2
Apakah CBM itu?
• CBM adalah gas metana (CH4) yang terbentuk secara alami, bersama dengan
sejumlah kecil kandungan gas hidrokarbon dan non-hidrokarbon lainnya, yang
terkandung di dalam lapisan batubara sebagai hasil dari proses kimia dan fisika.
• Proses tersebut bermula dari material tumbuhan dan terubah dari gambut menjadi
batubara. Karena penimbunan oleh sedimen yang lebih muda, maka kedalaman,
panas, dan tekanan pada gambut akan meningkat, menyebabkan material tanaman
terubah secara kimiawi maupun fisikawi. Pengaruh panas dan tekananlah yang
merubah gambut menjadi batubara, mengeluarkan air dan kandungan zat terbang
lainnya dari persenyawaan organik dan menghimpun zat karbon.
• Seringkali CBM terbentuk pada kedalaman yang relatif dangkal dan seringkali pula
terbentuk dengan kandungan air yang tinggi dan beragam kualitasnya.
• CBM umumnya diproduksi melalui lubang bor (borehole) yang dapat membawa gas
dan air ke permukaan.
• Jika terdapat akuifer dangkal, maka akuifer dangkal tersebut harus dilindungi.
Namun, penanganan lingkungan yang signifikan serta sensitif bisa saja dibutuhkan
untuk akuifer yang lebih dalam.
3
Mengapa CBM Berbeda?
• Keberadaan
– Dangkal, tersebar luas, tekanan rendah
• Teknologi
– Dimungkinkannya penggunaan completion designs
sederhana
– Ukuran rig (well bore) relatif kecil
– Fasilitas permukaan yang sederhana: ESP (electrical
submersible pump) – free water knock-out dan
(kemungkinan) water compression
• Dekatnya target pasar
• Small volumes possible, modular design
4
Batubara itu sendiri berbeda-beda!
5
BASIC FACTS
• COAL is not just a BLACK ROCK!
• Coal quality varies
– Vertically within a seam
– Laterally across a seam
– Between different seams
• WHY?
– Different starting ingredients (composition)
• plants, water, mineral matter GRADE
– Different levels of decay of plant ingredients
in the peat mire
• death, decay, humification
– Different ranks (thermal maturity or
TYPE
coalification)
• heat, pressure, time
RANK
6
END MEMBER COAL TYPES
GAS
8
GAS-IN-PLACE RELATED TO COAL RANK
Thermally Derived
Methane
Biogenic Methane
9
Modified from Hunt(1979)
Death and drowning
BIG TREES
0
LITHOTYPE
100
PROFILES
BLASTHOLE STEMMING
200
300
SUBDIVIDED INTO
MAPPABLE “PLIES” OR
LITTLE TREES
400
PLY 1
“BENCHES”
CHARGE
500
PLY 2
•THESE PLIES WILL HAVE
600
DIFFERENT
PLY3
700
•BANDING TEXTURE
800 •COMPOSITION
BIG TREES
900
•QUALITY
•FRACTURE & CLEAT
PLY 4
1000
RAMP 27 LD CORE
•STRENGTH
•PERMEABILITY
•RESERVOIR BEHAVIOUR
10
Flooding or air fall tuff events=stone bands
Desorpsi dari Lapisan Batubara
G a llo n s o f W a te r / M in u te
160 8
rekahan-rekahan yang ada.
MC F of C B M / D ay
140 7
120
CBM
6 • Bersamaan dengan turunnya
100 5 laju alir dari air – maka produksi
80 4
Water gas awal akan meningkat.
