Lengas nisbi dari udara kurang dari 40 %
- Selama udara berdebu atau tercebar oleh lainnya

Pengecoran
- Tidak boleh ada pengecoran tanpa dihadiri Direksi Teknik untuk
menyaksikan seluruh operasi pengecoran beton.
- Beton di cor dengan cara sedemikian rupa untuk menghindari
pemisahan agregat kasar dan halus di dalam adukan.
- Beton tidak boleh dijauhkan secara bebas ke dalam acuan dari
ketinggian lebih dari 150 cm.
- Beton dicor berturut-turut sehingga beton yang telah dicor masih
dalam keadaan plastis waktu beton berikut dicor diatas atau
disampingnya.
- Bila diperlukan, beton harus dikonsolidasikan dengan alat penggetar
mekanis yang disetujui dan hanya dilakukan pada adukan yang baru
dicor, tidak boleh mengenai beton yang sudah mulai mengendap.
p. Penyelesaian Pekerjaan Beton
- Permukaan beton dirapikan dan dibersihkan dari kawat beton atau
penunjang acuan. Tepi adukan dan semua ketidakteraturan yang
disebabkan oleh sambungan acuan harus dihilangkan.
- Bila terdapat sarang kerikil, keropos tersebut dibersihkan dan beton
dibobok tegak lurus pada kedalaman tertentu dan lubang dibasahi
dahulu, dilaburi semen kemudian diisi adukan beton baru.

q. Perawatan
Begitu selesai pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan awal
karena panas dan angin kencang dan terhadap gangguan mekanis. Beton
dirawat agar kehilangan kelembabannya seminimal mungkin sekurang-
kurangnya 7 hari kalender secara kontinyu.
r. Perbaikan Pekerjaan
Pembuatan beton bertulang yang tidak memenuhi kriteria toleransi atau
yang tidak mempunyai hasil akhir yang memuaskan atau tidak memenuhi
persyaratan sifat campuran harus diperbaiki sebagaimana pengarahan
Direksi teknik

3.6. PEKERJAAN BOX CULVERT 5 BH : GI (1 X 1 X 6) M, G2 (1 X 1,4 X 7) M, G3 (1 X 1 X


9,5)M, G4 DAN G5 (1 X 1 X 7) M
A. PEKERJAAN TANAH
1. Pengukuran dan Pemasangan Bowplank
- Volume 15,33 m3
- Bahan yang digunakan : tidak ada bahan yang digunakan
- Alat yang digunakan : Theodolit , Alat Bantu.
- Personil yang dilibatkan : Juru ukur
- Waktu pelaksanaan : 1 minggu , Minggu Ke 10
- Kualitas yang ingin dicapai : batas dan letak bowplank akurat
1. Pekerjaan pengukuran tersebut, dengan menggunakan pesawat theodolith.
Pengukuran ini sangat penting karena merupakan dasar dari pembangunan
proyek. Setelah pekerjaan pengukuran terselesaikan, dilanjutkan dengan
pekerjaan pemasangan bouwplank (untuk dasar dari penempatan pekerjaan
box culvert).
2. Bouwplank adalah alat bantu untuk membuat sudut (90°) dan ketinggian/
elevasi lantai. Bouwplank dibuat dari papan atau kaso. Pemasangan
bouwplank dilakukan pada jarak 1 m di luar denah yang akan dibuat,
tujuannya agar bouwplank tidak terbongkar saat penggalian pondasi.
Bouwplank dibongkar setelah pekerjaan pondasi selesai dilaksanakan.

2. Galian Perkerasan Beraspal


- Volume 16,53 m3
- Bahan yang digunakan : -
- Alat yang digunakan : Dump truck 7,5 ton, Alat Bantu.
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu , Minggu Ke 1 – Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : galian sesuai dengan dimensi dan syarat perencanaan
yang disepekati.
7. Daerah lapisan perkerasan yang telah mengalami kerusakan akan ditandai
kemudian Lapisan perkerasan dibongkar dengan Cold Milling Machine. Hasil
bongkaran di muat kedalam dump tru.
8. Dump truck membuang hasil galian keluar lokasi.
9. Lingkup pekerjaan Pekerjaan ini mencakup pemberian tanda pada
permukaan aspal yang akan di gali, penggalian dengan menggunakan mesin
cold milling dan membuangan hasil galian perkerasan dengan
menggunakan dump truck ke luar lokasi.
10. Setiap lubang pada permukaan dasar galian harus diisi dengan material yang
cocok lalu dipadatkan dengan merata sesuai dengan petunjuk Direksi
Pekerjaan.
11. Pada pekerjaan galian pada perkerasan aspal yang ada, material yang
terdapat pada permukaan dasar galian, menurut petunjuk Direksi Pekerjaan,
adalah material yang lepas, lunak atau tergumpal atau hal-hal lain yang tidak
memenuhi syarat, maka material tersebut harus dipadatkan dengan merata
atau dibuang seluruhnya dan diganti dengan material yang cocok sesuai
petunjuk Direksi Pekerjaan.
12. Foto dokumentasi galian diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100% pada
sudut pengambilan yang sama.

3. Galian struktur 0-2 m (dengan alat)


- Volume 64.32 m3
- Bahan yang digunakan : -
- Alat yang digunakan : Excavator 80-140 HP, Bulldozer 100-150 HP, Alat Bantu.
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu , Minggu Ke 1 – Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : galian sesuai dengan dimensi dan syarat perencanaan
yang disepekati.
1. Tanah yang digali dikumpulkan umumnya berada disisi jalan (kiri/kanan
jalan).
2. Penggalian menggunakan alat berat (Excavator) dan dibantu dengan tenaga
manusia.
3. Selanjutnya material hasil galian tersebut dimasukkan kedalam Dump
Truck.
4. Dump Truck membuang material hasil galian keluar lokasi proyek
5. Foto dokumentasi galian diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100% pada
sudut pengambilan yang sama.

4. Hurugan sirtu (dipadatkan dengan alat stamper)


- Volume 5.48 m3
- Bahan yang digunakan : Sirtu (quarry - Lokasi Pekerjaan)
- Alat yang digunakan : Vibratory plate tamper, Alat Bantu.
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu , Minggu Ke 1 – Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : urugan dan pemadatan dengan lebar dan kedalaman
sesuai dengan dimensi perencanaan..
1. Pekerjaan urugan sirtu dilakukan sebelum pekerjaan pengecoran rigid
pavement jalan dilakukan.
2. pemadatan dapat dilakukan secara manual dengan dilakukan pembasahan
pada urugan sirtu.
3. untuk mendapatkan hasil akhir yang baik dibantu pula dengan alat
Vibratory plate tamper.
4. Foto dokumentasi galian diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100% pada
sudut pengambilan yang sama.

5. Pembongkaran Beton (dengan alat)


- Volume 12.5 m3
- Bahan yang digunakan : -
- Alat yang digunakan : Jack hammer, Compressor 4000-6500 ℓ\m, Wheel loader 1,0-
1,6 m³, Dump truck 7,5 ton, Alat Bantu.
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu , Minggu Ke 1 – Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : pembongakaran sesuai dimensi yang diinginkan
1. Pembongkaran tersebut, dilakukan pada daerah milik jalan yang telah
ditentukan dan atas petunjuk direksi. Pembongkaran dilakukan dengan
menggunakan bantuan alat dan juga tenaga kerja. Hasil pembongkaran
beton lama tersebut akan dibuang diluar lokasi pekerjaan atau lokasi yang
telah ditentukan oleh direksi dan sesuai dengan gambar kerja.

6. Pembongkaran Pas. Batu (dengan alat)


- Volume 5.4 m3
- Bahan yang digunakan : -
- Alat yang digunakan : Jack hammer, Compressor 4000-6500 ℓ\m, Wheel loader 1,0-
1,6 m³, Dump truck 7,5 ton, Alat Bantu.
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu , Minggu Ke 1 – Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : pembongakaran sesuai dimensi yang diinginkan.
1. Pembongkaran harus dilakukan secara keseluruhan dari pasangan batu
lama yang akan dibongkar kemudian material hasil pembongkaran harus
dibuang keluar dari lokasi pekerjaan ketempat yang aman dan tidak
mengganggu lalu lintas sesuai kesepakatan direksi/ pengawas.

2. PEKERJAAN PASANGAN
1. Pasangan Batu Belah 1 : 5 Lantai Kerja
- Volume 15.33 m3
- Bahan yang digunakan : Batu Belah, Portland Cement, Pasir Pasang Muntilan
- Alat yang digunakan : Concrete mixer 350 ℓ, Alat Bantu.
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja, Tukang batu
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu , Minggu Ke 1 – Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : Pasangan batu seseuai dengan dimensi perencanaan.
1. Gali tanah untuk lubang pasanagan batu kali.
2. Pastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran lebar dan kedalaman
sudah sesuai rencana.
3. Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu kali.
4. Buat adukan untuk pasangan pondasi batu kali.
5. Hamparkan pasir urug dan ratakan.
6. Basahi batu kali dengan air telebih dahulu sebelum dipasang.
7. Pasang batu aanstamping terlebih dahulu.
8. Pasang batu kali di atas pasangan batu aanstamping dengan menggunakan
adukan yang merata mengisi rongga-rongga antar batu kali.
9. Batu kali disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali tidak mudah
retak/patah dan berongga besar.
10. Cek elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah sesuai rencana.
11. Foto dokumentasi diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100% pada sudut
pengambilan yang sama.

