BAB I
PENDAHULUAN
1.3 LOKASI
Lokasi pekerjaan berada pada ruas jalan Tegorejo – Ngampelkulon (Tahap 3) No. 21
dikecamatan Pegandon dan Ngampel Propinsi Jawa Tengah.
B. PEKERJAAN LPB
1. Urugan Sirtu Bahu Jalan (dengan alat stamper) M3
2. Leveling Badan Jalan Urugan Sirtu Setempat (dengan mesin gilas) M3
I. PEKERJAAN SENDERAN
1. Galian Struktur 0-2 m (dengan alat) M3
2. Pasangan Batu Belah 1 : 4 (Tipe N) termasuk Siar dan Plesteran M3
3. Pasang Cerucuk Bambu Ø 10 cm Panjang 1,5 m M’
4. Urugan Setempat Tanah Biasa M3
J. PEKERJAAN LAIN-LAIN
1. Penebangan Pohon Ø 30-50 cm Btg
2. Bongkar dan Pasang Kembali Pipa PAM di Gorong-gorong dan
Jembatan Ls
3. Patok Hektometer Bh
4. Patok Kilometer Bh
BAB II
METODE PENYELESAIAN PEKERJAAN
Pada Kegiatan ini pertama kali adalah melakukan pekerjaan persiapan sebelum melangkah
ke pekerjaan selanjutnya.
Pekerjaan persiapan meliputi survey awal / MC 0, untuk menentukan volume yang akan
dikerjakan nantinya. Setelah mengetahui volume dan pekerjaan yang akan dikerjakan
kemudian mulai membuat rencana dan jadwal pelaksanaan pekerjaan serta jadwal mobilisasi
peralatan yang diperlukan, berikutnya sewa barak/gudang kerja dan direksi keet dan juga
melakukan pemasangan papan nama kegiatan.
Tahap selanjutnya adalah pelaksanaan pekerjaan utama, uraian dari tahap pekerjaan
persiapan dan pekerjaan yang bersifat utama adalah sebagai berikut :
Direksi Keet
Sewa Direksi Keet dan Brak/Gudang sementara dilokasi proyek disesuaikan dengan
spesifikasi teknik yang diperuntukkan sebagai kantor lapangan dan sebagian sebagai
tempat penyimpanan material. Untuk Ruang kantor dan ruang Rapat didalamnya
dilengkapi meja, kursi, gambar kerja, time schedule, struktur organisasi proyek, papan
tulis, alat pemadam kebakaran, buku tamu, buku direksi dan laporan harian proyek.
Ruang ini digunakan sebagai kantor sementara kontraktor dan dipakai sewaktu-waktu
perlu dilakukannya rapat kerja. Gudang penyimpanan bahan dibuat untuk tempat bahan
material yang sifatnya untuk menjaga keselamatan dari bahan tersebut. Untuk Gudang
penyimpanan semen, tempatnya harus baik sehingga terlindung dari kelembaban atau
keadaan cuaca lain yang merusak. Lantai penyimpanan harus kuat dan berjarak minimal
30 cm dari permukaan tanah.
BAB III
URAIAN PEKERJAAN UTAMA
8. Perkerasan Jalan Mutu Beton fc' 30 Mpa (K350) readymix t:25 cm, termasuk
bekisting dan pembasahan
- Volume 1638,24 m3
- Bahan yang digunakan : Mutu Beton Fc' 30 Mpa (K 350) Readymix, Joint Sealant,
Plastik Cor/Polyetilene 125 mikron, Curing Compound, Bekisting Plat Besi (sewa).
- Alat yang digunakan : Concrete Vibrator, Water tanker truck 2000-3000 ℓ, Concrete
Slip Paver.
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja, Tukang Batu, Kepala Batu.
- Waktu pelaksanaan : 1 minggu, Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : beton mutu K-350 dengan tebal 25 cm
1. Beton
Pekerjaan Beton dengan mutu K-350 volume 1638,24 m3 dengan personil
yaitu Mandor, Pekerja, Tukang Batu, Kepala Batu. pekerjaan tersebut
dilaksanakan sekitar 1 minggu.
a. Beton terdiri atas suatu campuran sebanding antara semen, air dan agregat
bergradasi. Campuran beton akan mengendap dan mengerasa membentuk
suatu bahan yang padat, keras dan tahan lama yang memiliki karakteristik
tertentu.
b. agregat terdiri dari agregat kasar dan halus, bergradasi dengan jumlah
agregat halus dipertahankan sampai jumlah minimum yang diperlukan.
