Anda di halaman 1dari 26

,.

FRAKSIPARTAIGERINDRA
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
Sekretariat: MPR/DPR-RI Nusantara I Lantai 17, JI. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta 10270
Telp. (021) 5755624, 5755627, 5755628 Fax. (021) 5755623

PENDAPAT AKHIR
*
GERINDRA
GERAKAN INDONESIA RAYA

FRAKSI PARTAI GERINDRA


TERHADAP RUU TENTANG PERKEBUNAN

Dibacakan Oleh : Agung Jelantik Sanjaya


Anggota DPR RI No : A-39

Assalamu'alaikum Wr. Wb.,


Salam sejahtera untuk kita semua,

Yang terhormat Saudara Pimpinan Rapat Kerja Komisi IV DPR RI


Yang terhormat Menteri Pertanlan RI beserta jajarannya
Yang terhormat Menteri Dalam Negeri RI beserta jajarannya
Yang terhormat Menteri Perindustrian RI beserta jajarannya
Yang terhormat Menteri Kehutanan RI beserta jajarannya
Yang terhormat Menteri Hukum dan HAM RI beserta jajarannya
Yang terhormat Para Anggota DPR-RI dan Hadirin yang kami muliakan,

Mengawali pendapat akhir fraksi ini, marilah kita senantiasa mengucapkan puji
dan syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan limpahan rahmat, ridho
dan hidayah-Nya sehingga kita dapat mengikuti Rapat Kerja ini dalam keadaan
sehat, sejahtera lahir dan batin.

Selanjutnya, perkenankanlah kami, Fraksi Partai GERINDRA menyampaikan


pendapat akhir mengenai RUU Tentang Perkebunan.

Tujuan RUU Tentang Perkebunan adalah untuk menjawab semua tantangan


yang ada dalam bidang perkebunan. Sebagai salah satu bentuk pengelolaan
sumber daya alam, perkebunan perlu dilakukan secara terencana, terbuka,
terpadu, profesional, serta bertanggung jawab. RUU Perkebunan memiliki

1
peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kemakmuran dan
kesejahteraan serta pemenuhan kebutuhan konsumsi bahan baku industri
dalam negeri.

Untuk mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara berkeadilan,


maka perkebunan perlu dijamin keberlanjutannya serta ditingkatkan fungsi dan
peranannya. RUU ini diharapkan dapat mengatur penyelesaian konflik lahan,
penghormatan hak-hak masyarakat hukum adat, prosedur perizinan,
pengaturan sanksi baik pidana maupun administratif, kewajiban membangun
sarana dan prasarana perkebunan, pemanfaatan sistem informasi, pembatasan
terhadap kepemilikan pelaku usaha perkebunan, serta pembatasan investasi
asing.

Saudara Pimpinan Sidang, Menteri Pertanian RI, Menteri Dalam Negeri RI,
Menteri Perindustrian RI, Menteri Kehutanan RI, Menteri Hukum dan HAM
RI dan Para Anggota Dewan Yang Kami Mu/iakan,

Dalam rangka pembahasan RUU Tentang Perkebunan, Fraksi Partai


GERINDRA perlu menegaskan kembali beberapa hal pokok, sebagai berikut:

1. RUU Perkebunan harus berpihak kepada petani kecil melalui


pengaturan secara tegas terhadap pemberdayaan pekebun. Hal ini
sangat panting mengingat petani pekebun di Indonesia pada umumnya
masih jauh tingkat kesejahteraannya. Kedudukan pekebun harus
mendapatkan perhatian lebih serius mengingat konflik perkebunan
selama ini, umumnya terjadi antara pekebun dengan perusahaan
perkebunan. Salah satu strategi yang dapat ditempuh adalah
memberikan advokasi kepada pekebun dengan memberikan data dan
informasi yang memadai sebelum melakukan penjanjian kerja sama
atau transaksi dengan pihak perusahaan perkebunan. Pengembangan
sumber daya manusia perkebunan harus dilaksanakan melalui
peningkatan kualitas pendidikan dan pelatihan, penyuluhan, dan
berbagai metode pengembangan lainnya untuk meningkatkan
keterampilan, profesionalisme, kemandirian, dan dedikasi.

2
2. RUU Perkebunan harus mengatur secara tegas mengenai pembatasan
investasi asing untuk melindungi perkebunan masyarakat. RUU ini tidak
boleh pro Penanaman Modal Asing (PMA) untuk subsektor perkebunan
pada umumnya. lnvestasi asing, seyogyanya dilakukan pada sektor hilir
perkebunan saja untuk memproteksi perkebunan masyarakat. Hal ini
mengingat amanat konstitusi sebagaimana disebutkan dalam Pasal 33
ayat (3) UUD 1945 di mana bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Dalam konteks ini,
pemerintah harus mengutamakan penanaman modal dalam negeri.
3. Kemitraan usaha yang dilakukan perusahaan perkebunan harus
didasarkan pada prinsip saling menguntungkan, saling menghargai,
saling bertanggung jawab, serta saling memperkuat dan saling
ketergantungan dengan pekebun, karyawan, dan masyarakat sekitar
perkebunan. Kemitraan usaha perkebunan dapat dilakukan dengan
pola penyediaan sarana produksi; produksi, pengolahan dan
pemasaran, kepemilikan saham, dan jasa pendukung lainnya. Hal ini
sangat penting untuk menciptakan usaha perkebunan yang dapat
meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, penerimaan
devisa negara, penyediaan lapangan kerja, perolehan nilai tambah dan
daya saing, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan
baku industri dalam negeri serta optimalisasi pengelolaan sumber daya
alam secara berkelanjutan.

