SPEKSIFIKASI TEKNIS
Untuk Pekerjaan
SPEKSIFIKASI TEKNIS
KELUARAN (OUTPUT) KEGIATAN TA 2023
A. LATAR BELAKANG
1. Dasar Hukum
o Undang-undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung;
o Undang-undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2017 tentang Jasa
Konstruksi;
o Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 tentang perubahan
atas peraturan Presiden Nomor 16 tahun 2018 tentang pengadaan barang/jasa
Pemerintah;
o Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan
SMK3,
Pasal 5 Ayat 1 Menyebutkan bahwa setiap perusahaan wajib menerapkan
SMK3
Pasal 5 Ayat 2 menyebutkan bahwa kewajiban berlaku bagi : perusahaan
yang mempekerjakan Pekerja/Buruh paling sedikit 100 orang atau
mempunyai potensi bahaya tinggi.
o Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 04/PRT/M/2013 tentang Sistem
Manajemen Mutu;
o Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor : 21/PRT/M/2019 tentang Pedoman
Sistem Manajemen Keselamatan Konstruksi;
3
2. Gambaran Umum
Direktorat Jenderal Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat mempunyai wewenang dan bertanggung jawab dalam pembinaan sarana
transportasi jalan darat yang berstatus lokal, Provinsi maupun Nasional. Dengan
adanya aset Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Aceh (AMP) yang berlokasi Desa
Seuneubok Padang Kecamatan Teunom Kabupaten Aceh Jaya, dipandang perlu
untuk membangun pagar pengaman beserta gerbang utama yang akan dilaksanakan
pada Tahun Anggaran 2023.
2. Tujuan Kegiatan
Menyediakan bangunan pagar pengaman aset (AMP) Balai Pelaksanaan Jalan
Nasional Aceh.
1. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan dan tahap pelaksanaan kegiatan pelaksanaan meliputi:
1. Pekerjaan Persiapan;
5
o Besi Polos
o Bakesting Kolom
5) PEKERJAAN PENGECATAN
Pengecatan Dinding;
Pengecatan Permukaan Baja.
6) PEKERJAAN LAINNYA
Siku 40 X 40 Kawat Duri;
Pemasangan Kawat Duri;
Pintu Pagar Cuting Plat dengan Rangka Pipa Gip Finishing Cat dan
Terpasang Lengkap Rel;
Pembersihan Akhir
F. PEKERJAAN UTAMA
Uraian Pekerjaan utama kegiatan Pembuatan Pagar Pengaman Aset (AMP) adalah:
Struktur
4 Sloof 18 x 25 cm, Balok Bawah Pagar 20 x 20 cm
Pasangan
5 Pas 1/2 Bata1 Pc : 4 Ps (Dinding)
3. Besi Polos
4. Bekisting Kolom
Sloof 18 x 25 cm
5. Besi Polos
6. Bekisting Sloof
Kolom 25 x 25 cm
8. Besi Polos
9. Bekisting Kolom
Pekerjaan Pengecatan
Pekerjaan Lainnya
Untuk perhitungan analisa harga satuan pekerjaan (AHSP) mengacu kepada Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat No. 01/PRT/M/2022 Tentang Pedoman
Penyusunan Perkiraan Biaya Pekerjaan Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan Perumahan
Rakyat.
I. PERALATAN KERJA
Lokasi kegiatan Pembuatan Pagar Pengaman Aset (AMP) yaitu pada Desa Seuneubok
Padang Kecamatan Teunom Kabupaten Aceh Jaya. Gambar satellite untuk lokasi pekerjaan
dapat dilihat gambar dibawah ini.
1. Pelaksana Kegiatan
Kegiatan Pembuatan Pagar Pengaman Aset (AMP) dilaksanakan oleh PPK
Preservasi, BPJN Aceh.
2. Penanggung Jawab Kegiatan
Pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan Pembuatan Pagar
Pengaman Aset (AMP) adalah PPK Preservasi Balai Pelaksanaan Jalan Nasional
Aceh.
3. Penerima Manfaat
Penerima manfaat adalah instansi Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Aceh.
Pengalaman
No. Jabatan Sertifikat Kompetensi Kerja Ket.
