vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.3. Sasaran
Sasaran dari buku ini adalah mahasiswa, praktisi dan masyarakat
awam. Mahasiswa yang dimaksud disini adalah mahasiswa yang mendalami
ilmu ekonomi baik program strata satu (S1) maupun strata dua (S2). Buku ini
dapat dijadikan dasar diskusi lanjutan tentang model lanjutan model IO dan
SAM seperti computable general equilibrium model (CGE). Selain bermanfaat
bagi mahasiswa dalam penulisan skripsi, buku ini juga bermanfaat bagi praktisi
kebijakan pembangunan, khususnya yang bergerak di bidang seperti
perencanaan ekonomi, potensi wilayah atau pengembangan wilayah. Selain itu
bermanfaat bagi masyarakat awam yang ingin mempelajari keterkaitan antara
sektor dalam suatu perekonomian.
1.4. Tujuan
Dengan pesatnya penggunaan alat analisis model input-output,
sehingga para ahli komputer dan ekonomi regional pada umumnya,
mengembangkan beberapa program instan yang berkaitan dengan model input-
output tersebut. Perangkat-perangkat lunak yang dikembangkan ini dengan
dengan cepat menghasilkan suatu matriks yang kita inginkan. Contoh
perangkat lunak instan yang ada sekarang adalah GRIMP 7.2, Phyton Input-
Output (PyIO), dan MATS. Kebanyakan para mahasiwa umumnya, tidak
mengerti akan proses iterasi yang dilakukan oleh program instan tersebut.
Tujuan dari buku ini adalah agar mahasiwa lebih memahami bagaimana proses
iterasi dalam menghasilkan suatu analisis input-output secara lengkap.
( )
A = Z Xˆ
−1
2
BAB 2
PENGANTAR SAS
1. Lakukan penyesuaian tahun komputer pada tahun 1997. Dengan kata lain
setting tahun komputer ditentukan pada tahun 1997. Jika tahun komputer
tidak dirubah ke tahun 1997, maka program SAS tidak dapat beroperasi.
2. Klik Start + Klik Program + Klik The SAS System
3. Selanjutnya, klik atau pilih The SAS System for Windows v.6.12, sehingga
muncul program SAS seperti pada Gambar 2.1.
Jika prosedur diatas telah dilakukan, maka pada saat pertama aktif,
program SAS muncul dengan tiga 3 window (Gambar 2.1). Berikut akan
dijelaskan keguanaan dan fungsi dari masing-masing window tersebut, yaitu:
a. PROGRAM EDITOR.
Berfungsi sebagai tempat penulisan statement-statement atau rangkaian
pernyataan yang disusun untuk membangun gugus data maupun program
pengolahan data.
4
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
b. OUTPUT.
yaitu merupakan bagian layar yang berfungsi untuk menampilkan output
atau hasil dari eksekusi program.
c. LOG.
merupakan bagian layar yang berfungsi untuk menampilkan tentang pesan
dari sistem SAS, baik informasi yang benar atau salah tentang prosedur
program
Selanjutnya klik layar mana yang anda inginkan. Jika anda ingin ke
window PROGRAM EDITOR seperti pada contoh, maka klik PROGRAM
EDITOR sehingga akan aktif tanda centang, dengan demikian anda sekarang
berada di layar PROGRAM EDITOR. Jika ingin berpindah ke layar lain,
maka selanjutnya klik kembali seperti layar yang anda butuhkan. Jika anda
ingin bekerja dengan layar penuh (full), lakukan double klik pada window
yang anda inginkan. Beberapa tombol yang paling sering digunakan:
F1 fasilitas help
F4 recall (memanggil kembali pernyataan program)
F6 pindah ke window log
F7 pindah ke window output
F5 pindah ke window program editor
F8 mengeksekusi program (submit)
5
Bab 2. Pengantar SAS
2.3. Komentar
Dalam membuat atau menuliskan rangkaian suatu program, kita dapat
membuat pesan atau komentar pada setiap pernyataan, tujuan dari komentar ini
adalah untuk memudahkan kita, memahami program atau pernyataan apa yang
kita lakukan agar dapat dimengerti dan mudah diingat ketika kita ingin
mengevaluasi kembali pernyataan yang kita tuliskan. Penulisan komentar
tersebut adalah:
/* …………………. */
Atau
* ……………………..;
Kedua pernyataan di atas tidak diproses oleh program SAS. Karena hal ini
hanya merupakan sebuah komentar.
Contoh:
/* matriks diagonal */
Atau
* matriks diagonal;
* membuat matriks Z;
Z = {1 2 3,
4 5 6,
7 8 9};
6
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
Output 2.1
The SAS System 17:41 Tuesday, August 5, 1997 1
Z
1 2 3
4 5 6
7 8 9
Catatan Penting
1. Output 2.1. di atas ditampilkan pada window OUTPUT.
2. Selanjutnya anda pindah ke PROGRAM EDITOR (klik menu Window +
Klik PROGRAM EDITOR).
3. Ketika anda berpindah ke PROGRAM EDITOR maka rangkaian program
pernyataan diatas akan hilang.
4. Untuk memanggil kembali program yang hilang, anda dapat menekan
tombol F4 sekali. Atau dengan Klik Locals + Klik Recall text. Sehingga
program yang hilang akan muncul kembali.
5. Pada layar OUTPUT juga akan ditampilkan waktu komputer seperti
Yang pertama ditampilkan adalah Jam, Hari, Bulan, Tanggal, Tahun dan
Halaman output. Anda dapat menghilangkan waktu komputer tersebut,
dengan cara menuliskan pernyataan pilihan NODATE di PROGRAM
EDITOR. Tapi sebelumnya anda harus bersihkan layar OUTPUT
sebelumnya dengan cara Klik Edit + Klik Clear text, tujuannya agar kita
mendapatkan hasil running program yang paling terakhir.
7
Bab 2. Pengantar SAS
* membuat matriks Z;
Z = {1 2 3,
4 5 6,
7 8 9};
Output 2.2
The SAS System
Z
1 2 3
4 5 6
7 8 9
Terlihat pada Output 2.2. bahwa waktu komputer tidak ditampilkan lagi pada
layar OUTPUT.
8
BAB 3
BAHASA MATRIKS DENGAN SAS/IML
3.1. Pendahuluan
SAS/IML merupakan modul dari program SAS yang selanjutnya akan
kita bahas bagaimana cara kerja dari SAS/IML. Prosedur SAS/IML ini perlu
kita pelajari untuk menyelesaikan model Input-Output (IO), Social Accounting
Matrix (SAM) dan metode RAS.
Khusus untuk pendekatan model IO dan SAM dan RAS, kita akan
langsung menggunakan bahasa matriks dengan menggunakan SAS/IML,
konsekuensinya kita harus memahami metode IO, SAM dan RAS itu sendiri
untuk memudahkan kita menuliskan dalam bahasa matematis kedalam bentuk
bahasa matriks yang tentunya dengan mengikuti yang ada di PROC Iteration
Matrix Language (PROC IML).
Prosedur SAS/IML bukan prosedur “instan”, oleh karena itu kita tidak
dapat langsung menghasilkan multiplier tanpa menuliskan formulanya.
Konsekuensinya adalah disamping kita harus mengerti formula dari metode
IO, SAM dan RAS itu sendiri, kita juga harus mengerti bagaimana cara kerja
dari SAS/IML. Ini lah tujuan kami memberikan teori IO, SAM dan RAS
kemudian memberikan aplikasi contoh dalam bahasa SAS/IML. Pada bagian
ini kita akan membahas dann menjelaskan ketiga metode yang akan kita bahas
diatas ada baiknya kita pahami beberapa command dan function matrix yang
terdapat pada ILM. Penjelasan dimulai dari mengenalkan SAS/IML, kemudian
diikuti dengan metodologi IO, SAM dan RAS dan kita akan membuat contoh
lengkap dari masing-masing metode tersebut.
proc iml;
a=2;
b={1 3, 2 4};
print a b;
10
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
proc iml;
a = 12;
b=.;
c = ‘hi there’;
d = “hello”;
proc iml;
x = {1 2 3 4 };
print x;
11
Bab 3. Bahasa Matriks dengan SAS/IML
X
1 2 3 4
proc iml;
y = {1,2,3,4};
print y;
proc iml;
z = {1 2, 3 4, 5 6};
print z;
Z
1 2
3 4
5 6
berikut ini:
proc iml;
w = 3 # z;
print w;
W
3 6
9 12
15 18
12
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
a = {abc defg};
A
ABC DEFG
penugasan:
a = {‘abc’ ‘DEFG’}
proc iml;
Jawab={[2] ‘Yes’, [2] ‘No’};
print jawab;
proc iml;
Jawab={‘Yes’ ‘Yes’, ‘No’ ‘No’};
print jawab;
13
Bab 3. Bahasa Matriks dengan SAS/IML
JAWAB
Yes Yes
No No
3.6. Penugasan
penugasan dapat menciptakan suatu matriks dengan mengevaluasi
persamaan dan menugaskan hasilnya kedalam matriks. Persamaan dapat
terdiri dari operator (contoh, perkalian, penjumlahan matriks) atau operasi
fungsi matriks (contoh: matrix inverse). Penugasan memiliki bentuk umum
sebagai berikut:
result = expression;
dimana result adalah nama matriks baru dan expression adalah persamaan
yang dievaluasi, yang menghasilkan nama matriks baru. Sebagai contoh:
proc iml;
a={2 2, 3 4};
b={5,2};
hasil=a*b;
print a b hasil;
14
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
3.8. Tipe
yang ada di SAS/IML dapat diklasifikasikan ke dalam tiga kategori,
yaitu:
1. Control (Control Statement), mengarahkan langsung aliran pelaksanaan.
Contoh, IF-THEN/ELSE yang berfungsi untuk melaksanakan kondisional
control.
2. Fungsi dan CALL (Function and CALL Statement), melakukan penugasan
khusus atau operasi yang didefinisikan oleh pengguna. Sebagai contoh
CALL, INV, GSTART
3. Perintah (Command), melakukan proses khusus seperti menyesuaikan
pilihan, mencetak dan menangai input/output. Sebagai contoh perintah
RESET, PRINT.
Tetapi pada sesi ini kita hanya membahas beberapa command, function
khususnya untuk kebutuhan penyelesaian metode input-output, sosial
accounting matrix dan metode RAS. Tetapi sebelum membahas function dan
command, akan dijelaskan tentang cara kerja matriks yang ada dalam software
SAS/IML.
15
Bab 3. Bahasa Matriks dengan SAS/IML
3.9.2. Scalar
Skalar adalah matriks yang hanya memiliki satu elemen. Kita dapat
mendefinisikan sebuah skalar dengan nama matriks disebelah sisi kiri dari
penugasan dan nilainya berada disebelah sisi kanan. Kita dapat menggunakan
di bawah ini untuk menciptakan dan mencetak beberapa contoh skalar literal.
Setiap menuliskan operasi matriks, pertama sekali kita harus ketikkan PROC
IML, sebagai berikut:
proc iml;
x = 15;
y = 12.45;
z = .;
w = 'Hai';
r = "apa kahar";
print x y z w r;
X Y Z W R
15 12.45 . Hai apa kahar
Sekali lagi bahwa ketika elemen matriks bertipe karakter (atau mendifinisikan
karakter literal) maka kita harus menggunakan tanda single quotes (‘ ’) atau
double quoates (“ “).
16
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
proc iml;
reset print;
teh ={5 3 4 3 1 2 3,
3 4 5 1 2 3 0,
3 5 4 0 4 5 1,
2 0 3 2 2 2 1};
print teh;
5 3 4 3 1 2 3
3 4 5 1 2 3 0
3 5 4 0 4 5 1
2 0 3 2 2 2 1
teh ={5 3 4 3 1 2 3,
3 4 5 1 2 3 0,
3 5 4 0 4 5 1,
2 0 3 2 2 2 1};
print teh[ROWNAME=baris COLNAME=kolom];
17
Bab 3. Bahasa Matriks dengan SAS/IML
WATI 5 3 4 3 1 2 3
LINDA 3 4 5 1 2 3 0
HENNY 3 5 4 0 4 5 1
ARDI 2 0 3 2 2 2 1
result = expression;
dimana result adalah nama matriks baru dan expression adalah persamaan
yang akan dievaluasi. Lebih jelasnya lihat contoh sebelumnya.
Untuk kepentingan metode IO dan SAM kita hanya membahas tiga dari
dari lima fungsi yang ada yaitu function I dan function J dan function BLOCK.
Berikut adalah penjelasan dari masing-masing fungsi:
Fungsi BLOCK
Fungsi BLOCK mempunyai bentuk umum sebagai berikut:
18
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
BLOCK(matrix_1,matrix_2,…,matrix_n)
fungsi BLOCK bertujuan untuk menghasilkan sebuah matriks blok-diagonal
dari argumen matriks. Sebagai contoh ketikkan berikut ini:
proc iml;
reset print;
a={1 1, 1 1};
b={2 2, 2 2};
c=BLOCK(a,b);
print c;
1 1 0 0
1 1 0 0
0 0 2 2
0 0 2 2
Fungsi J
Fungsi J mempunyai bentuk umum sebagai berikut:
J(nrow,ncol,value)
Fungsi ini akan menciptakan baris sebesar nrow dan kolom sebanyak ncol,
seluruh elemen memiliki nilai yang sama dengan value. Sebagai contoh jika
kita ingin menciptakan matriks ukuran 1 x 5 (vektor baris) yang bernilai 2, kita
dapat menuliskan berikut ini:
proc iml;
reset print;
c=J(1,5,2);
print c;
19
Bab 3. Bahasa Matriks dengan SAS/IML
Fungsi I
Fungsi I akan menciptakan matriks identitas dengan ukuran tertentu.
Fungsi I mempunyai bentuk umum, yaitu:
I(dimension)
proc iml;
reset print;
c=I(3);
print c
1 0 0
0 1 0
0 0 1
proc iml;
reset print;
r =1:5;
s = 10:6;
t = 'abc1':'abc5';
print r s t;
20
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
Operator matriks secara lengkap dapat dilihat pada Tabel 3.1. Operator yang
ditampilkan sesuai prioritas pengerjaan. Berdasarkan tingkatan prioritas kita
dapat mengelompokkan pada tujuh prioritas kelompok, lebih jelasnya dapat
dilihat pada Table berikut ini:
21
Bab 3. Bahasa Matriks dengan SAS/IML
Operator Tugas
+ Penjumlahan, dan penggabungan
- Pengurangan
# Perkalian menurut elemen
## Pangkat menurut elemen
/ Pembagian
<> Maksimum elemen
>< Minimum elemen
| Logika OR
& Logika AND
< Lebih Kecil
> Lebih besar
>= Lebih besar sama dengan
<= Lebih kecil sama dengan
^= Tidak sama dengan
= Sama dengan
22
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
2 2 4 5
A= dan B =
3 4 1 0
6 7 8 10 4 4 4 5
A+ B = A# B = A# #2 = A B =
4 4 3 0 9 16 3 4
1 1
A = B =
0 0
Karena operasi matriks akan mengacu pada elemen, maka elemen-elemen dari
kedua matriks harus sama. Ketika kita membandingkan dua matriks, misalnya
A <= B, maka jika kondisi A lebih kecil sama dengan B terpenuhi akan diberi
nilai 1 sedangkan selainnya diberi nilai 0. Lihat hasil contoh di atas.
3.14. Subscripts
Subscripts adalah operator spesial yang ditempatkan di dalam tanda
brankets ([ ]) setelah matriks operand. Bentuk umum operasi subscripts adalah:
operand[row, coloum]
dimana:
operand adalah nama matriks, tetapi hal tersebut juga dapat berupa
persamaan atau literal
row berhubungan dengan persamaan, skalar atau vektor untuk memilih
salah satu atau lebih baris dari operand
coloum berhubungan dengan persamaan, skalar atau vektor untuk memilih
salah satu atau lebih kolom dari operand.