Saudara Pimpinan Sidang dan Rekan-Rekan Yang Kami Hormati.

Berdasarkan pandangan dan catatan di atas, dengan mengucapkan


Bismillahirrahmannirrohim, Fraksi Partai GERINDRA menyatakan Menyetujui
Terhadap RUU Tentang Perkebunan, untuk dilanjutkan pembahasannya pada
Pembicaraan Tingkat II Pembahasan RUU Tentang Perkebunan.

Dalam kesempatan ini, izinkan kami atas nama Fraksi Partai GERINDRA
menyampaikan ucapan terima kasih, kepada seluruh fraksi, para Menteri yang

3

- .

mewakili Pemerintah beserta jajarannya atas kerjasamanya dalam rapat-rapat


pembahasan RUU ini.

Demikian pendapat akhir Fraksi Partai GERINDRA, semoga Tuhan Yang Maha
Esa senantiasa memberikan perlindungan dan kekuatan kepada kita, sehingga
kita semua selalu dapat menjalankan tugas-tugas konstitusional dengan sebaik-
baiknya.

Billahittaufiq wal Hidayah,


Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 26 September 2014

PIM Pl NAN
FRAKSI PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA
DEWAN PERWAKILAN=Mll(YAT REPUBLIK INDONESIA
Sekretaris,

Edhy Prabowo.MM.MBA
No. Anggota A - 19

4
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA 2009 •2014
FRAKSI PARTAI DEMOKRAT .
Sekretariat: Gedung MPR I DPR - RI, Nusantara I, Lantai IX Ruang : 0920
JI. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta 10270 Telp. (021) 575 5153, Fax. {021) 575 5154, 575 5134

PENDAPAT MINI FRAKSI PARTAI DEMOKRAT DPR RI


TERHADAP
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
TENTANG
PERUBAHAN ATAS UNDANG·UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2004
TENTANG
PERKEBUNAN

Juru Bicara : Drs. Jafar Nainggolan, MM


Nomor Anggota : 423

Assa/amu'alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh,


Salam Sejahtera bagi kita semua.

Yth. Pimpinan Komisi IV DPR RI;


Yth. Saudara Menteri Pertanian RI beserta jajarannya;
Yth. Saudara Menteri Dalam Negeri RI beserta jajarannya;
Yth. Saudara Menteri Perindustrian RI beserta jajarannya;
Yth. Saudara Menteri Kehutanan RI beserta jajarannya;
Yth. Saudara Menteri Hukum dan HAM RI beserta jajarannya;
Yth. Para Anggota Komisi IV DPR RI, dan hadirin yang kami muliakan.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kita dapat mengemban amanat rakyat dan
menjalankan tugas konstitusional sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia untuk menyampaikan Pendapat Mini Fraksi-Fraksi terhadap Rancangan
1
Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004
tentang Perkebunan pada Rapat Kerja kita hari ini.

Fraksi Partai Demokrat DPR RI senantiasa mendukung upaya penyusunan suatu


peraturan perundang-undangan yang berkualitas sebagai salah satu pelaksanaan fungsi
legislasi DPR RI, sebagaimana ditegaskan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 pada Pasal 22A.

Sdr. Pimpinan, Sdr. Menteri dan para Anggota Komisi IV DPR RI yang kami hormati.

Perkenankan terlebih dahulu kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih


kepada Pimpinan dan Anggota Panitia Kerja Rancangan Undang-Undang tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan dan
Anggota Komisi IV DPR RI yang telah mencurahkan waktu, tenaga dan pemikiran dalam
pembahasan RUU dari awal hingga hari ini.

Kami juga menyampaikan penghargaan kepada Pemerintah atas kerja samanya


selama ini, sehingga seluruh pembahasan RUU ini dapat berjalan dengan baik.

Sdr. Pimpinan, Sdr. Menteri dan para Anggota Komisi IV DPR RI yang kami hormati.

Amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 33


ayat (3) menyatakan bahwa: Bumi, air, dan kekayaan a/am yang terkandung di da/amnya
dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Negara memiliki wewenang untuk mengatur dan menyelenggarakan peruntukan,
penggunaan, persediaan dan pemeliharaan bumi, air dan angkasa. Serta menentukan dan
mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dengan bumi, air dan angkasa.

