Anda di halaman 1dari 121

PETA PEMANFAATAN KOLEKSI

DI PERPUSTAKAAN MAHKAMAH KONSTITUSI


REPUBLIK INDONESIA (MKRI)

SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk memenuhi
persyaratan memperoleh gelar Sarjana Ilmu Perpustakaan (S.IP)

Oleh:
VIDIASTUTI MULJONO

1110025000061

JURUSAN ILMU PERPUSTAKAAN


FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1435 H/ 2014 M
ABSTRAK

VIDIASTUTI MULJONO
PETA PEMANFAATAN KOLEKSI DI PERPUSTAKAAN MAHKAMAH
KONSTITUSI (MKRI)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran detail


pemanfaatan koleksi di Perpustakaan MKRI sesuai dengan kebutuhan para
pegawai. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analisis. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif yaitu
mendeskripsikan masalah berdasarkan data kuantitatif (angka-angka). Populasi
dalam penelitian ini adalah keseluruhan pegawai MKRI yang menjadi anggota
perpustakaan MKRI yang jumlah keseluruhannya adalah 300 orang. Adapun
sampel dalam penelitian ini, penulis mengambil sampel sebanyak 10% dari
populasi tersebut yaitu 30 responden.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar sebanyak 53,3%
pegawai berkunjung ke perpustakaan MKRI 1x – 2x dalam sebulan. Sedangkan
dilihat dari data statistik tahun 2013 pengunjung terbanyak pada bulan Oktober
dan pengunjung paling sedikit pada bulan Febuari. Selanjutnya hampir seluruhnya
sebanyak 21% pegawai memilih subjek hukum di perpustakaan MKRI, dan
hampir seluruhnya sebanyak 20% pegawai memilih jenis subjek hukum
internasioanl yang ada di perpustakaan MKRI. Kemudian hampir seluruhnya
sebanyak 83,3% pegawai memilih koleksi tercetak, dan sebagian kecil sebanyak
16,6% pegawai memilih koleksi tidak tercetak. Dari total responden hampir
setengahnya sebanyak 43,3% pegawai tidak pernah meminjam buku di
perpustakaan MKRI. Sedangkan dilihat dari data statistik tahun 2013 frekuensi
peminjaman buku di perpustakaan MKRI terbanyak pada bulan April, dan
frekuensi peminjaman buku paling sedikit pada bulan Agustus.

Kata kunci : Subjek hukum, Jenis Hukum, Jenis Koleksi, Peminjaman Koleksi

i
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’ Alamiin, puji syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT., yang telah melimpahkan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua,

yang telah memberikan kekuatan dan kemampuan kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam kita sanjungkan

kepada pimpinan dunia dan agama, pahlawan umat manusia, kecintaan kita semua

yaitu Nabi Muhammad SAW beserta keluarga-Nya dan sahabat-sahabat-Nya yang

telah membawa kita dari zaman jahiliyah ke zaman terang benderang seperti ini.

Amin Ya Rabbal’ Aalamiin.

Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa penulisan skripsi ini banyak

kekurangan-kekurangannya mengingat terbatasnya ilmu pengetahuan dan

kemampuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran

dan kritik yang membangun tentunya dibutuhkan oleh penulis dalam

penyempurnaan skripsi ini.

Untuk kesempatan ini, penulis mengucapkan banyak terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada berbagai pihak yang telah membantu dan membimbing

dalam penyusunan skripsi ini, antara lain:

1. Bapak Prof. Dr. Oman Faturrahman, M.Hum selaku dekan Fakultas Adab

dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Pungki Purnomo, MLIS selaku Ketua Jurusan Ilmu Perpustakaan,

Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

ii
3. Bapak Mukmin Suprayogi, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Ilmu

Perpustakaan, Fakultas Adab dan Humaniora UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

4. Bapak Nuryudi, MLIS selaku Dosen Pembimbing yang tidak mengenal

bosan memberikan bimbingan, pengarahan, petunjuk, serta telah

meluangkan waktu, tenaga dan fikiran dalam membantu penulis

menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh Bapak/Ibu Ilmu Perpustakaan yang telah memberikan banyak

ilmu dan pengetahuan yang tak terhingga kepada penulis. Jasamu tak akan

pernah terbalas.

6. Ibu Lina Herlina, selaku Koordinator Perpustakaan MKRI yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian

skripsi ini.

7. Bapak Hanindiyo, Ibu Fitri, Ibu Eling, dan Ibu Hadian, selaku pustakawan

di Perpustakaan MKRI yang telah memberikan pengarahan kepada penulis

selama melakukan penelitian.

8. Kedua orang tuaku tercinta yang telah mendidik, membimbing, dan

membesarkan penulis dengan penuh kasih sayang, cinta, kesabaran,

perhatian, memberikan bantuan moril maupun materil serta dorongan doa

yang tidak pernah luput buat penulis selama ini. Terima kasih untuk segala

keikhlasan dan kasih sayangnya. I Love You MOM & DAD. You Are The

Best…

iii
9. Untuk orang yang selalu menyemangati penulis, yang selalu mensupport

penulis, dan juga selalu membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi

ini terima kasih “021013” (Saranghae Oppa).

10. Trima kasih buat sahabatku Isna dan Debi, trima kasih buat kakak ku ka

Ikbal, berkat kalian penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Lov You…

11. Rekan-rekan seperjuanganku Jurusan Ilmu Perpustakaan angkatan 2010

khususnya anak kelas C, Ilut, Agis, Rochmah, Winda, Rinda, Nurun,

Syifa, yang telah memberikan semangat, nasehat dan doanya kepada

penulis. Semoga Allah membalasnya. I Miss You All…

12. Terima kasih buat teman-teman KKN Decade 115.

13. Terima kasih buat teman-teman IMM Cabang Ciputat, khususnya

komisariat Adab dan Humaniora, adek-adekku tercinta Iim, Dliya, Fahmi,

Nabila, Midun, Fikriyah. Semangat buat kalian semua !!!

14. Seluruh teman-teman Jurusan Ilmu Perpustakaan yang tidak bisa

disebutkan satu per satu. Semoga kita selalu menjalin tali silaturahmi.

Sukses selalu buat kalian semua. SEMANGAT !!!

Serta semua pihak yang ikut serta membantu memberikan motivasi yang

penuh, mulai dari awal penyusunan hingga sampai akhir penulisan skripsi ini.

Penulis hanya dapat berharap dan berdoa kepada Allah SWT semoga jasa-jasa

mereka akan dibalas-Nya dengan pahala yang berlipat ganda sebagai amal

saleh mereka.

Jakarta, Mei 2014


Vidiatuti Muljono

iv
DAFTAR ISI

ABSTRAK………………………………………………………………. i

KATA PENGANTAR………………………………………………….. ii

DAFTAR ISI……………………………………………………………. v

DAFTAR TABEL………………………………………………………. viii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………. x

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………… xi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang…………………………………… 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……………. 6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………... 6

D. Metode Penelitian………………………………… 7

E. Definisi Istilah……………………………………. 14

F. Sistematika Penulisan……………………………. 15

BAB II TINJAUAN LITERATUR

A. Koleksi..……………………………...................... 17

1. Pengertian Koleksi…………………………… 17

2. Bentuk-bentuk Koleksi………………………… 19

B. Pemanfaatan Koleksi…………………………….. 20

C. Cara Memanfaatkan Koleksi…………………….. 21

v
D. Perpustakaan Khusus……………………………. 23

1. Pengertian Perpustakaan Khusus……………. 23

2. Ciri dan Tugas Perpustakaan Khusus……….. 24

3. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Khusus.…… 26

4. Koleksi Perpustakaan Khusus……………….. 27

5. Layanan Perpustakaan Khusus………………. 28

6. SDM Perpustakaan Khusus………………….. 31

E. Perpustakaan Hukum…………………………….. 33

F. Pemetaan…………………………………………. 33

G. Penelitian Sebelumnya……………………………. 34

BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN MAHKAMAH

KONSTITUSI (MKRI)

A. Sejarah Singkat Perpustakaan MKRI……………… 36

B. Anggaran…………………………………………… 40

C. Peraturan Perpustakaan…………………………….. 41

D. Sistem, Waktu dan jenis layanan…………………… 42

E. Gedung, Sarana dan Prasarana……………………... 43

F. SDM dan Struktur………………………………….. 45

G. Koleksi Perpustakaan MKRI……………………….. 47

H. Sistem Simpan dan Temu Kembali…………………. 50

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Dasar Penelitian……………………………………... 51

B. Hasil Penelitian…………………………………. 55

C. Pembahasan……………………………………… 75

vi
BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………… 79

B. Saran……………………………………………. 80

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………..... 81

LAMPIRAN-LAMPIRAN…………………………………………. 84

vii
DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pustakawan di Perpustakaan MKRI…………………… 46

Tabel 2 Koleksi Perpustakaan MKRI………………………….. 48

Tabel 3 Koleksi Jenis Tercetak………………………………… 49

Tabel 4 Koleksi Bahasa………………………………………… 49

Tabel 5 Koleksi Terbitan………………………………………. 49

Tabel 6 Jadwal Penyebaran Kuesioner………………………… 51

Tabel 7 Jenis Kelamin Responden…………………………….. 52

Tabel 8 Pendidikan Terakhir…………………………………… 53

Tabel 9 Usia…………………………………………………….. 53

Tabel 10 Pekerjaan……………………………………………….. 54

Tabel 11 Kunjungan Responden dalam Sebulan…………………. 55

Tabel 12 Tujuan Pengguna Perpustakaan………………………… 56

Tabel 13 Subjek Informasi……………………………………….. 57

Tabel 14 Subjek Hukum…………………………………………. 59

Tabel 15 Alasan Memilih Subjek Hukum……………………….. 61

Tabel 16 Jumlah Exemplar di Perpustakaan MKRI……………… 62

Tabel 17 Bentuk Informasi……………………………………….. 62

Tabel 18 Jenis Koleksi Tercetak………………………………….. 63

Tabel 19 Alasan Memilih Jenis Koleksi Tercetak………………… 63

Tabel 20 Koleksi Tidak Tercetak…………………………………. 64

Tabel 21 Alasan Memilih Jenis Koleksi Tidak Tercetak…………... 64

Tabel 22 Layanan yang digunakan dalam Mencari Informasi……… 65

viii
Tabel 23 Kelengkapan Informasi pada Perpustakaan MKRI……… 66

Tabel 24 Kualitas Layanan Sirkulasi………………………………. 66

Tabel 25 Frekuensi Peminjaman Buku……………………………. 67

Tabel 26 Jumlah Peminjaman Buku………………………………. 68

Tabel 27 Tanggapan Responden Meminjam Buku………………… 69

Tabel 28 Lama Waktu Peminjaman Buku………………………… 69

Tabel 29 Sikap Pustakawan Ketika Berkunjung…………………… 70

Tabel 30 Sikap Pustakawan Memberikan Informasi……………….. 71

Tabel 31 Bantuan Pustakawan dalam Memberikan Informasi……… 71

Tabel 32 Kecepatan Pustakawan dalam Menemukan Informasi……. 72

Tabel 33 Perasaan Ketika dilayani…………………………………... 72

Tabel 34 Skill Para Pustakawan…………………………………….. 73

Tabel 35 Jumlah SDM………………………………………………. 74

Tabel 36 Komentar dan Saran………………………………………. 74

Tabel 37 Rekapitulasi Peta Pemanfaatan Koleksi………………….. 76

Tabel 38 Rekapitulasi Usaha Pustakawan………………………….. 77

ix
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Organisasi MKRI……………………………….. 47

Gambar 2 Pengunjung Perpustakaan Tahun 2013…………………… 56

Gambar 3 Subjek Informasi………………………………………….. 58

Gambar 4 Jenis Subjek Hukum……………………………………… 60

Gambar 5 Peminjaman Koleksi Perpustakaan Tahun 2013…………. 68

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian

Lampiran 2 Hasil Wawancara

Lampiran 3 Bagan Struktur Perpustakaan MKRI

Lampiran 4 Hasil Jawaban Kuesioner

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perpustakaan sebagai unit penghimpun, pengolah, dan penyedia

informasi, memiliki peranan yang sangat besar dalam peningkatan mutu dan

kualitas lembaga induknya. Perpustakaan yang dikelola dengan baik akan

menghasilkan kinerja yang baik pula. Penilaian baik atau tidaknya sebuah

perpustakaan dapat dilihat dari beberapa aspek seperti koleksi, sarana dan

prasarana, serta manajemen.

Dengan beberapa aspek yang mesti diperhatikan oleh perpustakaan, hal

ini menuntut perpustakaan untuk memberikan pelayanan yang baik terhadap

masyarakat disekitarnya yang biasa disebut sebagai pengguna perpustakaan

atau beberapa waktu terakhir lebih dikenal dengan istilah pemustaka. Seperti

yang tertuang dalam UU No. 43 tentang perpustakaan dalam pasal 1 butir

sembilan yang menyebutkan bahwa pemustaka adalah pengguna

perpustakaan, yaitu perseorangan, kelompok orang, masyarakat atau lembaga

yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan.

Perpustakaan khusus sebagai salah satu jenis perpustakaan di

Indonesia, saat ini jumlahnya cukup banyak dan beragam baik ditinjau dari

status perpustakaan, misi perpustakaan dan tingkat kewenangan dan

tanggungjawabnya. Perpustakaan khusus, memberikan pelayanan kepada

sekelompok khusus, dalam bidang yang khusus pula. Kelompok khusus ini

antara lain perpustakaan departemen dan perpustakaan perusahaan, yang

1
2

dilayani adalah mereka yang bekerja pada departemen dan perusahaan

tersebut1. Perpustakaan khusus berfungsi sebagai sarana penelitian untuk staf

karyawan dalam memacu tercapainya tujuan, lembaga induk. Tugas ini

dengan sendirinya memperkuat perpustakaan untuk terus meningkatkan

kemampuan dalam mengelola informasi yang sifatnya khusus, yakni

memenuhi kebutuhan pemakai perpustakaan yang bersangkutan berada di

lembaga.

Perpustakaan khusus sering disebut perpustakaan kedinasaan, karena

adanya pada lembaga-lembaga pemerintahan dan lembaga swasta.

Perpustakaan tersebut diadakan sebagai sumber informasi dan ilmu

pengetahuan yang berkaitan, baik langsung maupun tidak, dengan instansi

induknya. Dengan adanya perpustakaan tersebut maka kebutuhan informasi

dan bahan rujukan dapat dengan mudah diperoleh2. Koleksi perpustakaan

khusus ialah koleksi yang sesuai dengan badan induknya atau instansi yang

bersangkutan.

Lingkungan informasi yang sangat menuntut adanya perkembangan

penyajian informasi akan selalu berusaha untuk meningkatkan, memperluas

dan mengembangkan khazanah dan cakrawala pemakainya. Hal ini bertujuan

agar pemakainya mendapatkan inspirasi-inspirasi dalam mendorong,

memperlancar dan bermanfaat bagi kepentingan organisasi induknya.

Informasi tentunya akan sangat berguna bagi seseorang apabila

memberi nilai pengetahuan baru bagi pemakainya. Dengan banyaknya

1
Karmidi Martoatmojo. Pelayanan Bahan Pustaka. (Jakarta: Universitas
Terbuka, 1999). h. 2-3
2
Sutarno NS. Perpustakaan dan Masyarakat. (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2003). h. 39
3

informasi yang muncul di dunia ilmu pengetahuan dan teknologi semakin sulit

orang untuk memperoleh informasi yang tepat baginya bahkan yang dapat

langsung dimanfaatkan. Dengan demikian, hal yang sangat dibutuhkan dan

yang paling penting dari suatu informasi adalah bagaimana informasi itu dapat

ditemukan secara cepat dan akurat.

Tetapi permasalahannya adalah apakah keberadaan perpustakaan

dalam sebuah lingkungan informasi yang sangat menuntut adanya

keseimbangan akan sebuah perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

dapat memberikan respon dan ikut proaktif dalam melayani kebutuhan

informasi penggunanya? Dan apakah informasi-informasi yang dibutuhkan

oleh pengguna perpustakaan yang multi disipliner dapat memenuhi dan

memuaskan kebutuhan informasi para pengguna tersebut?

Seseorang yang berada dalam posisi penyaji informasi sangat dituntut

memiliki kompetensi kerja. Dan untuk itu, seorang pustakawan yang bekerja

di perpustakaan khusus dituntut harus mempunyai kompetensi profesional

antara lain mampu mencarikan dan menyediakan informasi sesuai dengan

kebutuhan dengan cepat dan tepat, termasuk informasi spesifik. Mereka juga

harus cepat tanggap terhadap perkembangan kebutuhan dengan menyajikan

informasi yang dibutuhkan, mengikuti perkembangan sarana teknologi

informasi dan telekomunikasi.

Pustakawan harus memiliki kompetensi personal yang diantara lain

adalah mempunyai komitmen tinggi pada pelayanan prima dan mencari


4

tantangan dan melihat peluang baru baik dalam maupun luar organisasi3.

Pustakawan yang bekerja di lingkungan manapun, terutama di lingkungan

masyarakat yang sangat aktif mencari berbagai informasi yang dibutuhkan

seperti di perpustakaan khusus, akan mempunyai komitmen yang tinggi untuk

selalu dapat memenuhi kebutuhan informasi. Sehingga koleksi yang telah

dikembangkan dapat dimanfaatkan secara maksimal.

Pemanfaatan koleksi adalah suatu proses dari penggunaan koleksi yang

ada. Bagi perpustakaan daftar pemanfaatan koleksi berpengaruh bagi rencana

pengadaan bahan pustaka periode berikutnya. Pemanfaatan koleksi yang

bersumber dari penggunaan akan kembali lagi kepada pengguna karena

perpustakaan akan berupaya meningkatkan pelayanan terbaik bagi

penggunanya.

Pemanfaatan menurut buku Manajemen Perpustakaan adalah bahwa

bahan pustaka yang disediakan harus dibaca dan dipergunakan oleh kelompok

masyarakat yang memang menjadi target untuk memakainya dan bentuk

nyatanya pemanfaatan koleksi bahan pustaka ialah dibaca, dipinjam, diteliti,

dikaji, dianalisis, dikembangkan untuk berbagai keperluan4.

Pemanfaatan koleksi juga dapat diartikan dengan setiap koleksi yang

dikeluarkan dari rak oleh pemakai dan kemudian diletakkan dimeja baca,

difotokopi, atau dipinjam. Evaluasi koleksi adalah kegiatan menilai koleksi

3
Rosa Widyawan. Peran Perpustakaan Khusus. h. 3. Makalah Pada Mata
Kuliah Manajemen Perpustakaan Khusus Jurusan Ilmu Perpustakaan
4
Sutarno NS. Manajemen Perpustakaan : Suatu Pendekatan Praktik.
(Jakarta: Samitra Media Utama, 2004). h. 191
5

perpustakaan baik dari segi ketersediaan koleksi itu bagi pengguna maupun

pemanfaatan koleksi itu oleh pengguna5.