Agregat halus apabila dicampur semen akan cukup mengisi rongga antara
agregat kasar serta memberikan perikan permukaan akhir yang halus.
c. untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan optimum, volume air
yang di masukkan ke dalam campuran harus dipertahankan sampai jumlah
minimum yang diperlukaan untuk memudahkan pengerjaan.
d. Bahan tambahan kepada campuran beton untuk memperlambat atau
mempercepat waktu pengerasan tidak diperbolehkan kecuali diminta
dalam persyaratan kontrak khusus.
e. Standar Rujukan Beton
Kualitas bahan-bahan, campuran yang dihasilkan dan mutu pengerjaan
serta hasil akhir dimonitor dan dikendalikan sebagaimanan diterapkan
dalam Standar Rujukan di bawah ini :
SNI 03-1974-1990 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton
SNI 03-2460-1991 : Spesifikasi Abu Terbang Sebagai Bahan Tambahan
Untuk Campuran Beton
SNI 03-4431-1997 : Metode Pengujian Kuat Lentur Beton Normal
Dengan Dua Titik Pembebanan
SNI 03-4433-1997 : Spesifikasi Beton Siap Pakai
SNI 03-4804-1998 : Metode pengujian berat isi dan rongga udara dalam
agregat.
SNI 03-4810-1998 : Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton
di Lapangan
SNI 03-4814-1998 : Spesifikasi Bahan Penutup Sambungan Beton Tipe
Elastis Tuang Panas.
SNI 03-4815-1998 : Spesifikasi Pengisi Siar Muai Siap Pakai Untuk
Perkerasan Bangunan Beton
SNI 03-6820-2002 : Spesifikasi Agregat Halus Untuk Pekerjaan Adukan
dan Plesteran Dengan Bahan Dasar Semen.
SNI 03-6969-2003 : Metode pengujian untuk pengukuran panjang
beton inti hasil pengeboran.AASHTO 141 - 74 Contoh beton segar
SNI 1966 : 2008 : Cara Uji Penentuan Batas Plastis dan Indeks
SNI 1969 : 2008 : Cara uji berat jenis penyerapan air agregat kasar.
SNI 1970 : 2008 : Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus.
SNI 1972 : 2008 : Cara Uji Slump Beton
SNI 2417 : 2008 : Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los
Angeles.
a. Bahan Beton
Semen
Semen yang digunakan harus berasal dari salah satu PC yang memenuhi
dan harus diperoleh dari satu pabrik (kecuali diijinkan Direksi Teknik).
Air
air yang di gunakan harus bersih dan bebas dari zat zat yang merugikan
kontruksi seperti oli, garam, asam, alkali, gula, atau bahan organik.
Direksi teknik dapat meminta pelaksana untuk mengadakan pengujian
air bila nantinya diragukan.
Agregat
Persyaratan umum :
- Agregat kasar harus memenuhi AASHTO M80 Agregat untuk
pekerjaaan beton harus terdiri dari campuran dari agregat kasar dan
halus berisi batun pecah yang bersih, keras dan pasir dari sumber
yang disaring.
- Ukuran maksimum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari tiga
perempat ruang bebas minimum diantara betang-batang tulangan
atau antara batang tulangan dan cetakan bekisting.
- Agregat halus bebas dari sejumlah kotoran organik.
- Pasir laut tidak boleh digunakan untuk konstruksi beton.
- Gradasi agregat
Gradasi agregat beton harus memenuhi persyaratan berikut ini :
Kondisi Pekerjaan
Suhu agregat dan air adukan harus dijaga di bawah 30 ºC pada waktu
pengecoran dan tidak boleh mengecor apabila :
- Kecepatan penguapan melebihi 1,0 kg/m²/jam
- Lengas nisbi dari udara kurang dari 40 %
- Selama udara berdebu atau tercebar oleh lainnya
Pengecoran
- Tidak boleh ada pengecoran tanpa dihadiri Direksi Teknik untuk
menyaksikan seluruh operasi pengecoran beton.
- Beton di cor dengan cara sedemikian rupa untuk menghindari
pemisahan agregat kasar dan halus di dalam adukan.
- Beton tidak boleh dijauhkan secara bebas ke dalam acuan dari
ketinggian lebih dari 150 cm.
- Beton dicor berturut-turut sehingga beton yang telah dicor masih
dalam keadaan plastis waktu beton berikut dicor diatas atau
disampingnya.
- Bila diperlukan, beton harus dikonsolidasikan dengan alat penggetar
mekanis yang disetujui dan hanya dilakukan pada adukan yang baru
dicor, tidak boleh mengenai beton yang sudah mulai mengendap.
d. Penyelesaian Pekerjaan Beton
- Permukaan beton dirapikan dan dibersihkan dari kawat beton atau
penunjang acuan. Tepi adukan dan semua ketidakteraturan yang
disebabkan oleh sambungan acuan harus dihilangkan.
- Bila terdapat sarang kerikil, keropos tersebut dibersihkan dan beton
dibobok tegak lurus pada kedalaman tertentu dan lubang dibasahi
dahulu, dilaburi semen kemudian diisi adukan beton baru.
e. Perawatan
Begitu selesai pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan awal
karena panas dan angin kencang dan terhadap gangguan mekanis. Beton
dirawat agar kehilangan kelembabannya seminimal mungkin sekurang-
kurangnya 7 hari kalender secara kontinyu.
f. Perbaikan Pekerjaan
Pembuatan beton bertulang yang tidak memenuhi kriteria toleransi atau
yang tidak mempunyai hasil akhir yang memuaskan atau tidak memenuhi
persyaratan sifat campuran harus diperbaiki sebagaimana pengarahan
Direksi teknik
6. Perkerasan Jalan Mutu Beton fc' 30 Mpa (K350) readymix t:25 cm, termasuk
bekisting dan pembasahan
- Volume 1230,88 m3
- Bahan yang digunakan : Mutu Beton Fc' 30 Mpa (K 350) Readymix, Joint Sealant,
Plastik Cor/Polyetilene 125 mikron, Curing Compound, Bekisting Plat Besi (sewa).