Di dalam perekonomian Indonesia, subsektor perkebunan memiliki peranan penting


dan strategis. Subsektor perkebunan saat ini diatur dengan UU Nomor 18 Tahun 2004

2
tentang Perkebunan. Berdasarkan Putusan MK No. 55/PUU-Vlll/2010, rumusan norma
yang terkandung pada Pasal 21 dan Pasal 47 dinyatakan bertentangan dengan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan tidak memiliki kekuatan hukum
mengikat. lmplikasi Putusan MK tersebut adalah perlunya pengaturan lebih terperinci dan
spesifik mengenai kategori tindakan "merusak" yang dilarang dilakukan di lahan
perkebunan, yang mana dibutuhkan untuk melindungi kepastian berusaha bagi pelaku
usaha perkebunan dan memudahkan dalam penegakan hukum RUU ini.

Perubahan UU Perkebunan juga sangat mendesak dan dibutuhkan untuk menjawab


aspirasi pemenuhan hukum di dalam masyarakat. Hal-hal yang akan menjadi materi
perubahan UU Perkebunan adalah mengenai paradigma UU Perkebunan yang lebih
banyak melindungi dan memberdayakan pekebun, penanganan konflik sengketa lahan
perkebunan, kepemilikan modal asing, kewajiban membangun dan menyiapkan sarana dan
prasarana perkebunan, perizinan, hak atas tanah perkebunan, sistem informasi, hak dan
kewajiban, sanksi administratif dan sanksi bagi pejabat.

Perubahan atas UU Perkebunan diharapkan dapat menjadi aturan di bidang


perkebunan yang semakin komprehensif dengan mengatur secara berimbang dan
proporsional berbagai pihak terkait di dalam perkebunan, yaitu: pemerintah, pelaku usaha,
masyarakat dan pekebun.

Sdr. Pimpinan, Sdr. Menteri dan para Anggota Komisi IV DPR RI yang kami hormati.

Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor


18 Tahun 2004 tentang Perkebunan adalah Rancangan Undang-Undang lnisiatif
Komisi IV DPR RI. Proses pembahasan Rancangan Undang-Undang ini telah melibatkan
para stakeholder (kelompok pemangku kepentingan) dengan memberikan saran dan
masukan untuk penyempurnaan isi Rancangan Undang-Undang.

3
Fraksi Partai Demokrat dengan ini menyatakan menerima dan menyetujui agar
Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18
Tahun 2004 tentang Perkebunan dapat dilanjutkan ke pembahasan tingkat 11 / Rapat
Paripurna DPR RI.

Demikian Pendapat Mini Fraksi Partai Demokrat DPR RI dalam Rapat Kerja Komisi IV
DPR RI hari ini, semoga Allah SWT - Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan
ridho-Nya kepada kita semua.

Wabillahi Taufiq wal Hidayah,


Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Salam Sejahtera bagi kita semua.

Jakarta, 26 September 2014


PIMPINAN FRAKSI PARTAI DEMOKRAT
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

~t~
Ketua,

H. Teuku Riefky Harsya


Nomor Anggota 413

4
Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004
tentang Perkebunan pada Rapat Kerja kita hari ini.

Fraksi Partai Demokrat DPR RI senantiasa mendukung upaya penyusunan suatu


peraturan perundang-undangan yang berkualitas sebagai salah satu pelaksanaan fungsi
legislasi DPR RI, sebagaimana ditegaskan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945 pada Pasal 22A.

Sdr. Pimpinan, Sdr. Menteri dan para Anggota Komisi IV DPR RI yang kami hormati.

Perkenankan terlebih dahulu kami menyampaikan penghargaan dan terima kasih


kepada Pimpinan dan Anggota Panitia Kerja Rancangan Undang-Undang tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan dan
Anggota Komisi IV DPR RI yang telah mencurahkan waktu, tenaga dan pemikiran dalam
pembahasan RUU dari awal hingga hari ini.

Kami juga menyampaikan penghargaan kepada Pemerintah atas kerja samanya


selama ini, sehingga seluruh pembahasan RUU ini dapat berjalan dengan baik.

Sdr. Pimpinan, Sdr. Menteri dan para Anggota Komisi IV DPR RI yang kami hormati.

Amanat Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 33


ayat (3) menyatakan bahwa: Bumi, air, dan kekayaan a/am yang terkandung di dalamnya
dikuasai o/eh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Negara memiliki wewenang untuk mengatur dan menyelenggarakan peruntukan,
penggunaan, persediaan dan pemeliharaan bumi, air dan angkasa. Serta menentukan dan
mengatur hubungan-hubungan hukum antara orang-orang dengan bumi, air dan angkasa.

Di dalam perekonomian Indonesia, subsektor perkebunan memiliki peranan penting


dan strategis. Subsektor perkebunan saat ini diatur dengan UU Nomor 18 Tahun 2004

2
• fl

tentang Perkebunan. Berdasarkan Putusan MK No. 55/PUU-Vlll/2010, rumusan norma


yang terkandung pada Pasal 21 dan Pasal 47 dinyatakan bertentangan dengan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan tidak memiliki kekuatan hukum
mengikat. lmplikasi Putusan MK tersebut adalah perlunya pengaturan lebih terperinci dan
spesifik mengenai kategori tindakan "merusak" yang dilarang dilakukan di lahan
perkebunan, yang mana dibutuhkan untuk melindungi kepastian berusaha bagi pelaku
usaha perkebunan dan memudahkan dalam penegakan hukum RUU ini.