Begitu juga dengan perpustakaan Mahkamah Konstitusi yang

memberikan informasi kepada penggunaannya, pengguna perpustakaan

Mahkamah Konstitusi adalah pegawai Mahkamah Konstitusi dan luar

Mahkamah Konstitusi. Jenis informasi yang dibutuhkan di Mahkamah

Konstitusi ialah bidang hukum, informasi yang berhubungan dengan

Mahkamah Konstitusi, referensi, bidang-bidang umum, laporan pelaksanaan,

laporan hasil survey, kegiatan Mahkamah Konstitusi. Dari pengamatan di

lapangan banyak pengguna yaitu karyawan di Mahkamah Konstitusi yang

memanfaatkan koleksi perpustakaan untuk dibaca dan difotocopy. Begitu juga

dengan para peneliti yang menggunakan perpustakaan sebagai tempat diskusi,

dikaji, dianalisis dan dikembangkan dalam memanfaatkan koleksi

perpustakaan MKRI untuk memenuhi kebutuhan mereka. Perpustakaan MK

sangat baik untuk sebuah perpustakaan instansi, karena koleksi-koleksi yang

cukup bagus, dan susunan koleksinya pun terlihat rapih dan menarik.

Sehingga tidak hanya karyawan MKRI saja, bahkan ada juga pengguna

perpustakaan dari luar yang memanfaatkan koleksi MKRI untuk mengerjakan

tugas kuliah atau sekedar menambah ilmu pengetahuan tentang hukum. Untuk

itu, penulis akan meneliti dan menuangkannya dalam sebuah Skripsi sebagai

tugas akhir dari perkuliahan, yang berjudul: “Peta Pemanfaatan Koleksi di

Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MKRI)”.

5
Yulia Yuyu. Materi Pokok Pengembangan Koleksi. (Jakarta: Universitas
Terbuka, 2009). h. 3.34
6

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Untuk memperjelas sasaran yang akan dicapai penelitian sesuai dengan

masalah yang telah dikemukakan diatas, maka penulis memberikan batasan

yang jelas sesuai dengan tema peta pemanfaatan koleksi yang ingin diteliti di

perpustakaan Mahkamah Konstitusi (MKRI), yaitu:

(a) Sejauh mana pemanfaatan koleksi Perpustakaan MKRI oleh karyawan

sebagai pengguna perpustakaan

(b) Upaya pustakawan dalam peningkatan pemanfaatan koleksi di

Perpustakaan MKRI agar koleksinya dapat dimanfaatkan oleh karyawan

Agar penulisan skripsi ini lebih terarah dan sesuai dengan masalah

yang akan diteliti, maka perlu dirumuskan suatu masalah. Masalah tersebut

dapat dirumuskan sebagai berikut:

a) Bagaimanakah gambaran detail pemanfaatan koleksi yang ada di

Perpustakaan Mahkamah Konstitusi?

b) Sejauh mana usaha yang dilakukan oleh pihak pustakawan agar

koleksinya dapat dimanfaatkan oleh karyawan?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Sejalan dengan latar belakang, pembatasan masalah, dan perumusan

masalah tersebut diatas, tujuan penelitian skripsi ini adalah:

a. Mengetahui gambaran detail pemanfaatan koleksi di Perpustakaan

Mahkamah Konstitusi
7

b. Mengetahui sejauh mana usaha yang dilakukan oleh pihak pustakawan

agar koleksinya dapat dimanfaatkan oleh karyawan

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat

memberikan manfaat bagi pembaca diantaranya:

a. Manfaat secara teoritis

Secara teoritis penelitian ini dapat memperkaya wawasan yang luas

terutama dalam memberikan gambaran mengenai peta pemanfaatan

koleksi di Perpustakaan Mahkamah Konstitusi.

b. Manfaat secara praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang

berguna bagi Perpustakaan Mahkamah Konstitusi, sehingga dapat

membantu pustakawan dalam memberikan informasi yang mereka

butuhkan dengan cepat.

D. Metode Penelitian

1. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

metode penelitian deskriptif analisis yaitu penelitian yang bertujuan

memperoleh informasi mengenai peta pemanfaatan koleksi yang dilakukan

di Perpustakaan Mahkamah Konstitusi. Penelitian deskriptif analisis ini

bertujuan untuk membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara

sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta

hubungan antara fenomena yang diselidiki/diteliti kemudian di analisis,


8

diberikan interpretasi dan diadakan generalisasi dalam rangka menetapkan

sikap dan kriteria yang baik dengan tujuan untuk mengadakan klasifikasi

pekerjaan secara efektif6.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode pendekatan

penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah analisis yang dilakukan

terhadap data yang berbentuk angka yang merupakan representasi dari

suatu kuantita (kuantitas murni) maupun angka yang merupakan hasil dari

konfersi data kualitatif (yakni data kualitatif yang dikuantifikasikan)7.

2. Sumber Data

Sumber data yang digunakan yaitu sebagai berikut:

a. Data Primer

Data primer merupakan sumber data penelitian yang diperoleh

secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Data

primer secara khusus dikumpulkan peneliti untuk menjawab

pertanyaan penelitian. Data primer dapat berubah opini subjek (orang)

secara individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda

(fisik), kejadian atau kegiatan dalam hasil penyajian. Data primer

didapatkan dari hasil pengumpulan data melalui kuesioner kepada

pengguna Perpustakaan Mahkamah Konstitusi.

6
Moh Nasir, Metode Penelitian. (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003). Cet.
Ke-3. h. 72
7
Prasetya Irawan. Logika dan Prosedur Penelitian : Pengantar Teori dan
Panduan Praktis Penelitian Sosial bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula. (Jakarta:
STIA-LAN, 1999). Cet. Ke-1. h. 92
9

b. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh

peneliti secara tidak langsung melalui media perantara (diperoleh dan

dicatat oleh pihak lain). Data sekunder umumnya berupa buku,

catatan/laporan, historis yang telah tersusun dalam arsip (dokumenter)

yang dipublikasikan atau tidak dipublikasikan. Data sekunder yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data profil Perpustakaan MKRI.

3. Populasi dan Sampel

a. Populasi

Populasi (universe) adalah totalitas dari semua objek atau individu

yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang akan

diteliti (bahan penelitian)8. Populasi merupakan wilayah generalisasi

yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang ditentukan oleh peneliti untuk dipelajari dan

ditarik kesimpulannya.

Adapun populasi dalam penelitian ini adalah pengguna

Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Dalam

penelitian ini jumlah populasi yang dimiliki sampai pada bulan

Desember 2013 sebanyak 300 orang, oleh karena itu jumlah sampel

yang digunakan yaitu berjumlah 30, yaitu 10 % dari jumlah populasi.

8
M. Iqbal Hasan. Pokok-Pokok Materi Statistik 2. (Statistik Inferensif).
(Jakarta: Bumi Aksara, 2005). h. 84
10

b. Sampel

Sampel adalah contoh atau wakil. Sampel yang baik adalah sampel

yang mampu mewakili populasi secara maksimal9. Adapun sampelnya

didasarkan kepada pendapat Ari Kunto yang menyatakan jika populasi

lebih dari 100 orang, maka sampel dapat diambil 10%-15% atau 20%-

30% atau sesuai dengan kemampuan peneliti10. Jumlah keseluruhan

anggota Perpustakaan MKRI adalah 300 orang adapun sampel

penelitian ini, penulis mengambil sampel sebanyak 10% dari jumlah

populasi yang ada sebanyak 300 orang. Dengan perhitungan 10% x

300 = 30 responden. Untuk mempermudah perhitungan dan perolehan

data dalam penelitian. Teknik sampel yang digunakan penulis

menggunakan sampel purposif, yaitu metode pemilihan sampel dengan

cara secara sengaja memilih sampel-sampel tertentu (dan mengabaikan

sampel-sampel lainnya) karena sampel tertentu ini memiliki ciri-ciri

khusus yang tidak dimiliki sampel-sampel lainnya11.

Responden yang dipilih dengan syarat memiliki ciri khusus yaitu

sudah menjadi anggota Perpustakaan MKRI dan menggunakan

layanan serta fasilitas di Perpustakaan MKRI minimal 1 kali dalam

sebulan. Untuk itu penulis mendapatkan informasi para anggota

melalui pustakawan di Perpustakaan MKRI.

9
Prasetya Irawan. Logika Prosedur Penelitian : Pengantar Teori dan
Panduan Praktis Penelitian Sosial bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula. (Jakarta:
STIA-LAN, 1999). Cet. Ke-1. h. 92
10
Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktis
(Jakarta: Rieneka, 1992). h. 102
11
Prasetya Irawan. Logika dan Prosedur Penelitian : Pengantar Teori dan
Panduan Praktis. (Jakarta: STIA-LAN, 1999). h. 183
11

4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data yang dipakai:

a. Penelitian kepustakaan (library research) dilakukan dengan cara

mencari dan mempelajari teori-teori dari buku-buku dan sumber yang

lain sesuai dengan topik skripsi.

b. Penelitian lapangan (field research) dilakukan dengan cara:

1) Observasi

Observasi adalah metode penelitian yang pengambilan

datanya bertumpu pada pengamatan langsung terhadap objek

penelitian12. Observasi bertujuan untuk mendeskripsikan keadaan

yang dipelajari dan aktifitas-aktifitas yang tengah berlangsung.

Kemudian hasil dari observasi yang berisi deskripsi hal-hal yang

diamati secara lengkap dengan keterangan tanggal dan waktu.

2) Kuesioner (angket)

Kuesioner (angket) yaitu daftar pernyataan atau pertanyaan

yang dikirimkan kepada responden, baik secara langsung atau tidak

langsung (melalui pos atau perantara)13. Penulis menyebarkan

angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan kepada responden.

12
Prasetya Irawan. Logika dan Prosedur Penelitian. (Jakarta: STIA-LAN
Press, 1999). h. 63
13
Husaini Usman. Metodologi Penelitian Sosial. (Jakarta: Bumi Aksara,
2009). Cet. Ke-2. h. 60
12

3) Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu

oleh pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara

yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu14. Penelitian

mengajukan beberapa pertanyaan kepada informan untuk

memperoleh data yang sesuai dengan persoalan yang diteliti.

Persoalan yang akan diteliti yaitu apabila hasil dari kuesioner

tersebut masih membutuhkan data yang lebih signifikan, atau

saling terkait antara kuesioner dengan wawancara, sehingga

peneliti melakukan wawancara untuk melengkapi hasil kuesioner

yang diinginkan dalam sebuah penelitian.

5. Teknik Pengolahan Data

a. Editing

Seluruh kuesioner yang berhasil dikumpulkan kemudian data

diperiksa dan dikelompokkan biasanya disebut dengan tahap

penyuntingan.

b. Tabulasi

Data yang telah disusun dan dihitung, selanjutnya disajikan dalam

bentuk tabel. Pembuatan tabel tersebut dilakukan dengan cara tabulasi

langsung karena data langsung dipindahkan dari kuesioner ke kerangka

tabel yang telah disiapkan tanpa proses perantara.

14
Lexy J. Moleong. Metodologi Penelitian Kualitatif. (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2007). h. 186
13

c. Analisis Data

Penganalisian data merupakan suatu proses lanjutan dari proses

pengolahan untuk melihat bagaimana menginterpretasikan data,

kemudian menganalisis data dari hasil yang sudah ada pada tahap hasil

pengolahan data. Data-data yang diterima melalui kuesioner ini

kemudian diolah dengan menggunakan teknik perhitungan presentase

dengan menggunakan rumus :

Ket :

P : Angka presentase untuk setiap kategori

F : Frekuensi jawaban responden

N : Jumlah responden15

Semua data diperoleh dan dihitung dengan menggunakan rumus

yang dijelaskan pada sebelumnya. Data diterjemahkan atau

dideskripsikan dengan menggunakan parameter-parameter yang

dirumuskan oleh Hermawan Wasito. Parameter yang digunakan untuk

menafsirkan nilai persentase adalah sebagai berikut:

0 % = tidak satupun

1-25% = sebagian kecil

25-49% = hampir setengahnya

50% = setengahnya

51-75% = sebagian besar

15
Anas Sudijodo. Pengantar Statistika Pendidikan. (Jakarta: Raja
Grafindo, 1997). h. 46
14

76-99% = hampir seluruhnya

100% = seluruhnya16

E. Definisi Istilah

1. Perpustakaan Khusus

Perpustakaan khusus adalah salah satu jenis perpustakaan yang

dibentuk oleh lembaga (pemerintah atau swasta) atau perpustakaan,

asosiasi yang menangani dan mempunyai misi pada bidang tertentu

dengan tujuan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dilingkungannya

baik dalam hal pengolahan maupun pelayanan informasi.

2. Koleksi Perpustakaan

Koleksi perpustakaan adalah semua informasi dalam bentuk karya

tulis, karya cetak, dan karya rekam dalam berbagai media yang

mempunyai nilai pendidikan, yang dihimpun, diolah, dan dilayankan.

3. Pemanfaatan Koleksi

Pemanfaatan koleksi adalah suatu proses dari penggunaan koleksi

yang ada. Pemanfaatan koleksi yang bersumber dari penggunaan akan

kembali lagi kepada pengguna karena perpustakaan akan berupaya

meningkatkan pelayanan terbaik bagi penggunanya.

16
Hermawan Wasito. Pengantar Metodologi Penelitian : Buku Pedoman
Mahasiswa. (Jakarta: Gramedia Pustaka, 1992). h. 11
15

F. Sistematika Penulisan Isi

Dalam sistematika penulisan ini penulis akan menguraikan secara

sistematis keseluruhan bab per bab, yang erat kaitannya antara bab yang satu

dengan bab yang lainnya, karena merupakan suatu rangkaian. Skripsi ini

dibagi dalam V bab dan dibuat dengan menggunakan buku pedoman

penulisan karya ilmiah skripsi, tesis dan disertasi yang berlaku dan

dikeluarkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2007.

BAB I PENDAHULUAN

Pada bab ini penulis akan menjelaskan latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat

penelitian, metode penelitian, dan ditutup dengan sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN LITERATUR

Berisikan tentang tinjauan literatur terhadap hal-hal yang berkaitan

dengan masalah yang hendak diteliti dari segi definisi, fungsi dan

koleksi perpustakaan. Selain itu penjelasan mengenai peta

pemanfaatan koleksi, definisi koleksi, definisi pemanfaatan

koleksi, definisi perpustakaan khusus, tujuan dan fungsi

perpustakaan khusus, tugas perpustakaan khusus, dan ciri

perpustakaan khusus.

BAB III GAMBARAN UMUM PERPUSTAKAAN MAHKAMAH

KONSTITUSI

Bab ini memuat gambaran umum tentang Perpustakaan Mahkamah

Konstitusi yang berisi: Sejarah, Fungsi dan Tujuan, Struktur


16

Organisasi, Koleksi, Gedung, Sumber Dana, Sumber Daya

Manusia, Sarana Sistem Simpan dan Temu Kembali

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Gambaran hasil penelitian yang dijelaskan secara objektif

mengenai hasil penelitian yag dilaksanakan serta pembahasannya

dan hasil analisis perumusan masalah.

BAB V PENUTUP

Pada bab ini penulis memberikan kesimpulan yang merupakan

rangkuman dari hasil penelitian yang telah dilaksanakan, dan dari

kesimpulan tersebut penulis akan memberikan saran-saran yang

merupakan masukan yang membangun bagi pihak-pihak yang

terkait.

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB II

TINJAUAN LITERATUR

A. Koleksi

1. Pengertian Koleksi

Pemakai informasi mempunyai kebutuhan informasi yang berbeda

sehingga sumber informasi yang diperlukan juga berbeda. Umumnya

sumber informasi dapat dibedakan atas bahan cetakan seperti: buku,

manuskrip, penerbitan berkala, dan dokumen lain (juga yang dalam bentuk

microfilm, microfiche, microcard)1.

Koleksi perpustakaan merupakan salah satu faktor utama yang

menentukan kriteria dan jenis sebuah perpustakaan. Bahwa koleksi

perpustakaan selalu dikaitkan dengan tugas dan fungsi yang harus

dilaksanakan dalam rangka mencapai misi dan mewujudkan visi yang

bersangkutan2.

Menurut buku Perpustakaan dan Kepustakawanan Indonesia,

pengertian koleksi adalah koleksi perpustakaan dapat terdiri dari bahan

bacaan dalam bentuk karya cetak dan karya rekam. Karya rekam biasanya

dikenal dengan istilah bahan bukan buku. Koleksi perpustakaan dapat

1
Noerhayati. Pengelolaan Perpustakaan. (Bandung: Alumni, 1987). h.
137
2
Sutarno NS. Manajemen Perpustakaan : Suatu Pendekatan Praktik.
(Jakarta: Samitra Media Utama, 2004). h. 66

17
18

diperoleh dengan beberapa cara, yaitu dengan membeli, tukar-menukar

terbitan, dan hibah atau hadiah3.

Koleksi bahan pustaka yang disediakan harus dibaca dan

dimanfaatkan oleh masyarakat yang memang diharapkan memakainya.

Agar koleksi perpustakaan dibaca dan dimanfaatkan semaksimal mungkin

oleh masyarakat maka perpustakaan harus menyediakan berbagai jenis

layanan beserta memberi kemudahan, baik akses informasi, tenaga, waktu,

petunjuk maupun sarana lainnya4. Bagi mereka yang sering ke

perpustakaan dan memanfaatkan sumber informasi, akan menginginkan

tambahan dan kelengkapan serta kekinian bahan pustaka.

Menurut buku Etika Kepustakawanan, bahwa koleksi adalah inti

sebuah perpustakaan dan menentukan keberhasilan layanan. Bukanlah

perpustakaan namanya bila tidak memiliki koleksi. Koleksi bukan dilihat

dari jumlah eksemplarnya saja, tetapi lebih kepada kualitas isi, jumlah

judul, dan kemutakhirannya (up to date). Indikator ukuran baik dan

buruknya sebuah perpustakaan sangat ditentukan oleh koleksi. Koleksi

perpustakaan sangat beraneka ragam. Dari segi isi (subjek) terdapat

koleksi fiksi atau nonfiksi. Koleksi nonfiksi adalah koleksi yang bersifat

ilmiah atau mengandung ilmu pengetahuan yang ditulis berdasarkan data

dan fakta. Sedangkan koleksi fiksi adalah karya yang bersifat khayalan

atau imajinasi pengarangnya. Melihat dari wadah dan penciptaannya,

koleksi terdiri dari bahan tercetak seperti, buku, majalah, surat kabar, tesis,

3
Purwono. Materi Pokok Perpustakaan dan Kepustakawanan Indonesia.
(Jakarta: Universitas Terbuka, 2006). h. 2.22
4
Sutarno NS. Manajemen Perpustakaan : Suatu Pendekatan Praktik. h. 66
19

skripsi, selebaran, dan lain sebagainya yang dicetak berbasis yang bersifat

hiburan dan sumber belajar lain, diantaranya berupa koleksi multimedia,

situs web (website), globe, CD, dan sebagainya5.

