Anda di halaman 1dari 24

SPESIFIKASI TEKNIS

PEKERJAAN:

PEMBANGUNAN IPLT KABUPATEN ASAHAN (IPLT_AS)

TAHUN ANGGARAN 2016

KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT


DIREKTORAT JENDERAL CIPTA KARYA
SATUAN KERJA PENGEMBANGAN SISTEM PENYEHATAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
PROVINSI SUMATERA UTARA
Spesifikasi Teknis 1
Pembangunan IPLT Kabupaten Asahan TA 2016

SPESIFIKASI TEKNIS

Spesifikasi Teknis disusun oleh Pemberi Kerja/Pemberi Tugas Pengadaan Barang dan Jasa, yang
merupakan acuan/petunjuk dan pedoman secara umum untuk Peserta lelang dalam hal pelaksanaan
pekerjaan.

Peserta Lelang harus membaca dan mempelajari seluruh isi dari spesifikasi teknis dengan seksama
untuk memahami maksud dan isi dokumen tersebut secara keseluruhan maupun setiap bagian, agar hasil
dari pelaksanaan pekerjaan dapat berjalan dengan baik dan sesuai harapan.

Semua petunjuk dari Pemberi Kerja/Konsultan Supervisi/Direksi/Pengawas Lapangan yang


dikeluarkan secara tertulis, tidak tertulis maupun secara lisan harus dilaksanakan secara baik oleh
Kontraktor. Tidak ada gugatan yang akan mempertimbangkan jika gugatan itu disebabkan karena peserta
tidak membaca, tidak memahami, tidak memenuhi petunjuk, ketentuan dalam gambar, atau pernyataan
kesalahan-pemahaman apapun mengenai dari isi dokumen in
Spesifikasi Teknis 2
Pembangunan IPLT Kabupaten Asahan TA 2016

BAB I

PERSYARATAN UMUM

PASAL 1
Ruang Lingkup Pekerjaan

Umum
Ruang lingkup pekerjaan ini adalah sebagaimana diuraikan selanjutnya. Uraian tersebut tidak membatasi luas
lingkup pekerjaan secara keseluruhan sebagaimana telah ditentukan dalam spesifikasi dalam gambar-gambar
tetapi hanya merupakan uraian secara umum

PASAL 2
Lokasi Pekerjaan

2.1. Pekerjaan ini adalah Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja


2.2. Lokasi Pekerjaan ini adalah Kabupaten Asahan.

PASAL 3
Uraian Pekerjaan

Pekerjaan- Pekerjaan yang harus diselesaikan ialah:


3.1. Pekerjaan Persiapan
1. Pembersihan Lapangan dan Peralatan
2. Pengukuran, Penentuan Elevasi dan Pemasangan Bowplank
3. Pengadaan Air Kerja / P3K
4. Mobilisasi Alat
3.2. Pekerjaan Bangunan
- Pekerjaan Kolam SSC
1. Urugan Tanah Pada Area Kolam Ekisting
2. Galian Pondasi Pada Excavator
3. Urugan Tanah Pondasi Kembali dengan Excavator
4. Galian Tanah bawah Lantai dengan Excavator

3.3. Pekerjaan Pasangan dan Pondasi Kolam SSC


1. Urugan Pasir, t= 5cm, di bawah Pondasi
2. Urugan Pasir, t= 5cm, di bawah Lantai
3. Pas. Batu Kosong, t=15 cm, di bawah Pondasi
4. Pas. Batu Kosong, t=15 cm, di bawah Balok Sloof
5. Pemasangan Pondasi Batu Kali 1Ps:4Ps
Spesifikasi Teknis 3
Pembangunan IPLT Kabupaten Asahan TA 2016

3.4. Pekerjan Struktur Kolam SSC


10. Cor Lantai Beton K-250 t= 25 cm
11. Cor Balok Sloof 25/40 (K-250)
12. Cor Dinding Beton K-250 t=20 cm
13. Cor Tangga Beton K 225 dengan t plat= 15 cm, b=50 cm, L=3,164 m
14. Cor Ramp Beton K 225 dengan t plat= 15 cm, b=100 cm, L=3.164 m
3.5. Pekerjann Kolam Struktur Bak Penyaring Inlet Bak SSC
15. Cor Lantai, dinding dan Sekat Beton K-225 dengan t= 15 cm
16. Bar Screen 40 cm x 15 cm dengan besi beton Ø13 mm – 5 cm, L=30 cm
3. Cor Port dan Ramp Gerobak Beton K-225 dgn t= 15 cm
3.6. Pekerjaan Media SSC
17. Media Krikil Ukuran Ø1’’
18. Pelat Lembaran Fibber tebal 55 mm berlubang Ø10 mm- 10 cm dgn Uk. Lembaran Fiber 100 x 200 cm
19. Beton bertulang K-225 untuk Pemberat 20x20x100
3.7. Pekerjaan Atap Kolam SSC
20. Rangka kuda-kuda atap Cremona baja Hollow 50.50.3, gording C. 100.50.20.3,2
21. Penutup atap Genteng Zincalum dengan t=0.45 mm
22. Ring Balok Baja Kanal C.125.50.20.3,2
23. Tiang atap dari Rangka Double Canal C=125 tinggi 3 s/d 4.11 m
3.8. Pekerjaan Pipa Kolam SSC
24. Instalasi Pipa Outlite
25. Pipa GIP Ø 200
26. Pipa GIP Ø 150
27. Tee GIP Ø 200 x 200 mm
28. Tee GIP Ø 150 x 150 mm
29. Tee GIP Ø 200 X 150 mm
30. Bend GIP 2 x 90° Ø 150 mm
31. Gate Valve GIP Ø 200 mm
32. Doble Niple GIP Ø 200 mm
33. F Dop GIP Ø 200 mm
3.9. Pekerjaan Truck Ramp untuk Kolam SSC
1. Pondasi Pasangan Batu Kali 1pc:4Ps ( Penahan Tanah )
2. Pas. Pasir Kosong 5 cm bawah Pondasi
3. Pas. Batu Kosong 15 cm bawah Pondasi
4. Cor lantai Beton 1 Pc: 3 Ps : Kr, t= 10 cm = 3 cm K-100
5. Spesi Campuran 1 Pc : 4 Ps, Tebal = 3 cm
6. Pemasangan Paving Block
3.10. Pekerjaan Tanah Kolam An Aerobik
1. Galian Tanah dan Bongkar Kolam Ekisting dengan Excavator
Spesifikasi Teknis 4
Pembangunan IPLT Kabupaten Asahan TA 2016

