Anda di halaman 1dari 45

I ;, , •

{ ·

GUBERNURJAWATENGAH

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH

NOMOR 19 TAHON 2019

TENTANG

RENCANA UMUM KETENAGALISTRIKAN DAERAH

PROVINS! JAWA TENGAH TAHUN 2 0 1 8 - 2 0 3 7

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TENGAH,

Menimbang a. bahwa dalam rangka penyediaan tenaga listrik yang

andal, aman, merata, dan berkesinambungan bagi

seluruh mayarakat Jawa Tengah yang mendasarkan

pada Rencana_ _ Umum Ketenagalistrikan Nasional serta

sesuai sesuai ketentuan dalam pasal 7 ayat (1)

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8

Tahun 2 0 1 2 tentang Ketenagalistrikan di Provinsi Jawa

Tengah perlu disusun Rencana Um um

Ketenagalistrikan Daerah;

b. bahwa Rencana Umum Ketenagalistrikan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a, telah dikonsultasikan

dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi

Jawa Tengah dalam Rapat Kerja Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah Provinsi J awa Tengah bersama

Gubernur Jawa Tengah;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana

dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu

menetapkan Peraturan Gubernur tentang Rencana

Umum Ketenagalistrikan Daerah Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2 0 1 8 - 2 0 3 7 ;

Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1 9 5 0 tentang

Pembentukan Provinsi Jawa Tengah (Himpunan

Peraturan-Peraturan Negara Tahun 1 9 5 0 Halaman 86-

92);

2. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 2009 tentang

Ketenagalistrikan (Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2009 Nomor 133, Tambahan

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5 0 5 2 ) ;


3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik

I Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan


i

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)

sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir


I

dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2 0 1 5 tentang

Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23

Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5 6 7 9 ) ;

4. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012 tentang

Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (Lembaran

Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 28,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

Nomor 5281) sebagaimana diubah dengan Peraturan

Pemerintah Nomor 23 Tahun 2 0 1 4 tentang Perubahan

Atas Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2012

tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga Listrik

(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014

Nomor 75, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 5 5 3 0 ) ;

5. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8

Tahun 2012 tentang Ketenagalistrikan Di Provinsi

Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2012 Nomor 5 Seri D Nomor 2, Tambahan

Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 1 2 ) ;

6. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 12

Tahun 2018 tentang Rencana Umum Energi Daerah

Provinsi Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa

Tengah Tahun 2018 Nomor 12, Tambahan Lembaran

Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 1 0 4 ) ;

7. Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

Republik Indonesia Nomor 24 Tahun 2015 tentang

Pedoman Penyusunan Rencana Um urn

Ketenagalistrikan (Berita Negara Republik Indonesia

2 0 1 5 Nomor 1 1 5 1 ;

MEMUTUSKAN:

Menetapkan PERATURAN GUBERNUR TENTANG RENCANA UMUM

KETENAGALISTRIKAN DAERAH PROVINS! JAWA

TENGAH TAHUN 2 0 1 8 - 2 0 3 7 .
BAB I

KETENTUAN U M U M

Pasal 1

Dalam Peraturan Gubernur ini yang dimaksud dengan:

1. Daerah adalah Provinsi Jawa Tengah.

2. Pemerintah Daerah adalah Gubernur dan perangkat daerah sebagai

unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

3. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah adalah Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah Provinsi Jawa Tengah.

4. Gubernur adalah Gubernur Jawa Tengah.

5. Ketenagalistrikan adalah segala sesuatu yang menyangkut penyediaan

dan pemanfaatan tenaga listrik serta usaha penunjang tenaga listrik.

6. Tenaga listrik adalah suatu bentuk energi sekunder yang dibangkitkan,

ditransmisikan, dan didistribusikan untuk segala macam keperluan,

tetapi tidak meliputi listrik yang dipakai untuk komunikasi, elektronika,

atau isyarat.

7. U saha penyediaan tenaga listrik adalah pengadaan tenaga listrik

meliputi pembangkitan, transmisi, distribusi, dan/ a tau penjualan tenaga

listrik kepada konsumen.

8. Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional, yang selanjutnya disebut

RUKN adalah rencana pengembangan sistem penyediaan tenaga listrik

yang disusun oleh Pemerintah yang meliputi bidang pembangkitan,

transmisi, dan distribusi tenaga listrik yang diperlukan untuk m e m e n u h i

kebutuhan tenaga listrik di seluruh Indonesia.

9. Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah, yang selanjutnya disebut

RUKD adalah rencana pengembangan sistem penyediaan tenaga listrik

yang disusun oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah yang meliputi

bidang pembangkitan, transmisi, dan distribusi tenaga listrik yang

diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tenaga listrik di Jawa Tengah.

BAB II

RUANG LINGKUP

Pasal 2

(1) RUKD sebagai dokumen perencanaan pengembangan sistem penyediaan

tenaga listrik di Daerah memuat:

a. Pendahuluan;

b. Kebijakan Sektor Ketenagalistrikan Daerah;

c. Arah Pengembangan Penyediaan Tenaga Listrik Daerah;


c. Arah Pengembangan Penyediaan Tenaga Listrik Daerah;

d. Kondisi Penyediaan Tenaga Listrik Daerah Saat Ini;

e. Proyeksi Kebutuhan Tenaga Listrik Daerah;

f. Kebutuhan Investasi Penyediaan Tenaga Listrik Daerah.

(2) RUKD sebagaimana dimaksud pada ayat ( 1 ) tercantum dalam Lampiran

yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Gubernur ini.

BAB III

PELAKSANAAN RUKD

Pasal 3

RUKD wajib digunakan sebagai pedoman bagi usaha penyediaan tenaga

listrik dalam melaksanakan pengembangan dan pembangunan

ketenagalistrikan di Daerah.

Pasal 4

(1) R U K D mulai berlaku sejak tahun 2018 sampai dengan 2050 dan dapat

ditinjau kembali paling sedikit 3 (tiga) tahun sekali.

(2) Peninjauan kembali sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan

untuk mengantisipasi perkembangan dan dinamika yang a d a .

BAB IV

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN

Pasal 5

Pembinaan dan pengawasan pelaksanaan RUKD dilaksanakan oleh

Perangkat Daerah yang membidangi urusan energi dan sumber daya

mineral.

BABV

PEMBIAYAAN

Pasal 6

Pembiayaan dalam pelaksanaan RUKD bersumber pada:

a. Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah;

b. Sumber pembiayaan lain yang sah dan tidak mengikat.


BAB VI

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 7

Peraturan Gubernur ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan

Gubernur ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Provinsi Jawa

Tengah.

Ditetapkan di Semarang

pada tanggal 21 Mei 2 01 9

GUBERNUR JAWA T E N G A H ,

ttd

GANJAR P RA N O W O

Diundangkan di Semarang

padatanggal 21 Mei 2019

SEKRETARIS DAERAH PROVINS!

JAV,lA T E N G A H ,

ttd

SRI PURYONO KARTO SOEDARMO

BERITA DAERAH PROVINS! JAWA TENGAH TAHUN 2 0 1 9 NOMOR 19


LAMPI RAN

. PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH

NOMOR 19 TAHUN 2 01 9

TENTANG

RENCANA UMUM KETENAGALISTRIKAN DAERAH

PROVINS! JAWA TENGAH TAHUN 2 0 1 8 - 2 0 3 7

BABI

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Sektor ketenagalistrikan merupakan salah satu komponen utama dalam

meningkatkanpertumbuhan perekonomian guna mewujudkan kesejahteraan rakyat

dan mencerdaskan kehidupan bangsa menuju masyarakat adil dan makmur yang

merata materiil dan spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang - Undang Dasar

Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Mengingat arti penting di

sektorketenagalistrikan tersebut, maka dalam rangka penyelenggaraan penyediaan

tenaga listrik yang lebih merata, andal, dan berkelanjutan diperlukan suatu

perencanaan yang komprehensif, dengan tetap dalam koridor Nawa Cita dalam

pembangunan Nasional. Rencana Umum Ketenagalistrikan Daerah, yang selanjutnya

d i s e b u t dengan RUKD berisi antara lain tentang kebijakan ketenagalistrikan daerah,

arah pengembangan penyediaan tenaga listrik ke depan, kondisi kelistrikan saat ini,

proyeksi kebutuhan tenaga listrik untuk kurun waktu dua puluh tahun ke depan,

potensi sumber energi primer daerah yang dapat dimanfaatkan sebagai pembangkit

tenaga listrik serta kebutuhan investasinya.

RUKD ditetapkan sebagai acuan dalam pembangunan dan pengembangan sektor

ketenagalistrikan di masa mendatang bagi Pemerintah Provinsi dan Pemerintah

Kota/Kabupaten, serta Pemegang Izin Usaha Penyediaan Tenaga Listrik, s e s u a i dengan

wilayah usahanya. Peranan RUKD akan semakin penting dengan adanya perubahan

lingkungan strategis b a i k dalam lingkup lokal, nasional, regional, dan global.Proyeksi

dalam RUKD hanya bersifat indikatif dan tidak berisikan daftar proyek infrastruktur

penyediaan tenaga listrik.

Dinamika masyarakat terutama perubahan ekonomi makro dapat mempengaruhi

perubahan tingkat kebutuhan tenaga listrik.Undang - Undang No. 30 Tahun 2009

tentang Ketenagalistrikan mengamanatkan tentang penyusunan RUKN dan RUKD.

Penyusunan RUKD d i s u s u n berdasarkan dokumen RUKN dan dikonsultasikan dengan

Dewan Perwakilan Daerah Provinsi (DPRD).Memperhatikan kondisi tersebut, maka

penyusunan RUKD dapat dimutakhirkan sesuai p e r u b a h a n . R U K D dapat ditinjau ulang


k e m b a l i dan dimutakhirkan paling sedikit 3 (tiga) tahun sekali untuk m e n g a n t i s i p a s i

perkembangan dan d i n a m i k a yang ada.

D i h a r a p k a n dengan adanya p e n y u s u n a n R U K D dapat t e r j a d i k e s e i m b a n g a n a n t a r a

supply dan d e m a n d di Jawa Tengah dalam jangka waktu y a n g p a n j a n g , s e h i n g g a t i d a k

terjadi krisis energi dan oversupply di Jawa Tengah.

2. Pokok - Pokok RUKN

Dalam Penyusunan RUKD Jawa Tengah, maka perlu mendasari terhadap

Dokumen RUKN. Adapun pokok - pokok yang terdapat di dalam Draft RUKN 2018 -

2 0 3 7 a d a l a h sebagai berikut:

a. Kebijakan penyediaan tenaga l i s t r i k o l e h P e m e r i n ta h D a e r a h d i l a k u k a n o l e h b a d a n

usaha m i l i k negara d a n b a d a n u s a h a m i l i k d a e r a h . Sadan u s a h a swasta, k o p e r a s i

dan swadaya masyarakat dapat berpartisipasi dalam usaha p e n y e d i a a n tenaga.

b. Pemerintah daerah menyediakan d a n a untuk k e l o m p o k m as y a r a k a t t i d a k m a m p u ,

p e m b a n g u n a n sarana penyediaan tenaga l i s t r i k di d a e r a h y a n g b e l u m b e r k e m b a n g ,

pembangunan tenaga listrik di daerah terpencil d a n p e r b a t a s a n , dan p e m b a n g u n a n

listrik p e r d e s a an . Pemerintah Daerah memberikan perhatian lebih untuk

kebutuhan tenaga listrik di p u l a u - p u l a u terluar m e l a l u i i m p l e m e n t a s i nyata.

c. Program listrik perdesaan diutamakan pada daerah - daerah dengan rasio

elektrifikasi rendah, diharapkan dengan adanya program listrik perdesaan dapat

meningkatkan r a s i o elektrifikasi daerah.

d. I n d o n e s i a ditargetkan d a p a t m e n c a p a i r a s i o elektrifikasi s e k i t a r 9 9 , 9 % p a d a t a h u n

2 0 1 9 dan mendekati 1 0 0 % pada tahun 2 0 2 0 .

e. Target RE 1 0 0 % dapat d i c a p a i dengan adanya p e n a m b a h a n i n f r a s t r u k t u r j a r i n g a n

listrik yang tersambung pada rumah tangga, baik dari PLN maupun non - PLN.

Meningkatkan jaringan listrik pedesaan, dengan m e m b e r i k a n bantuan bagi r u m a h

tangga yang tidak m a m p u . S e l a i n itu, dengan m e n a m b a h supply tenaga listrik, agar

pasokan sistem tenaga l i s t r i k dapat a n d a l .

3. Landasan Hukum

Landasan hukum pelaksanaan pekerjaan Penyusunan Rencana Umum

Ketenagalistrikan Daerah, yang selanjutnya disingkat dengan RUKD, adalah sebagai

berikut:

a. U n d a n g - u n d a n g N o m o r 3 0 Tahun 2 0 0 7 tentang Energi;

b. Undang-undang N o m o r 3 0 Tahun 2 0 0 9 tentang K e t e n a g a l i s t r i k a n ;

c. Undang-undang N o m o r 2 3 Tahun 2 0 1 4 tentang P e m e r i n t a h a n D a e r a h ;

d. Peraturan Pemerintah N o m o r 62 Tahun 2 0 1 2 tentang U s a h a J a s a P e n u n j a n g L i s t r i k ;

e. Peraturan Pemerintah N o m o r 2 3 Tahun 2 0 1 4 tentang Kegiatan U s a h a Penyediaan

Tenaga Listrik;

L
--- ---------
f. Peraturan Pemerintah N o m o r 79 Tahun 2 0 1 4 tentang K e b i j a k a n Energi N a s i o n a l

g. Peraturan Presiden N o m o r 2 2 Tahun 2 0 1 7 tentang Rencana U m u m Energi D a e r a h ;

h. Peraturan Menteri Energi Dan S u m b e r Daya M i n e r a l N o m o r 2 4 T a h u n 2 0 1 5 t e n t a n g

Pedoman Penyusunan Rencana Umum Ketenagalistrikan;

i. Peraturan Daerah Jawa Tengah N o m o r 3 tahun 2 0 0 8 tentang Rencana P e m b a n g u n a n

Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Jawa Tengah 2 0 0 5 - 2 0 2 5 ;

j. Peraturan D a e r a h Jawa Tengah N o m o r 6 T a h u n 2 0 1 0 t e n t a n g R e n c a n a Tata Ruang

Wilayah Provinsi (RTRWP) Jateng Tahun 2 0 0 9 - 2 0 2 9 ;

k. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2012 tentang

Ketenagalistrikan di Provinsi Jawa Tengah;

1. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 5 Tahun 2019 tentang Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa T e n g a h T a h u n 2 0 1 8 - 2 0 2 3 ;

m. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 22 Tahun 2018 Tentang Penyusunan

Rencana Kerja Pemerintah Daerah 2 0 1 9 ;

n. Peraturan Gubernur N o . 35 Tahun 2013 tentang Petunjuk Pelaksanaan Peraturan

Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 8 Tahun 2012 tentang Ketenagalistrikan Di

Provinsi Jawa Tengah;


BAB II

KEBIJAKAN SEKTOR KETENAGALISTRIKAN DAERAH

Pemerintah Daerah sesuai dengan kewenangannya dapat memberi kesempatan

kepada badan usaha milik daerah, badan usaha swasta, atau koperasi sebagai

penyelenggara usaha penyediaan tenaga listrik terintegrasi.Pembangunan infrastruktur

ketenagalistrikan harus menganut asas manfaat, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan,

optimalisasi ekonomi dalam pemanfaatan sumber daya energi, mengandalkan pada

kemampuan sendiri, kaidah usaha yang sehat, keamanan dan keselamatan, kelestarian

fungsi lingkungan, dan o t o n o m i d a e r a h .

Kewenangan Pemerintah Daerah di bidang k e t e n a g a l i s t r i k a n , s a l a h s a t u n y a a d a l a h

dengan menyusun kebijakan di bidang ketenagalistrikan, yang sesuai dengan wilayah

kewenangannya.Kebijakan ketenagalistrikan berupa kebijakan penyediaan tenaga listrik

serta keteknikan dan perlindungan lingkungan.Kebijakan ketenagalistrikan diharapkan

dapat mendorong perkembangan ketenagalistrikan nasional dan daerah yang sehat,

efisiensi berkeadilan dan berkelanjutan yang pada akhirnya dapat menyediakan tenaga

l i s t r i k yang andal, aman, berkualitas baik, untuk m e m e n u h i k e b u t u h a n masyarakat.

1. Kebijakan Penyediaan Tenaga Listrik

a. Perizinan

Izin U s a h a P e y e d i a a n Tenaga L i s t r i k ( I U P T L ) y a n g w i l a y a h u s a h a n y a b e r a d a

dalam Daerah Provinsi Jawa Tengah dan I z i n O p e r a s i ( 1 0 ) y a n g i n s t a l a s i n y a b e r a d a

dalam Daerah Provinsi Jawa Tengah m e n j a d i kewenagan G u b e r n u r J a w a T e n g a h .

Ketentuan mengenai pelayanan p e r i z i n a n dan p e l a y a n a n n o n - p e r i z i n a n u n t u k

p e n y e d i a a n tenaga l i s t r i k d i a t u r d a l a m P e r a t u r a n G u b e r n u r J a w a T e n g a h N o m o r 1 8

Tahun 2 0 1 6 Tentang Penyelenggaraan Pelayanan Bidang ESDM di Provinsi Jawa

Tengah.

Pelayanan perizinan penyediaan tenaga listrik dilaksanakan secara online

melalui OSS (Online Single Submision) dengan panduan dari Dinas Penanaman

Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) P r o v i n s i J a w a Tengah dan

rekomendasi teknis dari D i n a s E S D M P r o v i n s i Jawa T e n g a h .

Penyediaan tenaga listrik untuk kepentingan s e n d i r i d e n g a n k a p a s i t a s < 2 0 0

kVA, pelayanan Surat Keterangan Terdaftar (SKT) d a n L a p o r a n d i l a k s a n a k a n o l e h

Dinas E S D M Provinsi Jawa Tengah.

Penataan ruang untuk energi telah disediakan dengan mcmperhatikan

k o n d i s i infrastruktur p e n u n j a n g , p o t e n s i , d a n k o n d i s i l i n g k u n g a n .

