PELAKSANAAN PEKERJAAN
KEGIATAN :
SUB KEGIATAN :
PEKERJAAN :
TAHUN 2021
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Umum
1.1.1. Nama dan lokasi pekerjaan
Kegiatan : Penyelenggaraan Bangunan Gedung di Wilayah Kabupaten / Kota,
Pemberian Izin Mendirikan Bangunan (IMB) dan Sertifikat Laik Fungsi
Bangunan Gedung
Sub Kegiatan : Rehabilitasi, Renovasi dan Ubahsuai Bangunan Gedung Untuk
Kepentingan Strategis Daerah Kabupaten / Kota
Pekerjaan : Pembangunan Gedung Pemerintahan di Blok Sariaji
Lokasi : Kabupaten Wonosobo
Tahun anggaran : 2021
B. PERLENGKAPAN K3
1. Biaya penerapan SMKK (Sosialisasi, penyiapan RKK, Personil K3, Alat Pelindung Diri,
Rambu, Helm, Sepatu, Sarung Tangan, P3K, Rompi, Masker, Disinfektan, Dll).
B. Pemasangan bouwplank
1. Penyedia jasa bertanggung jawab atas ketepatan serta kebenaran pemasangan
bouwplank sesuai dengan referensi ketinggian, dan bench mark yang diberikan
Pejabat Pembuat Komitmen/Direksi Teknis/Konsultan Pengawas secara tertulis, serta
bertanggung jawab atas ketinggian, posisi, dimensi, serta kelurusan seluruh bagian
pekerjaan serta pengadaan peralatan dan tenaga kerja yang diperlukan.
2. Bilamana suatu waktu dalam proses pembangunan ternyata ada kesalahan
dikarenakan pemasangan bowplank dan atau hal tersebut di atas, maka kesalahan
tersebut sepenuhnya menjadi tanggung jawab penyedia jasa yang harus diperbaiki
beserta semua akibat yang timbul karenanya, kecuali bila kesalahan tersebut
disebabkan referensi tertulis dari Pejabat Pembuat Komitmen/Direksi
Teknis/Konsultan Pengawas.
3. Pemeriksaan pengukuran atau lainnya oleh Pejabat Pembuat Komitmen / Direksi
Teknis/ Konsultan Pengawas atau wakilnya tidak menyebabkan tanggung jawab
Penyedia jasa menjadi berkurang. Penyedia jasa wajib melindungi semua bench mark,
dan Iain - Iain atas seluruh referensi yang perlu pada pengukuran pekerjaan ini.
B. Pemadatan beton
1. Beton dipadatkan dengan menggunakan suatu vibrator selama pengecoran
berlangsung dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak merusak acuan maupun
posisi tulangan. Penyedia jasa harus menyediakan vibrator untuk menjamin efisiensi
tanpa adanya penundaan.
2. Penggunaan vibriator tidak boleh tegak lurus terhadap bidang cor.
3. Pemadatan beton secara berlebihan sehingga menyebabkan pengendapan
aggregat, kebocoran-kebocoran melalui acuan dan lain-lain harus dihindarkan.
4. Beton harus dicorkan lapis demi lapis dengan tidak melebihi 50 cm tebalnya. Lapis-
lapis ini harus dijaga supaya mempunyai daya ikat yang baik antara satu dengan
yang lain.
C. Curing dan perlindungan atas beton
1. Beton harus dilindungi selama berlangsungnya proses pengerasan terhadap
matahari, pengeringan oleh angin, hujan atau aliran air dan pengrusakan secara
mekanis atau pengeringan sebelum waktunya.
2. Semua permukaan beton yang terbuka dijaga tetap basah, selama 4 hari dengan
menyemprotkan air atau menggenangi dengan air pada permukaan beton tersebut.
Terutama pada pengecoran beton pada waktu cuaca panas, curing dan perlindungan
atas beton harus diperhatikan.
3. Penyedia jasa harus bertanggung jawab atas retaknya beton karena kelalaian ini.
3.1. Sosialisasi
Direksi pekerjaan bersama-sama dengan penyedia jasa mengundang warga sekitar beserta
aparat pemerintah terkait untuk melakukan penjelasan tentang adanya kegiatan di wilayahnya.