23
Bab 3. Bahasa Matriks dengan SAS/IML
proc iml;
teh ={5 3 4 3 1 2 3,
10 4 5 1 2 3 0,
3 5 4 0 4 5 1,
2 8 3 2 2 2 1};
C21 =teh[2,1];
C8 =teh[8];
C21 C8
10 10
24
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
BARIS2
3 4 5 1 2 3 0
KOLOM3
4
5
4
3
SUBMAT1
3 4 1
5 4 4
25
Bab 3. Bahasa Matriks dengan SAS/IML
baris={1 3};
kolom={2 3 5};
submat1=teh[baris,kolom];
print submat1;
pernyataan di atas akan menghasilkan nilai yang sama dengan cara penulisan
pertama, yaitu:
SUBMAT1
3 4 1
5 4 4
Kita juga dapat mengunakan index vektor yang dihasilkan dengan menciptakan
index operator (:) di dalam subscript yang mengacu pada baris dan kolom
tertentu. Sebagai contoh, pilihlah baris pertama sampai baris ketiga, dan
pilihlah nomor kolom ketiga sampai dengan kolom kelima dari matriks TEH.
Untuk itu kita dapat menuliskan berikut ini:
submat2=teh[1:3,3:5];
print submat2;
4 3 1
5 1 2
4 0 4
26
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
teh[3,4]=100;
print teh;
diatas akan menghasilkan matriks TEH yang baru dimana nilai pada baris
ketiga dan kolom keempat telah dirubah menjadi 100, yaitu:
TEH
5 3 4 3 1 2 3
3 4 5 1 2 3 0
3 5 4 100 4 5 1
2 0 3 2 2 2 1
Bagaimana kalau kita diminta untuk merubah semua nilai kolom terakhir atau
kolom ketujuh dari matriks TEH menjadi nol. Kita dapat menuliskan
rangkaian berikut ini:
teh[3,4]=100;
teh[,7] ={0,0,0,0}
print teh;
pernyaan di atas akan menghasilkan matriks TEH yang baru dimana nilai pada
baris ketiga dan kolom keempat telah dirubah menjadi 100, dan kolom ketujuh
semua diganti menjadi nol, yaitu:
TEH
5 3 4 3 1 2 0
3 4 5 1 2 3 0
3 5 4 100 4 5 0
2 0 3 2 2 2 0
27
Bab 3. Bahasa Matriks dengan SAS/IML
Operator Kegunaan
+ Penjumlahan
# Perkalian
<> Maksimum
>< Minimum
<:> Indeks maksimum
>:< Indeks minimum
: Rata-rata (berbeda dengan prosedur matriks)
## Sum of square
A[+,<>] = 21
A[<>,+] = 13
3.15. Nilai Mising
28
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
Secara umum jika terdapat nilai yang mising di dalam elemen matriks,
SAS/IML akan memperlakukannya berbeda dengan nilai nol. Untuk kasus
tersebut, andaikan kita mempunyai matriks berikut ini:
1 2 . 4 . 2
X = . 5 6 dan Y = 2 1 3
7 . 9 6 . 5
5 . .
X + Y akan menghasilkan = . 6 9
13 . 14
perhatikan bahwa setiap elemen yang nilainya mising, prosedur PROC IML
akan menghasilkan nilai yang mising juga.
4 . .
X#Y akan menghasilkan = . 5 18
42 . 45
perkalian elemen juga akan menghasilkan nilai yang mising jika salah satu dari
elemen tersebut memiliki nilai mising.
29
Bab 3. Bahasa Matriks dengan SAS/IML
30
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
JANUARI 4 2 0 1
FEBRUARI 3 4 1 5
MARET 1 1 2 2
APRIL 2 0 2 1
31
Bab 3. Bahasa Matriks dengan SAS/IML
Fungsi/Command Aksi
PROC IML Prosedur Iterasi Bahasa Matriks
DET Menentukan determinan dari suatu matriks bujur sangkar
DIAG Membuat matriks diagonal
I Membuat matriks identitas
J Membuat matriks ukuran i x j berisikan nilia tertentu
BLOCK Menggabungkan matriks dengan membentuk matriks diagonal
INV Melakukan matriks kebalikan
SOLVE Menghasilkan solusi untuk persamaan linier
AX=B → X = solve(A,B) X = inv(A) * B
SUM Menjumlahkan seluruh elemen yang menghasilkan skalar
TRANSPOSE Melakukan transpose matriks
XMULT Melakukan perkalian matriks lebih akurat
RESET Menentukan pilihan saat melakukan proses
PRINT Mencetak nilai matriks
USE Menggunakan file data SAS eksternal
READ Membaca file data SAS
CREATE Menciptakan matriks ke dalam data SAS
APPEND Menambah pengamatan ke dalam data SAS
DATA Menciptakan sebuah nama dataset instrem
SET Menentukan dataset yang digunakan
Fungsi DET,
Berfungsi untuk menghitung determinan dari sebuah matriks bujur sangkar
yang menghasilkan skalar.
Syntax:
DET(square-matrix)
dimana :
square-matrix adalah matriks numerik atau literal. Contoh:
a = {1 1 1, 1 2 4, 1 3 9};
b =det(a)
print b;
menghasilkan skalar B yang merupakan determinan matriks A, yaitu
B
2
32
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
Syntax
DIAG(argumen)
dimana argumen adalah matriks bujur sangkar atau vektor. Sebagai contoh:
proc iml;
reset print;
a = {1 1 1,1 2 4,1 3 9};
b = {1,2,3};
c =diag(a);
d =diag(b);
print c d;
1 0 0
0 2 0
0 0 9
1 0 0
0 2 0
0 0 3
Syntax:
I(dimension)
IDEN=I(3);
33
Bab 3. Bahasa Matriks dengan SAS/IML
1 0 0
0 1 0
0 0 1
Syntax:
INV(matrix)
dimana: matrix adalah matriks bujur sangkar nonsingular. Suatu matriks bujur
sangkar disebut nonsingular apabila determinan matriks tersebut tidak sama
dengan nol. Sedangkan matriks singular adalah determinannya sama dengan
nol dimana matriks singular tidak mempunyai matriks kebalikan (inverse).
X = INV(A) * B;
Penggunaan fungsi SOLVE lebih akurat dan efisien untuk melakukan tugas
tersebut. Lihat fungsi SOLVE. Berikut adalah contoh untuk menentukan
matriks kebalikan A, yaitu:
proc iml;
reset print;
a = {1 1 1,1 2 4,1 3 9};
z =inv(a);
print z;
34
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
3 -3 1
-2.5 4 -1.5
0.5 -1 0.5
Syntax:
J(nrow, ncol, value)
dimana:
nrow adalah memberikan jumlah baris matriks atau literal numerik
ncol adalah memberikan jumlah kolom matriks atau literal numerik
value adalah nilai yang diisikan ke dalam baris dan kolom matriks atau
literal numerik atau karakter.
Contoh:
a = J(5,3,1);
b = J(2,4,'yes');
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
1 1 1
35
Bab 3. Bahasa Matriks dengan SAS/IML
Syntax
BLOCK(matrix_1, matrix_2,..,matrix_15)
block(a,b,c);
A 0 0
0 B 0
0 0 C
proc iml;
reset print;
a ={1 1,
2 2};
b ={3 3 3,
3 3 3,
3 3 3};
c =block(a,b);
1 1 0 0 0
2 2 0 0 0
0 0 3 3 3
0 0 3 3 3
0 0 3 3 3
36
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
Syntax:
SOLVE(A,B)
dimana:
A adalah matriks nonsingular berukuran n x n
B adalah matriks berukuran n x p
X=SOLVE(A,B)
X = INV(A)*B
Syntax:
T(matrix)
dimana matrix adalah sebuah matriks atau literal baik numerik atau karakter.
Fungsi T akan melakukan perubahan terhadap baris dan kolom yaitu baris
menjadi kolom atau kolom manjadi baris.
proc iml;
reset print;
a = {1 2, 3 4};
b = {1 2 3};
x =t(a); y =t(b);
print x y ;
37
Bab 3. Bahasa Matriks dengan SAS/IML
1 3
2 4
1
2
3
Syntax:
SUM(matrix1 <,matrix2,…,matrix15>);
dimana: matrix adalah sebuah matriks atau literal numerik. Jumlah matriks
yang dijumlahkan mencapai 15 matriks argumen. Fungsi SUM dapat
memeriksa nilai mising karena nilai yang mising tidak termasuk didalamnya.
Nilai yang dikembalikan bernilai 0 jika mising. Contoh:
proc iml;
a={5 3 4,
3 4 5,
3 5 4};
b ={1 1, 2 2, 3 3};
x =sum(a);
z =sum(a,b);
print x z;
X Z
36 48
38
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
Syntax:
XMULT(matrix_1, matrix_2);
Y=XMULT(A,B);
Y = A * B;
Syntax:
RESET <option>;
Berikut ini adalah pilihan-pilihan yang dapat ditentukan dalam RESET, yaitu:
AUTONAME
NOAUTONAME
untuk menentukan apakah hasil yang dicetak ke layar output diberi
label baris dan kolom secara otomatis dengan nama ROW1, ROW2
dan ROWn dan COL1, COL2 dan COLn. Pilihan AUTONAME
menyebabkan pilihan SPACE menjadi berukuran 4 (lihat pilihan
SPACE). Defaultnya adalah NOAUTONAME.
CENTER
NOCENTER
menentukan apakah output dari PRINT diatur dengan rata tengah.
Defaultnya adalah CENTER.
SPACE=n
39
Bab 3. Bahasa Matriks dengan SAS/IML
Syntax:
PRINT <matrices> <pointer-controls> <[options]>;
dimana:
matrices merupakan nama-nama matriks
pointer-controls mengontrol pointer untuk mencetak matriks. Sebagai contoh
menggunakan tanda koma (,) berarti mencetak matriks satu
garis satu matriks. Menggunakan slash (/) berarti matriks
yang dicetak satu halaman satu matriks.
Berikut adalah pilihan yang dapat digunakan dalam PRINT, sebagai berikut
COLNAME=matrix
berfungsi untuk menentukan atau membuat label nama matriks yang
sesuai dengan kolom. Contoh
[COLNAME={output income employ}];
ROWNAME=matrix
berfungsi untuk menentukan atau membuat label nama matriks yang
sesuai dengan baris. Contoh
[ROWNAME={Agri Minig Service}];
Kedua pernytaan diatas, dapat ditulis dengan cara yang berbeda dengan
mendefisikan label matriks pertama sekali yaitu:
kolom={output income employ}
baris ={Agri Minig Service};
[COLNAME=kolom ROWNAME=baris];
FORMAT=format
40
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
Pernytaan USE
USE berguna untuk membuka SAS dataset yang ditentukan untuk
selanjutnya akan dibaca.
Syntax:
USE SAS-dataset <VAR operand> <WHERE(expression)>
<NOBS name>;
41
Bab 3. Bahasa Matriks dengan SAS/IML
USE WORK.IO;
Hal ini menunjukkan bahwa kita telah membukan dataset IO yang terdapat
pada library WORK. Library WORK dan SASUSER secara otomatis akan
diciptakan oleh SAS.
READ
READ bertujuan untuk membaca file dataset yang telah dibuka
sebelumnya oleh USE.
Syntax:
READ <range> <VAR operand> <WHERE expression>
<INTO name <[ROWNAME= row_name COLNAME=col_name]>>;
dimana:
range menentukan range pengamatan. Kita dapat gunakan pilihan
ALL untuk memilih semua pengamatan.
operand Memilih variabel yang ditentukan.
Operand di dalam VAR dapat diikuti oleh:
▪ literal yang mengandung nama variabel
▪ suatu nama matriks yang mengandung nama-nama
variabel
▪ persamaan di dalam tanda { } yang menghasilkan nama-
nama variabel.
Contoh VAR {name1 name3 name4};
▪ salah satu kata kunci seperti:
_ALL_ untuk seluruh variabel
_CHAR_ untuk seluruh variabel karakter
_NUM_ untuk seluruh variabel numerik
Contoh VAR _ALL_ atau VAR _NUM_
expression Mengevaluasi benar dan salah (lebih lengkap lihat SAS/IML
Software).
name Menentukan sebuah nama matriks sebagai target.
row_name Matriks karakter atau quota literal yang diberikan untuk
menjelaskan label baris matriks.
col_name Matriks karakter atau quota literal yang diberikan untuk
menjelaskan label kolom matriks.
Contoh:
42
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
use work.io;
read all var _num_ into z;
CREATE
CREATE bertujuan untuk menciptakan sebuah SAS dataset dari suatu
skalar, literal ataupun matriks. Gunakan CREATE dan APPEND untuk
menciptakan sebuah dataset dari suatu matriks, dimana baris matriks akan
menjadi pengamatan dan kolom matriks akan berubah menjadi variabel.
CREATE membuka SAS dataset untuk input dan output dan APPEND
menuliskan ke input atau output dataset.
Syntax:
CREATE SAS-dataset FROM matrix
<[COLNAME=col_name ROWNAME=row_name]>;
dimana:
SAS-dataset nama dataset yang baru
matrix nama matriks yang mengandung data
col_name nama-nama variabel di dalam dataset
row_name menambah suatu variabel yang mengandung judul baris ke
dalam dataset
APPEND
APPEND bertujuan untuk memasukkan dan menambah data-data
matriks ke dalam dataset baru.
43
Bab 3. Bahasa Matriks dengan SAS/IML
Syntax:
APPEND <FROM from_matrix>;
dimana:
from_matrix nama matriks yang mangandung data untuk dimasukkan atau
ditambahkan ke dalam dataset.
Contoh:
proc iml;
reset autoname;
Z = {10 14 38,
11 12 14,
18 19 20};
Output 3.1
The SAS System
DATASET : WORK.IO.DATA
Catat bahwa SHOW CONTENTS bertujuan untuk menampilkan isi pada data
IO seperti yang tertera pada Ouput 3.1. Dimana kita telah mempunyai
DATASET dengan nama WORK.IO.
44
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
DATA
DATA bertujuan untuk menciptakan sebuah nama SAS dataset yang
baru.
Syntax:
DATA new_dataset;
dimana:
new_dataset adalah nama data SAS yang baru.
Contoh:
data hasil;
dimana
SAS-dataset adalah nama dataset yang ditentukan atau yang dipanggil
untuk digunakan selanjutnya.
RUN;
RUN bertujuan mengakhiri suatu atau prosedur. Tanpa adanya RUN
maka pada saat melakukan running, atau prosedur yang telah dituliskan tidak
akan dilaksanakan, tetapi tidak berlaku untuk prosedur PROC IML. Contoh
penulisannya adalah dengan mengetikkan RUN.
Sebagai contoh agar pembaca lebih mudah memahaminya, kita akan
gunakan kembali contoh matriks Z sebelumnya, dengan menuliskan kembali
ketiga terakhir sebagai berikut:
options nodate nonumber;
proc iml;
reset autoname;
45
Bab 3. Bahasa Matriks dengan SAS/IML
z = {10 14 38,
11 12 14,
18 19 20};
data hasil;
set work.io;
run;
Pertanyaannya adalah:
Sehingga kotak dialog libraries akan muncul seperti yang terlihat pada
Gambar 3.1. berikut ini:
46
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
47
Bab 3. Bahasa Matriks dengan SAS/IML
4. Dapatkan saya ekspor data HASIL yang ada di VIEWTABLE ini kedalam
bentuk bentuk lembar kerja Microsoft EXCEL.
Jawaban: Dapat (lebih jelas lihat Bab 10)
5. Kita tentu berpikir panjang, bahwa terlalu lama proses yang digunakan jika
hanya untuk melihat data yang ada di dalam dataset, dapatkah kita melihat
data secara cepat ?
Jawaban: Dapat ?
Caranya dengan menggunakan prosedur PROC PRINT, berikut adalah
yang sesuai untuk menampilkan isi dataset HASIL ke layar OUTPUT,
yaitu:
48
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
Output 3.2
The SAS System
1 10 14 38
2 11 12 14
3 18 19 20
49
BAB 4
PENGANTAR MODEL INPUT-OUTPUT
4.1. Pendahuluan
Model Input-output (I-O) pertama kali dikembangkan oleh Prof. W.