- Alat yang digunakan : Concrete Vibrator, Water tanker truck 2000-3000 ℓ, Concrete
Slip Paver.
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja, Tukang Batu, Kepala Batu.
- Waktu pelaksanaan : 1 minggu, Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : beton mutu K-350 dengan tebal 25 cm
1. Beton
Pekerjaan Beton dengan mutu K-350 volume 1638,24 m3 dengan personil
yaitu Mandor, Pekerja, Tukang Batu, Kepala Batu. pekerjaan tersebut
dilaksanakan sekitar 1 minggu.
a. Beton terdiri atas suatu campuran sebanding antara semen, air dan agregat
bergradasi. Campuran beton akan mengendap dan mengerasa membentuk
suatu bahan yang padat, keras dan tahan lama yang memiliki karakteristik
tertentu.
b. agregat terdiri dari agregat kasar dan halus, bergradasi dengan jumlah
agregat halus dipertahankan sampai jumlah minimum yang diperlukan.
Agregat halus apabila dicampur semen akan cukup mengisi rongga antara
agregat kasar serta memberikan perikan permukaan akhir yang halus.
c. untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan optimum, volume air
yang di masukkan ke dalam campuran harus dipertahankan sampai jumlah
minimum yang diperlukaan untuk memudahkan pengerjaan.
d. Bahan tambahan kepada campuran beton untuk memperlambat atau
mempercepat waktu pengerasan tidak diperbolehkan kecuali diminta
dalam persyaratan kontrak khusus.
e. Standar Rujukan Beton
Kualitas bahan-bahan, campuran yang dihasilkan dan mutu pengerjaan
serta hasil akhir dimonitor dan dikendalikan sebagaimanan diterapkan
dalam Standar Rujukan di bawah ini :
SNI 03-1974-1990 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton
SNI 03-2460-1991 : Spesifikasi Abu Terbang Sebagai Bahan Tambahan
Untuk Campuran Beton
SNI 03-4431-1997 : Metode Pengujian Kuat Lentur Beton Normal
Dengan Dua Titik Pembebanan
SNI 03-4433-1997 : Spesifikasi Beton Siap Pakai
SNI 03-4804-1998 : Metode pengujian berat isi dan rongga udara dalam
agregat.
SNI 03-4810-1998 : Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton
di Lapangan
SNI 03-4814-1998 : Spesifikasi Bahan Penutup Sambungan Beton Tipe
Elastis Tuang Panas.
SNI 03-4815-1998 : Spesifikasi Pengisi Siar Muai Siap Pakai Untuk
Perkerasan Bangunan Beton
SNI 03-6820-2002 : Spesifikasi Agregat Halus Untuk Pekerjaan Adukan
dan Plesteran Dengan Bahan Dasar Semen.
SNI 03-6969-2003 : Metode pengujian untuk pengukuran panjang
beton inti hasil pengeboran.AASHTO 141 - 74 Contoh beton segar
SNI 1966 : 2008 : Cara Uji Penentuan Batas Plastis dan Indeks
SNI 1969 : 2008 : Cara uji berat jenis penyerapan air agregat kasar.
SNI 1970 : 2008 : Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus.
SNI 1972 : 2008 : Cara Uji Slump Beton
SNI 2417 : 2008 : Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los
Angeles.
g. Bahan Beton
Semen
Semen yang digunakan harus berasal dari salah satu PC yang memenuhi
dan harus diperoleh dari satu pabrik (kecuali diijinkan Direksi Teknik).
Air
air yang di gunakan harus bersih dan bebas dari zat zat yang merugikan
kontruksi seperti oli, garam, asam, alkali, gula, atau bahan organik.
Direksi teknik dapat meminta pelaksana untuk mengadakan pengujian
air bila nantinya diragukan.
Agregat
Persyaratan umum :
- Agregat kasar harus memenuhi AASHTO M80 Agregat untuk
pekerjaaan beton harus terdiri dari campuran dari agregat kasar dan
halus berisi batun pecah yang bersih, keras dan pasir dari sumber
yang disaring.
- Ukuran maksimum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari tiga
perempat ruang bebas minimum diantara betang-batang tulangan
atau antara batang tulangan dan cetakan bekisting.
- Agregat halus bebas dari sejumlah kotoran organik.
- Pasir laut tidak boleh digunakan untuk konstruksi beton.