2. Bentuk-bentuk Koleksi

Bahan pustaka yang tersedia di perpustakaan menurut bentuk

fisiknya dapat dikelompokkan didalam dua bentuk, yaitu:

a. Koleksi Tercetak:

1) Buku

Menurut penyajian isinya, buku dapat dikelompokkan kepada:

a) Buku Teks atau Monografi, biasanya membahas satu masalah

b) Buku Fiksi, yaitu buku rekaan, tidak nyata, seperti Cerpen,

Novel dan lain-lain

c) Buku Referensi/ Rujukan, yaitu “buku yang isinya disusun dan

diolah secara tertentu (misalnya menurut abjad), biasanya

dipakai tempat bertanya atau mencari informasi, tidak untuk

dibaca secara keseluruhan dari awal sampai akhir”6, misalnya:

 Kamus
 Ensikopedi
 Sumber Biografi
 Sumber Ilmu Bumi (atlas)
 Bibliograsi (penulisan mengenai buku)
 Buku Tahunan (almanak)
 Buku Petunjuk (buku alamat)
 Buku Pegangan (handbook) seperti buku panduan

5
Dady P. Rachmananta. Etika Kepustakawanan : Suatu Pendekatan
Terhadap Profesi dan Kode Etik Pustakawan Indonesia. (Jakarta: Sagung Seto,
2010). h. 17
6
Soeatminah. Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan.
(Yogyakarta: Kanisus, 1992). h. 25
20

 Buku Kumpulan Indeks


 Buku Kumpulan Abstrak (yang memuat judul artikel)

2) Majalah

3) Surat Kabar

4) Brosur

5) Peta

b. Koleksi Rekaman, seperti:

Kaset, Slide, Film, VCD, DVD dan lain-lain

B. Pemanfaatan Koleksi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pemanfaatan berasal dari

kata “manfaat”. Arti kata manfaat sama dengan guna atau faedah.

Pemanfaatan merupakan proses, cara atau perbuatan memanfaatkan7.

Pemanfaatan adalah bahwa bahan pustaka yang disediakan harus

dibaca dan dipergunakan oleh kelompok masyarakat yang memang menjadi

target untuk memakainya dan bentuk nyatanya pemanfaatan koleksi bahan

pustaka ialah dibaca, dipinjam, diteliti, dikaji, dianalisis, dikembangkan untuk

berbagai keperluan8.

Pemanfaatan koleksi adalah suatu proses dari penggunaan koleksi yang

ada. Bagi perpustakaan daftar pemanfaatan koleksi berpengaruh bagi rencana

pengadaan bahan pustaka periode berikutnya. Pemanfaatan koleksi yang

7
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. (Jakarta: Balai Pustaka, 1988)
8
Dady P. Rachmananta. Etika Kepustakawanan : Suatu Pendekatan
Terhadap Profesi dan Kode Etik Pustakawan Indonesia. (Jakarta: Sagung Seto,
2010). h. 191
21

bersumber dari penggunaan akan kembali lagi kepada pengguna karena

perpustakaan akan berupaya meningkatkan pelayanan terbaik bagi

penggunanya.

C. Cara Memanfaatkan Koleksi

Pengguna perpustakaan dapat memanfaatkan koleksi perpustakaan

dengan beberapa cara yaitu membaca koleksi di perpustakaan, meminjam

koleksi perpustakaan dan memfotokopi koleksi perpustakaan:

1. Membaca koleksi di perpustakaan

Membaca merupakan kegiatan yang dapat menambah wawasan

dan pengetahuan. Menurut Sinaga, ”Membaca merupakan salah satu upaya

yang sangat penting dalam proses belajar mengajar. Dengan membaca

berarti menerjemahkan, menginterpretasikan tanda-tanda atau lambang-

lambang bahasa yang dipahami oleh pembaca”. Pemahaman akan bahan

bacaan bergantung pada pengetahuan awal atau keakraban pembaca

dengan subjek bacaannya dan kemampuan konsentrasi. Setiap orang yang

melakukan kegiatan membaca dapat mengambil manfaat dari bacaannya

dan mengaplikasikannya. Dengan membaca pengguna juga memperoleh

keterampilan-keterampilan. Menurut Olivien ada empat keterampilan yang

diperoleh dengan membaca yaitu9:

a) Keterampilan menyimak atau listening


b) Keterampilan berbicara atau speaking
c) keterampilan membaca atau reading

9
R Florensia. Skripsi Hubungan Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan
Sekolah. (Universitas Sumatra Utara, 2010). Diakses dari
www.repository.usu.ac.id/bitstream/.../4/Chapter%20II.pdf pada tanggal 27 April
2014 jam 22.00 wib
22

d) keterampilan menulis atau writing

2. Meminjam koleksi perpustakaan

Menurut Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer makna dari

meminjam adalah, ”Memakai barang orang lain untuk sementara waktu”.

Peminjaman koleksi perpustakaan memiliki batasan waktu yang diatur

oleh masing-masing perpustakaan. Kegiatan peminjaman koleksi

perpustakaan dilakukan pada bagian layanan sirkulasi. Menurut Sulistyo-

Basuki dalam Darmono bagian layanan sirkulasi mempunyai tugas

melayani pengunjung dalam hal sebagai berikut10:

a) Mengawasi keluarnya setiap bahan pustaka dari ruang perpustakaan


b) Pendaftaran anggota perpustakaan
c) Peminjaman dan pengembalian bahan pustaka
d) Memberikan sanksi bagi anggota yang terlambat mengembalikan
pinjaman
e) Memberikan peringatan bagi anggota yang belum mengembalikan
pinjaman
f) Menentukan penggantian buku yang dihilangkan anggota
g) Membuat statistik sirkulasi
h) Penataan koleksi dirak

3. Memfotokopi koleksi Perpustakaan

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer makna dari

memfotokopi adalah, ”Membuat salinan barang cetakan atau barang

tulisan lainnya dengan menggunakan mesin fotokopi”. Sedangkan dalam

KBBI diterangkan memfotokopi bermakna, ”Membuat reproduksi dengan

mesin fotokopi”. Dari keterangan diatas dapat diartikan bahwa

10
R Florensia. Skripsi Hubungan Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan
Sekolah. (Universitas Sumatra Utara, 2010). Diakses pada tanggal 27 April 2014
Jam 22.00 wib dari www.repository.usu.ac.id/bitstream/.../4/Chapter%20II.pdf
23

memfotokopi koleksi perpustakaan berarti membuat salinan dari suatu

koleksi perpustakaan dengan mempergunakan mesin fotokopi

Sebuah perpustakaan dapat dikatakan bermanfaat atau tidak bagi

penggunanya berkaitan dengan upaya pembinaan koleksi serta layanannya

agar dapat dikenal dan dimanfaatkan oleh penggunanya.

D. Perpustakaan Khusus

1. Pengertian Perpustakaan Khusus

Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang berada pada suatu


instansi atau lembaga tertentu, baik lembaga pemerintah maupun lembaga
swasta yang sekaligus lembaga tersebut sebagai pengelola dan penanggung
jawabnya. Istilah khusus yaitu bertugas melayani lembaga dan mereka
yang bekerja pada instansi yang bersangkutan. Kekhususan perpustakaan
terletak pada pengelolaan, koleksi dan pemakai yang cukup terbatas11.

Dalam Buku Standar Perpustakaan Khusus adalah salah satu jenis

perpustakaan yang dibentuk oleh lembaga (pemerintah/swasta) atau

perusahaan atau asosiasi yang menangani atau mempunyai misi bidang

tertentu dengan tujuan pengembangan untuk memenuhi kebutuhan bahan

pustaka/informasi di lingkungannya dalam rangka mendukung

pengembangan dan peningkatan lembaga maupun kemampuan sumber

daya manusia12.

Lembaga yang dimaksud dapat berupa lembaga industri, lembaga

perkantoran atau lembaga pemerintah lainnya. Tujuan penyelenggaraannya

bukanlah diarahkan untuk konsumsi umum, tetapi hanya ditujukan kepada

11
Sutarno NS. Manajemen Perpustakaan : Suatu Pendekatan Praktik.
(Jakarta: Samitra Media Utama, 2004). h. 30-31
12
Soekarman K [et.al]. Standar Perpustakaan Khusus (Jakarta: Proyek
Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan Nasional, 2002). h. 3
24

para karyawan lembaga yang bersangkutan. Dengan demikian dapat

dikatakan bahwa perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang

diselenggarakan oleh instansi baik pemerintah maupun swasta yang

dibentuk dalam rangkaian sistem manajemen khusus, yang bertujuan

membantu tugas badan induknya.

Dengan kata lain perpustakaan khusus adalah sebuah perpustakaan

yang berada dibawah koordinasi atau pembinaan suatu instansi, lembaga

pemerintah, semi pemerintah atau swasta, lembaga pendidikan dan

lembaga keagamaan. Sebuah perpustakaan biasanya tidak berdiri sendiri

melainkan menginduk kepada lembaga tertentu. Selanjutnya perpustakaan

tersebut dimaksudkan untuk menunjang kegiatan lembaga induknya baik

sebagai sumber informasi, sumber pengetahuan maupun sumber rujukan.

Sebuah perpustakaan akan melaksanakan kegiatan sebagaimana digariskan

didalam tugas dan fungsinya tersebut akan berbeda pada setiap jenis

perpustakaan. Sedangkan tugas pustakawan khusus adalah memberikan

informasi literatur dalam bidang riset, teknologi dan lain-lain13.

2. Ciri dan Tugas Perpustakaan Khusus

Karmidi Martoatmodjo menyebutkan ciri-ciri utama perpustakaan khusus

adalah14:

a. Memiliki buku yang terbatas pada satu atau beberapa disiplin ilmu
saja, misalkan perpustakaan yang membatasi pada satu subjek, subjek
yang luas, maupun berorientasi ke misi.

13
Karmidi Martoatmodjo. Manajemen Perpustakaan Khusus. (Jakarta:
Universitas Terbuka, 1997). h. 13
14
Ibid
25

b. Keanggotaan perpustakaan terbatas pada sejumlah anggota yang


ditentukan oleh kebijakan perpustakaan atau kebijakan badan induk
tempat perpustakaan tersebut bernaung.
c. Peran utama pustakawan ialah melakukan penelitian untuk anggota.
Dalam melakukan penelitian untuk anggota, sering dipersoalkan
seberapa jauh pustakawan harus melakukan penelitian. Ada yang
berpendapat pustakawan terbatas hanya melakukan penelusuran
literatur, ada pula yang berpendapat pustakawan terbatas pada
penggunaan petunjuk umum mengenai penggunaan sarana bibliografi
artinya sarana grafis maupun elektronik untuk menelusur permintaan
anggota perpustakaan.
d. Tekanan koleksi bukan pada buku (dalam arti sempit) melainkan pada
majalah, pamflet, paten, laporan penelitian, abstrak dan indeks karena
literatur dari jenis tersebut umumnya mengandung informasi yang
lebih mutakhir yang dibandingkan dengan buku.
e. Jasa yang diberikan lebih mengarah kepada minat anggota perorangan.
Karena itu perpustakaan khusus menyediakan jasa yang sangat
berorientasi kepemakaiannya dibandingkan jenis perpustakaan lainnya.
Jasa yang diselenggarakan misalnya penyebaran informasi terpilih atau
pengiriman fotokopi artikel sesuai dengan minat pemakai.

Berdasarkan ciri-ciri tersebut diatas maka yang termasuk dalam

kelompok perpustakaan khusus antara lain15 :

a. Perpustakaan departemen dan non departemen


b. Perpustakaan bank
c. Perpustakaan surat kabar dan majalah
d. Perpustakaan industri dan badan komersial
e. Perpustakaan lembaga penelitian dan lembaga ilmiah
f. Perpustakaan perusahaan

Dengan ciri tersebut diatas maka, tugas perpustakaan khusus

menjadi berat, karena selain melayani kebutuhan badan induknya selain itu

harus melayani pemakai luar.

Menurut UU perpustakaan No. 43 Tahun 2007 pasal 26 yang

berbunyi “perpustakaan khusus memberikan layanan kepada pemustaka

15
Karmidi Martoatmodjo. Manajemen Perpustakaan Khusus. (Jakarta:
Universitas Terbuka, 1997). h. 14
26

dilingkungannya dan secara terbatas memberikan layanan kepada

pemustaka di luar lingkungannya16.

Secara umum tugas perpustakaan khusus adalah memberikan

informasi kepada lembaga induknya.

3. Tujuan dan Fungsi Perpustakaan Khusus

Perpustakaan khusus adalah perpustakaan yang diselenggarakan

oleh instansi baik pemerintah maupun swasta yang dibentuk dalam

rangkaian sistem manajemen khusus, yang bertujuan membantu tugas

badan induknya. Tujuan perpustakaan khusus adalah untuk melayani

pemakai dalam lingkungan lembaga, dokumen yang ada perpustakaan juga

tidak hanya disimpan dan dikeluarkan apabila dibutuhkan tapi

perpustakaan harus proaktif memberikan segala informasi yang terkait

dengan bidang lembaga induk, serta memanfaatkan segala fasilitas untuk

kelancaran pelayanan.

Fungsi sebuah perpustakaan khusus adalah menyediakan dan

mendukung kelancaran pelaksanaan kegiatan organisasi yang menaungi

perpustakaan itu, selanjutnya keberadaan dan berjalan atau tidaknya

sebuah perpustakaan khusus tersebut juga tergantung kepada lembaga

yang bersangkutan. Sedangkan pemakai perpustakaan biasanya terbatas

pada para pegawai lembaga tersebut17.

16
Undang-undang perpustakaan No. 43 Tahun 2007 pasal 26
17
Sutarno NS. Perpustakaan dan Masyarakat. ((Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2003). h. 39
27

4. Koleksi Perpustakaan Khusus

Koleksi perpustakaan adalah bahan-bahan pustaka baik dalam

bentuk buku, film, majalah dan sejenisnya yang dikumpulkan dan diproses

berdasarkan aturan tertentu untuk disajikan dalam rangka memenuhi

kebutuhan informasi pengguna, mencakup koleksi umum, koleksi

referensi, dan koleksi inti.

Koleksi umum adalah koleksi perpustakaan yang diperuntukkan

bagi pemakai perpustakaan tidak terbatas hanya kepada kalangan sendiri,

tetapi juga dapat digunakan oleh pemakai dari lembaga/organisasi/

perorangan yang bergerak dalam bidang yang sama. Koleksi umum

meliputi monografi, majalah dan jurnal yang dilayankan dalam bentuk

akses terbuka. Koleksi referensi adalah koleksi perpustakaan yang

mencakup ensiklopedi, kamus, literatur kelabu (tesis, disertasi, laporan

hasil penelitian, statistik) yang dengan berbagai pertimbangan dalam hal

kelangkaan dan cakupan yang sangat spesifik dilayankan dalam bentuk

akses tertutup. Koleksi inti adalah koleksi utama perpustakaan yang

digunakan untuk mendukung misi organisasi/instansi induk

perpustakaan18.

Layanan perpustakaan akan semakin bermutu jika tingkat

keterpakaian koleksi dan kepuasan pemakai semakin meningkat.

18
Soekarman K [et.al]. Standar Perpustakaan Khusus. (Jakarta: Proyek
Pembinaan dan Pengembangan Perpustakaan Nasioanal RI, 2002). h. 2
28

5. Layanan Perpustakaan Khusus

Dalam buku “Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan

Khusus” yang diterbitkan oleh Perpustakaan Nasional menjelaskan

bahwasanya layanan perpustakaan khusus terdiri dari layanan

perpustakaan yang bersifat rutin dan layanan sekunder dan khusus yang

dapat dikembangkan oleh perpustakaan19.

a. Layanan Perpustakaan

1) Layanan Ruang Baca

Layanan ini sangat diperlukan oleh pengguna maupun

pustakawan dalam menyemarakkan kegiatan layanan perpustakaan.

Layanan ruang baca ini dirasakan menjadi sangat penting, karena

ada interaksi antara pustakawan dan pengguna secara langsung20.

2) Layanan Sirkulasi

Layanan sirkulasi adalah kegiatan peredaran koleksi

perpustakaan ke luar perpustakaan. Pelayanan ini ditujukan agar

pengguna perpustakaan dapat meminjam dan membaca bahan

pustaka lebih leluasa sesuai kesempatan yang ada. Dalam layanan

sirkulasi biasanya melakukan kegiatan peminjaman, pengembalian,

dan pemberian sanksi. Sedangkan sistem layanan pustaka dapat

19
Soekarman dan Rachmat Natadjumena. Pedoman Umum
Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus. (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI,
2000). h. 33
20
Supriyono. Upaya Peningkatan Jasa Layanan Perpustakaan dengan
Teknologi Informasi. Media Informasi. Vol XIII. No. 8 (2001) : h. 14
29

dilaksanakan dengan sistem layanan terbuka dan sistem layanan

tertutup21.

3) Layanan Rujukan

Layanan rujukan diberikan untuk membantu pengguna

perpustakaan atau masyarakat yang ingin menemukan informasi

secara cepat dan tepat dari koleksi yang ada di perpustakaan.

Kegiatan dilakukan dengan cara menjawab langsung pertanyaan

pengguna perpustakaan atau dari masyarakat dengan menggunakan

sumber/koleksi rujukan yang tersedia. Apabila pengguna datang ke

perpustakaan petugas dapat membimbing pengguna tentang cara-

cara memakai koleksi rujukan.