Leontief pada akhir dekade 1930-an, dengan pengembangan tersebut ia
memenangkan hadiah Nobel untuk ilmu ekonomi Tahun 1973. Salah satu
yang sering dibicarakan dari model Leontief ketika berhubungan dengan input-
output. Istilah interindustry analysis juga sering digunakan karena tujuan dasar
dalam kerangka input-output adalah untuk menganalisis interdependence
industri dalam perekonomian
Dalam perkembangannnya metode-metode yang diturunkan dari suatu
Tabel I-O semakin banyak diterapakan sebagai alat analisis dalam perencanaan
ekonomi yang praktis dan bersifat kuantitatif. Tabel I-O pada dasarnya
merupakan uraian statistik dalam bentuk matriks yang menyajikan informasi
tentang transaksi barang dan jasa serta saling keterkaitan antar-satuan kegiatan
ekonomi (sektor) dalam suatu wilayah pada suatu periode waktu tertentu.
Sebagai suatu model kuantitatif, Tabel IO akan memberikan gambaran
yang menyeluruh tentang:
1. Struktur perekonomian wilayah/nasional yang mencakup struktur output
dan nilai tambah masing-masing sektor.
2. Struktur input antara, yaitu penggunaan berbagai barang dan jasa oleh
sektor-sektor produksi
3. Struktur penyediaan barang dan jasa baik produksi dalam negeri maupun
barang-barang yang berasal dari impor
4. Struktur permintaan barang dan jasa, baik permintaan antara oleh sektor-
sektor produksi maupun permintaan akhir untuk konsumsi, investasi dan
ekspor.
Xij = nilai output sektor produksi i yang digunakan sebagai input oleh sektor
produksi j. Secara baris dibaca sebagai penjualan output. Sedangkan
secara kolom dibaca sebagai pembelian. input.
52
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
53
Bab 4. Pengantar Model Input-Output
x
j =1
ij + Fi = X i untuk i = 1, 2, ..., n
dimana:
xij = banyaknya output sektor i yang dipergunakan sebagai input oleh
sektor j
Fi = jumlah permintaan akhir untuk masing-masing sektor i
Xi = jumlah output sektor i.
Dengan cara yang sama, jika dibaca secara kolom, dapat dilihat total
input sektor 1 sebesar X1 dialokasikan sebesar x11, x21,.., xn1 berturut-turut
kepada diperoleh dari sektor 1, 2,...,n sebagai input antara, dan input primer
untuk memperoleh V1. Alokasi input secara keseluruhan dapat dirumuskan ke
dalam bentuk persamaan aljabar sebagai berikut:
Secara umum persamaa (4.2) di atas dapat dirumuskan kembali menjadi, yaitu:
x
i =1
ij +Vj = X j untuk j = 1, 2, ..., n
dimana:
Vj = jumlah input primer (nilai tambah bruto) dari sektor j
Xj = jumlah input sektor j.
54
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
4.3.2. Multiplier
Ada dua hal yang penting dari tabel input output yaitu analisis
keterkaitan dan analisis multiplier. Pada sesi ini kita akan membahas
pengganda (multiplier), yaitu multiplier output, pendapatan, Nilai Tambah
Bruto (NTB) dan multiplier tenaga kerja.
4.3.2.1.Multiplier Output
Untuk mencari multiplier output, pertimbangkan persamaan (4.3), jika
kita disubstitusikan ke persaman (4.1) akan menghasilkan persamaan (4.4)
dalam bentuk matriks berikut ini:
55
Bab 4. Pengantar Model Input-Output
A X + F = X
Persamaan di atas dapat sederhanakan kembali yang dinyatakan dalam
bentuk persamaan matriks sebagai berikut:
(I – A) X = F
atau
X = (I – A)-1 F ........................................................................ (4.5)
Dimana :
(I – A) = Matriks Leontief
(I – A)-1 = Matriks kebalikan Leontief (multiplier outputt)
F = Permintaan akhir yang bersifat eksogen
X = Total output yang ditentukan dengan memasukkan berbagai
nilai permintaan akhir, F.
Matriks kebalikan Leontief dalam tabel Input-Output merupakan alat
yang fundamental dalam analisis ekonomi karena adanya saling keterkaitan
dengan tingkat permintaan akhir terhadap tingkat produksi. Matriks kebalikan
Leontief disebut juga pengali matriks atau multiplier output.
4.3.2.2.Multiplier Pendapatan
Pendapatan merupakan penerimaan berupa upah, gaji yang diterima
oleh masyarakat dari kegiatan sektor produksi. Sesuai dengan asumsi dasar
model IO, maka hubungan antara NTB dengan output bersifat linier, artinya
kenaikan ataupun penurunan output akan diikuti secara proporsional oleh
kenaikan atau penurunan pendapatan. Hubungan tersebut dijabarkan dalam
bentuk persamaan berikut:
M INC = Wˆ I − A
−1
.................................................................. (4.6)
dimana:
MICN = multiplier Pendapatan
Uj
Ŵ = matriks diagonal koefisien NTB yang diperoleh dari Wˆ =
Xj
I − A−1 = matriks kebalikan Leontief
Kegunaan dari multiplier pendapatan ini adalah ketika terdapat suatu
perubahan pada permintaan akhir maka kita dapat mengetahui berapa besar
terjadi perubahan tingkat pendapatan.
56
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
4.3.2.3.Multiplier NTB
Nilai Tambah Bruto (NTB) yaitu penjumlahan dari input primer yang
merupakan bagian dari input secara keseluruhan. Sesuai dengan asumsi dasar
model IO, maka hubungan antara NTB dengan output bersifat linier, artinya
kenaikan ataupun penurunan output akan diikuti secara proporsional oleh
kenaikan atau penurunan NTB. Hubungan tersebut dijabarkan dalam bentuk
persamaan berikut:
M NTB = Vˆ I − A
−1
.................................................................. (4.7)
dimana:
MNTB = multiplier NTB
Vj
Vˆ = matriks diagonal koefisien NTB yang diperoleh dari Vˆ =
Xj
I − A−1 = matriks kebalikan Leontief
Kegunaan dari multiplier NTB ini adalah ketika terdapat suatu perubahan pada
permintaan akhir maka kita dapat mengetahui berapa besar terjadi perubahan
pada NTB.
M TK = Lˆ I − A
−1
................................................................... (4.8)
dimana:
MTK = multiplier tenaga keja
57
Bab 4. Pengantar Model Input-Output
58
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
n
KLDi = aij .......................................................................... (4.12)
j =1
dimana:
59
Bab 4. Pengantar Model Input-Output
n
KLB j = aij .................................................................. (4.13)
i =1
dimana:
KLBj = keterkaitan langsung ke belakang
aij = elemen matriks koefisien teknis baris i dan kolom j
Bila nilainya lebih besar dari satu menunjukkan bahwa sektor tersebut
memiliki kaitan yang kuat. Artinya banyak mempengaruhi pertumbuhan
sektor-sektor lain dalam derived demand yang ditimbulkan oleh sektor ini.
dimana:
KLTDLi = keterkaitan langsung dan tidak langsung ke depan
ij = element matriks kebalikan Leontief baris i dan kolom j
60
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
Dimana:
KLTLBj = keterkaitan langsung tidak langsung ke belakang
ij = element matriks kebalikan Leontief baris i dan kolom j
ij
IDPj = n
i =1
n
n ................................................................ (4.16)
i =1 j =1
ij
dimana:
IDPj = Indeks daya penyebaran disebut jug sebagai backward linkages
effect ratio
n = ukuran matriks Leontief
j =1
ij
IDK i = n n
n .................................................................. (4.17)
i =1 j =1
ij
dimana:
IDKi = Indeks derajat kepekaan disebut jug sebagai forward linkages
effect ratio
ij = element matriks kebalikan Leontief baris i dan kolom j
n = ukuran matriks Leontief
61
Bab 4. Pengantar Model Input-Output
Dimana:
A = koefisien teknis IO terbuka
A = koefisien teknis IO tertutup
62
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
4.5. Multiplier
Multiplier adalah pengukuran suatu respon atau merupakan dampak
dari stimulus ekonomi. Multiplier adalah koefisien yang menyatakan kelipatan
dampak langsung dari meningkatnya permintan akhir suatu sektor sebesar satu
unit terhadap produksi total semua sektor suatu wilayah tertentu. Stimulus
ekonomi yang sering dimaksud dapat berupa output, pendapatan atau
kesempatan kerja. Masing-masing multiplier tersebut masih dibagi lagi
menjadi dua, yaitu : multiplier Tipe I dan Tipe II (Jensen, et al, 1979).
Menurut Jensen dan Weest, 1986, Powell, Jensen dan Gibson, 1958
dalam Daryanto, 1990 total multiplier yang diturunkan dari Model Input-
Output dapat diklasifikasikan dalam lima komponen yang berbeda yaitu :
initial impacts, first round effeect, industrial support effect, consumption
induced effect dan flow-on effect. Besarnya dampak atas pengaruh stimulus
ekonomi tersebut terdiri dari beberapa tahap, yaitu :
63
Bab 4. Pengantar Model Input-Output
64
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
Putaran Pertama a i
ij a
i
ij hi a ij ei
i
Dukungan Industri i
ij −1− a
i
ij
i
ij hi − hj − a
i
ij hi
i
ij ei −ej − a e
i
ij i
Induksi Konsumsi −
i
*
ij
i
ij
i
*
ij hi −
i
ij hi
i
*
ij ei −
i
ij ei
Total i
*
ij
i
*
ij hi
i
*
ij ei
Lanjutan i
ij* − 1 i
ij* hi − h j
i
*
ij ei −ej
Keterangan:
aij = keofisien output
hi = koefisien pendapatan rumah tangga
ei = koefisien tenaga kerja
ij = matriks kebalikan Leontief terbuka
ij* = matriks kebalikan Leontief tertutup
65
Bab 4. Pengantar Model Input-Output
Efek Awal + Efek Putaran Pertama + Efek Dukungan Industri + Efek Induksi konsumsi
Type II = ...... (4.21)
awal
xij
aij = …………………………………………………….. (4.22)
Xj
sedemikian rupa sehigga, kita dapat menghasilkan matriks koefisien teknis, aij.
Untuk mencari koefisien teknis menggunakan matrisk kita dapat mencari nilai
koefisien teknis dengan cara berikut ini: Asumsikan kita mempunyai matriks
transaksi, Z ukuran 3 x 3.
66
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
−1
A = Z X …………………………………………………………. (4.23)
−1
Z X merupakan koefisien teknis atau direct-input, yang merupakan core
dalam model input-output. Karena total output adalah sama dengan penjualan
antarindustri ditambah dengan penjualan kepada permintaan akhir, maka kita
akan memiliki:
X = AX + F ………………………………………………. (4.24)
atau
X = (I − A) F ,
−1
…………………………………………… (4.25)
disebut sebagai matriks Leontief atau multiplier output. Dalam standard model
input-output, disebut sebagai demand-side model atau demand-driven model
(Miller and Blair, 1985).
67
Bab 4. Pengantar Model Input-Output
xij
aij = ……………………………………………………… (4.27)
Xi
disimbol dengan aij untuk membedakannya dengan demand-side. Dengan cara
yang sama maka kita dapat mengulang kembali prosedur seperti pada contoh
demand-side, sehingga kita dapat menemukan koefisien teknis dengan cara
menggunakan formula berikut ini:
−1
A=X Z ………………………………………………… (4.28)
Berikut ini adalah uraian untuk mendapatkan koefisien teknis dari sisi
penawaran (supply side), asumsikan kita kita memiliki matriks 3 x 3:
a11 a12 a13
A = a 21 a 22 a 23 merupakan koefisien teknis, atau
a31 a32 a33
68
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
−1
A=X Z ……………………………………………….. (4.29)
Asumsi dasar dari pendekatan supply-side adalah bahwa pola distribusi output
adalah stabil pada suatu sistem perekonomian, artinya bahwa jika output sektor
i, misalnya digandakan (doubled), maka salah satu yang mungkin diharapkan
penjualan dari sektor i untuk masing-masing sektor yang membeli dari i akan
dilipatgandakan juga. Yaitu, sebagai gantinya koefisien input tetap (fixed input
coefficients, maka fixed output coefficients adalah diasumsikan pada model
supply-side.
69
Bab 4. Pengantar Model Input-Output
70
BAB 5
APLIKASI MODEL INPUT-OUTPUT
Tabel 5.1: Tabel Input-Output Klasifikasi 3 Sektor Tahun 2005 (Juta Rupiah)
Dimana:
C adalah permintaan akhir untuk konsumsi
I adalah permintaan akhir untuk investasi
OFD adalah permintaan akhir lainnya
OIP adalah input primer lainnya
NTB adalah nilai tambah bruto (pernjumlahan dari upah gaji, surplus
usaha dan OIP)
Employ adalah jumlah tanaga kerja (orang)
S_Usaha adalah surplus usaha
Pertanian, Industri dan Jasa adalah merupakan sektor yang terdapat di dalam
perekonomian Indonesia.
Bab 5. Aplikasi Model Input Output
Pertama sekali yang kita lakukan dalam analisis ini adalah bagaimana
mengenalkan transaksi tabel IO ke dalam program SAS/IML. Untuk hal
tersebut kita dapat ikuti rangkaian pernytaan berikut ini:
Proc iml;
reset spaces=5 fw=8;
z = { 258 1408 42 1708 204 346 1382 3640,
486 1558 718 2762 1524 760 3034 8080,
448 1006 1074 2528 2868 532 2120 8048,
1192 3972 1834 6998 4596 1638 6536 19768,
764 1494 1920 4178 0 0 0 4178,
1184 1720 2300 5204 0 0 0 5204,
500 894 1994 3388 0 0 0 3388,
2448 4108 6214 12770 0 0 0 12770,
3640 8080 8048 19768 4596 1638 6536 32538,
134 297 670 1101 0 0 0 0};
Sampai sejauh ini kita telah berhasil menciptakan tabel transaski IO yang
diberi nama dengan matriks Z. Catat bahwa kita menggunakan sebuah
penugasan BARIS dan KOLOM sebagai label masing-masing sektor. Untuk
mengetahuinya kita dapat mencetak matriks Z tersebut ke layar output dengan
cara:
72
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
Output 5.1.
Interpretasi
73
Bab 5. Aplikasi Model Input Output
Dengan menekan tombol F8, maka hasil rangkaian pernyataan diatas dapat
dilihat pada Output 5.2. berikut ini:
Output 5.2
TRANS
258 1408 42
486 1558 718
448 1006 1074
TINPUT
3640 8080 8048
DTINPUT
3640 0 0
0 8080 0
0 0 8048
DINV
0.000275 0 0
0 0.000124 0
0 0 0.000124
74
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
Interpretasi
Pada Output 5.2. terlihat bahwa kita telah menciptakan lima (5) buah
matriks, yaitu matriks TRANS yang berisi elemen intermediate input,
TINPUT merupakan vektor baris total input, DTINPUT merupakan matriks
diagonal dari total input, DINV merupakan matriks kebalikan (inverse) dari
total input yang telah didiagonalkan sebelumny dan matriks TEKNIS
merupakan koefisien teknis atau koefisien teknologi.
Matriks TRANS, TINPUT, DINPUT dan DINV hanyalah matriks-matriks
yang digunakan dalam proses menghasilkan matriks TEKNIS. Output yang
dijelaskan selalu hanya yang lengkapi dengan keterangan atau label.
