KOTA TIDORE
PROPOSAL TESIS
Oleh:
SUKARNO NYO
NIM: 19202108017
UNIVERSITAS SAMRATULANGI
PASCASARJANA
MANADO
2021
RINGKASAN
terdiri dari laut oleh karena itu Indonesia mendapat julukan sebagai negara
yang dilakukan oleh pemerintah kota Tidore untuk para nelayan diantaranya a).
mengganti alat tangkap ikan yang tidak ramah lingkungan dengan memberikan
kapal kepada para nelayan. b). melakukan patroli terhadap nelayan yang
penelitian ini peneliti menemukan masyarakat yang bekerja sebagai nelayan pada
dalam memenuhi hak ekonomi nelayan seperti memberikan bantuan kapal dan
uang untuk modal nelayan akan tetapi untuk masalah sarana prasarana belum
maksimal. Karena dinas perikanan kota Tidore tidak memiliki kewenangan yang
lebih.
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur limpah terima kasih penulis panjatkan kepada Tuhan Yang
Maha Esa, Allah SWT atas semua karuniahnya penulis dapat memperoleh rahmat,
Tidak sedikit halangan dan rintangan yang penulis hadapi dalam penulisan
proposal tesis ini. Tetapi berkat doa, kerja keras serta dukungan dari berbagai
pihak, proposal tesis ini dapat diselesaikan dengan baik adanya. Untuk itu pada
kepada:
semua waktu, arahan, nasehat, serta bantuan selama ini hingga tesis ini
dapat diselesaikan.
3. Dr. Caecilia J.J. Waha, SH., MH selaku pembimbing 2 atas semua waktu,
materi penulisan.
iii
4. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada papa dan mama
tercinta, untuk segala kasih saying, dorongan, serta doa yang selalu kalian
Untuk semua pihak juga yang tidak dapat penulis sebutkan satu per
satu yang telah memberikan doa, motivasi, dorongan, waktu, bantuan baik
untuk itu segala kritik dan saran demi kesempurnaan tulisan ini akan
Penulis
Sukarno Nyo
4
DAFTAR ISI
RINGKASAN………………………………………………………….. ii
KATA PENGANTAR………………………………………………….iii
A. Kerangka Teori…………………………………………………...6
2. Teori HAM…………………………………………………....9
B. Kerangka Konsep………………………………………………..12
Perundang-Undangan………………………………...……....18
v
BAB III METODOLOGI PENELITIAN …………………………….51
D. Pengelolaan Data………………………………………………..52
BAB IV ………………………………………………..………………..54
BAB V ………………………………………………………………….62
A. Kesimpulan …………………………………………………….62
B. Saran …………………………………………………………....62
LAMPIRAN …………………………………………………………..68
vi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terdiri dari laut oleh karena itu Indonesia mendapat julukan sebagai negara
nelayan itu perlu dilakukan karena nelayan sangat tergantung pada sumber
daya ikan, kondisi lingkungan, sarana dan prasarana, kepastian usaha, akses
1
Ego Hanata Renggana, Perlindungan Hukum dan Pemberdayaan Nelayan,
Pembudidayaan Ikan dan Petambak Garam di Desa Tasikadu. Fakultas Hukum Universitas Islam
Malang, h. 45
2
Hikmah dan Zahri Nasution, Upaya Perlindungan Nelayan Terhadap Keberlanjutan
Usaha Perikanan Tangkap. (Jakarta: Balai Besar Riset Sosial Ekononi Kelautan dan Perikanan
2017). h. 128-129
1
2
garam, diatur dalam Bab II, Pasal 6 bahwa : (a).Penyediaan prasarana usaha
perikanan dan usaha pergaraman, (b). Penyediaan sarana usaha perikanan dan
pembudidayaan ikan, dan petambak garam, dan/atau (f). Fasilitasi dan bantuan
Prasarana yang digunakan oleh nelayan masih jauh tertinggal dan belum
sumber daya laut dan perikanan. Oleh karenanya masyarakat nelayan sangat
hidup sehari-hari.
