Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023
Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023
i
STATISTIK PENDUDUK LANJUT USIA 2023
Volume 20, 2023
Katalog 4104001
ISSN : 2086-1036
Nomor Publikasi : 04200.2323
Penyusun Naskah:
Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat
Penyunting:
Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat
Pembuat Kover:
Direktorat Statistik Kesejahteraan Rakyat
Penerbit:
© Badan Pusat Statistik
Dicetak Oleh:
Badan Pusat Statistik
Sumber Ilustrasi:
unsplash.com; freepik.com
TIM PENYUSUN
STATISTIK PENDUDUK LANJUT USIA 2023
Volume 20, 2023
Pengarah:
Ateng Hartono
Penanggung Jawab:
Ahmad Avenzora
Penyunting:
Yeni Rachmawati
Raden Sinang
Budi Santoso
Penulis Naskah:
Nindya Riana Sari
Kurniawan Tri Yulianto
Rida Agustina
Hendrik Wilson
Sigit Wahyu Nugroho
Ganish Anggraeni
Pengolah Data:
Freshy Windy Rosmala Dewi
Ganish Anggraeni
Heykal
Penata Letak:
Nindya Riana Sari
iii
KATA PENGANTAR
Melalui publikasi ini dapat diketahui sejauh mana potensi dan sumber daya lansia
di Indonesia. Publikasi ini sendiri merupakan publikasi tahunan yang memuat
informasi makro mengenai kondisi demografi lansia, status pendidikan, kondisi
kesehatan, potensi ekonomi, keadaan sosial, dan akses lansia terhadap berbagai
fasilitas perlindungan sosial serta pemberdayaan bagi peningkatan kualitas hidupnya.
Data yang digunakan dalam publikasi ini sebagian besar dari hasil Survei Sosial
Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2023 dan Survei Angkatan Kerja Nasional
(Sakernas) Agustus 2023.
Publikasi ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua pihak, baik
dari kalangan masyarakat khususnya lansia dan pihak yang concern mengenai
permasalahan lansia serta pemangku kepentingan sebagai salah satu pertimbangan
dalam penyusunan kebijakan. Selain itu, publikasi ini diharapkan sebagai acuan untuk
dapat mengoptimalkan potensi lansia sebagai bagian dari kekuatan pembangunan.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada tim penyusun dan semua pihak
yang telah menyumbangkan pikiran dan tenaganya sehingga publikasi ini dapat
diselesaikan. Semoga hasil karya ini dapat memberi manfaat sebesar-besarnya untuk
dunia kelanjutusiaan Indonesia.
v
ABSTRAKSI
Sebagai dampak dari pembangunan berkelanjutan, penduduk lanjut
usia (lansia) terus mengalami peningkatan baik dari sisi jumlah maupun
proporsi. Perbaikan di bidang kesehatan, akses pendidikan, ketenagakerjaan,
kualitas hidup, serta berbagai aspek sosial ekonomi lainnya, telah
berpengaruh pada meningkatnya umur harapan hidup dan menurunnya
angka kematian.
ix
Lebih dari separuh lansia (52,82 persen) bekerja di sektor pertanian dan
sekitar 2 dari 3 pekerja lansia (68,03 persen) bekerja dengan status berusaha
sendiri maupun dibantu buruh dibayar atau tidak dibayar. Dari lansia yang
bekerja, sebanyak 85,25 persen di antaranya bekerja di sektor informal,
sebanyak 76,29 persen bekerja sebagai pekerja rentan, dan 17,65 persen
sebagai pekerja tidak tetap. Menurut status jam kerja berlebih (excessive
hours), sebanyak 20,54 persen pekerja lansia bekerja lebih dari 48 jam dalam
seminggu dan 35,62 persen bekerja lebih dari 40 jam dalam seminggu.
Walaupun demikian, rata-rata penghasilan pekerja lansia hanya sebesar 1,711
juta rupiah per bulan, jauh di bawah upah minimum yang ditetapkan
pemerintah sehingga berpengaruh pada kondisi sosial ekonomi rumah
tangganya.
Mayoritas lansia tinggal di rumah dengan status milik sendiri atau milik
anggota rumah tangga yang lain (92,50 persen), sisanya tinggal di rumah
bebas sewa (5,74 persen), dan kontrak atau sewa (1,52 persen). Selain
dukungan ekonomi, lansia membutuhkan dukungan sosial untuk menjaga
kualitas hidupnya. Susenas Maret 2023 mencatat 29 dari 100 lansia pernah
bepergian dalam setahun terakhir, terutama untuk mengunjungi teman atau
keluarga (60,31 persen).
Lansia merupakan salah satu dari kelompok rentan. Oleh karena itu,
penting untuk dapat membuat jaring pengaman dalam bentuk bantuan sosial
maupun perlindungan sosial untuk lansia agar terjamin masa tuanya. Dalam
rentang waktu lima tahun terakhir, persentase rumah tangga lansia yang
menjadi penerima PKH semakin meningkat. Pada tahun 2023, terdapat 15,78
persen rumah tangga lansia yang tercatat sebagai penerima PKH. Selain itu,
Susenas Maret 2023 mencatat ada sebanyak 2,73 persen rumah tangga lansia
x
yang memperoleh Asistensi Rehabilitasi Sosial Lanjut Usia (ATENSI LU) dalam
setahun terakhir. Pada tahun 2023, persentase rumah tangga lansia yang
pernah mendapat program sembako sebesar 22,74 persen dan sekitar 75,10
persen lansia telah memiliki Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
xi
ISSN 2086-1036
DAFTAR ISI
STATISTIK PENDUDUK LANJUT USIA 2023
Volume 20, 2023
Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................................v
ABSTRAKSI.............................................................................................................vii
DAFTAR ISI............................................................................................................xiii
DAFTAR TABEL......................................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................xxiii
PETUNJUK TEKNIS............................................................................................xxvii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................1
1.1 Penuaan Penduduk (Ageing Population)...............................................................3
1.2 Tantangan Penduduk Lanjut Usia............................................................................5
1.3 Kebijakan Kesejahteraan Lanjut Usia......................................................................8
1.4 Ketersediaan Data........................................................................................................ 10
BAB II DEMOGRAFI...............................................................................................13
2.1 Komposisi Penduduk Lanjut Usia..........................................................................15
2.2 Lansia di Rumah Tangga........................................................................................... 18
2.3 Status Tinggal Bersama Lansia................................................................................20
BAB III PENDIDIKAN.............................................................................................39
3.1 Kemampuan Membaca dan Menulis....................................................................41
3.2 Tingkat Pendidikan...................................................................................................... 44
3.3 Akses Teknologi Informasi dan Telekomunikasi..............................................50
BAB IV KESEHATAN..............................................................................................69
xiii
BAB V KETENAGAKERJAAN...............................................................................113
5.1 Lansia Bekerja............................................................................................................. 115
5.2 Karakteristik Pekerja Lansia...................................................................................119
5.3 Jam Kerja Lansia......................................................................................................... 124
5.4 Penghasilan Lansia.................................................................................................... 126
BAB VI SOSIAL EKONOMI..................................................................................161
6.1 Kesejahteraan Lansia................................................................................................ 163
6.2 Rumah Layak Bagi Lansia.......................................................................................167
6.3 Kehidupan Sosial Lansia.........................................................................................170
BAB VII PERLINDUNGAN SOSIAL......................................................................205
7.1 Strategi Nasional Kelanjutusiaan.........................................................................207
7.2 Program Kesejahteraan Lanjut Usia....................................................................210
7.3 Program Kesejahteraan Lainnya..........................................................................217
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................243
LAMPIRAN...........................................................................................................251
METADATA..........................................................................................................279
xiv
DAFTAR TABEL
DEMOGRAFI
Halaman
Tabel 2.1 Persentase Lansia menurut Kelompok Umur, 2023.................................22
Tabel 2.2 Persentase Lansia menurut Status Keanggotaan Rumah Tangga,
2023........................................................................................................................... 23
Tabel 2.3 Persentase Lansia menurut Status Perkawinan, 2023..............................24
Tabel 2.4 Persentase Lansia menurut Status Tinggal dalam Rumah Tangga,
2023........................................................................................................................... 25
Tabel 2.5 Persentase Penduduk menurut Provinsi dan Kelompok Umur,
2023........................................................................................................................... 26
Tabel 2.6 Persentase Lansia menurut Provinsi, Klasifikasi Desa, dan Jenis
Kelamin, 2023......................................................................................................... 27
Tabel 2.7 Persentase Lansia menurut Provinsi dan Kelompok Umur, 2023.......28
Tabel 2.8 Persentase Rumah Tangga Lansia menurut Provinsi dan
Klasifikasi Desa, 2023........................................................................................... 29
Tabel 2.9 Persentase Lansia menurut Provinsi dan Status Keanggotaan
Rumah Tangga, 2023........................................................................................... 30
Tabel 2.10 Persentase Lansia menurut Provinsi dan Status Perkawinan, 2023
......................................................................................................................................31
Tabel 2.11 Persentase Lansia menurut Provinsi dan Status Tinggal dalam
Rumah Tangga, 2023........................................................................................... 32
Tabel 2.12 Sampling Error Persentase Lansia menurut Provinsi dan Status
Keanggotaan Rumah Tangga, 2023...............................................................33
Tabel 2.13 Sampling Error Persentase Lansia menurut Provinsi dan Status
Perkawinan, 2023.................................................................................................. 35
Tabel 2.14 Sampling Error Persentase Lansia menurut Provinsi dan Status
Tinggal dalam Rumah Tangga, 2023.............................................................37
PENDIDIKAN
xv
Tabel 3.3 Rata-Rata Lama Sekolah Lansia menurut Karakteristik Demografi
dan Klasifikasi Desa, 2023..................................................................................56
Tabel 3.4 Persentase Lansia yang Memiliki Akses Teknologi Informasi dan
Komunikasi menurut Karakteristik Demografi dan Jenis Fasilitas,
2023........................................................................................................................... 57
Tabel 3.5 Angka Melek Huruf (AMH) Lansia menurut Provinsi, Jenis
Kelamin, dan Klasifikasi Desa, 2023................................................................58
Tabel 3.6 Persentase Lansia menurut Provinsi dan Pendidikan Tertinggi
yang Ditamatkan, 2023.......................................................................................59
Tabel 3.7 Rata-Rata Lama Sekolah Lansia (Tahun) menurut Provinsi, Jenis
Kelamin, dan Klasifikasi Desa, 2023................................................................60
Tabel 3.8 Persentase Lansia yang Menggunakan Telepon Seluler (HP)
menurut Provinsi, Jenis Kelamin, dan Klasifikasi Desa, 2023................61
Tabel 3.9 Persentase Lansia yang Menggunakan Komputer menurut
Provinsi, Jenis Kelamin, dan Klasifikasi Desa, 2023...................................62
Tabel 3.10 Persentase Lansia yang Mengakses Internet menurut Provinsi,
Jenis Kelamin, dan Klasifikasi Desa, 2023.....................................................63
Tabel 3.11 Sampling Error Persentase Penduduk Lanjut Usia menurut
Provinsi dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2023..................64
Tabel 3.12 Sampling Error Persentase Lansia yang Menggunakan Komputer
menurut Provinsi dan Klasifikasi Desa, 2023...............................................65
Tabel 3.13 Sampling Error Persentase Lansia yang Menggunakan Komputer
menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2023..................................................66
Tabel 3.14 Sampling Error Persentase Lansia yang Mengakses Internet
menurut Provinsi dan Klasifikasi Desa, 2023...............................................67
KESEHATAN
xvi
Tabel 4.6 Persentase Lansia yang Pernah Dirawat Inap dalam Setahun
Terakhir menurut Karakteristik Demografi dan Lamanya Rawat
Inap, 2023................................................................................................................ 90
Tabel 4.7 Persentase Lansia menurut Perilaku Merokok dalam Sebulan
Terakhir, 2023......................................................................................................... 91
Tabel 4.8 Persentase Lansia yang Mengalami Keluhan Kesehatan dalam
Sebulan Terakhir menurut Provinsi, Klasifikasi Desa, dan Jenis
Kelamin, 2023......................................................................................................... 92
Tabel 4.9 Angka Kesakitan Lansia menurut Provinsi, Klasifikasi Desa, dan
Jenis Kelamin, 2023..............................................................................................93
Tabel 4.10 Persentase Lansia yang Mengobati Sendiri ketika Mengalami
Keluhan Kesehatan menurut Provinsi, Klasifikasi Desa, dan Jenis
Kelamin, 2023......................................................................................................... 94
Tabel 4.11 Persentase Lansia yang Rawat Jalan ketika Mengalami Keluhan
Kesehatan menurut Provinsi, Klasifikasi Desa, dan Jenis Kelamin,
2023........................................................................................................................... 95
Tabel 4.12 Persentase Lansia yang Tidak Rawat Jalan Ketika Mengalami
Keluhan Kesehatan menurut Provinsi dan Alasan Utama Tidak
Rawat Jalan, 2023.................................................................................................. 96
Tabel 4.13 Persentase Lansia yang Pernah Dirawat Inap dalam Setahun
Terakhir menurut Provinsi, Klasifikasi Desa, dan Jenis Kelamin,
2023........................................................................................................................... 97
Tabel 4.14 Rata-rata Lama Rawat Inap (Hari) Lansia menurut Provinsi,
Klasifikasi Desa, dan Jenis Kelamin, 2023.....................................................98
Tabel 4.15 Persentase Lansia yang Pernah Dirawat Inap dalam Setahun
Terakhir menurut Provinsi dan Lama Rawat Inap, 2023.........................99
Tabel 4.16 Persentase Lansia yang Rawat Jalan atau Rawat Inap dengan
Memanfaatkan Jaminan Kesehatan menurut Provinsi, 2023.............100
Tabel 4.17 Persentase Lansia menurut Provinsi dan Perilaku Merokok, 2023...101
Tabel 4.18 Sampling Error Persentase Lansia yang Sakit dalam Sebulan
Terakhir Menurut Provinsi dan Klasifikasi Desa, 2023..........................102
Tabel 4.19 Sampling Error Persentase Lansia yang Tidak Rawat Jalan Ketika
Mengalami Keluhan Kesehatan menurut Provinsi dan Alasan
Utama Tidak Rawat Jalan, 2023.....................................................................103
Tabel 4.20 Sampling Error Persentase Lansia yang Pernah Dirawat Inap
dalam Setahun Terakhir menurut Provinsi dan Klasifikasi Desa,
2023......................................................................................................................... 105
Tabel 4.21 Sampling Error Persentase Lansia yang Pernah Dirawat Inap
dalam Setahun Terakhir menurut Provinsi dan Jenis Kelamin,
2023......................................................................................................................... 106
xvii
Tabel 4.22 Sampling Error Rata-rata Lama Rawat Inap Lansia menurut
Provinsi dan Klasifikasi Desa (Hari), 2023..................................................107
Tabel 4.23 Sampling Error Rata-rata Lama Rawat Inap Lansia (Hari) menurut
Provinsi dan Jenis Kelamin, 2023..................................................................108
Tabel 4.24 Sampling Error Persentase Lansia yang Pernah Dirawat Inap
dalam Setahun Terakhir menurut Provinsi dan Lama Rawat Inap,
2023......................................................................................................................... 109
Tabel 4.25 Sampling Error Persentase Lansia menurut Provinsi dan Perilaku
Merokok, 2023..................................................................................................... 111
KETENAGAKERJAAN
xviii
Tabel 5.15 Persentase Lansia Bekerja di Sektor Informal menurut Provinsi,
Klasifikasi Desa, dan Jenis Kelamin, 2023..................................................146
Tabel 5.16 Persentase Lansia Bekerja menurut Provinsi dan Jam Kerja
Seminggu serta Rata-rata Jumlah Jam Kerja, 2023................................147
Tabel 5.17 Persentase Lansia Bekerja menurut Provinsi dan
Pendapatan/Upah/ Gaji, 2023.......................................................................149
Tabel 5.18 Persentase Lansia Bekerja dan Memperoleh Upah Rendah*)
menurut Provinsi, Klasifikasi Desa, dan Jenis Kelamin, 2023..............150
Tabel 5.19 Sampling Error Persentase Lansia Pengangguran menurut
Provinsi, 2023....................................................................................................... 151
Tabel 5.20 Sampling Error Persentase Lansia Bekerja menurut Provinsi dan
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2023..........................................152
Tabel 5.21 Sampling Error Persentase Lansia Bekerja pada Lapangan Usaha
Pertanian menurut Provinsi, 2023................................................................153
Tabel 5.22 Sampling Error Persentase Lansia Bekerja menurut Provinsi dan
Status Pekerjaan Utama, 2023.......................................................................154
Tabel 5.23 Sampling Error Persentase Lansia Bekerja Kategori Precarious
Employment (Pekerja Tidak Tetap) menurut Provinsi dan
Klasifikasi Desa, 2023........................................................................................155
Tabel 5.24 Sampling Error Persentase Lansia Perempuan Bekerja Kategori
Precarious Employment (Pekerja Tidak Tetap) menurut Provinsi,
2023......................................................................................................................... 156
Tabel 5.25 Sampling Error Persentase Lansia Bekerja dan Memperoleh Upah
Rendah*) menurut Provinsi, 2023.................................................................157
Tabel 5.26 Sampling Error Persentase Lansia Bekerja dan Memperoleh Upah
Rendah*) menurut Provinsi dan Klasifikasi Desa, 2023........................158
Tabel 5.27 Sampling Error Persentase Lansia Bekerja dan Memperoleh Upah
Rendah*) menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2023............................159
SOSIAL EKONOMI
xix
Tabel 6.4 Persentase Lansia menurut Status Kepemilikan Bangunan Tempat
Tinggal Yang Ditempati, 2023.......................................................................176
Tabel 6.5 Persentase Lansia yang Tinggal di Rumah Layak Huni menurut
Klasifikasi Desa, 2023........................................................................................177
Tabel 6.6 Persentase Lansia yang Pernah Bepergian menurut Klasifikasi
Desa, 2023............................................................................................................. 178
Tabel 6.7 Persentase Lansia yang Pernah Bepergian menurut Maksud
Utama Bepergian, 2023....................................................................................179
Tabel 6.8 Persentase Lansia yang Pernah Menjadi Korban Kejahatan
menurut Klasifikasi Desa, 2023......................................................................180
Tabel 6.9 Persentase Lansia di Perkotaan menurut Provinsi dan Distribusi
Pengeluaran Rumah Tangga, 2023..............................................................181
Tabel 6.10 Persentase Lansia di Perdesaan menurut Provinsi dan Distribusi
Pengeluaran Rumah tangga, 2023...............................................................182
Tabel 6.11 Persentase Lansia Laki-laki menurut Provinsi dan Distribusi
Pengeluaran Rumah Tangga, 2023..............................................................183
Tabel 6.12 Persentase Lansia Perempuan menurut Provinsi dan Distribusi
Pengeluaran Rumah Tangga, 2023..............................................................184
Tabel 6.13 Persentase Lansia menurut Provinsi dan Distribusi Pengeluaran
Rumah Tangga, 2023........................................................................................185
Tabel 6.14 Persentase Lansia yang Memiliki Rekening Tabungan di Lembaga
Keuangan menurut Provinsi, Klasifikasi Desa, dan Jenis Kelamin,
2023......................................................................................................................... 186
Tabel 6.15 Persentase Lansia menurut Provinsi dan Status Kepemilikan
Tempat Tinggal, 2023.......................................................................................187
Tabel 6.16 Persentase Lansia yang Tinggal di Rumah Layak Huni menurut
Provinsi, Klasifikasi Desa, dan Jenis Kelamin, 2023................................188
Tabel 6.17 Persentase Lansia yang Bepergian menurut Provinsi, Klasifikasi
Desa, dan Jenis Kelamin, 2023.......................................................................189
Tabel 6.18 Sampling Error Persentase Lansia Kelompok Pengeluaran Rumah
Tangga 40 Persen Terbawah menurut Provinsi, Klasifikasi Desa,
dan Jenis Kelamin, 2023, 2023.......................................................................190
Tabel 6.19 Sampling Error Persentase Lansia Kelompok Pengeluaran Rumah
Tangga 40 Persen Menengah menurut Provinsi, Klasifikasi Desa,
dan Jenis Kelamin, 2023...................................................................................192
xx
Tabel 6.20 Sampling Error Persentase Lansia Kelompok Pengeluaran Rumah
Tangga 20 Persen Teratas menurut Provinsi, Klasifikasi Desa, dan
Jenis Kelamin, 2023............................................................................................ 194
Tabel 6.21 Sampling Error Persentase Lansia yang Memiliki Rekening
Tabungan di Lembaga Keuangan menurut Provinsi, Klasifikasi
Desa, dan Jenis Kelamin, 2023.......................................................................196
Tabel 6.22 Sampling Error Persentase Lansia menurut Provinsi dan Status
Kepemilikan Tempat Tinggal, 2023..............................................................198
Tabel 6.23 Sampling Error Persentase Lansia yang Tinggal di Rumah Layak
Huni menurut Provinsi, Klasifikasi Desa, dan Jenis Kelamin, 2023...200
Tabel 6.24 Sampling Error Persentase Lansia yang Pernah Bepergian
menurut Provinsi, Klasifikasi Desa, dan Jenis Kelamin, 2023..............202
PERLINDUNGAN SOSIAL
Tabel 7.1 Persentase Rumah Tangga Lansia menurut Jenis Bantuan Sosial