Perubahan UU Perkebunan juga sangat mendesak dan dibutuhkan untuk menjawab


aspirasi pemenuhan hukum di dalam masyarakat. Hal-hal yang akan menjadi materi
perubahan UU Perkebunan adalah mengenai paradigma UU Perkebunan yang lebih
banyak melindungi dan memberdayakan pekebun, penanganan konflik sengketa lahan
perkebunan, kepemilikan modal asing, kewajiban membangun dan menyiapkan sarana dan
prasarana perkebunan, perizinan, hak atas tanah perkebunan, sistem informasi, hak dan
kewajiban, sanksi administratif dan sanksi bagi pejabat.

Perubahan atas UU Perkebunan diharapkan dapat menjadi aturan di bidang


perkebunan yang semakin komprehensif dengan mengatur secara berimbang dan
proporsional berbagai pihak terkait di dalam perkebunan, yaitu: pemerintah, pelaku usaha,
masyarakat dan pekebun.

Sdr. Pimpinan, Sdr. Menteri dan para Anggota Komisi IV DPR RI yang kami hormati.

Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor


18 Tahun 2004 tentang Perkebunan adalah Rancangan Undang-Undang lnisiatif
Komisi IV DPR RI. Proses pembahasan Rancangan Undang-Undang ini telah melibatkan
para stakeholder (kelompok pemangku kepentingan) dengan memberikan saran dan
masukan untuk penyempurnaan isi Rancangan Undang-Undang.

3
' '

Fraksi Partai Demokrat dengan ini menyatakan menerima dan menyetujui agar
Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18
Tahun 2004 tentang Perkebunan dapat dilanjutkan ke pembahasan tingkat II / Rapat
Paripurna DPR RI.

Demikian Pendapat Mini Fraksi Partai Demokrat DPR RI dalam Rapat Kerja Komisi IV
DPR RI hari ini, semoga Allah SWT - Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan
ridho-Nya kepada kita semua.

Wabil/ahi Taufiq wal Hidayah,


Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Salam Sejahtera bagi kita semua.

Jakarta, 26 September 2014


PIMPINAN FRAKSI PARTAI DEMOKRAT
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Ketua,

4
,~: .
' '

PANDANGAN MINI
FRAKSI PARTAI GOLONGAN KARYA
DEWANPERWAKILANRAKYATREPUBLIKINDONESIA
PEMBAHASAN
UNDANG-UNDANGTENTANGPERKEBUNAN

Dibacakan Oleh .H) --wrrT r:-Wl' ~ArJtJf'IO 5!,,f'


Anggota DPR RI A 2-17
Yang Terhormat Pimpinan DPR RI,
Yang Terhormat Para Anggota DPR RI,
Hadirin yang ka,mi hormati,

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakiltuh,


Salam Sejahtera untuk kita semua.

Pada kesempatan yang berbahagia ini, perkenankanlah kami mengajak hadirin


sekalian untuk memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha
Kuasa yang telah memberikan limpahan rahmat dan hidayah-Nya kepada kita semua,
sehingga kita dapat mengikuti rapat pada hari ini, untuk menyampaikan Pandangan fraksi
yang merupakan tahapan penting dari pembahasan RUU tentang Perkebunan.

Para Hadirin yang ka,mi hormati,

Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalam wilayah Negara
Republik Indonesia merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk dimanfaatkan dan
)

dipergunakan bagi sebesar-besar kemakmuran dan kesejahteraan rakyat Indonesia


' '

sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia


Tahun 1945. Dan perkebunan merupakan salah satu sektor yang ~elah berperan penting
dalam perekonomian nasional dan memiliki potensi besar dalam pembangunan
perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat
secara berkeadilan. FPG DPR RI memandang bahwa Undang-Undang Nomor 18 Tahun
2004 tentang Perkebunan sudah tidak sesuai dengan dinamika dan kebutuhan hukum
masyarakat, sehingga penyelenggaraan perkebunan belum mampu memberikan hasil
yang optimal, dan kurang mendukung peningkatan nilai tambah, sehingga perlu diganti.

Pimpinan Rapat dan Hadirin sekalian yang berbahagia


Untuk itu, FPG DPR RI memandang bahwa revisi terhadap UU Perkebunan
mempunyai peranan penting dan strategis dalam pembangunan nasional, terutama dalam
meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, penerimaan devisa negara,
penyediaan lapangan kerja, perolehan nilai tambah dan daya saing, pemenuhan
kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan baku industri dalam negeri, serta optimalisasi
Sumber Daya Alam secara berkelanjutan.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka FPG DPR RI perlu menyampaikan


pandangan terhadap UU tentang Perkebunan. Pandangan tersebut antara lain:
1. Terkait dengan pemberdayaan masyarakat, FPG DPR mendorong agar
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah berkewajiban memfasilitasi
pemberdayaan petani kebun, kelompok petani, koperasi, serta asosiasi pekebun,
untuk mengembangkan usaha agribisnis perkebunan. Hal ini perlu dilakukan
untuk mencegah konflik sengketa lahan perkebunan yang sering terjadi
2. Selain itu, FPG DPR mendorong agar Pengembangan perkebunan
diselenggarakan secara berkelanjutan dengan memperhatikan aspek ekonomi,
sosial budaya dan ekologi serta hams memenuhi prinsip dan kriteria
pembangunan perkebunan berkelanjutan. Selain itu perlunya pemberian sanksi
yang tegas terhadap pelanggaran pengembangan perkebunan termasuk
keterlibatan oknum pejabat.

