Anda di halaman 1dari 326

i

i
STATISTIK PENDUDUK LANJUT USIA 2023
Volume 20, 2023

Katalog 4104001
ISSN : 2086-1036
Nomor Publikasi : 04200.2323

Ukuran Buku : 18,2 x 25,7 cm


Jumlah Halaman : xxxiv + 287 halaman

Penyusun Naskah:
Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat

Penyunting:
Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat

Pembuat Kover:
Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat

Penerbit:
© Badan Pusat Statistik

Dicetak Oleh:
Badan Pusat Statistik

Sumber Ilustrasi:
unsplash.com; freepik.com

Dilarang mereproduksi dan/atau menggandakan


sebagian atau seluruh isi buku ini untuk tujuan
komersial tanpa izin tertulis dari Badan Pusat Statistik

ii Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


ISSN 2086-1036

TIM PENYUSUN
STATISTIK PENDUDUK LANJUT USIA 2023
Volume 20, 2023

Pengarah:
Ateng Hartono

Penanggung Jawab:
Ahmad Avenzora

Penyunting:
Yeni Rachmawati
Raden Sinang
Budi Santoso

Penulis Naskah:
Nindya Riana Sari
Kurniawan Tri Yulianto
Rida Agustina
Hendrik Wilson
Sigit Wahyu Nugroho
Ganish Anggraeni

Pengolah Data:
Freshy Windy Rosmala Dewi
Ganish Anggraeni
Heykal

Penata Letak:
Nindya Riana Sari

iii
KATA PENGANTAR

Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia menimbulkan konsekuensi yang


kompleks. Berbagai tantangan yang diakibatkan penuaan penduduk telah mencakup
hampir setiap aspek kehidupan. Untuk menyikapi kondisi tersebut, dibutuhkan suatu
program pembangunan kelanjutusiaan yang mampu mengayomi kehidupan lansia di
Indonesia. Berangkat dari fenomena tersebut, BPS berusaha mengakomodasi adanya
kebutuhan terhadap data kelanjutusiaan yang konkret dan komprehensif dengan
menuangkannya dalam bentuk Publikasi Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023.

Melalui publikasi ini dapat diketahui sejauh mana potensi dan sumber daya lansia
di Indonesia. Publikasi ini sendiri merupakan publikasi tahunan yang memuat
informasi makro mengenai kondisi demografi lansia, status pendidikan, kondisi
kesehatan, potensi ekonomi, keadaan sosial, dan akses lansia terhadap berbagai
fasilitas perlindungan sosial serta pemberdayaan bagi peningkatan kualitas hidupnya.
Data yang digunakan dalam publikasi ini sebagian besar dari hasil Survei Sosial
Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2023 dan Survei Angkatan Kerja Nasional
(Sakernas) Agustus 2023.

Publikasi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, baik
dari kalangan masyarakat khususnya lansia dan pihak yang concern mengenai
permasalahan lansia serta pemangku kepentingan sebagai salah satu pertimbangan
dalam penyusunan kebijakan. Selain itu, publikasi ini diharapkan sebagai acuan untuk
dapat mengoptimalkan potensi lansia sebagai bagian dari kekuatan pembangunan.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada tim penyusun dan semua pihak
yang telah menyumbangkan pikiran dan tenaganya sehingga publikasi ini dapat
diselesaikan. Semoga hasil karya ini dapat memberi manfaat sebesar-besarnya untuk
dunia kelanjutusiaan Indonesia.

Jakarta, Desember 2023


Plt. Kepala Badan Pusat Statistik

Amalia Adininggar Widyasanti

v
ABSTRAKSI
Sebagai dampak dari pembangunan berkelanjutan, penduduk lanjut
usia (lansia) terus mengalami peningkatan baik dari sisi jumlah maupun
proporsi. Perbaikan di bidang kesehatan, akses pendidikan, ketenagakerjaan,
kualitas hidup, serta berbagai aspek sosial ekonomi lainnya, telah
berpengaruh pada meningkatnya umur harapan hidup dan menurunnya
angka kematian.

Sejak tahun 2021, Indonesia telah memasuki struktur penduduk tua


(ageing population), di mana sekitar 1 dari 10 penduduk adalah lansia.
Fenomena ageing population bisa menjadi bonus demografi kedua, yaitu
ketika proporsi lansia semakin banyak tetapi masih produktif dan dapat
memberikan sumbangan bagi perekonomian negara (Heryanah, 2015). Akan
tetapi, lansia dapat menjadi tantangan pembangunan ketika tidak produktif
dan menjadi bagian dari penduduk rentan.

Publikasi ini bertujuan untuk menyajikan data dan informasi statistik


penduduk lanjut usia, sebagai evaluasi perencanaan, kebijakan, dan program
kesejahteraan lanjut usia di Indonesia. Sumber data yang digunakan di
antaranya hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2023, Survei
Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus 2023, serta sumber data lainnya
yang relevan.

Data Susenas Maret 2023 memperlihatkan sebanyak 11,75 persen


penduduk adalah lansia dan dari hasil proyeksi penduduk didapatkan rasio
ketergantungan lansia sebesar 17,08. Artinya, setiap 100 orang penduduk usia
produktif (umur 15-59 tahun) menanggung sekitar 17 orang lansia. Lansia
perempuan lebih banyak daripada laki-laki (52,82 persen berbanding 47,72
persen) dan lansia di perkotaan lebih banyak daripada perdesaan (55,35
persen berbanding 44,65 persen). Sebanyak 63,59 persen lansia tergolong
lansia muda (60-69 tahun), 27,76 persen lansia madya (70-79 tahun), dan 8,65
persen lansia tua (80 tahun ke atas). Yogyakarta adalah provinsi dengan
proporsi lansia terbesar (16,69 persen), disusul Jawa Timur dan Jawa Tengah.

Sekitar tiga dari sepuluh (33,16 persen) rumah tangga menampung


lansia sebagai anggota rumah tangga, di mana separuh di antaranya (55,32
persen) adalah kepala rumah tangga. Sebanyak 65,25 persen lansia berstatus
kawin dan
vii
31,79 persen berstatus cerai mati. Proporsi lansia perempuan yang cerai mati
jauh lebih besar daripada lansia laki-laki, yaitu 48,86 persen berbanding 13,10
persen. Sebanyak 7,10 persen lansia tinggal sendirian, 22,07 persen tinggal
bersama pasangan, dan sisanya tinggal bersama keluarga inti, tiga generasi,
serta anggota rumah tangga lainnya. Lansia membutuhkan dukungan dan
pendampingan dari keluarga terdekatnya (Adioetomo, dkk, 2018), sehingga
dapat memberikan kontribusi sebagai lansia produktif.

Menurut tingkat keaksaraan penduduk yang diwakili oleh indikator


angka melek huruf (AMH), sebanyak 83,43 persen lansia dapat membaca dan
menulis. Angka melek huruf lansia lansia laki-laki lebih besar daripada
perempuan (89,46 persen berbanding 77,94 persen). Lansia yang tinggal di
perkotaan memiliki AMH lebih besar daripada perdesaan (88,83 persen
berbanding 76,74 persen). Selain itu, lansia dengan tingkat kesejahteraan
yang lebih tinggi memiliki kemampuan membaca dan menulis yang jauh lebih
baik. Sekitar separuh dari jumlah lansia memiliki tingkat pendidikan tamat
SD/sederajat (32,42 persen) atau tidak tamat SD/sederajat (29,00 persen),
dengan angka rata-rata lama sekolah sebesar 5,46 tahun. Rata-rata lama
sekolah lansia laki-laki lebih besar daripada perempuan (6,24 tahun
berbanding 4,75 tahun), lansia di perkotaan lebih besar daripada perdesaan
(6,54 tahun berbanding 4,11 tahun), serta lansia dengan tingkat kesejahteraan
yang lebih baik memiliki pengalaman bersekolah yang jauh lebih lama.

Akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi dapat memudahkan


lansia untuk lebih mendekatkan diri pada keluarga dan memberikan
kesempatan untuk menjadi lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Dalam Susenas 2023, akses lansia terhadap teknologi informasi dan
komunikasi didapatkan dari informasi apakah masyarakat tersebut
menggunakan telepon seluler (HP), menggunakan komputer, dan
menggunakan internet dalam tiga bulan terkhir. Hampir separuh (49,56
persen) lansia yang menggunakan telepon seluler dan sekitar satu dari lima
(22,87 persen) lansia mengakses internet. Menurut kelompok umur, sekitar
satu dari empat (25,35 persen) lansia tua dan dua dari lima (40,32 persen)
lansia madya memiliki akses ke telepon seluler. Kemudahan akses telepon
seluler dan internet lebih dinikmati oleh lansia pada kelompok umur muda
(60-69 tahun), lansia di perkotaan, lansia yang bukan penyandang disabilitas,
serta lansia yang berasal dari rumah tangga dengan tingkat kesejahteraan
yang tinggi.
viii
Dari sisi kesehatan, sekitar dua dari lima (41,49 persen) lansia
mengalami keluhan kesehatan selama sebulan terakhir dengan angka
morbiditas lansia sebesar 19,72 persen. Keluhan kesehatan yang dicatat pada
Susenas Maret 2023 mencakup gangguan yang sering dialami seperti panas,
batuk, pilek, diare, sakit kepala, maupun keluhan yang disebabkan oleh
penyakit menahun, disabilitas, kecelakaan, atau keluhan kesehatan lainnya.
Adapun angka morbiditas atau angka kesakitan lansia dihitung berdasarkan
lansia yang mengalami keluhan kesehatan dan terganggu aktivitasnya sehari-
hari. Kondisi kesehatan lansia merupakan cerminan dari gaya hidupnya,
misalnya kebiasaan merokok. Hampir seperempat (23,92 persen) lansia masih
merokok dalam sebulan terakhir dan sebagian besar di antaranya masih
merokok setiap hari.

Di antara lansia yang mengalami keluhan kesehatan, sebanyak 52,90


persen mengobati sendiri keluhannya, 25,06 persen mengobati sendiri dan
berobat jalan, 17,90 persen berobat jalan, dan hanya 4,14 persen yang tidak
melakukan pengobatan. Untuk berobat jalan, lansia banyak memanfaatkan
berbagai fasilitas kesehatan seperti praktik dokter (33,87 persen), puskesmas
(26,72 persen), klinik (14,93 persen), serta rumah sakit dan fasilitas kesehatan
lainnya. Sebanyak 5,52 persen lansia pernah dirawat inap dalam setahun
terakhir dengan rata-rata waktu perawatan selama 5 sampai 6 hari. Kehadiran
jaminan kesehatan banyak membantu proses pengobatan lansia. Sebanyak
55,47 persen lansia yang rawat jalan dan 78,60 persen yang dirawat inap
memanfaatkan jaminan kesehatan untuk pengobatannya, seperti BPJS PBI dan
nonBPI, Jamkesda, maupun asuransi kesehatan lainnya.

Kondisi pendidikan dan kesehatan lansia dapat mendukung posisinya


sebagai lansia potensial, yaitu penduduk lanjut usia yang masih aktif secara
ekonomi. Data Sakernas Agustus 2023 memperlihatkan bahwa lebih dari
separuh lansia masih bekerja (53,93 persen). Sekitar 3 dari 5 lansia (63,34
persen) di perdesaan bekerja, jumlah ini lebih besar daripada lansia di
perkotaan yang bekerja (47,02 persen). Tingkat pendidikan dari lansia bekerja
didominasi oleh mereka yang tamat SD/sederajat (38,03 persen) atau tidak
tamat SD/sederajat (40,66 persen). Kondisi ini turut berpengaruh pada
karakteristik pekerjaan lansia, seperti lapangan usaha, status pekerjaan, jam
kerja, maupun penghasilannya.

ix
Lebih dari separuh lansia (52,82 persen) bekerja di sektor pertanian dan
sekitar 2 dari 3 pekerja lansia (68,03 persen) bekerja dengan status berusaha
sendiri maupun dibantu buruh dibayar atau tidak dibayar. Dari lansia yang
bekerja, sebanyak 85,25 persen di antaranya bekerja di sektor informal,
sebanyak 76,29 persen bekerja sebagai pekerja rentan, dan 17,65 persen
sebagai pekerja tidak tetap. Menurut status jam kerja berlebih (excessive
hours), sebanyak 20,54 persen pekerja lansia bekerja lebih dari 48 jam dalam
seminggu dan 35,62 persen bekerja lebih dari 40 jam dalam seminggu.
Walaupun demikian, rata-rata penghasilan pekerja lansia hanya sebesar 1,711
juta rupiah per bulan, jauh di bawah upah minimum yang ditetapkan
pemerintah sehingga berpengaruh pada kondisi sosial ekonomi rumah
tangganya.

Lansia terdistribusi pada setiap kelompok tingkat kesejahteraan secara


relatif merata. Hal itu terlihat dari persentase lansia di Indonesia yang berada
di rumah tangga dengan distribusi pengeluaran 40% terbawah sebesar 41,32
persen, 40% menengah sebesar 37,72 persen, dan 20% teratas sebesar 20,96
persen. Sebesar 82,60 persen rumah tangga lansia memenuhi kebutuhan
hidupnya dari penghasilannya sendiri maupun sesama anggota rumah tangga
yang tinggal bersama, kemudian dari kiriman pihak lain (11,98 persen), dan
dari uang pensiun (5,02 persen). Masih sedikit lansia yang memiliki
perlindungan finansial dalam bentuk tabungan di lembaga keuangan (33,53
persen).

Mayoritas lansia tinggal di rumah dengan status milik sendiri atau milik
anggota rumah tangga yang lain (92,50 persen), sisanya tinggal di rumah
bebas sewa (5,74 persen), dan kontrak atau sewa (1,52 persen). Selain
dukungan ekonomi, lansia membutuhkan dukungan sosial untuk menjaga
kualitas hidupnya. Susenas Maret 2023 mencatat 29 dari 100 lansia pernah
bepergian dalam setahun terakhir, terutama untuk mengunjungi teman atau
keluarga (60,31 persen).

Lansia merupakan salah satu dari kelompok rentan. Oleh karena itu,
penting untuk dapat membuat jaring pengaman dalam bentuk bantuan sosial
maupun perlindungan sosial untuk lansia agar terjamin masa tuanya. Dalam
rentang waktu lima tahun terakhir, persentase rumah tangga lansia yang
menjadi penerima PKH semakin meningkat. Pada tahun 2023, terdapat 15,78
persen rumah tangga lansia yang tercatat sebagai penerima PKH. Selain itu,
Susenas Maret 2023 mencatat ada sebanyak 2,73 persen rumah tangga lansia

x
yang memperoleh Asistensi Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia (ATENSI LU) dalam
setahun terakhir. Pada tahun 2023, persentase rumah tangga lansia yang
pernah mendapat program sembako sebesar 22,74 persen dan sekitar 75,10
persen lansia telah memiliki Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).

xi
ISSN 2086-1036

DAFTAR ISI
STATISTIK PENDUDUK LANJUT USIA 2023
Volume 20, 2023

Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................................v
ABSTRAKSI.............................................................................................................vii
DAFTAR ISI............................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL......................................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xxiii
PETUNJUK TEKNIS............................................................................................xxvii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Penuaan Penduduk (Ageing Population)...............................................................3
1.2 Tantangan Penduduk Lanjut Usia............................................................................5
1.3 Kebijakan Kesejahteraan Lanjut Usia......................................................................8
1.4 Ketersediaan Data........................................................................................................ 10
BAB II DEMOGRAFI...............................................................................................13
2.1 Komposisi Penduduk Lanjut Usia..........................................................................15
2.2 Lansia di Rumah Tangga........................................................................................... 18
2.3 Status Tinggal Bersama Lansia................................................................................20
BAB III PENDIDIKAN.............................................................................................39
3.1 Kemampuan Membaca dan Menulis....................................................................41
3.2 Tingkat Pendidikan...................................................................................................... 44
3.3 Akses Teknologi Informasi dan Telekomunikasi..............................................50
BAB IV KESEHATAN..............................................................................................69

4.1 Kondisi Kesehatan Lansia.......................................................................................... 71


4.2 Tindakan Pengobatan................................................................................................ 74
4.3 Pemanfaatan Jaminan Kesehatan..........................................................................79
4.4 Kebiasaan Merokok..................................................................................................... 82

xiii
BAB V KETENAGAKERJAAN...............................................................................113
5.1 Lansia Bekerja............................................................................................................. 115
5.2 Karakteristik Pekerja Lansia...................................................................................119
5.3 Jam Kerja Lansia......................................................................................................... 124
5.4 Penghasilan Lansia.................................................................................................... 126
BAB VI SOSIAL EKONOMI..................................................................................161
6.1 Kesejahteraan Lansia................................................................................................ 163
6.2 Rumah Layak Bagi Lansia.......................................................................................167
6.3 Kehidupan Sosial Lansia.........................................................................................170
BAB VII PERLINDUNGAN SOSIAL......................................................................205
7.1 Strategi Nasional Kelanjutusiaan.........................................................................207
7.2 Program Kesejahteraan Lanjut Usia....................................................................210
7.3 Program Kesejahteraan Lainnya..........................................................................217
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................243
LAMPIRAN...........................................................................................................251
METADATA..........................................................................................................279

xiv
DAFTAR TABEL

DEMOGRAFI
Halaman
Tabel 2.1 Persentase Lansia menurut Kelompok Umur, 2023.................................22
Tabel 2.2 Persentase Lansia menurut Status Keanggotaan Rumah Tangga,
2023........................................................................................................................... 23
Tabel 2.3 Persentase Lansia menurut Status Perkawinan, 2023..............................24
Tabel 2.4 Persentase Lansia menurut Status Tinggal dalam Rumah Tangga,
2023........................................................................................................................... 25
Tabel 2.5 Persentase Penduduk menurut Provinsi dan Kelompok Umur,
2023........................................................................................................................... 26
Tabel 2.6 Persentase Lansia menurut Provinsi, Klasifikasi Desa, dan Jenis
Kelamin, 2023......................................................................................................... 27
Tabel 2.7 Persentase Lansia menurut Provinsi dan Kelompok Umur, 2023.......28
Tabel 2.8 Persentase Rumah Tangga Lansia menurut Provinsi dan
Klasifikasi Desa, 2023........................................................................................... 29
Tabel 2.9 Persentase Lansia menurut Provinsi dan Status Keanggotaan
Rumah Tangga, 2023........................................................................................... 30
Tabel 2.10 Persentase Lansia menurut Provinsi dan Status Perkawinan, 2023
......................................................................................................................................31
Tabel 2.11 Persentase Lansia menurut Provinsi dan Status Tinggal dalam
Rumah Tangga, 2023........................................................................................... 32
Tabel 2.12 Sampling Error Persentase Lansia menurut Provinsi dan Status
Keanggotaan Rumah Tangga, 2023...............................................................33
Tabel 2.13 Sampling Error Persentase Lansia menurut Provinsi dan Status
Perkawinan, 2023.................................................................................................. 35
Tabel 2.14 Sampling Error Persentase Lansia menurut Provinsi dan Status
Tinggal dalam Rumah Tangga, 2023.............................................................37

PENDIDIKAN

Tabel 3.1 Angka Melek Huruf (AMH) Lansia menurut Karakteristik


Demografi dan Klasifikasi Desa, 2023...........................................................54
Tabel 3.2 Persentase Lansia menurut Karakteristik Demografi dan
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2023............................................55

xv
Tabel 3.3 Rata-Rata Lama Sekolah Lansia menurut Karakteristik Demografi
dan Klasifikasi Desa, 2023..................................................................................56
Tabel 3.4 Persentase Lansia yang Memiliki Akses Teknologi Informasi dan
Komunikasi menurut Karakteristik Demografi dan Jenis Fasilitas,
2023........................................................................................................................... 57
Tabel 3.5 Angka Melek Huruf (AMH) Lansia menurut Provinsi, Jenis
Kelamin, dan Klasifikasi Desa, 2023................................................................58
Tabel 3.6 Persentase Lansia menurut Provinsi dan Pendidikan Tertinggi
yang Ditamatkan, 2023.......................................................................................59
Tabel 3.7 Rata-Rata Lama Sekolah Lansia (Tahun) menurut Provinsi, Jenis
Kelamin, dan Klasifikasi Desa, 2023................................................................60
Tabel 3.8 Persentase Lansia yang Menggunakan Telepon Seluler (HP)
menurut Provinsi, Jenis Kelamin, dan Klasifikasi Desa, 2023................61
Tabel 3.9 Persentase Lansia yang Menggunakan Komputer menurut
Provinsi, Jenis Kelamin, dan Klasifikasi Desa, 2023...................................62
Tabel 3.10 Persentase Lansia yang Mengakses Internet menurut Provinsi,
Jenis Kelamin, dan Klasifikasi Desa, 2023.....................................................63
Tabel 3.11 Sampling Error Persentase Penduduk Lanjut Usia menurut
Provinsi dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2023..................64
Tabel 3.12 Sampling Error Persentase Lansia yang Menggunakan Komputer
menurut Provinsi dan Klasifikasi Desa, 2023...............................................65
Tabel 3.13 Sampling Error Persentase Lansia yang Menggunakan Komputer
menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2023..................................................66
Tabel 3.14 Sampling Error Persentase Lansia yang Mengakses Internet
menurut Provinsi dan Klasifikasi Desa, 2023...............................................67

KESEHATAN

Tabel 4.1 Persentase Lansia yang Mengalami Keluhan Kesehatan dalam


Sebulan Terakhir menurut Karakteristik Demografi, 2023.....................85
Tabel 4.2 Angka Kesakitan Lansia menurut Karakteristik Demografi, 2023.......86
Tabel 4.3 Persentase Lansia yang Mengalami Keluhan Kesehatan dalam
Sebulan Terakhir menurut Karakteristik Demografi dan Tindakan
Pengobatan, 2023................................................................................................. 87
Tabel 4.4 Persentase Lansia yang Tidak Rawat Jalan menurut Karakteristik
Demografi dan Alasan Utama Tidak Rawat Jalan, 2023.........................88
Tabel 4.5 Persentase Lansia yang Pernah Dirawat Inap dalam Setahun
Terakhir menurut Krakteristik, 2023...............................................................89

xvi
Tabel 4.6 Persentase Lansia yang Pernah Dirawat Inap dalam Setahun
Terakhir menurut Karakteristik Demografi dan Lamanya Rawat
Inap, 2023................................................................................................................ 90
Tabel 4.7 Persentase Lansia menurut Perilaku Merokok dalam Sebulan
Terakhir, 2023......................................................................................................... 91
Tabel 4.8 Persentase Lansia yang Mengalami Keluhan Kesehatan dalam
Sebulan Terakhir menurut Provinsi, Klasifikasi Desa, dan Jenis
Kelamin, 2023......................................................................................................... 92
Tabel 4.9 Angka Kesakitan Lansia menurut Provinsi, Klasifikasi Desa, dan
Jenis Kelamin, 2023..............................................................................................93
Tabel 4.10 Persentase Lansia yang Mengobati Sendiri ketika Mengalami
Keluhan Kesehatan menurut Provinsi, Klasifikasi Desa, dan Jenis
Kelamin, 2023......................................................................................................... 94
Tabel 4.11 Persentase Lansia yang Rawat Jalan ketika Mengalami Keluhan
Kesehatan menurut Provinsi, Klasifikasi Desa, dan Jenis Kelamin,
2023........................................................................................................................... 95
Tabel 4.12 Persentase Lansia yang Tidak Rawat Jalan Ketika Mengalami
Keluhan Kesehatan menurut Provinsi dan Alasan Utama Tidak
Rawat Jalan, 2023.................................................................................................. 96
Tabel 4.13 Persentase Lansia yang Pernah Dirawat Inap dalam Setahun
Terakhir menurut Provinsi, Klasifikasi Desa, dan Jenis Kelamin,
2023........................................................................................................................... 97
Tabel 4.14 Rata-rata Lama Rawat Inap (Hari) Lansia menurut Provinsi,
Klasifikasi Desa, dan Jenis Kelamin, 2023.....................................................98
Tabel 4.15 Persentase Lansia yang Pernah Dirawat Inap dalam Setahun
Terakhir menurut Provinsi dan Lama Rawat Inap, 2023.........................99
Tabel 4.16 Persentase Lansia yang Rawat Jalan atau Rawat Inap dengan
Memanfaatkan Jaminan Kesehatan menurut Provinsi, 2023.............100
Tabel 4.17 Persentase Lansia menurut Provinsi dan Perilaku Merokok, 2023...101
Tabel 4.18 Sampling Error Persentase Lansia yang Sakit dalam Sebulan
Terakhir Menurut Provinsi dan Klasifikasi Desa, 2023..........................102
Tabel 4.19 Sampling Error Persentase Lansia yang Tidak Rawat Jalan Ketika
Mengalami Keluhan Kesehatan menurut Provinsi dan Alasan
Utama Tidak Rawat Jalan, 2023.....................................................................103
Tabel 4.20 Sampling Error Persentase Lansia yang Pernah Dirawat Inap
dalam Setahun Terakhir menurut Provinsi dan Klasifikasi Desa,
2023......................................................................................................................... 105
Tabel 4.21 Sampling Error Persentase Lansia yang Pernah Dirawat Inap
dalam Setahun Terakhir menurut Provinsi dan Jenis Kelamin,
2023......................................................................................................................... 106

xvii
Tabel 4.22 Sampling Error Rata-rata Lama Rawat Inap Lansia menurut
Provinsi dan Klasifikasi Desa (Hari), 2023..................................................107
Tabel 4.23 Sampling Error Rata-rata Lama Rawat Inap Lansia (Hari) menurut
Provinsi dan Jenis Kelamin, 2023..................................................................108
Tabel 4.24 Sampling Error Persentase Lansia yang Pernah Dirawat Inap
dalam Setahun Terakhir menurut Provinsi dan Lama Rawat Inap,
2023......................................................................................................................... 109
Tabel 4.25 Sampling Error Persentase Lansia menurut Provinsi dan Perilaku
Merokok, 2023..................................................................................................... 111

KETENAGAKERJAAN

Tabel 5.1 Persentase Lansia menurut Jenis Kegiatan Utama dalam


Seminggu Terakhir, 2023.................................................................................130
Tabel 5.2 Persentase Lansia Bekerja menurut Pendidikan Tertinggi yang
Ditamatkan, 2023................................................................................................ 131
Tabel 5.3 Persentase Lansia menurut Jenis Kegiatan Utama dalam
Seminggu Terakhir, 2023.................................................................................132
Tabel 5.4 Persentase Lansia Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama, 2023
....................................................................................................................................133
Tabel 5.5 Persentase Lansia Bekerja di Sektor Formal dan Informal, 2023......134
Tabel 5.6 Persentase Lansia Bekerja yang Termasuk Precarious Employment
(Pekerja Tidak Tetap), 2023.............................................................................135
Tabel 5.7 Persentase Lansia Bekerja menurut Jam Kerja Dalam Seminggu,
2023......................................................................................................................... 136
Tabel 5.8 Persentase Lansia Menurut Penghasilan dalam Sebulan, 2023........137
Tabel 5.9 Persentase Lansia Bekerja dengan Penghasilan Rendah, 2023.........138
Tabel 5.10 Persentase Lansia menurut Provinsi dan Jenis Kegiatan dalam
Seminggu Terakhir, 2023.................................................................................139
Tabel 5.11 Persentase Lansia Bekerja menurut Provinsi dan Pendidikan
Tertinggi yang Ditamatkan, 2023.................................................................140
Tabel 5.12 Persentase Lansia Bekerja menurut Provinsi dan Lapangan
Pekerjaan Utama, 2023.....................................................................................142
Tabel 5.13 Persentase Lansia Bekerja menurut Provinsi dan Status Pekerjaan
Utama, 2023......................................................................................................... 143
Tabel 5.14 Persentase Lansia Bekerja Kategori Precarious Employment
(Pekerja Tidak Tetap) menurut Provinsi, Klasifikasi Desa, dan Jenis
Kelamin, 2023....................................................................................................... 145

xviii
Tabel 5.15 Persentase Lansia Bekerja di Sektor Informal menurut Provinsi,
Klasifikasi Desa, dan Jenis Kelamin, 2023..................................................146
Tabel 5.16 Persentase Lansia Bekerja menurut Provinsi dan Jam Kerja
Seminggu serta Rata-rata Jumlah Jam Kerja, 2023................................147
Tabel 5.17 Persentase Lansia Bekerja menurut Provinsi dan
Pendapatan/Upah/ Gaji, 2023.......................................................................149
Tabel 5.18 Persentase Lansia Bekerja dan Memperoleh Upah Rendah*)
menurut Provinsi, Klasifikasi Desa, dan Jenis Kelamin, 2023..............150
Tabel 5.19 Sampling Error Persentase Lansia Pengangguran menurut
Provinsi, 2023....................................................................................................... 151
Tabel 5.20 Sampling Error Persentase Lansia Bekerja menurut Provinsi dan
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2023..........................................152
Tabel 5.21 Sampling Error Persentase Lansia Bekerja pada Lapangan Usaha
Pertanian menurut Provinsi, 2023................................................................153
Tabel 5.22 Sampling Error Persentase Lansia Bekerja menurut Provinsi dan
Status Pekerjaan Utama, 2023.......................................................................154
Tabel 5.23 Sampling Error Persentase Lansia Bekerja Kategori Precarious
Employment (Pekerja Tidak Tetap) menurut Provinsi dan
Klasifikasi Desa, 2023........................................................................................155
Tabel 5.24 Sampling Error Persentase Lansia Perempuan Bekerja Kategori
Precarious Employment (Pekerja Tidak Tetap) menurut Provinsi,
2023......................................................................................................................... 156
Tabel 5.25 Sampling Error Persentase Lansia Bekerja dan Memperoleh Upah
Rendah*) menurut Provinsi, 2023.................................................................157
Tabel 5.26 Sampling Error Persentase Lansia Bekerja dan Memperoleh Upah
Rendah*) menurut Provinsi dan Klasifikasi Desa, 2023........................158
Tabel 5.27 Sampling Error Persentase Lansia Bekerja dan Memperoleh Upah
Rendah*) menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2023............................159

SOSIAL EKONOMI

Tabel 6.1 Persentase Lansia menurut Distribusi Pengeluaran Rumah


Tangga, 2023........................................................................................................ 173
Tabel 6.2 Persentase Rumah Tangga Lansia menurut Sumber Terbesar
Pembiayaan Rumah Tangga, 2023...............................................................174
Tabel 6.3 Persentase Lansia yang Memiliki Rekening Tabungan di Lembaga
Keuangan menurut Klasifikasi Desa, 2023................................................175

xix
Tabel 6.4 Persentase Lansia menurut Status Kepemilikan Bangunan Tempat
Tinggal Yang Ditempati, 2023.......................................................................176
Tabel 6.5 Persentase Lansia yang Tinggal di Rumah Layak Huni menurut
Klasifikasi Desa, 2023........................................................................................177
Tabel 6.6 Persentase Lansia yang Pernah Bepergian menurut Klasifikasi
Desa, 2023............................................................................................................. 178
Tabel 6.7 Persentase Lansia yang Pernah Bepergian menurut Maksud
Utama Bepergian, 2023....................................................................................179
Tabel 6.8 Persentase Lansia yang Pernah Menjadi Korban Kejahatan
menurut Klasifikasi Desa, 2023......................................................................180
Tabel 6.9 Persentase Lansia di Perkotaan menurut Provinsi dan Distribusi
Pengeluaran Rumah Tangga, 2023..............................................................181
Tabel 6.10 Persentase Lansia di Perdesaan menurut Provinsi dan Distribusi
Pengeluaran Rumah tangga, 2023...............................................................182
Tabel 6.11 Persentase Lansia Laki-laki menurut Provinsi dan Distribusi
Pengeluaran Rumah Tangga, 2023..............................................................183
Tabel 6.12 Persentase Lansia Perempuan menurut Provinsi dan Distribusi
Pengeluaran Rumah Tangga, 2023..............................................................184
Tabel 6.13 Persentase Lansia menurut Provinsi dan Distribusi Pengeluaran
Rumah Tangga, 2023........................................................................................185
Tabel 6.14 Persentase Lansia yang Memiliki Rekening Tabungan di Lembaga
Keuangan menurut Provinsi, Klasifikasi Desa, dan Jenis Kelamin,
2023......................................................................................................................... 186
Tabel 6.15 Persentase Lansia menurut Provinsi dan Status Kepemilikan
Tempat Tinggal, 2023.......................................................................................187
Tabel 6.16 Persentase Lansia yang Tinggal di Rumah Layak Huni menurut
Provinsi, Klasifikasi Desa, dan Jenis Kelamin, 2023................................188
Tabel 6.17 Persentase Lansia yang Bepergian menurut Provinsi, Klasifikasi
Desa, dan Jenis Kelamin, 2023.......................................................................189
Tabel 6.18 Sampling Error Persentase Lansia Kelompok Pengeluaran Rumah
Tangga 40 Persen Terbawah menurut Provinsi, Klasifikasi Desa,
dan Jenis Kelamin, 2023, 2023.......................................................................190
Tabel 6.19 Sampling Error Persentase Lansia Kelompok Pengeluaran Rumah
Tangga 40 Persen Menengah menurut Provinsi, Klasifikasi Desa,
dan Jenis Kelamin, 2023...................................................................................192

xx
Tabel 6.20 Sampling Error Persentase Lansia Kelompok Pengeluaran Rumah
Tangga 20 Persen Teratas menurut Provinsi, Klasifikasi Desa, dan
Jenis Kelamin, 2023............................................................................................ 194
Tabel 6.21 Sampling Error Persentase Lansia yang Memiliki Rekening
Tabungan di Lembaga Keuangan menurut Provinsi, Klasifikasi
Desa, dan Jenis Kelamin, 2023.......................................................................196
Tabel 6.22 Sampling Error Persentase Lansia menurut Provinsi dan Status
Kepemilikan Tempat Tinggal, 2023..............................................................198
Tabel 6.23 Sampling Error Persentase Lansia yang Tinggal di Rumah Layak
Huni menurut Provinsi, Klasifikasi Desa, dan Jenis Kelamin, 2023...200
Tabel 6.24 Sampling Error Persentase Lansia yang Pernah Bepergian
menurut Provinsi, Klasifikasi Desa, dan Jenis Kelamin, 2023..............202

PERLINDUNGAN SOSIAL

Tabel 7.1 Persentase Rumah Tangga Lansia menurut Jenis Bantuan Sosial
yang Diterima, 2023..........................................................................................221
Tabel 7.2 Persentase Rumah Tangga Lansia yang Menerima Kredit
Pengembangan Usaha menurut Jenis Kredit dan Klasifikasi Desa,
2023......................................................................................................................... 222
Tabel 7.3 Persentase Lansia yang Memiliki Jaminan Kesehatan, 2023..............223
Tabel 7.4 Persentase Lansia yang Memiliki Jaminan Kesehatan menurut
Jenis, 2023............................................................................................................. 224
Tabel 7.5 Persentase Rumah Tangga Lansia yang Masih Tercatat sebagai
Penerima Program PKH menurut Provinsi dan Klasifikasi Desa,
2023......................................................................................................................... 225
Tabel 7.6 Persentase Rumah Tangga Lansia yang Menerima Bantuan
Sosial dari Program ATENSI LU menurut Provinsi dan Klasifikasi
Desa,
2023 ......................................................................................................................... 226
Tabel 7.7 Persentase Rumah Tangga Lansia yang Menerima Program
Sembako menurut Provinsi dan Klasifikasi Desa, 2023........................227
Tabel 7.8 Persentase Rumah Tangga Lansia menurut Provinsi dan
Kepemilikan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), 2023................................228
Tabel 7.9 Persentase Lansia yang Memiliki Jaminan Kesehatan menurut
Provinsi, Klasifikasi Desa dan Jenis Kelamin, 2023.................................229
Tabel 7.10 Persentase Lansia yang Memiliki Jaminan Kesehatan menurut
Provinsi dan Jenis Jaminan Kesehatan, 2023...........................................230

xxi
Tabel 7.11 Persentase Rumah Tangga Lansia yang Memiliki Jaminan Sosial
menurut Provinsi dan Klasifikasi Desa, 2023............................................231
Tabel 7.12 Persentase Rumah Tangga Lansia yang Memiliki Jaminan Sosial
menurut Jenis Jaminan Sosial, 2023............................................................232
Tabel 7.13 Sampling Error Persentase Rumah Tangga Lansia yang Masih
Tercatat sebagai Penerima Program PKH menurut Provinsi dan
Klasifikasi Desa, 2023........................................................................................233
Tabel 7.14 Sampling Error Persentase Rumah Tangga Lansia yang Menerima
Bantuan Sosial dari Program ATENSI Lansia menurut Provinsi dan
Klasifikasi Desa, 2023........................................................................................234
Tabel 7.15 Sampling Error Persentase Rumah Tangga Lansia yang Menerima
Program Sembako menurut Provinsi dan Klasifikasi Desa, 2023.....235
Tabel 7.16 Sampling Error Persentase Rumah Tangga Lansia menurut
Provinsi dan Kepemilikan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), 2023......236
Tabel 7.17 Sampling Error Persentase Lansia yang Memiliki Jaminan
Kesehatan menurut Provinsi dan Jenis Jaminan Kesehatan, 2023...237
Tabel 7.18 Sampling Error Persentase Rumah Tangga Lansia yang Memiliki
Jaminan Sosial menurut Provinsi dan Klasifikasi Desa, 2023.............239
Tabel 7.19 Sampling Error Persentase Rumah Tangga Lansia yang Memiliki
Jaminan Sosial menurut Jenis Jaminan Sosial, 2023.............................240

xxii
DAFTAR GAMBAR

PENDAHULUAN Halaman
Gambar 1.1 Persentase Lansia dan Umur Harapan Hidup Penduduk
Indonesia, 2010-2021......................................................................................4

DEMOGRAFI

Gambar 2.1 Piramida Penduduk Indonesia, Tahun 1971, 2020, dan 2045........16
Gambar 2.2 Tren Persentase Lansia dan Rasio Ketergantungan Lansia, 2020-
2023..................................................................................................................... 17
Gambar 2.3 Persentase Lansia menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur,
dan Klasifikasi Desa, 2023............................................................................17
Gambar 2.4 Persentase Lansia menurut Provinsi, 2023............................................18
Gambar 2.5 Tren Persentase Rumah Tangga Lansia, 2019-2023..........................19
Gambar 2.6 Persentase Lansia menurut Status Keanggotaan Rumah
Tangga dan Jenis Kelamin, 2023...............................................................19
Gambar 2.7 Persentase Lansia menurut Status Perkawinan dan Jenis
Kelamin, 2023................................................................................................... 20
Gambar 2.8 Persentase Lansia menurut Status Tinggal Bersama, 2023.............21

PENDIDIKAN

Gambar 3.1 Angka Melek Huruf (AMH) Lansia menurut Jenis Kelamin
(Persen), 2019-2023.......................................................................................42
Gambar 3.2 Angka Melek Huruf (AMH) Lansia menurut Jenis Kelamin,
Status Disabilitas, Distribusi Pengeluaran, dan Klasifikasi Desa
(Persen), 2023................................................................................................... 43
Gambar 3.3 Angka Melek Huruf (AMH) Lansia menurut Provinsi (Persen),
2023..................................................................................................................... 44
Gambar 3.4 Persentase Lansia menurut Tingkat Pendidikan, 2023......................45
Gambar 3.5 Persentase Lansia menurut Karakteristik Demografi dan
Tingkat Pendidikan (Persen), 2023...........................................................46
Gambar 3.6 Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Lansia (Tahun), 2019-2023..............47
Gambar 3.7 Rata-rata Lama Sekolah Lansia menurut Jenis Kelamin,
Kelompok Umur, Distribusi Pengeluaran, dan Klasifikasi Desa
(Tahun), 2023.................................................................................................... 48

xxiii
Gambar 3.8 Rata-rata Lama Sekolah Lansia menurut Provinsi (Tahun), 2023
............................................................................................................................... 49
Gambar 3.9 Persentase Lansia yang Memiliki Akses Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) menurut Jenis Fasilitas, 2019-2023...............50
Gambar 3.10 Persentase Lansia Terhadap Akses Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) menurut Karakteristik Demografi, 2023...............52
KESEHATAN
Gambar 4.1 Persentase Lansia yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan
Angka Kesakitan Lansia, 2019-2023........................................................72
Gambar 4.2 Persentase Lansia yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan
Angka Kesakitan Lansia menurut Karakteristik Demografi,
2023..................................................................................................................... 73
Gambar 4.3 Persentase Lansia yang Mengalami Keluhan Kesehatan
menurut Tindakan Pengobatan, 2023.....................................................74
Gambar 4.4 Persentase Lansia yang Tidak Rawat Jalan Ketika Mengalami Keluhan
Kesehatan menurut Alasan Utama Tidak Rawat Jalan, 2023.........................75
Gambar 4.5 Persentase Lansia yang Rawat Jalan menurut Fasilitas
Kesehatan, 2023..............................................................................................76
Gambar 4.6 Persentase Lansia yang Pernah Dirawat Inap dalam Setahun
Terakhir, 2023................................................................................................... 77
Gambar 4.7 Persentase Lansia yang Pernah Dirawat Inap dalam Setahun
Terakhir menurut Fasilitas Kesehatan, 2023.........................................78
Gambar 4.8 Rata-Rata Lama Rawat Inap dari Lansia yang Pernah Dirawat
Inap dalam Setahun Terakhir, 2023.........................................................79
Gambar 4.9 Persentase Lansia yang Rawat Jalan atau Rawat Inap dengan
Memanfaatkan Jaminan Kesehatan, 2023.............................................80
Gambar 4.10 Persentase Lansia yang Rawat Jalan dan Rawat Inap menurut
Distribusi Pengeluaran dan Jaminan Kesehatan yang
Digunakan, 2023.............................................................................................81
Gambar 4.11 Persentase Lansia menurut Perilaku Merokok, 2023.........................83
Gambar 4.12 Persentase Lansia menurut Perilaku Merokok dan
Karakteristik, 2023..........................................................................................84

KETENAGAKERJAAN

Gambar 5.1 Persentase Lansia Bekerja, 2014-2023..................................................116

xxiv
Gambar 5.2 Distribusi Persentase Lansia menurut Jenis Kegiatan dalam
Seminggu Terakhir, 2023...........................................................................117
Gambar 5.3 Persentase Lansia Bekerja menurut Jenis Kelamin, Kelompok
Umur dan Klasifikasi Desa, 2023.............................................................118
Gambar 5.4 Persentase Lansia Bekerja menurut Tingkat Pendidikan, 2023...119
Gambar 5.5 Persentase Lansia Bekerja menurut Lapangan Usaha, Tingkat
Pendidikan, dan Klasifikasi Desa, 2023.................................................120
Gambar 5.6 Persentase Lansia Bekerja menurut Status Pekerjaan, 2023........121
Gambar 5.7 Persentase Lansia Bekerja menurut Status Pekerjaan dan
Tingkat Pendidikan, 2023..........................................................................121
Gambar 5.8 Persentase Lansia Bekerja di Sektor Informal menurut Jenis
Kelamin dan Tingkat Pendidikan, 2023................................................122
Gambar 5.9 Persentase Lansia Bekerja Sebagai Pekerja Rentan menurut
Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, 2023...........................................123
Gambar 5.10 Persentase Lansia Bekerja yang Termasuk Precarious
Employment menurut Jenis Kelamin, 2023.........................................124
Gambar 5.11 Persentase Lansia Bekerja menurut Kelompok Umur dan
Jumlah Jam Kerja dalam Seminggu, 2023...........................................125
Gambar 5.12 Persentase Lansia Bekerja menurut Jumlah Jam Kerja dalam
Seminggu, 2023............................................................................................126
Gambar 5.13 Rata-rata Penghasilan Lansia Bekerja dalam Sebulan menurut
Jenis Kelamin dan Lapangan Usaha (000 rupiah), 2023.................127
Gambar 5.14 Rata-rata Penghasilan Lansia Bekerja (000 rupiah), 2019-2023 . 128
Gambar 5.15 Persentase Lansia Bekerja dengan Upah Rendah menurut Jenis
Kelamin dan Klasifikasi Desa, 2023........................................................129

SOSIAL EKONOMI

Gambar 6.1 Persentase Lansia menurut Distribusi Pengeluaran Rumah


Tangga dan Klasifikasi Desa, 2023.........................................................164
Gambar 6.2 Persentase Rumah Tangga Lansia menurut Sumber Terbesar
Pembiayaan Rumah Tangga dan Klasifikasi Desa, 2023................165
Gambar 6.3 Persentase Rumah Tangga Lansia yang Memiliki Rekening
Tabungan di Lembaga Keuangan menurut Klasifikasi Desa dan
Jenis Kelamin, 2023...................................................................................... 166
Gambar 6.4 Persentase Lansia menurut Status Kepemilikan Rumah Tempat
Tinggal dan Klasifikasi Desa, 2023.........................................................168

xxv
Gambar 6.5 Persentase Lansia yang Tinggal di Rumah Layak Huni menurut
Klasifikasi Desa dan Distribusi Pengeluaran, 2023...........................169
Gambar 6.6 Persentase Lansia yang Pernah Bepergian menurut Klasifikasi
Desa dan Jenis Kelamin, 2023..................................................................170
Gambar 6.7 Persentase Lansia yang Bepergian menurut Tujuan Utama
Bepergian, 2023............................................................................................171
Gambar 6.8 Persentase Lansia yang Pernah Menjadi Korban Kejahatan
menurut Klasifikasi Desa dan Jenis Kelamin, 2023...........................172

PERLINDUNGAN SOSIAL

Gambar 7.1 Capaian Indikator Visi Strategi Nasional Kelanjutusiaan...............208


Gambar 7.2 Persentase Rumah Tangga Lansia yang Masih Tercatat sebagai
Penerima PKH menurut Klasifikasi Desa dan Distribusi
Pengeluaran, 2023.......................................................................................211
Gambar 7.3 Persentase Rumah Tangga Lansia yang Menerima Bantuan
Sosial dari Program ATENSI Lansia menurut Klasifikasi Desa,
2022-2023....................................................................................................... 213
Gambar 7.4 Persentase Rumah Tangga Lansia yang Pernah Menerima
Program Sembako menurut Klasifikasi Desa dan Distribusi
Pengeluaran, 2023.......................................................................................219
Gambar 7.5 Persentase Lansia yang Memiliki Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) menurut Kelompok Umur, 2023.................................................220

xxvi
PETUNJUK TEKNIS

Metodologi

Susenas merupakan survei rumah tangga dengan cakupan variabel yang


sangat luas, meliputi keseluruhan aspek sosial dan ekonomi penduduk.
Pengumpulan data Susenas dibagi menjadi Kor (dilaksanakan setiap tahun)
dan Modul (3 tahun sekali) yang meliputi Modul Ketahanan Sosial, Modul
Kesehatan dan Perumahan, serta Modul Sosial Budaya dan Pendidikan yang
dilaksanakan secara bergantian. Pelaksanaan Susenas mulai tahun 2015
dilaksanakan 2 (dua) kali dalam 1 (satu) tahun, yaitu pada bulan Maret dan
September.

Susenas Maret tahun 2023 menghasilkan data yang representatif sampai


dengan tingkat kabupaten/kota, provinsi, dan nasional (BPS, 2023). Namun
pada publikasi ini secara umum disajikan hanya sampai dengan level provinsi.
Unit observasi Susenas adalah rumah tangga, sedangkan yang menjadi unit
analisis adalah rumah tangga dan individu. Selain mengumpulkan karakteristik
rumah tangga, Susenas juga mengumpulkan karakteristik individu.

Jumlah sampel Susenas Maret tahun 2023 mencakup 345.000 rumah tangga
sampel yang tersebar di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota di Indonesia.
Pada setiap blok sensus yang dipilih secara Probability Proportional to Size
(PPS) dilakukan pemilihan sampel sebanyak 10 rumah tangga dengan
systematic sampling sehingga jumlah sampel blok sensus untuk Susenas
Maret sebanyak
34.500 blok sensus. Stratifikasi dilakukan pada level blok sensus dan pada
level rumah tangga di blok sensus terpilih untuk menghasilkan representative
sample. Stratifikasi blok sensus dilakukan secara eksplisit (seluruh populasi
blok sensus biasa Sensus Penduduk 2020 dikelompokkan menurut klasifikasi
perkotaan/perdesaan), sedangkan implicit stratification dilakukan berdasarkan
tingkat pendidikan kepala rumah tangga.
Relative Standard Error

Nilai-nilai indikator yang diestimasi dari hasil Susenas Maret 2023 dipengaruhi
oleh dua jenis kesalahan (error), yaitu nonsampling error dan sampling error.
Nonsampling error adalah kesalahan yang terjadi ketika proses pengumpulan
maupun pengolahan data. Sedangkan sampling error adalah kesalahan yang
terjadi sebagai akibat dari penggunaan teknik sampling tertentu dalam suatu
survei. Secara statistik, besarnya sampling error hasil Susenas 2023
ditunjukkan oleh nilai standard error (galat baku) dari suatu ukuran statistik
(rata-rata, persentase, atau jumlah). Untuk mengukur presisi suatu indikator
digunakan nilai relative standard error (RSE), yaitu perbandingan nilai standard
error terhadap estimasi indikatornya, yang dinyatakan dalam persen. Standard
error juga digunakan untuk menghitung besaran selang kepercayaan
(confidence interval), yaitu interval nilai yang dapat menggambarkan populasi.
Dengan tingkat kepercayaan 95 persen, dapat disajikan selang kepercayaan
(interval estimation) dengan batas bawah/atas sebesar nilai estimasi
dikurangi/ditambah dua standard error. Semakin rendah nilai RSE atau
semakin pendek selang kepercayaan menunjukkan nilai indikator yang
semakin baik.

Kualitas hasil estimasi suatu survei bisa diamati dari RSE yang dihasilkan
dimana keputusan mengenai keakuratan suatu estimasi bisa diamati dari hasil
penghitungan RSE tersebut. Kesalahan sampling dari beberapa estimasi harus
digunakan secara hati-hati. Secara umum, besaran SE meningkat seiring
dengan meningkatnya besaran estimasi begitu juga sebaliknya. Nilai estimasi
dengan RSE ≤ 25 % dianggap akurat, sedangkan nilai estimasi dengan RSE >
25 % tetapi ≤ 50 % perlu hati-hati jika ingin digunakan, dan estimasi dengan
RSE > 50% dianggap sangat tidak akurat dan seharusnya digabungkan
dengan estimasi yang lain untuk memberikan estimasi dengan RSE ≤ 25 %.
Penghitungan tingkat sampling error menggunakan paket pemrograman
dengan desain yang mengikuti desain sampling Susenas.

xxviii
Konsep Definisi

Akses lansia terhadap teknologi informasi adalah persentase penduduk


lanjut usia yang pernah memiliki akses dan menggunakan fasilitas teknologi
informasi dalam tiga bulan terakhir, termasuk menggunakan fasilitas telepon
seluler, komputer, atau jaringan internet.
Angka/Umur harapan hidup adalah perkiraan rata-rata lama hidup yang
akan dicapai oleh penduduk sejak lahir, dengan asumsi tidak ada perubahan
pola mortalitas menurut umur.
Angka kesakitan lansia adalah persentase penduduk lanjut usia yang
mengalami keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir dan terganggu aktivitas
sehariharinya akibat dari keluhan kesehatan tersebut.
Angka melek huruf lansia adalah kemampuan seseorang penduduk lanjut
usia untuk bisa membaca dan menulis kata-kata atau kalimat sederhana
dalam huruf tertentu.
Bantuan Pangan Nontunai (BPNT) adalah bantuan sosial pangan dalam
bentuk nontunai dari pemerintah yang diberikan kepada KPM setiap bulannya
melalui mekanisme akun elektronik yang digunakan hanya untuk membeli
bahan pangan di pedagang bahan pangan/e-warong yang bekerjasama
dengan bank.
Bekerja adalah kegiatan melakukan pekerjaan dengan maksud memperoleh
atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit
selama satu jam dalam seminggu terakhir, termasuk pekerja keluarga tanpa
upah yang membantu dalam kegiatan ekonomi.
Bepergian adalah pergi atau keluar ke tempat/tujuan utama di luar tempat
tinggal/lingkungan kesehariannya (bukan rutin) dalam wilayah geografis
Indonesia kurang dari 12 bulan, baik dilakukan secara perorangan (sendiri)
ataupun berkelompok (rombongan) dengan lama berdiam di tempat/tujuan
utama paling sedikit 3 jam serta bukan bermaksud untuk sekolah atau bekerja
secara rutin.
Distribusi Pengeluaran merupakan share pengeluaran dari masing-masing
kelompok distribusi pengeluaran (40% penduduk dengan pendapatan rendah;
40% penduduk dengan pendapatan sedang; dan 20% penduduk dengan
pendapatan tinggi.) terhadap total pengeluaran.
Fasilitas kesehatan merupakan tempat penduduk yang mengalami keluhan
kesehatan berinteraksi dengan tenaga kesehatan dan menerima pelayanan
kesehatan berupa berobat jalan atau rawat inap. Fasilitas kesehatan termasuk

xxix
rumah sakit, praktik dokter, klinik, puskesmas, pengobatan tradisional, dan
fasilitas lainnya.
Jam kerja lansia adalah jumlah waktu (dalam jam) yang digunakan penduduk
lanjut usia untuk bekerja, sebagai ukuran tingkat kelayakan waktu kerja.
Klasifikasi jam kerja termasuk bekerja secara berlebihan (lebih dari 48 jam
seminggu), bekerja secara penuh (35-48 jam seminggu), setengah
pengangguran (kurang dari 35 jam seminggu), atau setengah pengangguran
kritis (kurang dari 15 jam seminggu).
Jaminan kesehatan adalah fasilitas perlindungan untuk pelayanan kesehatan
yang mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan/atau rehabilitatif
yang diberikan secara berjenjang bagi penerima manfaat jika jatuh sakit atau
mengalami kecelakaan. Termasuk jaminan kesehatan yang diberikan oleh BPJS
PBI, BPJS non-PBI, Jamkesda, asuransi swasta, maupun fasilitas dari tempatnya
bekerja.
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah program jaminan kesehatan yang
diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan
prinsip ekuitas dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat
pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan. Jaminan kesehatan bisa berasal dari program Penerima Bantuan
Iuran (PBI), non-PBI, Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda), asuransi swasta,
dan jaminan kesehatan dari perusahaan tempatnya bekerja.
Jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin
seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak,
yang terdiri atas jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari
tua, jaminan pensiun, jaminan kematian, dan jaminan kehilangan pekerjaan.
Jenis kelamin dicatat berdasarkan informasi pada dokumen kependudukan
resmi yang dimiliki (KTP/KK), atau berdasarkan pengakuan penduduk.
Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) adalah kartu penanda bagi Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) kurang mampu, di antaranya penyadang
disabilitas, lanjut usia yang belum memperoleh layanan/ bantuan sosial dan
berada di dalam panti/Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS), gelandangan dan
pengemis yang tinggal dikolong jembatan serta tidak memiliki tempat tinggal
tetap atau tidak layak huni, korban penyalahgunaan napza dan bekas warga
binaan lembaga pemasyarakatan.
Kartu Perlindungan Sosial (KPS) adalah kartu penanda bagi rumah tangga
miskin, yang berguna untuk mendapatkan manfaat dari program subsidi
beras, program Bantuan Siswa Miskin (BSM), dan Program Bantuan Langsung
Sementara Masyarakat (BLSM).

xxx
Kebiasaan merokok lansia adalah persentase penduduk lanjut usia yang
pernah atau masih merokok dalam sebulan terakhir, termasuk yang merokok
setiap hari, tidak setiap hari, atau pernah merokok lebih dari sebulan terakhir.
Kelompok pengeluaran rumah tangga lansia merupakan pengelompokkan
rumah tangga lansia berdasarkan besaran nilai konsumsi dan pengeluaran
rumah tangga per bulan, yang terdiri atas kelompok 40% terbawah, 40%
menengah, dan 20% teratas.
Keluhan kesehatan lansia adalah persentase penduduk lanjut usia yang
mengalami gangguan kesehatan fisik maupun psikis dalam sebulan terakhir,
baik karena penyakit yang biasa dialami seperti panas, batuk, pilek, diare, sakit
kepala, maupun karena penyakit akut atau kronis (meskipun tidak mempunyai
keluhan), karena kecelakaan, kriminalitas atau keluhan kesehatan lainnya.
Kepala rumah tangga adalah adalah salah seorang anggota rumah tangga
yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga.
Klasifikasi Desa menggambarkan kelompok desa/kelurahan tertentu yang
termasuk daerah perkotaan atau perdesaan, berdasarkan indikator komposit
yang dibangun dari tiga variabel; kepadatan penduduk, persentase rumah
tangga pertanian, dan akses ke fasilitas umum.
Korban Kejahatan adalah seseorang yang diri atau harta bendanya selama
setahun terakhir mengalami atau terkena tindak kejahatan atau
usaha/percobaan tindak kejahatan.
Kredit usaha adalah sejumlah dana yang bersifat pinjaman yang diterima
untuk membantu menjalankan atau memperbesar kegiatan usaha, yang
berasal dari program Kredit Usaha Rakyat (KUR), kredit dari perbankan umum,
Bank Perkreditan Rakyat (BPR), koperasi, perorangan dengan bunga,
pegadaian, perusahaan leasing, Kelompok Usaha Bersama (KUBE), badan
usaha milik desa (BUMDES), atau sumber kredit usaha lainnya.
Lansia bekerja adalah penduduk lanjut usia yang bekerja atau sementara
tidak bekerja dalam seminggu terakhir.
Lansia bepergian adalah penduduk lanjut usia yang pernah melakukan
perjalanan, bepergian, atau keluar dari tempat tinggalnya dalam wilayah
geografis Indonesia selama kurang dari 6 bulan, baik dilakukan secara sendiri
maupun berkelompok, serta bukan bertujuan untuk sekolah atau bekerja
secara rutin.
Lansia korban kejahatan adalah seseorang lansia atau harta bendanya yang
dalam setahun terakhir pernah mengalami atau terkena tindak kejahatan atau
usaha percobaan tindak kejahatan, terdiri atas korban pencurian,

xxxi
penganiayaan, pencurian dengan kekerasan, pelecehan seksual, dan kejahatan
lainnya.
Lansia mengurus rumah tangga adalah penduduk lanjut usia yang dalam
seminggu terakhir melakukan kegiatan lokal mengurus rumah tangga.
Lansia pengangguran adalah penduduk lanjut usia yang dalam seminggu
terakhir tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan, atau mempersiapkan
suatu usaha, atau merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan (putus asa),
atau sudah diterima bekerja tetapi belum mulai bekerja.
Lansia tinggal bersama keluarga inti artinya lansia tinggal bersama
anak/menantu, atau Bersama orangtua/mertua dalam satu rumah tangga.
Lansia tinggal bersama tiga generasi artinya lansia tinggal bersama
anak/menantu dan cucunya, atau bersama anak/menantu dan orang
tua/mertuanya dalam satu rumah tangga.
Lapangan usaha pekerjaan adalah bidang kegiatan dari pekerjaan atau
tempat seseorang bekerja, mengikuti Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia
(KLUI) dan dapat dikelompokkan menjadi sektor pertanian, manufaktur, dan
jasa-jasa.
Penduduk lanjut usia atau lansia adalah penduduk berumur 60 tahun ke
atas, terdiri atas lansia muda (umur 60-69 tahun), lansia madya (umur 70-79
tahun), dan lansia tua (umur 80 tahun ke atas).
Penghasilan lansia bekerja adalah rata-rata penghasilan dari penduduk
lanjut usia yang bekerja, mencakup upah, gaji, dan pendapatan lainnya dalam
sebulan. Upah Rendah adalah penghasilan yang kurang dari dua per tiga (2/3)
nilai median penghasilan lansia bekerja.
Precarious Employment adalah penduduk yang bekerja sebagai pekerja
bebas, buruh dengan kontrak kerja jangka waktu tertentu, dan buruh dengan
kontrak kerja lisan.
Program Keluarga Harapan (PKH) adalah program pemberian bantuan
sosial bersyarat kepada keluarga miskin yang ditetapkan sebagai keluarga
penerima manfaat PKH, yang mencakup bantuan sosial untuk ibu hamil,
penyandang disabilitas, dan lansia yang berasal dari keluarga miskin.
Rasio ketergantungan lansia adalah perbandingan antara penduduk usia
produktif (umur 15-59 tahun) dibandingkan dengan penduduk lanjut usia
(umur 60 tahun ke atas), yang mencerminkan besaran beban yang harus
ditanggung oleh penduduk usia produktif untuk membiayai penduduk lanjut
usia.

xxxii
Rata-rata lama sekolah lansia adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan
oleh penduduk lanjut usia untuk menempuh semua jenjang pendidikan yang
pernah dijalani.
Rumah Layak Huni dihitung menggunakan pendekatan fasilitas dan
bangunan tempat tinggal dengan kriteria kecukupan luas lantai minimal 7,2
meter persegi per kapita; memiliki akses air minum layak; memiliki sanitasi
layak; dan memenuhi kriteria ketahanan bangunan (jenis atap, dinding, dan
lantai).
Rumah tangga adalah seorang atau sekelompok orang yang tinggal bersama
dalam satu bangunan tempat tinggal dengan pengurusan kebutuhan sehari-
hari dikelola menjadi satu.
Rumah tangga lansia adalah rumah tangga yang minimal salah satu anggota
rumah tangganya berumur 60 tahun ke atas.
Status disabilitas adalah status gangguan fungsional yang dialami oleh
seorang penduduk, terdiri atas sebagai penyandang disabilitas dan bukan
penyandang disabilitas. Termasuk penyandang disabilitas adalah setiap orang
yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik
dalam jangka waktu lama, serta mengalami hambatan dan kesulitan untuk
berinteraksi dengan lingkungan dan berpartisipasi secara penuh dan efektif
dengan warga negara lainnya berdasarkan kesamaan hak.
Status ekonomi lansia merupakan pengelompokkan penduduk lanjut usia
berdasarkan kelompok pengeluaran rumah tangganya, yang terbagi atas 40%
terbawah, 40% menengah, dan 20% teratas.
Status kepemilikan tempat tinggal adalah rumah dengan status
penguasaan bangunan milik sendiri, kontrak, sewa, bebas sewa, dinas, dan
status kepemilikan lainnya.
Status pekerjaan adalah jenis kedudukan seseorang dalam pekerjaan, yang
mencakup berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak dibayar, berusaha
dibantu buruh dibayar, sebagai buruh/karyawan/pegawai, pekerja bebas, dan
pekerja keluarga atau pekerja tidak dibayar.
Status perkawinan adalah status perkawinan seorang penduduk berdasarkan
catatan resmi yang sah secara hukum, termasuk sah secara adat, agama, atau
pengakuan masyarakat sekitar. Status perjawinan terdiri atas belum kawin,
kawin, cerai hidup, dan cerai mati.
Status tinggal bersama (living arrangements) lansia adalah status anggota
rumah tangga yang tinggal bersama lansia dalam suatu rumah tangga lansia,
yang terdiri atas lansia tinggal sendiri, bersama pasangan (suami atau isteri),

xxxiii
bersama keluarga (suami/isteri dan anak), tiga generasi (bersama
anak/menantu dan cucu), dan lainnya.
Sumber penghasilan lansia diperkirakan melalui sumber pembiayaan
rumah tangga lansia, yaitu sumber utama atau sumber penghasilan terbesar
yang digunakan untuk pembiayaan atau pengeluaran rumah tangga lansia,
yang terdiri atas anggota rumah tangga yang bekerja, kiriman uang atau
barang, pensiunan, dan investasi.
Tindakan pengobatan lansia adalah persentase penduduk lanjut usia yang
mengalami keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir dan melakukan
tindakan pengobatan, termasuk mengobati sendiri, berobat jalan kepada
tenaga kesehatan, atau rawat inap di fasilitas kesehatan.
Tingkat pendidikan lansia adalah jenjang pendidikan tertinggi yang
ditamatkan oleh penduduk lanjut usia, terdiri atas tidak pernah sekolah, tidak
tamat SD/sederajat, tamat SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sederajat, dan
tamat perguruan tinggi (termasuk diploma, sarjana, dan/atau pasca sarjana).
Tujuan Utama Bepergian merupakan motif atau yang menjadi sebab utama
terjadinya perjalanan/bepergian ke tempat/tujuan utama.

xxxiv
BAB I
PENDAHULUAN

Pendahuluan 1
1 PENDAHULUAN
Salah satu dampak yang terlihat dari keberhasilan dalam
pembangunan khususnya di bidang kesehatan yakni adanya peningkatan
angka harapan hidup di Indonesia yang juga berdampak pada bertambahnya
jumlah penduduk lanjut usia (lansia). Lansia adalah penduduk yang telah
mencapai usia
60 (enam puluh) tahun ke atas sebagaimana didefinisikan oleh Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia.

Meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia tentu akan berpengaruh


terhadap berbagai aspek kehidupan, baik aspek sosial, ekonomi maupun
aspek kesehatan. Peningkatan jumlah penduduk lansia dapat memberikan
manfaat dalam pembangunan, namun sebaliknya peningkatan tersebut juga
menjadi tantangan tersendiri. Dampak positif lansia dapat diperoleh apabila
lansia berada dalam keadaaan sehat, aktif, dan produktif. Di sisi lain, besarnya
jumlah penduduk lansia dapat menjadi beban jika mereka mengalami
penurunan status kesehatan dengan tingkat disabilitas yang tinggi. Untuk itu,
isu kelanjutusiaan menjadi permasalahan yang penting karena jika tidak
ditangani dengan baik maka berpotensi menjadi salah satu beban negara
nantinya. Terwujudnya penduduk lanjut usia yang produktif harus disiapkan
sejak dini. Oleh karena itu, diperlukan data terkait kelanjutusiaan sebagai
bahan pemetaan dan strategi kebijakan yang tepat sehingga dapat
menciptakan lansia yang sejahtera.

1.1 Penuaan Penduduk (Ageing Population)

Proses penuaan penduduk (ageing population) menjadi fenomena yang


tidak dapat dihindari di seluruh dunia termasuk di Indonesia. Ageing
population merupakan dampak dari keberhasilan pembangunan, utamanya
ketika pembangunan kesehatan mampu meningkatkan angka harapan hidup
serta menurunkan angka fertilitas. Sejalan dengan hal tersebut, peningkatan
angka harapan hidup saat lahir berkontribusi terhadap peningkatan jumlah
penduduk
Pendahuluan 3
lanjut usia. Secara global, setiap negara di dunia telah mengalami
peningkatan angka harapan hidup yang signifikan sejak tahun 1950. Pada
tahun 2015, jumlah penduduk berusia 60 tahun ke atas mencapai 12,3 persen
dari populasi global dan pada tahun 2050 jumlah tersebut diproyeksikan
melonjak hampir 22 persen. Menariknya, sebagian besar proyeksi
pertumbuhan penduduk lanjut usia diperkirakan terjadi di negara-negara
berkembang (UNFPA 2016).

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2010-2022
Badan Pusat Statistik, IPM metode baru 2010-2022 (bps.go.id)

Gambar 1.1 Persentase Lansia dan Umur Harapan Hidup Penduduk Indonesia,
2010-2022

Struktur penduduk dapat dikatakan penduduk tua apabila proporsi


lansia 60 tahun ke atas sudah mencapai 10 persen atau lebih (Adioetomo
2018). Dengan mendasarkan pada pendapat tersebut, Indonesia saat ini telah
berada pada struktur penduduk tua (ageing population), bahkan Indonesia
sudah memasuki ageing population sejak tahun 2021. Persentase lansia
Indonesia mengalami peningkatan setidaknya 4 persen selama lebih dari satu
dekade (2010-2022) sehingga menjadi 11,75 persen. Umur harapan hidup
juga meningkat dari 69,81 tahun pada 2010 menjadi 71,85 tahun di tahun
2022.
4 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023
Angka ini menggambarkan setidaknya setiap penduduk yang lahir di tahun
2022 berharap akan dapat hidup hingga berusia 71 s.d. 72 tahun.

Peningkatan jumlah lansia dapat memberikan keuntungan jika dikaitkan


dengan adanya bonus demografi. Bonus demografi sendiri adalah sebuah
kondisi ketika jumlah penduduk usia produktif lebih besar dari jumlah
penduduk usia nonproduktif. Ageing population yang dialami Indonesia
memiliki potensi untuk menjadi bonus demografi kedua. Bonus demografi
kedua dideskripsikan sebagai keadaan suatu negara atau wilayah ketika
proporsi dari penduduk yang berusia tua semakin banyak, namun masih
produktif dan masih memberikan sumbangan bagi perekonomian negara
(Heryanah 2015). Pada masa bonus demografi pertama, peran utama
pembangunan dilakukan oleh penduduk usia produktif. Sementara itu, pada
masa bonus demografi kedua, peran tersebut diambil alih oleh penduduk usia
nonproduktif, yaitu lansia (Rapih (2019) dalam Hakim (2020)). Peningkatan
penduduk lanjut usia yang dialami saat ini merupakan sesuatu yang tidak
dapat dihindari mengingat jumlah mereka yang berusia produktif saat ini
berlimpah, namun beberapa tahun yang akan datang mereka akan memasuki
usia lanjut atau pensiun.

1.2 Tantangan Penduduk Lanjut Usia

Peningkatan jumlah penduduk lanjut usia dapat memberikan dampak


positif apabila penduduk lanjut usia berada dalam keadaan sehat, aktif, dan
produktif. Di sisi lain, penuaan penduduk menimbulkan tantangan yang harus
dihadapi, baik oleh lansia sendiri, keluarga lansia, masyarakat, maupun
pemerintah. Tantangan utama saat ini yakni terkait bagaimana
mempertahankan kualitas hidup lansia, mengingat bertambahnya usia
umumnya disertai dengan penurunan kapabilitas fisik dan penurunan status
kesehatan yang berakibat pada penurunan kapabilitas bekerja. Selain itu,
penuaan penduduk juga diiringi dengan bertambahnya penyakit degeneratif
dan disabilitas yang meningkatkan kebutuhan untuk pendampingan dan
perawatan jangka panjang terhadap lansia (Adioetomo 2018, 295). Untuk itu,

Pendahuluan 5
urgensi isu kelanjutusiaan harus dapat ditangani, mengingat jika tidak
ditangani dengan baik sejak dini akan berpotensi menjadi masalah yang lebih
besar di kemudian hari.

Lansia digambarkan sebagai kelompok penduduk yang rentan. Bloom,


dkk. (2011) dalam TNP2K (2020) menyebutkan ada tiga faktor utama yang
menjadikan lansia rentan, yaitu tidak lagi produktif secara ekonomi, masalah
kesehatan, dan membutuhkan pendamping sebagai pengasuh (caregiver).

Permasalahan lanjut usia pada umumnya terjadi dengan menurunnya


derajat kesehatan dan menurunnya fungsi-fungsi motorik. Pada masa
pandemi Covid-19, penduduk lansia merupakan salah satu kelompok rentan
yang harus dilindungi dan mendapat perhatian khusus dari berbagai pihak.
Pandemi Covid-19 menyebabkan para lansia tidak dapat mengakses sumber-
sumber pelayanan. Lebih jauh, pertambahan usia menyebabkan tubuh
semakin rentan terhadap penyakit sehingga setelah selesainya pandemi, lansia
tetap perlu menjaga kesehatan untuk kembali beraktivitas di luar rumah.
Lansia diharapkan dapat kembali terhubung dengan lingkungan sekitar yaitu
berfokus pada kesejahteraan mental dan psikis lansia.

Seiring bertambahnya usia, secara alamiah lansia akan mengalami


penurunan fungsi fisiologis dan kognitif sehingga rentan terhadap berbagai
masalah kesehatan. Menurut WHO (2012), beban kesehatan lansia di berbagai
negara berpenghasilan rendah dan menengah berasal dari berbagai penyakit
seperti jantung, stroke, gangguan penglihatan, dan gangguan pendengaran.
Meskipun capaian pembangunan telah berhasil meningkatkan angka harapan
hidup, namun angka harapan hidup sehat di Indonesia masih cenderung
rendah. Penduduk yang berkualitas diharapkan tidak hanya memiliki umur
yang panjang namun juga diharapkan hidup dalam kondisi sehat, sehingga
dapat menjadi modal pembangunan. Pada tahun 2019, angka harapan hidup
(Life Expectancy atau LE) penduduk meningkat sebesar 71,34 tahun (BPS
2023). Selanjutnya, angka harapan hidup sehat (Healthy Life Expectancy atau
HALE) di Indonesia pada tahun 2019 sebesar 62,8 tahun (WHO 2023). Artinya
bahwa penduduk hanya menjalani hidup sehat sekitar 62-63 tahun dari 71-
72 tahun
6 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023
kehidupan yang diperkirakan akan dijalani. Hal tersebut menunjukkan bahwa
gap antara angka harapan hidup dengan angka harapan hidup sehat masih
sekitar 8,5 tahun.

Selain kesehatan, tantangan lain bagi lansia yakni kemandirian finansial.


Dengan meningkatnya persentase penduduk lanjut usia, maka angka beban
ketergantungan penduduk kelompok usia tidak produktif terhadap kelompok
usia produktif juga akan meningkat (Infodatin Kemenkes 2014). Lansia
umumnya sudah tidak produktif dan tidak memiliki kemandirian secara
finansial. Berdasarkan hasil proyeksi penduduk, rasio ketergantungan lansia
terus meningkat dari 15,16 (2020) menjadi 17,08 (2023). Tingginya rasio
ketergantungan lansia tersebut dapat diperparah dengan ketidaksiapan
kondisi finansial lansia, diantaranya nilai kompensasi jaminan hari tua dan
pensiun yang belum dapat mencukupi kebutuhan lansia secara layak. Tidak
banyak lansia yang mempersiapkan finansialnya secara matang untuk
kehidupan di hari tua, sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa dalam satu
struktur keluarga, orang tua (lansia) secara ekonomi harus bergantung pada
anaknya atau yang lebih muda.

Fenomena penuaan penduduk seyogianya berpotensi menjadi bonus


demografi kedua. Syaratnya, lansia masih dalam kondisi produktif dan dapat
memberikan kontribusi bagi perekonomian negara, salah satunya dengan
mewujudkan penuaan aktif. Penuaan aktif (active ageing) merupakan kerangka
kerja yang digunakan oleh WHO, yang memandang usia tua sebagai
kesempatan untuk menjadi sehat, berpartisipasi di masyarakat, dan aman
(termasuk aman secara ekonomi) (Amir 2022). Konsep active ageing
diharapkan dapat memaksimalkan potensi lansia yang bertujuan menciptakan
lansia yang mandiri baik secara fisik maupun finansial dan pada akhirnya
meningkatkan jumlah lansia produktif di masa depan. Digitalisasi kehidupan
sosial dan ekonomi dan semakin terdidiknya individu memungkinkan para
lansia untuk tetap bisa bekerja di masa depan karena banyak jenis pekerjaan
yang tidak membutuhkan tenaga.