60 3
40 2 • Namun, dibutuhkan
20 1 pengelolaan dalam proses
0 0
pengurangan air…
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Ye a rs o f O p e ra tio n
11
Perbandingan karakteristik reservoar CBM
dengan gas konvensional (1)
Karakteristik Konvensional GMB
Gas terbentuk di batuan sumber
Gas terbentuk dan terperangkap di
Pembentukan Gas kemudian bermigrasi menuju
dalam batubara
reservoar
Mekanisme
Kompresi Penyerapan
Penyimpanan Gas
12
Concept Models
Vm
• Diffusion (Ficks Law) qm =
(C − C ( p))
C 1
=−
2
Sf
t (C − Cm ) =
8D
• Desorption (Langmuir Vl P
C =
Law) Pl + P
13
Modulus Young
14
Perbandingan karakteristik reservoar CBM
dengan gas konvensional (2)
• Tidak seperti reservoar konvensional seperti batupasir dan batugamping,
batubara memiliki porositas rendah (jarak antar pori yang tersedia bagi gas
untuk terakumulasi) dan permeabilitas rendah (kemampuan gas untuk
mengalir keluar dari reservoar).
• Rekahan pada lapisan batubara umumnya dipenuhi air. Sebagian besar gas
metana diserap kedalam batubara dan akan mulai bermigrasi menuju
sumur bor setelah air dikeluarkan.
• Batubara juga bersifat lunak dan akan memadat setelah air dan gas
dikeluarkan.
• Pada akhirnya, batubara akan menyusut dan merubah permeabilitasnya.
• Semua hal ini menjadikan kegiatan memproduksi CBM merupakan sebuah
prosedur yang kompleks dan para insinyur harus secara berhati-hati
menganalisa reservoar untuk memaksimalkan produksi.
• Kandungan gas dan air yang dapat diproduksi selanjutnya, bergantung
kepada jarak antara sumur, perekahan buatan (artificial fracturing) dan
kejenuhan air (water saturation).
• Deliverability forecasting methods digunakan untuk menentukan tingkat air
dan gas terhadap usia sumur dan seorang insinyur dapat menentukan jarak
pemboran optimal (optimal drilling spacing). Metode ini juga membantu
dalam menentukan kebutuhan akan optimum compressor, jalur pipa dan
pompa.
15
Metode Completion CBM (1)
16
Segi Ekonomis CBM dibandingkan
dengan minyak dan gas bumi
17
Agenda
18
CBM Resource Estimates
Resources /
TCF
Total 5900
20
Development of a CBM Industry
USA Queensland
Sumber OCA 22
water filled cleats
23
Difference in Production Mechanism
Conventional CBM
water
gas
oil
water
gas
adsorbed
Free gas & resolved
Desorption-diffusion-permeability
permeation
Gas production obstacled by water
Gas production driven by water
24
Production Comparison
Producing Rate
Pressure
Sandstone
Producing Rate
Pressure
Coal
Producing Time
25
Desorpsi dari Lapisan Batubara
G a llo n s o f W a te r / M in u te
160 8
mikropori menuju cleat dan
MC F of C B M / D ay
140 7
120
CBM
6
rekahan-rekahan yang ada.
100 5 • Bersamaan dengan turunnya
80 Water 4
laju alir dari air – maka produksi
60 3
40 2
gas awal akan meningkat.
20 1 • Namun, dibutuhkan
0 0 pengelolaan dalam proses
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
Ye a rs o f O p e ra tio n
pengurangan air
26
Agenda
27
Arrow Energy NL
28
Tentang Arrow Energy
• Lebih dari 4.7 TCF cadangan terjamin dan > 25 TCF total
sumberdaya
• Pelopor teknologi pemboran Surface to In-seam dan gravel packed /
under-reamed completions
• Tingkat kesuksesan pengeboran eksplorasi CBM +/- 90%
29
30
Produksi CBM Arrow
• Dalam periode 12 bulan hingga 30 Juni 2007, total gas
yang diproduksi (net to Arrow) sebesar 10.4 PJ atau 9.7
BCF
• Produksi gas (net to Arrow) sekarang sebesar 37.3
TJ/hari (34.8 mmcfd) atau 12.7 BCF per tahun.
• Arrow merupakan operator untuk total 18.565 PJ atau
17.3 BCF dalam 12 bulan tersebut.
• Seluruh lapangan yang dikerjakan oleh Arrow sekarang
memproduksi gas sebesar 68 mmcfd.