Penyediaan energi listrik untuk pulau terluar, seperti Pulau Karimunjawa

menggunakan potensi sumber energi primer setempat dan atau menggunakan


pembangkit listrik dengan proses pembangunannya cepat, seperti: Pl.TC

(Pembangkit L i s t r i k Tenaga Gas) d a n PL TD ( P e m b a n g k i t L i s t r i k T e n a g a D i e s e l ) d a n

menggunakan sistem energi listrik skala kecil dan b e r s i f a t isolated grid.

b. Rekomendasi Wilayah Usaha

Rekomendasi pelepasan wilayah usaha ketenagalistrikan di Jawa Tengah

hanya akan diberikan a p a b i l a PT. PLN (Persero ), s e l a k u p e m e g a n g w i l a y a h usaha

nasional, tidak mampu menyediakan tenaga listrik pada wilayah tersebut sesuai

kebutuhan, b a i k dari kecukupan daya, kualitas daya, a t a u p u n k e a n d a l a n p a s o k a n .

Persyaratan mengenai permohonan rekomendasi wilayah u s a h a telah d i a t u r

dalam Peraturan Gubernur.

c. Harga Jual dan Tarif Listrik

Kebijakan p e n e t a p a n harga j u a l dan sewa j a r i n g a n t e n a g a l i s t r i k m e r u p a k a n

instrument pengaturan untuk menjaga keseimbangan {fairness] para pihak yang

bertransaksi.Pemerintah Daerah mempunyai kewenangan untuk memberikan

persetujuan atas harga jual tenaga Jistrik dan sewa jaringan tenaga Jistrik dari

pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik yang d i t e t a p k a n o l e h Pemerintah

Daerah. Harga jual dan sewa jaringan dapat juga dijadikan sebagai pendorong

minat investor dan menjaga iklim usaha yang baik.Pada prinsipnya harga jual

tenaga listrik dan sewa jaringan tenaga listrik ditetapkan berdasarkan prinsip

usaha yang sehat.

Kewenangan Pemerintah Provinsi d a l a m mengatur k e b i j a k a n h a r g a j u a l dan

sewa j a r i n g a n tenaga l i s t r i k antara l a i n a d a l a h p e n e t a p a n t a r i f t e n a g a l i s t r i k u n t u k

konsumen dan penerbitan izin pemanfaatan jaringan untuk telekomunikasi,

m u l t i m e d i a , dan informatika d a r i p e m e g a n g i z i n y a n g d i t e t a p k a n o l e h P e m e r i n t a h

Daerah Provinsi, dan persetujuan harga j u a l tenaga l i s t r i k d a n sewa j a r i n g a n tenaga

listrik, rencana usaha penyediaan tenaga listrik, p e n j u a l a n k e l e b i h a n tenaga l i s t r i k

dari pemegang izin yang ditetapkan o l e h Pemerintah Daerah P r o v i n s i .

d. Kebijakan Pemanfaatan Energi Primer

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan

Energi N a s i o n a l (KEN), pemanfaatan s u m b e r daya energi n a s i o n a l yang d i a r a h k a n

untuk ketenagalistrikan adalah sebagai berikut:

1) Sumber energi terbarukan dan jenis energi aliran dan terjunan air, energi

panas b u m i ( s k a l a k e c i l / m o d u l a r ) , energi g e r a k a n d a n p e r b e d a a n s u h u l a p i s a n

Jaut, energi angin, energi s i n a r m a t a h a r i , b i o m a s s a , d a n s a m p a h

2) S u m b e r energi baru terbentuk p a d a t d a n gas

3) Gas bumi, batubara


e. Penanganan Listrik Desa dan Misi Sosial

Pemerintah Pusat d a n P e m e r i n t a h Daerah b e r k e w a j i b a n u n t u k m e n y e d i a k a n

dana untuk sekelompok masyarakat yang tidak mampu, pembangunan sarana

penyediaan tenaga listrik yang belum b e r k e m b a n g , p e m b a n g u n a n t e n a g a l i s t r i k d i

daerah terpencil dan perbatasan serta pembangunan l i s t r i k p e r d e s a a n .

Untuk mencapai Rasio Elektrifikasi sebesar 100%, maka Pemerintah

melaksanakan program listrik perdesaan.Listrik perdesaan bertujuan untuk

m e m b e r i k a n b a n t u a n p e m b a n g u n a n s a r a n a dan p r a s a r a n a l i s t r i k b a g i m a s y a r a k a t

yang tidak mampu dan/atau bagi masyarakat yang b e l u m t e r j a n g k a u o l e h j a r i n g a n

distribusi listrik PLN, karena letaknya yang t e r p e l o s o k d a n terpencil.Diharapkan

dengan adanya pelaksanaan listrik p e r d e s a a n i n i , masyarakat yang tinggal d i d e s a

dan/atau d u s u n - d u s u n t e r p e n c i l d a p a t m e n i k m a t i energi listrik, sehingga dapat

meningkatkan kesejahteraannya.

Program listrik perdesaan dilaksanakan dengan sumber pendanaan yang

diperoleh dari APBN dan APBD, dan diutamakan pada daerah dengan rasio

elektrifikasi yang masih rendah.

Permasalahan yang d i h a d a p i Pemerintah dalam pelaksanaan program l i s t r i k

perdesaan antara lain kepadatan penduduk yang rendah sehingga permintaan

energi listrik rendah, dan perekonomian p erdesaan yang belum berkembang.

Kemampuan dan kemauan masyarakat di perdesaan untuk membayar langganan

PLN masih rendah.Pelaksanaan program listrik perdesaan dilaksanakan dengan

cara:

1) Pembangunan jaringan distribusi bagi masyarakat yang letaknya jauh dari

jaringan l i s t r i k e k s i s t i n g P L N .

2) Penyambungan Listrik M u r a h dengan m e n g g u n a k a n S R bagi m a s y a r a k a t y a n g

tidak mampu.

3) Pembangunan pembangkit dengan memanfaatkan potensi energi di daerah

tersebut untuk disalurkan ke masyarakat sekitar yang b e l u m b e r l i s t r i k .

Kebijakan misi s o s i a l yang dapat d i b e r i k a n oleh Pemerintah Provinsi untuk

penyediaan tenaga listrik berupa: penyediaan dana untuk kelompok masyarakat

tidak m a m p u , p e m b a n g u n a n sarana p e n y e d i a a n tenaga l i s t r i k b e l u m b e r k e m b a n g ,

daerah t erpencil dan perdesaan, serta s a m b u n g a n l i s t r i k m u r a h u n t u k m a s y a r a k a t

yang tidak mampu. Diharapkan dengan adanya misi sosial dapat membantu

terjadinya peningkatan RE di Provinsi Jawa Tengah.


2. Kebijakan Keteknikan dan Perlindungan Lingkungan

a. Keselamatan Ketenagalistrikan

Keselamatan Ketenagalistrikan (K2) adalah segala upaya atau langkah -

langkah pengamanan instalasi tenaga listrik dan pengamanan pemanfaat tenaga

listrik untuk mewujudkan kondisi andal bagi instalasi dan kondisi aman dari

bahaya bagi m a n u s i a , serta k o n d i s i akrab l i n g k u n g a n (ramah lingkungan), dalam

arti tidak m e r u s a k l i n g k u n g a n h i d u p d i s e k i t a r i n s t a l a s i t e n a g a l i s t r i k .

Ketentuan Keselamatan Ketenagalistrikan menurut Peraturan Daerah

Provinsi Jawa Tengah N o m o r 8 T a h u n 2 0 1 2 Tentang K e t e n a g a l i s t r i k a n d i P r o v i n s i

Jawa Tengah a d a l a h :

1) Setiap kegiatan usaha ketenagalistrikan wajib memenuhi ketentuan

keselamatan ketenagalistrikan.

2) Ketentuan keselamatan ketenagalistrikan bertujuan untuk mewujudkan

kondisi:

a) andal dan aman bagi i n s t a l a s i ;

b) aman bagi m a n u s i a dan m a k h l u k h i d u p l a i n n y a d a r i b a h a y a ; d a n

c) ramah lingkungan.

3) Ketentuan k e s e l a m a t a n ketenagalistrikan m e l i p u t i :

a) p e m e n u h a n s t a n d a r d i s a s i p e r a l a t a n dan p e m a n f a a t tenaga l i s t r i k ;

b) p e n g a m a n a n i n s t a l a s i tenaga l i s t r i k ; dan

c) p e n g a m a n a n pemanfaat tenaga l i s t r i k .

Penerapan kebijakan keselamatan ketenagalistrikan dilaksanakan melalui

hal - ha! sebagai b e r i k u t :

a. Pelayanan penerbitan Sertifikat Laik O p e r a s i ( S L O ) oleh D i n a s E S D M Provinsi Jawa

Tengah setelah d i l a k u k a n pengujian oleh lembaga inspeksi teknik (LIT) yang t e l a h

mendapatkan p e n u n j u k a n d a r i K e p a l a D i n a s E S D M P r o v . J a t e n g

b. Pelayanan penerbitan Sertifikat Laik Operasi (SLO) oleh lembaga inspeksi teknik

(LIT) terakreditasi yang telah mendapatkan penugasan dari Kepala Dinas ESDM

Prov. Jateng

c. Pemberian rekomendasi penerbitan Izin Usaha Jasa Penunjang Tenaga Listrik

dengan memperhatikan Sertifikat Sadan Usaha (SBU) dan Sertifikat Kompetensi

Tenaga Teknik K e t e n a g a l i s t r i k a n (SKTTK).

d. Dalam upaya pengawasan keselamatan ketenagalistrikan, Pemerintah mendorong

penerapan sistem manajemen keselamatan ketenagalistrikan serta melakukan

pengawasan keteknikan di lapangan m e l a l u i i n s p e k t u r k e t e n a g a l i s t r i k a n .


b. Perlindungan Lingkungan

Pembangunan di sektor Ketenagalistrikan dilaksanakan dalam rangka

mendukung pembangunan berkelanjutan dan berwawasan lingkungan. Maka

setiap kegiatan usaha penyediaan tenaga listrik wajib memenuhi Ketentuan

P e r u n d a n g - Undangan d i b i d a n g l i n g k u n g a n h i d u p , a n t a r a l a i n m e l a l u i p e m e n u h a n

baku mutu lingkungan hidup, AMDAL/UKL-UPL, izin lingkungan, dan Audit

Lingkungan H i d u p .

Kebijakan perlindungan lingkungan juga diarahkan kepada perlindungan

lingkungan s o s i a l , m e l a l u i kebijakan pemberian k o m p e n s a s i tanah, b a n g u n a n d a n

tanaman di bawah ruang b e ba s SUTT / S U T E T . Kebijakan ini diharapkan mampu

membuat masyarakat le bih mudah menerima terhadap pembangunan jaringan

transmisi tenaga listrik di wilayahnya. Kebijakan lingkungan hidup yang juga

diarahkan di sektor ketenagalistrikan a d a l a h m e n g u r a n g i e m i s i Gas Rumah Kaea

(GRK), yang d i a k i b a t k a n s e b a g a i l i m b a h p e m b a n g k i t l i s t r i k k o n v e n s i o n a l .

3. Kebijakan Demand Side Management

Agar sistem tenaga listrik memiliki keandalan, maka jumlah permintaan dan

penyediaan tenaga li str ik dijaga k e s e i m b a n g a n n y a , s a l a h s a t u n y a d e n g a n manajemcn

permintaan (Demand Side M a n a g e m e n t - D S M ) .

Salah satu permasalahan yang terdapat di Provinsi Jawa Tengah di masa

mendatang adalah banyaknya p e m b a n g k i t l i s t r i k k o n v e n s i o n a l b e r k a p a s i t a s b e s a r y a n g

akan dibangun di Jawa Tengah, dikarenakan pelaksanaan p ro g ra m 35.000 MW di

Indonesia. Jika pertumbuhan pembangkitan l i stri k di Jawa T e n g a h t i d a k d i i k u t i d e n g a n

pertumbuhan beban besar, seperti beban industri dan bisnis, maka dapat

mengakibatkan oversupply di Jawa Tengah. P e r t u m b u h a n s e k t o r i n d u s t r i d a n b i s n i s d i

Jawa Tengah perlu ditingkatkan agar terjadi keseimbangan a n t a r a demand d a n supply

di Jawa Tengah.

Sesuai Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah No. 10 Tahun 2017 ten t a n g

dengan Rencana Pembangunan Industri Provinsi Jawa Tengah (RPIP) 2017 - 2037,

terdapat 8 (delapan) regional industri u n g g u l a n P r o v i n s i Jawa T e n g a h y a n g m e l i p u t i :

a. Kedungsapur, yang t e r d i r i dari Kota S e m a r a n g , Kendal, Demak, Ungaran, Salatiga,

dan Purwodadi

b. Wanarakuti, yang terdiri dari Juwana, Jepara, Kudus, dan Pati

c. Subosukowonosraten, yang terdiri dari Surakarta, B o y o l a l i , S u k o h a r j o , K a r a n g a n y a r ,

Wonogiri, Sragen, dan Klaten

d. Bergasmalang, yang terdiri dari Brebes, Tega!, Slawi, dan P e m a l a n g

e. Petanglong, yang terdiri dari Kata P e k a l o n g a n , Batang, d a n K a b u p a t e n P e k a l o n g a n

f. B a r l i n g m a s c a k e b , yang te rdi ri dari Banjarnegara, Purbalingga, Banyumas, Cilacap,

dan Kebumen
g. Purwomanggung, yang terdiri dari Purworejo, Wonosobo, Temanggung, Kata

Magelang, dan Kabupaten Magelang

h. Banglor, yang terdiri dari Rembang dan B l o r a

Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah N o m o r 1 0 T a h u n 2 0 1 2 t e n t a n g R e n c a n a

Induk Pembangunan Kepariwisataan Provinsi Jawa Tengah 2012 - 2027, terdapat 6

(enam) wilayah Destinasi Pariwisata Provinsi ( O P P ) yang d i d o r o n g p e r k e m b a n g a n n y a

d i Jawa Tengah, m e l i p u t i :

a. O P P Nusakambangan - Baturraden

b. OPP Semarang- Karimunjawa

c. O P P Solo - Sangiran

d. OPP B o r o b u d u r - Dieng

e. O P P Tegal - Pekalongan

f. OPP Rembang - Blora

Program D S M b e r i s i tentang cara u n t u k m e n g e n d a l i k a n p e r t u m b u h a n p e r m i n t a a n

tenaga listrik atau mengendalikan jumlah b e b a n listrik. Hal i n i dapat d i l a k u k a n d e n g a n

caramendorong sektor industri untuk berkembang di Jawa T e n g a h , u n t u k m e n g h a d a p i

p e r m a s a l a h a n oversupply di Jawa Tengah d i m a s a m e n d a t a n g .

Untuk meningkatkan jumlah pelanggan dan konsumsi energi listrik di sektor

bisnis dan industri, Pemerintah Kabupaten/Kota turut mendorong pertumbuhan

kawasan industri dan pariwisata, sesuai dengan pembagian wilayah usaha sesuai

dengan Rencana Tata Ruang dan Wilayah di Provinsi Jawa Tengah, serta rencana

pembangunan industri dan pariwisata yang berlaku di Jawa Tengah. Selain itu,

Pemerintah diharapkan d a p a t menciptakan i k l i m investasi y a n g b a i k d a n s e h a t u n t u k

p e m b a n g u n a n sektor i n d u s t r i dan p a r i w i s a t a d i J a w a T e n g a h .

Program DSM juga dilaksanakan dengan melaksanakan penghematan

penggunaan tenaga l i s t ri k maupun dengan perbaikan faktor beban di semua sektor

(rumah tangga, industri, bisnis, maupun umum). Kewenangan Pemerintah Provinsi

Jawa Tengah dalam melaksanakan konservasi energi adalah dengan mencanangkan

kebijakan tentang penghematan energi l i s t r i k m e l a l u i k o n s e r v a s i e n e r g i l i s t r i k , b a i k d i

lingkungan p e m e r i n t a h a n , i n d u s t r i , b i s n i s , m a u p u n r u m a h t a n g g a d i J a w a T e n g a h .
BAB I I I

ARAU PENGEMBANGAN PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAERAH

1. Peningkatan Rasio Elektrifikasi

Pada tahun 2016 rasio elektrifikasi di Jawa Tengah sebesar 93,51%, dan pada

akhir tahun 2017 telah mencapai rasio elektrifikasi sebesar 96,30%. Jawa Tengah

ditargetkan dapat mencapai RE mendekati 1 0 0 % ( 9 9 , 9 5 % ) p a d a t a h u n 2 0 1 9 .

�-----------··-�------------------· -

Rasio Elektrifikasi

100.50

100.00

99.50

99.00

98.50

98.00

97.50

97.00

96.50

2018 2020 2022 2024 2 0 2 6 2 0 2 8 2030 2032 2034 2036

II Rasio E l e k t r i f i k a s i

Gambar 3 . 1 Target P e n i n g k a t a n R E ( % )

Untuk mencapai RE mendekati 100% (99,95%) pada tahun 2019 tersebut

diperlukan penyelesaian rumah tangga belum berlistrik. Penambahan rumah tangga

b e r l is t r i k d a p a t b e r u p a p e n y a m b u n g a n l i s t r i k d a r i P L N m a u p u n n o n P L N . P e n a m b a h a n

rumah tangga berlistrik dan target RE dapat tercapai, bila terdapat pendanaan

pembangunan infrastruktur penyediaan tenaga listrik dan k e n d a l a - k e n d a l a l a i n y a n g

terkait dengan penyediaan infrastruktur tenaga l i stri k dapat teratasi. Penambahan

infrastruktur dapat menggunakan dana yang berasal dari PLN, APBN, APBD, maupun

investor.

Hal l a i n yang p e r l u d i p e r h a t i k a n j u g a d a l a m p e n a m b a h a n infrastruktur jaringan

listrik terkait dengan RE adalah keandalan jaringan listrik, sehingga dengan

m e m p e r h at i k an keandalan sistem diharapkan tidak sering terjadi gangguan dan

pemadaman listrik.Arah peningkatan RE di Jawa Tengah dilaksanakan antara lain

dengan:

a. Menambah jaringan distribusi untuk dusun - dusun yang belum berlistrik, yang

letaknya j a u h dari jaringan distribusi eksisting PLN,


b. M e n a m b a h dan melaksanakan penyambungan l i s t r i k m u r a h b a g i r u m a h tangga y a n g

tidak m a m p u d a n b e l u m berlistrik,

c. Mengembangkan dan memanfaatkan p a t e n s i lokal s e b a g a i p e m b a n g k i t l i s t r i k offgrid

untuk menyuplai masyarakat yang belum berlistrik.