Selain memberikan manfaat secara ekonomi, pemberdayaan lanjut usia


dimaksudkan agar lanjut usia tetap dapat melaksanakan fungsi sosialnya dan

Pendahuluan 7
berperan aktif secara wajar dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara (UU Nomor 13 Tahun 1998). Pengalaman hidup yang dimiliki oleh
lansia menempatkan posisi mereka tidak sekadar sebagai orang yang
dituakan dan dihormati di lingkungannya, namun juga sebagai agen
perubahan (agent of change) di lingkungan keluarga dan masyarakat
sekitarnya. Untuk itu, sudah sepatutnya pemerintah mengambil peran penting
dalam menjaga keberadaan lansia agar tetap sehat dan produktif, karena
tidak semua lansia memiliki keberuntungan, yaitu bisa hidup sehat dan
mandiri.

1.3 Kebijakan Kesejahteraan Lanjut Usia

Penuaan penduduk merupakan suatu proses alamiah. Tidak hanya di


Indonesia, isu lansia merupakan isu global. Untuk itu, pemerintah dan
pemangku kebijakan harus memberikan perhatian khusus kepada warga
lansia mengingat penduduk lansia di Indonesia dari tahun ke tahun terus
meningkat.

Tantangan ke depan tentunya tidak mudah terutama dalam


mempersiapkan agar para lansia tidak menjadi beban, namun harus menjadi
potensi. Oleh karena itu, kebijakan yang tepat sebagai antisipasi dini
diperlukan agar lansia tetap sehat, mandiri, dan produktif di usia senja
mereka.

Pemerintah telah memberikan perhatian terhadap kesejahteraan


penduduk lanjut usia, baik melalui peraturan tertulis, kebijakan, maupun
program pembangunan. Pasal 28H ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945 menyatakan bahwa setiap orang berhak
mendapatkan kemudahan dan perlakuan khusus untuk memperoleh
kesempatan dan manfaat yang sama guna mencapai persamaan dan keadilan.
Lebih jauh, Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
mengamanatkan pemerintah untuk menjaga kesehatan masyarakat lansia
agar tetap hidup sehat dan produktif secara sosial maupun ekonomi.
Konsekuensinya, pemerintah wajib menjamin ketersediaan fasilitas pelayanan
kesehatan dan memfasilitasi kelompok lanjut usia untuk dapat tetap hidup
mandiri dan produktif secara sosial dan ekonomi. Selain itu, Undang-Undang
tentang Kesejahteraan Lanjut Usia (UU Nomor 13 Tahun 1998) dan Peraturan
Menteri Sosial tentang Standar Nasional Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia
(Permensos Nomor 5 Tahun 2018) juga telah disahkan guna memastikan
lansia sejahtera dan mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar
dalam kehidupan masyarakat.

Secara yuridis, Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 tentang


Pelaksanaan Upaya Peningkatan Kesejahteraan Sosial bagi Lanjut Usia
Potensial mengatur berbagai upaya antara lain sebagai berikut:
1. Pelayanan keagamaan dan mental spiritual;
2. Pelayanan kesehatan;
3. Pelayanan kesempatan kerja;
4. Pelayanan pendidikan dan pelatihan;
5. Pelayanan untuk mendapatkan kemudahan dalam penggunaan
fasilitas, sarana, dan prasarana umum;
6. Pemberian kemudahan dalam layanan dan bantuan hukum; serta
7. Bantuan sosial.

Pemerintah menargetkan pada tahun 2024 terjadi peningkatan kawasan


yang ramah lansia. Dalam RPJMN 2020-2024, pemerintah telah menyusun
strategi guna mengantisipasi kondisi Indonesia yang telah memasuki ageing
population. Wujud antisipasinya antara lain melalui penyiapan terkait
kelanjutusiaan pada berbagai aspek untuk menciptakan penduduk lansia yang
sehat dan produktif, melalui Peraturan Presiden Nomor 88 Tahun 2021
tentang Strategi Nasional Kelanjutusiaan.

Melalui Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 88 tahun 2021


tentang Strategi Nasional Kelanjutusiaan (Stranas Kelanjutusiaan), Pemerintah
sudah menunjukkan keseriusan dan kesiapan dalam menghadapi fase ageing
population ini. Melalui Stranas kelanjutusiaan ini, pemerintah pusat hingga
daerah dapat menetapkan langkah yang sama untuk memastikan agar lanjut
usia bisa tetap mandiri, sejahtera, dan bermartabat. Ada beberapa poin yang
menjadi target pembangunan daerah terkait kelanjutusiaan, antara lain: (1)
peningkatan perlindungan sosial, jaminan pendapatan, dan kapasitas individu;
(2) peningkatan derajat kesehatan dan kualitas hidup lanjut usia; (3)

Pendahuluan 9
pembangunan masyarakat dan lingkungan ramah lanjut usia; (4) penguatan
kelembagaan pelaksana program kelanjutusiaan; dan (5) penghormatan,
perlindungan, dan pemenuhan terhadap hak lanjut usia.

1.4 Ketersediaan Data

Untuk memetakan situasi dan kondisi terkini lansia di Indonesia, serta


untuk mendukung perencanaan dan evaluasi kebijakan dan program
kesejahteraan lanjut usia, diperlukan data dan informasi terkait kelanjutusiaan,
baik pada tingkat nasional maupun regional. Untuk menyikapi kondisi ini, BPS
menyusun data dan informasi terkait penduduk lanjut usia dan mengemasnya
menjadi suatu bentuk buku publikasi “Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023”.
Publikasi ini memuat informasi lansia yang dilihat dari berbagai aspek, yaitu
demografi, pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, sosial ekonomi, dan
program kesejahteraan lanjut usia yang sudah dijalankan oleh pemerintah.

Secara keseluruhan, publikasi ini menyajikan data dan informasi tentang


lansia yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan perencanaan, monitoring, dan
evaluasi kebijakan maupun program pembangunan di bidang kelanjutusiaan.
Data yang disajikan pada publikasi ini bersumber dari hasil Survei Sosial
Ekonomi Nasional (Susenas), Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas),
Sensus Penduduk (SP), serta data sekunder dari Kementerian/Lembaga terkait.
Publikasi ini disusun secara sistematis menjadi tujuh bagian dengan
mempertimbangkan aspek-aspek yang mampu menggambarkan kondisi
lansia Indonesia serta berbagai fenomena yang menyertainya. Ringkasan
eksekutif di bagian awal publikasi dimaksudkan untuk memberikan gambaran
ringkas dari keseluruhan isi publikasi. Metodologi dan penjelasan teknis serta
konsep definisi variabel dan indikator yang digunakan pada publikasi ini akan
dirinci pada bagian awal publikasi. Uraian yang rinci disajikan dalam bab-bab
sesuai tema bahasan dari publikasi.

Bagian pertama (Bab 1) menyajikan bagaimana perjalanan penuaan


penduduk Indonesia dari waktu ke waktu dan tantangan yang akan dihadapi
serta kebijakan pemerintah terkait kelanjutusiaan. Pada Bab 2 akan dibahas

10 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


terkait potret lansia Indonesia dari sudut pandang demografi. Sementara itu,
Bab 3 akan membahas mengenai pendidikan lansia yang didalamnya
mengupas bahwa lansia juga memiliki potensi yang dapat diberdayakan guna
menunjang pembangunan nasional. Selanjutnya, Bab 4 akan dibahas sejauh
mana tingkat kesehatan, pola pengobatan, kepemilikan jaminan kesehatan
serta perilaku merokok lansia. Keterlibatan lansia secara nyata dalam
menggerakkan perekonomian negeri ini akan dibahas secara komprehensif
pada Bab 5 (ketenagakerjaan). Kondisi sosial ekonomi rumah tangga lansia
juga tidak luput dari perhatian penulisan publikasi ini, di mana fakta-fakta
tersebut dijabarkan pada Bab 6. Terakhir, program-program kesejahteraan
lanjut usia termasuk perlindungan sosial yang sudah diterima oleh rumah
tangga lansia digambarkan pada Bab 7.

Pendahuluan 11
BAB II
DEMOGRAFI

Demografi 13
2 DEMOGRAFI
Sebagaimana tertuang di dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998, arah
kebijakan terkait penduduk lanjut usia menitikberatkan pada aspek
kesejahteraan lansia. Kesejahteraan sosial individu mencakup terpenuhinya
kebutuhan dasar, peranan sosial, dan kemandirian secara ekonomi
(Kementerian Sosial Republik Indonesia 2020). Informasi komposisi penduduk
lanjut usia di Indonesia serta karakteristik demografinya seperti jenis kelamin
dan kelompok umur, berguna sebagai bahan acuan dalam menentukan
kebijakan yang tepat dan komprehensif guna terwujudnya lansia yang
sejahtera.

2.1 Komposisi Penduduk Lanjut Usia

Kondisi penuaan penduduk terjadi ketika meningkatnya proporsi


penduduk berumur 60 tahun ke atas terhadap total penduduk yang diiringi
dengan menurunnya proporsi penduduk berumur 15 tahun ke bawah (Cicih
2018). Penuaan penduduk juga mulai terjadi di Indonesia. Hal tersebut tampak
dari perubahan bentuk piramida penduduk hasil Sensus Penduduk 1971 ke
hasil Sensus Penduduk 2020.

Selama kurang lebih setengah abad, komposisi penduduk Indonesia


mengalami dinamika. Terlihat dari perubahan bentuk piramida penduduk
tahun 1971 ke tahun 2020. Pada tahun 1971, piramida penduduk Indonesia
tergolong ekspansif (Samosir 2018). Bentuk piramida ini menunjukkan struktur
umur penduduk Indonesia sebagai penduduk muda. Hal ini ditandai dengan
lebarnya piramida pada bagian bawah.

Perubahan bentuk piramida penduduk tahun 1971 ke tahun 2020


menunjukkan dampak penurunan angka kelahiran (Samosir 2018). Pada tahun
2020, piramida penduduk Indonesia tergolong konstruktif. Hal ini artinya,
struktur umur penduduk di antara penduduk muda dan penduduk tua.

Demografi 15
Proyeksi penduduk Indonesia tahun 2045 memberikan gambaran yang
berbeda dengan kontribusi penduduk usia sangat tua yang lebih besar
terhadap total penduduk lanjut usia dibandingkan kelompok umur lainnya.
Piramida penduduk tahun 2045 tergolong stasioner dengan bagian puncak
piramida yang melebar. Piramida penduduk stasioner menunjukkan kategori
struktur umur penduduk tua (Samosir 2018).

Sumber: Badan Pusat Statistik, Sensus Penduduk 1971, Sensus Penduduk 2020, dan Proyeksi
Penduduk 2045

Gambar 2.1 Piramida Penduduk Indonesia, Tahun 1971, 2020, dan 2045

Rasio ketergantungan lansia menunjukkan perbandingan jumlah


penduduk lanjut usia (60 tahun ke atas) terhadap jumlah penduduk usia
produktif (15-59 tahun). Nilai rasio ketergantungan yang lebih dari 100
menunjukkan bahwa jumlah lansia lebih banyak daripada penduduk usia
produktif. Dengan kata lain, satu penduduk usia produktif menanggung lebih
dari satu penduduk lansia. Ukuran rasio ketergantungan lansia ini
mengasumsikan semua penduduk usia produktif terserap dalam pasar kerja
(berpenghasilan) dan penduduk lanjut usia tidak masuk dalam pasar kerja
(tidak berpenghasilan).

Pergerakan rasio ketergantungan lansia sejalan dengan perkembangan


persentase lansia di Indonesia. Secara umum, rasio ketergantungan lansia
meningkat seiring dengan kenaikan persentase lansia. Pada tahun 2023, rasio
ketergantungan lansia sebesar 17,08. Artinya, 100 penduduk usia produktif
menanggung sebanyak 17 lansia. Atau dengan kata lain, satu orang lansia
didukung oleh 6 penduduk usia produktif.

16 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2020-2023
dan Diolah dari Publikasi Proyeksi Penduduk 2020-2050

Gambar 2.2 Tren Persentase Lansia dan Rasio Ketergantungan Lansia, 2020-
2023

Dilihat dari sisi demografi, penduduk lanjut usia perempuan memberikan


kontribusi dominan terhadap total lansia. Sekitar 52,28 persen lansia berjenis
kelamin perempuan. Di lain sisi, sekitar 47,72 persen lansia berjenis kelamin
laki-laki. Penduduk lanjut usia muda, yakni penduduk yang berumur 60-69
tahun memberikan kontribusi paling besar pada komposisi umur lansia.
Sekitar 63,59 persen lansia berumur 60-69 tahun. Sementara itu, jika dilihat
dari tempat tinggalnya lebih dari separuh lansia tinggal di wilayah perkotaan.

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Gambar 2.3 Persentase Lansia menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur, dan
Klasifikasi Desa, 2023

Demografi 17
Suatu wilayah dikatakan memiliki struktur penduduk tua ketika
persentase lansia di wilayah tersebut mencapai 10 persen atau lebih (Cicih
2018). Keseluruhan provinsi di Indonesia pada tahun 2023 memiliki persentase
lansia di atas 6 persen. Bahkan, terdapat 18 provinsi di antaranya sudah
melebihi 10 persen, sehingga dikategorikan sebagai provinsi dengan struktur
penduduk tua. Provinsi DI Yogyakarta menempati posisi teratas dengan
persentase lansia sebesar 16,02 persen. Jawa Timur dan Jawa Tengah
menyusul dengan persentase lansia sekitar 15 persen dan diikuti oleh Bali dan
Sulawesi Utara dengan persentase lansia sekitar 13 persen.

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Gambar 2.4 Persentase Lansia menurut Provinsi, 2023

2.2 Lansia di Rumah Tangga

Rumah tangga lansia ialah rumah tangga yang beranggotakan penduduk


berumur 60 tahun ke atas. Persentase rumah tangga lansia menunjukkan tren
peningkatan setiap tahunnya. Pada tahun 2019, sekitar 27,88 persen rumah
tangga di Indonesia adalah rumah tangga lansia. Angka tersebut mengalami
peningkatan menjadi 33,16 persen pada tahun 2023. Artinya, sekitar 3 dari 10
rumah tangga di Indonesia terdapat lansia sebagai anggota rumah tangganya.

18 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Gambar 2.5 Tren Persentase Rumah Tangga Lansia, 2019-2023

Peran lansia di rumah tangga mencakup kepala rumah tangga (KRT) dan
bukan kepala rumah tangga. Pada tahun 2023, sekitar 55 persen lansia
merupakan KRT. Di lain sisi, sekitar 4 dari 10 lansia adalah anggota rumah
tangga (ART). ART meliputi istri/suami dari KRT, mertua/orang tua dari KRT,
dan anggota rumah tangga lainnya.

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Gambar 2.6 Persentase Lansia menurut Status Keanggotaan Rumah Tangga


dan Jenis Kelamin, 2023

Jika ditinjau dari sisi demografi, terdapat hal yang menarik dari peranan
lansia di dalam rumah tangga. Lansia laki-laki lebih mendominasi sebagai
kepala rumah tangga, sedangkan lansia perempuan lebih cenderung menjadi
anggota rumah tangga. Sedikitnya 8 dari 10 lansia berjenis kelamin laki-laki

Demografi 19
berperan sebagai kepala rumah tangga, adapun 3 dari 10 lansia berjenis
kelamin perempuan berperan sebagai kepala rumah tangga.

2.3 Status Tinggal Bersama Lansia

Kapasitas fisik individu secara alami akan mengalami penurunan seiring


dengan bertambahnya usia. Kapasitas fisik yang menurun juga meningkatkan
disabilitas fisik dan mental. Oleh karena itu, terlepas dari kemandirian secara
ekonomi, penduduk lanjut usia sangat memerlukan dukungan, baik dukungan
informal dari keluarga maupun dukungan formal dari pemerintah/institusi
swasta (Cicih 2018). Dukungan dari pasangan juga termasuk dukungan
informal yang diperlukan oleh lansia.

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Gambar 2.7 Persentase Lansia menurut Status Perkawinan dan Jenis Kelamin,
2023

Dilihat dari status perkawinan, sebagian besar lansia berstatus kawin.


Sebanyak 65,25 persen lansia berstatus kawin dan 31,79 persen berstatus cerai
mati, sisanya berstatus cerai hidup dan belum kawin. Menurut jenis
kelaminnya, lansia berjenis kelamin laki-laki mayoritas berstatus kawin, yakni
sebanyak 85,05 persen. Lansia berjenis kelamin perempuan mayoritas
berstatus cerai mati, yakni sebanyak 48,86 persen dan sebanyak 47,18 persen
berstatus kawin.

20 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Gambar 2.8 Persentase Lansia menurut Status Tinggal Bersama, 2023

Ada atau tidaknya dukungan atau pendampingan dari keluarga terkait


erat dengan siapa lansia tinggal (Cicih 2018). Dengan kondisi fisik yang relatif
lemah, lansia termasuk kelompok rentan yang sangat membutuhkan
pendampingan anggota keluarga lainnya. Akan tetapi, terdapat sekitar 7,10
persen lansia yang tinggal sendiri dan 22,07 persen lansia hanya tinggal
bersama pasangannya. Sekitar 33,66 persen lansia tinggal bersama keluarga
inti dan 34,68 persen lainnya tinggal bersama tiga generasi. Kemudian, sekitar
2,50 persen lansia tinggal bersama anggota rumah tangga lainnya seperti
adik, kakak, bibi, atau paman.

Demografi 21
Tabel 2.1 Persentase Lansia menurut Kelompok Umur, 2023

Kelompok Umur

Lansia (60 Tahun ke atas)


Pra-
Karakteristik Lansia Lansia Lansia Lansia
(45-59 Muda Madya Tua Jumlah
Tahun) (60-69 (70-79 (80 tahun (3)+(4)+(5)
tahun) tahun) ke atas)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Indonesia 18,45 63,59 27,76 8,65 100,00

Jenis Kelamin
Laki-laki 18,32 65,44 27,08 7,48 100,00
Perempuan 18,59 61,89 28,38 9,72 100,00

Klasifikasi Desa
Perkotaan 18,48 64,55 27,43 8,01 100,00
Perdesaan 18,42 62,39 28,16 9,45 100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

22 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 2.2 Persentase Lansia menurut Status Keanggotaan Rumah Tangga,
2023

Status Keanggotaan Rumah Tangga

Karakteristik Kepala Rumah Mertua/ Orang Jumlah


Istri/ Suami
Lainnya
Tangga Tua
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Indonesia 55,32 21,83 20,63 2,22 100,00

Jenis Kelamin
Laki-laki 86,44 0,45 11,83 1,28 100,00
Perempuan 26,91 41,34 28,67 3,08 100,00

Kelompok Umur
Lansia Muda (60-69 tahun) 56,70 27,39 14,11 1,80 100,00
Lansia Madya (70-79 tahun) 55,67 14,33 27,57 2,43 100,00
Lansia Tua (80+ tahun) 44,04 5,02 46,29 4,65 100,00

Klasifikasi Desa
Perkotaan 56,58 21,56 19,73 2,12 100,00
Perdesaan 53,75 22,16 21,75 2,34 100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Demografi 23
Tabel 2.3 Persentase Lansia menurut Status Perkawinan, 2023

Status Perkawinan
Karakteristik Belum Cerai Cerai Jumlah
Kawin Kawin Hidup Mati
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Indonesia 1,02 65,25 1,94 31,79 100,00

Jenis Kelamin
Laki-laki 0,73 85,05 1,12 13,10 100,00
Perempuan 1,28 47,18 2,68 48,86 100,00

Klasifikasi Desa
Perkotaan 1,09 64,09 2,05 32,77 100,00
Perdesaan 0,94 66,68 1,80 30,58 100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

24 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 2.4 Persentase Lansia menurut Status Tinggal dalam Rumah Tangga,
2023

Status Tinggal dalam Rumah Tangga


Bersama
Karakteristik Tinggal Bersama Tiga Lain- Jumlah
Keluarga
Sendiri Pasangan Generasi nya
Inti
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Indonesia 7,10 22,07 33,66 34,68 2,50 100,00

Jenis Kelamin
Laki-laki 2,98 26,55 39,01 30,07 1,39 100,00
Perempuan 10,85 17,97 28,77 38,89 3,51 100,00

Kelompok Umur
Lansia Muda (60-69 tahun) 5,10 21,95 38,81 32,14 2,00 100,00
Lansia Madya (70-79 tahun) 10,35 24,10 25,07 37,61 2,87 100,00
Lansia Tua (80+ tahun) 11,31 16,43 23,30 43,95 5,02 100,00

Klasifikasi Desa
Perkotaan 7,28 20,53 37,25 32,45 2,49 100,00
Perdesaan 6,86 23,98 29,20 37,44 2,52 100,00

Keterangan: 1) Bersama keluarga inti artinya lansia tinggal bersama anak/menantu, atau
bersama orang tua/mertua dalam satu rumah tangga
2) Tiga generasi artinya lansia tinggal bersama anak/menantu dan cucunya, atau
bersama anak/menantu dan orang tua/mertuanya dalam satu rumah tangga
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Demografi 25
Tabel 2.5 Persentase Penduduk menurut Provinsi dan Kelompok Umur, 2023

Kelompok Umur
Provinsi Jumlah
<60 tahun ≥60 tahun
(1) (2) (3) (4)

Aceh 91,24 8,76 100,00


Sumatera Utara 90,25 9,75 100,00
Sumatera Barat 89,54 10,46 100,00
Riau 92,60 7,40 100,00
Jambi 89,77 10,23 100,00
Sumatera Selatan 90,08 9,92 100,00
Bengkulu 89,49 10,51 100,00
Lampung 88,93 11,07 100,00
Kep. Bangka Belitung 89,82 10,18 100,00
Kepulauan Riau 93,46 6,54 100,00
DKI Jakarta 89,82 10,18 100,00
Jawa Barat 88,79 11,21 100,00
Jawa Tengah 84,95 15,05 100,00
DI Yogyakarta 83,98 16,02 100,00
Jawa Timur 84,43 15,57 100,00
Banten 89,89 10,11 100,00
Bali 86,03 13,97 100,00
Nusa Tenggara Barat 89,80 10,20 100,00
Nusa Tenggara Timur 89,94 10,06 100,00
Kalimantan Barat 90,33 9,67 100,00
Kalimantan Tengah 91,26 8,74 100,00
Kalimantan Selatan 89,19 10,81 100,00
Kalimantan Timur 90,91 9,09 100,00
Kalimantan Utara 91,01 8,99 100,00
Sulawesi Utara 86,30 13,70 100,00
Sulawesi Tengah 90,37 9,63 100,00
Sulawesi Selatan 88,03 11,97 100,00
Sulawesi Tenggara 91,28 8,72 100,00
Gorontalo 89,55 10,45 100,00
Sulawesi Barat 91,45 8,55 100,00
Maluku 90,48 9,52 100,00
Maluku Utara 91,36 8,64 100,00
Papua Barat 93,51 6,49 100,00
Papua 93,80 6,20 100,00
Indonesia 88,25 11,75 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

26 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 2.6 Persentase Lansia menurut Provinsi, Klasifikasi Desa, dan Jenis
Kelamin, 2023

Klasifikasi Desa Jenis Kelamin


ProvinsiJumlah Laki- laki Jumlah
PerkotaanPerdesaan Perempuan

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Aceh 31,94 68,06 100,00 47,49 52,51 100,00


Sumatera Utara 53,78 46,22 100,00 46,20 53,80 100,00
Sumatera Barat 47,87 52,13 100,00 46,49 53,51 100,00
Riau 38,34 61,66 100,00 50,92 49,08 100,00
Jambi 32,03 67,97 100,00 50,30 49,70 100,00
Sumatera Selatan 36,22 63,78 100,00 48,26 51,74 100,00
Bengkulu 28,73 71,27 100,00 50,31 49,69 100,00
Lampung 30,70 69,30 100,00 50,53 49,47 100,00
Kep. Bangka Belitung 58,49 41,51 100,00 50,98 49,02 100,00
Kepulauan Riau 79,61 20,39 100,00 52,16 47,84 100,00
DKI Jakarta 100,00 − 100,00 47,67 52,33 100,00
Jawa Barat 74,47 25,53 100,00 48,77 51,23 100,00
Jawa Tengah 50,67 49,33 100,00 46,67 53,33 100,00
DI Yogyakarta 66,81 33,19 100,00 45,96 54,04 100,00
Jawa Timur 52,77 47,23 100,00 46,45 53,55 100,00
Banten 74,15 25,85 100,00 49,65 50,35 100,00
Bali 66,89 33,11 100,00 47,29 52,71 100,00
Nusa Tenggara Barat 50,68 49,32 100,00 45,31 54,69 100,00
Nusa Tenggara Timur 22,86 77,14 100,00 46,75 53,25 100,00
Kalimantan Barat 38,49 61,51 100,00 49,50 50,50 100,00
Kalimantan Tengah 39,30 60,70 100,00 53,64 46,36 100,00
Kalimantan Selatan 46,69 53,31 100,00 48,24 51,76 100,00
Kalimantan Timur 65,85 34,15 100,00 51,51 48,49 100,00
Kalimantan Utara 57,82 42,18 100,00 52,90 47,10 100,00
Sulawesi Utara 52,69 47,31 100,00 48,26 51,74 100,00
Sulawesi Tengah 28,34 71,66 100,00 49,95 50,05 100,00
Sulawesi Selatan 41,33 58,67 100,00 44,59 55,41 100,00
Sulawesi Tenggara 33,22 66,78 100,00 47,08 52,92 100,00
Gorontalo 43,91 56,09 100,00 46,49 53,51 100,00
Sulawesi Barat 21,06 78,94 100,00 46,56 53,44 100,00
Maluku 42,67 57,33 100,00 47,40 52,60 100,00
Maluku Utara 26,29 73,71 100,00 49,83 50,17 100,00
Papua Barat 41,36 58,64 100,00 53,24 46,76 100,00
Papua 41,17 58,83 100,00 55,97 44,03 100,00
Indonesia 55,35 44,65 100,0047,72 52,28 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Demografi 27
Tabel 2.7 Persentase Lansia menurut Provinsi dan Kelompok Umur, 2023

Kelompok Umur
Provinsi Lansia Muda Lansia Tua Jumlah
Lansia Madya
(60-69 tahun) (70-79 tahun) (80+ tahun)
(1) (2) (3) (4) (5)

Aceh 65,17 26,80 8,03 100,00


Sumatera Utara 65,96 27,07 6,97 100,00
Sumatera Barat 62,11 27,57 10,32 100,00
Riau 70,51 22,92 6,57 100,00
Jambi 66,91 26,44 6,65 100,00
Sumatera Selatan 64,87 26,37 8,75 100,00
Bengkulu 65,78 27,78 6,44 100,00
Lampung 64,60 25,73 9,67 100,00
Kep. Bangka Belitung 66,81 24,72 8,47 100,00
Kepulauan Riau 67,76 24,86 7,38 100,00
DKI Jakarta 66,62 27,96 5,42 100,00
Jawa Barat 64,17 27,58 8,24 100,00
Jawa Tengah 59,82 29,64 10,55 100,00
DI Yogyakarta 57,49 29,54 12,97 100,00
Jawa Timur 61,10 29,21 9,69 100,00
Banten 71,41 23,05 5,54 100,00
Bali 61,39 28,39 10,22 100,00
Nusa Tenggara Barat 64,27 28,60 7,13 100,00
Nusa Tenggara Timur 63,05 28,29 8,66 100,00
Kalimantan Barat 65,80 27,23 6,97 100,00
Kalimantan Tengah 69,46 24,98 5,57 100,00
Kalimantan Selatan 67,14 26,23 6,63 100,00
Kalimantan Timur 71,64 22,80 5,56 100,00
Kalimantan Utara 66,74 27,18 6,07 100,00
Sulawesi Utara 62,16 29,01 8,83 100,00
Sulawesi Tengah 66,61 25,94 7,46 100,00
Sulawesi Selatan 62,30 28,65 9,05 100,00
Sulawesi Tenggara 65,99 27,04 6,97 100,00
Gorontalo 67,28 26,56 6,16 100,00
Sulawesi Barat 64,93 26,81 8,26 100,00
Maluku 64,56 28,13 7,31 100,00
Maluku Utara 66,15 26,45 7,41 100,00
Papua Barat 70,81 24,35 4,85 100,00
Papua 77,84 18,20 3,96 100,00
Indonesia 63,59 27,76 8,65 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

28 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 2.8 Persentase Rumah Tangga Lansia menurut Provinsi dan
Klasifikasi Desa, 2023

Klasifikasi Desa
Provinsi Jumlah
Perkotaan Perdesaan
(1) (2) (3) (4)

Aceh 26,01 30,63 28,98


Sumatera Utara 28,45 31,35 29,71
Sumatera Barat 31,14 33,73 32,44
Riau 23,52 24,38 24,03
Jambi 29,53 31,30 30,70
Sumatera Selatan 29,59 30,23 29,99
Bengkulu 26,03 31,67 29,74
Lampung 28,83 31,66 30,73
Kep. Bangka Belitung 27,56 28,90 28,10
Kepulauan Riau 18,83 32,63 20,38
DKI Jakarta 28,93 − 28,93
Jawa Barat 29,49 34,93 30,69
Jawa Tengah 38,19 40,39 39,23
DI Yogyakarta 35,47 52,83 39,78
Jawa Timur 39,33 43,78 41,29
Banten 28,46 35,30 29,96
Bali 35,69 38,84 36,66
Nusa Tenggara Barat 26,26 26,79 26,51
Nusa Tenggara Timur 29,64 36,19 34,35
Kalimantan Barat 30,17 28,51 29,14
Kalimantan Tengah 23,20 25,91 24,73
Kalimantan Selatan 30,20 33,06 31,64
Kalimantan Timur 25,06 29,46 26,41
Kalimantan Utara 26,23 30,57 27,78
Sulawesi Utara 35,29 38,29 36,62
Sulawesi Tengah 26,15 32,15 30,16
Sulawesi Selatan 33,82 40,26 37,29
Sulawesi Tenggara 25,56 31,42 29,18
Gorontalo 32,05 33,59 32,88
Sulawesi Barat 27,25 28,39 28,15
Maluku 33,30 30,99 31,96
Maluku Utara 26,89 30,19 29,20
Papua Barat 20,24 20,45 20,36
Papua 23,42 13,52 16,40
Indonesia 31,74 35,14 33,16
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Demografi 29
Tabel 2.9 Persentase Lansia menurut Provinsi dan Status Keanggotaan
Rumah Tangga, 2023

Status Keanggotaan Rumah Tangga


Kepala
Provinsi Mertua/ Jumlah
Rumah Istri/ Lainnya
Suami Orang Tua
Tangga
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Aceh 65,53 19,04 14,22 1,21 100,00


Sumatera Utara 58,13 23,60 16,81 1,46 100,00
Sumatera Barat 51,82 19,89 26,64 1,65 100,00
Riau 57,11 20,32 21,06 1,51 100,00
Jambi 54,80 20,93 22,21 2,06 100,00
Sumatera Selatan 50,53 22,22 25,44 1,81 100,00
Bengkulu 52,13 23,25 23,51 1,11 100,00
Lampung 56,70 22,85 19,43 1,03 100,00
Kep. Bangka Belitung 52,11 24,37 20,79 2,73 100,00
Kepulauan Riau 56,21 16,36 26,37 1,06 100,00
DKI Jakarta 61,41 21,94 14,09 2,57 100,00
Jawa Barat 58,89 24,04 15,48 1,58 100,00
Jawa Tengah 54,22 21,75 21,91 2,11 100,00
DI Yogyakarta 51,67 23,90 21,41 3,01 100,00
Jawa Timur 52,61 20,11 24,65 2,63 100,00
Banten 59,55 23,51 16,51 0,43 100,00
Bali 40,11 18,52 35,76 5,60 100,00
Nusa Tenggara Barat 60,48 22,97 14,82 1,73 100,00
Nusa Tenggara Timur 53,32 20,52 21,30 4,86 100,00
Kalimantan Barat 52,05 18,85 25,75 3,35 100,00
Kalimantan Tengah 57,45 22,07 19,15 1,33 100,00
Kalimantan Selatan 58,40 21,25 18,82 1,53 100,00
Kalimantan Timur 55,74 21,43 20,71 2,12 100,00
Kalimantan Utara 55,73 25,72 15,54 3,01 100,00
Sulawesi Utara 50,89 23,89 21,33 3,88 100,00
Sulawesi Tengah 52,60 22,10 23,22 2,09 100,00
Sulawesi Selatan 51,15 19,21 24,71 4,92 100,00
Sulawesi Tenggara 58,26 20,21 18,67 2,86 100,00
Gorontalo 47,23 20,23 27,88 4,66 100,00
Sulawesi Barat 59,24 20,85 13,70 6,21 100,00
Maluku 54,94 24,10 18,88 2,07 100,00
Maluku Utara 51,74 22,77 24,01 1,48 100,00
Papua Barat 65,24 22,48 10,71 1,57 100,00
Papua 66,54 25,55 6,86 1,05 100,00
Indonesia 55,32 21,83 20,63 2,22 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

30 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 2.10 Persentase Lansia menurut Provinsi dan Status Perkawinan, 2023

Status Perkawinan
Provinsi Belum Jumlah
Cerai Cerai Mati
Kawin Kawin Hidup
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Aceh 0,67 63,67 2,16 33,51 100,00


Sumatera Utara 0,87 64,94 1,15 33,04 100,00
Sumatera Barat 0,32 63,95 2,75 32,99 100,00
Riau 0,72 68,02 1,62 29,65 100,00
Jambi 0,58 68,61 1,51 29,29 100,00
Sumatera Selatan 1,21 67,52 1,85 29,41 100,00
Bengkulu NA 70,05 1,95 27,69 100,00
Lampung 0,27 68,70 1,25 29,78 100,00
Kep. Bangka Belitung 2,68 69,49 1,62 26,21 100,00
Kepulauan Riau 1,00 66,55 2,49 29,97 100,00
DKI Jakarta 1,86 65,32 1,85 30,97 100,00
Jawa Barat 0,59 68,20 2,03 29,18 100,00
Jawa Tengah 0,73 63,86 1,96 33,45 100,00
DI Yogyakarta 1,39 66,07 2,36 30,18 100,00
Jawa Timur 0,66 62,08 1,88 35,38 100,00
Banten 0,29 69,90 1,44 28,38 100,00
Bali 3,53 66,87 1,18 28,42 100,00
Nusa Tenggara Barat 0,87 64,35 2,96 31,82 100,00
Nusa Tenggara Timur 3,26 63,11 1,54 32,10 100,00
Kalimantan Barat 2,42 64,05 2,38 31,14 100,00
Kalimantan Tengah 0,89 70,47 2,39 26,25 100,00
Kalimantan Selatan 0,71 64,90 3,22 31,17 100,00
Kalimantan Timur 0,88 68,02 2,58 28,52 100,00
Kalimantan Utara NA 71,84 2,62 25,13 100,00
Sulawesi Utara 2,68 63,91 1,78 31,64 100,00
Sulawesi Tengah 1,46 67,64 1,82 29,08 100,00
Sulawesi Selatan 3,57 59,88 2,74 33,80 100,00
Sulawesi Tenggara 1,73 62,24 1,98 34,04 100,00
Gorontalo 2,82 60,39 1,44 35,35 100,00
Sulawesi Barat 4,78 59,41 3,56 32,25 100,00
Maluku 1,90 64,66 1,65 31,80 100,00
Maluku Utara 0,67 65,90 1,66 31,77 100,00
Papua Barat 0,87 65,19 2,67 31,27 100,00
Papua 0,98 74,68 1,22 23,11 100,00
Indonesia 1,02 65,25 1,94 31,79 100,00
Catatan: NA: data tidak dapat ditampilkan
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Demografi 31
Tabel 2.11 Persentase Lansia menurut Provinsi dan Status Tinggal dalam
Rumah Tangga, 2023

Status Tinggal dalam Rumah Tangga

Provinsi Bersama Keluarga Jumlah


TinggalBersama Tiga
Lainnya
Sendiri Pasangan Generasi
Inti
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Aceh 7,06 15,34 47,42 29,09 1,09 100,00


Sumatera Utara 6,49 20,26 40,28 31,30 1,66 100,00
Sumatera Barat 6,66 18,52 31,39 41,63 1,80 100,00
Riau 3,97 18,53 41,51 34,31 1,68 100,00
Jambi 4,52 24,73 33,80 34,66 2,29 100,00
Sumatera Selatan 3,80 17,68 34,26 42,13 2,14 100,00
Bengkulu 3,85 24,68 31,77 38,46 1,23 100,00
Lampung 5,88 22,36 35,70 35,09 0,97 100,00
Kep. Bangka Belitung 5,23 23,22 37,74 30,74 3,07 100,00
Kepulauan Riau 4,97 15,17 46,12 32,64 1,11 100,00
DKI Jakarta 3,29 14,45 55,78 22,97 3,50 100,00
Jawa Barat 7,73 25,68 38,17 26,68 1,73 100,00
Jawa Tengah 9,41 25,94 26,25 36,10 2,30 100,00
DI Yogyakarta 7,42 22,05 29,31 37,99 3,24 100,00
Jawa Timur 8,29 22,54 26,50 39,79 2,87 100,00
Banten 5,43 21,10 44,94 27,94 0,59 100,00
Bali 7,34 21,33 21,37 43,83 6,12 100,00
Nusa Tenggara Barat 9,38 23,64 33,04 31,86 2,09 100,00
Nusa Tenggara Timur 2,72 9,12 34,81 47,89 5,46 100,00
Kalimantan Barat 5,43 15,72 35,14 39,42 4,28 100,00
Kalimantan Tengah 7,32 28,90 38,07 24,12 1,59 100,00
Kalimantan Selatan 7,43 25,21 36,37 29,00 1,99 100,00
Kalimantan Timur 6,35 24,67 35,39 31,16 2,43 100,00
Kalimantan Utara 3,96 18,81 45,52 28,91 2,81 100,00
Sulawesi Utara 6,15 24,51 29,87 35,23 4,24 100,00
Sulawesi Tengah 4,17 18,73 33,41 41,16 2,52 100,00
Sulawesi Selatan 4,08 13,48 32,76 43,93 5,76 100,00
Sulawesi Tenggara 6,22 15,89 31,18 43,36 3,34 100,00
Gorontalo 4,77 17,44 28,24 44,20 5,35 100,00
Sulawesi Barat 4,06 17,81 34,91 35,50 7,72 100,00
Maluku 5,20 11,68 34,62 45,24 3,26 100,00
Maluku Utara 2,16 12,37 35,92 47,64 1,92 100,00
Papua Barat 7,71 20,00 43,61 27,22 1,47 100,00
Papua 9,03 22,11 47,38 20,31 1,17 100,00
Indonesia 7,10 22,07 33,66 34,68 2,50 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

32 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 2.12 Sampling Error Persentase Lansia menurut Provinsi dan Status
Keanggotaan Rumah Tangga, 2023

Kepala Rumah Tangga Istri/Suami


Selang Selang
Relative Relative
Provinsi Kepercayaan Kepercayaan
Estimasi Standard Estimasi Standard
Batas Batas Batas Batas
Bawah Atas Error Bawah Atas Error
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Aceh 65,53 63,77 67,29 1,37 19,04 17,65 20,42 3,72
Sumatera Utara 58,13 56,68 59,59 1,27 23,60 22,42 24,78 2,55
Sumatera Barat 51,82 49,86 53,79 1,94 19,89 18,44 21,33 3,70
Riau 57,11 54,80 59,42 2,07 20,32 18,45 22,18 4,68
Jambi 54,80 52,47 57,12 2,17 20,93 19,18 22,68 4,26
Sumatera Selatan 50,53 48,63 52,42 1,91 22,22 20,77 23,68 3,34
Bengkulu 52,13 49,87 54,38 2,21 23,25 21,32 25,19 4,25
Lampung 56,70 55,06 58,33 1,47 22,85 21,48 24,21 3,05
Kep. Bangka Belitung 52,11 49,39 54,83 2,66 24,37 22,04 26,69 4,87
Kepulauan Riau 56,21 50,35 62,07 5,32 16,36 13,59 19,13 8,63
DKI Jakarta 61,41 58,80 64,01 2,16 21,94 20,12 23,75 4,22
Jawa Barat 58,89 57,81 59,98 0,94 24,04 23,15 24,93 1,88
Jawa Tengah 54,22 53,41 55,03 0,77 21,75 21,14 22,37 1,45
DI Yogyakarta 51,67 49,64 53,70 2,01 23,90 22,31 25,50 3,41
Jawa Timur 52,61 51,76 53,47 0,83 20,11 19,48 20,74 1,60
Banten 59,55 57,35 61,76 1,89 23,51 21,70 25,32 3,92
Bali 40,11 38,01 42,22 2,68 18,52 16,91 20,13 4,43
Nusa Tenggara Barat 60,48 58,44 62,52 1,72 22,97 21,15 24,79 4,04
Nusa Tenggara Timur 53,32 51,69 54,95 1,56 20,52 19,33 21,71 2,96
Kalimantan Barat 52,05 49,81 54,30 2,20 18,85 17,28 20,41 4,23
Kalimantan Tengah 57,45 54,83 60,08 2,33 22,07 20,10 24,04 4,56
Kalimantan Selatan 58,40 56,44 60,37 1,71 21,25 19,66 22,84 3,81
Kalimantan Timur 55,74 53,08 58,40 2,44 21,43 19,16 23,70 5,40
Kalimantan Utara 55,73 52,00 59,46 3,42 25,72 22,36 29,08 6,66
Sulawesi Utara 50,89 49,20 52,58 1,70 23,89 22,57 25,22 2,84
Sulawesi Tengah 52,60 50,05 55,15 2,47 22,10 20,33 23,86 4,07
Sulawesi Selatan 51,15 49,58 52,72 1,57 19,21 18,17 20,26 2,78
Sulawesi Tenggara 58,26 55,83 60,68 2,13 20,21 18,60 21,82 4,06
Gorontalo 47,23 44,24 50,22 3,23 20,23 17,88 22,58 5,92
Sulawesi Barat 59,24 56,41 62,07 2,44 20,85 17,95 23,75 7,10
Maluku 54,94 52,12 57,77 2,62 24,10 22,16 26,04 4,11
Maluku Utara 51,74 48,88 54,60 2,82 22,77 20,69 24,85 4,67
Papua Barat 65,24 62,22 68,26 2,36 22,48 20,16 24,80 5,26
Papua 66,54 64,43 68,65 1,62 25,55 23,49 27,60 4,11
Indonesia 55,32 54,96 55,67 0,33 21,83 21,55 22,11 0,65

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Demografi 33
Tabel 2.12 Lanjutan

Mertua/Orang Tua Lainnya


Selang Relative Selang Relative
Provinsi Kepercayaan Kepercayaan
Estimasi Standard Estimasi Standard
Batas Batas Error Batas Batas Error
Bawah Atas Bawah Atas
(1) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Aceh 14,22 12,43 16,02 6,43 1,21 0,72 1,70 20,79
Sumatera Utara 16,81 15,05 18,56 5,33 1,46 1,00 1,92 16,10
Sumatera Barat 26,64 24,38 28,91 4,34 1,65 1,19 2,11 14,26
Riau 21,06 18,28 23,84 6,73 1,51 0,85 2,17 22,26
Jambi 22,21 19,33 25,09 6,61 2,06 1,22 2,90 20,76
Sumatera Selatan 25,44 23,00 27,88 4,90 1,81 1,23 2,39 16,37
Bengkulu 23,51 20,51 26,50 6,50 1,11 0,43 1,80 31,38
Lampung 19,43 17,51 21,34 5,03 1,03 0,63 1,43 19,69
Kep. Bangka Belitung 20,79 17,40 24,19 8,33 2,73 1,46 4,00 23,81
Kepulauan Riau 26,37 19,66 33,08 12,98 1,06 0,31 1,80 35,90
DKI Jakarta 14,09 11,36 16,81 9,87 2,57 1,65 3,49 18,32
Jawa Barat 15,48 14,27 16,70 4,01 1,58 1,16 2,01 13,63
Jawa Tengah 21,91 20,94 22,88 2,27 2,11 1,81 2,41 7,22
DI Yogyakarta 21,41 18,91 23,91 5,96 3,01 2,05 3,98 16,33
Jawa Timur 24,65 23,58 25,72 2,22 2,63 2,28 2,98 6,78
Banten 16,51 13,83 19,19 8,28 0,43 0,04 0,81 46,28
Bali 35,76 32,95 38,57 4,01 5,60 4,36 6,85 11,35
Nusa Tenggara Barat 14,82 12,62 17,03 7,60 1,73 1,08 2,38 19,22
Nusa Tenggara Timur 21,30 19,54 23,06 4,22 4,86 3,96 5,76 9,46
Kalimantan Barat 25,75 23,01 28,49 5,43 3,35 2,42 4,28 14,19
Kalimantan Tengah 19,15 16,23 22,07 7,78 1,33 0,50 2,15 31,80
Kalimantan Selatan 18,82 16,43 21,20 6,47 1,53 0,95 2,11 19,30
Kalimantan Timur 20,71 17,50 23,92 7,92 2,12 1,01 3,23 26,70
Kalimantan Utara 15,54 11,28 19,80 13,99 3,01 1,14 4,88 31,73
Sulawesi Utara 21,33 19,20 23,46 5,09 3,88 3,06 4,71 10,82
Sulawesi Tengah 23,22 20,00 26,44 7,08 2,09 1,16 3,02 22,74
Sulawesi Selatan 24,71 22,81 26,62 3,94 4,92 4,10 5,75 8,55
Sulawesi Tenggara 18,67 16,13 21,21 6,94 2,86 1,77 3,95 19,48
Gorontalo 27,88 23,84 31,92 7,39 4,66 2,77 6,54 20,69
Sulawesi Barat 13,70 10,68 16,73 11,27 6,21 3,56 8,85 21,72
Maluku 18,88 15,56 22,20 8,97 2,07 0,97 3,18 27,14
Maluku Utara 24,01 20,55 27,47 7,35 1,48 0,63 2,32 29,15
Papua Barat 10,71 7,58 13,84 14,91 1,57 0,46 2,67 35,93
Papua 6,86 5,19 8,53 12,43 1,05 0,43 1,68 30,39
Indonesia 20,63 20,21 21,05 1,04 2,22 2,09 2,36 3,09

Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

34 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 2.13 Sampling Error Persentase Lansia menurut Provinsi dan Status
Perkawinan, 2023

Belum Kawin Kawin


Selang Selang
Relative Relative
Provinsi Kepercayaan Kepercayaan
Estimasi Standard Estimasi Standard
Batas Batas Batas Batas
Bawah Atas Error Bawah Atas Error
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Aceh 0,67 0,34 1,00 25,00 63,67 61,31 66,02 1,89
Sumatera Utara 0,87 0,54 1,21 19,35 64,94 62,87 67,00 1,62
Sumatera Barat 0,32 0,18 0,46 22,30 63,95 61,75 66,15 1,76
Riau 0,72 0,33 1,11 27,41 68,02 65,06 70,97 2,22
Jambi 0,58 0,19 0,98 34,48 68,61 65,69 71,54 2,17
Sumatera Selatan 1,21 0,71 1,72 21,37 67,52 65,23 69,81 1,73
Bengkulu NA NA NA 53,08 70,05 66,97 73,12 2,24
Lampung 0,27 0,08 0,46 35,36 68,70 66,46 70,94 1,66
Kep. Bangka Belitung 2,68 1,47 3,89 23,05 69,49 65,90 73,08 2,64
Kepulauan Riau 1,00 0,44 1,56 28,70 66,55 60,31 72,79 4,78
DKI Jakarta 1,86 1,05 2,66 22,04 65,32 62,15 68,49 2,48
Jawa Barat 0,59 0,30 0,88 25,29 68,20 66,69 69,72 1,13
Jawa Tengah 0,73 0,56 0,90 11,98 63,86 62,80 64,91 0,84
DI Yogyakarta 1,39 0,87 1,92 19,32 66,07 63,33 68,81 2,12
Jawa Timur 0,66 0,51 0,81 11,52 62,08 61,01 63,14 0,88
Banten 0,29 0,04 0,54 43,43 69,90 67,13 72,66 2,02
Bali 3,53 2,59 4,47 13,65 66,87 64,45 69,29 1,85
Nusa Tenggara Barat 0,87 0,34 1,39 30,89 64,35 61,48 67,22 2,27
Nusa Tenggara Timur 3,26 2,56 3,96 11,00 63,11 61,16 65,05 1,57
Kalimantan Barat 2,42 1,54 3,31 18,63 64,05 61,56 66,54 1,98
Kalimantan Tengah 0,89 0,26 1,52 35,86 70,47 67,58 73,37 2,09
Kalimantan Selatan 0,71 0,31 1,11 28,83 64,90 62,29 67,51 2,05
Kalimantan Timur 0,88 0,31 1,44 32,88 68,02 64,66 71,38 2,52
Kalimantan Utara NA NA NA 50,83 71,84 66,99 76,70 3,45
Sulawesi Utara 2,68 2,09 3,27 11,28 63,91 61,50 66,32 1,93
Sulawesi Tengah 1,46 0,75 2,18 24,91 67,64 64,66 70,62 2,25
Sulawesi Selatan 3,57 2,82 4,33 10,73 59,88 57,95 61,82 1,65
Sulawesi Tenggara 1,73 0,94 2,52 23,22 62,24 59,60 64,89 2,17
Gorontalo 2,82 1,51 4,12 23,62 60,39 56,20 64,58 3,54

Sulawesi Barat 4,78 2,34 7,22 26,04 59,41 54,42 64,40 4,29
Maluku 1,90 0,42 3,37 39,72 64,66 61,56 67,75 2,44
Maluku Utara 0,67 0,22 1,12 34,47 65,90 62,51 69,30 2,63
Papua Barat 0,87 0,29 1,45 34,15 65,19 61,42 68,95 2,95
Papua 0,98 0,30 1,67 35,58 74,68 71,90 77,46 1,90
Indonesia 1,02 0,93 1,11 4,37 65,25 64,78 65,71 0,36
Catatan: Warna kuning (
) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Warna merah (
) artinya hasil estimasi dianggap tidak akurat
NA: data tidak dapat ditampilkan
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Demografi 35
Tabel 2.13 Lanjutan

Cerai Hidup Cerai Mati


Selang Relative Selang Relative
Provinsi Kepercayaan Kepercayaan
Estimasi Standard Estimasi Standard
Batas Batas Error Batas Batas Error
Bawah Atas Bawah Atas
(1) (10) (11) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Aceh 2,16 1,47 2,84 16,20 33,51 31,22 35,80 3,49
Sumatera Utara 1,15 0,80 1,51 15,78 33,04 31,04 35,03 3,09
Sumatera Barat 2,75 2,17 3,32 10,67 32,99 30,80 35,18 3,39
Riau 1,62 1,03 2,20 18,63 29,65 26,76 32,54 4,97
Jambi 1,51 0,82 2,20 23,24 29,29 26,45 32,14 4,95
Sumatera Selatan 1,85 1,24 2,46 16,91 29,41 27,28 31,55 3,71
Bengkulu 1,95 1,10 2,79 22,17 27,69 24,69 30,69 5,53
Lampung 1,25 0,76 1,74 20,01 29,78 27,60 31,96 3,73
Kep. Bangka Belitung 1,62 0,91 2,32 22,32 26,21 22,93 29,49 6,38
Kepulauan Riau 2,49 0,95 4,02 31,46 29,97 24,15 35,79 9,91
DKI Jakarta 1,85 1,13 2,58 20,03 30,97 27,86 34,08 5,12
Jawa Barat 2,03 1,66 2,39 9,13 29,18 27,73 30,63 2,53
Jawa Tengah 1,96 1,68 2,24 7,22 33,45 32,42 34,48 1,57
DI Yogyakarta 2,36 1,58 3,14 16,84 30,18 27,60 32,76 4,36
Jawa Timur 1,88 1,61 2,15 7,36 35,38 34,34 36,41 1,49
Banten 1,44 0,83 2,04 21,58 28,38 25,71 31,04 4,80
Bali 1,18 0,68 1,67 21,42 28,42 26,14 30,70 4,10
Nusa Tenggara Barat 2,96 1,99 3,93 16,68 31,82 29,03 34,62 4,48
Nusa Tenggara Timur 1,54 1,03 2,05 16,88 32,10 30,28 33,91 2,89
Kalimantan Barat 2,38 1,60 3,16 16,81 31,14 28,89 33,39 3,69
Kalimantan Tengah 2,39 1,50 3,28 19,05 26,25 23,42 29,08 5,50
Kalimantan Selatan 3,22 2,40 4,04 12,99 31,17 28,68 33,67 4,09
Kalimantan Timur 2,58 1,65 3,51 18,45 28,52 25,29 31,76 5,79
Kalimantan Utara 2,62 1,05 4,20 30,69 25,13 20,46 29,80 9,48
Sulawesi Utara 1,78 1,21 2,34 16,24 31,64 29,34 33,93 3,70
Sulawesi Tengah 1,82 1,18 2,45 17,83 29,08 26,18 31,97 5,08
Sulawesi Selatan 2,74 2,21 3,27 9,93 33,80 32,01 35,60 2,71
Sulawesi Tenggara 1,98 1,31 2,65 17,34 34,04 31,55 36,54 3,74
Gorontalo 1,44 0,37 2,50 37,79 35,35 31,59 39,11 5,42
Sulawesi Barat 3,56 2,04 5,08 21,83 32,25 28,04 36,45 6,66
Maluku 1,65 0,96 2,33 21,20 31,80 28,90 34,70 4,66
Maluku Utara 1,66 0,82 2,50 25,74 31,77 28,44 35,10 5,35
Papua Barat 2,67 1,16 4,18 28,86 31,27 27,66 34,88 5,89
Papua 1,22 0,69 1,75 22,05 23,11 20,53 25,69 5,70
Indonesia 1,94 1,82 2,05 3,01 31,79 31,35 32,24 0,72

Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

36 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 2.14 Sampling Error Persentase Lansia menurut Provinsi dan Status
Tinggal dalam Rumah Tangga, 2023

Tinggal Sendiri Bersama Pasangan Bersama Keluarga Inti


Selang Selang Selang
Relative Relative Relative
Provinsi Kepercayaan Kepercayaan Kepercayaan
Estimasi Standard Estimasi Standard Estimasi Standard
Batas Batas Batas Batas Batas Batas
Bawah Atas Error Bawah Atas Error Bawah Atas Error
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Aceh 7,06 6,15 7,96 6,54 15,34 13,50 17,18 6,12 47,42 44,60 50,24 3,03
Sumatera Utara 6,49 5,77 7,22 5,69 20,26 18,51 22,01 4,41 40,28 37,79 42,77 3,15
Sumatera Barat 6,66 5,60 7,72 8,09 18,52 16,11 20,92 6,63 31,39 28,95 33,83 3,96
Riau 3,97 3,04 4,90 11,94 18,53 15,99 21,07 6,99 41,51 37,98 45,03 4,33
Jambi 4,52 3,49 5,55 11,65 24,73 21,82 27,64 6,00 33,80 30,73 36,87 4,63
Sumatera Selatan 3,80 3,13 4,47 9,02 17,68 15,84 19,51 5,29 34,26 31,59 36,94 3,98
Bengkulu 3,85 2,99 4,72 11,46 24,68 21,74 27,63 6,08 31,77 28,48 35,06 5,28
Lampung 5,88 4,88 6,87 8,65 22,36 20,26 24,47 4,80 35,70 33,30 38,10 3,43
Kep. Bangka Belitung 5,23 3,82 6,64 13,78 23,22 19,43 27,01 8,33 37,74 33,47 42,01 5,77
Kepulauan Riau 4,97 3,27 6,67 17,44 15,17 11,89 18,44 11,01 46,12 39,20 53,04 7,66
DKI Jakarta 3,29 2,73 3,86 8,82 14,45 12,25 16,66 7,78 55,78 52,28 59,27 3,20
Jawa Barat 7,73 7,12 8,35 4,06 25,68 24,18 27,18 2,97 38,17 36,38 39,96 2,40
Jawa Tengah 9,41 8,82 9,99 3,16 25,94 24,86 27,02 2,13 26,25 25,19 27,32 2,07
DI Yogyakarta 7,42 6,17 8,66 8,57 22,05 19,20 24,90 6,60 29,31 26,26 32,35 5,30
Jawa Timur 8,29 7,82 8,77 2,91 22,54 21,51 23,57 2,33 26,50 25,40 27,60 2,12
Banten 5,43 4,45 6,41 9,21 21,10 18,19 24,01 7,04 44,94 41,34 48,55 4,09
Bali 7,34 5,95 8,73 9,66 21,33 18,89 23,77 5,83 21,37 18,79 23,95 6,15
Nusa Tenggara Barat 9,38 7,89 10,87 8,09 23,64 20,65 26,63 6,45 33,04 29,66 36,43 5,23
Nusa Tenggara Timur 2,72 2,24 3,19 8,92 9,12 7,61 10,63 8,46 34,81 32,68 36,94 3,13
Kalimantan Barat 5,43 4,41 6,45 9,57 15,72 13,67 17,78 6,67 35,14 32,25 38,04 4,20
Kalimantan Tengah 7,32 5,78 8,87 10,77 28,90 25,68 32,12 5,68 38,07 34,65 41,48 4,57
Kalimantan Selatan 7,43 6,33 8,52 7,52 25,21 22,67 27,75 5,14 36,37 33,34 39,40 4,25
Kalimantan Timur 6,35 4,89 7,81 11,71 24,67 20,94 28,40 7,72 35,39 31,29 39,49 5,91
Kalimantan Utara 3,96 2,17 5,75 23,07 18,81 13,46 24,15 14,49 45,52 38,87 52,16 7,45
Sulawesi Utara 6,15 5,24 7,05 7,52 24,51 21,92 27,10 5,39 29,87 27,37 32,37 4,26
Sulawesi Tengah 4,17 3,38 4,97 9,76 18,73 16,38 21,08 6,39 33,41 30,18 36,64 4,93
Sulawesi Selatan 4,08 3,59 4,57 6,14 13,48 12,22 14,74 4,77 32,76 30,65 34,87 3,29
Sulawesi Tenggara 6,22 5,15 7,29 8,76 15,89 13,57 18,21 7,45 31,18 28,17 34,20 4,93
Gorontalo 4,77 3,31 6,24 15,66 17,44 13,74 21,13 10,81 28,24 24,12 32,36 7,44
Sulawesi Barat 4,06 2,85 5,28 15,22 17,81 14,42 21,20 9,71 34,91 30,14 39,68 6,97
Maluku 5,20 3,99 6,42 11,92 11,68 8,98 14,38 11,78 34,62 30,32 38,92 6,34
Maluku Utara 2,16 1,45 2,86 16,79 12,37 10,19 14,56 9,00 35,92 31,86 39,97 5,76
Papua Barat 7,71 5,84 9,58 12,35 20,00 16,80 23,19 8,15 43,61 38,46 48,76 6,03
Papua 9,03 7,27 10,78 9,90 22,11 19,00 25,21 7,16 47,38 43,94 50,83 3,71
Indonesia 7,10 6,90 7,29 1,41 22,07 21,62 22,51 1,03 33,66 33,12 34,19 0,80

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Demografi 37
Tabel 2.14 Lanjutan

Tiga Generasi Lainnya


Selang Relative Selang Relative
Provinsi Kepercayaan Kepercayaan
Estimasi Standard Estimasi Standard
Batas Batas Error Batas Batas Error
Bawah Atas Bawah Atas
(1) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21)
Aceh 29,09 26,39 31,79 4,73 1,09 0,63 1,55 21,48
Sumatera Utara 31,30 28,96 33,65 3,83 1,66 1,12 2,20 16,54
Sumatera Barat 41,63 38,77 44,49 3,51 1,80 1,30 2,30 14,07
Riau 34,31 30,66 37,96 5,43 1,68 0,98 2,38 21,30
Jambi 34,66 31,16 38,17 5,16 2,29 1,42 3,16 19,29
Sumatera Selatan 42,13 39,20 45,05 3,55 2,14 1,43 2,84 16,78
Bengkulu 38,46 34,78 42,15 4,88 1,23 0,51 1,95 29,86
Lampung 35,09 32,45 37,74 3,84 0,97 0,56 1,37 21,41
Kep. Bangka Belitung 30,74 26,77 34,72 6,59 3,07 1,68 4,45 23,11
Kepulauan Riau 32,64 26,17 39,11 10,11 1,11 0,36 1,85 34,39
DKI Jakarta 22,97 19,41 26,54 7,91 3,50 2,39 4,62 16,25
Jawa Barat 26,68 24,90 28,47 3,42 1,73 1,26 2,20 13,85
Jawa Tengah 36,10 34,88 37,33 1,73 2,30 1,97 2,62 7,29
DI Yogyakarta 37,99 34,42 41,55 4,78 3,24 2,26 4,22 15,42
Jawa Timur 39,79 38,50 41,08 1,66 2,87 2,50 3,25 6,67
Banten 27,94 24,62 31,26 6,07 0,59 0,18 1,00 35,75
Bali 43,83 40,91 46,76 3,41 6,12 4,81 7,43 10,95
Nusa Tenggara Barat 31,86 28,57 35,14 5,26 2,09 1,23 2,94 21,01
Nusa Tenggara Timur 47,89 45,58 50,21 2,46 5,46 4,48 6,43 9,09
Kalimantan Barat 39,42 36,44 42,41 3,86 4,28 3,08 5,47 14,26
Kalimantan Tengah 24,12 20,65 27,59 7,35 1,59 0,72 2,45 27,82
Kalimantan Selatan 29,00 25,96 32,04 5,34 1,99 1,32 2,66 17,13
Kalimantan Timur 31,16 26,73 35,59 7,26 2,43 1,28 3,57 24,15
Kalimantan Utara 28,91 22,99 34,84 10,46 2,81 0,95 4,67 33,77
Sulawesi Utara 35,23 32,29 38,16 4,25 4,24 3,35 5,14 10,79
Sulawesi Tengah 41,16 37,55 44,77 4,47 2,52 1,49 3,55 20,81
Sulawesi Selatan 43,93 41,70 46,16 2,59 5,76 4,76 6,76 8,87
Sulawesi Tenggara 43,36 39,81 46,92 4,18 3,34 2,21 4,48 17,30
Gorontalo 44,20 39,14 49,26 5,84 5,35 3,25 7,46 20,08
Sulawesi Barat 35,50 30,66 40,34 6,96 7,72 4,41 11,02 21,85
Maluku 45,24 40,83 49,65 4,97 3,26 1,65 4,87 25,17
Maluku Utara 47,64 43,33 51,95 4,61 1,92 0,96 2,88 25,54
Papua Barat 27,22 22,68 31,75 8,51 1,47 0,63 2,30 29,12
Papua 20,31 17,21 23,42 7,80 1,17 0,48 1,87 30,22
Indonesia 34,68 34,13 35,23 0,81 2,50 2,35 2,65 3,05

Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

38 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


BAB III
PENDIDIKAN

Pendidikan 39
3 PENDIDIKAN
Capaian pendidikan penduduk lansia saat ini merupakan hasil dari program
pendidikan yang dicanangkan oleh pemerintah terdahulu dimana fasilitas
banyak yang kurang memadai dan akses sekolah yang jauh. Hal tersebut
mengakibatkan masih banyaknya lansia yang masih belum terpapar oleh
dunia pendidikan. Hal tersebut menjadi tantangan bagi pemerintah untuk
mewujudkan pembangunan manusia dimana tidak boleh ada satu orang pun
tertinggal dalam kemajuan Indonesia. Pada bab ini, akan diulas beberapa
indikator terkait pendidikan lansia, seperti kemampuan baca tulis dan rata-
rata lama sekolah. Selain itu, juga disajikan informasi akses lansia terhadap
teknologi informasi dan komunikasi saat ini.

3.1 Kemampuan Membaca dan Menulis

Salah satu modal dasar bagi individu, termasuk lansia, agar dapat
memberdayakan dan meningkatkan kualitas diri adalah kemampuan
membaca dan menulis. Kemampuan membaca dan menulis merupakan salah
satu kemampuan keaksaraan dasar yang perlu dikuasai oleh setiap individu,
termasuk lansia. Kemampuan keaksaraan berkaitan erat dengan kemampuan
dasar yang bermanfaat untuk berbagai aktivitas dalam kehidupan sehari-hari.
Seseorang dapat mempelajari keahlian dan keterampilan baru yang belum
dimiliki, mendapatkan informasi tertentu, memperoleh pekerjaan, bahkan
mendapatkan status dan posisi tertentu dalam masyarakat dengan
kemampuan keaksaraan (Syukri 2008).

Tinggi rendahnya kualitas sumber daya manusia dapat diukur melalui


tingkat keaksaraan penduduknya (Rosadi 2017). Indikator keaksaraan itu
sendiri pada Susenas dapat dilihat dari Angka Melek Huruf (AMH).
Berdasarkan hasil Susenas terlihat bahwa AMH lansia terus mengalami
peningkatan dalam kurun lima tahun terakhir. Pada tahun 2023, AMH
Indonesia mencapai 83,43 persen. Jika dianalisis lebih lanjut berdasarkan
jenis kelamin, AMH lansia perempuan

Pendidikan 41
ternyata mengalami penurunan di tahun 2023. Berbeda dengan lansia
perempuan, untuk AMH lansia laki-laki justru mengalami kenaikan pada tahun
2023. Teori alokasi sumber daya menyatakan bahwa faktor budaya masih
tetap berperan dalam menciptakan ketidakseimbangan pendidikan antara
perempuan dan laki-laki, tetapi faktor budaya ini tidak berarti meruntuhkan
pendapat bahwa faktor ekonomilah yang paling dominan menjadi sebab
sedikitnya kesempatan dan keterlibatan perempuan dalam pendidikan
(Dailatus Syamsiyah 2015).

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Gambar 3.1 Angka Melek Huruf (AMH) Lansia menurut Jenis Kelamin (Persen),
2019-2023

Analisis deskriptif lebih lanjut dilakukan terhadap kemampuan baca tulis


lansia berdasarkan beberapa karakteristik. Berdasarkan Gambar 3.2 terlihat
bahwa masih ada disparitas kemampuan baca tulis lansia dimana AMH lansia
yang bukan penyandang disabilitas lebih tinggi dibandingkan lansia
penyandang disabilitas, yakni 84,67 persen berbanding 71,73 persen. Dengan
kata lain masih terdapat 28,27 persen lansia penyandang disabilitas yang buta
huruf dimana besarnya hampir dua kali lipat persentase lansia bukan
penyandang disabilitas. Kondisi tersebut menunjukkan bahwa pemerintah
masih perlu bekerja keras untuk dapat mewujudkan hak yang sama untuk

42 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


memperoleh pendidikan antara lansia bukan penyandang disabilitas dan
lansia penyandang disabilitas.

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Gambar 3.2 Angka Melek Huruf (AMH) Lansia menurut Jenis Kelamin, Status
Disabilitas, Distribusi Pengeluaran, dan Klasifikasi Desa (Persen),
2023

Kemampuan baca tulis memiliki korelasi yang positif terhadap kondisi


ekonomi rumah tangga lansia, yang diukur menggunakan pendekatan
pengeluaran per kapita rumah tangga sebulan. Semakin tinggi pengeluaran
per kapita rumah tangga sebulan menunjukkan kondisi ekonomi yang tinggi
juga. AMH lansia pada rumah tangga kelompok pengeluaran 20% teratas
(93,07 persen) lebih besar dibandingkan dengan kelompok pengeluaran 40%
menengah (86,52 persen) dan 40% terbawah (75,72 persen). Sementara itu,
jika dilihat berdasarkan kewilayahan, AMH lansia di perkotaan lebih tinggi
daripada
Pendidikan 43
perdesaan, dengan besaran masing-masing 88,83 persen dan 76,74 persen.
Tidak meratanya pendidikan hingga ke seluruh pelosok desa menjadi salah
satu faktor yang menyebabkan kualitas pendidikan di indonesia yang semakin
memprihatinkan sehingga terjadinya ketidakmerataan pendidikan (Zulkarnaen
dan Ari Dwi Handoyo 2019). Gambar 3.3 merepresentasikan AMH lansia
menurut provinsi di wilayah Indonesia. Warna yang lebih gelap (hijau)
menunjukkan nilai AMH lansia yang berada di atas AMH lansia Indonesia
(83,43 persen). Terlihat bahwa Pulau Sumatera secara utuh berwarna hijau,
yang berarti bahwa seluruh provinsi di Pulau Sumatera telah memiliki AMH
lansia di atas angka nasional. Provinsi Nusa Tenggara Barat memiliki nilai
AMH lansia yang paling rendah dibandingkan dengan provinsi lain di
Indonesia, yaitu sebesar 56,85 persen. Yang menarik, meskipun Pulau Jawa
merupakan wilayah yang dinilai paling lengkap infrastruktur pendidikannya,
Provinsi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan DI Yogyakarta masih memiliki AMH
lansia di bawah angka nasional.

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Gambar 3.3 Angka Melek Huruf (AMH) Lansia menurut Provinsi (Persen), 2023

3.2 Tingkat Pendidikan

Salah satu faktor yang memiliki peranan penting dalam menghasilkan


individu yang memiliki pengetahuan, keterampilan, dan kompetensi yang

44 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


dibutuhkan untuk meningkatkan kesejahteraan adalah pendidikan. Orang
yang memiliki pendidikan tinggi memiliki peluang yang lebih besar dalam
mendapatkan pekerjaan yang layak dengan gaji yang lebih tinggi
(Perkumpulan PRAKARSA 2020). Namun sayangnya hal ini mungkin kurang
menguntungkan bagi lansia karena akses mereka terhadap fasilitas
pendidikan di masa lalu masih terbatas. Lansia di Indonesia masih didominasi
oleh kelompok lansia yang memiliki latar pendidikan rendah yakni 29,00
persen tidak tamat SD dan bahkan sebanyak 11,68 persen lansia tidak pernah
sekolah. Sementara itu, hanya ada sekitar 17,37 persen lansia yang memiliki
pendidikan SMA ke atas.

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Gambar 3.4 Persentase Lansia menurut Tingkat Pendidikan, 2023

Kesenjangan tingkat pendidikan antara lansia laki-laki dan perempuan


terlihat cukup lebar (Gambar 3.5). Adanya ketidaksetaraan dan ketidakadilan
gender sejak usia muda menyebabkan pada saat memasuki usia lansia pun
kesenjangan tersebut masih cukup tinggi (Peraturan Menteri Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia Nomor 24 Tahun
2010).

Pendidikan 45
Hal ini terlihat dari angka persentase lansia perempuan tidak pernah sekolah
yang lebih dua kali lipat angka persentase lansia laki-laki yang tidak pernah
sekolah (15,61 persen berbanding 7,38 persen). Pada tingkat pendidikan yang
lebih tinggi, angka persentase lansia laki-laki yang tamat SM/sederajat dan
Perguruan Tinggi juga jauh lebih besar daripada lansia perempuan, yaitu
13,11 persen dan 8,30 persen berbanding 8,32 persen dan 5,37 persen.

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Gambar 3.5 Persentase Lansia menurut Karakteristik Demografi dan Tingkat


Pendidikan (Persen), 2023

Terlihat adanya pola hubungan antara kesenjangan tingkat pendidikan


dan distribusi pengeluaran rumah tangga. Tinggi rendahnya ekonomi rumah
tangga akan mempengaruhi kualitas pendidikan dan proses pelaksanaan
pendidikan (Muhammad dkk. 2017). Rumah tangga dengan ekonomi yang
cukup dapat memberikan kesempatan kepada seseorang untuk melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Sebaliknya, rumah tangga dengan
ekonomi yang rendah akan mengalami kendala untuk melanjutkan
pendidikan. Terlebih lagi jika biaya untuk mengenyam pendidikan yang lebih
tinggi semakin
46 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023
besar, dapat menyebabkan orang miskin semakin sulit mengakses pendidikan.
Pada tahun 2023, terdapat sekitar 40,83 persen lansia pada rumah tangga
kelompok pengeluaran 20% teratas yang tamat SM/sederajat ke atas.
Sebaliknya, hanya 7,09 persen lansia dari kelompok pengeluaran 40%
terbawah yang menamatkan pendidikan SM/sederajat ke atas.

Begitu juga jika dilihat berdasarkan karakteristik wilayah tempat tinggal.


Lansia yang tinggal di perkotaan memiliki tingkat pendidikan yang lebih baik
daripada mereka yang tinggal di perdesaan (Gambar 3.5). Sebanyak 25,01
persen lansia di perkotaan berpendidikan SM/sederajat ke atas, lebih besar
daripada persentase lansia di perdesaan yang tamat SM/sederajat ke atas
(7,90 persen). Pendidikan yang bermutu tidak hanya dipengaruhi oleh faktor
masalah alokasi dana serta sarana dan prasarana pendukung, tetapi guru juga
memiliki peranan besar dalam memajukan dunia pendidikan. Pemerintah
pusat maupun pemerintah daerah harus menyebarkan guru-guru berkualitas
ke desa-desa agar kualitas pendidikan di pedesaan bisa mengimbangi
pendidikan di perkotaan (Benediktus Vito, Hetty Krisnani, & Risna Resnawaty

2015).

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Gambar 3.6 Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Lansia (Tahun), 2019-2023

Masih rendahnya tingkat pendidikan lansia berbanding lurus dengan


rendahnya rata-rata lama sekolah lansia. Secara umum, rata-rata lansia pernah

Pendidikan 47
bersekolah selama 5,46 tahun atau setara dengan belum tamat SD/sederajat.
Selama lima tahun terakhir, rata-rata lama sekolah lansia mengalami
peningkatan dari 4,98 tahun pada tahun 2019 menjadi 5,46 tahun pada tahun
2023. Peningkatan tersebut diasumsikan terjadi karena banyaknya penduduk
usia pra-lansia yang berpendidikan lebih baik memasuki usia lansia selama
lima tahun terakhir, sehingga memengaruhi penghitungan indikator rata-rata
lama sekolah lansia.

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Gambar 3.7 Rata-rata Lama Sekolah Lansia menurut Jenis Kelamin, Kelompok
Umur, Distribusi Pengeluaran, dan Klasifikasi Desa (Tahun), 2023

Ketimpangan angka rata-rata lama sekolah lansia terlihat nyata jika dilihat
menurut jenis kelamin, di mana rata-rata lama sekolah lansia laki-laki (6,24
tahun) lebih besar dibandingkan lansia perempuan (4,75 tahun). Dilihat

48 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


menurut status disabilitas, lansia bukan penyandang disabilitas memiliki rata-
rata lama sekolah satu tahun lebih lama dibandingkan lansia penyandang
disabilitas, yaitu 5,57 tahun berbanding 4,38 tahun. Kemampuan ekonomi
rumah tangga juga memengaruhi nilai rata-rata lama sekolah lansia.
Berdasarkan kuintil pengeluaran, semakin sejahtera lansia maka semakin lama
rata-rata lama sekolahnya.