2. Urugan Tanah Kembali dengan Excavator


3.11. Pekerjaan Pasang Batu dan Pasir Kolam An. Aerobe
1. Urugan Pasir , t= 5 cm, dibawah Lantai dan bawah Balok Sloof
2. Pas. Batu Kosong, t= 15 cm , di bawah lantai dan bawah balok sloof
3.12. Pekerjaan Struktur Kolam An Aerobe
1. Cor Lantai Beton k-250, t= 20 cm Kolam An anaerobe
2. Cor dinding Beton K-250, t= 20 cm
3. Cor Tangga Beton K-225, t= 15 cm, b= 50 cm , L=4.243 m
4. Balok Sloof lantai 25/40, K250
3.13. Pekerjaan Pipa Kolam An Aerobe
1. Instalasi Pipa Inlet dan Outlet Kolam AnAerobe
2. Pipa GIP Ø 200 mm
3. Pipa GIP Ø 150 Mm
4. Tee Gip Ø 200 x 200 mm
5. Gate Valve GIP Ø 200 mm
6. Gate Valve GIP Ø 150 mm
7. Doble Niple GIP Ø 200 mm
8. Doble Niple GIP Ø 150 mm
9. F Dop GIP Ø 200 mm
10. F Dop GIP Ø 150 mm
3.14. Pekerjaan Rehab Kolam Ekisting Fakultatif
1. Bongkar Dinding Pengaku Kolam Ekisting
2. Pembersihan Kolam Ekisting dari Timbunan Tanah dan Hasil Bongkaran
3. Plesteran dinding bagian dalam kolam dengan spesi semen campuran 1Pc : 3 Ps , Tebal t=25 mm
4. Lapisan Lantai dan diratakan bagian dalam kolam dengan beton 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr, Tebal t= 50 mm, Beton
K-100
3.15. Pekerjaan Kolam Fakultatif
1. Instalasi Pipa Inlet dan Outlet
2. Pipa GIP Ø 150 mm
3. Tee GIP Ø 150 x 150 mm
4. Doble Niple Gip Ø 150 mm
5. F Dop Gip Ø 150 mm
3.16. Pekerjaan Tanah Kolam Maturasi
1. Urugan Pasir , t= 5 cm, di bawah Lantai dan Bawah Balok Sloof
2. Urugan Tanah Kembali
3.17. Pekerjaan Pasang Batu dan pasir kolam Maturasi
1. Urugan Pasir, t= 5 cm, di bawah lantai dan di bawah Balok Sloof
2. Pas. Batu Kosong, t=15 cm, di bawah lantai dan di bawah sloof
3.18. Pekerjaan Struktur Kolam Maturasi
Spesifikasi Teknis 5
Pembangunan IPLT Kabupaten Asahan TA 2016

1. Cor Lantai Beton K-250, t= 20 cm


2. Cor dinding Beton k-250, t= 20 cm
3. Cor Tangga Beton K-225 ,t= 15 cm , b= 50 cm , L =2,524 m
4. Cor Dinding Bak Pelimpah Beton K-225, t= 15 cm
5. Cor Balok Sloof Lantai 25/40, Beton K -250
3.19. Pekerjaan Pipa Kolam Maturasi
1. Instlasi Pipa Inlet dan Outlet kolam Masturasi
2. Pipa GIP Ø 150 mm
3. Pipa PVC Ø 150 mm
4. Shock PVC Ø 150 mm
5. V Shock PVC Ø 150 mm
6. Tee GIP Ø 150 x 150 mm
7. Gate Valve GIP Ø 150 mm
8. Double nipple GIP Ø 150 mm
9. Dop GIP Ø 150 mm
3.20. Pekerjaan Pelataran Paving Block Area IPLT
1. Urugan Pasir Urug untuk Alas, t= 15 cm
2. Cor Beton Siklop 15/40 x keliling Paving Blok (Kanstin) L= 558.6 M’
3. Pas. Paving Block
3.21. Pekerjaan Bangunan Fasilitas Pendukung IPLT
1. Tempat Cuci/ Parkir Mobil
2. Reservoar Air
3. Pas. Paving Block
3.22. Pekerjaan lain-lain
1. Pengadaan Pompa Air Groundfos + Instalasi
2. Pemasukan daya PLN 5 Kw (5000 W)
Spesifikasi Teknis 6
Pembangunan IPLT Kabupaten Asahan TA 2016

PASAL 4
Standar Yang Digunakan

Semua pekerjaan harus berdasarkan Normalisasi Indonesia (NI), Standar Industri Indonesia (SII), Standar
Nasional Indonesia (SNI), peraturan-peraturan nasional maupun internasional lainnya yang berhubungan dengan
pekerjaan ini seperti:

1. SNI 03-2847-2002 Tata Cara Perhitungan Struktur Beton


2. NI-3 (1970) Peraturan Umum Bahan Bangunan di Indonesia
3. NI-8 Peraturan Semen Portland Indonesia
4. SII-13/S.I/72
5. SII-14/S.I/72
6. ASTM - Amerian Society for Testing and material
7. JIS - Japanese Industrial Standart
8. AS - Australian Standard
9. BS - British Standard
10. Lainnya yang berhungan dengan pekerjaan ini.

Bila suatu persyaratan disebutkan secara khusus didalam persyaratan ini, maka ketentuan itu harus
diutamakan, dan dianggap perlu untuk meengkapi standard-standard, persyaratan-persyaratan dan gambar.

PASAL 5
Penggunaan Persyaratan Teknis

Persyaratan teknis ini disiapkan untuk menjadi pedoman dalam pelaksanaaan pekerjaan. Syarat seluruh
bangunan-bangunan dan pekerjaan-pekerjaan lainnya sebagai kesatuan yang tidak dapat terpisahkan, kecuali
disebutkan lain. Maka setiap bab dalam persyaratan ini, disesuaikan dengan yang dinyatakan dalam gambar-
gambar kerja. Keterangan-keterangan tambahan tertulis dan perintah dari Konsultan Supervise/Direksi/Pengawas
lapangan/Perencana ataupun Pengguna Jasa.
Standar-standar yang dipakai terutama adalah standar-standar yang berlaku, sedangkan untuk pekerjaan-
pekerjaan yang standarnya belum dibuat dan diberlakukan di NKRI, maka harus di gunakan standar-standar
internasional yang berlaku atau setidak-setidaknya standar dari Negara-negara produsen bahan yang menyangkut
pekerjaan tersebut.
Spesifikasi Teknis 7
Pembangunan IPLT Kabupaten Asahan TA 2016

PASAL 6
Penjelasan Spesifikasi Teknis dan Gambar

6.1. Penyedia jasa/Kontraktor wajib meneliti semua Gambar dan Spesifikasi Teknis termasuk tambahan dan
perubahannya yang dicantumkan dalam Berita Acara Penjelasan Pekerjaan (Aanwijzing).

6.2. Bila gambar tidak sesuai dengan Spesifikasi Teknis, maka yang mengikat/berlaku adalah Spesifikasi
teknis, bila suatu gambar tidak cocok dengan gambar lain, maka gambar yang mempunyai skala yang
lebih besar yang berlaku, begitu pula apabila dalam Spesifikasi Teknis tidak dicantumkan sedangkan
gambar ada, maka gambarlah yang mengikat, bila RAB tidak sesuai dengan gambar dan spesifikasi maka
yang berlaku RAB.