2. Pembangkit Tenaga Listrik

Pengembangan tenaga listrik di Provinsi Jawa Tengah menyesuaikan dengan

program p e n y e d i a a n pembangkit 3 5 . 0 0 0 MW y a n g d i c a n a n g k a n o l e h P e m e r i n t a h P u s a t .

Pembangkit - p e m b a n g k i t l i s t r i k yang d i r e n c a n a k a n akan dibangun di Jawa Tengah,

sebagian besar merupakan pembangkit listrik konvensional dengan kapasitas yang

relatif besar.

Pembangunan pembangkit konvensional harus memperhatikan keamanan dan

keselamatan lingkungan, serta turut serta d a l a m upaya p e n g u r a n g a n e m i s i G a s R u m a h

Kaea (GRK). Maka, p e m b a n g u n a n PLTU di Jawa Tengah h a r u s m e n g g u n a k a n t e k n a l a g i

batu bara bersih (Clean Coal Technology). S e l a i n itu p e m a n f a a t a n p o t e n s i EBT h a r u s

diutamakan.

Pengembangan pembangkit listrik disesuaikan dengan kebutuhan beban pada

sektor rumah tangga, i n d u s t r i , b i s n i s , dan u m u m . P e n g e m b a n g a n p e m b a n g k i t l i s t r i k d i

J awa Tengah, sebaiknya diimbangi dengan pertumbuhan beban agar t e rj a d :

kese i mbangan antara supply dan demand. Sektor y ang p e r l u d i d a r o n g d i J a w a T e n g a h

adalah sektor i n d u stri , untuk mengimbangi supply p e m b a n g k i t l i s t r i k yang d i b a n g u n d i

J a w a Ten g a h di masa mendatang.

Pengemb a ngan pembangkit tenaga listrik untuk Pulau K arimunjawa, sebagai

pulau terluar di Pro v insi Ja w a Tengah menggunakan pembangkit yang b erasal d a ri

P L T D Leg a n B a j a k, yang saat i n i kapasitasn y a l e b i h b e s a r d i b a n d i n g k a n d e n g a n j u m l a h

beban y ang ter p asan g . D i h arapkan di ta h un mendatang , t e r j a d i keseimbangan a ntara

supply d an demand, se h in g ga pembangkit P L T D L eg a n Ba j ak d a p a t beker j a l ebih efisien.

Pengembangan p e m b a n g k i t listrik j uga d i d a r o n g u n t u k m emanfaatkan EBT yang

b ersumber pada potensi lokal di masing - masing daerah d i Provinsi [awa T c n g a h .

E nergi te r barukan y an g d i d a r o n g u n t u k d i m a n f a a t k a n , a n t a r a l a i n b e r u p a p a n a s b u m i ,

potensi ter j unan air , angin , intensitas matahari , dan b i o rn a s s a ter u tama s a m p a h . L etak

pengembangan pemban g kit d i u s a h a k a n dekat d e n g a n s i s i b e b a n , agar l e b i h e f i s i e n .

3. Transmisi Tenaga Listrik

Tr a nsmisi tenaga li strik adala h p e n y a l u r a n tenaga l i s t r i k d a r i p e m b a n g k i t t enaga

l istrik ke sistem distribusi atau kansumen. U saha transmisi tenaga li strik d a p a t

dilak u kan oleh badan u saha baik seb a gai pemegang izin usaha penyediaan tenaga

listrik di bidang transmisi tena g a list r ik atau p e m e g a n g i z i n u saha penyediaan tena ga

l i s t r i k terintegrasi y ang m e m i l i k i transmisi tenag a listrik .


Pr i n si p dasar pengembangan sistem transmisi tenaga listrik diarahkan kepada

pertumbuhan sistem, peningkatan keandalan sistem dan mengurangi kendala pada

sistem penyaluran serta adanya p e m b a n g u n a n p e m b a n g k i t b a r u . Arah p e n g e m b a n g a n

sistem transmisi di masa mendatang menyesuaikan dengan kebutuhan untuk

mendukung dilaksanakannya program p e m b a n g u n a n p e n a m b a h a n p e m b a n g k i t 3 5 . 0 0 0

MW, agar sistem t r a n s m i s i d a p a t l e b i h a m a n , a n d a l , d a n a k r a b b a g i l i n g k u n g a n .

Untuk K e p u l a u a n Karimunjawa p e r l u upaya p e n g e m b a n g a n s i s t e m t r a n s m i s i d a n

interkoneksi antar pulau, agar semua pulau - pulau besar di Karimunjawa dapat

menikmati l i s t r i k s e l a m a 2 4 j a m .

Dalam pengembangan Gardu I n d u k ( G I ) , s i s t e m t e g a n g a n y a n g d i p i l i h d i a r a h k a n

pada pengembangan sistem transmisi tenaga listrik dan memperhatikan kebutuhan

listrik di wilayah tersebut, untuk m e n d u k u n g kawasan s t r a t e g i s nasional dan daerah.

Penambahan trafo diprioritaskan a p a b i l a p e m b e b a n a n trafo s u d a h m e n c a p a i 8 0 % d a r i

kapasitasnya. Sedangkan pembangunan GI baru dapat dipertimbangkan untuk

dilakukan a p a b i l a p a s o k a n p a d a suatu kawasan s u d a h t i d a k m a m p u d i p e n u h i dari Gl

yang ada disekitarnya yang diindikasi dengan pembebanan trafo GI sudah melebihi

80%. Khusus untuk peningkatan keandalan sistem kelistrikan, perhatian untuk

penyiapan back-up sistem perlu dipertimbangkan dalam perencanaan

ketenagalistrikan.

Untuk meningkatkan k e a n d a l a n dan k e a m a n a n s i s t e m t e n a g a l i s t r i k , p a d a s a l u r a n

transmisi harus memenuhi kriteria keandalan N - 1 , artinya s i s t e m tenaga l i s t r i k tetap

mampu bertahan menyuplai tenaga l i s t r i k w a l a u p u n t e r d a p a t s a l a h s a t u e l c m e n s i s t c rn

yang bermasalah.Jika pada s a l u r a n t r a n s m i s i tidak m e m e n u h i kriteria tersebut, maka

dapat dilaksanakan reconductoring dan uprating.

4. Distribusi Tenaga Listrik

Distribusi tenaga listrik adalah penyaluran tenaga listrik dari sistem transmisi

atau dari pembangkitan ke k o n s u m e n . U s a h a d i s t r i b u s i t e n a g a listrik dapat d i l a k u k a n

oleh badan usaha baik sebagai pemegang i z i n usaha p e n y e d i a a n tenaga l i s t r i k di b i d a n g

distribusi tenaga listrik atau pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik

terintegritasi yang m e m i l i k i d i s t r i b u s i tenaga listrik.Selain badan usaha m i l i k negara,

usaha transmisi juga dapat d i b e r i k a n kepada badan usaha m i l i k d a e r a h , b a d a n u s a h a

swasta yang b e r b a d a n h u k u m I n d o n e s i a , k o p e r a s i , d a n s w a d a y a m a s y a r a k a t .

Pengembangan sarana distribusi tenaga listrik diarahkan untuk dapat

mengantispasi pertumbuhan penjualan tenaga listrik, mempertahankan tingkat

keandalan yang diinginkan d a n e f i s i e n s i serta m e n i n g k a t k a n k u a l i t a s p e l a y a n a n . D i s i s i

l a i n , pengembangan j a r i n g a n d i s t r i b u s i k h u s u s n y a j a r i n g a n l i s t r i k p e r d e s a a n d i a r a h k a n

u n t u k m e m e n u h i rumah tangga yang b e l u m b e r l i s t r i k di p e r d e s a a n .


5. Penjualan Tenaga Listrik

Penjualan tenaga listrik diarahkan untuk melayani kebutuhan pelanggan listrik

mendapatkan tenaga listrik secara terus - m e n e r u s d e n g a n rn u t u d a n k e a n d a l a n y a n g

baik, harga yang wajar, pelayanan untuk perbaikan a p a b i l a a d a gangguan tenaga l i s t r i k

dan mendapatkan ganti rugi apabila terjadi pemadaman yang diakibatkan kesalahan

dan/atau kelalaian pengoperasian pemegang izin usaha penyediaan tenaga listrik

sesuai syarat yang diatur d a l a m perjanjian j u a l b e l i tenaga l i s t r i k .

Di samping itu penjualan tenaga listrik harus mampu menyelesaikan daftar

tunggu calon pelanggan listrik, meningkatkan rasio elektrifikasi, dan rasio desa

berlistrik, serta m e m e n u h i p e r m i n t a a n k e b u t u h a n t e n a g a l i s t r i k .

Untuk memudahkan konsumen dalam mendapatkan energi listrik, perlu

dikembangkan pelayanan satu pintu maupun sistem online untuk calon pelanggan

listrik baik rumah tangga, b i s n i s , industr i, d a n p u b l i k .

6. Listrik Perdesaan

Pengembangan listrik perdesaan diarahkan untuk membantu kelompok

masyarakat tidak mampu, menjaga kelangsungan upaya perluasan akses pelayanan

listrik pada wilayah yang be I urn terjangkau listrik, mendorong

pembangunan/pertumbuhan ekonomi, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.Agar

pengembangan listrik p erd esaan dapat berjalan dengan baik. maka ketersediaan

pendanaan untuk pelaksanaan program listrik perdesaan perlu tetap dialokasikan

secara berkesinambungan.

Dalam upaya penyediaan tenaga listrik untuk listrik perdesaan, potensi energi

setempat perlu diprioitaskan serta pemberdayaan kemampuan masyarakat perlu

didorong.

Peran serta Pemerintah dalam pembangunan jaringan listrik perdesaan dengan

memberikan bantuan terutama untuk masyarakat yang tidak mampu. Bantuan dapat

diberikan melalui pengembangan infrastruktur jaringan l i s t r i k JTR, p e l a k s a n a a n l i s t r i k

murah dengan penyambungan SR gratis bagi masyarakat tidak rn a m p u , serta

pengembangan jaringan listrik perdesaan dapat dilaksanakan melalui pembangunan

pembangkit - pembangkit of/grid di dekat beban dengan memanfaatkan s u rn b c r

potensi energi terbarukan yang ada di daerah tersebut. Potensi sumber energi

terbarukan yang paling banyak dikembangkan berupa potensi terjunan air dan

intensitas matahari.

t
BAB IV

KONDISI PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DAERAH SAAT I N I

1. Kondisi Sistem Kelistrikan Setempat

Sebagian b e s a r beban di Jawa Tengah d i s u p l a i oleh s i s t e m interkoneksi J A M A L !

(Jawa - Madura - Bali), yang terhubung d a l a m s a l u r a n t r a n s m i s i 1 5 0 kV d a n 5 0 0 kV,

kecuali wilayah di K e p u l a u a n K a r i m u n j a w a .

Wilayah Kepulauan Karimunjawa merupakan wilayah di Provinsi Jawa Tengah

yang tidak terhubung dengan sistem JAMAL!, karena merupakan pulau terluar di

Provinsi Jawa T e n g a h . P a s o k a n energi di K a r i m u n j a w a d i s u p l a i o l e h P L T D Legon B a j a k

dengan kapasitas sebesar 2x2,2 MW s e h i n g g a mulai tahun 2016 penduduk di Pulau

K a r i m u n dan Pulau Kemujan sudah dapat m e n i k m a t i l i s t r i k 2 4 j a m .

Pembangkit di Jawa Tengah yang t e r h u b u n g d e n g a n s i s t e m i n t e r k o n e k s i J A M A L I

500 kV dan 150 kV terdiri dari p e m b a n g k i t termis dan beberapa pembangkit hidro.

Total kapasitas pembangkit terpasang di Jawa Tengah sebesar 7.299,97 MW (daya

mampu bersih s e b e s a r 6 . 2 7 5 , 8 4 MW), yang terdiri dari p e m b a n g k i t yang t e r s a m b u n g

dalam jaringan transmisi sebesar 7.251,56 MW (daya mampu bersih 6.229,02 MW),

dan pembangkit yang t e r s a m b u n g d a l a m j a r i n g a n d i s t r i b u s i sebesar 48,41 MW (daya

mampu bersih 4 6 , 8 2 MW).

Sistem K e t e n a g a l i s t r i k a n Jawa Tengah terbagi m e n j a d i 4 ( e m p a t ) S u b S i s t e m :

a. Gardu I n d u k Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) Ungaran d a n PLTGU/PLTU Tambak

Lorok m e m a s o k wilayah Kota Semarang, Kota Salatiga, K a b . S e m a r a n g , K a b . D e rn a k ,

Kab. Grobogan, Kab. Jepara, Kab. K u d u s , Kab. Pati, Kab. B l o r a , Kab. Rembang, K a b .

Kendal, Kab. Batang, Kota Pekalongan, Kab. Pekalongan, K a b . P e m a l a n g , Kota T e g a l ,

Kab. Tegal, dan Kab. B r e b e s .

b. GITET Pedan dan GITET Kasugihan memasok wilayah Kota Surakarta, Kab.

Sukoharjo, Kab. Wonogiri, Kab. Karanganyar, Kab. Klaten, Kab. Sragen, Kab.

Boyolali, Kab. Temanggung, Kab. Wonosobo, Kab. Magelang, dan Kota Magclang

(termasuk m e m a s o k D I Y ) .

c. PLTU Cilacap memasok wilayah Kab. Cilacap, Kab. Banyumas, Kab. Purbalingga,

Kab. Banjarnegara, Kab. Purworejo, dan Kab. K e b u m e n .

d. PLTD Legon Bajak 2 x 2,2 MW memasok wilayah Pulau Karimun dan Pulau

Kemujan.

Dari sisi ketercukupan tenaga listrik, dengan membandingkan besarnya beban

p u n c a k dengan k a p a s i t a s p e m b a n g k i t yang t e r p a s a n g d i J a w a T c n g a h p a d a t a h u n 2 0 1 7 ,

maka kondisi sistem tenaga listrik di Jawa Tengah pada tahun 2017 mengalami

oversupply.
2. Perkembangan Konsumsi Tenaga Listrik Menurut Sektor Pemakai

Sektor konsumsi energi Jistrik di Jawa Tengah dibagi menjadi 4 sektor, yaitu

rumah tangga, bisnis/komersial, industri, dan publik (sosial, pemerintah, dan

PJU).Konsumsi energi listrik di Jawa Tengah dari tahun ke tahun mengalami

peningkatan, ha! ini dapat pada tabel p e r k e m b a n g a n k o n s u m s i e n e r g i l i s t r i k p e r s e k t o r ,

di Jawa Tengah dari tahun 2 0 0 7 - 2 0 1 6 .

Tabel 4.1 Perkembangan Konsumsi Energi Listrik per Sektor

Tahun 2 0 0 7 - 2 0 1 7 (dalam GWh)

Tahun Rumah Tanzza Bisnis lndustri Publik Total

2007 5.763 1.165 4.256 876 1 2 058

2008 5.984 1.343 4.466 896 12.689


-

2009 6.461 1.509 4.527 935 13.432

2010 6.873 1.632 4.891 1.024 14.419

2011 7.322 1.715 5.236 1.057 15.330

2012 7.912 1.834 5.738 1.1 2 9 16.614

2013 8.532 2.007 6.476 1.200 18.215

2014 9.311 2.154 6.898 1.278 19.642

2015 9.817 2.339 6.901 1.360 20.418

2016 10.378 2.585 7.228 1.493 21.683

2017 10.428 2.624 7.717 1.572 22.341

B a u r a n k o n s u m s i energi J i s t r i k di Jawa Tengah pada k u r u n waktu 2007 - 2017

adalah debagai b e r i k u t :

• sektor r u m a h tangga s e b e s a r 4 8 % ;

• sektor industri sebesar 3 4 % ;

• sektor b i s n i s s e b e s a r 1 1 %; dan

• sektor p u b l i k s e b e s a r 7 % .

Publik
I

7%
i

- ------� - - ____;

Dalam kurun waktu tahun 2007 - 2017pertumbuhan rata-rata untuk sektor

rumah tangga di Jawa Tengah s e b e s a r 6 , 1 4 % p e r t a h u n , s e d a n g k a n u n t u k s e k t o r b i s n i s

s e b e s a r 8 , 5 2 % per tahun, sektor i n d u s t r i s e b e s a r 6 , 1 9 % p e r t a h u n , d a n s e k t o r p u b l i k

sebesar 6,06% per tahun. Tetapi khusus pada kondisi tahun 2017 pertumbuhan
konsumsi sektor industri menduduki peringkat pertama yaitu s e b e s a r 6 , 7 6 % , d i s u s u l

sektor publik 5 , 3 5 % , k e m u d i a n sektor b i s n i s 1 , 5 1 %, d a n t e r a k h i r r u m ah t a n g g a 0 , 4 9 % .

K o n s u m s i E n e r g i L i s t r i k Per S e k t o r

1 2 , 0 00

-------,-'-
_ ... ---
10,000

,,,,'
8,000 .,. , ...
.,. , . . . . - - - - R u m a n T a n gg a
. . . . . . .
.J: .,. , ... -
6,000 r-_-..-�--
� --Bisnis

1 • • • • • • • • •

�- ... ::.:_:_·_· . . ��-- - - • -Publik


4,000

----
••• · · •· I n c l ustri

2,000 I

!
I -;;- . _ . _. . - · - · - • - · - ·

0
� 00 m O M N M � � � �
0 0 0 rl rl rl rl M rl M rl

0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
N N N N N N N N N N N

.......... ----···-···-..l

Gambar 4.1 Grafik Perkembangan Konsumsi Energi

Tahun 2 0 0 7 - 2 0 1 7

Agar terjadi k e s e i m b a n g a n antara demand dan supply d i Provinsi Jawa Tengah,

Pemerintah perlu m e n d o r o n g sektor b i s n i s d a n sektor i n d u s t r i untuk berkembang d i

Jawa Tengah. Meningkatnya kedua sektor ini juga akan berpengaruh terhadap

peningkatan Pendapatan Daerah Provinsi Jawa Tengah.