2. Pas. Bekisting Plat Lantai


- Volume 19,65 m2
- Bahan yang digunakan : Kayu bekisting, Paku, Minyak bekisting, Kayu kelapa,
Plywood 9 mm (120x240), Dolken kayu galam Ø 8-10 cm.
- Alat yang digunakan : -
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Tukang, Kepala tukang, Pekerja.
- Waktu pelaksanaan : 1 minggu , Minggu Ke 10
- Kualitas yang ingin dicapai : terbuat dari kayu, multiplek atau lainnya, sambungan-
sambungannya harus kedap terhadap adukan dan cukup kokoh untuk dapat
mempertahankan posisinya selama pengecoran, pemadatan dan perawatan.
1. Pengukuran lokasi pekerjaan yang tepat berdasarkan gambar shop drawing
bekisting.
2. Memberishkan terlebih dahulu sebelum bekisting dipasang, adanya dinding
kotoran pada bekisting dapat menimbulkan hasil cor beton tidak rapi, retak
atau bahkan kegagalan struktur.
3. Pemasangan sesuai dengan garis marka ukur yang telah dibuat
4. Cek ukuran (posisi, kedataran, ketegakan).
5. Cek ulang perkuatan bekisting, kemudian lakukan pengecoran.
6. Foto dokumentasi galian diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100% pada
sudut pengambilan yang sama.

3. Bekisting untuk Lantai Kerja (pasang kembali)


- Volume 19,65 m2
- Bahan yang digunakan : Kayu bekisting, Paku, Minyak bekisting, Kayu kelapa,
Plywood 9 mm (120x240), Dolken kayu galam Ø 8-10 cm.
- Alat yang digunakan : -
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja, Tukang Batu, Kepala Tukang.
- Waktu pelaksanaan : 1 minggu, Minggu Ke 9 , sebelum pekerjaan Beton K-225
- Kualitas yang ingin dicapai : terbuat dari kayu, multiplek atau lainnya, sambungan-
sambungannya harus kedap terhadap adukan dan cukup kokoh untuk dapat
mempertahankan posisinya selama pengecoran, pemadatan dan perawatan.
1. Bekisting harus rapat dan kedap air, terutama pada sambungan -
sambungan. Pada saat pengecoran beton, tidak boleh ada cairan atau
adukan beton yang mengalir keluar karena bocor.
2. Untuk permukaan luar beton yang tidak akan diplester (semi exposed),
permukaan dalam bekisting sebaiknya dilapisi bahan sejenis minyak yang
disetujui oleh Direksi/ Pengawas untuk memudahkan pembongkaran
bekisting itu kelak. Penggunaan oli bekas tidak bisa dibenarkan.
3. Penggunaan ulang dari (bahan) bekisting yang sudah pernah dipakai harus
atas seijin Direksi/ Pengawas.
4. Pengecoran dapat dilakukan setelah pembongkaran, kemudian dapat
dilakukan pemasangan kembali terhadap pekerjaan bekisting tersebut.
5. Foto dokumentasi galian diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100% pada
sudut pengambilan yang sama

4. Pas. Bekisting Dinding


- Volume 75,00 m2
- Bahan yang digunakan : Kayu bekisting, Paku, Minyak bekisting, Kayu kelapa,
Plywood 9 mm (120x240), Dolken kayu galam Ø 8-10 cm.
- Alat yang digunakan : -
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Tukang, Kepala tukang, Pekerja.
- Waktu pelaksanaan : 1 minggu , Minggu Ke 10
- Kualitas yang ingin dicapai : terbuat dari kayu, multiplek atau lainnya, sambungan-
sambungannya harus kedap terhadap adukan dan cukup kokoh untuk dapat
mempertahankan posisinya selama pengecoran, pemadatan dan perawatan.
1. Pengukuran lokasi pekerjaan yang tepat berdasarkan gambar shop drawing
bekisting.
2. Memberishkan terlebih dahulu sebelum bekisting dipasang, adanya dinding
kotoran pada bekisting dapat menimbulkan hasil cor beton tidak rapi, retak
atau bahkan kegagalan struktur.
3. Pemasangan sesuai dengan garis marka ukur yang telah dibuat
4. Cek ukuran (posisi, kedataran, ketegakan).
5. Cek ulang perkuatan bekisting, kemudian lakukan pengecoran.
6. Foto dokumentasi galian diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100% pada
sudut pengambilan yang sama.

5. Pas. Bekisting Dinding Pasang Kembali


- Volume 75,00 m2
- Bahan yang digunakan : Kayu bekisting, Paku, Minyak bekisting, Kayu kelapa,
Plywood 9 mm (120x240), Dolken kayu galam Ø 8-10 cm, Formtie/penjaga jarak
bekesting/spacer.
- Alat yang digunakan : -
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja, Tukang Batu, Kepala Tukang.
- Waktu pelaksanaan : 1 minggu, Minggu Ke 9 , sebelum pekerjaan Beton K-225
- Kualitas yang ingin dicapai : terbuat dari kayu, multiplek atau lainnya, sambungan-
sambungannya harus kedap terhadap adukan dan cukup kokoh untuk dapat
mempertahankan posisinya selama pengecoran, pemadatan dan perawatan.
1. Bekisting harus rapat dan kedap air, terutama pada sambungan -
sambungan. Pada saat pengecoran beton, tidak boleh ada cairan atau
adukan beton yang mengalir keluar karena bocor.
2. Untuk permukaan luar beton yang tidak akan diplester (semi exposed),
permukaan dalam bekisting sebaiknya dilapisi bahan sejenis minyak yang
disetujui oleh Direksi/ Pengawas untuk memudahkan pembongkaran
bekisting itu kelak. Penggunaan oli bekas tidak bisa dibenarkan.
3. Penggunaan ulang dari (bahan) bekisting yang sudah pernah dipakai harus
atas seijin Direksi/ Pengawas.
4. Pengecoran dapat dilakukan setelah pembongkaran, kemudian dapat
dilakukan pemasangan kembali terhadap pekerjaan bekisting tersebut.
5. Foto dokumentasi diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100% pada sudut
pengambilan yang sama

6. Perancah untuk Beton


- Volume 1,40 m3
- Bahan yang digunakan : Kayu perancah, Paku, Alat bantu.
- Alat yang digunakan : -
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja, Tukang.
- Waktu pelaksanaan : 1 minggu, Minggu Ke 9 , sebelum pekerjaan Beton K-225
- Kualitas yang ingin dicapai : terbuat dari kayu, multiplek atau lainnya, sambungan-
sambungannya harus kedap terhadap adukan dan cukup kokoh untuk dapat
mempertahankan posisinya selama pengecoran, pemadatan dan perawatan.
1. Bekisting harus rapat dan kedap air, terutama pada sambungan -
sambungan. Pada saat pengecoran beton, tidak boleh ada cairan atau
adukan beton yang mengalir keluar karena bocor.
2. Untuk permukaan luar beton yang tidak akan diplester (semi exposed),
permukaan dalam bekisting sebaiknya dilapisi bahan sejenis minyak yang
disetujui oleh Direksi/ Pengawas untuk memudahkan pembongkaran
bekisting itu kelak. Penggunaan oli bekas tidak bisa dibenarkan.
3. Penggunaan ulang dari (bahan) bekisting yang sudah pernah dipakai harus
atas seijin Direksi/ Pengawas.
4. Pengecoran dapat dilakukan setelah pembongkaran, kemudian dapat
dilakukan pemasangan kembali terhadap pekerjaan bekisting tersebut.
5. Foto dokumentasi diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100% pada sudut
pengambilan yang sama