3
Peraturan Mentri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia No.3/PERMEN-KP/2019
Tentang Partisipasi Masyarakat Dalam Penyelenggaraan Pelindungan dan Pemberdayaan Nelayan,
Pembudi Daya Ikan, dan Petambak Garam. h. 6
3
nelayan pesisir.
terkait pengelolaan sumber daya laut oleh nelayan dan tidak adanya sarana
dan meneliti secara mendalam yang hasilnya dituangkan dalam bentuk tesis
B. Perumusan Masalah
perikanan ?
4
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penilisan karya ilmiah yang berbentuk tesis ini adalah
sebagai berikut.
tidore.
D. Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan karya ilmiah yang berbentuk tesis ini adalah sebagai
berikut.
1. Secara teoritis
pemerintah daerah
2. Secara praktis
Karya tulis ilmiah (tesis) ini diharapkan dapat berguna bagi praktisi
bidang hukum perikanan dan HAM serta masyarakat penangkap ikan pada
umumnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KERANGKA TEORI
kelompok negara hukum, yaitu negara hukum formal dan negara hukum
materil. Negara hukum materil ini dikenal juga dalam istilah Welfare State
menjamin the greatest happiness (atau welfare) of the greatest number of their
yang dapat menimbulkan kebahagiaan ekstra adalah sesuau yang baik, dan
4
Soemardi, Teori Umum Hukum dan Negara : Dasar-Dasar Ilmu Hukum Normatif Sebagai
Ilmu Hukum Deskriptif;Empirik (Bee Media Indonesia : Bandung 2010), h. 225
6
7
Dari sejumlah definisi yang ada, inti dari istilah welfare state adalah
menunjuk pada sebuah model ideal pembangunan yang yang difokuskan pada
5
Alfitri, Ideologi welfare state dalam daar negara Indonesia: Analisis Putusan Mahkamah
Konstitusi Terkait Sistem Jaminan Sosial Nasional.(Jurnal Konstitusi), Vol.9, No.3. September
2012.
8
yang berdaulat.6
konstitusi suatu negara, maka keinginan tersebut harus dijamin dan negara
wajib mewujudkan keinginan tersebut. Dalam konteks ini, negara ada dalam
Kesejahteraan. Hal ini ditegaskan oleh para Perintis Kemerdekaan dan para
6
Moh Mahfud MD, Dasar dan Struktur Ketatanegaraan Indonesia (Renaka Cipta :
Jakarta), h. 64
7
M. Yamin, Naskah persiapan UUD 1945: Risalah Sidang BPUPKI/PPKI, Sekertariat
Negara RI, Jakarta, 1959, h.299. dikutip dari Tinjauan umum tentang Negara Kesejahteraan
(welfarestate), Pengawasan Pemerintah Daerah dalam Perizinan Pembangunan Perumahan, h. 29
9
rinciannya dalam beberapa pasal, terutama yang berkaitan dengan aspek sosial
ekonomi.
Di dalam UUd 1945, kesejahteraan social menjadi judul khusus Bab XIV
tentang kepedulian negara terhadap kelompom lemah (fakir miskin dan anak
Model ini meneankan bahwa negara harus tetap ambil bagian dalam
hubungan kualitas yang menjadi dasar disahkanya UUD 1945 oleh para
2. Teori HAM
(perintah yang harus dilakukan). Artinya hak-hak wajib dipenuhi karena hak-
pasal 1 “Hak Asasi Manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada
hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan
Menurut definis yang lain HAM adalah hak-hak dasar yang dibawa
manusia sejak lahir yang melekat pada esinsinya sebagai anugerah Allah
SWT. Dan hak asasi manusia merupakan suatu perangkat asas-asas yang
HAM adallah hak yang dimiliki oleh setiap manusia pada segala waktu
2. Doktrin Marxsit
individual yang ada hak illegal yang diberikan oleh negara untuk
3. Teori Positivis
Teori ini menganggap hak itu bersifat universal yaitu pelanggaran satu
hak asasi itu berlaku untuk semua orang tanpa memandang jenis kelamin,
asal-usul, ras, agama, etik, dan pandangan politik. Serta hak asasi itu tidak
boleh dilanggar. Tidak seorangpun mempunya hak orang lain. Orang tetap
pasal 30 ayat 1 UUD 1945, yakni hak dan kewajiban warga negara untuk ikut
8
https://repository.unikom.ac.id. Diakses pada 09 November 2021, pukul: 21.48 WITA
12
negara hokum agar ada instrument yang mengawasi dan mengadili jika terjadi
kehidupan bernegara.9
B. KERANGKA KONSEP
a. Konsep HAM
pemahaman tentang apa itu HAM. Dengan demikian nilai-nilai HAM bersifat
internasional.