(tahun)
Pelaksana Lapangan Pekerjaan
1. Pelaksana 2 Gedung
Petugas
2. Keselamatan 0 Petugas Keselamatan Konstruksi
Konstruksi
Penyedia menyampaikan pakta komitmen dan penjelasan manajemen risiko serta penjelasan
rencana tindakan sesuai tabel jenis pekerjaan dan identifikasi bahayanya di bawah ini :
Tingkat
No. Jenis/Tipe Pekerjaan Identifikasi Bahaya
Resiko
1 Bedeng Pekerja Terkena alat kerja 1
2 Galian Tanah Pondasi Terluka alat kerja 2
Pasangan Pondasi Batu Gunung
3 Tertimpa material 2
Mortar
4 Bekisting Kolom Terluka alat kerja 3
Pasangan 1/2 Bata1 Pc : 4 Ps Terjatuh, tertimpa
5 material 2
(Dinding)
Terpeleset, terjatuh dari
6 Pengecatan Dinding ketinggian 3
7 Pemasangan Kawat Duri Terjatuh dari ketinggian 4
berdasarkan identifikasi resiko diatas, maka pekerjaan “Pembuatan Pagar Pengaman Aset
(AMP) berada pada tingkat RESIKO KECIL dan dipilih untuk dimasukan kedalam
dokumen pemilihan seperti diuraikan sebagai berikut:
O. JADWAL KEGIATAN
Waktu pelaksanaan yang dibutuhkan adalah 180 (seratus delapan puluh) hari kalender
yang dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2023.
Masa pemeliharaan 365 (tiga ratus enam puluh lima) hari kalender
P. BIAYA
Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya sesuai dengan nilai perkiraan sendiri (HPS)
yaitu sebesar Rp. 2.898.358.000,- (Dua Milyar Delapan Ratus Sembilan Puluh Delapan Juta
Tiga Ratus Lima Puluh Delapan Ribu Rupiah) termasuk PPN, sumber dana berasal dari
APBN DIPA Balai Pelaksanaan Jalan Nasional Aceh, Tahun Anggaran 2023.
Demikian Uraian Pekerjaan ini disusun sebagai Acuan Pelaksanaan Kegiatan Pembuatan
Pagar Pengaman Aset (AMP). Uraian Pekerjaan ini disusun dengan memperhatikan
peraturan dan ketentuan yang berlaku, namun apabila dalam pelaksanaannya dipandang
perlu untuk dilakukan penyesuaian, maka revisi dapat dilakukan sepanjang tidak
bertentangan dengan peraturan dan ketentuan terkait yang berlaku.
12
SPEKSIFIKASI KHUSUS
5
14
14
15
15
16
5. Satu set As Built Drawing yang telah disetujui harus disimpandi tempat
yang baik pada konstruksi oleh PPK atau pengguna konstruksi.
16
17
17
18
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
1. Jika tidak ditentukan lain dalam Kontrak Kerja maka Hasil Pekerjaan
Kontraktor Pelaksana di bayar berdasarkan metode Progress Payment.
Artinya Tagihan Kontraktor Pelaksana dibayar berdasarkan Progress
Realisasi Pekerjaan yang telah diselesaikan dilapangan.
23
24
24
25
25
26
26
27
27
28
7. Team Leader harus mengajukan ijin tertulis kepada PPK dan diketahui
oleh Konsultan Supervisi atau Direksi Lapangan jika hendak
meninggalkan lokasi pekerjaan dalam jangka waktu lebih dari 3 hari.
28
29
11. Bentuk, format, dan isi laporan Konsultan Supervisi atau Direksi
Lapangan adalah berdasarkan hasil diskusi dan konsultasi dengan
Konsultan Supervisi atau Direksi Lapangan dan PPK.
29
30
30
31
selanjutnya.
10. Kecuali ditentukan lain dalam Kontrak Kerja atau oleh Konsultan
Supervisi atau Direksi Lapangan, jika terjadi perbedaan antara Gambar
Bestek, Spesifikasi Teknis dan Bill of Quantity maka urutan acuan
yang harus dipegang ditentukan seperti berikut :
a) Kontrak Kerja;
b) Bill of Quantity;
c) Daftar Merk Barang;
d) Gambar Bestek dan Gambar Revisi; dan
e) Spesifikasi Teknis.
