Pendapat Akhir 26 September 2014
Pendapat Akhir 26 September 2014
FRAKSIPARTAIGERINDRA
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
Sekretariat: MPR/DPR-RI Nusantara I Lantai 17, JI. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta 10270
Telp. (021) 5755624, 5755627, 5755628 Fax. (021) 5755623
PENDAPAT AKHIR
*
GERINDRA
GERAKAN INDONESIA RAYA
Mengawali pendapat akhir fraksi ini, marilah kita senantiasa mengucapkan puji
dan syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan limpahan rahmat, ridho
dan hidayah-Nya sehingga kita dapat mengikuti Rapat Kerja ini dalam keadaan
sehat, sejahtera lahir dan batin.
1
peranan yang sangat penting dalam meningkatkan kemakmuran dan
kesejahteraan serta pemenuhan kebutuhan konsumsi bahan baku industri
dalam negeri.
Saudara Pimpinan Sidang, Menteri Pertanian RI, Menteri Dalam Negeri RI,
Menteri Perindustrian RI, Menteri Kehutanan RI, Menteri Hukum dan HAM
RI dan Para Anggota Dewan Yang Kami Mu/iakan,
2
2. RUU Perkebunan harus mengatur secara tegas mengenai pembatasan
investasi asing untuk melindungi perkebunan masyarakat. RUU ini tidak
boleh pro Penanaman Modal Asing (PMA) untuk subsektor perkebunan
pada umumnya. lnvestasi asing, seyogyanya dilakukan pada sektor hilir
perkebunan saja untuk memproteksi perkebunan masyarakat. Hal ini
mengingat amanat konstitusi sebagaimana disebutkan dalam Pasal 33
ayat (3) UUD 1945 di mana bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan
sebesar-besarnya untuk kemakmuran rakyat. Dalam konteks ini,
pemerintah harus mengutamakan penanaman modal dalam negeri.
3. Kemitraan usaha yang dilakukan perusahaan perkebunan harus
didasarkan pada prinsip saling menguntungkan, saling menghargai,
saling bertanggung jawab, serta saling memperkuat dan saling
ketergantungan dengan pekebun, karyawan, dan masyarakat sekitar
perkebunan. Kemitraan usaha perkebunan dapat dilakukan dengan
pola penyediaan sarana produksi; produksi, pengolahan dan
pemasaran, kepemilikan saham, dan jasa pendukung lainnya. Hal ini
sangat penting untuk menciptakan usaha perkebunan yang dapat
meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, penerimaan
devisa negara, penyediaan lapangan kerja, perolehan nilai tambah dan
daya saing, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan
baku industri dalam negeri serta optimalisasi pengelolaan sumber daya
alam secara berkelanjutan.
Dalam kesempatan ini, izinkan kami atas nama Fraksi Partai GERINDRA
menyampaikan ucapan terima kasih, kepada seluruh fraksi, para Menteri yang
3
•
- .
•
Demikian pendapat akhir Fraksi Partai GERINDRA, semoga Tuhan Yang Maha
Esa senantiasa memberikan perlindungan dan kekuatan kepada kita, sehingga
kita semua selalu dapat menjalankan tugas-tugas konstitusional dengan sebaik-
baiknya.
PIM Pl NAN
FRAKSI PARTAI GERAKAN INDONESIA RAYA
DEWAN PERWAKILAN=Mll(YAT REPUBLIK INDONESIA
Sekretaris,
Edhy Prabowo.MM.MBA
No. Anggota A - 19
4
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA 2009 •2014
FRAKSI PARTAI DEMOKRAT .
Sekretariat: Gedung MPR I DPR - RI, Nusantara I, Lantai IX Ruang : 0920
JI. Jend. Gatot Subroto, Senayan, Jakarta 10270 Telp. (021) 575 5153, Fax. {021) 575 5154, 575 5134
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kita dapat mengemban amanat rakyat dan
menjalankan tugas konstitusional sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia untuk menyampaikan Pendapat Mini Fraksi-Fraksi terhadap Rancangan
1
Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004
tentang Perkebunan pada Rapat Kerja kita hari ini.
Sdr. Pimpinan, Sdr. Menteri dan para Anggota Komisi IV DPR RI yang kami hormati.
Sdr. Pimpinan, Sdr. Menteri dan para Anggota Komisi IV DPR RI yang kami hormati.