9
Yumns Sabila, Kamaruzaman Bustamam, Badri, Landasan Teori Hak Asasi Manusia dan
Pelanggaran Hak Asasi Manusia, tulisan ilmiyah (PDF) diakses pada 09 November 2021, pukul:
22.03 WITA, h.206
13
Dalam sistem hukum Indonesia, hak asasi manusia adalah seperangkat hak
yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebegai mahkluk Tuhan
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah dan setiap
dan Politik serta dalam Kovenan Hak Ekonomi Sosial dan Budaya dengan
budaya adalah jenis hak asasi manusia yang terkait dengan kesejahteraan
material, sosial dan budaya. Hak ekosob merupakan bagian yang esensial
sipil dan politik ia menjadi bagian dari the international bill of human rights.
Sebagai bagian dari the international bill of human rights, kedudukan hak
ekosob dengan demikian sangat penting dalam hukum hak asasi manusia
Paling tidak ada tiga alasan kenapa hak ekonomi, sosial dan budaya
2. Hak ekosob tidak bisa dipisahkan dengan hak asasi manusia yang lainnya:
interdependensi hak asasi manusia adalah realitas yang tidak bisa dihindari
saat ini. Misalnya saja, hak untuk memilih dan kebebasan mengeluarkan
3. Hak ekosob mengubah kebutuhan menjadi hak, seperti yang sudah diulas
diatas, atas dasar keadilan dan martabat manusia, hak ekonomi sosial
sebagai sebuah hak yang harus diklaim (rights to claim) dan bukannya
ICESCR juga menolak permisahan tanggung jawab negara dalam apa yang
disebut obligation of conduct di satu sisi dan obligation of result disisi lain.
kovenan.
merupakan bentuk hukum internasional yang berbentuk soft law, yang non
10
Steven Toar Sambouw. Perlindungan Hukum Hak Asasi Manusia Terhadap Hak
Ekonomi Sosial Budaya Masyarakat di Pulau Marore Kabupaten Kepulauan Sangihe Sulawesi
Utara, : Lex Administratum, Vol. III/No.5/Juli/2015.
16
hidup layak warga negara dapat dikatakan telah terpenuhi jika tersedia dan
rakyat; tersedia dan terpenuhinya akses kesehatan rakyat. Ketiga poin tersebut
manusia. Sedangkan hak sosial ekonomi terdiri atas hak pendidikan, hak atas
nilai ekonomi kecil (o,33% dari total kegiatan sumberdaya laut dan daerah
11
James Reinaldo Rumpia, Hukum dan Bahasa: Refleksi dan Transformasi Pemenuhan
Hak Ekonomi, Sosial, dan Budaya, h.250-251 (Lentera Hukum) Vol.5, 2018.