yang Diterima, 2023..........................................................................................221
Tabel 7.2 Persentase Rumah Tangga Lansia yang Menerima Kredit
Pengembangan Usaha menurut Jenis Kredit dan Klasifikasi Desa,
2023......................................................................................................................... 222
Tabel 7.3 Persentase Lansia yang Memiliki Jaminan Kesehatan, 2023..............223
Tabel 7.4 Persentase Lansia yang Memiliki Jaminan Kesehatan menurut
Jenis, 2023............................................................................................................. 224
Tabel 7.5 Persentase Rumah Tangga Lansia yang Masih Tercatat sebagai
Penerima Program PKH menurut Provinsi dan Klasifikasi Desa,
2023......................................................................................................................... 225
Tabel 7.6 Persentase Rumah Tangga Lansia yang Menerima Bantuan
Sosial dari Program ATENSI LU menurut Provinsi dan Klasifikasi
Desa,
2023 ......................................................................................................................... 226
Tabel 7.7 Persentase Rumah Tangga Lansia yang Menerima Program
Sembako menurut Provinsi dan Klasifikasi Desa, 2023........................227
Tabel 7.8 Persentase Rumah Tangga Lansia menurut Provinsi dan
Kepemilikan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), 2023................................228
Tabel 7.9 Persentase Lansia yang Memiliki Jaminan Kesehatan menurut
Provinsi, Klasifikasi Desa dan Jenis Kelamin, 2023.................................229
Tabel 7.10 Persentase Lansia yang Memiliki Jaminan Kesehatan menurut
Provinsi dan Jenis Jaminan Kesehatan, 2023...........................................230
xxi
Tabel 7.11 Persentase Rumah Tangga Lansia yang Memiliki Jaminan Sosial
menurut Provinsi dan Klasifikasi Desa, 2023............................................231
Tabel 7.12 Persentase Rumah Tangga Lansia yang Memiliki Jaminan Sosial
menurut Jenis Jaminan Sosial, 2023............................................................232
Tabel 7.13 Sampling Error Persentase Rumah Tangga Lansia yang Masih
Tercatat sebagai Penerima Program PKH menurut Provinsi dan
Klasifikasi Desa, 2023........................................................................................233
Tabel 7.14 Sampling Error Persentase Rumah Tangga Lansia yang Menerima
Bantuan Sosial dari Program ATENSI Lansia menurut Provinsi dan
Klasifikasi Desa, 2023........................................................................................234
Tabel 7.15 Sampling Error Persentase Rumah Tangga Lansia yang Menerima
Program Sembako menurut Provinsi dan Klasifikasi Desa, 2023.....235
Tabel 7.16 Sampling Error Persentase Rumah Tangga Lansia menurut
Provinsi dan Kepemilikan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS), 2023......236
Tabel 7.17 Sampling Error Persentase Lansia yang Memiliki Jaminan
Kesehatan menurut Provinsi dan Jenis Jaminan Kesehatan, 2023...237
Tabel 7.18 Sampling Error Persentase Rumah Tangga Lansia yang Memiliki
Jaminan Sosial menurut Provinsi dan Klasifikasi Desa, 2023.............239
Tabel 7.19 Sampling Error Persentase Rumah Tangga Lansia yang Memiliki
Jaminan Sosial menurut Jenis Jaminan Sosial, 2023.............................240
xxii
DAFTAR GAMBAR
PENDAHULUAN Halaman
Gambar 1.1 Persentase Lansia dan Umur Harapan Hidup Penduduk
Indonesia, 2010-2021......................................................................................4
DEMOGRAFI
Gambar 2.1 Piramida Penduduk Indonesia, Tahun 1971, 2020, dan 2045........16
Gambar 2.2 Tren Persentase Lansia dan Rasio Ketergantungan Lansia, 2020-
2023..................................................................................................................... 17
Gambar 2.3 Persentase Lansia menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur,
dan Klasifikasi Desa, 2023............................................................................17
Gambar 2.4 Persentase Lansia menurut Provinsi, 2023............................................18
Gambar 2.5 Tren Persentase Rumah Tangga Lansia, 2019-2023..........................19
Gambar 2.6 Persentase Lansia menurut Status Keanggotaan Rumah
Tangga dan Jenis Kelamin, 2023...............................................................19
Gambar 2.7 Persentase Lansia menurut Status Perkawinan dan Jenis
Kelamin, 2023................................................................................................... 20
Gambar 2.8 Persentase Lansia menurut Status Tinggal Bersama, 2023.............21
PENDIDIKAN
Gambar 3.1 Angka Melek Huruf (AMH) Lansia menurut Jenis Kelamin
(Persen), 2019-2023.......................................................................................42
Gambar 3.2 Angka Melek Huruf (AMH) Lansia menurut Jenis Kelamin,
Status Disabilitas, Distribusi Pengeluaran, dan Klasifikasi Desa
(Persen), 2023................................................................................................... 43
Gambar 3.3 Angka Melek Huruf (AMH) Lansia menurut Provinsi (Persen),
2023..................................................................................................................... 44
Gambar 3.4 Persentase Lansia menurut Tingkat Pendidikan, 2023......................45
Gambar 3.5 Persentase Lansia menurut Karakteristik Demografi dan
Tingkat Pendidikan (Persen), 2023...........................................................46
Gambar 3.6 Rata-rata Lama Sekolah (RLS) Lansia (Tahun), 2019-2023..............47
Gambar 3.7 Rata-rata Lama Sekolah Lansia menurut Jenis Kelamin,
Kelompok Umur, Distribusi Pengeluaran, dan Klasifikasi Desa
(Tahun), 2023.................................................................................................... 48
xxiii
Gambar 3.8 Rata-rata Lama Sekolah Lansia menurut Provinsi (Tahun), 2023
............................................................................................................................... 49
Gambar 3.9 Persentase Lansia yang Memiliki Akses Teknologi Informasi
dan Komunikasi (TIK) menurut Jenis Fasilitas, 2019-2023...............50
Gambar 3.10 Persentase Lansia Terhadap Akses Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) menurut Karakteristik Demografi, 2023...............52
KESEHATAN
Gambar 4.1 Persentase Lansia yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan
Angka Kesakitan Lansia, 2019-2023........................................................72
Gambar 4.2 Persentase Lansia yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan
Angka Kesakitan Lansia menurut Karakteristik Demografi,
2023..................................................................................................................... 73
Gambar 4.3 Persentase Lansia yang Mengalami Keluhan Kesehatan
menurut Tindakan Pengobatan, 2023.....................................................74
Gambar 4.4 Persentase Lansia yang Tidak Rawat Jalan Ketika Mengalami Keluhan
Kesehatan menurut Alasan Utama Tidak Rawat Jalan, 2023.........................75
Gambar 4.5 Persentase Lansia yang Rawat Jalan menurut Fasilitas
Kesehatan, 2023..............................................................................................76
Gambar 4.6 Persentase Lansia yang Pernah Dirawat Inap dalam Setahun
Terakhir, 2023................................................................................................... 77
Gambar 4.7 Persentase Lansia yang Pernah Dirawat Inap dalam Setahun
Terakhir menurut Fasilitas Kesehatan, 2023.........................................78
Gambar 4.8 Rata-Rata Lama Rawat Inap dari Lansia yang Pernah Dirawat
Inap dalam Setahun Terakhir, 2023.........................................................79
Gambar 4.9 Persentase Lansia yang Rawat Jalan atau Rawat Inap dengan
Memanfaatkan Jaminan Kesehatan, 2023.............................................80
Gambar 4.10 Persentase Lansia yang Rawat Jalan dan Rawat Inap menurut
Distribusi Pengeluaran dan Jaminan Kesehatan yang
Digunakan, 2023.............................................................................................81
Gambar 4.11 Persentase Lansia menurut Perilaku Merokok, 2023.........................83
Gambar 4.12 Persentase Lansia menurut Perilaku Merokok dan
Karakteristik, 2023..........................................................................................84
KETENAGAKERJAAN
xxiv
Gambar 5.2 Distribusi Persentase Lansia menurut Jenis Kegiatan dalam
Seminggu Terakhir, 2023...........................................................................117
Gambar 5.3 Persentase Lansia Bekerja menurut Jenis Kelamin, Kelompok
Umur dan Klasifikasi Desa, 2023.............................................................118
Gambar 5.4 Persentase Lansia Bekerja menurut Tingkat Pendidikan, 2023...119
Gambar 5.5 Persentase Lansia Bekerja menurut Lapangan Usaha, Tingkat
Pendidikan, dan Klasifikasi Desa, 2023.................................................120
Gambar 5.6 Persentase Lansia Bekerja menurut Status Pekerjaan, 2023........121
Gambar 5.7 Persentase Lansia Bekerja menurut Status Pekerjaan dan
Tingkat Pendidikan, 2023..........................................................................121
Gambar 5.8 Persentase Lansia Bekerja di Sektor Informal menurut Jenis
Kelamin dan Tingkat Pendidikan, 2023................................................122
Gambar 5.9 Persentase Lansia Bekerja Sebagai Pekerja Rentan menurut
Jenis Kelamin dan Kelompok Umur, 2023...........................................123
Gambar 5.10 Persentase Lansia Bekerja yang Termasuk Precarious
Employment menurut Jenis Kelamin, 2023.........................................124
Gambar 5.11 Persentase Lansia Bekerja menurut Kelompok Umur dan
Jumlah Jam Kerja dalam Seminggu, 2023...........................................125
Gambar 5.12 Persentase Lansia Bekerja menurut Jumlah Jam Kerja dalam
Seminggu, 2023............................................................................................126
Gambar 5.13 Rata-rata Penghasilan Lansia Bekerja dalam Sebulan menurut
Jenis Kelamin dan Lapangan Usaha (000 rupiah), 2023.................127
Gambar 5.14 Rata-rata Penghasilan Lansia Bekerja (000 rupiah), 2019-2023 . 128
Gambar 5.15 Persentase Lansia Bekerja dengan Upah Rendah menurut Jenis
Kelamin dan Klasifikasi Desa, 2023........................................................129
SOSIAL EKONOMI
xxv
Gambar 6.5 Persentase Lansia yang Tinggal di Rumah Layak Huni menurut
Klasifikasi Desa dan Distribusi Pengeluaran, 2023...........................169
Gambar 6.6 Persentase Lansia yang Pernah Bepergian menurut Klasifikasi
Desa dan Jenis Kelamin, 2023..................................................................170
Gambar 6.7 Persentase Lansia yang Bepergian menurut Tujuan Utama
Bepergian, 2023............................................................................................171
Gambar 6.8 Persentase Lansia yang Pernah Menjadi Korban Kejahatan
menurut Klasifikasi Desa dan Jenis Kelamin, 2023...........................172
PERLINDUNGAN SOSIAL
xxvi
PETUNJUK TEKNIS
Metodologi
Jumlah sampel Susenas Maret tahun 2023 mencakup 345.000 rumah tangga
sampel yang tersebar di 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota di Indonesia.
Pada setiap blok sensus yang dipilih secara Probability Proportional to Size
(PPS) dilakukan pemilihan sampel sebanyak 10 rumah tangga dengan
systematic sampling sehingga jumlah sampel blok sensus untuk Susenas
Maret sebanyak
34.500 blok sensus. Stratifikasi dilakukan pada level blok sensus dan pada
level rumah tangga di blok sensus terpilih untuk menghasilkan representative
sample. Stratifikasi blok sensus dilakukan secara eksplisit (seluruh populasi
blok sensus biasa Sensus Penduduk 2020 dikelompokkan menurut klasifikasi
perkotaan/perdesaan), sedangkan implicit stratification dilakukan berdasarkan
tingkat pendidikan kepala rumah tangga.
Relative Standard Error
Nilai-nilai indikator yang diestimasi dari hasil Susenas Maret 2023 dipengaruhi
oleh dua jenis kesalahan (error), yaitu nonsampling error dan sampling error.
Nonsampling error adalah kesalahan yang terjadi ketika proses pengumpulan
maupun pengolahan data. Sedangkan sampling error adalah kesalahan yang
terjadi sebagai akibat dari penggunaan teknik sampling tertentu dalam suatu
survei. Secara statistik, besarnya sampling error hasil Susenas 2023
ditunjukkan oleh nilai standard error (galat baku) dari suatu ukuran statistik
(rata-rata, persentase, atau jumlah). Untuk mengukur presisi suatu indikator
digunakan nilai relative standard error (RSE), yaitu perbandingan nilai standard
error terhadap estimasi indikatornya, yang dinyatakan dalam persen. Standard
error juga digunakan untuk menghitung besaran selang kepercayaan
(confidence interval), yaitu interval nilai yang dapat menggambarkan populasi.
Dengan tingkat kepercayaan 95 persen, dapat disajikan selang kepercayaan
(interval estimation) dengan batas bawah/atas sebesar nilai estimasi
dikurangi/ditambah dua standard error. Semakin rendah nilai RSE atau
semakin pendek selang kepercayaan menunjukkan nilai indikator yang
semakin baik.
Kualitas hasil estimasi suatu survei bisa diamati dari RSE yang dihasilkan
dimana keputusan mengenai keakuratan suatu estimasi bisa diamati dari hasil
penghitungan RSE tersebut. Kesalahan sampling dari beberapa estimasi harus
digunakan secara hati-hati. Secara umum, besaran SE meningkat seiring
dengan meningkatnya besaran estimasi begitu juga sebaliknya. Nilai estimasi
dengan RSE ≤ 25 % dianggap akurat, sedangkan nilai estimasi dengan RSE >
25 % tetapi ≤ 50 % perlu hati-hati jika ingin digunakan, dan estimasi dengan
RSE > 50% dianggap sangat tidak akurat dan seharusnya digabungkan
dengan estimasi yang lain untuk memberikan estimasi dengan RSE ≤ 25 %.
Penghitungan tingkat sampling error menggunakan paket pemrograman
dengan desain yang mengikuti desain sampling Susenas.
xxviii
Konsep Definisi
xxix
rumah sakit, praktik dokter, klinik, puskesmas, pengobatan tradisional, dan
fasilitas lainnya.
Jam kerja lansia adalah jumlah waktu (dalam jam) yang digunakan penduduk
lanjut usia untuk bekerja, sebagai ukuran tingkat kelayakan waktu kerja.
Klasifikasi jam kerja termasuk bekerja secara berlebihan (lebih dari 48 jam
seminggu), bekerja secara penuh (35-48 jam seminggu), setengah
pengangguran (kurang dari 35 jam seminggu), atau setengah pengangguran
kritis (kurang dari 15 jam seminggu).
Jaminan kesehatan adalah fasilitas perlindungan untuk pelayanan kesehatan
yang mencakup pelayanan promotif, preventif, kuratif, dan/atau rehabilitatif
yang diberikan secara berjenjang bagi penerima manfaat jika jatuh sakit atau
mengalami kecelakaan. Termasuk jaminan kesehatan yang diberikan oleh BPJS
PBI, BPJS non-PBI, Jamkesda, asuransi swasta, maupun fasilitas dari tempatnya
bekerja.
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) adalah program jaminan kesehatan yang
diselenggarakan secara nasional berdasarkan prinsip asuransi sosial dan
prinsip ekuitas dengan tujuan menjamin agar peserta memperoleh manfaat
pemeliharaan kesehatan dan perlindungan dalam memenuhi kebutuhan dasar
kesehatan. Jaminan kesehatan bisa berasal dari program Penerima Bantuan
Iuran (PBI), non-PBI, Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda), asuransi swasta,
dan jaminan kesehatan dari perusahaan tempatnya bekerja.
Jaminan sosial adalah salah satu bentuk perlindungan sosial untuk menjamin
seluruh rakyat agar dapat memenuhi kebutuhan dasar hidupnya yang layak,
yang terdiri atas jaminan kesehatan, jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari
tua, jaminan pensiun, jaminan kematian, dan jaminan kehilangan pekerjaan.
Jenis kelamin dicatat berdasarkan informasi pada dokumen kependudukan
resmi yang dimiliki (KTP/KK), atau berdasarkan pengakuan penduduk.
Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) adalah kartu penanda bagi Penyandang
Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) kurang mampu, di antaranya penyadang
disabilitas, lanjut usia yang belum memperoleh layanan/ bantuan sosial dan
berada di dalam panti/Lembaga Kesejahteraan Sosial (LKS), gelandangan dan
pengemis yang tinggal dikolong jembatan serta tidak memiliki tempat tinggal
tetap atau tidak layak huni, korban penyalahgunaan napza dan bekas warga
binaan lembaga pemasyarakatan.
Kartu Perlindungan Sosial (KPS) adalah kartu penanda bagi rumah tangga
miskin, yang berguna untuk mendapatkan manfaat dari program subsidi
beras, program Bantuan Siswa Miskin (BSM), dan Program Bantuan Langsung
Sementara Masyarakat (BLSM).
xxx
Kebiasaan merokok lansia adalah persentase penduduk lanjut usia yang
pernah atau masih merokok dalam sebulan terakhir, termasuk yang merokok
setiap hari, tidak setiap hari, atau pernah merokok lebih dari sebulan terakhir.
Kelompok pengeluaran rumah tangga lansia merupakan pengelompokkan
rumah tangga lansia berdasarkan besaran nilai konsumsi dan pengeluaran
rumah tangga per bulan, yang terdiri atas kelompok 40% terbawah, 40%
menengah, dan 20% teratas.
Keluhan kesehatan lansia adalah persentase penduduk lanjut usia yang
mengalami gangguan kesehatan fisik maupun psikis dalam sebulan terakhir,
baik karena penyakit yang biasa dialami seperti panas, batuk, pilek, diare, sakit
kepala, maupun karena penyakit akut atau kronis (meskipun tidak mempunyai
keluhan), karena kecelakaan, kriminalitas atau keluhan kesehatan lainnya.
Kepala rumah tangga adalah adalah salah seorang anggota rumah tangga
yang bertanggung jawab atas kebutuhan sehari-hari rumah tangga.
Klasifikasi Desa menggambarkan kelompok desa/kelurahan tertentu yang
termasuk daerah perkotaan atau perdesaan, berdasarkan indikator komposit
yang dibangun dari tiga variabel; kepadatan penduduk, persentase rumah
tangga pertanian, dan akses ke fasilitas umum.
Korban Kejahatan adalah seseorang yang diri atau harta bendanya selama
setahun terakhir mengalami atau terkena tindak kejahatan atau
usaha/percobaan tindak kejahatan.
Kredit usaha adalah sejumlah dana yang bersifat pinjaman yang diterima
untuk membantu menjalankan atau memperbesar kegiatan usaha, yang
berasal dari program Kredit Usaha Rakyat (KUR), kredit dari perbankan umum,
Bank Perkreditan Rakyat (BPR), koperasi, perorangan dengan bunga,
pegadaian, perusahaan leasing, Kelompok Usaha Bersama (KUBE), badan
usaha milik desa (BUMDES), atau sumber kredit usaha lainnya.
Lansia bekerja adalah penduduk lanjut usia yang bekerja atau sementara
tidak bekerja dalam seminggu terakhir.
Lansia bepergian adalah penduduk lanjut usia yang pernah melakukan
perjalanan, bepergian, atau keluar dari tempat tinggalnya dalam wilayah
geografis Indonesia selama kurang dari 6 bulan, baik dilakukan secara sendiri
maupun berkelompok, serta bukan bertujuan untuk sekolah atau bekerja
secara rutin.
Lansia korban kejahatan adalah seseorang lansia atau harta bendanya yang
dalam setahun terakhir pernah mengalami atau terkena tindak kejahatan atau
usaha percobaan tindak kejahatan, terdiri atas korban pencurian,
xxxi
penganiayaan, pencurian dengan kekerasan, pelecehan seksual, dan kejahatan
lainnya.
Lansia mengurus rumah tangga adalah penduduk lanjut usia yang dalam
seminggu terakhir melakukan kegiatan lokal mengurus rumah tangga.
Lansia pengangguran adalah penduduk lanjut usia yang dalam seminggu
terakhir tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan, atau mempersiapkan
suatu usaha, atau merasa tidak mungkin mendapat pekerjaan (putus asa),
atau sudah diterima bekerja tetapi belum mulai bekerja.
Lansia tinggal bersama keluarga inti artinya lansia tinggal bersama
anak/menantu, atau Bersama orangtua/mertua dalam satu rumah tangga.
Lansia tinggal bersama tiga generasi artinya lansia tinggal bersama
anak/menantu dan cucunya, atau bersama anak/menantu dan orang
tua/mertuanya dalam satu rumah tangga.
Lapangan usaha pekerjaan adalah bidang kegiatan dari pekerjaan atau
tempat seseorang bekerja, mengikuti Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia
(KLUI) dan dapat dikelompokkan menjadi sektor pertanian, manufaktur, dan
jasa-jasa.
Penduduk lanjut usia atau lansia adalah penduduk berumur 60 tahun ke
atas, terdiri atas lansia muda (umur 60-69 tahun), lansia madya (umur 70-79
tahun), dan lansia tua (umur 80 tahun ke atas).
Penghasilan lansia bekerja adalah rata-rata penghasilan dari penduduk
lanjut usia yang bekerja, mencakup upah, gaji, dan pendapatan lainnya dalam
sebulan. Upah Rendah adalah penghasilan yang kurang dari dua per tiga (2/3)
nilai median penghasilan lansia bekerja.
Precarious Employment adalah penduduk yang bekerja sebagai pekerja
bebas, buruh dengan kontrak kerja jangka waktu tertentu, dan buruh dengan
kontrak kerja lisan.
Program Keluarga Harapan (PKH) adalah program pemberian bantuan
sosial bersyarat kepada keluarga miskin yang ditetapkan sebagai keluarga
penerima manfaat PKH, yang mencakup bantuan sosial untuk ibu hamil,
penyandang disabilitas, dan lansia yang berasal dari keluarga miskin.
Rasio ketergantungan lansia adalah perbandingan antara penduduk usia
produktif (umur 15-59 tahun) dibandingkan dengan penduduk lanjut usia
(umur 60 tahun ke atas), yang mencerminkan besaran beban yang harus
ditanggung oleh penduduk usia produktif untuk membiayai penduduk lanjut
usia.
xxxii
Rata-rata lama sekolah lansia adalah rata-rata jumlah tahun yang dihabiskan
oleh penduduk lanjut usia untuk menempuh semua jenjang pendidikan yang
pernah dijalani.
Rumah Layak Huni dihitung menggunakan pendekatan fasilitas dan
bangunan tempat tinggal dengan kriteria kecukupan luas lantai minimal 7,2
meter persegi per kapita; memiliki akses air minum layak; memiliki sanitasi
layak; dan memenuhi kriteria ketahanan bangunan (jenis atap, dinding, dan
lantai).
Rumah tangga adalah seorang atau sekelompok orang yang tinggal bersama
dalam satu bangunan tempat tinggal dengan pengurusan kebutuhan sehari-
hari dikelola menjadi satu.
Rumah tangga lansia adalah rumah tangga yang minimal salah satu anggota
rumah tangganya berumur 60 tahun ke atas.
Status disabilitas adalah status gangguan fungsional yang dialami oleh
seorang penduduk, terdiri atas sebagai penyandang disabilitas dan bukan
penyandang disabilitas. Termasuk penyandang disabilitas adalah setiap orang
yang mengalami keterbatasan fisik, intelektual, mental, dan/atau sensorik
dalam jangka waktu lama, serta mengalami hambatan dan kesulitan untuk
berinteraksi dengan lingkungan dan berpartisipasi secara penuh dan efektif
dengan warga negara lainnya berdasarkan kesamaan hak.
Status ekonomi lansia merupakan pengelompokkan penduduk lanjut usia
berdasarkan kelompok pengeluaran rumah tangganya, yang terbagi atas 40%
terbawah, 40% menengah, dan 20% teratas.
Status kepemilikan tempat tinggal adalah rumah dengan status
penguasaan bangunan milik sendiri, kontrak, sewa, bebas sewa, dinas, dan
status kepemilikan lainnya.
Status pekerjaan adalah jenis kedudukan seseorang dalam pekerjaan, yang
mencakup berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak dibayar, berusaha
dibantu buruh dibayar, sebagai buruh/karyawan/pegawai, pekerja bebas, dan
pekerja keluarga atau pekerja tidak dibayar.
Status perkawinan adalah status perkawinan seorang penduduk berdasarkan
catatan resmi yang sah secara hukum, termasuk sah secara adat, agama, atau
pengakuan masyarakat sekitar. Status perjawinan terdiri atas belum kawin,
kawin, cerai hidup, dan cerai mati.
Status tinggal bersama (living arrangements) lansia adalah status anggota
rumah tangga yang tinggal bersama lansia dalam suatu rumah tangga lansia,
yang terdiri atas lansia tinggal sendiri, bersama pasangan (suami atau isteri),
xxxiii
bersama keluarga (suami/isteri dan anak), tiga generasi (bersama
anak/menantu dan cucu), dan lainnya.