31
32
32
33
PEKERJAAN PERSIAPAN
3. Papan nama proyek rangka dan kakinya terbuat dari kayu dengan
kualitas terbaik sehingga sanggup bertahan minimal sampai selesainya
pengerjaan proyek. Latar papan nama dapat berupa papan kayu tebal
minimal 2 cm atau multiplek dengan tebal minimal 12 mm.
Penggunaan bahan dan material lain harus dengan persetujuan
Konsultan Supervisi atau Direksi Lapangan.
Pasal 2 : Kantor Lapangan Konsultan Supervisi atau Direksi Lapangan ( Direksi Keet )
33
34
pekerjaan.
34
35
35
36
PEKERJAAN AWAL
36
37
5. Hasil pekerjaan Setting Out tidak boleh berbeda dengan Lay Out
konstruksi yang ada dalam Gambar Bestek kecuali dengan alasan-
alasan kondisi lahan existing yang berubah dan alasan-alasan teknis
yang disetujui oleh Konsultan Supervisi atau Konsultan Supervisi atau
Direksi Lapangan.
37
38
38
39
kapasitas pekerjaan.
39
40
40
41
41
42
42
43
10. Hasil galian pondasi yang akan dipakai kembali untuk urugan pondasi
harus ditempatkan dengan jarak tertentu sehingga tidak masuk kembali
kedalam lubang galian dan tidak menggangu pekerjaan konstruksi
pondasi.
11. Dimensi, ukuran, dan kedalaman galian harus tetap dan tidak berubah
sebelum pekerjaan konstruksi pondasi plat lantai selesai dikerjakan.
2. Untuk urugan pondasi dapat digunakan tanah hasil galian pondasi atau
material lain yang disetujui oleh Konsultan Supervisi atau Direksi
Lapangan.
3. Jika untuk urugan pondasi dipakai tanah lain dan bukan tanah hasil
galian pondasi maka tanah tersebut harus melalui proses pemeriksaan
di Laboratorium Tanah sebelum dipakai sebagai material urugan
pondasi dan hal ini harus diketahui serta disetujui oleh Konsultan
Supervisi atau Direksi Lapangan. Semua biaya yang dikeluarkan untuk
pengadaan material tanah dan proses pemeriksaan di Laboratorium
Tanah dibebankan kepada Kontraktor Pelaksana.
43
44
2. Pasir urugan harus bersih dari kotoran-kotoran dan akar- akar kayu,
serta sampah lainnya.
44
45
PEKERJAAN PONDASI
7. PONDASI TAPAK
7.1. Persyaratan Bahan
7.1.1. Semen
1. Digunakan Portland Cement menurut NI – 8 tahun 1972 dan
memenuhi S – 400 menurut Standar Cement Portland yang
digariskan oleh Asosiasi Semen Indonesia (NI 8 tahin 1972).
2. Semen yang telah mengeras sebagian maupun seluruhnya dalam
satu zak semen, tidak diperkenankan pemakaiannya sebagai bahan
campuran.
3. Penyimpanan harus sedemikian rupa sehingga terhindar dari tempat
yang lembab agar semen tidak cepat mengeras. Tempat
penyimpanan semen harus ditinggikan 30 cm dan tumpukan paling
tinggi 2 m. setiap semen baru yang masuk harus dipisahkan dari
semen yang telah ada agar pemakaian semen dapat dilakukan
menurut urutan pengiriman.
7.1.3. Kerikil
Kerikil yang digunakan harus bersih dan bermutu baik, serta
mempunyai gradasi dan kekerasan sesuai yang disyaratkan dalam
SK SNI T-15.1919.03.
Penimbunan kerikil dengan pasir harus dipisahkan agar kedua jenis
material tersebut tidak tercampur untuk menjamin adukan beton
dengan komposisi material yang tepat.
7.1.4. Air
Air yang digunakan harus air tawar, tidak mengandung minyak, asam
alkali, garam, bahan-bahan organis atau
45
46
bahan-bahan lain yang dapat merusak beton atau baja tulangan. Dalam
hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.