7. Memasang Baja Tulangan


- Volume 6550,00 KG
- Bahan yang digunakan : Baja Tulangan polos U-24 atau ulir U-32
- Alat yang digunakan : -
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja, Tukang Besi, Kepala Tukang
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu , Minggu Ke 1 – Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : ukuran dan panjang sesuai dengan speksifikasi yang
direncanakan.
- Standar Rujukan penulangan beton :
 Baja tulangan plain of deformed billed steel bars grade 40 sesuai ketentuan
AASHTO M 32-74
 Bila ditentukan penulangan dengan anyaman baja, mengikuti persyaratan
AASHTO M 55
 Kawat beton merupakan kawat ikat dari baja sesuai dengan AASHTO M 32-78
- Ukuran baja tulangan :
 Penggantian ukuran diameter baja tulangan dari yang sudah ditetapkan, hanya
boleh bila disetujui oleh Direksi Teknik dan paling sedikit memiliki luas penampang
sama dengan ukuran dalam gambar rencana
 Jarak antar baja tulangan tidak boleh diperlebat sebelum mendapat persetujuan
Direksi Teknik karena akibat perubahan diameter di atas.
- Pembuatan dan pemasangannya :
1. Kecuali diijinkan lain oleh Direksi Teknik, semua baja tulangan
dibengkokkan dalam keadaan dingin. Seandainya pembengkokan dilakukan
dengan menggunakan panas, maka tindakan pencegahan diambil untuk
menjamin sifat fisik baja tidak berubah.
2. Sebelum penempatan pada posisi akhir, baja tulangan dibersihkan dari
kotoran, Lumpur, minyak atau benda lain yang dapat merusak daya lekat
dengan beton.
3. Baja tulangan satu sama lain diikat dengan kuat menggunakan kawat beton
sehingga tidak bergeser sewaktu pengecoran (Pengikatan tidak boleh
diganti dengan pengelasan).
4. Bila sambungan dengan lewatan disetujui, maka panjang penyalurannya
paling sedikit 40 kali diameter baja tulangan.
5. Tulangan beton yang sudah terpasang, tidak boleh digunakan sebagai
penunjang penghantar beton atau peralatan lainnya atau terinjak-injak
sebagai jalan kerja.
6. Foto dokumentasi galian diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100% pada
sudut pengambilan yang sama.
8. Beton Struktur K-225 (site mix)
- Volume 39,70 m2
- Bahan yang digunakan : Portland Cement, Pasir Beton, Produksi Agregat kasar
Terkirim
- Alat yang digunakan : Concrete Vibrator, Water tanker truck 2000-3000 ℓ, Concrete
mixer 350 ℓ, Alat Bantu.
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja, Tukang Batu, Kepala Tukang.
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu, Minggu Ke 4 – Minggu Ke 8 ,
- Kualitas yang ingin dicapai : beton mutu K-225
1. Salah satu hal yang perlu diperhatikan untuk beton yang menggunakan site
mix adalah saat pencampuran dan pengadukan sering tidak merata baik
dari volume campuran maupun proses pengadukan yang tidak bagus,
apalagi dilakukan secara manual. Jika menggunakan mesin molen beton,
mungkin pencampuran akan didapatkan adukan yang lebih baik, tapi
kadang kesalahan penuangan material kedalam molen baik air ataupun
material lainnya bisa menjadikan campuran tidak bagus.
2. Pengecoran akan dilaksanakan setelah seluruh komponen diperiksa seperti
stek-stek tulangan untuk pekerjaan berikutnya dan lainnya..
3. Apabila diperlukan maka pada saat pencampuran akan diberikan bahan
additive yang mereknya disetujui oleh Konsultan Pengawas serta
komposisinya sesuai dengan ketentuan yang ada..
9. Oprit Box Culvert, Beton fc' 30 Mpa (K-350) readymix, t : 20 cm
- Volume 19,08 m3
- Bahan yang digunakan : Mutu Beton Fc' 30 Mpa (K 350) Readymix, Joint Sealant,
Plastik Cor/Polyetilene 125 mikron, Curing Compound, Bekisting Plat Besi (sewa).
- Alat yang digunakan : Concrete Vibrator, Water tanker truck 2000-3000 ℓ, Concrete
Slip Paver.
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja, Tukang Batu, Kepala Batu.
- Waktu pelaksanaan : 1 minggu, Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : beton mutu K-350 dengan tebal 20 cm
1. Beton
Pekerjaan Beton dengan mutu K-350 volume 1638,24 m3 dengan personil
yaitu Mandor, Pekerja, Tukang Batu, Kepala Batu. pekerjaan tersebut
dilaksanakan sekitar 1 minggu.
a. Beton terdiri atas suatu campuran sebanding antara semen, air dan agregat
bergradasi. Campuran beton akan mengendap dan mengerasa membentuk
suatu bahan yang padat, keras dan tahan lama yang memiliki karakteristik
tertentu.
b. agregat terdiri dari agregat kasar dan halus, bergradasi dengan jumlah
agregat halus dipertahankan sampai jumlah minimum yang diperlukan.
Agregat halus apabila dicampur semen akan cukup mengisi rongga antara
agregat kasar serta memberikan perikan permukaan akhir yang halus.
c. untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan optimum, volume air
yang di masukkan ke dalam campuran harus dipertahankan sampai jumlah
minimum yang diperlukaan untuk memudahkan pengerjaan.
d. Bahan tambahan kepada campuran beton untuk memperlambat atau
mempercepat waktu pengerasan tidak diperbolehkan kecuali diminta
dalam persyaratan kontrak khusus.
e. Standar Rujukan Beton
Kualitas bahan-bahan, campuran yang dihasilkan dan mutu pengerjaan
serta hasil akhir dimonitor dan dikendalikan sebagaimanan diterapkan
dalam Standar Rujukan di bawah ini :
 SNI 03-1974-1990 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton
 SNI 03-2460-1991 : Spesifikasi Abu Terbang Sebagai Bahan Tambahan
Untuk Campuran Beton
 SNI 03-4431-1997 : Metode Pengujian Kuat Lentur Beton Normal
Dengan Dua Titik Pembebanan
 SNI 03-4433-1997 : Spesifikasi Beton Siap Pakai
 SNI 03-4804-1998 : Metode pengujian berat isi dan rongga udara dalam
agregat.
 SNI 03-4810-1998 : Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton
di Lapangan
 SNI 03-4814-1998 : Spesifikasi Bahan Penutup Sambungan Beton Tipe
Elastis Tuang Panas.
 SNI 03-4815-1998 : Spesifikasi Pengisi Siar Muai Siap Pakai Untuk
Perkerasan Bangunan Beton
 SNI 03-6820-2002 : Spesifikasi Agregat Halus Untuk Pekerjaan Adukan
dan Plesteran Dengan Bahan Dasar Semen.
 SNI 03-6969-2003 : Metode pengujian untuk pengukuran panjang
beton inti hasil pengeboran.AASHTO 141 - 74 Contoh beton segar
 SNI 1966 : 2008 : Cara Uji Penentuan Batas Plastis dan Indeks
 SNI 1969 : 2008 : Cara uji berat jenis penyerapan air agregat kasar.
 SNI 1970 : 2008 : Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus.
 SNI 1972 : 2008 : Cara Uji Slump Beton
 SNI 2417 : 2008 : Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los
Angeles.

s. Bahan Beton
 Semen
Semen yang digunakan harus berasal dari salah satu PC yang memenuhi
dan harus diperoleh dari satu pabrik (kecuali diijinkan Direksi Teknik).
 Air
air yang di gunakan harus bersih dan bebas dari zat zat yang merugikan
kontruksi seperti oli, garam, asam, alkali, gula, atau bahan organik.
Direksi teknik dapat meminta pelaksana untuk mengadakan pengujian
air bila nantinya diragukan.
 Agregat
Persyaratan umum :
- Agregat kasar harus memenuhi AASHTO M80 Agregat untuk
pekerjaaan beton harus terdiri dari campuran dari agregat kasar dan
halus berisi batun pecah yang bersih, keras dan pasir dari sumber
yang disaring.
- Ukuran maksimum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari tiga
perempat ruang bebas minimum diantara betang-batang tulangan
atau antara batang tulangan dan cetakan bekisting.
- Agregat halus bebas dari sejumlah kotoran organik.
- Pasir laut tidak boleh digunakan untuk konstruksi beton.
- Gradasi agregat
Gradasi agregat beton harus memenuhi persyaratan berikut ini :

Tabel Persyaratan Gradasi agregat

Ukuran saringan Prosentase Berat yang lolos


Standar (mm) Agregat Halus Pilihan Agregat Kasar
50 - 100 - - -
37 - 95 - 100 100 - -
25 - - 95 - 100 100 -
19 - 35 - 70 - 90 - 100 100
13 - - 25 - 60 - 90-100
9.5 100 10 - 30 - 20-55 40-70
- Syarat-syarat mutu4.75
agregat 95 - 100 0-5 0 - 10 0-10 0-15
Agregat beton harus
2.36memenuhi tabel
- berikut ini:
- 0-5 0-5 0-5
Tabel Syarat –syarat
1.18
keadaan Mutu :
45 - 80 - - - -
0.3 10 - 30 - - - -
0.15 2 - 10 - - - -
URAIAN BATAS
Agregat Kasar
Kehilangan berat karena keausan (500 putaran) 40 %
Kehilangan Kesempurnaan 12 %
t. Pengadukan Sodium sulfat setelah 5 putaran
Beton harus diaduk dengan mesin pengaduk yang dioperasikan secara
mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui dan menjamin distribusi yang
merata.
Mesin pengaduk harus dilengkapi dengan penampungan air yang memadai
dan alat mengukur yang mengendalikan jumlah air secara seksama.
Pengadukan dengan tenaga manusia dibatasi hanya untuk beton yang
bukan struktural. Dimana tidak mungkin menggunakan mesin pengaduk,
Direksi Teknik dapat menyetujui pengadukan dengan tenaga manusia tetapi
harus sedekat mungkin dengan tempat pengecoran
u. Pengecoran Beton
Persiapan Pengecoran :
- Kami sebagai Kontraktor Pelaksana akan memberitahukan Direksi
Teknik paling lambat 24 jam sebelum pekerjaan beton dimulai.
Kontraktor boleh memulai pekerjaan awal tanpa menerima persetujuan
Direksi teknik.
- Direksi Teknik akan memeriksa lebih dahulu semua galian yang telah
disiapkan.
- Semua dasar galian harus dijaga tetap kering dan beton tidak boleh
dicor diatas tanah yang mengandung lumpur, puing atau bahan lainnya
ataupun bila terendam air.
- Sebelum pengecoran beton dimulai, semua bekisting dan penulangan
telah memenuhi persyaratan dan benda yang harus berada di dalam
beton, harus ditempatkan dengan mantap terhadap adanya pergeseran
kedudukan.