6.3. Bila perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keragu-raguan sehinggah dalam pelaksanaan menimbulkan
kesalahan, Penyedia Jasa/Kontraktor bertanya kepada direksi dan keputusan ditangan direksi.

PASAL 7
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Clean Construction

Pada pelaksanaan proyek ini metode pelaksanaan yang digunakan yaitu menggunakan metoda clean
construction yang artinya prinsip pekerjaan yang bersih, rapi, dan tertib sehinggah dapat mengurai gangguan
terhadap lingkungan sekitarnya.

PASAL 8
Pekerjaan Persiapan
8.1. Penyedia los kerja/baik, bahan sesuai dengan ketentuan dan setelah selesai tetap menjadi milik Penyedia
Jasa/kontraktor (sewa rumah/brak);
8.2. Pembersihan meliputi pembersihan akar-akar dan lain-lainnya yang mengganggu kelancaran kerja proyek;
8.3. Mendatangkan dan menyediakan tenaga ahli dan berpengalaman dalam bidang konstruksi sipil, Ahli
Lingkungan dan atau konstruksi beton dan atau konstruksi pengolahan limbah;
8.4. Menyediakan peralatan kerja dan fasilitasnya untuk
1. Ruang Koordinasi
a. Meja tulis satu buah terbuat dari kayu lengkap dengan laci dan kunci-kuncinya dengan dua kursi;
b. Almari arsip satu buah;
c. Meja tamu lengkap dengan kursinya;
d. Buku-buku harian dan buku-buku catatan yang diperlukan;
e. Penanggalan yang masih berlaku.
Spesifikasi Teknis 8
Pembangunan IPLT Kabupaten Asahan TA 2016

f. Membuat jadual proyek/pelaksanaan (time scedulle) dan disyahkan oleh Kepala Satuan kerja;
g. Papan penempelan gambar-gambar pada dinding ruang koordinasi;
h. Kotak PPPK lengkap dengan obatnya;
2. Ruang Kerja pelaksaan berikut para stafnya
a. Meja kursi sesuai dengan kebutuhannya;
b. Almari arsip satu buah;
c. Buku pencatat (buku harian, buku direksi, buku tamu, buku kegiatan) yang diperlukan, apabila
perlu ditambah meja gambar berikut mistar, hal ini untuk memudahkan penggambaran jika
terdapat kekurangan gambar kerja.
8.5. Barang yang ada pada Pasal 8, Ayat 8.5, Sub 1, Sub. a s/d h dan pasal 8 ayat 8.5, Sub 1, Sub. a s/d c
tetap menjadi pemilik penyedia jasa/Kontraktor, kecuali pasal 8 ayat 8.5, Sub 1, Sub. d dan e buku-buku
harian, laporan-laporan buku-buku catatan lainnya harus diserahkan kepada kepala Satuan kerja melalui
direksi lapangan;
8.6. Penyedia jasa/Kontraktor harus memberikan penerangan yang layak dan memadai pada malam hari dan
menjaga keamanan selama berlangsungnya pekerjaan ini sampai penyerahan kedua;
8.7. Membuat Papan Nama Proyek dari kayu kamper tebal 1,5 cm tiangnya 5/7 cm dipasang berdiri sendiri
dengan ukuran 75 x 150 cm 2 (dua) buah seperti contoh:
8.8. Pengaturan Lalu lintas (Management Traffic);
8.9. Penyedia Jasa/Kontraktor harus melakukan pengaturan lalu lintas meliputi perijinan kepada kepolisian,
Dinas Perhubungan, dan DLLAJ, pengaturan jalur/arus kendaraan, rambu-rambu, tanda/papan/lampu
peringatan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan pekerjaan ini dengan berpedoman pada
standar peraturan perundang-undangan yang berlaku.
8.10. Mobilisasi dan Demobilisasi di Lapangan
Pekerjaan ini meliputi mobilisasi bahan, material, dan peralatan yang digunakan di lapangan. Penyediaan
pengangkutan, peralatan-peralatan, kendaraan-kendaraan alat-alat besar yang menunjang pelaksanaan
kegiatan baik yang menyewa maupun milik perusahaan dan pengembalian segala peralatan yang
digunakan.
8.11. Penentuan rencana penempatan bahan material dan alat kerja (meminimalkan gangguan arus lalu lintas).
8.12. Pengukuran dan Pematokan (Uitzef)
Sebelum memulai pekerjaan Pembangunan Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) penyedia jasa/
kontraktor harus mengadakan pengukuran dan pematokan yang telah ditentukan sesuai dengan gambar.
Pengukuran dan pematokan serta pemasangan profil dengan jarak yang sudah ditentukan dan harus
menggunakan pesawat penyipat datar (waterpass instrument) serta oleh personil yang ahli.
Pekerjaan yang terkait dengan Uitzet yaitu Survey topografi, survey ini merupakan bagian dari pekerjaan
persiapan yang mengawali seluruh rangkaian pekerjaan meliputi:
Spesifikasi Teknis 9
Pembangunan IPLT Kabupaten Asahan TA 2016

1. Pengecekan ulang elevasi rencana.


Pengecekan ulang elevasi rencana perlu dilakukan untuk mengantisipasi perubahan-perubahan yang
terjadi dalam rentang waktu antara perencanaan dengan pelaksanaan sekaligus mengecek
kebenaran/akurasi survey perencanaan. Dalam pelaksanaanya digunakan elevasi jaringan exciting
(sebelumnya).
2. Menyebarkan titik-titik panduan diseluruh wilayah kerja dan menentukan titik (koordinat) posisi
bangunan.
Tujuan dari penyebaran titik-titik panduan bantuan ini adalah bila disuatu lokasi hendak dilakukan
pembangunan yang bersamaan, maka titik bantuan tersebut dapat dipergunakan sebagai acuan
dalam menentukan elevasi bangunan.
Hasil pengukuran uitzet ini, berupa data dan gambar sket hasil pengukuran dan di periksa oleh
konsultan supervisi, harus diserahkan kepada Direksi. Oleh Direksi, hasil ini akan diperiksa. Dan apabila
terdapat kesalahan, baik itu pada pengukuran, perhitungan, maupun penggambaran, maka kontraktor
harus memperbaikinya sampai betul dan mendapat persetujuan direksi. Jika pada waktu pengukuran
dijumpai ketidak-sesuaian antara gambar dengan keadaan lapangan, maka kontraktor harus
secepatnya melapor kepada direksi untuk mendapat penyelesaiannya.

8.13. Sarana Proyek


Penyedia jasa/kontraktor selama pelaksanaan harus memperhitungkan sarana kegiatan berupa fasilitas
penerangan dan penyediaan air bersih yang cukup pada saat pengerjaan.

8.14. Izin Bangunan


Penyedia Jasa/Kontraktor selama pelaksanaan bila di perlukan harus mengurus Izin mendirikan
bangunan (IMB) atau ijin-ijin lain sehubungan dengan proyek ini sampai selesai, atas biaya Penyedia
Jasa/ Kontraktor dan tanpa mengganggu schedule pelaksanaan proyek.