• Target Arrow adalah 60 PJ (56 BCF) pa net to Arrow
pada akhir 2010
31
Arrow Energy – Pemegang tenement CBM terdepan
Area 1P 2P 3P
(BCF) (BCF) (BCF)
32
Profil Target Produksi
60
50
40
PJ p.a.
30
20
10
0
FY 2007 FY 2008 FY 2009 FY 2010 FY 2011
Moranbah Gas Project - Enertrade Moranbah Gas Project - Ergon Dyno Nobel
Industrial Loads Kogan Tipton A
Tipton B Daandine Daandine Expansion
Daandine Expansion 2 Meenawarra / Dundee
33
Tahap Pengembangan CBM
SUMBERDAYA CADANGAN
34
WAKTU
Arrow Under-reamed Completion
High Perm, Dangkal, Berbiaya Rendah
Well Diagram
• Digunakan untuk proses
Ground Level
completion pada Cekungan
Surat
Surface Casing:
273.1mm OD 6.4mm WT API5L
Hole Size: 12 1/4" • Dapat mencapai 5 seam
• Kisaran kedalaman 250 –
500m
• Permabilitas 20-500 mD
Liner to Surface
• Kandungan gas 5-8 m3/ton
• Pengeboran,
penyempurnaan dan
Top of Production Zone pelengkapan membutuhkan
$250 juta
• Kecepatan alir rata-rata 350
MCFD
Slotted Casing:
168.3mm OD 6.4mm WT API5L w/2.5mm Slots
Hole Size: 9 7/8" Underreamed to 16" over coals
• Kecepatan maksimum
mendekati 1 MMCFD
Tubing:
2 7/8" J55 EUE 6.5 #/FT
• Lebih dari 140 sumur telah
dibor
35
PC Pump
TD
36
Arrow Energy in the Surat Basin
ATP 676
Projects & Infrastructure Vision
Kogan North
Daandine
Dalby Power Ergon
Bramer Power Dalby
ERM/Babcock&Bro
wn Key:
Daandine Power
Arrow
Roma to Brisbane
Pipeline
ATP 790 Gas Field
Tipton West
ATP
Millmerran
50 km 37
Development Drilling
38
Typical Field
Development
39
Skema Pengembangan Kogan North
40
Well Completions in Surat Basin
Surat Basin
42
Typical Well Performance
CH4 Pty. Ltd. Grosvenor Field
Borehole GR#5 CH4 Production Water Flow
Pore Pressure
0 1000
40
0
30 500
0
20
0
0
10
-500
0
43
Class A Well
44
Proyek CBM Moranbah
• Menghasilkan 45 MMCFD
untuk pembangkit listrik
• Sebanyak 80 sumur
surface to in-seam telah
berproduksi
• Dibangun jalur pipa
sepanjang 350 KM menuju
pengguna terakhir
• Mendapatkan
Penghargaan Queensland
“Smart State” dalam hal
penggunaan teknologi
• Lapangan GMB terdepan
di Australia
45
Koordinasi dengan
Perusahaan-perusahaan Batubara
46
Layout Lapangan Gas Moranbah
47
Pengeboran Surface to In-Seam
di Moranbah
• Digunakan untuk proses
completion pada
Cekungan Bown
• Mencapai 2 seam
• 2 -4 lateral
menghubungkan tiap
vertikal
• Kedalaman 400-500m
• Permabilitas 10-30 mD
• Kandungan gas 5-8 m3/ton
• Pengeboran,
penyempurnaan dan
pelengkapan
membutuhkan $1mm
• Kecepatan alir rata-rata
850 MCFD
• Kecepatan maksimum
mendekati 3 MMCFD
• Lebih dari 80 sumur telah
dibor 48
Drilling for Surface to In-Seam Wells
– Designed with medium radius
smooth entry into the coal.
– Bisa satu atau lebih dari satu
sumur in-seam per sumur
vertikal.