3. Perkembangan Kapasitas Pembangkit Tenaga Listrik

Sebagian besar kebutuhan beban di Jawa Tengah disupplay oleh pembangkit

listrik yang terinterkoneksi di sistem JAMALI, sedangkan P u l a u Karimunjawa sebagai

p u l a u terluar di Jawa Tengah d i s u p p l a y o l e h p e m b a n g k i t of/grid d e n g a n m e n g g u n a k a n

PLTD dan PLTS. Masyarakat di Pulau Karimunjawa sudah mulai dapat menikmati

energi listrik selama 24 mulai tahun 2016 sejak d i o p e r a s i k a n n y a PL TD Legan Bajak

2x2,2 MW. Berikut pembangkit listrik yang terpasang di Provinsi Jawa Tengah yang

terinterkoneksi jaringan t r a n s m i s i JAMALI dan j a r i n g a n d i s t r i b u s i .

Tabel 4.2 Pembangkit Listrik Interkoneksi Terpasang di Jawa Tengah

Tahun 2 0 1 7

Daya
, ..

DAYA Mampu EN ERG I


PEMBANGKIT KETERANGAN
TERPASANG Netto PRIMER

(DMN)

PLTGU Tambak Lorok GTG. 1 . 1 114,72 93,00 GAS

PL TGU Tambak Lorok GTG. 1 . 2 114,72 93,00 GAS

PL TGU Tambak Lorok GTG. 1 . 3 114,72 93,00 GAS

PL TGU Tambak Lorok ST 1 . 0 201,88 126,00 GAS


Unit Stand by
114,72 93,00 GAS
PLTGU Tambak Lorok GTG. 2 . 1
--

PL TGU Tambak Lorok GTG. 2 . 2 114,72 93,00 GAS

GAS
PL TGU Tambak Lorok GTG. 2 . 3 114,72 93,00

PL TGU Tambak Lorok ST 2 . 0 201,88 126,00 GAS


-

' ·

,•
Daya-?

DAYA Mampu EN ERG I


PEMBANGKIT KETERANGAN
TERPASANG Netto PRIMER

(DMN)

28,00 MINYAK
P L TU T a m b a k Lorok Unit 1 53,13
U n i t S t a n d by
MINYAK
PLTU Tambak Lorok Unit 2 53,13 28,00
·--
U n i t tdk

operasi.
PLTU Tambak Lorok U n i t 3 200,00 -
D i p i n d a h ke

Cilegon

281,00 BATU B A RA
PL TU Cilacap Unit 1 300,00
U n i t operasi
BATU B A R A
PL TU Cilacan Unit 2 300,00 281,00

32,00 18,00 HSD


PLTG Cilacap Unit 1
· -
U n i t Stand by
HSD
PL TG Cilacap Unit 2 32,00 18,00

300,00 280,00 BATU BARA


PL TU Rembanz Unit 1
Unit operasi
BATU B A R A
PL TU Rembang U n i t 2 300,00 281,00

PLTP D i e n g 60,00 45,00 GAS Derating


-· -f.-·-- ·--

JUMLAH THERM IS ( 1 5 0 kV) 2722,34 2.070,00

P L TU Tanjung Jati Unit 1 730,00 660,80 BATU B A RA

P L TU Tanjung ]ati Unit.2 730,00 660,80 BATU B A RA

M e m a s o k ke
P L TU T a n i u n a l a ti Unit 3 730,00 660,80 BATU B A RA
jaringan
BATU B A R A
PL TU Taniuna la ti Unit 4 730,00 660,80 s i s t e m 5 0 0 kV

PLTU Cilacan Unit 3 66 0,00 614,00 BATU BARA

15,00 BATU BARA


PL TU Adinala Un i t 1 6 60,00 6

-,

J U M LAH THERM IS ( 5 0 0 kV) 4.240,00 3.872,20


- ·
-

PLTA J ATENG -D IY

J elok Unit 1 5,76 5,05 AIR

l elok Unit 2 5, 76 5, 05 AIR


--

J elok Unit 3 5, 76 5, 05 A I R

l elok Unit 4 5,76 5,05 AIR

T imo Unit 1 4, 00 3,98 AIR

T imo Unit 2 4, 00 3,98 AIR

Timo Unit 3 4, 00 3,98 AIR

Ga r un g Unit 1 13,20 13,2 AIR

Garung Unit 2 13,20 13,2 AIR

Ketenaer Unit 1 3,52 3,50 AIR


--

Ketenaer Unit 2 3,52 3,50 AIR

Ketenaer Unit 3 0,82 0,98 AIR

Ketenger Unit 4 0,50 0,48 AIR

W ada s lintan g U nit 1 8 , 00 8,98 AIR

W ada s lin t an g U nit 2 8 , 00 8,9 8 AIR

Ked u n g O mbo 22,50 22,50 AIR

M rica Unit 1 6 0,31 59,80 AIR

Mrica Unit 2 60,31 59, 80 AIR

M rica Unit 3 60,31 59, 80 AIR

""'' .,. :;·',f,,


Total P L TA TD
] ·•· 1 289,22 286,82

P LTA D ISTRIBUSI

W ono g iri Unit 1 6 , 20 6,20 AIR


'�·;;�:- ...,- · : ,
··--

·.�;.�- <��-· ·1't'':·.


Daya:·:
'.-t·}r.
-�··lo

DAYA" Manipir ENERGI


KETERANGAN
·� . r�BANGKIT
TERPASANG, Netto · PRIMER
. . •,�. ·,: �:

l, ':1: ' - � · , , · (DMN) . ·


' . . ! · -
,..._.,\, '•�:(.
;;.; J.il ,:-.

Wonogiri Unit 2 6,20 6,20 AIR


-
- ---·

Semper 1,00 0,80 AIR

Sidoreio 1,40 1,00 AIR


...

Peienakolan 1,40 1,00 AIR


-- - ------

Klambu 1,20 1,00 AIR

Taoen 0,81 0,50 AIR

Tulis 6,20 6,18 AIR


-------

Tulis 6,20 6,18 AIR

Plumbungan 1,60 1,58 AIR

Siteki 1,20 1,18 AIR

PL TU Barutama 15,00 15,00 BATU B A RA


1�;;) ,;, '-. . . .

� Total PLTAIOistribU:sL .•.. :


J < 48,4-1 46;8

S u m b e r : PT PLN (Persero) Area Pengatur Bebanjawa Tengah dan DIY

Selain pembangkit yang terinterkoneksi dengan sistem transmisi dan distribusi,

menurut data dari Dinas ESDM Provinsi Jawa Tengah, di Provinsi Jawa Tengah juga

sudah terbangun p e m b a n g k i t l i s t r i k dengan memanfaatkan p o t e n s i e n e r g i t e r b a r u k a n ,

seperti PLTMH (Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro), dan PL TS yang banyak

d i g u n a k a n u n t u k m e m e n u h i b e b a n yang letaknya d e n g a n p u s a t p e m b a n g k i t .

Tabel 4.3 Data Pembangkit HidroOn-Griddi Jawa T e n g a h

- - - ----

KAPASITAS (KW) ESTIMASI

NO NAMA LO KASI UNIT EN ERG I


Per
(GWH)
Unit Terpasang
..
-- ---

1 PL TMH Mejagong Kab. Pemalang 1 500 500 2,628

2 PL TMH Talang Krasak Kab. Steman 1 400 400 2,1024


--- ---- --- -

3 PL TMH Kalianget Kab. Wonosobo 1 150 150 0,7884

4 PL TMH Ka rang Tengah Kab. Banjarnegara 1 320 320 1,68192


-----···-·
DAS Gajah Mungkur Kab.
5 PLTA Wonogiri 2 6200 12400 65,174
Wonogiri

DAS Wadaslintang Kab.


6 PLTA Sempor 1 1000 1000 5,256
Kebumen

Irigasi Banjarcahyana
7 PLTA Tapen 1 750 750 3,942
Kab, Banjarnegara

DAS Kedungombo Kab.


8 PL TA Sidorejo 1 1400 1400 7,3584
Purwodadi

DAS Kedungombo Kab.


9 PLTA K l a m b u 1 1170 1170 6,14952 .
Purwodadi

DAS Wadaslintang Kab.


10 PL TA Pejengkolan 1 1400 1400 7,3584
Kebumen

DAS Tulis Kab.


11 P L T A Tulis 2 6200 12400 65,1744
Baniarnegara

Irigasi Banjarcahyana
12 PLTM Siteki 1 1200 1200 6,3072
Kab. Baniarnezara

Irigasi Banjarcahyana
13 PLTM P l u m b u n g a n 1 1600 1600 8,4096
Kab. Baniarneaara

Sungai Wanganaji Os

14 PL TMH Wangan Aji Sendangsari K e c . G a r u n g 2 70 140 0 , 7 3 5 8 '1

Kab. Wonosobo

Irigasi Banjarcahyana Os
15 PLTMH Rakit 1 500 500 2,628
Rakit, Kee. Rakit, Kab.
·-
KAPASITAS (KW) ESTIMASI

NO NAMA LO KASI UNIT ENERGI


Per
(GWH)
Unit Teruasans

Banjarnegara

lrigasi Banjareahyana Ds

16 PL TMH Sigebang Tapen, Kee. Wanadadi, 1 500 500 2,628

Kab. Baniarneaara

Irigasi Banjareahyana Ds

17 PL TMH K i n e a n g K i n e a n g , Kee. Rakit, Kab. 1 320 320 1,68192

Banjarnegara

lrigasi B l i m b i n g Ds

Kutabanjarnegara, Kee.
18 PLTMH Singgi 1 200 200 1,0512
Banjarnegara, Kab.

Baniarnezara

Ds Merden, Kee.
19 PL TMH Merden 2 200 400 2,1024
Padureso, Kab Kebumen

lrigasi Banjareahyana Ds

20 PL TMH Adi Pasir 3 Adipasir, Kee. Rakit, Kab. 1 320 320 1,68192

Banjarnegara

lrigasi Danawarih 2 Ds

21 PL TMH Timbangreja T i m b a n g r e j a , Kee. 2 200 400 2,1024

Lebaksiu, Kab Teeal

S u n g a i Sengkarang Ds

22 PL TM Lebakbarang Bantarkulon, Kee. Lebak 3 2330 6990 36,73944

Barang, Kab. Pekalonaan

lrigasi Siwuluh Ds

Semampir, Kee
23 PLTMH Banyumlayu 1 460 460 2,41776
Banjarnegara, Kab.

Baniarnegara

Irigasi B l i m b i n g Ds

K a l i p e l u s Kee.
24 PL TMH Kalipelus 1 450 450 2,3652
P u r w o n e g o r o , Kab.

Banjarneeara

S u n g a i Logawa Ds Baseh,

25 PL TM Logawa Baseh 1 Kee. Kedung Banteng, 2 1500 3000 15,768

Kab. Banvumas

Irigasi Kalibawang Ds

B a n j a r h a r j o , Kee.
26 PL TMH Semawung 1 600 600 3,1536
Kalibawang, Kab.

Kulonorozo

TOTAL 34 29.940 48.970 257,38632

Sumber: Dinas ESDM Jawa Tenga

Tabel 4.4 Data PLTS Terpusat Isolated di Jawa Tengah

No Des a Ke ca ma tan Kabupaten Unit kVA Pelanggan Tahun

1 Klaces Kp.Laut Cilacap 1 17,5 100 2007/N

2 UjungAlang Kampung Laut Cilacap 1 18 100 2008

3 Karangtengah Karangtengah Wonogiri 1 15 100 2008/N

4 Jrakah Gunem Rem bang 1 5 30 2008/N

5 Mlatirejo Bulu Rem bang 1 5 30 2008/N

6 Genting Karimunjawa Jepara 1 15 60 2009/N

7 Kaliwungu Mandiraja Banjarnegara 1 5 30 2010/N

8 Kebutuh Duwur Pagedongan Banjarnegara 1 5 30 2010/N

9 Nyamuk Karimunjawa Jepara 1 25 128 2013/N

10 Sadahayu Majenang Cilacap 1 20 120 2013

11 Pa rang Karimunjawa Jepara 1 75 321 2014/N

12 Dukuhbenda Bumijawa Tega! 1 15 66 2014/N

2012

13 Nglebak Kradenan Blora 3 ] 5 100


dan
No Des a Ke ca ma tan Kabupaten Unit kVA Pelanggan Tahun

2013

Jumlah 15 235,5 1.215

Sumber: Dinas ESDM Jawa Tengah

4. Perkembangan Sarana Penyaluran Tenaga Listrik

a. Sistem Transmisi

Sistem transmisi di Provinsi Jawa Tengah termasuk ke dalam jaringan

interkoneksi JAMAL! yang t e r d i r i dari 150 kV d a n 500 kV, y a n g d i a t u r d i dalam

Area Pengatur B e b a n ( A P B ) Jawa Tengah dan D I Y . A P B J a w a Tengah d a n D I Y d i b a g i

menjadi 3 buah APP, yaitu APP Semarang, A P P S a l a t i g a , d a n A P P P u r w o k e r t o .

JATIM

Q GlTET 500 kV

• G l 1 50 k V

SUTET500 kV

S U TI 1 50 k V

•·•·•••• SKTT150kV

Gambar 4.3 Sistem Transmisi di Jawa Tengah

( S u m b e r :APB Jawa Tengah dan DIY 2 0 1 7 )

Jaringan t r a n s m i s i di J a w a Tengah d a n D I Y m e n g g u n a k a n t c g a n g a n 3 0 kV, 1 5 0 kV,

d a n 5 0 0 kV. Pada tahun 2 0 1 6 , total panjang j a r i n g a n t r a n s m i s i Jawa Tengah d a n D I Y s e k i t a r

6 . 6 4 0 kms, yang t e r d i r i dari :

• j a r i n g a n transmisi 5 0 0 kV s e k i t a r 2 . 3 5 6 kms;

• jaringan 1 5 0 kV sekitar 4 . 2 5 0 kms; dan

• jaringan 3 0 kV sekitar 3 4 kms.

Tabel 4.5 Perkembangan Jaringan Transmisi Jawa Tengah

Tahun 2 0 0 9 - 2 0 1 6

Panianz Satuan 2009 2010 2011 2012

5.346,40 5.346,40 5.723,40 5.576,00


-

Transmisi kms
2013 2014 2015 2016

5.932,56
6601,64 6601,64 6639,64
-
S u m b e r : PT PLN (Persero) Jawa Tengah dan DIY
b. Jaringan Distribusi

Pada tahun 2016, total panjang j a r i n g a n distribusi sekitar 91.708,98 kms y a n g

terdiri dari Jaringan Tegangan Menengah (JTM) sekitar 4 4 . 3 7 6 , 4 4 kms dan Jaringan

Tegangan Rendah (JTR) sekitar 4 7 . 3 3 2 , 5 4 kms.

Tabel 4.6 Data Jaringan Distribusi per Area

Di Jawa Tengah 2 0 1 6

JTM JTR GI D I S T R I B U S I
No AREA
[krns] (kms] ( b u a h)

1 Kudus 5.581 5.563 13.516

2 Surakarta 7.530 7.772 17.229

3 Maaelana 4.975 3.911 8.051

4 Purwokerto 5.207 5.408 10.480

5 Tega! 3.989 3.354 11.559

6 Semarang 5.577 8.481 19.108

7 Salatiga 1.948 3.076 4.209

8 Kia ten 2.801 3.166 5.654

9 Pekalongan 2.564 2.048 5.798

10 Cilacao 4.205 4.553 8.782

WILAYAH 44.376 47.333 104.386

S u m b e r : PT PLN (Persero) Distribusijawa Tengah dan D I Y

Tabel 4.7 Perkembangan Jaringan Distribusi Jawa Tengah

Tahun 2 0 1 3 - 2 0 1 6

Aset 2013 2014 2015 2016

JTM (kms) 44.360 44.500 43.810 44.376

JTR (kms) 45.523 45.311 45.656 47.333

S u m b e r : PT PLN (Persero) Jawa Tengah dan DIY

5. Perkembangan Rasio Elektrifikasi dan Desa Berlistrik

Rasio elektrifikasi merupakan salah satu indikator yang s e r i n g d i g u n a k a n untuk

mengidentifikasi pemenuhan kebutuhan energi listrik di suatu daerah. Rasio

elektrifikasi adalah p e r b a n d i n g a n j u m l a h r u m a h tangga b e r l i s t r i k d i b a n d i n g k a n d e n g a n

total j u m l a h rumah tangga di daerah t e r s e b u t .

Rasio elektrifikasi di Jawa Tengah pada tahun 2 0 1 7 s e b e s a r 9 6 , 3 0 % yang a r t i n y a

masih terdapat 3 , 7 0 % rumah tangga di Jawa Tengah yang b e l u m b e r l i s t r i k . R a s i o d e s a

berlistrik di Provinsi Jawa Tengah s u d a h m e n c a p a i 1 0 0 % , t e t a p i m a s i h t e r d a p a t r u m a h

tangga yang belum berlistrik, yang terdapat di dusun - dusun yang masih

t e r p e n c i l . B e r i k u t RE Kabupaten/Kota di Jawa Tengah p a d a t a h u n 2 0 1 7 .