Kesenjangan pencapaian pendidikan berdasarkan klasifikasi desa tempat


tinggal juga dihadapi oleh lansia. Lansia yang tinggal di perkotaan cenderung
lebih lama mengenyam pendidikan dibandingkan yang tinggal di perdesaan,
yaitu 6,54 tahun berbanding 4,11 tahun. Hal ini terjadi salah satunya karena
fasilitas serta sarana dan prasarana penunjang pendidikan di perkotaan
umumnya lebih lengkap dibandingkan di perdesaan.

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Gambar 3.8 Rata-rata Lama Sekolah Lansia menurut Provinsi (Tahun), 2023

Analisis mendalam berdasarkan letak geografis menunjukkan bahwa rata-


rata lama sekolah lansia tidak merata di wilayah Indonesia. Sebagai ibu kota
negara sekaligus pusat ekonomi dan bisnis, DKI Jakarta memiliki angka rata
rata lama sekolah lansia yang tertinggi yakni 9,50 tahun atau rata-rata lansia
mampu bersekolah sampai lulus SMP/sederajat. Angka tersebut hampir dua
kali lipat angka rata-rata nasional. Di sisi lain, nilai rata-rata lama sekolah
yang paling
Pendidikan 49
rendah berada di Provinsi Nusa Tenggara Barat dimana RLS penduduk lansia
hanya 3,12 tahun atau tidak sampai tamat SD/sederajat.

3.3 Akses Teknologi Informasi dan Telekomunikasi

Akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi dapat memudahkan


lansia untuk lebih mendekatkan diri pada keluarga dan memberikan
kesempatan untuk menjadi lebih mandiri dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Setelah adanya Pandemi Covid-19, pola interaksi dan kehidupan
masyarakat kini bergeser ke arah digital. Dengan adanya tuntutan untuk
menjaga jarak sosial, keterbatasan dalam mobilitas penduduk dan pertemuan
tatap muka, pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi kini semakin
dominan melalui berbagai platform dan jaringan internet. Hal ini juga
berimplikasi pada aktivitas lansia yang beradaptasi dengan perubahan pola
interaksi tersebut (Salsabilla & Zainuddin 2021).

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Gambar 3.9 Persentase Lansia yang Memiliki Akses Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) menurut Jenis Fasilitas, 2019-2023

Dalam Susenas 2023, akses masyarakat terhadap teknologi informasi dan


komunikasi didapatkan dari informasi apakah masyarakat tersebut
menggunakan telepon seluler (HP), menggunakan komputer, dan
menggunakan internet dalam tiga bulan terakhir. Dari ketiga akses teknologi

50 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


informasi dan komunikasi tersebut, telepon seluler (HP) menjadi hal yang
paling sering digunakan lansia dimana separuh lansia sudah menggunakan
telepon seluler (HP) (49,56 persen). Angka tersebut terus meningkat dalam
lima tahun terakhir. Pola yang sama juga terjadi pada akses internet oleh
lansia. Pada tahun 2019, lansia yang mengakses internet ada sekitar 7,94
persen. Lima tahun kemudian, angka tersebut bertambah hampir tiga kali lipat
menjadi 22,87 persen di tahun 2023. Sama halnya dengan lansia yang
menggunakan komputer (Gambar 3.9). Meskipun tidak berbeda nyata namun
terjadi peningkatan dalam lima tahun terakhir. Pada tahun 2019 terdapat 1,55
persen lansia yang menggunakan komputer. Lima tahun kemudian, angka
tersebut naik menjadi 1,71 persen di tahun 2023.

Gambar 3.10 memberikan gambaran akses lansia terhadap TIK yang


dilihat berdasarkan karakteristik demografi. Jika dilihat dari status disabilitas
lansia, penyandang disabilitas cenderung lebih rentan untuk tidak terpapar
teknologi informasi dan komunikasi. Rendahnya akses lansia dalam
penggunaan teknologi informasi dan komunikasi disebabkan oleh beberapa
hambatan yang dialami lansia. Pertama yaitu hambatan intrapersonal, yang
ditandai dengan perasaan tidak percaya diri dan takut melakukan kesalahan,
sehingga lansia menjadi kurang berminat untuk mempelajari teknologi. Kedua
adalah hambatan struktural, yaitu kesulitan ekonomi lansia untuk mengakses
paket data internet, ataupun kurang memadainya sinyal dari penyedia jasa
internet di daerah tempat tinggalnya. Ketiga adalah hambatan fungsional,
yang dicirikan dengan menurunnya kondisi kesehatan dari lansia itu sendiri.
Penyakit yang timbul dari kondisi lansia yang semakin tua dapat menjadi
suatu hambatan dalam menggunakan teknologi dan media sosial, misalnya
lansia merasa lelah untuk mengetik, tangan merasa pegal, dan matanya tidak
bisa terlalu lama menatap layar (Ashari 2018).

Analisis lebih lanjut berdasarkan kelompok umur menunjukkan, semakin


bertambah umur lansia maka semakin kecil kemungkinan mereka terpapar
teknologi informasi dan komunikasi (Gambar 3.10). Persentase lansia muda
yang menggunakan HP (56,89 persen) lebih banyak dibandingkan lansia
madya
Pendidikan 51
(40,32 persen) dan lansia tua (25,35 persen). Bahkan, lansia muda yang
mengakses internet hampir empat kali lebih besar dari lansia tua (28,38
persen berbanding 7,04 persen).

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Gambar 3.10 Persentase Lansia Terhadap Akses Teknologi Informasi dan


Komunikasi (TIK) menurut Karakteristik Demografi, 2023

Tidak hanya status disabilitas dan kelompok umur, kemampuan ekonomi


rumah tangga juga berpengaruh terhadap akses teknologi informasi dan
komunikasi lansia, baik itu dalam penggunaan telepon seluler, komputer,
maupun akses internet. Hanya sekitar 35,06 persen lansia pada kelompok
pengeluaran 40% terbawah yang menggunakan telepon seluler. Sebaliknya,
lansia pada rumah tangga kelompok pengeluaran 20% teratas yang
menggunakan telepon seluler sudah mencapai 73,24 persen. Bahkan,
persentase lansia yang mengakses internet pada rumah tangga kelompok

52 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


pengeluaran 20% teratas lebih dari lima kali lansia pada kelompok
pengeluaran 40% terbawah (51,89 persen berbanding 9,72 persen).

Kemudian jika dilihat berdasarkan klasifikasi desa, terlihat bahwa akses


lansia terhadap TIK di daerah perkotaan lebih tinggi dibandingkan perdesaan.
Lansia di perkotaan memiliki akses yang lebih baik terhadap TIK, di mana lebih
dari separuh lansia menggunakan telepon seluler. Namun demikian, hanya
ada sekitar 43,69 persen lansia di perdesaan yang menggunakan telepon
seluler. Sementara itu, Hal yang sama juga terjadi pada akses internet dan
penggunaan komputer, di mana lansia yang tinggal di wilayah perkotaan juga
lebih mendominasi (31,86 persen mengakses internet dan 2,76 persen
menggunakan komputer).

Perkembangan teknologi di zaman ini sangatlah pesat berdampak pada


setiap aspek kehidupan. Dampak ini memengaruhi semua manusia dari yang
tua sampai muda. Kalangan lansia cenderung mengalami gagap teknologi
yang lebih besar dibandingkan dengan generasi remaja ketika berhadapan
dengan cepatnya perkembangan teknologi komunikasi (Mohamad Fauzi
Indrayanto 2023). Literasi media digital sangat diperlukan oleh lansia untuk
dapat berpartisipasi secara efektif dalam masyarakat.

Pendidikan 53
Tabel 3.1 Angka Melek Huruf (AMH) Lansia menurut Karakteristik
Demografi dan Klasifikasi Desa, 2023

Klasifikasi Desa
Karakteristik Jumlah
Perkotaan Perdesaan
(1) (2) (3) (4)

Indonesia 88,83 76,74 83,43

Jenis Kelamin
Laki-laki 93,63 84,31 89,46
Perempuan 84,47 69,82 77,94

Kelompok Umur
Lansia Muda (60-69 tahun) 91,98 81,55 87,41
Lansia Madya (70-79 tahun) 85,59 72,36 79,60
Lansia Tua (80+ tahun) 74,54 58,03 66,49

Status Disabilitas
Disabilitas 78,67 63,70 71,73
NonDisabilitas 89,87 78,18 84,67

Distribusi Pengeluaran
40% Terbawah 82,26 69,86 75,72
40% Menengah 91,11 80,59 86,52
20% Teratas 96,84 83,67 93,07

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

54 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 3.2 Persentase Lansia menurut Karakteristik Demografi dan
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2023
Tidak Tidak SD/ SMP/ SM/
Karakteristik Pernah Tamat sede sede sede PT Jumlah
Sekolah SD rajat rajat rajat
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Indonesia 11,68 29,00 32,42 9,52 10,60 6,77 100,00

Jenis Kelamin
Laki-laki 7,38 26,13 34,31 10,76 13,11 8,30 100,00
Perempuan 15,61 31,62 30,69 8,40 8,32 5,37 100,00

Kelompok Umur
Lansia Muda (60-69 tahun) 8,93 26,95 34,13 10,16 12,07 7,76 100,00
Lansia Madya (70-79 tahun) 14,07 32,20 30,73 8,87 8,64 5,50 100,00
Lansia Tua (80+ tahun) 24,28 33,80 25,25 6,98 6,18 3,52 100,00

Status Disabilitas
Disabilitas 18,41 32,72 28,18 8,44 7,91 4,34 100,00
NonDisabilitas 10,97 28,61 32,87 9,64 10,89 7,02 100,00

Distribusi Pengeluaran
40% Terbawah 16,37 36,18 33,45 6,90 4,77 2,32 100,00
40% Menengah 9,75 28,75 35,36 10,55 10,68 4,92 100,00
20% Teratas 5,93 15,30 25,09 12,85 21,97 18,86 100,00

Klasifikasi Desa
Perkotaan 8,27 24,62 30,65 11,44 15,15 9,86 100,00
Perdesaan 15,92 34,43 34,60 7,15 4,97 2,93 100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Pendidikan 55
Tabel 3.3 Rata-Rata Lama Sekolah Lansia menurut Karakteristik Demografi
dan Klasifikasi Desa, 2023

Klasifikasi Desa
Karakteristik Jumlah
Perkotaan Perdesaan
(1) (2) (3) (4)

Indonesia 6,54 4,11 5,46

Jenis Kelamin
Laki-laki 7,40 4,80 6,24
Perempuan 5,77 3,47 4,75

Kelompok Umur
Lansia Muda (60-69 tahun) 7,10 4,52 5,97
Lansia Madya (70-79 tahun) 5,84 3,62 4,84
Lansia Tua (80+ tahun) 4,50 2,88 3,71

Status Disabilitas
Disabilitas 5,36 3,25 4,38
NonDisabilitas 6,67 4,21 5,57

Distribusi Pengeluaran
40% Terbawah 4,49 3,39 3,88
40% Menengah 6,59 4,28 5,42
20% Teratas 10,13 5,28 8,63

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

56 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 3.4 Persentase Lansia yang Memiliki Akses Teknologi Informasi dan
Komunikasi menurut Karakteristik Demografi dan Jenis Fasilitas,
2023

Jenis Fasilitas
Menggunakan Menggunakan
Karakteristik
Telepon Seluler Komputer/ Akses Internet
(HP) Laptop
(1) (2) (3) (4)

Indonesia 49,56 1,71 22,87

Jenis Kelamin
Laki-laki 57,36 2,47 28,02
Perempuan 42,45 1,03 18,17

Kelompok Umur
Lansia Muda (60-69 tahun) 56,89 2,29 28,38
Lansia Madya (70-79 tahun) 40,32 0,84 15,20
Lansia Tua (80+ tahun) 25,35 0,32 7,04

Status Disabilitas
Disabilitas 26,67 0,31 8,46
NonDisabilitas 51,99 1,86 24,40

Distribusi Pengeluaran
40% Terbawah 35,06 0,18 9,72
40% Menengah 52,29 0,72 21,15
20% Teratas 73,24 6,53 51,89

Klasifikasi Desa
Perkotaan 54,30 2,76 31,86
Perdesaan 43,69 0,41 11,73

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Pendidikan 57
Tabel 3.5 Angka Melek Huruf (AMH) Lansia menurut Provinsi, Jenis
Kelamin, dan Klasifikasi Desa, 2023
Jenis Kelamin Klasifikasi Desa
Provinsi Jumlah
Laki-Laki Perempuan Perkotaan Perdesaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Aceh 93,58 84,57 96,28 85,37 88,85


Sumatera Utara 96,97 93,61 97,52 92,42 95,16
Sumatera Barat 97,97 94,04 97,51 94,36 95,87
Riau 96,42 88,27 95,86 90,28 92,42
Jambi 92,64 82,26 93,42 84,68 87,48
Sumatera Selatan 95,71 89,63 96,95 90,08 92,56
Bengkulu 91,86 80,08 93,25 83,09 86,01
Lampung 91,10 79,34 91,98 82,31 85,28
Kep. Bangka Belitung 95,38 86,20 93,96 86,53 90,88
Kepulauan Riau 94,59 88,34 93,35 84,75 91,60
DKI Jakarta 98,89 98,08 98,47 − 98,47
Jawa Barat 94,54 87,65 91,73 88,91 91,01
Jawa Tengah 85,43 68,05 81,95 70,22 76,16
DI Yogyakarta 89,65 74,92 86,31 72,39 81,69
Jawa Timur 83,43 67,51 83,79 64,97 74,90
Banten 93,75 81,59 89,26 82,93 87,62
Bali 87,04 69,81 83,79 66,17 77,96
Nusa Tenggara Barat 65,31 49,85 61,13 52,46 56,85
Nusa Tenggara Timur 84,14 73,41 89,75 75,07 78,43
Kalimantan Barat 80,86 64,40 82,27 66,47 72,55
Kalimantan Tengah 94,22 89,87 94,99 90,40 92,20
Kalimantan Selatan 94,23 84,94 94,71 84,79 89,42
Kalimantan Timur 95,98 88,96 94,53 88,79 92,57
Kalimantan Utara 91,33 84,21 94,15 79,51 87,98
Sulawesi Utara 98,98 98,95 99,17 98,74 98,97
Sulawesi Tengah 94,20 88,42 97,09 89,02 91,31
Sulawesi Selatan 80,62 70,13 87,02 66,20 74,81
Sulawesi Tenggara 86,12 69,33 81,43 75,14 77,23
Gorontalo 94,19 92,83 97,29 90,47 93,47
Sulawesi Barat 81,49 67,18 84,45 71,02 73,85
Maluku 98,29 96,89 98,06 97,18 97,55
Maluku Utara 95,91 85,08 96,87 88,20 90,48
Papua Barat 92,50 86,09 97,36 83,95 89,50
Papua 79,01 75,58 94,86 65,36 77,50
Indonesia 89,46 77,94 88,83 76,74 88,85
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

58 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 3.6 Persentase Lansia menurut Provinsi dan Pendidikan Tertinggi
yang Ditamatkan, 2023
Tidak Tidak SD/ SMP/ SM/
Provinsi Pernah Tamat sede sede sede PT Jumlah
Sekolah SD rajat rajat rajat
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

Aceh 3,58 26,15 43,22 14,06 8,76 4,24 100,00


Sumatera Utara 3,48 20,74 36,12 15,38 17,79 6,50 100,00
Sumatera Barat 2,62 29,67 27,07 15,29 15,66 9,68 100,00
Riau 9,10 25,49 34,10 15,38 10,29 5,64 100,00
Jambi 11,59 30,47 31,11 10,39 13,12 3,32 100,00
Sumatera Selatan 6,73 30,55 39,45 7,44 10,56 5,27 100,00
Bengkulu 7,17 33,66 28,88 8,41 15,33 6,56 100,00
Lampung 6,70 43,27 30,87 8,15 6,98 4,04 100,00
Kep. Bangka Belitung 5,86 32,50 37,35 11,54 10,37 2,39 100,00
Kepulauan Riau 5,88 25,04 33,59 10,04 19,27 6,18 100,00
DKI Jakarta 2,90 9,26 24,35 17,71 27,07 18,71 100,00
Jawa Barat 6,72 28,58 40,08 7,51 10,31 6,80 100,00
Jawa Tengah 14,53 34,08 30,90 7,64 7,89 4,96 100,00
DI Yogyakarta 12,79 31,54 24,91 10,71 11,71 8,34 100,00
Jawa Timur 18,17 31,14 28,18 8,53 7,20 6,78 100,00
Banten 10,63 23,40 34,37 11,11 12,58 7,91 100,00
Bali 19,46 19,49 32,82 7,36 11,39 9,48 100,00
Nusa Tenggara Barat 32,52 32,70 19,64 4,35 6,25 4,54 100,00
Nusa Tenggara Timur 13,50 33,49 31,77 5,58 9,97 5,69 100,00
Kalimantan Barat 20,41 31,69 25,02 10,77 8,69 3,43 100,00
Kalimantan Tengah 4,59 20,81 41,41 12,31 10,36 10,52 100,00
Kalimantan Selatan 2,70 34,47 33,13 8,64 10,39 10,66 100,00
Kalimantan Timur 3,58 28,50 40,08 14,31 12,01 1,51 100,00
Kalimantan Utara 4,38 22,54 32,12 21,29 16,99 2,69 100,00
Sulawesi Utara 1,50 25,06 30,17 15,17 21,73 6,37 100,00
Sulawesi Tengah 8,77 16,27 38,07 13,05 13,37 10,48 100,00
Sulawesi Selatan 15,55 28,72 26,95 8,47 11,80 8,51 100,00
Sulawesi Tenggara 13,67 25,76 34,91 9,34 8,05 8,27 100,00
Gorontalo 18,45 39,55 29,25 6,48 4,22 2,04 100,00
Sulawesi Barat 13,89 25,64 34,88 6,48 10,81 8,31 100,00
Maluku 2,16 20,03 40,32 16,82 16,66 4,02 100,00
Maluku Utara 5,11 29,44 37,43 12,69 12,41 2,92 100,00
Papua Barat 11,63 20,55 30,70 12,09 18,43 6,61 100,00
Papua 39,83 8,96 21,38 15,95 9,26 4,62 100,00
Indonesia 11,68 29,00 32,42 9,52 10,60 6,77 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Pendidikan 59
Tabel 3.7 Rata-Rata Lama Sekolah Lansia (Tahun) menurut Provinsi, Jenis
Kelamin, dan Klasifikasi Desa, 2023
Jenis Kelamin Klasifikasi Desa
Provinsi Jumlah
Laki-Laki Perempuan Perkotaan Perdesaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Aceh 7,19 5,04 6,37 5,14 5,72


Sumatera Utara 7,98 5,52 7,54 6,24 6,84
Sumatera Barat 8,12 5,31 7,15 6,23 6,66
Riau 7,77 4,44 6,56 4,84 5,72
Jambi 6,71 4,08 5,86 3,97 4,92
Sumatera Selatan 7,42 4,05 5,88 4,71 5,27
Bengkulu 8,43 4,66 6,34 5,14 5,75
Lampung 5,92 3,65 4,98 3,71 4,35
Kep. Bangka Belitung 6,10 3,69 5,81 4,36 5,10
Kepulauan Riau 7,64 5,60 7,65 6,77 7,23
DKI Jakarta 9,50 − 10,16 8,90 9,50
Jawa Barat 6,07 4,56 6,27 5,13 5,69
Jawa Tengah 5,44 3,90 5,61 3,87 4,68
DI Yogyakarta 6,87 4,23 6,97 5,17 5,99
Jawa Timur 5,78 3,23 5,50 3,77 4,58
Banten 7,11 4,14 6,94 5,75 6,34
Bali 6,62 4,36 6,98 4,88 5,87
Nusa Tenggara Barat 4,04 2,18 4,09 2,31 3,12
Nusa Tenggara Timur 7,43 4,22 6,04 4,00 4,95
Kalimantan Barat 5,85 3,29 4,93 3,62 4,27
Kalimantan Tengah 8,58 5,62 7,34 6,14 6,78
Kalimantan Selatan 7,96 4,75 7,21 5,36 6,25
Kalimantan Timur 6,45 4,10 6,08 5,18 5,65
Kalimantan Utara 7,30 5,53 7,28 5,73 6,55
Sulawesi Utara 8,56 6,34 7,80 7,23 7,51
Sulawesi Tengah 9,13 6,17 7,79 6,23 7,01
Sulawesi Selatan 7,50 4,12 6,33 4,87 5,52
Sulawesi Tenggara 7,73 4,38 6,71 4,42 5,49
Gorontalo 5,04 3,64 4,19 4,32 4,26
Sulawesi Barat 7,12 5,09 6,65 4,54 5,52
Maluku 8,85 6,25 7,79 6,97 7,36
Maluku Utara 8,44 5,06 6,54 5,36 5,95
Papua Barat 9,64 5,45 7,90 6,37 7,18
Papua 7,69 3,47 5,77 4,50 5,21
Indonesia 6,54 4,11 6,24 4,75 5,46
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

60 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 3.8 Persentase Lansia yang Menggunakan Telepon Seluler (HP)
menurut Provinsi, Jenis Kelamin, dan Klasifikasi Desa, 2023
Jenis Kelamin Klasifikasi Desa
Provinsi Jumlah
Laki-Laki Perempuan Perkotaan Perdesaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Aceh 64,30 44,08 65,93 47,94 53,68


Sumatera Utara 79,06 70,73 78,98 69,46 74,58
Sumatera Barat 76,27 63,98 74,10 65,65 69,69
Riau 77,77 57,80 75,62 63,21 67,97
Jambi 64,87 44,65 65,89 49,61 54,82
Sumatera Selatan 69,20 48,27 69,23 52,20 58,37
Bengkulu 62,48 46,13 75,68 45,76 54,35
Lampung 69,46 53,57 68,34 58,61 61,60
Kep. Bangka Belitung 65,14 50,67 68,71 43,02 58,05
Kepulauan Riau 85,09 65,58 78,43 65,32 75,76
DKI Jakarta 80,64 66,26 73,11 − 73,11
Jawa Barat 52,15 35,51 46,13 36,31 43,62
Jawa Tengah 42,92 30,51 40,75 31,74 36,30
DI Yogyakarta 49,52 42,50 49,21 38,71 45,73
Jawa Timur 49,65 33,44 45,87 35,49 40,97
Banten 51,58 35,54 50,03 24,79 43,50
Bali 57,80 35,01 51,25 34,76 45,79
Nusa Tenggara Barat 63,42 52,86 66,51 48,53 57,64
Nusa Tenggara Timur 68,56 54,79 76,16 56,80 61,23
Kalimantan Barat 56,55 40,95 64,01 39,07 48,67
Kalimantan Tengah 65,42 48,03 70,58 48,80 57,36
Kalimantan Selatan 66,55 45,91 65,73 47,22 55,87
Kalimantan Timur 76,85 62,46 75,20 59,59 69,87
Kalimantan Utara 74,91 63,07 76,79 59,11 69,34
Sulawesi Utara 63,88 58,85 69,89 51,69 61,28
Sulawesi Tengah 58,84 47,81 71,98 45,94 53,32
Sulawesi Selatan 70,19 57,92 72,78 56,78 63,39
Sulawesi Tenggara 78,17 66,58 74,57 70,77 72,04
Gorontalo 67,81 62,18 71,13 59,83 64,79
Sulawesi Barat 67,82 55,34 75,87 57,23 61,15
Maluku 72,48 67,07 81,02 61,17 69,64
Maluku Utara 56,05 42,84 71,49 41,56 49,43
Papua Barat 63,96 52,72 75,49 46,87 58,71
Papua 52,38 40,52 75,75 27,14 47,16
Indonesia 57,36 42,45 54,30 43,69 49,56
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Pendidikan 61
Tabel 3.9 Persentase Lansia yang Menggunakan Komputer menurut
Provinsi, Jenis Kelamin, dan Klasifikasi Desa, 2023
Jenis Kelamin Klasifikasi Desa
Provinsi Jumlah
Laki-Laki Perempuan Perkotaan Perdesaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Aceh 1,30 0,63 2,37 0,28 0,95


Sumatera Utara 2,50 0,89 2,72 0,37 1,63
Sumatera Barat 1,54 1,12 2,28 0,43 1,32
Riau 1,42 0,79 1,41 NA 1,11
Jambi 1,12 0,40 1,58 NA 0,76
Sumatera Selatan 1,39 0,98 2,71 0,31 1,18
Bengkulu 0,82 NA 1,59 0,24 0,63
Lampung 1,07 NA 1,84 0,18 0,69
Kep. Bangka Belitung 2,16 NA 1,99 NA 1,41
Kepulauan Riau 2,44 NA 2,08 NA 1,66
DKI Jakarta 12,45 4,98 8,54 − 8,54
Jawa Barat 3,43 1,57 3,19 0,42 2,48
Jawa Tengah 1,12 0,38 1,12 0,32 0,73
DI Yogyakarta 3,24 0,83 2,76 NA 1,93
Jawa Timur 1,54 0,73 1,76 0,37 1,11
Banten 4,68 1,79 4,16 NA 3,22
Bali 3,27 0,95 2,51 1,11 2,05
Nusa Tenggara Barat 1,71 NA 2,96 NA 1,79
Nusa Tenggara Timur 1,22 0,36 2,08 0,37 0,76
Kalimantan Barat 1,32 NA 1,61 0,36 0,84
Kalimantan Tengah 2,19 NA 3,13 NA 1,30
Kalimantan Selatan 2,21 0,85 2,53 0,61 1,51
Kalimantan Timur 2,47 1,12 2,14 1,18 1,81
Kalimantan Utara 1,65 NA 1,36 NA 1,42
Sulawesi Utara 2,15 1,14 2,27 0,91 1,63
Sulawesi Tengah 2,15 0,55 2,86 0,75 1,35
Sulawesi Selatan 2,06 0,56 2,43 0,38 1,23
Sulawesi Tenggara 0,67 NA NA NA 0,53
Gorontalo 1,01 NA NA NA 0,64
Sulawesi Barat NA NA NA NA NA
Maluku 4,47 2,19 6,40 NA 3,27
Maluku Utara 2,33 NA 3,43 NA 1,26
Papua Barat 3,60 NA 4,58 NA 2,48
Papua 2,75 1,51 4,70 0,45 2,20
Indonesia 2,47 1,03 2,76 0,41 1,71
Catatan: NA: Data tidak dapat ditampilkan
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

62 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 3.10 Persentase Lansia yang Mengakses Internet menurut Provinsi,
Jenis Kelamin, dan Klasifikasi Desa, 2023
Jenis Kelamin Klasifikasi Desa
Provinsi Jumlah
Laki-Laki Perempuan Perkotaan Perdesaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Aceh 15,65 8,80 22,46 7,17 12,05


Sumatera Utara 34,85 25,14 35,93 22,28 29,62
Sumatera Barat 26,78 18,28 30,11 15,00 22,23
Riau 29,65 20,04 36,20 17,93 24,93
Jambi 26,22 12,31 34,82 12,00 19,31
Sumatera Selatan 23,57 15,50 34,92 10,58 19,40
Bengkulu 23,09 13,27 35,97 11,05 18,21
Lampung 26,07 17,59 33,75 16,62 21,88
Kep. Bangka Belitung 27,31 17,66 30,23 11,80 22,58
Kepulauan Riau 53,56 38,76 54,31 15,91 46,48
DKI Jakarta 71,33 53,36 61,93 − 61,93
Jawa Barat 31,56 19,98 30,42 11,63 25,62
Jawa Tengah 22,41 14,06 23,80 11,96 17,96
DI Yogyakarta 36,01 26,64 36,84 19,08 30,94
Jawa Timur 23,35 13,56 25,41 9,94 18,11
Banten 36,05 25,79 39,12 7,27 30,89
Bali 32,11 15,69 28,22 13,83 23,45
Nusa Tenggara Barat 17,27 12,79 23,49 5,91 14,82
Nusa Tenggara Timur 14,41 7,80 26,47 6,28 10,89
Kalimantan Barat 24,98 15,40 35,91 10,27 20,14
Kalimantan Tengah 27,55 16,60 38,61 12,03 22,48
Kalimantan Selatan 31,19 20,48 38,17 14,68 25,64
Kalimantan Timur 39,52 30,10 44,24 17,03 34,95
Kalimantan Utara 33,04 19,41 34,80 15,41 26,62
Sulawesi Utara 19,29 19,52 27,26 10,66 19,41
Sulawesi Tengah 14,37 9,58 27,88 5,68 11,97
Sulawesi Selatan 24,90 16,80 33,10 11,48 20,41
Sulawesi Tenggara 16,60 11,47 22,00 9,85 13,88
Gorontalo 8,66 13,37 18,09 5,77 11,18
Sulawesi Barat 12,55 6,42 17,43 7,09 9,27
Maluku 24,59 20,19 36,84 11,44 22,28
Maluku Utara 14,73 7,28 27,34 5,16 10,99
Papua Barat 30,13 15,91 41,52 10,75 23,48
Papua 22,85 16,05 39,64 6,01 19,86
Indonesia 28,02 18,17 31,86 11,73 22,87
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Pendidikan 63
Tabel 3.11 Sampling Error Persentase Penduduk Lanjut Usia menurut Provinsi
dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2023
SMP/sederajat SM/sederajat PT
Selang Selang Selang
Relative Relative Relative
Provinsi Kepercayaan Kepercayaan Kepercayaan
Estimasi Standard Estimasi Standard Estimasi Standard
Batas Batas Batas Batas Batas Batas
Bawah Atas Error Bawah Atas Error Bawah Atas Error
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

Aceh 14,06 12,52 15,59 5,57 8,76 7,44 10,07 7,68 4,24 3,31 5,16 11,13
Sumatera Utara 15,38 13,97 16,78 4,66 17,79 16,12 19,45 4,79 6,50 5,33 7,67 9,17
Sumatera Barat 15,29 13,68 16,89 5,36 15,66 14,04 17,29 5,28 9,68 8,14 11,22 8,10
Riau 15,38 13,13 17,62 7,45 10,29 8,27 12,30 10,00 5,64 4,12 7,16 13,76
Jambi 10,39 8,69 12,10 8,37 13,12 11,24 15,00 7,30 3,32 2,46 4,19 13,27
Sumatera Selatan 7,44 6,20 8,69 8,55 10,56 8,94 12,18 7,82 5,27 4,15 6,39 10,84
Bengkulu 8,41 6,75 10,06 10,02 15,33 12,96 17,69 7,88 6,56 5,03 8,09 11,90
Lampung 8,15 6,96 9,33 7,40 6,98 5,71 8,25 9,28 4,04 3,14 4,94 11,35
Kep. Bangka Belitung 11,54 9,20 13,88 10,35 10,37 8,08 12,66 11,25 2,39 1,32 3,46 22,94
Kepulauan Riau 10,04 5,83 14,25 21,40 19,27 14,02 24,51 13,88 6,18 3,32 9,03 23,57
DKI Jakarta 17,71 15,27 20,14 7,01 27,07 24,27 29,87 5,27 18,71 15,79 21,63 7,96
Jawa Barat 7,51 6,70 8,31 5,48 10,31 9,23 11,39 5,34 6,80 5,91 7,68 6,67
Jawa Tengah 7,64 7,10 8,17 3,60 7,89 7,32 8,47 3,73 4,96 4,49 5,42 4,76
DI Yogyakarta 10,71 9,11 12,30 7,60 11,71 9,83 13,58 8,18 8,34 6,58 10,11 10,81
Jawa Timur 8,53 7,97 9,10 3,38 7,20 6,63 7,78 4,06 6,78 6,06 7,49 5,40
Banten 11,11 9,10 13,13 9,25 12,58 10,41 14,75 8,80 7,91 5,65 10,18 14,60
Bali 7,36 6,06 8,65 9,01 11,39 9,70 13,08 7,56 9,48 7,87 11,10 8,69
Nusa Tenggara Barat 4,35 3,21 5,48 13,31 6,25 4,30 8,21 15,97 4,54 2,62 6,45 21,52
Nusa Tenggara Timur 5,58 4,64 6,52 8,59 9,97 8,37 11,57 8,17 5,69 4,72 6,66 8,70
Kalimantan Barat 10,77 9,19 12,35 7,48 8,69 6,79 10,58 11,12 3,43 2,50 4,35 13,78
Kalimantan Tengah 12,31 10,13 14,49 9,04 10,36 8,46 12,26 9,37 10,52 8,43 12,61 10,15
Kalimantan Selatan 8,64 7,13 10,15 8,90 10,39 8,75 12,03 8,06 10,66 8,98 12,35 8,06
Kalimantan Timur 14,31 11,43 17,20 10,27 12,01 9,86 14,16 9,14 1,51 0,80 2,22 24,01
Kalimantan Utara 21,29 17,03 25,55 10,21 16,99 12,71 21,27 12,84 2,69 1,24 4,15 27,55
Sulawesi Utara 15,17 13,59 16,74 5,29 21,73 19,21 24,25 5,91 6,37 5,20 7,53 9,32
Sulawesi Tengah 13,05 11,18 14,91 7,29 13,37 11,27 15,48 8,04 10,48 8,65 12,30 8,88
Sulawesi Selatan 8,47 7,46 9,47 6,05 11,80 10,21 13,39 6,87 8,51 7,34 9,68 7,01
Sulawesi Tenggara 9,34 7,66 11,02 9,19 8,05 6,54 9,57 9,60 8,27 6,35 10,19 11,83
Gorontalo 6,48 4,27 8,69 17,39 4,22 2,38 6,07 22,28 2,04 1,02 3,07 25,55
Sulawesi Barat 6,48 4,71 8,25 13,92 10,81 7,93 13,69 13,58 8,31 6,19 10,42 12,98
Maluku 16,82 14,24 19,39 7,80 16,66 13,86 19,46 8,57 4,02 2,39 5,65 20,70
Maluku Utara 12,69 10,32 15,05 9,50 12,41 10,02 14,80 9,83 2,92 1,86 3,99 18,60
Papua Barat 12,09 9,42 14,75 11,25 18,43 14,05 22,81 12,13 6,61 4,37 8,85 17,31
Papua 15,95 13,35 18,55 8,32 9,26 7,01 11,51 12,39 4,62 3,27 5,97 14,89
Indonesia 9,52 9,26 9,79 1,44 10,60 10,29 10,92 1,53 6,77 6,48 7,06 2,19

Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi.
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

64 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 3.12 Sampling Error Persentase Lansia yang Menggunakan
Komputer menurut Provinsi dan Klasifikasi Desa, 2023
Perkotaan Perdesaan Jumlah
Selang Selang Selang
Relative Relative Relative
Provinsi Kepercayaan Kepercayaan Kepercayaan
Estimasi Standard Estimasi Standard Estimasi Standard
Batas Batas Batas Batas Batas Batas
Bawah Atas Error Bawah Atas Error Bawah Atas Error
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Aceh 2,37 0,85 3,90 32,86 0,28 0,05 0,50 41,38 0,95 0,43 1,46 27,70
Sumatera Utara 2,72 1,64 3,81 20,36 0,37 0,08 0,65 39,69 1,63 1,03 2,24 18,79
Sumatera Barat 2,28 1,08 3,49 26,85 0,43 0,14 0,72 34,28 1,32 0,73 1,91 22,95
Riau 1,41 0,40 2,43 36,72 NA NA NA 55,53 1,11 0,38 1,83 33,55
Jambi 1,58 0,57 2,59 32,61 NA NA NA 55,33 0,76 0,34 1,19 28,57
Sumatera Selatan 2,71 1,33 4,10 25,98 0,31 0,05 0,56 43,17 1,18 0,64 1,72 23,41
Bengkulu 1,59 0,23 2,96 43,62 0,24 0,02 0,46 46,70 0,63 0,20 1,06 34,66
Lampung 1,84 0,77 2,91 29,62 0,18 0,01 0,34 47,11 0,69 0,34 1,04 25,95
Kep. Bangka Belitung 1,99 0,43 3,55 40,01 NA NA NA 73,05 1,41 0,43 2,40 35,46
Kepulauan Riau 2,08 0,67 3,50 34,63 NA NA NA NA 1,66 0,53 2,78 34,59
DKI Jakarta 8,54 6,55 10,54 11,92 8,54 6,55 10,54 11,92
Jawa Barat 3,19 2,40 3,97 12,53 0,42 0,15 0,69 33,16 2,48 1,89 3,07 12,12
Jawa Tengah 1,12 0,80 1,44 14,54 0,32 0,14 0,51 28,72 0,73 0,54 0,91 12,98
DI Yogyakarta 2,76 1,60 3,92 21,43 NA NA NA 57,11 1,93 1,15 2,72 20,66
Jawa Timur 1,76 1,23 2,29 15,38 0,37 0,19 0,56 25,49 1,11 0,81 1,40 13,65
Banten 4,16 2,39 5,94 21,71 NA NA NA 50,95 3,22 1,89 4,55 21,12
Bali 2,51 1,30 3,71 24,54 1,11 0,41 1,82 32,41 2,05 1,20 2,89 21,03
Nusa Tenggara Barat 2,96 0,23 5,68 46,99 NA NA NA 72,11 1,79 0,33 3,25 41,67
Nusa Tenggara Timur 2,08 0,88 3,28 29,41 0,37 0,14 0,60 31,26 0,76 0,43 1,09 22,02
Kalimantan Barat 1,61 0,56 2,67 33,46 0,36 0,03 0,69 46,74 0,84 0,39 1,30 27,60
Kalimantan Tengah 3,13 1,42 4,83 27,82 NA NA NA 97,83 1,30 0,61 2,00 27,25
Kalimantan Selatan 2,53 1,28 3,78 25,22 0,61 0,18 1,04 35,70 1,51 0,88 2,13 21,17
Kalimantan Timur 2,14 0,93 3,35 28,82 1,18 0,18 2,19 43,14 1,81 0,95 2,68 24,39
Kalimantan Utara 1,36 0,36 2,35 37,40 NA NA NA 54,98 1,42 0,53 2,32 32,18
Sulawesi Utara 2,27 1,12 3,42 25,92 0,91 0,27 1,55 35,71 1,63 0,95 2,31 21,28
Sulawesi Tengah 2,86 0,51 5,21 41,85 0,75 0,19 1,32 38,36 1,35 0,56 2,15 29,99
Sulawesi Selatan 2,43 1,34 3,53 22,96 0,38 0,16 0,60 29,73 1,23 0,76 1,70 19,50
Sulawesi Tenggara NA NA NA 51,06 NA NA NA 54,77 0,53 0,14 0,93 37,54
Gorontalo NA NA NA 50,11 NA NA NA 66,52 0,64 0,14 1,15 40,18
Sulawesi Barat NA NA NA 101,62 NA NA NA 65,29 NA NA NA 55,44
Maluku 6,40 2,77 10,03 28,94 NA NA NA 51,73 3,27 1,61 4,93 25,86
Maluku Utara 3,43 0,89 5,97 37,76 NA NA NA 53,52 1,26 0,49 2,04 31,34
Papua Barat 4,58 1,81 7,35 30,83 NA NA NA 51,02 2,48 1,20 3,76 26,34
Papua 4,70 1,93 7,48 30,09 0,45 0,05 0,86 45,89 2,20 1,01 3,40 27,71
Indonesia 2,76 2,48 3,05 5,31 0,41 0,34 0,49 9,04 1,71 1,55 1,88 4,88

Catatan: Warna ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi.


kuning
Warna merah ( ) artinya hasil estimasi dianggap tidak akurat.
NA: Data tidak dapat ditampilkan.
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Pendidikan 65
Tabel 3.13 Sampling Error Persentase Lansia yang Menggunakan
Komputer menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2023
Laki-laki Perempuan Jumlah
Selang Selang Selang
Relative Relative Relative
Provinsi Kepercayaan Kepercayaan Kepercayaan
Estimasi Standard Estimasi Standard Estimasi Standard
Batas Batas Batas Batas Batas Batas
Bawah Atas Error Bawah Atas Error Bawah Atas Error
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Aceh 1,30 0,64 1,95 25,67 0,63 0,13 1,12 40,09 0,95 0,43 1,46 27,70
Sumatera Utara 2,50 1,48 3,51 20,72 0,89 0,35 1,44 31,26 1,63 1,03 2,24 18,79
Sumatera Barat 1,54 0,69 2,39 28,13 1,12 0,52 1,73 27,52 1,32 0,73 1,91 22,95
Riau 1,42 0,45 2,38 34,88 0,79 0,03 1,54 49,27 1,11 0,38 1,83 33,55
Jambi 1,12 0,37 1,87 34,05 0,40 0,04 0,77 46,36 0,76 0,34 1,19 28,57
Sumatera Selatan 1,39 0,50 2,27 32,46 0,98 0,37 1,60 31,74 1,18 0,64 1,72 23,41
Bengkulu 0,82 0,26 1,37 34,72 NA NA NA 76,63 0,63 0,20 1,06 34,66
Lampung 1,07 0,48 1,66 28,23 NA NA NA 52,81 0,69 0,34 1,04 25,95
Kep. Bangka Belitung 2,16 0,86 3,47 30,73 NA NA NA 85,28 1,41 0,43 2,40 35,46
Kepulauan Riau 2,44 0,69 4,19 36,56 NA NA NA 53,66 1,66 0,53 2,78 34,59
DKI Jakarta 12,45 9,22 15,69 13,26 4,98 3,33 6,63 16,91 8,54 6,55 10,54 11,92
Jawa Barat 3,43 2,57 4,30 12,83 1,57 1,02 2,11 17,71 2,48 1,89 3,07 12,12
Jawa Tengah 1,12 0,84 1,40 12,70 0,38 0,19 0,57 25,53 0,73 0,54 0,91 12,98
DI Yogyakarta 3,24 1,82 4,65 22,31 0,83 0,26 1,39 34,67 1,93 1,15 2,72 20,66
Jawa Timur 1,54 1,10 1,99 14,73 0,73 0,44 1,01 20,18 1,11 0,81 1,40 13,65
Banten 4,68 2,58 6,77 22,89 1,79 0,71 2,87 30,85 3,22 1,89 4,55 21,12
Bali 3,27 1,97 4,57 20,29 0,95 0,25 1,65 37,42 2,05 1,20 2,89 21,03
Nusa Tenggara Barat 1,71 0,54 2,87 34,88 NA NA NA 57,91 1,79 0,33 3,25 41,67
Nusa Tenggara Timur 1,22 0,65 1,79 23,94 0,36 0,03 0,69 46,69 0,76 0,43 1,09 22,02
Kalimantan Barat 1,32 0,48 2,16 32,28 NA NA NA 52,26 0,84 0,39 1,30 27,60
Kalimantan Tengah 2,19 1,05 3,33 26,63 NA NA NA 69,93 1,30 0,61 2,00 27,25
Kalimantan Selatan 2,21 1,18 3,23 23,67 0,85 0,15 1,56 42,18 1,51 0,88 2,13 21,17
Kalimantan Timur 2,47 1,18 3,76 26,73 1,12 0,26 1,97 39,00 1,81 0,95 2,68 24,39
Kalimantan Utara 1,65 0,44 2,85 37,43 NA NA NA 57,56 1,42 0,53 2,32 32,18
Sulawesi Utara 2,15 1,17 3,13 23,24 1,14 0,52 1,77 27,89 1,63 0,95 2,31 21,28
Sulawesi Tengah 2,15 0,70 3,60 34,42 0,55 0,04 1,07 47,33 1,35 0,56 2,15 29,99
Sulawesi Selatan 2,06 1,14 2,98 22,81 0,56 0,26 0,86 27,44 1,23 0,76 1,70 19,50
Sulawesi Tenggara 0,67 0,11 1,23 42,98 NA NA NA 53,58 0,53 0,14 0,93 37,54
Gorontalo 1,01 0,06 1,96 47,90 NA NA NA 71,40 0,64 0,14 1,15 40,18
Sulawesi Barat NA NA NA 66,28 NA NA NA 100,40 NA NA NA 55,44
Maluku 4,47 2,13 6,81 26,68 2,19 0,56 3,82 37,89 3,27 1,61 4,93 25,86
Maluku Utara 2,33 0,83 3,83 32,77 NA NA NA 67,93 1,26 0,49 2,04 31,34
Papua Barat 3,60 1,67 5,52 27,28 NA NA NA 56,94 2,48 1,20 3,76 26,34
Papua 2,75 0,99 4,50 32,56 1,51 0,17 2,86 45,45 2,20 1,01 3,40 27,71
Indonesia 2,47 2,22 2,72 5,20 1,03 0,88 1,17 7,39 1,71 1,55 1,88 4,88

Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi.
Warna merah ( ) artinya hasil estimasi dianggap tidak akurat.
NA: Data tidak dapat ditampilkan.
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

66 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 3.14 Sampling Error Persentase Lansia yang Mengakses Internet menurut
Provinsi dan Klasifikasi Desa, 2023
Perkotaan Perdesaan Jumlah
Selang Selang Selang
Relative Relative Relative
Provinsi Kepercayaan Kepercayaan Kepercayaan
Estimasi Standard Estimasi Standard Estimasi Standard
Batas Batas Batas Batas Batas Batas
Bawah Atas Error Bawah Atas Error Bawah Atas Error
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

Aceh 22,46 18,51 26,41 8,97 7,17 5,72 8,63 10,33 12,05 10,41 13,70 6,98
Sumatera Utara 35,93 32,26 39,60 5,21 22,28 19,95 24,61 5,34 29,62 27,34 31,90 3,93
Sumatera Barat 30,11 25,99 34,23 6,98 15,00 12,64 17,36 8,02 22,23 19,90 24,57 5,36
Riau 36,20 30,53 41,86 7,98 17,93 14,61 21,24 9,43 24,93 21,89 27,98 6,23
Jambi 34,82 29,40 40,24 7,94 12,00 9,48 14,52 10,71 19,31 16,82 21,80 6,59
Sumatera Selatan 34,92 30,00 39,83 7,18 10,58 8,40 12,76 10,49 19,40 17,03 21,76 6,23
Bengkulu 35,97 29,62 42,31 9,00 11,05 8,75 13,36 10,64 18,21 15,56 20,86 7,43
Lampung 33,75 28,86 38,64 7,39 16,62 14,13 19,10 7,62 21,88 19,55 24,20 5,42
Kep. Bangka Belitung 30,23 25,44 35,03 8,09 11,80 7,45 16,15 18,82 22,58 19,28 25,88 7,45
Kepulauan Riau 54,31 46,85 61,76 7,00 15,91 5,41 26,41 33,68 46,48 40,29 52,66 6,79
DKI Jakarta 61,93 58,18 65,69 3,09 61,93 58,18 65,69 3,09
Jawa Barat 30,42 28,18 32,65 3,75 11,63 9,83 13,44 7,93 25,62 23,88 27,36 3,47
Jawa Tengah 23,80 22,15 25,46 3,54 11,96 10,84 13,08 4,77 17,96 16,94 18,97 2,88
DI Yogyakarta 36,84 32,41 41,26 6,13 19,08 15,08 23,07 10,68 30,94 27,71 34,18 5,33
Jawa Timur 25,41 23,61 27,21 3,61 9,94 8,85 11,04 5,61 18,11 17,01 19,20 3,09
Banten 39,12 34,05 44,19 6,61 7,27 4,90 9,65 16,68 30,89 26,94 34,83 6,52
Bali 28,22 24,41 32,03 6,89 13,83 11,06 16,59 10,20 23,45 20,70 26,21 6,00
Nusa Tenggara Barat 23,49 17,58 29,40 12,83 5,91 4,04 7,78 16,14 14,82 11,49 18,15 11,46
Nusa Tenggara Timur 26,47 21,85 31,09 8,91 6,28 5,06 7,50 9,91 10,89 9,43 12,36 6,86
Kalimantan Barat 35,91 30,61 41,21 7,53 10,27 8,29 12,26 9,85 20,14 17,64 22,64 6,34
Kalimantan Tengah 38,61 32,28 44,94 8,37 12,03 9,13 14,93 12,31 22,48 19,31 25,64 7,19
Kalimantan Selatan 38,17 33,10 43,23 6,77 14,68 11,37 17,98 11,49 25,64 22,68 28,61 5,90
Kalimantan Timur 44,24 39,19 49,30 5,82 17,03 12,32 21,75 14,12 34,95 31,17 38,73 5,52
Kalimantan Utara 34,80 26,85 42,75 11,66 15,41 9,74 21,08 18,76 26,62 21,39 31,86 10,03
Sulawesi Utara 27,26 23,28 31,23 7,44 10,66 8,76 12,56 9,09 19,41 17,12 21,69 6,00
Sulawesi Tengah 27,88 20,58 35,17 13,35 5,68 4,20 7,16 13,32 11,97 9,41 14,53 10,92
Sulawesi Selatan 33,10 29,02 37,17 6,28 11,48 9,79 13,17 7,51 20,41 18,36 22,46 5,13
Sulawesi Tenggara 22,00 16,35 27,65 13,10 9,85 7,58 12,12 11,76 13,88 11,40 16,37 9,14
Gorontalo 18,09 12,64 23,55 15,37 5,77 3,82 7,72 17,26 11,18 8,51 13,85 12,17
Sulawesi Barat 17,43 8,78 26,08 25,33 7,09 4,14 10,05 21,28 9,27 6,35 12,20 16,10
Maluku 36,84 28,51 45,17 11,53 11,44 7,67 15,21 16,82 22,28 17,78 26,78 10,31
Maluku Utara 27,34 20,38 34,30 12,98 5,16 3,51 6,81 16,31 10,99 8,62 13,37 11,01
Papua Barat 41,52 35,20 47,85 7,77 10,75 7,39 14,11 15,94 23,48 19,95 27,00 7,66
Papua 39,64 33,29 45,99 8,17 6,01 4,28 7,74 14,69 19,86 16,71 23,01 8,09
Indonesia 31,86 31,00 32,72 1,38 11,73 11,29 12,17 1,93 22,87 22,34 23,40 1,18
Catatan: Warna ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi.
kuning
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Kesehatan 67
BAB IV
KESEHATAN

Kesehatan 69
4 KESEHATAN
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 menyebutkan
bahwa kesehatan adalah keadaan sehat (baik secara fisik, mental, spiritual
maupun sosial) yang memungkinkan setiap orang untuk hidup aktif dan
produktif secara sosial dan ekonomis. Setiap orang membutuhkan kondisi
sehat (baik secara fisik maupun psikis), agar tetap dapat menikmati hidup,
produktif dan bermanfaat, termasuk bagi kelompok lansia. Hidup lebih lama
belum tentu berarti hidup dalam kondisi sehat. Faktanya prevalensi penyakit
pada lansia mengalami peningkatan dari waktu ke waktu, karena kerentanan
terhadap penyakit meningkat seiring dengan bertambahnya usia (Christensen
dkk. 2009). Pertambahan usia pada lansia cenderung diiringi dengan
menurunnya kapabilitas fungsional tubuh yang berdampak terhadap
pelemahan sistem imun tubuh. Pada umumnya, penyakit yang dialami lansia
merupakan penyakit yang tidak menular, bersifat degeneratif, atau
disebabkan oleh faktor usia, misalnya penyakit jantung, diabetes melitus,
stroke, rematik, osteoporosis dan cidera (Kemenkes 2021). Di samping itu,
biaya kesehatan tidak murah sehingga lansia yang tidak mandiri secara
ekonomi memerlukan perlindungan jaminan kesehatan. Bab ini akan
membahas aspek kesehatan lansia yang mencakup kondisi kesehatan lansia,
tindakan pengobatan, pemanfaatan jaminan kesehatan, serta kebiasaan
merokok.

4.1 Kondisi Kesehatan Lansia

Dua indikator dasar yang dihasilkan Susenas Maret 2023 untuk


menggambarkan kesehatan lansia secara umum di Indonesia, adalah
persentase lansia yang mengalami keluhan kesehatan, dan angka kesakitan
(morbiditas) lansia. Persentase lansia yang mengalami keluhan kesehatan,
yakni keadaan seorang lansia yang mengalami gangguan kesehatan atau
kejiwaan, baik karena gangguan/penyakit yang sering dialami seperti panas,
batuk, pilek, diare, sakit kepala, maupun karena penyakit akut, penyakit karena
kecelakaan, kriminalitas atau keluhan kesehatan lainnya. Keluhan yang dicatat
adalah
Kesehatan 71
keluhan fisik maupun psikis yang dialami lansia selama kurun waktu sebulan
terakhir. Sedangkan angka kesakitan (morbiditas) lansia, yaitu kondisi ketika
seseorang lansia mengalami keluhan kesehatan dan menyebabkan
terganggunya aktivitas atau kegiatan sehari-hari. Angka kesakitan merupakan
salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur derajat kesehatan
penduduk (Kemenkes 2021). Semakin rendah angka kesakitan,
mengindikasikan derajat kesehatan penduduk wilayah tersebut yang semakin
membaik, begitu pula sebaliknya.

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Gambar 4.1 Persentase Lansia yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan Angka
Kesakitan Lansia, 2019-2023

Persentase lansia yang mengalami keluhan kesehatan dalam kurun waktu


lima tahun terakhir relatif menurun seperti yang terlihat pada Gambar 4.1.
Pada tahun 2023, tercatat sekitar 41,49 persen lansia mengalami keluhan
kesehatan. Persentase tersebut turun sebesar 9,59 persen dibandingkan tahun
2019. Demikian halnya dengan angka kesakitan lansia, polanya juga menurun
selama lima tahun terakhir. Pada tahun 2019 angka kesakitan lansia sebesar
26,2 persen lalu menurun menjadi 19,72 persen pada tahun 2023. Ini
menandakan pembangunan kesehatan yang membaik.

72 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Gambar 4.2 Persentase Lansia yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan Angka
Kesakitan Lansia menurut Karakteristik Demografi, 2023

Apabila ditilik lebih dalam, keluhan kesehatan tertinggi terlihat pada


kelompok lansia penyandang disabilitas. Dari 100 lansia penyandang
disabilitas, sekitar 57 diantaranya mengalami keluhan kesehatan. Seiring
bertambahnya usia, kondisi fisik semakin menurun, dan lansia semakin rentan
mengalami keluhan kesehatan dan sakit (TNP2K 2020). Penyakit degeneratif
seperti stroke, jatuh, osteoarthtitis (rematik), jantung, dan diabetes
memberikan risiko lebih besar bagi lansia untuk menjadi disabilitas. Sehingga
angka keluhan kesehatan dan kesakitan pada lansia dapat menggambarkan
dua hal, yaitu apakah kondisi disabilitasnya disebabkan oleh kondisi sakitnya
atau kondisi disabilitasnya menyebabkan lansia tersebut semakin rentan
terhadap keluhan kesehatan.

Gambar 4.2 menunjukkan semakin bertambah usia lansia semakin tinggi


persentase keluhan kesehatannya. Keluhan kesehatan kelompok lansia tua
(usia diatas 80 tahun) lebih tinggi dibanding kelompok lansia madya (usia 70-
79 tahun), begitu pula kelompok lansia madya lebih banyak yang mengalami
keluhan kesehatan dibanding kelompok lansia muda (usia 60-69 tahun).

Kesehatan 73
Secara umum, hampir separuh dari lansia yang mengalami keluhan
kesehatan mengaku aktivitasnya terganggu, atau didefinisikan mengalami
kondisi sakit. Apabila dilihat dari status disabilitas, keluhan sakit pada lansia
dengan disabilitas dua kali lebih besar dibandingkan lansia nondisabilitas
(38,15 persen berbanding 17,76 persen). Sementara jika dilihat berdasarkan
klasifikasi desa, angka kesakitan lansia di perdesaan lebih tinggi sedikit
dibanding di perkotaan (21,01 persen berbanding 18,67 persen).

4.2 Tindakan Pengobatan

Segala bentuk keluhan kesehatan, baik yang mengganggu aktivitas


sehari- hari maupun tidak, seharusnya segera diobati sehingga tidak berlarut
dan lansia dapat beraktivitas kembali secara normal. Tindakan pengobatan
yang menjadi alternatif pilihan bagi lansia ketika mengalami keluhan
kesehatan adalah mengobati sendiri atau dengan mengunjungi tempat
pelayanan kesehatan (rawat jalan).

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Gambar 4.3 Persentase Lansia yang Mengalami Keluhan Kesehatan menurut


Tindakan Pengobatan, 2023

Gambar 4.3 menunjukkan bahwa mayoritas lansia yang mengalami


keluhan kesehatan sudah berupaya melakukan tindakan pengobatan atas
keluhan kesehatan yang mereka alami, baik dengan cara mengobati sendiri

74 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


maupun rawat jalan. Pada tahun 2023, sebanyak 4,14 persen lansia tidak
melakukan pengobatan, walaupun yang bersangkutan mengalami keluhan
kesehatan. Ketika seseorang sakit, terlebih bagi lansia, hendaknya segera
memeriksakan diri ke dokter karena berisiko mengalami sakit yang lebih
parah jika dibiarkan berlarut-larut (Adventhealth 2020). Namun demikian,
persentase lansia penyandang disabilitas yang memilih untuk tidak melakukan
pengobatan apapun justru lebih besar dibandingkan lansia nondisabilitas
(6,27 persen berbanding 3,81 persen).

Sebagian besar lansia memilih untuk melakukan pengobatan sendiri


daripada pergi ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan pengobatan.
Sebanyak 52,90 persen lansia yang memiliki keluhan kesehatan mengobati
keluhan kesehatan yang mereka alami secara mandiri tanpa rawat jalan.
Apabila dilihat berdasarkan status ekonomi lansia, persentase lansia yang
mengobati sendiri semakin kecil seiring meningkatnya status ekonomi rumah
tangga lansia. Sebaliknya, persentase lansia yang melakukan pengobatan
rawat jalan semakin tinggi seiring meningkatnya status ekonomi. Dengan
melakukan kunjungan ke fasilitas kesehatan dan konsultasi ke tenaga
kesehatan, diharapkan tindakan pengobatan yang diberikan akan lebih tepat.

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Gambar 4.4 Persentase Lansia yang Tidak Rawat Jalan Ketika Mengalami Keluhan
Kesehatan menurut Alasan Utama Tidak Rawat Jalan, 2023

Kesehatan 75
Lansia yang mengalami keluhan kesehatan dan memilih untuk tidak
melakukan rawat jalan, mayoritas beralasan karena yang bersangkutan lebih
suka mengobati sendiri (61,21 persen). Alasan terbanyak berikutnya adalah
karena merasa tidak perlu (33,28 persen). Hal ini dapat dikarenakan keluhan
kesehatan yang dialami masih ringan sehingga merasa tidak perlu repot untuk
berkonsultasi kepada tenaga kesehatan. Namun demikian, masih ada sekitar
1,66 persen lansia yang tidak rawat jalan ketika mengalami keluhan kesehatan
dikarenakan tidak ada biaya.

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Gambar 4.5 Persentase Lansia yang Rawat Jalan menurut Fasilitas Kesehatan,
2023

Beragam pilihan fasilitas pelayanan kesehatan sesungguhnya telah


tersedia bagi lansia untuk melakukan rawat jalan. Terlebih ketika mengobati
sendiri tidak cukup untuk menghilangkan keluhan kesehatan, lansia perlu
berkonsultasi kepada tenaga kesehatan untuk mengobati keluhannya. Dilihat
dari fasilitas kesehatannya (Gambar 4.5), Praktik Bidan/Dokter menjadi tujuan
favorit lansia yang melakukan rawat jalan (33,81 persen). Selain itu lansia juga
melakukan pengobatan ke Puskesmas/Pustu (26,72 persen), klinik/praktik

76 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


dokter (14,93 persen), Rumah sakit Pemerintah (13,10 persen). Di sisi lain,
hanya sebagian kecil saja lansia yang melakukan pengobatan
tradisional/alternatif (2,65 persen).

Lansia pada umumnya memerlukan waktu yang lebih lama dalam proses
penyembuhannya akibat kemunduran fungsi organ dan penurunan imunitas
tubuh. Bahkan, beberapa keluhan kesehatan di kalangan lansia memerlukan
penanganan yang lebih serius, sehingga mengharuskan lansia untuk dirawat
inap. Gambar 4.6 menunjukkan sekitar 5 hingga 6 dari 100 lansia di Indonesia
pernah dirawat inap dalam setahun terakhir (5,52 persen). Persentase lansia
laki-laki yang pernah dirawat inap lebih tinggi dibandingkan lansia
perempuan (6,01 persen berbanding 5,07 persen). Persentase lansia
penyandang disabilitas yang pernah dirawat inap sekitar dua kali lebih besar
dibandingkan kelompok lansia bukan penyandang disabilitas (10,68 persen

berbanding 4,97 persen).


Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Gambar 4.6 Persentase Lansia yang Pernah Dirawat Inap dalam Setahun
Terakhir, 2023

Kesehatan 77
Persentase lansia yang pernah dirawat inap meningkat seiring dengan
meningkatnya status kesejahteraan lansia. Gambar 4.6 memperlihatkan, pada
tahun 2023 sebanyak 3,82 persen lansia yang berasal dari rumah tangga
kelompok pengeluaran 40% terbawah pernah dirawat inap, sedangkan 8,23
persen lansia dari rumah tangga kelompok 20% teratas pernah dirawat inap.
Berdasarkan klasifikasi wilayah, persentase lansia di perkotaan yang pernah
dirawat inap sedikit lebih tinggi dibandingkan di perdesaan (5,92 persen
berbanding 5,02 persen).

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Gambar 4.7 Persentase Lansia yang Pernah Dirawat Inap dalam Setahun
Terakhir menurut Fasilitas Kesehatan, 2023

Informasi mengenai lokasi rawat inap tersedia pada Gambar 4.7. Terlihat
bahwa rumah sakit merupakan fasilitas kesehatan yang menjadi pilihan oleh
sebagian besar lansia untuk rawat inap, baik rumah sakit pemerintah, maupun
swasta. Sebanyak 43,45 persen lansia rawat inap di RS Pemerintah, dan
sebanyak 39,12 persen rawat inap di rumah sakit swasta. Persentase tersebut
cukup timpang jika dibandingkan dengan persentase lansia yang pernah
dirawat inap di fasilitas kesehatan lain seperti puskesmas, klinik/praktik dokter

78 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


bersama, praktik bidan, pengobatan tradisional dan lainnya. Hal ini diduga
karena layanan kesehatan di rumah sakit tersedia lebih lengkap dibanding di
fasilitas kesehatan lain. Selain itu, pada sebagian besar wilayah, ketersediaan
fasilitas rawat inap memang hanya tersedia di rumah sakit.

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Gambar 4.8 Rata-Rata Lama Rawat Inap dari Lansia yang Pernah Dirawat Inap
dalam Setahun Terakhir, 2023

Tingkat keparahan penyakit dan daya tahan tubuh menjadi salah satu
faktor yang menentukan lama waktu seorang lansia untuk sembuh. Secara
umum, lansia di Indonesia membutuhkan waktu sekitar 5 hingga 6 hari untuk
rawat inap. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.8, lansia penyandang
disabilitas memerlukan waktu rawat inap yang lebih lama dibandingkan lansia
nondisabilitas. Apabila dilihat berdasarkan distribusi pengeluaran, semakin
tinggi status ekonomi lansia maka semakin lama waktu yang diperlukan untuk
rawat inap.

4.3 Pemanfaatan Jaminan Kesehatan

Demi tercapainya peningkatan status kesehatan dan kualitas hidup lansia,


pemerintah menyediakan fasilitas dan sarana pendukung untuk pelayanan

Kesehatan 79
kesehatan bagi lansia agar dapat hidup mandiri dan produktif. Salah satunya,
melalui ketersediaan jaminan kesehatan bagi lansia yang memanfaatkan
fasilitas dan sarana kesehatan. Informasi jaminan kesehatan yang
dikumpulkan melalui Susenas Maret 2022 antara lain BPJS PBI, BPJS non-PBI,
Jamkesda, asuransi swasta, dan jaminan kesehatan dari
perusahaan/kantornya. Pada subbab ini akan dibahas mengenai pemanfaatan
jaminan kesehatan yang digunakan para lansia untuk berobat.

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Gambar 4.9 Persentase Lansia yang Rawat Jalan atau Rawat Inap dengan
Memanfaatkan Jaminan Kesehatan, 2023

Secara umum, jaminan kesehatan lebih banyak dimanfaatkan oleh lansia


ketika mereka harus rawat inap di fasilitas kesehatan. Pada tahun 2023, sekitar
tiga dari empat lansia yang dirawat inap memanfaatkan jaminan kesehatan,
tepatnya sebesar 78,60 persen. Sementara untuk keperluan rawat jalan, sudah
lebih dari separuh lansia yang menggunakan jaminan kesehatan, yaitu sebesar
53,47 persen. Lansia di perkotaan lebih banyak yang menggunakan jaminan
kesehatan dibanding lansia di perdesaan, baik untuk rawat jalan ataupun
rawat inap. Jika dilihat berdasarkan kelompok umur, kelompok lansia muda
yang paling banyak menggunakan jaminan kesehatan, untuk rawat jalan
maupun rawat inap. Sedangkan jika dilihat berdasarkan kelompok
pengeluaran, lansia
80 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023
pada rumah tangga kelompok pengeluaran 40% terbawah justru lebih sedikit
yang menggunakan jaminan kesehatan ketika rawat inap maupun rawat jalan.

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Gambar 4.10 Persentase Lansia yang Rawat Jalan dan Rawat Inap menurut
Distribusi Pengeluaran dan Jaminan Kesehatan yang Digunakan,
2023

Sementara itu, apabila dilihat menurut jenis jaminan kesehatan yang


digunakan para lansia untuk berobat, sebagian besar lansia menggunakan
jaminan kesehatan BPJS PBI (61,40 persen). BPJS PBI merupakan program
jaminan kesehatan bagi fakir miskin dan orang tidak mampu yang iurannya
dibayar oleh Pemerintah Pusat melalui APBN dan Pemerintah Daerah melalui
APBD (BPJS Kesehatan, 2020). Dengan kata lain, BPJS PBI memang
diperuntukkan untuk rumah tangga lansia yang kurang mampu. Secara
umum, pola pemanfaatan BPJS PBI berbanding terbalik dengan BPJS Non-PBI.
Semakin tinggi status ekonomi rumah tangga lansia, maka semakin banyak
persentase lansia yang memanfaatkan BPJS Non-PBI baik untuk rawat jalan
maupun rawat inap.

Kesehatan 81
Gambar 4.10 menunjukkan pengguna BPJS PBI terbanyak berasal dari
lansia pada rumah tangga kelompok pengeluaran 40% terbawah. Namun
pada informasi sebelumnya (Gambar 4.9), disebutkan bahwa lansia pada
kelompok tersebut merupakan pengguna jaminan kesehatan terendah untuk
berobat, untuk jaminan kesehatan jenis apapun. Kondisi tersebut
menunjukkan adanya kebutuhan jaminan kesehatan BPJS PBI yang belum
sepenuhnya tercukupi untuk seluruh lansia pada kelompok pengeluaran 40%
terbawah, yang seharusnya menjadi kelompok utama sasaran penerima BPJS
PBI. Sementara itu, di sisi lain, masih ada sekitar 35 dari 100 lansia yang
berasal dari distribusi pengeluaran 20% teratas yang menggunakan BPJS PBI,
baik untuk rawat jalan maupun rawat inap.

4.4 Kebiasaan Merokok

Semakin meningkatnya usia harapan hidup, maka penting pula


diperhatikan peningkatan kualitas hidup lansia. Menurut World Health
Organization (WHO) batasan dari kualitas hidup sangat luas dan bersifat
multidimensional yang meliputi beberapa domain, salah satunya adalah
kesehatan fisik. Hal yang dapat memengaruhi kesehatan fisik salah satunya
adalah pola hidup yang tidak sehat seperti mengonsumsi rokok (Ibrahim
2012). Rokok berpengaruh negatif terhadap kesehatan karena kandungan zat
kimia yang ada dalam rokok sangat berbahaya bagi kesehatan terutama bagi
sistem pernafasan dan jantung. Namun demikian, data masih menunjukkan
adanya lansia yang merokok.

Data Susenas Maret 2023 memperlihatkan bahwa sekitar 3 dari 4 lansia di


Indonesia mengaku tidak pernah merokok sebelum sebulan terakhir. Di sisi
lain, hampir seperempat lansia di Indonesia masih merokok dalam sebulan
terakhir, baik setiap hari (21,79 persen) maupun tidak setiap hari (2,13 persen).
Semakin sering seseorang merokok maka semakin besar pengaruh yang
ditimbulkan bagi kesehatan (Ibrahim 2012). Lansia yang merokok setiap hari
tentu jauh lebih berisiko terkena penyakit daripada yang tidak pernah
merokok.

82 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Gambar 4.11 Persentase Lansia menurut Perilaku Merokok, 2023

Pola perilaku merokok pada lansia berbeda jika dilihat menurut


karakteristik demografi. Hampir setengah lansia laki-laki merokok dalam
sebulan terakhir, baik setiap hari maupun tidak. Sementara itu juga masih
terdapat lansia perempuan yang merokok, meskipun persentasenya hanya
1,75 persen. Apabila dilihat menurut kelompok umur, semakin tua umur
lansia, semakin rendah persentase lansia yang masih merokok dan semakin
tinggi persentase lansia yang tidak pernah merokok. Meski demikian,
persentase lansia usia 80 tahun ke atas (lansia tua) yang masih merokok
dalam sebulan terakhir dapat dibilang masih cukup tinggi, yakni 15,36 persen.

Pada kelompok lansia penyandang disabilitas, meskipun persentasenya


lebih rendah dibanding kelompok lansia nondisabilitas, tercatat sebanyak
12,90 persen lansia penyandang disabilitas masih merokok dalam sebulan
terakhir. Sementara itu, apabila dilihat berdasarkan klasifikasi desa, persentase
lansia yang masih merokok lebih tinggi di perdesaan dibandingkan perkotaan
(26,68 persen berbanding 21,68 persen).