Layanan rujukan sering disebut dengan istilah layanan meja

informasi atau layanan referensi. Hal-hal yang perlu diperhatikan

dalam layanan ini adalah:

1. Keberadaan sumber-sumber informasi sekunder dan informasi

strategis

2. Kepiawaian petugas dalam menguasai koleksi dan teknik

penelusuran

3. Pemahaman dan penerapan etika berkomunikasi bagi para

petugas jasa

4. Prinsip layanan prima/kepuasan klien sebagai tujuan.

21
Soekarman dan Rachmat Natadjumena. Pedoman Umum
Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus. (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI,
2000). h. 33
30

b. Layanan Sekunder

Disamping layanan perpustakaan yang bersifat rutin, ada

beberapa cara/jenis layanan lain yang dapat dikembangkan

perpustakaan. Layanan tersebut prinsipnya untuk mendayagunakan

informasi yang terkandung dalam koleksi perpustakaan. Berbagai

penerbitan kemasan bahan pustaka seperti jasa daftar koleksi

perpustakaan, daftar isi majalah, sari karangan dan indeks, paket-paket

informasi, bulletin perpustakaan, bibliografi dan lembar data dapat

dilaksanakan di perpustakaan khusus agar para pustakawan lebih

dinamis dan proaktif22.

c. Layanan Khusus

Layanan khusus yang dapat dikembangkan di perpustakaan antara lain:

1) Terjemahan Bahan Pustaka

Banyak pengguna perpustakaan yang kurang paham

terhadap bahasa tulis yang digunakan dalam bahan pustaka.

Mereka biasanya ingin memperoleh dokumen terjemahannya agar

lebih cepat menangkap isinya. Dalam hal ini perpustakaan perlu

menyediakan jasa terjemahan, baik dilaksanakan sendiri atau

dilaksanakan pihak luar.

22
Soekarman dan Rachmat Natadjumena. Pedoman Umum
Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus. (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI,
2000). h. 37
31

2) Jasa Silang Layan/Pengadaan Bahan Pustaka

Jasa ini dilakukan melalui kerjasama antar perpustakaan.

Alat bantu pelayanan untuk mencari dokumen, perpustakaan dapat

menggunakan katalog induk buku, katalog induk majalah atau

akses terpasang (bila sudah menggunakan teknologi informasi).

Tarif layanan dan ketentuan-ketentuan lain perlu ada kesepakatan

antara perpustakaan yang bekerjasama.

3) Layanan Penelusuran Literatur

Penelusuran literatur adalah pencarian kembali bahan

pustaka yang ada di perpustakaan atau di luar perpustakaan dengan

cara menggunakan alat akses kartu katalog, literatur sekunder

seperti indeks dan majalah abstrak atau pangkalan data (terpasang/

online dan CD-ROM)23.

6. Sumber Daya Manusia (SDM) di Perpustakaan Khusus

SDM merupakan aset yang paling penting untuk menjalankan

program dalam mencapai sasarannya, terutama bagi pustakawan.

Peningkatan kemampuan atau keahlian staf harus diperhatikan dan

diselaraskan dengan kemajuan zaman, sehingga perubahan perkembangan

teknologi tidak akan mengejutkan bagi pustakawan dan non pustakawan24.

23
Soekarman dan Rachmat Natadjumena. Pedoman Umum
Penyelenggaraan Perpustakaan Khusus. (Jakarta: Perpustakaan Nasional RI,
2000). h. 40
24
Agus Dwi Waluyo. Membangun Citra Pustakawan Sebagai Sumber
Daya Manusia Berkualitas. Buletin Perpustakaan. Februari. No. 16 (1995) : h. 12
32

Johanne Marshall, Linda Moultan dan Roberta Piccoli menggunakan

kompetensi professional seorang pustakawan khusus, yaitu:

a) Memiliki keahlian tentang sumber informasi, termasuk kemampuan


untuk mengevaluasi secara kritis dan menyaringnya.
b) Memiliki pengetahuan khusus dalam bidang tertentu sesuai dengan
kepentingan organisasi atau klien.
c) Mengembangkan dan mengelola layanan informasi yang nyaman,
mudah di akses, efektif dari segi biaya yang sejalan dengan arahan
strategi organisasi.
d) Menyediakan pengajaran dan dukungan yang baik untuk pemakai
perpustakaan dan layanan informasi.
e) Menilai kebutuhan pemakai, merancang serta memasarkan produk
layanan informasi.
f) Menggunakan teknologi informasi yang tepat untuk menjalankan
fungsi-fungsi perpustakaan.
g) Menggunakan pendekatan bisnis dan manajemen yang tepat untuk
mengkomunikasikan pentingnya layanan informasi kepada
manajemen senior.
h) Mengembangkan produk informasi untuk pengguna dalam atau luar
organisasi atau klien perorangan.
i) Mengevaluasi hasil penggunaan informasi dan melakukan penelitian
yang berhubungan dengan solusi masalah-masalah manajemen
informasi.
j) Secara terus menerus memperbaiki layanan informasi untuk merespon
perubahan kebutuhan pemakai.
k) Menjadi anggota tim manajemen senior dan konsultan untuk
organisasi dalam hal informasi yang efektif25.

Dengan demikian tugas pustakawan di perpustakaan khusus

menjadi lebih berat, karena pustakawan diharapkan mempunyai

pandangan yang jauh untuk mengevaluasi, memiliki banyak energi,

inisiatif dan dapat cepat mengambil keputusan serta memiliki

pengetahuan yang luas. Pustakawan di perpustakaan khusus juga harus

memiliki sifat proaktif dalam memberikan layanan kepada para pengguna

perpustakaan.

25
Jeanne Marshall [et.al]. Kompetensi Pustakawan Khusus di Abad Ke-21.
Majalah BACA. Vol 27. No. 2 (2003) : h. 2
33

E. Perpustakaan Hukum

Perpustakaan hukum dirancang untuk membantu mahasiswa hukum,

pengacara, hakim dan panitera atau mereka yang melakukan penelitian

bidang hukum. Biasanya jenis perpustakaan ini menyatu dengan sekolah/

fakultas hukum, lembaga bantuan hukum, atau pengadilan untuk digunakan

oleh klien mereka, meskipun perpustakaan MKRI juga mempunyai bagian

khusus untuk hukum. Biasanya koleksi perpustakaan hukum disesuaikan

untuk kepentingan hukum spesifik dan sesuai dengan ruang lingkup lembaga

mereka dan koleksi diluar hukum yang terkait. Kebanyakan pustakawannya

mempunyai gelar hukum, ilmu perpustakaan atau keduanya. Pelayanan

referensi hukum untuk masyarakat umum terbatas karena batasan hukum bagi

non pengacara untuk memberikan nasehat hukum26.

F. Pemetaan

Dalam kamus bahasa Indonesia pemetaan atau visualisasi adalah

pengungkapan suatu gagasan atau perasaan dengan menggunakan gambar,

tulisan, peta, dan grafik. Sementara itu Spasser, mengatakan bahwa “peta

adalah alat relasi (relational tools) yang menyediakan informasi antar

hubungan entitas yang dipetakan.”

Definisi pemetaan yang dirumuskan dalam kamus bahasa Indonesia

menekankan ungkapan perasaan dalam bentuk gambar, tulisan, peta, dan

grafik. Definisi ini menekankan produk atau output dari peta. Sedangkan

Spasser lebih menekankan proses kegiatan pemetaan. Kedua pendapat ini

26
Rosa Widyawan. Mengenal Perpustakaan Khusus. h. 4. Makalah Pada
Mata Kuliah Manajemen Perpustakaan Khusus Jurusan Ilmu Perpustakaan
34

tidak berbeda melainkan saling melengkapi, karena sebuah produk atau

output pemetaan dihasilkan melalui proses27.

Sehingga dapat dinyatakan bahwa pemetaan merupakan sebuah proses

yang memungkinkan seseorang mengenali elemen pengetahuan serta

konfigurasi, dinamika, ketergantungan timbal balik dan interaksinya.

G. Penelitian Sebelumnya

1. Pemanfaatan Koleksi Oleh Karyawan Dalam Memenuhi Kebutuhan

Informasi Di Perpustakaan Kementerian Pekerjaan Umum oleh Sonny

Marlia Putri Tahun 1433 H/ 2012 M. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui pemanfaatan koleksi oleh karyawan dalam memenuhi

kebutuhan informasi di perpustakaan Kementerian Pekerjaan Umum.

Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

pendekatan penelitian kuantitatif. Pengambilan datanya melalui

penyebaran kuesioner dan wawancara. Variabel penelitian adalah

pemanfaatan koleksi. Subjek penelitian adalah seluruh karyawan

Kementerian Pekerjaan Umum yang memanfaatkan perpustakaan. Jumlah

sampel diambil yaitu sebanyak 50 responden atau 10% dari jumlah

pengunjung rata-rata tiap bulan yang berjumlah 6000 orang (data diperoleh

dari jumlah pengunjung pada bulan Januari 2010 – Desember 2010)

6000/12 = 500 orang (10% x 500 orang = 50 pengunjung atau responden).

27
U Wahyuni. Skripsi BAB II Tinjauan Literatur (Universitas Sumatera
Utara, 2013). Diakses pada tanggal 10 Mei 2014 Jam 08.22 WIB dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37713/4/Chapter%20II.pdf.
35

Respondennya, pengguna perpustakaan adalah karyawan perpustakaan

Kementerian Pekerjaan Umum.

2. Pemanfaatan Koleksi Referensi Sebagai Sumber Daya Perpustakaan

Dalam Jasa Layanan Informasi: Studi Kasus Pada Perpustakaan

Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia oleh Ramdani Tahun 1431 H/

2010 M. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pemanfaatan

koleksi referensi di Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik

Indonesia. Sampel yang diambil terdiri atas 30 orang dengan teknik

random sampling (acak). Data diambil langsung pada objek penelitian

menggunakan metodelogi penelitian kuantitatif sedangkan jenisnya adalah

penelitian deskriptif.
BAB III

GAMBARAN UMUM

PERPUSTAKAAN MAHKAMAH KONSTITUSI

REPUBLIK INDONESIA (MKRI)

A. Latar Belakang Pendirian dan Sejarah Singkat Perpustakaan Mahkamah

Konstitusi Republik Indonesia

Pada bab ini penulis dalam mendapatkan sumber data, penulis peroleh

melalui brosur dan website resmi Perpustakaan Mahkamah Konstitusi

Republik Indonesia. Wawancara yang dilakukan dengan pihak yang ada

kaitannya dengan subjek penelitian ini, yaitu koordinator perpustakaan dan

pustakawan Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia.

Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia adalah

Perpustakaan khusus yang mengoleksi informasi tentang Hukum dan Tata

Negara, serta informasi yang berkaitan dengannya seperti Politik,

Administrasi Negara serta Sejarah dan Biografi.

Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia merupakan

unit pendukung bagi Hakim Konstitusi, Tenaga Ahli, serta Peneliti di

Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Perpustakaan Mahkamah

Konstitusi Republik Indonesia secara organisasi berada di bawah Pusat

Penelitian dan Pengkajian, Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi

Republik Indonesia.

Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia secara

administratif mulai berdiri sejak Agustus 2004 bersamaan dengan lahirnya SK

36
37

Sekjen MKRI NO.357/Kep/Set.MK/2004 tentang Organisasi dan Tata Kerja

Sekretariat Jenderal dan Kepaniteraan Mahkamah Konstitusi Republik

Indonesia, namun secara operasional Perpustakaan Mahkamah Konstitusi

Republik Indonesia baru berjalan mulai Januari tahun 2005.

Sedangkan secara fungsional kedudukan Perpustakaan Mahkamah

Konstitusi Republik Indonesia mendukung langsung kepada hakim konstitusi

dalam membuat keputusan melalui ketersediaan referensi dan literatur.

Berdirinya Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

diawali dengan diadopsinya ide Mahkamah Konstitusi (Constitutional Court)

dalam amandemen konstitusi yang dilakukan oleh Majelis Permusyawaratan

Rakyat (MPR) pada tahun 2001 sebagaimana dirumuskan dalam ketentuan

Pasal 24 ayat (2), Pasal 24C, dan Pasal 7B Undang-Undang Dasar 1945 hasil

Perubahan Ketiga yang disahkan pada 9 Nopember 2001. Ide pembentukan

Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu perkembangan pemikiran hukum

dan kenegaraan modern yang muncul di abad ke-20.

Dilihat dari sejarah berdiri dan perkembangan mahkamah konstitusi di

dunia diawali dari kasus Madison versus Madbury di Amerika Serikat. Pada

awalnya manfaat dari Mahkamah Konstitusi berkaitan dengan keperluan untuk

mengadakan pengujian terhadap konstitusionalitas undang-undang yang

ditetapkan parlemen. Inti perdebatan dalam kasus tersebut adalah bahwa

Mahkamah Agung Amerika Serikat yang dipimpin John Marshall ditantang

untuk melakukan pengujian (review atau toetsting) atas konstitusionalitas

undang-undang yang ditetapkan oleh Konggres. Keputusan Madbury melawan


38

Madison pada tahun 1803 itu sangat populer dan diyakini sebagai awal

kelahiran Judicial Review di USA

Di Indonesia, konstitusi pertama kali adalah UUD 1945 yang disahkan

dalam Sidang Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) pada tanggal

18 Agustus 1945 berdasarkan naskah yang dipersiapkan oleh satu badan

bentukan pemerintah Jepang yang diberi nama “Dokuritsi Zyunbi Tyoosakai”

atau Badan Penyelidik.

Awal berdirinya, Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik

Indonesia hanya memiliki satu orang pengelola dan hanya tersedia 200

eksemplar buku, serta menggunakan ruangan 4 x 6 meter persegi.

Pada tahun 2005 sumber daya manusia (SDM) di Perpustakaan

Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia menjadi 3 orang, dan koleksi-

koleksi buku bertambah menjadi 1500 eksemplar dengan satu unit komputer.

Pada tahun 2007 Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

menempati ruangan baru di lantai 5. Dan pada tahun 2008 terjadi

pengembangan ruang di lantai 6 dengan desain khusus, 4 sumber daya

manusia (SDM), jumlah koleksi buku mencapai 7000 eksemplar dan terpasang

Sistem Pengaman (RFID).

Kemudian pada tahun 2009 terjadi pengembangan lantai 6 dan 16,

dengan 5 sumber daya manusia (SDM), dan untuk jumlah koleksi buku

menjadi 12.000 eksemplar ditambah dengan koleksi e-Book. Selanjutnya pada

tahun 2010, Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

dilengkapi dengan kebutuhan infrastruktur di lantai 5, 6 dan 16 dengan jumlah

koleksi mencapai 7.243 judul dan 14.308 eksemplar.


39

Kemudian Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

mulai melakukan legalisasi fungsional sumber daya manusia (SDM) serta

peningkatan kualitas berstandar kompetensi tersertifikasi. Selanjutnya,

Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia melakukan eksistensi

organisasi baru dalam program reformasi birokrasi maupun kerjasama dengan

perpustakaan institusi lain.

Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia bukan hanya

untuk kepentingan intern Lembaga Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

seperti kebutuhan informasi bagi hakim konstitusi, panitera pengganti maupun

peneliti, namun juga membuka kesempatan seluas-luasnya kepada publik.

Misalnya praktisi hukum, peneliti dari perguruan tinggi dan pemerhati hukum

lainnya untuk menggunakan Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik

Indonesia.

“Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia juga

menjalin kerjasama dengan Pusat Kajian Konstitusi (PKK) di 39 perguruan

tinggi, perpustakaan nasional sebagai pembina. Kegiatan selain itu,

Mahkamah Konstitusi juga turut serta dalam pameran, book fair, penyebaran

informasi melalui leaflet, brosur dan lainnya1”.

Visi dan misi Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

adalah sebagai berikut:

1
Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MKRI).
Diakses pada tanggal 27 April 2014 Jam 23.25 WIB dari
http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.php?page=website.BeritaInternalLen
gkap&id=3935.
40

Visi :

“Menjadi Perpustakaan dan Pusat Informasi Hukum Terlengkap di

Indonesia.”

Misi :

“Untuk Mewujudkan Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

sebagai Perpustakaan yang menyediakan referensi hukum yang terlengkap di

Indonesia dan Membantu tugas, fungsi dan kewajiban konstitusional

Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia dalam membangun masyarakat

Indonesia yang sadar Konstitusi”.

Secara struktural organisasi Perpustakaan Mahkamah Konstitusi

Republik Indonesia berada dibawah Pusat Penelitian dan Pengkajian,

Sekretariat Jenderal Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Untuk lebih

jelasnya dapat di lihat di lampiran pada gambar struktur organisasi mahkamah

konstitusi.

B. Anggaran

Faktor penunjang yang sangat diperlukan untuk pengembangan

perpustakaan adalah dana. Apabila sumber dana kecil akan menyebabkan

suatu perpustakaan sulit untuk maju di dalam pengembangan informasi untuk

mengikuti tuntutan jaman yang semakin modern di dalam segala bidang.

Sumber anggaran yang diperoleh oleh pihak Perpustakaan Mahkamah

Konstitusi Republik Indonesia berasal dari 2 sumber yaitu:


41

1. Anggaran Rutin

Yaitu pihak perpustakaan mendapatkan dana yang diperoleh untuk koleksi

perpustakaan melalui DIPA (Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran) yang

diterima setiap 1 tahun sekali. Pihak perpustakaan terlebih dahulu

mengajukan RAB (Rencana Anggaran Belanja) untuk mencairkan

anggaran yang berasal dari DIPA.

2. Anggaran Tidak Rutin

Untuk anggaran tidak rutin pihak Perpustakaan Mahkamah Konstitusi

Republik Indonesia bantuan yang diperoleh berasal dari kerjasama dengan

Asia Foundation, bantuan yang diperoleh tidak hanya berupa bantuan dana

tetapi juga berupa tambahan koleksi yang berkaitan dengan koleksi secara

umum seperti aplikasi teknologi, psikologi, dan lain-lain.

C. Peraturan Perpustakaan

Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia membuka

kesempatan kepada pengunjung perpustakaan dari intern Mahkamah

Konstitusi Republik Indonesia dan publik baik untuk kepentingan penelitian,

studi banding atau kepentingan eksplorasi informasi Hukum Tata Negara atau

lainnya dengan memperhatikan aturan-aturan di Perpustakaan Mahkamah

Konstitusi Republik Indonesia, antara lain:

1. Layanan diutamakan terhadap Hakim Konstitusi dan Tenaga Ahli,

sehingga penggunaan fasilitas diutamakan untuk Hakim Konstitusi.

2. Memasuki ruang Perpustakaan dengan tertib dan sopan.

3. Tidak diijinkan membawa tas, kecuali barang berharga dan alat tulis.
42

4. Tidak diijinkan membawa makanan dan minuman dari luar.

5. Di ruang baca terbuka diperkenankan minum dan makan ringan.

6. Di ruang baca terbuka diperbolehkan menggunakan laptop pribadi.

7. Dilarang keras merusak dan atau menyobek koleksi Perpustakaan.

8. Sanksi akan dikenakan kepada pelanggar peraturan.

9. Diwajibkan menjaga ketenangan dan berperilaku dengan baik dan sopan

selama di ruang perpustakaan.