- Gradasi agregat
Gradasi agregat beton harus memenuhi persyaratan berikut ini :
Kondisi Pekerjaan
Suhu agregat dan air adukan harus dijaga di bawah 30 ºC pada waktu
pengecoran dan tidak boleh mengecor apabila :
- Kecepatan penguapan melebihi 1,0 kg/m²/jam
- Lengas nisbi dari udara kurang dari 40 %
- Selama udara berdebu atau tercebar oleh lainnya
Pengecoran
- Tidak boleh ada pengecoran tanpa dihadiri Direksi Teknik untuk
menyaksikan seluruh operasi pengecoran beton.
- Beton di cor dengan cara sedemikian rupa untuk menghindari
pemisahan agregat kasar dan halus di dalam adukan.
- Beton tidak boleh dijauhkan secara bebas ke dalam acuan dari
ketinggian lebih dari 150 cm.
- Beton dicor berturut-turut sehingga beton yang telah dicor masih
dalam keadaan plastis waktu beton berikut dicor diatas atau
disampingnya.
- Bila diperlukan, beton harus dikonsolidasikan dengan alat penggetar
mekanis yang disetujui dan hanya dilakukan pada adukan yang baru
dicor, tidak boleh mengenai beton yang sudah mulai mengendap.
j. Penyelesaian Pekerjaan Beton
- Permukaan beton dirapikan dan dibersihkan dari kawat beton atau
penunjang acuan. Tepi adukan dan semua ketidakteraturan yang
disebabkan oleh sambungan acuan harus dihilangkan.
- Bila terdapat sarang kerikil, keropos tersebut dibersihkan dan beton
dibobok tegak lurus pada kedalaman tertentu dan lubang dibasahi
dahulu, dilaburi semen kemudian diisi adukan beton baru.
k. Perawatan
Begitu selesai pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan awal
karena panas dan angin kencang dan terhadap gangguan mekanis. Beton
dirawat agar kehilangan kelembabannya seminimal mungkin sekurang-
kurangnya 7 hari kalender secara kontinyu.
l. Perbaikan Pekerjaan
Pembuatan beton bertulang yang tidak memenuhi kriteria toleransi atau
yang tidak mempunyai hasil akhir yang memuaskan atau tidak memenuhi
persyaratan sifat campuran harus diperbaiki sebagaimana pengarahan
Direksi teknik
2. Perkerasan Jalan Mutu Beton fc' 20 Mpa (K250) readymix t:20 cm, termasuk
bekisting dan pembasahan
- Volume 59,00 m3
- Bahan yang digunakan : Mutu Beton Fc' 20 Mpa (K 250) Readymix, Plastik
Cor/Polyetilene 125 mikron, Curing Compound.
- Alat yang digunakan : Concrete Vibrator, Water tanker truck 2000-3000 ℓ, Concrete
Slip Paver.
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja, Tukang Batu, Kepala Batu.
- Waktu pelaksanaan : 1 minggu, Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : beton mutu K-250 dengan tebal 20 cm
1. Beton
Pekerjaan Beton dengan mutu K-250 volume 59,00 m3 dengan personil
yaitu Mandor, Pekerja, Tukang Batu, Kepala Batu. pekerjaan tersebut
dilaksanakan sekitar 1 minggu.
a. Beton terdiri atas suatu campuran sebanding antara semen, air dan agregat
bergradasi. Campuran beton akan mengendap dan mengerasa membentuk
suatu bahan yang padat, keras dan tahan lama yang memiliki karakteristik
tertentu.
b. agregat terdiri dari agregat kasar dan halus, bergradasi dengan jumlah
agregat halus dipertahankan sampai jumlah minimum yang diperlukan.
Agregat halus apabila dicampur semen akan cukup mengisi rongga antara
agregat kasar serta memberikan perikan permukaan akhir yang halus.
c. untuk mencapai beton yang kuat dengan keawetan optimum, volume air
yang di masukkan ke dalam campuran harus dipertahankan sampai jumlah
minimum yang diperlukaan untuk memudahkan pengerjaan.
d. Bahan tambahan kepada campuran beton untuk memperlambat atau
mempercepat waktu pengerasan tidak diperbolehkan kecuali diminta
dalam persyaratan kontrak khusus.
e. Standar Rujukan Beton
Kualitas bahan-bahan, campuran yang dihasilkan dan mutu pengerjaan
serta hasil akhir dimonitor dan dikendalikan sebagaimanan diterapkan
dalam Standar Rujukan di bawah ini :
SNI 03-1974-1990 : Metode Pengujian Kuat Tekan Beton
SNI 03-2460-1991 : Spesifikasi Abu Terbang Sebagai Bahan Tambahan
Untuk Campuran Beton
SNI 03-4431-1997 : Metode Pengujian Kuat Lentur Beton Normal
Dengan Dua Titik Pembebanan
SNI 03-4433-1997 : Spesifikasi Beton Siap Pakai
SNI 03-4804-1998 : Metode pengujian berat isi dan rongga udara dalam
agregat.
SNI 03-4810-1998 : Metode Pembuatan dan Perawatan Benda Uji Beton
di Lapangan
SNI 03-4814-1998 : Spesifikasi Bahan Penutup Sambungan Beton Tipe
Elastis Tuang Panas.
