Anda di halaman 1dari 5

" Grid impact study pada sistem kelistrikan Rote akibat

integrasi Grid-Forming Energy Storage"

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Sistem kelistrikan Indonesia saat ini sedang mengalami transformasi menuju sistem
yang lebih andal, berkelanjutan, dan terjangkau. Salah satu tantangan utama yang
dihadapi adalah tingginya ketergantungan pada pembangkit listrik fosil yang tidak
hanya berdampak pada emisi gas rumah kaca, tetapi juga pada fluktuasi harga bahan
bakar. Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk meningkatkan bauran energi
terbarukan dalam bauran energi nasional. Dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga
Listrik (RUPTL) 2021-2030, pemerintah menargetkan bauran energi terbarukan
mencapai 23% pada tahun 2025 dan 41% pada tahun 2030(PT. PLN (PERSERO),
2021).

Pulau Rote di Nusa Tenggara Timur merupakan contoh nyata dari daerah yang
menghadapi tantangan tersebut. Sebagai daerah yang memiliki potensi energi
terbarukan yang besar, khususnya energi surya dan angin, Pulau Rote berpeluang untuk
mengurangi ketergantungannya pada pembangkit listrik fosil. Pulau Rote di Nusa
Tenggara Timur (NTT) dianugerahi dengan potensi energi terbarukan yang berlimpah,
terutama energi surya dan angin. Rata-rata irradiance matahari di Rote mencapai 5,5
kWh/m^2 per hari, jauh di atas rata-rata nasional yang hanya 4,8 kWh/m^2 per hari.
Kecepatan angin rata-rata di Rote juga tergolong tinggi, berkisar antara 6-8 m/s, dengan
potensi energi angin mencapai 100 MW(PT. PLN (PERSERO), 2021). Pemanfaatan
energi terbarukan di Rote sejalan dengan agenda nasional transisi energi menuju sistem
energi yang lebih berkelanjutan dan ramah lingkungan. Potensi energi terbarukan di
Rote dapat membantu mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil,
meningkatkan ketahanan energi, dan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal.
Namun, energi terbarukan memiliki sifat intermiten, artinya pasokan listrik yang
dihasilkan tidak dapat diprediksi dan dapat berubah-ubah tergantung pada kondisi
cuaca. Fluktuasi energi ini berakibat pada ketidakstabilan sistem kelistrikan Pulau
Rote. Frekuensi dan tegangan listrik dapat berfluktuasi secara signifikan, yang pada
akhirnya dapat mengganggu operasional pembangkit listrik dan peralatan listrik
konsumen(Keyhani et al., 2009). Akibatnya, dapat terjadi pemadaman listrik bergilir
atau bahkan kerusakan peralatan listrik.

Untuk mengatasi tantangan tersebut, diperlukan solusi yang dapat menjaga


kestabilan dan keandalan sistem kelistrikan saat diintegrasikan dengan pembangkit
listrik berbasis energi terbarukan. Grid-Forming (GFM) energy storage merupakan
salah satu solusi yang sangat menjanjikan.GFM energy storage adalah sistem
penyimpanan energi yang mampu bekerja layaknya pembangkit listrik
konvensional(Li et al., 2024). Berbeda dengan sistem penyimpanan energi pada
umumnya yang hanya dapat mengalirkan listrik searah (DC), GFM energy storage
dapat mengalirkan listrik bolak-balik (AC) dengan karakteristik frekuensi dan tegangan
yang dapat dikendalikan(Pan et al., 2024).

.Integrasi GFM energy storage pada sistem kelistrikan Rote diharapkan dapat
membawa manfaat yang signifikan. Selain dapat menjaga kestabilan sistem kelistrikan
akibat intermittensi energi terbarukan, GFM energy storage juga dapat menyediakan
cadangan daya saat dibutuhkan(Kkuni & Yang, 2021). Hal ini penting terutama pada
saat beban listrik sedang tinggi atau ketika terjadi gangguan pada pembangkit listrik.