2
tentang Perkebunan. Berdasarkan Putusan MK No. 55/PUU-Vlll/2010, rumusan norma
yang terkandung pada Pasal 21 dan Pasal 47 dinyatakan bertentangan dengan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 dan tidak memiliki kekuatan hukum
mengikat. lmplikasi Putusan MK tersebut adalah perlunya pengaturan lebih terperinci dan
spesifik mengenai kategori tindakan "merusak" yang dilarang dilakukan di lahan
perkebunan, yang mana dibutuhkan untuk melindungi kepastian berusaha bagi pelaku
usaha perkebunan dan memudahkan dalam penegakan hukum RUU ini.
Sdr. Pimpinan, Sdr. Menteri dan para Anggota Komisi IV DPR RI yang kami hormati.
3
Fraksi Partai Demokrat dengan ini menyatakan menerima dan menyetujui agar
Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18
Tahun 2004 tentang Perkebunan dapat dilanjutkan ke pembahasan tingkat 11 / Rapat
Paripurna DPR RI.
Demikian Pendapat Mini Fraksi Partai Demokrat DPR RI dalam Rapat Kerja Komisi IV
DPR RI hari ini, semoga Allah SWT - Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan
ridho-Nya kepada kita semua.
~t~
Ketua,
4
Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004
tentang Perkebunan pada Rapat Kerja kita hari ini.
Sdr. Pimpinan, Sdr. Menteri dan para Anggota Komisi IV DPR RI yang kami hormati.
Sdr. Pimpinan, Sdr. Menteri dan para Anggota Komisi IV DPR RI yang kami hormati.
2
• fl
Sdr. Pimpinan, Sdr. Menteri dan para Anggota Komisi IV DPR RI yang kami hormati.
3
' '
Fraksi Partai Demokrat dengan ini menyatakan menerima dan menyetujui agar
Rancangan Undang-Undang tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 18
Tahun 2004 tentang Perkebunan dapat dilanjutkan ke pembahasan tingkat II / Rapat
Paripurna DPR RI.
Demikian Pendapat Mini Fraksi Partai Demokrat DPR RI dalam Rapat Kerja Komisi IV
DPR RI hari ini, semoga Allah SWT - Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan
ridho-Nya kepada kita semua.
Ketua,
4
,~: .
' '
PANDANGAN MINI
FRAKSI PARTAI GOLONGAN KARYA
DEWANPERWAKILANRAKYATREPUBLIKINDONESIA
PEMBAHASAN
UNDANG-UNDANGTENTANGPERKEBUNAN
Bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalam wilayah Negara
Republik Indonesia merupakan anugerah Tuhan Yang Maha Esa untuk dimanfaatkan dan
)
..... -----
lJ'
'
""'·
Pimpinan dan Anggota DPR RI yang berbahagia
Fraksi Partai GOLKAR DPR RI berharap Undang - Undang tersebut mampu
menciptakan kepastian hukum terhadap Pengelolaan perkebunan yang dapat digunakan
untuk kesejahteraan rakyat. Berdasarkan berbagai pertimbangan di atas, maka dengan ini
FPG DPR RI menyatakan menyetujui RUU tentang Perkebunan untuk menjadi
Undang - Undang dan dilanjutkan ke Rapat Paripurna DPR. Demikian pandangan
PPG DPR RI ini disampaikan, semoga Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa selalu
melimpahkan ridho-Nya kepada kita bersama dalam menunaikan tugas pengabdian
kepada bangsa dan negara
Wabillahitauflq Walhidayah.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
PENDAPAT MINI
FRAKSI PARTAI DEMOKRASI INDONESIA PERJUANGAN
TERHADAP
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
TENTANG
PERKEBUNAN SEBAGAI REVISI DARI
UNDANG UNDANG NOMOR 18 TAHUN 2004
Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena anugerah,
rahmat dan kasih-Nyalah, kita dapat menyelesaikan tugas konstitusional kita yakni
membahas dan mengesahkan Rancangan Undang Undang yang menjadi norma dan
aturan dalam praktik pengelolaan perkebunan di Indonesia. Rancangan Undang Undang
tentang Perkebunan ini merupakan revisi terhadap Undang-Undang Nomor 18 Tahun
2004 tentang Perkebunan yang selama ini berlaku.