Kesehatan 83
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Gambar 4.12 Persentase Lansia menurut Perilaku Merokok dan Karakteristik,


2023

84 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 4.1 Persentase Lansia yang Mengalami Keluhan Kesehatan dalam
Sebulan Terakhir menurut Karakteristik Demografi, 2023

Mengalami Keluhan Kesehatan


Karakteristik Jumlah
Ya Tidak
(1) (2) (3) (4)

Indonesia 41,49 58,51 100,00

Jenis Kelamin
Laki-laki 39,59 60,41 100,00
Perempuan 43,23 56,77 100,00

Kelompok Umur
Lansia Muda (60-69 Tahun) 39,28 60,72 100,00
Lansia Madya (70-79 Tahun) 44,62 55,38 100,00
Lansia Tua (80 Tahun ke Atas) 47,74 52,26 100,00

Status Disabilitas
Disabilitas 57,72 42,28 100,00
Nondisabilitas 39,78 60,22 100,00

Distribusi Pengeluaran
40% Terbawah 39,88 60,12 100,00
40% Menengah 43,04 56,96 100,00
20% Teratas 41,88 58,12 100,00

Klasifikasi Desa
Perkotaan 41,24 58,76 100,00
Perdesaan 41,81 58,19 100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Kesehatan 85
Tabel 4.2 Angka Kesakitan Lansia menurut Karakteristik Demografi, 2023

Karakteristik Angka Kesakitan Lansia

(1) (2)

Indonesia 19,72

Jenis Kelamin
Laki-laki 19,13
Perempuan 20,25

Kelompok Umur
Lansia Muda (60-69 Tahun) 17,98
Lansia Madya (70-79 Tahun) 21,99
Lansia Tua (80 Tahun ke Atas) 25,16

Status Disabilitas
Disabilitas 38,15
Nondisabilitas 17,76

Distribusi Pengeluaran
40% Terbawah 19,67
40% Menengah 20,29
20% Teratas 18,78

Klasifikasi Desa
Perkotaan 18,67
Perdesaan 21,01

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

86 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 4.3 Persentase Lansia yang Mengalami Keluhan Kesehatan dalam
Sebulan Terakhir menurut Karakteristik Demografi dan Tindakan
Pengobatan, 2023

Tindakan Pengobatan
Karakteristik Mengobati Tidak
Mengobati Rawat Jumlah
Sendiri dan Melakukan
sendiri jalan
Rawat Jalan Pengobatan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Indonesia 52,90 17,90 25,06 4,14 100,00

Jenis Kelamin
Laki-laki 53,52 17,35 24,96 4,17 100,00
Perempuan 52,38 18,36 25,14 4,11 100,00

Kelompok Umur/Usia
Lansia Muda (60-69 Tahun) 53,35 17,56 25,04 4,04 100,00
Lansia Madya (70-79 Tahun) 51,95 18,16 25,88 4,01 100,00
Lansia Tua (80 Tahun ke Atas) 53,02 19,19 22,71 5,08 100,00

Status Disabilitas
Disabilitas 46,76 19,95 27,02 6,27 100,00
Nondisabilitas 53,85 17,59 24,76 3,81 100,00

Distribusi Pengeluaran
40% Terbawah 57,00 15,30 23,26 4,44 100,00
40% Menengah 52,37 17,93 25,49 4,21 100,00
20% Teratas 46,21 22,72 27,65 3,42 100,00

Klasifikasi Desa
Perkotaan 50,34 19,69 26,21 3,76 100,00
Perdesaan 56,04 15,72 23,65 4,60 100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Kesehatan 87
Tabel 4.4 Persentase Lansia yang Tidak Rawat Jalan menurut Karakteristik
Demografi dan Alasan Utama Tidak Rawat Jalan, 2023

Alasan Utama Tidak Rawat Jalan

Karakteristik Tidak ada Jumlah


Mengobati sendiri
Merasa tidak perlu
Lainnya
biaya
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Indonesia 61,21 33,28 1,66 3,86 100,00

Jenis Kelamin
Laki-laki 60,93 33,35 1,93 3,80 100,00
Perempuan 61,45 33,23 1,42 3,90 100,00

Kelompok Umur/Usia
Lansia Muda (60-69 Tahun) 61,81 33,54 1,37 3,28 100,00
Lansia Madya (70-79 Tahun) 60,27 33,04 2,09 4,60 100,00
Lansia Tua (80 Tahun ke Atas) 60,31 32,47 2,10 5,12 100,00

Status Disabilitas
Disabilitas 54,12 31,47 4,78 9,63 100,00
Nondisabilitas 62,21 33,54 1,21 3,04 100,00

Distribusi Pengeluaran
40% Terbawah 60,95 32,69 2,39 3,97 100,00
40% Menengah 61,90 33,14 1,39 3,58 100,00
20% Teratas 60,35 34,97 0,51 4,17 100,00

Klasifikasi Desa
Perkotaan 61,44 32,66 1,62 4,29 100,00
Perdesaan 60,96 33,96 1,70 3,38 100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

88 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 4.5 Persentase Lansia yang Pernah Dirawat Inap dalam Setahun
Terakhir menurut Krakteristik, 2023

Pernah Dirawat Inap


Karakteristik Jumlah
Pernah Tidak
(1) (2) (3) (4)

Indonesia 5,52 94,48 100,00

Jenis Kelamin
Laki-laki 6,01 93,99 100,00
Perempuan 5,07 94,93 100,00

Kelompok Umur/Usia
Lansia Muda (60-69 Tahun) 5,39 94,61 100,00
Lansia Madya (70-79 Tahun) 5,88 94,12 100,00
Lansia Tua (80 Tahun ke Atas) 5,32 94,68 100,00

Status Disabilitas
Disabilitas 10,68 89,32 100,00
Nondisabilitas 4,97 95,03 100,00

Distribusi Pengeluaran
40% Terbawah 3,82 96,18 100,00
40% Menengah 5,87 94,13 100,00
20% Teratas 8,23 91,77 100,00

Klasifikasi Desa
Perkotaan 5,92 94,08 100,00
Perdesaan 5,02 94,98 100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Kesehatan 89
Tabel 4.6 Persentase Lansia yang Pernah Dirawat Inap dalam Setahun
Terakhir menurut Karakteristik Demografi dan Lamanya Rawat
Inap, 2023

Lamanya Dirawat Inap Rata-rata


Karakteristik lama rawat
1-3 hari 4-7 hari 8-14 hari >14 hari inap (hari)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Indonesia 42,85 41,50 11,11 4,54 5,53

Jenis Kelamin
Laki-laki 43,22 40,41 11,40 4,97 5,73
Perempuan 42,45 42,67 10,80 4,07 5,31

Kelompok Umur/Usia
Lansia Muda (60-69 Tahun) 44,09 40,67 10,65 4,60 5,54
Lansia Madya (70-79 Tahun) 40,30 43,19 11,98 4,54 5,52
Lansia Tua (80 Tahun ke Atas) 42,71 41,69 11,44 4,16 5,48

Status Disabilitas
Disabilitas 34,43 42,61 15,18 7,78 6,71
Nondisabilitas 44,76 41,24 10,19 3,81 5,26

Distribusi Pengeluaran
40% Terbawah 44,96 44,82 7,99 2,23 4,93
40% Menengah 44,15 41,05 10,82 3,98 5,30
20% Teratas 39,24 39,02 14,35 7,39 6,38

Klasifikasi Desa
Perkotaan 39,08 43,53 12,67 4,71 5,76
Perdesaan 48,36 38,52 8,83 4,29 5,20

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

90 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 4.7 Persentase Lansia menurut Perilaku Merokok dalam Sebulan
Terakhir, 2023

Merokok
Tidak merokok lagiTidak
Tidak setiap
Karakteristik Setiap hari Masih merokok pernahJumlah merokok

hari
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Indonesia 21,79 2,13 23,91 2,03 74,06 100,00

Jenis Kelamin
Laki-laki 43,96 4,24 48,20 3,79 48,01 100,00
Perempuan 1,55 0,20 1,75 0,42 97,84 100,00

Kelompok Umur/Usia
Lansia Muda (60-69 Tahun) 24,26 2,17 26,43 1,88 71,69 100,00
Lansia Madya (70-79 Tahun) 18,74 2,07 20,82 2,34 76,84 100,00
Lansia Tua (80 Tahun ke Atas) 13,37 1,99 15,36 2,08 82,56 100,00

Status Disabilitas
Disabilitas 11,28 1,63 12,90 2,41 84,69 100,00
Nondisabilitas 22,90 2,18 25,08 1,99 72,94 100,00

Distribusi Pengeluaran
40% Terbawah 21,50 2,42 23,92 2,09 74,00 100,00
40% Menengah 23,69 2,08 25,76 2,09 72,15 100,00
20% Teratas 18,94 1,63 20,57 1,80 77,63 100,00

Klasifikasi Desa
Perkotaan 19,75 1,93 21,68 2,11 76,21 100,00
Perdesaan 24,31 2,37 26,68 1,92 71,40 100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Kesehatan 91
Tabel 4.8 Persentase Lansia yang Mengalami Keluhan Kesehatan dalam
Sebulan Terakhir menurut Provinsi, Klasifikasi Desa, dan Jenis
Kelamin, 2023

Klasifikasi Desa Jenis Kelamin


Provinsi Jumlah
Perkotaan Perdesaan Laki-laki Perempuan

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Aceh 46,66 52,87 46,40 54,95 50,89


Sumatera Utara 38,75 45,59 39,73 43,78 41,91
Sumatera Barat 48,28 43,54 43,41 47,90 45,81
Riau 45,09 44,22 42,50 46,67 44,55
Jambi 39,33 41,29 39,54 41,80 40,66
Sumatera Selatan 44,15 43,85 42,22 45,57 43,95
Bengkulu 40,77 43,63 40,62 45,03 42,81
Lampung 39,10 44,58 41,35 44,48 42,90
Kep. Bangka Belitung 43,78 51,27 43,93 49,98 46,89
Kepulauan Riau 52,39 38,81 48,69 50,64 49,62
DKI Jakarta 34,36 − 32,71 35,86 34,36
Jawa Barat 42,04 44,44 41,25 43,98 42,65
Jawa Tengah 43,78 40,45 39,44 44,51 42,14
DI Yogyakarta 38,63 31,94 35,59 37,10 36,41
Jawa Timur 40,17 37,66 36,78 40,89 38,98
Banten 43,72 52,02 41,99 49,69 45,87
Bali 32,01 39,70 35,24 33,94 34,56
Nusa Tenggara Barat 60,43 60,75 58,62 62,22 60,59
Nusa Tenggara Timur 42,27 46,43 44,95 45,94 45,48
Kalimantan Barat 40,52 45,32 43,05 43,88 43,47
Kalimantan Tengah 37,05 34,51 34,56 36,62 35,51
Kalimantan Selatan 41,72 46,93 41,79 47,03 44,50
Kalimantan Timur 39,52 43,31 40,28 41,38 40,81
Kalimantan Utara 34,15 35,31 36,68 32,35 34,64
Sulawesi Utara 40,65 39,89 40,47 40,12 40,29
Sulawesi Tengah 37,26 37,78 36,20 39,06 37,63
Sulawesi Selatan 36,77 35,13 32,84 38,19 35,80
Sulawesi Tenggara 37,33 37,77 34,73 40,20 37,62
Gorontalo 52,56 53,69 54,71 51,87 53,19
Sulawesi Barat 42,34 44,72 43,30 45,02 44,22
Maluku 33,09 33,16 35,96 30,58 33,13
Maluku Utara 29,80 36,46 35,49 33,93 34,71
Papua Barat 34,89 34,22 35,12 33,79 34,50
Papua 28,52 25,23 27,33 25,64 26,59

Indonesia 41,24 41,81 39,59 43,23 41,49


Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

92 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 4.9 Angka Kesakitan Lansia menurut Provinsi, Klasifikasi Desa, dan
Jenis Kelamin, 2023

Klasifikasi Desa Jenis Kelamin


Provinsi Jumlah
Perkotaan Perdesaan Laki-laki Perempuan

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Aceh 26,02 29,46 26,23 30,29 28,36


Sumatera Utara 17,79 24,48 20,12 21,54 20,88
Sumatera Barat 20,05 22,08 20,29 21,82 21,11
Riau 20,50 20,46 20,14 20,82 20,48
Jambi 16,03 22,64 21,63 19,40 20,52
Sumatera Selatan 13,52 17,56 14,91 17,21 16,10
Bengkulu 19,47 22,05 19,83 22,80 21,31
Lampung 19,70 21,57 20,92 21,07 20,99
Kep. Bangka Belitung 16,05 22,98 19,89 17,91 18,92
Kepulauan Riau 23,65 20,60 21,07 25,17 23,03
DKI Jakarta 14,34 − 12,03 16,44 14,34
Jawa Barat 20,71 23,95 21,50 21,57 21,54
Jawa Tengah 19,43 18,41 17,85 19,87 18,93
DI Yogyakarta 13,27 18,48 15,87 14,26 15,00
Jawa Timur 17,40 18,15 17,16 18,28 17,76
Banten 20,42 28,53 20,41 24,60 22,52
Bali 17,41 24,14 19,91 19,40 19,64
Nusa Tenggara Barat 31,23 38,92 33,51 36,28 35,02
Nusa Tenggara Timur 17,76 25,46 23,44 23,92 23,70
Kalimantan Barat 19,76 24,38 22,37 22,83 22,60
Kalimantan Tengah 11,45 17,89 15,23 15,51 15,36
Kalimantan Selatan 14,81 17,83 16,14 16,68 16,42
Kalimantan Timur 12,56 24,71 14,99 18,54 16,71
Kalimantan Utara 13,18 17,12 15,54 14,07 14,85
Sulawesi Utara 18,75 20,56 20,83 18,46 19,60
Sulawesi Tengah 18,17 21,37 19,95 20,97 20,46
Sulawesi Selatan 16,83 16,99 16,76 17,05 16,92
Sulawesi Tenggara 18,78 18,84 17,11 20,35 18,82
Gorontalo 25,80 29,20 28,76 26,79 27,71
Sulawesi Barat 23,48 23,45 23,61 23,32 23,45
Maluku 17,42 17,70 19,74 15,64 17,58
Maluku Utara 10,34 23,10 21,14 18,36 19,75
Papua Barat 13,53 17,64 16,35 15,47 15,94
Papua 14,69 15,02 16,32 13,06 14,88

Indonesia 18,67 21,01 19,13 20,25 19,72


Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Kesehatan 93
Tabel 4.10 Persentase Lansia yang Mengobati Sendiri ketika Mengalami
Keluhan Kesehatan menurut Provinsi, Klasifikasi Desa, dan Jenis
Kelamin, 2023

Klasifikasi Desa Jenis Kelamin


Provinsi Jumlah
Perkotaan Perdesaan Laki-laki Perempuan

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Aceh 74,29 73,19 73,49 73,53 73,51


Sumatera Utara 77,79 82,61 81,63 79,11 80,22
Sumatera Barat 55,85 68,54 63,06 61,41 62,14
Riau 76,61 80,59 81,02 77,18 79,05
Jambi 75,10 81,43 82,64 76,43 79,47
Sumatera Selatan 82,56 84,67 84,79 83,13 83,90
Bengkulu 72,71 79,72 78,63 77,05 77,80
Lampung 78,65 76,69 78,43 76,10 77,24
Kep. Bangka Belitung 75,03 79,38 79,46 74,76 77,00
Kepulauan Riau 74,69 69,52 77,65 69,89 73,86
DKI Jakarta 76,44 − 76,32 76,54 76,44
Jawa Barat 79,49 85,73 81,62 80,72 81,15
Jawa Tengah 72,73 75,46 74,97 73,29 74,02
DI Yogyakarta 66,30 64,49 61,78 69,03 65,77
Jawa Timur 78,12 81,83 80,21 79,51 79,82
Banten 80,41 85,98 82,63 81,56 82,05
Bali 54,34 64,36 56,51 59,68 58,15
Nusa Tenggara Barat 85,55 76,91 82,02 80,70 81,28
Nusa Tenggara Timur 76,81 79,48 75,95 81,45 78,91
Kalimantan Barat 80,36 86,51 84,78 83,85 84,30
Kalimantan Tengah 86,55 82,33 85,27 82,74 84,06
Kalimantan Selatan 84,91 90,04 88,82 86,94 87,79
Kalimantan Timur 73,70 79,96 77,89 73,98 75,97
Kalimantan Utara 80,09 60,27 73,17 69,53 71,57
Sulawesi Utara 68,16 72,42 71,05 69,31 70,15
Sulawesi Tengah 82,37 85,41 82,43 86,52 84,55
Sulawesi Selatan 77,26 76,73 75,25 78,14 76,96
Sulawesi Tenggara 79,35 78,45 81,64 76,52 78,75
Gorontalo 86,31 85,22 84,31 86,96 85,69
Sulawesi Barat 75,08 79,51 79,18 78,15 78,62
Maluku 58,25 77,45 73,09 65,22 69,27
Maluku Utara 77,49 77,73 78,06 77,29 77,68
Papua Barat 64,13 64,53 64,99 63,62 64,36
Papua 72,12 73,30 72,21 73,54 72,78

Indonesia 76,55 79,69 78,48 77,53 77,96


Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

94 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 4.11 Persentase Lansia yang Rawat Jalan ketika Mengalami Keluhan
Kesehatan menurut Provinsi, Klasifikasi Desa, dan Jenis Kelamin,
2023

Klasifikasi Desa Jenis Kelamin


Provinsi Jumlah
Perkotaan Perdesaan Laki-laki Perempuan

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Aceh 55,78 56,96 54,62 58,14 56,61


Sumatera Utara 44,09 38,17 41,34 40,94 41,11
Sumatera Barat 56,10 52,54 51,99 56,19 54,34
Riau 42,95 28,03 31,80 35,73 33,82
Jambi 41,07 31,94 35,38 34,19 34,77
Sumatera Selatan 39,47 29,16 34,21 31,79 32,91
Bengkulu 47,16 31,69 32,26 39,27 35,93
Lampung 45,67 40,36 42,58 41,15 41,85
Kep. Bangka Belitung 43,49 46,82 42,63 47,17 45,00
Kepulauan Riau 49,20 49,43 50,47 47,94 49,24
DKI Jakarta 49,67 − 47,79 51,24 49,67
Jawa Barat 48,46 38,73 44,90 46,74 45,87
Jawa Tengah 45,58 40,77 41,09 45,02 43,30
DI Yogyakarta 52,32 51,17 54,17 50,21 51,99
Jawa Timur 43,80 41,00 41,95 42,97 42,52
Banten 40,24 32,11 39,37 36,59 37,86
Bali 68,41 63,41 68,22 64,91 66,51
Nusa Tenggara Barat 49,62 55,50 53,54 51,74 52,53
Nusa Tenggara Timur 36,45 33,21 35,72 32,34 33,90
Kalimantan Barat 44,14 30,39 34,83 35,81 35,33
Kalimantan Tengah 20,57 32,29 28,27 26,62 27,48
Kalimantan Selatan 36,63 26,97 28,71 33,26 31,20
Kalimantan Timur 44,55 36,06 35,99 47,15 41,48
Kalimantan Utara 31,69 43,16 37,77 35,16 36,62
Sulawesi Utara 41,54 42,96 44,39 40,16 42,21
Sulawesi Tengah 33,66 29,38 28,83 32,20 30,58
Sulawesi Selatan 42,01 37,87 41,92 38,04 39,63
Sulawesi Tenggara 31,51 26,52 27,50 28,68 28,17
Gorontalo 38,14 32,78 33,45 36,62 35,11
Sulawesi Barat 44,78 30,68 34,29 32,88 33,52
Maluku 32,92 35,33 34,79 33,79 34,30
Maluku Utara 31,39 38,28 36,12 37,34 36,72
Papua Barat 29,93 52,28 42,26 43,72 42,93
Papua 44,63 41,11 42,58 42,79 42,67

Indonesia 45,90 39,37 42,31 43,50 42,96


Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Kesehatan 95
Tabel 4.12 Persentase Lansia yang Tidak Rawat Jalan Ketika Mengalami
Keluhan Kesehatan menurut Provinsi dan Alasan Utama Tidak
Rawat Jalan, 2023

Alasan Utama Tidak Rawat Jalan


Provinsi Mengobati Merasa Tidak ada Jumlah
sendiri tidak perlu biaya Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Aceh 58,56 32,55 NA 8,21 100,00


Sumatera Utara 58,26 35,73 2,73 3,27 100,00
Sumatera Barat 57,35 38,11 2,34 2,20 100,00
Riau 50,03 43,71 3,98 2,28 100,00
Jambi 58,35 37,02 1,51 3,12 100,00
Sumatera Selatan 62,34 31,00 2,96 3,71 100,00
Bengkulu 55,49 39,85 NA 3,68 100,00
Lampung 60,79 36,72 1,17 1,32 100,00
Kep. Bangka Belitung 73,66 22,32 NA NA 100,00
Kepulauan Riau 51,24 45,78 NA 2,77 100,00
DKI Jakarta 61,22 34,04 NA 4,44 100,00
Jawa Barat 61,64 31,71 2,67 3,98 100,00
Jawa Tengah 62,17 33,76 0,79 3,28 100,00
DI Yogyakarta 67,42 27,39 NA 4,84 100,00
Jawa Timur 63,64 31,03 0,98 4,35 100,00
Banten 50,10 40,12 2,71 7,08 100,00
Bali 57,51 41,90 NA NA 100,00
Nusa Tenggara Barat 63,76 28,90 3,51 3,83 100,00
Nusa Tenggara Timur 72,25 22,80 1,75 3,20 100,00
Kalimantan Barat 55,51 38,77 1,92 3,80 100,00
Kalimantan Tengah 62,08 34,18 NA 2,01 100,00
Kalimantan Selatan 76,02 19,30 NA 3,98 100,00
Kalimantan Timur 55,99 38,81 NA 4,66 100,00
Kalimantan Utara 64,50 33,11 NA NA 100,00
Sulawesi Utara 60,06 35,63 1,51 2,80 100,00
Sulawesi Tengah 55,83 35,80 2,16 6,21 100,00
Sulawesi Selatan 58,25 37,08 0,96 3,71 100,00
Sulawesi Tenggara 68,03 29,45 1,03 1,50 100,00
Gorontalo 80,89 16,78 NA 1,59 100,00
Sulawesi Barat 56,76 37,66 NA 5,16 100,00
Maluku 50,43 42,46 NA 4,02 100,00
Maluku Utara 54,02 38,38 4,10 3,49 100,00
Papua Barat 55,08 36,67 NA NA 100,00
Papua 60,72 33,84 2,79 2,64 100,00

Indonesia 61,21 33,28 1,66 3,86 100,00


Catatan: NA: data tidak dapat ditampilkan
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

96 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 4.13 Persentase Lansia yang Pernah Dirawat Inap dalam Setahun
Terakhir menurut Provinsi, Klasifikasi Desa, dan Jenis Kelamin,
2023

Klasifikasi Desa Jenis Kelamin


Provinsi Jumlah
Perkotaan Perdesaan Laki-laki Perempuan

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Aceh 10,22 10,51 11,25 9,67 10,42


Sumatera Utara 6,80 4,95 6,79 5,22 5,94
Sumatera Barat 6,22 4,34 6,14 4,46 5,24
Riau 4,99 5,44 5,38 5,15 5,26
Jambi 6,72 5,86 6,22 6,05 6,14
Sumatera Selatan 5,63 3,48 5,12 3,46 4,26
Bengkulu 5,21 5,19 5,61 4,77 5,19
Lampung 8,16 4,35 5,64 5,39 5,52
Kep. Bangka Belitung 5,92 4,63 6,13 4,61 5,39
Kepulauan Riau 10,80 7,47 9,79 10,48 10,12
DKI Jakarta 5,31 − 5,83 4,84 5,31
Jawa Barat 5,94 6,24 6,72 5,35 6,01
Jawa Tengah 6,58 5,77 6,41 5,98 6,18
DI Yogyakarta 5,89 4,17 5,57 5,11 5,32
Jawa Timur 5,09 4,15 5,11 4,25 4,65
Banten 4,73 4,75 5,66 3,83 4,74
Bali 3,91 3,73 4,21 3,53 3,85
Nusa Tenggara Barat 8,74 9,53 9,87 8,52 9,13
Nusa Tenggara Timur 5,85 2,80 4,35 2,75 3,49
Kalimantan Barat 4,41 3,25 3,76 3,64 3,70
Kalimantan Tengah 4,13 2,67 3,61 2,81 3,24
Kalimantan Selatan 3,97 3,30 4,64 2,65 3,61
Kalimantan Timur 5,53 7,10 6,04 6,09 6,07
Kalimantan Utara 7,26 5,17 6,81 5,88 6,38
Sulawesi Utara 7,21 7,18 7,42 6,99 7,20
Sulawesi Tengah 6,82 4,82 6,17 4,61 5,39
Sulawesi Selatan 7,16 4,95 6,04 5,72 5,86
Sulawesi Tenggara 9,01 3,97 5,20 6,03 5,64
Gorontalo 9,52 6,36 6,86 8,52 7,75
Sulawesi Barat 6,74 5,07 4,76 6,00 5,42
Maluku 4,63 1,97 4,33 2,00 3,10
Maluku Utara 8,46 5,00 6,65 5,16 5,91
Papua Barat 3,20 5,08 6,19 2,16 4,30
Papua 5,71 2,47 4,77 2,58 3,81

Indonesia 5,92 5,02 6,01 5,07 5,52


Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Kesehatan 97
Tabel 4.14 Rata-rata Lama Rawat Inap (Hari) Lansia menurut Provinsi,
Klasifikasi Desa, dan Jenis Kelamin, 2023

Klasifikasi Desa Jenis Kelamin


Provinsi Jumlah
Perkotaan Perdesaan Laki-laki Perempuan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Aceh 6,27 5,34 6,25 4,98 5,63


Sumatera Utara 6,07 5,99 6,54 5,49 6,04
Sumatera Barat 5,72 5,78 5,58 5,93 5,74
Riau 6,04 7,18 8,18 5,23 6,77
Jambi 5,89 5,34 5,42 5,66 5,54
Sumatera Selatan 6,12 5,48 5,92 5,60 5,79
Bengkulu 7,37 4,37 5,17 5,31 5,23
Lampung 6,57 4,38 6,10 4,59 5,37
Kep. Bangka Belitung 6,86 5,53 7,24 5,20 6,39
Kepulauan Riau 4,97 2,22 4,70 4,41 4,56
DKI Jakarta 6,27 − 6,45 6,07 6,27
Jawa Barat 5,42 4,31 5,25 4,99 5,13
Jawa Tengah 5,70 4,85 5,32 5,30 5,31
DI Yogyakarta 6,06 4,44 4,38 6,79 5,64
Jawa Timur 5,72 4,96 5,60 5,19 5,40
Banten 5,07 6,17 5,02 5,84 5,36
Bali 6,16 6,03 6,29 5,94 6,12
Nusa Tenggara Barat 4,45 4,16 3,78 4,80 4,30
Nusa Tenggara Timur 7,10 5,59 7,60 4,18 6,17
Kalimantan Barat 8,70 5,87 8,84 5,47 7,17
Kalimantan Tengah 8,57 5,87 8,17 5,81 7,22
Kalimantan Selatan 5,77 5,21 5,61 5,33 5,50
Kalimantan Timur 6,13 5,95 5,42 6,73 6,06
Kalimantan Utara 5,86 7,75 6,65 6,31 6,50
Sulawesi Utara 6,15 6,03 6,12 6,07 6,09
Sulawesi Tengah 7,30 7,87 7,97 7,25 7,66
Sulawesi Selatan 5,93 6,57 7,46 5,22 6,25
Sulawesi Tenggara 5,69 4,54 5,73 4,71 5,15
Gorontalo 4,80 5,58 5,20 5,13 5,16
Sulawesi Barat 5,39 7,22 6,11 7,19 6,74
Maluku 6,90 5,95 7,72 4,27 6,55
Maluku Utara 6,11 6,08 7,82 3,88 6,09
Papua Barat 5,79 6,09 6,26 5,15 6,00
Papua 4,93 7,77 6,35 5,21 6,01

Indonesia 5,76 5,20 5,73 5,31 5,53


Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

98 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 4.15 Persentase Lansia yang Pernah Dirawat Inap dalam Setahun
Terakhir menurut Provinsi dan Lama Rawat Inap, 2023

Lama Rawat Inap


Provinsi Jumlah
1-3 hari 4-7 hari 8-14 hari >14 hari
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Aceh 45,29 40,18 7,23 7,29 100,00


Sumatera Utara 35,04 49,58 10,42 4,96 100,00
Sumatera Barat 32,58 49,88 11,89 5,65 100,00
Riau 44,71 33,33 14,01 7,95 100,00
Jambi 44,64 40,27 7,82 7,27 100,00
Sumatera Selatan 43,05 43,95 6,22 6,78 100,00
Bengkulu 51,33 32,87 12,54 NA 100,00
Lampung 50,14 34,24 10,70 4,91 100,00
Kep. Bangka Belitung 41,92 38,37 14,35 NA 100,00
Kepulauan Riau 53,90 38,65 3,80 3,65 100,00
DKI Jakarta 43,59 34,96 14,90 NA 100,00
Jawa Barat 46,65 39,66 10,17 3,52 100,00
Jawa Tengah 40,28 45,03 11,39 3,31 100,00
DI Yogyakarta 40,33 46,70 10,39 NA 100,00
Jawa Timur 39,28 45,11 11,11 4,50 100,00
Banten 48,10 39,58 9,06 NA 100,00
Bali 38,07 35,06 20,53 6,34 100,00
Nusa Tenggara Barat 58,74 29,99 7,55 3,71 100,00
Nusa Tenggara Timur 43,79 37,00 11,41 7,81 100,00
Kalimantan Barat 42,75 34,29 16,72 6,24 100,00
Kalimantan Tengah 40,94 31,48 19,42 8,17 100,00
Kalimantan Selatan 45,43 34,93 15,27 4,37 100,00
Kalimantan Timur 44,53 32,70 15,97 6,80 100,00
Kalimantan Utara 27,84 52,71 12,13 NA 100,00
Sulawesi Utara 33,68 47,61 14,83 3,89 100,00
Sulawesi Tengah 47,35 35,34 6,49 10,82 100,00
Sulawesi Selatan 42,76 37,13 14,59 5,51 100,00
Sulawesi Tenggara 49,20 34,02 13,47 NA 100,00
Gorontalo 42,09 40,51 17,13 NA 100,00
Sulawesi Barat 32,26 47,50 11,89 NA 100,00
Maluku 33,05 44,82 18,02 4,11 100,00
Maluku Utara 37,37 47,96 NA NA 100,00
Papua Barat 51,48 31,81 7,11 NA 100,00
Papua 34,35 55,20 5,14 5,31 100,00

Indonesia 42,85 41,50 11,11 4,54 100,00


Catatan: NA: data tidak dapat ditampilkan
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Kesehatan 99
Tabel 4.16 Persentase Lansia yang Rawat Jalan atau Rawat Inap dengan
Memanfaatkan Jaminan Kesehatan menurut Provinsi, 2023

Pemanfaatan Jaminan Kesehatan


Provinsi
Rawat Jalan Rawat Inap
(1) (2) (3)

Aceh 73,95 98,55


Sumatera Utara 49,16 84,09
Sumatera Barat 59,84 82,73
Riau 60,01 64,98
Jambi 44,95 71,68
Sumatera Selatan 45,09 75,07
Bengkulu 47,11 78,41
Lampung 37,65 65,49
Kep. Bangka Belitung 63,86 93,42
Kepulauan Riau 80,45 92,08
DKI Jakarta 81,81 94,20
Jawa Barat 51,05 71,28
Jawa Tengah 50,49 78,12
DI Yogyakarta 62,72 91,25
Jawa Timur 42,79 71,92
Banten 60,32 82,43
Bali 48,78 86,69
Nusa Tenggara Barat 33,41 66,49
Nusa Tenggara Timur 80,21 93,62
Kalimantan Barat 51,26 78,45
Kalimantan Tengah 47,42 72,31
Kalimantan Selatan 69,73 84,95
Kalimantan Timur 87,65 89,74
Kalimantan Utara 69,91 98,56
Sulawesi Utara 71,78 96,19
Sulawesi Tengah 75,31 95,88
Sulawesi Selatan 70,35 92,20
Sulawesi Tenggara 86,90 95,08
Gorontalo 60,20 97,16
Sulawesi Barat 82,60 92,21
Maluku 63,21 89,65
Maluku Utara 78,72 80,45
Papua Barat 79,72 81,42
Papua 79,00 80,20

Indonesia 53,47 78,60


Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

100 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 4.17 Persentase Lansia menurut Provinsi dan Perilaku Merokok, 2023

Merokok dalam Sebulan Terakhir


Merokok Tidak Tidak Jumlah
Provinsi Masih merokok pernah (4)+(5)+
Merokok
merokok lagi merokok (6)
tidak setiap
setiap hari hari (2) + (3)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Aceh 18,95 3,49 22,44 1,56 75,99 100,00


Sumatera Utara 19,83 1,78 21,61 2,36 76,02 100,00
Sumatera Barat 22,57 1,57 24,14 3,28 72,58 100,00
Riau 21,86 2,11 23,97 1,47 74,56 100,00
Jambi 20,72 1,53 22,25 1,07 76,68 100,00
Sumatera Selatan 22,31 2,12 24,43 2,17 73,40 100,00
Bengkulu 26,56 1,43 27,99 1,75 70,26 100,00
Lampung 28,32 1,62 29,94 3,21 66,85 100,00
Kep. Bangka Belitung 17,97 1,69 19,66 1,45 78,89 100,00
Kepulauan Riau 18,12 1,24 19,35 2,71 77,94 100,00
DKI Jakarta 11,05 1,41 12,46 1,40 86,14 100,00
Jawa Barat 26,94 2,30 29,24 1,81 68,95 100,00
Jawa Tengah 22,34 2,15 24,50 2,18 73,32 100,00
DI Yogyakarta 17,56 1,98 19,54 2,86 77,60 100,00
Jawa Timur 22,26 1,87 24,13 1,83 74,03 100,00
Banten 23,71 2,55 26,25 1,57 72,17 100,00
Bali 10,45 0,80 11,25 1,78 86,97 100,00
Nusa Tenggara Barat 27,63 2,27 29,90 1,31 68,79 100,00
Nusa Tenggara Timur 14,85 4,05 18,90 2,29 78,81 100,00
Kalimantan Barat 20,57 1,70 22,27 2,41 75,33 100,00
Kalimantan Tengah 21,76 2,16 23,92 1,50 74,58 100,00
Kalimantan Selatan 15,76 1,24 17,00 2,83 80,17 100,00
Kalimantan Timur 15,54 2,01 17,55 2,54 79,91 100,00
Kalimantan Utara 18,46 1,21 19,68 2,32 78,01 100,00
Sulawesi Utara 16,33 3,53 19,86 3,26 76,88 100,00
Sulawesi Tengah 21,92 2,28 24,20 1,99 73,81 100,00
Sulawesi Selatan 16,28 1,67 17,94 1,79 80,27 100,00
Sulawesi Tenggara 19,57 1,70 21,27 2,81 75,92 100,00
Gorontalo 24,60 4,16 28,76 2,79 68,44 100,00
Sulawesi Barat 16,16 1,88 18,05 3,03 78,93 100,00
Maluku 17,55 6,18 23,74 1,95 74,32 100,00
Maluku Utara 18,93 6,10 25,03 3,44 71,53 100,00
Papua Barat 14,70 5,65 20,35 1,72 77,93 100,00
Papua 13,37 5,84 19,21 1,32 79,47 100,00

Indonesia 21,79 2,13 23,91 2,03 74,06 100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Kesehatan 101
Tabel 4.18 Sampling Error Persentase Lansia yang Sakit dalam Sebulan
Terakhir Menurut Provinsi dan Klasifikasi Desa, 2023

Perkotaan Perdesaan Jumlah


Selang Selang Selang
Relative Relative Relative
Provinsi Kepercayaan Kepercayaan Kepercayaan
Estimasi Standard Estimasi Standard Estimasi Standard
Batas Batas Batas Batas Batas Batas
Bawah Atas Error Bawah Atas Error Bawah Atas Error
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Aceh 26,02 21,35 30,70 9,17 29,46 26,57 32,35 5,00 28,36 25,89 30,83 4,44
Sumatera Utara 17,79 15,27 20,31 7,23 24,48 21,84 27,12 5,50 20,88 19,04 22,73 4,50
Sumatera Barat 20,05 16,57 23,53 8,86 22,08 19,72 24,44 5,45 21,11 19,04 23,17 5,00
Riau 20,50 15,88 25,12 11,51 20,46 17,08 23,85 8,44 20,48 17,74 23,21 6,82
Jambi 16,03 11,29 20,77 15,08 22,64 19,34 25,94 7,44 20,52 17,81 23,23 6,75
Sumatera Selatan 13,52 10,49 16,56 11,45 17,56 15,24 19,89 6,76 16,10 14,25 17,95 5,85
Bengkulu 19,47 14,16 24,77 13,90 22,05 18,40 25,70 8,45 21,31 18,29 24,32 7,22
Lampung 19,70 15,59 23,81 10,65 21,57 19,01 24,12 6,04 20,99 18,82 23,17 5,29
Kep. Bangka Belitung 16,05 11,94 20,15 13,06 22,98 17,72 28,23 11,67 18,92 15,67 22,17 8,76
Kepulauan Riau 23,65 17,05 30,26 14,25 20,60 10,54 30,67 24,92 23,03 17,34 28,71 12,59
DKI Jakarta 14,34 11,73 16,94 9,28 − − − − 14,34 11,73 16,94 9,28
Jawa Barat 20,71 18,94 22,48 4,36 23,95 21,67 26,22 4,86 21,54 20,10 22,98 3,42
Jawa Tengah 19,43 17,87 21,00 4,12 18,41 17,05 19,76 3,76 18,93 17,89 19,97 2,80
DI Yogyakarta 13,27 10,82 15,72 9,42 18,48 14,08 22,89 12,16 15,00 12,75 17,25 7,65
Jawa Timur 17,40 15,90 18,91 4,41 18,15 16,76 19,55 3,91 17,76 16,73 18,79 2,96
Banten 20,42 16,95 23,90 8,68 28,53 24,15 32,91 7,84 22,52 19,69 25,35 6,41
Bali 17,41 14,43 20,40 8,74 24,14 20,42 27,86 7,86 19,64 17,30 21,98 6,08
Nusa Tenggara Barat 31,23 25,77 36,70 8,93 38,92 33,73 44,11 6,80 35,02 31,24 38,81 5,52
Nusa Tenggara Timur 17,76 13,52 22,01 12,19 25,46 23,19 27,73 4,55 23,70 21,69 25,71 4,33
Kalimantan Barat 19,76 15,50 24,02 11,00 24,38 21,14 27,62 6,78 22,60 20,01 25,19 5,85
Kalimantan Tengah 11,45 7,59 15,32 17,21 17,89 14,42 21,36 9,91 15,36 12,75 17,96 8,65
Kalimantan Selatan 14,81 11,54 18,08 11,27 17,83 15,10 20,56 7,81 16,42 14,32 18,52 6,53
Kalimantan Timur 12,56 9,55 15,57 12,23 24,71 18,30 31,12 13,24 16,71 13,71 19,71 9,17
Kalimantan Utara 13,18 7,74 18,63 21,08 17,12 11,42 22,83 17,01 14,85 10,86 18,83 13,70
Sulawesi Utara 18,75 15,48 22,02 8,90 20,56 17,87 23,25 6,67 19,60 17,46 21,75 5,57
Sulawesi Tengah 18,17 12,86 23,49 14,92 21,37 18,14 24,59 7,69 20,46 17,70 23,22 6,88
Sulawesi Selatan 16,83 13,99 19,67 8,62 16,99 15,32 18,66 5,02 16,92 15,39 18,45 4,61
Sulawesi Tenggara 18,78 13,57 23,99 14,16 18,84 16,34 21,35 6,77 18,82 16,42 21,23 6,52
Gorontalo 25,80 18,86 32,74 13,73 29,20 23,90 34,49 9,26 27,71 23,44 31,97 7,86
Sulawesi Barat 23,48 11,61 35,35 25,80 23,45 18,55 28,34 10,65 23,45 18,85 28,06 10,01
Maluku 17,42 12,08 22,77 15,64 17,70 14,53 20,86 9,12 17,58 14,67 20,49 8,45
Maluku Utara 10,34 6,37 14,31 19,57 23,10 19,30 26,91 8,40 19,75 16,71 22,78 7,84
Papua Barat 13,53 7,88 19,17 21,29 17,64 14,19 21,08 9,97 15,94 12,90 18,98 9,73
Papua 14,69 10,04 19,34 16,14 15,02 12,21 17,82 9,52 14,88 12,36 17,41 8,65
Indonesia 18,67 18,01 19,33 1,80 21,01 20,45 21,57 1,35 19,72 19,27 20,16 1,14

Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

102 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 4.19 Sampling Error Persentase Lansia yang Tidak Rawat Jalan Ketika
Mengalami Keluhan Kesehatan menurut Provinsi dan Alasan
Utama Tidak Rawat Jalan, 2023

Mengobati sendiri Merasa tidak perlu


Selang Relative Selang Relative
Provinsi Kepercayaan Kepercayaan
Estimasi Standard Estimasi Standard
Batas Batas Error Batas Batas Error
Bawah Atas Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Aceh 58,56 52,48 64,63 5,29 32,55 27,03 38,06 8,65
Sumatera Utara 58,26 53,56 62,96 4,12 35,73 31,24 40,22 6,41
Sumatera Barat 57,35 51,40 63,31 5,30 38,11 32,34 43,87 7,72
Riau 50,03 43,66 56,40 6,50 43,71 37,10 50,32 7,71
Jambi 58,35 51,76 64,94 5,76 37,02 30,50 43,54 8,98
Sumatera Selatan 62,34 56,96 67,72 4,40 31,00 25,75 36,24 8,63
Bengkulu 55,49 48,01 62,97 6,88 39,85 32,35 47,36 9,61
Lampung 60,79 55,62 65,96 4,34 36,72 31,78 41,67 6,87
Kep. Bangka Belitung 73,66 66,22 81,10 5,15 22,32 16,59 28,05 13,10
Kepulauan Riau 51,24 37,12 65,37 14,06 45,78 31,64 59,91 15,75
DKI Jakarta 61,22 53,01 69,43 6,84 34,04 25,98 42,10 12,08
Jawa Barat 61,64 57,87 65,40 3,12 31,71 28,19 35,24 5,67
Jawa Tengah 62,17 59,46 64,88 2,22 33,76 31,10 36,41 4,01
DI Yogyakarta 67,42 60,12 74,72 5,52 27,39 20,38 34,40 13,06
Jawa Timur 63,64 61,00 66,28 2,12 31,03 28,49 33,57 4,18
Banten 50,10 43,33 56,86 6,89 40,12 33,29 46,95 8,69
Bali 57,51 48,60 66,41 7,90 41,90 33,01 50,79 10,82
Nusa Tenggara Barat 63,76 57,38 70,15 5,11 28,90 23,13 34,68 10,19
Nusa Tenggara Timur 72,25 68,08 76,42 2,95 22,80 18,87 26,72 8,78
Kalimantan Barat 55,51 49,81 61,22 5,24 38,77 33,10 44,44 7,46
Kalimantan Tengah 62,08 55,06 69,10 5,77 34,18 27,24 41,12 10,36
Kalimantan Selatan 76,02 71,21 80,82 3,23 19,30 14,96 23,63 11,45
Kalimantan Timur 55,99 46,84 65,14 8,33 38,81 29,91 47,71 11,70
Kalimantan Utara 64,50 50,33 78,66 11,21 33,11 19,08 47,15 21,63
Sulawesi Utara 60,06 54,11 66,01 5,06 35,63 29,76 41,50 8,40
Sulawesi Tengah 55,83 48,57 63,10 6,64 35,80 28,46 43,14 10,46
Sulawesi Selatan 58,25 53,61 62,89 4,06 37,08 32,58 41,58 6,20
Sulawesi Tenggara 68,03 62,29 73,76 4,30 29,45 23,73 35,16 9,90
Gorontalo 80,89 75,05 86,72 3,68 16,78 11,09 22,46 17,29
Sulawesi Barat 56,76 46,97 66,56 8,80 37,66 28,25 47,08 12,76
Maluku 50,43 41,62 59,25 8,91 42,46 33,90 51,03 10,29
Maluku Utara 54,02 45,14 62,91 8,39 38,38 29,69 47,08 11,55
Papua Barat 55,08 43,34 66,81 10,87 36,67 26,79 46,55 13,75
Papua 60,72 52,39 69,05 7,00 33,84 25,64 42,05 12,37
Indonesia 61,21 60,07 62,35 0,95 33,28 32,18 34,38 1,68

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Kesehatan 103
Tabel 4.19 Lanjutan
Tidak ada biaya Lainnya
Selang Selang
KepercayaanRelative KepercayaanRelat
Provinsi
Estimasi Standard Error
Estimasi Sta
BatasBatas Batas Batas
Bawah Atas Bawah Atas
(1) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Aceh NA NA NA 50,17 8,21 4,77 11,6
Sumatera Utara 2,73 1,64 3,83 20,47 3,27 2,07
Sumatera Barat 2,34 0,60 4,08 37,92 2,20 0,80
2,28
Riau 3,98 1,26 6,70 34,81 0,64
3,12
Jambi 1,51 0,13 2,89 46,47 0
Sumatera Selatan 2,96 1,21 4,70 30,07 3,71
Bengkulu NA NA NA 56,63 3,68
1,32
Lampung 1,17 0,23 2,11 41,13
Kep. Bangka Belitung NA NA NA 71,64
Kepulauan Riau NA NA NA 79,94
DKI Jakarta NA NA NA 100,62
Jawa Barat 2,67 1,37 3,97 24,91
Jawa Tengah 0,79 0,40 1,18 25
DI Yogyakarta NA NA NA 1
Jawa Timur 0,98 0,57 1,40
Banten 2,71 0,65 4,77
Bali NA NA
Nusa Tenggara Barat 3,51 1,07
Nusa Tenggara Timur 1,75 0,75
Kalimantan Barat 1,92 0,8
Kalimantan Tengah NA
Kalimantan Selatan NA
Kalimantan Timur NA
Kalimantan Utara N
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Ut
Papua
Papu
In

Catatan: Warna kuning (


) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Warna merah (
) artinya hasil estimasi dianggap tidak akurat
NA: data tidak dapat ditampilkan
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

104 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 4.20 Sampling Error Persentase Lansia yang Pernah Dirawat Inap
dalam Setahun Terakhir menurut Provinsi dan Klasifikasi Desa,
2023 Perkotaan Perdesaan Jumlah
Selang Selang Selang
Relative Relative Relative
Provinsi Kepercayaan Kepercayaan Kepercayaan
Estimasi Standard Estimasi Standard Estimasi Standard
Batas Batas Batas Batas Batas Batas
Bawah Atas Error Bawah Atas Error Bawah Atas Error
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

Aceh 10,22 7,83 12,61 11,93 10,51 8,94 12,09 7,65 10,42 9,10 11,74 6,45
Sumatera Utara 6,80 5,23 8,36 11,77 4,95 3,99 5,91 9,90 5,94 4,99 6,90 8,19
Sumatera Barat 6,22 4,29 8,15 15,85 4,34 3,38 5,30 11,24 5,24 4,19 6,29 10,24
Riau 4,99 2,84 7,13 21,94 5,44 3,85 7,03 14,92 5,26 3,98 6,54 12,41
Jambi 6,72 4,40 9,04 17,58 5,86 4,34 7,39 13,28 6,14 4,86 7,41 10,60
Sumatera Selatan 5,63 3,85 7,42 16,20 3,48 2,57 4,40 13,40 4,26 3,39 5,13 10,45
Bengkulu 5,21 3,00 7,42 21,63 5,19 3,65 6,72 15,10 5,19 3,93 6,46 12,42
Lampung 8,16 4,97 11,35 19,95 4,35 3,35 5,35 11,74 5,52 4,31 6,73 11,19
Kep. Bangka Belitung 5,92 3,86 7,98 17,77 4,63 2,34 6,93 25,31 5,39 3,84 6,93 14,60
Kepulauan Riau 10,80 5,75 15,84 23,83 7,47 1,92 13,03 37,93 10,12 5,92 14,32 21,18
DKI Jakarta 5,31 4,02 6,60 12,42 − − − − 5,31 4,02 6,60 12,42
Jawa Barat 5,94 5,12 6,76 7,06 6,24 5,08 7,40 9,50 6,01 5,33 6,69 5,77
Jawa Tengah 6,58 5,86 7,30 5,60 5,77 5,12 6,43 5,81 6,18 5,69 6,67 4,03
DI Yogyakarta 5,89 4,44 7,35 12,60 4,17 2,75 5,59 17,33 5,32 4,24 6,40 10,36
Jawa Timur 5,09 4,45 5,74 6,48 4,15 3,63 4,67 6,36 4,65 4,23 5,07 4,61
Banten 4,73 3,33 6,13 15,09 4,75 3,01 6,50 18,68 4,74 3,61 5,87 12,19
Bali 3,91 2,62 5,20 16,84 3,73 2,49 4,96 16,94 3,85 2,89 4,81 12,67
Nusa Tenggara Barat 8,74 5,77 11,72 17,35 9,53 7,23 11,84 12,35 9,13 7,24 11,02 10,55
Nusa Tenggara Timur 5,85 3,80 7,89 17,82 2,80 2,19 3,41 11,10 3,49 2,82 4,17 9,90
Kalimantan Barat 4,41 2,70 6,12 19,82 3,25 2,21 4,30 16,32 3,70 2,78 4,62 12,66
Kalimantan Tengah 4,13 2,59 5,66 18,98 2,67 1,54 3,80 21,58 3,24 2,32 4,16 14,44
Kalimantan Selatan 3,97 2,48 5,46 19,16 3,30 2,18 4,41 17,31 3,61 2,69 4,53 12,96
Kalimantan Timur 5,53 3,75 7,31 16,41 7,10 3,80 10,40 23,71 6,07 4,44 7,70 13,70
Kalimantan Utara 7,26 4,16 10,35 21,76 5,17 2,23 8,10 28,96 6,38 4,20 8,55 17,43
Sulawesi Utara 7,21 5,26 9,15 13,76 7,18 5,75 8,61 10,13 7,20 5,97 8,42 8,70
Sulawesi Tengah 6,82 3,77 9,87 22,80 4,82 3,45 6,19 14,49 5,39 4,08 6,69 12,33
Sulawesi Selatan 7,16 5,45 8,87 12,20 4,95 4,22 5,68 7,54 5,86 5,03 6,69 7,21
Sulawesi Tenggara 9,01 4,85 13,17 23,57 3,97 2,94 5,00 13,19 5,64 4,07 7,21 14,19
Gorontalo 9,52 5,81 13,24 19,92 6,36 4,25 8,46 16,89 7,75 5,72 9,77 13,32
Sulawesi Barat 6,74 2,85 10,62 29,40 5,07 3,16 6,99 19,22 5,42 3,70 7,14 16,18
Maluku 4,63 1,68 7,58 32,53 1,97 1,11 2,83 22,37 3,10 1,74 4,47 22,37
Maluku Utara 8,46 3,89 13,02 27,56 5,00 3,10 6,89 19,34 5,91 4,07 7,74 15,89
Papua Barat 3,20 0,74 5,65 39,18 5,08 2,95 7,22 21,42 4,30 2,70 5,91 19,02
Papua 5,71 2,87 8,55 25,36 2,47 1,49 3,46 20,32 3,81 2,50 5,12 17,57
Indonesia 5,92 5,61 6,23 2,70 5,02 4,78 5,26 2,45 5,52 5,31 5,72 1,89

Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Kesehatan 105
Tabel 4.21 Sampling Error Persentase Lansia yang Pernah Dirawat Inap
dalam Setahun Terakhir menurut Provinsi dan Jenis Kelamin,
2023 Laki-laki Perempuan Jumlah
Selang Selang Selang
Relative Relative Relative
Provinsi Kepercayaan Kepercayaan Kepercayaan
Estimasi Standard Estimasi Standard Estimasi Standard
Batas Batas Batas Batas Batas Batas
Bawah Atas Error Bawah Atas Error Bawah Atas Error
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

Aceh 11,25 9,32 13,17 8,73 9,67 7,91 11,44 9,31 10,42 9,10 11,74 6,45
Sumatera Utara 6,79 5,33 8,25 11,00 5,22 4,11 6,33 10,87 5,94 4,99 6,90 8,19
Sumatera Barat 6,14 4,54 7,73 13,25 4,46 2,96 5,97 17,25 5,24 4,19 6,29 10,24
Riau 5,38 3,67 7,08 16,17 5,15 3,35 6,95 17,84 5,26 3,98 6,54 12,41
Jambi 6,22 4,49 7,96 14,21 6,05 4,25 7,85 15,15 6,14 4,86 7,41 10,60
Sumatera Selatan 5,12 3,72 6,53 13,97 3,46 2,45 4,47 14,89 4,26 3,39 5,13 10,45
Bengkulu 5,61 3,78 7,44 16,62 4,77 3,20 6,35 16,88 5,19 3,93 6,46 12,42
Lampung 5,64 4,25 7,04 12,64 5,39 3,78 6,99 15,18 5,52 4,31 6,73 11,19
Kep. Bangka Belitung 6,13 3,98 8,29 17,90 4,61 2,44 6,77 23,96 5,39 3,84 6,93 14,60
Kepulauan Riau 9,79 4,19 15,38 29,15 10,48 4,76 16,20 27,83 10,12 5,92 14,32 21,18
DKI Jakarta 5,83 3,91 7,75 16,79 4,84 3,12 6,56 18,17 5,31 4,02 6,60 12,42
Jawa Barat 6,72 5,72 7,72 7,60 5,35 4,49 6,21 8,22 6,01 5,33 6,69 5,77
Jawa Tengah 6,41 5,70 7,12 5,65 5,98 5,34 6,62 5,46 6,18 5,69 6,67 4,03
DI Yogyakarta 5,57 3,83 7,30 15,90 5,11 3,64 6,57 14,64 5,32 4,24 6,40 10,36
Jawa Timur 5,11 4,48 5,73 6,22 4,25 3,69 4,81 6,70 4,65 4,23 5,07 4,61
Banten 5,66 4,01 7,31 14,89 3,83 2,40 5,26 19,06 4,74 3,61 5,87 12,19
Bali 4,21 2,89 5,54 16,05 3,53 2,26 4,80 18,39 3,85 2,89 4,81 12,67
Nusa Tenggara Barat 9,87 7,21 12,53 13,75 8,52 6,36 10,68 12,94 9,13 7,24 11,02 10,55
Nusa Tenggara Timur 4,35 3,24 5,46 13,02 2,75 1,90 3,59 15,75 3,49 2,82 4,17 9,90
Kalimantan Barat 3,76 2,50 5,02 17,05 3,64 2,40 4,88 17,42 3,70 2,78 4,62 12,66
Kalimantan Tengah 3,61 2,29 4,93 18,67 2,81 1,52 4,11 23,43 3,24 2,32 4,16 14,44
Kalimantan Selatan 4,64 3,04 6,23 17,54 2,65 1,62 3,68 19,84 3,61 2,69 4,53 12,96
Kalimantan Timur 6,04 3,83 8,26 18,69 6,09 3,89 8,30 18,47 6,07 4,44 7,70 13,70
Kalimantan Utara 6,81 3,84 9,79 22,24 5,88 2,55 9,22 28,94 6,38 4,20 8,55 17,43
Sulawesi Utara 7,42 5,55 9,29 12,86 6,99 5,30 8,67 12,30 7,20 5,97 8,42 8,70
Sulawesi Tengah 6,17 4,16 8,17 16,63 4,61 3,17 6,05 15,93 5,39 4,08 6,69 12,33
Sulawesi Selatan 6,04 4,86 7,21 9,90 5,72 4,62 6,82 9,82 5,86 5,03 6,69 7,21
Sulawesi Tenggara 5,20 3,48 6,93 16,87 6,03 3,97 8,10 17,45 5,64 4,07 7,21 14,19
Gorontalo 6,86 3,95 9,77 21,63 8,52 5,84 11,19 16,02 7,75 5,72 9,77 13,32
Sulawesi Barat 4,76 2,57 6,95 23,47 6,00 3,40 8,60 22,11 5,42 3,70 7,14 16,18
Maluku 4,33 1,80 6,85 29,79 2,00 0,74 3,27 32,24 3,10 1,74 4,47 22,37
Maluku Utara 6,65 4,36 8,95 17,58 5,16 2,85 7,47 22,84 5,91 4,07 7,74 15,89
Papua Barat 6,19 3,59 8,79 21,44 2,16 0,65 3,67 35,72 4,30 2,70 5,91 19,02
Papua 4,77 2,96 6,59 19,43 2,58 1,14 4,02 28,43 3,81 2,50 5,12 17,57
Indonesia 6,01 5,71 6,31 2,53 5,07 4,81 5,33 2,64 5,52 5,31 5,72 1,89

Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

106 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 4.22 Sampling Error Rata-rata Lama Rawat Inap Lansia menurut
Provinsi dan Klasifikasi Desa (Hari), 2023

Perkotaan Perdesaan Jumlah


Selang Selang Selang
Relative Relative Relative
Provinsi Kepercayaan Kepercayaan Kepercayaan
Estimasi Standard Estimasi Standard Estimasi Standard
Batas Batas Batas Batas Batas Batas
Bawah Atas Error Bawah Atas Error Bawah Atas Error
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Aceh 6,27 4,66 7,88 13,08 5,34 4,53 6,15 7,74 5,63 4,88 6,38 6,77
Sumatera Utara 6,07 4,96 7,17 9,28 5,99 4,69 7,29 11,08 6,04 5,20 6,88 7,13
Sumatera Barat 5,72 4,98 6,45 6,57 5,78 4,78 6,77 8,79 5,74 5,14 6,34 5,33
Riau 6,04 4,48 7,60 13,15 7,18 3,83 10,53 23,81 6,77 4,55 8,98 16,68
Jambi 5,89 3,44 8,34 21,19 5,34 3,77 6,92 15,04 5,54 4,20 6,87 12,31
Sumatera Selatan 6,12 4,67 7,56 12,04 5,48 3,72 7,25 16,43 5,79 4,64 6,93 10,10
Bengkulu 7,37 3,80 10,94 24,68 4,37 3,43 5,31 10,99 5,23 3,90 6,56 12,96
Lampung 6,57 5,14 8,00 11,12 4,38 3,41 5,34 11,24 5,37 4,47 6,27 8,57
Kep. Bangka Belitung 6,86 4,39 9,33 18,33 5,53 4,45 6,62 10,01 6,39 4,74 8,03 13,13
Kepulauan Riau 4,97 3,88 6,06 11,17 2,22 1,42 3,03 18,51 4,56 3,67 5,45 9,93
DKI Jakarta 6,27 4,76 7,78 12,27 − − − − 6,27 4,76 7,78 12,27
Jawa Barat 5,42 4,64 6,21 7,35 4,31 3,65 4,97 7,80 5,13 4,53 5,73 5,98
Jawa Tengah 5,70 5,17 6,24 4,79 4,85 4,51 5,19 3,57 5,31 4,98 5,64 3,19
DI Yogyakarta 6,06 3,69 8,42 19,93 4,44 3,72 5,15 8,23 5,64 3,88 7,39 15,92
Jawa Timur 5,72 5,16 6,29 5,03 4,96 4,51 5,40 4,58 5,40 5,02 5,78 3,57
Banten 5,07 3,69 6,45 13,89 6,17 4,04 8,29 17,55 5,36 4,19 6,52 11,09
Bali 6,16 4,83 7,49 11,01 6,03 4,24 7,82 15,14 6,12 5,05 7,19 8,93
Nusa Tenggara Barat 4,45 3,61 5,30 9,64 4,16 3,28 5,03 10,78 4,30 3,70 4,90 7,16
Nusa Tenggara Timur 7,10 5,30 8,91 12,96 5,59 3,76 7,41 16,67 6,17 4,85 7,48 10,92
Kalimantan Barat 8,70 6,79 10,60 11,19 5,87 4,01 7,74 16,18 7,17 5,85 8,48 9,36
Kalimantan Tengah 8,57 5,38 11,77 19,02 5,87 3,48 8,26 20,77 7,22 5,21 9,24 14,25
Kalimantan Selatan 5,77 4,71 6,83 9,33 5,21 3,55 6,87 16,25 5,50 4,52 6,48 9,10
Kalimantan Timur 6,13 4,34 7,92 14,88 5,95 3,98 7,93 16,92 6,06 4,73 7,40 11,24
Kalimantan Utara 5,86 4,42 7,29 12,53 7,75 5,29 10,21 16,20 6,50 5,24 7,77 9,91
Sulawesi Utara 6,15 4,67 7,64 12,29 6,03 5,23 6,83 6,74 6,09 5,23 6,96 7,27
Sulawesi Tengah 7,30 2,86 11,73 30,99 7,87 4,41 11,32 22,41 7,66 4,93 10,40 18,21
Sulawesi Selatan 5,93 4,87 7,00 9,16 6,57 4,56 8,59 15,65 6,25 5,11 7,39 9,29
Sulawesi Tenggara 5,69 3,86 7,52 16,42 4,54 3,34 5,74 13,50 5,15 3,97 6,33 11,72
Gorontalo 4,80 3,54 6,06 13,43 5,58 4,44 6,72 10,41 5,16 4,29 6,02 8,54
Sulawesi Barat 5,39 4,20 6,58 11,25 7,22 3,53 10,91 26,05 6,74 3,98 9,51 20,89
Maluku 6,90 4,59 9,20 17,05 5,95 4,04 7,87 16,41 6,55 4,87 8,23 13,06
Maluku Utara 6,11 3,10 9,12 25,13 6,08 4,41 7,75 14,02 6,09 4,55 7,63 12,90
Papua Barat 5,79 3,68 7,90 18,58 6,09 3,50 8,68 21,70 6,00 4,08 7,91 16,26
Papua 4,93 3,08 6,77 19,10 7,77 4,99 10,55 18,27 6,01 4,47 7,56 13,10
Indonesia 5,76 5,48 6,03 2,44 5,20 4,97 5,43 2,28 5,53 5,34 5,72 1,74

Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Kesehatan 107
Tabel 4.23 Sampling Error Rata-rata Lama Rawat Inap Lansia (Hari) menurut
Provinsi dan Jenis Kelamin, 2023

Laki-laki Perempuan Jumlah


Selang Selang Selang
Relative Relative Relative
Provinsi Kepercayaan Kepercayaan Kepercayaan
Estimasi Standard Estimasi Standard Estimasi Standard
Batas Batas Batas Batas Batas Batas
Bawah Atas Error Bawah Atas Error Bawah Atas Error
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Aceh 6,25 5,27 7,23 8,03 4,98 4,30 5,66 6,96 5,63 4,88 6,38 6,77
Sumatera Utara 6,54 5,24 7,83 10,08 5,49 4,74 6,23 6,95 6,04 5,20 6,88 7,13
Sumatera Barat 5,58 4,85 6,32 6,73 5,93 5,28 6,58 5,60 5,74 5,14 6,34 5,33
Riau 8,18 4,27 12,10 24,39 5,23 4,08 6,38 11,21 6,77 4,55 8,98 16,68
Jambi 5,42 3,65 7,19 16,68 5,66 3,61 7,71 18,49 5,54 4,20 6,87 12,31
Sumatera Selatan 5,92 4,30 7,54 13,98 5,60 4,28 6,92 12,04 5,79 4,64 6,93 10,10
Bengkulu 5,17 3,76 6,57 13,87 5,31 3,25 7,38 19,81 5,23 3,90 6,56 12,96
Lampung 6,10 4,97 7,23 9,45 4,59 3,53 5,65 11,74 5,37 4,47 6,27 8,57
Kep. Bangka Belitung 7,24 5,20 9,29 14,38 5,20 2,84 7,56 23,10 6,39 4,74 8,03 13,13
Kepulauan Riau 4,70 3,42 5,98 13,92 4,41 2,98 5,85 16,59 4,56 3,67 5,45 9,93
DKI Jakarta 6,45 4,29 8,61 17,05 6,07 4,00 8,14 17,43 6,27 4,76 7,78 12,27
Jawa Barat 5,25 4,29 6,20 9,28 4,99 4,43 5,55 5,75 5,13 4,53 5,73 5,98
Jawa Tengah 5,32 4,84 5,79 4,56 5,30 4,88 5,72 4,06 5,31 4,98 5,64 3,19
DI Yogyakarta 4,38 3,46 5,31 10,74 6,79 3,57 10,02 24,18 5,64 3,88 7,39 15,92
Jawa Timur 5,60 5,06 6,14 4,91 5,19 4,68 5,70 5,04 5,40 5,02 5,78 3,57
Banten 5,02 3,97 6,07 10,67 5,84 3,44 8,24 20,96 5,36 4,19 6,52 11,09
Bali 6,29 4,95 7,63 10,85 5,94 4,43 7,45 12,95 6,12 5,05 7,19 8,93
Nusa Tenggara Barat 3,78 3,16 4,39 8,24 4,80 3,86 5,75 10,06 4,30 3,70 4,90 7,16
Nusa Tenggara Timur 7,60 5,47 9,72 14,28 4,18 3,50 4,86 8,29 6,17 4,85 7,48 10,92
Kalimantan Barat 8,84 7,09 10,60 10,12 5,47 3,63 7,31 17,15 7,17 5,85 8,48 9,36
Kalimantan Tengah 8,17 5,26 11,09 18,18 5,81 5,20 6,42 5,36 7,22 5,21 9,24 14,25
Kalimantan Selatan 5,61 4,56 6,65 9,53 5,33 3,37 7,28 18,71 5,50 4,52 6,48 9,10
Kalimantan Timur 5,42 4,12 6,72 12,22 6,73 4,36 9,11 17,96 6,06 4,73 7,40 11,24
Kalimantan Utara 6,65 4,87 8,42 13,63 6,31 4,96 7,67 10,95 6,50 5,24 7,77 9,91
Sulawesi Utara 6,12 5,36 6,89 6,41 6,07 4,55 7,58 12,74 6,09 5,23 6,96 7,27
Sulawesi Tengah 7,97 4,73 11,21 20,72 7,25 2,72 11,78 31,88 7,66 4,93 10,40 18,21
Sulawesi Selatan 7,46 5,15 9,76 15,78 5,22 4,57 5,88 6,40 6,25 5,11 7,39 9,29
Sulawesi Tenggara 5,73 4,05 7,40 14,94 4,71 3,55 5,86 12,51 5,15 3,97 6,33 11,72
Gorontalo 5,20 4,12 6,29 10,66 5,13 3,86 6,39 12,58 5,16 4,29 6,02 8,54
Sulawesi Barat 6,11 4,43 7,78 13,99 7,19 2,64 11,73 32,23 6,74 3,98 9,51 20,89
Maluku 7,72 6,00 9,44 11,35 4,27 2,53 6,01 20,75 6,55 4,87 8,23 13,06
Maluku Utara 7,82 5,47 10,17 15,35 3,88 3,27 4,49 8,06 6,09 4,55 7,63 12,90
Papua Barat 6,26 3,92 8,59 19,04 5,15 4,03 6,26 11,06 6,00 4,08 7,91 16,26
Papua 6,35 4,42 8,29 15,54 5,21 3,48 6,94 16,90 6,01 4,47 7,56 13,10
Indonesia 5,73 5,45 6,02 2,52 5,31 5,09 5,54 2,14 5,53 5,34 5,72 1,74

Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

108 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 4.24 Sampling Error Persentase Lansia yang Pernah Dirawat Inap
dalam Setahun Terakhir menurut Provinsi dan Lama Rawat Inap,
2023

1-3 hari 4-7 hari


Selang Relative Selang Relative
Provinsi Kepercayaan Kepercayaan
Estimasi Standard Estimasi Standard
Batas Batas Error Batas Batas Error
Bawah Atas Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Aceh 45,29 38,67 51,91 7,45 40,18 33,69 46,67 8,24
Sumatera Utara 35,04 27,70 42,38 10,68 49,58 41,19 57,97 8,63
Sumatera Barat 32,58 24,29 40,87 12,98 49,88 40,66 59,10 9,43
Riau 44,71 32,68 56,75 13,73 33,33 21,18 45,48 18,59
Jambi 44,64 34,47 54,81 11,62 40,27 29,97 50,58 13,05
Sumatera Selatan 43,05 32,17 53,93 12,90 43,95 33,09 54,82 12,61
Bengkulu 51,33 39,51 63,16 11,75 32,87 20,96 44,78 18,48
Lampung 50,14 37,75 62,54 12,61 34,24 24,90 43,57 13,91
Kep. Bangka Belitung 41,92 29,03 54,81 15,68 38,37 26,30 50,43 16,05
Kepulauan Riau 53,90 34,90 72,90 17,98 38,65 19,54 57,75 25,21
DKI Jakarta 43,59 30,47 56,70 15,35 34,96 23,49 46,43 16,73
Jawa Barat 46,65 40,74 52,56 6,46 39,66 33,73 45,59 7,63
Jawa Tengah 40,28 36,47 44,08 4,82 45,03 41,15 48,91 4,40
DI Yogyakarta 40,33 30,14 50,51 12,88 46,70 37,00 56,40 10,59
Jawa Timur 39,28 34,82 43,74 5,79 45,11 40,74 49,48 4,94
Banten 48,10 34,89 61,30 14,01 39,58 26,40 52,75 16,98
Bali 38,07 25,47 50,67 16,88 35,06 23,90 46,22 16,24
Nusa Tenggara Barat 58,74 49,16 68,32 8,32 29,99 21,00 38,99 15,30
Nusa Tenggara Timur 43,79 34,79 52,79 10,48 37,00 27,62 46,37 12,92
Kalimantan Barat 42,75 30,93 54,58 14,11 34,29 24,40 44,17 14,71
Kalimantan Tengah 40,94 26,69 55,18 17,75 31,48 20,12 42,83 18,40
Kalimantan Selatan 45,43 33,21 57,66 13,73 34,93 23,34 46,51 16,91
Kalimantan Timur 44,53 31,40 57,67 15,04 32,70 20,61 44,80 18,87
Kalimantan Utara 27,84 10,50 45,18 31,77 52,71 33,23 72,18 18,84
Sulawesi Utara 33,68 26,12 41,24 11,45 47,61 39,92 55,29 8,23
Sulawesi Tengah 47,35 35,67 59,03 12,58 35,34 26,60 44,09 12,62
Sulawesi Selatan 42,76 36,01 49,52 8,06 37,13 29,93 44,33 9,89
Sulawesi Tenggara 49,20 37,45 60,94 12,18 34,02 23,02 45,01 16,49
Gorontalo 42,09 29,47 54,70 15,29 40,51 26,51 54,52 17,63
Sulawesi Barat 32,26 16,09 48,43 25,57 47,50 32,33 62,67 16,29
Maluku 33,05 12,34 53,76 31,97 44,82 27,04 62,60 20,24
Maluku Utara 37,37 24,15 50,60 18,04 47,96 35,00 60,93 13,79
Papua Barat 51,48 31,42 71,54 19,87 31,81 13,82 49,80 28,85
Papua 34,35 17,19 51,51 25,48 55,20 37,56 72,83 16,30
Indonesia 42,85 40,98 44,72 2,23 41,50 39,65 43,35 2,27

Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Kesehatan 109
Tabel 4.24 Lanjutan

8-14 hari >14 hari


Selang Selang
Relative Relative
Provinsi Kepercayaan Kepercayaan
Estimasi Standard Estimasi Standard
Batas Batas Batas Batas
Bawah Atas Error Bawah Atas Error
(1) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Aceh 7,23 3,83 10,64 24,01 7,29 3,83 10,75 24,20
Sumatera Utara 10,42 3,31 17,53 34,81 4,96 2,24 7,68 27,98
Sumatera Barat 11,89 7,14 16,64 20,37 5,65 1,74 9,55 35,28
Riau 14,01 6,13 21,88 28,67 7,95 1,38 14,52 42,13
Jambi 7,82 2,76 12,88 33,02 7,27 1,54 13,00 40,23
Sumatera Selatan 6,22 2,58 9,85 29,81 6,78 2,76 10,80 30,26
Bengkulu 12,54 4,78 20,31 31,59 NA NA NA 54,65
Lampung 10,70 4,34 17,07 30,35 4,91 1,66 8,17 33,79
Kep. Bangka Belitung 14,35 5,23 23,47 32,43 NA NA NA 54,09
Kepulauan Riau 3,80 0,81 6,80 40,16 3,65 0,26 7,05 47,38
DKI Jakarta 14,90 4,75 25,04 34,74 NA NA NA 51,55
Jawa Barat 10,17 6,89 13,45 16,46 3,52 1,58 5,46 28,09
Jawa Tengah 11,39 8,84 13,93 11,40 3,31 1,99 4,63 20,39
DI Yogyakarta 10,39 4,24 16,55 30,20 NA NA NA 69,41
Jawa Timur 11,11 8,21 14,02 13,34 4,50 2,39 6,61 23,96
Banten 9,06 2,82 15,30 35,11 NA NA NA 64,20
Bali 20,53 10,53 30,52 24,83 6,34 1,50 11,18 38,97
Nusa Tenggara Barat 7,55 3,51 11,59 27,28 3,71 0,85 6,57 39,27
Nusa Tenggara Timur 11,41 5,50 17,32 26,43 7,81 4,42 11,20 22,16
Kalimantan Barat 16,72 8,22 25,21 25,93 6,24 1,75 10,73 36,69
Kalimantan Tengah 19,42 7,08 31,75 32,41 8,17 1,06 15,27 44,37
Kalimantan Selatan 15,27 6,77 23,78 28,39 4,37 0,69 8,04 42,93
Kalimantan Timur 15,97 6,70 25,24 29,59 6,80 0,84 12,75 44,72
Kalimantan Utara 12,13 1,90 22,37 43,03 NA NA NA 50,58
Sulawesi Utara 14,83 8,58 21,08 21,51 3,89 0,68 7,09 42,04
Sulawesi Tengah 6,49 2,39 10,59 32,26 10,82 3,32 18,31 35,36
Sulawesi Selatan 14,59 9,30 19,89 18,52 5,51 2,74 8,29 25,69
Sulawesi Tenggara 13,47 2,50 24,45 41,54 NA NA NA 62,19
Gorontalo 17,13 8,56 25,70 25,53 NA NA NA 59,75
Sulawesi Barat 11,89 2,83 20,95 38,85 NA NA NA 66,96
Maluku 18,02 4,59 31,46 38,03 4,11 0,13 8,09 49,36
Maluku Utara NA NA NA 61,27 NA NA NA 51,37
Papua Barat 7,11 0,35 13,88 48,50 NA NA NA 52,56
Papua 5,14 3,26 7,03 18,70 5,31 0,15 10,48 49,60
Indonesia 11,11 9,95 12,27 5,33 4,54 3,84 5,25 7,93

Catatan: Warna kuning (


) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Warna merah (
) artinya hasil estimasi dianggap tidak akurat
NA: data tidak dapat ditampilkan
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

110 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 4.25 Sampling Error Persentase Lansia menurut Provinsi dan Perilaku
Merokok, 2023

Masih merokok Setiap hari Masih merokok Tidak setiap hari Masih merokok
Selang Selang Selang
Kepercayaan Relative Kepercayaan Relative KepercayaanRel
Provinsi
Estimasi Standard Estimasi
Error BatasBatas Standard Estimasi
Error Batas S
BatasBatas Batas
Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (
Aceh 18,95 17,20 20,71 4,72 3,49 2,58 4,40 13,28 22,44 20,58
Sumatera Utara 19,83 18,48 21,18 3,48 1,78 1,30 2,26 13,74 21,61 20,2
Sumatera Barat 22,57 20,82 24,33 3,97 1,57 0,94 2,20 20,60 24,14
Riau 21,86 19,65 24,08 5,17 2,11 1,30 2,92 19,56 23,97
Jambi 20,72 18,69 22,74 4,98 1,53 0,90 2,16 20,96 22,
Sumatera Selatan 22,31 20,56 24,06 4,01 2,12 1,51 2,74 14,78
Bengkulu 26,56 24,20 28,92 4,53 1,43 0,76 2,11 24,10
Lampung 28,32 26,66 29,98 2,99 1,62 1,12 2,12 15,
Kep. Bangka Belitung 17,97 15,24 20,69 7,73 1,69 0,90 2,49
Kepulauan Riau 18,12 13,43 22,80 13,19 1,24 0,55 1,93
DKI Jakarta 11,05 9,09 13,00 9,03 1,41 0,74 2
Jawa Barat 26,94 25,69 28,18 2,35 2,30 1,90
Jawa Tengah 22,34 21,57 23,12 1,77 2,15 1,88
DI Yogyakarta 17,56 15,57 19,56 5,79 1,98
Jawa Timur 22,26 21,46 23,07 1,84 1,87
Banten 23,71 21,16 26,26 5,49 2,5
Bali 10,45 8,90 12,00 7,55
Nusa Tenggara Barat 27,63 25,30 29,96 4,31
Nusa Tenggara Timur 14,85 13,51 16,20 4,6
Kalimantan Barat 20,57 18,59 22,54
Kalimantan Tengah 21,76 19,30 24,23
Kalimantan Selatan 15,76 14,04 17,
Kalimantan Timur 15,54 13,18
Kalimantan Utara 18,46 14,99
Sulawesi Utara 16,33 14
Sulawesi Tengah 21,92
Sulawesi Selatan 16,28
Sulawesi Tenggara 1
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Bar
Papua
In

Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Kesehatan 111
Tabel 4.25 Lanjutan

Tidak merokok lagi Tidak pernah merokok


Selang Relative Selang Relative
Provinsi Kepercayaan Kepercayaan
Estimasi Standard Estimasi Standard
Batas Batas Error Batas Batas Error
Bawah Atas Bawah Atas
(1) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Aceh 1,56 1,01 2,11 18,00 75,99 74,07 77,91 1,29
Sumatera Utara 2,36 1,81 2,92 11,99 76,02 74,59 77,46 0,96
Sumatera Barat 3,28 2,47 4,08 12,57 72,58 70,66 74,51 1,35
Riau 1,47 0,82 2,12 22,59 74,56 72,24 76,88 1,59
Jambi 1,07 0,49 1,65 27,71 76,68 74,55 78,81 1,42
Sumatera Selatan 2,17 1,51 2,83 15,59 73,40 71,49 75,31 1,33
Bengkulu 1,75 1,02 2,47 21,31 70,26 67,86 72,66 1,74
Lampung 3,21 2,46 3,95 11,83 66,85 65,13 68,57 1,31
Kep. Bangka Belitung 1,45 0,63 2,26 28,63 78,89 76,04 81,74 1,84
Kepulauan Riau 2,71 0,72 4,69 37,41 77,94 72,43 83,45 3,61
DKI Jakarta 1,40 0,60 2,20 29,02 86,14 83,91 88,36 1,32
Jawa Barat 1,81 1,37 2,25 12,41 68,95 67,67 70,22 0,94
Jawa Tengah 2,18 1,87 2,50 7,38 73,32 72,49 74,16 0,58
DI Yogyakarta 2,86 2,03 3,69 14,79 77,60 75,46 79,74 1,41
Jawa Timur 1,83 1,54 2,13 8,17 74,03 73,19 74,87 0,58
Banten 1,57 0,90 2,25 21,84 72,17 69,54 74,80 1,86
Bali 1,78 1,11 2,45 19,19 86,97 85,25 88,68 1,01
Nusa Tenggara Barat 1,31 0,67 1,94 24,83 68,79 66,40 71,19 1,78
Nusa Tenggara Timur 2,29 1,72 2,86 12,76 78,81 77,27 80,34 0,99
Kalimantan Barat 2,41 1,66 3,15 15,80 75,33 73,20 77,45 1,44
Kalimantan Tengah 1,50 0,73 2,27 26,15 74,58 71,96 77,19 1,79
Kalimantan Selatan 2,83 1,96 3,69 15,65 80,17 78,27 82,07 1,21
Kalimantan Timur 2,54 1,49 3,59 21,04 79,91 77,21 82,60 1,72
Kalimantan Utara 2,32 0,74 3,90 34,73 78,01 74,29 81,72 2,43
Sulawesi Utara 3,26 2,22 4,30 16,25 76,88 75,08 78,69 1,20
Sulawesi Tengah 1,99 1,22 2,76 19,71 73,81 71,24 76,37 1,77
Sulawesi Selatan 1,79 1,32 2,25 13,36 80,27 78,95 81,59 0,84
Sulawesi Tenggara 2,81 1,72 3,90 19,81 75,92 73,61 78,22 1,55
Gorontalo 2,79 1,47 4,12 24,18 68,44 65,20 71,69 2,42
Sulawesi Barat 3,03 1,63 4,42 23,54 78,93 76,04 81,81 1,86
Maluku 1,95 1,14 2,75 21,08 74,32 71,83 76,80 1,70
Maluku Utara 3,44 1,99 4,89 21,44 71,53 68,82 74,25 1,94
Papua Barat 1,72 0,86 2,58 25,40 77,93 74,54 81,31 2,22
Papua 1,32 0,71 1,92 23,38 79,47 77,04 81,90 1,56
Indonesia 2,03 1,90 2,16 3,30 74,06 73,68 74,44 0,26

Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

112 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


BAB V
KETENAGAKERJAAN

Kesehatan 113
5 KETENAGAKERJAAN
Penduduk lanjut usia selama ini identik dengan penurunan tingkat
kesehatan dan tingkat partisipasi di pasar kerja. Namun demikian, masih
terdapat banyak lansia potensial yang mampu berdaya guna. Sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia,
lanjut usia dikatakan potensial jika masih mampu melakukan pekerjaan
dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan/atau jasa. Di sisi lain,
keberadaan lansia dalam pasar kerja tidak hanya mencerminkan kemampuan
lansia untuk tetap bekerja, namun dapat juga dimaknai sebagai rendahnya
tingkat kesejahteraan lansia sehingga mereka terpaksa masih harus bekerja
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemberdayaan lansia potensial dalam
berbagai aktivitas produktif merupakan salah satu upaya untuk menunjang
kemandirian lansia, baik dari aspek ekonomi, psikologi, sosial, budaya, dan
kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan adanya informasi ketenagakerjaan
lansia untuk penyusunan kebijakan dan program pembangunan yang tepat,
sehingga upaya pemberdayaan lansia potensial dapat terlaksana dengan baik.