Kondisi Pekerjaan
Suhu agregat dan air adukan harus dijaga di bawah 30 ºC pada waktu
pengecoran dan tidak boleh mengecor apabila :
- Kecepatan penguapan melebihi 1,0 kg/m²/jam
- Lengas nisbi dari udara kurang dari 40 %
- Selama udara berdebu atau tercebar oleh lainnya

Pengecoran
- Tidak boleh ada pengecoran tanpa dihadiri Direksi Teknik untuk
menyaksikan seluruh operasi pengecoran beton.
- Beton di cor dengan cara sedemikian rupa untuk menghindari
pemisahan agregat kasar dan halus di dalam adukan.
- Beton tidak boleh dijauhkan secara bebas ke dalam acuan dari
ketinggian lebih dari 150 cm.
- Beton dicor berturut-turut sehingga beton yang telah dicor masih
dalam keadaan plastis waktu beton berikut dicor diatas atau
disampingnya.
- Bila diperlukan, beton harus dikonsolidasikan dengan alat penggetar
mekanis yang disetujui dan hanya dilakukan pada adukan yang baru
dicor, tidak boleh mengenai beton yang sudah mulai mengendap.
v. Penyelesaian Pekerjaan Beton
- Permukaan beton dirapikan dan dibersihkan dari kawat beton atau
penunjang acuan. Tepi adukan dan semua ketidakteraturan yang
disebabkan oleh sambungan acuan harus dihilangkan.
- Bila terdapat sarang kerikil, keropos tersebut dibersihkan dan beton
dibobok tegak lurus pada kedalaman tertentu dan lubang dibasahi
dahulu, dilaburi semen kemudian diisi adukan beton baru.

w. Perawatan
Begitu selesai pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan awal
karena panas dan angin kencang dan terhadap gangguan mekanis. Beton
dirawat agar kehilangan kelembabannya seminimal mungkin sekurang-
kurangnya 7 hari kalender secara kontinyu.
x. Perbaikan Pekerjaan
Pembuatan beton bertulang yang tidak memenuhi kriteria toleransi atau
yang tidak mempunyai hasil akhir yang memuaskan atau tidak memenuhi
persyaratan sifat campuran harus diperbaiki sebagaimana pengarahan
Direksi teknik

10.Pemasangan Plastik Alas Cor


- Volume 288,81 m2
- Bahan yang digunakan : Plastik Alas cor
- Alat yang digunakan : -
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja.
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu, Minggu Ke 4 – Minggu Ke 8 ,
- Kualitas yang ingin dicapai : plastik dapat berfungsi maksimal
1. Plastik dapat digunakan sebagai lantai kerja cor beton yang berhubungan
dengan tanah, fungsinya yaitu menahan agar air semen tidak keluar karena
merembes kedalam tanah. Sehingga kemungkinan air / uap air masuk ke
dalam pori-pori beton menjadi lebih kecil, dan tulangan terhindar dari karat
/ korosi. Korosi selain merusak tulangan juga akan memberikan warna
karat pada permukaan beton. Pada pelat beton di atas tanah, biasanya
tulangan hanya diletakkan di bagian atas dengan tebal selimut beton atas
sekitar 30mm..
2. Fungsi lainnya, adalah melepaskan gesekan antara permukaan bawah pelat
beton dengan permukaan tanah. Sehingga pada saat beton mengalami susut
tidak tertahan, dan retak dapat terjadi pada daerah joint yang telah
direncanakan. Untuk fungsi ini, plastik akan lebih baik apabila dipasang
double (2 lembar) sehingga gesekan yang terjadi akan lebih sedikit.

11.Acian
- Volume 73,96 m2
- Bahan yang digunakan : Portland Cement
- Alat yang digunakan : -
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja, Kepala Tukang, Tukang
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu, Minggu Ke 4 – Minggu Ke 8 ,
- Kualitas yang ingin dicapai : plastik dapat berfungsi maksimal
1. Pekerjaan acian ini dilakukan setelah plesteran kering. Sebelum memulai
mengaci permukaan plesteran harus disiram dengan air sampai basah atau
jenuh. Pekerjaan acian dilakukan oleh tenaga yang sudah terampil agar
mendapatkan hasil yang optimal.
12.Pengecatan dengan Cat Tembok
- Volume 73,96 m2
- Bahan yang digunakan : Cat tembok
- Alat yang digunakan : -
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja, Kepala Tukang, Tukang
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu, Minggu Ke 4 – Minggu Ke 8 ,
- Kualitas yang ingin dicapai : pekerjaan sesuai rencana
1. Fungsi pengecatan tersebut adalah : memberikan warna pada benda,
melindungi permukaan benda, menambah nilai estetis (menutup
kekurangan benda tersebut).

13.Pas. Kode Gorong - Gorong (20x 25) cm bahan marmer


- Volume 5,00 bh
- Bahan yang digunakan : Cat tembok
- Alat yang digunakan : -
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja, Kepala Tukang, Tukang
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu, Minggu Ke 4 – Minggu Ke 8 ,
- Kualitas yang ingin dicapai : pekerjaan sesuai rencana
1. Pada gorong-gorong yang telah dikerjakan, dibuat kode dengan ukuran 20
cm x 25 cm berbahan marmer, dengan proses perletakkan sesuai dengan
kesepakatan direksi sebelumnya.
3.7 PEKERJAAN JEMBATAN : (3,5 X 7) M
A. PEKERJAAN TANAH
1. Pengukuran dan Pemasangan Bowplank
- Volume 9,00 m3
- Bahan yang digunakan : tidak ada bahan yang digunakan
- Alat yang digunakan : Theodolit , Alat Bantu.
- Personil yang dilibatkan : Juru ukur
- Waktu pelaksanaan : 1 minggu , Minggu Ke 10
- Kualitas yang ingin dicapai : batas dan letak bowplank akurat
1. Pekerjaan pengukuran tersebut, dengan menggunakan pesawat theodolith.
Pengukuran ini sangat penting karena merupakan dasar dari pembangunan
proyek. Setelah pekerjaan pengukuran terselesaikan, dilanjutkan dengan
pekerjaan pemasangan bouwplank (untuk dasar dari penempatan pekerjaan
box culvert).
2. Bouwplank adalah alat bantu untuk membuat sudut (90°) dan ketinggian/
elevasi lantai. Bouwplank dibuat dari papan atau kaso. Pemasangan
bouwplank dilakukan pada jarak 1 m di luar denah yang akan dibuat,
tujuannya agar bouwplank tidak terbongkar saat penggalian pondasi.
Bouwplank dibongkar setelah pekerjaan pondasi selesai dilaksanakan.

3. Galian Tanah Biasa


- Volume 110,25 m3
- Bahan yang digunakan : -
- Alat yang digunakan : -
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu , Minggu Ke 1 – Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : galian sesuai dengan dimensi dan syarat perencanaan
yang disepekati.
1. Pengukuran dan pemasangan bowplank atau menentukan kedalaman galian.
Pengukuran dilaksanakan dengan menggunakan alat ukur theodolit dengan
mempedomani hasil rekayasa yang telah ditentukan oleh konsultan dan
pihak proyek. Pemasangan bowplank dilakukan setelah hasil dari
pengukuran disetujui oleh pihak Konsultan dan direksi Pekerjaan..
2. Pekerjaan penggalian dilaksanakan setelah pemasangan bowplank dalam
hal ini penentuan kedalaman galian. Tanah yang digali secara manual
dikumpulkan ke tepi galian dan selanjutnya dimuat ke Dump Truck,
kemudian diangkut keluar lokasi proyek.

4. Hurugan sirtu (dipadatkan dengan alat stamper)


- Volume 5.48 m3
- Bahan yang digunakan : Sirtu (quarry - Lokasi Pekerjaan)
- Alat yang digunakan : Vibratory plate tamper, Alat Bantu.
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu , Minggu Ke 1 – Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : urugan dan pemadatan dengan lebar dan kedalaman
sesuai dengan dimensi perencanaan..
1. Pekerjaan urugan sirtu dilakukan sebelum pekerjaan pengecoran rigid
pavement jalan dilakukan.
2. pemadatan dapat dilakukan secara manual dengan dilakukan pembasahan
pada urugan sirtu.
3. untuk mendapatkan hasil akhir yang baik dibantu pula dengan alat
Vibratory plate tamper.
4. Foto dokumentasi galian diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100% pada
sudut pengambilan yang sama.

5. Pembongkaran Beton (dengan alat)


- Volume 12.5 m3
- Bahan yang digunakan : -
- Alat yang digunakan : Jack hammer, Compressor 4000-6500 ℓ\m, Wheel loader 1,0-
1,6 m³, Dump truck 7,5 ton, Alat Bantu.
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu , Minggu Ke 1 – Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : pembongakaran sesuai dimensi yang diinginkan
1. Pembongkaran tersebut, dilakukan pada daerah milik jalan yang telah
ditentukan dan atas petunjuk direksi. Pembongkaran dilakukan dengan
menggunakan bantuan alat dan juga tenaga kerja. Hasil pembongkaran
beton lama tersebut akan dibuang diluar lokasi pekerjaan atau lokasi yang
telah ditentukan oleh direksi dan sesuai dengan gambar kerja.