Tabel 4.8 RE Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2 0 1 7

•. -
Target Realisasi

Jml Pig RE
No Kabupaten/ Kota Jml Pig Jml Pig
Jml RT RT Non- PLN RE(%)
RTPLN RT
PLN (%)

a 2 3 4 5 6 7 8

1 Cilacap 479.236 472.507 320 472.827 98,60 98,66

2 Kebumen 324.916 327.024 367 327.391 100,00 100,00

3 Klaten 333.329 353.835 36 353.871 100,00 100,00

4 Boyalali 279.798 254.209 141 254.350 90,85 90,90

Kudus 216.653 235.065 - 235.065 100,00 100,00


5

6 Jepara 315.621 2 6 1. 3 1 8 2.351 263.669 82,79 83,54

7 Pati 362.046 354.220 87 354.307 9t,84 97,86

8 Rem b a n g 176.803 163.299 162 163.461 92,36 92,45

9 Blara 253.296 224.798 141 224.939 88,75 88,80

10 Magelang 341.975 305.513 so 305.563 89,34 89,35

11 Kata M a g e l a n g 33.720 31.929 - 31.929 94,69 94,69

12 Purwareja 217.465 200.670 113 200.783 92,28 92,33

13 Temanggung 201.501 190.250 80 190.330 94,42 94,46

14 Kata P e k a l a n g a n 73.972 77.362 - 77.362 100,00 100,00

15 Pekalangan 211.730 183.635 289 183.924 86,73 86,87

16 Batang 190.806 184.527 295 184.822 96,71 96,86

17 Banyumas 444.647 427.272 1.001 428.273 96,09 96,32

18 Purbalingga 226.390 214.778 120 214.898 94,87 94,92


-

19 Banjarnegara 241.642 239.552 611 240.163 99,14 99,39

20 Wanasaba 215.657 209.783 300 210.083 97,28 97,42

21 Kata Sa latiga 49.624 49.867 - 49.867 100,00 100,00

22 Semarang 266.074 271.405 - 271.405 100,00 100,00

23 Kata S e m a r a n g 463.886 459.118 - 459.118 98,97 98,97

24 Demak 300.212 289.116 - 289.116 96,30 96,30

25 Kendal 263.236 268.398 7 268.405 100,00 100,00

26 Grabagan 409.875 360.899 320 361.219 88,05 88,13

27 Surakarta 152.682 135.857 - 135.857 88,98 88,98

28 Karanganyar 226.767 238.107 20 238.127 100,00 100,00

29 Sukaharja 230.936 256.348 - 256.348 100,00 100,00

30 Sragen 254.302 253.063 276 253.339 99,51 99,62

31 Wanagiri 271.542 240.229 1.001 241.230 88,47 88,84

32 Tega I 370.148 366.433 366.433 99,00 99,00

33 Kata Tegal 68.123 66.694 - 66.694 91,90 97,90

34 Brebes 470.664 423.196 - 423.196 89,91 89,91

35 Pemalang 319.618 318.275 - 318.275 99,58 99,58

JAWA TENGAH 9:258.892 8.908.551. 8.088 8.916.639 96,22 96,30

S u m b e r : PT PLN {Persero) Distribusi]awa Tengah dan DIY


Tabel 4.9 Perkembangan RE Jawa Tengah

Tahun 2 0 1 1 - 2 0 1 7

RE{%)

No. Kabupaten/ Kota


2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017

1 Kab. Cilacap 74,37 80,09 86,57 87,73 93,19 95,83 98,66

2 Kab. Kebumen 78,54 83,07 89,00 92,81 95,99 98,04 100,00

3 Kab. Klaten 89,63 92,59 96,37 100,00 100,00 100,00 100,00

4 Kab. Boyolali 70,60 73,70 81,58 80,42 85,58 87,94 90,90

5 Kab. Kudus 96,64 98,40 97,05 100,00 100,00 100,00 100,00

6 Kab. Jepara 65,91 68,11 75,61 72,49 78,00 79,64 83,54


-

7 Kab. Pati 81,01 82,57 90,77 89,89 94,36 95,74 97,86


·-

8 Kab. R e m b a n g 46,98 53,26 92,37 85,03 87,89 89,42 92,45

9 K a b . B lora 72,53 79,52 83,43 84,20 85,10 86,90 88,80

10 Kab. Magelang 71,13 74,94 78,77 81,06 83,96 86,41 89,35

11 Kota M a g e l a n g 88,79 94,93 100,00 100,00 93,07 93,94 94,69


--·

12 Kab. Purworejo 80,10 83,20 86,63 87,32 89,00 90,58 92,33

13 Kab. Temanggung 79,65 84,31 88,30 89,02 90,80 92,26 94,46

14 Kota P e k a l o n g a n 86,96 91,63 96,00 99,62 100,00 100,00 100,00

15 Kab. Pekalongan 71,39 73,80 81,20 79,57 83,86 84,28 86,87

16 Kab. Batang 69,13 79,20 86,04 89,20 91,86 93,69 96,86

17 Kab. Banyumas 77,09 83,21 79,68 94,85 90,54 92,85 96,32

18 Kab. Purbalingga 65,92 74,02 79,90 85,25 88,50 91,50 94,92

19 Kab. B a n j a r n e g a r a 61,04 68,73 82,98 78,45 92,42 95,48 99,39

20 Kab. Wonosobo 70,74 79,62 85,01 91,00 90,18 93,50 97,42

21 Kota S a l a t i g a 85,53 88,67 90,68 95,04 95,67 98,24 100,00

22 Kab.Semarang 81,30 85,39 89,11 93,60 96,82 99,35 100,00

23 Kota S e m a r a n g 88,24 88,15 90,68 89,79 93,31 95,62 98,97

24 Kab. D e m a k 69,75 55,34 72,14 82,37 91,01 93,25 96,30

25 Kab. K e n d a l 93,88 94,18 99,92 100,00 95,60 98,40 100,00

26 Kab. G r o b o g a n 78,02 94,30 90,09 83,59 85,26 86,45 88,13

27 Kota S u r a k a r t a 100,00 98,82 100,00 100,00 85,45 87,08 88,98

28 Kab. K a r a n g a n y a r 83,75 82,82 70,50 73,98 99,71 100,00 100,00

29 K a b . S u ko h ar jo 76,32 84,23 88,65 78,44 100,00 100,00 100,00

30 K a b . Sragen 67,77 83,21 99,57 83,18 96,34 97,74 99,62

31 Kab. Wonogiri 88,11 85,33 89,06 90,31 86,02 86,94 88,84

32 Kab. Tegal 66,69 71,06 76,44 78,36 92,57 95,60 99,00

33 Kota Tegal 99,51 97,42 100,00 100,00 92,91 95,19 97,90

34 Kab. B r e b e s 67,61 73,99 80,61 84,84 84,26 86,94 89,91

35 Kab. P e m a l a n g 75,96 82,81 89,13 94,20 93,94 96,57 99,58

JAWATENGAH 76,22 80,53 86,18 88,04 91,36 93,51 96,30

S u m b e r : PT PLN {Persero) Jawa Tengah dan DIY

Untuk mencapai RE 100% tersebut, maka Pemerintah Provinsi Jawa Tengah

melaksanakan beberapa program yang diharapkan dapat meningkatkan RE di Jawa

Tengah, diantaranya adalah program j a r i n g a n l i str i k m a s u k d e s a (jarlisdes), program

listrik murah dengan cara pemasangan sambungan listrik bagi masyarakat tidak

mampu, dan pembangunan pembangkit - p e m b a n g k i t l i s t r i k of/grid b a g i masyarakat

yang letaknya sangat j a u h d a r i j a r i n g a n l i s t r i k P L N .


BABV

PROYEKSI KEBUTUHAN TENAGA LISTRIK D A E RA H

1. Pemodelan

Sebagai salah satu kebutuhan penting yang menyangkut hajat hidup orang

banyak, tenaga l i s t r i k dimanfaatkan se b a g a i sumber energi untuk kebutuhan sehari­

ha r i maupun sebagai input dalam kegiatan produksi dalam mcnggcrakkan

p e r e k on o m i a n . B an y ak s t u d i e m p i r i s yang t e l a h mengungkapkan hubungan signifikan

antara perekonomian suatu negara dengan pembangunan infrastruktur, termasuk

tenaga listrik. Terdapat h u b u n g a n yang s a l i n g m e m p e n g a r u h i a n t a r a v a r i a b e l k o n s u m s i

listrik dengan pertumbuhan ekonomi. Di satu sisi konsumsi listrik akan mendorong

peningkatan aktifitas ekonomi, sehingga m a m p u m e m p e n g a r u h i tingkat o u t p u t s u a t u

negara, dan di s i s i l a i n pertumbuhan output a k a n m e n d o r o n g p e n i n g k a t a n p e r m i n t a a n

terhadap energi listrik.

Terdapat suatu m e t o d a yang dapat m e n a m p u n g atau t a n g g a p t e r h a d a p p e n g a r u h

perubahan parameter ekonomi, yaitu metoda ekonometri. lstilah ekonometrika

pertama kali diperkenalkan oleh Ragnar Frisch (1933), seorang pakar ekonomi dan

statistika berkebangsaan Norwegia. Dalam dunia nyata yang penuh dengan

ketidakpastian (uncertainty), e k o n o m e t r i k a mencoba untuk menjembatani hubungan­

hubungan yang pasti dalam teori ekonomi dengan hubungan-hubungan yang tidak

pasti pada realitas.Dengan demikian, teori ekonomi mencoba mendefenisikan

hubungan antara berbagai variabel ekonomi dalam bentuk matematis.Teori-teori

tersebut harus diuji dengan data e m p i r i s dari dunia nyata.Jika data empiris terscbut

membenarkan hubungan yang dimaksud oleh teori, maka teori tersebut dapat

diterima.Kalau tidak, maka teori tersebut harus ditolak, karena tidak didukung oleh

bukti e m p i r i s .

a. Simple-E

SEE (Simple Econometric Simulation System) adalah suatu aplikasi Add-ins

untuk Microsoft Excel. Aplikasi add-ins ini mengoptimalkan spreadsheet bawaan

Excel sekaligus dapat berfungsi sebagai p e n g h u b u n g d e n g a n a p l i k a s i Windows l a i n .

MAIN MENU Sl.,.,."pl�E'.E,VXV (ver20L5J (This Excel V.1.2.0:)

SEE� �,·.npl.-e E,:,e,,.,.1H'•ff).�f1' °S. H J P • l A I H • , 1. ,t•V'i-t<h.� f<tH F:�-� \ � �

�� ] <:k'atp-h, } C.on-•l•d- I $-.atnvny l �� I '-.:lHny I �o-h,_. l •

1',(111ha :ltl.o-w

![;';" c1:a:�ck, - w ll Soh·c SunuL1N� I

Check & S o l v e __ �, j S o l v e,, & Sl11n11¥11 t• I ;

r'\.LL Y'f"LR<'.)CCM.

------ _j I .

Cr«cacc- S i r n p l -, L ,vo,·k..1,hr ... 1 •

.,.'\.dd 110 :-,.;«',v ,vorkbook I

Gambar 5.1. Tampilan Menu Utama S i rn p l e - E


Tahapan-tahapan dalam membuat proyeksi menggunakan add-ins simple-E

adalah sebagai berikut :

1) Memasukkan data-data m e l i p u t i :

a ) Data h i s t o r i s ;

b) Target-target; d a n

c) Asumsi-asumsi pertumbuhan.

2) Pembuatan M o d e l m e l i p u t i :

a) Menyusun beberapa kemungkinan kombinasi variabel yang dapat

mempengaruhi k o n s u m s i listrik; d a n

b) Menguji keakuratan m o d e l .

3) Melaksanakan simulasi dengan me-running model secara keseluruhan

(al/through).

4) Menyusun neraca daya berdasarkan h a s i l s i m u l a s i .

b. Data Historis

D a l a m menyusun m o d e l k e b u t u h a n t e n a g a l i s t r i k , d i p e r l u k a n d a t a - d a t a h i s t o r i s

sebagai b e r i k u t :

1) Jumlah penduduk;

2) Jumlah rumah tangga;

3) Indeks harga ko nsumen;

4) I n fl a s i ;

5) P e n d a p a t a n D o m e s t i k Regional B r u t o ( P D R B ) ;

6) K o n s u m s i tenaga l i s t r i k per j e n i s pelanggan;

7) J u m l a h m a s i n g - m a s i n g j e n i s pelanggan;

8) Rasio elektrifikasi; d a n

9) Tarif rata-rata per j e n i s pelanggan.

Data-data h i s t o r i s t e r s e b u t d i s e d i a k a n dalam kurun waktu minimal 10 tahun

sebagai b e r i k u t :
KURUNWAKTU
JENISOATA
2000 2001 2002 2003 . 2004 zoos 2006 2007 """" 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 201S 2016 2017

Penduduk Jiwa 31,223,300 31,372,392 31,522,196 31,672,716 31,823,954 31,975,914 32,128,600 32,380,279 32,626,390 32,864,563 32,382,657 32,725,400 32,998,700 33,264,300 33,522,700 33,774,100 34,019,100 34.257,900

Pertumbuhan Penduduk % 0.48 0.48 0.48 0.48 0.48 0.48 0.78 0.76 0.73 (l.47) 1.06 0.84 0.80 0.78 0.75 0.73 0.70

RumahTanl!l!a KK 7,900,300 8,200.841 8,240,000 8,414,000 8,497,000 8,361,300 8,414,000 8,487,400 8,551,500 8,613,900 8.704.500 8,735,702 8,768,024 8,825,423 9,009,925 9,077,494 9,143,342 9,207,525

Pertumbuhan Ru mah Tanna % 3.80 0.48 2.11 0.99 fl.601 0.63 0.87 0.76 0.73 I.OS 0.36 0.37 0.65 2.09 0.75 0.73 0.70

lndeks Harga Konsumen 2008=100 55.92 63.27 69.95 73.17 77.32 89.55 95.92 101.93 1 1 1 58 115.81 123.49 126.83 131.77 141.90 118.83 122.30 125.29 130.2998667

lnflas1 % 8.62 13.15 10.56 4.60 5.68 15.82 7.11 6.27 9.47 3.79 6.63 2.70 3.89 7.70 7.97 2.92 2.45 4.00

PDRB Real (Atas Dasar Harr;:a Konstan 2010) RP. M i l a r 382,285 396,000 410,072 430,496 452,571 476,772 502,207 530,295 560,038 588,831 623,225 656,268 691,343 726,655 764,959 806,775 849,384 894,682

Pertumbuhan PDRB Real % 3.59 3.55 4.98 5.13 5.35 5.33 5.59 5.61 5.14 S.84 5.30 5.34 5.11 5.27 5.47 5.28 5.33

PDR8/kaDita RD.Juta 12.2 12.6 13.0 13.6 14.2 14.9 15.6 16.4 17.2 17.9 19.2 20.1 21.0 21.8 22.8 23.9 25.0 26.1

PDRB Real (Atas Dasar Harea Konstan 2010): Rp. Milyar

A. Pertanian, Kehutanan, dan

103,389 106,537 108,832 107,793 113,826 116,251 119,528


Perikanan/Ae.riculture, Forestrv and Fishine 74,414 75,249 78,974 77,358 81,484 85,240 88,309 90,760 93,660 97,136 99,572

1. Pertanian, Peternakan, Perburuan dan Jasa

89,361 92,779 95,602 97,414 96,286 102,151 104,360


Pertanian

37,453 40,079 40,318 36,457 40,129 40,551


a. TanamanPanean 39,077

27,616 26,172 26,172 27,279 27,974 28,406


b. Tanaman Hortikultura 24,300

10,005 10,416 10,987 11,431 11,688


c. Tanaman Perkebunan 8,744 9,462

18,248 19,263 20,216 21,293


d.Peternakan 15,531 16,442 17,287

2,058 2,259 2,300 2,401 2,422


e. Jasa Pertaman dan Perburuan 1,709 1,806

3,988 4,128 4,083 4,093 4,073 3,998 3,824


2. Kehutanan dan Penebanean Kavu

6,482 6,851 7,325 7,434 7,678 8,067 8,294


3. Perikanan 5,119 5,636 5,664 5,537 5,645 5 441 5,956 6,040 6,327 6,300 6,223

13,054 13,746 14,594 15,567 16,041 19,045 19,619


8. Pertambangan dan Penualian 7,022 7,597 7,835 8,267 8,493 9,281 10,711 11,378 11,814 12,463 13,346

1,380 1,485 1,574 1,771 4,165


1. Pertamban an Minvak, Gas dan Panas Bumi 807 833 726 806 856 969 1,099 1,081 1,202 1,225 1,230 1,305

2. Pertamban an 8atubara dan li nit

3. Pertamban an Brih loe:am 860 18

11,256 11,732 12,362 13,109 13,993 14,270 14,879


4. Pertambam:an dan Penu.alian lainnva

226,326 241,529 254,694 2 71,527 284,576 296,227 312,111


C. lndustri Pengolahan 125,083 130,258 137,369 144,917 154,200 161,595 168,897 178,296 193,992 201,335 215,156

46,328 46,840 49,695 52,229


1. lndustri Batubara dan Peneilanean Mi as 25,783 27,211 30,636 33,238 36,119 39,884 42,090 42,203 45,307 44,161 45,466 46,757 46,743

68,021 71,599 77,804 85,509 93,592 99,410


2. lndustri Makanan dan Minuman 60,805

53,466 53 456 57,832 58,842 59,375


3. lndustri Penr;:olahan Tembakau 49,474 48,153

16,413 17,183 19,875 22 665 23,809 23,588 24,087


4. lndustri Tekstil dan Pakaian Jadi

1,954 2 148 2,442 2,592 2,732


5. lndustri Kulrt, Barane dari Kulit dan Alas Kaki 1,711 1,825

Ba rang Anyaman dari 8ambu, Rotan dan

11,414 11,459 11,476 12,703 13,410 13,667 14,866


Seiemsnva

7. lndustri Kertas dan Barang dari Kertas;

2,376 2,286 2,301 2,375 2,478 2,556


Percetakan dan Reoroduksi Media Rekaman 2,303

11,605 13,876 15,096 16,115 16,786 17,237


8. Jndustri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 10,057

3,546 3,679 3,533 3,716


9. lndustri Karet, 8arang dari Karet dan P1astik 2,924 3,101 3,401

5,337 5,436 5,484 5,756


10. lndustri Barang Galian bukan logam 4,126 4,480 5,006

2,659 2,942 2,980 2,899


11. lndustri lo am Oasar 1,981 2,246 2,358

12. lndustri Barang logam; Komputer, Barang

4,287 4,465 4,343 3,987


Elektromk, Opt1k; dan Peralatan listrik 3,140 3,358 3,698

756 813 862 867 887 920 980


13. lndustri Mesin dan Perlengkapan

1,851 1,961 2,035 2,183


14. lndustri Alat Anekutan 1,440 1,442 1,576

2,265 2,576 2,401 2,688 2,840 3,044 3,144


15. lndustriFurnitur

16. lndustri Pengolahan lainnya; Jasa Reparasi

951 957 985 997 1,069


dan Pemasangan Mesin dan Peralatan 881 931

751 814 866 888 955 1,029


0. ceneadaan llstrik dan Gas 339 346 383 383 419 464 493 526 552 585 636 683

665 732 792 844 863 932


1. Ketenal!alistnkan 620

19 21 24 23
2. Penr;:adaan Gas dan Produksi Es 17 18 23

E. PengadaanA1r, Pengelolaan Sampah, limbah

549 568 577 590 636


dan DaurUlang 314 280 337 353 364 402 440 469 493 51 7 543 556 548

70,035 73,466 76,682 81,286 86,875 93,839


F. Konstruksi 30.780 32 , 3 5 8 35,777 40,400 43,567 46,563 49,403 52,966 56,428 60,247 64,423 65,862

G. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil

91,679 99,228 101,059 105,825 11 0,899 115,299 121,181 126,855


dan Sepeda Motor 61,077 59.526 60,318 63,814 64,539 68,106 72,028 76,544 80,036 86,266

1. Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan

21,902 22,867 23,958 24,942


Reparasinva 18,898 19,298 20,346

2. Perdagangan Besar dan Eceran, 8ukan Mobil

79,929 80,712 83,924 88,033 91,34 1 96,239


dan Sepeda Motor 72,781

20,818 22,760 24,868 26,808 28,592 30,177


H. Transoortasi dan Per2udanean 11,084 11,862 12,434 13.063 13,567 14,533 15,233 16,124 16,849 17,748 18,644 19,522

243 331 388 428


l.An kutanRel 248 21 0 190 189 183 190 207 215 224 244 258 247 225

19,018 20,670 22,424 23, 916


2. Angkutan Oarat 15,691 16,402 17,455

1,654 1,903 2,112 2,089 2 ,23 6


3.An kutantaut 1,442 1,504

64 66 65 69 73 82
4. An kutan Sune:a1 Danau dan Penveberanean 60

641 724 791 852 9 33 989 1,045


5.AngkutanUdara

6. Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan:

553 582 626 679 753 846 885


Posdan Kum

21,813 23,4 72 25,064 26,669 2 7 , 917


I. Penvediaan Akomodasi dan Makan Minum 10.701 11,624 12,166 12,442 13,640 14,823 15,760 17,001 17,140 17,886 18,773 19,819 20,872

2,691 3,017 3,317 3,566 3,736 3,925


1. Penvediaan Akomodasi 2,428

18,496 19,906 21 , 328 22,744


2. Penyediaan Makan Min um 16,344 17,128 1 7,855

24,690 26,664 30,130 33,001 35,743 37 ,7 24


J. lnformasi dan Komunikasi 7,466 8,132 8,832 9,658 10,416 11 , 266 12 . 769 14,768 16,698 18.755 20,827 22,498

17,948 18,589 19,311 20 ,10 7 21,719 23,821 26,039


K. Jasa Keuangan dan Asuransi 9,091 9,290 9,695 10.142 11,075 11,959 1 2 , 99 1 1 4, 1 3 6 15,344 16,205 17,234

14,500 1 4,812 15,201 15.5':.2 16,558 17,974


1.Jasa?erantaraKeuamzan 14,160

332 353 408 463 517 585 651


2. Asuransi dan Dana Pensnm

3,647 4,037 4,575 5,194


3.JasaKeuani:antainnya 2,742 3,094 3,369

4. Jasa Penunjang Keuangan

1 1,3 1 9 1 1,934 12,8S3 13,777 14,822 15,829 1 7 , 3 04


l. Rea!Estat 7,012 7,043 7,238 I 7,393 7 ,5 31 7,819 8,273 8,779 9,447 10,241 10,670

2,340 2,527 2, 7 41 3,032 3,3 1 5


M.N JasaPerJJsahaan 1,055 UIO 1 , 13 0 1, 16 4 1,188 1 ,243 J,301 1 , 358 l, 4 37 1,628 1 ,783 1,949 2.087
KURUN WAKTU
JENISDATA SATUAN
2000 2001 2002 2003• 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 20>6 2017

0. Admtnistrasi Pemerintahan, Pertahanan dan

Jaminan 5osial Wa"ib 10,083 12,293 11.241 13,605 14,469 15,139 16,303 17,314 17,530 18,320 19,765 20,273 20,374 20,913 21,076 22,195 22,720 23.944

P.Jasa Pendidikan 16,352 19,362 22,761 24,931 27,266 29,324 31,564 33,263

Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2,472 2,S43 2,579 2,633 2,713 2,880 3,086 3,379 3,630 3,868 4,096 4,495 4,959 5,313 5,917 6,308 6,929 7,303

R, S,T, U. Jasa lainnya 6,284 6,348 6,492 6,803 7,453 8,604 9,239 9,724 9,985 10,055 10,984 11,918 12,300 13,360 14,080
5,815 6,026 8,081

PORB TOTAL 382,285 396,000 410,072 430,496 452,571 476,772 502,207 530,295 560,038 588,831 623,225 656,268 691343 726,655 764,959 806,775 849,384 894,681

PORB Bisnis 143,385 205,696 220,900 235,283 248,790 260,011 274,914 292,314 309,158 328,839 348,533
Ro. Mllvar 134,249 136,952 153 470 160,116 170 315 181,360 194,732

PORB Publik Rp.Milvar 13,820 17,182 18,019 21,160 22,187 40 213 44,130 48 094 51156 54 259 57,826 61,214 64,509
12555 14836 16 238 19 389 20692

PORB lndustri Ro. Milvar 130,542 136,239 143 417 150,837 160,263 175346 184,862 200 871 208 220 222016 233 491 249131 262 832 279,827 293142 305 249 321,434
167 501

PDRB Tambanr. Ro. Milvar 7,022 7,597 7 835 8,267 8,493 9 281 10711 11,378 11814 12,463 13 346 13054 13,746 14,594 15,567 16,041 19,045 19,619

PORB Lainnya 112,367 116,804 120 361 123,159 122 993 130,608 135,037 140,588
RP. Milvar

Pertumbuhan PDR8 Real:

PORB Bisnis " 2.01 4.70 7.03 4.33 6.37 6.49 7.37 5.63 7.39 6.51 5.74 4.51 5.73 6.33 5.76 6.37 5.99

PORB Publik 18.17 (6.85 17.50 5.81 4.87 7.60 6.72 2.26 4.86 81.24 9.74 8.98 6.37 6.06 6.58 5.86 5.38

PORB lndustri 4.36 5.27 5.17 6.25 4.52 4.68 5.43 8.66 3.66 6.63 5.17 6.70 s.so 6.47 4.76 4.13 5.30

PDRB Tambant 8.18 3.13 5.51 2.73 9.28 15.41 6.23 3.83 5.49 7.09 12.191 5.30 6.17 6.66 3.05 18.73 3.01

PDRB Lainnva 3.95 3.05 2.32 10.131 6.19 3.39 4.11

Komoostsi Komoonen PORB:

POR8 Bisnis " 35% 35% 35% 36% 35% 36% 36% 37" 39% 39%

PORBPublik 3% 4% 3% 4% 4% 4% 4% 4% ""4% "''


4% ""
6% ""
1% ""
1% "" "" "" 7%

PDRB lndustri 34% 34% 35% 35% 35% 35% 35% 35% 36% m, 36% 36% 36% 36% 36% 36% 36%

PDRB Tamban" 2% 2% 2% 2% 2% 2% 2% 2% 2% 2% 2% 2% 2% 2% ""


2% 2% 2% 2%

PDRBLainnva 18% 18% 17% 17% 16% 16% 16% 16%

Total(cekl 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%

Konsumsilistrik: GWh

TOTAL 7,764 7,922 8,784 8,777 9,448 11,099 12,058 12,689 13,432 14,419 15,330 16 614 18,215 19,642 20,418 21,683 22,341
10 521

a.Rumah Tanu.a 3,765 3 946 4,338 4,384 4,648 5,066 5,380 5,763 5,984 6,461 6,873 7,322 7,912 8,532 9,311 9,817 10,378 10,428

b.Bisnis 645 1,343 1,509 1,632 1,715 1,834 2,007 2,154 2,339 2,585 2,624
542 556 686 823 1,056 1,013 1,165

c. Publik 404 408 499 SSS 844 782 825 876 896 935 1,024 1,057 1129 1 2 00 1,278 1,360 1,493 1,572

d.lndustti 3,053 3,012 3300 3,152 3,133 3,617 3,880 4,256 4,466 4 527 4,891 5,236 5 738 6476 6,898 6,901 7,228 7 717

Konsumen: pelan�an

TOTAL 4,518,982 4,658,765 4,828,535 5,012,517 5,074,342 5,397,011 S,677 533 5,991,598 6,207,358 6,436,344 6,773,797 7,146,672 7,635,738 8,103,075 8,466,832 8,875,492 9,198,378 9,603,326

a. RumahTanua 4,260,118 4,393,173 4,548,767 4,723,057 4,788,259 5,080,088 5,345 397 5,633,452 5,828,454 6,039,977 6,354,989 6,706,913 7,167,602 7,601,699 7,932,698 8,292,748 8,557,650 8,910,045

b. Bisnis 125,654 131,844 BS 636 138,862 130,095 153,058 158,670 174,740 188,052 196,806 209,263 220,409 235,399 253,985 273,999 306,735 348,704 383,670

c.Publik 129,033 129,460 139,938 146,430 151,801 159,667 169,244 179,104 186,457 195,079 204,868 214,338 227,313 241,399 253,641 268,940 284,287 300,992

d. lndustri 4,177 4,288 4,194 4,168 4,187 4,198 4,222 4,302 4,395 4,482 4,677 5,012 S,424 5992 6,494 7,069 7,737 8,619

Tarif Rata-Rata (Nominal) Rp/kWh 244 289 400 S12 544 554 577 587 612 624 644 663 651 752 818 901 854

a. Rumah raneea 173 210 339 472 487 502 506 SIS 525 534 544 526 500 531 579 602 600

b. Bisnis 406 472 616 691 721 713 770 786 884 929 951 994 985 1,197 1,263 1,289 1,187

c.Pubhk 331 383 472 578 617 615 616 610 634 645 721 772 765 924 963 1,095 1,038

d. lndustri 292 347 427 SIS 560 568 617 626 643 647 666 723 731 873 974 1,158 1,061

Tarif Rata·Rata (Real): Ro/kWh 437 457 572 700 703 619 602 576 549 539 522 m 494 530 688 737 682

a.RumahTanua 309 332 485 645 630 561 527 sos 471 461 441 415 379 374 487 492 479

b. Bisnis 726 745 944 932 796 803 771 792 802 770 784 748 843 1,063 1,054 947
881

c.Publik 592 605 675 790 798 687 643 599 568 557 584 608 580 651 811 895 829

d. lndustri m 548 611 708 725 634 643 614 576 559 539 570 SSS 615 820 947 847

Rasio£1ektnfikasi 53.92 53.57 55.20 56.13 56.35 60.76 63.53 66.37 68.16 70.12 73.01 76.78 81.7 5 86.13 88.04 91.36 93.59 96.30

"
Konsumsi L1strik Rata·Rata:

Perkaprta kWh/kaoita 249 253 279 277 297 329 372 389 409 445 468 503 548 586 605 637 652

Per·Rumah TanRR;a kWh/oelan�; 884 898 954 928 971 997 '"
1,007 1,023 1,027 1,070 1,081 1,092 1 1 04 1,122 1,174 1,184 1,213 1,170

Penduduk/Rumah Tan"u Jiwa/KK 3.95 3.83 3.75 3.82 3.82 3.82 3.82 3.82 3.72 3.75 3.76 3.77 3.72 3.72 3.72 3.72
3.83 3.76
c. Asumsi dan Target

Setelah didapatkan model kebutuhan listrik berdasarkan data-data historis

tersebut, kebutuhan tenaga listrik dapat diproyeksi sampai dengan tahun 2037

berdasarkan a s u m s i m a u p u n target p a d a p a r a m e t e r - p a r a m e t e r yang m e m p e n g a r u h i

konsumsi listrik sebagai b e r i k u t :

1) Pertumbuhan penduduk;

2) Pertumbuhan rumah tangga;

3) I n fl a si ;

4) P D R B ; dan

5) Rasio elektrifikasi.

Asumsi dan target s a m p a i dengan t a h u n 2 0 3 7 t e r s e b u t a d a l a h s e b a g a i b e r i k u t :

KURUNWAKTU I

2021 2022 2023 2024 2025 2026 2027 2028 2029 2030 2031 2032 l03l 2034 2035 2036 2037

. 35,156,100 35,366,100 35,569,900 35,767,400 35,958,600 36,141,000 36,312,000 36,471,100 36,617,900 36,751,700 36,872,500 36,980.200 37,074,200 37,154,000 37,219,400 37,284,915 ll,350,546

0.62 0.60 0.58 0.56 0.53 0.51 0.47 0.44 D.40 0.37 0.33 029 0.25 0.22 0.18 0.18 0.18

9,448,935 9,505,377 9,560,152 9,613,235 9,664,624 9,713,647 9,759,607 9,802,369 9,841,824 9,877,786 9,910,253 9,939,200 9,964,464 9,985,912 10,003,490 10,021.098 10,038,738

0.62 0.60 0.58 0.56 0.53 0.51 0.47 0.44 0.40 0.37 0.33 0.29 0.25 0.22 0.18 0.18 0.18

3.50 3.50 3.50 J.50 l.25

-
3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.50 3.25

'
· 1,137,732 1,218,299 1,303,876 1,394,465 1,491,885 1,604,124 1,723,971 1,852,117 1,989,286 2,136,213 2,293,029 2,459.965 2.637,'149 2,826,961 l.028,464 l.244,llO i,475,582 i

7.15 7.08 7.02 6.95 6.99 7.52 7.47 7.43 7.41 7.39 7.34 7.28 723 7.17 i.13 7.13 i.13 i

32.4 34.4 36.7 39.0 41.5 44.4 47.5 50.8 54.l 58.1 62.2 66.1 71.l 76.l 81.4 8/.0 9J.1 :
I

134,932 138,974 143,173 147,968 152,438 157,123 162,035 167,066 172,190 177,312 182,691 188,355 lo/,,316 200,593 207,192 214,00° 221;050 i

'

22,688 23,563 24,558 25,631 26,815 27,975 29,262 30,676 32,205 33,837 35,51] 37,313 39,242 41,308 4J,SJ9 45,890 43,369 i

404,642 437,049 471,311 507,376 547,445 593,634 643,101 696,234 753,544 315,422 881,513 951.555 1.025,964 1,104,926 1.189,009 1,279,492 u10800 I

1,368 1,474 1,588 1,707 1,831 1,979 2.137 2,307 2.489 2,683 2,896 l.124 3.371 3,637 3,923 4,231 4.564 !

845 911 981 1,055 1,132 1,224 1,321 1,426 1.539 1,659 1,790 1,932 2,084 2,2�9 2,425 2.6:6 2.822 i
'

127,967 140,401 154,218 168,796 185,073 203,731 223,989 246,064 270,340 297,042 324,946 354,930 327,074 421,483 458,390 498.529 542,184 i

153,635 161,976 170,699 179,984 189,483 200,319 211,697 223,583 235,998 248,926 262,712 277,226 292,497 308,577 32.5,455 343.lSo i61,0JO i

37,994 40,480 43,067 45,852 48,695 51,946 55,386 58,994 62,769 66,707 70,924 75,400 80.142 85,175 90,492 96,141 102,143 I

33,811 35,647 37,566 39,610 41,700 44,085 46,589 49,205 51,937 54,782 57,816 61,010 64,371 67,909 71,624 75,541 79,673 i

'

47,495 50,604 53,837 57,318 60,872 64,937 69,237 73,748 78,466 83,389 88,661 94,256 100.184 106,475 1ll,122 120,18,l w,6si :

i
36,796 40,342 44,069 48,029 52,168 57,056 62,287 67,908 73,853 80.185 87,070 94,496 102,495 mu: 120,374 130,402 141,266 I

24,464 26,827 29,309 31,947 34,703 37,956 41,438 45,179 49,135 53,348 57,929 62,869 68,191 73,926 80,085 36.7S6 93,983 I

t 4,686 5,139 5,615 6,120 6,648 7,271 7,938 8,655 9,412 10,219 11,097 12,043 13,063 14,162 15,341 16,ol9 1s,004 I

'
i
32,402 35,013 37,763 40,578 43,580 47,250 51,120 55,249 59,627 64,295 69,413 74,902 80,790 87,098 93,830 101,083 108,897 !

45,013 48,640 52,462 56,372 60,542 65,641 71,017 76,753 82,835 89,319 96,430 104,055 112,235 120,998 130,351 140,426 1s1,2a1 I

1
9,882 10,678 11,517 12,376 13,291 14,411 15,591 16,850 18,186 19,609 21,170 22,844 24,640 26,564 28,617 30,829 H,212

19,066 20,591 22,200 23,847 25,606 27,758 30,028 32,451 35,022 37.762 40,768 43.991 d7,450 Sl,151 51,109 59170 oj 959 i

1,139,127 1,219,697 1,305,302 1,395,940 1,493,427 1,605,756 1.725,703 1,853,962 1,991,254 2,138,315 2,295,278 2.462,m 2,640,324 2,829,716 l,031,413 3,2J8.C91 l4S0,892 i

445,277 477,436 511,878 548,409 587,264 631,956 679,685 730,&50 785,2('A 843,614 905,547 971,613 1,0.:1,993 1,116,948 !,1%,702 l,282,l9'. '.,:,i4,482 i

87,296 94,331 101,743 109,326 117,414 127,302 137,728 148,&52 160,647 173.223 187,013 201,80: 2:7,665 234,659 252,798 2)2,BO 293,390 i

415,383 448,177 482,844 519,361 559,864 606,527 656,492 710,145 767,991 830,419 897,096 967,760 1,042,830 1,122,492 J,207,320 1,298,iS,1 :39�

22,688 23,563 24,558 25,631 26,815 27,975 29,262 30,676 32,205 33,837 35,511 37.313 39,242 41,308 43,539 45,890 48,369 I

167,202 174,973 183,093 192,030 200,866 210,747 221,225 232,253 243,733 255,647 268,425 282,078 .:'.90,0)) 312,228 )28,818 346,481 i65,296 i

100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 OC.00 00.00
__ .. _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ _ j1

--------- ------ ----- -------- -------- -------- -------- -------- -------- --------- -------- --------- -------- --------- --------
2. Model dan Hasil Perhitungan

Pada pemodelan S i m p l e - E menggunakan data-data historis tersebut d i p e r o l e h model

sebagai b e r i k u t :

a. Konsumsi listrik sektor rumah tangga dipengaruhi oleh parameter j u m l a h p e l a n g g a n r u m a h

tangga dan P D R B per k a p i t a

b. Konsumsi listrik sektor b i s n i s dipengaruhi oleh parameter P D R B b i s n i s dan t a r i f b i s n i s

c. Konsumsi listrik sektor i n d u s t r i d i p e n g a r u h i oleh parameter PDRB industri dan k o n s u rn s i

listrik i n d u s t r i tahun s e b e l u m n y a

d. Konsumsi listrik sektor publik dipengaruhi oleh parameter PDRB publik dan konsumsi

listrik publik tahun sebelumnya.