10. Pengawasan akan diberlakukan terhadap semua pengunjung untuk

menjaga ketertiban, kenyamanan dan keutuhan fasilitas perpustakaan.

D. Sistem, Waktu dan Jenis Layanan

Sistem layanan yang digunakan oleh Perpustakaan Mahkamah

Konstitusi Republik Indonesia adalah sistem layanan terbuka, artinya para

pemakai dapat secara langsung mengakses koleksi yang ada pada rak yang

disediakan oleh Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

dengan pengawasan petugas. Para pengunjung Perpustakaan Mahkamah

Konstitusi Republik Indonesia dapat juga menggunkan layanan secara Online

dengan mengunjungi alamat www.mahkamahkonstitusi.go.id.

Para pengunjung Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik

Indonesia hanya diijinkan baca ditempat kecuali para hakim konstitusi yang

dapat mengakses koleksi secara keselruhan dan dapat dipinjam seperti koleksi

umum dan referensi, selain itu pengunjung Perpustakaan Mahkamah

Konstitusi Republik Indonesia yang dapat meminjam koleksi adalah


43

pengunjung yang telah terdaftar sebagai anggota Perpustakaan Mahkamah

Konstitusi Republik Indonesia.

Selain anggota Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik

Indonesia tidak diperkenankan membawa keluar koleksi perpustakaan dari

ruang baca perpustakaan yang berada di lantai 5 dan 8 kecuali ke ruang

terbuka dan Dome.

Jam Buka Perpustakaan adalah :

a. Senin - Kamis; pukul 08.00 – 16.30 WIB

Istirahat pukul 12.00 – 13.00 WIB

b. Jumat; pukul 09.30 – 17.00 WIB

Istirahat pukul 11.30 – 13.00 WIB

E. Gedung Serta Sarana dan Pra sarana Perpustakaan

a. Ruang Baca

1. Ruang Baca VIP

Ruang khusus yang disiapkan untuk pembaca VIP (Hakim

Konstitusi dan Staf Ahli Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia)

berada di ruang baca utama lantai 8 Gedung Mahkamah Konstitusi

Republik Indonesia yang dilengkapi sambungan kabel untuk akses

Internet.

2. Ruang Baca Umum

Ruang baca yang berada di tengah ruangan perpustakaan lantai

8 berukuruan 30 x 10 m berdampingan dengan ruang baca VIP.


44

3. Ruang Baca out door

Ruang baca tanpa atap (terbuka) yang berada di lantai 5

berukuran 50 x 50 m Gedung MKRI dilengkapi kursi beton permanent

dan taman yang menyejukan, diijinkan untuk akses internet tanpa

kabel (dengan konfirmasi terlebih dahulu) dan menikmati makanan

dan minuman ringan yang bisa didapat di sudut kantin Koperasi

Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia. Ruangan ini dapat pula

digunakan untuk berbagai acara, misalnya untuk acara diskusi buku

dan sebagainya.

4. Ruang Baca Bundar (Dome)

Ruang baca yang berada pada lantai 5 bangunan bundar

(Dome), dilengkapai fasilitas internet tersambung kabel, namun tidak

diizinkan membawa makanan dan minuman ke ruang ini.

5. Ruang Konsultasi

Ruangan berukuran 3x2 m ini diperuntukkan pengelola

perpustakan dalam menerima permintaan konsultasi yang berkaitan

dengan penggunaan perpustakaan.

Dengan semua layanan yang telah diberikan oleh Perpustakaan

Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia berupa gedung serta sarana

dan pra sarana perpustakaan dan layanan-layanan yang lain pada

prinsipnya merupakan sebuah komitmen perpustakaan dalam

memaksimalkan fungsi dan tujuan perpustakaan dalam melayani

penggunanya.
45

Layanan perpustakaan khusus harus dapat memberikan nilai

lebih kepada pengguna dan organisasi atau badan induk yang

membawahinya. Untuk itu pengelola perpustakaan perlu selalu

memberikan alternatif-alternatif dalam penyampaian informasi kepada

penggunanya. Aspek layanan menjadi penting untuk diperhatikan

dikarenakan tuntutan kebutuhan penyajian informasi yang cepat, tepat

dan terbaru selalu ada.

F. SDM & Struktur Organisasi Perpustakaan MKRI

Sumber daya manusia di perpustakaan adalah semua tenaga kerja atau

perangkat yang terdiri atas pimpinan, pejabat fungsional pustakawan,

pelaksana teknis operasional seperti pengadaan, pengolahan, dan layanan,

serta pelaksana teknis administratif dan ketatausahaan yang mendukung

semua kegiatan perpustakaan. Semua perangkat tersebut merupakan tim kerja

(team work) yang harus dapat bekerja sama untuk keberhasilan

perpustakaan2.

Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MKRI)

merupakan Supporting System Unit (unit pendukung) bagi hakim konstitusi,

tenaga ahli, peneliti, serta pegawai Mahkamah Konstitusi. Secara organisasi,

Perpustakaan MKRI bertanggungjawab langsung kepada Kapuslitka dan

secara fungsional berkolaborasi dengan peneliti dan tenaga ahli dalam

mendukung hakim konstitusi. Sedangkan Pusat Penelitian dan Pengkajian

2
Sutarno NS. Perpustakaan dan Masyarakat. (Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia, 2003) h.108-109.
46

bertanggungjawab kepada Sekretariat Jendral MKRI. Lalu Sekjen MKRI

bertanggung jawab kepada ketua MKRI.

Sementara ini Pegawai/Pustakawan Perpustakaan MKRI berjumlah 5

orang, yaitu Ibu Lina Herlina sebagai koordinator Perpustakaan MKRI

dibantu oleh 3 Pustakawan lainnya dan satu orang ditugaskan untuk

Perpustakaan Pusdiklat Cisarua. Berikut adalah SDM Pustakawan beserta

jabatan serta latar belakang pendidikannya.

Jabatan dan latar belakang pendidikan pustakawan

Tabel 1 Pustakawan di Perpustakaan MKRI

NO PUSTAKAWAN JABATAN LATAR BELAKANG


1 Lina Herlina Koordinator S1 Ilmu Perpustakaan UNPAD
Pustakawan S2 Kebijakan Administrasi
Publik UNPAD
2 Haninyo Pustakawan S1 Ilmu Perpustakaan UNPAD
S2 Ilmu Komunikasi UNPAD
3 Dewi Fitriani Pustakawan S1 Ilmu Perpustakaan UNPAD
S2 Ilmu Perpustakaan UI
4 Eling Masitoh Pustakawan S1 Ilmu Perpustakaan UGM
5 Hadian Pustakawan S1 Ilmu Perpustakaan UNPAD
S2 Kebijkan Administrasi
Publik UNPAD
47

Bagan Struktur Organisasi Perpustakaan MKRI

Gambar 1 Struktur Organisasi

Kapuslitka

Bagian Perpustakaan Bagian Perpustakaan


Data & Informasi Data & Informasi

Subbag Administrasi Subbag Layanan Peneliti


dan Pengolahan

G. Koleksi Perpustakaan MKRI

Saat ini, Perpustakaan MKRI memiliki jumlah 8431 Judul, dengan

jumlah Eksemplar sebanyak 17463 yang terdiri dari:

1. Koleksi Literatur yang tersedia mengenai hukum tata negara, politik,

sosial, laporan, prosiding, risalah, dan putusan perkara MKRI, serta

lainnya yang berkaitan dengan hukum.

2. Jurnal Hukum, terbitan berkala tentang hukum atau tata negara yang

bersumber dari berbagai institusi baik pemerintah maupun swasta. Jurnal

hukum online yang tersedia adalah westlaw dan hein-online.

3. Informasi actual/terbitan Media Massa, yaitu Koran dan majalah Tempo,

Gatra, Kompas, Media Indonesia, Republika, The Jakarta Post, Reader’s

Digest, National Geographic, dll.

4. Koleksi Undang-Undang dalam berbagai bahasa, kamus, ensiklopedi.

5. UU TAP MPR.
48

Selain itu, terdapat juga koleksi-koleksi diluar subjek hukum tetapi

jumlahnya terbatas. Selain buku, perpustakaan MKRI juga memiliki koleksi

kamus berbagai bahasa, kamus istilah hukum, ensiklopedi, kumpulan kasus

hukum ketatanegaraan dari berbagai Negara dan koleksi digital dalam bentuk

cakram & e-book. Untuk koleksi dalam bentuk cakram, perpustakaan MKRI

mulai serius dalam mengembangkannya dengan memisahkannya dari koleksi

tercetak diruang khusus.

Perpustakaan MKRI telah memiliki sejumlah case individual khusus

untuk cakram yang memiliki kunci sehingga cakram hanya dapat digunakan

setelah mendapatkan persetujuan dari pustakawan untuk menghindari

kehilangan. Koleksi e-book sendiri juga mulai dikembangkan. Untuk saat ini

perpustakaan MKRI telah memiliki 167 e-book yang judul-judulnya dapat

dilihat di website MKRI namun kontennya hanya dapat dibuka di dalam

ruang lingkup MKRI dan tidak dapat diakses secara bebas dari luar untuk

menghindari pelanggaran hak cipta.

1. Berdasarkan Pustaka Klasifikasi

Tabel 2 Koleksi Perpustakaan MKRI

No Klasifikasi Persen Exemplar


1 Ilmu Hukum & Sosial 70,19% 12257
2 Geografi & Sejarah 6,9% 1204
3 Filsafat & Psikologi 1,95% 340
4 Bahasa & Kamus 1,57% 274
5 Agama 4,3% 750
6 Seni & Olahraga 0,35% 61
7 Kesusastraan 1,82% 317
8 Karya Umum 6,92% 1208
9 Ilmu Terapan 5,02% 876
49

2. Berdasarkan Pustaka Jenis Tercetak

Tabel 3 Koleksi Jenis Tercetak

No Jenis Persen Exemplar


1 Textbook 96,58% 16865
2 Jurnal/Majalah 0,73% 127
3 Artikel 0,01% 1
4 Putusan 0,75% 130

3. Berdasarkan Pustaka Bahasa

Tabel 4 Koleksi Bahasa

No Bahasa Persen Exemplar


1 Indonesia 48,75% 8513
2 Inggris 51,21% 8942
3 Jerman 0,01% 1
4 Korea 0,02% 3

4. Berdasarkan Pustaka Terbitan

Tabel 5 Koleksi Terbitan

No Terbitan Persen Exemplar


1 Dalam Negeri 70,14% 12248
2 Luar Negeri 29,86% 5214

Koleksi tersebut hanya bisa dipinjam oleh pegawai MKRI. Untuk

masyarakat umum koleksi ini tidak bisa dipinjam dan hanya bisa di fotocopy

dan dibaca didalam ruangan Perpustakaan.

H. Sarana Sistem Simpan dan Temu Kembali Perpustakaan

Sarana temu kembali merupakan sarana yang digunakan oleh para

pengguna maupun staff perpustakaan untuk memudahkan dalam penelusuran

informasi atau mencari koleksi perpustakaan yang dibutuhkan. Penelusuran


50

informasi pada Perpustakaan MKRI dapat digunakan menggunakan OPAC

(Online Public Access Catalog) / katalog online yang biasa disebut dengan

SIMPUS yang memakai bahasa pemrograman Java Script yang bekerjasama

dengan BPS (Badan Pusat Statistik) dalam proses pembuataanya. Penelusuran

pada katalog online ini dapat dilakukan melalui judul, pengarang, penerbit,

subjek dan ISBN.

Automasi Perpustakaan Pengembangan pangkalan data perpustakaan

online merupakan kegiatan mengorganisasikan data dan informasi yang ada

di perpustakaan serta dilingkungan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

(MKRI) sehingga menjadi ilmu pengetahuan yang dapat dimanfaatkan oleh

pengguna perpustakaan.
BAB IV

PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Dasar Penelitian

Bab IV adalah uraian hasil penelitian yang telah dilakukan berikut

analisis datanya. Analisa data penelitian dilakukan dengan cara analisa data

deskriptif, yaitu analisa dengan paparan dan interpretasi tabel-tabel yang

disertai pembahasan. Metode analisa data deskriptif ini menggunakan

pendekatan kuantitatif yaitu mendeskripsikan masalah berdasarkan angka

kuantitatif (angka-angka).

Dalam penelitian ini penulis pada awalnya melakukan observasi

terlebih dahulu pada tanggal 24 Maret 2014 sampai 28 Maret 2014. Setelah

itu dilanjutkan dengan menyebar kuesioner kepada responden selama 2 hari

yaitu dari tanggal 16 April 2014 dan tanggal 21 April 2014. Adapun jadwal

penyebaran kuesioner sebagai berikut :

Tabel 6
Jadwal Penyebaran Kuesioner

No Tanggal Jumlah Kuesioner


1 16 April 2014 13
2 21 April 2014 17
Jumlah 30

Penulis melakukan wawancara kepada beberapa pihak yang ada

kaitannya dengan subjek penelitian ini, yaitu informan sebagai peneliti di

Perpustakaan Mahkamah Konstitusi (MKRI) yang dilaksanakan pada tanggal

51
52

30 April 2014. Wawancara ini dilakukan apabila hasil dari kuesioner tersebut

masih perlu membutuhkan data yang lebih signifikan, atau saling terkait

antara kuesioner dengan wawancara. Sehingga peneliti perlu melakukan

wawancara untuk melengkapi hasil kuesioner yang diinginkan dalam sebuah

penelitian. Adapun hasil wawancara terlampir.

Populasi dalam penelitian ini adalah keseluruhan pegawai MKRI yang

telah menjadi anggota Perpustakaan MKRI berjumlah 300 orang. Sedangkan

sampel, penulis mengambil sebanyak 10% dengan teknik purposive sampling.

Responden yang dipilih dengan syarat memiliki ciri khusus yaitu sudah

menjadi anggota Perpustakaan MKRI dan menggunakan layanan serta

fasilitas di Perpustakaan MKRI minimal 1 kali dalam sebulan. Untuk itu

penulis mendapatkan informasi para anggota melalui pustakawan di

Perpustakaan MKRI.

1. Analisis Identitas Responden

Pemustaka adalah perseorangan, sekelompok orang, masyarakat,

atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan Perpustakaan

Mahkamah Konstitusi. Dalam penelitian ini pemustaka yang ada di

Perpustakaan Mahkamah Konstitusi diwakili oleh responden yang

berjumlah 30 orang.

a. Tingkat Jenis Kelamin Responden

Tabel 7
Jenis Kelamin Responden

No Jenis Kelamin F %
1 Laki-Laki 15 50
2 Perempuan 15 50
Jumlah 30 100
53

Tabel 7 diatas merupakan informasi mengenai jenis kelamin para

responden. Tabel ini menunjukkan bahwa dari 30 responden setengahnya

adalah laki-laki dan perempuan sebanyak 15 orang (50%).

Responden dalam penelitian ini terdiri dari beberapa tingkat

pendidikan responden, yaitu D3, S1, S2. Untuk mengetahui tingkat

pendidikan terakhir responden pada saat penyebaran dapat dilihat pada

tabel 8 dibawah ini.

b. Tingkat Pendidikan Responden

Tabel 8
Pendidikan Terakhir

No Pendidikan F %
1 D3 3 10
2 S1 13 43,3
3 S2 14 46.6
Jumlah 30 100

Dilihat pada tabel 8 diatas bahwa tingkat pendidikan terakhir

responden di Perpustakaan MKRI diantaranya D3, S1, S2. Tabel ini

menunjukkan tingkat pendidikan responden hampir setengahnya

berpendidikan S2 sebanyak 14 orang (46,6%), S1 sebanyak 13 orang

(43,3%). Sedangkan sebagian kecil responden dalam penelitian ini

berpendidikan D3 sebanyak 3 orang (10%).

c. Tingkat Usia Responden

Tabel 9
Usia
54

No Usia F %
1 20-30 tahun 13 43,3
2 31-40 tahun 12 40
3 41-50 tahun 3 10
4 51-60 tahun 2 6,67
Jumlah 30 100

Berdasarkan tabel 9 diatas dapat dilihat usia responden. Didapatkan

hasil bahwa hampir setengahnya responden sebanyak 13 orang

(43,3%) berusia 20-30 tahun, dan 12 orang (40%) berusia 31-40 tahun.

Sedangkan sebagian kecil responden lainnya berusia 41-50 tahun 3

orang (10%), dan 51-60 tahun 2 orang (6,67%).

d. Tingkat Pekerjaan Responden

Tabel 10
Pekerjaan

No Pekerjaan F %
1 Peneliti 3 10
2 PNS 22 73,3
3 Tdk Menjawab 5 16,6
Jumlah 30 100

Tabel 10 diatas mengenai pekerjaan responden. Tabel ini

menunjukkan bahwa dari 30 responden sebagian besar pekerjaan mereka

adalah PNS dengan jumlah 22 orang (73,3%). Sedangkan sebagian kecil

responden adalah peneliti dengan jumlah 3 orang (10%) dan yang tidak

menjawab sebanyak 5 orang (16,6%).

Dari tabel diatas dapat dilihat hampir seluruh pegawai MKRI

sudah menjadi PNS. Walaupun masih ada juga yang baru menjadi CPNS.
55

B. Hasil Penelitian

1. Gambaran Detail Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan MKRI

Tabel 11
Kunjungan Responden Dalam Sebulan

No Kunjungan F %
1 1x – 2x per bulan 16 53,3
2 3x per bulan 3 10
3 4x – 5x per bulan 11 36,6
Jumlah 30 100

Tabel 11 diatas memberikan gambaran mengenai berapa kali

responden berkunjung ke Perpustakaan MKRI dalam sebulan. Sebagian

besar dari responden yang berkunjung selama 1x – 2x dalam sebulan

sebanyak 16 orang (53,3%). Sedangkan hampir setengahnya responden

yang berkunjung selama 4x - 5x dalam sebulan sebanyak 11 orang

(36,6%). Kemudian sebagian kecil dari responden yang berkunjung

selama 3x dalam sebulan sebanyak 3 orang (10%).

Adapun kalau disaksikan dari data statistik pengunjung per bulan

pada tahun 2013 dapat dilihat bahwa pengunjung yang paling banyak

terdapat pada bulan Oktober, sebesar 12% dan pengunjung paling sedikit

terdapat pada bulan Febuari, sebesar 3%. Hasil statistik tersebut dapat

dilihat pada grafik dibawah ini.