SNI 03-4815-1998 : Spesifikasi Pengisi Siar Muai Siap Pakai Untuk
Perkerasan Bangunan Beton
SNI 03-6820-2002 : Spesifikasi Agregat Halus Untuk Pekerjaan Adukan
dan Plesteran Dengan Bahan Dasar Semen.
SNI 03-6969-2003 : Metode pengujian untuk pengukuran panjang
beton inti hasil pengeboran.AASHTO 141 - 74 Contoh beton segar
SNI 1966 : 2008 : Cara Uji Penentuan Batas Plastis dan Indeks
SNI 1969 : 2008 : Cara uji berat jenis penyerapan air agregat kasar.
SNI 1970 : 2008 : Cara uji berat jenis dan penyerapan air agregat halus.
SNI 1972 : 2008 : Cara Uji Slump Beton
SNI 2417 : 2008 : Cara uji keausan agregat dengan mesin abrasi Los
Angeles.
m. Bahan Beton
Semen
Semen yang digunakan harus berasal dari salah satu PC yang memenuhi
dan harus diperoleh dari satu pabrik (kecuali diijinkan Direksi Teknik).
Air
air yang di gunakan harus bersih dan bebas dari zat zat yang merugikan
kontruksi seperti oli, garam, asam, alkali, gula, atau bahan organik.
Direksi teknik dapat meminta pelaksana untuk mengadakan pengujian
air bila nantinya diragukan.
Agregat
Persyaratan umum :
- Agregat kasar harus memenuhi AASHTO M80 Agregat untuk
pekerjaaan beton harus terdiri dari campuran dari agregat kasar dan
halus berisi batun pecah yang bersih, keras dan pasir dari sumber
yang disaring.
- Ukuran maksimum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari tiga
perempat ruang bebas minimum diantara betang-batang tulangan
atau antara batang tulangan dan cetakan bekisting.
- Agregat halus bebas dari sejumlah kotoran organik.
- Pasir laut tidak boleh digunakan untuk konstruksi beton.
- Gradasi agregat
Gradasi agregat beton harus memenuhi persyaratan berikut ini :
URAIAN BATAS
Agregat Kasar
Kehilangan berat karena keausan (500 putaran) 40 %
Kehilangan Kesempurnaan 12 %
n. Pengadukan Sodium sulfat setelah 5 putaran
Beton harus diaduk dengan mesin pengaduk yang dioperasikan secara
mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui dan menjamin distribusi yang
merata.
Mesin pengaduk harus dilengkapi dengan penampungan air yang memadai
dan alat mengukur yang mengendalikan jumlah air secara seksama.
Pengadukan dengan tenaga manusia dibatasi hanya untuk beton yang
bukan struktural. Dimana tidak mungkin menggunakan mesin pengaduk,
Direksi Teknik dapat menyetujui pengadukan dengan tenaga manusia tetapi
harus sedekat mungkin dengan tempat pengecoran
o. Pengecoran Beton
Persiapan Pengecoran :
- Kami sebagai Kontraktor Pelaksana akan memberitahukan Direksi
Teknik paling lambat 24 jam sebelum pekerjaan beton dimulai.
Kontraktor boleh memulai pekerjaan awal tanpa menerima persetujuan
Direksi teknik.
- Direksi Teknik akan memeriksa lebih dahulu semua galian yang telah
disiapkan.
- Semua dasar galian harus dijaga tetap kering dan beton tidak boleh
dicor diatas tanah yang mengandung lumpur, puing atau bahan lainnya
ataupun bila terendam air.
- Sebelum pengecoran beton dimulai, semua bekisting dan penulangan
telah memenuhi persyaratan dan benda yang harus berada di dalam
beton, harus ditempatkan dengan mantap terhadap adanya pergeseran
kedudukan.
Kondisi Pekerjaan
Suhu agregat dan air adukan harus dijaga di bawah 30 ºC pada waktu
pengecoran dan tidak boleh mengecor apabila :
- Kecepatan penguapan melebihi 1,0 kg/m²/jam
- Lengas nisbi dari udara kurang dari 40 %
- Selama udara berdebu atau tercebar oleh lainnya
Pengecoran
- Tidak boleh ada pengecoran tanpa dihadiri Direksi Teknik untuk
menyaksikan seluruh operasi pengecoran beton.
- Beton di cor dengan cara sedemikian rupa untuk menghindari
pemisahan agregat kasar dan halus di dalam adukan.
- Beton tidak boleh dijauhkan secara bebas ke dalam acuan dari
ketinggian lebih dari 150 cm.
- Beton dicor berturut-turut sehingga beton yang telah dicor masih
dalam keadaan plastis waktu beton berikut dicor diatas atau
disampingnya.
- Bila diperlukan, beton harus dikonsolidasikan dengan alat penggetar
mekanis yang disetujui dan hanya dilakukan pada adukan yang baru
dicor, tidak boleh mengenai beton yang sudah mulai mengendap.
p. Penyelesaian Pekerjaan Beton
- Permukaan beton dirapikan dan dibersihkan dari kawat beton atau
penunjang acuan. Tepi adukan dan semua ketidakteraturan yang
disebabkan oleh sambungan acuan harus dihilangkan.