Sumber penghasilan lansia diperkirakan melalui sumber pembiayaan
rumah tangga lansia, yaitu sumber utama atau sumber penghasilan terbesar
yang digunakan untuk pembiayaan atau pengeluaran rumah tangga lansia,
yang terdiri atas anggota rumah tangga yang bekerja, kiriman uang atau
barang, pensiunan, dan investasi.
Tindakan pengobatan lansia adalah persentase penduduk lanjut usia yang
mengalami keluhan kesehatan dalam sebulan terakhir dan melakukan
tindakan pengobatan, termasuk mengobati sendiri, berobat jalan kepada
tenaga kesehatan, atau rawat inap di fasilitas kesehatan.
Tingkat pendidikan lansia adalah jenjang pendidikan tertinggi yang
ditamatkan oleh penduduk lanjut usia, terdiri atas tidak pernah sekolah, tidak
tamat SD/sederajat, tamat SD/sederajat, SMP/sederajat, SMA/sederajat, dan
tamat perguruan tinggi (termasuk diploma, sarjana, dan/atau pasca sarjana).
Tujuan Utama Bepergian merupakan motif atau yang menjadi sebab utama
terjadinya perjalanan/bepergian ke tempat/tujuan utama.
xxxiv
BAB I
PENDAHULUAN
Pendahuluan 1
1 PENDAHULUAN
Salah satu dampak yang terlihat dari keberhasilan dalam
pembangunan khususnya di bidang kesehatan yakni adanya peningkatan
angka harapan hidup di Indonesia yang juga berdampak pada bertambahnya
jumlah penduduk lanjut usia (lansia). Lansia adalah penduduk yang telah
mencapai usia
60 (enam puluh) tahun ke atas sebagaimana didefinisikan oleh Undang-
Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia.
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2010-2022
Badan Pusat Statistik, IPM metode baru 2010-2022 (bps.go.id)
Gambar 1.1 Persentase Lansia dan Umur Harapan Hidup Penduduk Indonesia,
2010-2022
Pendahuluan 5
urgensi isu kelanjutusiaan harus dapat ditangani, mengingat jika tidak
ditangani dengan baik sejak dini akan berpotensi menjadi masalah yang lebih
besar di kemudian hari.
Pendahuluan 7
berperan aktif secara wajar dalam hidup bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara (UU Nomor 13 Tahun 1998). Pengalaman hidup yang dimiliki oleh
lansia menempatkan posisi mereka tidak sekadar sebagai orang yang
dituakan dan dihormati di lingkungannya, namun juga sebagai agen
perubahan (agent of change) di lingkungan keluarga dan masyarakat
sekitarnya. Untuk itu, sudah sepatutnya pemerintah mengambil peran penting
dalam menjaga keberadaan lansia agar tetap sehat dan produktif, karena
tidak semua lansia memiliki keberuntungan, yaitu bisa hidup sehat dan
mandiri.
Pendahuluan 9
pembangunan masyarakat dan lingkungan ramah lanjut usia; (4) penguatan
kelembagaan pelaksana program kelanjutusiaan; dan (5) penghormatan,
perlindungan, dan pemenuhan terhadap hak lanjut usia.
Pendahuluan 11
BAB II
DEMOGRAFI
Demografi 13
2 DEMOGRAFI
Sebagaimana tertuang di dalam Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998, arah
kebijakan terkait penduduk lanjut usia menitikberatkan pada aspek
kesejahteraan lansia. Kesejahteraan sosial individu mencakup terpenuhinya
kebutuhan dasar, peranan sosial, dan kemandirian secara ekonomi
(Kementerian Sosial Republik Indonesia 2020). Informasi komposisi penduduk
lanjut usia di Indonesia serta karakteristik demografinya seperti jenis kelamin
dan kelompok umur, berguna sebagai bahan acuan dalam menentukan
kebijakan yang tepat dan komprehensif guna terwujudnya lansia yang
sejahtera.
Demografi 15
Proyeksi penduduk Indonesia tahun 2045 memberikan gambaran yang
berbeda dengan kontribusi penduduk usia sangat tua yang lebih besar
terhadap total penduduk lanjut usia dibandingkan kelompok umur lainnya.
Piramida penduduk tahun 2045 tergolong stasioner dengan bagian puncak
piramida yang melebar. Piramida penduduk stasioner menunjukkan kategori
struktur umur penduduk tua (Samosir 2018).
Sumber: Badan Pusat Statistik, Sensus Penduduk 1971, Sensus Penduduk 2020, dan Proyeksi
Penduduk 2045
Gambar 2.1 Piramida Penduduk Indonesia, Tahun 1971, 2020, dan 2045
Gambar 2.2 Tren Persentase Lansia dan Rasio Ketergantungan Lansia, 2020-
2023
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Gambar 2.3 Persentase Lansia menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur, dan
Klasifikasi Desa, 2023
Demografi 17
Suatu wilayah dikatakan memiliki struktur penduduk tua ketika
persentase lansia di wilayah tersebut mencapai 10 persen atau lebih (Cicih
2018). Keseluruhan provinsi di Indonesia pada tahun 2023 memiliki persentase
lansia di atas 6 persen. Bahkan, terdapat 18 provinsi di antaranya sudah
melebihi 10 persen, sehingga dikategorikan sebagai provinsi dengan struktur
penduduk tua. Provinsi DI Yogyakarta menempati posisi teratas dengan
persentase lansia sebesar 16,02 persen. Jawa Timur dan Jawa Tengah
menyusul dengan persentase lansia sekitar 15 persen dan diikuti oleh Bali dan
Sulawesi Utara dengan persentase lansia sekitar 13 persen.
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Peran lansia di rumah tangga mencakup kepala rumah tangga (KRT) dan
bukan kepala rumah tangga. Pada tahun 2023, sekitar 55 persen lansia
merupakan KRT. Di lain sisi, sekitar 4 dari 10 lansia adalah anggota rumah
tangga (ART). ART meliputi istri/suami dari KRT, mertua/orang tua dari KRT,
dan anggota rumah tangga lainnya.
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Jika ditinjau dari sisi demografi, terdapat hal yang menarik dari peranan
lansia di dalam rumah tangga. Lansia laki-laki lebih mendominasi sebagai
kepala rumah tangga, sedangkan lansia perempuan lebih cenderung menjadi
anggota rumah tangga. Sedikitnya 8 dari 10 lansia berjenis kelamin laki-laki
Demografi 19
berperan sebagai kepala rumah tangga, adapun 3 dari 10 lansia berjenis
kelamin perempuan berperan sebagai kepala rumah tangga.
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Gambar 2.7 Persentase Lansia menurut Status Perkawinan dan Jenis Kelamin,
2023
Demografi 21
Tabel 2.1 Persentase Lansia menurut Kelompok Umur, 2023
Kelompok Umur
Jenis Kelamin
Laki-laki 18,32 65,44 27,08 7,48 100,00
Perempuan 18,59 61,89 28,38 9,72 100,00
Klasifikasi Desa
Perkotaan 18,48 64,55 27,43 8,01 100,00
Perdesaan 18,42 62,39 28,16 9,45 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Jenis Kelamin
Laki-laki 86,44 0,45 11,83 1,28 100,00
Perempuan 26,91 41,34 28,67 3,08 100,00
Kelompok Umur
Lansia Muda (60-69 tahun) 56,70 27,39 14,11 1,80 100,00
Lansia Madya (70-79 tahun) 55,67 14,33 27,57 2,43 100,00
Lansia Tua (80+ tahun) 44,04 5,02 46,29 4,65 100,00
Klasifikasi Desa
Perkotaan 56,58 21,56 19,73 2,12 100,00
Perdesaan 53,75 22,16 21,75 2,34 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Demografi 23
Tabel 2.3 Persentase Lansia menurut Status Perkawinan, 2023
Status Perkawinan
Karakteristik Belum Cerai Cerai Jumlah
Kawin Kawin Hidup Mati
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Jenis Kelamin
Laki-laki 0,73 85,05 1,12 13,10 100,00
Perempuan 1,28 47,18 2,68 48,86 100,00
Klasifikasi Desa
Perkotaan 1,09 64,09 2,05 32,77 100,00
Perdesaan 0,94 66,68 1,80 30,58 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Jenis Kelamin
Laki-laki 2,98 26,55 39,01 30,07 1,39 100,00
Perempuan 10,85 17,97 28,77 38,89 3,51 100,00
Kelompok Umur
Lansia Muda (60-69 tahun) 5,10 21,95 38,81 32,14 2,00 100,00
Lansia Madya (70-79 tahun) 10,35 24,10 25,07 37,61 2,87 100,00
Lansia Tua (80+ tahun) 11,31 16,43 23,30 43,95 5,02 100,00
Klasifikasi Desa
Perkotaan 7,28 20,53 37,25 32,45 2,49 100,00
Perdesaan 6,86 23,98 29,20 37,44 2,52 100,00
Keterangan: 1) Bersama keluarga inti artinya lansia tinggal bersama anak/menantu, atau
bersama orang tua/mertua dalam satu rumah tangga
2) Tiga generasi artinya lansia tinggal bersama anak/menantu dan cucunya, atau
bersama anak/menantu dan orang tua/mertuanya dalam satu rumah tangga
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Demografi 25
Tabel 2.5 Persentase Penduduk menurut Provinsi dan Kelompok Umur, 2023
Kelompok Umur
Provinsi Jumlah
<60 tahun ≥60 tahun
(1) (2) (3) (4)
Demografi 27
Tabel 2.7 Persentase Lansia menurut Provinsi dan Kelompok Umur, 2023
Kelompok Umur
Provinsi Lansia Muda Lansia Tua Jumlah
Lansia Madya
(60-69 tahun) (70-79 tahun) (80+ tahun)
(1) (2) (3) (4) (5)
Klasifikasi Desa
Provinsi Jumlah
Perkotaan Perdesaan
(1) (2) (3) (4)
Demografi 29
Tabel 2.9 Persentase Lansia menurut Provinsi dan Status Keanggotaan
Rumah Tangga, 2023
Status Perkawinan
Provinsi Belum Jumlah
Cerai Cerai Mati
Kawin Kawin Hidup
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Demografi 31
Tabel 2.11 Persentase Lansia menurut Provinsi dan Status Tinggal dalam
Rumah Tangga, 2023
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Demografi 33
Tabel 2.12 Lanjutan
Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Sulawesi Barat 4,78 2,34 7,22 26,04 59,41 54,42 64,40 4,29
Maluku 1,90 0,42 3,37 39,72 64,66 61,56 67,75 2,44
Maluku Utara 0,67 0,22 1,12 34,47 65,90 62,51 69,30 2,63
Papua Barat 0,87 0,29 1,45 34,15 65,19 61,42 68,95 2,95
Papua 0,98 0,30 1,67 35,58 74,68 71,90 77,46 1,90
Indonesia 1,02 0,93 1,11 4,37 65,25 64,78 65,71 0,36
Catatan: Warna kuning (
) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Warna merah (
) artinya hasil estimasi dianggap tidak akurat
NA: data tidak dapat ditampilkan
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Demografi 35
Tabel 2.13 Lanjutan
Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Demografi 37
Tabel 2.14 Lanjutan
Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Pendidikan 39
3 PENDIDIKAN
Capaian pendidikan penduduk lansia saat ini merupakan hasil dari program
pendidikan yang dicanangkan oleh pemerintah terdahulu dimana fasilitas
banyak yang kurang memadai dan akses sekolah yang jauh. Hal tersebut
mengakibatkan masih banyaknya lansia yang masih belum terpapar oleh
dunia pendidikan. Hal tersebut menjadi tantangan bagi pemerintah untuk
mewujudkan pembangunan manusia dimana tidak boleh ada satu orang pun
tertinggal dalam kemajuan Indonesia. Pada bab ini, akan diulas beberapa
indikator terkait pendidikan lansia, seperti kemampuan baca tulis dan rata-
rata lama sekolah. Selain itu, juga disajikan informasi akses lansia terhadap
teknologi informasi dan komunikasi saat ini.
Salah satu modal dasar bagi individu, termasuk lansia, agar dapat
memberdayakan dan meningkatkan kualitas diri adalah kemampuan
membaca dan menulis. Kemampuan membaca dan menulis merupakan salah
satu kemampuan keaksaraan dasar yang perlu dikuasai oleh setiap individu,
termasuk lansia. Kemampuan keaksaraan berkaitan erat dengan kemampuan
dasar yang bermanfaat untuk berbagai aktivitas dalam kehidupan sehari-hari.
Seseorang dapat mempelajari keahlian dan keterampilan baru yang belum
dimiliki, mendapatkan informasi tertentu, memperoleh pekerjaan, bahkan
mendapatkan status dan posisi tertentu dalam masyarakat dengan
kemampuan keaksaraan (Syukri 2008).
Pendidikan 41
ternyata mengalami penurunan di tahun 2023. Berbeda dengan lansia
perempuan, untuk AMH lansia laki-laki justru mengalami kenaikan pada tahun
2023. Teori alokasi sumber daya menyatakan bahwa faktor budaya masih
tetap berperan dalam menciptakan ketidakseimbangan pendidikan antara
perempuan dan laki-laki, tetapi faktor budaya ini tidak berarti meruntuhkan
pendapat bahwa faktor ekonomilah yang paling dominan menjadi sebab
sedikitnya kesempatan dan keterlibatan perempuan dalam pendidikan
(Dailatus Syamsiyah 2015).
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Gambar 3.1 Angka Melek Huruf (AMH) Lansia menurut Jenis Kelamin (Persen),
2019-2023
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Gambar 3.2 Angka Melek Huruf (AMH) Lansia menurut Jenis Kelamin, Status
Disabilitas, Distribusi Pengeluaran, dan Klasifikasi Desa (Persen),
2023
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Gambar 3.3 Angka Melek Huruf (AMH) Lansia menurut Provinsi (Persen), 2023
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Pendidikan 45
Hal ini terlihat dari angka persentase lansia perempuan tidak pernah sekolah
yang lebih dua kali lipat angka persentase lansia laki-laki yang tidak pernah
sekolah (15,61 persen berbanding 7,38 persen). Pada tingkat pendidikan yang
lebih tinggi, angka persentase lansia laki-laki yang tamat SM/sederajat dan
Perguruan Tinggi juga jauh lebih besar daripada lansia perempuan, yaitu
13,11 persen dan 8,30 persen berbanding 8,32 persen dan 5,37 persen.
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
2015).
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Pendidikan 47
bersekolah selama 5,46 tahun atau setara dengan belum tamat SD/sederajat.
Selama lima tahun terakhir, rata-rata lama sekolah lansia mengalami
peningkatan dari 4,98 tahun pada tahun 2019 menjadi 5,46 tahun pada tahun
2023. Peningkatan tersebut diasumsikan terjadi karena banyaknya penduduk
usia pra-lansia yang berpendidikan lebih baik memasuki usia lansia selama
lima tahun terakhir, sehingga memengaruhi penghitungan indikator rata-rata
lama sekolah lansia.
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Gambar 3.7 Rata-rata Lama Sekolah Lansia menurut Jenis Kelamin, Kelompok
Umur, Distribusi Pengeluaran, dan Klasifikasi Desa (Tahun), 2023
Ketimpangan angka rata-rata lama sekolah lansia terlihat nyata jika dilihat
menurut jenis kelamin, di mana rata-rata lama sekolah lansia laki-laki (6,24
tahun) lebih besar dibandingkan lansia perempuan (4,75 tahun). Dilihat
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Gambar 3.8 Rata-rata Lama Sekolah Lansia menurut Provinsi (Tahun), 2023
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Gambar 3.9 Persentase Lansia yang Memiliki Akses Teknologi Informasi dan
Komunikasi (TIK) menurut Jenis Fasilitas, 2019-2023
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Pendidikan 53
Tabel 3.1 Angka Melek Huruf (AMH) Lansia menurut Karakteristik
Demografi dan Klasifikasi Desa, 2023
Klasifikasi Desa
Karakteristik Jumlah
Perkotaan Perdesaan
(1) (2) (3) (4)
Jenis Kelamin
Laki-laki 93,63 84,31 89,46
Perempuan 84,47 69,82 77,94
Kelompok Umur
Lansia Muda (60-69 tahun) 91,98 81,55 87,41
Lansia Madya (70-79 tahun) 85,59 72,36 79,60
Lansia Tua (80+ tahun) 74,54 58,03 66,49
Status Disabilitas
Disabilitas 78,67 63,70 71,73
NonDisabilitas 89,87 78,18 84,67
Distribusi Pengeluaran
40% Terbawah 82,26 69,86 75,72
40% Menengah 91,11 80,59 86,52
20% Teratas 96,84 83,67 93,07
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Jenis Kelamin
Laki-laki 7,38 26,13 34,31 10,76 13,11 8,30 100,00
Perempuan 15,61 31,62 30,69 8,40 8,32 5,37 100,00
Kelompok Umur
Lansia Muda (60-69 tahun) 8,93 26,95 34,13 10,16 12,07 7,76 100,00
Lansia Madya (70-79 tahun) 14,07 32,20 30,73 8,87 8,64 5,50 100,00
Lansia Tua (80+ tahun) 24,28 33,80 25,25 6,98 6,18 3,52 100,00
Status Disabilitas
Disabilitas 18,41 32,72 28,18 8,44 7,91 4,34 100,00
NonDisabilitas 10,97 28,61 32,87 9,64 10,89 7,02 100,00
Distribusi Pengeluaran
40% Terbawah 16,37 36,18 33,45 6,90 4,77 2,32 100,00
40% Menengah 9,75 28,75 35,36 10,55 10,68 4,92 100,00
20% Teratas 5,93 15,30 25,09 12,85 21,97 18,86 100,00
Klasifikasi Desa
Perkotaan 8,27 24,62 30,65 11,44 15,15 9,86 100,00
Perdesaan 15,92 34,43 34,60 7,15 4,97 2,93 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Pendidikan 55
Tabel 3.3 Rata-Rata Lama Sekolah Lansia menurut Karakteristik Demografi
dan Klasifikasi Desa, 2023
Klasifikasi Desa
Karakteristik Jumlah
Perkotaan Perdesaan
(1) (2) (3) (4)
Jenis Kelamin
Laki-laki 7,40 4,80 6,24
Perempuan 5,77 3,47 4,75
Kelompok Umur
Lansia Muda (60-69 tahun) 7,10 4,52 5,97
Lansia Madya (70-79 tahun) 5,84 3,62 4,84
Lansia Tua (80+ tahun) 4,50 2,88 3,71
Status Disabilitas
Disabilitas 5,36 3,25 4,38
NonDisabilitas 6,67 4,21 5,57
Distribusi Pengeluaran
40% Terbawah 4,49 3,39 3,88
40% Menengah 6,59 4,28 5,42
20% Teratas 10,13 5,28 8,63
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Jenis Fasilitas
Menggunakan Menggunakan
Karakteristik
Telepon Seluler Komputer/ Akses Internet
(HP) Laptop
(1) (2) (3) (4)
Jenis Kelamin
Laki-laki 57,36 2,47 28,02
Perempuan 42,45 1,03 18,17
Kelompok Umur
Lansia Muda (60-69 tahun) 56,89 2,29 28,38
Lansia Madya (70-79 tahun) 40,32 0,84 15,20
Lansia Tua (80+ tahun) 25,35 0,32 7,04
Status Disabilitas
Disabilitas 26,67 0,31 8,46
NonDisabilitas 51,99 1,86 24,40
Distribusi Pengeluaran
40% Terbawah 35,06 0,18 9,72
40% Menengah 52,29 0,72 21,15
20% Teratas 73,24 6,53 51,89
Klasifikasi Desa
Perkotaan 54,30 2,76 31,86
Perdesaan 43,69 0,41 11,73
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Pendidikan 57
Tabel 3.5 Angka Melek Huruf (AMH) Lansia menurut Provinsi, Jenis
Kelamin, dan Klasifikasi Desa, 2023
Jenis Kelamin Klasifikasi Desa
Provinsi Jumlah
Laki-Laki Perempuan Perkotaan Perdesaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Pendidikan 59
Tabel 3.7 Rata-Rata Lama Sekolah Lansia (Tahun) menurut Provinsi, Jenis
Kelamin, dan Klasifikasi Desa, 2023
Jenis Kelamin Klasifikasi Desa
Provinsi Jumlah
Laki-Laki Perempuan Perkotaan Perdesaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Pendidikan 61
Tabel 3.9 Persentase Lansia yang Menggunakan Komputer menurut
Provinsi, Jenis Kelamin, dan Klasifikasi Desa, 2023
Jenis Kelamin Klasifikasi Desa
Provinsi Jumlah
Laki-Laki Perempuan Perkotaan Perdesaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Pendidikan 63
Tabel 3.11 Sampling Error Persentase Penduduk Lanjut Usia menurut Provinsi
dan Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2023
SMP/sederajat SM/sederajat PT
Selang Selang Selang
Relative Relative Relative
Provinsi Kepercayaan Kepercayaan Kepercayaan
Estimasi Standard Estimasi Standard Estimasi Standard
Batas Batas Batas Batas Batas Batas
Bawah Atas Error Bawah Atas Error Bawah Atas Error
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Aceh 14,06 12,52 15,59 5,57 8,76 7,44 10,07 7,68 4,24 3,31 5,16 11,13
Sumatera Utara 15,38 13,97 16,78 4,66 17,79 16,12 19,45 4,79 6,50 5,33 7,67 9,17
Sumatera Barat 15,29 13,68 16,89 5,36 15,66 14,04 17,29 5,28 9,68 8,14 11,22 8,10
Riau 15,38 13,13 17,62 7,45 10,29 8,27 12,30 10,00 5,64 4,12 7,16 13,76
Jambi 10,39 8,69 12,10 8,37 13,12 11,24 15,00 7,30 3,32 2,46 4,19 13,27
Sumatera Selatan 7,44 6,20 8,69 8,55 10,56 8,94 12,18 7,82 5,27 4,15 6,39 10,84
Bengkulu 8,41 6,75 10,06 10,02 15,33 12,96 17,69 7,88 6,56 5,03 8,09 11,90
Lampung 8,15 6,96 9,33 7,40 6,98 5,71 8,25 9,28 4,04 3,14 4,94 11,35
Kep. Bangka Belitung 11,54 9,20 13,88 10,35 10,37 8,08 12,66 11,25 2,39 1,32 3,46 22,94
Kepulauan Riau 10,04 5,83 14,25 21,40 19,27 14,02 24,51 13,88 6,18 3,32 9,03 23,57
DKI Jakarta 17,71 15,27 20,14 7,01 27,07 24,27 29,87 5,27 18,71 15,79 21,63 7,96
Jawa Barat 7,51 6,70 8,31 5,48 10,31 9,23 11,39 5,34 6,80 5,91 7,68 6,67
Jawa Tengah 7,64 7,10 8,17 3,60 7,89 7,32 8,47 3,73 4,96 4,49 5,42 4,76
DI Yogyakarta 10,71 9,11 12,30 7,60 11,71 9,83 13,58 8,18 8,34 6,58 10,11 10,81
Jawa Timur 8,53 7,97 9,10 3,38 7,20 6,63 7,78 4,06 6,78 6,06 7,49 5,40
Banten 11,11 9,10 13,13 9,25 12,58 10,41 14,75 8,80 7,91 5,65 10,18 14,60
Bali 7,36 6,06 8,65 9,01 11,39 9,70 13,08 7,56 9,48 7,87 11,10 8,69
Nusa Tenggara Barat 4,35 3,21 5,48 13,31 6,25 4,30 8,21 15,97 4,54 2,62 6,45 21,52
Nusa Tenggara Timur 5,58 4,64 6,52 8,59 9,97 8,37 11,57 8,17 5,69 4,72 6,66 8,70
Kalimantan Barat 10,77 9,19 12,35 7,48 8,69 6,79 10,58 11,12 3,43 2,50 4,35 13,78
Kalimantan Tengah 12,31 10,13 14,49 9,04 10,36 8,46 12,26 9,37 10,52 8,43 12,61 10,15
Kalimantan Selatan 8,64 7,13 10,15 8,90 10,39 8,75 12,03 8,06 10,66 8,98 12,35 8,06
Kalimantan Timur 14,31 11,43 17,20 10,27 12,01 9,86 14,16 9,14 1,51 0,80 2,22 24,01
Kalimantan Utara 21,29 17,03 25,55 10,21 16,99 12,71 21,27 12,84 2,69 1,24 4,15 27,55
Sulawesi Utara 15,17 13,59 16,74 5,29 21,73 19,21 24,25 5,91 6,37 5,20 7,53 9,32
Sulawesi Tengah 13,05 11,18 14,91 7,29 13,37 11,27 15,48 8,04 10,48 8,65 12,30 8,88
Sulawesi Selatan 8,47 7,46 9,47 6,05 11,80 10,21 13,39 6,87 8,51 7,34 9,68 7,01
Sulawesi Tenggara 9,34 7,66 11,02 9,19 8,05 6,54 9,57 9,60 8,27 6,35 10,19 11,83
Gorontalo 6,48 4,27 8,69 17,39 4,22 2,38 6,07 22,28 2,04 1,02 3,07 25,55
Sulawesi Barat 6,48 4,71 8,25 13,92 10,81 7,93 13,69 13,58 8,31 6,19 10,42 12,98
Maluku 16,82 14,24 19,39 7,80 16,66 13,86 19,46 8,57 4,02 2,39 5,65 20,70
Maluku Utara 12,69 10,32 15,05 9,50 12,41 10,02 14,80 9,83 2,92 1,86 3,99 18,60
Papua Barat 12,09 9,42 14,75 11,25 18,43 14,05 22,81 12,13 6,61 4,37 8,85 17,31
Papua 15,95 13,35 18,55 8,32 9,26 7,01 11,51 12,39 4,62 3,27 5,97 14,89
Indonesia 9,52 9,26 9,79 1,44 10,60 10,29 10,92 1,53 6,77 6,48 7,06 2,19
Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi.