46
47
7.2.4. Pengecoran
Pengecoran beton hanya dapat dilaksanakan atas persetujuan tertulis
Direksi. Selama pengecoran berlangsung pekerja dilarang berdiri dan
berjalan-jalan diatas penulangan. Untuk dapat sampai ketempat-tempat
yang sulit dicapai harus digunakan papan-papan berkaki yang tidak
membebani tulangan. Kaki-kaki tersebut harus sudah dapat dicabut
pada saat beton dicor.
Apabila pengecoran beton harus dihentikan, maka tempat
penghentiannya harus disetujui oleh Direksi. Untuk melanjutkan bagian
pekerjaan yang diputus tersebut, bagian permukaan yang mengeras
harus dibersihkan dan dibuat kasar kemudian diberi additive yang
memperlambat proses pengerasan. Kecuali pada pengecoran, adukan
tidak boleh dicurahkan dari ketinggian yang lebih tinggi 1,5 m.
47
48
48
49
PEKERJAAN BETON
4. Bersifat kekal dan tidak hancur oleh karena pengaruh panas matahari.
5. Mempunyai gradasi atau susunan butiran yang baik dan sesuai untuk
campuran material beton.
7. Pasir beton tidak mengandung zat alkali atau zat-za lain yang dapat
merusak beton.
8. Pasir yang akan digunakan untuk campuran beton harus melalui proses
penyelidikan di Laboratorium Beton.
9. Jika Dalam Job Mix Disain disebutkan bahwa Pasir Beton harus dicuci
untuk menghilangkan kadar lumpur maka Kontraktor Pelaksana harus
mengajukan Metode Pencucian yang disetujui oleh Konsultan
Supervisi atau Direksi Lapangan atau mengikuti Metode Pencucian
yang disarankan oleh Konsultan Supervisi.
49
50
11. Semua Peraturan dan Standar yang disyaratkan untuk PasirBeton dalam
Peraturan Beton Indonesia (PBI) berlaku jugapada Spesifikasi Teknis ini.
2. Terdiri dari butiran-butiran yang keras dan tajam serta bersifat kekal.
4. Bersifat kekal dan tidak hancur oleh karena pengaruh panas matahari.
5. Mempunyai gradasi atau susunan butiran yang baik dan sesuai untuk
campuran material beton.
7. Tidak mengandung zat alkali atau zat-zat lain yang dapat merusak
beton.
9. Jika Dalam Job Mix Disain disebutkan bahwa Kerikil harus dicuci
untuk menghilangkan kadar lumpur maka Kontraktor Pelaksana harus
mengajukan Metode Pencucian yang disetujui oleh Konsultan
Supervisi atau Direksi Lapangan atau mengikuti Metode Pencucian
yang disarankan oleh Konsultan Supervisi.
50
51
12. Persyaratan yang berlaku pada kerikil beton juga berlaku pada
material batu pecah.
13. Jumlah batuan pipih dalam setiap meter kubik batu pecah tidak boleh
lebih dari 5%.
14. Semua Peraturan dan Standar yang disyaratkan untuk Kerikil Beton
dalam Peraturan Beton Indonesia (PBI) berlaku juga pada Spesifikasi
Teknis ini.
51
52
Pasal 5 : Air
1. Secara visual air harus bersih dan bening, tidak berwarna dan tidak
berasa.
2. Tidak mengandung minyak, asam alkali, garam dan zat organic yang
dapat merusak beton atau baja tulangan.
3. Dalam hal ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum.Air
setempat dari sumur dangkal atau sumur bor serta yang didatangkan
dari tempat lain kelokasi pekerjaan harus mendapat persetujuan
Konsultan Supervisi atau Direksi Lapangan sebelum digunakan.
1. Pemakaian zat aditif pada campuran beton untuk segala alasan yang
berhubungan kemudahan dalam pengerjaan beton atau Workability
harus disetujui olehKonsultan Supervisi atau Direksi Lapangan.
52
53
6. Air yang dipakai untuk campuran beton bahkan bisa dikurangi sampai
15 – 20%
4. Baja Tulangan Deform ( ulir ) adalah dari jenis BJTS 420B dengan
Kuat Tarik minimal 4200 kg/cm2 atau 420 MPa.