17
karena adanya hambatan seperti sikap mental, tradisi yang kurang mendukung
pelabuhan perikanan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan perairan di
dan kegiatan sistem bisnis perikanan yang digunakan sebagai tempat kapal
Yang seharusnya dapat dinikmati oleh masyarakat nelayan akan tetapi sampai
saat ini didesa Tomalau tidak ada tempat pembongkaran ikan yang dimaksud
terbilang rendah.
menggantungkan hidup dari hasil laut membuat rumah tangga nelayan selalu
12
Akmal, Pemenuhan Hak Ekonomi Sosial dan Budaya Bagi Masyarakat Nelayan dikota
Padang, h.106 (Demokrasi) Vol X No.2 2011
13
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 Tahun 2009 Tentang Perubahan Tas
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2004 Tentang Perikanan. Diakses pada tanggal 7 Maret 2023
pukul. 21.54 WITA
18
Undangan
dipengaruhi kondosi alam terutama angin, gelombang dan arus laut, sehingga
14
Fatonah, Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Nelayan dan Pemenuhan Hak Anak, h.2
Diakses pada tanggal 2 Februari 2023 pukul.22:25 WITA.
15
Muhammad Karim. Pengelolaan Sumber Daya Kelautan Berkelanjutan, Yogyakarta:
Spektrum Nusantara, 2017, h. 108
19
penangkapan ikan.16
lokasi kegiatannya.
termasuk juga ahli mesin, ahli lampu dan juru masak yang bekerja di atas
16
Chandra Argawansyah. Perlindungan Hukum Terhadap Nelayan Pemilik dan Nelayan
Penggarap dalam Perjanjian Bagi Hasil Perikanan. Medan: Fakultas Hukum Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara (Skripsi PDF). h. 16 Diakses pada tanggal 26-05-2021 pukul.
22:40 WITA
17
Ishak S. Husein, Dinamika Perubahan Sosial Masyarakat Nelayan Dalam Meningkatkan
Taraf Hidup di Kelurahan Mafutu Kota Tidore Kepulauan,Tulisan Ilmiah. h. 5 diakses pada tanggal
15 september 2021 . pukul 20.37 WITA.
20
kapal penangkapan ikan serta mereka yang secara tidak langsung ikut
sebagai berikut:18
a. Nelayan pemilik merupakan orang atau badan hukum yang dengan hak
penangkapan ikan.
dengan profesi kerja sebagai nelayan dan tidak memiliki pekerjaan atau
keahlian lain.
d. Nelayan sambilan adalah orang yang pekerjaan utama sebagai nelayan dan
18
Mukhtar. Istilah definisi dan klasifikasi nelayan.
http://mukhtar-api.blogspot.com/2014/09/istilah-definisi-dan-klasifikasi-nelayan.html , diakses
Rabu26 Mei 2021, pukul 22:49 WITA
21
penangkap ikan yang lebih maju seperti motor temple atau kapal motor.
tangkap yang lebih besar, pada jenis ini, nelayan sudah berorientasi pasar.
bergantung dari sumber daya laut atau pantai, sehingga sebagian besar
tambak ikan. Hal ini menunjukan bahwa sumber daya laut mempunyai peran
konteks yang demikian timbul sebuah stereotif yang positif tentang identitas
lebih berpendidikan, wawasan tentang kehidupan jauh lebih luas, lebih tahan
19
Chandra Argawansyah. Perlindungan Hukum Terhadap Nelayan Pemilik dan Nelayan
Penggarap dalam Perjanjian Bagi Hasil Perikanan. Medan: Fakultas Hukum Universitas
Muhammadiyah Sumatera Utara (Skripsi PDF). h. 19-21 Diakses pada tanggal 26-05-2021 pukul.
23:29 WITA
23
pemilik.