6. Pembongkaran Pas. Batu (dengan alat)


- Volume 5.4 m3
- Bahan yang digunakan : -
- Alat yang digunakan : Jack hammer, Compressor 4000-6500 ℓ\m, Wheel loader 1,0-
1,6 m³, Dump truck 7,5 ton, Alat Bantu.
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu , Minggu Ke 1 – Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : pembongakaran sesuai dimensi yang diinginkan.
1. Pembongkaran harus dilakukan secara keseluruhan dari pasangan batu
lama yang akan dibongkar kemudian material hasil pembongkaran harus
dibuang keluar dari lokasi pekerjaan ketempat yang aman dan tidak
mengganggu lalu lintas sesuai kesepakatan direksi/ pengawas.
2. PEKERJAAN PASANGAN
1. Pasangan Batu Belah 1 : 4 Senderan
- Volume 14.43 m3
- Bahan yang digunakan : Batu Belah, Portland Cement, Pasir Pasang Muntilan
- Alat yang digunakan : Concrete mixer 350 ℓ, Alat Bantu.
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja, Tukang batu
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu , Minggu Ke 1 – Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : Pasangan batu seseuai dengan dimensi perencanaan.
1. Gali tanah untuk lubang pasanagan batu kali.
2. Pastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran lebar dan kedalaman
sudah sesuai rencana.
3. Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu kali.
4. Buat adukan untuk pasangan pondasi batu kali.
5. Hamparkan pasir urug dan ratakan.
6. Basahi batu kali dengan air telebih dahulu sebelum dipasang.
7. Pasang batu aanstamping terlebih dahulu.
8. Pasang batu kali di atas pasangan batu aanstamping dengan menggunakan
adukan yang merata mengisi rongga-rongga antar batu kali.
9. Batu kali disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali tidak mudah
retak/patah dan berongga besar.
10. Cek elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah sesuai rencana.
11. Foto dokumentasi diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100% pada sudut
pengambilan yang sama.

2. Pasangan Batu Belah 1 : 5 Lantai Kerja


- Volume 2.51 m3
- Bahan yang digunakan : Batu Belah, Portland Cement, Pasir Pasang Muntilan
- Alat yang digunakan : Concrete mixer 350 ℓ, Alat Bantu.
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja, Tukang batu
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu , Minggu Ke 1 – Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : Pasangan batu seseuai dengan dimensi perencanaan.
1. Gali tanah untuk lubang pasanagan batu kali.
2. Pastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran lebar dan kedalaman
sudah sesuai rencana.
3. Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu kali.
4. Buat adukan untuk pasangan pondasi batu kali.
5. Hamparkan pasir urug dan ratakan.
6. Basahi batu kali dengan air telebih dahulu sebelum dipasang.
7. Pasang batu aanstamping terlebih dahulu.
8. Pasang batu kali di atas pasangan batu aanstamping dengan menggunakan
adukan yang merata mengisi rongga-rongga antar batu kali.
9. Batu kali disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali tidak mudah
retak/patah dan berongga besar.
10. Cek elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah sesuai rencana.
11. Foto dokumentasi diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100% pada sudut
pengambilan yang sama.

3. Pas. Bekisting Plat Lantai


- Volume 14,10 m2
- Bahan yang digunakan : Kayu bekisting, Paku, Minyak bekisting, Kayu kelapa,
Plywood 9 mm (120x240), Dolken kayu galam Ø 8-10 cm.
- Alat yang digunakan : -
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Tukang, Kepala tukang, Pekerja.
- Waktu pelaksanaan : 1 minggu , Minggu Ke 10
- Kualitas yang ingin dicapai : terbuat dari kayu, multiplek atau lainnya, sambungan-
sambungannya harus kedap terhadap adukan dan cukup kokoh untuk dapat
mempertahankan posisinya selama pengecoran, pemadatan dan perawatan.
1. Pengukuran lokasi pekerjaan yang tepat berdasarkan gambar shop drawing
bekisting.
2. Memberishkan terlebih dahulu sebelum bekisting dipasang, adanya dinding
kotoran pada bekisting dapat menimbulkan hasil cor beton tidak rapi, retak
atau bahkan kegagalan struktur.
3. Pemasangan sesuai dengan garis marka ukur yang telah dibuat
4. Cek ukuran (posisi, kedataran, ketegakan).
5. Cek ulang perkuatan bekisting, kemudian lakukan pengecoran.
6. Foto dokumentasi galian diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100% pada
sudut pengambilan yang sama.

4. Bekisting untuk Lantai Kerja (pasang kembali)


- Volume 14,10 m2
- Bahan yang digunakan : Kayu bekisting, Paku, Minyak bekisting, Kayu kelapa,
Plywood 9 mm (120x240), Dolken kayu galam Ø 8-10 cm.
- Alat yang digunakan : -
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja, Tukang Batu, Kepala Tukang.
- Waktu pelaksanaan : 1 minggu, Minggu Ke 9 , sebelum pekerjaan Beton K-225
- Kualitas yang ingin dicapai : terbuat dari kayu, multiplek atau lainnya, sambungan-
sambungannya harus kedap terhadap adukan dan cukup kokoh untuk dapat
mempertahankan posisinya selama pengecoran, pemadatan dan perawatan.
1. Bekisting harus rapat dan kedap air, terutama pada sambungan -
sambungan. Pada saat pengecoran beton, tidak boleh ada cairan atau
adukan beton yang mengalir keluar karena bocor.
2. Untuk permukaan luar beton yang tidak akan diplester (semi exposed),
permukaan dalam bekisting sebaiknya dilapisi bahan sejenis minyak yang
disetujui oleh Direksi/ Pengawas untuk memudahkan pembongkaran
bekisting itu kelak. Penggunaan oli bekas tidak bisa dibenarkan.
3. Penggunaan ulang dari (bahan) bekisting yang sudah pernah dipakai harus
atas seijin Direksi/ Pengawas.
4. Pengecoran dapat dilakukan setelah pembongkaran, kemudian dapat
dilakukan pemasangan kembali terhadap pekerjaan bekisting tersebut.
5. Foto dokumentasi galian diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100% pada
sudut pengambilan yang sama

5. Pas. Bekisting Dinding


- Volume 33,00 m2
- Bahan yang digunakan : Kayu bekisting, Paku, Minyak bekisting, Kayu kelapa,
Plywood 9 mm (120x240), Dolken kayu galam Ø 8-10 cm.
- Alat yang digunakan : -
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Tukang, Kepala tukang, Pekerja.
- Waktu pelaksanaan : 1 minggu , Minggu Ke 10
- Kualitas yang ingin dicapai : terbuat dari kayu, multiplek atau lainnya, sambungan-
sambungannya harus kedap terhadap adukan dan cukup kokoh untuk dapat
mempertahankan posisinya selama pengecoran, pemadatan dan perawatan.
1. Pengukuran lokasi pekerjaan yang tepat berdasarkan gambar shop drawing
bekisting.
2. Memberishkan terlebih dahulu sebelum bekisting dipasang, adanya dinding
kotoran pada bekisting dapat menimbulkan hasil cor beton tidak rapi, retak
atau bahkan kegagalan struktur.
3. Pemasangan sesuai dengan garis marka ukur yang telah dibuat
4. Cek ukuran (posisi, kedataran, ketegakan).
5. Cek ulang perkuatan bekisting, kemudian lakukan pengecoran.
6. Foto dokumentasi galian diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100% pada
sudut pengambilan yang sama.
7. Pas. Bekisting Dinding Pasang Kembali
- Volume 33,00 m2
- Bahan yang digunakan : Kayu bekisting, Paku, Minyak bekisting, Kayu kelapa,
Plywood 9 mm (120x240), Dolken kayu galam Ø 8-10 cm, Formtie/penjaga jarak
bekesting/spacer.
- Alat yang digunakan : -
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja, Tukang Batu, Kepala Tukang.
- Waktu pelaksanaan : 1 minggu, Minggu Ke 9 , sebelum pekerjaan Beton K-225
- Kualitas yang ingin dicapai : terbuat dari kayu, multiplek atau lainnya, sambungan-
sambungannya harus kedap terhadap adukan dan cukup kokoh untuk dapat
mempertahankan posisinya selama pengecoran, pemadatan dan perawatan.
1. Bekisting harus rapat dan kedap air, terutama pada sambungan -
sambungan. Pada saat pengecoran beton, tidak boleh ada cairan atau
adukan beton yang mengalir keluar karena bocor.
2. Untuk permukaan luar beton yang tidak akan diplester (semi exposed),
permukaan dalam bekisting sebaiknya dilapisi bahan sejenis minyak yang
disetujui oleh Direksi/ Pengawas untuk memudahkan pembongkaran
bekisting itu kelak. Penggunaan oli bekas tidak bisa dibenarkan.
3. Penggunaan ulang dari (bahan) bekisting yang sudah pernah dipakai harus
atas seijin Direksi/ Pengawas.
4. Pengecoran dapat dilakukan setelah pembongkaran, kemudian dapat
dilakukan pemasangan kembali terhadap pekerjaan bekisting tersebut.
5. Foto dokumentasi diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100% pada sudut
pengambilan yang sama