5. Baja Tulangan Polos adalah dari jenis BJTP 280 dengan Kuat Tarik
minimal 2800 kg/cm2 atau 280 Mpa dan hanya dipakai untuk
Begel atau Sengkang dengan diameter minimal 8 mm dan maksimal 8
mm.
53
54
4. Job Mix Disain adalah hasil pekerjaan ahli beton pada Laboratorium
Beton yang diakui oleh Pemerintah.
5. Material Pasir dan Kerikil Beton yang dipakai untuk Job Mix Disain
haruslah material yang akan dipakai nantinya pada pelaksanaan
dilapangan dan material tersebut tersedia dalam jumlah yang cukup
dilokasi pekerjaan sampai volume pekerjaan beton selesai dikerjakan.
54
55
9. Job Mix Disain yang dibuat oleh Kontraktor Pelaksana harus disetujui
oleh Konsultan Supervisi atau Direksi Lapangan sebelum
dilaksanakan.
10. Semua aturan yang disyaratkan dalam Job Mix Disain dan telah
disetujui oleh Konsultan Supervisi atau Direksi Lapangan harus diikuti
dan dilaksanakan oleh Kontraktor Pelaksana.
2. Job Mix Formula tidak boleh berbeda dengan Job Mix Disain terutama
dari segi komposisi material beton.
55
56
5. Tulangan balok dan kolom yang telah selesai dirakit jika tidak
langsung dipasang harus diletakan ditempat yang terlindungi dari
hujan dan tidak boleh besentuhan langsung dengan tanah.
6. Untuk tulangan plat lantai dan plat dack dirakit langsung diatas
bekisting yang telebih dahulu telah selesai dikerjakan.
7. Semua tulangan utama balok dan kolom harus terikat dengan baik oleh
sengkang dengan alat ikat kawat beton.
8. Jaring tulangan plat harus terikat dengan baik satu dengan yang lain
dengan alat ikat kawat beton.
56
57
9. Tulangan yang telah selesai dirakit tidak boleh dibiarkan lebih dari 3
hari dalam bekisting.
57
58
8. Bekisting harus kokoh dan rapat sehingga pada waktu diisi dengan
campuran beton tidak bocor atau berubah bentuknya.
58
59
11. Bekisting yang telah dicor beton tidak boleh dibuka kurang dari 28 hari
terhitung sejak waktu pengecoran kecuali ditentukan lain oleh
Konsultan Supervisi atau Direksi Lapangan karena alasan penggunaan
zat additive yang dapat mempercepat proses pengerasan beton atau
alasan-alasan teknis yang dapat dipertanggung jawabkan .
59
60
8. Beton segar harus segera dituang kedalam bekisting dan tidak boleh
dibiarkan lebih dari 10 menit berada dalam wadah kereta sorong atau
bak tampungan beton. Penggunaan zat additive seperti Super
Plasticizer juga tidak membolehkan beton segar terlalu lama dalam
wadah tampungan kecuali disetujui oleh Konsultan Supervisi atau
Direksi Lapangan.
10. Tinggi jatuh penuangan beton untuk bekisting kolom minimal 1,5
meter.
11. Penulangan beton dalam balok, plat lantai, plat atap, dan kolom tidak
boleh menciptakam sangkar kerikil atau penumpukan kerikil pada
posisi tententu pada saatbekisting dibuka.
60
61
a. Slump Test
61
62
2. Benda uji beton harus diambil minimal 20 benda uji untuk setiap mutu
beton yang berbeda.
3. Benda uji beton harus dirawat dalam bak dan terendam dalam air
sampai berumur 28 hari.
4. Pada benda uji beton harus dicantumkan mutu beton, nama benda uji,
dan tanggal pengambilan benda uji yang tidak mudah hilang dan
luntur.
62
63
6. Kuat tekan beton yang kurang dari 95% dari kuat tekan beton rencana
dianggap gagal dan beton yang telah selesai dikerjakan dilapangan
harus dibongkar kecuali diputuskan lain oleh Konsultan Supervisi
dengan disertakan Rekomendasi Ahli beton.
10. Laporan hasil pemeriksaan kuat tekan beton harus disetujui oleh
Konsultan Supervisi atau Direksi Lapangan.