5.1 Lansia Bekerja

Menurut Ehrenberg dan Smith (2012) pengalokasian waktu untuk


memilih bekerja atau waktu luang (leisure) dapat dipengaruhi oleh tiga faktor,
yaitu biaya kesempatan, tingkat kesejahteraan, dan preferensi. Keputusan
seseorang masuk dalam pasar tenaga kerja atau tidak sangat bergantung
pada reservation wage yang dimiliki (Borjas, 2010). Jika tingkat upah yang
ditawarkan melebihi tingkat upah minimum yang diharapkan (reservation
wage), maka seseorang akan masuk ke dalam pasar tenaga kerja. Selanjutnya,
Becker (1965) mengaitkan keputusan bekerja dengan teori alokasi waktu yakni
ketika tenaga kerja memutuskan untuk bekerja, maka harus mengorbankan
waktu luangnya untuk bekerja.

Ketenagakerjaan 115
Terdapat banyak alasan yang melatarbelakangi lansia untuk tetap
bekerja, salah satunya adalah keharusan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Ketidaktersediaan non-labor income seperti jaminan pensiun menuntut lansia
untuk tetap bekerja (Jamalludin 2021). Lebih jauh, Wirakartakusumah dan
Anwar (1994) dalam Junaidi et al. (2017) menjelaskan beberapa faktor yang
memengaruhi lansia tetap bekerja antara lain masih kuat secara fisik dan
mental, adanya desakan ekonomi, serta motif aktualisasi diri atau emosi.

Menjadi lansia yang sehat dan aktif merupakan dambaan semua orang.
Dengan bekerja, seorang lansia dapat dianggap mandiri dan berdaya guna.
Dalam beberapa tahun terakhir, persentase lansia bekerja cenderung
mengalami peningkatan selama periode tahun 2014 hingga tahun 2023.
Dalam kurun waktu satu dekade tersebut, persentase lansia yang bekerja naik
sebesar 6,45 persen poin, dari 47,48 persen di tahun 2014 menjadi 53,93
persen pada
tahun 2023 (Gambar 5.1).

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

Gambar 5.1 Persentase Lansia Bekerja, 2014-2023

Idealnya, lansia yang bekerja memiliki pekerjaan yang disesuaikan


dengan kondisi fisiknya. Hal tersebut erat kaitannya dengan pencapaian
tujuan Sustainable Development Goals (SDGs) ke-3 yaitu menjamin kehidupan
yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh penduduk dari
semua usia

116 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


termasuk salah satunya untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk usia
lanjut. Lansia aktif atau active ageing tidak hanya mencakup lansia yang masih
bekerja, namun juga termasuk lansia yang berpartisipasi aktif dalam kegiatan
sosial, ekonomi, budaya, dan keagamaan (Adioetomo dkk. 2018, 298). Selain
bekerja, pada Gambar 5.2 terlihat sebesar 30,10 persen lansia mengurus
rumah tangga, 15,27 persen lansia melakukan kegiatan lainnya, dan sisanya
sebesar 0,70 persen merupakan lansia pengangguran atau mencari pekerjaan.

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

Gambar 5.2 Distribusi Persentase Lansia menurut Jenis Kegiatan dalam


Seminggu Terakhir, 2023

Berdasarkan karakteristiknya, Gambar 5.3 menunjukkan bahwa


persentase lansia laki-laki yang bekerja jauh lebih besar daripada lansia
perempuan, yaitu 67,87 persen berbanding 41,04 persen. Selanjutnya,
menurut klasifikasi desa, persentase lansia di perdesaan yang bekerja lebih
besar dibandingkan dengan lansia di perkotaan, yaitu 63,34 persen
berbanding 47,02 persen. Proses menjadi tua bersifat alami yang pada
umumnya antara lain diiringi dengan kemunduran kapasitas fisik (Brown, 1996
dalam Adioetomo dkk., 2018). Hal tersebut menyebabkan produktivitas lansia
akan cenderung menurun seiring dengan bertambahnya usia. Lansia tua
(kelompok umur 80 tahun ke atas) yang bekerja mempunyai persentase
terkecil di antara kelompok
Ketenagakerjaan 117
umur yang lain. Faktor kesehatan dan kondisi fisik dapat menjadi penyebab
utama dari penurunan produktivitas lansia.

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

Gambar 5.3 Persentase Lansia Bekerja menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur
dan Klasifikasi Desa, 2023

Berdasarkan tingkat pendidikan yang ditamatkan, semakin tinggi tingkat


pendidikan lansia maka persentase lansia yang bekerja cenderung semakin
rendah. Hal tersebut mengingat lansia yang berpendidikan rendah umumnya
terpaksa harus bekerja hanya untuk memenuhi kebutuhan pada saat itu saja,
tanpa memikirkan adanya jaminan hari tua (Affandi 2009). Terlihat dari
Gambar
5.4 bahwa tingkat pendidikan lansia bekerja didominasi oleh tidak tamat
SD/sederajat dan tamat SD/sederajat. Data dari Sakernas Agustus 2023
tersebut menunjukkan bahwa sebanyak 40,66 persen lansia bekerja tidak
tamat SD/sederajat (termasuk juga lansia yang tidak pernah sekolah) dan
38,03 persen tamat SD/sederajat.

118 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

Gambar 5.4 Persentase Lansia Bekerja menurut Tingkat Pendidikan, 2023

5.2 Karakteristik Pekerja Lansia

Gambar 5.5 menunjukkan pada tahun 2023, lapangan usaha sektor


pertanian menjadi sektor yang paling banyak menyerap tenaga kerja lansia,
yaitu sebesar 52,82 persen. Sektor tersebut cenderung membutuhkan
kekuatan fisik dan sedikit konsentrasi, serta tidak mensyaratkan tingkat
pendidikan tertentu, sehingga lebih banyak lansia yang berpendidikan rendah
terserap pada lapangan usaha ini. Kondisi tersebut sejalan dengan penelitian
Jamalludin (2021) yang menyebutkan bahwa lansia yang tetap bekerja
cenderung berasal dari pekerja yang sebelumnya bekerja dengan jenis
pekerjaan yang membutuhkan kekuatan fisik dan sedikit konsentrasi.
Mayoritas lansia di perdesaan bekerja di sektor pertanian, sedangkan lansia di
perkotaan lebih banyak yang bekerja di sektor manufaktur dan jasa. Lebih
lanjut, berdasarkan tingkat pendidikan, semakin tinggi tingkat pendidikan
lansia maka semakin tinggi pula tingkat partisipasinya di sektor jasa dan
semakin rendah tingkat partisipasi di sektor pertanian (Gambar 5.5).

Ketenagakerjaan 119
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

Gambar 5.5 Persentase Lansia Bekerja menurut Lapangan Usaha, Tingkat


Pendidikan, dan Klasifikasi Desa, 2023

Status pekerjaan dari lansia bekerja memberikan gambaran tentang


kedudukan lansia dalam pekerjaan dan seberapa besar peran aktifnya dalam
kegiatan ekonomi. Hasil Sakernas Agustus 2023 menunjukkan bahwa
persentase lansia yang bekerja dengan status berusaha sendiri sebesar 35,11
persen, berusaha/bekerja dibantu buruh tidak dibayar sebesar 28,17 persen,
dan dibantu buruh dibayar sebesar 4,75 persen (Gambar 5.6). Komposisi
status pekerjaan lansia tersebut mencerminkan bahwa sekitar 60 dari 100
lansia memiliki tingkat kemandirian dalam kegiatan ekonomi dengan
berusaha sendiri baik dengan atau tanpa buruh. Namun kondisi ini juga
mencerminkan bahwa pekerjaan lansia memiliki risiko yang harus dia
tanggung sendiri dalam posisinya sebagai pengusaha. Di sisi lain, persentase
lansia yang bekerja sebagai pekerja keluarga atau pekerja tidak dibayar juga
tidak sedikit, yaitu sebesar 13,01 persen.

Selanjutnya, pada Gambar 5.7 menunjukkan bahwa semakin tinggi


tingkat pendidikan lansia maka semakin tinggi pula persentase lansia yang
bekerja dengan status pekerjaan berusaha dibantu buruh dibayar dan
buruh/karyawan. Kontras dengan hal tersebut, semakin tinggi tingkat

120 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


pendidikan lansia maka semakin rendah persentase lansia yang bekerja
dengan berusaha dibantu buruh tidak dibayar, pekerja bebas, dan pekerja
keluarga/tidak dibayar.

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

Gambar 5.6 Persentase Lansia Bekerja menurut Status Pekerjaan, 2023

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

Gambar 5.7 Persentase Lansia Bekerja menurut Status Pekerjaan dan Tingkat
Pendidikan, 2023

Ketenagakerjaan 121
Pekerja informal mencakup mereka yang bekerja dengan status
pekerjaan berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar,
pekerja bebas, dan pekerja keluarga atau pekerja tidak dibayar. Mayoritas
lansia yang bekerja banyak terserap dalam sektor informal tersebut. Kondisi
tersebut terlihat dari hasil Sakernas Agustus 2023 yang menunjukkan
sebanyak 85,25 persen pekerja lansia bekerja di sektor informal, dan
didominasi oleh lansia berpendidikan rendah (Gambar 5.8). Hal tersebut
menggambarkan bahwa sektor informal yang banyak digeluti oleh pekerja
lansia tidak mensyaratkan kualifikasi pendidikan tertentu yang juga menjadi
gambaran bahwa sebagian besar lansia bekerja sebagai pekerja yang rentan,
tanpa perlindungan ketenagakerjaan, kontrak pekerjaan, maupun keuntungan
atau imbalan yang layak.

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

Gambar 5.8 Persentase Lansia Bekerja di Sektor Informal menurut Jenis


Kelamin dan Tingkat Pendidikan, 2023

Jenis pekerjaan rentan mencakup mereka yang bekerja dengan status


berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar, dan
pekerja keluarga. Lansia sebagai pekerja rentan memiliki risiko tinggi terhadap
kerentanan ekonomi (high economic risk) dan berada dalam decent work
deficit,
122 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023
yaitu tidak cukupnya kesempatan kerja, tidak memadainya perlindungan
sosial, penyangkalan hak atas pekerjaan, dan kekurangan dalam dialog sosial.
Partisipasi pekerja rentan dalam pasar tenaga kerja menjadikan
kesejahteraannya terancam karena sulitnya akses ke pekerjaan yang layak dan
memenuhi persyaratan ke norma sosial dasar, bukan karena kurangnya
kapasitas mereka atau kemauan untuk memperbaikinya (Saunders 2006).
Sakernas Agustus 2023 mencatat sebesar 76,29 persen lansia bekerja sebagai
pekerja rentan (Gambar 5.9). Artinya, sekitar tiga dari empat lansia bekerja
dengan risiko tinggi untuk mengalami kerentanan ekonomi. Persentase lansia
perempuan yang bekerja sebagai pekerja rentan lebih tinggi daripada lansia
laki-laki. Berdasarkan kelompok umur, semakin bertambah usia pekerja lansia,
semakin banyak juga lansia yang bekerja sebagai pekerja rentan. Hal yang
sebenarnya ironis mengingat kondisi fisik lansia semakin membutuhkan
perhatian khusus seiring penambahan usianya.

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

Gambar 5.9 Persentase Lansia Bekerja Sebagai Pekerja Rentan menurut Jenis
Kelamin dan Kelompok Umur, 2023

Pekerja tidak tetap (precarious employment) mencakup mereka yang


bekerja sebagai pekerja bebas pertanian/nonpertanian, buruh dengan kontrak
kerja jangka waktu tertentu, dan buruh dengan kontrak kerja lisan. Umumnya,
precarious employment bekerja dalam jangka waktu pendek dan tidak
terlindungi oleh jaminan sosial. Adanya fleksibilitas pasar tenaga kerja
mengarah pada pekerjaan tidak tetap yang pada akhirnya memengaruhi

Ketenagakerjaan 123
kondisi pekerja dan kekuatan serikat dagang (Tjandraningsih 2012). Dari
gambar di bawah tampak bahwa persentase pekerja lansia yang termasuk
precarious employment sebesar 17,65 persen, di mana precarious employment
pada pekerja lansia laki-laki lebih tinggi daripada pekerja lansia perempuan
(Gambar 5.10).

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

Gambar 5.10 Persentase Lansia Bekerja yang Termasuk Precarious Employment


menurut Jenis Kelamin, 2023

5.3 Jam Kerja Lansia

Selain lapangan usaha dan status pekerjaan, jam kerja juga menjadi aspek
penting berikutnya dalam pekerjaan layak (ILO, 2013). Namun seiring dengan
penurunan kondisi fisik, lansia selayaknya tidak bekerja secara berlebihan dari
segi waktu. Jam kerja yang berlebih juga akan menurunkan produktivitas
pekerjaan (ILO, 2011). Menurut ILO, jumlah jam kerja maksimal dalam
seminggu adalah 48 jam. Apabila melebihi batas tersebut, maka pekerjaan
dianggap tidak layak dari segi jam kerja.

Faktanya, masih terdapat lansia Indonesia yang bekerja secara berlebihan.


Lansia muda yang bekerja 49 jam atau lebih sekitar 22,23 persen. Angka
tersebut lebih tinggi dibandingkan lansia madya (16,42 persen) dan lansia tua
(10,88 persen). Jika melihat Gambar 5.11, maka persentase jam kerja tertinggi
baik bagi lansia muda, madya, maupun tua yaitu antara 15 s.d 34 jam. Lansia

124 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


madya bekerja yang jam kerjanya 15-34 jam (36,14 persen) memiliki
persentase paling tinggi dibandingkan lansia muda (32,12 persen) dan lansia
tua (33,26 persen).

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus
Gambar 5.11 Persentase Lansia Bekerja menurut Kelompok Umur dan Jumlah
Jam Kerja dalam Seminggu, 2023

Jam kerja berlebih dapat diamati melalui dua pendekatan. Menurut


Konvensi International Labour Organization (ILO), jam kerja berlebih
didefinisikan sebagai bekerja lebih dari 48 jam per minggu. Menurut Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, jam kerja
maksimum adalah selama 40 jam per minggu. Pada tahun 2023, sebanyak
20,54 persen pekerja lansia bekerja dengan jam kerja berlebih (excessive
hours) menurut konsep ILO. Adapun pekerja lansia yang bekerja dengan jam
kerja berlebih menurut konsep 40 jam per minggu adalah sebesar 35,62
persen. Lansia tentu tidak sepatutnya bekerja berlebihan. Selain itu, jam kerja
berlebih akan mengancam kondisi fisik dan mental lansia dalam jangka
panjang, serta menurunkan produktivitas dalam bekerja (Anker dkk. 2002).

Ketenagakerjaan 125
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus
Gambar 5.12 Persentase Lansia Bekerja menurut Jumlah Jam Kerja dalam
Seminggu, 2023

5.4 Penghasilan Lansia

Lansia memiliki hak untuk memperoleh pendapatan/upah/gaji yang


layak guna menjamin kesejahteraan dan memenuhi kebutuhan hidupnya.
Ditambah lagi, lansia memerlukan biaya untuk perawatan kesehatan
dikarenakan kondisi fisik mereka yang menurun. Pendapatan yang mencukupi
adalah hal penting dalam memastikan kesejahteraan para pekerja dan
merupakan komponen penting dalam pekerjaan layak, termasuk bagi lansia.

Pada tahun 2023, rata-rata penghasilan dari lansia bekerja sebesar 1,711
juta rupiah per bulan (Gambar 5.13). Rata-rata penghasilan lansia bekerja
dihitung dari penghasilan lansia yang bekerja dengan status berusaha sendiri,
buruh/karyawan, dan pekerja bebas baik di pertanian maupun nonpertanian.
Apabila menilik dari lapangan usahanya, lansia yang bekerja pada lapangan
usaha sektor pertanian memiliki penghasilan paling rendah dibanding
lapangan usaha lainnya, yaitu sebesar 1,227 juta rupiah per bulan. Analisis

126 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa rata-rata penghasilan lansia
laki-laki bekerja lebih besar daripada lansia perempuan, yaitu 2,045 juta
rupiah berbanding 1,182 juta rupiah per bulan. Kesenjangan upah antara laki-
laki dan perempuan masih menjadi isu yang penting. Kondisi tersebut sejalan
dengan laporan pada artikel CNBCIndonesia.com, yang menyebutkan bahwa
persentase kesenjangan upah menurut jenis kelamin (gender wage gap) di
Indonesia sebesar 22,09% pada 2022.

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

Gambar 5.13 Rata-rata Penghasilan Lansia Bekerja dalam Sebulan menurut


Jenis Kelamin dan Lapangan Usaha (000 rupiah), 2023

Apabila melihat tren angkanya, rata-rata penghasilan lansia bekerja


mengalami fluktuatif selama periode tahun 2019-2023. Rata-rata penghasilan
lansia bekerja sebesar 1,560 juta rupiah per bulan pada tahun 2019, kemudian
menurun di tahun 2020 dan 2021 menjadi 1,452 juta rupiah dan 1,340 juta
rupiah. Angka tersebut lalu naik di tahun 2022 dan 2023 menjadi 1,621 juta
rupiah dan 1,711 juta rupiah (Gambar 5.14).

Ketenagakerjaan 127
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

Gambar 5.14 Rata-rata Penghasilan Lansia Bekerja (000 rupiah), 2019-2023

Upah rendah ditentukan sebagai upah yang kurang dari dua per tiga
nilai median upah dari seluruh pekerja (ILO, 2011). Upah rendah yang
disajikan pada publikasi ini terbatas untuk status pekerjaan buruh/karyawan.
Hasil Sakernas Agustus 2023 menunjukkan bahwa sekitar 32,24 persen pekerja
lansia memiliki upah yang rendah. Analisis lebih lanjut memperlihatkan upah
rendah ini banyak dialami oleh pekerja lansia perempuan dan pekerja lansia di
perdesaan. Lebih dari separuh pekerja lansia perempuan (57,53 persen)
bekerja dengan upah rendah dan sekitar dua dari lima pekerja lansia di
perdesaan (40,82 persen) yang bekerja dengan upah rendah (Gambar 5.15).

128 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

Gambar 5.15 Persentase Lansia Bekerja dengan Upah Rendah menurut Jenis
Kelamin dan Klasifikasi Desa, 2023

Ketenagakerjaan 129
Tabel 5.1 Persentase Lansia menurut Jenis Kegiatan Utama dalam
Seminggu Terakhir, 2023

Jenis Kegiatan Utama


Mengurus
Karakteristik Jumlah
Bekerja Pengangguran Rumah Tangga
Lainnya

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Indonesia 53,93 0,70 30,10 15,27 100,00

Jenis Kelamin
Laki-laki 67,87 0,88 11,73 19,52 100,00
Perempuan 41,04 0,54 47,09 11,34 100,00

Kelompok Umur
Lansia Muda (60-69 61,91 0,70 27,86 9,53 100,00
Lansia Madya (70-79 43,88 0,70 34,37 21,05 100,00
Lansia Tua (80+ tahun) 23,78 0,69 33,59 41,94 100,00

Status Disabilitas
Disabilitas 14,21 0,58 27,06 58,16 100,00
Nondisabilitas 57,33 0,71 30,36 11,60 100,00

Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan


Tidak Tamat SD/Sederajat 53,81 0,70 29,78 15,70 100,00
SD/Sederajat 61,46 0,62 25,91 12,01 100,00
SMP/Sederajat 53,68 0,77 30,99 14,56 100,00
SMA/Sederajat 42,09 1,02 36,87 20,02 100,00
Perguruan Tinggi 35,82 0,47 41,31 22,41 100,00

Klasifikasi Desa
Perkotaan 47,02 0,91 34,73 17,34 100,00
Perdesaan 63,34 0,42 23,79 12,45 100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

130 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 5.2 Persentase Lansia Bekerja menurut Pendidikan Tertinggi yang
Ditamatkan, 2023

Pendidikan yang Ditamatkan


Tidak Tamat Tamat Tamat
Karakteristik Tamat
Tamat SD/ SD/ SMP/ SM/ Jumlah
PT
Sederajat Sederajat Sederajat Sederajat
(1) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

40,66 38,03 8,58 8,48 4,25 100,00


Indonesia

Jenis Kelamin
Laki-laki 34,63 39,66 9,84 10,63 5,23 100,00
Perempuan 49,86 35,55 6,66 5,19 2,74 100,00

Kelompok Umur
Lansia Muda (60-69 37,31 39,01 9,33 9,57 4,78 100,00
tahun)
Lansia Madya (70-79 48,10 36,36 6,88 5,77 2,89 100,00
tahun)
Lansia Tua (80+ 64,19 27,96 3,69 2,61 1,54 100,00
tahun)

Status Disabilitas
Disabilitas 51,33 35,58 6,75 4,32 2,02 100,00
Nondisabilitas 40,43 38,09 8,62 8,57 4,30 100,00

Klasifikasi Desa
Perkotaan 33,29 35,84 11,22 12,92 6,74 100,00
Perdesaan 48,11 40,26 5,92 3,98 1,73 100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

Ketenagakerjaan 131
Tabel 5.3 Persentase Lansia menurut Jenis Kegiatan Utama dalam
Seminggu Terakhir, 2023

Jenis Lapangan Usaha


Karakteristik Jumlah
Pertanian Manufaktur Jasa
(1) (2) (3) (4) (5)
Indonesia 52,82 13,76 33,41 100,00

Jenis Kelamin
Laki-laki 57,69 14,24 28,07 100,00
Perempuan 45,38 13,04 41,58 100,00

Kelompok Umur
Lansia Muda (60-69 tahun) 50,18 14,76 35,06 100,00
Lansia Madya (70-79 tahun) 59,80 10,80 29,40 100,00
Lansia Tua (80+ tahun) 64,49 11,48 24,03 100,00

Status Disabilitas
Disabilitas 56,70 13,40 29,89 100,00
Nondisabilitas 52,74 13,77 33,49 100,00

Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan


Tidak Tamat SD/Sederajat 62,50 12,51 24,99 100,00
SD/Sederajat 55,48 14,33 30,19 100,00
SMP/Sederajat 35,11 16,40 48,49 100,00
SMA/Sederajat 26,61 16,72 56,66 100,00
Perguruan Tinggi 24,56 9,42 66,02 100,00

Klasifikasi Desa
Perkotaan 33,33 17,09 49,59 100,00
Perdesaan 72,56 10,40 17,04 100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

132 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 5.4 Persentase Lansia Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama, 2023

Status Pekerjaan Utama


Berusaha dibantu buruhBerusaha
tidak dibayar
Pekerja Keluarga/ Tidak Dibayar
(3)
Karakteristik dibantu buruh dibayar
Berusaha Sendiri Buruh/ Karyawan
Pekerja Bebas(7) Jumlah
(4)

(1) (2) (5) (6) (8)

Indonesia 35,11 28,17 4,75 10,00 8,96 13,01 100,00

Jenis Kelamin
Laki-laki 33,77 35,72 5,78 11,72 9,33 3,68 100,00
Perempuan 37,17 16,61 3,17 7,37 8,39 27,29 100,00

Kelompok Umur Lansia Muda (60-69


tahun)
34,04 27,00 4,80 11,29 9,50 13,36 100,00
Lansia Madya
(70-79 tahun)
37,74 31,23 4,67 6,51 7,73 12,12 100,00
Lansia Tua
(80+ tahun)
41,10 33,35 4,19 4,82 5,27 11,28 100,00
Status Disabilitas
Disabilitas 42,52 26,88 5,16 6,44 6,22 12,79 100,00
Nondisabilitas 34,96 28,19 4,74 10,08 9,02 13,02 100,00

Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan


Tidak Tamat
35,83 28,46 2,81 6,72 10,48 15,69 100,00
SD/Sederajat
SD/Sederajat 33,68 30,47 4,33 8,65 10,20 12,68 100,00
SMP/Sederajat 37,65 27,22 6,39 14,18 5,76 8,80 100,00
SMA/Sederajat 37,59 21,97 9,97 18,25 3,39 8,83 100,00
Perguruan
31,04 18,93 13,30 28,56 0,86 7,31 100,00
Tinggi

Klasifikasi Desa
Perkotaan 38,82 21,16 5,46 14,84 9,59 10,13 100,00
Perdesaan 31,36 35,26 4,03 5,10 8,32 15,94 100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

Ketenagakerjaan 133
Tabel 5.5 Persentase Lansia Bekerja di Sektor Formal dan Informal, 2023

Sektor Pekerjaan
Karakteristik Jumlah
Formal Informal
(1) (2) (3) (4)
Indonesia 14,75 85,25 100,00

Jenis Kelamin
Laki-laki 17,50 82,50 100,00
Perempuan 10,54 89,46 100,00

Kelompok Umur
Lansia Muda (60-69 tahun) 16,09 83,91 100,00
Lansia Madya (70-79 tahun) 11,17 88,83 100,00
Lansia Tua (80+ tahun) 9,00 91,00 100,00

Status Disabilitas
Disabilitas 11,59 88,41 100,00
Nondisabilitas 14,81 85,19 100,00

Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan


Tidak Tamat SD/Sederajat 9,53 90,47 100,00
SD/Sederajat 12,97 87,03 100,00
SMP/Sederajat 20,57 79,43 100,00
SMA/Sederajat 28,22 71,78 100,00
Perguruan Tinggi 41,86 58,14 100,00

Klasifikasi Desa
Perkotaan 20,30 79,70 100,00
Perdesaan 9,12 90,88 100,00

Pekerja Informal: seseorang yang bekerja dengan status pekerjaan berusaha sendiri, berusaha
dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar, pekerja bebas pertanian dan non-
pertanian, serta pekerja keluarga/pekerja tidak dibayar
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

134 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 5.6 Persentase Lansia Bekerja yang Termasuk Precarious Employment
(Pekerja Tidak Tetap), 2023

Sektor Pekerjaan
Karakteristik Pekerja Pekerja Jumlah
Tetap Tidak Tetap
(1) (2) (3) (4)
Indonesia 82,35 17,65 100,00

Jenis Kelamin
Laki-laki 80,63 19,37 100,00
Perempuan 84,98 15,02 100,00

Kelompok Umur
Lansia Muda (60-69 tahun) 80,84 19,16 100,00
Lansia Madya (70-79 tahun) 86,19 13,81 100,00
Lansia Tua (80+ tahun) 90,13 9,87 100,00

Status Disabilitas
Disabilitas 88,12 11,88 100,00
Nondisabilitas 82,23 17,77 100,00

Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan

Tidak Tamat SD/Sederajat 82,98 17,02 100,00


SD/Sederajat 81,73 18,27 100,00
SMP/Sederajat 82,02 17,98 100,00
SMA/Sederajat 82,01 17,99 100,00
Perguruan Tinggi 83,32 16,68 100,00

Klasifikasi Desa
Perkotaan 77,75 22,25 100,00
Perdesaan 87,01 12,99 100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

Ketenagakerjaan 135
Tabel 5.7 Persentase Lansia Bekerja menurut Jam Kerja Dalam Seminggu,
2023

Jam Kerja Rata-


rata
Karakteristik 1-14 15-34 35-40 41-48 ≥ 49 jumlah
<1 jam Jumlah
jam jam jam jam jam jam
kerja
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)

Indonesia 3,49 15,27 33,05 12,58 15,08 20,54 100,00 33,26

Jenis Kelamin
Laki-laki 3,89 11,37 31,14 13,43 18,22 21,96 100,00 35,03
Perempuan 2,87 21,24 35,98 11,28 10,27 18,37 100,00 30,56

Kelompok Umur
Lansia Muda 3,18 13,28 32,12 13,01 16,18 22,23 100,00 34,67
(60-69 tahun)
Lansia Madya 4,19 19,56 36,14 11,61 12,09 16,42 100,00 29,82
(70-79 tahun)
Lansia Tua 5,57 30,11 33,26 9,50 10,66 10,88 100,00 25,31
(80+ tahun)

Status Disabilitas
Disabilitas 10,47 25,74 30,61 9,59 6,84 16,75 100,00 26,24
Nondisabilitas 3,34 15,05 33,10 12,64 15,25 20,62 100,00 33,41

Jenjang Pendidikan Tertinggi yang


Ditamatkan
Tidak Tamat 3,80 17,29 36,64 12,04 13,02 17,22 100,00 31,00
SD/Sederajat
SD/Sederajat 3,35 13,40 32,64 12,92 16,18 21,51 100,00 34,16
SMP/Sederajat 3,10 12,26 27,50 12,37 17,73 27,04 100,00 37,11
SMA/Sederajat 3,30 14,51 26,25 11,48 17,77 26,69 100,00 36,60
Perguruan Tinggi 2,91 20,37 27,18 17,21 14,19 18,15 100,00 32,50

Klasifikasi Desa
Perkotaan 3,45 14,59 28,28 12,51 16,17 25,00 100,00 35,53
Perdesaan 3,53 15,96 37,89 12,64 13,97 16,02 100,00 30,97

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

136 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 5.8 Persentase Lansia Menurut Penghasilan dalam Sebulan, 2023

Jenis Kegiatan Utama Rata-rata


Karakteristik 1.000.000- 2.000.000- Jumlah penghasilan
<1.000.000 ≥3.000.000 lansia
1.999.999 2.999.999
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Indonesia 42,85 28,19 13,63 15,32 100,00 1 710 987

Jenis Kelamin
Laki-laki 32,96 29,53 17,68 19,83 100,00 2 044 739
Perempuan 58,52 26,07 7,23 8,18 100,00 1 182 459

Kelompok
Umur
Lansia Muda 38,40 29,54 14,99 17,07 100,00 1 837 352
(60-69 tahun)
Lansia Madya 54,66 24,98 9,87 10,49 100,00 1 379 923
(70-79 tahun)
Lansia Tua 67,70 18,43 7,02 6,85 100,00 979 056
(80+ tahun)
Status Disabilitas
Disabilitas 63,43 17,57 8,30 10,70 100,00 1 503 713
Nondisabilitas 42,41 28,42 13,75 15,42 100,00 1 715 470

Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan


Tidak Tamat 54,83 27,39 9,95 7,83 100,00 1 179 125
SD/Sederajat
SD/Sederajat 41,01 31,06 15,13 12,81 100,00 1 485 508
SMP/Sederajat 31,33 29,45 19,09 20,13 100,00 1 992 687
SMA/Sederajat 23,69 25,80 18,48 32,03 100,00 2 588 006
Perguruan 16,32 14,90 12,94 55,85 100,00 5 673 381

Klasifikasi
Perkotaan 36,96 28,25 15,17 19,62 100,00 2 030 188
Perdesaan 51,28 28,11 11,43 9,18 100,00 1 254 663

Lapangan
Usaha
Pertanian 52,77 28,83 9,98 8,42 100,00 1 227 428

Manufaktur 36,41 23,55 19,69 20,35 100,00 1 885 605


Jasa 35,74 29,60 14,62 20,03 100,00 2 119 354

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

Ketenagakerjaan 137
Tabel 5.9 Persentase Lansia Bekerja dengan Penghasilan Rendah, 2023

Median Penghasilan
Karakteristik < 2/3 nilai ≥ 2/3 nilai Jumlah
median* median
(1) (2) (3) (4)
Indonesia 32,24 67,76 100,00

Jenis Kelamin
Laki-laki 21,83 78,17 100,00
Perempuan 57,53 42,47 100,00

Kelompok Umur
Lansia Muda (60-69 tahun) 29,09 70,91 100,00
Lansia Madya (70-79 tahun) 49,02 50,98 100,00
Lansia Tua (80+ tahun) 44,93 55,07 100,00

Status Disabilitas
Disabilitas 51,87 48,13 100,00
Nondisabilitas 31,98 68,02 100,00

Jenjang Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan


Tidak Tamat SD/Sederajat 49,98 50,02 100,00
SD/Sederajat 33,20 66,80 100,00
SMP/Sederajat 24,99 75,01 100,00
SMA/Sederajat 21,86 78,14 100,00
Perguruan Tinggi 10,20 89,80 100,00

Klasifikasi Desa
Perkotaan 29,33 70,67 100,00
Perdesaan 40,82 59,18 100,00

Lapangan Usaha
Pertanian 46,02 53,98 100,00
Manufaktur 20,65 79,35 100,00
Jasa 35,29 64,71 100,00

*)Penghasilan rendah adalah penghasilan di bawah 2/3 median upah (ILO, 2011)
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

138 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 5.10 Persentase Lansia menurut Provinsi dan Jenis Kegiatan dalam
Seminggu Terakhir, 2023

Jenis Kegiatan
Mengurus
Provinsi LainnyaJumlah
Bekerja Pengangguran Rumah Tangga

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Aceh 48,48 0,67 32,11 18,73 100,00


Sumatera Utara 50,67 0,78 31,60 16,94 100,00
Sumatera Barat 49,88 0,81 33,76 15,55 100,00
Riau 48,94 NA 36,50 14,53 100,00
Jambi 53,40 NA 31,52 14,82 100,00
Sumatera Selatan 54,78 0,89 27,74 16,58 100,00
Bengkulu 59,49 0,55 28,08 11,87 100,00
Lampung 57,21 1,64 29,89 11,25 100,00
Kepulauan Bangka Belitung 47,27 2,58 37,83 12,31 100,00
Kepulauan Riau 47,95 4,58 29,84 17,63 100,00
DKI Jakarta 39,37 0,38 37,72 22,53 100,00
Jawa Barat 50,64 0,57 32,60 16,19 100,00
Jawa Tengah 56,20 0,87 28,04 14,89 100,00
DI Yogyakarta 61,38 1,38 25,28 11,96 100,00
Jawa Timur 59,60 0,60 27,02 12,78 100,00
Banten 46,44 0,57 34,20 18,79 100,00
Bali 59,39 0,78 28,34 11,49 100,00
Nusa Tenggara Barat 56,69 NA 30,15 12,93 100,00
Nusa Tenggara Timur 65,35 0,32 19,00 15,33 100,00
Kalimantan Barat 51,33 0,50 29,78 18,39 100,00
Kalimantan Tengah 49,93 0,62 34,76 14,69 100,00
Kalimantan Selatan 54,22 0,38 31,90 13,50 100,00
Kalimantan Timur 45,78 0,83 34,40 18,99 100,00
Kalimantan Utara 50,74 NA 30,04 19,03 100,00
Sulawesi Utara 47,91 0,25 34,04 17,80 100,00
Sulawesi Tengah 56,89 0,28 27,07 15,76 100,00
Sulawesi Selatan 43,66 0,89 36,93 18,52 100,00
Sulawesi Tenggara 56,58 NA 30,48 12,72 100,00
Gorontalo 59,05 NA 26,14 14,81 100,00
Sulawesi Barat 61,47 NA 24,05 14,39 100,00
Maluku 54,95 1,13 26,83 17,09 100,00
Maluku Utara 52,95 NA 28,11 18,94 100,00
Papua Barat 56,43 0,82 27,48 15,26 100,00
Papua 70,00 0,33 18,52 11,15 100,00
Indonesia 53,93 0,70 30,10 15,27 100,00
Catatan: NA: data tidak dapat ditampilkan
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

Ketenagakerjaan 139
Tabel 5.11 Persentase Lansia Bekerja menurut Provinsi dan Pendidikan
Tertinggi yang Ditamatkan, 2023

Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan


Provinsi Tidak/Belum Tidak tamat Tamat
Pernah Sekolah SD/sederajat SD/sederajat
(1) (2) (3) (4)
Aceh 1,99 19,90 46,98
Sumatera Utara 2,58 25,64 37,70
Sumatera Barat 1,15 40,14 29,54
Riau 2,39 32,03 37,51
Jambi 1,94 44,01 33,08
Sumatera Selatan 1,44 40,08 37,65
Bengkulu 2,13 40,51 36,19
Lampung 1,71 43,30 37,89
Kepulauan Bangka Belitung 1,85 43,20 30,36
Kepulauan Riau 1,84 29,95 31,75
DKI Jakarta NA 13,00 23,48
Jawa Barat 2,02 27,57 50,70
Jawa Tengah 4,02 43,46 38,35
DI Yogyakarta 6,35 31,18 30,32
Jawa Timur 6,11 40,55 37,56
Banten 2,74 32,49 38,65
Bali 8,03 36,93 35,08
Nusa Tenggara Barat 17,87 49,56 18,52
Nusa Tenggara Timur 4,76 41,66 35,70
Kalimantan Barat 5,67 52,41 25,78
Kalimantan Tengah 1,52 26,13 47,55
Kalimantan Selatan 1,81 42,53 34,52
Kalimantan Timur NA 34,74 30,36
Kalimantan Utara 2,89 36,36 28,62
Sulawesi Utara 0,19 21,72 34,12
Sulawesi Tengah 1,10 23,23 46,83
Sulawesi Selatan 6,08 41,18 30,72
Sulawesi Tenggara 3,56 37,01 34,59
Gorontalo NA 50,26 30,69
Sulawesi Barat 5,13 50,06 25,59
Maluku 1,11 20,82 44,51
Maluku Utara 0,80 33,24 39,12
Papua Barat 4,29 34,92 28,34
Papua 40,72 22,74 18,34
Indonesia 4,41 36,25 38,03
Catatan: NA: data tidak dapat ditampilkan
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

140 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 5.11 Lanjutan

Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan


Provinsi Tamat SMP/ Tamat SM/ Tamat PT/ Jumlah
sederajat sederajat sederajat
(1) (5) (6) (7) (8)
Aceh 14,89 11,94 4,30 100,00
Sumatera Utara 16,68 13,00 4,40 100,00
Sumatera Barat 11,64 12,64 4,89 100,00
Riau 12,31 11,66 4,11 100,00
Jambi 8,98 7,84 4,16 100,00
Sumatera Selatan 10,19 7,48 3,16 100,00
Bengkulu 7,37 9,40 4,41 100,00
Lampung 8,26 5,95 2,89 100,00
Kepulauan Bangka Belitung 10,30 10,75 3,55 100,00
Kepulauan Riau 12,85 18,61 5,01 100,00
DKI Jakarta 19,07 26,04 17,99 100,00
Jawa Barat 7,58 7,25 4,88 100,00
Jawa Tengah 5,94 5,45 2,79 100,00
DI Yogyakarta 11,45 12,55 8,15 100,00
Jawa Timur 6,88 6,40 2,50 100,00
Banten 7,82 12,41 5,88 100,00
Bali 5,69 8,33 5,93 100,00
Nusa Tenggara Barat 4,49 6,67 2,90 100,00
Nusa Tenggara Timur 6,81 7,29 3,78 100,00
Kalimantan Barat 6,59 5,79 3,76 100,00
Kalimantan Tengah 10,26 10,02 4,53 100,00
Kalimantan Selatan 9,78 7,57 3,79 100,00
Kalimantan Timur 13,14 14,56 6,17 100,00
Kalimantan Utara 12,81 13,31 6,01 100,00
Sulawesi Utara 19,58 17,02 7,38 100,00
Sulawesi Tengah 12,22 11,47 5,15 100,00
Sulawesi Selatan 7,81 8,55 5,67 100,00
Sulawesi Tenggara 7,10 12,52 5,21 100,00
Gorontalo 6,08 8,49 3,13 100,00
Sulawesi Barat 6,81 8,96 3,46 100,00
Maluku 14,66 13,73 5,17 100,00
Maluku Utara 12,54 10,12 4,18 100,00
Papua Barat 13,75 14,38 4,33 100,00
Papua 8,17 7,73 2,31 100,00
Indonesia 8,58 8,48 4,25 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

Ketenagakerjaan 141
Tabel 5.12 Persentase Lansia Bekerja menurut Provinsi dan Lapangan
Pekerjaan Utama, 2023

Lapangan Pekerjaan
Provinsi Jumlah
Pertanian Industri Jasa
(1) (2) (3) (4) (5)
Aceh 61,12 12,42 26,47 100,00
Sumatera Utara 52,60 10,45 36,96 100,00
Sumatera Barat 59,71 9,55 30,74 100,00
Riau 62,46 12,20 25,34 100,00
Jambi 69,64 8,86 21,50 100,00
Sumatera Selatan 60,78 8,85 30,36 100,00
Bengkulu 69,07 9,33 21,61 100,00
Lampung 66,45 10,45 23,09 100,00
Kepulauan Bangka 45,51 23,45 31,04 100,00
Kepulauan Riau 16,46 24,46 59,08 100,00
DKI Jakarta 1,24 16,46 82,30 100,00
Jawa Barat 42,43 15,49 42,08 100,00
Jawa Tengah 55,76 16,22 28,02 100,00
DI Yogyakarta 49,26 16,80 33,94 100,00
Jawa Timur 57,71 11,44 30,85 100,00
Banten 35,89 19,21 44,90 100,00
Bali 40,58 23,59 35,83 100,00
Nusa Tenggara Barat 59,37 13,01 27,62 100,00
Nusa Tenggara Timur 71,14 13,62 15,24 100,00
Kalimantan Barat 67,68 9,13 23,18 100,00
Kalimantan Tengah 60,06 12,76 27,17 100,00
Kalimantan Selatan 50,75 13,68 35,57 100,00
Kalimantan Timur 41,15 10,28 48,56 100,00
Kalimantan Utara 53,83 13,00 33,17 100,00
Sulawesi Utara 41,95 21,78 36,27 100,00
Sulawesi Tengah 61,62 12,12 26,26 100,00
Sulawesi Selatan 61,36 11,20 27,44 100,00
Sulawesi Tenggara 55,98 15,43 28,58 100,00
Gorontalo 48,15 17,72 34,13 100,00
Sulawesi Barat 69,79 9,24 20,97 100,00
Maluku 51,05 16,21 32,74 100,00
Maluku Utara 45,88 34,71 19,41 100,00
Papua Barat 53,36 9,35 37,29 100,00
Papua 73,56 2,76 23,67 100,00
Indonesia 52,82 13,76 33,41 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

142 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 5.13 Persentase Lansia Bekerja menurut Provinsi dan Status Pekerjaan
Utama, 2023

Status Pekerjaan
Berusaha Berusaha
Provinsi
Berusaha Sendiri dibantu buruh dibantu buruh
tidak dibayar dibayar
(1) (2) (3) (4)
Aceh 43,54 25,48 8,14
Sumatera Utara 37,77 26,33 7,66
Sumatera Barat 40,34 31,92 5,39
Riau 35,85 21,67 17,92
Jambi 37,53 23,88 12,83
Sumatera Selatan 35,23 28,51 5,08
Bengkulu 31,95 34,26 6,97
Lampung 31,58 35,34 3,28
Kepulauan Bangka Belitung 44,03 19,07 7,82
Kepulauan Riau 35,64 15,73 7,18
DKI Jakarta 42,97 10,34 7,74
Jawa Barat 36,03 23,15 5,23
Jawa Tengah 32,78 30,53 3,44
DI Yogyakarta 33,80 29,05 2,74
Jawa Timur 30,58 29,99 4,18
Banten 39,09 18,71 4,40
Bali 34,23 28,54 3,66
Nusa Tenggara Barat 32,58 38,30 2,77
Nusa Tenggara Timur 36,48 41,20 1,48
Kalimantan Barat 34,56 31,02 4,30
Kalimantan Tengah 44,66 25,11 5,62
Kalimantan Selatan 44,06 26,00 4,08
Kalimantan Timur 45,81 20,42 6,48
Kalimantan Utara 36,08 26,95 9,48
Sulawesi Utara 51,90 15,10 4,53
Sulawesi Tengah 41,68 29,46 5,07
Sulawesi Selatan 37,39 32,80 4,24
Sulawesi Tenggara 41,69 35,80 3,11
Gorontalo 41,97 27,92 2,83
Sulawesi Barat 31,70 46,06 2,25
Maluku 41,58 29,00 2,80
Maluku Utara 40,13 36,73 4,42
Papua Barat 48,94 23,35 1,36
Papua 31,76 42,85 0,62
Indonesia 35,11 28,17 4,75
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

Ketenagakerjaan 143
Tabel 5.13 Lanjutan

Status Pekerjaan

Provinsi Pekerja Jumlah


Buruh/ Pekerja
Keluarga/
Karyawan Bebas Tidak Dibayar
(1) (5) (6) (7) (8)
Aceh 8,61 7,42 6,81 100,00
Sumatera Utara 12,38 5,90 9,96 100,00
Sumatera Barat 5,39 6,72 10,23 100,00
Riau 11,95 6,32 6,29 100,00
Jambi 9,38 6,91 9,47 100,00
Sumatera Selatan 11,43 4,63 15,13 100,00
Bengkulu 6,47 4,83 15,52 100,00
Lampung 6,48 7,93 15,39 100,00
Kepulauan Bangka Belitung 14,77 4,11 10,21 100,00
Kepulauan Riau 26,83 3,15 11,46 100,00
DKI Jakarta 29,51 5,23 4,21 100,00
Jawa Barat 10,63 14,95 10,00 100,00
Jawa Tengah 9,09 9,70 14,46 100,00
DI Yogyakarta 9,87 6,42 18,11 100,00
Jawa Timur 8,99 10,78 15,48 100,00
Banten 16,01 13,80 7,99 100,00
Bali 8,40 4,62 20,55 100,00
Nusa Tenggara Barat 4,03 9,72 12,61 100,00
Nusa Tenggara Timur 3,35 1,15 16,34 100,00
Kalimantan Barat 9,14 4,79 16,19 100,00
Kalimantan Tengah 10,62 4,90 9,09 100,00
Kalimantan Selatan 10,75 3,29 11,83 100,00
Kalimantan Timur 14,34 3,19 9,76 100,00
Kalimantan Utara 12,16 7,08 8,26 100,00
Sulawesi Utara 10,94 8,29 9,24 100,00
Sulawesi Tengah 7,23 3,46 13,10 100,00
Sulawesi Selatan 8,14 3,50 13,92 100,00
Sulawesi Tenggara 7,00 1,34 11,05 100,00
Gorontalo 9,30 8,60 9,38 100,00
Sulawesi Barat 3,07 2,29 14,63 100,00
Maluku 9,47 1,50 15,65 100,00
Maluku Utara 6,34 2,08 10,30 100,00
Papua Barat 13,02 2,47 10,85 100,00
Papua 4,44 0,52 19,81 100,00
Indonesia 10,00 8,96 13,01 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

144 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 5.14 Persentase Lansia Bekerja Kategori Precarious Employment
(Pekerja Tidak Tetap) menurut Provinsi, Klasifikasi Desa, dan
Jenis Kelamin, 2023

Klasifikasi Desa Jenis Kelamin


Provinsi Perkotaan Perdesaan Laki-laki Perempuan Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Aceh 24,55 11,27 17,36 11,58 15,28
Sumatera Utara 23,61 11,13 20,97 12,18 17,15
Sumatera Barat 11,62 11,24 11,59 11,12 11,40
Riau 22,52 14,52 19,83 11,13 17,19
Jambi 21,60 12,99 17,32 11,95 15,55
Sumatera Selatan 21,85 10,90 16,30 11,64 14,55
Bengkulu 15,58 8,80 11,47 9,02 10,58
Lampung 19,97 11,09 15,72 9,39 13,66
Kepulauan Bangka Belitung 23,63 11,82 20,32 14,77 18,51
Kepulauan Riau 25,52 20,42 29,29 15,91 24,49
DKI Jakarta 28,82 − 32,14 23,09 28,82
Jawa Barat 25,56 20,74 26,44 20,14 24,11
Jawa Tengah 21,96 14,41 18,55 17,09 17,94
DI Yogyakarta 17,65 10,44 19,04 10,43 15,10
Jawa Timur 21,58 15,85 19,39 17,75 18,70
Banten 29,64 20,10 29,78 20,63 26,73
Bali 13,26 9,71 15,12 8,12 11,85
Nusa Tenggara Barat 14,69 11,99 13,10 13,55 13,29
Nusa Tenggara Timur 10,84 1,78 4,83 2,19 3,63
Kalimantan Barat 20,62 9,87 15,99 7,97 13,10
Kalimantan Tengah 16,11 13,07 15,89 10,98 14,26
Kalimantan Selatan 16,83 10,14 16,47 7,77 12,97
Kalimantan Timur 18,95 8,80 19,38 6,15 15,32
Kalimantan Utara 21,93 9,99 19,43 10,75 16,50
Sulawesi Utara 22,80 13,59 19,55 15,50 18,12
Sulawesi Tengah 17,53 7,25 11,62 7,14 9,98
Sulawesi Selatan 15,69 7,23 9,49 11,42 10,20
Sulawesi Tenggara 12,98 4,94 10,46 3,43 7,62
Gorontalo 20,66 13,82 13,81 20,81 16,63
Sulawesi Barat 11,46 3,17 5,76 3,46 4,84
Maluku 17,76 5,72 12,60 4,74 9,23
Maluku Utara 10,97 5,62 8,12 3,96 6,68
Papua Barat 17,01 10,65 17,16 7,12 12,97
Papua 11,76 1,15 4,51 1,41 3,40
Indonesia 22,25 12,99 19,37 15,02 17,65
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

Ketenagakerjaan 145
Tabel 5.15 Persentase Lansia Bekerja di Sektor Informal menurut Provinsi,
Klasifikasi Desa, dan Jenis Kelamin, 2023

Klasifikasi Desa Jenis Kelamin


Provinsi Perkotaan Perdesaan Laki-laki Perempuan Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Aceh 75,85 86,45 80,36 88,41 83,25
Sumatera Utara 74,11 85,41 74,77 86,71 79,96
Sumatera Barat 84,97 92,30 87,79 91,26 89,22
Riau 68,97 70,72 66,31 78,93 70,13
Jambi 78,12 77,65 73,71 86,08 77,79
Sumatera Selatan 74,26 88,11 80,39 88,65 83,50
Bengkulu 81,65 88,30 82,85 93,03 86,56
Lampung 83,32 93,05 88,31 94,21 90,23
Kepulauan Bangka Belitung 73,29 82,79 76,21 79,87 77,41
Kepulauan Riau 64,40 72,25 57,12 81,81 65,98
DKI Jakarta 62,75 − 57,27 72,21 62,75
Jawa Barat 81,52 90,23 81,08 89,35 84,14
Jawa Tengah 81,85 92,41 85,99 89,56 87,47
DI Yogyakarta 82,86 95,65 85,12 90,06 87,39
Jawa Timur 81,86 91,75 85,09 89,20 86,83
Banten 74,50 91,18 76,11 86,58 79,60
Bali 85,38 91,82 83,57 92,93 87,95
Nusa Tenggara Barat 91,10 95,15 91,10 96,06 93,20
Nusa Tenggara Timur 83,91 98,04 92,52 98,30 95,16
Kalimantan Barat 78,67 89,95 82,25 94,20 86,56
Kalimantan Tengah 78,20 87,33 81,09 89,16 83,76
Kalimantan Selatan 77,99 90,44 81,25 91,00 85,18
Kalimantan Timur 75,34 86,08 74,55 89,65 79,19
Kalimantan Utara 76,02 81,16 75,91 83,15 78,36
Sulawesi Utara 79,78 89,12 83,86 85,74 84,53
Sulawesi Tengah 76,16 91,87 85,41 91,67 87,70
Sulawesi Selatan 78,48 92,56 85,61 91,06 87,62
Sulawesi Tenggara 83,09 93,29 86,22 95,31 89,89
Gorontalo 79,60 93,61 90,43 84,06 87,87
Sulawesi Barat 85,89 96,90 94,07 95,60 94,68
Maluku 78,41 91,56 83,27 93,66 87,73
Maluku Utara 90,18 89,00 85,75 95,81 89,24
Papua Barat 78,70 89,60 80,76 92,41 85,62
Papua 80,93 98,69 93,16 98,09 94,93
Indonesia 79,70 90,88 82,50 89,46 85,25
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

146 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 5.16 Persentase Lansia Bekerja menurut Provinsi dan Jam Kerja
Seminggu serta Rata-rata Jumlah Jam Kerja, 2023

Jam Kerja dalam Seminggu


Provinsi
< 1 Jam 1-14 Jam 15-34 Jam 35-40 Jam
(1) (2) (3) (4) (5)
Aceh 3,10 18,32 35,24 11,32
Sumatera Utara 3,22 17,83 32,91 13,37
Sumatera Barat 3,92 17,92 34,82 12,35
Riau 4,69 23,91 34,19 12,66
Jambi 3,01 15,84 43,85 11,67
Sumatera Selatan 2,77 13,47 34,72 15,63
Bengkulu 4,04 17,54 36,04 11,98
Lampung 4,21 16,87 37,22 11,91
Kepulauan Bangka 4,02 18,24 29,03 12,95
Kepulauan Riau 4,86 5,93 21,08 11,28
DKI Jakarta 3,47 15,13 19,44 12,93
Jawa Barat 3,57 12,22 31,02 13,75
Jawa Tengah 3,74 14,38 32,69 11,43
DI Yogyakarta 2,92 17,62 29,66 12,52
Jawa Timur 2,29 16,49 33,90 11,51
Banten 6,59 10,57 30,47 17,01
Bali 1,50 15,81 32,88 16,50
Nusa Tenggara Barat 5,63 18,78 29,89 10,39
Nusa Tenggara Timur 4,54 18,39 39,93 12,82
Kalimantan Barat 3,47 13,20 38,15 14,21
Kalimantan Tengah 2,39 13,33 37,57 10,01
Kalimantan Selatan 6,91 17,77 34,64 11,82
Kalimantan Timur 3,12 15,82 25,42 11,02
Kalimantan Utara 4,89 13,01 31,19 11,11
Sulawesi Utara 3,49 12,57 33,84 12,64
Sulawesi Tengah 3,78 12,93 35,38 14,06
Sulawesi Selatan 5,00 19,67 33,21 10,34
Sulawesi Tenggara 4,06 16,58 32,13 10,41
Gorontalo 5,00 16,53 26,09 9,15
Sulawesi Barat 6,76 23,25 36,85 10,86
Maluku 4,01 11,83 34,43 12,64
Maluku Utara 5,45 11,44 35,19 14,80
Papua Barat 3,99 9,95 31,82 12,60
Papua 1,37 10,06 50,43 18,87
Indonesia 3,49 15,27 33,05 12,58
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

Ketenagakerjaan 147
Tabel 5.16 Lanjutan

Jam Kerja dalam Seminggu Rata-rata


Provinsi Jumlah Jumlah Jam
41-48 Jam ≥49 Jam
Kerja
(1) (2) (3) (4) (5)
Aceh 15,55 16,47 100,00 31,06
Sumatera Utara 15,76 16,92 100,00 32,20
Sumatera Barat 13,50 17,48 100,00 31,51
Riau 11,52 13,03 100,00 27,86
Jambi 14,62 11,00 100,00 29,04
Sumatera Selatan 16,43 16,98 100,00 32,76
Bengkulu 13,64 16,77 100,00 31,06
Lampung 13,99 15,81 100,00 30,47
Kepulauan Bangka 17,80 17,94 100,00 32,58
Kepulauan Riau 21,25 35,60 100,00 42,40
DKI Jakarta 18,20 30,83 100,00 38,88
Jawa Barat 15,39 24,06 100,00 35,52
Jawa Tengah 16,51 21,25 100,00 33,35
DI Yogyakarta 15,17 22,11 100,00 32,85
Jawa Timur 14,44 21,38 100,00 33,40
Banten 15,76 19,60 100,00 33,70
Bali 13,78 19,53 100,00 33,61
Nusa Tenggara Barat 12,76 22,55 100,00 32,09
Nusa Tenggara Timur 12,68 11,65 100,00 28,76
Kalimantan Barat 17,58 13,39 100,00 31,55
Kalimantan Tengah 15,40 21,30 100,00 33,76
Kalimantan Selatan 12,12 16,73 100,00 29,94
Kalimantan Timur 13,79 30,83 100,00 36,72
Kalimantan Utara 11,18 28,61 100,00 37,03
Sulawesi Utara 20,56 16,91 100,00 33,97
Sulawesi Tengah 15,99 17,88 100,00 33,52
Sulawesi Selatan 12,53 19,25 100,00 30,71
Sulawesi Tenggara 11,61 25,21 100,00 33,64
Gorontalo 14,49 28,74 100,00 35,17
Sulawesi Barat 7,93 14,36 100,00 27,69
Maluku 15,19 21,91 100,00 34,52
Maluku Utara 16,79 16,32 100,00 32,39
Papua Barat 15,40 26,23 100,00 36,84
Papua 11,07 8,19 100,00 30,27
Indonesia 15,08 20,54 100,00 33,26
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

148 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 5.17 Persentase Lansia Bekerja menurut Provinsi dan
Pendapatan/Upah/ Gaji, 2023

Pendapatan/Upah/Gaji
Kurang dari 1.000.000 2.000.000
Provinsi 3.000.000 Jumlah
s.d. s.d.
1.000.000 1.999.999 2.999.999 atau lebih

(1) (2) (3) (4) (5) (6)


Aceh 38,24 30,52 16,10 15,14 100,00
Sumatera Utara 40,75 31,93 15,07 12,26 100,00
Sumatera Barat 44,92 29,42 13,92 11,74 100,00
Riau 30,67 28,94 18,27 22,12 100,00
Jambi 37,53 28,29 17,10 17,08 100,00
Sumatera Selatan 41,61 29,18 13,55 15,66 100,00
Bengkulu 45,82 27,48 12,33 14,37 100,00
Lampung 44,28 35,24 12,60 7,88 100,00
Kepulauan Bangka Belitung 30,59 32,18 20,44 16,79 100,00
Kepulauan Riau 20,44 23,13 19,65 36,79 100,00
DKI Jakarta 13,29 18,69 18,77 49,24 100,00
Jawa Barat 37,37 29,60 15,26 17,77 100,00
Jawa Tengah 52,74 26,85 12,76 7,65 100,00
DI Yogyakarta 52,64 27,36 13,00 7,00 100,00
Jawa Timur 49,17 29,55 10,22 11,07 100,00
Banten 31,32 27,29 14,86 26,53 100,00
Bali 43,03 26,37 13,85 16,75 100,00
Nusa Tenggara Barat 59,45 21,09 8,78 10,67 100,00
Nusa Tenggara Timur 68,06 17,13 7,49 7,32 100,00
Kalimantan Barat 43,57 26,63 15,05 14,75 100,00
Kalimantan Tengah 27,53 26,50 19,65 26,32 100,00
Kalimantan Selatan 43,22 29,20 14,21 13,38 100,00
Kalimantan Timur 18,24 27,57 16,97 37,22 100,00
Kalimantan Utara 29,52 28,15 18,97 23,36 100,00
Sulawesi Utara 28,07 34,53 18,37 19,03 100,00
Sulawesi Tengah 45,07 29,50 13,92 11,51 100,00
Sulawesi Selatan 44,00 23,86 13,14 19,00 100,00
Sulawesi Tenggara 49,93 25,65 12,19 12,24 100,00
Gorontalo 54,57 25,75 13,61 6,07 100,00
Sulawesi Barat 56,85 24,74 7,92 10,48 100,00
Maluku 49,15 24,29 12,97 13,59 100,00
Maluku Utara 42,22 28,77 15,52 13,49 100,00
Papua Barat 25,94 22,99 19,92 31,15 100,00
Papua 18,73 36,96 19,18 25,13 100,00
Indonesia 42,85 28,19 13,63 15,32 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

Ketenagakerjaan 149
Tabel 5.18 Persentase Lansia Bekerja dan Memperoleh Upah Rendah*)
menurut Provinsi, Klasifikasi Desa, dan Jenis Kelamin, 2023

Klasifikasi Desa Jenis Kelamin


Provinsi Perkotaan Perdesaan Laki-laki Perempuan Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Aceh 36,65 38,79 36,05 44,70 37,63
Sumatera Utara 26,42 27,28 14,93 55,46 26,66
Sumatera Barat 28,81 32,51 22,77 46,71 30,17
Riau 22,29 33,04 17,50 71,10 27,04
Jambi 33,90 34,94 21,74 69,92 34,51
Sumatera Selatan 35,26 50,96 32,50 65,43 41,69
Bengkulu 47,92 51,42 43,57 75,17 49,63
Lampung 46,33 42,86 38,07 71,12 44,70
Kepulauan Bangka Belitung 31,55 NA 16,70 62,76 29,24
Kepulauan Riau 11,83 55,43 11,08 43,31 18,02
DKI Jakarta 18,96 − 10,43 41,48 18,96
Jawa Barat 24,51 34,37 17,54 52,57 25,77
Jawa Tengah 39,52 40,99 24,16 68,77 39,98
DI Yogyakarta 34,14 NA 19,26 60,17 32,66
Jawa Timur 37,62 48,46 28,26 60,16 40,86
Banten 16,26 NA 14,00 29,15 17,04
Bali 21,89 24,97 15,98 45,50 22,57
Nusa Tenggara Barat 43,61 79,90 51,28 53,70 51,87
Nusa Tenggara Timur 27,19 29,92 19,86 69,91 28,06
Kalimantan Barat 18,04 37,23 21,06 58,55 27,18
Kalimantan Tengah 16,46 24,92 9,52 51,04 20,51
Kalimantan Selatan 32,23 47,14 34,14 53,27 38,29
Kalimantan Timur 20,10 14,13 13,78 55,64 19,12
Kalimantan Utara NA NA NA NA 18,38
Sulawesi Utara 16,08 32,52 14,91 29,64 20,51
Sulawesi Tengah 62,97 39,35 46,67 70,05 52,47
Sulawesi Selatan 30,44 66,82 32,00 64,35 42,54
Sulawesi Tenggara 40,65 61,89 40,46 91,70 48,89
Gorontalo 57,25 68,37 42,24 78,00 60,53
Sulawesi Barat NA 76,06 NA 62,69 37,59
Maluku 24,59 25,96 16,66 54,39 25,21
Maluku Utara 19,78 51,18 42,71 44,63 43,15
Papua Barat NA 18,07 8,26 25,21 12,00
Papua NA 6,41 NA NA 6,24
Indonesia 29,33 40,82 21,83 57,53 32,24
Keterangan: *) Upah rendah diukur berdasarkan nilai upah dibawah dua per tiga (2/3) median upah
NA: data tidak dapat ditampilkan
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

150 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 5.19 Sampling Error Persentase Lansia Pengangguran menurut
Provinsi, 2023

Pengangguran
Selang
Relative
Provinsi Kepercayaan
Estimasi Standard
Batas Batas Error
Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5)
Aceh 0,67 0,44 1,02 21,47
Sumatera Utara 0,78 0,53 1,15 19,90
Sumatera Barat 0,81 0,51 1,30 23,83
Riau NA NA NA 71,21
Jambi NA NA NA 55,14
Sumatera Selatan 0,89 0,58 1,37 22,15
Bengkulu 0,55 0,29 1,07 33,85
Lampung 1,64 1,06 2,54 22,33
Kep. Bangka Belitung 2,58 1,50 4,42 27,60
Kepulauan Riau 4,58 2,48 8,32 31,01
DKI Jakarta 0,38 0,16 0,92 44,80
Jawa Barat 0,57 0,39 0,84 19,39
Jawa Tengah 0,87 0,69 1,10 11,97
DI Yogyakarta 1,38 0,92 2,05 20,32
Jawa Timur 0,60 0,44 0,80 15,20
Banten
0,57 0,26 1,22 39,07
Bali
0,78 0,40 1,50 33,43
Nusa Tenggara Barat
NA NA NA 52,23
Nusa Tenggara Timur
0,32 0,18 0,55 28,39
Kalimantan Barat
0,50 0,28 0,87 28,74
Kalimantan Tengah
0,62 0,32 1,18 32,93
Kalimantan Selatan
0,38 0,19 0,75 34,57
Kalimantan Timur
0,83 0,44 1,57 32,48
Kalimantan Utara
NA NA NA 69,34
Sulawesi Utara
0,25 0,14 0,45 29,53
Sulawesi Tengah
0,28 0,11 0,70 46,86
Sulawesi Selatan 0,89 0,57 1,39 22,65

Sulawesi Tenggara NA NA NA 52,47


Gorontalo NA NA NA NA
Sulawesi Barat NA NA NA 91,63
Maluku 1,13 0,55 2,33 36,98
Maluku Utara NA NA NA NA
Papua Barat 0,82 0,38 1,79 39,73
Papua 0,33 0,13 0,83 46,90
Indonesia 0,70 0,63 0,78 5,53
Catatan: Warna kuning (
) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Warna merah (
) artinya hasil estimasi dianggap tidak akurat
NA: data tidak dapat ditampilkan
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

Ketenagakerjaan 151
Tabel 5.20 Sampling Error Persentase Lansia Bekerja menurut Provinsi dan
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2023

Tidak/Belum Bersekolah Perguruan Tinggi


Selang Relative Selang
Provinsi Kepercayaan Relative
Kepercayaan
Estimasi Standard
Estimasi Standard
Error Batas Batas
Batas Batas Error
Bawah Atas Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Aceh 1,99 1,28 3,06 22,16 4,30 3,34 5,51 12,76
Sumatera Utara 2,58 1,96 3,38 13,87 4,40 3,51 5,52 11,57
Sumatera Barat 1,15 0,70 1,88 25,30 4,89 3,92 6,09 11,23
Riau 2,39 1,35 4,18 28,84 4,11 2,78 6,05 19,85
Jambi 1,94 1,24 3,01 22,65 4,16 2,89 5,94 18,34
Sumatera Selatan 1,44 0,93 2,22 22,29 3,16 2,26 4,39 16,91
Bengkulu 2,13 1,22 3,68 28,19 4,41 2,86 6,75 21,96
Lampung 1,71 1,13 2,57 21,00 2,89 2,13 3,92 15,64
Kep. Bangka Belitung 1,85 0,95 3,56 33,64 3,55 2,19 5,69 24,38
Kepulauan Riau 1,84 1,01 3,32 30,32 5,01 2,35 10,38 38,10
DKI Jakarta NA NA NA 70,91 17,99 14,21 22,50 11,74
Jawa Barat 2,02 1,46 2,79 16,44 4,88 4,09 5,81 8,92
Jawa Tengah 4,02 3,37 4,79 8,94 2,79 2,36 3,29 8,43
DI Yogyakarta 6,35 3,99 9,97 23,42 8,15 6,39 10,34 12,29
Jawa Timur 6,11 5,10 7,30 9,17 2,50 2,09 2,98 8,99
Banten 2,74 1,43 5,22 33,19 5,88 4,14 8,30 17,80
Bali 8,03 5,97 10,72 14,94 5,93 4,70 7,47 11,84
Nusa Tenggara Barat 17,87 14,12 22,36 11,75 2,90 1,94 4,30 20,26
Nusa Tenggara Timur 4,76 3,74 6,04 12,26 3,78 3,03 4,70 11,19
Kalimantan Barat 5,67 4,33 7,39 13,66 3,76 2,66 5,27 17,43
Kalimantan Tengah 1,52 0,86 2,67 28,86 4,53 3,09 6,59 19,37
Kalimantan Selatan 1,81 1,12 2,92 24,49 3,79 2,61 5,49 19,01
Kalimantan Timur NA NA NA 51,15 6,17 4,18 9,02 19,66
Kalimantan Utara 2,89 1,49 5,53 33,58 6,01 3,77 9,45 23,51
Sulawesi Utara 0,19 0,07 0,48 47,52 7,38 6,00 9,04 10,46
Sulawesi Tengah 1,10 0,59 2,03 31,66 5,15 3,55 7,42 18,80
Sulawesi Selatan 6,08 4,65 7,91 13,56 5,67 4,32 7,39 13,69
Sulawesi Tenggara 3,56 2,45 5,15 18,91 5,21 3,62 7,45 18,40
Gorontalo NA NA NA 56,94 3,13 1,92 5,07 24,77
Sulawesi Barat 5,13 3,28 7,95 22,64 3,46 2,18 5,47 23,52
Maluku 1,11 0,63 1,97 29,29 5,17 3,62 7,33 18,04
Maluku Utara 0,80 0,33 1,95 45,70 4,18 2,54 6,81 25,20
Papua Barat 4,29 2,89 6,32 20,04 4,33 2,75 6,77 23,04
Papua 40,72 33,49 48,37 9,39 2,31 1,34 3,95 27,69
Indonesia 4,41 4,07 4,76 3,99 4,25 4,00 4,51 3,06

Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Warna merah ( ) artinya hasil estimasi dianggap tidak akurat
NA: data tidak dapat ditampilkan
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

152 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 5.21 Sampling Error Persentase Lansia Bekerja pada Lapangan Usaha
Pertanian menurut Provinsi, 2023

Lapangan Usaha Pertanian


Selang
Relative
Provinsi Kepercayaan
Estimasi Standard
Batas Batas Error
Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5)
Aceh 61,12 58,07 64,08 2,51
Sumatera Utara 52,60 49,98 55,20 2,53
Sumatera Barat 59,71 57,06 62,31 2,24
Riau 62,46 58,49 66,27 3,18
Jambi 69,64 66,13 72,94 2,50
Sumatera Selatan 60,78 57,72 63,76 2,54
Bengkulu 69,07 64,92 72,93 2,97
Lampung 66,45 63,68 69,12 2,09
Kep. Bangka Belitung 45,51 40,66 50,45 5,51
Kepulauan Riau 16,46 12,46 21,43 13,86
DKI Jakarta 1,24 0,54 2,82 42,15
Jawa Barat 42,43 40,39 44,51 2,48
Jawa Tengah 55,76 54,07 57,43 1,54
DI Yogyakarta 49,26 45,08 53,45 4,34
Jawa Timur 57,71 56,14 59,26 1,38
Banten 35,89 31,64 40,37 6,22
Bali 40,58 37,53 43,70 3,89
Nusa Tenggara Barat 59,37 55,10 63,50 3,62
Nusa Tenggara Timur 71,14 68,97 73,22 1,53
Kalimantan Barat 67,68 64,50 70,71 2,34
Kalimantan Tengah 60,06 55,69 64,28 3,66
Kalimantan Selatan 50,75 47,36 54,14 3,42
Kalimantan Timur 41,15 36,47 46,01 5,93
Kalimantan Utara 53,83 46,28 61,22 7,13
Sulawesi Utara 41,95 39,00 44,96 3,63
Sulawesi Tengah 61,62 58,13 64,99 2,85
Sulawesi Selatan 61,36 58,68 63,98 2,21
Sulawesi Tenggara 55,98 51,92 59,96 3,67
Gorontalo 48,15 42,98 53,36 5,52
Sulawesi Barat 69,79 64,81 74,34 3,49
Maluku 51,05 46,83 55,26 4,22
Maluku Utara 45,88 41,32 50,51 5,12
Papua Barat 53,36 48,45 58,21 4,68
Papua 73,56 69,30 77,42 2,82
Indonesia 52,82 52,18 53,47 0,62

Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

Ketenagakerjaan 153
Tabel 5.22 Sampling Error Persentase Lansia Bekerja menurut Provinsi dan
Status Pekerjaan Utama, 2023