Koefisien teknis diatas dapat diartikan sebagai kebutuhan masing-masing
sektor untuk menghasilkan produksi. Pada prinsipnya sama cara membaca
pada transaksi tablel IO hanya dalam hal ini dilihat sebagai share masing-
masing sektor.
ident =I(3);
IA =ident-teknis;
m_out =inv(ia);
sig_b =m_out[+,];
gabung =m_out//sig_b;
sig_k =gabung[,+];
sektor =gabung||sig_k;
75
Bab 5. Aplikasi Model Input Output
Output 5.3
The SAS System
IDENT IA
1 0 0 0.929121 -0.174260 -0.005220
0 1 0 -0.133520 0.807178 -0.089210
0 0 1 -0.123080 -0.124500 0.866551
M_OUT SIG_B
1.115856 0.245837 0.032030 1.509201 1.772244 1.345549
0.205353 1.304117 0.135501
0.187991 0.222290 1.178018
GABUNG SIG_K
1.115856 0.245837 0.03203 1.393723
0.205353 1.304117 0.135501 1.644971
0.187991 0.22229 1.178018 1.588300
1.509201 1.772244 1.345549 4.626994
Interpretasi
Matriks SEKTOR dapat diartikan bahwa, jika permintaan akhir sektor
pertanian bertambah Rp 1 juta maka output perekonomian akan meningkat
sebesar 1.509 (pertanian sebesar 1.116, industri 0.205 dan sekor jasa
sebesar 0.188). Jika permintaan akhir disektor sektor industri meningkat
Rp. 1 juta maka output perekonomian akan bertambah sebesar Rp. 1.772
juta, dan jika permintaan akhir disektor jasa naik Rp. 1 juta maka output
perekonomian bertambah sebesar Rp. 1.346 juta
Jika permintaan akhir meningkat Rp. 1 juta diseluruh sektor, maka output
perekonomian akan meningkat di sektor pertanian sebesar Rp. 1.394 juta,
industri Rp. 1.645 juta dan sektor jasa sebesar Rp 1.588 juta. Total output
dalam perekonomian meningkat sebesar Rp. 4.627 juta.
76
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
income = z [5,1:3];
koeinc = income/tinput;
dinc = diag(koeinc);
m_inc = dinc * m_out;
sig_bi = m_inc[+,];
gab_i = m_inc//sig_bi;
sig_ki = gab_i[,+];
sector = gab_i||sig_ki;
print income koeinc, dinc m_inc, gab_i sig_ki,
sector [rowname=baris colname=kolom format=8.3];
77
Bab 5. Aplikasi Model Input Output
Catat bahwa kita membuat sebuah mariks INCOME yang berisi upaha dan gaji
yang diperoleh dari sektor produksi dimana upah dan gaji tersebut pada
matriks Z berada pada baris 5. Dengan menekan tombol F8 akan menghasilkan
Output 5.4. berikut ini:
Output 5.4
The SAS System
INCOME KOEINC
764 1494 1920 0.20989 0.184901 0.238569
DINC M_INC
0.20989 0 0 0.234207 0.051599 0.006723
0 0.184901 0 0.03797 0.241133 0.025054
0 0 0.238569 0.044849 0.053031 0.281038
Interpretasi
Matriks M_INC dan SECTOR adalah matriks multiplier pendapatan,
perbedaannya matriks SECTOR sudah dilengkapi dengan totall
penjumlahan berdasarkan baris dan kolom.
Matriks SECTOR dapat diartikan bahwa, jika permintaan akhir sektor
pertanian bertambah Rp 1 juta maka pendapatan perekonomian akan
meningkat sebesar 0.317 (pertanian sebesar 0.234, industri 0.038 dan sekor
jasa sebesar 0.045). Jika permintaan akhir disektor industri meningkat Rp.
1 juta maka pendapatan perekonomian akan meningkat sebesar Rp 0.346
78
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
juta, dan jika permintaan akhir disektor jasa naik Rp. 1 juta maka
pendapatan perekonomian meningkat sebesar Rp. 0.313 juta.
Jika permintaan akhir meningkat Rp. 1 juta diseluruh sektor, maka output
perekonomian akan meningkat di sektor pertanian sebesar Rp. 0.293 juta,
industri Rp. 0.304 juta dan sektor jasa sebesar Rp 0.379. Total pendapatan
dalam perekonomian meningkat sebesar Rp. 0.976 juta.
/* Multiplier NTB */
/* Memilih matriks Z (baris 8 dan kolom 1,2 dan 3) */
ntb = z [8,1:3];
koentb = ntb/tinput;
dntb = diag(koentb);
m_ntb = dntb * m_out;
sig_bn= m_ntb[+,];
gab_n = m_ntb//sig_bn;
sig_kn= gab_n[,+];
sect = gab_n||sig_kn;
79
Bab 5. Aplikasi Model Input Output
Output 5.5
The SAS System
NTB KOENTB
2448 4108 6214 0.672527 0.508416 0.772117
DNTB M_NTB
0.672527 0 0 0.750444 0.165332 0.021541
0 0.508416 0 0.104405 0.663034 0.068891
0 0 0.772117 0.145151 0.171634 0.909568
Interpretasi
Cara membaca multipier NTB ini pada prinsipnya sama dengan multiplier
output dan multiplier pendapatan sebelumnya. Jika seluruh permintaan
akhir diseluruh sektor meningkat Rp 1 juta maka nilai tambah bruto
perekonomian meningkat disektor pertanian sebesar Rp 0.937, sektor
Industri sebesar Rp 0.836 juta dan Jasa sebesar Rp 1.266 juta. Total nilai
tambah bruto meningkat sebesar Rp. 3 juta.
80
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
tk = z [10,1:3];
koetk = tk/tinput;
dtk = diag(koetk);
m_tk = dtk * m_out;
sig_btk= m_tk[+,];
gab_tk = m_tk//sig_btk;
sig_ktk= gab_tk[,+];
sectort= gab_tk||sig_ktk;
Tekan F8 sehingga akan menghasilkan output seperti pada Output 5.6 berikut
ini:
Output 5.6
The SAS System
TK KOETK
134 297 670 0.036813 0.036757 0.08325
DTK M_TK
0.036813 0 0 0.041078 0.00905 0.001179
0 0.036757 0 0.007548 0.047936 0.004981
0 0 0.08325 0.01565 0.018506 0.098071
81
Bab 5. Aplikasi Model Input Output
Interpretasi
TK merupakan vektor baris tenaga kerja (employ), KOETK merupakan
vektor baris keofisien tenaga kerja. DTK merupakan merupakan matriks
diagonal koefisien tenaga kerja. Sedangkan matriks M_TB dan SEKTORT
adalah matriks multiplier tenaga kerja. Bedanya matriks SEKTORT telah
dilengkapi dengan total penjumlahan berdasarkan baris dan kolom.
Jika permintaan akhir meningkat sebesar Rp. 1 juta disektor pertanian,
maka penyerapan tenaga kerja di dalam perekonomian tesebut meningkat
sebesar equivalen dengan Rp. 0.064 juta (pertanian (0.041), industri 0.008
dan jasa sebesar 0.016).
Jika permintaan akhir meningkat sebesar Rp. 1 juta diseluruh sektor, maka
penyerapan tenaga kerja di dalam perekonomian tesebut meningkat sebesar
equivalen dengan Rp. 0.244 juta (pertanian Rp. 0.051 juta, industri 0.060
juta dan jasa sebesar 0.132 juta).
Output 5.7
KLD
PERTANIAN 0.250
INDUSTRI 0.416
JASA 0.381
82
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
Interpretasi
Matriks KLD adalah nilai keterkaitan langsung ke depan, yang diperoleh
dari penjumlahan matriks koefisien teknis berdasarkan kolom. Sedangkan
matriks KLB adalah nilai keterkaitan langsung ke belakang, yang diperoleh
dari penjumlahan matriks koefisien teknis berdasarkan baris.
kltld = m_out[,+];
kltlb = m_out[+,];
Output 5.8
KLTLD
PERTANIAN 1.394
INDUSTRI 1.645
JASA 1.588
83
Bab 5. Aplikasi Model Input Output
Interpretasi
Matriks KLTLD adalah nilai keterkaitan langsung dan tidak langsung ke
depan, yang diperoleh dari penjumlahan matriks kebalikan Leontif
(multiplier) berdasarkan kolom. Sedangkan matriks KLTLB adalah nilai
keterkaitan langsung dan tidak langsung ke belakang, yang diperoleh dari
penjumlahan matriks kebalikan Leontif (multiplier) berdasarkan baris.
totij= sum(m_out);
n=3;
idp = (kltlb/totij)*n;
idk = (kltld/totij)*n;
print totij n,
idp [colname=kolom format=8.3],
idk [rowname=baris format=8.3];
Matriks TOTIJ diciptakan untuk menghasilkan matriks skalar yang berisi nilai
pernjumlahan matriks Leontief berdasarkan baris dan kolom. Tujuannya
adalah sebagai pembagi dalam menghasilkan koefisien indeks penyebaran dan
derajat kepakaan lihat persamaan (13) dan (14). N adalah jumlah sektor dalam
suatu perekonomian (dalam kasus ini adalah 3 sektor). Kita juga dapat
menuliskan langsung angka tiga tanpa menciptakan matriks N. Selanjutnya
tekan tombol F8 akan menghasilkan output berikut ini:
84
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
Output 5.9
TOTIJ N
4.6269937 3
IDK
PERTANIAN 0.904
INDUSTRI 1.067
JASA 1.030
Interpretasi
IDP adalah matriks indeks daya penyebaran dan IDK adalah indeks derajat
kepekaan. Jika IDP dan IDK > 1 kita dapat menyimpulkan bahwa sektor
yang bersangkutan merupakan sektor unggulan atau sektor prioritas.
Kriteria selangkapnya disajikan pada Tabel berikut ini:
IDP dapat diartikan bahwa sektor yang paling kuat menarik sektor-sektor
ekonomi yang lebih hulu adalah sektor industri, karena mempunyai IDP
yang terbesar.
IDK dapat diartikan bahwa sektor yang paling kuat mendorong sektor-
sektor ekonomi yang lebih hilir adalah sektor industri, karena mempunyai
IDK yang terbesar.
Dari hasil IDP dan IDK yang mengacu pada Tabel 14 maka kita dapat
menyimpulkan bahwa Sektor industri merupakan sektor kunci atau
prioritas I, sektor pertanian prioritas ke IV dan sektor Jasa merupakan
sektor prioritas III.
85
Bab 5. Aplikasi Model Input Output
86
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
/* Multiplier Output */
ident =I(3);
IA =ident-teknis;
m_out =inv(ia);
sig_b =m_out[+,];
gabung=m_out//sig_b;
sig_k =gabung[,+];
sektor=gabung||sig_k;
/* Multiplier Pendapatan */
income = z [5,1:3];
koeinc = income/tinput;
dinc = diag(koeinc);
m_inc = dinc * m_out;
sig_bi= m_inc[+,];
gab_i = m_inc//sig_bi;
sig_ki= gab_i[,+];
sector = gab_i||sig_ki;
* print income koeinc, dinc m_inc, sig_bi gab_i sig_ki,
sector [rowname=baris colname=kolom format=8.3];
/* Multiplier NTB */
/* Memilih matriks Z (baris 8 dan kolom 1,2 dan 3) */
ntb = z [8,1:3];
koentb = ntb/tinput;
dntb = diag(koentb);
m_ntb = dntb * m_out;
sig_bn= m_ntb[+,];
gab_n = m_ntb//sig_bn;
sig_kn= gab_n[,+];
sect = gab_n||sig_kn;
* print ntb koentb, dntb m_ntb, sig_bn gab_n sig_kn,
sect [rowname=baris colname=kolom format=8.3];
87
Bab 5. Aplikasi Model Input Output
tk = z [10,1:3];
koetk = tk/tinput;
dtk = diag(koetk);
m_tk = dtk * m_out;
sig_btk= m_tk[+,];
gab_tk = m_tk//sig_btk;
sig_ktk= gab_tk[,+];
sectort= gab_tk||sig_ktk;
* print totij n,
idp [rowname=baris format=8.3],
idk [colname=kolom format=8.3];
88
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
Jika pernyataan program diatas telah jadi diciptakan, maka kita dapat
menggunakannya sebagai template untuk analisis Tabel Input-Output lainnya.
Tetapi jangan lupa kita harus menyesuaikan jumlah matriks dan posisi dari
masing-masing vaktor baris pendapatan, nilai tambah bruto, dan total input.
Simpanlah file program ini dengan nama MIO_TEMPLATE_1.
89
Bab 5. Aplikasi Model Input Output
Catat, bahwa kita menciptakan dua buah matriks CLOSEIO dan TCLOSEIO
yang nilainya diambil dari matriks Z. Matriks CLOSEIO dipilih baris 1,2,3,5
dan kolom 1,2,3,5. Matriks TCLOSEIO berisi vektor baris dari total input
(baris 9 kolom 1,2,3 dan 5). Catat bahwa kita tidak memilih baris 4 (keempat)
karena, pada baris tersebut adalah total permintaan antara dan total input
antara. Hasil dari rangkaian pernyataan diatas ditampilkan pada Output 5.10
berikut ini.
Output 5.10
The SAS System
Untuk lebih jelasnya, kita dapat melihat kembali matriks Z dan sesuaikan
dengan hasil matriks CLOSEIO dan TCLOSEIO. Jika telah sesuai selanjutnya
kita cari koefisien teknis model IO tertutup.
90
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
Output 5.11
The SAS System
DTCLOSE
3640 0 0 0
0 8080 0 0
0 0 8048 0
0 0 0 4596
CDINV
0.000275 0 0 0
0 0.000124 0 0
0 0 0.000124 0
0 0 0 0.000218
Interpretasi
CTEKNIS adalah matriks koefisien teknis model IO tertutup, makna dari
nilai-nilai matriks CTEKNIS yang diperoleh dengan menggunakan
persamaan (17). Bandingkanlah TEKNIS dengan CTEKNIS anda.
Cara membaca lihat kembali matriks koefisien teknis sebelumnya.
91
Bab 5. Aplikasi Model Input Output
5.2.2. Multiplier
Masing-masing multiplier dibagi dalam multiplier output, multiplier
pendapatan dan multiplier tenaga kerja. Multiplier tersebut masih dibagi lagi
menjadi dua, yaitu multiplier Tipe I dan Tipe II. Berikut ini kita akan mencari
nilai multiplier yang dimaksud yaitu:
cident =I(4);
cia =cident-cteknis;
cm_out =inv(cia);
cm_out3 =cm_out[1:3,1:3];
Setelah mengetik rangkaian pernyataan diatas, tekan tombol F8, maka hasil
pernyataan di atas ditampilkan pada Output 5.12. Catat bahwa sampai tahap
ini kita baru menghitung multiplier output model input-output tertutup.
CM_OUT merupakan total multiplier output dan CM_OUT3 merupakan
bagian dari total multiplier output dimana baris dan kolom terakhir dibuang.
92
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
Output 5.12
The SAS System
CIDENT
1 0 0 0
0 1 0 0
0 0 1 0
0 0 0 1
CIA
0.929121 -0.17426 -0.00522 -0.04439
-0.13352 0.807178 -0.08921 -0.33159
-0.12308 -0.1245 0.866551 -0.62402
-0.20989 -0.1849 -0.23857 1
Sampai pada pada tahap kita telah melaksanakan langkah pertama, selanjutnya
kita lakukan langkan kedua. Berikut ini adalah rangkaian pernyataan yang
sesuai untuk langkah kedua, yaitu:
93
Bab 5. Aplikasi Model Input Output
/* Langkah Kedua */
awal ={1,1,1};
first =T(teknis[+,]);
indust=T(m_out[+,]) - awal - first;
cons =T(cm_out3[+,]) - T(m_out[+,]);
Tot =T(cm_out3[+,]);
flow =T(cm_out3[+,]) - awal;
type_1=(awal+first+indust)/awal;
type_2=(awal + first + indust + cons)/awal;
sektor = awal||first||indust||cons||tot||flow||type_1||type_2;
Setelah mengetik rangkaian pernyataan diatas, tekan tombol F8, maka hasil
pernyataan di atas ditampilkan pada Output 5.13.
Output 5.13
The SAS System
94
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
Interpretasi
Matriks sektor merupakan matriks gabungan dari matriks initial impacts
(AWAL), first round effeect (FIRST), industrial support effect (INDUST),
consumption induced effect (CONS) dan flow-on effect (FLOW).
Matriks SEKTOR merupakan matriks dampak multilplier Type I dan Type
II. Nilai multiplier Type I harus selalu lebih kecil dengan nilai multiplier
type II, karena telah memasukkan unsur rumahtangga.
Setelah mengetik rangkaian pernyataan diatas, tekan tombol F8, maka hasil
pernyataan di atas ditampilkan pada Output 5.14. Catat bahwa sampai tahap
ini kita baru menghitung multiplier pendapatan model input-output tertutup.