56

Gambar 2 Pengunjung Perpustakaan Tahun 2013

PENGUNJUNG INTERN
Januari Februari Maret April
Mei Juni Juli Agustus
September Oktober Nopember Desember
6% 3%
6%
8%
11% 8%

12%
11%
11%
8%
7% 9%

Tabel 12
Tujuan Pengguna Perpustakaan

No Tujuan F %
1 Membaca 18 60
2 Penelitian 3 10
3 Rekreasi 0 0
4 Mengerjakan Tugas 6 20
5 Meminjam Buku 3 10
Jumlah 30 100

Tabel 12 diatas mengenai tujuan responden Perpustakaan MKRI

dalam memanfaatkan koleksi perpustakaan. Sebagian besar responden

bertujuan untuk membaca, sebanyak 18 orang (60%). Sebagian kecil

bertujuan untuk mengerjakan tugas, sebanyak 6 orang (20%), sebanyak 3

orang (10%) bertujuan untuk penelitian dan meminjam buku. Kemudian

tidak ada satupun yang bertujuan untuk rekreasi.


57

Tabel 13
Subjek Informasi

No Subjek Jumlah
1 Ilmu Hukum & Sosial 226
2 Geografi & Sejarah 160
3 Filsafat & Psikologi 148
4 Bahasa & Kamus 139
5 Agama 177
6 Seni & Olahraga 66
7 Kesusastraan 68
8 Karya Umum 96

Pada tabel diatas peneliti menggunakan teori skala likert yaitu alat

untuk mengukur (mengumpulkan data dengan cara “mengukur-

menimbang”) yang “itemnya” (butir-butir pertanyaannya) berisikan

(memuat) pilihan yang berjenjang. Tetapi, khusus pada tabel 12 dan tabel

13 yang hanya menggunakan teori tersebut. Sehingga pengguna

berkesempatan untuk memilih dan untuk skor 1 mendapat nilai 8, dan 8

mendapatkan nilai 1.

Pada tabel 13 diatas menjelaskan tentang urutan pemanfaatan

koleksi berdasarkan subjek informasi yang ada di Perpustakaan MKRI.

Dari data yang dihasilkan bahwa dari semua subjek informasi yang ada,

lebih banyak memilih subjek Ilmu Hukum & Sosial. Sehingga data

tersebut dapat dilihat pada grafik dibawah ini.


58

Gambar 3 Subjek Informasi

SUBJEK INFORMASI
Ilmu Hukum & Sosial Geografi & Sejarah Filsafat & Psikologi
Bahasa & Kamus Agama Seni & Olahraga
Kesusastraan Karya Umum

6%
6% 9% 21%

16% 15%

13% 14%

Berdasarkan hasil wawancara mengatakan bahwa “perpustakaan

ini memang perpustakaan hukum, sehingga tidak salah jika yang dipilih

dari hasil kuesioner tersebut mengatakan paling banyak Ilmu Hukum &

Sosial, karena memang perpustakaan tersebut harus mengikuti instansi

yang bersangkutan.1”

Untuk hasil yang didapatkan pada kuesioener tentang pemanfaatan

koleksi berdasarkan subjek informasi dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

No Urutan F %
1 1,2,3,4,5,6,7,8 0 0
2 1,3,5,7,2,4,6,8 5 16,6
3 1,3,5,4,2,8,7,6 19 63,3
4 1,3,2,6,7,8,4,5 6 20
5 1,2,4,6,8,3,5,7 0 0
Jumlah 30 100

1
Wawancara dengan bapak Bisariyadi
59

Pada tabel diatas menjelaskan tentang subjek informasi yang ada di

Perpustakaan MKRI. Dari data yang didapatkan, bahwa sebagian kecil

responden memilih urutan 1,3,5,7,2,4,6,8 sebanyak 5 orang (16,6%), dan

memilih 1,3,2,6,7,8,4,5 sebanyak 6 orang (20%). Sedangkan sebagian

besar responden memilih urutan 1,3,5,4,2,8,7,6 sebanyak 19 orang

(63,3%). Kemudian tidak ada satupun yang memilih urutan

1,2,3,4,5,6,7,8 dan 1,2,4,6,8,3,5,7 dalam subjek informasi.

Tabel 14
Jenis Subjek Hukum

No Jenis Hukum Jumlah


1 Hukum Internasional 212
2 Hukum Tata Negara 200
3 Hukum Militer 32
4 Hukum Buruh 76
5 Hukum Pidana 168
6 Hukum Perdata 130
7 Hukum Konstitusi 170
8 Hukum Acara Perdata 89

Pada tabel 14 yaitu pada tabel Jenis Subjek Hukum diatas,

menjelaskan tentang urutan pemanfaatan dari jenis subjek hukum yang

ada di Perpustakaan MKRI. Dari data yang dihasilkan bahwa responden

perpustakaan yang paling sering digunakan yaitu jenis subjek hukum

Internasional. Sehingga dari data tersebut dapat dilihat pada grafik

dibawah ini.
60

Gambar 4 Jenis Subjek Hukum

JENIS HUKUM
Hukum Internasional Hukum Tata Negara Hukum Militer
Hukum Buruh Hukum Pidana Hukum Perdata
Hukum Konstitusi Hukum Acara Perdata
8%
20%
16%

12% 18%

16% 7%

3%

Berdasarkan hasil wawancara mengatakan bahwa “jenis subjek

hukum yang paling sering digunakan adalah jenis subjek hukum

Internasional. Mengapa, mungkin karena dari hasil kuesioner tersebut,

banyak peniliti yang membahas tentang hukum Internasional, sehingga

hasil dari kuesioner tersebut mengatakan sedemikian. Akan tetapi, untuk

peneliti sendiri tidak hanya Internasional saja, masih banyak jenis subjek

lain yang digunakan karena setiap minggunya berbeda-beda pembahasan

yang akan dikaji, serta dianalisis oleh peneliti.2”

Untuk hasil yang didapatkan pada kuesioner tentang pemanfaatan

koleksi berdasarkan subjek hukum, dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

No Urutan F %
1 2,1,8,7,3,5,4,6 15 50
2 1,3,5,7,2,4,6,8 4 13,3
3 2,4,6,8,1,3,5,7 5 16,6
4 1,2,3,5,7,4,6,8 6 20
5 1,2,3,4,5,6,7,8 0 0
Jumlah 30 100

2
Wawancara dengan bapak Muhammad Mahrus Ali
61

Tabel diatas mengenai jenis subjek hukum yang ada di

Perpustakaan MKRI. Dari data yang didapatkan setengahnya responden

memilih urutan 2,1,8,7,3,5,4,6 sebanyak 15 orang (50%). Sebagian kecil

responden memilih urutan 1,2,3,5,7,4,6,8 sebanyak 6 orang (20%), yang

memilih urutan 2,4,6,8,1,3,5,7 sebanyak 5 orang (16,6%), dan yang

memilih urutan 1,3,5,7,2,4,6,8 sebanyak 4 orang (13,3%). Kemudian

tidak ada satupun yang memilih urutan 1,2,3,4,5,6,7,8 dalam subjek

hukum.

Tabel 15
Alasan Memilih Subjek Hukum

No Alasan F %
1 Untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam penelitian 16 53,3
2 Untuk menyelesaikan tugas akhir kuliah (tesis) 4 13,3
3 Untuk menambah ilmu pengetahuan 8 26,6
4 Untuk mengerjakan tugas makalah 2 6,67
Jumlah 30 100

Tabel 15 diatas mengenai alasan responden dalam memilih subjek

hukum di Perpustakaan MKRI. Sebagian besar yang memilih alasan

untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam penelitian sebanyak 16

orang (53,3%). Hampir setengahnya yang memilih alasan untuk

menambah ilmu pengetahuan sebanyak 8 orang (26,6%). Sedangkan

sebagian kecil responden sebanyak 4 orang (13,3%) memilih alasan

untuk menyelesaikan tugas akhir kuliah, dan sebanyak 2 orang (6,67%)

memilih alasan untuk mengerjakan tugas makalah.


62

Tabel 16
Jumlah Exemplar Di Perpustakaan MKRI

No Pernyataan F %
1 Sangat Memadai 5 16,6
2 Memadai 20 66,6
3 Kurang Memadai 5 16,6
4 Sangat Kurang Memadai 0 0
Jumlah 30 100

Dari tabel 16 diatas mengenai jumlah exemplar yang terdapat di

Perpustakaan MKRI. Sebagian besar sebanyak, 20 orang (66,6%)

responden memilih memadai. Sedangkan sebagian kecil masing-masing

dari responden memilih sangat memadai dan kurang memadai, sebanyak

5 orang (16,6%), dan tidak ada satupun yang menjawab sangat kurang

memadai jumlah exemplar di perpustakaan MKRI.

Tabel 17
Bentuk Informasi

No Jenis Informasi F %
1 Tercetak 25 83,3
2 Tidak Tercetak 5 16,6
Jumlah 30 100

Tabel 17 diatas menjelaskan tentang kegunaan koleksi tercetak dan

koleksi tidak tercetak yang ada di Perpustakaan MKRI. Hampir

seluruhnya responden, sebanyak 25 orang (83,3%) memilih jenis

koleksi tercetak. Sedangkan sebagian kecil responden, sebanyak 5 orang

(16,6%) memilih jenis koleksi tidak tercetak.


63

Tabel 18
Jenis Koleksi Tercetak

No Jenis F %
1 Buku 27 90
2 Majalah 2 6,67
3 Surat Kabar 1 3,33
4 Kamus 0 0
Jumlah 30 100

Tabel 18 diatas mengenai jenis koleksi tercetak yang ada di

Perpustakaan MKRI. Hampir seluruhnya responden, sebanyak 27 orang

(90%) memilih jenis koleksi tercetak buku. Sedangkan sebagian kecil

responden, sebanyak 2 orang (6,67%) memilih jenis koleksi tercetak

majalah, dan 1 orang (3,33%) responden memilih jenis koleksi tercetak

surat kabar, dan tidak ada satupun yang menjawab kamus.

Tabel 19
Alasan Responden Memilih Jenis Koleksi Tercetak

No Alasan F %
1 Informasinya terkini 6 20
2 Mudah didapat 9 30
3 Informasinya lengkap 1 3,33
4 Sesuai kebutuhan 14 46,6
Jumlah 30 100

Tabel 19 diatas mengenai alasan responden memilih jenis koleksi

tercetak yang ada di Perpustakaan MKRI. Hampir setengahnya

responden sebanyak 14 orang (46,6%) memilih alasan karena sesuai

kebutuhan, sebanyak 9 orang (30%) memilih alasan karena mudah

didapat. Sedangkan sebagian kecil responden sebanyak 6 orang (20%)


64

memilih alasan karena informasinya terkini, sebanyak 1 orang (3,33%)

responden kecil yang memilih alasan karena informasinya lengkap.

Tabel 20
Koleksi Tidak Tercetak

No Jenis F %
1 Jurnal elektronik 17 56,6
2 VCD/DVD 0 0
3 Kaset 1 3,33
4 E-book 12 40
Jumlah 30 100

Tabel 20 diatas mengenai koleksi tidak tercetak yang terdapat pada

Perpustakaan MKRI. Sebagian besar responden memilih koleksi tidak

tercetak seperti jurnal elektronik sebanyak 17 orang (56,6%). Hampir

setengahnya responden sebanyak 12 orang (40%) memilih jenis koleksi

tidak tercetak seperti e-book. Sedangkan sebagian kecil responden

memilih koleksi tidak tercetak seperti kaset sebanyak 1 orang (3,33%).

Kemudian tidak ada satupun responden yang memilih jenis koleksi

tidak tercetak seperti VCD/DVD.

Tabel 21
Alasan Responden Memilih Jenis Koleksi Tidak Tercetak

No Alasan F %
1 Mudah didapat 5 16,6
2 Sesuai kebutuhan 17 56,6
3 Informasinya lengkap 2 6,67
4 Informasinya terkini 6 20
Jumlah 30 100
65

Tabel 21 diatas mengenai alasan responden memilih jenis kolesi

tidak tercetak yang ada di Perpustakaan MKRI. Sebagian besar

responden sebanyak 17 orang (56,6%) memilih alasan jenis koleksi tidak

tercetak karena sesuai kebutuhan. Sedangkan sebagian kecil dari

responden sebanyak 6 orang (20%) memilih alasan jenis koleksi tidak

tercetak karena informasinya terkini, sebanyak 5 orang (16,6%) memilih

alasan karena mudah didapat, dan sebanyak 2 orang (6,67%) memilih

alasan karena informasinya lengkap.

Tabel 22
Layanan Yang Digunakan Dalam Mencari Informasi

No Cara Mencari Informasi F %


1 Melalui internet 6 20
2 Melalui katalog perpustakaan 12 40
3 Melalui pustakawan 9 30
4 Langsung melalui rak koleksi 3 10
Jumlah 30 100

Pada tabel 22 diatas mengenai cara mencari informasi yang ada di

perpustakaan MKRI. Temuan penelitian ini adalah hampir setengahnya

responden mencari informasi yang ada di Perpustakaan MKRI melalui

katalog perpustakaan sebanyak 12 orang (40%) dan melalui pustakawan

sebanyak 9 orang (30%). Sedangkan sebagian kecil responden melalui

internet sebanyak 6 orang (20%) dan langsung melalui rak koleksi

sebanyak 3 orang (10%).


66

Tabel 23
Kelengkapan Informasi Pada Perpustakaan MKRI

No Pernyataan F %
1 Sangat baik 12 40
2 Baik 0 0
3 Kurang baik 18 60
4 Sangat kurang baik 0 0
Jumlah 30 100

Pada tabel 23 diatas mengenai kelengkapan koleksi pada

Perpustakaan MKRI. Sebagian besar responden sebanyak 18 orang

(60%) menyatakan bahwa koleksi yang ada di Perpustakaan MKRI

kurang baik. Sedangkan hampir setengahnya responden sebanyak 12

orang (40%) menyatakan bahwa koleksi yang ada di Perpustakaan MKRI

sangat baik, dan tidak ada satupun yang menjawab baik juga sangat

kurang baik pada kelengkapan koleksi yang ada di Perpustakaan MKRI.

Tabel 24
Kualitas Layanan Sirkulasi

No Tanggapan responden F %
1 Sangat baik 10 33,3
2 Baik 18 60
3 Tidak baik 1 3,33
4 Sangat tidak baik 1 3,33
Jumlah 30 100

Dilihat pada tabel 24 diatas mengenai tanggapan responden tentang

kualitas layanan sirkulasi pada perpustakaan MKRI. Didapatkan hasil

bahwa sebagian besar responden menjawab baik yaitu sebanyak 18

orang (60%). Sedangkan hampir setengahnya responden menjawab

sangat baik sebanyak 10 orang (33,3%), sedangkan sebagian kecil


67

masing-masing responden menjawab tidak baik dan sangat tidak baik

sebanyak 1 orang (3,33%).

Tabel 25
Frekuensi Peminjaman Buku

No Tanggapan responden F %
1 Sangat sering 4 13,3
2 Sering 1 3,33
3 Kadang-kadang 12 40
4 Tidak pernah 13 43,3
Jumlah 30 100

Pada tabel 25 diatas mengenai tanggapan responden tentang

seberapa sering responden meminjam buku di Perpustakaan MKRI.

Hampir setengahnya responden sebanyak 13 orang (43,3%) tidak

pernah meminjam, sebanyak 12 orang (40%) kadang-kadang. Sedangkan

sebagian kecil responden sebanyak 4 orang (13,3%) sangat sering,

sebanyak 1 orang (3,33%) sering.

Untuk frekuensi peminjaman buku di perpustakaan MKRI pada

tahun 2013 dapat dilihat pada grafik dibawah ini.


68

Gambar 5 Peminjaman Koleksi Perpustakaan Tahun 2013

PEMINJAMAN
Januari Februari Maret April Mei Juni
Juli Agustus September Oktober Nopember Desember
6% 8%
8% 9%
5%
8%
7%
3%
16%
11% 12%
7%

Pada grafik diatas dapat disimpulkan bahwa frekuensi peminjaman

buku yang paling banyak di perpustakaan MKRI terdapat pada bulan April

sebesar 16%, dan frekuensi peminjaman buku yang paling sedikit di

perpustakaan MKRI terdapat pada bulan Agustus sebesar 3%.

Tabel 26
Jumlah Peminjaman Buku

No Banyak Buku F %
1 5 buku 4 13,3
2 4 buku 11 36,6
3 3 buku 7 23,3
4 2 buku 5 16,6
5 1 buku 3 10
Jumlah 30 100

Tabel 26 diatas mengenai berapa banyak responden meminjam

buku di Perpustakaan MKRI. Dari data yang didapat, hampir

setengahnya responden sebanyak 11 orang (36,6%) memilih 4 buku.


69

Sedangkan sebagian kecil responden sebanyak 7 orang (23,3%) memilih

3 buku, sebanyak 5 orang (16,6%) responden memilih 2 buku, sebanyak 4

orang (13,3%) memilih 5 buku, dan sebanyak 3 orang (10%) responden

memilih sebanyak 1 buku.

Tabel 27
Tanggapan Responden Meminjam Buku

No Jawaban Responden F %
1 Sangat cukup 7 23,3
2 Cukup 22 73,3
3 Kurang cukup 0 0
4 Sangat kurang cukup 1 3,33
Jumlah 30 100

Tabel 27 diatas menjelaskan tentang ketentuan peminjaman buku

di Perpustakaan MKRI. Didapatkan data bahwa sebagian besar

responden menjawab cukup sebanyak 22 orang (73,3%). Sedangkan

sebagian kecil responden menjawab sangat cukup sebanyak 7 orang

(23,3%) dan sebanyak 1 orang (3,33%) menjawab sangat kurang cukup.

Kemudian tidak ada satupun yang menjawab kurang cukup.

Tabel 28
Lama Waktu Peminjaman Buku

No Lama waktu peminjaman buku F %


1 Sangat sesuai 9 30
2 Sesuai 20 66,6
3 Kurang sesuai 1 3,33
4 Sangat kurang sesuai 0 0
Jumlah 30 100
70

Dari tabel 28 diatas dapat dilihat lama waktu peminjaman buku di

Perpustakaan MKRI sudah sesuai dengan kebutuhan informasi para

pegawai. Hasil temuan menunjukkan bahwa sebagian kecil responden

menjawab kurang sesuai sebanyak 1 orang (3,33%). Selanjutnya hampir

setengahnya responden menjawab sangat sesuai sebanyak 9 orang

(30%). Sebagian besar responden menjawab sesuai sebanyak 20 orang

(66,6%). Kemudian tidak ada satupun yang menjawab sangat kurang

sesuai dalam lama waktu peminjaman buku.