8.15. P.P.P.K
Penyedia Jasa/Kontraktor selama pelaksanaan harus menyediakan kotak obat-obatan untuk P.P.P.K.

8.16. Keamanan Proyek


Penyedia Jasa/Kontraktor harus menempatkan petugas keamanan untuk menjaga keamanan proyek, baik
barang-barang milik Penyedia jasa/Kontraktor maupun milik pengguna jasa dan barang-barang yang
menjadi tanggung jawab Penyedia Jasa/Kontraktor.

8.17. Pemeliharaan Bangunan


Penyedia Jasa/Kontaktor harus memperhitungkan biaya pemeliharaan, kebersihan, dan tanggung jawab
Spesifikasi Teknis 10
Pembangunan IPLT Kabupaten Asahan Tahun 2016
atas kerusakan-kerusakan akibat kesalahan teknis selama waktu pemeliharaan.

8.18. Kontrol Kualitas Bahan


Kecuali ditentukan lain Penyedia Jasa/ Kontraktor harus sudah mempertimbangkan semua biaya
sehubungan dengan control kwalitas bahan kepada pihak ketiga. Penyedia Jasa/Kontraktor harus
menyediakan alat-alat praktis untuk memeriksa bahan tersebut.

PASAL 9

Pekerjaan Pengamanan Lapangan dan Pengadaan Sarana

9.1. Gudang dan Direksi Keet


Penyedia Jasa/Kontraktor harus menyediakan Gudang dan Direksi Keet untuk digunakan sebagai Tempat
penyimpanan dan perlindungan bahan bangunan serta Kantor Lapangan. Semua beban biaya menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa/Kontraktor.

9.2. Jika diperlukan pemindahan bangunan/fasilitas lain yang telah ada, maka penyedia jasa/kontraktor
harus pada waktunya yang tepat menghubungi instansi/pihak yang menguasai bangunan/fasilitas tersebut
untuk minta ijin dan mendapatkan petunjuk pemindahannya;

9.3. Pembangkit Tenaga Semantara


Sementara Pembangkit tenaga sementara atau penerangan buatan yang dipergunakan untuk pekerjaan
harus disediakan oleh Penyedia Jasa/Kontraktor, termasuk pemasangan sementara kabel-kabel,
meteran, dan sebagainya. Setelah pekerjaan selesai Penyedia Jasa/Kontraktor wajib menyingkirkan
semua barang tersebut dari lokasi pekerjaan, dan semua beban biaya menjadi tanggung jawab Penyedia
Jasa/Kontraktor.

9.4. Air Kerja


Air untuk keperlukan pekerjaan harus diadakan apabila mungkin didapat dari sumber yang sudah ada di
setiap lokasi proyek.

9.5. Jalan Masuk


Tempat pekerjaan dan jalan sementara/jalan masuk ketempat pekerjaan dan jalan sementara lalu lintas
orang maupun kendaraan harus diadakan oleh penyedia Jasa/Kontraktor bilamana diperlukan atau
disesuaikan dengan kebutuhan dan kepentingan lokasi proyek tersebut. Selama pekerjaan Penyedia
Jasa/Kontraktor harus memelihara seluruh jalan-jalan sementara dan sebagainya yang diperlukan untuk
Spesifikasi Teknis 11
Pembangunan IPLT Kabupaten Asahan Tahun 2016

memasuki bagian pekerjaan dan menyingkirkan/membersihkan kembali pada waktu penyelesaian


pekerjaan dan atau memperbaiki segala kerusakan yang diakibatkan oleh kegiatan pekerjaan tersebut.

9.6. Pihak Yang Tidak Berkepentingan


Penyedia Jasa/Kontraktor harus melarang siapapun yang tidak berkepentingan memasuki tempat awal
pekerjaan dan dengan tegas memberikan perintah demikian kepada staf pelaksana yang bertugas dan
para penjaga.

9.7. Perlindungan Terhadap Milik Umum


Penyedia Jasa/Kontraktor harus menjaga agar jalan umum, dan hak memakai jalan, bersih dari alat-alat
mesin, bahan-bahan bangunan dan sebagainya serta memelihara kelancaran lalu-lintas, baik bagi
kendaraan umum maupun pejalan kaki, selama kontrak berlangsung, diharapkan Penyedia
Jasa/Kontraktor bila diperlukan berkoordinasi dengan instansi terkait seperti kepolisian, Dinas
Perhubungan, Bina marga dan instansi terkait lainnya.

Segala biaya yang timbul akibat kegiatan tersebut di atas sudah harus diperhitungkan di dalam
penawaran oleh Penyedia jasa/Kontraktor.
Penyedia Jasa/Kontraktor harus bertanggung jawab atas gangguan dan pemindahan yang terjadi atas
utilitas (perlengkapan umum) seperti saluran air, telepon, listrik dan sebagainya yang disebabkan oleh
kegiatan Pembangunan IPLT oleh Penyedia Jasa/Kontraktor.

9.8. Perlindungan terhadap bangunan Yang Ada


Selama masa pelaksanaan pekerjaan, Penyedia Jasa/Kontraktor bertanggung-jawab penuh atas segala
kerusakan, utilitas, jalan, saluran pembuangan, jaringan telepon, jaringan air minum, jaringan listrik,
jaringan air limbah atau utilitas lainnya di lokasi pekerjaan. Hingga dapat diterima oleh pengguna jasa.

9.9. Penjagaan
Penyedia Jasa/Kontraktor bertanggung jawab atas penjagaan, penerangan dan perlindungan terhadap
pekerjaan yang dianggap penting selama pelaksanaan kontrak, siang malam. Pengguna jasa tidak
bertanggung jawab terhadap Penyedia Jasa/kontraktor, dan sub Penyedia Jasa/Kontraktor, atas
kehilangan dan kerusakan bahan- bahan bangunan atau peralatan atau pekerjaan yang sedang dalam
pelaksanaan.

9.10. Perlindungan pekerjaan


Penyedia Jasa/Kontraktor bertanggung jawab atas keamanan seluruh pekerjaan termasuk bahan-bahan
bangunan dan perlengkapan instalasi di tempat pekerjaan, hingga kontrak selesai dan di terima oleh
penanggung jasa.
Spesifikasi Teknis 12
Pembangunan IPLT Kabupaten Asahan Tahun 2016

9.11. Gangguan Pada tetangga


Segala pekerjaan yang menurut pengguna jasa mungkin akan menyebabkan gangguan pada penduduk
yang berdekatan, hendaknya dilaksanakan sesuai pengarahan Konsultan Supervisi/Direksi/Pengguna
jasa, dan semua resiko akibat gangguan ini menjadi beban Penyedia Jasa/Kontraktor.