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Pendidikan 65
Tabel 3.13 Sampling Error Persentase Lansia yang Menggunakan
Komputer menurut Provinsi dan Jenis Kelamin, 2023
Laki-laki Perempuan Jumlah
Selang Selang Selang
Relative Relative Relative
Provinsi Kepercayaan Kepercayaan Kepercayaan
Estimasi Standard Estimasi Standard Estimasi Standard
Batas Batas Batas Batas Batas Batas
Bawah Atas Error Bawah Atas Error Bawah Atas Error
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Aceh 1,30 0,64 1,95 25,67 0,63 0,13 1,12 40,09 0,95 0,43 1,46 27,70
Sumatera Utara 2,50 1,48 3,51 20,72 0,89 0,35 1,44 31,26 1,63 1,03 2,24 18,79
Sumatera Barat 1,54 0,69 2,39 28,13 1,12 0,52 1,73 27,52 1,32 0,73 1,91 22,95
Riau 1,42 0,45 2,38 34,88 0,79 0,03 1,54 49,27 1,11 0,38 1,83 33,55
Jambi 1,12 0,37 1,87 34,05 0,40 0,04 0,77 46,36 0,76 0,34 1,19 28,57
Sumatera Selatan 1,39 0,50 2,27 32,46 0,98 0,37 1,60 31,74 1,18 0,64 1,72 23,41
Bengkulu 0,82 0,26 1,37 34,72 NA NA NA 76,63 0,63 0,20 1,06 34,66
Lampung 1,07 0,48 1,66 28,23 NA NA NA 52,81 0,69 0,34 1,04 25,95
Kep. Bangka Belitung 2,16 0,86 3,47 30,73 NA NA NA 85,28 1,41 0,43 2,40 35,46
Kepulauan Riau 2,44 0,69 4,19 36,56 NA NA NA 53,66 1,66 0,53 2,78 34,59
DKI Jakarta 12,45 9,22 15,69 13,26 4,98 3,33 6,63 16,91 8,54 6,55 10,54 11,92
Jawa Barat 3,43 2,57 4,30 12,83 1,57 1,02 2,11 17,71 2,48 1,89 3,07 12,12
Jawa Tengah 1,12 0,84 1,40 12,70 0,38 0,19 0,57 25,53 0,73 0,54 0,91 12,98
DI Yogyakarta 3,24 1,82 4,65 22,31 0,83 0,26 1,39 34,67 1,93 1,15 2,72 20,66
Jawa Timur 1,54 1,10 1,99 14,73 0,73 0,44 1,01 20,18 1,11 0,81 1,40 13,65
Banten 4,68 2,58 6,77 22,89 1,79 0,71 2,87 30,85 3,22 1,89 4,55 21,12
Bali 3,27 1,97 4,57 20,29 0,95 0,25 1,65 37,42 2,05 1,20 2,89 21,03
Nusa Tenggara Barat 1,71 0,54 2,87 34,88 NA NA NA 57,91 1,79 0,33 3,25 41,67
Nusa Tenggara Timur 1,22 0,65 1,79 23,94 0,36 0,03 0,69 46,69 0,76 0,43 1,09 22,02
Kalimantan Barat 1,32 0,48 2,16 32,28 NA NA NA 52,26 0,84 0,39 1,30 27,60
Kalimantan Tengah 2,19 1,05 3,33 26,63 NA NA NA 69,93 1,30 0,61 2,00 27,25
Kalimantan Selatan 2,21 1,18 3,23 23,67 0,85 0,15 1,56 42,18 1,51 0,88 2,13 21,17
Kalimantan Timur 2,47 1,18 3,76 26,73 1,12 0,26 1,97 39,00 1,81 0,95 2,68 24,39
Kalimantan Utara 1,65 0,44 2,85 37,43 NA NA NA 57,56 1,42 0,53 2,32 32,18
Sulawesi Utara 2,15 1,17 3,13 23,24 1,14 0,52 1,77 27,89 1,63 0,95 2,31 21,28
Sulawesi Tengah 2,15 0,70 3,60 34,42 0,55 0,04 1,07 47,33 1,35 0,56 2,15 29,99
Sulawesi Selatan 2,06 1,14 2,98 22,81 0,56 0,26 0,86 27,44 1,23 0,76 1,70 19,50
Sulawesi Tenggara 0,67 0,11 1,23 42,98 NA NA NA 53,58 0,53 0,14 0,93 37,54
Gorontalo 1,01 0,06 1,96 47,90 NA NA NA 71,40 0,64 0,14 1,15 40,18
Sulawesi Barat NA NA NA 66,28 NA NA NA 100,40 NA NA NA 55,44
Maluku 4,47 2,13 6,81 26,68 2,19 0,56 3,82 37,89 3,27 1,61 4,93 25,86
Maluku Utara 2,33 0,83 3,83 32,77 NA NA NA 67,93 1,26 0,49 2,04 31,34
Papua Barat 3,60 1,67 5,52 27,28 NA NA NA 56,94 2,48 1,20 3,76 26,34
Papua 2,75 0,99 4,50 32,56 1,51 0,17 2,86 45,45 2,20 1,01 3,40 27,71
Indonesia 2,47 2,22 2,72 5,20 1,03 0,88 1,17 7,39 1,71 1,55 1,88 4,88
Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi.
Warna merah ( ) artinya hasil estimasi dianggap tidak akurat.
NA: Data tidak dapat ditampilkan.
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Aceh 22,46 18,51 26,41 8,97 7,17 5,72 8,63 10,33 12,05 10,41 13,70 6,98
Sumatera Utara 35,93 32,26 39,60 5,21 22,28 19,95 24,61 5,34 29,62 27,34 31,90 3,93
Sumatera Barat 30,11 25,99 34,23 6,98 15,00 12,64 17,36 8,02 22,23 19,90 24,57 5,36
Riau 36,20 30,53 41,86 7,98 17,93 14,61 21,24 9,43 24,93 21,89 27,98 6,23
Jambi 34,82 29,40 40,24 7,94 12,00 9,48 14,52 10,71 19,31 16,82 21,80 6,59
Sumatera Selatan 34,92 30,00 39,83 7,18 10,58 8,40 12,76 10,49 19,40 17,03 21,76 6,23
Bengkulu 35,97 29,62 42,31 9,00 11,05 8,75 13,36 10,64 18,21 15,56 20,86 7,43
Lampung 33,75 28,86 38,64 7,39 16,62 14,13 19,10 7,62 21,88 19,55 24,20 5,42
Kep. Bangka Belitung 30,23 25,44 35,03 8,09 11,80 7,45 16,15 18,82 22,58 19,28 25,88 7,45
Kepulauan Riau 54,31 46,85 61,76 7,00 15,91 5,41 26,41 33,68 46,48 40,29 52,66 6,79
DKI Jakarta 61,93 58,18 65,69 3,09 61,93 58,18 65,69 3,09
Jawa Barat 30,42 28,18 32,65 3,75 11,63 9,83 13,44 7,93 25,62 23,88 27,36 3,47
Jawa Tengah 23,80 22,15 25,46 3,54 11,96 10,84 13,08 4,77 17,96 16,94 18,97 2,88
DI Yogyakarta 36,84 32,41 41,26 6,13 19,08 15,08 23,07 10,68 30,94 27,71 34,18 5,33
Jawa Timur 25,41 23,61 27,21 3,61 9,94 8,85 11,04 5,61 18,11 17,01 19,20 3,09
Banten 39,12 34,05 44,19 6,61 7,27 4,90 9,65 16,68 30,89 26,94 34,83 6,52
Bali 28,22 24,41 32,03 6,89 13,83 11,06 16,59 10,20 23,45 20,70 26,21 6,00
Nusa Tenggara Barat 23,49 17,58 29,40 12,83 5,91 4,04 7,78 16,14 14,82 11,49 18,15 11,46
Nusa Tenggara Timur 26,47 21,85 31,09 8,91 6,28 5,06 7,50 9,91 10,89 9,43 12,36 6,86
Kalimantan Barat 35,91 30,61 41,21 7,53 10,27 8,29 12,26 9,85 20,14 17,64 22,64 6,34
Kalimantan Tengah 38,61 32,28 44,94 8,37 12,03 9,13 14,93 12,31 22,48 19,31 25,64 7,19
Kalimantan Selatan 38,17 33,10 43,23 6,77 14,68 11,37 17,98 11,49 25,64 22,68 28,61 5,90
Kalimantan Timur 44,24 39,19 49,30 5,82 17,03 12,32 21,75 14,12 34,95 31,17 38,73 5,52
Kalimantan Utara 34,80 26,85 42,75 11,66 15,41 9,74 21,08 18,76 26,62 21,39 31,86 10,03
Sulawesi Utara 27,26 23,28 31,23 7,44 10,66 8,76 12,56 9,09 19,41 17,12 21,69 6,00
Sulawesi Tengah 27,88 20,58 35,17 13,35 5,68 4,20 7,16 13,32 11,97 9,41 14,53 10,92
Sulawesi Selatan 33,10 29,02 37,17 6,28 11,48 9,79 13,17 7,51 20,41 18,36 22,46 5,13
Sulawesi Tenggara 22,00 16,35 27,65 13,10 9,85 7,58 12,12 11,76 13,88 11,40 16,37 9,14
Gorontalo 18,09 12,64 23,55 15,37 5,77 3,82 7,72 17,26 11,18 8,51 13,85 12,17
Sulawesi Barat 17,43 8,78 26,08 25,33 7,09 4,14 10,05 21,28 9,27 6,35 12,20 16,10
Maluku 36,84 28,51 45,17 11,53 11,44 7,67 15,21 16,82 22,28 17,78 26,78 10,31
Maluku Utara 27,34 20,38 34,30 12,98 5,16 3,51 6,81 16,31 10,99 8,62 13,37 11,01
Papua Barat 41,52 35,20 47,85 7,77 10,75 7,39 14,11 15,94 23,48 19,95 27,00 7,66
Papua 39,64 33,29 45,99 8,17 6,01 4,28 7,74 14,69 19,86 16,71 23,01 8,09
Indonesia 31,86 31,00 32,72 1,38 11,73 11,29 12,17 1,93 22,87 22,34 23,40 1,18
Catatan: Warna ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi.
kuning
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Kesehatan 67
BAB IV
KESEHATAN
Kesehatan 69
4 KESEHATAN
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 menyebutkan
bahwa kesehatan adalah keadaan sehat (baik secara fisik, mental, spiritual
maupun sosial) yang memungkinkan setiap orang untuk hidup aktif dan
produktif secara sosial dan ekonomis. Setiap orang membutuhkan kondisi
sehat (baik secara fisik maupun psikis), agar tetap dapat menikmati hidup,
produktif dan bermanfaat, termasuk bagi kelompok lansia. Hidup lebih lama
belum tentu berarti hidup dalam kondisi sehat. Faktanya prevalensi penyakit
pada lansia mengalami peningkatan dari waktu ke waktu, karena kerentanan
terhadap penyakit meningkat seiring dengan bertambahnya usia (Christensen
dkk. 2009). Pertambahan usia pada lansia cenderung diiringi dengan
menurunnya kapabilitas fungsional tubuh yang berdampak terhadap
pelemahan sistem imun tubuh. Pada umumnya, penyakit yang dialami lansia
merupakan penyakit yang tidak menular, bersifat degeneratif, atau
disebabkan oleh faktor usia, misalnya penyakit jantung, diabetes melitus,
stroke, rematik, osteoporosis dan cidera (Kemenkes 2021). Di samping itu,
biaya kesehatan tidak murah sehingga lansia yang tidak mandiri secara
ekonomi memerlukan perlindungan jaminan kesehatan. Bab ini akan
membahas aspek kesehatan lansia yang mencakup kondisi kesehatan lansia,
tindakan pengobatan, pemanfaatan jaminan kesehatan, serta kebiasaan
merokok.
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Gambar 4.1 Persentase Lansia yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan Angka
Kesakitan Lansia, 2019-2023
Gambar 4.2 Persentase Lansia yang Mengalami Keluhan Kesehatan dan Angka
Kesakitan Lansia menurut Karakteristik Demografi, 2023
Kesehatan 73
Secara umum, hampir separuh dari lansia yang mengalami keluhan
kesehatan mengaku aktivitasnya terganggu, atau didefinisikan mengalami
kondisi sakit. Apabila dilihat dari status disabilitas, keluhan sakit pada lansia
dengan disabilitas dua kali lebih besar dibandingkan lansia nondisabilitas
(38,15 persen berbanding 17,76 persen). Sementara jika dilihat berdasarkan
klasifikasi desa, angka kesakitan lansia di perdesaan lebih tinggi sedikit
dibanding di perkotaan (21,01 persen berbanding 18,67 persen).
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Gambar 4.4 Persentase Lansia yang Tidak Rawat Jalan Ketika Mengalami Keluhan
Kesehatan menurut Alasan Utama Tidak Rawat Jalan, 2023
Kesehatan 75
Lansia yang mengalami keluhan kesehatan dan memilih untuk tidak
melakukan rawat jalan, mayoritas beralasan karena yang bersangkutan lebih
suka mengobati sendiri (61,21 persen). Alasan terbanyak berikutnya adalah
karena merasa tidak perlu (33,28 persen). Hal ini dapat dikarenakan keluhan
kesehatan yang dialami masih ringan sehingga merasa tidak perlu repot untuk
berkonsultasi kepada tenaga kesehatan. Namun demikian, masih ada sekitar
1,66 persen lansia yang tidak rawat jalan ketika mengalami keluhan kesehatan
dikarenakan tidak ada biaya.
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Gambar 4.5 Persentase Lansia yang Rawat Jalan menurut Fasilitas Kesehatan,
2023
Lansia pada umumnya memerlukan waktu yang lebih lama dalam proses
penyembuhannya akibat kemunduran fungsi organ dan penurunan imunitas
tubuh. Bahkan, beberapa keluhan kesehatan di kalangan lansia memerlukan
penanganan yang lebih serius, sehingga mengharuskan lansia untuk dirawat
inap. Gambar 4.6 menunjukkan sekitar 5 hingga 6 dari 100 lansia di Indonesia
pernah dirawat inap dalam setahun terakhir (5,52 persen). Persentase lansia
laki-laki yang pernah dirawat inap lebih tinggi dibandingkan lansia
perempuan (6,01 persen berbanding 5,07 persen). Persentase lansia
penyandang disabilitas yang pernah dirawat inap sekitar dua kali lebih besar
dibandingkan kelompok lansia bukan penyandang disabilitas (10,68 persen
Gambar 4.6 Persentase Lansia yang Pernah Dirawat Inap dalam Setahun
Terakhir, 2023
Kesehatan 77
Persentase lansia yang pernah dirawat inap meningkat seiring dengan
meningkatnya status kesejahteraan lansia. Gambar 4.6 memperlihatkan, pada
tahun 2023 sebanyak 3,82 persen lansia yang berasal dari rumah tangga
kelompok pengeluaran 40% terbawah pernah dirawat inap, sedangkan 8,23
persen lansia dari rumah tangga kelompok 20% teratas pernah dirawat inap.
Berdasarkan klasifikasi wilayah, persentase lansia di perkotaan yang pernah
dirawat inap sedikit lebih tinggi dibandingkan di perdesaan (5,92 persen
berbanding 5,02 persen).
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Gambar 4.7 Persentase Lansia yang Pernah Dirawat Inap dalam Setahun
Terakhir menurut Fasilitas Kesehatan, 2023
Informasi mengenai lokasi rawat inap tersedia pada Gambar 4.7. Terlihat
bahwa rumah sakit merupakan fasilitas kesehatan yang menjadi pilihan oleh
sebagian besar lansia untuk rawat inap, baik rumah sakit pemerintah, maupun
swasta. Sebanyak 43,45 persen lansia rawat inap di RS Pemerintah, dan
sebanyak 39,12 persen rawat inap di rumah sakit swasta. Persentase tersebut
cukup timpang jika dibandingkan dengan persentase lansia yang pernah
dirawat inap di fasilitas kesehatan lain seperti puskesmas, klinik/praktik dokter
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Gambar 4.8 Rata-Rata Lama Rawat Inap dari Lansia yang Pernah Dirawat Inap
dalam Setahun Terakhir, 2023
Tingkat keparahan penyakit dan daya tahan tubuh menjadi salah satu
faktor yang menentukan lama waktu seorang lansia untuk sembuh. Secara
umum, lansia di Indonesia membutuhkan waktu sekitar 5 hingga 6 hari untuk
rawat inap. Seperti yang ditunjukkan pada Gambar 4.8, lansia penyandang
disabilitas memerlukan waktu rawat inap yang lebih lama dibandingkan lansia
nondisabilitas. Apabila dilihat berdasarkan distribusi pengeluaran, semakin
tinggi status ekonomi lansia maka semakin lama waktu yang diperlukan untuk
rawat inap.
Kesehatan 79
kesehatan bagi lansia agar dapat hidup mandiri dan produktif. Salah satunya,
melalui ketersediaan jaminan kesehatan bagi lansia yang memanfaatkan
fasilitas dan sarana kesehatan. Informasi jaminan kesehatan yang
dikumpulkan melalui Susenas Maret 2022 antara lain BPJS PBI, BPJS non-PBI,
Jamkesda, asuransi swasta, dan jaminan kesehatan dari
perusahaan/kantornya. Pada subbab ini akan dibahas mengenai pemanfaatan
jaminan kesehatan yang digunakan para lansia untuk berobat.
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Gambar 4.9 Persentase Lansia yang Rawat Jalan atau Rawat Inap dengan
Memanfaatkan Jaminan Kesehatan, 2023
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Gambar 4.10 Persentase Lansia yang Rawat Jalan dan Rawat Inap menurut
Distribusi Pengeluaran dan Jaminan Kesehatan yang Digunakan,
2023
Kesehatan 81
Gambar 4.10 menunjukkan pengguna BPJS PBI terbanyak berasal dari
lansia pada rumah tangga kelompok pengeluaran 40% terbawah. Namun
pada informasi sebelumnya (Gambar 4.9), disebutkan bahwa lansia pada
kelompok tersebut merupakan pengguna jaminan kesehatan terendah untuk
berobat, untuk jaminan kesehatan jenis apapun. Kondisi tersebut
menunjukkan adanya kebutuhan jaminan kesehatan BPJS PBI yang belum
sepenuhnya tercukupi untuk seluruh lansia pada kelompok pengeluaran 40%
terbawah, yang seharusnya menjadi kelompok utama sasaran penerima BPJS
PBI. Sementara itu, di sisi lain, masih ada sekitar 35 dari 100 lansia yang
berasal dari distribusi pengeluaran 20% teratas yang menggunakan BPJS PBI,
baik untuk rawat jalan maupun rawat inap.