– Panjang sumur In-seam
mencapai 4000 kaki.
– Banyak pola sumur berbeda
dapat dimungkinkan, spt: paralel,
chevron, bintang.
– Metode pemboran baik untuk
situasi under-balanced atau
over-balanced.
– Tiang rig di atur pada sudut
masuk penting (necessary entry
angle) – (50° sampai 90° dari
horisontal)
– Sudut pembengkokan sebesar
7° per 100 kaki,
– Perpotongan dengan sumur
vertikal dilakukan menggunakan
alat penunjuk magnetik
49
(magnetic guidance tool).
- Water Disposal -
Forced Evaporation - Pilot testing phase
50
Fasilitas-fasilitas – Sesuai untuk tujuan
kegunaannya namun potensial untuk ekspansi
3
1
6,6a
8,8a
9 Legenda
1 –Inlet from Kogan North Gas Field
4,4a
2 – Plant inlet water knockout
4,4a 3 – Vent
4 – Compressor Skid Package
4,4a 4a – Drained Bund
5 – Lube Oil and TEG Coalescer Skid
5a – Drained Bund
3 6 – Waste Separation & Storage
5,5a 6a – Containment Bund
7 – TEG Dehydration Package
7,7a
7a – Drained Bund
8 – Waste water sump & pump
8a – Containment Bund
9 – Site Amenities
10 – Tie-in point to RBP 51
10
Compressors
52
Pembuangan Air
- Beberapa Pilihan
• Coal Washing
• Feedlots
• Construction
• Cooling
• Reverse Osmosis
• Forced / Static Evaporation
53
Pembuangan Air
- Forced Evaporation
54
Pembuangan Air
- Reverse Osmosis
Membran
Filter Reverse
Feedstock Awal Osmosis
Residu
55
56
57
Kerangka Waktu Proyek - Queensland
• Laju proyek pengembangan bisa berjalan cepat.
• Aktifitas eksplorasi termasuk :
– Melakukan pemboran eksplorasi dengan lubang-lubang bor
yang saling berjarak jauh (widely spaced exploration boreholes)
untuk menentukan kedalaman batubara; serta kualitas &
ketebalan batubara.
– Melakukan pemboran cored holes untuk menetapkan
kandungan gas, saturasi serta permeabilitas dari lapisan
batubara;
– Memprioritaskan suatu area sebagai Lapangan Utama (Pilot
Field); memastikan teknik pemboran yang diharapkan dan
tingkat produksi (3 bulan).
– Memastikan cadangan CBM; studi pendahuluan mengenai
pemasaran.
• Jangka waktu eksplorasi antara 2 sampai 4 tahun, tergantung pada
kondisi geologi
58
Kerangka Waktu Proyek - Queensland
59
Agenda
60
How Will Indonesia’s CBM Industry
Develop?
61
INDONESIAN CBM POTENTIAL
63
Indonesia’s CBM Future
• Indonesia has:
– Lots of coal at CBM feasible depths
– A growing need for domestic gas
– A highly experienced government and
regulatory system with respect to the Oil and
Gas Industry
– A willingness and imperative to “make CBM
happen”
• With the right approach and right players
Indonesia can have a vibrant CBM Industry
64
Hal yang membantu atau menghentikan
pengembangan CBM di Indonesia
MENDUKUNG MEMBATASI
•PEDOMAN PERATURAN TIDAK
•PERATURAN YANG JELAS JELAS
•PROSEDUR PERIZINAN YANG •PROSES PERSETUJUAN
JELAS BERKEPANJANGAN & TIDAK PASTI
•INSENTIF FISKAL & LAINNYA •TIDAK MAMPU SECARA EFEKTIF
•PROMOSI PEMERINTAH MENYEIMBANGKAN MINAT ANTARA
•PENGHARGAAN BAGI “FIRST BATUBARA v MIGAS
MOVERS” •BIAYA PERIZINAN & BIAYA MASUK
LAINNYA TERLALU TINGGI
66