E. Kontrol Waktu
1. Pengendalian waktu merupakan kegiatan yang sangat penting dalam pelaksanaan suatu
kegiatan. Kegiatan ini bertujuan agar seluruh pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan
jangka waktu yang telah direncanakan, dan juga agar pekerjaan dapat menghindari
kerugian, baik kerugian waktu maupun biaya.
2. Pengendalian dilakukan dengan Time Schedule.
4.2. Penerapan K3
Untuk keselamatan kerja seluruh staf dan pekerja yang terlibat dalam kegiatan proyek akan
ada Ahli K3 atau Petugas K3 yang akan membuat program dan mengawasi serta mengantisipasi hal
tersebut. Dalam menanggulangi hal-hal yang mungkin akan terjadi, maka ahli/petugas K-3 akan
bekerja sama dengan Puskesmas, Klinik, Rumah sakit, maupun instansi-instansi lain yang terkait.
Untuk tugas-tugas dalam program K3 adalah sebagai berikut:
Persiapan pelaksanaan K3
1. Mempersiapkan pekerja yang mampu dan siap untuk bekerja, serta mengasuransikan kepada
BPJS Ketenagakerjaan.
2. Penyuluhan dan pemeriksaan berkala yang berkaitan dengan resiko pekerjaan.
3. Menggunakan alat perlindungan diri.
4. Pengarahan secara berkala kepada pekerja.
5. Penyediaan kelengkapan Kesehatan.
4.3. Percepatan
Dalam pelaksanaan pekerjaan hendaknya Schedulle pekerjaan harus diperhatikan dengan
seksama. Jika terjadi keterlambatan pada progrees pelaksanakan perlu dilaksanakan cek ulang,
dipelajari penyebab, dan segera dilaksanakan solusi untuk penyelesaian pelaksanaan pekerjaan agar
pekerjaan tidak terlambat.
Untuk antisipasi cuaca, pada setiap dump truck kami lengkapi dengan terpal, sehingga
apabila pada saat bermuatan terjadi hujan material langsung ditutup dengan terpal. Dan pada saat
dump truck bermuatan material maka bak dump truck selalu ditutup terpal. Selain terpal penyedia
jasa juga menyediakan plastik untuk penutupan agregat apabila sebelum tergelar padat sudah terjadi
hujan.
Indikator Pencapaian Kerja :
a. Metode pengopersian pemeliharaan perbulan.
Dalam pengopersian pemeliharaan kami pantau selalu melalu penempatan personil inti
dan penempatan peralatan utama untuk masa pemeliharaan. Dan apabila ditemukan kerusakan
pada hasil pekerjaan maka kami akan segera memperbaikinya.
Tingkat Layanan Jalan yang ditentukan berdasarkan indikator kinerja jalan dan batas
waktu tanggap penanganan sesuai Kelas Jalan dihitung sejak diterimanya surat
peringatan/pemberitahuan dari PPK atau Direksi Teknis sesuai tabel dibawah ini:
Penyerahan Pekerjaan
A. Serah terima pekerjaan pertama (PHO) dapat diterima apabila telah dilaksanakan:
1. Opname pekerjaan 100%
2. Diadakan pemeriksaan oleh tim pemeriksa pekerjaan yang dituangkan dalam Berita Acara
Pemeriksaan Pekerjaan Selesai untuk yang pertama
3. Diadakan serah terima pekerjaan antara pemilik dan Kontraktor dan dituangkan dalam Berita
Acara Penyerahan Pekerjaan Selesai Pertama.
B. Penyerahan pekerjaan selesai kedua (FHO) dapat diterima dengan kriteria sebagai berikut:
1. Telah dipelihara dan kondisi tetap seperti pada penyerahan pekerjaan selesai pertama.
2. Diadakan pemeriksaan oleh tim pemeriksa pekerjaan yang dituangkan dalam Berita Acara
Pemeriksaan Pekerjaan Selesai untuk yang kedua
3. Diadakan serah terima pekerjaan antara pemilik dan Kontraktor dan dituangkan dalam Berita
Acara Penyerahan Pekerjaan Selesai Kedua (FHO).
4. Semua produk atau hasil pekerjaan harus bisa berfungsi dengan baik sehingga dapat
dimanfaatkan oleh pengguna jasa maupun masyarakat
Metode pelaksanaan ini harus bisa berfungsi dengan baik sehingga dapat dimanfaatkan oleh pengguna
jasa maupun masyarakat.