1. Jika pemeriksaan Kuat Tekan Beton dengan cara Uji Tekan Kubus
Beton hasilnya meragukan dan tidak disetujui oleh Konsultan
Supervisi, Konsultan Supervisi atau Direksi Lapangan atau PPK, maka
cara pemeriksaan mutu beton dengan uji langsung pada konstruksi
beton harus dilakukan.
63
64
6. Data Kuat Tekan yang diperoleh dari hasil uji langsung kuat tekan pada
konstruksi beton harus dikalkulasi kembali oleh Kontarktor Pelaksana
untk memperoleh Kuat Tekan karakteristik Beton (mutu beton).
4. Untuk sambungan pada balok dan plat lantai harus dilakukan pada
posisi 100 cm dari tumpuan sedangkan untuk kolom harus disambung
pada posisi tumpuan kedua(lantai 2).
5. Bentuk akhir dari konstruksi beton lama (plat lantai dan balok) harus
dibuat sedemikian rupa sehingga ketika disambung beton baru akan
menumpu pada beton lama.
64
65
65
66
1. Batu bata harus mempunyai dimensi dan ukuran yang standar sesuai
Peraturan Bahan Konstruksi yang berlaku.
2. Batu bata adalah dari hasil pembakaran yang sempurna dari pabrik
batu bata dimana kondisinya tidak rapuh dan tidak mudah hancur
ketika diangkut dan diturunkan padalokasi pekerjaan.
1. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah pasir dengan ukuran butiran halus dan
tidak lagi memerlukan proses penyaringan/ayakan jika hendak
digunakan.
3. Pasir Pasang tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% dari berat
kering, apabila pasir pasang tersebut m engandung Lumpur lebih dari
5% maka pasir tersebutharus dicuci sebelum dipergunakan.
66
67
5. Bersifat kekal dan tidak hancur oleh karena pengaruh panas matahari
6. Pasir Pasang/Pasir Halus adalah pasir yang berasal dari Sungai dan
bukan Pasir yang berasal dari laut.
4. Batu bata harus disiram terlebih dahulu dengan air sebelum dipasang.
5. Batu bata harus dipasang dengan posisi lapis demi lapis saling
bersilangan dan tidak satu garis sambungan.
5. Untuk dinding kamar mandi dan tempat whuduk tinggi pasangan batu
bata ½ bata dengan campuran 1 Pc : 3 Psminimal 180 cm.
7. Pasangan batu bata tidak boleh melengkung dalam arah vertikal dan
dalam arah horizontal.
67
68
4. Batu bata harus disiram terlebih dahulu dengan air sebelum dipasang.
5. Batu bata harus dipasang dengan posisi lapis demi lapis saling
bersilangan dan tidak satu garis sambungan.
6. Pasangan batu bata tidak boleh melengkung dalam arah vertikal dan
dalam arah horizontal.
68
69
8. Lama antara plesteran lama dengan plesteran baru tidak boleh lebih
dari satu hari kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi atau
Direksi Lapangan.
8. Lama antara plesteran lama dengan plesteran baru tidak boleh lebih
dari satu hari kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi atau
Direksi Lapangan.
69
70
bekas.
70
71
PEKERJAAN PENGECATAN
Pasal 1 : Referensi
1. Bahan dasar dan akhir yang akan dipakai adalah buatan pabrik merk
Dulux dari kualitas terbaik.
2. Bahan Cat harus dalam bungkus dan kemasan asli dimana tercantum
merk dagang, spesifikasi, dan aturan pakai.
3. Cat yang dipakai adalah dari Merk Dulux Standar ICI untuk pengunaan
besi, kayu, beton baik Exterior, dan Interior.
5. Jenis , warna dan type yang akan dipakai pada semua posisi konstruksi
kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Supervisi dan PPK dalam masa
pelaksanaan atau dalam Gambar Bestek adalah seperti dalam tabel
berikutini :
6. Jenis, Warna dan Type dapat diganti oleh Konsultan Supervisi dengan
persetujuan PPK dalam masapelaksanaan.
71
72
11. Bahan Cat merupakan produksi dari pabrik terkenal dan bermutu
baik.