Namun, integrasi GFM energy storage juga perlu dipertimbangkan secara hati-hati.
Kapasitas GFM energy storage yang terlalu kecil mungkin tidak dapat memberikan
dampak yang optimal terhadap stabilitas sistem(Sengodan et al., 2020). Sebaliknya,
kapasitas GFM energy storage yang terlalu besar dapat meningkatkan biaya investasi
dan operasional sistem kelistrikan. Oleh karena itu, diperlukan penelitian yang
komprehensif untuk mengetahui dampak integrasi GFM energy storage pada sistem
kelistrikan Rote. Penelitian ini, yang berfokus pada Grid Impact Study (GIS), akan
menganalisis dampak integrasi GFM energy storage terhadap berbagai aspek sistem
kelistrikan, termasuk stabilitas frekuensi dan tegangan, kapasitas daya, serta
keekonomian sistem.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berharga kepada
PLN selaku pengelola sistem kelistrikan nasional dalam menentukan kebijakan terkait
integrasi GFM energy storage di sistem kelistrikan Rote. Selain itu, hasil penelitian
ini juga dapat menjadi referensi bagi akademisi dan peneliti lain untuk
mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi terkait integrasi GFM energy
storage pada sistem kelistrikan dengan energi terbarukan..

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian
sebagai berikut:

1. Bagaimana dampak integrasi GFM energy storage terhadap stabilitas frekuensi dan
tegangan sistem kelistrikan Rote?
2. Berapa kapasitas GFM energy storage yang optimal untuk sistem kelistrikan Rote?
3. Bagaimana pengaruh integrasi GFM energy storage terhadap keekonomian sistem
kelistrikan Rote?

1.3.Hipotesis
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka diajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Iintegrasi GFM energy storage dapat meningkatkan stabilitas frekuensi dan


tegangan sistem kelistrikan Rote.
2. Kapasitas GFM energy storage yang optimal untuk sistem kelistrikan Rote adalah
100MW
3. Integrasi GFM energy storage dapat meningkatkan keekonomian sistem kelistrikan
Rote.

1.4.Tujuan dan Manfaat


1.4.1. Tujuan
1. Menganalisis dampak integrasi GFM energy storage terhadap stabilitas frekuensi
dan tegangan sistem kelistrikan Rote.
2. Menentukan kapasitas GFM energy storage yang optimal untuk sistem kelistrikan
Rote.
3. Menganalisis pengaruh integrasi GFM energy storage terhadap keekonomian
sistem kelistrikan Rote.

1.4.2. Manfaat Penelitian


1. Hasil penelitian ini dapat membantu PLN dalam menentukan kebijakan terkait
integrasi GFM energy storage di sistem kelistrikan Rote.
2. Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada akademisi dan peneliti lain
tentang dampak integrasi GFM energy storage pada sistem kelistrikan.
3. Hasil penelitian ini dapat membantu masyarakat Rote dalam memahami manfaat
GFM energy storage bagi sistem kelistrikan di pulau mereka.
Keyhani, A., N. Marwali, M., & Dai, M. (2009). Integration of Green and Renewable
Energy in Electric Power Systems. Integration of Green and Renewable Energy
in Electric Power Systems, 1–313. https://doi.org/10.1002/9780470556771

Kkuni, K. V., & Yang, G. (2021). Effects of current limit for grid forming converters
on transient stability: analysis and solution. International Journal of Electrical
Power and Energy Systems, 158(November 2022), 109919.
https://doi.org/10.1016/j.ijepes.2024.109919

Li, C., Huang, Y., Wang, Y., Monti, A., Wang, Z., & Zhong, W. (2024). Modelling
and small signal stability for islanded microgrids with hybrid grid-forming
sources based on converters and synchronous machines. International Journal of
Electrical Power and Energy Systems, 157(November 2023), 109831.
https://doi.org/10.1016/j.ijepes.2024.109831

Pan, R., Tang, G., Wu, Y., Yang, J., & Liu, D. (2024). Hybrid synchronization based
grid forming control for photovoltaic inverter with frequency support.
International Journal of Electrical Power and Energy Systems, 157(May 2023),
109906. https://doi.org/10.1016/j.ijepes.2024.109906

PT. PLN (PERSERO). (2021). Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL)
PT PLN (Persero) 2021-2030. Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik 2021-
2030, 2019–2028.

Sengodan, T., Murugappan, M., & Misra, S. (2020). Lecture Notes in Electrical
Engineering 711 Advances in Electrical and Computer Technologies Select
Proceedings of ICAECT 2020. http://www.springer.com/series/7818

Anda mungkin juga menyukai