Berusaha Dibantu Buruh Dibayar Buruh/Karyawan Pekerja Bebas


Selang Selang Selang
Provinsi Relative Relative Relative
Kepercayaan Kepercayaan Kepercayaan
Estimasi Standard
Estimasi Standard
Error Estimasi Standard
Error Batas Batas
Batas Batas Batas Batas Error
Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Aceh 8,14 6,65 9,93 10,22 8,61 7,20 10,25 9,02 7,42 5,95 9,23 11,22
Sumatera Utara 7,66 6,42 9,11 8,93 12,38 10,70 14,29 7,37 5,90 4,62 7,50 12,36
Sumatera Barat 5,39 4,32 6,70 11,20 5,39 4,41 6,58 10,18 6,72 5,49 8,20 10,24
Riau 17,92 14,94 21,34 9,10 11,95 9,76 14,55 10,21 6,32 4,62 8,61 15,90
Jambi 12,83 10,39 15,73 10,59 9,38 7,31 11,96 12,58 6,91 5,22 9,11 14,23
Sumatera Selatan 5,08 4,05 6,35 11,50 11,43 9,45 13,75 9,57 4,63 3,49 6,11 14,26
Bengkulu 6,97 5,32 9,09 13,70 6,47 4,72 8,81 15,96 4,83 3,43 6,76 17,32
Lampung 3,28 2,48 4,34 14,26 6,48 5,36 7,82 9,65 7,93 6,53 9,59 9,80
Kep. Bangka Belitung 7,82 5,31 11,36 19,41 14,77 11,86 18,25 11,01 4,11 2,56 6,53 23,91
Kepulauan Riau 7,18 3,72 13,42 32,88 26,83 20,19 34,72 13,87 3,15 1,39 6,95 41,17
DKI Jakarta 7,74 5,42 10,93 17,92 29,51 25,36 34,04 7,52 5,23 3,33 8,12 22,78
Jawa Barat 5,23 4,42 6,19 8,61 10,63 9,53 11,84 5,52 14,95 13,45 16,58 5,34
Jawa Tengah 3,44 2,93 4,05 8,23 9,09 8,32 9,92 4,50 9,70 8,85 10,63 4,69
DI Yogyakarta 2,74 1,84 4,07 20,20 9,87 8,11 11,96 9,90 6,42 4,89 8,40 13,81
Jawa Timur 4,18 3,64 4,79 7,04 8,99 8,18 9,87 4,80 10,78 9,80 11,86 4,88
Banten 4,40 3,11 6,18 17,51 16,01 13,01 19,53 10,37 13,80 10,62 17,76 13,14
Bali 3,66 2,71 4,92 15,26 8,40 7,06 9,95 8,76 4,62 3,55 5,99 13,31
Nusa Tenggara Barat 2,77 1,74 4,38 23,59 4,03 2,96 5,48 15,74 9,72 7,38 12,69 13,83
Nusa Tenggara Timur 1,48 0,96 2,29 22,30 3,35 2,66 4,22 11,78 1,15 0,74 1,78 22,38
Kalimantan Barat 4,30 3,16 5,85 15,73 9,14 7,50 11,08 9,95 4,79 3,56 6,42 15,06
Kalimantan Tengah 5,62 4,17 7,53 15,06 10,62 8,43 13,30 11,63 4,90 3,30 7,21 19,96
Kalimantan Selatan 4,08 2,90 5,70 17,23 10,75 8,74 13,15 10,45 3,29 2,23 4,83 19,74
Kalimantan Timur 6,48 4,64 8,97 16,82 14,34 11,45 17,80 11,28 3,19 1,97 5,15 24,58
Kalimantan Utara 9,48 5,73 15,29 25,11 12,16 8,55 17,00 17,58 7,08 4,00 12,23 28,62
Sulawesi Utara 4,53 3,43 5,97 14,15 10,94 8,86 13,43 10,61 8,29 6,76 10,11 10,27
Sulawesi Tengah 5,07 3,45 7,39 19,47 7,23 5,56 9,37 13,33 3,46 2,39 4,99 18,74
Sulawesi Selatan 4,24 3,36 5,35 11,89 8,14 6,55 10,08 11,01 3,50 2,67 4,58 13,78
Sulawesi Tenggara 3,11 2,15 4,47 18,68 7,00 5,23 9,32 14,76 1,34 0,73 2,47 31,12
Gorontalo 2,83 1,63 4,87 27,96 9,30 6,91 12,41 14,96 8,60 6,25 11,72 16,04
Sulawesi Barat 2,25 1,09 4,58 36,60 3,07 1,75 5,31 28,31 2,29 1,31 3,98 28,38
Maluku 2,80 1,81 4,30 22,10 9,47 7,29 12,22 13,18 1,50 0,87 2,58 27,78
Maluku Utara 4,42 2,83 6,86 22,64 6,34 4,69 8,53 15,30 2,08 1,30 3,32 24,04
Papua Barat 1,36 0,69 2,65 34,27 13,02 10,13 16,58 12,58 2,47 1,35 4,47 30,56
Papua 0,62 0,33 1,17 31,97 4,44 3,26 6,03 15,73 0,52 0,22 1,19 42,69
Indonesia 4,75 4,50 5,01 2,78 10,00 9,64 10,37 1,88 8,96 8,56 9,38 2,34

Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

154 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 5.23 Sampling Error Persentase Lansia Bekerja Kategori Precarious
Employment (Pekerja Tidak Tetap) menurut Provinsi dan
Klasifikasi Desa, 2023

Perkotaan Perdesaan

Selang Kepercayaan Relative Selang Kepercayaan Relative


Provinsi
Estimasi Standard Estimasi Standard
Batas Batas
Error Error
Batas Atas Batas Atas
Bawah Bawah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Aceh 24,55 20,10 29,63 9,92 11,27 9,35 13,53 9,43
Sumatera Utara 23,61 20,36 27,20 7,40 11,13 8,97 13,74 10,89
Sumatera Barat 11,62 9,35 14,35 10,93 11,24 9,34 13,47 9,34
Riau 22,52 17,52 28,46 12,40 14,52 11,60 18,03 11,27
Jambi 21,60 16,74 27,40 12,59 12,99 10,23 16,37 12,00
Sumatera Selatan 21,85 17,25 27,28 11,71 10,90 8,84 13,36 10,54
Bengkulu 15,58 9,99 23,47 21,87 8,80 6,62 11,62 14,39
Lampung 19,97 16,45 24,02 9,66 11,09 9,09 13,48 10,06
Kep. Bangka Belitung 23,63 19,05 28,92 10,66 11,82 7,27 18,64 24,13
Kepulauan Riau 25,52 18,19 34,55 16,43 20,42 10,58 35,74 31,41
DKI Jakarta 28,82 24,45 33,63 8,14 - - - -
Jawa Barat 25,56 23,55 27,68 4,13 20,74 17,58 24,30 8,26
Jawa Tengah 21,96 20,47 23,53 3,55 14,41 12,81 16,17 5,95
DI Yogyakarta 17,65 14,75 20,99 9,00 10,44 7,59 14,20 16,00
Jawa Timur 21,58 19,99 23,25 3,86 15,85 14,00 17,89 6,27
Banten 29,64 24,74 35,07 8,91 20,10 14,57 27,07 15,86
Bali 13,26 11,16 15,69 8,70 9,71 7,55 12,41 12,69
Nusa Tenggara Barat 14,69 11,51 18,56 12,20 11,99 8,20 17,20 18,95
Nusa Tenggara Timur 10,84 7,79 14,89 16,56 1,78 1,34 2,38 14,69
Kalimantan Barat 20,62 15,99 26,18 12,59 9,87 7,72 12,53 12,37
Kalimantan Tengah 16,11 12,08 21,16 14,34 13,07 9,96 16,98 13,63
Kalimantan Selatan 16,83 13,11 21,33 12,42 10,14 7,56 13,47 14,75
Kalimantan Timur 18,95 14,74 24,03 12,49 8,80 5,99 12,76 19,35
Kalimantan Utara 21,93 15,08 30,77 18,27 9,99 5,94 16,34 25,94
Sulawesi Utara 22,80 18,59 27,64 10,12 13,59 11,23 16,37 9,62
Sulawesi Tengah 17,53 12,30 24,37 17,48 7,25 5,57 9,40 13,36
Sulawesi Selatan 15,69 12,20 19,95 12,57 7,23 5,98 8,72 9,62
Sulawesi Tenggara 12,98 8,47 19,37 21,17 4,94 3,66 6,64 15,21
Gorontalo 20,66 15,46 27,05 14,31 13,82 10,11 18,62 15,60
Sulawesi Barat 11,46 6,32 19,91 29,47 3,17 1,77 5,62 29,54
Maluku 17,76 13,12 23,60 15,02 5,72 4,00 8,12 18,09
Maluku Utara 10,97 6,98 16,83 22,53 5,62 3,88 8,08 18,73
Papua Barat 17,01 11,36 24,69 19,90 10,65 7,50 14,90 17,55
Papua 11,76 8,37 16,29 17,04 1,15 0,66 2,01 28,34
Indonesia 22,25 21,50 23,02 1,74 12,99 12,33 13,68 2,65

Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

Ketenagakerjaan 155
Tabel 5.24 Sampling Error Persentase Lansia Perempuan Bekerja Kategori
Precarious Employment (Pekerja Tidak Tetap) menurut Provinsi,
2023

Perempuan

Selang Kepercayaan Relative


Provinsi
Estimasi Standard
Batas Batas Error
Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5)
Aceh 11,58 8,64 15,36 14,69
Sumatera Utara 12,18 9,52 15,46 12,37
Sumatera Barat 11,12 8,86 13,87 11,46
Riau 11,13 7,57 16,08 19,27
Jambi 11,95 8,43 16,68 17,44
Sumatera Selatan 11,64 8,68 15,43 14,71
Bengkulu 9,02 5,86 13,64 21,61
Lampung 9,39 7,05 12,40 14,43
Kep. Bangka Belitung 14,77 10,10 21,08 18,84
Kepulauan Riau 15,91 8,60 27,57 29,99
DKI Jakarta 23,09 17,27 30,16 14,26
Jawa Barat 20,14 17,62 22,93 6,73
Jawa Tengah 17,09 15,47 18,85 5,04
DI Yogyakarta 10,43 7,73 13,93 15,05
Jawa Timur 17,75 16,08 19,55 4,98
Banten 20,63 14,48 28,52 17,36
Bali 8,12 6,23 10,53 13,38
Nusa Tenggara Barat 13,55 9,79 18,47 16,25
Nusa Tenggara Timur 2,19 1,44 3,33 21,43
Kalimantan Barat 7,97 5,51 11,41 18,61
Kalimantan Tengah 10,98 7,42 15,95 19,58
Kalimantan Selatan 7,77 5,19 11,50 20,34
Kalimantan Timur 6,15 3,14 11,69 33,64
Kalimantan Utara 10,75 5,23 20,80 35,49
Sulawesi Utara 15,50 11,11 21,22 16,56
Sulawesi Tengah 7,14 4,68 10,74 21,20
Sulawesi Selatan 11,42 8,74 14,78 13,40
Sulawesi Tenggara 3,43 2,25 5,20 21,35
Gorontalo 20,81 15,31 27,66 15,13
Sulawesi Barat 3,46 1,51 7,73 41,75
Maluku 4,74 2,88 7,69 25,08
Maluku Utara 3,96 2,13 7,25 31,33
Papua Barat 7,12 3,76 13,08 31,94
Papua 1,41 0,64 3,05 39,80
Indonesia 15,02 14,29 15,77 2,51

Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

156 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 5.25 Sampling Error Persentase Lansia Bekerja dan Memperoleh Upah
Rendah*) menurut Provinsi, 2023

Memperoleh Upah Rendah

Selang Kepercayaan Relative


Provinsi
Estimasi Standard
Batas Batas Error
Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5)
Aceh 37,63 29,62 46,36 11,45
Sumatera Utara 26,66 20,45 33,94 12,95
Sumatera Barat 30,17 21,68 40,26 15,85
Riau 27,04 18,36 37,92 18,59
Jambi 34,51 24,45 46,19 16,30
Sumatera Selatan 41,69 32,62 51,36 11,59
Bengkulu 49,63 36,13 63,19 14,26
Lampung 44,70 35,04 54,78 11,41
Kep. Bangka Belitung 29,24 19,71 41,02 18,79
Kepulauan Riau 18,02 10,39 29,42 26,75
DKI Jakarta 18,96 13,01 26,79 18,48
Jawa Barat 25,77 21,02 31,18 10,07
Jawa Tengah 39,98 35,86 44,24 5,36
DI Yogyakarta 32,66 23,59 43,23 15,51
Jawa Timur 40,86 36,24 45,66 5,89
Banten 17,04 10,01 27,50 25,94
Bali 22,57 15,93 30,96 17,01
Nusa Tenggara Barat 51,87 39,17 64,33 12,64
Nusa Tenggara Timur 28,06 19,83 38,09 16,71
Kalimantan Barat 27,18 19,65 36,30 15,70
Kalimantan Tengah 20,51 12,36 32,06 24,49
Kalimantan Selatan 38,29 30,02 47,31 11,63
Kalimantan Timur 19,12 11,11 30,90 26,30
Kalimantan Utara 18,38 6,90 40,63 46,27
Sulawesi Utara 20,51 14,34 28,47 17,56
Sulawesi Tengah 52,47 39,46 65,16 12,77
Sulawesi Selatan 42,54 34,67 50,82 9,76
Sulawesi Tenggara 48,89 35,22 62,73 14,73
Gorontalo 60,53 45,08 74,13 12,59
Sulawesi Barat 37,59 24,08 53,34 20,41
Maluku 25,21 16,12 37,15 21,43
Maluku Utara 43,15 28,54 59,06 18,62
Papua Barat 12,00 7,43 18,81 23,80
Papua 6,24 2,66 13,98 42,66
Indonesia 32,24 30,51 34,03 2,78

Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

Ketenagakerjaan 157
Tabel 5.26 Sampling Error Persentase Lansia Bekerja dan Memperoleh Upah
Rendah*) menurut Provinsi dan Klasifikasi Desa, 2023

Perkotaan Perdesaan

Selang Kepercayaan Relative Selang Kepercayaan Relative


Provinsi
Estimasi Standard Estimasi Standard
Batas Batas
Error Error
Batas Atas Batas Atas
Bawah Bawah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Aceh 36,65 26,06 48,72 16,02 27,28 51,70 16,36
Sumatera Utara 26,42 18,94 35,56 16,13 17,77 39,45 20,46
Sumatera Barat 28,81 18,27 42,29 21,56 19,84 48,40 22,93
Riau 22,29 12,19 37,21 28,77 19,59 49,99 24,11
Jambi 33,90 19,11 52,70 26,15 22,31 50,11 20,77
Sumatera Selatan 35,26 23,23 49,51 19,41 38,06 63,75 13,15
Bengkulu 47,92 26,66 69,96 24,67 37,11 65,50 14,48
Lampung 46,33 33,83 59,30 14,34 28,56 58,47 18,34
Kep. Bangka Belitung 31,55 20,86 44,64 19,51 NA NA 50,68
Kepulauan Riau 11,83 4,59 27,25 46,16 44,14 66,19 10,31
DKI Jakarta 18,96 13,01 26,79 18,48 - - -
Jawa Barat 24,51 19,70 30,07 10,81 19,38 53,29 26,07
Jawa Tengah 39,52 35,00 44,23 5,97 32,59 49,96 10,91
DI Yogyakarta 34,14 24,48 45,33 15,77 NA NA 67,03
Jawa Timur 37,62 32,72 42,79 6,84 38,76 58,27 10,41
Banten 16,26 9,01 27,60 28,79 NA NA 58,18
Bali 21,89 14,78 31,17 19,12 11,20 46,77 37,14
Nusa Tenggara Barat 43,61 29,52 58,82 17,64 56,05 92,53 11,65
Nusa Tenggara Timur 27,19 17,44 39,77 21,17 16,83 47,39 26,69
Kalimantan Barat 18,04 9,82 30,80 29,42 25,70 50,41 17,26
Kalimantan Tengah 16,46 7,21 33,32 39,67 12,99 42,46 30,60
Kalimantan Selatan 32,23 21,88 44,68 18,31 33,60 61,12 15,28
Kalimantan Timur 20,10 10,98 33,91 29,04 5,33 32,48 46,97
Kalimantan Utara NA NA NA 51,78 NA NA 76,40
Sulawesi Utara 16,08 9,56 25,78 25,44 20,80 46,93 20,90
Sulawesi Tengah 62,97 42,79 79,46 15,52 22,77 58,81 24,40
Sulawesi Selatan 30,44 20,29 42,94 19,24 55,09 76,78 8,39
Sulawesi Tenggara 40,65 23,75 60,10 23,86 44,41 76,75 13,79
Gorontalo 57,25 38,01 74,53 17,04 44,74 85,23 15,84
Sulawesi Barat NA NA NA 92,92 69,00 81,93 4,35
Maluku 24,59 12,80 42,00 30,69 13,74 43,56 29,80
Maluku Utara 19,78 7,09 44,35 48,00 31,89 70,13 20,07
Papua Barat NA NA NA 57,10 11,35 27,55 22,74
Papua NA NA NA 53,30 2,63 14,79 44,41
Indonesia 29,33 27,40 31,34 3,43 37,19 44,55 4,61

Catatan: Warna kuning (


) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Warna merah (
) artinya hasil estimasi dianggap tidak akurat
NA: data tidak dapat ditampilkan
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

158 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 5.27 Sampling Error Persentase Lansia Bekerja dan Memperoleh Upah
Rendah*) menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2023

Laki-laki Perempuan

Provinsi Selang Kepercayaan Relative Selang Kepercayaan Relative


Estimasi Standard Estimasi Standard
Batas Error Batas Error
Bawah Batas Atas Batas Atas
Bawah
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Aceh 36,05 27,14 46,04 13,52 44,70 25,03 66,18 24,94
Sumatera Utara 14,93 10,06 21,59 19,54 55,46 40,86 69,18 13,38
Sumatera Barat 22,77 13,56 35,66 24,86 46,71 29,56 64,67 20,02
Riau 17,50 10,28 28,21 25,92 71,10 38,88 90,49 19,94
Jambi 21,74 12,78 34,50 25,53 69,92 46,77 86,01 14,92
Sumatera Selatan 32,50 24,28 41,97 14,01 65,43 46,46 80,50 13,75
Bengkulu 43,57 30,25 57,88 16,60 75,17 42,73 92,47 17,74
Lampung 38,07 27,78 49,55 14,80 71,12 51,10 85,30 12,62
Kep. Bangka Belitung 16,70 9,36 28,01 28,18 62,76 41,74 79,86 16,25
Kepulauan Riau 11,08 7,83 15,45 17,38 43,31 15,17 76,54 41,99
DKI Jakarta 10,43 4,98 20,57 36,49 41,48 27,27 57,27 19,01
Jawa Barat 17,54 13,30 22,78 13,75 52,57 41,07 63,80 11,22
Jawa Tengah 24,16 20,12 28,71 9,08 68,77 61,98 74,84 4,79
DI Yogyakarta 19,26 10,82 31,93 27,85 60,17 41,01 76,65 15,77
Jawa Timur 28,26 22,62 34,67 10,91 60,16 52,59 67,27 6,26
Banten 14,00 6,97 26,14 34,07 29,15 12,27 54,76 39,00
Bali 15,98 9,49 25,66 25,54 45,50 27,99 64,20 21,25
Nusa Tenggara Barat 51,28 36,03 66,29 15,54 53,70 27,96 77,61 25,85
Nusa Tenggara Timur 19,86 12,66 29,74 21,90 69,91 51,27 83,69 12,16
Kalimantan Barat 21,06 14,07 30,30 19,66 58,55 32,70 80,42 22,57
Kalimantan Tengah 9,52 4,52 18,95 36,83 51,04 27,60 74,03 25,12
Kalimantan Selatan 34,14 25,04 44,58 14,76 53,27 30,99 74,31 22,20
Kalimantan Timur 13,78 7,05 25,22 32,82 55,64 24,79 82,67 30,23
Kalimantan Utara NA NA NA 68,15 NA NA NA 54,32
Sulawesi Utara 14,91 9,70 22,25 21,27 29,64 15,92 48,40 28,71
Sulawesi Tengah 46,67 33,10 60,75 15,51 70,05 47,88 85,63 14,28
Sulawesi Selatan 32,00 23,73 41,58 14,35 64,35 43,99 80,57 15,13
Sulawesi Tenggara 40,46 26,52 56,13 19,22 91,70 79,93 96,84 4,32
Gorontalo 42,24 23,99 62,89 24,76 78,00 56,01 90,80 11,49
Sulawesi Barat NA NA NA 56,98 62,69 26,94 88,45 28,86
Maluku 16,66 8,77 29,38 31,13 54,39 29,46 77,29 24,40
Maluku Utara 42,71 27,20 59,80 20,18 44,63 16,97 76,08 38,76
Papua Barat 8,26 4,70 14,12 28,19 25,21 9,02 53,39 46,66
Papua NA NA NA 50,19 NA NA NA 77,01
Indonesia 21,83 20,06 23,71 4,27 57,53 53,96 61,03 3,14

Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Warna merah ( ) artinya hasil estimasi dianggap tidak akurat
NA: data tidak dapat ditampilkan
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus

Ketenagakerjaan 159
BAB VI SOSIAL EKONOMI

Sosial ekonomi 161


6 SOSIAL EKONOMI
Berada pada tahap usia lanjut (lansia) bukan menjadi hal yang dapat diterima
secara mudah oleh setiap orang. Perubahan biologis yang terjadi pada lansia
akan berpengaruh terhadap kondisi sosial dan ekonominya (Jumita, dkk 2012,
86-94). Anggreni dan Ayuningsasi (2023, 188-196) menjelaskan bahwa secara
sosial, lansia sering dipersepsikan negatif atau tidak dapat memberikan
manfaat bagi keluarga maupun lingkungan sekitarnya. Sementara itu, secara
ekonomi lansia akan dipandang sebagai beban daripada sebagai sumber
daya. Kondisi demikian membuka kesadaran perlunya meningkatkan kualitas
hidup lansia yang pada akhirnya menjadikan lansia bukan lagi merupakan
beban, tetapi aset yang potensial (Kuntjorowati 2018, 209-222). Salah satu
parameter yang digunakan untuk mengukur kualitas hidup lansia adalah
kesejahteraan. Apabila lansia dalam kondisi yang sejahtera, mereka akan
dapat menikmati kehidupan masa tuanya dengan baik (Mulyati, dkk 2018, 1-
8). Oleh karenanya, pemenuhan kebutuhan sosial ekonomi lansia menjadi hal
yang penting dilaksanakan dalam upaya meningkatkan kualitas hidup lansia,
sehingga kesejahteraan lansia dapat tercapai.

6.1 Kesejahteraan Lansia

Keamanan ekonomi menjadi salah satu aspek yang rentan dialami oleh
lansia, terutama bagi lansia yang tidak memiliki dukungan finansial dari
keluarga (Wulandari dan Irfan 2023, 102-110). Kemampuan dan kondisi fisik
lansia yang menurun berimplikasi pada penurunan produktivitas kerja. Hal ini
berakibat terhadap penurunan pendapatan atau bahkan dapat menjadi hilang
sama sekali. Usia yang semakin menua tanpa kemandirian finansial berpotensi
menghambat lansia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Terlebih apabila
lansia memiliki masalah kesehatan sehingga menyebabkan peningkatan
terhadap biaya pelayanan kesehatan.

Sosial ekonomi 163


Distribusi kesejahteraan lansia dapat dilihat pada Gambar 6.1. Lansia di
Indonesia yang berada di rumah tangga dengan distribusi pengeluaran 40%
terbawah sebesar 41,32 persen. Sementara itu, lansia yang tinggal pada
rumah tangga dengan distribusi pengeluaran 20% teratas sebesar 20,96
persen. Hal ini secara umum menunjukkan bahwa lansia cenderung
terdistribusi pada setiap kelompok tingkat kesejahteraan secara merata.

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Gambar 6.1 Persentase Lansia menurut Distribusi Pengeluaran Rumah Tangga


dan Klasifikasi Desa, 2023

Berdasarkan klasifikasi desa, tampak bahwa kesejahteraan lansia di


perkotaan lebih terdistribusi ke atas (Gambar 6.1) atau dapat dikatakan lebih
banyak lansia di perkotaan yang sejahtera. Hal tersebut terlihat dari
persentase lansia di perkotaan pada distribusi pengeluaran 20 persen teratas
yang lebih besar dari 20 persen (22,72 persen). Sementara itu, lansia di
perdesaan lebih

164 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


banyak yang belum sejahtera ditandai dengan persentase lansia pada
distribusi pengeluaran 40 persen terbawah yang lebih besar dari 40 persen
(41,66 persen).

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Gambar 6.2 Persentase Rumah Tangga Lansia menurut Sumber Terbesar


Pembiayaan Rumah Tangga dan Klasifikasi Desa, 2023

Rumah tangga lansia masih bergantung kepada anggota rumah tangga


dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga. Gambar 6.2 menunjukkan bahwa
sumber terbesar pembiayaan rumah tangga lansia berasal dari anggota
rumah tangga yang bekerja (82,60 persen). Sementara itu rumah tangga
dengan sumber pembiayaan terbesar berasal dari kiriman pihak lain sebesar
11,98 persen. Hanya sedikit rumah tangga lansia yang sumber terbesar
pembiayaannya berasal dari jaminan pensiun (5,02 persen). Terdapat kurang

Sosial ekonomi 165


dari satu persen rumah tangga lansia yang pembiayaan terbesar berasal dari
investasi (deposito, royalti, saham, bunga bank dan sejenisnya).

Kuntjorowati (2018, 209-220) mengemukakan bahwa lansia banyak yang


telantar dikarenakan tidak ada keluarga yang merawat atau keluarga yang ada
tidak mampu merawat dengan layak. Kondisi ketelantaran lansia juga tidak
terlepas dari karakter masyarakat yang mana sebagian besar lansia
mempercayakan masa tua kepada keluarga tanpa mempunyai tabungan hari
tua. Padahal dengan adanya kepemilikan tabungan akan dapat memberikan
perlindungan finansial bagi lansia.

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Gambar 6.3 Persentase Rumah Tangga Lansia yang Memiliki Rekening


Tabungan di Lembaga Keuangan menurut Klasifikasi Desa dan
Jenis Kelamin, 2023

166 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Sebagian besar lansia tidak memiliki rekening tabungan. Susenas Maret
2023 mencatat hanya 33,53 persen lansia yang memiliki tabungan di lembaga
keuangan (Gambar 6.3). Berdasarkan klasifikasi desa, lansia di perkotaan yang
memiliki rekening tabungan persentasenya lebih besar dibandingkan lansia di
perdesaan (38,34 persen berbanding 27,55 persen). Sementara itu,
berdasarkan jenis kelamin, persentase lansia laki-laki yang memiliki rekening
tabungan lebih besar dibanding perempuan (37,47 persen berbanding 29,92
persen). Lebih besarnya kepemilikan tabungan laki-laki dibanding perempuan
dikarenakan laki-laki dipersepsikan sebagai pemimpin rumah tangga,
sehingga memiliki kewajiban dalam mendapatkan nafkah dan mengelola
keuangan keluarga (Adityandani dan Asandimitra 2019, 316-326).

6.2 Rumah Layak Bagi Lansia

Semakin bertambahnya umur menyebabkan kondisi fisik lansia menjadi


menurun sehingga semakin rentan terhadap berbagai masalah kesehatan
(Kholifah 2016, 5). Hal tersebut memungkinkan lansia untuk lebih banyak
menghabiskan waktunya di rumah. Oleh karenanya rumah yang aman, sehat,
dan nyaman sangat diperlukan bagi lansia. Cicih dan Nugroho (2021, 1-14)
mengemukakan bahwa menjaga lanjut usia tetap merasa aman dan nyaman
di rumahnya sendiri akan membantu mempertahankan kondisi kesehatan
lansia.

Pada tahun 2023, tercatat sebesar 92,50 persen lansia tinggal di rumah
dengan status milik sendiri (Gambar 6.4). Rumah dikatakan milik sendiri
apabila rumah tersebut menjadi hak milik dari lansia yang bersangkutan atau
anggota rumah tangga lainnya yang tinggal bersama dengan lansia. Selain
menempati rumah milik sendiri, sebanyak 5,74 persen lansia tinggal di rumah
bebas sewa kontrak/sewa, 1,52 persen lansia tinggal di rumah kontrak/sewa,
dan 0,24 persen tinggal di rumah dengan status lainnya.

Status kepemilikan rumah tempat tinggal memiliki pola yang berbeda


bagi lansia di daerah perkotaan dan di daerah perdesaan. Persentase lansia di
perkotaan yang tinggal di rumah dengan status milik sendiri (90,15 persen)
lebih kecil dibanding lansia di perdesaan (95,42 persen). Sementara itu, lansia
yang

Sosial ekonomi 167


tinggal di rumah kontrak/sewa dan bebas sewa persentasenya lebih besar di
perkotaan dibanding perdesaan (Gambar 6.4).

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Gambar 6.4 Persentase Lansia menurut Status Kepemilikan Rumah Tempat
Tinggal dan Klasifikasi Desa, 2023

Undang Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan


Pemukiman Pasal 5 Ayat 1 juga menyebutkan bahwa setiap warga negara
mempunyai hak untuk menempati dan/atau menikmati dan/atau memiliki
rumah yang layak dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 23). Dikarenakan
lansia umumnya lebih banyak beraktivitas di dalam rumah, maka kondisi
rumah sangat berpengaruh terhadap kondisi hidup lansia. Oleh sebab itu
kondisi rumah yang layak juga menentukan kelayakan hidup lansia (Djamhari
dkk 2021, 37).

168 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Gambar 6.5 Persentase Lansia yang Tinggal di Rumah Layak Huni menurut
Klasifikasi Desa dan Distribusi Pengeluaran, 2023

Sebanyak 66,19 persen lansia tinggal di rumah layak huni (Gambar 6.5).
Menurut klasifikasi desa, persentase lansia di perkotaan yang tinggal di rumah
layak huni lebih tinggi dibandingkan lansia di perdesaan (68,93 persen
berbanding 62,79 persen). Semakin sejahtera seseorang, maka semakin besar
peluang untuk memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal dengan kualitas
yang lebih baik. Seperti yang terlihat pada Gambar 6.5, sebesar 77,20 persen
lansia kelompok pengeluaran 20 persen teratas tinggal di rumah layak huni.
Sementara itu, lansia pada kelompok pengeluaran 40 persen terbawah yang
tinggal di rumah layak huni persentasenya sebesar 58,60 persen.

Sosial ekonomi 169


6.3 Kehidupan Sosial Lansia

Setelah memasuki masa lansia, umumnya seseorang tidak bisa melakukan


kegiatan yang dulu diminati, seperti bepergian atau berwisata. Beberapa
keterbatasan kondisi fisik dan finansial menjadikan hal tersebut sulit dilakukan
oleh lansia. Padahal, melakukan perjalanan wisata memiliki banyak manfaat
yang berdampak pada kesehatan fisik dan mental lansia (Maharani 2018).
Penelitian yang dilakukan oleh Utami (2018, 420-427) menyebutkan bahwa
bepergian atau berwisata dapat menjadi solusi untuk menghilangkan
kejenuhan bagi lansia karena memberikan efek relaksasi yang akan
berdampak terhadap kualitas hidup lansia.

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Gambar 6.6 Persentase Lansia yang Pernah Bepergian menurut Klasifikasi


Desa dan Jenis Kelamin, 2023

170 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Sebesar 29,02 persen lansia melakukan kegiatan bepergian (Gambar 6.6).
Semakin bertambahnya usia seseorang, maka kendala yang ditemui pada saat
bepergian juga akan semakin banyak dan terkadang semakin rumit (Isnutomo
2012, 119-138). Kendala tersebut menyebabkan lansia tidak ingin atau belum
pernah bepergian ketika sudah menginjak usia lanjut. Apabila dilihat menurut
klasifikasi desa, persentase lansia yang bepergian lebih tinggi di perkotaan
dibandingkan di perdesaan (31,64 persen berbanding 25,78 persen).
Sementara jika dilihat menurut jenis kelamin, persentase lansia laki-laki yang
bepergian lebih besar dibanding perempuan (30,52 persen berbanding 27,66
persen).

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Gambar 6.7 Persentase Lansia yang Bepergian menurut Tujuan Utama


Bepergian, 2023

Berdasarkan tujuan utama bepergian, seperti yang terlihat pada Gambar


6.7, sebagian besar lansia yang bepergian memiliki tujuan untuk mengunjungi
teman/keluarga (60,31 persen) dan berlibur atau rekreasi (11,01 persen). Hal
ini senada dengan Ravularparthy, et al dalam Rahmawati (2017, 76) yang
mengemukakan bahwa dengan melakukan kegiatan bepergian penduduk
lansia bisa bertemu dengan teman atau keluarga yang dapat meningkatkan
hubungan sosial mereka dan bila melakukan bepergian untuk tujuan wisata
dapat menghilangkan kejenuhan dan menurunkan tingkat stres pada lansia.

Sosial ekonomi 171


Permasalahan sosial lansia yang perlu menjadi perhatian adalah
kriminalitas atau tindak kejahatan. Penurunan fungsi fisik dan psikis akibat
proses penuaan menyebabkan lansia menjadi lebih rentan tidak hanya
terhadap penyakit, namun juga rentan terhadap berbagai bentuk pelecehan
dan eksploitasi, serta kejahatan (Julianti 2017, 67-79).

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Gambar 6.8 Persentase Lansia yang Pernah Menjadi Korban Kejahatan


menurut Klasifikasi Desa dan Jenis Kelamin, 2023

Lansia yang menjadi korban kejahatan cenderung mengalami


penurunan dalam kurun waktu lima tahun terakhir (Gambar 6.8). Susenas
Maret 2023 mencatat sebesar 0,47 persen lansia pernah menjadi korban
kejahatan. Meskipun lansia lebih jarang mengalami tindak kejahatan
dibandingkan kelompok penduduk yang lebih muda (Lindesay 1996, 199-
204), akan tetapi setiap tindak kejahatan perlu menjadi perhatian terlebih
kejahatan terhadap lansia.

172 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 6.1 Persentase Lansia menurut Distribusi Pengeluaran Rumah
Tangga, 2023

Distribusi Pengeluaran
Karakteristik 40 Persen 40 Persen 20 Persen Jumlah
Terbawah Menengah Teratas
(1) (2) (3) (4) (5)

Indonesia 41,32 37,72 20,96 100,00

Jenis Kelamin
Laki-laki 40,28 38,43 21,29 100,00
Perempuan 42,26 37,07 20,67 100,00

Kelompok Umur
Lansia Muda (60-69 tahun) 38,26 38,93 22,81 100,00
Lansia Madya (70-79 tahun) 44,84 36,55 18,61 100,00
Lansia Tua (80+ tahun) 52,50 32,57 14,93 100,00

Status Disabilitas
Disabilitas 48,44 34,75 16,80 100,00
Nondisabilitas 40,56 38,04 21,40 100,00

Klasifikasi Desa
Perkotaan 40,46 36,82 22,72 100,00
Perdesaan 41,66 38,14 20,20 100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Sosial ekonomi 173


Tabel 6.2 Persentase Rumah Tangga Lansia menurut Sumber Terbesar
Pembiayaan Rumah Tangga, 2023

Sumber Terbesar Pembiayaan Rumah Tangga


Kiriman
Karakteristik ART yang Jumlah
uang/ Investasi*) Pensiunan
bekerja
barang
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Indonesia 82,60 11,98 0,40 5,02 100,00

Distribusi Pengeluaran
40 Persen Terbawah 86,47 11,96 0,26 1,31 100,00
40 Persen Menengah 83,27 12,11 0,34 4,27 100,00
20 Persen Teratas 74,12 11,79 0,77 13,32 100,00

Klasifikasi Desa
Perkotaan 79,47 12,55 0,47 7,52 100,00
Perdesaan 86,55 11,27 0,32 1,86 100,00

Catatan: Termasuk deposito, royalti, saham, bunga bank, dll


Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

174 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 6.3 Persentase Lansia yang Memiliki Rekening Tabungan di Lembaga
Keuangan menurut Klasifikasi Desa, 2023

Klasifikasi Desa
Karakteristik Perkotaan dan
Perkotaan Perdesaan
Perdesaan
(1) (2) (3) (4)

Indonesia 38,34 27,55 33,53

Jenis Kelamin
Laki-laki 42,58 31,17 37,47
Perempuan 34,48 24,25 29,92

Kelompok Umur/Usia
Lansia Muda (60-69 Tahun) 40,40 29,10 35,45
Lansia Madya (70-79 Tahun) 36,32 26,09 31,69
Lansia Tua (80 Tahun ke Atas) 28,63 21,71 25,26

Status Disabilitas
Disabilitas 28,59 21,42 25,27
Nondisabilitas 39,34 28,23 34,40

Distribusi Pengeluaran
40 Persen Terbawah 24,52 21,99 23,16
40 Persen Menengah 36,92 27,89 32,10
20 Persen Teratas 65,27 38,41 56,52

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Sosial ekonomi 175


Tabel 6.4 Persentase Lansia menurut Status Kepemilikan Bangunan Tempat
Tinggal Yang Ditempati, 2023

Status Kepemilikan Bangunan Tempat Tinggal


yang Ditempati
Karakteristik Jumlah
Milik Kontrak/ Bebas Dinas/
sendiri sewa sewa Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Indonesia 92,50 1,52 5,74 0,24 100,00

Jenis Kelamin
Laki-laki 93,31 1,60 4,86 0,23 100,00
Perempuan 91,76 1,45 6,54 0,25 100,00

Kelompok Umur/Usia
Lansia Muda (60-69 Tahun) 92,57 1,78 5,39 0,26 100,00
Lansia Madya (70-79 Tahun) 92,36 1,19 6,24 0,21 100,00
Lansia Tua (80 Tahun ke Atas) 92,45 0,68 6,70 0,18 100,00

Status Disabilitas
Disabilitas 91,92 1,20 6,70 0,18 100,00
Nondisabilitas 92,56 1,55 5,64 0,25 100,00

Distribusi Pengeluaran
40 Persen Terbawah 92,97 0,96 5,96 0,12 100,00
40 Persen Menengah 91,94 2,05 5,81 0,20 100,00
20 Persen Teratas 92,58 1,67 5,19 0,56 100,00

Klasifikasi Desa
Perkotaan 90,15 2,53 6,98 0,34 100,00
Perdesaan 95,42 0,26 4,20 0,12 100,00

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

176 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 6.5 Persentase Lansia yang Tinggal di Rumah Layak Huni menurut
Klasifikasi Desa, 2023

Klasifikasi Desa
Karakteristik Perkotaan dan
Perkotaan Perdesaan
Perdesaan
(1) (2) (3) (4)

Indonesia 68,93 62,79 66,19

Jenis Kelamin
Laki-laki 69,13 63,28 66,51
Perempuan 68,75 62,34 65,89

Kelompok Umur/Usia
Lansia Muda (60-69 Tahun) 69,37 63,28 66,70
Lansia Madya (70-79 Tahun) 68,22 61,65 65,24
Lansia Tua (80 Tahun ke Atas) 67,79 62,95 65,43

Status Disabilitas
Disabilitas 65,63 58,80 62,47
Nondisabilitas 69,27 63,23 66,58

Distribusi Pengeluaran
40 Persen Terbawah 61,10 55,65 58,60
40 Persen Menengah 70,77 65,52 68,38
20 Persen Teratas 79,89 72,34 77,20

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Sosial ekonomi 177


Tabel 6.6 Persentase Lansia yang Pernah Bepergian menurut Klasifikasi
Desa, 2023

Klasifikasi Desa
Karakteristik Perkotaan dan
Perkotaan Perdesaan
Perdesaan
(1) (2) (3) (4)

Indonesia 31,64 25,78 29,02

Jenis Kelamin
Laki-laki 32,60 27,95 30,52
Perempuan 30,76 23,80 27,66

Kelompok Umur/Usia
Lansia Muda (60-69 Tahun) 35,71 29,83 33,14
Lansia Madya (70-79 Tahun) 26,79 21,30 24,30
Lansia Tua (80 Tahun ke Atas) 15,40 12,40 13,94

Status Disabilitas
Disabilitas 16,17 13,47 14,92
Nondisabilitas 33,22 27,14 30,51

Distribusi Pengeluaran
40 Persen Terbawah 19,92 17,90 18,97
40 Persen Menengah 32,78 27,65 30,49
20 Persen Teratas 50,66 38,49 46,19

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

178 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 6.7 Persentase Lansia yang Pernah Bepergian menurut Maksud
Utama Bepergian, 2023

Maksud Utama Bepergian


Mengunjungi
Karakteristik Berlibur/ Berziarah/ Kesehatan/
teman/ Lainnya
rekreasi keagamaan berobat
keluarga
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Indonesia 60,31 11,01 10,88 7,04 10,76

Jenis Kelamin
Laki-laki 60,82 10,70 9,62 7,25 11,61
Perempuan 59,81 11,32 12,15 6,82 9,90

Kelompok Umur/Usia
Lansia Muda (60-69 Tahun) 59,97 11,43 11,04 6,13 11,43
Lansia Madya (70-79 Tahun) 60,33 10,32 10,84 9,10 9,41
Lansia Tua (80 Tahun ke Atas) 66,20 7,51 8,36 11,37 6,57

Status Disabilitas
Disabilitas 47,92 7,55 7,64 27,83 9,06
Nondisabilitas 60,96 11,19 11,05 5,96 10,84

Distribusi Pengeluaran
40 Persen Terbawah 65,23 5,81 12,18 7,44 9,34
40 Persen Menengah 61,14 9,42 11,15 7,30 10,99
20 Persen Teratas 55,35 17,10 9,52 6,40 11,63

Klasifikasi Desa
Perkotaan 57,23 14,17 10,98 5,68 11,94
Perdesaan 65,01 6,20 10,73 9,10 8,96

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Sosial ekonomi 179


Tabel 6.8 Persentase Lansia yang Pernah Menjadi Korban Kejahatan
menurut Klasifikasi Desa, 2023

Klasifikasi Desa
Karakteristik Perkotaan dan
Perkotaan Perdesaan
Perdesaan
(1) (2) (3) (4)

Indonesia 0,49 0,45 0,47

Jenis Kelamin
Laki-laki 0,61 0,62 0,61
Perempuan 0,38 0,30 0,34

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

180 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 6.9 Persentase Lansia di Perkotaan menurut Provinsi dan Distribusi
Pengeluaran Rumah Tangga, 2023

Distribusi Pengeluaran
Provinsi 40 Persen 40 Persen 20 Persen Jumlah
Terbawah Menengah Teratas
(1) (2) (3) (4) (5)
Aceh 34,08 42,86 23,06 100,00
Sumatera Utara 29,33 41,14 29,52 100,00
Sumatera Barat 33,20 39,41 27,39 100,00
Riau 32,63 39,05 28,32 100,00
Jambi 32,48 41,37 26,15 100,00
Sumatera Selatan 32,99 40,40 26,60 100,00
Bengkulu 35,63 43,25 21,12 100,00
Lampung 36,16 39,24 24,60 100,00
Kepulauan Bangka Belitung 38,01 40,70 21,29 100,00
Kepulauan Riau 45,03 33,96 21,01 100,00
DKI Jakarta 25,17 37,50 37,33 100,00
Jawa Barat 39,25 39,30 21,44 100,00
Jawa Tengah 42,32 38,32 19,35 100,00
DI Yogyakarta 45,41 35,65 18,94 100,00
Jawa Timur 44,49 36,32 19,18 100,00
Banten 35,49 36,48 28,03 100,00
Bali 45,04 37,20 17,76 100,00
Nusa Tenggara Barat 33,80 38,94 27,26 100,00
Nusa Tenggara Timur 35,20 42,66 22,14 100,00
Kalimantan Barat 35,49 38,80 25,72 100,00
Kalimantan Tengah 35,97 38,42 25,61 100,00
Kalimantan Selatan 35,43 40,03 24,54 100,00
Kalimantan Timur 32,66 41,64 25,70 100,00
Kalimantan Utara 30,39 44,63 24,98 100,00
Sulawesi Utara 34,20 40,95 24,85 100,00
Sulawesi Tengah 32,82 44,03 23,15 100,00
Sulawesi Selatan 36,92 39,99 23,09 100,00
Sulawesi Tenggara 29,89 45,99 24,12 100,00
Gorontalo 42,13 38,74 19,13 100,00
Sulawesi Barat 38,45 39,07 22,48 100,00
Maluku 33,30 43,38 23,32 100,00
Maluku Utara 34,56 37,24 28,20 100,00
Papua Barat 28,84 43,02 28,13 100,00
Papua 32,87 38,46 28,67 100,00

Indonesia 40,46 36,82 22,72 100,00


Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Program Kesejahteraan Lanjut Usia PAGE


\*
Tabel 6.10 Persentase Lansia di Perdesaan menurut Provinsi dan Distribusi
Pengeluaran Rumah tangga, 2023

Distribusi Pengeluaran
Provinsi 40 Persen 40 Persen 20 Persen Jumlah
Terbawah Menengah Teratas
(1) (2) (3) (4) (5)
Aceh 34,19 41,11 24,71 100,00
Sumatera Utara 29,61 41,02 29,37 100,00
Sumatera Barat 35,89 42,10 22,01 100,00
Riau 35,82 39,17 25,01 100,00
Jambi 37,99 41,60 20,41 100,00
Sumatera Selatan 40,26 36,69 23,05 100,00
Bengkulu 38,76 40,97 20,28 100,00
Lampung 40,30 38,12 21,58 100,00
Kepulauan Bangka Belitung 39,39 41,57 19,04 100,00
Kepulauan Riau 40,74 42,43 16,83 100,00
DKI Jakarta − − − −
Jawa Barat 40,05 40,51 19,44 100,00
Jawa Tengah 44,86 37,02 18,12 100,00
DI Yogyakarta 45,36 36,06 18,59 100,00
Jawa Timur 43,52 38,85 17,63 100,00
Banten 34,32 39,50 26,18 100,00
Bali 39,32 39,84 20,84 100,00
Nusa Tenggara Barat 44,03 39,54 16,43 100,00
Nusa Tenggara Timur 36,76 38,27 24,98 100,00
Kalimantan Barat 41,37 39,35 19,28 100,00
Kalimantan Tengah 37,93 42,30 19,77 100,00
Kalimantan Selatan 38,85 39,61 21,54 100,00
Kalimantan Timur 34,29 42,88 22,83 100,00
Kalimantan Utara 34,69 41,78 23,53 100,00
Sulawesi Utara 34,47 40,75 24,78 100,00
Sulawesi Tengah 35,43 41,23 23,34 100,00
Sulawesi Selatan 39,20 40,20 20,60 100,00
Sulawesi Tenggara 36,37 43,25 20,38 100,00
Gorontalo 32,10 44,42 23,48 100,00
Sulawesi Barat 37,81 38,76 23,43 100,00
Maluku 28,60 42,61 28,79 100,00
Maluku Utara 34,75 42,27 22,97 100,00
Papua Barat 31,10 39,44 29,45 100,00
Papua 38,72 39,07 22,22 100,00

Indonesia 41,66 38,14 20,20 100,00


Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

182 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 6.11 Persentase Lansia Laki-laki menurut Provinsi dan Distribusi
Pengeluaran Rumah Tangga, 2023

Distribusi Pengeluaran
Provinsi 40 Persen 40 Persen 20 Persen Jumlah
Terbawah Menengah Teratas
(1) (2) (3) (4) (5)
Aceh 35,86 41,14 22,99 100,00
Sumatera Utara 28,62 44,53 26,85 100,00
Sumatera Barat 34,44 40,23 25,33 100,00
Riau 31,28 42,91 25,81 100,00
Jambi 35,31 41,14 23,55 100,00
Sumatera Selatan 35,85 40,28 23,87 100,00
Bengkulu 35,76 43,25 20,99 100,00
Lampung 38,23 39,65 22,12 100,00
Kepulauan Bangka Belitung 37,57 40,48 21,95 100,00
Kepulauan Riau 43,96 36,13 19,92 100,00
DKI Jakarta 26,19 37,89 35,92 100,00
Jawa Barat 38,23 41,77 20,00 100,00
Jawa Tengah 43,30 37,89 18,81 100,00
DI Yogyakarta 46,22 35,72 18,06 100,00
Jawa Timur 44,22 37,30 18,48 100,00
Banten 34,58 39,45 25,97 100,00
Bali 41,89 38,60 19,50 100,00
Nusa Tenggara Barat 37,70 40,06 22,23 100,00
Nusa Tenggara Timur 37,62 39,85 22,52 100,00
Kalimantan Barat 37,68 37,54 24,78 100,00
Kalimantan Tengah 38,52 40,33 21,15 100,00
Kalimantan Selatan 36,67 39,65 23,68 100,00
Kalimantan Timur 34,44 41,90 23,66 100,00
Kalimantan Utara 32,03 40,87 27,10 100,00
Sulawesi Utara 34,35 40,62 25,03 100,00
Sulawesi Tengah 33,40 43,66 22,95 100,00
Sulawesi Selatan 39,19 39,22 21,59 100,00
Sulawesi Tenggara 33,02 44,61 22,37 100,00
Gorontalo 38,71 41,46 19,83 100,00
Sulawesi Barat 30,87 43,14 25,99 100,00
Maluku 32,26 41,81 25,93 100,00
Maluku Utara 36,28 40,92 22,80 100,00
Papua Barat 29,08 41,60 29,32 100,00
Papua 30,88 41,08 28,04 100,00
Indonesia 40,28 38,43 21,29 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Program Kesejahteraan Lanjut Usia PAGE


\*
Tabel 6.12 Persentase Lansia Perempuan menurut Provinsi dan Distribusi
Pengeluaran Rumah Tangga, 2023

Distribusi Pengeluaran
Provinsi 40 Persen 40 Persen 20 Persen Jumlah
Terbawah Menengah Teratas
(1) (2) (3) (4) (5)
Aceh 34,69 41,47 23,84 100,00
Sumatera Utara 30,52 39,99 29,49 100,00
Sumatera Barat 37,22 39,77 23,01 100,00
Riau 35,90 38,39 25,71 100,00
Jambi 36,17 43,27 20,56 100,00
Sumatera Selatan 38,89 37,16 23,94 100,00
Bengkulu 40,78 39,79 19,43 100,00
Lampung 39,22 39,30 21,47 100,00
Kepulauan Bangka Belitung 38,24 40,49 21,26 100,00
Kepulauan Riau 43,36 38,47 18,17 100,00
DKI Jakarta 24,25 37,14 38,61 100,00
Jawa Barat 41,23 38,53 20,24 100,00
Jawa Tengah 44,10 37,58 18,32 100,00
DI Yogyakarta 46,52 36,38 17,10 100,00
Jawa Timur 45,20 37,05 17,75 100,00
Banten 38,96 33,77 27,26 100,00
Bali 43,84 40,07 16,10 100,00
Nusa Tenggara Barat 41,02 36,88 22,10 100,00
Nusa Tenggara Timur 37,27 38,29 24,44 100,00
Kalimantan Barat 39,58 38,15 22,27 100,00
Kalimantan Tengah 35,56 43,92 20,52 100,00
Kalimantan Selatan 40,08 37,57 22,35 100,00
Kalimantan Timur 32,97 42,69 24,35 100,00
Kalimantan Utara 38,09 40,71 21,20 100,00
Sulawesi Utara 34,60 41,64 23,76 100,00
Sulawesi Tengah 35,80 40,01 24,18 100,00
Sulawesi Selatan 41,66 36,59 21,75 100,00
Sulawesi Tenggara 38,03 40,13 21,84 100,00
Gorontalo 34,07 40,86 25,07 100,00
Sulawesi Barat 43,43 34,51 22,06 100,00
Maluku 29,75 47,03 23,22 100,00
Maluku Utara 35,17 39,45 25,39 100,00
Papua Barat 29,04 41,98 28,98 100,00
Papua 32,88 40,32 26,80 100,00
Indonesia 42,26 37,07 20,67 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

184 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 6.13 Persentase Lansia menurut Provinsi dan Distribusi Pengeluaran
Rumah Tangga, 2023

Distribusi Pengeluaran
Provinsi 40 Persen 40 Persen 20 Persen Jumlah
Terbawah Menengah Teratas
(1) (2) (3) (4) (5)
Aceh 35,25 41,32 23,44 100,00
Sumatera Utara 29,64 42,08 28,27 100,00
Sumatera Barat 35,93 39,98 24,09 100,00
Riau 33,55 40,69 25,76 100,00
Jambi 35,74 42,20 22,07 100,00
Sumatera Selatan 37,42 38,67 23,91 100,00
Bengkulu 38,25 41,53 20,22 100,00
Lampung 38,72 39,48 21,80 100,00
Kepulauan Bangka Belitung 37,90 40,49 21,62 100,00
Kepulauan Riau 43,67 37,25 19,08 100,00
DKI Jakarta 25,17 37,50 37,33 100,00
Jawa Barat 39,77 40,11 20,12 100,00
Jawa Tengah 43,73 37,72 18,55 100,00
DI Yogyakarta 46,38 36,08 17,54 100,00
Jawa Timur 44,75 37,17 18,09 100,00
Banten 36,79 36,59 26,62 100,00
Bali 42,92 39,38 17,71 100,00
Nusa Tenggara Barat 39,52 38,32 22,16 100,00
Nusa Tenggara Timur 37,44 39,02 23,54 100,00
Kalimantan Barat 38,64 37,85 23,51 100,00
Kalimantan Tengah 37,15 42,00 20,86 100,00
Kalimantan Selatan 38,43 38,57 22,99 100,00
Kalimantan Timur 33,73 42,28 23,99 100,00
Kalimantan Utara 34,89 40,79 24,32 100,00
Sulawesi Utara 34,48 41,15 24,37 100,00
Sulawesi Tengah 34,60 41,83 23,57 100,00
Sulawesi Selatan 40,56 37,76 21,68 100,00
Sulawesi Tenggara 35,67 42,24 22,09 100,00
Gorontalo 36,23 41,14 22,64 100,00
Sulawesi Barat 37,58 38,53 23,89 100,00
Maluku 30,94 44,55 24,50 100,00
Maluku Utara 35,72 40,18 24,10 100,00
Papua Barat 29,06 41,78 29,16 100,00
Papua 31,76 40,75 27,50 100,00
Indonesia 41,32 37,72 20,96 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Program Kesejahteraan Lanjut Usia PAGE


\*
Tabel 6.14 Persentase Lansia yang Memiliki Rekening Tabungan di Lembaga
Keuangan menurut Provinsi, Klasifikasi Desa, dan Jenis Kelamin,
2023

Klasifikasi Desa Jenis Kelamin


Provinsi Perkotaan Perdesaan Laki-laki Perempuan Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Aceh 47,06 33,02 36,96 38,00 37,51
Sumatera Utara 39,31 31,26 38,57 33,03 35,59
Sumatera Barat 42,97 27,69 35,01 35,00 35,00
Riau 42,15 25,99 38,56 25,56 32,18
Jambi 45,22 25,51 40,20 23,34 31,82
Sumatera Selatan 35,27 22,78 32,12 22,82 27,31
Bengkulu 50,50 32,55 45,18 30,13 37,70
Lampung 38,29 27,59 34,33 27,34 30,87
Kep. Bangka Belitung 37,71 24,03 34,77 29,19 32,03
Kep. Riau 48,04 21,76 52,93 31,51 42,68
DKI Jakarta 60,74 − 65,89 56,06 60,74
Jawa Barat 34,64 32,20 39,18 29,11 34,02
Jawa Tengah 33,64 28,67 34,24 28,51 31,19
DI Yogyakarta 45,15 31,14 40,11 40,83 40,50
Jawa Timur 32,64 24,27 31,21 26,50 28,69
Banten 35,27 20,02 38,02 24,73 31,33
Bali 35,61 26,63 39,75 26,25 32,63
Nusa Tenggara Barat 38,53 21,88 28,98 31,43 30,32
Nusa Tenggara 54,06 29,30 39,11 31,32 34,96
Kalimantan Barat 42,93 28,84 41,85 26,84 34,27
Kalimantan Tengah 42,67 22,88 36,56 23,83 30,66
Kalimantan Selatan 39,20 25,81 37,30 27,17 32,06
Kalimantan Timur 48,22 39,63 54,18 35,85 45,29
Kalimantan Utara 47,91 37,21 49,08 37,02 43,40
Sulawesi Utara 43,53 27,35 36,61 35,20 35,88
Sulawesi Tengah 49,19 22,95 35,42 25,37 30,39
Sulawesi Selatan 47,25 28,69 40,19 33,29 36,36
Sulawesi Tenggara 56,07 35,45 44,91 39,98 42,30
Gorontalo 44,00 28,16 35,63 34,66 35,11
Sulawesi Barat 42,47 28,29 36,64 26,60 31,27
Maluku 49,45 27,47 36,38 37,27 36,85
Maluku Utara 38,55 21,54 32,03 20,03 26,01
Papua Barat 58,05 33,41 48,61 37,90 43,60
Papua 67,87 28,30 52,50 34,54 44,59
Indonesia 38,34 27,55 37,47 29,92 33,53
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

186 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 6.15 Persentase Lansia menurut Provinsi dan Status Kepemilikan
Tempat Tinggal, 2023

Status Kepemilikan Tempat Tinggal


Provinsi
Milik Sendiri Kontak/Sewa Bebas Sewa Dinas/Lainnya
(1) (2) (3) (4) (5)
Aceh 92,95 0,72 6,02 NA
Sumatera Utara 85,89 3,11 10,28 0,72
Sumatera Barat 86,40 2,42 11,13 0,05
Riau 88,22 2,42 8,85 NA
Jambi 92,62 1,45 5,80 NA
Sumatera Selatan 91,22 1,47 7,25 NA
Bengkulu 93,88 1,58 4,44 NA
Lampung 96,20 0,93 2,87 NA
Kep. Bangka Belitung 93,67 0,74 5,56 NA
Kep. Riau 82,01 3,16 14,41 NA
DKI Jakarta 81,96 7,86 9,00 1,17
Jawa Barat 91,93 1,92 6,12 NA
Jawa Tengah 94,62 0,54 4,80 NA
DI Yogyakarta 95,77 0,69 3,54 NA
Jawa Timur 94,80 0,88 4,19 NA
Banten 91,69 2,12 5,32 NA
Bali 94,96 1,51 3,50 NA
Nusa Tenggara Barat 94,14 NA 5,16 NA
Nusa Tenggara Timur 96,54 0,46 2,67 0,33
Kalimantan Barat 94,56 0,37 5,06 NA
Kalimantan Tengah 91,48 1,36 6,76 0,40
Kalimantan Selatan 89,85 1,53 8,08 NA
Kalimantan Timur 88,53 3,01 8,17 NA
Kalimantan Utara 90,30 2,45 7,19 NA
Sulawesi Utara 88,43 0,91 10,43 NA
Sulawesi Tengah 93,74 NA 5,78 NA
Sulawesi Selatan 93,19 0,88 5,51 0,41
Sulawesi Tenggara 95,04 NA 4,59 NA
Gorontalo 89,80 NA 9,70 NA
Sulawesi Barat 97,52 NA 2,22 NA
Maluku 91,94 0,92 6,83 NA
Maluku Utara 95,42 0,41 4,04 NA
Papua Barat 91,90 2,50 5,08 NA
Papua 86,79 3,02 5,62 4,57
Indonesia 92,50 1,52 5,74 0,24
Catatan: NA: data tidak dapat ditampilkan
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Program Kesejahteraan Lanjut Usia PAGE


\*
Tabel 6.16 Persentase Lansia yang Tinggal di Rumah Layak Huni menurut
Provinsi, Klasifikasi Desa, dan Jenis Kelamin, 2023

Klasifikasi Desa Jenis Kelamin


Provinsi Perkotaan Perdesaan Laki-laki Perempuan Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Aceh 81,25 64,66 70,90 69,10 69,96
Sumatera Utara 79,68 68,29 73,92 74,84 74,42
Sumatera Barat 71,65 56,09 64,21 62,96 63,54
Riau 84,08 68,50 75,42 73,49 74,47
Jambi 78,59 60,22 66,55 65,65 66,10
Sumatera Selatan 71,23 61,94 65,37 65,25 65,31
Bengkulu 55,70 57,83 57,83 56,61 57,22
Lampung 65,96 66,86 66,62 66,56 66,59
Kep. Bangka Belitung 49,37 39,45 43,43 47,15 45,25
Kep. Riau 56,14 18,60 52,44 44,17 48,48
DKI Jakarta 52,02 − 50,05 53,82 52,02
Jawa Barat 56,39 55,10 56,42 55,73 56,06
Jawa Tengah 72,14 65,36 69,76 67,95 68,80
DI Yogyakarta 87,56 86,12 88,51 85,86 87,08
Jawa Timur 73,88 66,27 71,41 69,31 70,29
Banten 68,61 55,42 65,04 65,35 65,20
Bali 93,09 83,65 90,17 89,78 89,97
Nusa Tenggara Barat 71,08 60,69 67,20 64,92 65,95
Nusa Tenggara Timur 62,10 39,78 44,99 44,79 44,88
Kalimantan Barat 78,43 64,11 70,31 68,95 69,62
Kalimantan Tengah 72,38 48,81 55,40 61,16 58,07
Kalimantan Selatan 70,02 50,09 59,56 59,25 59,40
Kalimantan Timur 87,75 59,31 78,58 77,47 78,04
Kalimantan Utara 78,84 74,65 79,21 74,68 77,08
Sulawesi Utara 81,88 71,00 75,93 77,48 76,73
Sulawesi Tengah 74,13 59,16 62,83 63,98 63,41
Sulawesi Selatan 79,19 68,32 73,88 71,96 72,81
Sulawesi Tenggara 81,20 74,45 76,91 76,50 76,69
Gorontalo 85,91 71,83 76,69 79,15 78,01
Sulawesi Barat 74,22 57,69 61,44 60,94 61,17
Maluku 73,58 63,11 66,17 68,85 67,58
Maluku Utara 92,59 66,73 73,27 73,78 73,53
Papua Barat 78,18 51,63 64,26 60,73 62,61
Papua 68,76 22,95 41,14 42,66 41,81
Indonesia 68,93 62,79 66,51 65,89 66,19
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

188 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 6.17 Persentase Lansia yang Bepergian menurut Provinsi, Klasifikasi
Desa, dan Jenis Kelamin, 2023

Klasifikasi Desa Jenis Kelamin


Provinsi Perkotaan Perdesaan Laki-laki Perempuan Jumlah
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Aceh 32,26 25,54 30,19 25,43 27,69
Sumatera Utara 39,12 39,88 39,00 39,88 39,47
Sumatera Barat 38,57 37,87 36,02 40,11 38,21
Riau 37,03 31,00 36,13 30,39 33,31
Jambi 33,53 29,96 35,09 27,06 31,10
Sumatera Selatan 34,06 26,67 31,21 27,61 29,34
Bengkulu 47,75 40,42 43,92 41,12 42,53
Lampung 38,34 30,08 34,97 30,21 32,61
Kep. Bangka Belitung 38,94 43,67 41,22 40,59 40,91
Kep. Riau 48,19 33,79 46,18 44,25 45,26
DKI Jakarta 38,60 − 40,72 36,66 38,60
Jawa Barat 29,59 22,28 28,77 26,73 27,72
Jawa Tengah 26,07 20,53 24,76 22,09 23,34
DI Yogyakarta 31,97 22,24 29,74 27,90 28,74
Jawa Timur 28,40 19,82 26,24 22,71 24,35
Banten 37,50 25,77 35,98 32,97 34,47
Bali 30,37 28,16 33,44 26,23 29,64
Nusa Tenggara Barat 41,15 37,51 42,44 36,80 39,36
Nusa Tenggara Timur 44,44 38,81 44,57 36,17 40,10
Kalimantan Barat 30,15 24,30 26,52 26,59 26,55
Kalimantan Tengah 24,43 22,15 22,39 23,81 23,05
Kalimantan Selatan 37,41 27,07 32,90 30,97 31,90
Kalimantan Timur 29,74 28,66 30,58 28,08 29,37
Kalimantan Utara 20,01 28,05 23,46 23,34 23,40
Sulawesi Utara 32,71 33,96 32,90 33,68 33,30
Sulawesi Tengah 25,58 21,33 22,72 22,34 22,53
Sulawesi Selatan 39,01 30,00 36,18 31,75 33,72
Sulawesi Tenggara 31,38 33,00 36,21 29,12 32,46
Gorontalo 37,32 46,05 41,03 43,24 42,22
Sulawesi Barat 24,84 27,39 29,85 24,24 26,85
Maluku 30,65 28,89 28,68 30,50 29,64
Maluku Utara 28,02 28,20 30,90 25,42 28,15
Papua Barat 20,96 27,78 26,13 23,62 24,96
Papua 19,84 14,00 17,01 15,63 16,40
Indonesia 31,64 25,78 30,52 27,66 29,02
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Program Kesejahteraan Lanjut Usia PAGE


\*
Tabel 6.18 Sampling Error Persentase Lansia Kelompok Pengeluaran Rumah
Tangga 40 Persen Terbawah menurut Provinsi, Klasifikasi Desa,
dan Jenis Kelamin, 2023, 2023

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

190 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 6.18 Lanjutan

Laki-laki Perempuan Jumlah


Selang Selang Selang
Relative Relative Relative
Provinsi Kepercayaan Kepercayaan Kepercayaan
Estimasi Standard Estimasi Standard Estimasi Standard
Batas Batas Error Batas Batas Error Batas Batas Error
Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas
(1) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21)
Aceh 35,86 32,61 39,11 4,62 34,69 31,64 37,75 4,49 35,25 32,58 37,92 3,86
Sumatera Utara 28,62 25,97 31,27 4,73 30,52 28,18 32,86 3,91 29,64 27,47 31,81 3,74
Sumatera Barat 34,44 31,22 37,67 4,77 37,22 34,12 40,31 4,24 35,93 33,14 38,71 3,95
Riau 31,28 27,39 35,17 6,34 35,90 31,52 40,28 6,22 33,55 29,89 37,21 5,57
Jambi 35,31 31,37 39,24 5,68 36,17 32,45 39,89 5,25 35,74 32,38 39,09 4,79
Sumatera Selatan 35,85 32,05 39,64 5,41 38,89 35,41 42,38 4,57 37,42 34,14 40,70 4,47
Bengkulu 35,76 31,42 40,09 6,18 40,78 36,28 45,28 5,63 38,25 34,28 42,22 5,30
Lampung 38,23 35,19 41,27 4,06 39,22 36,05 42,40 4,13 38,72 35,93 41,51 3,68
Kep. Bangka Belitung 37,57 32,72 42,41 6,58 38,24 32,49 44,00 7,68 37,90 33,08 42,71 6,48
Kepulauan Riau 43,96 35,29 52,62 10,06 43,36 36,43 50,29 8,15 43,67 37,19 50,15 7,57
DKI Jakarta 26,19 21,93 30,45 8,31 24,25 20,11 28,39 8,71 25,17 21,48 28,86 7,48
Jawa Barat 38,23 36,05 40,40 2,90 41,23 39,02 43,44 2,73 39,77 37,82 41,71 2,50
Jawa Tengah 43,30 41,73 44,87 1,85 44,10 42,52 45,67 1,82 43,73 42,32 45,13 1,64
DI Yogyakarta 46,22 41,94 50,50 4,72 46,52 42,69 50,36 4,20 46,38 42,68 50,09 4,08
Jawa Timur 44,22 42,60 45,84 1,87 45,20 43,66 46,74 1,74 44,75 43,31 46,18 1,64
Banten 34,58 30,59 38,58 5,90 38,96 34,18 43,75 6,27 36,79 32,76 40,82 5,59
Bali 41,89 38,29 45,49 4,39 43,84 40,27 47,41 4,15 42,92 39,68 46,15 3,85
Nusa Tenggara Barat 37,70 33,19 42,22 6,11 41,02 36,57 45,47 5,54 39,52 35,46 43,58 5,24
Nusa Tenggara Timur 37,62 34,64 40,61 4,04 37,27 34,46 40,08 3,85 37,44 34,84 40,03 3,54
Kalimantan Barat 37,68 33,95 41,40 5,04 39,58 35,88 43,28 4,77 38,64 35,28 42,00 4,44
Kalimantan Tengah 38,52 34,11 42,93 5,84 35,56 31,02 40,10 6,51 37,15 33,19 41,11 5,44
Kalimantan Selatan 36,67 33,01 40,32 5,08 40,08 35,92 44,23 5,29 38,43 34,95 41,92 4,63
Kalimantan Timur 34,44 29,79 39,10 6,90 32,97 28,21 37,72 7,36 33,73 29,55 37,91 6,32
Kalimantan Utara 32,03 25,73 38,33 10,04 38,09 31,07 45,11 9,40 34,89 28,90 40,87 8,75
Sulawesi Utara 34,35 31,35 37,34 4,45 34,60 31,43 37,77 4,67 34,48 31,68 37,28 4,14
Sulawesi Tengah 33,40 29,18 37,61 6,44 35,80 31,32 40,29 6,40 34,60 30,63 38,57 5,86
Sulawesi Selatan 39,19 36,47 41,92 3,55 41,66 38,80 44,51 3,50 40,56 38,12 43,00 3,07
Sulawesi Tenggara 33,02 29,42 36,63 5,57 38,03 34,36 41,69 4,92 35,67 32,50 38,84 4,53
Gorontalo 38,71 33,07 44,34 7,43 34,07 28,81 39,34 7,88 36,23 31,54 40,91 6,60
Sulawesi Barat 30,87 25,47 36,27 8,93 43,43 37,13 49,73 7,40 37,58 32,20 42,96 7,30
Maluku 32,26 28,23 36,29 6,38 29,75 25,51 33,99 7,27 30,94 27,21 34,68 6,16
Maluku Utara 36,28 31,51 41,05 6,71 35,17 30,37 39,96 6,95 35,72 31,43 40,02 6,14
Papua Barat 29,08 24,59 33,57 7,87 29,04 24,24 33,84 8,44 29,06 25,10 33,03 6,96
Papua 30,88 27,46 34,29 5,64 32,88 28,98 36,78 6,06 31,76 28,44 35,07 5,32
Indonesia 40,28 39,60 40,96 0,86 42,26 41,58 42,94 0,82 41,32 40,71 41,92 0,75
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Program Kesejahteraan Lanjut Usia PAGE


\*
Tabel 6.19 Sampling Error Persentase Lansia Kelompok Pengeluaran Rumah
Tangga 40 Persen Menengah menurut Provinsi, Klasifikasi Desa,
dan Jenis Kelamin, 2023

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

192 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 6.19 Lanjutan

Laki-laki Perempuan Jumlah


Selang Selang Selang
Relative Relative Relative
Provinsi Kepercayaan Kepercayaan Kepercayaan
Estimasi Standard Estimasi Standard Estimasi Standard
Batas Batas Error Batas Batas Error Batas Batas Error
Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas
(1) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21)
Aceh 41,14 37,94 44,35 3,97 41,47 38,28 44,66 3,93 41,32 38,58 44,05 3,37
Sumatera Utara 44,53 41,71 47,34 3,23 39,99 37,46 42,51 3,22 42,08 39,73 44,44 2,85
Sumatera Barat 40,23 37,04 43,42 4,05 39,77 36,73 42,81 3,90 39,98 37,28 42,69 3,45
Riau 42,91 39,00 46,83 4,65 38,39 33,97 42,81 5,87 40,69 37,09 44,30 4,52
Jambi 41,14 37,44 44,85 4,60 43,27 39,38 47,16 4,59 42,20 38,90 45,49 3,98
Sumatera Selatan 40,28 37,01 43,55 4,14 37,16 34,15 40,18 4,14 38,67 35,88 41,46 3,68
Bengkulu 43,25 39,11 47,39 4,88 39,79 35,53 44,05 5,46 41,53 37,85 45,22 4,53
Lampung 39,65 36,68 42,62 3,82 39,30 36,35 42,26 3,84 39,48 36,84 42,12 3,41
Kep. Bangka Belitung 40,48 35,89 45,07 5,78 40,49 35,35 45,64 6,48 40,49 36,12 44,86 5,51
Kepulauan Riau 36,13 27,45 44,80 12,26 38,47 30,58 46,36 10,46 37,25 30,49 44,00 9,26
DKI Jakarta 37,89 33,54 42,24 5,86 37,14 32,87 41,42 5,87 37,50 33,69 41,30 5,18
Jawa Barat 41,77 39,58 43,95 2,67 38,53 36,46 40,61 2,75 40,11 38,23 41,99 2,39
Jawa Tengah 37,89 36,48 39,29 1,89 37,58 36,21 38,94 1,85 37,72 36,51 38,93 1,64
DI Yogyakarta 35,72 32,04 39,41 5,27 36,38 32,90 39,86 4,88 36,08 32,89 39,27 4,51
Jawa Timur 37,30 35,81 38,79 2,04 37,05 35,66 38,44 1,91 37,17 35,90 38,43 1,73
Banten 39,45 35,03 43,87 5,71 33,77 29,71 37,84 6,14 36,59 32,81 40,37 5,27
Bali 38,60 35,05 42,16 4,69 40,07 36,72 43,41 4,26 39,38 36,29 42,46 4,00
Nusa Tenggara Barat 40,06 35,59 44,53 5,69 36,88 32,96 40,80 5,42 38,32 34,64 42,00 4,90
Nusa Tenggara Timur 39,85 37,14 42,57 3,48 38,29 35,71 40,87 3,44 39,02 36,73 41,32 3,00
Kalimantan Barat 37,54 34,07 41,01 4,71 38,15 34,66 41,64 4,67 37,85 34,76 40,94 4,17
Kalimantan Tengah 40,33 36,46 44,20 4,90 43,92 39,37 48,48 5,29 42,00 38,43 45,56 4,33
Kalimantan Selatan 39,65 36,14 43,16 4,52 37,57 33,68 41,46 5,29 38,57 35,28 41,87 4,36
Kalimantan Timur 41,90 37,09 46,70 5,85 42,69 37,45 47,92 6,25 42,28 37,93 46,63 5,25
Kalimantan Utara 40,87 33,62 48,12 9,05 40,71 33,52 47,89 9,00 40,79 34,42 47,16 7,97
Sulawesi Utara 40,62 37,49 43,75 3,93 41,64 38,57 44,71 3,76 41,15 38,43 43,87 3,38
Sulawesi Tengah 43,66 39,52 47,79 4,83 40,01 35,90 44,13 5,25 41,83 38,20 45,47 4,43
Sulawesi Selatan 39,22 36,58 41,87 3,44 36,59 34,11 39,08 3,47 37,76 35,56 39,97 2,98
Sulawesi Tenggara 44,61 40,34 48,88 4,88 40,13 36,41 43,85 4,73 42,24 38,85 45,62 4,09
Gorontalo 41,46 35,97 46,95 6,76 40,86 35,83 45,89 6,28 41,14 36,62 45,66 5,61
Sulawesi Barat 43,14 37,81 48,47 6,30 34,51 29,37 39,64 7,59 38,53 34,17 42,88 5,77
Maluku 41,81 37,16 46,45 5,67 47,03 42,56 51,50 4,85 44,55 40,69 48,42 4,43
Maluku Utara 40,92 36,39 45,44 5,65 39,45 35,08 43,81 5,64 40,18 36,20 44,16 5,05
Papua Barat 41,60 35,76 47,44 7,16 41,98 36,27 47,69 6,94 41,78 36,92 46,64 5,94
Papua 41,08 37,49 44,68 4,46 40,32 36,03 44,60 5,42 40,75 37,44 44,05 4,14
Indonesia 38,43 37,78 39,09 0,87 37,07 36,44 37,70 0,86 37,72 37,16 38,28 0,76
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Program Kesejahteraan Lanjut Usia PAGE