- Bila terdapat sarang kerikil, keropos tersebut dibersihkan dan beton
dibobok tegak lurus pada kedalaman tertentu dan lubang dibasahi
dahulu, dilaburi semen kemudian diisi adukan beton baru.
q. Perawatan
Begitu selesai pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan awal
karena panas dan angin kencang dan terhadap gangguan mekanis. Beton
dirawat agar kehilangan kelembabannya seminimal mungkin sekurang-
kurangnya 7 hari kalender secara kontinyu.
r. Perbaikan Pekerjaan
Pembuatan beton bertulang yang tidak memenuhi kriteria toleransi atau
yang tidak mempunyai hasil akhir yang memuaskan atau tidak memenuhi
persyaratan sifat campuran harus diperbaiki sebagaimana pengarahan
Direksi teknik
2. PEKERJAAN PASANGAN
1. Pasangan Batu Belah 1 : 5 Lantai Kerja
- Volume 15.33 m3
- Bahan yang digunakan : Batu Belah, Portland Cement, Pasir Pasang Muntilan
- Alat yang digunakan : Concrete mixer 350 ℓ, Alat Bantu.
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja, Tukang batu
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu , Minggu Ke 1 – Minggu Ke 9
- Kualitas yang ingin dicapai : Pasangan batu seseuai dengan dimensi perencanaan.
1. Gali tanah untuk lubang pasanagan batu kali.
2. Pastikan galian tanah untuk pasangan batu kali, ukuran lebar dan kedalaman
sudah sesuai rencana.
3. Pasang patok kayu dan benang sebagai acuan leveling pasangan batu kali.
4. Buat adukan untuk pasangan pondasi batu kali.
5. Hamparkan pasir urug dan ratakan.
6. Basahi batu kali dengan air telebih dahulu sebelum dipasang.
7. Pasang batu aanstamping terlebih dahulu.
8. Pasang batu kali di atas pasangan batu aanstamping dengan menggunakan
adukan yang merata mengisi rongga-rongga antar batu kali.
9. Batu kali disusun sedemikian rupa sehingga pasangan batu kali tidak mudah
retak/patah dan berongga besar.
10. Cek elevasi pekerjaan pasangan batu kali apakah sudah sesuai rencana.
11. Foto dokumentasi diambil pada kondisi 0% , 50% dan 100% pada sudut
pengambilan yang sama.
s. Bahan Beton
Semen
Semen yang digunakan harus berasal dari salah satu PC yang memenuhi
dan harus diperoleh dari satu pabrik (kecuali diijinkan Direksi Teknik).
Air
air yang di gunakan harus bersih dan bebas dari zat zat yang merugikan
kontruksi seperti oli, garam, asam, alkali, gula, atau bahan organik.
Direksi teknik dapat meminta pelaksana untuk mengadakan pengujian
air bila nantinya diragukan.
Agregat
Persyaratan umum :
- Agregat kasar harus memenuhi AASHTO M80 Agregat untuk
pekerjaaan beton harus terdiri dari campuran dari agregat kasar dan
halus berisi batun pecah yang bersih, keras dan pasir dari sumber
yang disaring.
- Ukuran maksimum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari tiga
perempat ruang bebas minimum diantara betang-batang tulangan
atau antara batang tulangan dan cetakan bekisting.
- Agregat halus bebas dari sejumlah kotoran organik.
- Pasir laut tidak boleh digunakan untuk konstruksi beton.
- Gradasi agregat
Gradasi agregat beton harus memenuhi persyaratan berikut ini :
Kondisi Pekerjaan
Suhu agregat dan air adukan harus dijaga di bawah 30 ºC pada waktu
pengecoran dan tidak boleh mengecor apabila :
- Kecepatan penguapan melebihi 1,0 kg/m²/jam
- Lengas nisbi dari udara kurang dari 40 %
- Selama udara berdebu atau tercebar oleh lainnya
Pengecoran
- Tidak boleh ada pengecoran tanpa dihadiri Direksi Teknik untuk
menyaksikan seluruh operasi pengecoran beton.
- Beton di cor dengan cara sedemikian rupa untuk menghindari
pemisahan agregat kasar dan halus di dalam adukan.
- Beton tidak boleh dijauhkan secara bebas ke dalam acuan dari
ketinggian lebih dari 150 cm.
- Beton dicor berturut-turut sehingga beton yang telah dicor masih
dalam keadaan plastis waktu beton berikut dicor diatas atau
disampingnya.
- Bila diperlukan, beton harus dikonsolidasikan dengan alat penggetar
mekanis yang disetujui dan hanya dilakukan pada adukan yang baru
dicor, tidak boleh mengenai beton yang sudah mulai mengendap.
v. Penyelesaian Pekerjaan Beton
- Permukaan beton dirapikan dan dibersihkan dari kawat beton atau
penunjang acuan. Tepi adukan dan semua ketidakteraturan yang
disebabkan oleh sambungan acuan harus dihilangkan.