9.12. Pelaksanaan Pekerjaan di Luar Jam kerja Normal


Penyedia Jasa/Kontraktor akan mendapat izin tertulis dari Direksi/Supervisi/Kepala wilayah setempat
untuk melaksanakan pekerjaan yang tertera dalam Kontrak ini di luar jam-jam kerja biasa (malam hari).
Spesifikasi Teknis 13
Pembangunan IPLT Kabupaten Asahan Tahun 2016

BAB 2

PEKERJAAN KONTRUKSI

PASAL 1
Penentuan Tinggi Peil (Level) dan Ukuran

1.1. Sebagai patokan tinggi peil (Level) bangunan adalah peil diambil sesuai gambar lokasi pekerjaan
setempat dan Penyedia Jasa/Kontraktor harus mengukur ulang sesuai petunjuk konsultan supervisi/direksi
pekerjaan.

1.2. Bilamana terdapat perbedaan ukuran-ukuran harus segera melaporkan kepada Direksi/Supervisi sebelum
dan selama pelaksanaan pekerjaan, menjadi tangguang jawab Penyedia Jasa/Kontraktor

1.3. Penyedia jasa/Kontraktor diharuskan menggunakan alat-alat (instrument) yang perlu untuk mendapatkan
ukuran, sudut-sudut dan ukuran tegak secara tepat dan dapat dipertanggung jawabkan untuk itu dihindari
cara-cara pengukuran dengan perasaan, pengelihatan dan secara kira-kira.

PASAL 2
Pekerjaan Bongkaran

2.1. Bongkaran Beton Bertulang


Membongkar kontruksi bangunan eksisting dilakukan sesuai dengan arahan Direksi/Supervisi dilakukan
dengan hati-hati dan dilakukan secara manual. Bongkaran segera dikeluarkan dari lokasi proyek dan tidak
boleh digunakan lagi kecuali dengan persetujuan pengawas.

2.2. Bongkaran Pasangan Batu


Membongkar konstruksi pasangan batu dilakukan dengan hati-hati menyesuaikan elevasi rencana pada
gambar.Bongkaran segera dikeluarkan dari lokasi proyek dan tidak boleh digunakan lagi kecuali dengan
persetujuan konsultan supervisi/ pengawas / direksi pekerjaan.

PASAL 3
Pekerjaan Tanah (Galian Tanah dan Urugan Tanah)

3.1. Galian Tanah


Galian Tanah harus dilakukan sesuai dengan Gambar dan spesifikasi teknis atau sesuai petunjuk konsultan
supervisi/pengawas/direksi pekerjaan.
Spesifikasi Teknis 14
Pembangunan IPLT Kabupaten Asahan Tahun 2016

3.2. Urugan Tanah


Bahan urugan harus bersih dari unsur-unsur perusak dan harus di setujui konsultan
Supervisi/Direksi/Pengawas. Bilamana perlu dapat dilakukan penyelidikan laboratorium mekanika tanah
yang disetujui oleh Konsultan Supervisi/Direksi/Pengawas dimana segala penyelidikan tersebut menjadi
tanggung jawab Penyedia Jasa/Kontraktor.

3.3. Pemadatan
Bahan urugan harus dipadatkan lapis demi lapis (tiap 20 cm), pemadatan dilakukan dengan stamper atau
alat pemadat lain yang disetujui oleh Konsultan Supervisi/Direksi/Pengawas.

PASAL 4
Pekerjaan Urugan Pasir

4.1. Urugan Pasir


Urug pasir setebal 10 cm dipadatkan pada dasar galian sebelum dilakukan pembuatan lantai kerja.

4.2. Setiap tanah gembur harus dibuang dan diisi dengan pasir. Pasir yang digunakan untuk pengurugan harus
berkualitas dengan kadar Lumpur tidak lebih dari 10 %.

PASAL 5
Pekerjaan Pasangan Batu Bata

5.1. Pemasangan batu bata sesuai dengan ukuran, bentuk, kemiringan dan kedudukan seperti yang tercantum
pada gambar rencana. Pemasangan batu bata harus tegak dan rata, pada setiap lajur naik, bata harus
putus sambungan dengan lajur di bawahnya. Campuran spesi yang digunakan harus sesuai gambar
rencana.

5.2. Material batu bata yang digunakan harus baru, keras, terbuat dari tanah liat pilihan serta memenuhi
persyaratan PUBI 1970. Sebelum dipasang batu bata harus direndam dalam air sampai gelembung
udaranya habis.

PASAL 6
Pekerjaan Pasangan Batu Kali

Bahan batu kali harus memenuhi syarat-syarat:


a. Bahan batu adalah sejenis batu kali hitam yang keras, liat, berat dan mempunyai muka lebih dari 3 sisi
b. Tidak ringan dan porous
Spesifikasi Teknis 15
Pembangunan IPLT Kabupaten Asahan Tahun 2016

c. Bahan asal adalah batu besar yang kemudian dipecah menjadi ukuran normal menurut tata cara pekerjaan
yang bersangkutan
d. Memenuhi Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI-3-1970)

PASAL 7
Pekerjaan Konstruksi Beton

7.1. Bahan Konstruksi Beton


a. Semen
1. Peraturan Semen Portland Indonesia (NI.-72).
2. Peraturan Beton Bertulang Indonesia SNI 03 - 2847 - 2002.
Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama (tidak diperkenankan
menggunakan bermacam-macam jenis/merk semen untuk suatu kontruksi/struktur yang sama),
dalam kedaan baru dan asli, dikirim dalam kantong-kantong semen yang masih disegel dan
tidak pecah. Semua semen disimpan di dalam gudang yang tertutup dan terlindung dari
kerusakan-kerusakan.
b. Aggregat (Aggregate) Kerikil pecah/split
Semua pemakaian batu pecah dan pasir beton harus memenuhi syarat-syarat :
1. Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI. 3-1956)
2. Tata cara perencanaan struktur beton (SNI 03 - 2847 - 2002).
3. Tidak mudah hancur (tetap keras), tidak porous, dan mempunyai sudut yang tajam.
4. Bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan kotoran-kotoran).
Kerikil pecah/split yang mempunyai ukuran lebih besar dari 38 mm, untuk penggunaannya
harus mendapat persetujuan Direksi/Pengawas lapangan. Gradasi dari aggregat tersebut secara
keseluruhan harus dapat menghasilkan mutu beton yang baik, padatan mempunyai daya
kerja yang baik dengan semen dan air, dalam proporsi campuran yang akan dipakai.
a. Air
Air yang digunakan pada campuran beton harus bersih dan bebas dari bahan-bahan
lainnya yang merugikan terhadap beton atau tulangan.Air bersih, tidak berwarna, tidak
mengandung bahan-bahan kimia (asam, alkali) dan tidak mengandung bahan minyak atau
lemak. Pemilihan proporsi campuran beton harus didasarkan pada campuran beton yang
menggunakan air dari sumber yang sama dan memenuhi syarat-syarat SNI.
Spesifikasi Teknis 16
Pembangunan IPLT Kabupaten Asahan Tahun 2016