12. Bahan yang akan digunakan harus berada dalam kaleng yang masih
disegel, tidak pecah dan bocor serta mendapat persetujuan Konsultan
Supervisi atau Direksi Lapangan. Seluruh permukaan harus
dibersihkan dengan sikat baja untuk menghilangkan karat, sisa - sisa
serpihan las sebelum dimulai pengecatan.
Pasal 3 : Pelaksanaan
1. Pekerjaan Persiapan
Sebelum pekerjaan pengecatan dilaksanakan, pekerjaanlangit-langit
dan lantai telah selesai dikerjakan.
Selanjutnya diadakan persiapan sebagai berikut
- Dinding atau bagian yang akan di telah selesai dandisetujui
oleh Manager Konstruksi
- Bagian yang retak-retak, pecah atau kotoran-kotoran yang
menempel dibersihkan
- Menunggu keringnya dinding atau baglan yang akandi karena
masih basah dan lembab
72
73
2. Pekerjaan Pengecatan
Pengecatan tembok luar atau tembok dalam
Tembok yang akan di harus mempunyai cukup waktu untuk
mengering, setelah permukaan tembok kering maka persiapan
dilakukan dengan membersihkan permukaan tembok tersebut
terhadap pengkristalan/pengapuran (efflorescene) yang biasanya
terdapat pada tembok baru, dengan amplas kemudian dengan lap
sampai benar-benar bersih.
Selanjutnya dilapis tipis dengan plamur merk dulux
Pada bagian-bagian dimana banyak reaksi denganalkali dan
rembesan air harus diberi lapisan wall sealer
Setelah kering permukaan tersebut diamplas lagisampai halus
Kemudlan di dengan lapisan pertama
Bagian-bagian yang masih kurang baik, diberi plamurlagi dan
diamplas halus setelah kering.
Pengecatan logam dan baja
Bersihkan debu, minyak, gemuk dan kotoran lainnya dengan
white spirit atau solvent
Untuk baja galvanise, amplas dengan kertas amplas ukuran 360
sebelum diprimer
Dianjurkan Oleskan 1 (satu) lapis Metal Primer Chromate A540
-49020 produksi Vinilex
Setelah primer kering (kurang lebih 6 jam), bersihkan dari debu
dan kotoran lainnya, kemudian dimulal dengan dasar dulux
Setelah dasar kering (kurang lebih 6 jam), teruskan dengan akhir
dulux
Bahan-bahan logam yang tertanam di dalam pasangan atau beton
tidak diijinkan untuk dimeni.
Pengecatan kayu
Semua permukaan kayu yang berhubungan dengan plesteran
diberi dasar meni
Permukaan kayu yang akan di harus diamplas kemudian
73
74
74
75
PEKERJAAN LAINNYA
75
76
Pasal 3 : Material
1. Baja Profil/Plat
Jika tidak disebutkan secara spesifik di dalam gambar, maka semua material
untuk konstruksi baja profil harus menggunakan baja yang baru dan merupakan
"Hot rolled structural steel" dengan mutu baja ST 37 (PPBBI-83) atau ASTM A
36 atau SS 41 (JIS. U 3101- 1970), yang memiliki tegangan leleh (yield
stress) minimal, Fy =
240 Mpa BjP41 (SS41) Baja jenis ini umum disebut baja karbon (Carbon Steel)
yang mengandung karbon antara 0.25 - 0.29 %.
Semua material baja
harus baru, bebas/bersih dari karat, lobang-lobang dan kerusakan lainnya, lurus,
tidak terpuntir, tanpa tekukan, serta memenuhi syarat toleransi sesuai dengan
spesifikasi ini.
2. Baut
Kecuali ditentukan lain dalam gambar, baut penyambung yang digunakan
adalah HTB A325 yang memiliki tegangan tarik putus nominal antara 105 -
120 ksi (735 - 840 Mpa). Baut penyambung harus merupakan material baru,
dan panjang ulir harus sesuai dengan yang diperlukan. Jika tidak disebutkan
khusus di dalam gambar maka baut yang dimaksud adalah type A325-X (ulir
terletak di luar bidang geser). Baut harus dilengkapi dengan 2 ring, masing-
masing 1 buah pada kedua sisinya. Mutu pelat ring harus sesuai dengan mutu
baut.