Penggolongan
tangkap
keidak pastian
penangkapan - Pantai
- Nelayan
Samudera
25
nelayan tradisional juga sebagai orang yang menangkap ikan dengan alat-alat
sekitarnya. Bagi nelayan tradisional, relasi manusia dan laut adalah relasi
tidak dimasukan kedalam nelayan. Tetapi ahli mesin dan juru masak yang
lainnya/tannaman air.
pekerjaan lain.
tambahan.21
21
Lukman Adam, Telaah Kebijakan Perlindungan Nelayan dan Pembudi Daya Ikan di
Indonesia, Kajian Vol. 20 No. 2, Juni 2015. h.151
27
perairan. Sumberdaya hayati perairan tidak dibatasi secara tegas dan pada
22
Maria Yanti Akoit, Pengelolaan Sumberdaya Perikanan Berkelanjutan di Kabupaten
Timur Tengah Utara Berbasis Pendekatan Bioekonomi,(Jurnal Agribisnis Indonesia Vol 6. No 2,
2018) h.85
28
bagi manusia. Selain itu, tujuan lain dari perikanan meliputi olahraga, rekreasi
(pemancingan ikan), dan mungkin juga untuk tujuan membuat perhiasan atau
Sumberdaya ikan adalah semua jenis ikan termasuk biota perairan lainnya
dan pengelolaan sumberdaya ikan adalah semua upaya yang bertujuan agar
sumber daya ikan dapat dimanfaatkan secara optimal dan berlangsung terus
Pengelolaan sumber daya ikan adalah suatu proses yang terintegrasi mulai
Widodo dan Nurhakim secara umum tujuan utama pengelolaan sumber daya
23
Andi Agus, Pengelolaan dan Penggunaan Sumberdaya Kelautan/Perikanan (Study
Kasus Kota Ternate, Maluku Utara) Ternate : Jurnal Torani: JFMarSci Vol 1. 2018, h.94-95
29
Mentri menetapkan:
24
I Nyoman Suyaya, Pengelolaan Sumber Daya Ikan Indonesia, Makalah Falsafah Sains,
Program Pascasarjana S3 Institut Pertanian Bogor. Diakses 02 November 2021. Pkl: 23.57 WITA
25
UNDAN-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 2009 TENTANG
PERIKANAN, H.3
30
j. Pelabuhan perikanan;
lingkungannya;
(1) mengenai:
lingkungannya;
26
Lihat di UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NO.45 TAHUN 2009 TENTANG
PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NO.31 TAHUN 2004 TENTANG PERIKANAN, h.5-7
31
daerah memang terdapat keuntungan, tetapi juga sekaligus menjadi beban dan
32
berdasarkan pada dua aspek, yaitu aspek biologi dan aspek ekonomi.
mentri kelautan dan perikanan no 1 tahun 2009 yang telah diubah melalui
peraturan mentri kelautan dan perikanan no 18 tahun 2014 dimana dalam hal
ini pengelolaan perairan laut Indonesia diagi menjadi beberapa satuan wilayah
Dimana WPP 718 mencangkup wilayah laut Aru, laut Arafuru, dan laut
Timur. Pada potensi sumber daya ikan terdapat 5 kelompok utama yaitu ikan
pelagis besar, ikan pelagis kecil, ikan demersal, ikan karang dan udang. 27 Di
tomalou ikan yang paling banyak ditangkap adalah ikan tongkol atau sering
disebut dengan ikan pelagis besar dimana ikan tersebut menjadi sumber
27
Potensi Sumberdaya Perikanan di WPP-NRI 718 dan Status Pengelolaan dengan
Indikatir EAFM, http://kkp.go.id/djprl/lpsplsorong/artikel/33971-potensi-sumberdaya-perikanan-
di-wpp-nri-718-dan-status-pengelolaan-dengan-indikatoor-eafm. Diakses pada tanggal 2 Februari
2023 pukul.22:25 WITA
33
Dunia Hak Asasi Manusia di Indonesia memulai babak baru ketika Dewan
Pengesahan konvenan ini membawa harapan baru bagi upaya penegakan dan
dengan hak sipil dan politik. Dalam hak Ekosob, intervensi negara
dijamin dalam kovenan dengan semua sarana atau sumberdaya yang memadai.
berhak menikmati hak atas kebebasan dan keadilan sosial secara bersamaan.