\*
Tabel 6.20 Sampling Error Persentase Lansia Kelompok Pengeluaran Rumah
Tangga 20 Persen Teratas menurut Provinsi, Klasifikasi Desa, dan
Jenis Kelamin, 2023

Keterangan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

194 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 6.20 Lanjutan

Laki-laki Perempuan Jumlah


Selang Selang Selang
Relative Relative Relative
Provinsi Kepercayaan Kepercayaan Kepercayaan
Estimasi Standard Estimasi Standard Estimasi Standard
Batas Batas Batas Batas Batas Batas Error
Error Error
Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas
(1) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21)
Aceh 22,99 20,32 25,67 5,94 23,84 21,10 26,58 5,86 23,44 21,10 25,78 5,09
Sumatera Utara 26,85 24,13 29,58 5,18 29,49 27,03 31,96 4,27 28,27 25,94 30,61 4,22
Sumatera Barat 25,33 22,05 28,61 6,60 23,01 20,01 26,01 6,65 24,09 21,24 26,94 6,03
Riau 25,81 22,37 29,24 6,80 25,71 21,96 29,47 7,45 25,76 22,59 28,93 6,27
Jambi 23,55 20,28 26,82 7,08 20,56 17,29 23,83 8,11 22,07 19,20 24,93 6,63
Sumatera Selatan 23,87 20,98 26,77 6,19 23,94 21,05 26,84 6,17 23,91 21,30 26,52 5,57
Bengkulu 20,99 17,70 24,28 7,99 19,43 16,35 22,52 8,10 20,22 17,44 22,99 7,00
Lampung 22,12 19,65 24,59 5,69 21,47 18,64 24,31 6,74 21,80 19,45 24,15 5,49
Kep. Bangka Belitung 21,95 17,96 25,94 9,28 21,26 16,88 25,65 10,53 21,62 17,85 25,38 8,89
Kepulauan Riau 19,92 11,59 28,25 21,33 18,17 11,26 25,09 19,41 19,08 12,44 25,72 17,75
DKI Jakarta 35,92 30,94 40,91 7,08 38,61 33,61 43,61 6,60 37,33 32,70 41,95 6,32
Jawa Barat 20,00 18,31 21,69 4,32 20,24 18,48 21,99 4,43 20,12 18,57 21,67 3,93
Jawa Tengah 18,81 17,61 20,01 3,26 18,32 17,20 19,45 3,14 18,55 17,54 19,56 2,79
DI Yogyakarta 18,06 15,01 21,10 8,61 17,10 14,37 19,83 8,15 17,54 15,01 20,07 7,35
Jawa Timur 18,48 17,20 19,76 3,53 17,75 16,54 18,95 3,46 18,09 16,96 19,22 3,18
Banten 25,97 21,96 29,97 7,87 27,26 23,09 31,44 7,81 26,62 22,81 30,43 7,30
Bali 19,50 16,22 22,78 8,59 16,10 13,35 18,84 8,71 17,71 14,94 20,47 7,97
Nusa Tenggara Barat 22,23 17,79 26,68 10,19 22,10 18,03 26,17 9,39 22,16 18,23 26,09 9,04
Nusa Tenggara Timur 22,52 20,01 25,04 5,70 24,44 22,13 26,75 4,83 23,54 21,42 25,66 4,59
Kalimantan Barat 24,78 21,52 28,04 6,72 22,27 18,96 25,57 7,57 23,51 20,54 26,49 6,45
Kalimantan Tengah 21,15 17,70 24,60 8,32 20,52 16,52 24,52 9,95 20,86 17,65 24,06 7,84
Kalimantan Selatan 23,68 20,72 26,65 6,39 22,35 19,18 25,52 7,24 22,99 20,22 25,77 6,15
Kalimantan Timur 23,66 19,43 27,89 9,12 24,35 19,13 29,57 10,94 23,99 19,95 28,04 8,61
Kalimantan Utara 27,10 21,06 33,14 11,37 21,20 14,72 27,68 15,60 24,32 18,74 29,90 11,71
Sulawesi Utara 25,03 22,23 27,83 5,70 23,76 20,97 26,54 5,97 24,37 21,90 26,85 5,18
Sulawesi Tengah 22,95 19,28 26,62 8,16 24,18 20,46 27,91 7,85 23,57 20,26 26,87 7,16
Sulawesi Selatan 21,59 19,27 23,91 5,48 21,75 18,92 24,58 6,63 21,68 19,34 24,02 5,51
Sulawesi Tenggara 22,37 18,76 25,98 8,24 21,84 18,66 25,03 7,44 22,09 19,07 25,12 6,99
Gorontalo 19,83 15,41 24,26 11,39 25,07 20,51 29,63 9,28 22,64 18,79 26,48 8,67
Sulawesi Barat 25,99 21,15 30,84 9,51 22,06 17,64 26,49 10,23 23,89 20,01 27,78 8,29
Maluku 25,93 21,21 30,66 9,30 23,22 18,78 27,65 9,74 24,50 20,70 28,31 7,93
Maluku Utara 22,80 18,87 26,73 8,79 25,39 20,84 29,93 9,14 24,10 20,23 27,97 8,20
Papua Barat 29,32 24,19 34,45 8,92 28,98 23,60 34,36 9,47 29,16 24,57 33,75 8,03
Papua 28,04 24,53 31,55 6,38 26,80 23,20 30,41 6,87 27,50 24,49 30,50 5,58
Indonesia 21,29 20,71 21,87 1,38 20,67 20,09 21,24 1,42 20,96 20,44 21,48 1,26
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Program Kesejahteraan Lanjut Usia PAGE


\*
Tabel 6.21 Sampling Error Persentase Lansia yang Memiliki Rekening
Tabungan di Lembaga Keuangan menurut Provinsi, Klasifikasi
Desa, dan Jenis Kelamin, 2023

Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

196 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 6.21 Lanjutan

Laki-laki Perempuan Jumlah


Selang Selang Selang
Relative Relative Relative
Provinsi Kepercayaan Kepercayaan Kepercayaan
Estimasi Standard Estimasi Standard Estimasi Standard
Batas Batas Error Batas Batas Error Batas Batas Error
Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas
(1) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21)
Aceh 36,96 33,77 40,15 4,41 38,00 34,84 41,17 4,25 37,51 35,16 39,85 3,19
Sumatera Utara 38,57 35,54 41,60 4,01 33,03 30,66 35,40 3,66 35,59 33,61 37,57 2,84
Sumatera Barat 35,01 31,95 38,06 4,45 35,00 32,00 37,99 4,37 35,00 32,74 37,26 3,29
Riau 38,56 34,70 42,43 5,11 25,56 21,92 29,20 7,26 32,18 29,20 35,16 4,73
Jambi 40,20 36,56 43,84 4,62 23,34 20,20 26,48 6,86 31,82 29,16 34,49 4,28
Sumatera Selatan 32,12 28,92 35,33 5,09 22,82 20,14 25,49 5,97 27,31 25,15 29,46 4,03
Bengkulu 45,18 40,91 49,46 4,83 30,13 26,39 33,87 6,34 37,70 34,69 40,72 4,08
Lampung 34,33 31,46 37,20 4,26 27,34 24,72 29,97 4,90 30,87 28,83 32,92 3,38
Kep. Bangka Belitung 34,77 29,91 39,63 7,13 29,19 24,64 33,73 7,94 32,03 28,28 35,79 5,98
Kepulauan Riau 52,93 44,45 61,40 8,17 31,51 24,46 38,57 11,42 42,68 35,74 49,62 8,30
DKI Jakarta 65,89 61,61 70,16 3,31 56,06 51,88 60,24 3,80 60,74 57,17 64,32 3,00
Jawa Barat 39,18 37,06 41,29 2,75 29,11 27,18 31,04 3,38 34,02 32,49 35,55 2,30
Jawa Tengah 34,24 32,85 35,63 2,07 28,51 27,18 29,85 2,39 31,19 30,15 32,22 1,69
DI Yogyakarta 40,11 36,41 43,81 4,71 40,83 36,88 44,78 4,94 40,50 37,55 43,45 3,72
Jawa Timur 31,21 29,73 32,70 2,42 26,50 25,21 27,79 2,48 28,69 27,60 29,78 1,93
Banten 38,02 33,71 42,33 5,78 24,73 20,85 28,61 8,00 31,33 28,13 34,53 5,21
Bali 39,75 36,10 43,41 4,69 26,25 22,96 29,54 6,39 32,63 29,70 35,57 4,58
Nusa Tenggara Barat 28,98 24,72 33,23 7,49 31,43 27,25 35,61 6,78 30,32 26,86 33,78 5,83
Nusa Tenggara Timur 39,11 36,26 41,95 3,71 31,32 28,75 33,89 4,18 34,96 32,86 37,06 3,06
Kalimantan Barat 41,85 38,49 45,20 4,09 26,84 23,68 30,00 6,01 34,27 31,72 36,81 3,79
Kalimantan Tengah 36,56 32,47 40,64 5,70 23,83 20,14 27,52 7,89 30,66 27,37 33,94 5,47
Kalimantan Selatan 37,30 34,00 40,61 4,52 27,17 24,00 30,34 5,96 32,06 29,60 34,52 3,91
Kalimantan Timur 54,18 49,07 59,29 4,81 35,85 30,63 41,07 7,43 45,29 41,21 49,37 4,59
Kalimantan Utara 49,08 42,23 55,94 7,13 37,02 29,79 44,24 9,96 43,40 37,52 49,28 6,91
Sulawesi Utara 36,61 33,43 39,78 4,42 35,20 31,98 38,41 4,66 35,88 33,19 38,56 3,82
Sulawesi Tengah 35,42 31,21 39,62 6,06 25,37 21,79 28,95 7,20 30,39 27,59 33,19 4,70
Sulawesi Selatan 40,19 37,35 43,03 3,61 33,29 30,79 35,79 3,83 36,36 34,20 38,53 3,03
Sulawesi Tenggara 44,91 41,08 48,75 4,36 39,98 36,03 43,93 5,04 42,30 39,46 45,14 3,42
Gorontalo 35,63 30,02 41,25 8,04 34,66 29,69 39,63 7,31 35,11 31,34 38,88 5,48
Sulawesi Barat 36,64 31,13 42,14 7,67 26,60 21,70 31,50 9,39 31,27 27,72 34,83 5,80
Maluku 36,38 31,78 40,97 6,45 37,27 32,39 42,16 6,69 36,85 33,20 40,50 5,05
Maluku Utara 32,03 27,80 36,26 6,74 20,03 16,33 23,73 9,43 26,01 22,87 29,15 6,17
Papua Barat 48,61 43,25 53,98 5,63 37,90 32,60 43,20 7,13 43,60 39,34 47,86 4,99
Papua 52,50 48,21 56,78 4,16 34,54 30,27 38,80 6,30 44,59 40,98 48,21 4,14
Indonesia 37,47 36,82 38,13 0,89 29,92 29,33 30,52 1,01 33,53 33,04 34,01 0,74

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Program Kesejahteraan Lanjut Usia PAGE


\*
Tabel 6.22 Sampling Error Persentase Lansia menurut Provinsi dan Status
Kepemilikan Tempat Tinggal, 2023

Milik Sendiri Kontrak/Sewa


Selang Selang
Relative Relative
Provinsi Kepercayaan Kepercayaan
Estimasi Standard Estimasi Standard
Batas Batas Batas Batas Error
Error Bawah Atas
Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
Aceh 92,95 91,51 94,39 0,79 0,72 0,38 1,06 24,24
Sumatera Utara 85,89 84,29 87,48 0,95 3,11 2,27 3,96 13,79
Sumatera Barat 86,40 84,46 88,33 1,14 2,42 1,61 3,24 17,19
Riau 88,22 85,80 90,63 1,40 2,42 1,32 3,52 23,14
Jambi 92,62 90,77 94,47 1,02 1,45 0,69 2,21 26,65
Sumatera Selatan 91,22 89,25 93,18 1,10 1,47 0,83 2,11 22,29
Bengkulu 93,88 91,99 95,78 1,03 1,58 0,59 2,58 32,07
Lampung 96,20 95,20 97,20 0,53 0,93 0,47 1,39 25,27
Kep. Bangka Belitung 93,67 91,61 95,74 1,12 0,74 0,22 1,26 35,88
Kepulauan Riau 82,01 76,42 87,60 3,48 3,16 1,00 5,32 34,89
DKI Jakarta 81,96 79,09 84,83 1,79 7,86 5,81 9,91 13,31
Jawa Barat 91,93 90,98 92,88 0,53 1,92 1,47 2,36 11,94
Jawa Tengah 94,62 94,04 95,21 0,32 0,54 0,37 0,71 16,16
DI Yogyakarta 95,77 94,72 96,81 0,56 0,69 0,31 1,07 27,75
Jawa Timur 94,80 94,21 95,38 0,32 0,88 0,66 1,11 13,01
Banten 91,69 89,47 93,91 1,23 2,12 1,12 3,13 24,10
Bali 94,96 93,65 96,27 0,70
1,51 0,72 2,29 26,75
Nusa Tenggara Barat 94,14 92,46 95,82 0,91
NA NA NA 59,63
Nusa Tenggara Timur 96,54 95,70 97,38 0,45
0,46 0,14 0,77 35,49
Kalimantan Barat 94,56 93,06 96,07 0,81
0,37 0,11 0,63 36,10
Kalimantan Tengah 91,48 89,37 93,59 1,18 1,36 0,70 2,03 24,97
Kalimantan Selatan 89,85 87,63 92,06 1,26 1,53 0,76 2,30 25,82
Kalimantan Timur 88,53 85,79 91,27 1,58 3,01 1,72 4,31 21,91
Kalimantan Utara 90,30 86,87 93,74 1,94 2,45 0,63 4,26 37,79
Sulawesi Utara 88,43 86,42 90,45 1,16 0,91 0,34 1,47 31,76
Sulawesi Tengah 93,74 92,00 95,47 0,94 NA NA NA 59,36
Sulawesi Selatan 93,19 92,01 94,38 0,65 0,88 0,33 1,44 32,17
Sulawesi Tenggara 95,04 93,81 96,28 0,66 NA NA NA 51,73
Gorontalo 89,80 86,73 92,88 1,75 NA NA NA 80,99
Sulawesi Barat 97,52 96,42 98,63 0,58 NA NA NA 99,96
Maluku 91,94 89,24 94,64 1,50 0,92 0,21 1,63 39,21
Maluku Utara 95,42 93,75 97,09 0,89 0,41 0,06 0,77 43,81
Papua Barat 91,90 89,21 94,58 1,49 2,50 0,92 4,09 32,31
Papua 86,79 82,49 91,09 2,53 3,02 1,80 4,24 20,61
Indonesia 92,50 92,20 92,80 0,17 1,52 1,38 1,66 4,69
Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Warna merah ( ) artinya hasil estimasi dianggap tidak akurat
NA: data tidak dapat ditampilkan
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

198 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 6.22 Lanjutan

Bebas Sewa Dinas/Lainnya


Selang Selang
Relative Relative
Provinsi Kepercayaan Kepercayaan
Estimasi Standard Estimasi Standard
Batas Batas Batas Batas Error
Error Bawah Atas
Bawah Atas
(1) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Aceh 6,02 4,69 7,36 11,28 NA NA NA 66,29
Sumatera Utara 10,28 8,90 11,65 6,84 0,72 0,18 1,26 38,11
Sumatera Barat 11,13 9,36 12,89 8,09 0,05 0,00 0,11 49,85
Riau 8,85 6,70 10,99 12,36 NA NA NA 57,21
Jambi 5,80 4,24 7,35 13,67 NA NA NA 86,22
Sumatera Selatan 7,25 5,52 8,99 12,20 NA NA NA 71,20
Bengkulu 4,44 2,82 6,06 18,61 NA NA NA 100,17
Lampung 2,87 1,96 3,78 16,14 NA NA NA NA
Kep. Bangka Belitung 5,56 3,62 7,50 17,81 NA NA NA 100,06
Kepulauan Riau 14,41 8,95 19,87 19,33 NA NA NA 55,25
DKI Jakarta 9,00 7,21 10,80 10,18 1,17 0,21 2,14 41,92
Jawa Barat 6,12 5,28 6,97 7,02 NA NA NA 66,09
Jawa Tengah 4,80 4,25 5,36 5,88 NA NA NA 52,56
DI Yogyakarta 3,54 2,61 4,47 13,38 NA NA NA 100,16
Jawa Timur 4,19 3,67 4,70 6,30 NA NA NA 52,01
Banten 5,32 3,91 6,72 13,51 NA NA NA 76,98
Bali 3,50 2,46 4,54 15,13 NA NA NA 100,20
Nusa Tenggara Barat 5,16 3,69 6,63 14,57 NA NA NA 100,10
Nusa Tenggara Timur 2,67 1,91 3,43 14,49 0,33 0,09 0,57 37,63
Kalimantan Barat 5,06 3,58 6,54 14,96 NA NA NA 100,05
Kalimantan Tengah 6,76 4,75 8,76 15,13 0,40 0,04 0,75 45,84
Kalimantan Selatan 8,08 6,11 10,06 12,48 NA NA NA 81,99
Kalimantan Timur 8,17 5,68 10,66 15,57 NA NA NA 66,10
Kalimantan Utara 7,19 4,23 10,14 20,95 NA NA NA 83,34
Sulawesi Utara 10,43 8,52 12,34 9,33 NA NA NA 59,38
Sulawesi Tengah 5,78 4,09 7,47 14,91 NA NA NA 78,41
Sulawesi Selatan 5,51 4,57 6,46 8,77 0,41 0,17 0,65 30,06
Sulawesi Tenggara 4,59 3,40 5,79 13,29 NA NA NA 88,06
Gorontalo 9,70 6,79 12,61 15,31 NA NA NA NA
Sulawesi Barat 2,22 1,21 3,23 23,18 NA NA NA 100,25
Maluku 6,83 4,36 9,29 18,41 NA NA NA 57,75
Maluku Utara 4,04 2,40 5,67 20,63 NA NA NA 65,65
Papua Barat 5,08 3,10 7,07 19,94 NA NA NA 65,08
Papua 5,62 3,91 7,33 15,53 4,57 0,39 8,75 46,63
Indonesia 5,74 5,49 5,99 2,26 0,24 0,16 0,32 17,45

Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Warna merah ( ) artinya hasil estimasi dianggap tidak akurat
NA: data tidak dapat ditampilkan
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Program Kesejahteraan Lanjut Usia PAGE


\*
Tabel 6.23 Sampling Error Persentase Lansia yang Tinggal di Rumah Layak
Huni menurut Provinsi, Klasifikasi Desa, dan Jenis Kelamin, 2023

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

200 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 6.23 Lanjutan

Laki-laki Perempuan Jumlah


Selang Selang Selang
Relative Relative Relative
Provinsi Kepercayaan Kepercayaan Kepercayaan
Estimasi Standard Estimasi Standard Estimasi Standard
Batas Batas Batas Batas Batas Batas Error
Error Error
Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas
(1) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21)
Aceh 70,90 67,85 73,95 2,19 69,10 65,99 72,21 2,29 69,96 67,25 72,66 1,97
Sumatera Utara 73,92 71,42 76,42 1,73 74,84 72,54 77,14 1,57 74,42 72,31 76,52 1,44
Sumatera Barat 64,21 60,55 67,87 2,91 62,96 59,64 66,29 2,69 63,54 60,36 66,72 2,55
Riau 75,42 72,07 78,77 2,27 73,49 69,67 77,30 2,65 74,47 71,30 77,64 2,17
Jambi 66,55 62,54 70,55 3,07 65,65 61,61 69,68 3,13 66,10 62,56 69,64 2,74
Sumatera Selatan 65,37 62,06 68,68 2,58 65,25 61,88 68,61 2,63 65,31 62,33 68,28 2,32
Bengkulu 57,83 53,71 61,94 3,63 56,61 52,41 60,81 3,78 57,22 53,50 60,94 3,32
Lampung 66,62 63,45 69,79 2,43 66,56 63,38 69,73 2,43 66,59 63,72 69,45 2,19
Kep. Bangka Belitung 43,43 38,61 48,24 5,66 47,15 41,89 52,41 5,69 45,25 40,77 49,73 5,05
Kepulauan Riau 52,44 43,61 61,26 8,59 44,17 35,57 52,77 9,94 48,48 40,99 55,97 7,88
DKI Jakarta 50,05 45,04 55,06 5,11 53,82 48,57 59,06 4,98 52,02 47,30 56,74 4,63
Jawa Barat 56,42 54,14 58,69 2,06 55,73 53,49 57,96 2,05 56,06 54,03 58,10 1,85
Jawa Tengah 69,76 68,27 71,25 1,09 67,95 66,42 69,49 1,15 68,80 67,43 70,16 1,02
DI Yogyakarta 88,51 85,75 91,28 1,59 85,86 82,89 88,83 1,77 87,08 84,44 89,72 1,55
Jawa Timur 71,41 69,93 72,89 1,06 69,31 67,78 70,84 1,13 70,29 68,92 71,65 0,99
Banten 65,04 61,04 69,05 3,14 65,35 61,38 69,32 3,10 65,20 61,65 68,75 2,78
Bali 90,17 88,12 92,22 1,16 89,78 87,61 91,95 1,23 89,97 88,12 91,81 1,05
Nusa Tenggara Barat 67,20 62,97 71,43 3,21 64,92 60,78 69,06 3,25 65,95 62,26 69,65 2,86
Nusa Tenggara Timur 44,99 41,93 48,05 3,47 44,79 41,88 47,70 3,31 44,88 42,23 47,53 3,01
Kalimantan Barat 70,31 66,90 73,71 2,47 68,95 65,39 72,52 2,64 69,62 66,45 72,80 2,33
Kalimantan Tengah 55,40 50,82 59,98 4,22 61,16 56,16 66,17 4,17 58,07 53,82 62,32 3,73
Kalimantan Selatan 59,56 55,54 63,58 3,45 59,25 55,38 63,12 3,33 59,40 55,83 62,97 3,06
Kalimantan Timur 78,58 74,49 82,67 2,66 77,47 73,02 81,92 2,93 78,04 74,09 81,99 2,58
Kalimantan Utara 79,21 72,71 85,71 4,19 74,68 66,86 82,50 5,34 77,08 70,45 83,70 4,38
Sulawesi Utara 75,93 72,74 79,13 2,15 77,48 74,61 80,35 1,89 76,73 73,96 79,51 1,85
Sulawesi Tengah 62,83 58,60 67,07 3,44 63,98 59,78 68,17 3,35 63,41 59,62 67,20 3,05
Sulawesi Selatan 73,88 71,49 76,26 1,65 71,96 69,39 74,52 1,82 72,81 70,57 75,05 1,57
Sulawesi Tenggara 76,91 73,43 80,39 2,31 76,50 73,22 79,77 2,18 76,69 73,74 79,65 1,97
Gorontalo 76,69 72,21 81,17 2,98 79,15 75,03 83,28 2,66 78,01 74,33 81,70 2,41
Sulawesi Barat 61,44 55,18 67,69 5,20 60,94 55,37 66,51 4,66 61,17 56,00 66,34 4,31
Maluku 66,17 61,44 70,89 3,64 68,85 64,33 73,38 3,35 67,58 63,33 71,83 3,21
Maluku Utara 73,27 68,93 77,61 3,02 73,78 69,48 78,08 2,97 73,53 69,62 77,43 2,71
Papua Barat 64,26 59,04 69,49 4,15 60,73 55,18 66,27 4,66 62,61 57,95 67,27 3,80
Papua 41,14 37,18 45,10 4,91 42,66 38,30 47,02 5,22 41,81 38,05 45,57 4,58
Indonesia 66,51 65,84 67,18 0,51 65,89 65,23 66,56 0,52 66,19 65,59 66,79 0,46

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Program Kesejahteraan Lanjut Usia PAGE


\*
Tabel 6.24 Sampling Error Persentase Lansia yang Pernah Bepergian
menurut Provinsi, Klasifikasi Desa, dan Jenis Kelamin, 2023

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

202 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 6.24 Lanjutan

Laki-laki Perempuan Jumlah


Selang Selang Selang
Provinsi Relative Relative Relative
Kepercayaan Kepercayaan Kepercayaan
Estimasi Standard
Error Estimasi Standard
Error Estimasi Standard
Error
Batas Batas Batas Batas Batas Batas
Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas
(1) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20) (21)
Aceh 30,19 26,86 33,52 5,63 25,43 22,63 28,22 5,61 27,69 25,07 30,32 4,84
Sumatera Utara 39,00 35,90 42,09 4,05 39,88 36,89 42,87 3,82 39,47 36,73 42,21 3,54
Sumatera Barat 36,02 32,80 39,23 4,55 40,11 37,02 43,19 3,92 38,21 35,50 40,91 3,61
Riau 36,13 31,94 40,32 5,92 30,39 26,28 34,50 6,91 33,31 29,70 36,93 5,54
Jambi 35,09 30,79 39,39 6,26 27,06 23,23 30,90 7,23 31,10 27,45 34,75 5,98
Sumatera Selatan 31,21 27,97 34,44 5,29 27,61 24,53 30,68 5,68 29,34 26,47 32,21 4,99
Bengkulu 43,92 39,39 48,44 5,26 41,12 36,66 45,58 5,54 42,53 38,51 46,55 4,82
Lampung 34,97 31,92 38,02 4,45 30,21 27,04 33,38 5,36 32,61 29,92 35,31 4,21
Kep. Bangka Belitung 41,22 35,76 46,67 6,75 40,59 35,07 46,10 6,93 40,91 35,87 45,95 6,29
Kepulauan Riau 46,18 38,68 53,68 8,28 44,25 36,15 52,34 9,34 45,26 39,00 51,51 7,05
DKI Jakarta 40,72 36,08 45,36 5,82 36,66 32,41 40,91 5,92 38,60 34,67 42,52 5,19
Jawa Barat 28,77 26,69 30,84 3,68 26,73 24,73 28,72 3,81 27,72 25,93 29,51 3,29
Jawa Tengah 24,76 23,33 26,19 2,95 22,09 20,84 23,34 2,89 23,34 22,17 24,51 2,55
DI Yogyakarta 29,74 26,07 33,41 6,30 27,90 24,51 31,28 6,19 28,74 25,67 31,81 5,45
Jawa Timur 26,24 24,74 27,73 2,90 22,71 21,32 24,11 3,13 24,35 23,07 25,63 2,69
Banten 35,98 31,62 40,34 6,19 32,97 28,46 37,49 6,98 34,47 30,54 38,39 5,80
Bali 33,44 29,57 37,31 5,90 26,23 22,63 29,83 7,00 29,64 26,15 33,12 6,00
Nusa Tenggara Barat 42,44 37,72 47,15 5,67 36,80 32,51 41,10 5,96 39,36 35,41 43,31 5,12
Nusa Tenggara Timur 44,57 41,44 47,71 3,59 36,17 33,42 38,92 3,88 40,10 37,50 42,69 3,30
Kalimantan Barat 26,52 23,17 29,87 6,44 26,59 23,31 29,86 6,28 26,55 23,66 29,45 5,56
Kalimantan Tengah 22,39 19,11 25,67 7,48 23,81 19,98 27,65 8,21 23,05 20,03 26,07 6,68
Kalimantan Selatan 32,90 29,36 36,43 5,48 30,97 27,36 34,58 5,95 31,90 28,82 34,97 4,92
Kalimantan Timur 30,58 25,98 35,18 7,67 28,08 23,19 32,98 8,90 29,37 25,37 33,37 6,94
Kalimantan Utara 23,46 17,26 29,67 13,50 23,34 17,03 29,65 13,80 23,40 17,94 28,86 11,90
Sulawesi Utara 32,90 29,41 36,39 5,41 33,68 29,99 37,37 5,59 33,30 30,01 36,60 5,04
Sulawesi Tengah 22,72 19,32 26,13 7,64 22,34 18,77 25,91 8,16 22,53 19,44 25,63 7,01
Sulawesi Selatan 36,18 33,15 39,21 4,28 31,75 29,01 34,48 4,39 33,72 31,20 36,25 3,82
Sulawesi Tenggara 36,21 32,37 40,05 5,41 29,12 25,74 32,51 5,94 32,46 29,38 35,53 4,84
Gorontalo 41,03 35,04 47,02 7,45 43,24 36,74 49,75 7,68 42,22 36,68 47,75 6,69
Sulawesi Barat 29,85 24,37 35,32 9,36 24,24 19,10 29,38 10,82 26,85 22,43 31,27 8,40
Maluku 28,68 23,66 33,70 8,93 30,50 24,84 36,16 9,47 29,64 24,92 34,36 8,12
Maluku Utara 30,90 25,69 36,10 8,59 25,42 20,81 30,03 9,25 28,15 23,79 32,51 7,91
Papua Barat 26,13 21,20 31,07 9,64 23,62 18,87 28,38 10,27 24,96 20,88 29,04 8,35
Papua 17,01 13,65 20,37 10,07 15,63 11,50 19,76 13,47 16,40 13,06 19,74 10,40
Indonesia 30,52 29,86 31,18 1,10 27,66 27,03 28,28 1,15 29,02 28,46 29,59 0,99

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Program Kesejahteraan Lanjut Usia PAGE


\*
BAB VII PERLINDUNGAN
SOSIAL

Program Kesejahteraan Lanjut Usia 205


PROGRAM
7 KESEJAHTERAAN LANJUT
USIA

Penduduk lanjut usia atau lansia merupakan salah satu dari kelompok rentan,
dimana secara fisik dan fungsi tubuhnya mengalami penurunan seiring
bertambahnya usia. Penurunan fisik dan fungsi tubuh tersebut turut
berpengaruh ke berbagai bidang yang mendeprivasi/merugikan lansia. Selain
itu, seorang lansia dapat mengalami beberapa kerentanan lainnya sekaligus.
Misalnya apabila lansia tersebut mengalami disabilitas, lansia perempuan,
lansia tinggal di rumah tangga miskin, dan lansia yang tinggal di wilayah
rawan bencana. Oleh karena itu, penting untuk dapat membuat jaring
pengaman untuk lansia agar terjamin masa tuanya dan dapat menjadikan
lansia produktif yang dapat memberi sumbangan terhadap perekonomian.
Dalam bab ini akan dijelaskan beberapa Program Kesejahteraan Lanjut Usia
yang ada di Indonesia.

7.1 Strategi Nasional Kelanjutusiaan

Dalam rangka mempersiapkan penduduk Indonesia yang mulai memasuki


aging population, pemerintah meluncurkan Peraturan Presiden Nomor 88
Tahun 2021 Tentang Strategi Nasional (Stranas) Kelanjutusiaan. Stranas
Kelanjutusiaan ini diharapkan dapat menjadi acuan untuk
Kementerian/lembaga dan pemerintah daerah dalam rangka penyusunan
kebijakan, program, dan kegiatan lainnya terkait kelanjutusiaan. Kementerian
Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik
Indonesia (Kemenko PMK) menjadi penanggung jawab dalam implementasi
Stranas Kelanjutusiaan ini. Sejumlah kementerian di bawah koordinasi
Kemenko PMK diamanatkan mengawal bersama Stranas Kelanjutusiaan
Nasional, yakni: Kementerian Sosial; Kementerian Kesehatan; Kementerian
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi; Kementerian PPPA;
Kementerian Desa PDTT; BKKBN; BPJS Kesehatan; serta BPJS Ketenagakerjaan.

Stranas Kelanjutusiaan memiliki visi "Mewujudkan kehidupan Lanjut Usia


Indonesia yang mandiri, sejahtera, dan bermartabat". Dalam stranas ini
tertuang Strategi Nasional Kelanjutusiaan yang terdiri dari 5 (lima) strategi
sebagai berikut:
a. peningkatan pelindungan sosial, jaminan pendapatan, dan kapasitas
individu
b. peningkatan derajat kesehatan dan kualitas hidup Lanjut Usia
c. pembangunan masyarakat dan lingkungan ramah Lanjut Usia
d. penguatan kelembagaan pelaksana program Kelanjutusiaan
e. penghormatan, pelindungan, dan pemenuhan terhadap hak Lanjut Usia

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus
Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) MSBP
Gambar 7.1 Capaian Indikator Visi Strategi Nasional Kelanjutusiaan

208 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Dalam mewujudkan Lansia Mandiri, Sejahtera, dan Bermartabat
ditetapkan sebelas indikator beserta target di tahun 2024 yang digunakan
sebagai arah dalam implementasi Stranas Kelanjutusiaan. Beberapa Indikator
yang digunakan diantaranya berasal dari berbagai survey yang dilaksanakan
oleh BPS, seperti Susenas Maret, Susenas MSBP, Sakernas, dan Survei
Penduduk Antar Sensus.

Hasil Susenas Maret, lansia yang hidup di bawah garis kemiskinan pada
tahun 2023 sebanyak 10,04 persen. Angka ini mengalami penurunan
dibandingkan tahun sebelumnya. Progres pemerintah dalam rangka
mewujudkan Lansia Mandiri semakin mendekati target, dimana tingkat
kemiskinan lansia pada tahun 2024 ditargetkan di bawah angka 10 persen.

Di sisi lain, pemerintah perlu melakukan upaya-upaya yang signifikan


untuk menjadikan lansia Indonesia menjadi Lansia Sejahtera. Dalam empat
tahun terakhir tidak ada progres yang signifikan terkait lansia yang bekerja di
sektor formal. Persentase lansia yang bekerja di sektor formal pada tahun
2023 ada sebanyak 14,75 persen. Angka ini masih jauh di bawah target
Stranas Kelanjutusiaan, dimana pada tahun 2024 ditargetkan sebanyak 1 dari
2 lansia yang bekerja merupakan pekerja di sektor formal.

Dua dari tiga indikator yang digunakan dalam Stranas Kelanjutusiaan


untuk menggambarkan Lansia Bermartabat yaitu persentase lansia yang aktif
dalam kegiatan sosial kemasyarakatan dan persentase lansia yang aktif dalam
kegiatan keagamaan. Kedua indikator tersebut dihasilkan oleh BPS dari data
Susenas Modul Sosial Budaya dan Pendidikan (Susenas MSBP) setiap tiga
tahun sekali. Pendataan Susenas MSBP terakhir dilakukan pada tahun 2021.
Pada tahun 2021, persentase lansia yang aktif dalam kegiatan sosial
kemasyarakatan ada sebanyak 78,21 persen. Angka ini mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2018. Penurunan tersebut tidak terlepas dari pembatasan
kegiatan yang dilakukan selama pandemi COVID-19. Dampak COVID-19
sangat terlihat jelas pada indikator-indikator yang melibatkan partisipasi
masyarakat secara fisik. Selain penurunan partisipasi dalam kegiatan sosial
kemasyarakatan, penurunan juga terjadi pada kegiatan keagamaan.
Persentase lansia yang mengikuti
Program Kesejahteraan Lanjut Usia 209
kegiatan keagamaan pada tahun 2021 sebesar 51,54 persen. Capaian tersebut
mengalami penurunan sebesar 15,11 persen poin dari capaian tahun 2018.

7.2 Program Kesejahteraan Lanjut Usia

Program Keluarga Harapan (PKH)

Program Keluarga Harapan (PKH) merupakan program bantuan sosial


bersyarat yang diberikan kepada keluarga miskin/rentan sesuai dengan
kriteria tertentu. PKH menjadi salah satu upaya pemerintah untuk
meningkatkan kualitas hidup keluarga sasaran dan, dalam cakupan lebih luas,
mengurangi kemiskinan dan kesenjangan. Sasaran PKH adalah keluarga
miskin dan rentan yang terdaftar dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial
(DTKS) serta memenuhi komponen kesehatan, pendidikan, dan/atau
kesejahteraan sosial. Seluruh Keluarga Penerima Manfaat PKH berhak
mendapatkan program bantuan komplementer sebagai pelengkap bantuan
sosial PKH.

Penduduk lansia sebagai bagian dari salah satu siklus kehidupan manusia
tidak terkecuali menjadi salah satu sasaran penerima PKH. Setiap tahun lansia
yang terdaftar sebagai penerima PKH akan mendapatkan bantuan sebesar 2,4
juta. Bantuan sosial tersebut diberikan secara non-tunai melalui rekening bank
dengan bekerja sama dengan Bank Penyalur yang dapat diakses
menggunakan kartu debit Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).

Kepesertaan penerima bantuan PKH ditetapkan selama enam tahun.


Namun, setelah enam tahun menjadi penerima PKH tingkat kesejahteraan
keluarga belum tentu mengalami perbaikan. Oleh karena itu, akan dilakukan
evaluasi untuk menilai apakah keluarga tersebut masih layak menjadi Keluarga
Penerima Manfaat (KPM) PKH. Bagi keluarga yang dinilai telah berhasil
memperbaiki tingkat kesejahteraannya, mereka tidak lagi mendapat bantuan
PKH. Bagi keluarga yang belum berubah tingkat kesejahteraanya masih akan
tetap menerima PKH selama 3 tahun.

210 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Gambar 7.2 Persentase Rumah Tangga Lansia yang Masih Tercatat sebagai
Penerima PKH menurut Klasifikasi Desa dan Distribusi
Pengeluaran, 2023

Upaya meningkatkan kesejahteraan lansia melalui program PKH


menunjukkan kemajuan dari tahun ke tahun. Dalam rentang waktu lima tahun
terakhir terlihat pada Gambar 7.2 bahwa persentase rumah tangga lansia yang
masih menjadi penerima PKH semakin meningkat. Pada tahun 2023, terdapat
15,78 persen rumah tangga lansia yang tercatat sebagai penerima PKH.
Penurunan tingkat kemiskinan lansia sejalan dengan kenaikan persentase
rumah tangga lansia yang masih menjadi penerima PKH. Dalam subab
sebelumnya dijelaskan bahwa pada tahun 2023 tingkat kemiskinan lansia
turun menjadi 10,04 dari angka 10,15 di tahun 2022.

Program Kesejahteraan Lanjut Usia 211


Di wilayah perkotaan, rumah tangga lansia yang masih menjadi penerima
PKH sebanyak 12,99 persen. Sedangkan di wilayah perdesaan, angka ini lebih
tinggi yaitu sebesar 19,29 persen rumah tangga lansia yang masih tercatat
sebagai penerima PKH. Angka ini bersesuaian dengan fakta bahwa tingkat
kemiskinan di perdesaan yang secara umum lebih tinggi daripada di
perkotaan. Berdasarkan distribusi pengeluaran, semakin sejahtera semakin
kecil kejadian rumah tangga lansia yang masih menjadi penerima PKH. Pada
kelompok terkaya 5,38 persen rumah tangga lansia masih menerima PKH.
Berkebalikan dengan itu, sebanyak 23,18 persen rumah tangga lansia dari
kelompok keluarga dengan pengeluaran terendah yang menerima PKH.

Asistensi Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia (ATENSI LU)

Inisiasi program ATENSI LU dilatarbelakangi dari banyaknya kendala yang


ditemui pada program-program bantuan sosial lansia seperti duplikasi
penerima program, inclusion error, exclusion error dan moral hazard pelaksana
di lapangan. Dengan ATENSI LU diharapkan intervensi kepada penduduk
lanjut usia dapat diperluas untuk meningkatkan kualitas lanjut usia di masa
depan. Layanan langsung Program Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia dilaksanakan
dalam bentuk Asistensi Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia (ATENSI-LU) oleh Balai
dan Loka lingkup Direktorat Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia

Asistensi Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia dilaksanakan dalam bentuk:


1. Layanan Berbasis Keluarga. ATENSI LU berbasis keluarga dilakukan
melalui pendampingan keluarga, penguatan kapasitas keluarga,
dukungan keluarga pengganti, dukungan bantuan sosial lansia melalui
PKH/BPNT dan dukungan non operasional lansia dalam keluarga.
2. Layanan Berbasis Komunitas Lanjut Usia. Pemerintah memberikan
dukungan non operasional bagi Lembaga Kesejahteraan Sosial Lanjut
Usia (LKS LU) untuk meningkatkan perlindungan dan kesejahteraan lansia.
Setiap lansia yang dibina oleh LKS LU dapat didaftarkan ke dalam DTKS.
3. Layanan Berbasis Residensial di Balai/Loka Lanjut Usia dan Unit Pelaksana
Teknis Daerah (UPTD). Layanan residential melalui Balai Rehsos, Panti
Rehsos atau LKS menjadi kebutuhan bagi lansia yang tidak memiliki

212 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


keluarga atau ditelantarkan oleh keluarga atau keluarga yang tidak
mampu merawat karena permasalahan ekonomi, sosial atau lainnya.
Pelayanan residential dikhususkan kepada lanjut usia potensial yaitu
lansia yang dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa memerlukan
pertolongan orang lain. Lansia potensial yang telah mendapatkan
program ATENSI LU selama di balai/loka dapat menerima dukungan non
operasional untuk peningkatan kesejahteraan lanjut usia.

Sasaran ATENSI LU meliputi lansia, keluarga dan masyarakat. Adapun


kriteria lanjut usia penerima ATENSI LU adalah lanjut usia yang mengalami
masalah sosial berupa kemiskinan, ketelantaran, disabilitas, keterpencilan,
tuna sosial dan penyimpangan perilaku, korban bencana, dan korban tidak
kekerasan, eksploitasi, dan diskriminasi serta lanjut usia yang mengalami
hambatan dalam fungsi sosialnya. Sasaran Keluarga adalah keluarga lanjut
usia yang merupakan keluarga kandung lansia. Apabila lansia tidak memiliki
keluarga kandung, orang-orang disekitar lansia seperti tetangga, ketua
lingkungan setempat atau tokoh-tokoh masyarakat setempat bisa menjadi
keluarga pengganti.

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2022-2023
Gambar 7.3 Persentase Rumah Tangga Lansia yang Menerima Bantuan Sosial
dari Program ATENSI Lansia menurut Klasifikasi Desa, 2022-2023

Program Kesejahteraan Lanjut Usia 213


Hasil Susenas Maret 2023 mencatat ada sebanyak 2,73 persen rumah
tangga lansia yang memperoleh Asistensi Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia
(ATENSI LU) dalam setahun terakhir. Angka tersebut naik sebesar 1,11 persen
poin dibandingkan tahun 2022. Kenaikan ini menggambarkan meluasnya
rumah tangga atau keluarga lansia yang tercakup dalam program ATENSI LU.
Adapun kenaikan di wilayah perdesaan lebih tinggi daripada kenaikan di
wilayah perkotaan. Di wilayah perdesaan, persentase rumah tangga lansia
yang menerima ATENSI LU naik menjadi dua kali lebih besar dari tahun
sebelumnya (1,47 persen menjadi 2,95 persen). Sedangkan di wilayah
perkotaan, persentase rumah tangga lansia yang menerima ATENSI LU
bertambah sebesar 0,82 persen poin dari tahun sebelumnya (1,73 persen
menjadi 2,55 persen).

Sistem Informasi Lanjut Usia (SILANI)

Kementerian PPN/Bappenas melakukan digitalisasi Sistem Informasi


Lanjut Usia atau SILANI dalam bentuk aplikasi berbasis website untuk
pemutakhiran data lansia, rujukan layanan, dan manajemen kasus, serta
berbasis android. Pilot project SILANI pertama kali dilakukan pada tahun 2019.
Tujuan dari pilot project ini untuk melakukan sensus lansia di tingkat desa,
sebagai bagian pilot penyusunan sistem informasi yang terintegrasi di tingkat
desa berbasis komunitas. Pilot project dilakukan di tujuh kabupaten/kota dari
tiga provinsi berbeda yaitu Bali, DKI Jakarta dan DI Yogjakarta. Masing-masing
kebupaten/kota diambil satu desa/kelurahan. Informasi yang dikumpulkan
yaitu informasi dasar, status kesehatan fisik dan kondisi psikologis, keadaan
sosial, hingga lokasi rumah dan fasilitas lansia (Winahyu 2020).

Permakanan Lansia

Program Permakanan adalah bantuan sosial berupa makanan siap saji


yang dibagikan kepada penyandang kesejahteraan sosial yang baru diinisiasi
pada tahun 2022 (Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial, 2023). Kriteria Lansia
Penerima Manfaat Program Permakanan, yaitu: miskin atau tidak mampu,
berusia 75 tahun atau lebih, terdaftar di Data Terpadu Kesejahteraan Sosial
(DTKS), bukan berstatus sebagai pensiunan istri/suami PNS dan atau

214 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


purnawirawan TNI/Polri, memiliki NIK dan Nomor Kartu Keluarga, diusulkan
camat atau kepala distrik atau nama lain sebagai penerima manfaat
permakanan. Melalui program permakanan ini, para lansia akan mendapatkan
nutrisi makanan 2x sehari yang terdiri dari nasi/jenis makanan pokok lainnya,
lauk pauk (hewani/nabati), sayur, buah potong, dan air mineral. Kemensos
telah menyiapkan anggaran Rp 787.661.312.000 dengan sasaran 100.000
lansia tunggal yang tersebar di seluruh tanah air untuk mendapatkan bantuan
permakanan pada Tahun Anggaran 2023 (Dewi, 2023).

Sekolah Lansia Tangguh (Selantang)

Sekolah Lansia Tangguh merupakan pilot project yang digagas oleh


Pemerintah Kota Pasuruan bersama dengan Indonesia Ramah Lansia dalam
rangka meningkatkan kualitas hidup lansia untuk menjadi lebih mandiri,
sejahtera, dan bermartabat (Kemenko PMK, 2023). Di sekolah ini para lansia
akan mendapatkan berbagai materi pengetahuan, seperti tujuh dimensi lansia
dan gizi lansia, hingga kegiatan yang menyenangkan lainnya, seperti terapi
syukur, senam lansia, kewirausahaan, dan lain sebagainya. Pada tahun 2022
Selantang juga telah digelar dan berhasil mewisuda 160 lansia. Hingga akhir
tahun 2024 mendatang, Pemerintah Kota Pasuruan bersama Indonesia Ramah
Lansia akan menargetkan 1.000 lansia untuk dapat ikut dalam agenda ini.

Upaya Peningkatan Kesejahteraan Lansia Kementerian Kesehatan

Program kesejahteraan lanjut usia dari Kementerian Kesehatan


bertujuan untuk meningkatkan akses dan kualitas layanan kesehatan bagi
lansia, serta meningkatkan pemberdayaan potensi lansia di masyarakat.
Langkah-langkah yang dilakukan diarahkan untuk meningkatkan kesehatan
lansia untuk mencapai lansia yang sehat, mandiri, aktif, produktif dan
berdayaguna bagi keluarga dan masyarakat, atau disingkat dengan Lansia
SMART (Sehat, Mandiri, Aktif, Produktif). Program yang dikembangkan oleh
Kementerian Kesehatan untuk mewujudkan lansia SMART di antaranya:
1. Pengembangan Pelayanan Rujukan, melalui pengembangan rumah sakit
yang mempunyai pelayanan Geriatri Terpadu.

Program Kesejahteraan Lanjut Usia 215


2. Peningkatan Pemberdayaan Masyarakat melalui pelaksanaan kegiatan di
Posyandu Lansia. Kegiatan dilakukan oleh kader dengan pendampingan
dari tenaga kesehatan Puskesmas/sektor terkait. Kegiatan ini
menitikberatkan pada upaya promotif dan preventif serta deteksi dini.
3. Peningkatan Pemberdayaan Lansia dalam keluarga/masyarakat. Proses
pemberian informasi, kemampuan dan motivasi bagi lansia agar mereka
berperilaku sehat, berperan dalam mengembangkan perilaku sehat, dan
mampu memberi solusi apabila ada permasalahan kesehatan dalam
keluarga dan masyarakat.
4. Peningkatan Pelayanan Home Care yang terintegrasi dalam perawatan
kesehatan masyarakat. Program ini ditujukan bagi Lansia yang tidak
mampu secara fungsional untuk mandiri di rumah namun tidak ada
indikasi untuk dirawat di rumah sakit, atau secara teknis sulit untuk
berobat jalan.
5. Pengembangan pelayanan Perawatan Jangka Panjang (PJP, Long Term
Care). PJP dikembangkan dengan memperhatikan aspek budaya yang
masih mempertahankan model keluarga besar.
6. Peningkatan pelayanan integrasi dengan lintas program melalui
pendekatan siklus hidup. Lansia sehat, aktif dan mandiri dapat
dipersiapkan sejak dini sebagai pendekatan siklus hidup. Pelayanan
kepada lanjut usia dilakukan secara terintegrasi yang melibatkan lintas
program.
7. Peningkatan kemitraan dengan lembaga sosial, tokoh masyarakat, tokoh
agama, lembaga swadaya masyarakat (LSM), organisasi kemasyarakatan
(Ormas), pihak swasta, dan lain-lain. Peningkatan kemitraan disesuaikan
dengan bidang dan kemampuan masing-masing dengan prinsip
kesetaraan dan keterbukaan. Di tingkat kecamatan dapat dibentuk
kelompok kerja pembinaan lanjut usia yang terdiri dari lintas unsur dan
lintas sektor, yang bertujuan untuk:
a. Melakukan koordinasi dalam upaya pembinaan lanjut usia;
b. Mendorong terbentuknya kelompok/posyandu lanjut usia di
masyarakat;
c. Memantau permasalahan lanjut usia di masyarakat dan memberi
masukan kepada pelaksana program sektor terkait;
Sedangkan di tingkat desa/kelurahan dibentuk tim pelaksana pembinaan
lansia.
8. Bina Keluarga Lansia (BKL)
Program ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup lansia tangguh
dalam bentuk penyuluhan, kunjungan rumah, rujukan dan pencatatan,
serta pelaporan. Lansia tangguh adalah upaya agar lansia tetap produktif.
Misalnya dengan memperpanjang usia bekerja bagi lansia di sektor
formal, baik perusahaan maupun PNS, di atas usia pensiun yang telah
ditetapkan (58 tahun dan atau 60 tahun). Selanjutnya, lansia madya yang
berusia 70 sampai 80 tahun diharapkan bisa mandiri atau bisa mengurus
dirinya sendiri. Baru di usia 80 tahun ke atas, sebagian besar lansia
membutuhkan pendampingan melalui pengembangan home care atau
pengobatan di lingkungan rumah tempat tinggal.
9. Pos Layanan Terpadu (Posyandu) Lansia.
Posyandu Lansia adalah suatu wadah pelayanan kesehatan bersumber
daya masyarakat (UKBM) yang bertujuan untuk melayani lansia. Proses
pembentukan dan pelaksanaan Posyandu Lansia dilakukan oleh
masyarakat bersama LSM, lintas sektor pemerintah dan non-pemerintah,
swasta, organisasi sosial, dan lain-lain dengan menitikberatkan pelayanan
kesehatan pada upaya promotif dan preventif. Di samping pelayanan
kesehatan, posyandu lansia juga memberikan pelayanan sosial, agama,
pendidikan, keterampilan, olahraga, seni budaya, dan pelayanan lain yang
dibutuhkan para lansia dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup
melalui peningkatan kesehatan dan kesejahteraan. Posyandu Lansia juga
membantu lansia agar dapat beraktifitas dan mengembangkan potensi
diri.

7.3 Program Kesejahteraan Lainnya

Beberapa program perlindungan sosial yang ada di Indonesia yang


mencakup penduduk lanjut usia, meskipun tidak secara khusus ditargetkan
untuk lansia yaitu Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) dan Bantuan Pangan
Non Tunai (BPNT).

Program Kesejahteraan Lanjut Usia 217


Bantuan Pangan Nontunai (BPNT)/Program Sembako

Bantuan sosial pangan diberikan dengan tujuan mengurangi beban


pengeluaran keluarga miskin dan rentan tersebut dalam memenuhi
kebutuhan pangannya (Tim Pengendali Pelaksanaan Penyaluran Bantuan
Sosial Secara Non-tunai 2020). Program bantuan sosial pangan sebelumnya
merupakan Subsidi Rastra, dan mulai ditransformasikan menjadi Bantuan
Pangan Non- tunai (BPNT) pada 2017 di 44 kota terpilih. Pada akhir tahun
2019, program Bantuan Sosial Pangan di seluruh kabupaten/kota
dilaksanakan dengan skema non-tunai atau BPNT, dengan sejumlah
kabupaten yang memiliki keterbatasan kondisi infrastrukur nontunai
menjalankan mekanisme program Sembako untuk wilayah khusus.

BPNT disalurkan kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dengan


menggunakan sistem perbankan, yang kemudian dapat digunakan untuk
memperoleh beras dan/atau telur serta komoditi lainnya di e-Warong,
sehingga KPM juga memperoleh gizi yang lebih seimbang. Pada tahun 2020
dalam rangka mewujudkan penguatan perlindungan sosial dan meningkatkan
efektifitas program bantuan sosial pangan, maka program BPNT
dikembangkan menjadi program Sembako. Dengan program Sembako,
indeks bantuan yang semula Rp.110.000/KPM/bulan naik menjadi
Rp.150.000/KPM/bulan. Selain itu, program Sembako memperluas jenis
komoditas yang dapat dibeli sehingga tidak hanya berupa beras dan telur
seperti pada program BPNT. Mulai bulan Maret 2020, indeks bantuan
program Sembako kembali dinaikkan menjadi Rp 200.000/KPM/bulan dalam
rangka menjaga daya beli masyarakat selama pandemi COVID-19.

Pada tahun 2023, persentase rumah tangga lansia yang pernah mendapat
program sembako sebesar 22,74 persen. Rumah tangga lansia yang
memperoleh program sembako tersebut harapannya dapat terpenuhi
kebutuhan gizi yang diperlukan lansia. Berdasarkan klasifikasi desa, persentase
rumah tangga lansia di wilayah perdesaan yang pernah menerima program
sembako lebih besar daripada rumah tangga lansia di wilayah perkotaan
(27,04 persen berbanding 19,34 persen). Menurut distribusi pengeluaran,
semakin
218 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023
sejahtera rumah tangga lansia semakin kecil kejadian penerimaan program
sembako. Pada kelompok terkaya (20 persen teratas), rumah tangga lansia
yang pernah menerima program sembako sebesar 8,40 persen. Sedangkan
diantara kelompok termiskin (40 persen terbawah), terdapat 31,93 persen
rumah tangga lansia yang pernah menerima program sembako.

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2023
Gambar 7.4 Persentase Rumah Tangga Lansia yang Pernah Menerima Program
Sembako menurut Klasifikasi Desa dan Distribusi Pengeluaran,
2023

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN)

Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikembangkan di Indonesia


merupakan kombinasi dari sistem asuransi sosial dan sistem subsidi
bersumber dari dana APBN berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun
2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (Thabrany, 2014). Tujuannya
adalah agar semua penduduk Indonesia terlindungi dalam sistem asuransi.
Program JKN memerdekakan rakyat dari beban finansial ketika sakit. Sesuai
amanat Undang- Undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJS, Jaminan
Kesehatan Nasional diselenggarakan oleh BPJS Kesehatan. Kepesertaan JKN
terbagi menjadi Penerima Bantuan Iuran (PBI) dan Bukan Penerima Bantuan
Iuran (non-PBI). Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang merupakan fakir miskin
dan orang tidak

Program Kesejahteraan Lanjut Usia 219


mampu yang iurannya dibayarkan oleh pemerintah pusat dan pemerintah
daerah.

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2023
Gambar 7.5 Persentase Lansia yang Memiliki Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) menurut Kelompok Umur, 2023

Susenas Maret 2023 mencatat bahwa 75,10 persen lansia telah memiliki
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Capaian tersebut memberikan gambaran
bahwa sekitar 3 dari 4 lansia di Indonesia telah memiliki jaminan yang dapat
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan ketika lansia sakit. Diantara kelompok
lansia muda, sebesar 75,59 persen lansia telah memiliki JKN. Angka ini
semakin menurun seiring bertambahnya umur lansia. Pada kelompok lansia
tua, persentase lansia yang memiliki JKN ada sebanyak 71,80 persen. Padahal
fakta di lapangan menunjukkan bahwa semakin bertambah umur seseorang,
frekuensi untuk mengalami gangguan kesehatan akan semakin bertambah.

220 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 7.1 Persentase Rumah Tangga Lansia menurut Jenis Bantuan Sosial
yang Diterima, 2023

Pernah Kepemilikan KKS


Masih
ATENSI Menerima Dapat Tidak Dapat
Karakteristik Menerima
LU Program Menunjuk- Menunjuk- Jumlah
PKH
Sembako kan kan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Indonesia 15,78 2,73 22,74 13,73 6,85 20,58

Distribusi Pengeluaran
40% Terbawah 23,18 2,93 31,93 19,36 8,94 28,29
40% Menengah 13,82 2,44 21,12 12,59 6,57 19,16
20% Teratas 5,38 2,88 8,40 5,20 3,45 8,65

Klasifikasi Desa
Perkotaan 12,99 2,55 19,34 11,89 6,29 18,18
Perdesaan 19,29 2,95 27,04 16,05 7,57 23,62

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Program Kesejahteraan Lanjut Usia 221


Tabel 7.2 Persentase Rumah Tangga Lansia yang Menerima Kredit
Pengembangan Usaha menurut Jenis Kredit dan Klasifikasi Desa,
2023

Klasifikasi Desa
Jenis Kredit Jumlah
Perkotaan Perdesaan
(1) (2) (3) (4)

Indonesia 16,44 17,94 17,10

Kredit Usaha Rakyat (KUR) 5,57 7,46 6,41


Kredit dari Bank Umum selain KUR 2,82 2,64 2,74
Kredit dari Bank Perkreditan Rakyat (BPR) 0,59 0,56 0,58
Kredit dari Koperasi 3,00 3,68 3,30
Perorangan dengan Bunga 0,97 0,99 0,98
Pegadaian 0,67 0,57 0,62
Perusahaan Leasing 1,63 0,69 1,22
Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) 0,17 0,36 0,25
Pinjaman Online 0,09 0,08 0,09
Lainnya 2,76 2,87 2,81

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

222 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 7.3 Persentase Lansia yang Memiliki Jaminan Kesehatan, 2023

Jaminan Kesehatan
Karakteristik Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN)

(1) (2) (7)

Indonesia 76,04 75,10

Jenis Kelamin
Laki-laki 76,45 75,40
Perempuan 75,68 74,82

Kelompok Umur
Lansia Muda (60-69 Tahun) 76,61 75,59
Lansia Madya (70-79 Tahun) 75,83 74,99
Lansia Tua (80 Tahun ke Atas) 72,53 71,80

Status Disabilitas
Disabilitas 75,77 74,99
Nondisabilitas 76,07 75,11

Distribusi Pengeluaran
40% Terbawah 70,58 70,34
40% Menengah 76,54 75,75
20% Teratas 85,93 83,30

Klasifikasi Desa
Perkotaan 81,07 79,62
Perdesaan 69,82 69,49

Keterangan: Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dimaksud adalah BPJS Kesehatan PBI,
BPJS Kesehatan Non-PBI, dan Jamkesda
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Program Kesejahteraan Lanjut Usia 223


Tabel 7.4 Persentase Lansia yang Memiliki Jaminan Kesehatan menurut
Jenis, 2023

Jaminan Kesehatan Nasional Jaminan Kesehatan


(JKN) Swasta
Karakteristik
Non- Asuransi Perusahaan/
PBI Jamkesda
PBI Swasta Kantor
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Indonesia 50,75 21,20 5,91 0,42 0,81

Jenis Kelamin
Laki-laki 50,06 22,25 5,88 0,43 0,91
Perempuan 51,39 20,25 5,94 0,40 0,71

Kelompok Umur
Lansia Muda (60-69 Tahun) 49,91 22,50 5,92 0,44 0,88
Lansia Madya (70-79 Tahun) 52,33 19,60 6,03 0,42 0,67
Lansia Tua (80 Tahun ke Atas) 51,89 16,83 5,46 0,18 0,74

Status Disabilitas
Disabilitas 53,94 17,90 5,41 0,39 0,69
Nondisabilitas 50,42 21,55 5,96 0,42 0,82

Distribusi Pengeluaran
40% Terbawah 59,50 7,53 5,48 0,09 0,19
40% Menengah 51,63 20,90 6,26 0,22 0,64
20% Teratas 31,94 48,71 6,12 1,42 2,33

Klasifikasi Desa
Perkotaan 47,63 29,61 5,50 0,69 1,23
Perdesaan 54,62 10,78 6,42 0,08 0,29

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

224 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 7.5 Persentase Rumah Tangga Lansia yang Masih Tercatat sebagai
Penerima Program PKH menurut Provinsi dan Klasifikasi Desa,
2023
Klasifikasi Desa
Provinsi Jumlah
Perkotaan Perdesaan

(1) (2) (3) (4)

Aceh 10,52 15,73 14,06


Sumatera Utara 8,40 12,07 10,08
Sumatera Barat 11,61 16,18 13,98
Riau 11,93 13,49 12,88
Jambi 10,04 14,20 12,85
Sumatera Selatan 11,50 14,99 13,71
Bengkulu 14,53 17,57 16,66
Lampung 18,82 22,28 21,20
Kep. Bangka Belitung 9,01 13,68 10,95
Kepulauan Riau 10,38 22,85 12,63
DKI Jakarta 4,97 − 4,97
Jawa Barat 13,19 17,49 14,26
Jawa Tengah 17,99 22,89 20,37
DI Yogyakarta 21,79 35,83 26,42
Jawa Timur 13,40 20,62 16,78
Banten 10,93 11,20 11,00
Bali 7,32 12,74 9,09
Nusa Tenggara Barat 23,33 21,27 22,33
Nusa Tenggara Timur 18,33 33,86 30,10
Kalimantan Barat 9,15 16,01 13,33
Kalimantan Tengah 8,15 6,76 7,33
Kalimantan Selatan 9,79 12,71 11,33
Kalimantan Timur 8,49 13,63 10,25
Kalimantan Utara 8,26 18,34 12,22
Sulawesi Utara 9,22 15,24 12,00
Sulawesi Tengah 13,27 18,36 16,90
Sulawesi Selatan 10,90 19,81 16,08
Sulawesi Tenggara 15,02 25,07 21,70
Gorontalo 20,24 28,02 24,53
Sulawesi Barat 15,23 23,04 21,47
Maluku 12,20 21,77 17,60
Maluku Utara 5,40 19,64 15,70
Papua Barat 12,10 11,63 11,82
Papua 3,46 7,20 5,64
Indonesia 12,99 19,29 15,78
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Program Kesejahteraan Lanjut Usia 225


Tabel 7.6 Persentase Rumah Tangga Lansia yang Menerima Bantuan Sosial
dari Program ATENSI LU menurut Provinsi dan Klasifikasi Desa,
2023
Klasifikasi Desa
Provinsi Jumlah
Perkotaan Perdesaan
(1) (2) (3) (4)

Aceh 2,44 4,01 3,50


Sumatera Utara 2,72 5,73 4,09
Sumatera Barat 1,82 1,99 1,91
Riau 2,90 2,65 2,75
Jambi 1,56 0,73 1,00
Sumatera Selatan 2,95 2,43 2,62
Bengkulu 3,29 2,27 2,57
Lampung 1,64 3,29 2,77
Kep. Bangka Belitung 0,94 1,10 1,01
Kepulauan Riau 3,18 NA 4,25
DKI Jakarta 7,75 − 7,75
Jawa Barat 1,75 3,45 2,17
Jawa Tengah 3,17 3,25 3,21
DI Yogyakarta 2,42 1,36 2,07
Jawa Timur 1,71 2,17 1,93
Banten 1,90 2,83 2,14
Bali 1,42 2,87 1,90
Nusa Tenggara Barat 3,75 2,66 3,22
Nusa Tenggara Timur 2,23 3,23 2,99
Kalimantan Barat 0,94 2,07 1,63
Kalimantan Tengah 3,06 3,40 3,26
Kalimantan Selatan 2,38 3,41 2,92
Kalimantan Timur 2,04 3,30 2,47
Kalimantan Utara 3,37 1,62 2,68
Sulawesi Utara 6,21 2,74 4,60
Sulawesi Tengah 2,41 1,83 2,00
Sulawesi Selatan 1,97 2,49 2,27
Sulawesi Tenggara 3,50 5,10 4,56
Gorontalo 3,94 2,51 3,15
Sulawesi Barat 4,50 5,64 5,41
Maluku 1,45 2,90 2,27
Maluku Utara NA 4,67 3,74
Papua Barat 3,46 3,35 3,39
Papua NA 2,29 1,73
Indonesia 2,55 2,95 2,73
Catatan: NA: data tidak dapat ditampilkan
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

226 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 7.7 Persentase Rumah Tangga Lansia yang Menerima Program
Sembako menurut Provinsi dan Klasifikasi Desa, 2023

Klasifikasi Desa
Provinsi Jumlah
Perkotaan Perdesaan
(1) (2) (3) (4)

Aceh 19,20 32,34 28,13


Sumatera Utara 11,19 17,60 14,12
Sumatera Barat 12,95 22,28 17,79
Riau 10,03 12,69 11,64
Jambi 14,31 9,86 11,31
Sumatera Selatan 10,64 22,30 18,03
Bengkulu 14,86 31,28 26,36
Lampung 18,87 27,49 24,80
Kep. Bangka Belitung 11,51 11,91 11,67
Kepulauan Riau 8,52 24,88 11,47
DKI Jakarta 3,58 − 3,58
Jawa Barat 25,67 38,50 28,87
Jawa Tengah 25,52 32,06 28,69
DI Yogyakarta 31,05 50,08 37,32
Jawa Timur 23,13 31,72 27,15
Banten 12,76 26,67 16,36
Bali 6,96 11,04 8,29
Nusa Tenggara Barat 23,47 21,76 22,64
Nusa Tenggara Timur 10,63 19,73 17,53
Kalimantan Barat 10,65 18,06 15,17
Kalimantan Tengah 6,57 8,55 7,74
Kalimantan Selatan 12,02 12,45 12,24
Kalimantan Timur 6,30 14,40 9,08
Kalimantan Utara 10,42 15,48 12,41
Sulawesi Utara 9,73 14,43 11,90
Sulawesi Tengah 15,63 21,62 19,90
Sulawesi Selatan 14,65 26,12 21,31
Sulawesi Tenggara 15,55 21,85 19,74
Gorontalo 24,23 39,18 32,47
Sulawesi Barat 18,15 19,34 19,10
Maluku 6,64 10,63 8,89
Maluku Utara 4,31 9,62 8,15
Papua Barat NA 12,42 8,02
Papua 3,31 7,47 5,74
Indonesia 19,34 27,04 22,74
Catatan: NA: data tidak dapat ditampilkan
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Program Kesejahteraan Lanjut Usia 227


Tabel 7.8 Persentase Rumah Tangga Lansia menurut Provinsi dan
Kepemilikan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), 2023

Kepemilikan KKS

Provinsi Memiliki, Memiliki, Jumlah


Tidak
Dapat Tidak Dapat
Memiliki
Ditunjukkan Ditunjukkan
(1) (2) (3) (4) (5)

Aceh 11,48 5,62 82,90 100,00


Sumatera Utara 9,16 4,59 86,25 100,00
Sumatera Barat 9,86 4,19 85,95 100,00
Riau 8,92 3,07 88,01 100,00
Jambi 8,81 4,44 86,75 100,00
Sumatera Selatan 10,57 5,68 83,75 100,00
Bengkulu 13,95 5,67 80,38 100,00
Lampung 17,51 7,51 74,98 100,00
Kep. Bangka Belitung 8,83 4,43 86,74 100,00
Kepulauan Riau 11,41 6,30 82,30 100,00
DKI Jakarta 2,74 2,64 94,62 100,00
Jawa Barat 15,21 8,63 76,16 100,00
Jawa Tengah 18,80 8,16 73,05 100,00
DI Yogyakarta 24,98 11,00 64,02 100,00
Jawa Timur 14,44 7,35 78,21 100,00
Banten 11,24 6,03 82,73 100,00
Bali 7,57 2,69 89,74 100,00
Nusa Tenggara Barat 17,80 8,91 73,29 100,00
Nusa Tenggara Timur 15,77 7,93 76,30 100,00
Kalimantan Barat 9,53 4,49 85,98 100,00
Kalimantan Tengah 5,43 2,13 92,45 100,00
Kalimantan Selatan 8,37 5,70 85,93 100,00
Kalimantan Timur 6,22 2,78 91,00 100,00
Kalimantan Utara 8,77 3,95 87,28 100,00
Sulawesi Utara 6,69 7,45 85,87 100,00
Sulawesi Tengah 14,89 5,21 79,90 100,00
Sulawesi Selatan 13,84 6,56 79,60 100,00
Sulawesi Tenggara 14,53 7,56 77,90 100,00
Gorontalo 19,33 9,35 71,32 100,00
Sulawesi Barat 16,53 5,57 77,90 100,00
Maluku 5,97 6,03 88,01 100,00
Maluku Utara 5,51 2,93 91,56 100,00
Papua Barat 4,26 4,55 91,19 100,00
Papua 2,52 2,78 94,70 100,00
Indonesia 13,73 6,85 79,42 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

228 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 7.9 Persentase Lansia yang Memiliki Jaminan Kesehatan menurut
Provinsi, Klasifikasi Desa dan Jenis Kelamin, 2023

Klasifikasi Desa Jenis Kelamin


Provinsi Jumlah
Perkotaan Perdesaan Laki-laki Perempuan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Aceh 99,03 98,95 99,34 98,65 98,98


Sumatera Utara 79,34 68,74 76,07 73,04 74,44
Sumatera Barat 80,40 72,20 76,86 75,48 76,12
Riau 79,60 69,87 74,27 72,91 73,60
Jambi 73,68 55,06 61,25 60,80 61,02
Sumatera Selatan 83,05 64,87 70,90 71,97 71,45
Bengkulu 82,46 73,62 76,29 76,03 76,16
Lampung 82,06 63,55 69,03 69,44 69,23
Kep. Bangka Belitung 87,46 84,34 86,39 85,93 86,17
Kepulauan Riau 88,93 92,03 90,01 89,08 89,56
DKI Jakarta 96,36 − 97,44 95,37 96,36
Jawa Barat 75,28 60,60 72,42 70,69 71,53
Jawa Tengah 79,68 68,39 74,22 74,02 74,11
DI Yogyakarta 91,66 91,89 92,11 91,41 91,73
Jawa Timur 78,23 66,37 72,53 72,71 72,62
Banten 81,60 55,11 76,10 73,43 74,75
Bali 93,67 87,82 90,88 92,50 91,73
Nusa Tenggara Barat 77,70 63,52 73,24 68,60 70,71
Nusa Tenggara Timur 86,49 80,76 84,19 80,22 82,07
Kalimantan Barat 74,98 61,42 66,36 66,92 66,64
Kalimantan Tengah 74,78 63,73 67,56 68,66 68,07
Kalimantan Selatan 80,27 72,05 74,19 77,47 75,89
Kalimantan Timur 89,98 84,64 88,08 88,24 88,16
Kalimantan Utara 95,32 95,85 95,34 95,78 95,54
Sulawesi Utara 89,23 83,05 85,24 87,30 86,30
Sulawesi Tengah 86,87 79,08 82,23 80,35 81,29
Sulawesi Selatan 90,32 81,47 86,07 84,37 85,13
Sulawesi Tenggara 88,49 81,24 84,96 82,48 83,65
Gorontalo 91,78 91,11 91,71 91,14 91,41
Sulawesi Barat 94,90 92,62 94,86 91,56 93,10
Maluku 75,45 67,16 71,34 70,12 70,70
Maluku Utara 75,65 76,76 77,69 75,26 76,47
Papua Barat 83,05 82,55 84,10 81,22 82,76
Papua 84,74 86,25 85,91 85,27 85,63
Indonesia 81,07 69,82 76,45 75,68 76,04
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Program Kesejahteraan Lanjut Usia 229


Tabel 7.10 Persentase Lansia yang Memiliki Jaminan Kesehatan menurut
Provinsi dan Jenis Jaminan Kesehatan, 2023

Jenis Jaminan Kesehatan


Provinsi Asuransi Perusahan/
PBI Non PBI Jamkesda
Swasta kantor
(1) (2) (3) (4) (5) (6)

Aceh 85,68 12,09 3,18 NA NA


Sumatera Utara 42,60 28,39 4,09 0,58 2,08
Sumatera Barat 47,15 24,29 9,96 NA 0,31
Riau 42,80 23,80 10,70 NA 0,95
Jambi 32,83 26,72 0,65 NA NA
Sumatera Selatan 43,19 22,04 7,69 NA 0,75
Bengkulu 50,12 25,39 0,45 NA 0,49
Lampung 46,22 17,31 9,26 NA 0,42
Kep. Bangka Belitung 53,61 31,65 NA NA NA
Kepulauan Riau 51,84 36,35 0,81 NA 0,78
DKI Jakarta 55,87 35,77 0,24 3,53 3,91
Jawa Barat 47,89 21,51 1,80 0,45 1,12
Jawa Tengah 54,66 16,63 4,11 NA 0,42
DI Yogyakarta 69,82 21,67 NA NA 0,25
Jawa Timur 48,81 15,93 12,96 0,36 0,48
Banten 42,75 29,33 4,49 0,72 1,29
Bali 56,58 30,96 6,16 0,21 0,38
Nusa Tenggara Barat 53,31 14,82 12,77 NA NA
Nusa Tenggara Timur 63,37 14,07 5,84 NA NA
Kalimantan Barat 39,63 22,13 12,10 0,84 NA
Kalimantan Tengah 39,03 27,76 1,74 NA 0,32
Kalimantan Selatan 49,35 24,68 1,56 NA 0,70
Kalimantan Timur 46,28 40,53 NA 0,36 NA
Kalimantan Utara 59,32 34,85 NA NA NA
Sulawesi Utara 51,02 34,22 0,55 NA 0,48
Sulawesi Tengah 59,70 18,91 2,52 NA NA
Sulawesi Selatan 58,99 25,34 0,30 NA 0,51
Sulawesi Tenggara 60,70 20,30 2,04 NA 1,39
Gorontalo 75,34 15,62 NA NA NA
Sulawesi Barat 66,50 20,13 32,23 NA NA
Maluku 43,14 24,46 3,62 NA NA
Maluku Utara 44,06 15,54 18,06 NA NA
Papua Barat 67,99 10,66 4,20 NA 0,88
Papua 46,31 15,25 27,04 NA NA
Indonesia 50,75 21,20 5,91 0,42 0,81
Catatan: NA: data tidak dapat ditampilkan
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

230 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 7.11 Persentase Rumah Tangga Lansia yang Memiliki Jaminan Sosial
menurut Provinsi dan Klasifikasi Desa, 2023

Klasifikasi Desa
Provinsi Jumlah
Perkotaan Perdesaan
(1) (2) (3) (4)