..... -----
lJ'
'
""'·
Pimpinan dan Anggota DPR RI yang berbahagia
Fraksi Partai GOLKAR DPR RI berharap Undang - Undang tersebut mampu
menciptakan kepastian hukum terhadap Pengelolaan perkebunan yang dapat digunakan
untuk kesejahteraan rakyat. Berdasarkan berbagai pertimbangan di atas, maka dengan ini
FPG DPR RI menyatakan menyetujui RUU tentang Perkebunan untuk menjadi
Undang - Undang dan dilanjutkan ke Rapat Paripurna DPR. Demikian pandangan
PPG DPR RI ini disampaikan, semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa selalu
melimpahkan ridho-Nya kepada kita bersama dalam menunaikan tugas pengabdian
kepada bangsa dan negara

Wabillahitauflq Walhidayah.
Wassalamualaikum Wr. Wb.

Jakarta, 26 September 2014

KOMISI IV FRAKSI PARTAI GOLONGAN KARYA


DEWANPERWAKILANRAKYATREPUBLIKINDONESIA

Firman Subagyo Hardisoesilo


Ketua Sekretaris
...

FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
Sekretariat: MPR / DPR- RI, Nusantara I, Lantai VII, Ruang 709, JI. Jend. Gatot Subroto, Jakarta 10270
it (021) 575 6187, 575 6189, 575 6363, Fax. 575 6188

PENDAPAT MINI
FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN
TERHADAP
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
TENTANG
PERKEBUNAN SEBAGAI REVISI DARI
UNDANG UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2004

Disampaikan oleh : Ir. H. Marsanto M.S

Nomor Anggota : AA - 390

Assalamu'alaikum waramatullahi wabarakatuh,


Salam sejahtera bagi kita sekalian,
Om Swasti astu,
Merdeka !!!

Yang terhormat Saudara Pimpinan Komisi IV dan Anggota DPR RI,


Yang terhormat saudara Menteri Pertanian RI, hadirin yang Kami muliakan

Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena anugerah,
rahmat dan kasih-Nyalah, kita dapat menyelesaikan tugas konstitusional kita yakni
membahas dan mengesahkan Rancangan Undang Undang yang menjadi norma dan
aturan dalam praktik pengelolaan perkebunan di Indonesia. Rancangan Undang Undang
tentang Perkebunan ini merupakan revisi terhadap Undang-Undang Nomor 18 Tahun
2004 tentang Perkebunan yang selama ini berlaku.

Pimpinan dan segenap anggota DPR RI yang kami hormati;

Revisi terhadap Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan ini


merupakan inisiatif DPR, karena Dewan menganggap bahwa regulasi tentang
Perkebunan saat ini sudah tidak memadai lagi. Oleh sebab itu sebelum Undang Undang
ini di-sah Fraksi POI Perjuangan menyampaikan catatan-catatan sebagai berikut:
Pertama, dibutuhkan perubahan paradigma melalui perubahan undang-undang
perkebunan dengan harapan agar kesejahteraan pekebun ke depan lebih diperhatikan.
Juga diharapkan agar perlindungan dan penanganan konflik sengketa lahan perkebunan
terutama terhadap masyarakat hukum adat, pembenahan masalah perizinan, beserta
sanksi bagi pelaku usaha perkebunan, masyarakat, dan sanksi bagi pejabat pemberi izin
akan lebih baik dan berlangsung secara adil.
Kedua, dalam Undang Undang ini telah memuat aturan yang menyatakan pelaku
usaha perkebunan dapat diberikan hak atas tanah untuk usaha perkebunan sesuai
ketentuan perundang-undangan. Dalam hal tanah yang diperlukan untuk usaha
perkebunan merupakan tanah hak ulayat masyarakat hukum adat, pelaku usaha
perkebunan harus melakukan musyawarah dengan masyarakat hukum adat pemegang
hak ulayat untuk memperoleh kesepakatan mengenai penyerahan tanah dan
imbalannya. Ketentuan ini dalam pandangan Fraksi PDI Perjuangan perlu dikaji lebih
dalam dan diselaraskan dengan UUPA 1960 dan RUU Perlindungan Masyarakat Hukum
Adat yang saat ini juga sedang dibahas di DPR. Kita tidak menginginkan setelah
penyerahan tanah, masyarakat hukum adat tercerabut dari akar penghidupannya dan
generasi berikutnya menjadi kehilangan masa depan.
Ketiga, keinginan meningkatkan nilai tambah dan membangun usaha perkebunan
dengan mengundang investor asing dapat dilakukan sepanjang tetap mengedepankan
kedaulatan negara dan mendukung peningkatan kesejahteraan petani dalam negeri.
Kami mengapresiasi adanya kerjasama antara penanam modal asing dengan pelaku
usaha di dalam negeri membentuk badan hukum Indonesia. Namun demikian harus
tetap dibatasi, baik bentuk kerjasama yang akan dilakukan, jumlah modal maupun
jangka waktu pengelolaan lahan dan perkebunan yang dibangun tidak memarjinalkan
perkebunan rakyat yang sudah tumbuh berkembang dan mengakar di negeri tercinta.