2. Sumber daya Manusia (SDM)

Tabel 29
Sikap Pustakawan Ketika Berkunjung

No Sikap pustakawan F %
1 Sangat ramah 29 96,6
2 Ramah 1 3,33
3 Tidak ramah 0 0
4 Sangat tidak ramah 0 0
Jumlah 30 100

Pada tabel 29 diatas mengenai sikap pustakawan ketika berkunjung

ke Perpustakaan MKRI. Sebagian kecil responden sebanyak 1 orang

(3,33%) menjawab ramah. Sedangkan hampir seluruhnya responden

sebanyak 29 orang (96,6%) menjawab sangat ramah. Dan tidak ada

satupun yang menjawab tidak ramah juga sangat tidak ramah sikap

pustakawan di perpustakaan MKRI.


71

Tabel 30
Sikap Pustakawan Memberikan Informasi

No Sikap Pustakawan F %
1 Sangat ramah dan sangat responsif 17 56,6
2 Ramah dan responsif 13 43,3
3 Kurang ramah dan kurang responsif 0 0
4 Sangat tidak ramah dan sangat tidak responsif 0 0
Jumlah 30 100

Tabel 30 diatas mengenai sikap pustakawan di Perpustakaan MKRI

dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Didapatkan data hampir

setengahnya responden mengatakan sikap pustakawan ramah dan

responsif sebanyak 13 orang (43,3%). Selanjutnya sebagian besar

responden mengatakan sikap pustakawan sangat ramah dan sangat

responsif sebanyak 17 orang (56,6%). Sedangkan tidak ada satupun

responden yang menjawab kurang ramah dan kurang responsif serta

sangat tidak ramah dan sangat tidak responsif sikap pustakawan dalam

mencari informasi.

Tabel 31
Bantuan Pustakawan Dalam Memberikan Informasi

No Tanggapan Responden F %
1 Ya 30 100
2 Kadang-kadang 0 0
3 Tidak pernah 0 0
Jumlah 30 100

Tabel 31 diatas mengenai tanggapan responden tentang bantuan

pustakawan dalam memberikan informasi di Perpustakaan MKRI. Hasil

temuan menunjukkan bahwa seluruhnya responden sebanyak 30 orang


72

(100%) menjawab ya. Sehingga tidak ada satupun responden yang

menjawab tidak bahkan kadang-kadang bantuan pustakawan dalam

memberikan informasi.

Tabel 32
Kecepatan Pustakawan Dalam Menemukan Informasi

No Kecepatan F %
1 Cepat (0-5 menit) 27 90
2 Kurang cepat (6-10 menit) 3 10
3 Lambat (11-15 menit) 0 0
4 Sangat lambat (16-20 menit) 0 0
Jumlah 30 100

Tabel 32 diatas mengenai kecepatan pustakawan dalam

menemukan informasi di Perpustakaan MKRI. Hampir seluruhnya

responden menjawab cepat (0-5 menit) sebanyak 27 orang (90%).

Sedangakan sebagian kecil responden yang menjawab kurang cepat (6-

10 menit) sebanyak 3 orang (10%), dan tidak ada satupun yang

menjawab lambat bahkan sangat lambat kecepatan pustakawan dalam

menemukan informasi.

Tabel 33
Perasaan Ketika Dilayani

No Tanggapan Responden F %
1 Sangat menyenangkan 14 46,6
2 Menyenangkan 16 53,3
3 Mengecewakan 0 0
4 Sangat mengecewakan 0 0
Jumlah 30 100
73

Tabel 33 diatas mengenai perasaan responden ketika dilayani oleh

pustakawan. Didapatkan hasil hampir setengahnya responden menjawab

sangat menyenangkan ketika dilayani sebanyak 14 orang (46,6%).

Sehingga sebagian besar responden menjawab menyenangkan ketika

dilayani sebanyak 16 orang (53,3%). Selanjutnya tidak ada satupun

yang menjawab mengecewakan bahkan sangat mengecewakan ketika

dilayani.

Tabel 34
Skill Para Pustakawan

No Skill Para Pustakawan F %


1 Sangat terampil 8 26,6
2 Terampil 22 73,3
3 Tidak terampil 0 0
4 Sangat tidak terampil 0 0
Jumlah 30 100

Tabel 34 diatas mengenai skill para pustakawan di Perpustakaan

MKRI. Didapatkan data bahwa hampir setengahnya responden

menyatakan sangat terampil skill para pustakawan sebanyak 8 orang

(26,6%). Sedangkan sebagian besar responden menyatakan terampil

skill para pustakawan sebanyak 22 orang (73,3%). Kemudian tidak ada

satupun yang menyatakan tidak terampil bahkan sangat tidak terampil

skill para pustakawan.


74

Tabel 35
Jumlah SDM

No Jumlah SDM F %
1 Sangat memadai 6 20
2 Memadai 23 76,6
3 Kurang memadai 1 3,33
4 Sangat kurang memadai 0 0
Jumlah 30 100

Dari tabel 35 diatas terlihat jumlah SDM di Perpustakaan MKRI

sudah memadai untuk melayani kebutuhan informasi. Tabel ini

menunjukkan bahwa hampir seluruhnya responden sebanyak 23 orang

(76,6%) menyatakan jumlah SDM di Perpustakaan MKRI memadai.

Sedangkan sebagian kecil responden sebanyak 6 orang (20%)

menyatakan jumlah SDM di Perpustakaan MKRI sangat memadai, dan

sebanyak 1 orang (3,33%) menyatakan jumlah SDM kurang memadai.

Kemudian tidak ada satupun yang menjawab sangat kurang memadai

SDM di Perpustakaan MKRI.

Tabel 36
Komentar dan Saran

No Komentar dan Saran F %


1 Koleksi perlu ditambah dan diperbaharui 15 50
2 Jumlah buku baru diperbanyak termasuk buku Luar Negeri 7 23,3
Perlu media yang informatif sehingga masyarakat lebih
3 mengenal adanya perpustakaan MKRI 5 16,6
4 Tidak menjawab 3 10
Jumlah 30 100

Dari tabel 36 diatas menerangkan komentar dan saran responden

setengahnya mengatakan koleksi perlu ditambah dan diperbaharui


75

sebesar 15 orang (50%). Untuk itu perlu adanya peningkatan jumlah

koleksi dalam melengkapi kebutuhan pegawai. Terutama dalam bidang

hukum agar sesuai dengan instansi perpustakaan hukum itu sendiri.

Dan selanjutnya sebagian kecil responden menyatakan jumlah

buku baru diperbanyak termasuk buku Luar Negeri sebesar 7 orang

(23,3%). Untuk itu pustakawan harus siap mengeluarkan anggaran yang

cukup besar untuk membeli koleksi buku Luar Negeri karena mungkin

sangat terbilang mahal. Kemudian sebagian kecil responden menyatakan

bahwa perlu media yang informatif sehingga masyarakat lebih mengenal

adanya perpustakaan MK sebesar 5 orang (16,6%). Untuk itu

pustakawan juga harus mempromosikan lebih baik lagi kepada

masyarakat agar dapat mengenal perpustakaan MKRI. Selanjutnya

sebagian kecil responden lain menyatakan tidak menjawab sebesar 3

orang (10%).

C. Pembahasan

Setelah membahas mengenai hasil penelitian dan hasil pengolahan data

seperti yang disajikan diatas, berikut ini akan disajikan rekapitulasi hasil dari

penjabaran diatas berdasarkan jawaban terbanyak yang dijawab oleh

pemustaka terkait pengetahuan mereka tentang pemanfaatan koleksi dan

usaha pustakawan dalam memberikan informasi kepada pengguna

perpustakaan Mahkamah Konstitusi.

1. Rekepitulasi Peta Pemanfaatan koleksi


76

Di bawah ini akan disajikan tabel rekapitulasi tentang peta

pemanfaatan koleksi atau gambaran detail pemanfaatan koleksi.

Tabel 37

No. Hal Jawaban Terbanyak Jumlah Persentase


1 Kunjungan responden 1x – 2x per bulan 16 53,3%
dalam sebulan responden
((N=30)
2 Tujuan pengguna Membaca 18 60%
perpustakaan responden
((N=30)
3 Subjek informasi Ilmu hukum & 30 21%
sosial responden
((N=30)
4 Jenis subjek hukum Hukum 30 30%
internasional responden
((N=30)
5 Jumlah eksemplar Memadai 20 66,6%
responden
((N=30)
6 Bentuk informasi Tercetak 25 83,3%
responden
((N=30)
7 Jenis koleksi tercetak Buku 27 90%
responden
((N=30)
8 Koleksi tidak tercetak Jurnal elektronik 17 56,6%
responden
((N=30)
9 Layanan yang digunakan Melalui katalog 12 40%
dalam mencari informasi perpustakaan responden
((N=30)
10 Kelengkapan informasi Kurang baik 18 60%
responden
((N=30)
11 Kualitas layanan sirkulasi Sangat baik 10 33,3%
responden
((N=30)
12 Frekuensi peminjaman Tidak pernah 13 43,3%
buku responden
((N=30)
13 Jumlah peminjaman buku 4 buku 11 36,6%
responden
77

((N=30)
14 Tanggapan responden Cukup 22 73,3%
meminjam buku responden
((N=30)
15 Lama waktu peminjaman Sesuai 20 66,6%
buku responden
((N=30)
Rata-rata 54,26%
persentase

Berdasarkan data tersebut maka dapat digeneralisasikan terkait peta

pemanfaatan koleksi di Perpustakaan Mahkamah Konstisusi. Pernyataan tersebut

didapatkan dari penjumlahan persentase pada tabel 4.32 kemudian dibagi 15 (lima

belas) hal yang terkait dengan peta pemanfaatan koleksi pada tabel yang sama.

Jadi jumlah yang didapatkan dari persentase tersebut 813,9/15 maka didapatkan

hasil 54,26%.

2. Rekapitulasi Usaha Pustakawan

Tabel 38

No. Hal Jawaban Terbanyak Jumlah Persentase


1 Bantuan pustakawan dalam Ya 30 100%
memberikan informasi responden
((N=30)
2 Kecepatan pustakawan Cepat (0-5 menit) 27 90%
dalam menemukan responden
informasi ((N=30)
3 Skill para pustakawan Terampil 22 73,3%
responden
((N=30)
Rata-rata 87,77%
persentase

Berdasarkan data tersebut maka dapat digeneralisasikan terkait usaha

pustakawan dalam memberikan informasi kepada pengguna perpustakaan


78

Mahkamah Konstitusi. Pernyataan tersebut didapatkan dari penjumlahan

persentase pada tabel 4.33 kemudian dibagi 3 (tiga) hal yang terkait dengan usaha

pustakawan pada tabel yang sama. Jadi jumlah yang didapatkan dari persentase

tersebut 263,3/3 maka didapatkan hasil 87,77%.


BAB V

PENUTUP

Pada bab penutup ini penulis melakukan penarikan kesimpulan berdasarkan

analisis tentang peta pemanfaatan koleksi di Perpustakaan Mahkamah Konstitusi

(MKRI) dan penulis juga akan memberikan saran-saran yang diharapkan agar

dapat membantu meningkatkan kualitas Perpustakaan Mahkamah Konstitusi

(MKRI).

A. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian skripsi ini adalah:

1. Frekuensi peminjaman koleksi di perpustakaan MKRI, hampir

setengahnya responden atau sebanyak 43,3% memilih tidak pernah

meminjam buku di perpustakaan MKRI, dan sebagian kecil responden

atau sebanyak 3,33% memilih sering meminjam buku di perpustakaan

MKRI.

2. Subjek informasi yang paling sering digunakan oleh responden di

Perpustakaan MKRI yaitu sebagian kecil responden yang menggunakan

subjek Ilmu Hukum & Sosial atau sebanyak 21%. Jenis subjek hukum

yang paling sering digunakan oleh responden di Perpustakaan MKRI

yaitu sebagian kecil responden yang memilih jenis subjek Hukum

Internasional atau sebanyak 20%.

3. Sumber Daya Manusia (SDM) di Perpustakaan MKRI, tanggapan

responden tentang SDM yaitu hampir seluruhnya tanggapan responden

79
80

tentang sikap pustakawan di perpustakaan MKRI sangat ramah atau

sebanyak 96,6% dan sebagian kecil tanggapan responden tentang sikap

pustakawan di perpustakaan MKRI ramah atau sebanyak 3,33%.

4. Usaha pustakawan dalam memberikan informasi kepada pengguna yaitu

dalam hal kecepatan menemukan informasi hampir seluruhnya sebanyak

90% responden memilih cepat (0-5 menit), dan sebagian kecil sebanyak

10% responden memilih kurang cepat (6-10 menit).

B. Saran

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, penulis memberikan

saran antara lain :

1. Dari segi koleksi perlu adanya penambahan koleksi-koleksi yang terbaru

(update), sehingga dapat memudahkan pengguna perpustakaan MKRI

dalam mengerjakan tugas dan mencari informasi yang mereka butuhkan

dengan cepat baik untuk peneliti maupun untuk karyawan MKRI.

2. Perpustakaan MKRI memiliki fasilitas yang cukup memadai, tetapi ada

sejumlah fasilitas yang kurang dioptimalkan dengan baik hal ini karena

kurangnya komunikasi dan kerjasama antara bagian perpustakaan dan IT.

3. Penambahan SDM, karena SDM berpengaruh juga terhadap proses

pengolahannya. Karena faktor-faktor tersebut, proses pengolahan jadi

memakan waktu yang lama.

4. Sebaiknya perpustakaan MKRI lebih mempromosikan lagi

perpustakaannya kepada masyarakat, agar masyarakat lebih mengetahui

dan mengenal akan adanya perpustakaan MKRI.


DAFTAR PUSTAKA

Ade Abdul Haq. Strategi Informasi Perpustakaan Nasional RI dalam


Pengembangan Literasi Informasi di Masyarakat. Al-Maktabah. Vol. 9.
No. 2 (Desember, 2008). h. 253

Agus Dwi Waluyo. Membangun Citra Pustakawan Sebagai Sumber Daya


Manusia Berkualitas. Buletin Perpustakaan. Februari. No. 16 (1995) : h.

Anas Sudijodo. Pengantar Statistika Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo, 1997

Hasan, M. Iqbal. Pokok-Pokok Materi Statistik 2. (Statistik Inferensif). Jakarta:


Bumi Aksara, 2005

Hermawan Wasito. Pengantar Metodologi Penelitian : Buku Pedoman


Mahasiswa. Jakarta: Gramedia Pustaka, 1992

Husaini Usman. Metodologi Penelitian Sosial. Jakarta: Bumi Aksara, 2009

Jeanne Marshall [et.al]. Kompetensi Pustakawan Khusus di Abad Ke-21. Majalah


BACA. Vol 27. No. 2 (2003) : h. 2

Karmidi Martoatmojo. Pelayanan Bahan Pustaka. Jakarta: Universitas Terbuka,


1999

-----------------------------. Manajemen Perpustakaan Khusus. Jakarta: Universitas


Terbuka, 1997

Kosam Rimbarawa. Dasar-Dasar Organisasi Informasi. Jakarta: Hakaeser, 2007

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja


Rosdakarya, 2007

Moh Nasir. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 2003

Noerhayati. Pengelolaan Perpustakaan. Bandung: Alumni, 1987

Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MKRI). Diakses pada


tanggal 27 April 2014 jam 23.25 WIB dari
http://www.mahkamahkonstitusi.go.id/index.php?page=website.BeritaInte
rnalLengkap&id=3935

Prasetya Irawan. Logika dan Prosedur Penelitian : Pengantar Teori dan Panduan
Praktis Penelitian Sosial bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula. Jakarta:
STIA-LAN, 1999

81
82

Purwono. Materi Pokok Perpustakaan dan Kepustakawanan Indonesia. Jakarta:


Universitas Terbuka, 2006

R Florensia. Skripsi Hubungan Pemanfaatan Koleksi Perpustakaan Sekolah.


Universitas Sumatra Utara, 2010. Diakses pada tanggal 27 April 2014 jam
22.00 wib dari www.repository.usu.ac.id/bitstream/.../4/Chapter%20II.pdf

Rachmananta, Dady P. Etika Kepustakawanan : Suatu Pendekatan Terhadap


Profesi dan Kode Etik Pustakawan Indonesia. Jakarta: Sagung Seto, 2010

Rosa Widyawan. Peran Perpustakaan Khusus. h. 3. Makalah Pada Mata Kuliah


Manajemen Perpustakaan Khusus Jurusan Ilmu Perpustakaan

----------------------. Mengenal Perpustakaan Khusus. h. 4. Makalah Pada Mata


Kuliah Manajemen Perpustakaan Khusus Jurusan Ilmu Perpustakaan

Suharsimi Arikunto. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktis. Jakarta:


Rieneka, 1992

Sutarno NS. Manajemen Perpustakaan : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:


Samitra Media Utama, 2004

------------. Perpustakaan dan Masyarakat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 2003

Soeatminah. Perpustakaan Kepustakawanan dan Pustakawan. Yogyakarta:


Kanisus, 1992

Soekarman K [et.al]. Standar Perpustakaan Khusus Jakarta: Proyek Pembinaan


dan Pengembangan Perpustakaan Nasional, 2002

Soekarman dan Rachmat Natadjumena. Pedoman Umum Penyelenggaraan


Perpustakaan Khusus. Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2000

Supriyono. Upaya Peningkatan Jasa Layanan Perpustakaan dengan Teknologi


Informasi. Media Informasi. Vol XIII. No. 8 (2001) : h. 14

Wahyuni, U. Skripsi BAB II Tinjauan Literatur. Universitas Sumatera Utara,


2013. Diakses pada tanggal 10 Mei 2014 jam 08.22 WIB dari
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37713/4/Chapter%20II.pd
f

Yulia Yuyu. Materi Pokok Pengembangan Koleksi. (Jakarta: Universitas Terbuka,


2009). h. 3.34
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1

KUESIONER PENELITIAN

Dalam rangka menyelesaikan penulisan skripsi, saya mahasiswa Ilmu


Perpustakaan dan Informasi Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta
bermaksud mengadakan penelitian yang berjudul “Peta Pemanfaatan Koleksi di
Perpustakaan Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia (MKRI).” Untuk itu
saya mohon bantuan Bapak/Ibu dalam pengisian kuesioner ini. Data tersebut
nantinya akan digunakan dalam penelitian dengan judul diatas. Semua jawaban
yang Bapak/Ibu berikan pada kuesioner ini, akan dijamin kerahasiaannya.
Sebelumnya saya ucapkan terima kasih.
Petunjuk pengisian: Berilah tanda silang (X) pada setiap jawaban yang Anda
anggap paling benar.

