Anda di halaman 1dari 17

Definisi Perilaku Abnormal dan Perspektif

Historis tentang Perilaku Abnormal

Materi 1 MK Psikopatologi

Tim Pengampu MK Psikopatologi


Fakultas Psikologi Undip
2023
DEFINISI

Gangguan Psikologis (Psychological disorder) – Pola


perilaku abnormal yang diasosiasikan dengan kondisi tingginya
tekanan emosional pada diri seseorang, atau diasosiasikan
dengan perilaku menyimpang atau kesulitan untuk berfungsi.

Psikologi Abnormal (Abnormal psychology) – Salah satu


cabang ilmu psikologi yang mempelajari perilaku abnormal
(deskripsi, penyebab) dan cara menolong orang-orang yang
memiliki gangguan psikologis.

Model Medis (Medical model) – Perspektif biologis dalam


memandang perilaku abnormal, yaitu sebagai gejala dari
pernyakit yang mendasarinya.
Definisi gangguan mental/ gangguan
psikologis – DSM 5
 A mental disorder is a syndrome characterized by clinically significant
disturbance in an individual’s cognition, emotional regulation or behavior
that reflects a dysfunction in the psychological, biological, or
developmental processes underlying mental functioning.
 Mental disorders are usually associated with significant distress or disability
in social, occupational, or other important activities.
 An expectable or culturally appropriate response to a common stress or loss,
such as death of a loved one, is not a mental disorder. Socially deviant
behavior (e.g., political, religious, or sexual) and conflicts that are primarily
between individuals and society are not mental disorders unless the deviance
or conflict results from a dysfunction in the individual, as described above.
 DSM-5, p. 20.
Prevalensi Gangguan Psikologis dalam Setahun Terakhir &
Periode Tertentu di Dalam Hidup Seseorang

Source: Kessler, Chiu, Demler, & Walters, 2005;


Kessler, Bergland, Demler, et al., 2005.
Laporan asosiasi dokter bedah umum tentang kesehatan
mental (Satcher, 2000; USDHHS, 1999):

 Interaksi kompleks fx otak & pengaruh lingkungan


 Penanganan efektif & kombinasi
 Program pencegahan yg efektif tergantung pd
pemahaman penyebab pasti & cara mengubah faktor2
yang memengaruhi (ex genetik)
 Masih banyak orang yg tidak mendapatkan bantuan
 Dipahami melalui sudut pandang yg lebih luas &
mempertimbangkan konteks sosial budaya
 Pelayanan dirancang & dilaksanakan
mempertimbangkan sudut padang & kebutuhan kaum
minoritas
Bagaimana kita mendefinisikan
perilaku abnormal?

Kriteria untuk menentukan abnormalitas:

1. Perilaku yg tidak biasa (Unusualness)


2. Penyimpangan sosial (Social deviance)
3. Persepsi atau interpretasi yg keliru thd realita (Faulty
perceptions or interpretations of reality)
4. Mengalami distres personal yg signifikan (Significant
personal distress)
5. Perilaku maladaptif atau self-defeating (Maladaptive or
self-defeating behavior)
6. Perilaku berbahaya (Dangerousness)
Dasar Budaya dari Perilaku Abnormal
Perilaku yang dianggap normal/ lazim pada satu budaya mungkin
dianggap abnormal pada budaya lain.

Standar yang digunakan untuk membuat penilaian perilaku abnormal


perlu mempertimbangkan norma budaya → perbedaan dalam konsep
sehat dan sakit

Budaya penduduk asli Amerika membedakan antara penyakit yang


diyakini muncul dari pengaruh di luar budaya, yang disebut "penyakit
orang kulit putih", seperti alkoholisme dan kecanduan narkoba, dari
penyakit yang muncul dari kurangnya harmoni dengan kehidupan dan
pemikiran suku tradisional, yaitu disebut “penyakit India” (Trimble,
1991).

Pola perilaku abnormal juga bisa memiliki bentuk berbeda menurut


budaya.
PERSPEKT IF HISTORIS TENTANG
PERILAKU ABNORMAL
Model Demonologi
Trephination - Praktik prasejarah yang
keras untuk membuat lubang di tengkorak
seseorang, mungkin dalam upaya untuk
melepaskan setan.

Gagasan tentang penyebab supernatural


dari perilaku abnormal, atau demonologi,
menonjol di masyarakat Barat sampai
Zaman Pencerahan.

Di Yunani kuno, orang yang berperilaku


tidak normal dikirim ke kuil yang
didedikasikan untuk Aesculapius, dewa
penyembuhan.

Yang tak tersembuhkan diusir dari kuil


dengan dilempari batu.
Asal Usul Model Medis: Dalam "Ill Humor"

Humors (keseimbangan cairan tubuh) - Menurut sistem


kepercayaan Hipokrates kuno, cairan tubuh yang vital
(lendir/phlegm, empedu hitam/black bile, darah/blood, empedu
kuning/yellow bile).

Ketidakseimbangan cairan tubuh, menurutnya, menyebabkan


perilaku abnormal.

– Orang yang lesu atau lamban diyakini memiliki lendir yang berlebihan,
kemudian menjadi asal kata plegmatis.
– Empedu hitam yang berlebihan diyakini menyebabkan depresi, atau
melankolia.
– Darah berlebih menciptakan watak sanguinis: ceria, percaya diri, dan
optimis.
– Empedu kuning yang berlebihan membuat orang menjadi muram dan
koleris — cepat marah.
Zaman Pertengahan
Kepercayaan pada penyebab
supernatural, mengarah pada keyakinan
bahwa perilaku abnormal adalah tanda
kerasukan roh jahat atau iblis.