3. Elektroda Las
Jika tidak disebutkan secara khusus di dalam gambar struktur, maka elektoda
76
77
4. Angkur
Kecuali ditentukan lain di dalam gambar, maka angkur yang digunakan harus
memiliki kualitas BJTS 420B, dengan panjang penjangkaran minimal sedalam
40 kali diameter. Angkur harus memiliki ulir yang cukup sehingga pada saat
digunakan benar- benar dapat berfungsi secara benar.
Pasal 5 : Toleransi
1. Toleransi dimensi
Dimensi yang tercantum di dalam gambar rencana adalah dimensi sesuai
dengan yang tertera di dalam tabel pabrik pembuat baja. Di dalam pembuatan
terjadi variasi yang menyebabkan terjadinya perbedaan dengan dimensi
rencana. Perbedaan terhadap panjang, lebar serta tebal diizinkan sebesar harga
terkecil antara 1/32 inci (0.75 mm) atau 5 % dari dimensi rencana.
2. Toleransi panjang
Untuk elemen baja (balok, kolom) yang dipasang merangka satu terhadap
lainnya, toleransi panjang diizinkan sebesar 1/16 inci (1.50 mm) untuk
elemen dengan panjang kurang dari 9.00 meter dan sebesar 1/8 inci (3.00 mm)
untuk panjang lebih dari 9.00 meter.
3. Toleransi Kelurusan
Kelurusan dari elemen baja dibatasi sebesar 1/500 bentang di antara 2 titik
tumpunya, kecuali ditentukan lain oleh Konsultan Pengawas.
77
78
2. Fabrikasi
a. Selama proses fabrikasi Konsultan Pengawas harus menempatkan
staffnya yang berpengalaman dalam fabrikasi baja secara penuh untuk
mengawasi pelaksanaan fabrikasi di bengkel kerja Kontraktor.
b. Kontraktor harus memberikan Fabriion Manual Procedure termasuk
Procedur Quality Control kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.
c. Fabrikasi dari elemen-elemen konstruksi baja harus dilaksanakan oleh
tukang-tukang yang berpengalaman dan diawasi oleh mandor-mandor
yang ahli dalam konstruksi baja.
d. Semua elemen-elemen harus difabrikasi sesuai dengan ukuran-ukuran
dan/atau bentuk yang diinginkan tanpa menimbulkan distorsi-distorsi
atau kerusakan-kerusakan lainnya dengan memperhatikan persyaratan
untuk penanganan sambungan-sambungan serta las di lapangan dan
sebagainya.
e. Pemotongan-pemotongan elemen-elemen harus dilaksanakan dengan
rapi dan pemotongan besi harus dilakukan dengan alat pemotong
78
79
(brender) atau gergaji besi. Pemotongan dengan mesin las sama sekali
tidak diperbolehkan.
4. Pengelasan
a. Pengelasan harus dilaksanakan sesuai AWS atau AISC Specifiion dan
baru dapat dilaksanakan setelah mendapatkan ijin tertulis dari Konsultan
Pengawas. Pengelasan harus dilakukan dengan las listrik, bukan dengan
las karbit.
b. Kawat las yang dipakai adalah harus dari produk yang disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Ukuran kawat las disesuaikan dengan tebal
pengelasan.
c. Kontraktor harus menyediakan tukang las yang berpengalaman dengan
hasil pengalaman yang baik dalam dalam melaksanakan konstrksi baja
sejenis. Hal ini harus dibuktikan dengan menunjukkan sertifikat yang
masih berlaku.
d. Kontraktor harus memperhatikan dengan seksama tipe dan ukuran las
yang tercantum di dalam gambar (las sudut, las tumpul dan lain-lain), dan
Kontraktor harus mempunyai alat untuk mengukur tebal las sehingga
dengan mudah dapat diketahui apakah tebal las sudah sesuai dengan
gambar atau tidak.
e. Permukaan bagian yang akan dilas harus dibersihkan dari , minyak, karat
dan bekas-bekas potongan api yang kasar dengan menggunakan
79
80
80
81
81