DATA RESPONDEN
Nama : ………………………………… (boleh tidak diisi)
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Pendidikan Terakhir : …………………………………………
Usia : …………………………………………
Pekerjaan : …………………………………………
Anggota perpustakaan/ Tidak : …………………………………………

A. Gambaran Detail Pemanfaatan Koleksi


1. Berapa kali dalam sebulan Bapak/Ibu berkunjung ke Perpustakaan
MKRI?
a. 1x – 2x dalam sebulan c. 4x – 5x dalam sebulan
b. 3x dalam sebulan

2. Apa tujuan Bapak/Ibu datang ke perpustakaan MKRI?


a. Membaca c. Mengerjakan tugas
b. Penelitian d. Meminjam buku
c. Rekreasi

3. Urutkan subjek informasi apa saja yang paling sering Bapak/Ibu gunakan
di perpustakaan MKRI mulai dari yang paling sering (1) sampai yang
paling jarang (8)?
1) Ilmu Hukum & Sosial 5) Agama
2) Geografi & Sejarah 6) Seni & Olahraga
3) Filsafat & Psikologi 7) Kesustraan
4) Bahasa & Kamus 8) Karya Umum

4. Urutkan subjek hukum apa saja yang paling sering Bapak/Ibu gunakan di
perpustakaan MKRI mulai dari yang paling sering (1) sampai yang paling
jarang (8)?
1) Hukum Internasional
2) Hukum Tata Negara
3) Hukum Militer, Pertahanan, Veteran
4) Hukum Buruh, Hukum perburuhan
5) Hukum Pidana
6) Hukum Perdata
7) Hukum Konstitusi dan Administrasi
8) Hukum acara Perdata dan Pengadilan

5. Apakah alasan Bapak/Ibu memilih subjek hukum tersebut pada no 4


diatas?
a. Untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam penelitian
b. Untuk menyelesaikan tugas akhir kuliah (skripsi)
c. Untuk menambah ilmu pengetahuan
d. Untuk mengerjakan tugas makalah

6. Apakah jumlah exemplar koleksi di perpustakaan MKRI sudah cukup


memadai?
a. Sangat memadai c. Kurang memadai
b. Memadai d. Sangat tidak memadai

7. Bentuk informasi apa saja yang paling sering Bapak/Ibu gunakan di


perpustakaan MKRI?
a. Tercetak b. Tidak tercetak

8. Jenis koleksi tercetak apa saja yang paling sering Bapak/Ibu gunakan di
perpustakaan MKRI?
a. Buku d. Kamus
b. Majalah e. Koleksi tercetak lain:…………….
c. Surat kabar

9. Apakah alasan Bapak/Ibu menggunakan jenis koleksi tercetak pada no 8


diatas?
a. Informasinya terkini d. Sesuai kebutuhan
b. Mudah didapat e. Alasan lain:………………………
c. Informasinya lengkap

10. Jenis koleksi tidak tercetak apa saja yang paling sering Bapak/Ibu
gunakan di perpustakaan MKRI?
a. Jurnal elektronik
b. VCD/DVD
c. Kaset
d. E-book

11. Apakah alasan Bapak/Ibu menggunakan jenis koleksi tidak tercetak pada
no 10 diatas?
a. Mudah didapat
b. Sesuai kebutuhan
c. Informasinya lengkap
d. Informasinya terkini
e. Alasan lain: ………………………………………………….

12. Bagaimana cara Bapak/Ibu mencari informasi yang ada di perpustakaan


MKRI?
a. Melalui Internet
b. Melalui Katalog Perpustakaan
c. Melalui Pustakawan
d. Langsung Melalui Susunan Rak Koleksi
e. Cara lain: ……………………………………………………

13. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu secara umum tentang kelengkapan


informasi pada perpustakaan MKRI?
a. Sangat Baik (dari 5 permintaan semua terpenuhi)
b. Baik (dari 5 permintaan 4 terpenuhi)
c. Tidak Baik (dari 5 permintaan 2 terpenuhi)
d. Sangat Tidak Baik (dari 5 permintaan semua tidak terpenuhi)

14. Bagaimana menurut Bapak/Ibu secara umum tentang layanan sirkulasi


pada perpustakaan MKRI?
a. Sangat baik c. Tidak Baik
b. Baik d. Sangat Tidak Baik

15. Seberapa sering Bapak/Ibu meminjam buku di perpustakaan MKRI?


a. Sangat sering c. Kadang-kadang
b. Sering d. Tidak pernah

16. Berapa banyak Bapak/Ibu meminjam buku di perpustakaan MKRI?


a. 5 buku d. 2 buku
b. 4 buku e. 1 buku
c. 3 buku

17. Apakah jumlah peminjaman buku tersebut cukup memenuhi kebutuhan


informasi Bapak/Ibu?
a. Sangat cukup c. Kurang cukup
b. Cukup d. Sangat kurang cukup

18. Apakah lama waktu peminjaman buku di perpustakaan MKRI sudah


sesuai dengan kebutuhan informasi Anda?
a. Sangat sesuai c. Kurang Sesuai
b. Sesuai d. Sangat Kurang Sesuai

B. Sumber Daya Manusia


19. Bagaimana sikap pustakawan ketika Bapak/Ibu berkunjung ke
perpustakaan MKRI?
a. Sangat ramah c. Tidak ramah
b. Ramah d. Sangat tidak ramah

20. Bagaimana sikap pustakawan jika dibutuhkan untuk mencarikan


informasi yang diperlukan?
a. Sangat Ramah dan Sangat Responsif
b. Ramah dan Responsif
c. Kurang Ramah dan Kurang Responsif
d. Sangat Tidak Ramah dan Sangat Tidak Responsif

21. Apakah pustakawan di perpustakaan MKRI membantu Bapak/Ibu dalam


memberikan informasi yang dibutuhkan?
a. Ya c. Tidak pernah
b. Kadang-kadang

22. Apakah pustakawan di perpustakaan MKRI sudah cukup cepat dalam


menemukan informasi yang dibutuhkan oleh Bapak/Ibu?
a. Cepat (0-5 menit)
b. Kurang cepat (6-10 menit)
c. Lambat (11-15 menit)
d. Sangat lambat (16-20 menit)

23. Bagaimana pendapat Bapak/Ibu tentang layanan yang diberikan oleh


pustakawan?
a. Sangat menyenangkan c. Mengecewakan
b. Menyenangkan d. Sangat Mengecewakan

24. Bagaimana menurut Bapak/Ibu kemampuan para pustakawan?


a. Sangat terampil c. Tidak Terampil
b. Terampil d. Sangat Tidak Terampil

25. Menurut Bapak/Ibu, apakah jumlah SDM di perpustakaan MKRI sudah


memadai untuk melayani kebutuhan informasi Anda?
a. Sangat memadai c. Kurang Memadai
b. Memadai d. Sangat Kurang Memadai

C. SARAN
26. Komentar dan saran Bapak/Ibu dalam rangka untuk meningkatkan
pemanfaatan koleksi di perpustakaan Mahkamah Konstitusi RI ?
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………
Lampiran 2

Hasil Wawancara

Nama : Vidiastuti Muljono


Tema : Peta Pemanfaatan Koleksi di Perpustakaan Mahkamah Konstitusi
Republik Indonesia (MKRI)
Mahasiswa/i : Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Informan : Bapak Bisariyadi

1. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam memanfaatkan koleksi yang ada di


perpustakaan MKRI?
Jawab:
Yah cara memanfaatkannya itu karena perpustakaannya online katolognya,
jadi saya di komputer buka katalog dulu cari-cari info tentang buku terus
terdapat no panggil bukunya lalu ke perpustakaan dan minta tolong
pustakawan dalam mencari buku tersebut.

2. Apakah dengan cara seperti itu Bapak/Ibu mendapatkan informasi yang


diinginkan?
Jawab:
Iya, tapi memang ada bebarapa kadang ada beberapa buku yang tidak ketemu
mungkin itu permasalahannya permasalahan koleksi.

3. Dari kuesioner yang saya dapatkan kemarin, ternyata kebanyakan pengguna


menggunakan subjek hukum? Apa itu benar, dan bagaimana cara Bapak/Ibu
menjelaskannya?
Jawab:
Iya benar, karena memang koleksinya juga kalau dilihat perpustakaan MK
kebanyakan hukum. Aah jadi yang dicari pasti hukum, dan juga karna yang
dicari itu berkaitan dengan tugas sehari-hari yang berkaitan sama hukum yah
pasti yang dicari memang subjek hukum.

4. Tapi selain subjek hukum apakah tetap masih menggunakan subjek hukum
yang lainnya? Seberapa sering menggunakan subjek selain hukum?
Jawab:
Iya, aah dimasa-masa senggang sih kalau kerjaan lagi ga numpuk sering nyari
biografi atau kadang juga ada buku-buku tentang novel-novel yang lain.
Kalau dibilang seberapa sering aah paling bisa 3 minggu.

5. Dari kuesioner yang saya dapatkan kemarin, ternyata kebanyakan pengguna


menggunakan jenis subjek hukum internasional? Apakah itu benar, dan
bagaimana Bapak/Ibu menjelaskannya?
Jawab:
Aahh saya juga agak sedikit kaget karena yang paling banyak dicari justru
internasional, saya pikir malah tata Negara karena saya carinya hukum tata
Negara, karena itu berkaitan dengan minat saya yaitu hukum tata Negara,
kalau penjelasan mengapa tiba-tiba yang paling banyak adalah hukum
internasional menurut surveinya itu mungkin karena temen-temen disini juga
banyak yang masih kuliah dan banyak yang membahas tentang internasional
mungkin itu yah…

6. Tapi selain jenis subjek hukum internasional apakah tetap masih


menggunakan jenis subjek hukum yang lain? Seberapa sering menggunakan
jenis subjek hukum yang lain?
Jawab:
Iya benar, kalau dibilang seberapa sering ya paling dalam waktu-waktu
senggang dan sesuai dengan pembahasan dalam penelitian mungkin yah…
Hasil Wawancara

Nama : Vidiastuti Muljono


Tema : Peta Pemanfaatan Koleksi di Perpustakaan Mahkamah Konstitusi
(MKRI)
Mahasiswa/i : Jurusan Ilmu Perpustakaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Informan : Bapak Muhammad Mahrus Ali

1. Bagaimana cara Bapak/Ibu dalam memanfaatkan koleksi yang ada di


perpustakaan MKRI?
Jawab :
Yah Sesuai dengan yang kita butuhkan, bisa dianalisis, dikaji dan bisa
dilakukan semuanya itu tergantung apa yang kita butuhkan dalam peneliti.

2. Apakah dengan cara seperti itu Bapak/Ibu mendapatkan informasi yang


diinginkan?
Jawab :
Iya, kita bisa melihat artinya selama ini kebutuhan yang kita cari sudah sesuai
dengan peneliti apa belum, ya kalau pun tidak ada kita gunakan perpustakaan
lain untuk mencari kebutuhan yang sesuai dengan apa yang mau kita kaji,
analisis.

3. Dari kuesioner yang saya dapatkan kemarin, ternyata kebanyakan pengguna


menggunakan subjek hukum? Apa itu benar, dan bagaimana cara Bapak/Ibu
menjelaskannya?
Jawab :
Iya, sebetulnya memang yang paling banyak dicari memang hukum tapi juga
diluar hukum banyak selain hukum seperti politik, ekonomi dan lain-lain. Ya
tapi yang paling utamanya hampir semuanya mencari hukum. Tapi tidak
melupakan soal subjek yang lain, karena tidak hanya yang dibahas hukum
saja dalam setiap perkara banyak perkara lain yang juga dibahas dalam
peneliti walaupun muaranya memang hukum yang lebih banyak.

4. Tapi selain subjek hukum apakah tetap masih menggunakan subjek yang
lainnya? Seberapa sering menggunakan subjek selain hukum?
Jawab :
Iya tapi tidak terlalu banyak mungkin sekitar 15% dari subjek yang lain, dan
tidak melupakan selain hukum, walaupun muaranya ke hukum tapi tetap
menggunakan subjek yang lain.

5. Dari kuesioner yang saya dapatkan kemarin, ternyata kebanyakan pengguna


menggunakan jenis subjek hukum internasional? Apakah itu benar, dan
bagaimana Bapak/Ibu menjelaskannya?
Jawab :
Tidak mesti, mungkin yang berkaitan dengan internasional karena
kebanyakan dari mereka yang masih kuliah dan mengerjakan tugas. Mungkin
juga dari teman-teman lebih konsentrasi ke bidang tersebut. Saya pikir justru
yang paling banyak itu hukum konstitusi, karena kalau dilihat dari
perpustakaan MK ini kan muaranya ke konstitusi, tapi semua itu juga
tergantung dari perkara yang ada, dan sesuai dengan kebutuhan peneliti karna
setiap minggunya pun juga berbeda-beda apa yang dibahas dan kebetulan
mungkin minggu kemarin teman-teman lebih membahas hukum
internasional.

6. Tapi selain jenis subjek hukum internasional apakah tetap masih


menggunakan jenis subjek yang lain? Seberapa sering menggunakan jenis
subjek hukum yang lain?
Jawab:
Iya, karena setiap kita mau membahas perkara itu setiap orang berbeda-beda
mendapatkan perkara apa. Jadi tentu pastinya kita juga menggunakan jenis
hukum yang lainnya tidak hanya internasional, konstitusi atau sebagainya.
Lampiran 4

HASIL JAWABAN KUESIONER

No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25
1 A A C B B B A B A C B C C B C B B A A A A A B B B
2 B D C D A B B A C A D A C B D B B B A A A A A A B
3 D A D B D B A A B D D C C B D B B B A B A A B B B
4 E A C A A B A B A A B C C B A B B B A A A A B B B
5 C A C B A B B A D A A B A A A A B A A A A A B B B
6 A A C B C B A A D A B A C B C D B B A B A B B B B
7 B A B D C C A A D D B C C B D A B B A A A A B B B
8 E A C C C B A A D D B B C B D B B B A B A A B B B
9 E A D A A B A A B A B B A A D B B B A A A A A B B
10 C B C A A B B A A A D B A B A B B B A A A A A A A
11 E A C A A A A A B D B B A A D D A A A A A A A A A
12 E A B D A B A A A D C B A D A E A B A B A A A B B
13 B A C C A B A A B A D A C B D C B B A B A A B B B
14 D A D A C A A C A A A C A A C E D B A B A A A A B
15 E A C A C A A A A A A A A A D B B B A B A A B B B
16 A E C A D B A A D D C C A A C C B A A A A A A A B
17 C D B D B C A A D D B A C B B C A A A A A A A A A
18 A B C C A B A A B A B C C B D B B B A A A A A B B
19 E A D A C B B A B A A A C B C E A A B A A A B B A
20 B A C A C C A A B D B B C B D C B B A B A B B B B
21 E A C A A C A A D A D B A C C A A A A A A A A A B
22 A A B D A B A A B D B D C B C C B B A B A A B B B
23 A D C C A B A A D A D B C A C C B B A A A A A B B
24 B D D A A C A A B A B D C B C D B B A A A A A B B
25 B A C A B B A A C A B C A B D D B B A B A A B B B
26 A D C A A B B A D D B B A B D A A A A B A A A A B
27 A D B D B A A A D D B B C A C B B B A A A A A A A
28 A E C C C B A A D A B D C A C D B C A A A A B B A
29 B E D A A B A A D D B C C B C C B B A B A B B B C
30 D B C A A A A A D A A B A A D B A A A B A A B B B
GAMBAR
Perpustakaan MKRI & Barcode Meja Sirkulasi

Rak Koleksi

Rak Display Hakim MKRI Rak Koleksi Referensi

Rak Display MKRI


Rak Koleksi Regulasi Rak Hakim MKRI

Barcode Koleksi Regulasi Barcode Koleksi Referensi

Contoh Barcode Koleksi Sumbangan Dari Hakim Konstitusi

Sofa Baca Santai


Informasi & Agenda MKRI Meja Baca Kelompok

Meja Baca Individu Rak Display Majalah

Komputer OPAC Bundar & Menempel

Komputer OPAC Paralel Sofa Pertemuan Rapat


Rak Jurnal Alat Pengembalian Buku Mnadiri

Ruang Kerja Pustakawan Peluncuran Buku Hakim

Print Screen Home OPAC


Print Screen Input Data ke SIMPUS
Print Screen RIFD Tag
Print Screen Form Peminjaman

Print Screen Form Pengembalian


Lampiran 3

LAMPIRAN

BAGAN STRUKTUR ORGANISASI MKRI

Ketua
Wakil Ketua
Hakim Anggota

Sekretaris Jenderal Panitera

Biro Perencanaan Biro Pusat Penelitian Biro Humas Biro Administrasi Perkara
dan Keuangan Umum dan Pengkajian dan Protokol dan Persidangan

Bagian Bagian Bagian Bagian Bagian Bagian


kepegawaian Tata Usaha Perlengkapan Administrasi Persidangan Pelayanan
Perkara Risalah dan
Putusan
Garis Komando
Subbagian Subbagian
Persuratan Arsip dan Garis Koordinasi Kelompok
Dokumentasi Jabatan
Fungsional dan
Kepaniteraan
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Peneliti lahir di Jakarta, pada tanggal 16

November 1990, putri keenam dari Bapak

Bambang Tri Muljono dengan Ismudiati.

Peneliti bertempat tinggal di Jln. Masjid Baitul

Ula Rt 02 Rw 04 No 21 Cirendeu-Ciputat,

Tangerang Selatan Kode Pos 15419. Peneliti

menyelesaikan pendidikan dasar di Cirendeu,

Sekolah Dasar Negeri 5 Cirendeu Kota

Tangerang Selatan (tahun 2003). Kemudian, melanjutkan sekolah menengahnya

di Sekolah Madrasah Tsanawiyah Negeri 3 Jakarta Selatan (tahun 2006) dan

Sekolah Madrasah Aliyah Negeri 4 Jakarta Selatan (tahun 2009). Pada tahun 2010

peneliti melanjutkan pendidikan pada program studi (S1) Jurusan Ilmu

Perpustakaan pada Fakultas Adab dan Humaniora di Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta. Menyelesaikan kuliahnya dengan menulis skripsi

berjudul “Peta Pemanfaatan Koleksi di Perpustakaan Mahkamah Konstitusi

(MKRI)”. Peneliti pernah menjalani Praktek Kerja Lapangan di Perpustakaan

Nasional Salemba selama satu bulan pada tahun 2013. Peneliti juga aktif dalam

kegiatan organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) pada tahun 2011-

2013. Dalam organisasinya peneliti pernah menjabat sebagai Kabid Keilmuwan

dan Kabid Sosial Budaya di Komisariat Adab dan Humaniora. Dan pernah

menjabat sebagai Direktur Fasco Library di Cabang IMM Ciputat. Peneliti juga

pernah aktif dalam Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Perpustakaan pada

tahun 2011-2012.

Anda mungkin juga menyukai