Aceh 25,81 10,91 15,68


Sumatera Utara 20,60 9,94 15,73
Sumatera Barat 26,21 9,56 17,57
Riau 16,73 6,74 10,66
Jambi 24,73 6,50 12,43
Sumatera Selatan 24,67 6,40 13,09
Bengkulu 28,40 7,99 14,10
Lampung 15,98 4,69 8,20
Kep. Bangka Belitung 16,55 7,75 12,91
Kepulauan Riau 36,05 13,33 31,95
DKI Jakarta 21,05 − 21,05
Jawa Barat 15,83 5,47 13,24
Jawa Tengah 16,86 7,10 12,12
DI Yogyakarta 24,79 9,31 19,69
Jawa Timur 15,64 4,42 10,39
Banten 19,55 8,93 16,80
Bali 21,72 11,25 18,31
Nusa Tenggara Barat 14,51 3,74 9,29
Nusa Tenggara Timur 34,58 8,83 15,05
Kalimantan Barat 24,57 8,66 14,87
Kalimantan Tengah 28,01 10,55 17,70
Kalimantan Selatan 25,06 10,89 17,62
Kalimantan Timur 25,57 8,48 19,70
Kalimantan Utara 29,78 17,24 24,85
Sulawesi Utara 28,72 13,57 21,71
Sulawesi Tengah 27,81 6,99 12,96
Sulawesi Selatan 25,03 9,84 16,20
Sulawesi Tenggara 25,51 9,02 14,54
Gorontalo 30,29 11,16 19,74
Sulawesi Barat 27,95 8,10 12,10
Maluku 43,19 8,34 23,52
Maluku Utara 21,29 7,53 11,33
Papua Barat 24,49 9,96 15,89
Papua 34,77 2,48 15,91
Indonesia 19,03 7,04 13,73
Keterangan: Jaminan Sosial yang dimaksud adalah Jaminan Pensiunan/Veteran, Jaminan Hari Tua, Jaminan/Asuransi
Kecelakaan Kerja, Jaminan/Asuransi Kematian, Jaminan Kehilangan Pekerjaan (JKP), Pesangon
Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Program Kesejahteraan Lanjut Usia 231


Tabel 7.12 Persentase Rumah Tangga Lansia yang Memiliki Jaminan Sosial
menurut Jenis Jaminan Sosial, 2023

Jenis Jaminan Sosial

Provinsi Jaminan Asuransi Jaminan


Jaminan Asuransi Pesangon
Kecelakaan Kehilangan
Pensiun Hari Tua Kematian PHK
Kerja Pekerjaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Aceh 13,54 8,76 7,46 7,53 1,45 1,38


Sumatera Utara 12,27 6,59 5,93 5,90 0,95 2,17
Sumatera Barat 13,75 9,79 10,07 10,35 0,40 0,84
Riau 7,58 4,61 5,32 4,15 0,91 2,12
Jambi 9,62 5,42 5,08 4,06 NA 0,72
Sumatera Selatan 9,89 7,56 6,72 6,15 1,19 1,37
Bengkulu 12,07 6,79 6,70 6,54 0,52 0,59
Lampung 5,88 3,33 3,44 2,73 0,38 0,71
Kep. Bangka Belitung 8,11 7,14 7,02 6,78 NA 0,73
Kepulauan Riau 9,49 21,68 25,17 22,55 NA NA
DKI Jakarta 14,76 9,33 10,27 8,02 2,19 1,57
Jawa Barat 8,80 5,74 5,98 6,01 1,08 1,64
Jawa Tengah 7,05 6,00 6,64 5,35 0,62 1,21
DI Yogyakarta 15,04 9,89 9,26 8,77 1,13 1,41
Jawa Timur 6,76 4,68 5,24 4,48 0,53 1,12
Banten 9,32 9,36 10,29 9,23 2,37 3,61
Bali 13,67 9,14 9,55 7,92 0,98 1,60
Nusa Tenggara Barat 7,43 3,95 3,50 3,69 NA NA
Nusa Tenggara Timur 12,59 5,62 5,24 5,21 0,50 0,57
Kalimantan Barat 9,97 7,07 7,62 5,46 1,43 1,93
Kalimantan Tengah 14,14 9,81 8,19 7,12 0,35 0,87
Kalimantan Selatan 12,51 9,67 9,79 9,34 0,66 1,07
Kalimantan Timur 11,25 9,90 11,85 9,77 0,83 2,18
Kalimantan Utara 16,81 12,48 16,06 9,67 NA 0,52
Sulawesi Utara 17,40 9,42 7,40 8,61 0,60 1,01
Sulawesi Tengah 11,32 6,95 6,07 5,93 0,80 0,83
Sulawesi Selatan 12,32 7,50 6,99 6,77 0,78 0,82
Sulawesi Tenggara 12,70 7,81 6,01 7,84 NA NA
Gorontalo 12,13 9,87 11,87 12,33 NA 1,04
Sulawesi Barat 10,47 7,55 6,30 6,64 NA NA
Maluku 22,50 8,27 7,24 8,16 NA 0,14
Maluku Utara 8,06 4,19 4,30 3,76 0,94 1,09
Papua Barat 12,44 6,69 6,95 6,47 0,66 0,75
Papua 14,46 5,67 4,15 4,19 NA 1,23
Indonesia 9,43 6,50 6,72 6,07 0,87 1,37
Catatan: NA: data tidak dapat ditampilkan
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

232 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 7.13 Sampling Error Persentase Rumah Tangga Lansia yang Masih
Tercatat sebagai Penerima Program PKH menurut Provinsi
dan Klasifikasi Desa, 2023

Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Program Kesejahteraan Lanjut Usia 233


Tabel 7.14 Sampling Error Persentase Rumah Tangga Lansia yang Menerima
Bantuan Sosial dari Program ATENSI Lansia menurut Provinsi
dan Klasifikasi Desa, 2023

Perkotaan Perdesaan Jumlah


Selang Selang Selang
Relative Relative Relative
Provinsi Kepercayaan Kepercayaan Kepercayaan
Estimasi Standard
Error Estimasi Standard
Error Estimasi Standard
Error
Batas Batas Batas Batas Batas Batas
Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Aceh 2,44 0,78 4,09 34,72 4,01 2,50 5,51 19,15 3,50 2,35 4,66 16,80
Sumatera Utara 2,72 1,72 3,72 18,73 5,73 4,39 7,06 11,88 4,09 3,28 4,91 10,21
Sumatera Barat 1,82 0,76 2,88 29,75 1,99 1,24 2,73 19,16 1,91 1,27 2,55 17,14
Riau 2,90 1,38 4,43 26,78 2,65 1,36 3,94 24,86 2,75 1,76 3,74 18,31
Jambi 1,56 0,41 2,71 37,50 0,73 0,17 1,29 39,09 1,00 0,47 1,53 27,16
Sumatera Selatan 2,95 1,24 4,66 29,57 2,43 1,49 3,36 19,58 2,62 1,76 3,48 16,80
Bengkulu 3,29 1,31 5,27 30,73 2,27 1,10 3,44 26,33 2,57 1,56 3,58 20,06
Lampung 1,64 0,61 2,67 32,13 3,29 2,25 4,33 16,15 2,77 1,99 3,56 14,50
Kep. Bangka Belitung 0,94 0,17 1,71 41,73 1,10 0,14 2,05 44,40 1,01 0,41 1,61 30,44
Kepulauan Riau 3,18 1,75 4,61 22,90 NA NA NA 56,38 4,25 1,95 6,54 27,60
DKI Jakarta 7,75 5,91 9,59 12,11 - - - - 7,75 5,91 9,59 12,11
Jawa Barat 1,75 1,23 2,27 15,04 3,45 2,44 4,46 14,96 2,17 1,71 2,64 10,86
Jawa Tengah 3,17 2,54 3,80 10,14 3,25 2,58 3,92 10,46 3,21 2,75 3,67 7,28
DI Yogyakarta 2,42 1,13 3,71 27,17 1,36 0,32 2,40 38,85 2,07 1,14 3,00 22,90
Jawa Timur 1,71 1,29 2,13 12,49 2,17 1,72 2,63 10,67 1,93 1,62 2,24 8,16
Banten 1,90 0,84 2,96 28,39 2,83 1,09 4,56 31,33 2,14 1,24 3,04 21,55
Bali 1,42 0,63 2,21 28,36 2,87 1,40 4,35 26,19 1,90 1,18 2,61 19,36
Nusa Tenggara Barat 3,75 1,65 5,85 28,59 2,66 1,42 3,90 23,75 3,22 1,98 4,46 19,67
Nusa Tenggara Timur 2,23 0,67 3,80 35,79 3,23 2,39 4,07 13,32 2,99 2,25 3,73 12,70
Kalimantan Barat 0,94 0,19 1,69 40,89 2,07 1,08 3,07 24,49 1,63 0,96 2,31 21,14
Kalimantan Tengah 3,06 0,68 5,44 39,65 3,40 1,61 5,18 26,78 3,26 1,82 4,69 22,46
Kalimantan Selatan 2,38 1,12 3,63 26,88 3,41 2,13 4,69 19,13 2,92 2,02 3,82 15,69
Kalimantan Timur 2,04 0,64 3,44 34,97 3,30 1,27 5,34 31,45 2,47 1,32 3,63 23,86
Kalimantan Utara 3,37 0,54 6,21 42,87 1,62 0,20 3,04 44,82 2,68 0,87 4,50 34,47
Sulawesi Utara 6,21 4,47 7,95 14,29 2,74 1,73 3,74 18,78 4,60 3,56 5,65 11,54
Sulawesi Tengah 2,41 0,19 4,62 46,99 1,83 1,13 2,53 19,39 2,00 1,19 2,81 20,69
Sulawesi Selatan 1,97 1,22 2,72 19,46 2,49 1,77 3,21 14,75 2,27 1,75 2,80 11,78
Sulawesi Tenggara 3,50 1,35 5,65 31,33 5,10 3,30 6,89 18,01 4,56 3,16 5,97 15,70
Gorontalo 3,94 0,99 6,89 38,22 2,51 0,85 4,18 33,72 3,15 1,54 4,76 26,10
Sulawesi Barat 4,50 1,20 7,79 37,39 5,64 3,10 8,18 23,00 5,41 3,27 7,55 20,16
Maluku 1,45 0,36 2,54 38,41 2,90 1,43 4,36 25,80 2,27 1,31 3,23 21,62
Maluku Utara NA NA NA 58,81 4,67 2,36 6,98 25,22 3,74 2,01 5,47 23,57
Papua Barat 3,46 0,80 6,13 39,29 3,35 1,77 4,92 24,02 3,39 1,96 4,82 21,55
Papua NA NA NA 63,11 2,29 0,74 3,83 34,44 1,73 0,70 2,76 30,30
Indonesia 2,55 2,32 2,78 4,68 2,95 2,73 3,18 3,94 2,73 2,56 2,89 3,09

Catatan: Warna kuning (


) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Warna merah (
) artinya hasil estimasi dianggap tidak akurat
NA: data tidak dapat ditampilkan
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

234 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 7.15 Sampling Error Persentase Rumah Tangga Lansia yang Menerima Program
Sembako menurut Provinsi dan Klasifikasi Desa, 2023

Perkotaan Perdesaan Jumlah


Selang Selang Selang
Relative Relative Relative
Provinsi Kepercayaan Kepercayaan Kepercayaan
Estimasi Standard Estimasi Standard Estimasi Standard
Batas Batas Batas Batas Batas Batas
Bawah Atas Error Bawah Atas Error Bawah Atas Error

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Aceh 19,20 14,85 23,56 11,57 32,34 29,19 35,49 4,97 28,13 25,55 30,72 4,68
Sumatera Utara 11,19 9,30 13,08 8,62 17,60 15,39 19,80 6,39 14,12 12,66 15,57 5,25
Sumatera Barat 12,95 9,79 16,10 12,43 22,28 19,69 24,87 5,93 17,79 15,74 19,85 5,89
Riau 10,03 6,94 13,12 15,72 12,69 10,11 15,27 10,36 11,64 9,66 13,63 8,69
Jambi 14,31 10,04 18,57 15,20 9,86 7,31 12,41 13,18 11,31 9,09 13,53 10,02
Sumatera Selatan 10,64 7,74 13,54 13,91 22,30 19,42 25,18 6,58 18,03 15,88 20,18 6,08
Bengkulu 14,86 10,08 19,64 16,42 31,28 27,03 35,53 6,93 26,36 22,98 29,75 6,55
Lampung 18,87 14,78 22,96 11,07 27,49 24,93 30,05 4,75 24,80 22,63 26,98 4,48
Kep. Bangka Belitung 11,51 7,65 15,37 17,10 11,91 7,33 16,48 19,61 11,67 8,73 14,62 12,89
Kepulauan Riau 8,52 3,88 13,15 27,77 24,88 15,62 34,15 18,99 11,47 7,39 15,55 18,15
DKI Jakarta 3,58 2,35 4,80 17,45 - - - - 3,58 2,35 4,80 17,45
Jawa Barat 25,67 23,71 27,63 3,90 38,50 35,83 41,16 3,53 28,87 27,24 30,50 2,87
Jawa Tengah 25,52 23,84 27,19 3,35 32,06 30,31 33,81 2,79 28,69 27,48 29,91 2,15
DI Yogyakarta 31,05 27,01 35,08 6,63 50,08 44,38 55,78 5,81 37,32 34,07 40,57 4,44
Jawa Timur 23,13 21,51 24,75 3,57 31,72 30,01 33,42 2,74 27,15 25,97 28,32 2,21
Banten 12,76 9,24 16,28 14,08 26,67 21,90 31,45 9,14 16,36 13,48 19,25 8,99
Bali 6,96 4,87 9,05 15,30 11,04 8,28 13,80 12,75 8,29 6,62 9,96 10,28
Nusa Tenggara Barat 23,47 18,70 28,24 10,38 21,76 17,87 25,66 9,13 22,64 19,55 25,74 6,97
Nusa Tenggara Timur 10,63 6,32 14,93 20,66 19,73 17,60 21,87 5,53 17,53 15,57 19,50 5,71
Kalimantan Barat 10,65 7,41 13,89 15,53 18,06 15,12 21,00 8,30 15,17 12,96 17,37 7,42
Kalimantan Tengah 6,57 2,96 10,17 28,01 8,55 5,78 11,31 16,49 7,74 5,54 9,93 14,49
Kalimantan Selatan 12,02 8,85 15,18 13,46 12,45 10,13 14,77 9,51 12,24 10,31 14,18 8,07
Kalimantan Timur 6,30 3,73 8,87 20,79 14,40 9,73 19,07 16,54 9,08 6,75 11,42 13,11
Kalimantan Utara 10,42 5,59 15,24 23,64 15,48 7,90 23,06 24,98 12,41 8,21 16,60 17,26
Sulawesi Utara 9,73 7,17 12,28 13,41 14,43 11,99 16,87 8,63 11,90 10,13 13,67 7,60
Sulawesi Tengah 15,63 9,80 21,46 19,04 21,62 18,35 24,89 7,72 19,90 17,01 22,79 7,41
Sulawesi Selatan 14,65 11,80 17,50 9,92 26,12 23,96 28,28 4,22 21,31 19,54 23,09 4,25
Sulawesi Tenggara 15,55 10,24 20,87 17,44 21,85 18,49 25,20 7,84 19,74 16,88 22,60 7,40
Gorontalo 24,23 17,30 31,16 14,58 39,18 33,19 45,16 7,79 32,47 27,92 37,03 7,15
Sulawesi Barat 18,15 10,31 26,00 22,05 19,34 14,79 23,88 12,00 19,10 15,14 23,06 10,58
Maluku 6,64 3,59 9,70 23,45 10,63 7,62 13,64 14,45 8,89 6,73 11,06 12,43
Maluku Utara 4,31 0,85 7,76 40,90 9,62 6,82 12,41 14,81 8,15 5,91 10,39 14,04
Papua Barat NA NA NA 56,07 12,42 9,32 15,51 12,72 8,02 5,99 10,06 12,96
Papua 3,31 1,07 5,55 34,58 7,47 5,10 9,84 16,18 5,74 4,07 7,41 14,87
Indonesia 19,34 18,65 20,03 1,82 27,04 26,40 27,68 1,21 22,74 22,27 23,22 1,07

Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Warna merah ( ) artinya hasil estimasi dianggap tidak akurat
NA: data tidak dapat ditampilkan
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Program Kesejahteraan Lanjut Usia 235


Tabel 7.16 Sampling Error Persentase Rumah Tangga Lansia menurut
Provinsi dan Kepemilikan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), 2023

Memiliki, Dapat Ditunjukkan Memiliki, Tidak Dapat Ditunjukkan Tidak Memiliki


Selang Selang Selang
Relative Relative Relative
Provinsi Kepercayaan Kepercayaan Kepercayaan
Estimasi Standard Estimasi Standard Estimasi Standard
Batas Batas Error Batas Batas Error Batas Batas Error
Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

Aceh 11,48 9,64 13,32 8,16 5,62 4,33 6,91 11,71 82,90 80,77 85,02 1,31
Sumatera Utara 9,16 8,06 10,26 6,12 4,59 3,64 5,54 10,53 86,25 84,80 87,70 0,86
Sumatera Barat 9,86 8,37 11,36 7,73 4,19 3,39 5,00 9,80 85,95 84,28 87,61 0,99
Riau 8,92 6,84 11,00 11,88 3,07 1,99 4,15 17,99 88,01 85,71 90,31 1,33
Jambi 8,81 6,87 10,74 11,20 4,44 3,15 5,74 14,85 86,75 84,38 89,12 1,40
Sumatera Selatan 10,57 8,70 12,44 9,03 5,68 4,21 7,15 13,20 83,75 81,50 86,01 1,37
Bengkulu 13,95 11,09 16,81 10,48 5,67 4,10 7,24 14,15 80,38 77,13 83,63 2,06
Lampung 17,51 15,34 19,68 6,32 7,51 6,16 8,86 9,16 74,98 72,59 77,37 1,62
Kep. Bangka Belitung 8,83 6,22 11,44 15,06 4,43 2,86 6,00 18,09 86,74 83,59 89,88 1,85
Kepulauan Riau 11,41 7,23 15,59 18,69 6,30 1,46 11,13 39,18 82,30 75,98 88,61 3,92
DKI Jakarta 2,74 1,65 3,83 20,33 2,64 1,54 3,74 21,34 94,62 93,06 96,19 0,84
Jawa Barat 15,21 13,87 16,55 4,50 8,63 7,60 9,66 6,12 76,16 74,52 77,81 1,10
Jawa Tengah 18,80 17,71 19,89 2,96 8,16 7,42 8,90 4,62 73,05 71,82 74,27 0,86
DI Yogyakarta 24,98 21,78 28,18 6,53 11,00 8,93 13,08 9,63 64,02 60,61 67,43 2,72
Jawa Timur 14,44 13,48 15,39 3,38 7,35 6,66 8,05 4,81 78,21 77,09 79,33 0,73
Banten 11,24 8,51 13,96 12,36 6,03 4,30 7,76 14,64 82,73 79,38 86,08 2,06
Bali 7,57 6,06 9,08 10,18 2,69 1,79 3,60 17,14 89,74 88,03 91,44 0,97
Nusa Tenggara Barat 17,80 14,82 20,77 8,53 8,91 6,92 10,90 11,40 73,29 69,90 76,69 2,36
Nusa Tenggara Timur 15,77 14,04 17,51 5,62 7,93 6,64 9,21 8,27 76,30 74,27 78,32 1,35
Kalimantan Barat 9,53 7,76 11,30 9,45 4,49 3,25 5,72 14,00 85,98 83,88 88,09 1,25
Kalimantan Tengah 5,43 3,57 7,28 17,41 2,13 0,86 3,40 30,46 92,45 90,01 94,88 1,35
Kalimantan Selatan 8,37 6,68 10,06 10,29 5,70 4,14 7,25 13,92 85,93 83,78 88,09 1,28
Kalimantan Timur 6,22 4,24 8,20 16,21 2,78 1,59 3,96 21,81 91,00 88,75 93,26 1,26
Kalimantan Utara 8,77 4,37 13,17 25,57 3,95 1,99 5,92 25,37 87,28 82,39 92,17 2,86
Sulawesi Utara 6,69 5,38 7,99 9,95 7,45 5,80 9,10 11,31 85,87 83,85 87,88 1,20
Sulawesi Tengah 14,89 12,18 17,60 9,29 5,21 3,77 6,66 14,13 79,90 76,89 82,90 1,92
Sulawesi Selatan 13,84 12,28 15,41 5,77 6,56 5,38 7,73 9,15 79,60 77,73 81,48 1,20
Sulawesi Tenggara 14,53 12,09 16,97 8,55 7,56 5,95 9,18 10,88 77,90 75,11 80,70 1,83
Gorontalo 19,33 15,18 23,48 10,95 9,35 6,48 12,23 15,68 71,32 66,72 75,92 3,29
Sulawesi Barat 16,53 12,78 20,28 11,57 5,57 3,39 7,75 19,95 77,90 73,88 81,91 2,63
Maluku 5,97 4,19 7,75 15,23 6,03 4,22 7,83 15,28 88,01 85,60 90,41 1,40
Maluku Utara 5,51 3,77 7,25 16,08 2,93 1,73 4,14 20,98 91,56 89,52 93,60 1,14
Papua Barat 4,26 2,64 5,88 19,39 4,55 2,79 6,31 19,74 91,19 88,82 93,56 1,33
Papua 2,52 1,52 3,52 20,26 2,78 1,64 3,92 20,90 94,70 93,23 96,16 0,79
Indonesia 13,73 13,32 14,13 1,51 6,85 6,56 7,15 2,19 79,42 78,93 79,90 0,31

Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

236 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 7.17 Sampling Error Persentase Lansia yang Memiliki Jaminan
Kesehatan menurut Provinsi dan Jenis Jaminan Kesehatan, 2023

PBI Non PBI Jamkesda


Selang Selang Selang
Relative Relative Relative
Provinsi Kepercayaan Kepercayaan Kepercayaan
Estimasi Standard Estimasi Standard Estimasi Standard
Batas Batas Error Batas Batas Error Batas Batas Error
Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Aceh 85,68 83,68 87,67 1,19 12,09 10,25 13,93 7,78 3,18 2,15 4,22 16,58
Sumatera Utara 42,60 40,07 45,13 3,03 28,39 26,07 30,70 4,16 4,09 2,56 5,61 19,02
Sumatera Barat 47,15 44,20 50,09 3,19 24,29 21,59 26,98 5,66 9,96 8,26 11,65 8,68
Riau 42,80 39,09 46,50 4,42 23,80 20,52 27,07 7,03 10,70 7,99 13,42 12,95
Jambi 32,83 29,48 36,17 5,20 26,72 23,40 30,05 6,34 0,65 0,16 1,13 38,10
Sumatera Selatan 43,19 40,15 46,22 3,58 22,04 19,32 24,77 6,30 7,69 6,06 9,32 10,82
Bengkulu 50,12 46,13 54,10 4,06 25,39 22,15 28,62 6,51 0,45 0,03 0,87 47,14
Lampung 46,22 43,57 48,87 2,93 17,31 15,12 19,50 6,46 9,26 7,64 10,87 8,91
Kep. Bangka Belitung 53,61 48,93 58,29 4,45 31,65 27,21 36,10 7,17 NA NA NA 97,98
Kepulauan Riau 51,84 44,85 58,83 6,88 36,35 29,10 43,61 10,18 0,81 0,13 1,48 42,87
DKI Jakarta 55,87 51,52 60,21 3,97 35,77 31,48 40,07 6,12 0,24 0,01 0,48 49,18
Jawa Barat 47,89 45,99 49,79 2,03 21,51 19,78 23,23 4,08 1,80 1,11 2,48 19,45
Jawa Tengah 54,66 53,31 56,00 1,26 16,63 15,64 17,62 3,03 4,11 3,51 4,71 7,48
DI Yogyakarta 69,82 66,59 73,05 2,36 21,67 18,89 24,45 6,55 NA NA NA NA
Jawa Timur 48,81 47,40 50,22 1,47 15,93 14,83 17,02 3,51 12,96 11,96 13,96 3,94
Banten 42,75 38,82 46,68 4,69 29,33 25,20 33,46 7,18 4,49 2,89 6,09 18,18
Bali 56,58 53,38 59,78 2,88 30,96 27,87 34,05 5,09 6,16 4,59 7,73 13,02
Nusa Tenggara Barat 53,31 49,56 57,05 3,58 14,82 12,05 17,59 9,54 12,77 10,77 14,76 7,97
Nusa Tenggara Timur 63,37 60,87 65,87 2,01 14,07 12,00 16,14 7,51 5,84 4,67 7,01 10,25
Kalimantan Barat 39,63 36,45 42,80 4,09 22,13 19,65 24,60 5,71 12,10 9,86 14,35 9,45
Kalimantan Tengah 39,03 35,34 42,71 4,82 27,76 24,23 31,28 6,48 1,74 0,58 2,91 33,95
Kalimantan Selatan 49,35 46,08 52,61 3,37 24,68 21,61 27,75 6,35 1,56 0,78 2,33 25,34
Kalimantan Timur 46,28 42,05 50,51 4,66 40,53 36,29 44,77 5,34 NA NA NA 52,77
Kalimantan Utara 59,32 52,79 65,84 5,61 34,85 28,44 41,26 9,38 NA NA NA NA
Sulawesi Utara 51,02 47,87 54,16 3,15 34,22 31,35 37,10 4,29 0,55 0,29 0,81 24,31
Sulawesi Tengah 59,70 55,94 63,47 3,22 18,91 15,52 22,30 9,14 2,52 1,40 3,63 22,68
Sulawesi Selatan 58,99 56,47 61,51 2,18 25,34 22,80 27,89 5,12 0,30 0,15 0,44 24,67
Sulawesi Tenggara 60,70 57,20 64,21 2,95 20,30 17,09 23,51 8,07 2,04 0,91 3,16 28,21
Gorontalo 75,34 71,02 79,67 2,93 15,62 12,00 19,25 11,84 NA NA NA 60,02
Sulawesi Barat 66,50 61,43 71,57 3,89 20,13 15,28 24,98 12,28 32,23 26,61 37,85 8,90
Maluku 43,14 38,66 47,63 5,30 24,46 20,44 28,48 8,39 3,62 2,63 4,61 13,96
Maluku Utara 44,06 39,57 48,55 5,20 15,54 12,11 18,96 11,25 18,06 14,61 21,52 9,76
Papua Barat 67,99 63,39 72,58 3,45 10,66 7,74 13,58 13,96 4,20 2,84 5,56 16,51
Papua 46,31 41,99 50,63 4,76 15,25 11,52 18,98 12,48 27,04 23,41 30,66 6,84
Indonesia 50,75 50,16 51,35 0,60 21,20 20,68 21,73 1,27 5,91 5,61 6,20 2,54

Catatan: Warna kuning (


) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Warna merah (
) artinya hasil estimasi dianggap tidak akurat
NA: data tidak dapat ditampilkan
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Program Kesejahteraan Lanjut Usia 237


Tabel 7.17 Lanjutan

Asuransi Swasta Perusahaan/kantor


Selang Kepercayaan BatasBatas Selang
Provinsi Relative Standard Error Relative
BawahAtas Kepercayaan BatasBatas
Estimasi Estimasi Standard Error
BawahAtas

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)


Aceh NA NA NA 61,85 NA NA NA 51,06
Sumatera Utara 0,58 0,12 1,03 40,50 2,08 1,24 2,93 20,66
Sumatera Barat NA NA NA 51,34 0,31 0,11 0,50 32,22
Riau NA NA NA 72,79 0,95 0,24 1,67 38,29
Jambi NA NA NA 100,05 NA NA NA 54,48
Sumatera Selatan NA NA NA 61,93 0,75 0,23 1,26 35,20
Bengkulu NA NA NA 99,92 0,49 0,04 0,93 46,73
Lampung NA NA NA 53,34 0,42 0,03 0,81 46,98
Kep. Bangka Belitung NA NA NA 52,13 NA NA NA 74,40
Kepulauan Riau NA NA NA 83,00 0,78 0,26 1,29 33,84
DKI Jakarta 3,53 1,85 5,22 24,34 3,91 1,92 5,89 25,89
Jawa Barat 0,45 0,20 0,70 28,13 1,12 0,67 1,56 20,40
Jawa Tengah NA NA NA 51,92 0,42 0,26 0,58 19,75
DI Yogyakarta NA NA NA 76,34 0,25 0,02 0,47 46,21
Jawa Timur 0,36 0,18 0,54 24,90 0,48 0,33 0,63 15,71
Banten 0,72 0,32 1,12 28,07 1,29 0,67 1,91 24,67
Bali 0,21 0,02 0,39 46,06 0,38 0,05 0,71 44,38
Nusa Tenggara Barat NA NA NA 92,71 NA NA NA 54,39
Nusa Tenggara Timur NA NA NA 100,04 NA NA NA 58,28
Kalimantan Barat 0,84 0,08 1,60 46,43 NA NA NA 55,60
Kalimantan Tengah NA NA NA 100,17 0,32 0,01 0,63 48,99
Kalimantan Selatan NA NA NA 57,86 0,70 0,04 1,36 48,13
Kalimantan Timur 0,36 0,02 0,71 48,19 NA NA NA 55,02
Kalimantan Utara NA NA NA NA NA NA NA 55,12
Sulawesi Utara NA NA NA 69,53 0,48 0,14 0,82 36,18
Sulawesi Tengah NA NA NA 57,69 NA NA NA 75,63
Sulawesi Selatan NA NA NA 85,44 0,51 0,10 0,91 40,52
Sulawesi Tenggara NA NA NA 99,81 1,39 0,14 2,65 45,98
Gorontalo NA NA NA 100,07 NA NA NA 91,89
Sulawesi Barat NA NA NA 54,34 NA NA NA 91,80
Maluku NA NA NA 100,11 NA NA NA 68,00
Maluku Utara NA NA NA NA NA NA NA 61,91
Papua Barat NA NA NA NA 0,88 0,11 1,64 44,46
Papua NA NA NA 53,29 NA NA NA 60,91
Indonesia 0,42 0,33 0,51 11,03 0,81 0,68 0,93 7,97

Catatan: Warna kuning () artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Warna merah () artinya hasil estimasi dianggap tidak akurat
NA: data tidak dapat ditampilkan
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

238 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 7.18 Sampling Error Persentase Rumah Tangga Lansia yang
Memiliki Jaminan Sosial menurut Provinsi dan Klasifikasi Desa,
2023 Perkotaan Perdesaan Jumlah
Selang Selang Selang
Relative Relative Relative
Provinsi Kepercayaan Kepercayaan Kepercayaan
Estimasi Standard
Error Estimasi Standard
Error Estimasi Standard
Error
Batas Batas Batas Batas Batas Batas
Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

Aceh 25,81 21,47 30,14 8,57 10,91 8,88 12,94 9,49 15,68 13,72 17,64 6,38
Sumatera Utara 20,60 17,56 23,64 7,53 9,94 8,30 11,59 8,44 15,73 13,90 17,56 5,93
Sumatera Barat 26,21 22,16 30,26 7,88 9,56 7,84 11,28 9,17 17,57 15,37 19,76 6,37
Riau 16,73 12,36 21,09 13,32 6,74 4,58 8,90 16,34 10,66 8,50 12,82 10,34
Jambi 24,73 19,57 29,89 10,65 6,50 4,38 8,62 16,66 12,43 10,18 14,69 9,26
Sumatera Selatan 24,67 19,91 29,43 9,85 6,40 4,59 8,20 14,37 13,09 10,99 15,19 8,19
Bengkulu 28,40 21,88 34,91 11,71 7,99 5,80 10,18 13,97 14,10 11,52 16,67 9,31
Lampung 15,98 12,02 19,94 12,65 4,69 3,17 6,21 16,54 8,20 6,55 9,86 10,31
Kep. Bangka Belitung 16,55 11,89 21,21 14,37 7,75 3,83 11,67 25,82 12,91 9,71 16,10 12,64
Kepulauan Riau 36,05 27,45 44,65 12,17 13,33 4,55 22,11 33,62 31,95 24,62 39,27 11,70
DKI Jakarta 21,05 17,86 24,24 7,74 - - - - 21,05 17,86 24,24 7,74
Jawa Barat 15,83 14,04 17,62 5,77 5,47 4,38 6,55 10,15 13,24 11,86 14,63 5,33
Jawa Tengah 16,86 15,46 18,27 4,26 7,10 6,18 8,02 6,63 12,12 11,27 12,98 3,59
DI Yogyakarta 24,79 21,02 28,57 7,77 9,31 6,58 12,04 14,95 19,69 16,99 22,38 6,98
Jawa Timur 15,64 14,11 17,17 5,00 4,42 3,69 5,15 8,40 10,39 9,50 11,29 4,39
Banten 19,55 15,58 23,52 10,36 8,93 5,76 12,10 18,12 16,80 13,72 19,87 9,34
Bali 21,72 18,29 25,14 8,05 11,25 8,55 13,96 12,26 18,31 15,82 20,80 6,94
Nusa Tenggara Barat 14,51 10,96 18,06 12,48 3,74 2,26 5,21 20,11 9,29 7,27 11,31 11,08
Nusa Tenggara Timur 34,58 28,53 40,63 8,93 8,83 7,40 10,25 8,24 15,05 13,03 17,08 6,85
Kalimantan Barat 24,57 19,84 29,30 9,83 8,66 6,46 10,86 12,95 14,87 12,53 17,21 8,03
Kalimantan Tengah 28,01 22,60 33,42 9,85 10,55 7,37 13,72 15,34 17,70 14,78 20,62 8,41
Kalimantan Selatan 25,06 20,56 29,55 9,15 10,89 8,40 13,38 11,66 17,62 15,10 20,14 7,30
Kalimantan Timur 25,57 20,85 30,29 9,42 8,48 4,75 12,21 22,45 19,70 16,31 23,09 8,79
Kalimantan Utara 29,78 22,37 37,19 12,70 17,24 9,34 25,14 23,38 24,85 19,36 30,34 11,27
Sulawesi Utara 28,72 23,99 33,45 8,40 13,57 11,22 15,91 8,82 21,71 18,87 24,56 6,69
Sulawesi Tengah 27,81 20,94 34,68 12,61 6,99 5,25 8,74 12,73 12,96 10,49 15,43 9,73
Sulawesi Selatan 25,03 21,28 28,78 7,64 9,84 8,41 11,26 7,41 16,20 14,38 18,02 5,73
Sulawesi Tenggara 25,51 18,19 32,82 14,64 9,02 6,98 11,07 11,56 14,54 11,60 17,49 10,32
Gorontalo 30,29 22,80 37,77 12,61 11,16 8,19 14,13 13,56 19,74 15,94 23,54 9,82
Sulawesi Barat 27,95 19,55 36,34 15,33 8,10 5,28 10,92 17,78 12,10 9,18 15,01 12,29
Maluku 43,19 36,12 50,27 8,36 8,34 5,30 11,38 18,58 23,52 19,50 27,55 8,73
Maluku Utara 21,29 14,42 28,16 16,46 7,53 5,37 9,68 14,63 11,33 8,81 13,85 11,34
Papua Barat 24,49 17,03 31,95 15,54 9,96 7,24 12,67 13,91 15,89 12,56 19,23 10,71
Papua 34,77 27,37 42,16 10,85 2,48 1,46 3,50 20,92 15,91 12,34 19,47 11,43
Indonesia 19,03 18,34 19,72 1,86 7,04 6,70 7,37 2,43 13,73 13,31 14,15 1,56

Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Program Kesejahteraan Lanjut Usia 239


Tabel 7.19 Sampling Error Persentase Rumah Tangga Lansia yang
Memiliki Jaminan Sosial menurut Jenis Jaminan Sosial, 2023

Jaminan Pensiun Jaminan Hari Tua Asuransi Kecelakaan Kerja


Selang Selang Selang
Relative Relative Relative
Provinsi Kepercayaan Kepercayaan Kepercayaan
Estimasi Standard Estimasi Standard Estimasi Standard
Batas Batas Error Batas Batas Error Batas Batas Error
Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

Aceh 13,54 11,71 15,37 6,90 8,76 7,21 10,32 9,06 7,46 5,96 8,97 10,27
Sumatera Utara 12,27 10,61 13,94 6,92 6,59 5,49 7,69 8,49 5,93 4,80 7,06 9,70
Sumatera Barat 13,75 11,77 15,73 7,35 9,79 8,10 11,47 8,80 10,07 8,34 11,81 8,79
Riau 7,58 5,66 9,49 12,89 4,61 3,19 6,03 15,72 5,32 3,80 6,85 14,64
Jambi 9,62 7,67 11,57 10,33 5,42 3,83 7,02 15,02 5,08 3,39 6,77 16,97
Sumatera Selatan 9,89 8,13 11,65 9,08 7,56 5,95 9,17 10,86 6,72 5,16 8,28 11,86
Bengkulu 12,07 9,67 14,47 10,13 6,79 4,97 8,61 13,66 6,70 5,02 8,37 12,77
Lampung 5,88 4,46 7,30 12,34 3,33 2,29 4,37 15,95 3,44 2,31 4,58 16,83
Kep. Bangka Belitung 8,11 5,85 10,37 14,21 7,14 4,89 9,39 16,09 7,02 4,66 9,37 17,12
Kepulauan Riau 9,49 6,63 12,34 15,34 21,68 14,35 29,01 17,25 25,17 17,97 32,38 14,60
DKI Jakarta 14,76 11,94 17,58 9,75 9,33 6,90 11,77 13,31 10,27 7,63 12,91 13,11
Jawa Barat 8,80 7,67 9,94 6,56 5,74 4,85 6,63 7,91 5,98 4,98 6,98 8,51
Jawa Tengah 7,05 6,42 7,68 4,57 6,00 5,38 6,63 5,31 6,64 5,97 7,32 5,17
DI Yogyakarta 15,04 12,70 17,38 7,94 9,89 7,85 11,94 10,56 9,26 7,24 11,28 11,14
Jawa Timur 6,76 6,03 7,49 5,51 4,68 4,09 5,27 6,44 5,24 4,61 5,87 6,15
Banten 9,32 6,84 11,80 13,58 9,36 7,06 11,66 12,53 10,29 7,70 12,88 12,84
Bali 13,67 11,42 15,92 8,41 9,14 7,05 11,22 11,66 9,55 7,47 11,63 11,12
Nusa Tenggara Barat 7,43 5,56 9,31 12,87 3,95 2,71 5,19 16,03 3,50 2,35 4,65 16,82
Nusa Tenggara Timur 12,59 10,65 14,53 7,87 5,62 4,41 6,84 11,01 5,24 4,04 6,44 11,68
Kalimantan Barat 9,97 8,18 11,76 9,14 7,07 5,48 8,66 11,46 7,62 5,72 9,51 12,69
Kalimantan Tengah 14,14 11,37 16,90 10,00 9,81 7,37 12,25 12,69 8,19 5,99 10,39 13,70
Kalimantan Selatan 12,51 10,37 14,66 8,76 9,67 7,67 11,67 10,54 9,79 7,75 11,84 10,63
Kalimantan Timur 11,25 8,40 14,10 12,94 9,90 7,29 12,50 13,44 11,85 9,09 14,61 11,87
Kalimantan Utara 16,81 12,20 21,42 13,99 12,48 8,68 16,27 15,52 16,06 11,45 20,66 14,63
Sulawesi Utara 17,40 15,02 19,78 6,98 9,42 7,39 11,46 11,03 7,40 5,70 9,09 11,69
Sulawesi Tengah 11,32 8,87 13,77 11,04 6,95 4,86 9,04 15,36 6,07 4,14 8,00 16,24
Sulawesi Selatan 12,32 10,68 13,95 6,78 7,50 6,23 8,77 8,62 6,99 5,78 8,19 8,78
Sulawesi Tenggara 12,70 10,04 15,35 10,66 7,81 5,57 10,05 14,65 6,01 4,35 7,67 14,10
Gorontalo 12,13 8,92 15,35 13,51 9,87 6,91 12,83 15,31 11,87 8,76 14,97 13,35
Sulawesi Barat 10,47 7,69 13,26 13,57 7,55 5,20 9,91 15,91 6,30 4,15 8,44 17,39
Maluku 22,50 18,43 26,58 9,25 8,27 5,75 10,80 15,57 7,24 4,78 9,70 17,32
Maluku Utara 8,06 5,89 10,23 13,71 4,19 2,78 5,61 17,17 4,30 2,70 5,90 18,99
Papua Barat 12,44 9,47 15,40 12,15 6,69 4,70 8,69 15,23 6,95 4,86 9,03 15,31
Papua 14,46 10,99 17,94 12,26 5,67 3,86 7,48 16,26 4,15 2,61 5,70 19,01
Indonesia 9,43 9,08 9,77 1,88 6,50 6,21 6,79 2,28 6,72 6,41 7,04 2,38

Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

240 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Tabel 7.19 Lanjutan

Asuransi Kematian Jaminan Kehilangan Pekerjaan Pesangon PHK


Selang Selang Selang
Relative Relative Relative
Provinsi Kepercayaan Kepercayaan Kepercayaan
Estimasi Standard Estimasi Standard Estimasi Standard
Batas Batas Error Batas Batas Error Batas Batas Error
Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Aceh 7,53 6,00 9,06 10,36 1,45 0,70 2,20 26,29 1,38 0,66 2,11 26,85
Sumatera Utara 5,90 4,92 6,89 8,52 0,95 0,51 1,38 23,51 2,17 1,37 2,96 18,63
Sumatera Barat 10,35 8,55 12,14 8,85 0,40 0,10 0,70 37,91 0,84 0,29 1,39 33,25
Riau 4,15 2,79 5,50 16,65 0,91 0,21 1,62 39,47 2,12 1,11 3,14 24,42
Jambi 4,06 2,61 5,50 18,17 NA NA NA 53,26 0,72 0,04 1,41 48,36
Sumatera Selatan 6,15 4,70 7,61 12,06 1,19 0,53 1,86 28,52 1,37 0,77 1,96 22,07
Bengkulu 6,54 4,85 8,22 13,13 0,52 0,04 0,99 46,84 0,59 0,13 1,05 40,04
Lampung 2,73 1,72 3,73 18,76 0,38 0,02 0,74 48,14 0,71 0,25 1,16 33,12
Kep. Bangka Belitung 6,78 4,52 9,04 17,02 NA NA NA 86,87 0,73 0,14 1,32 41,30
Kepulauan Riau 22,55 15,27 29,83 16,48 NA NA NA 64,10 NA NA NA 66,02
DKI Jakarta 8,02 5,61 10,43 15,31 2,19 0,62 3,75 36,62 1,57 0,65 2,50 29,94
Jawa Barat 6,01 5,02 6,99 8,36 1,08 0,63 1,53 21,47 1,64 1,07 2,21 17,81
Jawa Tengah 5,35 4,75 5,95 5,73 0,62 0,42 0,81 16,26 1,21 0,91 1,51 12,50
DI Yogyakarta 8,77 6,81 10,72 11,36 1,13 0,48 1,77 29,09 1,41 0,62 2,19 28,45
Jawa Timur 4,48 3,88 5,07 6,78 0,53 0,34 0,72 18,51 1,12 0,84 1,40 12,86
Banten 9,23 6,87 11,60 13,05 2,37 1,11 3,63 27,06 3,61 2,03 5,19 22,36
Bali 7,92 6,02 9,82 12,24 0,98 0,20 1,75 40,35 1,60 0,84 2,35 24,07
Nusa Tenggara Barat 3,69 2,60 4,78 15,09 NA NA NA 51,31 NA NA NA 56,73
Nusa Tenggara Timur 5,21 4,11 6,30 10,73 0,50 0,15 0,85 35,44 0,57 0,19 0,96 34,26
Kalimantan Barat 5,46 3,97 6,96 13,97 1,43 0,70 2,16 26,08 1,93 1,10 2,76 22,00
Kalimantan Tengah 7,12 5,01 9,24 15,14 0,35 0,08 0,61 39,55 0,87 0,29 1,45 33,91
Kalimantan Selatan 9,34 7,37 11,30 10,73 0,66 0,13 1,18 40,75 1,07 0,45 1,69 29,38
Kalimantan Timur 9,77 7,15 12,38 13,67 0,83 0,13 1,53 42,76 2,18 1,02 3,35 27,24
Kalimantan Utara 9,67 6,36 12,98 17,44 NA NA NA 77,71 0,52 0,03 1,01 48,10
Sulawesi Utara 8,61 6,43 10,79 12,92 0,60 0,18 1,02 35,60 1,01 0,51 1,51 25,40
Sulawesi Tengah 5,93 4,01 7,84 16,49 0,80 0,18 1,42 39,75 0,83 0,21 1,45 38,15
Sulawesi Selatan 6,77 5,53 8,01 9,36 0,78 0,41 1,16 24,47 0,82 0,37 1,27 27,97
Sulawesi Tenggara 7,84 5,69 10,00 14,02 NA NA NA 73,10 NA NA NA 58,81
Gorontalo 12,33 9,03 15,64 13,66 NA NA NA 52,90 1,04 0,27 1,80 37,53
Sulawesi Barat 6,64 4,45 8,84 16,87 NA NA NA 78,27 NA NA NA 70,19
Maluku 8,16 5,59 10,73 16,08 NA NA NA 50,04 0,14 0,01 0,27 46,95
Maluku Utara 3,76 2,32 5,21 19,63 0,94 0,08 1,81 46,66 1,09 0,23 1,95 40,19
Papua Barat 6,47 4,50 8,45 15,54 0,66 0,03 1,29 48,66 0,75 0,09 1,42 44,97
Papua 4,19 2,59 5,80 19,50 NA NA NA 50,03 1,23 0,40 2,06 34,30
Indonesia 6,07 5,77 6,37 2,49 0,87 0,74 1,00 7,57 1,37 1,22 1,53 5,82

Catatan: Warna kuning (


) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Warna merah (
) artinya hasil estimasi dianggap tidak akurat
NA: data tidak dapat ditampilkan
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret

Program Kesejahteraan Lanjut Usia 241


DAFTAR PUSTAKA

Daftar Pustaka 243


DAFTAR PUSTAKA
Adioetomo, S. M., & Pardede, E. L. 2018. Memetik Bonus Demografi: Membangun
Manusia Sejak Dini. Depok: Rajawali Pers.
Adityandani, Welldan, and Nadia Asandimitra Haryono. 2019. "Pengaruh demografi,
financial attitude, financial knowledge, dan suku bunga terhadap
perilaku menabung masyarakat Kota Surabaya." Jurnal Ilmu Manajemen
(JIM) 7 (2): 316-326. https://core.ac.uk/download/pdf/230764463.pdf
Adventhealth.com. 2020, 2 September. 9 Reasons Why You Should Call Your Doctor if
You Feel Sick. Diakses 12 desember 2022, dari
https://www.adventhealth.com/hospital/adventhealth-orlando/blog/9-
reasons-why-you-should-call-your-doctor-if-you-feel-sick
Affandi, Moch. 2009. “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penduduk Lanjut Usia
Memilih Untuk Bekerja”. Journal of Indonesian Applied Economics Vol. 3
No. 2 Oktober 2009, 99-110
Anggreni, Ni Luh Putu Evi, and Anak Agung Ketut Ayuningsasi. 2023. "Determinan
Kesejahteraan Penduduk Lanjut Usia di Desa Kemenuh Gianyar." Buletin
Studi Ekonomi 28 (2): 188-196.
https://ojs.unud.ac.id/index.php/bse/index
Anker dkk. 2002. Measuring Decent Work with Statistical Indicators. Working Paper
No 2: ILO.
Ashari, R.G. 2018. “Memahami Hambatan dan Cara lansia Mempelajari Media Sosial”.
Jurnal Ilmu Komunikasi Volume 15 No 2, Desember 2018: 155-170.
Badan Pusat Statistik (BPS). 2022. Statistik Penduduk Lanjut Usia 2022. Jakarta: Badan
Pusat Statistik.
. 2023. [Metode Baru] Umur Harapan Hidup Saat Lahir (UHH) (Tahun),
2018-2019. https://www.archive.bps.go.id/indicator/26/414/3/-metode-
baru-umur-harapan-hidup-saat-lahir-uhh-.html
Becker, G. S. (1965). “A Theory of the Allocation of Time”. The Economic Journal,
75(299), 493. https://doi.org/10.2307/2228949
Borjas, George J. 2016. Labor Economics 7th Edition. New York: McGraw-Hill education.
BPJS Kesehatan. 2020. Panduan Layanan Bagi Peserta Jaminan Kesehatan Nasional-
Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS). Jakarta: BPJS Kesehatan.
Cicih, Lilis H. Mis. “Menjadi Lansia: antara Anugerah dan Tantangan.” Dalam Memetik
Bonus Demografi: Membangun Manusia Sejak Dini, disunting oleh Sri

Daftar Pustaka 245


Moertiningsih Adioetomo dan Elda Luciana Pardede. Depok: Raja
Grafindo Persada, 2018.
Cicih, Lilis Heri Mis, and Darojad Nurjono Agung Nugroho. 2021. "Kondisi Lanjut
Usia di Indonesia Era Bonus Demografi." Jurnal Kependudukan
Indonesia 17(1):1-14. https://doi.org/10.14203/jki.v17i1.636
Christensen, dkk. 2009. “Ageing Populations: The Challenges Ahead”. The Lancet,
374(9696), 1196–1208. doi:10.1016/s0140-6736(09)61460-4.
CNBN Indonesia. 2023. Lapor Pak Jokowi! Upah Buruh Wanita dan Pria Masih Jauh
Nih. Artikel 27 April 2023.
https://www.cnbcindonesia.com/research/20230427093035-128-
432622/lapor-pak-jokowi-upah-buruh-wanita-dan-pria-masih-jauh-nih
Dewi, Fia Arista. 2023. Kemensos Lanjutkan Program Permakanan, Jangkau 100 Ribu
Lansia Tunggal dan 33 Ribu Disabilitas. Jakarta: Kementerian Sosial RI.
Juni 25. Diakses Oktober 24, 2023. https://kemensos.go.id/kemensos-
lanjutkan-program-permakanan-jangkau-100-ribu-lansia-tunggal-dan-
33-ribu-disabilitas.
Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial. 2021. Pedoman Pelaksanaan
Program Keluarga Harapan (PKH) Tahun 2021. Jakarta: Kementerian
Sosial RI.
Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial. 2020. Pedoman Operasional Asistensi
Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia. Jakarta: Kementerian Sosial RI.
. 2023. Bantuan Permakanan Diberikan untuk Lansia Tunggal dan
Disabilitas Tunggal. Jakarta: Kementerian Sosial RI. Diakses Oktober 24,
2023. https://kemensos.go.id/bantuan-permakanan-diberikan-untuk-
lansia-tunggal-dan-disabilitas-tunggal.
Direktorat Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia. 2022. Rencana Aksi Kegiatan
Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia 2022-2025. Jakarta:
Kementerian Kesehatan RI.
Djamhari, Eka Afrina, Herni Ramdlaningrum, Aqilatul Layyinah, Adrian
Chrisnahutama, and Darmawan Prasetya. 2021. Kondisi kesejahteraan
lansia dan perlindungan sosial lansia di Indonesia. Perkumpulan
PRAKARSA: Jakarta
Ehrenberg, Ronald G. & Smith, Robert S. 2012. Modern Labor Economics 11th Edition.
Boston: Prentice Hall.
Hakim, Lukman Nul. 2020. Urgensi Revisi Undang-Undang tentang Kesejahteraan
Lanjut Usia. Jurnal Masalah-Masalah Sosial, Volume 11, No. 1 Juni 2020
Heryanah. 2015. Ageing Population dan Bonus Demografi Kedua di Indonesia. Jurnal
Populasi Vol. 23 Nomor 2 Tahun 2015, hal. 1-16.

246 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Ibrahim. 2012. “Kesehatan Fisik pada Lansia yang Merokok di Gampong Piyeung
Mon Ara Aceh Besar”. Idea Nursing Journal, Vol. III No 3.
International Labour Organization. 2011. Profil Pekerjaan yang Layak Indonesia.
Geneva: ILO.
. 2013. Decent Work Indicators: Guidelines For Producers And Users Of
Statistical And Legal Framework Indicators. Geneva: ILO.
Isnutomo, Maulita Dwasti. 2012. "Identifikasi permintaan kelompok usia lanjut
terhadap kegiatan rekreasi di kota bandung." Jurnal Perencanaan
Wilayah dan Kota 23 (2): 119-138.
https://doi.org/10.5614/jpwk.2012.23.2.3
Jamalludin. 2021. “Keputusan Pekerja Lansia tetap Bekerja Pascapensiun dan
Kaitannya dengan Kebahagiaan”. Jurnal Samudra Ekonomi dan Bisnis,
12(1), 89-101. https://doi.org/10.33059/jseb.v12i1.2450
Julianti, Shinta. 2017. "Kekerasan Struktural terhadap Orang Lanjut Usia sebagai
Hasil dari Konstruksi Sosial yang Merendahkan tentang Lansia (Studi
Pada Penghuni Panti Werdha Di Bekasi)". Jurnal Kriminologi Indonesia 9
(2): 67-79. journal.ui.ac.id/index.php/jki/article/view/7505
Jumita, Rina, Azrimaidaliza Azrimaidaliza, and Rizanda Machmud. "Kemandirian Lansia
Diwilayah Kerja Puskesmas Lampasi Kota Payakumbuh." Jurnal
Kesehatan Masyarakat Andalas 6, no. 2 (2012): 86-94.
https://doi.org/10.24893/jkma.v6i2.95
Junaidi, Erfit, & Prihanto, Purwaka H. 2017. “Faktor-faktor Sosial Ekonomi yang
Memengaruhi Keterlibatan Penduduk Lanjut Usia dalam Pasar Kerja di
Provinsi Jambi". Jurnal Masyarakat, Kebudayaan, dan Politik, 30(2), 197-
205. https://dx.doi.org/10.20473/mkp.V30I22017.197-205.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2021. Profil Kesehatan Indonesia Tahun
2020. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI.
Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan. 2023, Juli
17. Sekolah Lansia Tangguh, Aksi Nyata Pemerintah Wujudkan Lansia
Berdaya. Jakarta: Kemenko PMK RI. Diakses Oktober 24, 2023.
https://www.kemenkopmk.go.id/sekolah-lansia-tangguh-aksi-nyata-
pemerintah-wujudkan-lansia-berdaya.
Kementerian Sosial Republik Indonesia. 2020. Rencana Strategis Kementerian Sosial
2020-2024. Jakarta: Kementerian Sosial Republik Indonesia.
Kholifah, Siti Nur.2016. "Keperawatan Gerontik." Modul Bahan Ajar Cetak
Keperawatan. Kementerian Kesehatan:Jakarta.

Daftar Pustaka 247


Kuntjorowati, Elly. 2018. “Nyaman dan Tentram di Rumah Pelayanan Lanjut Usia”.
Jurnal Penelitian Kesejahteraan Sosial 16 (2):209-222.
https://doi.org/10.31105/jpks.v16i2.1390.
Lindesay, James. 1996. “Elderly People and Crime.” Reviews in Clinical
Gerontology 6(2): 199–204.
https://doi.org/10.1017/S0959259800004664.
Maharani, Ayu. 2018. “Manfaat Berwisata untuk Lansia” www.klikdokter.com. Diakses
pada 30 Oktober 2023. https://www.klikdokter.com/info-
sehat/kesehatan-lansia/manfaat-berwisata-untuk-lansia
Muhammad, Ali, H.G., dan Arifin. 2017. “Pengaruh Faktor Sosial Ekonomi Orang Tua
Terhadap Minat Melanjutkan Pendidikan Anak di Desa Wunse Jaya
Kecamatan Wawonii Tenggara Kabupaten Konawe Kepulauan”. Jurnal
Al-Ta’dib Vol. 10 (1) Januari- Juni.
Mulyati, Mulyati, Rasha Rasha, and Kenty Martiatuti. 2018. "Pengaruh dukungan
sosial keluarga terhadap kualitas hidup dan kesejahteraan lansia."
Jurnal Kesejahteraan Keluarga dan Pendidikan 5 (1):1-8.
https://doi.org/10.21009/JKKP.051.01
Pemerintah Republik Indonesia. 1992. "Undang Undang No. 4 Tahun 1992 Tentang:
Perumahan dan Pemukiman." Lembaran Negara RI Tahun 1992 Nomor
23: Jakarta.
Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik
Indonesia Nomor 24 Tahun 2010 tentang Model perlindungan
Perempuan Lanjut Usia Yang Responsif Gender
Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2018 tentang Standar
Nasional Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia
Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2004 tentang Pelaksanaan Upaya
Peningkatan Kesejahteraan Sosial bagi Lanjut Usia Potensial
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2021 Tentang Strategi
Nasional Kelanjutusiaan
Perkumpulan PRAKARSA. 2020. Kondisi Kesejahteraan Lansia dan perlindungan
Sosial Lansia di Indonesia. Jakarta: Perkumpulan PRAKARSA.
Rahmawati, Dina Atika. 2017. Kesejahteraan Lansia di Provinsi Jawa Timur Tahun
2016 [skripsi]. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik.
https://www.academia.edu/40180264/Skripsi_Dina
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024
Rosadi, A. 2017. “Dampak Pendidikan Keaksaraan Fungsional Terhadap Peningkatan
Kualitas Hidup Sosial Ekonomi di Desa Parado Wane Kecamatan Parado

248 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


Kabupaten Bima”. Muamalat Jurnal Hukum Ekonomi Syariah Volume IX
(2).
Thabrany, H. 2014. Jaminan Kesehatan Nasional. Jakarta: Rajawali Pers.
Tim Pengendali Pelaksanaan Penyaluran Bantuan Sosial Secara Nontunai. 2020.
Pedoman Umum Program Sembako Perubahan I Tahun 2020. Jakarta:
Kemenko PMK RI.
Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). 2020. (Laporan
Penelitan) Situasi Lansia di Indonesia dan Akses terhadap Program
Perlindungan Sosial: Analisis Data Sekunder. Jakarta. TNP2K
Salsabilla, T. & Zainuddin, M. 2021. “Upaya Adaptasi Modernisasi Kegiatan lansia
Melalui Media Sosial pada Masa Pandemi Covid-19”. Jurnal Pekerjaan
Sosial Vol 41, 87-95.
Samosir, Omas Bulan. “Gambaran Penduduk Indonesia: Kini, Masa Lalu, dan yang
Akan Datang.” Dalam Memetik Bonus Demografi: Membangun
Manusia Sejak Dini, disunting oleh Sri Moertiningsih Adioetomo dan
Elda Luciana Pardede. Depok: Raja Grafindo Persada, 2018.
Saunders, R. 2006. Risk and Opportunity: Creating Options for Vulnerable Workers.
Vulnerable Workers Series, 7(7), 74.
Syukri, M. 2008. “Pendidikan Keaksaraan Fungsional: Konsep dan Strategi
Pengembangan Program”. Jurnal Cakrawala Kependidikan Vol. 6. (2), 112
– 207.
Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan
Lanjut Usia
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 1998 Tentang Kesejahteraan
Lanjut Usia
Undang Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
United Nations Population Fund (UNFPA). 2016. “The Transformative Force of
Population Ageing”. https://www.unfpa.org/press/transformative-force-
population-ageing
Utami, Putu Ayu Sani. 2018. “Pengalaman Berwisata Meningkatkan Kualitas Hidup
Lansia”. Jurnal Keperawatan Respati Yogyakarta 5(3):420-427.
http://dx.doi.org/10.35842/jkry.v5i3.268.
Winahyu, Atikah Ishmah. 2020, Oktober 10. Pengembangan SILANI untuk Upaya
Pemenuhan Jak Lansia. Diakses October 24, 2023.
https://mediaindonesia.com/humaniora/349491/pengembangan-silani-
untuk-upaya-pemenuhan-hak-lansia.

Daftar Pustaka 249


World Health Organization (WHO). 2023. Healthy life expectancy (HALE) at birth.
https://data.who.int/countries/360
Wulandari, Wulandari and Maulana Irfan. 2023. "Active Aging Dalam Meningkatkan
Kesejahteraan Lanjut Usia." Share: Social Work Journal 13, no. 1: 102-
110. https://doi.org/10.24198/share.v13i1.46851

250 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023


LAMPIRAN

Lampiran 251
Lampiran 253
254 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023
Lampiran 255
256 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023
Lampiran 257
258 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023
Lampiran 259
260 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023
Lampiran 261
262 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023
Lampiran 263
264 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023
Lampiran 265
266 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023
Lampiran 267
268 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023
Lampiran 269
270 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023
Lampiran 271
272 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023
Lampiran 273
274 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023
Lampiran 275
276 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023
Lampiran 277
278 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023
METADATA

Metadata 279
Metadata

No Indikator Konsep Definisi Rumus Indikator Sumber Data

(1) (2) (3) (4) (5)


Penduduk lanjut usia adalah penduduk yang j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑏𝑒𝑟𝑢𝑚𝑢𝑟 60 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑘𝑒 𝑎𝑡𝑎𝑠
Susenas Maret
1 Persentase penduduk lanjut usia Persentase penduduk lansia= ×100
berumur 60 tahun ke atas j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 2023
𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑙𝑎𝑛𝑠i𝑎 𝑚𝑒𝑛𝑢𝑟𝑢𝑡 j𝑒𝑛i𝑠 𝑘𝑒𝑙𝑎𝑚i𝑛
Komposisi penduduk lanjut usia menurut Penduduk lanjut usia adalah penduduk yang Contoh persentase penduduk lansia laki-laki= Susenas Maret
2 j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑙𝑎𝑛𝑠i𝑎 𝑙𝑎𝑘i−𝑙𝑎𝑘i
karakteristik berumur 60 tahun ke atas ×100 2023
j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑙𝑎𝑛𝑠i𝑎

Perbandingan antara penduduk berumur 60 𝑅𝑎𝑠i𝑜 𝑘𝑒𝑡𝑒𝑟𝑔𝑎𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛 𝐿𝑎𝑛𝑠i𝑎 =


Susenas Maret
3 Rasio ketergantungan penduduk lanjut usia tahun ke atas (lansia) terhadap penduduk j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑙𝑎𝑛𝑠i𝑎
j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 15−59 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 ×100 2023
berumur 15-59 tahun.
Status anggota rumah tangga terdiri dari kepala
Persentase penduduk lanjut usia menurut rumah tangga (KRT) dan anggota rumah tangga 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑙𝑎𝑛𝑠i𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛j𝑎𝑑i 𝐾𝑅𝑇 = Susenas Maret
4 j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑙𝑎𝑛𝑠i𝑎 𝑦𝑎𝑛g 𝑚𝑒𝑛j𝑎𝑑i 𝐾𝑅𝑇
×100
status keanggotaan rumah tangga (ART). Yang dimaksud ART adalah pasangan KRT, j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑙𝑎𝑛𝑠i𝑎 2023
mertua/orangtua, dan lainnya
Status perkawinan yang dicatat mengacu pada
Persentase penduduk lanjut usia menurut status perkawinan pada saat pencacahan. Status 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑙𝑎𝑛𝑠i𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑡𝑎𝑡𝑢𝑠 𝑘𝑎𝑤i𝑛 = Susenas Maret
5 j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑙𝑎𝑛𝑠i𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑡𝑎𝑡𝑢𝑠 𝑘𝑎wi𝑛
status perkawinan perkawinan terdiri dari belum kawin, kawin, cerai ×100 2023
j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑙𝑎𝑛𝑠i𝑎
hidup, dan cerai mati.
281
282

No Indikator Konsep Definisi Rumus Indikator Sumber Data

(1) (2) (3) (4) (5)


Status tinggal bersama adalah status anggota
rumah tangga yang tinggal bersama lansia dalam
suatu rumah tangga lansia, yang terdiri atas
Persentase penduduk lanjut usia menurut 𝑃𝑒𝑟𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑙𝑎𝑛𝑠i𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡i𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑛𝑑i𝑟i = Susenas Maret
lansia tinggal sendiri, bersama pasangan (suami j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑙𝑎𝑛𝑠i𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡i𝑛𝑔𝑔𝑎𝑙 𝑠𝑒𝑛𝑑i𝑟i
6 ×100
status tinggal bersama j𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑒𝑛𝑑𝑢𝑑𝑢𝑘 𝑙𝑎𝑛𝑠i𝑎 2023
atau isteri), bersama keluarga (suami/isteri dan
anak), tiga generasi (bersama anak dan cucu), dan
lainnya.
Proporsi penduduk lanjut usia yang dapat
Susenas Maret
7 Angka Melek Huruf Penduduk Lanjut Usia membaca dan menulis huruf Latin atau huruf
2023
lainnya
Persentase Penduduk penduduk lanjut usia Jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan
Susenas Maret
8 Menurut Pendidikan Tertinggi yang oleh seseorang, yang ditandai dengan
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023

2023
Ditamatkan sertifikat/ijazah
Rata-rata jumlah tahun yang ditempuh oleh
Rata-rata Lama Sekolah (tahun) Penduduk penduduk umur 60 tahun ke atas untuk Susenas Maret
9
Lanjut Usia menempuh semua jenjang pendidikan formal 2023
yang pernah dijalani.
Perbandingan jumlah penduduk lanjut usia yang
Persentase Penduduk Lanjut Usia Menurut 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑛𝑠i𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑙𝑒𝑝𝑜𝑛 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑙𝑒𝑟 Susenas Maret
10 menggunakan telepon seluler terhadap seluruh × 100%
Penggunaan Telepon Seluler 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑛𝑠i𝑎 2023
penduduk lanjut usia
Perbandingan jumlah penduduk lanjut usia yang
Persentase Penduduk Lanjut Usia Menurut 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑛𝑠i𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑢𝑡𝑒𝑟 Susenas Maret
11 menggunakan komputer terhadap seluruh × 100%
Penggunaan Komputer 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑛𝑠i𝑎 2023
penduduk lanjut usia
Perbandingan jumlah penduduk lanjut usia yang
Persentase Penduduk Lanjut Usia Menurut 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑛𝑠i𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑎𝑘𝑠𝑒𝑠 i𝑛𝑡𝑒𝑟𝑛𝑒𝑡 Susenas Maret
12 mengakses internet terhadap seluruh penduduk × 100%
Akses Internet 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑛𝑠i𝑎 2023
lanjut usia
Metadata

No Indikator Konsep Definisi Rumus Indikator Sumber Data

(1) (2) (3) (4) (5)


Perbandingan antara jumlah penduduk lanjut
usia yang mengalami keluhan kesehatan (panas,
batuk, pilek, diare, pusing, penyakit kronis, dsb.)
dalam sebulan terakhir terhadap total
penduduk lanjut usia.
Keluhan kesehatan adalah keadaan seseorang
yang mengalami gangguan kesehatan atau
kejiwaan, baik karena gangguan/penyakit yang
sering dialami, seperti: panas, batuk, pilek,
Persentase Lansia yang Mengalami Keluhan diare, sakit kepala, maupun karena penyakit Susenas Maret
13
Kesehatan akut, penyakit kronis (meskipun selama sebulan 2023
terakhir tidak mempunyai keluhan), karena
kecelakaan, kriminalitas, atau keluhan kesehatan
lainnya. Keluhan yang dimaksud adalah keluhan
fisik maupun psikis.
Penyakit kronis adalah suatu penyakit yang
diderita dalam waktu yang sudah cukup
lama, menahun dan belum sembuh, biasanya
digunakan untuk sakit yang sudah cukup
lama
atau menahun.
Perbandingan antara jumlah penduduk lanjut
usia yang mengalami keluhan kesehatan (panas,
batuk, pilek, diare, pusing, penyakit kronis, dsb.)
dan mengakibatkan terganggunya pekerjaan,
sekolah, atau kegiatan sehari-hari dalam
sebulan terakhir terhadap total penduduk Susenas Maret
14 Angka kesakitan lansia
lanjut usia. 2023
Terganggunya pekerjaan, sekolah, atau
kegiatan sehari-hari yang dimaksud adalah
ketika seseorang tidak dapat melakukan
kegiatan secara normal (bekerja, sekolah, atau
kegiatan sehari-hari) sebagaimana biasanya
283

karena
keluhan kesehatan.
284

No Indikator Konsep Definisi Rumus Indikator Sumber Data

(1) (2) (3) (4) (5)


Perbandingan antara jumlah penduduk lanjut
usia yang mpernah dirawat inap dalam setahun
terakhir terhadap total penduduk lanjut usia.
Rawat inap adalah upaya penyembuhan dengan
Persentase Lansia yang Pernah Dirawat Inap menginap satu malam atau lebih di suatu unit Susenas Maret
15
dalam Setahun Terakhir pelayanan kesehatan modern atau tradisional. 2023
Responden yang pernah rawat inap adalah
responden yang telah selesai menjalani rawat
inap, tidak termasuk bila pada saat pencacahan
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023

sedang menjalani rawat inap.


Rata-rata lama rawat inap lansia yang pernah
Rata-Rata Lama Rawat Inap dari Penduduk dirawat inap dalam setahun terakhir. Lama hari
Susenas Maret
16 Lanjut Usia yang Pernah Dirawat Inap dalam rawat inap adalah jumlah hari menginap satu
2023
Setahun Terakhir malam atau lebih di suatu unit pelayanan
kesehatan modern atau tradisional.
Perbandingan antara jumlah penduduk lanjut
usia yang memanfaatkan jaminan kesehatan
Persentase Lansia yang Memanfaatkan (BPJS PBI, BPJS Non-PBI/Mandiri, Jamkesda, Susenas Maret
17
Jaminan Kesehatan untuk Rawat Jalan Asuransi Swasta, Perusahaan/kantor) untuk rawat 2023
jalan terhadap total penduduk lanjut usia yang
pernah rawat jalan dalam sebulan terakhir.
Metadata

No Indikator Konsep Definisi Rumus Indikator Sumber Data

(1) (2) (3) (4) (5)


Perbandingan antara jumlah penduduk lanjut
usia yang memanfaatkan jaminan kesehatan
Persentase Lansia yang Memanfaatkan (BPJS PBI, BPJS Non-PBI/Mandiri, Jamkesda, Susenas Maret
18
Jaminan Kesehatan untuk Rawat Inap Asuransi Swasta, Perusahaan/kantor) untuk rawat 2023
inap terhadap total penduduk lanjut usia yang
pernah dirawat inap dalam sebulan terakhir.
19 Persentase Lansia Menurut Distribusi Distribusi pengeluaran adalah share
Pengeluaran Rumah Tangga pengeluaran dari masing-masing kelompok
distribusi pengeluaran terhadap total
pengeluaran. Susenas Maret
Kelompok distribusi pengeluaran: 2023
1. 40% penduduk dengan pendapatan rendah
2. 40% penduduk dengan pendapatan sedang
3. 20% penduduk dengan pendapatan tinggi
20 Persentase Rumah Tangga Lansia Menurut Sumber pembiayaan terbesar mengacu pada
Sumber Terbesar Pembiayaan Rumah Tangga sumber pembiayaan terbesar yang digunakan
oleh rumah tangga untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari dalam setahun terakhir.
Susenas Maret
Sumber terbesar pembiayaan rumah tangga:
2023
1. ART yang bekerja
2. Kiriman Uang/Barang
3. Investasi
4. Pensiunan
21 Persentase Lansia Menurut Status Kepemilikan Status kepemilikan bangunan tempat
Rumah Tempat Tinggal tinggal/rumah yang ditempati oleh rumah
tangga pada waktu pencacahan.
Status kepemilikan bangunan tempat tinggal
rumah tangga: Susenas Maret
1. Milik sendiri 2023
2. Kontrak/sewa
3. Bebas sewa
4. Dinas
5. Lainnya
285
286

No Indikator Konsep Definisi Rumus Indikator Sumber Data

(1) (2) (3) (4) (5)


22 Persentase Lansia yang Tinggal di Rumah Rumah layak huni adalah rumah yang
Layak Huni memenuhi persyaratan keselamatan, bangunan Susenas Maret
dan kecukupan minimum luas bangunan serta 2023
kesehatan penghuninya
23 Persentase Lansia yang Bepergian Bepergian adalah pergi/keluar ke
tempat/tujuan utama di luar tempat
tinggal/lingkungan kesehariannya (bukan rutin)
dalam wilayah geografis Indonesia kurang dari
Susenas Maret
12 bulan, baik dilakukan secara perorangan
2023
(sendiri) ataupun berkelompok (rombongan)
dengan lama berdiam di tempat/tujuan utama
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023

paling sedikit 3 jam serta bukan bermaksud


untuk sekolah atau bekerja secara rutin.
24 Persentase Lansia yang Pernah Menjadi Korban kejahatan adalah seseorang yang diri
Korban Kejahatan atau harta bendanya selama setahun terakhir Susenas Maret
mengalami atau terkena tindak kejahatan 2023
atau usaha/percobaan tindak kejahatan.
Perbandingan antara rumah tangga lansia yang
Persentase Rumah Tangga Lansia yang Pernah
pernah menerima bantuan pangan Susenas Maret
25 Menerima Bantuan Pangan (BPNT/Program
(BPNT/Program sembako) terhadap jumlah 2023
Sembako)
rumah tangga lansia.
Perbandingan antara rumah tangga lansia yang
Persentase Rumah Tangga Lansia yang Masih Susenas Maret
26 masih tercatat/menerima PKH terhadap jumlah
Tercatat/Menerima PKH 2023
rumah tangga lansia.
Perbandingan antara rumah tangga lansia yang
Persentase Rumah Tangga Lansia yang Susenas Maret
27 menerima KKS terhadap jumlah rumah tangga
Menerima KKS 2023
lansia.
Metadata

No Indikator Konsep Definisi Rumus Indikator Sumber Data

(1) (2) (3) (4) (5)


Perbandingan antara rumah tangga lansia yang
Persentase Rumah Tangga Lansia yang
dalam setahun terakhir menerima bantuan sosial Susenas Maret
28 Menerima Bantuan Sosial dari Program
dari program ATENSI lansia terhadap jumlah 2023
ATENSI Lansia
rumah tangga lansia.
Perbandingan antara rumah tangga lansia dalam
Persentase Rumah Tangga Lansia yang
setahun terakhir yang menerima bantuan dari Susenas Maret
29 Menerima Bantuan dari Pemerintah Pusat
pemerintah pusat terkait Covid-19 terhadap 2023
terkait Covid-19
jumlah rumah tangga lansia.
Perbandingan antara rumah tangga lansia dalam
Persentase Rumah Tangga Lansia yang Susenas Maret
30 setahun terakhir yang menerima kredit terhadap
Menerima Kredit Pengembangan Usaha 2023
jumlah rumah tangga lansia.
Persentase Lansia yang Memiliki Jaminan Perbandingan antara lansia yang memiliki Susenas Maret
31
Kesehatan jaminan kesehatan terhadap jumlah lansia. 2023
Perbandingan antara rumah tangga lansia dalam
Persentase Rumah Tangga Lansia yang setahun terakhir yang memiliki/menerima Susenas Maret
32
Memiliki Jaminan Sosial jaminan sosial terhadap jumlah rumah tangga 2023
lansia.
287
288 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023
Metadata 289
290 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023

Anda mungkin juga menyukai