Saudara Pimpinan dan segenap anggota DPR RI yang kami muliakan;

Mengingat pentingnya regulasi mengenai perkebunan ini, Fraksi Partai Demokrasi


Indonesia Perjuangan DPR RI menyatakan: SETUJU! RUU ini di-sahkan menjadi Undang
Undang tentang Perkebunan dengan berbagai catatan diatas
Demikian pendapat mini Fraksi PDI Perjuangan dengan harapan pengelolaan
Perkebunan kita ke depan akan memberi dampak bagi peningkatan kesejahteraan
Pekebun dan seluruh rakyat Indonesia.

Sekian dan terima kasih.


Wassalmu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Om Santi Santi Santi Om
MERDEKA !!!

Jakarta, 26 September 2014


PIMPINAN POKSI IV
FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Ketua, Sekretaris,

Mindo Sianipar Honing Sanny


A-389 A-405
t'

PANDANGAN
FRAKSI P ARTAI KEADILAN SEJAHTERA DPR RI
TERHADAP
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
TENTANG
PERKEBUNAN

Juru Bicara:
DR. Hermanto, SE. :M:M.
Nomor Anggota: A-49

Dibacakan pada Rapat Kerja Komisi IV DPR RI


Tanggal 26 September 2014
,
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
FRAKSI PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
MPR I DPR - RI, Nusantara I, JI. Jend. Gatot Soebroto, Jakarta 10270
Telp. (021) 575 6087 - 575 6088 - 575 6090, Fax. (021) 575 6086
Website: www.fpks-dpr-ri.com

PANDANGAN
FRAKSI P ARTAI KEADILAN SEJAHTERA DPR RI
TERHADAP
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
TENTANG
PERKEBUNAN
=====================================================================
Disampaikan oleh : DR. Hermanto, SE. MM.
No. Anggota : A-49

Bismillahirrahmanirrahim

Yang kam.i bormati,


Pimpinan dan Anggota Komisi IV DPR RI
Menteri Pertanian RI
Menteri Dalam Negeri RI
Menteri Perindustrian RI
Menteri Kebutanan RI
Menteri Hukum dan HAM RI, serta
Rekan-rekan wartawan dan Hadirin sekalian yang berbabagia.

Assalamualaikum, wr. wb.

Salam Sejahtera buat Kita semua,


Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan
nikmat-Nya kepada kita, sehingga sampai saat ini kita masih dapat hadir dan melaksanakan
tugas-tugas kenegaraan. Shalawat dan salam semoga tercurah kepada Rasulullah SAW,
insan yang telah mengajarkan kepada kita tentang hakikat keadilan yang harus ditegakkan
demi membangun masyarakat yang sejahtera.

Pimpinan dan Anggota Dewan Komisi IV DPR RI yang Kami bormati

Perkebunan di Indonesia mempunyai peranan penting dan strategis dalam pembangunan


nasional, terutama dalam meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, penerimaan
devisa negara, penyediaan lapangan kerja, perolehan nilai tambah dan daya saing,
pemenuhan kebutuhan konsumsi dan bahan baku industri dalam negeri, serta optimalisasi
Sumber Daya Alam berkelanjutan. Sebagai gambaran, sektor perkebunan telah
berkontribusi besar dalam penyerapan tenaga kerja mencapai 21 juta tenaga kerja.

Sesuai Undang-Undang Nomor 18 tahun 2004 tentang Perkebunan, bahwa secara ekonomi
perkebunan berfungsi meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat serta penguatan
struktur ekonomi wilayah dan nasional; sedangkan secara ekologi berfungsi meningkatkan
konservasi tanah dan air, penyerap karbon, penyedia oksigen dan penyangga kawasan
lindung serta secara sosial budaya berfungsi sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Adapun
karakteristik perkebunan dapat ditinjau dari berbagai aspek antara lain dari jenis komoditas,
hasil produksi dan bentuk pengusahaannya.

Persoalannya muncul ketika adanya Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) No.55 Tahun
2011 yang menyatakan bahwa Pasal 21 dan Pasal 47 Undang-undang No.18 Tahun 2004
Tentang Perkebunan yang terkait dengan tindakan pada kerusakan kebun dan/atau aset
lainnya dan ketentuan pidananya, diperlukan pemikiran apakah perlu diatur lebih lanjut
sesuai dengan perkembangan usaha perkebunan dan antisipasi di masa depan.