kedalam beberapa jenis hak antara lain: a) Hak atas pekerjaan dan kondisi
28
Arif Setiawan, Hak Asasi Manusia Dalam Bingkai ACFTA, (Jakarta: Jurnal
HAM,Komnas HAM RI, Vol. VI, 2010) h.149
34
Hak atas jaminan sosial dan asuransi sosial; d) Hak untuk berkeluarga dan
perlindungan bagi anak, remaja dan perempuan; e) Hak atas standar hidup
yang layak (pangan, sandang, papan); f) Hak atas standar tertinggi kesehatan
saat sakit; g) Hak atas pendidikan; dan h) Hak atas budaya danmendapat
hak. Contoh: menyiapkan system sarana dan prasarana yang cukup bagi
penyediaan sarana dan prasarana yang memadai bagi nelayan berhasil guna,
(to fulfill) yaitu kewajiban segera dimana pemerintah mampu memastikan hak
29
Muhammad Heikal Daudy, Perwujudan Kedaulatan Laut di Aceh Berbasis Hak
Ekonomi, Sosialdan Budaya menurut Perspektif Hukum Laut Internasional, (Jurnal Hukum:
Samudra Keadilan, Vol. 10 No. 1 Januari-Juni 2015), h.64
35
UU No.31 Tahun 2004. UU No.45 Tahun 2009 tentang perikanan dalam Bab
Garam. Rakyat yang Terkena Bencana Alam. Dalam aturan tersebut terlihat
bencana alam yang mendapatkan bantuan berupa tanggap darurat dan bantuan
rehabilitasi, antara lain berupa sarana dan prasarana untuk kegiatan usaha.
36
adanya tanggung jawab negara terhadap nelayan. Salah satu filosofis dasar
Indonesia. Oleh karena itu, setiap warga Negara Indonesia berhak dan wajib
meningkatkan kesejahteraan.
untuk nelayan tidak boleh berubah. Oleh karena itu setiap warga negara
Indonesia berhak dan wajib sesuai dengan kemampuannya ikut serta dalam
30
Hikmah dan Zahri Nasution, Upaya Perlindungan Nelayan Terhadap Keberlanjutan
Usaha Perikanan Tangkap (Jakarta: Balai Besar Riset Sosial Ekononi Kelautan dan Perikanan
2017). Hlm. 130-131
37
kesejahteraan nelayan, pembudi daya ikan, dan petambak garam. 31Selama ini
nelayan, pembudi daya ikan, dan petambak garam tersebut telah memberikan
pada dasarnya tidak hanya dalam sektor ekonomi, lebih jauh, ia juga nyatanya
diselesaikan yakni posisi pesisir, perikanan dan kelautan yang masih kurang
petambak garam.
Berangkat dari pasal 5 ayat (1), nelayan dibagi kedalam empat kategori,
yakni: (a) nelayan kecil adalah nelayan yang melakukan penangkapan ikan
berukuran paling besar 10 gros ton (GT); (b) nelayan tradisional adalah
31
Adwani, Perlindungan Sumber Daya Perikanan Laut sebagai Bentuk Tanggung Jawab
Pemerintah Daerah di Perairan Laut Privinsi Aceh, Jurnal Medina Hukum, Vol. 18 No. 2, 2011,
hlm. 190-200
38
dengan budaya dan kearifan local; (c) nelayan buruh adalah nelayan yang
menyediakan tenaganya yang turut serta dalam usaha penangkap ikan; (d)
nelayan pemilik yang memiliki kapal penangkap ikan, baik dalam satu unit
petambak garam adalah untuk (a) menyediakan prasarana dan sarana yang
mengelolah sumber daya ikan dan sumber daya kelautan serta dalam
usaha; (e) melindungi dari risiko bencana alam, perubahan iklim, serta
daya ikan dan petambak garam dilakukan secara sistematis, terpadu, terarah,
39
sumber daya alam dan lingkungan; (b) potensi sumber daya ikan di wilayah
pengelolaan perikanan Negara Republik Indonesia; (c) potensi lahan dan air; (d)
rencana tata ruang wilayah; (e) rencana zonasi wilayah pesisir dan pulau-pulau
kecil, rencana tata ruang laut nasional, dan rencana zonasi kawasan laut; (f)
kelembagaan dan budaya setempat; (i) tingkat pertumbuhan ekonomi; dan (j)
jumlah nelayan, pembudi daya ikan, dan petambak garam (Pasal 9 ayat (1), (2),
(3)).