Ketua, Sekretaris,
PANDANGAN
FRAKSI P ARTAI KEADILAN SEJAHTERA DPR RI
TERHADAP
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
TENTANG
PERKEBUNAN
Juru Bicara:
DR. Hermanto, SE. :M:M.
Nomor Anggota: A-49
PANDANGAN
FRAKSI P ARTAI KEADILAN SEJAHTERA DPR RI
TERHADAP
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
TENTANG
PERKEBUNAN
=====================================================================
Disampaikan oleh : DR. Hermanto, SE. MM.
No. Anggota : A-49
Bismillahirrahmanirrahim
Sesuai Undang-Undang Nomor 18 tahun 2004 tentang Perkebunan, bahwa secara ekonomi
perkebunan berfungsi meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat serta penguatan
struktur ekonomi wilayah dan nasional; sedangkan secara ekologi berfungsi meningkatkan
konservasi tanah dan air, penyerap karbon, penyedia oksigen dan penyangga kawasan
lindung serta secara sosial budaya berfungsi sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Adapun
karakteristik perkebunan dapat ditinjau dari berbagai aspek antara lain dari jenis komoditas,
hasil produksi dan bentuk pengusahaannya.
Persoalannya muncul ketika adanya Keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) No.55 Tahun
2011 yang menyatakan bahwa Pasal 21 dan Pasal 47 Undang-undang No.18 Tahun 2004
Tentang Perkebunan yang terkait dengan tindakan pada kerusakan kebun dan/atau aset
lainnya dan ketentuan pidananya, diperlukan pemikiran apakah perlu diatur lebih lanjut
sesuai dengan perkembangan usaha perkebunan dan antisipasi di masa depan.
Sebagai bentuk upaya agar tidak terjadinya multitafsir di dalam implementasinya dan seiring
dengan putusan MK ini, maka Fraksi PKS memandang perlu dilakukannya Revisi terhadap
Nomor 18 tahun 2004 tentang Perkebunan agar regulasi yang dihasilkan dapat
mengakomodir kepentingan masyarakat di dalam perkebunan. Apalagi pesan Pasal 33 UUD
NRI 1945 ayat (3) secara jelas menyebutkan bahwa Bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar
kemakmuran rakyat.
Untuk itu, Fraksi Partai Keadilan Sejahtera berpandangan bahwa sektor perkebunan perlu
dikelola dengan baik agar kelestariannya bisa terjaga sehingga mampu memberikan
kesejahteraan bagi rakyat sebagaimana amanat UU Dasar 1945 khususnya pasal 33 yakni
bahwa bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dipergunakan sebesar-
besamya untuk kemakmuran rakyat.
Atas persetujuan tersebut Fraksi PKS meminta Pemerintah memberikan perhatian pada hal
berikut:
'\...
P""~
µp,.111 tJ.A
1. Revisi UU Perkebunan ini harus mampu me dorong adanya suistainable agriculture, yaitu
prinsip dan praktek perkebunan berkel njutan yang akuntable sehingga mampu
mendorong perekonomian, kesejahteraan osial, dan menjaga kelestarian lingkungan.
2. Hak kepemilikan ~sing wajib dibatasi dan dilakukan pengawasan secara konsisten
sehingga mampu mendorong seluas-luasnya perkebunan rakyat. Hal ini wajib diatur
secara tegas dalam peraturan pemerintah.
3. Usaha perkebunan asing dibatasi untukjenis perkebunan tertentu yang selanjutnya diatur
dalam peraturan pemerintah secara tegas.
4. Pemerintah perlu meningkatkan peran masyarakat dalam mengembangkan usaha
perkebunan.
5. Pemanfaatan lahan untuk perkebunan harus menjamin ketersediaan lahan dan
kesesuaian usaha perkebunan.
Demikian pendapat Fraksi PKS ini kami sampaikan, semoga ikhtiar kita ini akan
menjadikan Negara Indonesia yang adil dan sejahtera bagi seluruh warga Negara Indonesia.
Billahittaufiq Walhidayah,
Wassalamu'alaikum Wr. Wb.
Jakarta. 01Dzulhijjah1435 H
26 September 2014 M
PIMPINAN FRAKSI
PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
KETUA SEKRETARIS
DR. H. M. Hidayat Nur wabid MAI KH. Ir. Abdul Hakim. M.M.