Keyakinan ini merupakan bagian dari


ajaran Gereja Katolik Roma, lembaga
sentral di Eropa Barat setelah runtuhnya
Kekaisaran Romawi.

Perlakuan pilihan Gereja atas


kepemilikan adalah eksorsisme → doa,
mengayunkan tanda salib di hadapan
korban, memukul dan mencambuk,
melaparkan korban, penyiksaan.
Ilmu Sihir

Akhir abad ke-15 hingga akhir abad ke-


17 adalah masa penganiayaan besar-
besaran, terutama terhadap wanita,
yang dituduh melakukan sihir.

Pada 1484, Paus Innosensius VIII


memerintahkan agar para penyihir
dieksekusi.

Tes terapung di air - sebagai tanda


dirasuki iblis.

Sarjana modern percaya bahwa yang


disebut penyihir ini sebenarnya adalah
orang-orang dengan gangguan
psikologis yang dianiaya karena
perilaku abnormal mereka.
The Water-Float Test
Asylums – Rumah Sakit Jiwa
Pada akhir abad ke-15 dan awal abad
ke-16, asylums, atau rumah sakit jiwa,
mulai bermunculan di seluruh Eropa.

Asylums sering menjadi tempat


perlindungan bagi para pengemis serta
orang-orang yang mengalami gangguan
mental, dan kondisinya
memprihatinkan.

Di Rumah Sakit St. Mary's of Bethlehem


— dari mana kata bedlam berasal (kata
umum untuk menyebut RSJ) — publik
dapat membeli tiket untuk mengamati
kelakuan aneh para penghuninya, sama
seperti yang kami bayarkan untuk
menonton pertunjukan sirkus atau
binatang di kebun binatang.
Gerakan Reformasi dan Terapi Moral
Paris ~ Jean-Baptiste Pussin dan Philippe Pinel pada akhir abad ke-18 dan
awal abad ke-19 berpendapat bahwa orang yang berperilaku tidak normal
menderita penyakit dan harus diperlakukan secara manusiawi.
• Pinel (1745–1826) menjadi direktur medis untuk bangsal yang tidak dapat
disembuhkan di La Bicêtre pada tahun 1793 dan melanjutkan perawatan
manusiawi yang telah dimulai oleh Pussin.

Amerika Serikat ~ Dorothea Dix (1802–1887), seorang guru sekolah Boston,


melakukan perjalanan keliling negeri sambil menentang kondisi menyedihkan
di penjara dan rumah makan tempat orang-orang yang mengalami gangguan
mental ditempatkan. Sebagai hasil dari usahanya, 32 rumah sakit jiwa yang
ditujukan untuk merawat orang-orang dengan gangguan psikologis didirikan di
seluruh Amerika Serikat.
• Benjamin Rush salah satu tokoh psikiater Amerika yang berpengaruh -
mengarang buku teks di bidang psikiatri pertama dan mempelopori
penanganan manusiawi melalui terapi okupasional, musik, dan perjalanan.
RS nya (Philadelphia) pertama menerima pasien gangguan psikologis di
Amerika.

Inggris ~ William Tuke.


Suatu Langkah Mundur

Pada paruh kedua abad ke-19, kepercayaan bahwa perilaku


abnormal dapat berhasil diobati atau disembuhkan dengan terapi
moral menjadi tidak disukai. Terjadi periode apatisme terhadap
penyembuhan perilaku abnormal.

Kondisi memburuk. Perlakuan kasar mulai kembali


diberlakukan. Kondisi rumah sakit yang memprihatinkan tetap
menjadi hal yang biasa selama pertengahan abad ke-20.

Pada pertengahan 1950-an, populasi di rumah sakit jiwa telah


meningkat menjadi setengah juta pasien. Perawatan semena-
mena dan secara profesional sedikit dilakukan.
Gerakan Kesehatan Mental Komunitas:
Eksodus dari RS Negeri

• Kongres pada tahun 1963 mendirikan sistem pusat kesehatan mental


masyarakat berskala nasional (Community Mental Health Centers/CMHCs).
• CMHC diperintahkan memberikan dukungan dan perawatan berkelanjutan
kepada mantan penghuni rumah sakit yang dibebaskan dari rumah sakit
jiwa negara di bawah kebijakan deinstitusionalisasi.

• Eksodus dari RS jiwa dipicu penemuan satu obat kelompok antipsikotik:


Fenotiazin.
• Fenotiazin mengurangi kebutuhan untuk tinggal di rumah sakit (tanpa batas
waktu) dan memungkinkan banyak orang dengan skizofrenia dipulangkan
ke rumah singgah, rumah penampungan, dan kehidupan mandiri.

• Populasi rumah sakit jiwa di seluruh Amerika Serikat anjlok dari 559.000
pada tahun 1955 menjadi kurang dari 100.000 pada tahun 1990-an (Grob,
2001).
Referensi
• Nevid, J.S., Rathus, S.A., & Green, B. (2018). Abnormal psychology
in a changing world, 10th edition. USA: Pearson Education, Inc.

Anda mungkin juga menyukai