Dengan menggunakan model yang telah dibuat serta berdasarkan asumsi-asumsi dan

target-target parameter hingga tahun 2037, ditambah rencana kebutuhan listrik dari sektor

industri (kawasan industri dan calon pelanggan besar) dan sektor transportasi (rencana

pengoperasian mobil listrik) sebagaimana tersaji pada tebel b e r i k u t :

. -----------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------1

' I

1 ' I

"' KAPASITAS GW� I

"
NAMA KAWASAN/PERUSAHAAN COD
,.
(MVA) 1018 2019 1020 2011 1011 2023 2014 2015 1016 2017 2028 2019 2030 2031 I 1031 10ii 1034 I 1oi1 io36 2oi1 :
1
I I I
·"'"

PT Si1ar Tam bani Artha lestari 10.0 1018 140 1.10 140 140 140 140 140 140 140 140 140 '.40 140 140 I
14[ 1 40 1 'tO I !l( !
l�O I
110 I

..
--·
,1,.., ;1"
PT Semen Grooogan COD 1019 (JO MVA) 30.0 2019 l!O 210 110 210 210 210 21C 110 210 210 210 I 210 no; li.i. 210 2:0 1
""I
de I ,, ''.0 II
'"

"'' I w I 'i•
PT Pertamina RU lVCHacap COD 1018 (31.5 MVA) 31.5 2018 111 m 221 221 121 221 111 221 111 221 221 m! 221 211' 2,11 221 I

u: ;)J ! t. L . ' L.:.�


I

PT Ultratet,1 Mining COD 2021 (70 MVA) 70.0 2021 49i 491 I 491 491 491 491 4n I 491 I 491; 4911 491 . u, 49i J;, I � ;1 i !9: t:

SUBTOTAL:AWATENGAH 151.5 361 571 571 1,062 1,062 1,062 1Ji62 1,062 1,062 l,C�l 1,062 1J62 I l,C62 1,0621 :.OEL I
l,(;62, LGf2 I
1 � 2 ! 1,0621 : J6 2 :
I

';
"'\I> !'(
I
.Perkiraan ' ,..
<'."., IA,·· ,.
Konsumsi (GWh) I
I
'
'
Rencana loKasi Kawasan lndustrt Barn luas(Ha) Kebutuhan
. .
' 2011,
2018 2019 1010 1011 2023 2024 2025 20i6 2027 2028 1029 I 2030 2031 I 1032 1033 2034 2035 2036 2037 :
, listrik(MVA)
I I I I

- --
..
w __ __,

Brebes 1,667.95 lll.59 234 584 1,169 1,753 )F,81


. . I
2.llS U38 ! 2,HI Ul8' 2•)81 2.ll8 ! 1338 i
) J38 I

;Rembang 2,026.40 405.28 284 710 1,420 2,130 2.840 I


),8.10
2,840: 2.S4C 2,840 I l,S40: :.st I 2;3<:o I ).34J I

1 I
g,r,
Kebumen 577.68 115.54 81 201 405 607 810 I 810 8i0 I 810 I s10 I
m I
s10 I a10 I

"
I

'

I
Urlan Kendaraan Ustrik Saluan Rencana 2018 1019 1010 2021 2021 1023 2024 2025 1016 1017 1018 2019 1030 1031 1031 2033 203i 2035 1036 2037

MobilUstril GWh 2020 19.6 44.9 76.2 118.1 171.4 141.5 323.3 419.4 Jl]J 660.7 809.1 978.J 1.170.D 1,386.1 1,628.7 i.89S i 2.207l 2.5554:

:MotorUstr:k Gl'lh 2020 30.7 68,9 115.3 175.7 252.5 348.! 461.0 593.2 746,6 913.4 l.125.7 1,355.8 l,616.l 1,909.4 1,138.0 2,604.6 l,013.5 l.468.J I

'Total Kebutuhan U1trik GWh 2020 50.3 113.8 19!.5 29l.8 424.9 589.6 784.4 1,012.6 1,278.0 1,584.1 '.
,53 4.8 2,ll4.! 2,786.l l,29i.6 66
3,8 .7 U�.l i.22 0 .7 6,0,U:
'. ----------------------------- -------- -------- --- --- --- --- �--- ----- ---- ---- ----- ----- ------ ------------- --------------'------- ------ ------ ------J
maka d i p e r o l e h proyeksi sebagaimana tersaji pada t a b l e b e r i k u t :

KONSUMSI LISTRIK PER TAHUN P E R J E N I S P E LA N G G A N ( G W h )

TAHUN RU MAH
BISNIS INDUSTRI PUBLIK TRANSPORTASI TOTAL
TANG GA

2018 10,861.17 2,843.25 1,659.36 8,578.04 23,941.83

2019 11,416.00 3,075.35 1, 754.28 9,317.77 25,563.41

2020 11, 783.33 3,325.77 1,856.60 9,909.92 50.29 26,925.91

2021 12,226.08 3,641.11 1,967.81 11,215.03 113.76 29, 1 6 3 . 79

2022 12,680.26 3,979.34 2,088.82 12,065.56 191.47 3 1 , 0 0 5 . 44

2023 13,146.74 4,341.59 2,219.69 12,964.68 293.75 32,966.45

2024 13,624.41 4, 7 2 5 . 8 1 2,359.83 13,911.76 424.91 35,046.72

2025 14,120.86 5,134.47 2,509.79 15,561.01 589.57 37,915.69

2026 14,670.53 5,604.52 2,674.26 17,669.39 784.36 41,403.06

2027 15,235.91 6,106.52 2,853.31 20,462.21 1,012.64 45,670.58

2028 15,818.17 6,642.55 3,047.47 23,350.63 1,277.96 50,136.78

2029 16,418.36 7,216.33 3,257.15 26,347.84 1,584.05 54,823.73

2030 17,037.31 7,830.66 3,483.06 27,966.96 1,934.81 58,252.80

2031 17,673.40 8,482.04 3,727.25 29,696.28 2,334.14 61,913.11

2032 18,325.48 9,176.90 3,990.80 31,528.98 2, 7 8 6 . 2 7 65,808.43

2033 18,994.17 9,917.13 4,274.94 33,475.97 3,295.59 69,957.80

2034 19,679.37 10,705.48 4,580.92 35,542.08 3,866.67 74,374.52

2035 20,381.91 1 1 , 5 44 . 3 0 4,909.89 37,742.15 4,504.25 79,082.50

2036 21,109.53 12,445.57 5 , 2 6 3 . 71 40,109.14 5,220.73 84,148.68

2037 21,863.12 13,414.12 5,644.37 42,655.75 6,023. 72 89,601.07

dan dapat digambarkan dengan grafik b e r i k u t i n i .

PROYEKSI KONSUMSI E N E R G I LISTRIK

100,000

90,000

80,000 •··

70,000

-TOTAL

60,000
- · - R u m a h T a n gg a

s:
• · - Bisnis
3 50,000
I.!>

· · · · · · · lncfustri

40,000

- + Publik

30,000
----- Ir anspor tasi

.�.
20,000

10,000

2018 2 0 2 0 2 0 2 2 2024 2026 2 02 8 2030 2032 2034 2036

Pada tahun 2018 - 2023, sektor rumah tangga merupakan sektor yang mendominasi

konsumsi energi listrik di Jawa Tengah. Mulai tahun 2024 sektor industri diproyeksikan
m enjadi sektor yang mendominasi konsumsi energi listrik di Jawa Tengah dibandingkan

dengan sektor lainnya.

3. Neraca Daya

Untuk mendapatkan kebutuhan daya s a m p a i dengan tahun 2037, perlu disusun neraca

daya dengan referensi proyeksi konsumsi hingga 2037 tersebut. Kebutuhan daya dapat

dihitung dengan tahapan sebagai berikut :

a. Menghitung j u m l a h energi yang harus diproduksi berdasarkan nilai konsurnsi yang tclah

diproyeksi dengan memperhitungkan p e m a k a i a n s en d ir i dan r u g i - r u g i ;

b. Dari data produksi tersebut dapat dihitung b e b a n puncak dengan memperhatikan faktor

be ban;

c. Berdasarkan perhitungan beban puncak, dapat dihitumg kebutuhan daya dengan

memasukkan reserve margin (kapasitas cadangan) sebesar 35% untuk mengantisipasi

lonjakan beban.

Dengan menggunakan hasil proyeksi konsumsi listrik serta p e r h i t u n g a n k e b u t u h a n daya

tersebut, dihasilkan tabel neraca daya tahun 2 0 1 8 hingga tahun 2 0 3 7 s e b a g a i m a n a tersaji p a d a

table:

KONSUMSI LISTRIK PER TAHUN PER JENIS PELANGGAN (GWh)

TAHUN RU MAH
BISNIS INDUSTRI PUBLIK TRANSPORT AS! TOTAL
TANG.GA
-------

2018 10,861.17 2,843.25 1,659.36 8,578.04 23,941.83

2019 11,416.00 3,075.35 1,754.28 9,317.77 25,563.41


--

2020 11,783.33 3,325.77 1,856.60 9,909.92 50.29 26,925.91

2021 12,226.08 3,641.11 1,967.81 11,215.03 1 1 3 . 76 29,163.79

2022 12,680.26 3,979.34 2,088.82 12,065.56 191.4 7 31,005.44


----

2023 13,146.74 4 , 3 4 1. 5 9 2,219.69 12,964.68 293.75 32,966.45

2024 13,624.41 4,725.81 2,359.83 13,911.76 424.91 35,046.72

2025 14,120.86 5,134.47 2,509.79 15,561.01 589.57 37,915.69

2026 14,670.53 5,604.52 2,674.26 17,669.39 784.36 41,403.06


----

2027 15,235.91 6,106.52 2,853.31 2 0 ,4 6 2 . 2 1 1,012.64 45,670.58

2028 15,818.17 6,642.55 3,047.47 23,350.63 1,277.96 50,136.78

2029 16,418.36 7,216.33 3,257.15 26,347.84 1,584.05 54,823.73

2030 17,037 .31 7,830.66 3,483.06 27,966.96 1,934.81 58,252.80

2031 17,673.40 8,482.04 3,727.25 29,696.28 2,334.14 61,913.11

2032 18,325.48 9,176.90 3,990.80 31,528.98 2,786.27 65,808.43

2033 18,994.17 9,917.13 4,274.94 33,475.97 3,295.59 69,957.80

2034 19,679.37 10,705.48 4,580.92 35,542.08 3,866.67 74,374.52

2035 20,381.91 11,544.30 4,909.89 37,742.15 4,504.25 79,082.50

2036 21,109.53 12,445.57 5,263.71 40,109.14 5,220.73 84,148.68

2037 21,863.12 13,414.12 5,644.3_�_ 4 2 , 6 _5 5 . 7 5 6,023.72 89,601.07


--- -------
dan dapat digambarkan dengan grafik b e r i k u t i n i (dalam s a t u a n M W ) :

20,000 -

18,000 �------------------ ---------··--· -


,
-----,-·
,
,
16,000 ., ,
,
- - Be b a n P u n c a k N e t o
14,000 -----,L
, (Non Coincident)

12,000 ==»:
,
, - - - • K e b u t u h a n Daya

10,000
, ,--
, ..-:

8,000 -+-----,,�-----.,,,,,,
.,. ... ,,,, • • • • • • • K a p a s i t a s e xsi s t in g

6,000 �·- ..........-.-::. .- , ,,, ,---·-· -·--­


- - '· • • • • • ·;,11 · �

4,000 ...�-
- ..,,
�---�· · · · · · · · ·
. •_:_· ... ' .....
- Kebutuhan tambahan

daya K u r n u l a t i f
2,000

l - -·--z-- � --

�------------------------�···-· ··----,=--��-

Dari p e r h i t u n g a n di neraca daya, t a m p a k b a h w a p a d a t a h u n 2018 hingga tahun 2020

terjadi kelebihan daya (over supply), sedangkan penambahan kapasitas m u l a i d i p e r l u k a n s e j a k

tahun 2021. Hingga tahun 2037 tambahan kapasitas a k u m u l a t i f yang diperlukan di Jawa

Tengah adalah sebesar 1 4 . 5 3 5 , 6 7 MW.

4. Potensi Sumber Energi Primer

Provinsi Jawa Tengah m e r u p a k a n P r o v i n s i yang m e m i l i k i banyak p o t e n s i e n e r g i

terbarukan yang dapat dimanfaatkan s e b a g a i p e m b a n g k i t tenaga l i s t r i k . M e n u r u t K E N

s u m b e r daya energi terbarukan yang d i a r a h k a n untuk ketenagalistrikan antara lain:

terjunan air, energi panas bumi, energi gerakan dan perbedaan suhu lapisan laut,

energi angin, energi sinar matahari, b i o m a s s a d a r i s a m p a h .

a. Potensi Terjunan Air

Potensi terjunan a i r sudah banyak d i m a n f a a t k a n u n t u k p e m b a n g k i t l i s t r i k d i

Jawa Tengah, potensi terjunan air banyak digunakan untuk Pembangkit Listrik

Tenaga Air (PLTA) yang terhubung dalam jaringan transmisi 150 kV, maupun

jaringan d i s t r i b u s i . P o t e n s i terjunan a i r d a l a m s k a l a k e c i l , j u g a d a p a t d i m a n f a a t k a n

untuk Pembangkit L i s t r i k M i n i H i d r o ( P L T M ) d a n P e m b a n g k i t L i s t r i k M i k r o H i d r o

( P L T M H ) , yang d a p a t menyuplai energi l i s t r i k u n t u k b e b a n - b e b a n d i s e k i t a r n y a .

Berikut data PL T M / P L T M H yang dalam proses pembangunan di Jawa Tengah,

s e s u a i dengan terdapat d i Buku Statistika PT PLN ( P e r s e r o ) D i s t r i b u s i J a w a T e n g a h

dan D I Y pada tahun 2 0 1 7 .


Tabet 5 . 1 Data Potensi Mikro Hidro

Produksi
Kapasitas
LO KASI Unit Energi
(kW)
(GWh)

Irigasi Gung Danawarih Ds Danawarih, Kee. Balapulang, Kab. Tega! 2 600 3,15

Sungai Merawu Ds Karekan, Kee. Pagentan, Kab. Banjarnegara 2 6.000 31,54

Sungai Terong Ds Getasblawong, Kee. Pageruyung, Kab. Kendal 2 4.400 23,13

Sungai Tun tang Ds. Jatirunggo, Kee. Pringapus, Kab. S e m a r a n g 3 900 4,73

Sungai Terong Ds Mojoagung, Kee. Plantungan, Kab. K e n d a l 2 1.6 0 0 8,41

Sungai Serayu Ds Mlipak Kee. Wonosobo Kab. Wonosobo 2 3.500 18.4


--

Sungai Pekaeangan Ds Tanjungtirta Kee. Punggelan Kab.


2 8.000 42,05
Banjarnegara

Irigasi Cenggini - Cawitali Ds Cenggini, Kee. B a l a p u l a n g , Kab. Tega! 2 450 2,37


---
Sungai Genteng Ds. Kesesi Kee. Kesesi Kab. Pekalongan 1 350 1,84

Sungai Logawa Ds. Baseh, Kee. Kedungbanteng, Kab. Banyumas 2 1.940 10,2

Sungai Logawa Ds. Babakan, Kee. Karanglewas, Kab. Banyumas 2 1.340 7,04

Sungai Logawa Ds. Sunyalangu, Kee. Karanglewas, Kab. B a n y u m a s 2 1.520 7,99

Sungai Banjaran Ds. Karangtengah, Kee. B a t u r a d e n , Kab.


2 1.800 9,46
Banyumas

Kab. Banjarnegara 2 8.000 42,05

Irigasi B e l i m b i n g Ds Gumiwang Kee. Purwanegara Kab


1 200 1,05
Banjarnegara

Irigasi Belimbing Ds Gumiwang Kee. Purwanegara Kab


1 200 1,05
Baniarnegara

Sungai Begaluh Ds. Butuh Kidul Kee. Kalikajar Kab. Wonosobo 2 2.900 15,24

Sungai Begaluh Ds. Butuh Kidul & Tegalombo Kee. Kalikajar Kab.
2 3.6 0 0 18,92
Wonosobo

Sungai D a m a r Ds Surokonto Wetan Kee. Pageruyung Kab. Kendal 2 3.000 15,77

Sungai Serayu Ds Wonokromo Kee. Mojotengah Kab. W o n o s o b o 2 1.500 7,88


----

Sungai Lojahan Ds Kambangan Kee Blada Kab Batang 2 5.000 26,28

Sungai Erang Ds Karangjambu Kee Balapulang Kab. Tega! 2 2.500 13,14

Irigasi Mangli Serayu Ds Kejiwan Kee Wonosobo Kab W o n o s o b o 1 540 2,84

Sungai Prukut Ds Karangtengah Kee Cilongok Kab Banyumus 1 1.750 9,2

Sungai Lojahan Ds Binangn & Wonomerto Kee Bandar Kab Batang 3 3.750 19,71

Sungai Urang Ds Sijeruk Kee B a n j a r m a n g u Kab B a n j a r n e g a r a 2 3.000 15,77

Sungai G u n g Ds Bumijawa Kee B u m i j a w a Kab. Tega! 1 750 3,94

Irigasi Banjareahyana Ds Kineang Kee Rakit Kab B a n j a r n e g a r a 1 350 1,84

Sungai Kali Genteng Ds Lambur Kee Kandangserang Kab


2 8.000 42,05
Pekalcngan

Sungai Kali Genteng Ds B o j o n g k o n e n g Kee K a n d a n g s e r a n g Kab


3 9.900 52,03
Pekalongan

lrigasi Banjareahyana Ds Rakit Kee Rakit Kab Banjarnegara 1 300 1,58

lrigasi Banjareahyana Ds Situwangi Kee Rakit Kab Banjarnegara 1 250 1, 3 1

S u n g a i Urang Ds Paweden Kee K a r a n g k o b a r Kab B a n j a r n e g a r a 2 3 160 16,61


I

60 91.050 478,57-j
Jumlah

Sumber: PT PLN {Persero) Distribusi Jateng dan D I Y

b. Potensi Panas Bumi

Provinsi Jawa Tengah m e r u p a k a n s a l a h satu Provinsi yang dilewati oleh the

ring of fire (cincin api) sehingga mempunyai banyak gunung berapi. Hal ini

menyebabkan Provinsi Jawa Tengah memiliki potensi panas bumi yang dapat

dimanfaatkan untuk tenaga l i s t r i k . Beberapa potensi panas b u m i di Jawa Tengah

saat ini, sudah masuk d a l a m tahap e k s p l o r a s i , y a i t u W K P G u c i lxSS MW d i Tega!