Kesehatan 83
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Jenis Kelamin
Laki-laki 39,59 60,41 100,00
Perempuan 43,23 56,77 100,00
Kelompok Umur
Lansia Muda (60-69 Tahun) 39,28 60,72 100,00
Lansia Madya (70-79 Tahun) 44,62 55,38 100,00
Lansia Tua (80 Tahun ke Atas) 47,74 52,26 100,00
Status Disabilitas
Disabilitas 57,72 42,28 100,00
Nondisabilitas 39,78 60,22 100,00
Distribusi Pengeluaran
40% Terbawah 39,88 60,12 100,00
40% Menengah 43,04 56,96 100,00
20% Teratas 41,88 58,12 100,00
Klasifikasi Desa
Perkotaan 41,24 58,76 100,00
Perdesaan 41,81 58,19 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Kesehatan 85
Tabel 4.2 Angka Kesakitan Lansia menurut Karakteristik Demografi, 2023
(1) (2)
Indonesia 19,72
Jenis Kelamin
Laki-laki 19,13
Perempuan 20,25
Kelompok Umur
Lansia Muda (60-69 Tahun) 17,98
Lansia Madya (70-79 Tahun) 21,99
Lansia Tua (80 Tahun ke Atas) 25,16
Status Disabilitas
Disabilitas 38,15
Nondisabilitas 17,76
Distribusi Pengeluaran
40% Terbawah 19,67
40% Menengah 20,29
20% Teratas 18,78
Klasifikasi Desa
Perkotaan 18,67
Perdesaan 21,01
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Tindakan Pengobatan
Karakteristik Mengobati Tidak
Mengobati Rawat Jumlah
Sendiri dan Melakukan
sendiri jalan
Rawat Jalan Pengobatan
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Jenis Kelamin
Laki-laki 53,52 17,35 24,96 4,17 100,00
Perempuan 52,38 18,36 25,14 4,11 100,00
Kelompok Umur/Usia
Lansia Muda (60-69 Tahun) 53,35 17,56 25,04 4,04 100,00
Lansia Madya (70-79 Tahun) 51,95 18,16 25,88 4,01 100,00
Lansia Tua (80 Tahun ke Atas) 53,02 19,19 22,71 5,08 100,00
Status Disabilitas
Disabilitas 46,76 19,95 27,02 6,27 100,00
Nondisabilitas 53,85 17,59 24,76 3,81 100,00
Distribusi Pengeluaran
40% Terbawah 57,00 15,30 23,26 4,44 100,00
40% Menengah 52,37 17,93 25,49 4,21 100,00
20% Teratas 46,21 22,72 27,65 3,42 100,00
Klasifikasi Desa
Perkotaan 50,34 19,69 26,21 3,76 100,00
Perdesaan 56,04 15,72 23,65 4,60 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Kesehatan 87
Tabel 4.4 Persentase Lansia yang Tidak Rawat Jalan menurut Karakteristik
Demografi dan Alasan Utama Tidak Rawat Jalan, 2023
Jenis Kelamin
Laki-laki 60,93 33,35 1,93 3,80 100,00
Perempuan 61,45 33,23 1,42 3,90 100,00
Kelompok Umur/Usia
Lansia Muda (60-69 Tahun) 61,81 33,54 1,37 3,28 100,00
Lansia Madya (70-79 Tahun) 60,27 33,04 2,09 4,60 100,00
Lansia Tua (80 Tahun ke Atas) 60,31 32,47 2,10 5,12 100,00
Status Disabilitas
Disabilitas 54,12 31,47 4,78 9,63 100,00
Nondisabilitas 62,21 33,54 1,21 3,04 100,00
Distribusi Pengeluaran
40% Terbawah 60,95 32,69 2,39 3,97 100,00
40% Menengah 61,90 33,14 1,39 3,58 100,00
20% Teratas 60,35 34,97 0,51 4,17 100,00
Klasifikasi Desa
Perkotaan 61,44 32,66 1,62 4,29 100,00
Perdesaan 60,96 33,96 1,70 3,38 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Jenis Kelamin
Laki-laki 6,01 93,99 100,00
Perempuan 5,07 94,93 100,00
Kelompok Umur/Usia
Lansia Muda (60-69 Tahun) 5,39 94,61 100,00
Lansia Madya (70-79 Tahun) 5,88 94,12 100,00
Lansia Tua (80 Tahun ke Atas) 5,32 94,68 100,00
Status Disabilitas
Disabilitas 10,68 89,32 100,00
Nondisabilitas 4,97 95,03 100,00
Distribusi Pengeluaran
40% Terbawah 3,82 96,18 100,00
40% Menengah 5,87 94,13 100,00
20% Teratas 8,23 91,77 100,00
Klasifikasi Desa
Perkotaan 5,92 94,08 100,00
Perdesaan 5,02 94,98 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Kesehatan 89
Tabel 4.6 Persentase Lansia yang Pernah Dirawat Inap dalam Setahun
Terakhir menurut Karakteristik Demografi dan Lamanya Rawat
Inap, 2023
Jenis Kelamin
Laki-laki 43,22 40,41 11,40 4,97 5,73
Perempuan 42,45 42,67 10,80 4,07 5,31
Kelompok Umur/Usia
Lansia Muda (60-69 Tahun) 44,09 40,67 10,65 4,60 5,54
Lansia Madya (70-79 Tahun) 40,30 43,19 11,98 4,54 5,52
Lansia Tua (80 Tahun ke Atas) 42,71 41,69 11,44 4,16 5,48
Status Disabilitas
Disabilitas 34,43 42,61 15,18 7,78 6,71
Nondisabilitas 44,76 41,24 10,19 3,81 5,26
Distribusi Pengeluaran
40% Terbawah 44,96 44,82 7,99 2,23 4,93
40% Menengah 44,15 41,05 10,82 3,98 5,30
20% Teratas 39,24 39,02 14,35 7,39 6,38
Klasifikasi Desa
Perkotaan 39,08 43,53 12,67 4,71 5,76
Perdesaan 48,36 38,52 8,83 4,29 5,20
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Merokok
Tidak merokok lagiTidak
Tidak setiap
Karakteristik Setiap hari Masih merokok pernahJumlah merokok
hari
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
Jenis Kelamin
Laki-laki 43,96 4,24 48,20 3,79 48,01 100,00
Perempuan 1,55 0,20 1,75 0,42 97,84 100,00
Kelompok Umur/Usia
Lansia Muda (60-69 Tahun) 24,26 2,17 26,43 1,88 71,69 100,00
Lansia Madya (70-79 Tahun) 18,74 2,07 20,82 2,34 76,84 100,00
Lansia Tua (80 Tahun ke Atas) 13,37 1,99 15,36 2,08 82,56 100,00
Status Disabilitas
Disabilitas 11,28 1,63 12,90 2,41 84,69 100,00
Nondisabilitas 22,90 2,18 25,08 1,99 72,94 100,00
Distribusi Pengeluaran
40% Terbawah 21,50 2,42 23,92 2,09 74,00 100,00
40% Menengah 23,69 2,08 25,76 2,09 72,15 100,00
20% Teratas 18,94 1,63 20,57 1,80 77,63 100,00
Klasifikasi Desa
Perkotaan 19,75 1,93 21,68 2,11 76,21 100,00
Perdesaan 24,31 2,37 26,68 1,92 71,40 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Kesehatan 91
Tabel 4.8 Persentase Lansia yang Mengalami Keluhan Kesehatan dalam
Sebulan Terakhir menurut Provinsi, Klasifikasi Desa, dan Jenis
Kelamin, 2023
Kesehatan 93
Tabel 4.10 Persentase Lansia yang Mengobati Sendiri ketika Mengalami
Keluhan Kesehatan menurut Provinsi, Klasifikasi Desa, dan Jenis
Kelamin, 2023
Kesehatan 95
Tabel 4.12 Persentase Lansia yang Tidak Rawat Jalan Ketika Mengalami
Keluhan Kesehatan menurut Provinsi dan Alasan Utama Tidak
Rawat Jalan, 2023
Kesehatan 97
Tabel 4.14 Rata-rata Lama Rawat Inap (Hari) Lansia menurut Provinsi,
Klasifikasi Desa, dan Jenis Kelamin, 2023
Kesehatan 99
Tabel 4.16 Persentase Lansia yang Rawat Jalan atau Rawat Inap dengan
Memanfaatkan Jaminan Kesehatan menurut Provinsi, 2023
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Kesehatan 101
Tabel 4.18 Sampling Error Persentase Lansia yang Sakit dalam Sebulan
Terakhir Menurut Provinsi dan Klasifikasi Desa, 2023
Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Kesehatan 103
Tabel 4.19 Lanjutan
Tidak ada biaya Lainnya
Selang Selang
KepercayaanRelative KepercayaanRelat
Provinsi
Estimasi Standard Error
Estimasi Sta
BatasBatas Batas Batas
Bawah Atas Bawah Atas
(1) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16)
Aceh NA NA NA 50,17 8,21 4,77 11,6
Sumatera Utara 2,73 1,64 3,83 20,47 3,27 2,07
Sumatera Barat 2,34 0,60 4,08 37,92 2,20 0,80
2,28
Riau 3,98 1,26 6,70 34,81 0,64
3,12
Jambi 1,51 0,13 2,89 46,47 0
Sumatera Selatan 2,96 1,21 4,70 30,07 3,71
Bengkulu NA NA NA 56,63 3,68
1,32
Lampung 1,17 0,23 2,11 41,13
Kep. Bangka Belitung NA NA NA 71,64
Kepulauan Riau NA NA NA 79,94
DKI Jakarta NA NA NA 100,62
Jawa Barat 2,67 1,37 3,97 24,91
Jawa Tengah 0,79 0,40 1,18 25
DI Yogyakarta NA NA NA 1
Jawa Timur 0,98 0,57 1,40
Banten 2,71 0,65 4,77
Bali NA NA
Nusa Tenggara Barat 3,51 1,07
Nusa Tenggara Timur 1,75 0,75
Kalimantan Barat 1,92 0,8
Kalimantan Tengah NA
Kalimantan Selatan NA
Kalimantan Timur NA
Kalimantan Utara N
Sulawesi Utara
Sulawesi Tengah
Sulawesi Selatan
Sulawesi Tenggara
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Ut
Papua
Papu
In
Aceh 10,22 7,83 12,61 11,93 10,51 8,94 12,09 7,65 10,42 9,10 11,74 6,45
Sumatera Utara 6,80 5,23 8,36 11,77 4,95 3,99 5,91 9,90 5,94 4,99 6,90 8,19
Sumatera Barat 6,22 4,29 8,15 15,85 4,34 3,38 5,30 11,24 5,24 4,19 6,29 10,24
Riau 4,99 2,84 7,13 21,94 5,44 3,85 7,03 14,92 5,26 3,98 6,54 12,41
Jambi 6,72 4,40 9,04 17,58 5,86 4,34 7,39 13,28 6,14 4,86 7,41 10,60
Sumatera Selatan 5,63 3,85 7,42 16,20 3,48 2,57 4,40 13,40 4,26 3,39 5,13 10,45
Bengkulu 5,21 3,00 7,42 21,63 5,19 3,65 6,72 15,10 5,19 3,93 6,46 12,42
Lampung 8,16 4,97 11,35 19,95 4,35 3,35 5,35 11,74 5,52 4,31 6,73 11,19
Kep. Bangka Belitung 5,92 3,86 7,98 17,77 4,63 2,34 6,93 25,31 5,39 3,84 6,93 14,60
Kepulauan Riau 10,80 5,75 15,84 23,83 7,47 1,92 13,03 37,93 10,12 5,92 14,32 21,18
DKI Jakarta 5,31 4,02 6,60 12,42 − − − − 5,31 4,02 6,60 12,42
Jawa Barat 5,94 5,12 6,76 7,06 6,24 5,08 7,40 9,50 6,01 5,33 6,69 5,77
Jawa Tengah 6,58 5,86 7,30 5,60 5,77 5,12 6,43 5,81 6,18 5,69 6,67 4,03
DI Yogyakarta 5,89 4,44 7,35 12,60 4,17 2,75 5,59 17,33 5,32 4,24 6,40 10,36
Jawa Timur 5,09 4,45 5,74 6,48 4,15 3,63 4,67 6,36 4,65 4,23 5,07 4,61
Banten 4,73 3,33 6,13 15,09 4,75 3,01 6,50 18,68 4,74 3,61 5,87 12,19
Bali 3,91 2,62 5,20 16,84 3,73 2,49 4,96 16,94 3,85 2,89 4,81 12,67
Nusa Tenggara Barat 8,74 5,77 11,72 17,35 9,53 7,23 11,84 12,35 9,13 7,24 11,02 10,55
Nusa Tenggara Timur 5,85 3,80 7,89 17,82 2,80 2,19 3,41 11,10 3,49 2,82 4,17 9,90
Kalimantan Barat 4,41 2,70 6,12 19,82 3,25 2,21 4,30 16,32 3,70 2,78 4,62 12,66
Kalimantan Tengah 4,13 2,59 5,66 18,98 2,67 1,54 3,80 21,58 3,24 2,32 4,16 14,44
Kalimantan Selatan 3,97 2,48 5,46 19,16 3,30 2,18 4,41 17,31 3,61 2,69 4,53 12,96
Kalimantan Timur 5,53 3,75 7,31 16,41 7,10 3,80 10,40 23,71 6,07 4,44 7,70 13,70
Kalimantan Utara 7,26 4,16 10,35 21,76 5,17 2,23 8,10 28,96 6,38 4,20 8,55 17,43
Sulawesi Utara 7,21 5,26 9,15 13,76 7,18 5,75 8,61 10,13 7,20 5,97 8,42 8,70
Sulawesi Tengah 6,82 3,77 9,87 22,80 4,82 3,45 6,19 14,49 5,39 4,08 6,69 12,33
Sulawesi Selatan 7,16 5,45 8,87 12,20 4,95 4,22 5,68 7,54 5,86 5,03 6,69 7,21
Sulawesi Tenggara 9,01 4,85 13,17 23,57 3,97 2,94 5,00 13,19 5,64 4,07 7,21 14,19
Gorontalo 9,52 5,81 13,24 19,92 6,36 4,25 8,46 16,89 7,75 5,72 9,77 13,32
Sulawesi Barat 6,74 2,85 10,62 29,40 5,07 3,16 6,99 19,22 5,42 3,70 7,14 16,18
Maluku 4,63 1,68 7,58 32,53 1,97 1,11 2,83 22,37 3,10 1,74 4,47 22,37
Maluku Utara 8,46 3,89 13,02 27,56 5,00 3,10 6,89 19,34 5,91 4,07 7,74 15,89
Papua Barat 3,20 0,74 5,65 39,18 5,08 2,95 7,22 21,42 4,30 2,70 5,91 19,02
Papua 5,71 2,87 8,55 25,36 2,47 1,49 3,46 20,32 3,81 2,50 5,12 17,57
Indonesia 5,92 5,61 6,23 2,70 5,02 4,78 5,26 2,45 5,52 5,31 5,72 1,89
Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Kesehatan 105
Tabel 4.21 Sampling Error Persentase Lansia yang Pernah Dirawat Inap
dalam Setahun Terakhir menurut Provinsi dan Jenis Kelamin,
2023 Laki-laki Perempuan Jumlah
Selang Selang Selang
Relative Relative Relative
Provinsi Kepercayaan Kepercayaan Kepercayaan
Estimasi Standard Estimasi Standard Estimasi Standard
Batas Batas Batas Batas Batas Batas
Bawah Atas Error Bawah Atas Error Bawah Atas Error
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Aceh 11,25 9,32 13,17 8,73 9,67 7,91 11,44 9,31 10,42 9,10 11,74 6,45
Sumatera Utara 6,79 5,33 8,25 11,00 5,22 4,11 6,33 10,87 5,94 4,99 6,90 8,19
Sumatera Barat 6,14 4,54 7,73 13,25 4,46 2,96 5,97 17,25 5,24 4,19 6,29 10,24
Riau 5,38 3,67 7,08 16,17 5,15 3,35 6,95 17,84 5,26 3,98 6,54 12,41
Jambi 6,22 4,49 7,96 14,21 6,05 4,25 7,85 15,15 6,14 4,86 7,41 10,60
Sumatera Selatan 5,12 3,72 6,53 13,97 3,46 2,45 4,47 14,89 4,26 3,39 5,13 10,45
Bengkulu 5,61 3,78 7,44 16,62 4,77 3,20 6,35 16,88 5,19 3,93 6,46 12,42
Lampung 5,64 4,25 7,04 12,64 5,39 3,78 6,99 15,18 5,52 4,31 6,73 11,19
Kep. Bangka Belitung 6,13 3,98 8,29 17,90 4,61 2,44 6,77 23,96 5,39 3,84 6,93 14,60
Kepulauan Riau 9,79 4,19 15,38 29,15 10,48 4,76 16,20 27,83 10,12 5,92 14,32 21,18
DKI Jakarta 5,83 3,91 7,75 16,79 4,84 3,12 6,56 18,17 5,31 4,02 6,60 12,42
Jawa Barat 6,72 5,72 7,72 7,60 5,35 4,49 6,21 8,22 6,01 5,33 6,69 5,77
Jawa Tengah 6,41 5,70 7,12 5,65 5,98 5,34 6,62 5,46 6,18 5,69 6,67 4,03
DI Yogyakarta 5,57 3,83 7,30 15,90 5,11 3,64 6,57 14,64 5,32 4,24 6,40 10,36
Jawa Timur 5,11 4,48 5,73 6,22 4,25 3,69 4,81 6,70 4,65 4,23 5,07 4,61
Banten 5,66 4,01 7,31 14,89 3,83 2,40 5,26 19,06 4,74 3,61 5,87 12,19
Bali 4,21 2,89 5,54 16,05 3,53 2,26 4,80 18,39 3,85 2,89 4,81 12,67
Nusa Tenggara Barat 9,87 7,21 12,53 13,75 8,52 6,36 10,68 12,94 9,13 7,24 11,02 10,55
Nusa Tenggara Timur 4,35 3,24 5,46 13,02 2,75 1,90 3,59 15,75 3,49 2,82 4,17 9,90
Kalimantan Barat 3,76 2,50 5,02 17,05 3,64 2,40 4,88 17,42 3,70 2,78 4,62 12,66
Kalimantan Tengah 3,61 2,29 4,93 18,67 2,81 1,52 4,11 23,43 3,24 2,32 4,16 14,44
Kalimantan Selatan 4,64 3,04 6,23 17,54 2,65 1,62 3,68 19,84 3,61 2,69 4,53 12,96
Kalimantan Timur 6,04 3,83 8,26 18,69 6,09 3,89 8,30 18,47 6,07 4,44 7,70 13,70
Kalimantan Utara 6,81 3,84 9,79 22,24 5,88 2,55 9,22 28,94 6,38 4,20 8,55 17,43
Sulawesi Utara 7,42 5,55 9,29 12,86 6,99 5,30 8,67 12,30 7,20 5,97 8,42 8,70
Sulawesi Tengah 6,17 4,16 8,17 16,63 4,61 3,17 6,05 15,93 5,39 4,08 6,69 12,33
Sulawesi Selatan 6,04 4,86 7,21 9,90 5,72 4,62 6,82 9,82 5,86 5,03 6,69 7,21
Sulawesi Tenggara 5,20 3,48 6,93 16,87 6,03 3,97 8,10 17,45 5,64 4,07 7,21 14,19
Gorontalo 6,86 3,95 9,77 21,63 8,52 5,84 11,19 16,02 7,75 5,72 9,77 13,32
Sulawesi Barat 4,76 2,57 6,95 23,47 6,00 3,40 8,60 22,11 5,42 3,70 7,14 16,18
Maluku 4,33 1,80 6,85 29,79 2,00 0,74 3,27 32,24 3,10 1,74 4,47 22,37
Maluku Utara 6,65 4,36 8,95 17,58 5,16 2,85 7,47 22,84 5,91 4,07 7,74 15,89
Papua Barat 6,19 3,59 8,79 21,44 2,16 0,65 3,67 35,72 4,30 2,70 5,91 19,02
Papua 4,77 2,96 6,59 19,43 2,58 1,14 4,02 28,43 3,81 2,50 5,12 17,57
Indonesia 6,01 5,71 6,31 2,53 5,07 4,81 5,33 2,64 5,52 5,31 5,72 1,89
Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Kesehatan 107
Tabel 4.23 Sampling Error Rata-rata Lama Rawat Inap Lansia (Hari) menurut
Provinsi dan Jenis Kelamin, 2023
Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Kesehatan 109
Tabel 4.24 Lanjutan
Masih merokok Setiap hari Masih merokok Tidak setiap hari Masih merokok
Selang Selang Selang
Kepercayaan Relative Kepercayaan Relative KepercayaanRel
Provinsi
Estimasi Standard Estimasi
Error BatasBatas Standard Estimasi
Error Batas S
BatasBatas Batas
Bawah Atas Bawah Atas Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (
Aceh 18,95 17,20 20,71 4,72 3,49 2,58 4,40 13,28 22,44 20,58
Sumatera Utara 19,83 18,48 21,18 3,48 1,78 1,30 2,26 13,74 21,61 20,2
Sumatera Barat 22,57 20,82 24,33 3,97 1,57 0,94 2,20 20,60 24,14
Riau 21,86 19,65 24,08 5,17 2,11 1,30 2,92 19,56 23,97
Jambi 20,72 18,69 22,74 4,98 1,53 0,90 2,16 20,96 22,
Sumatera Selatan 22,31 20,56 24,06 4,01 2,12 1,51 2,74 14,78
Bengkulu 26,56 24,20 28,92 4,53 1,43 0,76 2,11 24,10
Lampung 28,32 26,66 29,98 2,99 1,62 1,12 2,12 15,
Kep. Bangka Belitung 17,97 15,24 20,69 7,73 1,69 0,90 2,49
Kepulauan Riau 18,12 13,43 22,80 13,19 1,24 0,55 1,93
DKI Jakarta 11,05 9,09 13,00 9,03 1,41 0,74 2
Jawa Barat 26,94 25,69 28,18 2,35 2,30 1,90
Jawa Tengah 22,34 21,57 23,12 1,77 2,15 1,88
DI Yogyakarta 17,56 15,57 19,56 5,79 1,98
Jawa Timur 22,26 21,46 23,07 1,84 1,87
Banten 23,71 21,16 26,26 5,49 2,5
Bali 10,45 8,90 12,00 7,55
Nusa Tenggara Barat 27,63 25,30 29,96 4,31
Nusa Tenggara Timur 14,85 13,51 16,20 4,6
Kalimantan Barat 20,57 18,59 22,54
Kalimantan Tengah 21,76 19,30 24,23
Kalimantan Selatan 15,76 14,04 17,
Kalimantan Timur 15,54 13,18
Kalimantan Utara 18,46 14,99
Sulawesi Utara 16,33 14
Sulawesi Tengah 21,92
Sulawesi Selatan 16,28
Sulawesi Tenggara 1
Gorontalo
Sulawesi Barat
Maluku
Maluku Utara
Papua Bar
Papua
In
Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Kesehatan 111
Tabel 4.25 Lanjutan
Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Kesehatan 113
5 KETENAGAKERJAAN
Penduduk lanjut usia selama ini identik dengan penurunan tingkat
kesehatan dan tingkat partisipasi di pasar kerja. Namun demikian, masih
terdapat banyak lansia potensial yang mampu berdaya guna. Sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia,
lanjut usia dikatakan potensial jika masih mampu melakukan pekerjaan
dan/atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang dan/atau jasa. Di sisi lain,
keberadaan lansia dalam pasar kerja tidak hanya mencerminkan kemampuan
lansia untuk tetap bekerja, namun dapat juga dimaknai sebagai rendahnya
tingkat kesejahteraan lansia sehingga mereka terpaksa masih harus bekerja
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Pemberdayaan lansia potensial dalam
berbagai aktivitas produktif merupakan salah satu upaya untuk menunjang
kemandirian lansia, baik dari aspek ekonomi, psikologi, sosial, budaya, dan
kesehatan. Oleh karena itu, diperlukan adanya informasi ketenagakerjaan
lansia untuk penyusunan kebijakan dan program pembangunan yang tepat,
sehingga upaya pemberdayaan lansia potensial dapat terlaksana dengan baik.
Ketenagakerjaan 115
Terdapat banyak alasan yang melatarbelakangi lansia untuk tetap
bekerja, salah satunya adalah keharusan untuk memenuhi kebutuhan hidup.
Ketidaktersediaan non-labor income seperti jaminan pensiun menuntut lansia
untuk tetap bekerja (Jamalludin 2021). Lebih jauh, Wirakartakusumah dan
Anwar (1994) dalam Junaidi et al. (2017) menjelaskan beberapa faktor yang
memengaruhi lansia tetap bekerja antara lain masih kuat secara fisik dan
mental, adanya desakan ekonomi, serta motif aktualisasi diri atau emosi.
Menjadi lansia yang sehat dan aktif merupakan dambaan semua orang.
Dengan bekerja, seorang lansia dapat dianggap mandiri dan berdaya guna.
Dalam beberapa tahun terakhir, persentase lansia bekerja cenderung
mengalami peningkatan selama periode tahun 2014 hingga tahun 2023.