Haclirln yang berbahagia,

Sebagai bentuk upaya agar tidak terjadinya multitafsir di dalam implementasinya dan seiring
dengan putusan MK ini, maka Fraksi PKS memandang perlu dilakukannya Revisi terhadap
Nomor 18 tahun 2004 tentang Perkebunan agar regulasi yang dihasilkan dapat
mengakomodir kepentingan masyarakat di dalam perkebunan. Apalagi pesan Pasal 33 UUD
NRI 1945 ayat (3) secara jelas menyebutkan bahwa Bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.

Untuk itu, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera berpandangan bahwa sektor perkebunan perlu
dikelola dengan baik agar kelestariannya bisa terjaga sehingga mampu memberikan
kesejahteraan bagi rakyat sebagaimana amanat UU Dasar 1945 khususnya pasal 33 yakni
bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dipergunakan sebesar-
besamya untuk kemakmuran rakyat.

Dengan strategisnya pos1s1 Perkebunan, maka dengan mengucapkan


Bismillahirrohmaanirrohiim Fraksi PKS menyambut baik adanya Revisi Undang-Undang
Perkebunan ini dan menyetujui untuk dilanjutkan pada pembahasan Tingkat II pada Rapat
Paripurna DPR RI. Hal ini penting sebagai upaya mendorong terwujudnya tata perkebunan
yang baik dan seimbang.

Pimpinan dan Anggota Dewan Komisi IV DPR RI yang Kami horm.ati

Atas persetujuan tersebut Fraksi PKS meminta Pemerintah memberikan perhatian pada hal
berikut:
'\...
P""~
µp,.111 tJ.A
1. Revisi UU Perkebunan ini harus mampu me dorong adanya suistainable agriculture, yaitu
prinsip dan praktek perkebunan berkel njutan yang akuntable sehingga mampu
mendorong perekonomian, kesejahteraan osial, dan menjaga kelestarian lingkungan.
2. Hak kepemilikan ~sing wajib dibatasi dan dilakukan pengawasan secara konsisten
sehingga mampu mendorong seluas-luasnya perkebunan rakyat. Hal ini wajib diatur
secara tegas dalam peraturan pemerintah.
3. Usaha perkebunan asing dibatasi untukjenis perkebunan tertentu yang selanjutnya diatur
dalam peraturan pemerintah secara tegas.
4. Pemerintah perlu meningkatkan peran masyarakat dalam mengembangkan usaha
perkebunan.
5. Pemanfaatan lahan untuk perkebunan harus menjamin ketersediaan lahan dan
kesesuaian usaha perkebunan.

Demikian pendapat Fraksi PKS ini kami sampaikan, semoga ikhtiar kita ini akan
menjadikan Negara Indonesia yang adil dan sejahtera bagi seluruh warga Negara Indonesia.

Atas perhatiannya kami ucapkan terima kasih.

Billahittaufiq Walhidayah,
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.

Jakarta. 01Dzulhijjah1435 H
26 September 2014 M

PIMPINAN FRAKSI
PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
KETUA SEKRETARIS

DR. H. M. Hidayat Nur wabid MAI KH. Ir. Abdul Hakim. M.M.
No. Anggota A-80 No. Anggota A-57
PENDAPAT AKHIRMINI
FRAKSI P ARTAI AMANAT NASIONAL
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
TERHADAP
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
TENTANG
PERKEBUNAN

Fraksi Partai Amanat Nasional


Dewan Perwakilan Rakyat
Republik Indonesia
FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
Gedung Nusantara I MPR I DPR - RI, Lt. 20 Ruang 2009
[J
JL. Jend. Gatot Subroto,Senayan, Jakarta 10270 INDONESIA
Telp.: (+6221) 575 5810, 575 5812 Fax.: (+6221) 575 5811 PAN
PENDAPAT AKHIRMINI
FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
TERHADAP
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
TENTANG
PERKEBUNAN
-----------------------c.- = =
Dibacakan Oleh: H. Sukiman, Spd, MM Nomor Anggota: 135

Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam Sejahtera Bagi Kita Semua
Pimpinan dan Anggota Dewan yang kami hormati;

Sebagaimana kita ketahui bersama bahwa perkebunan berperan penting


dalam perekonomian nasional dan m~miliki potensi besar dalam
pembangunan perekonomian nasional dalam rangka mewujudkan
kemakmuran dan kesejahteraan rakyat secara berkeadilan. UU Nomor 18
Tahun 2004 tentang Perkebunan sudah tidak sesuai lagi dinamika dan
kebutuhan hukum masyarakat, sehingga perlu dibuat UU tentang perkebunan
yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat, agar mampu memberikan
hasil yang optimal bagi masyarakat dan negara. Beberapa catatan penting
yang harus diperhatikan dalam pembahasan RUU bersangkutan,

Pertama, aset neg4ra yang sangat strategis tersebut temyata saat ini
banyak dikuasai oleh perusahaan besar bahkan perusahaan tersebut berstatus
perusahaan asing, artinya sangat sedikit masyarakat yang memiliki dan
mengusahakan aset yang sangat bemilai tersebut. Kebijakan pengembangan
perkebunan selama ini temyata lebih banyak dinikmati para pemilik modal
besar baik pemilik modal dalam negeri maupun modal asing. Untuk itu dalam
RUU Perkebunan tersebut harus mampu memberikan dampak pemerataan