pergaraman; (g) jaminan keamanan dan keselamatan; (h) fasilitasi dan bantuan
dan pelatihan; (b) penyuluhan dan pendampingan; (c) kemitraan usaha; (d)
38
menengah, maupun jangka panjang (Pasal 13). Rencana tersebut terdiri dari
sejumlah hal yang diatur untuk dilakukan, terutama oleh Pemerintah Provinsi
kependudukan.
petambak garam.
41
6. Pasal 18 ayat (1), (2), (3), (4), (5), dan (6) tentang pemerintah daerah
penggaraman.
8. Pasal 23, pemerintah daerah dapat bekerja sama dengan pelaku usaha
penggaraman.
10. Pasal 25 ayat (3) untuk menjamin kepastian usaha, a) pemerintah pusat
rencana zonasi serta zonasi rinci wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil
penggaraman.
lahan budi daya dalam membuata perjanjian keja atau perjanjian bagi
hasil.
usaha
15. Pasal 32, dapat menugasi BUMN/BUMD bid Asuransi untuk asuransi
usahanya.
43
keluarganya.
pelatihan.
23. Pasal 50, fasilitasi kemitraan usaha perikanan dan usaha penggaraman.
26. Pasal 62, fasilitasi kebutuhan biaya usaha perikanan dan penggaraman
maupun syariah.
secara lebih mendalam lagi, hal ini bertujuan untuk menghindari tumpang
44
tindih kewenangan dan atau, jika tidak hati-hati apa yang akan diatur nantinya
dengan pemanfaatan sumber daya perikanan yang tidak bisa dilepaskan dari
hak dasar. Perlindungan pada nelayan dan pembudi daya ikan disebabkan
negara lain
32
Teuku Muttaqin Mansur, Muazzin, Pengaturan Hukum Perlindungan Nelayan Kecil
Kanun Jurnal Hukum, Vol.19, No, 3, Agustus, 2017 h.386-393
45
emperoleh keadilan
langsung pada hasil laut. Mereka umumnya tinggal di wilayah pesisir atau
dekat dengan perairan umum, pada sebuah lingkungan pemukiman yang dekat
memiliki stuktur dan tatanan sosial yang khas, yaitu suatu komunitas yang
(based economic) agar tetap bertahan hidup (survival). Ketidak pastian akan
negatif bagi kualitas hidup masyarakat yang tergantung pada usaha ekonomi.33
33
Joseph E. Stiglitz, Amartya Sen, & Jean-Paul Fitoussi, Mengukur Kesejahteraan:
Mengapa Produk Domestik Bruto Bukan Tolak Ukur yang tepat untuk menilai kemajuan?,
Penerjemah: Mutiara Arumsari dan Fitri Bintang Timur, (Tanggerang: Marjin Kiri, 2011), h.96
46
kegiatan di atau dalam UU No. 27 Tahun 2007 jo. UU No. 1 Tahun 20014
Selain alokasi ruang, usaha perikanan yang dilakukan oleh nelayan dan
pembudi daya ikan sangat erat kaitannya dengan harga yang diperoleh nelayan
dan pembudi daya ikan agar mereka termotivasi untuk meningkatkan produksi
harga ikan turun kondisi nelayan akan sangat buruk karena hasil tangkapan
tidak memenuhi harapan dan tidak mampu menutup biaya variabel yang telah
kesejahteraan nelayan dan pembudi dya ikan. Hal ini di tunjukan dengan terus
menurunya nilai tukar nelayan dan pembudi daya ikan sampai akhir desember
rumah tangga dan biaya produksi perikanan yang sangat tinggi, baik di
34
Menata Wilayah Pesisir, KKP Adakan Rakornas Rencana Zonasi Wilayah Pesisir dan
Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3-k), (Online), (http://pdpt.kp3k.kkp.go.id/index.php/arsip/c/174/
Menata-Wilayah-Pesisir-KKP-Adakan-Rakornas-Rencana-Zonasi-Wilayah-Pesisir-dan-Pulau-
Pulau-Kecil-RZWP-3-k/?category_id=20. Diakses 30 Juni 2021 pukul: 00.03 WITA.