- Bila terdapat sarang kerikil, keropos tersebut dibersihkan dan beton
dibobok tegak lurus pada kedalaman tertentu dan lubang dibasahi
dahulu, dilaburi semen kemudian diisi adukan beton baru.
w. Perawatan
Begitu selesai pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan awal
karena panas dan angin kencang dan terhadap gangguan mekanis. Beton
dirawat agar kehilangan kelembabannya seminimal mungkin sekurang-
kurangnya 7 hari kalender secara kontinyu.
x. Perbaikan Pekerjaan
Pembuatan beton bertulang yang tidak memenuhi kriteria toleransi atau
yang tidak mempunyai hasil akhir yang memuaskan atau tidak memenuhi
persyaratan sifat campuran harus diperbaiki sebagaimana pengarahan
Direksi teknik
11.Acian
- Volume 73,96 m2
- Bahan yang digunakan : Portland Cement
- Alat yang digunakan : -
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja, Kepala Tukang, Tukang
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu, Minggu Ke 4 – Minggu Ke 8 ,
- Kualitas yang ingin dicapai : plastik dapat berfungsi maksimal
1. Pekerjaan acian ini dilakukan setelah plesteran kering. Sebelum memulai
mengaci permukaan plesteran harus disiram dengan air sampai basah atau
jenuh. Pekerjaan acian dilakukan oleh tenaga yang sudah terampil agar
mendapatkan hasil yang optimal.
12.Pengecatan dengan Cat Tembok
- Volume 73,96 m2
- Bahan yang digunakan : Cat tembok
- Alat yang digunakan : -
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja, Kepala Tukang, Tukang
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu, Minggu Ke 4 – Minggu Ke 8 ,
- Kualitas yang ingin dicapai : pekerjaan sesuai rencana
1. Fungsi pengecatan tersebut adalah : memberikan warna pada benda,
melindungi permukaan benda, menambah nilai estetis (menutup
kekurangan benda tersebut).
y. Bahan Beton
Semen
Semen yang digunakan harus berasal dari salah satu PC yang memenuhi
dan harus diperoleh dari satu pabrik (kecuali diijinkan Direksi Teknik).
Air
air yang di gunakan harus bersih dan bebas dari zat zat yang merugikan
kontruksi seperti oli, garam, asam, alkali, gula, atau bahan organik.
Direksi teknik dapat meminta pelaksana untuk mengadakan pengujian
air bila nantinya diragukan.
Agregat
Persyaratan umum :
- Agregat kasar harus memenuhi AASHTO M80 Agregat untuk
pekerjaaan beton harus terdiri dari campuran dari agregat kasar dan
halus berisi batun pecah yang bersih, keras dan pasir dari sumber
yang disaring.
- Ukuran maksimum agregat kasar tidak boleh lebih besar dari tiga
perempat ruang bebas minimum diantara betang-batang tulangan
atau antara batang tulangan dan cetakan bekisting.
- Agregat halus bebas dari sejumlah kotoran organik.
- Pasir laut tidak boleh digunakan untuk konstruksi beton.
- Gradasi agregat
Gradasi agregat beton harus memenuhi persyaratan berikut ini :
URAIAN BATAS
Agregat Kasar
Kehilangan berat karena keausan (500 putaran) 40 %
Kehilangan Kesempurnaan 12 %
z. Pengadukan Sodium sulfat setelah 5 putaran
Beton harus diaduk dengan mesin pengaduk yang dioperasikan secara
mekanis dari jenis dan ukuran yang disetujui dan menjamin distribusi yang
merata.
Mesin pengaduk harus dilengkapi dengan penampungan air yang memadai
dan alat mengukur yang mengendalikan jumlah air secara seksama.
Pengadukan dengan tenaga manusia dibatasi hanya untuk beton yang
bukan struktural. Dimana tidak mungkin menggunakan mesin pengaduk,
Direksi Teknik dapat menyetujui pengadukan dengan tenaga manusia tetapi
harus sedekat mungkin dengan tempat pengecoran
aa. Pengecoran Beton
Persiapan Pengecoran :
- Kami sebagai Kontraktor Pelaksana akan memberitahukan Direksi
Teknik paling lambat 24 jam sebelum pekerjaan beton dimulai.
Kontraktor boleh memulai pekerjaan awal tanpa menerima persetujuan
Direksi teknik.
- Direksi Teknik akan memeriksa lebih dahulu semua galian yang telah
disiapkan.
- Semua dasar galian harus dijaga tetap kering dan beton tidak boleh
dicor diatas tanah yang mengandung lumpur, puing atau bahan lainnya
ataupun bila terendam air.
- Sebelum pengecoran beton dimulai, semua bekisting dan penulangan
telah memenuhi persyaratan dan benda yang harus berada di dalam
beton, harus ditempatkan dengan mantap terhadap adanya pergeseran
kedudukan.