8. Perancah untuk Beton


- Volume 1,85 m3
- Bahan yang digunakan : Kayu perancah, Paku, Alat bantu.
- Alat yang digunakan : -
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja, Tukang.
- Waktu pelaksanaan : 1 minggu, Minggu Ke 9 , sebelum pekerjaan Beton K-225
- Kualitas yang ingin dicapai : terbuat dari kayu, multiplek atau lainnya, sambungan-
sambungannya harus kedap terhadap adukan dan cukup kokoh untuk dapat
mempertahankan posisinya selama pengecoran, pemadatan dan perawatan.
1. Bekisting harus rapat dan kedap air, terutama pada sambungan -
sambungan. Pada saat pengecoran beton, tidak boleh ada cairan atau
adukan beton yang mengalir keluar karena bocor.
2. Untuk permukaan luar beton yang tidak akan diplester (semi exposed),
permukaan dalam bekisting sebaiknya dilapisi bahan sejenis minyak yang
disetujui oleh Direksi/ Pengawas untuk memudahkan pembongkaran
bekisting itu kelak. Penggunaan oli bekas tidak bisa dibenarkan.
3. Penggunaan ulang dari (bahan) bekisting yang sudah pernah dipakai harus
atas seijin Direksi/ Pengawas.
4. Pengecoran dapat dilakukan setelah pembongkaran, kemudian dapat
dilakukan pemasangan kembali terhadap pekerjaan bekisting tersebut.
5. Foto dokumentasi diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100% pada sudut
pengambilan yang sama

9. Memasang Baja Tulangan


- Volume 4723,6 KG
- Bahan yang digunakan : Baja Tulangan polos U-24 atau ulir U-32
- Alat yang digunakan : -
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja, Tukang Besi, Kepala Tukang
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu , Minggu Ke 1 – Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : ukuran dan panjang sesuai dengan speksifikasi yang
direncanakan.
- Standar Rujukan penulangan beton :
 Baja tulangan plain of deformed billed steel bars grade 40 sesuai ketentuan
AASHTO M 32-74
 Bila ditentukan penulangan dengan anyaman baja, mengikuti persyaratan
AASHTO M 55
 Kawat beton merupakan kawat ikat dari baja sesuai dengan AASHTO M 32-78
- Ukuran baja tulangan :
 Penggantian ukuran diameter baja tulangan dari yang sudah ditetapkan, hanya
boleh bila disetujui oleh Direksi Teknik dan paling sedikit memiliki luas penampang
sama dengan ukuran dalam gambar rencana
 Jarak antar baja tulangan tidak boleh diperlebat sebelum mendapat persetujuan
Direksi Teknik karena akibat perubahan diameter di atas.
- Pembuatan dan pemasangannya :
7. Kecuali diijinkan lain oleh Direksi Teknik, semua baja tulangan
dibengkokkan dalam keadaan dingin. Seandainya pembengkokan dilakukan
dengan menggunakan panas, maka tindakan pencegahan diambil untuk
menjamin sifat fisik baja tidak berubah.
8. Sebelum penempatan pada posisi akhir, baja tulangan dibersihkan dari
kotoran, Lumpur, minyak atau benda lain yang dapat merusak daya lekat
dengan beton.
9. Baja tulangan satu sama lain diikat dengan kuat menggunakan kawat beton
sehingga tidak bergeser sewaktu pengecoran (Pengikatan tidak boleh
diganti dengan pengelasan).
10. Bila sambungan dengan lewatan disetujui, maka panjang penyalurannya
paling sedikit 40 kali diameter baja tulangan.
11. Tulangan beton yang sudah terpasang, tidak boleh digunakan sebagai
penunjang penghantar beton atau peralatan lainnya atau terinjak-injak
sebagai jalan kerja.
12. Foto dokumentasi galian diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100% pada
sudut pengambilan yang sama.

10.Beton Struktur K-350 (Readymix)


- Volume 34,22 m3
- Bahan yang digunakan : Portland Cement, Pasir Beton, Produksi Agregat kasar
Terkirim
- Alat yang digunakan : Concrete Vibrator, Water tanker truck 2000-3000 ℓ, Concrete
mixer 350 ℓ, Alat Bantu.
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja, Tukang Batu, Kepala Tukang.
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu, Minggu Ke 4 – Minggu Ke 8 ,
- Kualitas yang ingin dicapai : beton mutu K – 350
1. Salah satu hal yang perlu diperhatikan untuk beton yang menggunakan site
mix adalah saat pencampuran dan pengadukan sering tidak merata baik
dari volume campuran maupun proses pengadukan yang tidak bagus,
apalagi dilakukan secara manual. Jika menggunakan mesin molen beton,
mungkin pencampuran akan didapatkan adukan yang lebih baik, tapi
kadang kesalahan penuangan material kedalam molen baik air ataupun
material lainnya bisa menjadikan campuran tidak bagus.
2. Pengecoran akan dilaksanakan setelah seluruh komponen diperiksa seperti
stek-stek tulangan untuk pekerjaan berikutnya dan lainnya..
3. Apabila diperlukan maka pada saat pencampuran akan diberikan bahan
additive yang mereknya disetujui oleh Konsultan Pengawas serta
komposisinya sesuai dengan ketentuan yang ada..

11.Oprit Box Culvert, Beton fc' 30 Mpa (K-350) readymix, t : 20 cm


- Volume 6,80 m3
- Bahan yang digunakan : Mutu Beton Fc' 30 Mpa (K 350) Readymix, Joint Sealant,
Plastik Cor/Polyetilene 125 mikron, Curing Compound, Bekisting Plat Besi (sewa).
- Alat yang digunakan : Concrete Vibrator, Water tanker truck 2000-3000 ℓ, Concrete
Slip Paver.
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja, Tukang Batu, Kepala Batu.
- Waktu pelaksanaan : 1 minggu, Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : beton mutu K-350 dengan tebal 25 cm
2. Beton
Pekerjaan Beton dengan mutu K-350 volume 1638,24 m3 dengan personil
yaitu Mandor, Pekerja, Tukang Batu, Kepala Batu. pekerjaan tersebut
dilaksanakan sekitar 1 minggu.
f. Beton terdiri atas suatu campuran sebanding antara semen, air dan agregat
bergradasi. Campuran beton akan mengendap dan mengerasa membentuk
suatu bahan yang padat, keras dan tahan lama yang memiliki karakteristik
tertentu.
g. agregat terdiri dari agregat kasar dan halus, bergradasi dengan jumlah
agregat halus dipertahankan sampai jumlah minimum yang diperlukan.
Agregat halus apabila dicampur semen akan cukup mengisi rongga antara
agregat kasar serta memberikan perikan permukaan akhir yang halus.
h. untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan optimum, volume air
yang di masukkan ke dalam campuran harus dipertahankan sampai jumlah
minimum yang diperlukaan untuk memudahkan pengerjaan.
i. Bahan tambahan kepada campuran beton untuk memperlambat atau
mempercepat waktu pengerasan tidak diperbolehkan kecuali diminta
dalam persyaratan kontrak khusus.
j. Standar Rujukan Beton
Kualitas bahan-bahan, campuran yang dihasilkan dan mutu pengerjaan
serta hasil akhir dimonitor dan dikendalikan sebagaimanan diterapkan
dalam Standar Rujukan di bawah ini :
 SNI 03-1974-1990 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton
 SNI 03-2460-1991 : Spesifikasi Abu Terbang Sebagai Bahan Tambahan
Untuk Campuran Beton
 SNI 03-4431-1997 : Metode Pengujian Kuat Lentur Beton Normal
Dengan Dua Titik Pembebanan
 SNI 03-4433-1997 : Spesifikasi Beton Siap Pakai
 SNI 03-4804-1998 : Metode pengujian berat isi dan rongga udara dalam
agregat.
 SNI 03-4810-1998 : Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton
di Lapangan
 SNI 03-4814-1998 : Spesifikasi Bahan Penutup Sambungan Beton Tipe
Elastis Tuang Panas.
 SNI 03-4815-1998 : Spesifikasi Pengisi Siar Muai Siap Pakai Untuk
Perkerasan Bangunan Beton
 SNI 03-6820-2002 : Spesifikasi Agregat Halus Untuk Pekerjaan Adukan
dan Plesteran Dengan Bahan Dasar Semen.
 SNI 03-6969-2003 : Metode pengujian untuk pengukuran panjang
beton inti hasil pengeboran.AASHTO 141 - 74 Contoh beton segar
 SNI 1966 : 2008 : Cara Uji Penentuan Batas Plastis dan Indeks
 SNI 1969 : 2008 : Cara uji berat jenis penyerapan air agregat kasar.
 SNI 1970 : 2008 : Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus.
 SNI 1972 : 2008 : Cara Uji Slump Beton
 SNI 2417 : 2008 : Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los
Angeles.

y. Bahan Beton
 Semen
Semen yang digunakan harus berasal dari salah satu PC yang memenuhi
dan harus diperoleh dari satu pabrik (kecuali diijinkan Direksi Teknik).
 Air
air yang di gunakan harus bersih dan bebas dari zat zat yang merugikan
kontruksi seperti oli, garam, asam, alkali, gula, atau bahan organik.
Direksi teknik dapat meminta pelaksana untuk mengadakan pengujian
air bila nantinya diragukan.
 Agregat
Persyaratan umum :
- Agregat kasar harus memenuhi AASHTO M80 Agregat untuk
pekerjaaan beton harus terdiri dari campuran dari agregat kasar dan
halus berisi batun pecah yang bersih, keras dan pasir dari sumber
yang disaring.
- Ukuran maksimum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari tiga
perempat ruang bebas minimum diantara betang-batang tulangan
atau antara batang tulangan dan cetakan bekisting.
- Agregat halus bebas dari sejumlah kotoran organik.
- Pasir laut tidak boleh digunakan untuk konstruksi beton.
- Gradasi agregat
Gradasi agregat beton harus memenuhi persyaratan berikut ini :