95
Bab 5. Aplikasi Model Input Output
Output 5.14
The SAS System
CINCOME
764 1494 1920 0
CKOEINC
0.20989 0.184901 0.238569 0
CDINC
0.20989 0 0 0
0 0.184901 0 0
0 0 0.238569 0
0 0 0 0
Sampai pada tahap ini kita telah melaksanakan langkah pertama, selanjutnya
kita lakukan langkan kedua. Berikut ini adalah rangkaian pernyataan yang
CM_INC3 PERTANIAN INDUSTRI JASA
sesuai untuk langkah kedua, yaitu:
PERTANIAN 0.2491 0.0678 0.0214
/* Langkah
INDUSTRIKedua0.0836
*/ 0.2909 0.0701
JASA
awal_i 0.1363 0.1527
=T(ckoeinc[1,1:3]); 0.3712
96
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
sektor_i =awal_i||first_i||indust_i||cons_i||tot_i||
flow_i||type_1_i||type_2_i;
Setelah mengetik rangkaian pernyataan diatas, tekan tombol F8, maka hasil
pernyataan di atas ditampilkan pada Output 5.15 berikut ini.
Output 5.15
The SAS System
97
Bab 5. Aplikasi Model Input Output
Interpretasi
Matriks SEKTOR_I merupakan matriks gabungan dari matriks initial
impacts (AWAL), first round effeect (FIRST), industrial support effect
(INDUST), consumption induced effect (CONS) dan flow-on effect
(FLOW).
Cara membaca dan inteetasi hasilnya dapat dilihat pada total multiplier
Type I dan Type II sebelumnya.
Setelah mengetik rangkaian pernyataan diatas, tekan tombol F8, maka hasil
pernyataan di atas ditampilkan pada Output 5.16 berikut ini.
98
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
Output 5.16
The SAS System
CTK
134 297 670 0
CKOETK
0.036813 0.036757 0.08325 0
CDTK
0.036813 0 0 0
0 0.036757 0 0
0 0 0.08325 0
0 0 0 0
Sampai pada tahap ini kita telah melaksanakan langkah pertama, selanjutnya
kita lakukan langkan kedua. Berikut ini adalah rangkaian pernyataan yang
sesuai untuk langkah kedua, yaitu:
/* Langkah Kedua */
awal_l =T(ckoetk[1,1:3]);
nl =diag(awal_l) * teknis;
first_l =T(nl[+,]);
ind1l =diag(awal_l) * m_out;
ind2l =T(ind1l[+,]);
indust_l =ind2l - awal_l - first_l;
con1l =diag(awal_l) * cm_out3;
con2l =T(con1l[+,]);
99
Bab 5. Aplikasi Model Input Output
sektor_l =awal_l||first_l||indust_l||cons_l||tot_l||flow_l||
type_1_l||type_2_l;
kolom2={awal first indust cons total flow type_1 type_2};
print awal_l nl first_l, ind1l ind2l indust_l,
con1l con2l cons_l, tot_l flow_l type_1_l type_2_l,
sektor_l [rowname=baris colname=kolom2 format=8.4];
Output 5.17
The SAS System
AWAL_L NL FIRST_L
0.036813 0.002609 0.006415 0.000192 0.017763
0.036757 0.004908 0.007088 0.003279 0.023868
0.083250 0.010246 0.010365 0.01111 0.014581
100
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
Interpretasi
Matriks SEKTOR_L merupakan matriks gabungan dari matriks initial
impacts (AWAL), first round effeect (FIRST), industrial support effect
(INDUST), consumption induced effect (CONS), flow-on effect (FLOW),
Type I dan Type II.
Interpretasi hasilnya dapat dilihat pada total multiplier Type I dan Type II
sebelumnya.
101
Bab 5. Aplikasi Model Input Output
Output 5.18
The SAS System
Interpretasi
Perhatikan persamaan yang mendapatkan koefisien teknis dari sisi
permintaan, yang dituliskan sebagai berikut:
teknis =trans*dinv;
102
BAB 6
PENGANTAR SOCIAL ACCOUNTING MATRIX
6.1. Pendahuluan
Para ahli ekonomi telah menyadari bahwa pertumbuhan ekonomi yang
tinggi tidak selalu diikuti oleh pemerataan hasil-hasil pembangunan di dalam
masyarakat. Pertumbuhan ekonomi tidak dapat dipisahkan dari masalah
distribusi pendapatan dan ketenagakerjaan, karena tujuan pembangunan tidak
hanya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, tetapi juga untuk
memberikan kesempatan kerja. Dalam melihat suatu kinerja ekonomi dengan
masalah distribusi pendapatan (income distribution) dan ketenagakerjaan
(employment), para ahli pembangunan ekonomi dan statistik berupaya untuk
membangun suatu perangkat data dan analisis yang dapat memperlihatkan
keterkaitan antar ketiga permasalahan tersebut. Perangkat yang digunakan
dalam analisis ini adalah Sistem Neraca Sosial Ekonomi (SNSE) atau disebut
dengan Social Accounting Matrix, (SAM).
Model SAM merupakan perluasan dari model I-O, dimana model ini
memotret perekonomian pada suatu waktu tertentu. Keunggulan model SAM
dibanding model I-O adalah bahwa model SAM mampu menggambarkan arus
distribusi pendapatan dan redistribusi pendapatan maupun konsumsi antara
kelompok rumah tangga dalam perekonomian. Sama halnya dengan model
I-O, model SAM juga merupakan sebuah matrix bujursangkar yang terdiri atas
kolom dan baris. Kolom menjelaskan transaksi pengeluaran dan baris
menjelaskan transaksi penerimaan. Total nilai transaksi pada kolom harus
sama dengan total nilai transaksi pada baris agar syarat keseimbangan
terpenuhi (Sadoulet dan de Janvry, 1995).
Pada sistem data ini institusi rumah tangga menjadi fokus utama
analisis, disamping faktor dan kegiatan produksi. Kemudian unsur-unsur
tersebut akan diuraikan secara lebih rinci (disaggragated) ke dalam kelompok-
kelompok rumah tangga menurut karakteristik ekonomi, sosial maupun sifat-
sifat demografisnya. Faktor produksi dirinci menurut jenisnya yang terdiri dari
buruh, tanah, modal dan faktor lainnya. Sedangkan kegiatan produksi yang
menghasilkan barang dan jasa yang menjadi obyek distribusi pendapatan
diantara rumah tangga, dirinci menurut lapangan usaha (sektor kegiatan
produksi) dan kornoditas.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa terdapat tiga bentuk hubungan
antar sub-sistem dalam menganalisis distribusi pendapatan rumah tangga
beserta aspek-aspeknya. Bentuk pertama, adalah struktur produksi dirinci
menurut kegiatan atau sektor-sektor ekonomi; kedua, pendapatan (nilai
tambah) dari setiap sektor dirinci menurut balas jasa yang dibayarkan kepada
masing-masing faktor produksi; dan ketiga distribusi pendapatan rumah tangga
yang dianalisis melalui pemilikan faktor-faktor produksi oleh berbagai
kelompok rumah tangga serta distribusi laba yang dibagikan serta transfer dari
pemerintah kepada rumah tangga.
Kerangka dasar SAM disajikan dalam bentuk matriks, bentuk dasar
matriks yang menggambarkan perilaku dari pelaku-pelaku ekonomi dalam
bentuk berbagai transaksi tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.1. Pada masing-
masing neraca menurut baris menunjukkan transaksi penerimaan; sedangkan
menurut kolom menunjukkan transaksi pengeluaran. Baik struktur penerimaan
maupun pengeluaran sesuai fungsinya dibedakan atas variabel eksogen dan
variabel endogen. Perbedaan ini dimaksudkan untuk mengukur pengaruh sebab
akibat transaksi dalam analisis perangkat matriks tersebut.
Ada enam tipe neraca dalam model SAM, yakni neraca: aktivitas
produksi, komoditas, faktor produki (tenaga kerja dan kapital), institusi
domestik (rumahtangga, perusahaan dan pemerintah), modal dan rest of the
world Tabel (Lihat Thorbecke, 2001). Dalam SNSE setidaknya terdapat empat
neraca utama yaitu: neraca produksi, necara institusi neraca sektor produksi
dan neraca lainnya (rest of the world).
Tabel 6.1 memberikan arti secara singkat mengenai masing-masing
hubungan antara sektor dan pelaku ekonomi. Prinsip pencatatan dalam suatu
neraca adalah bahwa jumlah penerimaan atau total suatu baris harus sama
dengan jumlah pengeluaran atau total suatu kolom. Dengan posisi ini dapat
dilihat keseimbangan makro yang terjadi antar berbagai pelaku ekonomi
melalui transaksi ekonominya.
104
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
Pengeluaran
105
Bab 6. Pengantar Model Social Accounting Matrix
106
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
107
Bab 6. Pengantar Model Social Accounting Matrix
6.3.4. Ketenagakerjaan
Gambaran ketenagakerjaan dalam kerangka SAM terutama didasarkan
pada submatriks T1.3, yaitu submatriks alokasi nilai tambah menurut sektor-
sektor ekonomi. Sebagaimana diketahui bahwa nilai tambah yang diciptakan
oleh sektor-sektor ekonomi (produksi) tersebut salah satunya merupakan
partisipasi dari faktor produksi tenaga kerja yang dibayarkan dalam bentuk
berupa upah dan gaji. Upah dan gaji yang dibayarkan oleh sektor-sektor
produksi merupakan pendapatan dari faktor produksi tenaga kerja yang
sebagian besar dimiliki oleh rumah tangga. Bila upah dan gaji dari tiap-tiap
tenaga kerja pada masing-masing sektor produksi dijumlahkan, itulah yang
disebut sebagai alokasi nilai tambah faktor produksi tenaga kerja menurut
sektor. Dengan demikian, dari submatriks ini dapat diperoleh informasi
mengenai balas jasa/kompensasi tenaga kerja yang bekerja di masing-masing
sektor produksi tersebut. Untuk kepentingan analisis lanjut tentang tenaga
kerja maka disajikan pula data jumlah tenaga kerja beserta karakteristik
menurut sektor produksi sebagai informasi pendukung dalam kajian bidang
Ketenagakerjaan.
108
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
109
Bab 6. Pengantar Model Social Accounting Matrix
dan
Dari persamaan matriks di atas dapat dilihat bahwa nilai T4 dapat dicari
bila T1, T2 dan T3 diketahui. Neraca T4 merupakan neraca eksogen dalam
kerangka SNSE. Persamaan matriks di atas dapat ditulis dalam notasi matriks
sebagai:
T = AT + X
Sehingga
T = (I – A)-1 X
Atau
T = Ma X
110
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
111
Bab 6. Pengantar Model Social Accounting Matrix
112
BAB 7
APLIKASI SOCIAL ACCOUNTING MATRIX
114
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
baris={TK N_TK RT Firm Prod MPP Dom Impor Akumu inTax Subs ROW Total};
kolom={TK N_TK RT Firm Prod MPP Dom Impor Akumu Intax Subs ROW Total};
endo = a [{1,2,3,4,6,7,8,9},{1,2,3,4,6,7,8,9}];
total = a [{14}, {1,2,3,4,6,7,8,9}];
print endo [rowname=baris colname=kolom format=8.2],
total [rowname=baris colname=kolom format=8.4];
Output 7.1
115
Bab 7. Aplikasi Model SAM
Interpretasi
• Sampai sejauh ini kita baru menemukan matriks kategori endogan dan total
input masing-masing sektor atau neraca. Selanjutnya kita akan mencari
nilia multiplier.
dtot = diag(total);
idtot = inv(dtot);
teknis = endo * idtot;
ident = I(8);
IA = ident - teknis;
MA = inv(ia);
Output 7.2
The SAS System
116
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
ROW1 642.23 0 0 0 0 0 0 0
ROW2 0 736.81 0 0 0 0 0 0
ROW3 0 0 988.48 0 0 0 0 0
ROW4 0 0 0 442.75 0 0 0 0
ROW5 0 0 0 0 2702.6 0 0 0
ROW6 0 0 0 0 0 309.31 0 0
ROW7 0 0 0 0 0 0 2954.1 0
ROW8 0 0 0 0 0 0 0 488.35
ROW1 0.0016 0 0 0 0 0 0 0
ROW2 0 0.0014 0 0 0 0 0 0
ROW3 0 0 0.001 0 0 0 0 0
ROW4 0 0 0 0.0023 0 0 0 0
ROW5 0 0 0 0 0.0004 0 0 0
ROW6 0 0 0 0 0 0.0032 0 0
ROW7 0 0 0 0 0 0 0.0003 0
ROW8 0 0 0 0 0 0 0 0.002
ROW1 0 0 0 0 0.2376 0 0 0
ROW2 0 0 0 0 0.2686 0 0 0
ROW3 0.9994 0.2651 0.055 0.0327 0 0 0 0
ROW4 0 0.5308 0 0.08 0 0 0 0
ROW5 0 0 0 0 0 0 0.9149 0
ROW6 0 0 0 0 0 0 0.0856 0.1154
ROW7 0 0 0.7747 0 0.3713 1 0 0
ROW8 0 0 0.109 0 0.1225 0 0 0
ROW1 1 0 0 0 0 0 0 0
ROW2 0 1 0 0 0 0 0 0
ROW3 0 0 1 0 0 0 0 0
ROW4 0 0 0 1 0 0 0 0
ROW5 0 0 0 0 1 0 0 0
ROW6 0 0 0 0 0 1 0 0
ROW7 0 0 0 0 0 0 1 0
117
Bab 7. Aplikasi Model SAM
118
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
shock1 = {0,0,0,0,1,0,0,0};
dampak1 = ma * shock1;
gabung1 = shock1||dampak1;
119
Bab 7. Aplikasi Model SAM
Interpretasi
Adanya injeksi yang digambarkan peningkatan pertumbuhan output
sebesar 1 persen yang mewakili matriks SHOCK1 dan matriks
DAMPAK1 merupakan dampak yang ditimbulkan akibat asdanya
injeksi.
Dari matriks GABUNG1 terlihat bahwa akibat adanya injeksi
pertumbuhan output ekonomi sebesar 1 persen menyebabkan
pertumbuhan output seluruh sektor akan meningkat menjadi 2.8341
persen. Dalam hal ini 1 persen merupakan dampak langsung dan 1.8341
persen merupakan dampak tidak langsung.
Pertumbuhan output tersebut memerlukan keterlibatan faktor produksi
baru, sehingga pertumbuhan balas jasa faktor produksi juga mengalami
peningkatan sebesar 0.6733 persen untuk faktor produksi tenaga kerja
dan non tenaga kerja (modal) sebesar 0.7613 persen.
Peningkatan permintaan tenaga kerja dan modal, pada akhirnya akan
berdampak pada peningkatan pendapatan institusi, dimana pendapatan
institusi rumah tangga dan perusahaan meningkat masing-masing sebesar
0.9408 persen dan 0.4392 persen
Peningkatan pendapatan di institusi berdampak pada peningkatan
konsumsi barang dan jasa, sedemikian rupa sehingga permintaan untuk
komoditas domestik dan impor juga mengalami peningkatan masing-
masing sebesar 2.0048 persen dan 0.4497 persen.
120
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
totvec =t(total);
shock2 = {0,0,10,-10,0,0,0,0};
dampak2 = ma * shock2;
percen2 = dampak2 / totvec * 100;
121
Bab 7. Aplikasi Model SAM
Interpretasi
Dari matriks GABUNG2 dapat diketahui bahwa dampak alokasi
pendapatan yang diambil dari perusahaan sebesar 10 triliun yang
didistribusikan ke institusi rumahtangga akan berdampak pada peningkatan
pendapatan rumah tangga sebesar 1.79 persen, sedangkan pendapatan
keuntungan dari perusahaan berkurang sebesar 1.65 persen.
Sedangkan penerimaan faktor produksi labor dan non-labor naik
masing-masing sebesar 0.84 persen dan 0.83 persen. Dampak distribusi
pendatapan tersebut juga akan meningkatkan output nasional sebesar 0.84, dan
permintaan domestik dan impor meningkat masing-masing sebesar 0.84 persen
dan 0.96 persen.
122
BAB 8
PENGANTAR METODE RAS
8.1. Pendahuluan
Tabel Input-Output (IO) umumnya dihasilkan dari sebuah survei yang
dilaksanakan oleh suatu perekonomian atau wilayah yang bersangkutan.