Dalam kurun waktu satu dekade tersebut, persentase lansia yang bekerja naik
sebesar 6,45 persen poin, dari 47,48 persen di tahun 2014 menjadi 53,93
persen pada
tahun 2023 (Gambar 5.1).
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus
Gambar 5.3 Persentase Lansia Bekerja menurut Jenis Kelamin, Kelompok Umur
dan Klasifikasi Desa, 2023
Ketenagakerjaan 119
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus
Gambar 5.7 Persentase Lansia Bekerja menurut Status Pekerjaan dan Tingkat
Pendidikan, 2023
Ketenagakerjaan 121
Pekerja informal mencakup mereka yang bekerja dengan status
pekerjaan berusaha sendiri, berusaha dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar,
pekerja bebas, dan pekerja keluarga atau pekerja tidak dibayar. Mayoritas
lansia yang bekerja banyak terserap dalam sektor informal tersebut. Kondisi
tersebut terlihat dari hasil Sakernas Agustus 2023 yang menunjukkan
sebanyak 85,25 persen pekerja lansia bekerja di sektor informal, dan
didominasi oleh lansia berpendidikan rendah (Gambar 5.8). Hal tersebut
menggambarkan bahwa sektor informal yang banyak digeluti oleh pekerja
lansia tidak mensyaratkan kualifikasi pendidikan tertentu yang juga menjadi
gambaran bahwa sebagian besar lansia bekerja sebagai pekerja yang rentan,
tanpa perlindungan ketenagakerjaan, kontrak pekerjaan, maupun keuntungan
atau imbalan yang layak.
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus
Gambar 5.9 Persentase Lansia Bekerja Sebagai Pekerja Rentan menurut Jenis
Kelamin dan Kelompok Umur, 2023
Ketenagakerjaan 123
kondisi pekerja dan kekuatan serikat dagang (Tjandraningsih 2012). Dari
gambar di bawah tampak bahwa persentase pekerja lansia yang termasuk
precarious employment sebesar 17,65 persen, di mana precarious employment
pada pekerja lansia laki-laki lebih tinggi daripada pekerja lansia perempuan
(Gambar 5.10).
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus
Selain lapangan usaha dan status pekerjaan, jam kerja juga menjadi aspek
penting berikutnya dalam pekerjaan layak (ILO, 2013). Namun seiring dengan
penurunan kondisi fisik, lansia selayaknya tidak bekerja secara berlebihan dari
segi waktu. Jam kerja yang berlebih juga akan menurunkan produktivitas
pekerjaan (ILO, 2011). Menurut ILO, jumlah jam kerja maksimal dalam
seminggu adalah 48 jam. Apabila melebihi batas tersebut, maka pekerjaan
dianggap tidak layak dari segi jam kerja.
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus
Gambar 5.11 Persentase Lansia Bekerja menurut Kelompok Umur dan Jumlah
Jam Kerja dalam Seminggu, 2023
Ketenagakerjaan 125
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus
Gambar 5.12 Persentase Lansia Bekerja menurut Jumlah Jam Kerja dalam
Seminggu, 2023
Pada tahun 2023, rata-rata penghasilan dari lansia bekerja sebesar 1,711
juta rupiah per bulan (Gambar 5.13). Rata-rata penghasilan lansia bekerja
dihitung dari penghasilan lansia yang bekerja dengan status berusaha sendiri,
buruh/karyawan, dan pekerja bebas baik di pertanian maupun nonpertanian.
Apabila menilik dari lapangan usahanya, lansia yang bekerja pada lapangan
usaha sektor pertanian memiliki penghasilan paling rendah dibanding
lapangan usaha lainnya, yaitu sebesar 1,227 juta rupiah per bulan. Analisis
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus
Ketenagakerjaan 127
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus
Upah rendah ditentukan sebagai upah yang kurang dari dua per tiga
nilai median upah dari seluruh pekerja (ILO, 2011). Upah rendah yang
disajikan pada publikasi ini terbatas untuk status pekerjaan buruh/karyawan.
Hasil Sakernas Agustus 2023 menunjukkan bahwa sekitar 32,24 persen pekerja
lansia memiliki upah yang rendah. Analisis lebih lanjut memperlihatkan upah
rendah ini banyak dialami oleh pekerja lansia perempuan dan pekerja lansia di
perdesaan. Lebih dari separuh pekerja lansia perempuan (57,53 persen)
bekerja dengan upah rendah dan sekitar dua dari lima pekerja lansia di
perdesaan (40,82 persen) yang bekerja dengan upah rendah (Gambar 5.15).
Gambar 5.15 Persentase Lansia Bekerja dengan Upah Rendah menurut Jenis
Kelamin dan Klasifikasi Desa, 2023
Ketenagakerjaan 129
Tabel 5.1 Persentase Lansia menurut Jenis Kegiatan Utama dalam
Seminggu Terakhir, 2023
Jenis Kelamin
Laki-laki 67,87 0,88 11,73 19,52 100,00
Perempuan 41,04 0,54 47,09 11,34 100,00
Kelompok Umur
Lansia Muda (60-69 61,91 0,70 27,86 9,53 100,00
Lansia Madya (70-79 43,88 0,70 34,37 21,05 100,00
Lansia Tua (80+ tahun) 23,78 0,69 33,59 41,94 100,00
Status Disabilitas
Disabilitas 14,21 0,58 27,06 58,16 100,00
Nondisabilitas 57,33 0,71 30,36 11,60 100,00
Klasifikasi Desa
Perkotaan 47,02 0,91 34,73 17,34 100,00
Perdesaan 63,34 0,42 23,79 12,45 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus
Jenis Kelamin
Laki-laki 34,63 39,66 9,84 10,63 5,23 100,00
Perempuan 49,86 35,55 6,66 5,19 2,74 100,00
Kelompok Umur
Lansia Muda (60-69 37,31 39,01 9,33 9,57 4,78 100,00
tahun)
Lansia Madya (70-79 48,10 36,36 6,88 5,77 2,89 100,00
tahun)
Lansia Tua (80+ 64,19 27,96 3,69 2,61 1,54 100,00
tahun)
Status Disabilitas
Disabilitas 51,33 35,58 6,75 4,32 2,02 100,00
Nondisabilitas 40,43 38,09 8,62 8,57 4,30 100,00
Klasifikasi Desa
Perkotaan 33,29 35,84 11,22 12,92 6,74 100,00
Perdesaan 48,11 40,26 5,92 3,98 1,73 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus
Ketenagakerjaan 131
Tabel 5.3 Persentase Lansia menurut Jenis Kegiatan Utama dalam
Seminggu Terakhir, 2023
Jenis Kelamin
Laki-laki 57,69 14,24 28,07 100,00
Perempuan 45,38 13,04 41,58 100,00
Kelompok Umur
Lansia Muda (60-69 tahun) 50,18 14,76 35,06 100,00
Lansia Madya (70-79 tahun) 59,80 10,80 29,40 100,00
Lansia Tua (80+ tahun) 64,49 11,48 24,03 100,00
Status Disabilitas
Disabilitas 56,70 13,40 29,89 100,00
Nondisabilitas 52,74 13,77 33,49 100,00
Klasifikasi Desa
Perkotaan 33,33 17,09 49,59 100,00
Perdesaan 72,56 10,40 17,04 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus
Jenis Kelamin
Laki-laki 33,77 35,72 5,78 11,72 9,33 3,68 100,00
Perempuan 37,17 16,61 3,17 7,37 8,39 27,29 100,00
Klasifikasi Desa
Perkotaan 38,82 21,16 5,46 14,84 9,59 10,13 100,00
Perdesaan 31,36 35,26 4,03 5,10 8,32 15,94 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus
Ketenagakerjaan 133
Tabel 5.5 Persentase Lansia Bekerja di Sektor Formal dan Informal, 2023
Sektor Pekerjaan
Karakteristik Jumlah
Formal Informal
(1) (2) (3) (4)
Indonesia 14,75 85,25 100,00
Jenis Kelamin
Laki-laki 17,50 82,50 100,00
Perempuan 10,54 89,46 100,00
Kelompok Umur
Lansia Muda (60-69 tahun) 16,09 83,91 100,00
Lansia Madya (70-79 tahun) 11,17 88,83 100,00
Lansia Tua (80+ tahun) 9,00 91,00 100,00
Status Disabilitas
Disabilitas 11,59 88,41 100,00
Nondisabilitas 14,81 85,19 100,00
Klasifikasi Desa
Perkotaan 20,30 79,70 100,00
Perdesaan 9,12 90,88 100,00
Pekerja Informal: seseorang yang bekerja dengan status pekerjaan berusaha sendiri, berusaha
dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar, pekerja bebas pertanian dan non-
pertanian, serta pekerja keluarga/pekerja tidak dibayar
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus
Sektor Pekerjaan
Karakteristik Pekerja Pekerja Jumlah
Tetap Tidak Tetap
(1) (2) (3) (4)
Indonesia 82,35 17,65 100,00
Jenis Kelamin
Laki-laki 80,63 19,37 100,00
Perempuan 84,98 15,02 100,00
Kelompok Umur
Lansia Muda (60-69 tahun) 80,84 19,16 100,00
Lansia Madya (70-79 tahun) 86,19 13,81 100,00
Lansia Tua (80+ tahun) 90,13 9,87 100,00
Status Disabilitas
Disabilitas 88,12 11,88 100,00
Nondisabilitas 82,23 17,77 100,00
Klasifikasi Desa
Perkotaan 77,75 22,25 100,00
Perdesaan 87,01 12,99 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus
Ketenagakerjaan 135
Tabel 5.7 Persentase Lansia Bekerja menurut Jam Kerja Dalam Seminggu,
2023
Jenis Kelamin
Laki-laki 3,89 11,37 31,14 13,43 18,22 21,96 100,00 35,03
Perempuan 2,87 21,24 35,98 11,28 10,27 18,37 100,00 30,56
Kelompok Umur
Lansia Muda 3,18 13,28 32,12 13,01 16,18 22,23 100,00 34,67
(60-69 tahun)
Lansia Madya 4,19 19,56 36,14 11,61 12,09 16,42 100,00 29,82
(70-79 tahun)
Lansia Tua 5,57 30,11 33,26 9,50 10,66 10,88 100,00 25,31
(80+ tahun)
Status Disabilitas
Disabilitas 10,47 25,74 30,61 9,59 6,84 16,75 100,00 26,24
Nondisabilitas 3,34 15,05 33,10 12,64 15,25 20,62 100,00 33,41
Klasifikasi Desa
Perkotaan 3,45 14,59 28,28 12,51 16,17 25,00 100,00 35,53
Perdesaan 3,53 15,96 37,89 12,64 13,97 16,02 100,00 30,97
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus
Jenis Kelamin
Laki-laki 32,96 29,53 17,68 19,83 100,00 2 044 739
Perempuan 58,52 26,07 7,23 8,18 100,00 1 182 459
Kelompok
Umur
Lansia Muda 38,40 29,54 14,99 17,07 100,00 1 837 352
(60-69 tahun)
Lansia Madya 54,66 24,98 9,87 10,49 100,00 1 379 923
(70-79 tahun)
Lansia Tua 67,70 18,43 7,02 6,85 100,00 979 056
(80+ tahun)
Status Disabilitas
Disabilitas 63,43 17,57 8,30 10,70 100,00 1 503 713
Nondisabilitas 42,41 28,42 13,75 15,42 100,00 1 715 470
Klasifikasi
Perkotaan 36,96 28,25 15,17 19,62 100,00 2 030 188
Perdesaan 51,28 28,11 11,43 9,18 100,00 1 254 663
Lapangan
Usaha
Pertanian 52,77 28,83 9,98 8,42 100,00 1 227 428
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus
Ketenagakerjaan 137
Tabel 5.9 Persentase Lansia Bekerja dengan Penghasilan Rendah, 2023
Median Penghasilan
Karakteristik < 2/3 nilai ≥ 2/3 nilai Jumlah
median* median
(1) (2) (3) (4)
Indonesia 32,24 67,76 100,00
Jenis Kelamin
Laki-laki 21,83 78,17 100,00
Perempuan 57,53 42,47 100,00
Kelompok Umur
Lansia Muda (60-69 tahun) 29,09 70,91 100,00
Lansia Madya (70-79 tahun) 49,02 50,98 100,00
Lansia Tua (80+ tahun) 44,93 55,07 100,00
Status Disabilitas
Disabilitas 51,87 48,13 100,00
Nondisabilitas 31,98 68,02 100,00
Klasifikasi Desa
Perkotaan 29,33 70,67 100,00
Perdesaan 40,82 59,18 100,00
Lapangan Usaha
Pertanian 46,02 53,98 100,00
Manufaktur 20,65 79,35 100,00
Jasa 35,29 64,71 100,00
*)Penghasilan rendah adalah penghasilan di bawah 2/3 median upah (ILO, 2011)
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus
Jenis Kegiatan
Mengurus
Provinsi LainnyaJumlah
Bekerja Pengangguran Rumah Tangga
Ketenagakerjaan 139
Tabel 5.11 Persentase Lansia Bekerja menurut Provinsi dan Pendidikan
Tertinggi yang Ditamatkan, 2023
Ketenagakerjaan 141
Tabel 5.12 Persentase Lansia Bekerja menurut Provinsi dan Lapangan
Pekerjaan Utama, 2023
Lapangan Pekerjaan
Provinsi Jumlah
Pertanian Industri Jasa
(1) (2) (3) (4) (5)
Aceh 61,12 12,42 26,47 100,00
Sumatera Utara 52,60 10,45 36,96 100,00
Sumatera Barat 59,71 9,55 30,74 100,00
Riau 62,46 12,20 25,34 100,00
Jambi 69,64 8,86 21,50 100,00
Sumatera Selatan 60,78 8,85 30,36 100,00
Bengkulu 69,07 9,33 21,61 100,00
Lampung 66,45 10,45 23,09 100,00
Kepulauan Bangka 45,51 23,45 31,04 100,00
Kepulauan Riau 16,46 24,46 59,08 100,00
DKI Jakarta 1,24 16,46 82,30 100,00
Jawa Barat 42,43 15,49 42,08 100,00
Jawa Tengah 55,76 16,22 28,02 100,00
DI Yogyakarta 49,26 16,80 33,94 100,00
Jawa Timur 57,71 11,44 30,85 100,00
Banten 35,89 19,21 44,90 100,00
Bali 40,58 23,59 35,83 100,00
Nusa Tenggara Barat 59,37 13,01 27,62 100,00
Nusa Tenggara Timur 71,14 13,62 15,24 100,00
Kalimantan Barat 67,68 9,13 23,18 100,00
Kalimantan Tengah 60,06 12,76 27,17 100,00
Kalimantan Selatan 50,75 13,68 35,57 100,00
Kalimantan Timur 41,15 10,28 48,56 100,00
Kalimantan Utara 53,83 13,00 33,17 100,00
Sulawesi Utara 41,95 21,78 36,27 100,00
Sulawesi Tengah 61,62 12,12 26,26 100,00
Sulawesi Selatan 61,36 11,20 27,44 100,00
Sulawesi Tenggara 55,98 15,43 28,58 100,00
Gorontalo 48,15 17,72 34,13 100,00
Sulawesi Barat 69,79 9,24 20,97 100,00
Maluku 51,05 16,21 32,74 100,00
Maluku Utara 45,88 34,71 19,41 100,00
Papua Barat 53,36 9,35 37,29 100,00
Papua 73,56 2,76 23,67 100,00
Indonesia 52,82 13,76 33,41 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus
Status Pekerjaan
Berusaha Berusaha
Provinsi
Berusaha Sendiri dibantu buruh dibantu buruh
tidak dibayar dibayar
(1) (2) (3) (4)
Aceh 43,54 25,48 8,14
Sumatera Utara 37,77 26,33 7,66
Sumatera Barat 40,34 31,92 5,39
Riau 35,85 21,67 17,92
Jambi 37,53 23,88 12,83
Sumatera Selatan 35,23 28,51 5,08
Bengkulu 31,95 34,26 6,97
Lampung 31,58 35,34 3,28
Kepulauan Bangka Belitung 44,03 19,07 7,82
Kepulauan Riau 35,64 15,73 7,18
DKI Jakarta 42,97 10,34 7,74
Jawa Barat 36,03 23,15 5,23
Jawa Tengah 32,78 30,53 3,44
DI Yogyakarta 33,80 29,05 2,74
Jawa Timur 30,58 29,99 4,18
Banten 39,09 18,71 4,40
Bali 34,23 28,54 3,66
Nusa Tenggara Barat 32,58 38,30 2,77
Nusa Tenggara Timur 36,48 41,20 1,48
Kalimantan Barat 34,56 31,02 4,30
Kalimantan Tengah 44,66 25,11 5,62
Kalimantan Selatan 44,06 26,00 4,08
Kalimantan Timur 45,81 20,42 6,48
Kalimantan Utara 36,08 26,95 9,48
Sulawesi Utara 51,90 15,10 4,53
Sulawesi Tengah 41,68 29,46 5,07
Sulawesi Selatan 37,39 32,80 4,24
Sulawesi Tenggara 41,69 35,80 3,11
Gorontalo 41,97 27,92 2,83
Sulawesi Barat 31,70 46,06 2,25
Maluku 41,58 29,00 2,80
Maluku Utara 40,13 36,73 4,42
Papua Barat 48,94 23,35 1,36
Papua 31,76 42,85 0,62
Indonesia 35,11 28,17 4,75
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus
Ketenagakerjaan 143
Tabel 5.13 Lanjutan
Status Pekerjaan
Ketenagakerjaan 145
Tabel 5.15 Persentase Lansia Bekerja di Sektor Informal menurut Provinsi,
Klasifikasi Desa, dan Jenis Kelamin, 2023
Ketenagakerjaan 147
Tabel 5.16 Lanjutan
Pendapatan/Upah/Gaji
Kurang dari 1.000.000 2.000.000
Provinsi 3.000.000 Jumlah
s.d. s.d.
1.000.000 1.999.999 2.999.999 atau lebih
Ketenagakerjaan 149
Tabel 5.18 Persentase Lansia Bekerja dan Memperoleh Upah Rendah*)
menurut Provinsi, Klasifikasi Desa, dan Jenis Kelamin, 2023
Pengangguran
Selang
Relative
Provinsi Kepercayaan
Estimasi Standard
Batas Batas Error
Bawah Atas
(1) (2) (3) (4) (5)
Aceh 0,67 0,44 1,02 21,47
Sumatera Utara 0,78 0,53 1,15 19,90
Sumatera Barat 0,81 0,51 1,30 23,83
Riau NA NA NA 71,21
Jambi NA NA NA 55,14
Sumatera Selatan 0,89 0,58 1,37 22,15
Bengkulu 0,55 0,29 1,07 33,85
Lampung 1,64 1,06 2,54 22,33
Kep. Bangka Belitung 2,58 1,50 4,42 27,60
Kepulauan Riau 4,58 2,48 8,32 31,01
DKI Jakarta 0,38 0,16 0,92 44,80
Jawa Barat 0,57 0,39 0,84 19,39
Jawa Tengah 0,87 0,69 1,10 11,97
DI Yogyakarta 1,38 0,92 2,05 20,32
Jawa Timur 0,60 0,44 0,80 15,20
Banten
0,57 0,26 1,22 39,07
Bali
0,78 0,40 1,50 33,43
Nusa Tenggara Barat
NA NA NA 52,23
Nusa Tenggara Timur
0,32 0,18 0,55 28,39
Kalimantan Barat
0,50 0,28 0,87 28,74
Kalimantan Tengah
0,62 0,32 1,18 32,93
Kalimantan Selatan
0,38 0,19 0,75 34,57
Kalimantan Timur
0,83 0,44 1,57 32,48
Kalimantan Utara
NA NA NA 69,34
Sulawesi Utara
0,25 0,14 0,45 29,53
Sulawesi Tengah
0,28 0,11 0,70 46,86
Sulawesi Selatan 0,89 0,57 1,39 22,65
Ketenagakerjaan 151
Tabel 5.20 Sampling Error Persentase Lansia Bekerja menurut Provinsi dan
Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan, 2023
Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Warna merah ( ) artinya hasil estimasi dianggap tidak akurat
NA: data tidak dapat ditampilkan
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus
Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus
Ketenagakerjaan 153
Tabel 5.22 Sampling Error Persentase Lansia Bekerja menurut Provinsi dan
Status Pekerjaan Utama, 2023
Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus
Perkotaan Perdesaan
Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus
Ketenagakerjaan 155
Tabel 5.24 Sampling Error Persentase Lansia Perempuan Bekerja Kategori
Precarious Employment (Pekerja Tidak Tetap) menurut Provinsi,
2023
Perempuan
Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus
Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus
Ketenagakerjaan 157
Tabel 5.26 Sampling Error Persentase Lansia Bekerja dan Memperoleh Upah
Rendah*) menurut Provinsi dan Klasifikasi Desa, 2023
Perkotaan Perdesaan
Laki-laki Perempuan
Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Warna merah ( ) artinya hasil estimasi dianggap tidak akurat
NA: data tidak dapat ditampilkan
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus
Ketenagakerjaan 159
BAB VI SOSIAL EKONOMI
Keamanan ekonomi menjadi salah satu aspek yang rentan dialami oleh
lansia, terutama bagi lansia yang tidak memiliki dukungan finansial dari
keluarga (Wulandari dan Irfan 2023, 102-110). Kemampuan dan kondisi fisik
lansia yang menurun berimplikasi pada penurunan produktivitas kerja. Hal ini
berakibat terhadap penurunan pendapatan atau bahkan dapat menjadi hilang
sama sekali. Usia yang semakin menua tanpa kemandirian finansial berpotensi
menghambat lansia dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Terlebih apabila
lansia memiliki masalah kesehatan sehingga menyebabkan peningkatan
terhadap biaya pelayanan kesehatan.
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Pada tahun 2023, tercatat sebesar 92,50 persen lansia tinggal di rumah
dengan status milik sendiri (Gambar 6.4). Rumah dikatakan milik sendiri
apabila rumah tersebut menjadi hak milik dari lansia yang bersangkutan atau
anggota rumah tangga lainnya yang tinggal bersama dengan lansia. Selain
menempati rumah milik sendiri, sebanyak 5,74 persen lansia tinggal di rumah
bebas sewa kontrak/sewa, 1,52 persen lansia tinggal di rumah kontrak/sewa,
dan 0,24 persen tinggal di rumah dengan status lainnya.
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Gambar 6.4 Persentase Lansia menurut Status Kepemilikan Rumah Tempat
Tinggal dan Klasifikasi Desa, 2023
Gambar 6.5 Persentase Lansia yang Tinggal di Rumah Layak Huni menurut
Klasifikasi Desa dan Distribusi Pengeluaran, 2023
Sebanyak 66,19 persen lansia tinggal di rumah layak huni (Gambar 6.5).
Menurut klasifikasi desa, persentase lansia di perkotaan yang tinggal di rumah
layak huni lebih tinggi dibandingkan lansia di perdesaan (68,93 persen
berbanding 62,79 persen). Semakin sejahtera seseorang, maka semakin besar
peluang untuk memenuhi kebutuhan akan tempat tinggal dengan kualitas
yang lebih baik. Seperti yang terlihat pada Gambar 6.5, sebesar 77,20 persen
lansia kelompok pengeluaran 20 persen teratas tinggal di rumah layak huni.
Sementara itu, lansia pada kelompok pengeluaran 40 persen terbawah yang
tinggal di rumah layak huni persentasenya sebesar 58,60 persen.
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Distribusi Pengeluaran
Karakteristik 40 Persen 40 Persen 20 Persen Jumlah
Terbawah Menengah Teratas
(1) (2) (3) (4) (5)
Jenis Kelamin
Laki-laki 40,28 38,43 21,29 100,00
Perempuan 42,26 37,07 20,67 100,00
Kelompok Umur
Lansia Muda (60-69 tahun) 38,26 38,93 22,81 100,00
Lansia Madya (70-79 tahun) 44,84 36,55 18,61 100,00
Lansia Tua (80+ tahun) 52,50 32,57 14,93 100,00
Status Disabilitas
Disabilitas 48,44 34,75 16,80 100,00
Nondisabilitas 40,56 38,04 21,40 100,00
Klasifikasi Desa
Perkotaan 40,46 36,82 22,72 100,00
Perdesaan 41,66 38,14 20,20 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Distribusi Pengeluaran
40 Persen Terbawah 86,47 11,96 0,26 1,31 100,00
40 Persen Menengah 83,27 12,11 0,34 4,27 100,00
20 Persen Teratas 74,12 11,79 0,77 13,32 100,00
Klasifikasi Desa
Perkotaan 79,47 12,55 0,47 7,52 100,00
Perdesaan 86,55 11,27 0,32 1,86 100,00
Klasifikasi Desa
Karakteristik Perkotaan dan
Perkotaan Perdesaan
Perdesaan
(1) (2) (3) (4)
Jenis Kelamin
Laki-laki 42,58 31,17 37,47
Perempuan 34,48 24,25 29,92
Kelompok Umur/Usia
Lansia Muda (60-69 Tahun) 40,40 29,10 35,45
Lansia Madya (70-79 Tahun) 36,32 26,09 31,69
Lansia Tua (80 Tahun ke Atas) 28,63 21,71 25,26
Status Disabilitas
Disabilitas 28,59 21,42 25,27
Nondisabilitas 39,34 28,23 34,40
Distribusi Pengeluaran
40 Persen Terbawah 24,52 21,99 23,16
40 Persen Menengah 36,92 27,89 32,10
20 Persen Teratas 65,27 38,41 56,52
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Jenis Kelamin
Laki-laki 93,31 1,60 4,86 0,23 100,00
Perempuan 91,76 1,45 6,54 0,25 100,00
Kelompok Umur/Usia
Lansia Muda (60-69 Tahun) 92,57 1,78 5,39 0,26 100,00
Lansia Madya (70-79 Tahun) 92,36 1,19 6,24 0,21 100,00
Lansia Tua (80 Tahun ke Atas) 92,45 0,68 6,70 0,18 100,00
Status Disabilitas
Disabilitas 91,92 1,20 6,70 0,18 100,00
Nondisabilitas 92,56 1,55 5,64 0,25 100,00
Distribusi Pengeluaran
40 Persen Terbawah 92,97 0,96 5,96 0,12 100,00
40 Persen Menengah 91,94 2,05 5,81 0,20 100,00
20 Persen Teratas 92,58 1,67 5,19 0,56 100,00
Klasifikasi Desa
Perkotaan 90,15 2,53 6,98 0,34 100,00
Perdesaan 95,42 0,26 4,20 0,12 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Klasifikasi Desa
Karakteristik Perkotaan dan
Perkotaan Perdesaan
Perdesaan
(1) (2) (3) (4)
Jenis Kelamin
Laki-laki 69,13 63,28 66,51
Perempuan 68,75 62,34 65,89
Kelompok Umur/Usia
Lansia Muda (60-69 Tahun) 69,37 63,28 66,70
Lansia Madya (70-79 Tahun) 68,22 61,65 65,24
Lansia Tua (80 Tahun ke Atas) 67,79 62,95 65,43
Status Disabilitas
Disabilitas 65,63 58,80 62,47
Nondisabilitas 69,27 63,23 66,58
Distribusi Pengeluaran
40 Persen Terbawah 61,10 55,65 58,60
40 Persen Menengah 70,77 65,52 68,38
20 Persen Teratas 79,89 72,34 77,20
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Klasifikasi Desa
Karakteristik Perkotaan dan
Perkotaan Perdesaan
Perdesaan
(1) (2) (3) (4)
Jenis Kelamin
Laki-laki 32,60 27,95 30,52
Perempuan 30,76 23,80 27,66
Kelompok Umur/Usia
Lansia Muda (60-69 Tahun) 35,71 29,83 33,14
Lansia Madya (70-79 Tahun) 26,79 21,30 24,30
Lansia Tua (80 Tahun ke Atas) 15,40 12,40 13,94
Status Disabilitas
Disabilitas 16,17 13,47 14,92
Nondisabilitas 33,22 27,14 30,51
Distribusi Pengeluaran
40 Persen Terbawah 19,92 17,90 18,97
40 Persen Menengah 32,78 27,65 30,49
20 Persen Teratas 50,66 38,49 46,19
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Jenis Kelamin
Laki-laki 60,82 10,70 9,62 7,25 11,61
Perempuan 59,81 11,32 12,15 6,82 9,90
Kelompok Umur/Usia
Lansia Muda (60-69 Tahun) 59,97 11,43 11,04 6,13 11,43
Lansia Madya (70-79 Tahun) 60,33 10,32 10,84 9,10 9,41
Lansia Tua (80 Tahun ke Atas) 66,20 7,51 8,36 11,37 6,57
Status Disabilitas
Disabilitas 47,92 7,55 7,64 27,83 9,06
Nondisabilitas 60,96 11,19 11,05 5,96 10,84
Distribusi Pengeluaran
40 Persen Terbawah 65,23 5,81 12,18 7,44 9,34
40 Persen Menengah 61,14 9,42 11,15 7,30 10,99
20 Persen Teratas 55,35 17,10 9,52 6,40 11,63
Klasifikasi Desa
Perkotaan 57,23 14,17 10,98 5,68 11,94
Perdesaan 65,01 6,20 10,73 9,10 8,96
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Klasifikasi Desa
Karakteristik Perkotaan dan
Perkotaan Perdesaan
Perdesaan
(1) (2) (3) (4)
Jenis Kelamin
Laki-laki 0,61 0,62 0,61
Perempuan 0,38 0,30 0,34
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Distribusi Pengeluaran
Provinsi 40 Persen 40 Persen 20 Persen Jumlah
Terbawah Menengah Teratas
(1) (2) (3) (4) (5)
Aceh 34,08 42,86 23,06 100,00
Sumatera Utara 29,33 41,14 29,52 100,00
Sumatera Barat 33,20 39,41 27,39 100,00
Riau 32,63 39,05 28,32 100,00
Jambi 32,48 41,37 26,15 100,00
Sumatera Selatan 32,99 40,40 26,60 100,00
Bengkulu 35,63 43,25 21,12 100,00
Lampung 36,16 39,24 24,60 100,00
Kepulauan Bangka Belitung 38,01 40,70 21,29 100,00
Kepulauan Riau 45,03 33,96 21,01 100,00
DKI Jakarta 25,17 37,50 37,33 100,00
Jawa Barat 39,25 39,30 21,44 100,00
Jawa Tengah 42,32 38,32 19,35 100,00
DI Yogyakarta 45,41 35,65 18,94 100,00
Jawa Timur 44,49 36,32 19,18 100,00
Banten 35,49 36,48 28,03 100,00
Bali 45,04 37,20 17,76 100,00
Nusa Tenggara Barat 33,80 38,94 27,26 100,00
Nusa Tenggara Timur 35,20 42,66 22,14 100,00
Kalimantan Barat 35,49 38,80 25,72 100,00
Kalimantan Tengah 35,97 38,42 25,61 100,00
Kalimantan Selatan 35,43 40,03 24,54 100,00
Kalimantan Timur 32,66 41,64 25,70 100,00
Kalimantan Utara 30,39 44,63 24,98 100,00
Sulawesi Utara 34,20 40,95 24,85 100,00
Sulawesi Tengah 32,82 44,03 23,15 100,00
Sulawesi Selatan 36,92 39,99 23,09 100,00
Sulawesi Tenggara 29,89 45,99 24,12 100,00
Gorontalo 42,13 38,74 19,13 100,00
Sulawesi Barat 38,45 39,07 22,48 100,00
Maluku 33,30 43,38 23,32 100,00
Maluku Utara 34,56 37,24 28,20 100,00
Papua Barat 28,84 43,02 28,13 100,00
Papua 32,87 38,46 28,67 100,00
Distribusi Pengeluaran
Provinsi 40 Persen 40 Persen 20 Persen Jumlah
Terbawah Menengah Teratas
(1) (2) (3) (4) (5)
Aceh 34,19 41,11 24,71 100,00
Sumatera Utara 29,61 41,02 29,37 100,00
Sumatera Barat 35,89 42,10 22,01 100,00
Riau 35,82 39,17 25,01 100,00
Jambi 37,99 41,60 20,41 100,00
Sumatera Selatan 40,26 36,69 23,05 100,00
Bengkulu 38,76 40,97 20,28 100,00
Lampung 40,30 38,12 21,58 100,00
Kepulauan Bangka Belitung 39,39 41,57 19,04 100,00
Kepulauan Riau 40,74 42,43 16,83 100,00
DKI Jakarta − − − −
Jawa Barat 40,05 40,51 19,44 100,00
Jawa Tengah 44,86 37,02 18,12 100,00
DI Yogyakarta 45,36 36,06 18,59 100,00
Jawa Timur 43,52 38,85 17,63 100,00
Banten 34,32 39,50 26,18 100,00
Bali 39,32 39,84 20,84 100,00
Nusa Tenggara Barat 44,03 39,54 16,43 100,00
Nusa Tenggara Timur 36,76 38,27 24,98 100,00
Kalimantan Barat 41,37 39,35 19,28 100,00
Kalimantan Tengah 37,93 42,30 19,77 100,00
Kalimantan Selatan 38,85 39,61 21,54 100,00
Kalimantan Timur 34,29 42,88 22,83 100,00
Kalimantan Utara 34,69 41,78 23,53 100,00
Sulawesi Utara 34,47 40,75 24,78 100,00
Sulawesi Tengah 35,43 41,23 23,34 100,00
Sulawesi Selatan 39,20 40,20 20,60 100,00
Sulawesi Tenggara 36,37 43,25 20,38 100,00
Gorontalo 32,10 44,42 23,48 100,00
Sulawesi Barat 37,81 38,76 23,43 100,00
Maluku 28,60 42,61 28,79 100,00
Maluku Utara 34,75 42,27 22,97 100,00
Papua Barat 31,10 39,44 29,45 100,00
Papua 38,72 39,07 22,22 100,00
Distribusi Pengeluaran
Provinsi 40 Persen 40 Persen 20 Persen Jumlah
Terbawah Menengah Teratas
(1) (2) (3) (4) (5)
Aceh 35,86 41,14 22,99 100,00
Sumatera Utara 28,62 44,53 26,85 100,00
Sumatera Barat 34,44 40,23 25,33 100,00
Riau 31,28 42,91 25,81 100,00
Jambi 35,31 41,14 23,55 100,00
Sumatera Selatan 35,85 40,28 23,87 100,00
Bengkulu 35,76 43,25 20,99 100,00
Lampung 38,23 39,65 22,12 100,00
Kepulauan Bangka Belitung 37,57 40,48 21,95 100,00
Kepulauan Riau 43,96 36,13 19,92 100,00
DKI Jakarta 26,19 37,89 35,92 100,00
Jawa Barat 38,23 41,77 20,00 100,00
Jawa Tengah 43,30 37,89 18,81 100,00
DI Yogyakarta 46,22 35,72 18,06 100,00
Jawa Timur 44,22 37,30 18,48 100,00
Banten 34,58 39,45 25,97 100,00
Bali 41,89 38,60 19,50 100,00
Nusa Tenggara Barat 37,70 40,06 22,23 100,00
Nusa Tenggara Timur 37,62 39,85 22,52 100,00
Kalimantan Barat 37,68 37,54 24,78 100,00
Kalimantan Tengah 38,52 40,33 21,15 100,00
Kalimantan Selatan 36,67 39,65 23,68 100,00
Kalimantan Timur 34,44 41,90 23,66 100,00
Kalimantan Utara 32,03 40,87 27,10 100,00
Sulawesi Utara 34,35 40,62 25,03 100,00
Sulawesi Tengah 33,40 43,66 22,95 100,00
Sulawesi Selatan 39,19 39,22 21,59 100,00
Sulawesi Tenggara 33,02 44,61 22,37 100,00
Gorontalo 38,71 41,46 19,83 100,00
Sulawesi Barat 30,87 43,14 25,99 100,00
Maluku 32,26 41,81 25,93 100,00
Maluku Utara 36,28 40,92 22,80 100,00
Papua Barat 29,08 41,60 29,32 100,00
Papua 30,88 41,08 28,04 100,00
Indonesia 40,28 38,43 21,29 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Distribusi Pengeluaran
Provinsi 40 Persen 40 Persen 20 Persen Jumlah
Terbawah Menengah Teratas
(1) (2) (3) (4) (5)
Aceh 34,69 41,47 23,84 100,00
Sumatera Utara 30,52 39,99 29,49 100,00
Sumatera Barat 37,22 39,77 23,01 100,00
Riau 35,90 38,39 25,71 100,00
Jambi 36,17 43,27 20,56 100,00
Sumatera Selatan 38,89 37,16 23,94 100,00
Bengkulu 40,78 39,79 19,43 100,00
Lampung 39,22 39,30 21,47 100,00
Kepulauan Bangka Belitung 38,24 40,49 21,26 100,00
Kepulauan Riau 43,36 38,47 18,17 100,00
DKI Jakarta 24,25 37,14 38,61 100,00
Jawa Barat 41,23 38,53 20,24 100,00
Jawa Tengah 44,10 37,58 18,32 100,00
DI Yogyakarta 46,52 36,38 17,10 100,00
Jawa Timur 45,20 37,05 17,75 100,00
Banten 38,96 33,77 27,26 100,00
Bali 43,84 40,07 16,10 100,00
Nusa Tenggara Barat 41,02 36,88 22,10 100,00
Nusa Tenggara Timur 37,27 38,29 24,44 100,00
Kalimantan Barat 39,58 38,15 22,27 100,00
Kalimantan Tengah 35,56 43,92 20,52 100,00
Kalimantan Selatan 40,08 37,57 22,35 100,00
Kalimantan Timur 32,97 42,69 24,35 100,00
Kalimantan Utara 38,09 40,71 21,20 100,00
Sulawesi Utara 34,60 41,64 23,76 100,00
Sulawesi Tengah 35,80 40,01 24,18 100,00
Sulawesi Selatan 41,66 36,59 21,75 100,00
Sulawesi Tenggara 38,03 40,13 21,84 100,00
Gorontalo 34,07 40,86 25,07 100,00
Sulawesi Barat 43,43 34,51 22,06 100,00
Maluku 29,75 47,03 23,22 100,00
Maluku Utara 35,17 39,45 25,39 100,00
Papua Barat 29,04 41,98 28,98 100,00
Papua 32,88 40,32 26,80 100,00
Indonesia 42,26 37,07 20,67 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Distribusi Pengeluaran
Provinsi 40 Persen 40 Persen 20 Persen Jumlah
Terbawah Menengah Teratas
(1) (2) (3) (4) (5)
Aceh 35,25 41,32 23,44 100,00
Sumatera Utara 29,64 42,08 28,27 100,00
Sumatera Barat 35,93 39,98 24,09 100,00
Riau 33,55 40,69 25,76 100,00
Jambi 35,74 42,20 22,07 100,00
Sumatera Selatan 37,42 38,67 23,91 100,00
Bengkulu 38,25 41,53 20,22 100,00
Lampung 38,72 39,48 21,80 100,00
Kepulauan Bangka Belitung 37,90 40,49 21,62 100,00
Kepulauan Riau 43,67 37,25 19,08 100,00
DKI Jakarta 25,17 37,50 37,33 100,00
Jawa Barat 39,77 40,11 20,12 100,00
Jawa Tengah 43,73 37,72 18,55 100,00
DI Yogyakarta 46,38 36,08 17,54 100,00
Jawa Timur 44,75 37,17 18,09 100,00
Banten 36,79 36,59 26,62 100,00
Bali 42,92 39,38 17,71 100,00
Nusa Tenggara Barat 39,52 38,32 22,16 100,00
Nusa Tenggara Timur 37,44 39,02 23,54 100,00
Kalimantan Barat 38,64 37,85 23,51 100,00
Kalimantan Tengah 37,15 42,00 20,86 100,00
Kalimantan Selatan 38,43 38,57 22,99 100,00
Kalimantan Timur 33,73 42,28 23,99 100,00
Kalimantan Utara 34,89 40,79 24,32 100,00
Sulawesi Utara 34,48 41,15 24,37 100,00
Sulawesi Tengah 34,60 41,83 23,57 100,00
Sulawesi Selatan 40,56 37,76 21,68 100,00
Sulawesi Tenggara 35,67 42,24 22,09 100,00
Gorontalo 36,23 41,14 22,64 100,00
Sulawesi Barat 37,58 38,53 23,89 100,00
Maluku 30,94 44,55 24,50 100,00
Maluku Utara 35,72 40,18 24,10 100,00
Papua Barat 29,06 41,78 29,16 100,00
Papua 31,76 40,75 27,50 100,00
Indonesia 41,32 37,72 20,96 100,00
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Keterangan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Warna merah ( ) artinya hasil estimasi dianggap tidak akurat
NA: data tidak dapat ditampilkan
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Penduduk lanjut usia atau lansia merupakan salah satu dari kelompok rentan,
dimana secara fisik dan fungsi tubuhnya mengalami penurunan seiring
bertambahnya usia. Penurunan fisik dan fungsi tubuh tersebut turut
berpengaruh ke berbagai bidang yang mendeprivasi/merugikan lansia. Selain
itu, seorang lansia dapat mengalami beberapa kerentanan lainnya sekaligus.
Misalnya apabila lansia tersebut mengalami disabilitas, lansia perempuan,
lansia tinggal di rumah tangga miskin, dan lansia yang tinggal di wilayah
rawan bencana. Oleh karena itu, penting untuk dapat membuat jaring
pengaman untuk lansia agar terjamin masa tuanya dan dapat menjadikan
lansia produktif yang dapat memberi sumbangan terhadap perekonomian.
Dalam bab ini akan dijelaskan beberapa Program Kesejahteraan Lanjut Usia
yang ada di Indonesia.
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Badan Pusat Statistik, Survei Angkatan Kerja Nasional (Sakernas) Agustus
Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) MSBP
Gambar 7.1 Capaian Indikator Visi Strategi Nasional Kelanjutusiaan
Hasil Susenas Maret, lansia yang hidup di bawah garis kemiskinan pada
tahun 2023 sebanyak 10,04 persen. Angka ini mengalami penurunan
dibandingkan tahun sebelumnya. Progres pemerintah dalam rangka
mewujudkan Lansia Mandiri semakin mendekati target, dimana tingkat
kemiskinan lansia pada tahun 2024 ditargetkan di bawah angka 10 persen.
Penduduk lansia sebagai bagian dari salah satu siklus kehidupan manusia
tidak terkecuali menjadi salah satu sasaran penerima PKH. Setiap tahun lansia
yang terdaftar sebagai penerima PKH akan mendapatkan bantuan sebesar 2,4
juta. Bantuan sosial tersebut diberikan secara non-tunai melalui rekening bank
dengan bekerja sama dengan Bank Penyalur yang dapat diakses
menggunakan kartu debit Kartu Keluarga Sejahtera (KKS).
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2022-2023
Gambar 7.3 Persentase Rumah Tangga Lansia yang Menerima Bantuan Sosial
dari Program ATENSI Lansia menurut Klasifikasi Desa, 2022-2023
Permakanan Lansia
Pada tahun 2023, persentase rumah tangga lansia yang pernah mendapat
program sembako sebesar 22,74 persen. Rumah tangga lansia yang
memperoleh program sembako tersebut harapannya dapat terpenuhi
kebutuhan gizi yang diperlukan lansia. Berdasarkan klasifikasi desa, persentase
rumah tangga lansia di wilayah perdesaan yang pernah menerima program
sembako lebih besar daripada rumah tangga lansia di wilayah perkotaan
(27,04 persen berbanding 19,34 persen). Menurut distribusi pengeluaran,
semakin
218 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023
sejahtera rumah tangga lansia semakin kecil kejadian penerimaan program
sembako. Pada kelompok terkaya (20 persen teratas), rumah tangga lansia
yang pernah menerima program sembako sebesar 8,40 persen. Sedangkan
diantara kelompok termiskin (40 persen terbawah), terdapat 31,93 persen
rumah tangga lansia yang pernah menerima program sembako.
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2023
Gambar 7.4 Persentase Rumah Tangga Lansia yang Pernah Menerima Program
Sembako menurut Klasifikasi Desa dan Distribusi Pengeluaran,
2023
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret 2023
Gambar 7.5 Persentase Lansia yang Memiliki Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN) menurut Kelompok Umur, 2023
Susenas Maret 2023 mencatat bahwa 75,10 persen lansia telah memiliki
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Capaian tersebut memberikan gambaran
bahwa sekitar 3 dari 4 lansia di Indonesia telah memiliki jaminan yang dapat
memenuhi kebutuhan dasar kesehatan ketika lansia sakit. Diantara kelompok
lansia muda, sebesar 75,59 persen lansia telah memiliki JKN. Angka ini
semakin menurun seiring bertambahnya umur lansia. Pada kelompok lansia
tua, persentase lansia yang memiliki JKN ada sebanyak 71,80 persen. Padahal
fakta di lapangan menunjukkan bahwa semakin bertambah umur seseorang,
frekuensi untuk mengalami gangguan kesehatan akan semakin bertambah.
Distribusi Pengeluaran
40% Terbawah 23,18 2,93 31,93 19,36 8,94 28,29
40% Menengah 13,82 2,44 21,12 12,59 6,57 19,16
20% Teratas 5,38 2,88 8,40 5,20 3,45 8,65
Klasifikasi Desa
Perkotaan 12,99 2,55 19,34 11,89 6,29 18,18
Perdesaan 19,29 2,95 27,04 16,05 7,57 23,62
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Klasifikasi Desa
Jenis Kredit Jumlah
Perkotaan Perdesaan
(1) (2) (3) (4)
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Jaminan Kesehatan
Karakteristik Jaminan Kesehatan
Nasional (JKN)
Jenis Kelamin
Laki-laki 76,45 75,40
Perempuan 75,68 74,82
Kelompok Umur
Lansia Muda (60-69 Tahun) 76,61 75,59
Lansia Madya (70-79 Tahun) 75,83 74,99
Lansia Tua (80 Tahun ke Atas) 72,53 71,80
Status Disabilitas
Disabilitas 75,77 74,99
Nondisabilitas 76,07 75,11
Distribusi Pengeluaran
40% Terbawah 70,58 70,34
40% Menengah 76,54 75,75
20% Teratas 85,93 83,30
Klasifikasi Desa
Perkotaan 81,07 79,62
Perdesaan 69,82 69,49
Keterangan: Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dimaksud adalah BPJS Kesehatan PBI,
BPJS Kesehatan Non-PBI, dan Jamkesda
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Jenis Kelamin
Laki-laki 50,06 22,25 5,88 0,43 0,91
Perempuan 51,39 20,25 5,94 0,40 0,71
Kelompok Umur
Lansia Muda (60-69 Tahun) 49,91 22,50 5,92 0,44 0,88
Lansia Madya (70-79 Tahun) 52,33 19,60 6,03 0,42 0,67
Lansia Tua (80 Tahun ke Atas) 51,89 16,83 5,46 0,18 0,74
Status Disabilitas
Disabilitas 53,94 17,90 5,41 0,39 0,69
Nondisabilitas 50,42 21,55 5,96 0,42 0,82
Distribusi Pengeluaran
40% Terbawah 59,50 7,53 5,48 0,09 0,19
40% Menengah 51,63 20,90 6,26 0,22 0,64
20% Teratas 31,94 48,71 6,12 1,42 2,33
Klasifikasi Desa
Perkotaan 47,63 29,61 5,50 0,69 1,23
Perdesaan 54,62 10,78 6,42 0,08 0,29
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Klasifikasi Desa
Provinsi Jumlah
Perkotaan Perdesaan
(1) (2) (3) (4)
Kepemilikan KKS
Klasifikasi Desa
Provinsi Jumlah
Perkotaan Perdesaan
(1) (2) (3) (4)
Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)
Aceh 19,20 14,85 23,56 11,57 32,34 29,19 35,49 4,97 28,13 25,55 30,72 4,68
Sumatera Utara 11,19 9,30 13,08 8,62 17,60 15,39 19,80 6,39 14,12 12,66 15,57 5,25
Sumatera Barat 12,95 9,79 16,10 12,43 22,28 19,69 24,87 5,93 17,79 15,74 19,85 5,89
Riau 10,03 6,94 13,12 15,72 12,69 10,11 15,27 10,36 11,64 9,66 13,63 8,69
Jambi 14,31 10,04 18,57 15,20 9,86 7,31 12,41 13,18 11,31 9,09 13,53 10,02
Sumatera Selatan 10,64 7,74 13,54 13,91 22,30 19,42 25,18 6,58 18,03 15,88 20,18 6,08
Bengkulu 14,86 10,08 19,64 16,42 31,28 27,03 35,53 6,93 26,36 22,98 29,75 6,55
Lampung 18,87 14,78 22,96 11,07 27,49 24,93 30,05 4,75 24,80 22,63 26,98 4,48
Kep. Bangka Belitung 11,51 7,65 15,37 17,10 11,91 7,33 16,48 19,61 11,67 8,73 14,62 12,89
Kepulauan Riau 8,52 3,88 13,15 27,77 24,88 15,62 34,15 18,99 11,47 7,39 15,55 18,15
DKI Jakarta 3,58 2,35 4,80 17,45 - - - - 3,58 2,35 4,80 17,45
Jawa Barat 25,67 23,71 27,63 3,90 38,50 35,83 41,16 3,53 28,87 27,24 30,50 2,87
Jawa Tengah 25,52 23,84 27,19 3,35 32,06 30,31 33,81 2,79 28,69 27,48 29,91 2,15
DI Yogyakarta 31,05 27,01 35,08 6,63 50,08 44,38 55,78 5,81 37,32 34,07 40,57 4,44
Jawa Timur 23,13 21,51 24,75 3,57 31,72 30,01 33,42 2,74 27,15 25,97 28,32 2,21
Banten 12,76 9,24 16,28 14,08 26,67 21,90 31,45 9,14 16,36 13,48 19,25 8,99
Bali 6,96 4,87 9,05 15,30 11,04 8,28 13,80 12,75 8,29 6,62 9,96 10,28
Nusa Tenggara Barat 23,47 18,70 28,24 10,38 21,76 17,87 25,66 9,13 22,64 19,55 25,74 6,97
Nusa Tenggara Timur 10,63 6,32 14,93 20,66 19,73 17,60 21,87 5,53 17,53 15,57 19,50 5,71
Kalimantan Barat 10,65 7,41 13,89 15,53 18,06 15,12 21,00 8,30 15,17 12,96 17,37 7,42
Kalimantan Tengah 6,57 2,96 10,17 28,01 8,55 5,78 11,31 16,49 7,74 5,54 9,93 14,49
Kalimantan Selatan 12,02 8,85 15,18 13,46 12,45 10,13 14,77 9,51 12,24 10,31 14,18 8,07
Kalimantan Timur 6,30 3,73 8,87 20,79 14,40 9,73 19,07 16,54 9,08 6,75 11,42 13,11
Kalimantan Utara 10,42 5,59 15,24 23,64 15,48 7,90 23,06 24,98 12,41 8,21 16,60 17,26
Sulawesi Utara 9,73 7,17 12,28 13,41 14,43 11,99 16,87 8,63 11,90 10,13 13,67 7,60
Sulawesi Tengah 15,63 9,80 21,46 19,04 21,62 18,35 24,89 7,72 19,90 17,01 22,79 7,41
Sulawesi Selatan 14,65 11,80 17,50 9,92 26,12 23,96 28,28 4,22 21,31 19,54 23,09 4,25
Sulawesi Tenggara 15,55 10,24 20,87 17,44 21,85 18,49 25,20 7,84 19,74 16,88 22,60 7,40
Gorontalo 24,23 17,30 31,16 14,58 39,18 33,19 45,16 7,79 32,47 27,92 37,03 7,15
Sulawesi Barat 18,15 10,31 26,00 22,05 19,34 14,79 23,88 12,00 19,10 15,14 23,06 10,58
Maluku 6,64 3,59 9,70 23,45 10,63 7,62 13,64 14,45 8,89 6,73 11,06 12,43
Maluku Utara 4,31 0,85 7,76 40,90 9,62 6,82 12,41 14,81 8,15 5,91 10,39 14,04
Papua Barat NA NA NA 56,07 12,42 9,32 15,51 12,72 8,02 5,99 10,06 12,96
Papua 3,31 1,07 5,55 34,58 7,47 5,10 9,84 16,18 5,74 4,07 7,41 14,87
Indonesia 19,34 18,65 20,03 1,82 27,04 26,40 27,68 1,21 22,74 22,27 23,22 1,07
Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Warna merah ( ) artinya hasil estimasi dianggap tidak akurat
NA: data tidak dapat ditampilkan
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Aceh 11,48 9,64 13,32 8,16 5,62 4,33 6,91 11,71 82,90 80,77 85,02 1,31
Sumatera Utara 9,16 8,06 10,26 6,12 4,59 3,64 5,54 10,53 86,25 84,80 87,70 0,86
Sumatera Barat 9,86 8,37 11,36 7,73 4,19 3,39 5,00 9,80 85,95 84,28 87,61 0,99
Riau 8,92 6,84 11,00 11,88 3,07 1,99 4,15 17,99 88,01 85,71 90,31 1,33
Jambi 8,81 6,87 10,74 11,20 4,44 3,15 5,74 14,85 86,75 84,38 89,12 1,40
Sumatera Selatan 10,57 8,70 12,44 9,03 5,68 4,21 7,15 13,20 83,75 81,50 86,01 1,37
Bengkulu 13,95 11,09 16,81 10,48 5,67 4,10 7,24 14,15 80,38 77,13 83,63 2,06
Lampung 17,51 15,34 19,68 6,32 7,51 6,16 8,86 9,16 74,98 72,59 77,37 1,62
Kep. Bangka Belitung 8,83 6,22 11,44 15,06 4,43 2,86 6,00 18,09 86,74 83,59 89,88 1,85
Kepulauan Riau 11,41 7,23 15,59 18,69 6,30 1,46 11,13 39,18 82,30 75,98 88,61 3,92
DKI Jakarta 2,74 1,65 3,83 20,33 2,64 1,54 3,74 21,34 94,62 93,06 96,19 0,84
Jawa Barat 15,21 13,87 16,55 4,50 8,63 7,60 9,66 6,12 76,16 74,52 77,81 1,10
Jawa Tengah 18,80 17,71 19,89 2,96 8,16 7,42 8,90 4,62 73,05 71,82 74,27 0,86
DI Yogyakarta 24,98 21,78 28,18 6,53 11,00 8,93 13,08 9,63 64,02 60,61 67,43 2,72
Jawa Timur 14,44 13,48 15,39 3,38 7,35 6,66 8,05 4,81 78,21 77,09 79,33 0,73
Banten 11,24 8,51 13,96 12,36 6,03 4,30 7,76 14,64 82,73 79,38 86,08 2,06
Bali 7,57 6,06 9,08 10,18 2,69 1,79 3,60 17,14 89,74 88,03 91,44 0,97
Nusa Tenggara Barat 17,80 14,82 20,77 8,53 8,91 6,92 10,90 11,40 73,29 69,90 76,69 2,36
Nusa Tenggara Timur 15,77 14,04 17,51 5,62 7,93 6,64 9,21 8,27 76,30 74,27 78,32 1,35
Kalimantan Barat 9,53 7,76 11,30 9,45 4,49 3,25 5,72 14,00 85,98 83,88 88,09 1,25
Kalimantan Tengah 5,43 3,57 7,28 17,41 2,13 0,86 3,40 30,46 92,45 90,01 94,88 1,35
Kalimantan Selatan 8,37 6,68 10,06 10,29 5,70 4,14 7,25 13,92 85,93 83,78 88,09 1,28
Kalimantan Timur 6,22 4,24 8,20 16,21 2,78 1,59 3,96 21,81 91,00 88,75 93,26 1,26
Kalimantan Utara 8,77 4,37 13,17 25,57 3,95 1,99 5,92 25,37 87,28 82,39 92,17 2,86
Sulawesi Utara 6,69 5,38 7,99 9,95 7,45 5,80 9,10 11,31 85,87 83,85 87,88 1,20
Sulawesi Tengah 14,89 12,18 17,60 9,29 5,21 3,77 6,66 14,13 79,90 76,89 82,90 1,92
Sulawesi Selatan 13,84 12,28 15,41 5,77 6,56 5,38 7,73 9,15 79,60 77,73 81,48 1,20
Sulawesi Tenggara 14,53 12,09 16,97 8,55 7,56 5,95 9,18 10,88 77,90 75,11 80,70 1,83
Gorontalo 19,33 15,18 23,48 10,95 9,35 6,48 12,23 15,68 71,32 66,72 75,92 3,29
Sulawesi Barat 16,53 12,78 20,28 11,57 5,57 3,39 7,75 19,95 77,90 73,88 81,91 2,63
Maluku 5,97 4,19 7,75 15,23 6,03 4,22 7,83 15,28 88,01 85,60 90,41 1,40
Maluku Utara 5,51 3,77 7,25 16,08 2,93 1,73 4,14 20,98 91,56 89,52 93,60 1,14
Papua Barat 4,26 2,64 5,88 19,39 4,55 2,79 6,31 19,74 91,19 88,82 93,56 1,33
Papua 2,52 1,52 3,52 20,26 2,78 1,64 3,92 20,90 94,70 93,23 96,16 0,79
Indonesia 13,73 13,32 14,13 1,51 6,85 6,56 7,15 2,19 79,42 78,93 79,90 0,31
Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Catatan: Warna kuning () artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Warna merah () artinya hasil estimasi dianggap tidak akurat
NA: data tidak dapat ditampilkan
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Aceh 25,81 21,47 30,14 8,57 10,91 8,88 12,94 9,49 15,68 13,72 17,64 6,38
Sumatera Utara 20,60 17,56 23,64 7,53 9,94 8,30 11,59 8,44 15,73 13,90 17,56 5,93
Sumatera Barat 26,21 22,16 30,26 7,88 9,56 7,84 11,28 9,17 17,57 15,37 19,76 6,37
Riau 16,73 12,36 21,09 13,32 6,74 4,58 8,90 16,34 10,66 8,50 12,82 10,34
Jambi 24,73 19,57 29,89 10,65 6,50 4,38 8,62 16,66 12,43 10,18 14,69 9,26
Sumatera Selatan 24,67 19,91 29,43 9,85 6,40 4,59 8,20 14,37 13,09 10,99 15,19 8,19
Bengkulu 28,40 21,88 34,91 11,71 7,99 5,80 10,18 13,97 14,10 11,52 16,67 9,31
Lampung 15,98 12,02 19,94 12,65 4,69 3,17 6,21 16,54 8,20 6,55 9,86 10,31
Kep. Bangka Belitung 16,55 11,89 21,21 14,37 7,75 3,83 11,67 25,82 12,91 9,71 16,10 12,64
Kepulauan Riau 36,05 27,45 44,65 12,17 13,33 4,55 22,11 33,62 31,95 24,62 39,27 11,70
DKI Jakarta 21,05 17,86 24,24 7,74 - - - - 21,05 17,86 24,24 7,74
Jawa Barat 15,83 14,04 17,62 5,77 5,47 4,38 6,55 10,15 13,24 11,86 14,63 5,33
Jawa Tengah 16,86 15,46 18,27 4,26 7,10 6,18 8,02 6,63 12,12 11,27 12,98 3,59
DI Yogyakarta 24,79 21,02 28,57 7,77 9,31 6,58 12,04 14,95 19,69 16,99 22,38 6,98
Jawa Timur 15,64 14,11 17,17 5,00 4,42 3,69 5,15 8,40 10,39 9,50 11,29 4,39
Banten 19,55 15,58 23,52 10,36 8,93 5,76 12,10 18,12 16,80 13,72 19,87 9,34
Bali 21,72 18,29 25,14 8,05 11,25 8,55 13,96 12,26 18,31 15,82 20,80 6,94
Nusa Tenggara Barat 14,51 10,96 18,06 12,48 3,74 2,26 5,21 20,11 9,29 7,27 11,31 11,08
Nusa Tenggara Timur 34,58 28,53 40,63 8,93 8,83 7,40 10,25 8,24 15,05 13,03 17,08 6,85
Kalimantan Barat 24,57 19,84 29,30 9,83 8,66 6,46 10,86 12,95 14,87 12,53 17,21 8,03
Kalimantan Tengah 28,01 22,60 33,42 9,85 10,55 7,37 13,72 15,34 17,70 14,78 20,62 8,41
Kalimantan Selatan 25,06 20,56 29,55 9,15 10,89 8,40 13,38 11,66 17,62 15,10 20,14 7,30
Kalimantan Timur 25,57 20,85 30,29 9,42 8,48 4,75 12,21 22,45 19,70 16,31 23,09 8,79
Kalimantan Utara 29,78 22,37 37,19 12,70 17,24 9,34 25,14 23,38 24,85 19,36 30,34 11,27
Sulawesi Utara 28,72 23,99 33,45 8,40 13,57 11,22 15,91 8,82 21,71 18,87 24,56 6,69
Sulawesi Tengah 27,81 20,94 34,68 12,61 6,99 5,25 8,74 12,73 12,96 10,49 15,43 9,73
Sulawesi Selatan 25,03 21,28 28,78 7,64 9,84 8,41 11,26 7,41 16,20 14,38 18,02 5,73
Sulawesi Tenggara 25,51 18,19 32,82 14,64 9,02 6,98 11,07 11,56 14,54 11,60 17,49 10,32
Gorontalo 30,29 22,80 37,77 12,61 11,16 8,19 14,13 13,56 19,74 15,94 23,54 9,82
Sulawesi Barat 27,95 19,55 36,34 15,33 8,10 5,28 10,92 17,78 12,10 9,18 15,01 12,29
Maluku 43,19 36,12 50,27 8,36 8,34 5,30 11,38 18,58 23,52 19,50 27,55 8,73
Maluku Utara 21,29 14,42 28,16 16,46 7,53 5,37 9,68 14,63 11,33 8,81 13,85 11,34
Papua Barat 24,49 17,03 31,95 15,54 9,96 7,24 12,67 13,91 15,89 12,56 19,23 10,71
Papua 34,77 27,37 42,16 10,85 2,48 1,46 3,50 20,92 15,91 12,34 19,47 11,43
Indonesia 19,03 18,34 19,72 1,86 7,04 6,70 7,37 2,43 13,73 13,31 14,15 1,56
Catatan: Warna kuning ( ) artinya perlu kehati-hatian dalam menggunakan hasil estimasi
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Aceh 13,54 11,71 15,37 6,90 8,76 7,21 10,32 9,06 7,46 5,96 8,97 10,27
Sumatera Utara 12,27 10,61 13,94 6,92 6,59 5,49 7,69 8,49 5,93 4,80 7,06 9,70
Sumatera Barat 13,75 11,77 15,73 7,35 9,79 8,10 11,47 8,80 10,07 8,34 11,81 8,79
Riau 7,58 5,66 9,49 12,89 4,61 3,19 6,03 15,72 5,32 3,80 6,85 14,64
Jambi 9,62 7,67 11,57 10,33 5,42 3,83 7,02 15,02 5,08 3,39 6,77 16,97
Sumatera Selatan 9,89 8,13 11,65 9,08 7,56 5,95 9,17 10,86 6,72 5,16 8,28 11,86
Bengkulu 12,07 9,67 14,47 10,13 6,79 4,97 8,61 13,66 6,70 5,02 8,37 12,77
Lampung 5,88 4,46 7,30 12,34 3,33 2,29 4,37 15,95 3,44 2,31 4,58 16,83
Kep. Bangka Belitung 8,11 5,85 10,37 14,21 7,14 4,89 9,39 16,09 7,02 4,66 9,37 17,12
Kepulauan Riau 9,49 6,63 12,34 15,34 21,68 14,35 29,01 17,25 25,17 17,97 32,38 14,60
DKI Jakarta 14,76 11,94 17,58 9,75 9,33 6,90 11,77 13,31 10,27 7,63 12,91 13,11
Jawa Barat 8,80 7,67 9,94 6,56 5,74 4,85 6,63 7,91 5,98 4,98 6,98 8,51
Jawa Tengah 7,05 6,42 7,68 4,57 6,00 5,38 6,63 5,31 6,64 5,97 7,32 5,17
DI Yogyakarta 15,04 12,70 17,38 7,94 9,89 7,85 11,94 10,56 9,26 7,24 11,28 11,14
Jawa Timur 6,76 6,03 7,49 5,51 4,68 4,09 5,27 6,44 5,24 4,61 5,87 6,15
Banten 9,32 6,84 11,80 13,58 9,36 7,06 11,66 12,53 10,29 7,70 12,88 12,84
Bali 13,67 11,42 15,92 8,41 9,14 7,05 11,22 11,66 9,55 7,47 11,63 11,12
Nusa Tenggara Barat 7,43 5,56 9,31 12,87 3,95 2,71 5,19 16,03 3,50 2,35 4,65 16,82
Nusa Tenggara Timur 12,59 10,65 14,53 7,87 5,62 4,41 6,84 11,01 5,24 4,04 6,44 11,68
Kalimantan Barat 9,97 8,18 11,76 9,14 7,07 5,48 8,66 11,46 7,62 5,72 9,51 12,69
Kalimantan Tengah 14,14 11,37 16,90 10,00 9,81 7,37 12,25 12,69 8,19 5,99 10,39 13,70
Kalimantan Selatan 12,51 10,37 14,66 8,76 9,67 7,67 11,67 10,54 9,79 7,75 11,84 10,63
Kalimantan Timur 11,25 8,40 14,10 12,94 9,90 7,29 12,50 13,44 11,85 9,09 14,61 11,87
Kalimantan Utara 16,81 12,20 21,42 13,99 12,48 8,68 16,27 15,52 16,06 11,45 20,66 14,63
Sulawesi Utara 17,40 15,02 19,78 6,98 9,42 7,39 11,46 11,03 7,40 5,70 9,09 11,69
Sulawesi Tengah 11,32 8,87 13,77 11,04 6,95 4,86 9,04 15,36 6,07 4,14 8,00 16,24
Sulawesi Selatan 12,32 10,68 13,95 6,78 7,50 6,23 8,77 8,62 6,99 5,78 8,19 8,78
Sulawesi Tenggara 12,70 10,04 15,35 10,66 7,81 5,57 10,05 14,65 6,01 4,35 7,67 14,10
Gorontalo 12,13 8,92 15,35 13,51 9,87 6,91 12,83 15,31 11,87 8,76 14,97 13,35
Sulawesi Barat 10,47 7,69 13,26 13,57 7,55 5,20 9,91 15,91 6,30 4,15 8,44 17,39
Maluku 22,50 18,43 26,58 9,25 8,27 5,75 10,80 15,57 7,24 4,78 9,70 17,32
Maluku Utara 8,06 5,89 10,23 13,71 4,19 2,78 5,61 17,17 4,30 2,70 5,90 18,99
Papua Barat 12,44 9,47 15,40 12,15 6,69 4,70 8,69 15,23 6,95 4,86 9,03 15,31
Papua 14,46 10,99 17,94 12,26 5,67 3,86 7,48 16,26 4,15 2,61 5,70 19,01
Indonesia 9,43 9,08 9,77 1,88 6,50 6,21 6,79 2,28 6,72 6,41 7,04 2,38
Sumber: Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) Maret
Lampiran 251
Lampiran 253
254 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023
Lampiran 255
256 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023
Lampiran 257
258 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023
Lampiran 259
260 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023
Lampiran 261
262 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023
Lampiran 263
264 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023
Lampiran 265
266 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023
Lampiran 267
268 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023
Lampiran 269
270 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023
Lampiran 271
272 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023
Lampiran 273
274 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023
Lampiran 275
276 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023
Lampiran 277
278 Statistik Penduduk Lanjut Usia 2023
METADATA
Metadata 279
Metadata
2023
Ditamatkan sertifikat/ijazah
Rata-rata jumlah tahun yang ditempuh oleh
Rata-rata Lama Sekolah (tahun) Penduduk penduduk umur 60 tahun ke atas untuk Susenas Maret
9
Lanjut Usia menempuh semua jenjang pendidikan formal 2023
yang pernah dijalani.
Perbandingan jumlah penduduk lanjut usia yang
Persentase Penduduk Lanjut Usia Menurut 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑛𝑠i𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑡𝑒𝑙𝑒𝑝𝑜𝑛 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑙𝑒𝑟 Susenas Maret
10 menggunakan telepon seluler terhadap seluruh × 100%
Penggunaan Telepon Seluler 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑛𝑠i𝑎 2023
penduduk lanjut usia
Perbandingan jumlah penduduk lanjut usia yang
Persentase Penduduk Lanjut Usia Menurut 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑛𝑠i𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑔𝑢𝑛𝑎𝑘𝑎𝑛 𝑘𝑜𝑚𝑝𝑢𝑡𝑒𝑟 Susenas Maret
11 menggunakan komputer terhadap seluruh × 100%
Penggunaan Komputer 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑛𝑠i𝑎 2023
penduduk lanjut usia
Perbandingan jumlah penduduk lanjut usia yang
Persentase Penduduk Lanjut Usia Menurut 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑛𝑠i𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑚𝑒𝑛𝑔𝑎𝑘𝑠𝑒𝑠 i𝑛𝑡𝑒𝑟𝑛𝑒𝑡 Susenas Maret
12 mengakses internet terhadap seluruh penduduk × 100%
Akses Internet 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑙𝑎𝑛𝑠i𝑎 2023
lanjut usia
Metadata
karena
keluhan kesehatan.
284