Tabel Persyaratan Gradasi agregat


Ukuran saringan Prosentase Berat yang lolos
Standar (mm) Agregat Halus Pilihan Agregat Kasar
50 - 100 - - -
37 - 95 - 100 100 - -
25 - - 95 - 100 100 -
19 - 35 - 70 - 90 - 100 100
13 - - 25 - 60 - 90-100
9.5 100 10 - 30 - 20-55 40-70
- Syarat-syarat mutu4.75
agregat 95 - 100 0-5 0 - 10 0-10 0-15
Agregat beton harus
2.36memenuhi tabel
- berikut ini:
- 0-5 0-5 0-5
Tabel Syarat –syarat
1.18
keadaan Mutu :
45 - 80 - - - -
0.3 10 - 30 - - - -
0.15 2 - 10 - - - -

URAIAN BATAS
Agregat Kasar
Kehilangan berat karena keausan (500 putaran) 40 %
Kehilangan Kesempurnaan 12 %
z. Pengadukan Sodium sulfat setelah 5 putaran
Beton harus diaduk dengan mesin pengaduk yang dioperasikan secara
mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui dan menjamin distribusi yang
merata.
Mesin pengaduk harus dilengkapi dengan penampungan air yang memadai
dan alat mengukur yang mengendalikan jumlah air secara seksama.
Pengadukan dengan tenaga manusia dibatasi hanya untuk beton yang
bukan struktural. Dimana tidak mungkin menggunakan mesin pengaduk,
Direksi Teknik dapat menyetujui pengadukan dengan tenaga manusia tetapi
harus sedekat mungkin dengan tempat pengecoran
aa. Pengecoran Beton
Persiapan Pengecoran :
- Kami sebagai Kontraktor Pelaksana akan memberitahukan Direksi
Teknik paling lambat 24 jam sebelum pekerjaan beton dimulai.
Kontraktor boleh memulai pekerjaan awal tanpa menerima persetujuan
Direksi teknik.
- Direksi Teknik akan memeriksa lebih dahulu semua galian yang telah
disiapkan.
- Semua dasar galian harus dijaga tetap kering dan beton tidak boleh
dicor diatas tanah yang mengandung lumpur, puing atau bahan lainnya
ataupun bila terendam air.
- Sebelum pengecoran beton dimulai, semua bekisting dan penulangan
telah memenuhi persyaratan dan benda yang harus berada di dalam
beton, harus ditempatkan dengan mantap terhadap adanya pergeseran
kedudukan.

Kondisi Pekerjaan
Suhu agregat dan air adukan harus dijaga di bawah 30 ºC pada waktu
pengecoran dan tidak boleh mengecor apabila :
- Kecepatan penguapan melebihi 1,0 kg/m²/jam
- Lengas nisbi dari udara kurang dari 40 %
- Selama udara berdebu atau tercebar oleh lainnya

Pengecoran
- Tidak boleh ada pengecoran tanpa dihadiri Direksi Teknik untuk
menyaksikan seluruh operasi pengecoran beton.
- Beton di cor dengan cara sedemikian rupa untuk menghindari
pemisahan agregat kasar dan halus di dalam adukan.
- Beton tidak boleh dijauhkan secara bebas ke dalam acuan dari
ketinggian lebih dari 150 cm.
- Beton dicor berturut-turut sehingga beton yang telah dicor masih
dalam keadaan plastis waktu beton berikut dicor diatas atau
disampingnya.
- Bila diperlukan, beton harus dikonsolidasikan dengan alat penggetar
mekanis yang disetujui dan hanya dilakukan pada adukan yang baru
dicor, tidak boleh mengenai beton yang sudah mulai mengendap.
bb. Penyelesaian Pekerjaan Beton
- Permukaan beton dirapikan dan dibersihkan dari kawat beton atau
penunjang acuan. Tepi adukan dan semua ketidakteraturan yang
disebabkan oleh sambungan acuan harus dihilangkan.
- Bila terdapat sarang kerikil, keropos tersebut dibersihkan dan beton
dibobok tegak lurus pada kedalaman tertentu dan lubang dibasahi
dahulu, dilaburi semen kemudian diisi adukan beton baru.

cc. Perawatan
Begitu selesai pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan awal
karena panas dan angin kencang dan terhadap gangguan mekanis. Beton
dirawat agar kehilangan kelembabannya seminimal mungkin sekurang-
kurangnya 7 hari kalender secara kontinyu.
dd. Perbaikan Pekerjaan
Pembuatan beton bertulang yang tidak memenuhi kriteria toleransi atau
yang tidak mempunyai hasil akhir yang memuaskan atau tidak memenuhi
persyaratan sifat campuran harus diperbaiki sebagaimana pengarahan
Direksi teknik

12.Pemasangan Plastik Alas Cor


- Volume 131,75 m2
- Bahan yang digunakan : Plastik Alas cor
- Alat yang digunakan : -
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja.
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu, Minggu Ke 4 – Minggu Ke 8 ,
- Kualitas yang ingin dicapai : plastik dapat berfungsi maksimal
1. Plastik dapat digunakan sebagai lantai kerja cor beton yang berhubungan
dengan tanah, fungsinya yaitu menahan agar air semen tidak keluar karena
merembes kedalam tanah. Sehingga kemungkinan air / uap air masuk ke
dalam pori-pori beton menjadi lebih kecil, dan tulangan terhindar dari karat
/ korosi. Korosi selain merusak tulangan juga akan memberikan warna
karat pada permukaan beton. Pada pelat beton di atas tanah, biasanya
tulangan hanya diletakkan di bagian atas dengan tebal selimut beton atas
sekitar 30mm..
2. Fungsi lainnya, adalah melepaskan gesekan antara permukaan bawah pelat
beton dengan permukaan tanah. Sehingga pada saat beton mengalami susut
tidak tertahan, dan retak dapat terjadi pada daerah joint yang telah
direncanakan. Untuk fungsi ini, plastik akan lebih baik apabila dipasang
double (2 lembar) sehingga gesekan yang terjadi akan lebih sedikit.

13.Acian
- Volume 38,68 m2
- Bahan yang digunakan : Portland Cement
- Alat yang digunakan : -
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja, Kepala Tukang, Tukang
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu, Minggu Ke 4 – Minggu Ke 8 ,
- Kualitas yang ingin dicapai : pekerjaan sesuai hasil perencanaan.
1. Pekerjaan acian ini dilakukan setelah plesteran kering. Sebelum memulai
mengaci permukaan plesteran harus disiram dengan air sampai basah atau
jenuh. Pekerjaan acian dilakukan oleh tenaga yang sudah terampil agar
mendapatkan hasil yang optimal.
14.Pengecatan dengan Cat Tembok
- Volume 73,96 m2
- Bahan yang digunakan : Cat tembok
- Alat yang digunakan : -
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja, Kepala Tukang, Tukang
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu, Minggu Ke 4 – Minggu Ke 8 ,
- Kualitas yang ingin dicapai : pekerjaan sesuai rencana
2. Fungsi pengecatan tersebut adalah : memberikan warna pada benda,
melindungi permukaan benda, menambah nilai estetis (menutup
kekurangan benda tersebut).

15.Pasang Drainase Lantai Jembatan Pipa Besi GIP Ø 2" medium B


- Volume 2,1 m2
- Bahan yang digunakan : pipa besi Gip Ø 2
- Alat yang digunakan : -
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja,
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu, Minggu Ke 4 – Minggu Ke 8 ,
- Kualitas yang ingin dicapai : pekerjaan sesuai rencana
1. Pemasangan Besi GIP dengan ukuran dan dimensi yang telahh
direncanakan untuk drainase lantai jembatan

16.Pasang Kode Jembatan Ukuran (40x50) cm Bahan Marmer


- Volume 1,00 bh
- Bahan yang digunakan : kode jembatan
- Alat yang digunakan : -
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja,
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu, Minggu Ke 4 – Minggu Ke 8 ,
- Kualitas yang ingin dicapai : pekerjaan sesuai rencana
1. Pada jemabatan yang telah dikerjakan, dibuat kode dengan ukuran 40 cm x
50 cm berbahan marmer, dengan proses perletakkan sesuai dengan
kesepakatan direksi sebelumnya.

3.8. PEKERJAAN SENDERAN


1. Galian struktur 0-2 m (dengan alat)
- Volume 474.65 m3
- Bahan yang digunakan : -
- Alat yang digunakan : Excavator 80-140 HP, Bulldozer 100-150 HP, Alat Bantu.
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu , Minggu Ke 1 – Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : galian sesuai dengan dimensi dan syarat perencanaan
yang disepekati.
1. Tanah yang digali dikumpulkan umumnya berada disisi jalan (kiri/kanan
jalan).
2. Penggalian menggunakan alat berat (Excavator) dan dibantu dengan tenaga
manusia.
3. Selanjutnya material hasil galian tersebut dimasukkan kedalam Dump
Truck.
4. Dump Truck membuang material hasil galian keluar lokasi proyek
5. Foto dokumentasi galian diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100% pada
sudut pengambilan yang sama.