Persoalannya adalah dalam membangun tabel Input-Output membutuhkan
survei yang sangat besar. Seperti diperlukannya survei rumahtangga, survei
indsutri, data lain seperti pendapatan nasional baik dari sisi penerimaan
maupun dari sisi pengeluaran dan juga dari sisi produksi dan tidak kalah
pentingnya adalah besarnya biaya yang dikeluarkan.
Kenyataannya bahwa membentuk transaksi table Input-Output
bukanlah hal yang mudah, oleh karena itu tidak mungkin untuk
mempublikasikan matriks transaksi input-output hasil survei dalam suatu
wilayah dengan rentang waktu yang pendek, misalnya satu tahun sekali.
Contoh kasus Indonesia, tabel Input-Output dipubkikasikan dengan rentang
waktu lima tahun sekali dan itupun lebih sering telat atau dengan lag satu atau
dua tahun. Tabel IO nasional terkahir adalah tahun 2000 yang diterbitkan oleh
Biro Pusat Statistik, BPS.
Jika kita menggunakan tabel IO seperti yang diterbitkan BPS tersebut,
dan berusahan untuk melihat suatu perubahan permintaan akhir terhadap
output sektoral, maka dengan sendirinya kita telah mengasumsikan bahwa
tidak terjadi perubahan pada koefisien teknologi. Permasalahannya adalah
mustahil kita mengatakan bahwa tidak ada terjadi perubahan teknologi, dari
tahun ke tahun. Meskipun demikian, kita harus ingat bahwa untuk
menghasilkan Tabel IO setiap tahun bukanlah pekerjaan yang mudah.
Untuk mengatasi hal tersebut para ahli mengembangkan metode-
metode untuk menghasilkan matriks teknologi ditahun tertentu dengan
menggunakan matrik teknologi di tahun sebelumnya (masa lalu), tanpa harus
melakukan survei yang lebih besar. Survei yang dilakukan disini hanyalah
survei parsial. Metode-metode untuk mendapatkan matriks teknologi tersebut
antara lain dapat digunakan dengan metode Ordinary Least Squares, Cross-
Entrophy dan RAS. Khusus pada bagian ini kita akan mempelajari metode
RAS. Asal usul nama RAS akan jelas setelah metode ini diuraikan.
Di awali dengan mengasumsikan bahwa suatu perekonomian memiliki
matriks koefisien teknologi dengan jumlah n-sektor pada tahun tertentu pada
masa yang lalu, A(0). Sedemikian rupa sehingga kita mememiliki matriks Z
Bab 8. Pengantar Metode RAS
yang berdimensi nxn, dan matriks X berdimensi nx1. Dengan kata lain bahwa
untuk mencari koefisien teknologi, (A) tersebut dibutuhkan informasi sebanyak
n2+n informasi (yaitu nxn elemen matriks Z dan nx1 adalah elemen matriks X).
Pada prinsipnya metode RAS berupaya untuk menghasilkan matriks teknologi
pada tahun 1, A(1) berdasarkan matriks teknologi pada tahun 0, A(0), tanpa
harus memiliki n2+n informasi pada tahun 1.
Untuk menghasilkan koefisien teknologi dengan metode RAS hanya
dibutuhkan 3 informasi yaitu:
1. Vektor kolom berdimensi nx1 yang merupakan total penjumlahan baris
dari masing-masing matriks Z pada tahun 1. Vektor baris ini kita
notasikan dengan U(1).
2. Vektor baris berdimensi 1xn yang merupakan penjumlahan kolom dari
masing-masing matriks Z pada tahun 1. Vektor kolom ini kita notasikan
dengan V(1).
3. Matriks X pada tahun 1, yang dinotasikan dengan X(1), hal ini penting
terutama untuk menghasilkan koefisien teknologi aij, yaitu aij = zij/Xj.
Catat bahwa kita tidak memiliki matriks transaksi intermediate input
pada tahun 1, dinotasikan dengan Z(1). Sehingga, meskipun kita memiliki U(1)
dan V(1) yang didapat dari penjumlahan bardasarkan baris dan kolom dari
matriks Z(1) tersebut, nilainya bukan di dapat dari matriks Z(1). Nilai-nilai ini
seharusnya didapat dari survei yang dilakukan. Survei yang dilakukan tidak
serinci seperti untuk mendapatkan matriks Z(0). Pada tahun 1, survei yang
dilakukan hanya untuk mendapatkan ketiga komponen yang disebutkan di atas.
Survei ini disebut sebagai survei parsial.
dan data dari periode 1 berupa jumlah output sektoral, X(0), jumlah baris
matriks transaksi tabel input output, U(1) dan jumlah kolom dari matriks
transaksi tabel input output, V(1) secara berturut turut adalah:
124
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
X 1 (1)
X (1) = X 2 (1) ……………………………………………… (8.2)
X 3 (1)
U 1 (1)
U (1) = U 2 (1) ……………………………………………… (8.4)
U 3 (1)
A = Z Xˆ( ) −1
……………………………………………….. (8.6)
Karena dalam hal ini kita asumsikan bahwa koefisien teknologi A(0) sama
dengan A(1), maka jumlah setiap baris dan jumlah setiap kolom akan sama,
dan ini menunjukkan bahwa kondisi persamaan (8.3) dan (8.4) terpenuhi.
Dengan kata lain bahwa kita telah memperoleh matriks transaksi Z(1) dengan
jumlah baris dan kolom yang sama. Sedemikian rupa sehingga iterasi tidak
perlu kita lanjutnya. Sekali lagi bahwa dalam hal ini kita asumsikan koefisien
teknologi adalah stabil antar waktu.
125
Bab 8. Pengantar Metode RAS
Z i1 = A(0) Xˆ (1) i = U i1 ……………………………………. (8.10)
Jika U1 > U (1), menunjukkan bahwa nilai setiap baris matriks U1 lebih besar
dari seharusnya, dan jika U1 < U(1) menunjukkan bahwa nilai setiap baris
matriks U1 lebih kecil dari seharusnya. Sedemikian rupa, sehingga kita perlu
126
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
U i (1)
r1 = ……………………………………………………. (8.12a)
U i1
( )
r1 = Uˆ i (1) Uˆ i1
−1
……………………………………………… (8.12b)
Dari persamaan (8.12b) kita akan menghasilkan sebuah matriks bujur sangkar,
berukuran 3x3, kita notasikan, R1, yaitu:
r11 0 0
R1 = 0 r21 0 …………………………………………… (8.13)
0 0 r 1
3
A1 = R1 A(0) Xˆ (1) ………………………….……………….. (8.14a)
Persamaan (8.14b) ini apabila kita kalikan dengan matriks X̂ (1) , notasikan
dengan Z i1 , dan jika kita jumlahkah seluruh elemen berdasarkan kolom akan
menjamin nilai U i1 = U i (1) dalam matriks dituliskan sebagai berikut:
Z i1 = A1 Xˆ (1) i = U i1 = U 1 (1) ……………………………. (8.15)
127
Bab 8. Pengantar Metode RAS
Vi1 = i A1 Xˆ (1) = V11 V21 V31 ……………………………. (8.16)
Verifikasi atau bandingkan nilai Vi1 dengan Vi (1) , jika nilai Vi1 = Vi (1) ,
maka permsalahan untuk mencari A(1) telah selesai. Dan matriks A(1) adalah
seperti yang tertera pada persamaan (8.41b).
Masalahnya yang umum adalah jika Vi1 Vi (1) , sedemikian rupa
sehingga kita harus melakukan penyesuaian terhadap kolom kembali.
Penyesuaian terhadap kolom kita dapat lakukan dengan cara menghitung
koefisien:
Vi (1)
si1 = …………………………………………………. (8.17a)
Vi1
( )
si1 = Vˆi (1) Vˆi1
−1
……………………………………………… (8.17b)
Dari persamaan (8.17b) kita akan menghasilkan sebuah matriks bujur sangkar,
berukuran 3x3, kita notasikan, S1, yaitu:
s11 0 0
S 1 = 0 s 12 0 …………………………………………… (8.18)
0 0 s 1
3
128
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
Selanjutnya matriks A1 Xˆ (1) dikalikan dengan matriks S 1 sehinga kita akan
memperoleh sebuah matriks dinotasikan dengan A2, sebagai berikut:
A2 = A1 Xˆ (1) S 1 ……………….………………………….. (8.19)
atau
A 2 = R 1 A(0) S 1 ……………………………………………… (8.20)
Vi1 = i ' A1 Xˆ (1) S 1 …………………………………….. (8.21)
Persamaan pada (8.21) akan menjamin vektor kolom Vi1 = Vi (1) . Dengan
demikian, kita dapat bertanya apakah pencarian matriks koefisien teknologi
telah selesai? Belum tentu ? Karena:
1. Pada saat pertama penyesuaian matriks teknologi A1 menurut kolom untuk
mendapatkan matriks A2 kita telah merubah komposisi matriks teknologi
A1 (yang sebelumnya telah menjamin U i1 = U i (1)
2. Karena perubahan komposisi matriks teknologi A1 untuk mendapatkan A2
(yang menjamin Vi1 = Vi (1) ), maka kemungkinan U i1 U i (1) , atau U(1)
tidak lagi terpenuhi.
Oleh kerena itu kita harus kembali memeriksa komposisi A2. Dengan
malakukan perkalian A2 dengan matriks X̂ (1) , kita notasikan dengan Z i2 ,
sebagai berikut:
Z i2 = A 2 Xˆ (1) ………………………………………………. (8.22)
129
Bab 8. Pengantar Metode RAS
U 2 = A 2 Xˆ (1) i ……………………………………………….. (8.23)
U i (1)
ri 2 = ……………………………………………………. (8.24a)
U i2
( )
ri 2 = Uˆ i (1) Uˆ i2
−1
……………………………………………… (8.24b)
Dari persamaan (8.24b) kita akan menghasilkan sebuah matriks bujur sangkar,
berukuran 3x3, kita notasikan, R2, yaitu:
r12 0 0
R 2 = 0 r22 0 …………………………………………… (8.25)
0 0 r 2
3
A3 = R 2 A 2 ……………..………………….……………….. (8.26)
( )
si2 = Vˆi (1) Vˆi 2
−1
……………………………………………… (8.27)
130
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
A 4 = A3 S 2 ………………………………………………….. (8.28)
A4 = R 2 A2 S 2 ……………………………………………….. (8.29)
Dan jika kita substitusikan persamaan (8.29) dengan (8.20) kita akan
menghasilkan matriks:
( )
A 4 = R 2 R 1 A(0) S 1 S 2 ( ) ………………………………………. (8.30)
Jika prosedur RAS kita teruskan, maka kita dapat menuliskan bentuk umum
dari prosedur metode RAS, yaitu:
( ) ( )
A 5 = R 3 R 2 R1 A(0) S 1 S 2
A5 = (R R R )A(0)(S S S )
3 2 1 1 2 3
………………………. (8.31)
( )
A 2 n = R n R 3 R 2 R1 A(0) S 1 S 2 S 3 S n ( )
Pertanyaanya adalah ? berapa tahapan yang harus dilalui untuk mendapatkan
matriks koefisien teknologi pada periode 1. Banyaknya tahapan proses iterasi
pada umumnya sangat tergantung perbedaan absolut antara nilai U(1) dengan
Un dan V(1) denga Vn. Dalam hal ini kita dapat membuat suatu kriteria
tertentu, disebut sebagai kriteria convergen, . Misalnya kita tentukan nilai
convergen sebesar = 0.005, maka ketika proses penyesuaian terhadap baris
dan kolom, yaitu:
Jika nilai absolut <= 0.005 maka proses iterasi dapat dihentikan.
131
Bab 8. Pengantar Metode RAS
~
ij = A(1) − A(1) ………………………………………… (8.34)
1 n n
MAD = 2 ij ……………………………………. (8.35)
n i =1 j =1
ij
P = Pij = * 100 ........................................................ (8.36)
Aij (1)
1 n n
MAPE = 2 Pij ……………………………………. (8.37)
n i =1 j =1
132
BAB 9
APLIKASI METODE RAS
Nilai dari hasil survei matriks transaksi input antara, Z(1), total input, X(1),
vektor kolom U(1), dan vektor baris V(1) yang seharusnya masing-masing
adalah:
98 72 75
Z (1) = 65 8 63
88 27 44
421 245
X (1) = 284 U (1) = 136 V (1) = 251 107 182
283 159
x1 = {421,284,283};
Output 8.1
A1
0.2327791 0.2535211 0.2650177
0.1543943 0.0281690 0.2226148
0.2090261 0.0950704 0.1554770
/* postmultiplication */
ipost =J(3,1,1);
/* premultiplication */
ipre =J(1,3,1);
134
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
Output 8.2
The SAS System
Z11 U11
50.52 28.4 13.867 92.787
88.41 70.148 74.995 233.553
10.946 70.716 41.035 122.697
V11
149.876 169.264 129.897
Interpretasi:
Pada sesi ini kita telah menghasilkan Z11, selanjutnya bandingkan U11 dengan
U(1) dan juga bandingkan V11 dengan V(1). Terlihat pada output 8.2 bahwa
nilai U11 U(1) dan V11 V(1). Oleh karena itu, lakukan penyesuaian
terhadap baris dan kolom. Sebelum melakukan penyesuaian terhadap baris dan
kolom, maka langkah pertama yang harus dicari adalah mencari nilai A11.
Selanjutnya lakukan penyesuaian terhadap baris. Kode program SAS yang
sesuai untuk hal ini adalah:
135
Bab 9. Aplikasi Metode RAS
Output 8.3
The SAS System
R11
2.6404561 0 0
0 0.5823089 0
0 0 1.2958752
A11
0.3168547 0.2640456 0.1293823
0.1222849 0.1438303 0.1543119
0.0336928 0.3226729 0.1879019
Z12 U12
133.39584 74.988953 36.615205 245
51.481933 40.847808 43.670259 136
14.18465 91.639111 53.176239 159
V12
199.06243 207.47587 133.4617
Interpretasi:
Pada Output 8.3 kita telah menghasilkan A11. Selanjutnya kita
verifikasi berdasarkan baris, U12 = U(1), namun demikian nilai V12 V(1),
sehingga kita harus melakukan penyesuaian terhadap kolom. Kode program
SAS/IML yang sesuai untuk hal ini adalah:
s11 = diag(v1)*inv(diag(v12));
a12 = a11 * s11;
z13 = a12 * diag(x1);
u13 = z13 * ipost;
v13 = ipre * z13;
print s11, a12, z13 u13, v13;
136
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
Output 8.4
The SAS System
S11
1.260911 0 0
0 0.5157226 0
0 0 1.3636871
A12
0.3995256 0.1361743 0.176437
0.1541903 0.0741765 0.2104331
0.0424836 0.1664097 0.2562394
Z13 U13
168.20028 38.673499 49.931682 256.80546
64.914136 21.066138 59.552568 145.53284
17.885581 47.260362 72.51575 137.66169
V13
251 107 182
Interpretasi:
Pada Output 8.4 kita telah menghasilkan A12. Selanjutnya kita
verifikasi berdasarkan kolom, dimana V13 = V(1), namun demikian nilai
matriks U14 V(1), sehingga kita harus melakukan penyesuaian terhadap
baris kembali. Kode program SAS/IML yang sesuai untuk hal ini adalah:
r12 = diag(u1)*inv(diag(u13));
a13 = r12 * a12;
z14 = a13 * diag(x1);
u14 = z14 * ipost;
v14 = ipre*z14;
print r12, a13, z14 u14, v14;
137
Bab 9. Aplikasi Metode RAS
Output 8.5
The SAS System
R12
0.9540295 0 0
0 0.934497 0
0 0 1.1550054
A13
0.3811592 0.1299143 0.1683261
0.1440904 0.0693178 0.1966491
0.0490687 0.1922041 0.2959579
Z14 U14
160.46804 36.895661 47.6363 245
60.662063 19.686242 55.651694 136
20.657943 54.585974 83.756083 159
V14
241.78805 111.16788 187.04408
Interpretasi:
Pada Output 8.5 kita telah menghasilkan A13. Selanjutnya kita
verifikasi berdasarkan kolom, total kolom matriks Z14, U14=U(1), namun
demikian nilai matriks V14 V(1), sehingga kita harus melakukan
penyesuaian terhadap kolom kembali. Kode program SAS/IML yang sesuai
untuk hal ini adalah:
s12 = diag(v1)*inv(diag(v14));
a14 = a13 * s12;
z15 = a14 * diag(x1);
u15 = z15 * ipost;
v15 = ipre * z15;
print s12, a14, z15 u15, v15;
138
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
Output 8.6
The SAS System
S12
1.0380993 0 0
0 0.9625083 0
0 0 0.9730327
A14
0.3956811 0.1250436 0.1637868
0.1495802 0.0667189 0.191346
0.0509382 0.1849981 0.2879767
Z15 U15
166.58176 35.512378 46.351676 248.44581
62.973245 18.948171 54.150917 136.07233
21.444996 52.539451 81.497406 155.48185
V15
251 107 182
Interpretasi:
Pada Output 8.6 kita telah menghasilkan matriks A14 dan Z15. Dimana
element baris Z14 menghasilkan V15 = V(1), namun demikian karena ada
proses penyesuaian menyebabkan matirks U15 U(1), sehingga kita harus
melakukan penyesuaian terhadap baris kembali. Kode program SAS/IML yang
sesuai untuk hal ini adalah:
r13 = diag(u1)*inv(diag(u15));
a15 = r13 * a14;
z16 = a15 * diag(x1);
u16 = z16 * ipost;
v16 = ipre * z16;
139
Bab 9. Aplikasi Metode RAS
Output 8.7
The SAS System
R13
0.9861305 0 0
0 0.9994684 0
0 0 1.0226274
A15
0.3901932 0.1233093 0.1615152
0.1495006 0.0666834 0.1912443
0.0520908 0.1891841 0.2944929
Z16 U16
164.27136 35.01984 45.708803 245
62.93977 18.938098 54.122132 136
21.93024 53.728281 83.341479 159
V16
249.14137 107.68622 183.17241
Interpretasi:
Pada Output 8.7 kita telah menghasilkan matriks A15 dan Z16. Dimana
total element kolom Z16 menghasilkan U16 = U(1), namun demikian total
element baris Z16 menghasilkan V16 V(1), sehingga kita harus melakukan
penyesuaian terhadap kolom kembali. Kode program SAS/IML yang sesuai
untuk hal ini adalah:
s13 = diag(v1)*inv(diag(v16));
a16 = a15 * s13;
z17 = a16 * diag(x1);
u17 = z17 * ipost;
v17 = ipre * z17;
print s13, a16, z17 u17, v17;
140
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
Output 8.8
The SAS System
S13
1.0074602 0 0
0 0.9936276 0
0 0 0.9935994
A16
0.3931041 0.1225235 0.1604814
0.1506159 0.0662585 0.1900202
0.0524794 0.1879785 0.2926079
Z17 U17
165.49685 34.79668 45.416239 245.70977
63.40931 18.817417 53.775718 136.00245
22.093843 53.385903 82.808044 158.28779
V17
251 107 182
Interpretasi:
Pada Output 8.8, telah menghasilkan matriks A16 dan Z17. Dimana
total elemen baris matriks Z17 menghasilkan V17 = V(1), namun demikian
total element kolom Z17 menghasilkan U17 U(1), sehingga kita harus
melakukan penyesuaian terhadap baris kembali. Lanjutan kode program
SAS/IML yang sesuai untuk hal ini adalah:
r14 = diag(u1)*inv(diag(u17));
a17 = r14 * a16;
z18 = a17 * diag(x1);
u18 = z18 * ipost;
v18 = ipre * z18;
141
Bab 9. Aplikasi Metode RAS
Output 8.9
The SAS System
R14
0.9971114 0 0
0 0.999982 0
0 0 1.0044995
A17
0.3919686 0.1221696 0.1600178
0.1506132 0.0662573 0.1900168
0.0527156 0.1888243 0.2939245
Z18 U18
165.01879 34.696165 45.285048 245
63.40817 18.817079 53.774751 136
22.193253 53.626111 83.180636 159
V18
250.62021 107.13935 182.24043
Interpretasi:
Pada Output 8.9, telah menghasilkan matriks A17 dan Z18. Dimana
total elemen kolom matriks Z18 menghasilkan U18 = U(1), namun demikian
total element baris Z17 menghasilkan V18 V(1), sehingga kita harus
melakukan penyesuaian terhadap kolom kembali. Lanjutan kode program
SAS/IML yang sesuai untuk hal ini adalah:
s14 = diag(v1)*inv(diag(v18));
a18 = a17 * s14;
z19 = a18 * diag(x1);
u19 = z19 * ipost;
v19 = ipre * z19;
print s14, a18, z19 u19, v19;
142
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
Output 8.10
The SAS System
S14
1.0015154 0 0
0 0.9986993 0
0 0 0.9986807
A18
0.3925626 0.1220107 0.1598067
0.1508415 0.0661711 0.1897661
0.0527955 0.1885787 0.2935367
Z19 U19
165.26886 34.651036 45.225302 245.14519
63.504259 18.792604 53.703804 136.00067
22.226885 53.55636 83.070893 158.85414
V19
251 107 182
Interpretasi:
Pada Output 8.10, kita telah menghasilkan matriks A18 dan Z19.
Dimana total elemen baris matriks Z19 menghasilkan V19=V(1), namun
demikian total element kolom Z19 menghasilkan U19 U(1), sehingga kita
harus melakukan penyesuaian terhadap baris kembali. Lanjutan kode program
SAS/IML yang sesuai untuk hal ini adalah:
r15 = diag(u1)*inv(diag(u19));
a19 = r15 * a18;
z110 = a19 * diag(x1);
u110 = z110 * ipost;
v110 = ipre * z110;
print r15, a19, z110 u110, v110;
143
Bab 9. Aplikasi Metode RAS
Output 8.11
The SAS System
R15
0.9994077 0 0
0 0.9999951 0
0 0 1.0009182
A19
0.3923301 0.1219384 0.1597121
0.1508407 0.0661708 0.1897652
0.0528439 0.1887519 0.2938063
Z110 U110
165.17097 34.630513 45.198516 245
63.503947 18.792512 53.703541 136
22.247294 53.605536 83.14717 159
V110
250.92221 107.02856 182.04923
Interpretasi:
Pada Output 8.11, kita telah menghasilkan matriks A19 dan Z110.
Dimana total elemen kolom matriks Z110 menghasilkan U110=U(1), namun
demikian total element baris Z110 menghasilkan V110 V(1), sehingga kita
harus melakukan penyesuaian terhadap kolom kembali. Lanjutan kode
program SAS/IML yang sesuai untuk hal ini adalah:
s15 = diag(v1)*inv(diag(v110));
a110 = a19 * s15;
z111 = a110 * diag(x1);
u111 = z111 * ipost;
v111 = ipre * z111;
print s15, a110, z111 u111, v111;
144
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
Output 8.12
The SAS System
S15
1.00031 0 0
0 0.9997331 0
0 0 0.9997296
A110
0.3924517 0.1219059 0.1596689
0.1508875 0.0661532 0.1897138
0.0528603 0.1887015 0.2937268
Z111 U111
165.22218 34.621272 45.186294 245.02974
63.523634 18.787497 53.689019 136.00015
22.254191 53.591231 83.124686 158.97011
V111
251 107 182
Interpretasi:
Pada Output 8.12, kita telah menghasilkan matriks A110 dan Z111.
Dimana total elemen baris matriks Z111 menghasilkan V111=V(1), namun
demikian total element kolom Z111 menghasilkan U111 U(1), sehingga kita
harus melakukan penyesuaian terhadap baris kembali. Lanjutan kode program
SAS/IML yang sesuai untuk hal ini adalah:
r16 = diag(u1)*inv(diag(u111));
a111 = r16 * a110;
z112 = a111 * diag(x1);
u112 = z112 * ipost;
v112 = ipre * z112;
print r16, a111, z112 u112, v112;
145
Bab 9. Aplikasi Metode RAS
Output 8.13
The SAS System
R16
0.9998786 0 0
0 0.9999989 0
0 0 1.000188
A111
0.3924041 0.1218911 0.1596495
0.1508873 0.0661531 0.1897136
0.0528703 0.188737 0.293782
Z112 U112
165.20212 34.61707 45.18081 245
63.523564 18.787476 53.68896 136
22.258375 53.601308 83.140316 159
V112
250.98406 107.00585 182.01009
Interpretasi:
Pada Output 8.13, kita telah menghasilkan matriks A111 dan Z112.
Dimana total elemen kolom matriks Z112 menghasilkan U112=U(1), namun
demikian total element baris Z112 menghasilkan V112 V(1), sehingga kita
harus melakukan penyesuaian terhadap kolom kembali. Lanjutan kode
program SAS/IML yang sesuai untuk hal ini adalah:
s16 = diag(v1)*inv(diag(v112));
a112 = a111 * s16;
z113 = a112 * diag(x1);
u113 = z113 * ipost;
v113 = ipre * z113;
print s16, a112, z113, u113, v113;
146
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
Output 8.14
The SAS System
S16
1.0000635 0 0
0 0.9999453 0
0 0 0.9999446
A112
0.392429 0.1218844 0.1596407
0.1508969 0.0661495 0.1897031
0.0528736 0.1887267 0.2937658
Z113 U113
165.21261 34.615176 45.178306 245.00609
63.527598 18.786448 53.685985 136.00003
22.259789 53.598376 83.135709 158.99387
V113
251 107 182
Interpretasi:
Pada Output 8.14, kita telah menghasilkan matriks A112 dan Z113.
Dimana total elemen baris matriks Z113 menghasilkan V113=U(1).
Selanjutnya verifikasi nilia total element kolom matriks Z113, menghasilkan
matriks U113. Bandingkan matriks U113 dengan U(1), kita akan memperoleh
nilai convergen (), conv, kode program SAS dalam perbandingan antara
U113 dengan U1 dalam bentuk absulot dituliskan sebagai berikut:
CONV
0.0060945
0.0000314
0.0061259
147
Bab 9. Aplikasi Metode RAS
Jika kriteria convergen ditentukan 0.007, = 0.007, maka kita telah dapat
menghentikan proses iterasi ini. Ringkasan prosedur iterasi metode RAS dari
tahap awal sampai dengan akhir dapat dituliskan sebagai berikut:
proc iml;
x1 ={421,284,283};
u1 ={245,136,159};
v1 ={251 107 182};
/* postmultiplication */
ipost =J(3,1,1);
/* premultiplication */
ipre =J(1,3,1);
r11 = diag(u1)*inv(diag(u11));
a11 = r11 * a0;
z12 = a11 * diag(x1);
u12 = z12 * ipost;
v12 = ipre * z12;
148
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
s11 = diag(v1)*inv(diag(v12));
a12 = a11 * s11;
z13 = a12 * diag(x1);
u13 = z13 * ipost;
v13 = ipre * z13;
* print s11, a12, z13 u13, v13;
149
Bab 9. Aplikasi Metode RAS
s13 = diag(v1)*inv(diag(v16));
a16 = a15 * s13;
z17 = a16 * diag(x1);
u17 = z17 * ipost;
v17 = ipre * z17;
* print s13, a16, z17 u17, v17;
r14 = diag(u1)*inv(diag(u17));
a17 = r14 * a16;
z18 = a17 * diag(x1);
u18 = z18 * ipost;
v18 = ipre * z18;
* print r14, a17, z18 u18, v18;
s14 = diag(v1)*inv(diag(v18));
a18 = a17 * s14;
z19 = a18 * diag(x1);
u19 = z19 * ipost;
v19 = ipre * z19;
* print s14, a18, z19 u19, v19;
150
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
s15 = diag(v1)*inv(diag(v110));
a110 = a19 * s15;
z111 = a110 * diag(x1);
u111 = z111 * ipost;
v111 = ipre * z111;
* print s15, a110, z111 u111, v111;
r16 = diag(u1)*inv(diag(u111));
a111 = r16 * a110;
z112 = a111 * diag(x1);
u112 = z112 * ipost;
v112 = ipre * z112;
* print r16, a111, z112 u112, v112;
s16 = diag(v1)*inv(diag(v112));
a112 = a111 * s16;
z113 = a112 * diag(x1);
u113 = z113 * ipost;
v113 = ipre * z113;
* print s16, a112, z113 u113, v113;
151
Bab 9. Aplikasi Metode RAS
Berikut ini adalah ringkasan matriks koefisien A11-A112 yang diperoleh dari
iterasi metode RAS, outputnya dapat dilihat pada Output 8.15
print a11 a12, a13 a14, a15 a16, a17 a18, a19 a110,
a111 a112;
Output 8.15
A11 A12
0.3168547 0.2640456 0.1293823 0.3995256 0.1361743 0.176437
0.1222849 0.1438303 0.1543119 0.1541903 0.0741765 0.2104331
0.0336928 0.3226729 0.1879019 0.0424836 0.1664097 0.2562394
A13 A14
0.3811592 0.1299143 0.1683261 0.3956811 0.1250436 0.1637868
0.1440904 0.0693178 0.1966491 0.1495802 0.0667189 0.191346
0.0490687 0.1922041 0.2959579 0.0509382 0.1849981 0.2879767
A15 A16
0.3901932 0.1233093 0.1615152 0.3931041 0.1225235 0.1604814
0.1495006 0.0666834 0.1912443 0.1506159 0.0662585 0.1900202
0.0520908 0.1891841 0.2944929 0.0524794 0.1879785 0.2926079
A17 A18
0.3919686 0.1221696 0.1600178 0.3925626 0.1220107 0.1598067
0.1506132 0.0662573 0.1900168 0.1508415 0.0661711 0.1897661
0.0527156 0.1888243 0.2939245 0.0527955 0.1885787 0.2935367
A19 A110
0.3923301 0.1219384 0.1597121 0.3924517 0.1219059 0.1596689
0.1508407 0.0661708 0.1897652 0.1508875 0.0661532 0.1897138
0.0528439 0.1887519 0.2938063 0.0528603 0.1887015 0.2937268
A111 A112
0.3924041 0.1218911 0.1596495 0.392429 0.1218844 0.1596407
0.1508873 0.0661531 0.1897136 0.1508969 0.0661495 0.1897031
0.0528703 0.188737 0.293782 0.0528736 0.1887267 0.2937658
Interpretasi
Pada output 8.15 dapat diketahui bahwa iterasi A110 – A112, nilai
matriks koefisien teknologi telah relatif stabil. Sehingga dengan dengan
demikian kita dapat mengakhiri proses iterasi prosedur RAS.
152
BAB 10
COMPUTABLE GENERAL EQUILIBRIUM MODEL
10.1. Pendahuluan
Computable General Equilibrium (CGE) model merupakan suatu
sistem, yang umumnya memiliki persamaan non-linear dalam menjelaskan
perilaku dari sistem tersebut. Secara umum model CGE digunakan untuk
analisis simulasi kebijakan “what if”, atau dengan kata lain, apa yang terjadi
terhadap variabel x jika variabel y berubah dengan besaran tertentu. Secara
umum pertanyaan yang dijawab adalah apa yang terjadi terhadap
keseimbangan keseimbangan pasar (market clearing) jumlah dan harga jika
investasi atau pajak ditingkatkan?. Para ahli percaya bahwa meskipun terdapat
gocangan atau shock terhadap keseimbangan, maka dengan suatu mekanisme
tertentu ketidakseimbangan akan kembali convergen ke titik keseimbangan.
Dalam SAS/ETS umumnya metode yang digunakan adalah Algorithma
Newton, namun demikian tidak dapat dijamin akan convergence. Karena
dalam prakteknya, untuk menemukan solusi sistem persamaan non-linier
kadang-kadang lebih memerlukan seni (art) daripada science, karena hal
tersebut tergantung daripada masalah penentuan nilai awal (initial values)
(Cheach et.all. 2003).
Sebagai latihan, pada pelatihan ini akan di running model sederhana
dari Shoven-Whalley (Shoven and Whalley, 1992), untuk menghasilkan suatu
solusi dalam keseimbangan tesebut, digunakan program SAS/ETS melalui
prosedur PROC MODEL atau PROC NLP, namun dalam pelatihan ini kita
akan mendemonstrasikan PROC MODEL.
jenis barang yang diturunkan dari maksimisasi fungsi utilitas CES dengan
kendala anggaran. Model Shoven-Whalley diringkas dengan mengikuti bentuk
fungsional dan nilai parameter yang ditampilkan pada Tabel 6.1.
Parameter dan merupakan fungsi utilitas pangsa (share) belanja
pendapatan terhadap barang dan elastisitas substitusi dua barang secara
berturut-turut. L dan K secara berturut-turut adalah initial endowments dari
labor dan capital. Dari sisi produksi, adalah scala factor, adalah pembobot
factor yang digunakan dalam proses produksi, dan adalah elastisitas
substitusi faktor produksi. Sebagai tambahan terhadap barang-barang dan
persamaan permintaan faktor, maka beberapa kendala berikut ini diperlukan,
yaitu: Pertama adalah minimimumkan biaya persamaan permintaan faktor
perunit output untuk barang j, dimana j = 1, 2. Dengan tingkat harga r dan w
(interest rate dan wages secara berturu-turut):
Lj
j
= l j (r , w,1) ……………………………………………… (11.1)
Q
Kj
j
= k j (r , w,1) …………………………………………….. (11.2)
Q
Kedua adalah zero profit condition
Kendala yang ketiga dinyatakan bahwa jumlah yang diproduksi sama dengan
jumlah yang diminta. Dengan kata lain pasar barang-barang adalah seimbang
(clear).
Q j (r , w) = x
m= R, P
m
j (r , w) …………………………………….. (11.4)
K
j =1
j
(r , w) = K
m= R,P
m
………………………………………. (11.5)
L (r , w) = L
j =1
j
m= R,P
m
………………………………………. (11.6)
154
Tabel 10.1: Bentuk Fungsional dan Nilai Parameter dari Model Shoven-Whalley
A. Permintaan
Fungsi Utilitas Nilai Parameter Fungsi Permintaan
m ( , ) = (0.50, 0.50)
R R
(wL m
+ rK m )
( , ) = (0.30, 0.70) xim = im
( )
1 2
2
( ) (x )1 −1
m −1
m P P
2
U m = i =1 im m
pi im p (1−
m m
)
( , ) = (1.50, 0.75)
m m 1 2
R P
i i =1
(K , K ) = (25.0, 0.00)
R P
m = R, P dan
(m = R, P) (L , L ) = (0.00, 60.0)
R P
i = 1, 2
B. Produksi
Fungsi Produksi Nilai Parameter Fungsi Permintaan Faktor
j
(1− ) (1− )
j j
r
( ) (
j
Lj = 1 j Q j j + 1 − j
j
( j −1)
j j j −1 j j
)
j −1
( ) ( , ) = (1.50, 2.00)
Q = L
j j
+ 1− K
j j 1 2
1 − j
w
( , ) = (0.60, 0.70)
1 2
( , ) = (2.00, 0.50)
j
1 2
1 − j w (1− )
( ) (1− )
j j
r
j
+ 1− j ( )
Sumber: Cheah, 2003.
Dalam contoh model Shoven-Whalley ini hanya memperakan model CGE 2x2x2. Pada umumnya model CGE lebih dari 2x2x2
155
10.3. Solusi Pemecahan Model
/* Demand values */
alpha1_r = 0.5; alpha2_r = 0.5;
alpha1_p = 0.3; alpha2_p = 0.7;
mu_r = 1.5; mu_p = 0.75;
kbar_r = 25; kbar_p = 0;
lbar_r = 0; lbar_p = 60;
/* Production parameters */
phi1 = 1.5; phi2 = 2.0;
delta1 = 0.6; delta2 = 0.7;
156
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
good1exp = sigma1/(1-sigma1);
good2exp = sigma2/(1-sigma2);
onesig1 = 1-sigma1;
onesig2 = 1-sigma2;
onedelt1 = 1-delta1;
onedelt2 = 1-delta2;
phi1q1 = 1/phi1*Q1;
phi2q2 = 1/phi2*Q2;
L1_inner1=(delta1*r)/(onedelt1*w);
L1_inner2=L1_inner1**onesig1;
L1_inner3=L1_inner2*onedelt1;
L1_inner4=L1_inner3+delta1;
L1_inner5=L1_inner4**good1exp;
L2_inner1=(delta2*r)/(onedelt2*w);
L2_inner2=L2_inner1**onesig2;
L2_inner3=L2_inner2*onedelt2;
L2_inner4=L2_inner3+delta2;
L2_inner5=L2_inner4**good2exp;
K1_inner1=(onedelt1*w)/(delta1*r);
K1_inner2=K1_inner1**onesig1;
K1_inner3=delta1*K1_inner2;
K1_inner4=K1_inner3+onedelt1;
K1_inner5=K1_inner4**good1exp;
157
Bab 10. Computable General Equilibrium Model
K2_inner1=(onedelt2*w)/(delta2*r);
K2_inner2=K2_inner1**onesig2;
K2_inner3=delta2*K2_inner2;
K2_inner4=K2_inner3+onedelt2;
K2_inner5=K2_inner4**good2exp;
/* Demand functions */
eq.lx1_r=x1_r - ((alpha1_r*xr_numer)/((p1**mu_r)*xr_denom));
eq.lx2_r=x2_r - ((alpha2_r*xr_numer)/((p2**mu_r)*xr_denom));
eq.lx1_p=x1_p - ((alpha1_p*xp_numer)/((p1**mu_p)*xp_denom));
eq.lx2_p=x2_p - ((alpha2_p*xp_numer)/((p2**mu_p)*xp_denom));
/* Commodity prices */
eq.lp1=p1-((w*L1/Q1)+(r*K1/Q1));
eq.lp2=p2-((w*L2/Q2)+(r*K2/Q2));
/* Commodity demands */
eq.lQ1=Q1-(x1_p+x1_r);
eq.lQ2=Q2-(x2_p+x2_r); /* originally left out */
158
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
run;
MODEL Procedure
Model Summary
Model Variables 13
Equations 13
Number of Statements 45
Equations: LX1_R LX2_R LX1_P LX2_P LL1 LL2 LK1 LK2 LLABOR LP1 LP2
LQ1 LQ2
Solution Values:
Solution Summary
Dataset Option Dataset
DATA= PARMS
Variables Solved 13
Implicit Equations 13
159
Bab 10. Computable General Equilibrium Model
Observations Processed
Read 1
Solved 1
Ringkasan
No Variabel atau Equation Solution
1 R: 1.3735
2 P1: 1.3991
3 P2: 1.0931
4 X1_R: 11.5146
5 X2_R: 16.6745
6 X1_P: 13.4278
7 X2_P: 37.7037
8 L1: 26.3656
9 L2: 33.6344
10 K1: 6.2118
11 K2: 18.7882
12 Q1: 24.9425
13 Q2: 54.3782
160
BAB 11
IMPOR DAN EKSPOR DATA
Bagian ini kita akan mencoba bagaimana cara untuk menggunakan data
yang ada di exel dan bagaimana kita harus menghasilkan laporan dataset yang
dihasilkan dalam lembar kerja excel. Dalam hal mengolah data, seringkali data
dimasukkan dalam beberapa jenis program seperti program Excel (*.xls).
Sebenarnya SAS juga dapat membacanya tetapi kurang sempurna. Oleh karena
itu langkah yang harus dilakukan adalah melakukan proses transfer data dari
file excel (*.xls) ke salah satu file dBase (*.dbf), Lotus (*.wk1, *.wk3 dan
*.wk4), Delimited File (*.*), Comma Separated Value (*.csv) atau Tab
Delimited File (*.txt)
Program-program tersebut umumnya memiliki fasilitas yang dapat
menciptakan file standar dalam kode ASCII. Semua dalam bentuk file yang
telah disebutkan tersebut, program SAS dapat membacanya dengan cara
melakukan proses import file.
File data SAS ini sering juga disebut dengan data in existing SAS
Dataset yaitu data yang ada dalam bentuk file SAS (*.SSD). File ini secara
umum dapat kita ciptakan dalam bentuk termporary yang dihasilkan dalam
layar output atau secara permanent yang akan dihasilkan dalam bentuk file
dengan extention SSD (*.SSD).
Tabel 11.1: Tabel Input-Output Klasifikasi 3 Sektor Tahun 2005 (Juta Rupiah)
Sector Agric Industri Jasa Total C I OFD Total
1. Agric 258 1408 42 1708 204 346 1382 3640
2. Industri 486 1558 718 2762 1524 760 3034 8080
3. Jasa 448 1006 1074 2528 2868 532 2120 8048
4. Total 1192 3972 1834 6998 4596 1638 6536 19768
5. UpahGaji 764 1494 1920 4178 0 0 0 4178
6. S_Usaha 1184 1720 2300 5204 0 0 0 5204
7. OIP 500 894 1994 3388 0 0 0 3388
8. NTB 2448 4108 6214 12770 0 0 0 12770
9. Total 3640 8080 8048 19768 4596 1638 6536 32538
10. Employ 134 297 670 1101 0 0 0 0
Simpan file tersebut dengan nama latihan.xls. Sampai sejauh ini kita telah
mempunyai data dalam file excel (*.xls).
3. Selanjutnya lakukan proses transfer file latihan.xls ke latihan.dbf, dengan
cara Klick File + Save As.. hingga muncul kotak dialog seperti pada
Gambar 3.
162
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
4. Lakukan perubahan dan penyesuaian pada lokasi Save as type dengan cara
melakukan klik pada tombol di sebelah kanan Save as type, selanjutnya
pilih DBF 4 (dBASE IV).
5. Kemudian ketikkan nama file pada kotak dialog File name, untuk
penyeragaman dalam hal ini nama kita buat latihan.dbf.
6. Klik Save pada Gambar 3 sehingga muncul pesan seperti yang tertera pada
Gambar 11.2.
7. Abaikan pesan ini dengan meng-Klik OK. Sehingga akan kembali muncul
kotak dialog berikutnya, pesan ini juga dapat diabaikan dengan meng-Klik
Yes seperti pada Gambar 11.3 berikut:
163
Bab 11. Import dan Ekspor Data
8. Proses perubahan data dari *.xls ke *.dbf telah berhasil dilakukan. Dengan
demikian data tersebut dapat diimpor dari SAS. Selanjutnya untuk
mengimport data tersebut pastikan bahwa anda telah keluar dari program
excel.
Kita dapat memilih bentuk file format yang kita inginkan dengan cara
melakukan Klik pada tombol ini, sehingga muncul kotal dialog
berikutnya seperti pada Gambar 11.4.
164
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
3. Pili dBASE File (*.dbf), laku Klik Next. Hingga muncul kotak dialog
Gambar 11.6.
4. Tentukan lokasi directory data dan nama file data yang akan diimport,
dapat dilakukan dengan cara mengetiknya lokasi dan namanya langsung
(Contoh: D:\SASV612\latihan.dbf) atau dengan cara mencarinya dengan
menekan tombol Browse, dengan menekan tombol browse maka kotak
dialog akan muncul seperti pada Gambar 11.7.
5. Piliha latihan.dbf dan selajutnya Klik Open dan pesan berikutnya akan
muncul seperti yang terlihat pada Gambar 11.8. Perhatikan bahwa kita
berkerja pada directory. D:\SASV612\latihan.dbf.
6. Piliha latihan.dbf dan selajutnya Klik Open dan pesan berikutnya akan
muncul seperti yang terlihat pada Gambar 11.8. Perhatikan bahwa kita
berkerja pada directory. D:\SASV612\latihan.dbf.
165
Bab 11. Import dan Ekspor Data
166
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
Untuk mengetahui apakah kita berhasil dalam mengimport data tersebut, kita
dapat melihat keterangan di WINDOW LOG. Jika kita berhasil maka dalam
WINODW LOG akan muncul pesan sebagai berikut:
Pesan ini menunjukkan bahwa kita telah sukses melakukan impor data.
Sebagai teladan, dalam rangka agar kita dapat menggunakan data yang telah
diimpor adalah yang akan digunakan dalam analisis input-output, ketikkan
pernyataan program berikut ini:
167
Bab 11. Import dan Ekspor Data
Dengan menekan tombol F8, maka hasil program akan tampil seperti yang
terlihat pada Output 11.1 berikut ini:
Output 11.1
The SAS System
Pertanyaan
1. Anda diminta untuk memilih matriks koefisien input antara.
2. Anda diminta untuk memilih matriks total input
Jawaban pertanyaan point nomor 1 dan 2 di atas kita dapat menjawab dengan
menuliskan pernytaan berikut ini:
168
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
Dengan menekan tombol F8, maka hasil program akan tampil seperti yang
terlihat pada Output 11.2 berikut ini:
Output 11.2
ANTARA AGRIC INDUSTRI JASA
Sampai sejauh ini kita telah berhasil memilih matriks koefisien input antara
dan vektor baris total input. Dengan demikian kita telah dapat mencari nilai
multiplier (lihat Bab 4 dan 5).
Penjelasan
USE IO
artinya bahwa kita menggunakan data yang ada di work.library yang
telah kita beri nama dengan IO. Lebih detail anda dapat membaca
kembali Fungsi dan Perintah Matriks sebelumnya.
READ
berfungsi untuk membaca file dataset yang telah diimpor ke dalam
bentuk dataset SAS. Lebih detail anda dapat membaca kembali Fungsi
dan Perintah Matriks sebelumnya.
169
Bab 11. Import dan Ekspor Data
bagian ini kita akan melakukan bagaimana proses untuk melakukan ekspor
dataset (*.SSD) ke dalam bentuk ekstension lain (misalnya perubahan data dari
prorgam SAS ke dalam bentuk data Excel).
Sebagai bahan untuk latihan, anda diminta untuk mengekspor matriks
ANTARA (yang telah diciptakan sebelumnya) ke dalam bentuk lembar kerja
excel. Untuk menjawab latihan ini, ikutilah langkah-langkah berikut ini:
1. Langkah pertama adalah dengan mengetikkan pernyataan CREATE (lebih
detail anda dapat membaca kembali Fungsi dan Perintah Matriks pada Sub
bab Sebelumnya, sebagai berikut:
data baru_io;
set mydata;
run;
2. Klik menu File + Export, sehingga kotak tampil kotak dialog Export
170
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
3. Klik tombol pada menu MEMBER, sehingga akan muncul tiga jenis
data, yaitu: BARU_IO, IO dan MYDATA (lihat Gambar 11.10). Kemudian
Klik MYDATA, sehingga akan terlihat pada Gambar 11.11.
4. Selanjutnya klik tombol NEXT, sehingga kotak dialog export berikut akan
muncul seperti Gambar 11.12.
171
Bab 11. Import dan Ekspor Data
6. Pada Gambar 11.13. kita diminta untuk menentukan nama directory atau
lokasi tempat penyimpanan nama file. Dalam hal ini kita beri nama dengan
export_antara (tanpa menuliskan extenstion) yang disimpan di lokasi C:\.
Kita dapat mengetiknya langsung seperti yang terlihat pada Gambar 11.13.
7. Langkah berikutnya adalah menekon tombol Finish yang mengindikasikan
bahwa proses Ekspor file telah selesai dilaksanakan.
8. Untuk mengetahui berhasil tidaknya proses ekspor file tersebut, Aktifkan
Program Excel, kemudian Pilih Menu File + Open + C:\export_antara.
Sedemikian rupa sehingga file export_antara.xls akan dibuka seperti yang
terlihat pada Gambar 11.14 berikut ini:
172
Aplikasi Model Ekonomi Keseimbangan Umum
173
Bab 11. Import dan Ekspor Data
174
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. 2000. Kerangka Teori dan Analisis Tabel Input-Output.
Badan Pusat Statistik. Indonesia.
Badan Pusat Statistik. 2003. Sistem Neraca Sosial Ekonomi Indonesia 2000.
Badan Pusat Statistik. Indonesia.
Cheah, B. C., Westat., Rockville., and MD. 2003. Solving Computable General
Equilibrium Models with SAS. Statistics, Data Analysis &
Econometrics.
SAS Language: Reference. Version 6 First Edition. 1993. SAS Institute Inc.
Cary, North Carolina.
SAS Procedure Guide, Version 6 Third Edition. 1995. SAS Institute Inc. Cary,
North Carolina.
176