1
terhadap kepemilikan usaha perkebunan kepada masyarakat luas, terutama
pekebun.
Pimpinan dan Anggota Dewan yang kami hormati;
Kedua, Fakta dilapangan menunjukan bahwa pola hubungan kerja di
dalam perusahaan perkebuanan ternyata masih banyak yang menggunakan
pola buruh dan majikan, maknanya ada ketidak adilan dalam pemberian upah
kepada para buruh pekerja perkebunan. Dan faktanya keuntungan yang
sangat besar banyak dinikmati para pemilik modal, lebih celaka lagi kalau
modal tersebut bersumber dari sumber asing, maknanya keuntungan yang
sangat besar tersebut akan lari keluar negeri dan tidak dapat dinikmati oleh
masyarakat luas. Pertanyaannya untuk apa dan untuk siapa aset negara yang
berupa usaha perkebuanan yang sangat berharga tersebut???. Untuk itu perlu
dilakukan adanya pengaturan lewat Undang-Undang Perkebuanan tersebut
agar dapat dijamin adanya pemerataan pengembangan usaha perkebunan.

Ketiga, seperti kita ketahui bersama saat ini masih banyak dijumpai
sengketa dalam kepemilikan lahan antara masyarakat dan perusahaan besar,
dan ternyata tidak sedikit masyarakat yang terpaksa berada pada pihak yang
dirugikan dalam hal kepemilikan lahan tersebut. Dalam rangka memenuhi
aspek pemerataan kepemilikan lahan usaha, maka dalam RUU tersebut harus
mampu mengatur adanya penyelesaian sengketa dan hasilnya harus mampu
menghasilkan tercapainya pemerataan kepemilikan lahan. Reformasi agraria
salah satu tujuannya adalah untuk pemerataan kepemilikan lahan, namun
faktanya reformasi agraria ternyata sampai saat ini belum dapat berjalan
dengan baik.
Keempat, berdasarkan data yang ada ternyata lahan perkebunan
banyak dimiliki oleh investor asing, dan hal ini tidak boleh dibiarkan,
untuk itu diperlukan adanya pengaturan tentang kepemilikan asing untuk
usaha perkebunan, sehingga kepemilikan asing porsinya harus makin
mengecil, agar masyarakat dan negara akan lebih banyak terlibat dalam
usaha perkebunan. Untuk itu maka Fraksi PAN mengusulkan bahwa besarnya
penanaman modal asing pada satu usaha perkebunan paling banyak 30 o/o
dari seluruh modal perusahaan.
Perusahaan perkebunan yang memiliki izin usaha perkebunan atau izin
usaha perkebunan untuk budidaya, wajib membangun kebun untuk

2
masyarakat sekitar paling rendah seluas 30 % dari total luas areal kebun
yang diusahakan oleh perusahaan.
Pola pengembangan perkebunan dengan pola PIR (Perkebunaan Inti
Rakyat) atau pola plasma inti, hendaknya persentase kepemilikan plasma
hams semakin ditingkatkan, agar masyarakat dapat menikmati keuntungan
yang lebih baik dalam pengembangan perkebunan dengan pola palsma inti.
Karena selama ini temyata plasma belum mampu memperoleh keuntungan
yang lebih baik dari usaha perkebunan tersebut, dan temyata intilah yang
paling banyak menikmati keuntungan dari pengembangan perkebunan
tersebut.

Pimpinan dan Anggota Dewan yang kami hormati;


Kelima, alih kepemilikan lahan perkebunan temyata juga masih
banyak terjadi di negeri ini, padahal masalah seperti ini temyata juga
menimbulkan permasalahan yang serius khususnya munculnya permasalahan
lingkungan dan kerusakan lahan akibat lahan perkebunan diterlantarkan.
Tidak sedikit lahan yang berstatus HGU untuk perkebunan temyata tidak
segera diusahakan, ada kesan banyak perusahaan yang hanya ingin
menguasai lahan, tetapi tidak segera diusahakan, dan ini menimbulkan
munculnya lahan yang terlantar dan cenderung menjadi lahan kritis.
Keenam, selama ini masih banyak dijumpai kepemilikan lahan yang
melampaui batas kewajaran khususnya kepemilikan lahan oleh perusahaan
besar, untuk itu dalam RUU perkebunan tersebut harus mengatur tentang
pembatasan kepemilikan lahan agar dicapai adanya pemerataan kepemilikan
lahan perkebunan.
Berdasarkan paparan pandangan kami diatas, Fraksi PAN dengan
mengucapkan Bismillahirrahmanirrahiim mendukung sepenuhnya untuk
segera dilakukan pembahasan lebih lanjut RUU Perkebunan sesuai Peraturan
dan Perundangan yang berlaku.

3
Bilahittaufiq Walhidayah
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 26 September 2014

PIMPINAN FRAKSI PARTAI AMANAT NASIONAL


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA

Anda mungkin juga menyukai