2. Pasangan Batu Belah 1 : 4 (Tipe N) termasuk siar dan plesteran


- Volume 940.56 m3
- Bahan yang digunakan : Batu Belah, Portland Cement, Pasir Pasang Muntilan
- Alat yang digunakan : Concrete mixer 350 ℓ, Alat Bantu.
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja, Tukang batu
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu , Minggu Ke 1 – Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : Pasangan batu seseuai dengan dimensi perencanaan.
1. Gali tanah untuk lubang pasanagan batu kali.
2. Pastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran lebar dan kedalaman
sudah sesuai rencana.
3. Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu kali.
4. Buat adukan untuk pasangan pondasi batu kali.
5. Hamparkan pasir urug dan ratakan.
6. Basahi batu kali dengan air telebih dahulu sebelum dipasang.
7. Pasang batu aanstamping terlebih dahulu.
8. Pasang batu kali di atas pasangan batu aanstamping dengan menggunakan
adukan yang merata mengisi rongga-rongga antar batu kali.
9. Batu kali disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali tidak mudah
retak/patah dan berongga besar.
10. Cek elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah sesuai rencana.
11. Foto dokumentasi diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100% pada sudut
pengambilan yang sama.

3. Pasang Cerucuk Bambu Ø 10 cm Panjang 1,5 m


- Volume 1048.00 m3
- Bahan yang digunakan : Bambu
- Alat yang digunakan : -
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja.
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu , Minggu Ke 1 – Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : pekerjaan sesuai hasil perencanaan.
1. Bambu yang digunakan adalah bambu yang lurus, tidak lapuk, tidak
berlubang dan tidak muda umurnya. Pengadaan bambu tersebut
dilaksanakan apabila kondisi lapangan sudah siap untuk melakukan
pemancangan. Tempat pemancangan sudah dipersiapkan awalnya digali
atau tidak digali. Jumlah bambu harus sesuai dengan jumlah titik-titik
pancang yang akan direncanakan.
2. Pekerjaan ini dilaksanakan setelah pekerjaan galian tanah selesai dilakukan.
Pemancangan dilakukan dengan bambu Ø 10 cm, kemudian dipancang per
jarak yang telah disesuaikan dengan gambar dan bestek. Pekerjaan ini
dilakukan dengan alat dan juga bantuan dari tenaga kerja.
4. Urugan Setempat Tanah Biasa
- Volume 1057.00 m3
- Bahan yang digunakan : Tanah Biasa
- Alat yang digunakan : Excavator 80-140 HP, Dump Truck 7,5 Ton, Vibratory Plate
Tamper, Alat Bantu.
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja.
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu , Minggu Ke 1 – Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : pekerjaan sesuai hasil perencanaan..
1. Pekerjaan yang dilaksanakan disini adalah pekerjaan timbunan tanah
dipasangan dengan tanah bekas galian dipadat dan diratakan.
2. Sebelum menempatkan material timbunan diatas pondasi atau diatas
timbunan, seluruh daerah yang akan menerima beban material timbunan
harus dibasahi secara optimum diratakan. Pemadatan timbunan dapat
dilaksanakan dengan padatdan diratakankan sampai kepadatan maksimum
atau sesuai dengan spesifikasi, begitulah seterusnya sampai timbunan
selesai.
3. Timbunan tanah disini adalah timbunan tanah bekas galian yang sesuai
dengan spesifikasi timbunan harus disisihkan pada waktu menggali
kemudian ditumpuk pada suatu tempat.

3.9. PEKERJAAN LAIN - LAIN


1. Penebangan Pohon Ø 30-50 cm
- Volume 2.00 btg
- Bahan yang digunakan : -
- Alat yang digunakan : Dump truck, Chain Saw, Alat Bantu.
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu , Minggu Ke 1 – Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : pekerjaan sesuai hasil perencanaan.
1. Pembersihan tumbuhan bawah sekitar pohon untuk memindahkan
pemotongan dan menghindarkan kecelakaan kerja.
2. Menentukan arah rebah dan arah potong untuk memudahkan pemotongan
potong.
3. Melakukan pemotongan pohon sesuai dengan rencana yang telah
ditentukan..
4. Setelah pohon roboh, baru dilakukan pemotongan ujung dan pangkal serta
pembagian pohon sesuai dengan ketentuan untuk memudahkan
pengangkutan kelokasi disposal.
5. Selanjutnya, mengangkut hasil potongan pohon tersebut menggunakan
dump truck..
2. Bongkar & Pasang Kembali Pipa PAM di Gorong - Gorong dan Jembatan
- Volume 2.00 ls
- Bahan yang digunakan : -
- Alat yang digunakan : -
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu , Minggu Ke 1 – Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : pekerjaan sesuai hasil perencanaan i.
1. Pembongkaran pipa PAM pada gorong-gorong dan jembatan, dilakukan
untuk kelancaran proses pekerjaan gorong-gorong dan jembatan
sebelumnya, atas persetujuan direksi terhadap shop drawing yang telah
disepakati.
3. Patok Hektometer
- Volume 20 bh
- Bahan yang digunakan : -
- Alat yang digunakan : -
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu , Minggu Ke 1 – Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : pekerjaan sesuai hasil perencanaan.
1. Penetuan titik-titik penempatan patok hektometer dan kilometer harus
sesuai dengan kondisi/acuan baku yang sudah ada, tepat jarak dan posisi
dengan menyesuaikan kebenaran posisi akhir dari STA terdekat sebagai
bahan acuan.
4. Patok Kilometer
- Volume 3 bh
- Bahan yang digunakan : -
- Alat yang digunakan : -
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu , Minggu Ke 1 – Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : pekerjaan sesuai hasil perencanaan.
1. Semua patok kilometer dan patok pengarah harus diberi satu lapis cat dasar
(primer), satu lapis cat bawah permukaan dan satu lapis akhir sebagai lapis
permukaaan sesuai dengan yang ditunjukkan dalam gambar. Penandaan
lainnya dan bahan pemantul harus dilaksanakan sebagaimana yang
diperintahkan oleh direksi pekerjaan.
5. Patok Pengarah di Oprit Jembatan
- Volume 16 bh
- Bahan yang digunakan : -
- Alat yang digunakan : -
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu , Minggu Ke 1 – Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : pekerjaan sesuai hasil perencanaan.
1. Pemasangan patok pengarah pada oprit jembatan ini harus sesuai dengan
perintah direksi pekerjaan. Semua patok harus dipasang dengan akurat pada
lokasi hingga dapat menjamin bahwa patok tersebut tertanam kuat
ditempatnya, terutama selama pengerasan (setting beton).

BAB IV
SISTEM MANAJEMEN K3

4.1. MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3)


Tujuan / Sasaran K3
- Menjamin pelaksanaan proyek tidak terjadi kecelakaan & penyakit akibat kerja
- Menjamin produktifitas tidak terganggu
- Menuju kondisi nol kecelakaan (zero accident)
Pokok-Pokok Perhatian K3
Waspada terhadap kecelakaan yang sering terjadi di proyek antara lain :
- Jatuh & tergelincir pada saat kerja
- Kebakaran, dll.
Pengendalian K3
- Pencegahan & pengendalian
- Pertolongan pertama pada kecelakaan
- Petunjuk kerja K3 untuk semua jenis pekerjaan
- Penggunaan alat pelindung diri (helm, sabuk pengaman).

BAB V
MASA PEMELIHARAAN PEKERJAAN

5.1. Pekerjaan yang tercakup dalam Bab ini meliputi pekerjaan layanan pemeliharaan
Irigasi/Bendung selama 180 hari kalender. Untuk menjamin agar pekerjaan ini, dengan
pengendalian tumbuh-tumbuhan selalu dipelihara setiap saat dalam kondisi pelayanan
yang dapat diterima oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
5.2. Selama masa layanan pemeliharaan Irigasi/Bendung, secara periodik (sekurang-
kurangnya sebulan sekali) personil yang ditugaskan, melakukan inspeksi lapangan aktual
lapangan kemudian melakukan perbaikan segera apabila ditemui adanya kerusakan yang
terjadi.
5.3. Pekerjaan ini dilaksanakan sejak serah terima pertama pekerjaan konstruksi (PHO)
sampai berakhirnya Masa Layanan Pemeliharaan Irigasi/Bendung (FHO). Dalam masa
layanan pemeliharaan Irigasi/Bendung personil dan peralatan unit pemeliharaan
Irigasi/Bendung berada pada lokasi pekerjaan dan dapat beroperasi setiap saat jika
diperlukan untuk memenuhi tingkat layanan Irigasi/Bendung hingga berakhirnya masa
layanan pemeliharaan Irigasi/Bendung atau periode kontrak.

BAB VI
PENUTUP

Demikian metode pelaksanaan ini dibuat untuk pedoman agar pelaksanaan pekerjaan dapat
dilakukan sesuai dengan ketentuan dan aturan yang disyaratkan (Spesifikasi Teknis) dan atas
perhatiannya diucapkan terima kasih.

Demak, 22 Juni 2017


PT. NURCAHYA JAYA MANDIRI

INDRA MUJI ARTANTO, SE


Direktur

Anda mungkin juga menyukai