Kondisi Pekerjaan
Suhu agregat dan air adukan harus dijaga di bawah 30 ºC pada waktu
pengecoran dan tidak boleh mengecor apabila :
- Kecepatan penguapan melebihi 1,0 kg/m²/jam
- Lengas nisbi dari udara kurang dari 40 %
- Selama udara berdebu atau tercebar oleh lainnya
Pengecoran
- Tidak boleh ada pengecoran tanpa dihadiri Direksi Teknik untuk
menyaksikan seluruh operasi pengecoran beton.
- Beton di cor dengan cara sedemikian rupa untuk menghindari
pemisahan agregat kasar dan halus di dalam adukan.
- Beton tidak boleh dijauhkan secara bebas ke dalam acuan dari
ketinggian lebih dari 150 cm.
- Beton dicor berturut-turut sehingga beton yang telah dicor masih
dalam keadaan plastis waktu beton berikut dicor diatas atau
disampingnya.
- Bila diperlukan, beton harus dikonsolidasikan dengan alat penggetar
mekanis yang disetujui dan hanya dilakukan pada adukan yang baru
dicor, tidak boleh mengenai beton yang sudah mulai mengendap.
bb. Penyelesaian Pekerjaan Beton
- Permukaan beton dirapikan dan dibersihkan dari kawat beton atau
penunjang acuan. Tepi adukan dan semua ketidakteraturan yang
disebabkan oleh sambungan acuan harus dihilangkan.
- Bila terdapat sarang kerikil, keropos tersebut dibersihkan dan beton
dibobok tegak lurus pada kedalaman tertentu dan lubang dibasahi
dahulu, dilaburi semen kemudian diisi adukan beton baru.
cc. Perawatan
Begitu selesai pengecoran, beton harus dilindungi dari pengeringan awal
karena panas dan angin kencang dan terhadap gangguan mekanis. Beton
dirawat agar kehilangan kelembabannya seminimal mungkin sekurang-
kurangnya 7 hari kalender secara kontinyu.
dd. Perbaikan Pekerjaan
Pembuatan beton bertulang yang tidak memenuhi kriteria toleransi atau
yang tidak mempunyai hasil akhir yang memuaskan atau tidak memenuhi
persyaratan sifat campuran harus diperbaiki sebagaimana pengarahan
Direksi teknik
13.Acian
- Volume 38,68 m2
- Bahan yang digunakan : Portland Cement
- Alat yang digunakan : -
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja, Kepala Tukang, Tukang
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu, Minggu Ke 4 – Minggu Ke 8 ,
- Kualitas yang ingin dicapai : pekerjaan sesuai hasil perencanaan.
1. Pekerjaan acian ini dilakukan setelah plesteran kering. Sebelum memulai
mengaci permukaan plesteran harus disiram dengan air sampai basah atau
jenuh. Pekerjaan acian dilakukan oleh tenaga yang sudah terampil agar
mendapatkan hasil yang optimal.
14.Pengecatan dengan Cat Tembok
- Volume 73,96 m2
- Bahan yang digunakan : Cat tembok
- Alat yang digunakan : -
- Personil yang dilibatkan : Mandor, Pekerja, Kepala Tukang, Tukang
- Waktu pelaksanaan : 5 minggu, Minggu Ke 4 – Minggu Ke 8 ,
- Kualitas yang ingin dicapai : pekerjaan sesuai rencana
2. Fungsi pengecatan tersebut adalah : memberikan warna pada benda,
melindungi permukaan benda, menambah nilai estetis (menutup
kekurangan benda tersebut).
BAB IV
SISTEM MANAJEMEN K3
BAB V
MASA PEMELIHARAAN PEKERJAAN
5.1. Pekerjaan yang tercakup dalam Bab ini meliputi pekerjaan layanan pemeliharaan
Irigasi/Bendung selama 180 hari kalender. Untuk menjamin agar pekerjaan ini, dengan
pengendalian tumbuh-tumbuhan selalu dipelihara setiap saat dalam kondisi pelayanan
yang dapat diterima oleh Pejabat Pembuat Komitmen.
5.2. Selama masa layanan pemeliharaan Irigasi/Bendung, secara periodik (sekurang-
kurangnya sebulan sekali) personil yang ditugaskan, melakukan inspeksi lapangan aktual
lapangan kemudian melakukan perbaikan segera apabila ditemui adanya kerusakan yang
terjadi.
5.3. Pekerjaan ini dilaksanakan sejak serah terima pertama pekerjaan konstruksi (PHO)
sampai berakhirnya Masa Layanan Pemeliharaan Irigasi/Bendung (FHO). Dalam masa
layanan pemeliharaan Irigasi/Bendung personil dan peralatan unit pemeliharaan
Irigasi/Bendung berada pada lokasi pekerjaan dan dapat beroperasi setiap saat jika
diperlukan untuk memenuhi tingkat layanan Irigasi/Bendung hingga berakhirnya masa
layanan pemeliharaan Irigasi/Bendung atau periode kontrak.
BAB VI
PENUTUP
Demikian metode pelaksanaan ini dibuat untuk pedoman agar pelaksanaan pekerjaan dapat
dilakukan sesuai dengan ketentuan dan aturan yang disyaratkan (Spesifikasi Teknis) dan atas
perhatiannya diucapkan terima kasih.