b. Adukan Campuran
Penyedia Jasa/Kontraktor harus membuat mix design untuk mendapatkan mutu beton K-
175 (17,5 Mpa) pada semua mutu beton. Mix design harus mendapat persetujuan dari
Konsultan supervise/Direksi/Pengawas lapangan.
Selanjutnya Mix design tersebut dapat dipergunakan sebagai takaran untuk berbagai
campuran, untuk pasangan, plesteran dll. Penyedia Jasa/Kontraktor bertanggung jawab
penuh atas terlaksananya proporsi adukan dan campuran tersebut. Sebelum pengadukan
berlangsung, kekentalan adukan beton harus diawasi oleh Direksi/Pengawas lapangan
yang ahli dengan cara memeriksa slump yang dijadikan petunjuk apakah jumlah air
pencampuran yang dimasukkan kedalam drum pengaduk cukup tepat atau perlu dikoreksi
berkaitan dengan factor air semen yang diinginkan.
c. Bahan campuran Tambahan (Add mixture).
Pemakaian bahan-bahan campurant ambahan (add mixture) harus mendapat persetujuan
dari Direksi/Pengawas Lapangan.

7.2. Pekerjaan Beton


a. Besi Beton (Steel Reinforcement)
Semua besi beton yang dipergunakan harus memenuhi syarat-syarat. Bebas dari kotoran-kotoran,
lapisan lemak/minyak, karat dan tidak cacat (retak-retak mengelupas, luka dsb). Jenis baja mild-steel
dengan tegangan leleh minimum 2400 kg/cm2 ( U24 ).
Mempunyai penampang yang sama rata. Pemakaian besi beton dari jenis yang berlainan dari
ketentuan-ketentuan diatas, harus mendapat persetujuan dari Direksi/ Pengawas Lapangan. Besi
beton harus disuplay dari satu sumber (manufactury) dan tidak dibenarkan untuk mencampur
adukan bermacam-macam sumber besi batangan besi bila diperlukan harus diuji coba ke kuatannya
dibawah kesaksian Direksi/Pengawas lapangan.
b. Adukan (Adonan) Beton
Adukan (Adonan) beton harus memenuhi syarat-syarat SNI 03 - 2847 -2002. Penyedia
Jasa/Kontraktor harus membuat adukan (adonan) beton menurut komposisi adukan dan proporsi
antara split, semen dan air, dan bertanggung jawab penuh atas kekuatan beton yang dipersyaratkan.
Penggunaan air harus sedemikian rupa sehingga dapat menghasilkan beton yang dapat memberikan
daya lekat yang baik dengan besi beton.
c. Adukan Beton yang dibuat setempat (site mixing), dengan langkah sebagai berikut :
1. Semen diukur menurut beratnya perkantong.
2. Aggregat diukur menurut beratnya.
3. Pasir diukur menurut beratnya.
4. Adukan beton dibuat dengan menggunakan alat pengaduk mesin (bach mixer), type dan
kapasitasnya harus mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas lapangan.
Spesifikasi Teknis 17
Pembangunan IPLT Kabupaten Asahan Tahun 2016

5. Kecepatan mengaduk sesuai dengan rekomendasi dari pembuat mesin tersebut.


6. Jumlah adukan beton tidak boleh melebihi kapasitas mesin pengaduk.
7. Lama pengadukan tidak kurang dari 2 menit sesudah semua bahan berada dalam mesin
pengaduk.
8. Mesin pengaduk yang tidak dipakai lebih dari 30 menit harus dibersihkan dahulu.
d. Syarat-syarat Mutu Beton
Semua beton bertulang harus menggunakan beton dengan kuat desak minimal 17,5 MPA dan mutu
besi / baja tulangan U24.
e. Pengecoran Beton
Adukan beton harus secepatnya dibawa ke tempat pengecoran dengan menggunakan cara (metode
yang sepraktis mungkin), sehingga tidak memungkinkan adanya pengendapan aggregate dan
tercampurnya kotoran-kotoran atau bahan-bahan lain dari luar.
Penggunaan alat-alat pengangkut mesin haruslah mendapat persetujuan dari Direksi/Pengawas
lapangan, sebelum alat-alat tersebut didatangkan ke lokasi Proyek. Semua alat-alat pengangkut
yang akan dipergunakan sebelumnya harus dibersihkan terlebih dahulu dari segala kotoran-kotoran
(potongan-potongan kayu, batu tanah dll) dan dibasahi dengan air semen serta sudah disetujui oleh
Direksi/Pengawas lapangan.
Pengecoran dilakukan selapis demi selapis dan tidak dibenarkan menuangkan adukan dengan
menjatuhkan dari suatu ketinggian yang akan menyebabkan pengendaaggregat. Pengecoran
dilakukan secara terus menerus (kontinyu/tanpa berhenti).
Adukan yang tidak dicor (ditinggalkan) dalam waktu lebih dari 15 menit setelah keluar dari mesin
adukan yang tumpah selama pengangkutan tidak diperkenankan untuk dipakai sebagai bahan
pengecoran.
Pada pengecoran baru (sambungan antara beton lama dan beton baru), maka permukaan beton
lama terlebih dahulu harus dibersihkan dan dikasarkan dengan menyikat menggunakan sikat kawat
baja sampai aggregate kasar tampak, kemudian disiram dengan calbon dan selanjutnya seperti yang
telah dijalankan sebelumnya. Tempat dimana pengecoran akan dihentikan harus mendapat
persetujuan dari Direksi/Pengawas lapangan.
f. Pemadatan Beton
Beton dipadatkan dengan menggunakan suatu alat yang dinamakan vibrator atau penggetar adukan
selama pelaksanaan pengecoran dilangsungkan dan dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak
merusak acuan maupun posisi tulangan.
Penyedia Jasa/Kontraktor harus menyediakan vibrator untuk menjamin efisiensi tanpa daya
penundaaan pelaksanaan pengecoran. Pemadatan beton secara berlebih sehingga menyebabkan
pengendapan aggregate, kebocoran-kebocoran melalui acuan dan Iain-Iain harus dihindarkan.
g. Pembengkokan dan Penyetelan Besi Beton.
Pembengkokan besi beton harus dilakukan secara hati-hati dan teliti, serta tepat pada ukuran posisi
Spesifikasi Teknis 18
Pembangunan IPLT Kabupaten Asahan Tahun 2016

dan tidak lokasi pembengkokan sesuai dengan Gambar Kerja dan tidak menyimpang dari SNI 03 -
2847 - 2002.
Pembengkokan tersebut dilakukan oleh tenaga yang ahli, untuk itu dengan menggunakan alat-alat
sedemikian rupa sehingga tidak menimbulkan keretakan, cacat-cacat, patahan, dan lain sebagainya.
Penyedia Jasa/Kontraktor harus membuat rencana Kerja pemotongan dan pembengkokan baja
tulangan {bending schedule), yang sebelumnya harus diserahkan kepada Direksi/Pengawas lapangan
untuk mendapat persetujuannya. Pemasangan dan penyetelan berdasarkan peil-peil sesuai dengan
Gambar kerja.
h. Selimut Beton
Untuk beton pracetak (dibuat dengan mengikuti proses pengawasan pabrik), tebal minimum selimut
beton berikut harus disediakan untuk tulangan (SNI - 03 - 2847 - 2002):
i. Penyedia Jasa/Kontraktor harus melakukan test beton sesuai prosedur yang disyaratkan;
j. Bila pengecoran beton untuk bangunan permanen kontraktor harus melakukan "slump test" pada
waktu menuangkan beton, dan dilaksanakan sesuai prosedur standar, kecuali diperintahkan lain
slump harus lebih dari 50 mm dan tidak boleh lebih dari 100 mm;
k. Metode Pengambilan Benda Uji Beton Inti (SNI 03-2492-20)
Yang dimaksud dengan pengambilan benda uji beton adalah serangkaian pekerjaan yang terdiri atas
pengeboran beton inti, pengambilan, pemeriksaan beton inti, pengukuran, penandaan dan pengiriman
ke laboratorium.Benda uji beton inti adalah pengujian untuk mengetahui apakah pelaksanaan mutu
beton telah sesuai dengan perencanaan.Benda uji beton harus diambil dari beton keras, umur
minimal 14 hari, tidak cacat. Beton uji yang ada tulangnya, tidak digunakan untuk uji kuat tarik
belah, ukuran benda uji beton untuk uji kuat tekan panjang 200 mm (L) diameter (D) =100 mm,
diameter beton untuk uji ketebalan harus minimal 100 mm dengan ketelitian 1 mm.
l. Penyedia Jasa/Kontraktor harus membuat catatan-catatan untuk setiap pengujian yang memberikan
keterangan secukupnya, adapun bentuk catatan harus mendapatkan persetujuan direksi dibuat
rangkap 3 (tiga) dan menyerahkan kepada direksi tidak lebih dari 3 (tiga) hah setelah setiap
percobaan dilaksanakan
m. Cetakan Beton
1. Cetakan harus sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-bidang, batas-batas dan ukuran dari
beton yang diinginkan sebagaimana gambar-gambar atau seperti yang ditetapkan
direksi/pengawas lapangan;
2. Cetakan untuk mencetak beton dan membuat menurut model harus digunakan bilamana
perlu ;
3. Cetakan dapat dibuat dari logam, lembaran plywood, papan kayu yang di press atau dari
papan yang diketam halus, dalam keadaan baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan
permukaan yang sempurna seperti terinci disini;
Spesifikasi Teknis 19
Pembangunan IPLT Kabupaten Asahan Tahun 2016

4. Semua cetakan yang dibangun harus benar-benar kuat dan aman pada kedudukannya
sehingga dapat dicegah pengembangan dan gerakan lain pada waktu pengecoran beton;
5. Penyangga cetakan / perancah harus bersandar pada fondasi yang baik sehingga tidak ada
kemungkinan cetakan selama pelaksanaan;
6. Waktu dan cara pembukaan cetakan beton harus dikerjakan dengan hati-hati untuk menghindari
kerusakan pada permukaan beton, bila terjadi kerusakan atau ketidak sempurnaan pada
waktu proses pengecoran harus segera diperbaiki sampai disetujui direksi;
7. Umumnya diperlukan minimum 2 hari untuk membuka cetakan dinding-dinding yang tidak
bermuatan, 7 hari untuk dinding-dinding pemikul dan saluran dan 14 hari untuk dek-dek
jembatan dan atau telah disetujui direksi;

PASAL 8
Pekerjaan Plesteran

8.1. Plesteran dengan campuran 1pc : 4ps dilakukan sesuai dengan gambar kerja
8.2. Plesteran Siar campuran 1 : 2 dilakukan untuk pekerjaan pasangan batu gunung yang sesuai dengan
gambar kerja.
8.3. Sudut-sudut pada bak kontrol disponeng dengan campuran 1pc : 4 ps
8.4. Plesteran harus rata, rapih dan lurus

PASAL 9
Pekerjaan Rangka Atap Baja

9.1.Pekerjaan Kuda- Kuda Baja terdiri dari Baja Profil C (Lipped Chanel), dan material harus memenuhi
persyaratan spesifikasi
9.2.Gording yang digunakan juga terdiri dari Baja Profil C (Lipped Chanel), dan material harus memenuhi
persyaratan spesifikasi

PASAL 10
Pekerjaan Pipa GIP

10.1. Pipa GIP digunakan untuk rangka struktur sludge dan juga untuk instalasi pipa pembuangan di dalam
media sludge drying beds serta untuk instalasi overflow.
10.2. Ukuran pipa baja yang digunakan harus sesuai dengan gambar kerja dan telah memenuhi mutu baja
seperti yang dipersyaratkan.
Spesifikasi Teknis 20
Pembangunan IPLT Kabupaten Asahan Tahun 2016

PASAL 11
Pekerjaan Rangka Plafond dan Plafond

11.1 . Material Utama plafond adalah Gypsum Board 9 MM dan Acrilyc 5 mm dengan ukuran panel standart
adalah 1220 mm x 2440 mm
11.2. Material Plafond adalah hasil produksi pabrik dengan kualitas terbaik dan harus mempunyai merk
dagang.
11.3. Pada setiap lembaran Gypsum Board/ Acrilyc Harus dicantumkan merkr dagang, ukuran lembar dan
ketebalan lembaran
11.4. Kontraktor Pelaksana harus mengajukan contoh material untuk disetujui oleh konsultan pengawas

PASAL 12
Syarat-syarat Bahan

12.1. Portland Cement (PC)


1. Semen harus memenuhi syarat-syarat mutu seperti tercantum dalam standar Indonesia (N.I.8) atau
memenuhi standar mutu dan cara uji semen Portland (SII 0013-81)
2. Kualitas semen harus baik, tidak lebih dari 3 (tiga) bulan dalam penimbunan di gudang
3. Semen yang digunakan adalah PC Holcim, Gresik atau PC lain atas persetujuan pengawas.

12.2. Pasir
1. Pasir pasang yang baik adalah pasir yang mengkristal dengan kadar Lumpur tidak lebih dari 5%
2. Butiran pasir keras dan tajam.
3. Syarat gradasi sesuai PBI 1971 atau standar Tata Cara Pembuatan Beton Normal (SK SNI T-15-
1990- 03).
4. Bahan tersebut dapat diterima oleh pengawas.

12.3. Agregat Kasar (batu pecah/split)


1. Kebersihan agregat sesuai dengan SI I - 0052 -80.
2. Bagian aus (Abrans Test).
3. Bagian yang lonjong dan pipih serta tekstur/permukaan.
4. Batu kali/hitam untuk pasangan harus keras, tidak porous, tidak bulat, tidak pipih, berukuran 15/20
cm dan sedikitnya mempunyai 3 bidang pecah.

12.4. Tanah Timbun


1. Tanah yang dipakai untuk penimbunan harus memiliki koefisien permeabilitas lebih besar dari 10-7.
2. Tanah yang digunakan mengandung minimal 20% partkel lanau dan lempung dan bebas dari
tanah organis, kotoran dan batuan berukuran lebih dari 50 mm dan mengandung kurang dari 10 %
parikel gravel.
3. Tanah yang digunakan mempunyai indeks plastis (PI) lebih dari 10 %, tapi kurang dari 30%.
Spesifikasi Teknis 21
Pembangunan IPLT Kabupaten Asahan Tahun 2016
4. Gumpalan - gumpalan tanah harus digemburkan dan bahan tersebut harus dalam kondisi lepas
agar mudah dipadatkan

12.5. Pipa Baja GIP (Galvanis Iron Pipe)


Pipa Baja yang digunakan pipa baja yang digalvanis kelas Medium demikian pula perlengkapannya seperti
tertera pada Gambar Kerja yang digunakan harus memenuhi persyaratan yang tercantum dalam SII 0161-
81 atau PUIB 1982 pasal 98 serta standard-standard lainnya yang disetujui oleh Direksi/Supervisi Proyek.

12.6. Baja Canal (Lip Channel) Technical Spesification:


1. Komposisi Kimia,
Carbon : 0,25 % max
Pospor : 0,05 % max
Belerang : 0,05 % max
4. Sifat Mekanik,
Yield Strength : 176,4 N/mm2 min
Tensile Strength : 333,2 N/mm2 min
Elongation : 21 % min
5. Toleransi :
Tebal < 2,3 mm : + 0.24 mm
< 3,2 mm : + 0.3 mm
Tinggi (H) < 125 mm : + 1.5 mm
Tinggi (H) < 250 mm : + 2.0 mm
Lebar (B) < 75 mm : + 2.0 mm
Lipp (C) < 25 mm : + 2.0 mm
Panjang 6 ~ 7 m : + 4.0 mm

12.7. Jika terjadi perselisihan mengenai kualitas bahan, Direksi berhak meminta kepada Penyedia Barang/Jasa
untuk memeriksa bahan-bahan yang dipergunakan ke laboratorium lain yang terakreditasi dan disetujui
oleh pengguna jasa dengan biaya dibebankan kepada Penyedia Barang/Jasa.

12.8. Bahan-bahan yang tidak memenuhi syarat dan dinyatakan tidak baik oleh Direksi, harus segera dikeluarkan
dari tempat pekerjaan dalam waktu 2 x 24 jam. Jika dalam waktu tersebut tidak dilaksanakan, Direksi
berhak mengeluarkan dari tempat pekerjaan atas biaya yang dibebankan kepada Penyedia Barang/Jasa.

12.9.Penyetoran bahan-bahan/penempatan bahan-bahan harus sedemikian rupa sehingga tidak mengganggu lalu lintas.
Spesifikasi Teknis 22
Pembangunan IPLT Kabupaten Asahan Tahun 2016

PASAL 13
Pengujian Sistem Pengolahan

13.1. Pengujian juga dilakukan untuk semua sistem hidrolis yang dilaksanakan

PASAL 14
Pekerjaan Akhir dan Lain-lain

14.1. Setelah pekerjaan selesai, berkas-berkas dan sisa-sisa bahan material, gundukan tanah dan kotoran lain
harus dibersihkan atau dikeluarkan dari lokasi pekerjaan.
14.2. Semua penggunaan fasilitas di lingkungan penduduk setempat supaya minta ijin pemilik
lingkungan/penduduk yang bersangkutan.
14.3. Semua kerusakan (lingkungan/fasilitas lain) yang ada yang diakibatkan oleh pelaksanaan pekerjaan, maka
Penyedia Barang/Jasa wajib memperbaikinya.

PASAL 15
Penetapan Harga Satuan Pekerjaan

Analisa harga satuan pekerjaan sesuai SNI atau standar lain yang masih berlaku dan diakui di NKRI maupun
Internasional.
PASAL 16
Harga Satuan Upah Pekerja

Guna menjamin upah para pekerja adalah wajar maka telah di tetapkan dengan Peraturan Keputusan Bupati
Asahan Nomor : 370 – BPKAD/ 2015 Tanggal 16 Desember 2015 Tentang Upah Minimum untuk Kabupaten
Asahan
PASAL 17
Perbedaan – Perbedaan

17.1. Apabila dalam gambar detail tertulis, serta pada spesifikasi teknis tidak atau belum tercantum maka
gambarlah yang mengikat. 17.2.
17.2. Apabila ukuran-ukuran belum tercantum pada gambar dan spesifikasi teknis ini, maka Penyedia
jasa/Kontraktor wajib dan harus segera melaporkan kepada direksi/pengawas lapangan untuk dapat
diadakan pemecahannya;
Spesifikasi Teknis 23
Pembangunan IPLT Kabupaten Asahan Tahun 2016
PASAL 18
Pengujian Pekerjaaan

Pekerjaan ini diselesaikan/dilaksanakan menurut uraian dan spesisifikasi teknis ini;


18.1. Gambar kerja yang dilampirkan pada spesifikasi teknis ini dan di peraturan lain yang disyaratkan oleh
Kepala Satuan Kerja atau instansi lain yang ditunjuk;
18.2 Petunjuk-petunjuk/perubahan yang terjadi sewaktu diadakan penjelasan dan penunjukan;
18.3. Petunjuk dari direksi sewaktu pekerjaan dilaksanakan;
18.4. Menurut peraturan pemerintahan pemerintah setempat yang berlaku;

PASAL 19
Peraturan Umum Pelaksanaan

19.1. Pekerjaan harus dilaksanakan menurut syarat-syarat dari penjelasan-penjelasan dalam peraturan ini.
Gambar-gambar yang termasuk di dalamnya, gambar-gambar detail serta penjelasan-penjelasannya yang
dibuat oleh perencanaan, serta gambaran-gambaran perubahan yang mungkin terjadi dan telah
mendapatkan pengesahan dari pihak pemberi tugas/pengguna jasa;
19.2. Penyedia Jasa/Kontraktor harus melaksanakan perkerjaan didasarkan peraturan daerah setempat yang
berlaku:
19.3. Pekerjaan ini diselesaikan dengan menggunakan tenaga setempat, dan apabila perlu dapat mendatangkan
dari tempat lain dengan pertimbangan-pertimbangan yang menyeluruh;
19.4. Penyedia Jasa/kontraktor harus memakai bahan yang sesuai dengan standar yang telah ditentukan.

PASAL 20
Peraturan Umum Pelaksanaan

Segala sesuatu yang belum tercantum didalam spesifikasi teknis ini akan disusulkan kemudian dalam Pemberian
Penjelesan Pekerjaan (Aanwijzing). Demikian spesifikasi teknis dibuat agar dapat diperhatikan, dan merupakan
satu kesatuan yang tak terpisahkan dari Dokumen Pelelangan.

Anda mungkin juga menyukai