yang dikembangkan oleh PT Spring Energy S e n t o s a , dan WKP Baturaden 2x110


MW di Purwokerto yang dikembangkan o l e h PT S e j a h t e r a A l a m Energy. Potensi

p a n a s b u m i secara k e s e l u r u h a n t e r s a j i s e b a g a i b e r i k u t :

Tabel 5.2 Data Potensi Panas B u m i

Kapasitas
Cadangan (MWe) S u m b e r Daya (MWe)
No Lokasi Ternasana

(MW) Proven Probable Possible Hypothesis Speculatlves

1 B a n y u g a r a m , Cilacap - - - 100

2 Bumiayu, Banyumas - - - - - 25

3 Batu R a d e n , B a n y u m a s - - 175 -

4 G u c i , Tega! - - - 79 - -

Mangunan Wanayasa,

5 Banjarnegara - - 92 -

6 C a n d r a d i m u k a , Wonosobo - - 25

7 Dieng, W o n o s o b o 60 280 185 115 200

8 Krakal, Kebumen - - - - 25

9 P a n u l i s a n , Cilacap - - - - 25

10 G. Ungaran, S e m a r a n g - - - 110 50 -

11 G. U m b u l Telomoyo, S e m a r a n g - 72 -

12 Kuwuk, Grobogan - - 25

13 G. Lawu, K a r a n g a n y a r - - 195 -

14 K l e p u , Semarang - - - 25

TOTAL 60 280 185 838 250 250

c. Potensi Intensitas Matahari

Provinsi Jawa Tengah berada pada kisaran 10° LS dan memilki radiasi

2
matahari sebesar 3,5 kWh/m /harisampai dengan 4,67 kWh/mZ/hari. Efisiensi

panel surya yang m a s i h d i g u n a k a n d i Indonesia masih r e n d a h yaitu sebesar 14%,

maka potensi daya yang dapat dihasilkan dari intensitas encrgi di Jawa

T e n g a h s e b e s a r 1 4 , 7 kWatt/bul an hingga 1 9 , 6 1 4 k W a t t / b u l a n . D e n g a n p e n y e b a r a n

penyinaran surya di Jawa Tengah yang merata, maka di semua daerah di Jawa

Tengah dapat dimungkinkan untuk menggunakan PLTS. PLTS merupakan

pembangkit yang paling fl e k s i b e l untuk dikembangkan di Provinsi Jawa Tengah,

pembangunan PLTS S H S banyak d i b a n g u n di d u s u n - d u s u n yang t e r p e n c i l , y a n g

letaknya j a u h dari j a r i n g a n P L N d a n t i d a k m e m p u n y a i p o t e n s i l a i n s e l a i n i n t e n s i t a s

matahari.

d. Potensi Biomassa Sampah

Potensi biomassa lainnya yang dapat dikembangkan scbagai cncrgi

alternative d i Jawa Tengah a d a l a h p o t e n s i b i o m a s s a s a m p a h S a m p a h o r g a n i k d a p a t

dimanfaatkan sebagai penghasil energi alternative, dan dapat digunakan sebagai

p e m b a n g k i t energi l i s t r i k , yang d i k e n a l d e n g a n PL TSa ( P e m b a n g k i t L i s t r i k T e n a g a

Sampah). Proses konversi energi yang d i g u n a k a n u n t u k m e n g h a s i l k a n listrik dari

sampah secara garis besar terbagi dua yaitu : konversi biologis dan konversi

termal. Konversi biologis menggunakan bakteri pengurai sampah organik untuk

menghasilkan gas metan (CH4). M e l a l u i p r o s e s d e g r a d a s i b i o l o g i s , s e n y a w a t e r s e b u t

dirombak m e n j a d i gas metan pada k o n d i s i tanpa k e h a d i r a n oksigen ( d e k o m p o s i s i

anaerob). Metode yang digunakan pada s t u d i i n i a d a l a h landfill. Konversi termal


adalah p r o s e s transformasi sampah m e n j a d i sumber e n e r g i dengan m e n g g u n a k a n

biogas yang d i h a s i l k an sebagai bahan bakar.

Teknologi yang banyak digunakan untuk menghasilkan energi dari energi

sampah dengan menggunakan teknologi landfill. Landfill adalah metode

pembuangan sampah dengan cara menempatkan sejumlah besar sampah pada

suatu lokasi yang digunakan sebagai tempat penampungan akhir. Pada

perkembangannya, Landfill terdiri dari beberapa jenis yaitu : open dumping,

controlled landfill, dan sanitary landfill. Berikut p o t e n s i e n e r g i s a m p a h yang d a p a t

dikembangkan di Provinsi Jawa Tengah.

Tabel 5 . 3 Potensi Pemanfaatan Sampah

Efisiensi Sistem Total P o t e n s i


Kapasitas TP A
TPA Pembangkitan Tekno-Eko
Ton perTahun
(MWh) (Mwe)

TPA Gunung Tugel 12.775 5.348,64 5.348,64

TPA K a ligend ing 14.876 6.228,11 6.228,11

TPA Semali 14.876 6.228,11 6.228,11

TPA Wonorejo 23.729 9.934,71 9.934,71

TPA Banyu Urip 2 4 . 09 10.086,00 10.086,00

TPA Winong 8.432 3.530,10 3.530,10

TPA Sukosari 36.5 15.281,82 15.281,82

TPA Ng em b ak 36.5 15.281,82 15.281,82


--

TPA Basirih 127.75 53.486,37 53.486,37

TPA M a r g o r e jo 10.95 4.584,55 4.581,55


--

TPA Tanjungrejo 66 27.632,88 27.632,88

TPA Kalikondang 18.25 7.640,91 7.640,91

TPA Kertosari (Ungaran) 41.063 17.192,05 17.192,05

TPA Jatisari 10.95 4.584,55 4.584,55

TPA Kalijurang 3.614 1.512,90 1.512,90

TPA Putri Cempo 94.9 39.732,74 39.732,74

TPA Jatibarang 255.5 106.972,75 106.972,75


- -
Sumber: Buku Informasi Bioenergi KEMEN ESDM RI 2 0 1 5

D a l a m waktu dekat d i Jawa Tengah akan d i b a n g u n 2 (dua) u n i t PLTSa y a n g

terdapat di TPA Putri Cempo di Kota Surakarta dan TPA Jatibarang di K ot a

Semarang. PLTSa TPA Putri Cempo akan dibangun oleh PT C i t r a Metrojaya Putra

dengan k a p a s i t a s ± 1 2 MW m e n g g u n a k a n t e k n o l o g i thermal g a s i f i k a s i p l a s m a , d a n

pa d a s aa t ini sudah masuk dalam tahap studi kelayakan untuk persiapan

konstruksi (penyiapan tapak proyek). Sedangkan PL TSa TPA Jatibarang

merupakan proyek kerjasama dengan E S P 3 D a n i d a , yang t e r d i r i d a r i :

• Pengolahan sampah Jama (bantuan berupa pilot project) menggunakan

teknologi landfill gas, dengan k a p a s i t a s ± 1 , 3 MW, y a n g p a d a t a h u n 2 0 1 7 i n i

d a l a m tahap p e n y u s u n a n D E D .

• P e n g o l a h a n s a m p a h baru (bantuan b e r u p a feasibility study) y a n g p a d a t a h u n

2 0 1 7 ini masih dalam proses penyusunan s t u d i k e l a y a k a n .


5. Rencana Pengembangan Listrik Perdesaan

Salah satu cara untuk meningkatkan Rasia Elektrifikasi di Jawa Tengah adalah

dengan melaksanakan pengembangan listrik perdesaan. Program listrik perdesaa n

dapat dilaksanakan dengan m e n a m b a h j a r i n g a n d i s t r i b u s i J T R u n t u k m a s y a r a k a t y a n g

letaknya jauh dari jaringan listrik eksisting PLN, melaksanakan sambungan listrik

murah bagi masyarakat yang tidak mampu, dan membangun pembangkit listrik

t e r d i s t r i b u s i / pembangkit offgrid dengan memanfaatkan p o t e n s i l o k a l d a e r a h t e r s e b u t .

Pada tahun 2 0 1 7 target RE di Provinsi Jawa Tengah s e b e s a r 9 6 , 2 9 % , y a n g a r t i n y a

masih terdapat 3 , 7 1 % masyarakat di Jawa Tengah yang b e l u m b e r l i s t r i k . Target RE

Provinsi Jawa Tengah d a p a t mencapai 1 0 0 % pada tahun 2 0 2 0 . B e r d a s a r k a n d a t a T i m

Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) setelah dikurangi yang

telah berlangganan PLN, jumlah Rumah Tangga Sasaran (RTS) yang direncanakan

mendapatkan program listrik perdesaan di Jawa Tengah, scbesar 255.171 rumah

tangga.

Tabel 5.4 Rumah Tangga Sasaran

RUM AH
KAB/KOTA
TANGGA

KEBUMEN 17.052

D E MAK 16.688

MAGELANG 13.703

CI LA CAP 12.699

S RA G E N 12.486

BANYUMAS 11.181

BOYOLALI 10.957

KLATEN 10.342

B L O RA 10.017

BREBES 9.936

J E P A RA 9.686

PEMALANG 9.598

G R O B OGAN 9.548

PURBALINGGA 8.721

PATI 8.231

PURWOREJO 8.101

WONOSOBO 7.844

SUKOHARJO 7.248

BANJARNEGARA 6.748

TE GAL 6.660

TEMANGGUNG 6.215

KENDAL 5.897

KARANGANYAR 5.002

P E KA L O N G A N 4.610

WONOGIRI 4.240

BAT A N G 4.052

REM B A N G 3.935

S E M A RA N G 3.699

KOTA SURAKARTA 3.679


RUMAH
KAB/KOTA
TANGGA

KOTA S E M A RA N G 1.964

KOTA P E KA L O N G A N 1.621

KU D U S 1.117

KOTA TEGAL 651

KOTA SALATIGA 558

KOTA M A G E L A N G 485

TOTAL 255.171

Keterangan : TiangJTR

•Q T i a n g J T M lphs

A T1·afo 1 phs

D pelanggan

SLP = Sambungan Langsung Pelanggan

S R = sambungan Rumah

Gambar 5 . 2 Standar S a m b u n g a n R u m a h

Pada J a r i n g a n Tegangan Rendah 380/220V terdapat beberapa ketentuan dan standar

pada sambungan rumah yang p e r l u d i p e r h a t i k a n m e n u r u t B u k u Pedoman Standar Konstruksi

PT PLN (Persero) T a h u n 2 0 0 8 . K e t e n t u a n - k e t e n t u a n t e r s e b u t s e b a g a i b e r i k u t :

a. Pada satu tiang saluran t e g a n g a n r e n d a h (STR) dapat disambung maksimal 5 Sambungan

Luar Pelayanan ( S L P ) .

b. Dalam satu Sambungan Luar Pelayanan (SLP), dapat d i s a m b u n g maksimum 5 pelanggan

secara seri.

c. Jarak sambungan maksimum dari tiang kerumah terakhir 1 5 0 meter, dan j a r a k s a m b u n g a n

maksimum dari tiang ke rumah atau dari rumah kerumah, m a k s i m u m 30 meter, d c n g a n

drop tegangan maksimal 2%.

Salah satu cara untuk m e n d u k u n g tercapainya RE 1 0 0 % di J a w a T e n g a h a d a l a h d e n g a n

melaksanakan listrik perdesaan, dengan pelaksanaan penyambungan S R bagi Rumah Tangga

Sasaran (RTS), dan p e n a m b a h a n j a r i n g a n J T R dan J T M u n t u k m e n j a g a k e a n d a l a n s i s t e m t e n a g a

listrik. Berikut k e b u t u h a n SR, J T R dan JTM u n t u k m e n d u k u n g t e r l a k s a n a n y a R E 1 0 0 % d i J a w a

Tengah.

Tabel 5.5 Kebutuhan Jaringan Listrik Perdesaan

INFRASTRUKTUR 2018 2019 2020 2021

SR [RTS) 65.000 65.000 65.000 60.171

JTR (kms) 28,03 10,11 4,99 3,82

JTM (kms) 26,28 9,48 4,68 3,58


Perhitungan kebutuhan infrastruktur jaringan listrik perdesaan di atas

diasumsikan penambahan SR untuk RTS yang bersumber dari TNP2K, dilaksanakan

selama 4 kali mulai tahun 2018 - 2020. Diasumsikan untuk satu pelanggan baru

membutuhkan pergeseran J T R s e b e s a r 1 6 , 5 9 meter p e r 1 0 0 p e l a n g g a n , d a n p e r g e s e r a n

JTM s e b e s a r 1 5 , 5 5 meter per 1 0 0 pelanggan.


BAB VI

KEBUTUHAN INVESTASI PENYEDIAAN TENAGA L I S T R I K D A E RA H

1. Kebutuhan Dana Penyediaan Tenaga Listrik

Penyediaan tenaga listrik terdiri dari pembangkitan listrik, jaringan transmisi,

serta jaringan distribusi.Pada saat ini, penyediaan energi listrik di Jawa Tengah

mengalami oversupply dikarenakan jumlah pasokan energi pembangkit listrik lebih

b e s a r d i b a n d i n g k a n dengan j u m l a h b e b a n yang t e r p a s a n g d i J a w a T e n g a h . A r t i n y a p a d a

saat ini, kuantitas pasokan energi listrik di Jawa Tengah sudah dapat mencukupi

kebutuhan beban di Jawa Tengah. Selain kuantitas masyarakat Jawa Tengah

membutuhkan peningkatan kualitas energi listrik, sehingga pemadaman dapat

berkurang di Jawa Tengah.

Berdasarkan proyeksi kebutuhan tenaga listrik selama 20 tahun sejak 2018,

tambahan kapasitas akumulasi yang dibutuhkan hingga tahun 2037 adalah sebesar

13.923 MW. Dengan asumsi b a h w a U S $ 1 , 5 J u t a p e r MW, m a k a investasi yang dibutuhkan

untuk p e n a m b a h a n kapasitas tersebut a d a l a h US$ 20,9 Milyar atau sekitar Rp. 271,5

Trilyun.

Arah pengembangan penyediaan energi listrik di Jawa Tengah terkait erat

dengan sistem interkoneksi [awa-Madura-Bali (JAMAL!) yang merupakan grid­

Nasional. Maka dari itu, penyediaan danainvestasi penyediaan energi listrik dalam

sistem JAMAL! merupakan kewajiban dari Pemerintah Pusat. Pemerintah Provinsi

Jawa Tengah d a n d i n a s - d i n a s terkait m e m b a n t u k e m u d a h a n d a l a m h a l p e r i j i n a n d a n

ikut serta untuk menciptakan i k l i m i n v e s t a s i yang b a i k d i Jawa T e n g a h .

P e m e r i n t a h P r o v i n s i J a w a Tengah p e r l u m e n y e d i a k a n p e n d a n a a n t e r u t a m a b a g i

masyarakat yang tidak m a m p u , d e n g a n m e l a k s a n a k a n p r o g r a m l i s t r i k m u r a h . S e l a i n i t u ,

Pemerintah Provinsi Jawa Tengah juga mendorong pengembangan pembangunan

pembangkit listrik yang menggunakan EBT, terutama dengan menggunakan potensi

lokal yang t e r d a p a t di J awa T e n g a h .

2. Kebutuhan Dana Pengembangan Listrik Perdesaan

R asi a elektri fi kasi desa di J awa Tengah sudah mencapai 100%, tetapi hingga

t a h u n 2 0 1 7 R E J a w a Tengah m a s i h m e n c a p a i 9 6 , 3 0 % , a r t i n y a m a s i h t e r d a p a t g r u rn b u l -

g r u m b u l de s a di Jawa Tengah yang b e l u m b e r l i s t r i k . Untuk mencapai RE J a w a T e n g a h

s e b e s a r 1 0 0 % , maka P e m e r i n t a h P r o v i n s i J a w a Tengah melaksanakan program listrik

p e r d e s a a n . S a l a h satu p r o g r a m j a r i n g a n l i s t r i k p e r d e s a a n a d a l a h dengan pembangunan


jaringan distribusi berupa jaringan JTR dan JTM untuk masyarakat yang letaknya jauh

dari jaringan listrik eksisting PLN.

Tabel 6.1 Perkiraan Investasi Harga SR, JTR, dan JTM

INFRASTRUKTUR HARGA (Rp)

SR/pelanggan 1.000.000

JTR/kms 95.000.000

J T M / kms 240.000.000

Investasi pemasangan SR untuk rumah tangga sasaran terdiri dari

penyambungan listrik 4 5 0 VA d a n p e m a s a n g a n instalasi sebanyak 3 buah titik lampu.

Untuk mencapai target RE 100% pada tahun 2020, dibutuhkan anggaran

investasi untuk tahun 2018 - 2020 dengan perincian alokasi :

a. Kebutuhan investasi 255.171 sambungan rumah (SR)adalah sebesar Rp

255.171.000.000,00

b. Kebutuhan investasi penambahan 46,96 kms jaringan tegangan rendah (JTR)adalah

s e b e s a r Rp 4 . 4 6 1 . 2 0 0 . 0 0 0 , 0 0

c. Kebutuhan investasi penambahan 44,02 kms jaringan tegangan menengah

(JTM)adalah s e b e s a r Rp 10.564.800.000,00

3. Sumber Pendanaan

Salah satu cara untuk mempercepat pemenuhan RE Provinsi Jawa Tengah 100%,

adalah dengan menambah infrastruktur tenaga listrik di Jawa Tengah, seperti pasokan

pembangkit listrik dengan mengembangkan potensi lokal, j a r i ri g a n transmisi d a n

jaringan distribusi untuk menambah keandalan sistem tenaga l i s t r i k di Jawa Tengah.

Untuk menambah infrastruktur tenaga listrik di Jawa Tengah, membutuhkan

dana yang t i d a k sedikit. Sumber pendanaan pengembangan infrastruktur tenaga listrik

di Jawa Tengah, baik berupa pembangkit listrik dan jaringan listrik dapat berasal dari

APBN, APBD, maupun BUMN

G U B E R N U R JAWA T E N G A H ,

ttd

GANJAR PRANOWO

Anda mungkin juga menyukai