No. Anggota A-80 No. Anggota A-57
PENDAPAT AKHIRMINI
FRAKSI P ARTAI AMANAT NASIONAL
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
TERHADAP
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
TENTANG
PERKEBUNAN
Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu 'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Salam Sejahtera Bagi Kita Semua
Pimpinan dan Anggota Dewan yang kami hormati;
Pertama, aset neg4ra yang sangat strategis tersebut temyata saat ini
banyak dikuasai oleh perusahaan besar bahkan perusahaan tersebut berstatus
perusahaan asing, artinya sangat sedikit masyarakat yang memiliki dan
mengusahakan aset yang sangat bemilai tersebut. Kebijakan pengembangan
perkebunan selama ini temyata lebih banyak dinikmati para pemilik modal
besar baik pemilik modal dalam negeri maupun modal asing. Untuk itu dalam
RUU Perkebunan tersebut harus mampu memberikan dampak pemerataan
1
terhadap kepemilikan usaha perkebunan kepada masyarakat luas, terutama
pekebun.
Pimpinan dan Anggota Dewan yang kami hormati;
Kedua, Fakta dilapangan menunjukan bahwa pola hubungan kerja di
dalam perusahaan perkebuanan ternyata masih banyak yang menggunakan
pola buruh dan majikan, maknanya ada ketidak adilan dalam pemberian upah
kepada para buruh pekerja perkebunan. Dan faktanya keuntungan yang
sangat besar banyak dinikmati para pemilik modal, lebih celaka lagi kalau
modal tersebut bersumber dari sumber asing, maknanya keuntungan yang
sangat besar tersebut akan lari keluar negeri dan tidak dapat dinikmati oleh
masyarakat luas. Pertanyaannya untuk apa dan untuk siapa aset negara yang
berupa usaha perkebuanan yang sangat berharga tersebut???. Untuk itu perlu
dilakukan adanya pengaturan lewat Undang-Undang Perkebuanan tersebut
agar dapat dijamin adanya pemerataan pengembangan usaha perkebunan.
Ketiga, seperti kita ketahui bersama saat ini masih banyak dijumpai
sengketa dalam kepemilikan lahan antara masyarakat dan perusahaan besar,
dan ternyata tidak sedikit masyarakat yang terpaksa berada pada pihak yang
dirugikan dalam hal kepemilikan lahan tersebut. Dalam rangka memenuhi
aspek pemerataan kepemilikan lahan usaha, maka dalam RUU tersebut harus
mampu mengatur adanya penyelesaian sengketa dan hasilnya harus mampu
menghasilkan tercapainya pemerataan kepemilikan lahan. Reformasi agraria
salah satu tujuannya adalah untuk pemerataan kepemilikan lahan, namun
faktanya reformasi agraria ternyata sampai saat ini belum dapat berjalan
dengan baik.
Keempat, berdasarkan data yang ada ternyata lahan perkebunan
banyak dimiliki oleh investor asing, dan hal ini tidak boleh dibiarkan,
untuk itu diperlukan adanya pengaturan tentang kepemilikan asing untuk
usaha perkebunan, sehingga kepemilikan asing porsinya harus makin
mengecil, agar masyarakat dan negara akan lebih banyak terlibat dalam
usaha perkebunan. Untuk itu maka Fraksi PAN mengusulkan bahwa besarnya
penanaman modal asing pada satu usaha perkebunan paling banyak 30 o/o
dari seluruh modal perusahaan.
Perusahaan perkebunan yang memiliki izin usaha perkebunan atau izin
usaha perkebunan untuk budidaya, wajib membangun kebun untuk
2
masyarakat sekitar paling rendah seluas 30 % dari total luas areal kebun
yang diusahakan oleh perusahaan.
Pola pengembangan perkebunan dengan pola PIR (Perkebunaan Inti
Rakyat) atau pola plasma inti, hendaknya persentase kepemilikan plasma
hams semakin ditingkatkan, agar masyarakat dapat menikmati keuntungan
yang lebih baik dalam pengembangan perkebunan dengan pola palsma inti.
Karena selama ini temyata plasma belum mampu memperoleh keuntungan
yang lebih baik dari usaha perkebunan tersebut, dan temyata intilah yang
paling banyak menikmati keuntungan dari pengembangan perkebunan
tersebut.
3
Bilahittaufiq Walhidayah
Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh