Analisi Swot
Analisi Swot
mendalam sebagai Tim Penerimaan Mahasiswa Baru Program Studi D2 Pemeliharaan Kendaraan Ringan,
untuk merumuskan analisis SWOT pada kasus pembukaan Program Studi Baru. Dengan Analisis ini
mencakup:
Dengan mempertimbangkan kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman dari masing-masing strategi,
institusi dapat membuat keputusan yang lebih terinformasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat
tentang Program Studi D2 Pemeliharaan Kendaraan Ringan di Politeknik Negeri Pontianak.
Sehingga Berdasarkan analisis SWOT yang telah dilengkapi, strategi yang paling cocok dan efektif untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Program Studi D2 Pemeliharaan Kendaraan Ringan di
Politeknik Negeri Pontianak adalah Strategi Promosi melalui Media Sosial karena strategi Media sosial
karena
Dengan memfokuskan upaya promosi pada media sosial, institusi dapat mencapai audiens target secara
efektif, memanfaatkan interaksi langsung, dan membangun citra positif tentang Program Studi D2
Pemeliharaan Kendaraan Ringan di Politeknik Negeri Pontianak.
Materi Presetasi
• Kekuatan (Strengths):*
a. Melibatkan mahasiswa dan tim kampus dalam promosi:* Melibatkan mahasiswa aktif
dalam promosi dapat menciptakan koneksi emosional dengan calon mahasiswa, karena
pesan dari sesama mahasiswa lebih dapat dipercaya.
b. Memanfaatkan mahasiswa bidik misi untuk mendistribusikan brosur ke sekolah-
sekolah:* Mahasiswa bidik misi dapat menjadi duta yang efektif untuk memperkenalkan
program studi baru ke sekolah-sekolah, karena mereka memiliki pengalaman langsung
dengan calon mahasiswa.
c. Menyediakan informasi langsung kepada masyarakat:* Menyebarkan brosur langsung
memungkinkan informasi tentang program studi dapat diakses langsung oleh
masyarakat, menciptakan kesempatan untuk menjelaskan program secara rinci.
d. *Potensi membangun hubungan langsung dengan masyarakat lokal:* Interaksi langsung
dengan masyarakat lokal dapat membantu membangun kepercayaan dan koneksi yang
kuat, memperkuat ikatan antara institusi dan komunitas setempat.
• Kelemahan (Weaknesses):
a. *Sulit mengukur efektivitas distribusi langsung:* Sulit untuk mengukur berapa banyak
brosur yang benar-benar dibaca atau memengaruhi keputusan pendaftaran calon
mahasiswa.
b. *Penyebaran brosur sulit diawasi secara teknis:* Sulit untuk memastikan bahwa brosur
didistribusikan dengan benar dan tidak hanya disimpan atau dibuang.
c. *Kesulitan menjelaskan isi brosur kepada masyarakat yang bingung:* Penerima brosur
mungkin memerlukan penjelasan tambahan yang sulit dilakukan dalam format brosur.
d. *Kemungkinan brosur disimpan atau dibuang tanpa dibaca:* Ada risiko bahwa brosur
yang didistribusikan tidak dibaca atau diabaikan oleh masyarakat, mengurangi efektivitas
promosi.
• *Peluang (Opportunities):*
a. *Memanfaatkan kemitraan lokal untuk mendukung distribusi brosur:* Kolaborasi dengan
bisnis lokal atau lembaga pendidikan lain dapat meningkatkan jangkauan distribusi brosur.
b. *Menggunakan hubungan langsung dengan masyarakat lokal untuk membangun
kepercayaan:* Memperkuat hubungan dengan masyarakat lokal dapat meningkatkan
kepercayaan terhadap program studi baru.
c. *Menyebarkan informasi tentang program studi baru kepada calon siswa dan orang tua:*
Bekerjasama dengan sekolah dan orang tua dapat memastikan informasi sampai kepada
calon mahasiswa dan pembuat keputusan (orang tua).
d. *Kesempatan untuk menjelaskan keunggulan program studi secara langsung kepada calon
mahasiswa:* Interaksi langsung memberikan kesempatan untuk menjelaskan keunggulan
program studi dan menjawab pertanyaan calon mahasiswa secara langsung.
• *Ancaman (Threats):*
a. *Persaingan dengan promosi dari institusi pendidikan lain:* Persaingan dengan promosi dari
institusi pendidikan lain dapat mengurangi perhatian masyarakat terhadap brosur tersebut.
b. *Kesulitan bersaing dengan media sosial yang populer:* Media sosial yang populer dapat
mencuri perhatian calon mahasiswa, membuat brosur kurang efektif dalam mencapai
audiens target.
c. *Potensial kurangnya minat dari masyarakat terhadap brosur cetak:* Masyarakat modern
cenderung beralih ke informasi digital, mengurangi minat terhadap materi cetak tradisional
seperti brosur.
d. *Kendala dalam menjaga kualitas dan konsistensi informasi dalam brosur:* Kesalahan atau
ketidak konsistenan informasi dalam brosur dapat merusak citra institusi dan mengurangi
kepercayaan masyarakat.
• *Kekuatan (Strengths):*
a. *Menggunakan platform populer (Instagram & TikTok) yang sesuai dengan target audience (gen
Z):* Gen Z cenderung aktif di platform ini, memungkinkan institusi mencapai audiens yang
relevan dengan lebih efektif.
b. *Tim content creator khusus untuk menciptakan konten menarik dan interaktif:* Tim kreatif
dapat menghasilkan konten yang menarik dan interaktif, meningkatkan keterlibatan dan daya
tarik terhadap program studi.
c. *Potensi konten menjadi viral dan mendapatkan perhatian luas:* Konten yang menarik memiliki
potensi untuk menjadi viral, mencapai audiens yang jauh lebih besar daripada yang diharapkan.
d. *Dapat memanfaatkan fitur interaktif seperti polling dan kuis untuk melibatkan audiens:* Fitur-
fitur ini meningkatkan keterlibatan pengguna dan memberikan wadah untuk mengumpulkan
umpan balik dan preferensi audiens.
• *Ancaman (Threats):*
a. *Risiko konten tidak sesuai dengan nilai atau citra institusi:* Konten yang tidak sesuai dengan
citra institusi dapat merusak reputasi dan menciptakan kesan negatif pada calon mahasiswa.
b. *Potensial backlash atau kritik dari masyarakat jika konten tidak tepat:* Kesalahan atau ketidak
tepatan dalam konten dapat menyebabkan reaksi negatif dari masyarakat, mempengaruhi
persepsi mereka terhadap institusi.
c. *Kompetisi dengan konten dari akun media sosial lain yang menarik perhatian gen Z:*
Persaingan dengan akun media sosial lain dapat membuat konten institusi terlupakan jika tidak
cukup menarik atau unik.
d. *Kesulitan menjaga konten tetap relevan dengan perkembangan tren dan minat audiens:*
Perubahan tren dan minat audiens dapat membuat konten cepat usang. Institusi perlu terus
memantau perkembangan ini untuk tetap relevan.
Sekarang, dengan mempertimbangkan penjelasan tersebut, keputusan tergantung pada tujuan spesifik
institusi dan audiens target. Namun, berdasarkan analisis SWOT yang telah disusun, strategi
*Menyebarkan Informasi Melalui Media Massa (Instagram & TikTok)* mungkin lebih cocok untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Program Studi D2 Pemeliharaan Kendaraan Ringan di
Politeknik Negeri Pontianak. Berikut adalah alasan utama:
1. *Akses ke Audiens Target yang Relevan:* Platform Instagram dan TikTok memiliki pengguna aktif dari
generasi Z, yang merupakan target utama institusi untuk program studi baru ini. Dengan menggunakan
platform yang digunakan secara luas oleh audiens yang diinginkan, institusi memiliki peluang lebih besar
untuk mencapai calon mahasiswa yang potensial.
2. *Kreativitas dan Interaktivitas:* Adanya tim content creator khusus memungkinkan institusi
menciptakan konten yang menarik dan interaktif. Fitur-fitur seperti polling dan kuis di media sosial
memberikan kesempatan untuk melibatkan audiens secara langsung, menciptakan koneksi yang lebih
dalam dengan calon mahasiswa.
3. *Potensi Viralitas:* Konten yang menarik memiliki potensi untuk menjadi viral di platform-media sosial
ini, mencapai perhatian luas dan mendapatkan popularitas yang cepat. Hal ini dapat menghasilkan
peningkatan signifikan dalam kesadaran masyarakat tentang program studi baru.
4. *Biaya yang Lebih Terjangkau:* Promosi melalui media sosial umumnya memerlukan biaya yang lebih
rendah dibandingkan dengan pencetakan dan distribusi brosur fisik. Dengan mengalokasikan anggaran
dengan bijak, institusi dapat memaksimalkan hasil kampanye promosi mereka.
Namun, penting juga untuk terus memantau respons dan kinerja kampanye promosi di media sosial,
serta melakukan penyesuaian strategi berdasarkan umpan balik yang diterima dari audiens. Dengan
pendekatan yang kreatif, relevan, dan interaktif di media sosial, institusi dapat mencapai tujuan mereka
dalam meningkatkan kesadaran masyarakat tentang Program Studi D2 Pemeliharaan Kendaraan Ringan
di Politeknik Negeri Pontianak dengan efektif