47
nelayan maupun di pembudi daya ikan. Oleh karena itu, perlu ada kebijakan
daya ikan.
Biaya yang dikeluarkan dalam konteks usaha meliputi biaya tetap dan
biaya variabel. Namun, dalam konteks usaha perikanan, seperi di atur dalam
dokumen tersebut meliputi: Surat Izin Usaha Perikanan (SIUP), Surat Izin
Penangkapan Ikan (SIPI), Surat Izin Kapal Pengangkut Ikan (SIKPI), surat
ukur sebagai bagian dari pendaftaran kapal, surat persetujuan berlayar, surat
tanpa bukti lapor kedatangan dan keberangkatan kapal perikanan, dan surat
skala menengah kebawah (kapal berukuran < 30 GT), hingga kini belum
otonomi daerah saat ini, dimana tidak sedikit pemerintah daerah memosisikan
mengurus perizinan usaha sebagai sumber PAD sama saja dengan tindakan
mengambil pajak atas investasi. Prsedur perizinan usaha yang belum standar
pungutan liar. Salah satu hambatan dalam usaha perikanan tangkap adalah
dengan biaya (baik resmi maupun tidak resmi) yang relatif agak tinggi.
48
Masalah perizinan ini memang sudah bersifat klasik bagi usaha perikanan
usaha, tetapi hasil dari usahanya. Hal ini, tentu menjadi beban tambahan biaya
produksi yang harus ditanggung oleh nelayan, yang pada akhirnya juga akan
dengan berbagai negara Indonesia masih termasuk salah satu negara yang
tangkap.
Sara produksi usaha perikanan untuk nelayan adalah segala sesuatu yang
lain, berupa kapal, alat tangkap, dan cold storage. Sedangkan untuk pembudi
ekonomi eksklusif Indonesia (ZEEI), dan laut lepas, sehingga fasilitas tambat
35
Lukman Adam, Telaah Kebijakan Perlindungan Nelayan dan Pembudi Daya Ikan di
Indonesia, Kajian Vol. 20 No. 2, Juni 2015. h.156
49
terbitnya Peraturan Mentri Kelautan dan Perikanan No. 57 Tahun 2014 jo.
Peraturan Mentri Kelautan dan Perikanan No. 30 Tahun 2012 tentang usaha
menjadi efektif.
pembudi daya ikan dengan pasar. Keberadaan TPI tidak hanya ditunjukan
ikan secara berkelanjutan; (3) sistem pelelangan ikan yang berkeadilan; (4)
penyedia BBM, bibit dan pakan ikan yang mudah diakses, dan (5)
daya ikan.
Nelayan kecil dan buruh nelayan, berada pada posisi yang lemah dan
yang biasanya adalah pembeli ikan, untuk meminjam dana guna membiayai
operasi penangkapan ikan. Selain itu, banyak nelayan yang harus meminjam
50
uang untuk membeli peralatan melaut, seperti kapal perikanan dan alat
tangkap.36
pembudi daya ikan mulai dari masalah akan melaut, sedang melaut, dan usai
terutama ketika melakukan opersi penangkapan ikan dilaut. Risiko yang kerap
Indonesia.
36
Rilus A. Kinseng, Konflik Nelayan (Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia, 2014),
h.39
37
Arif Satria dkk. Pengkajian Hukum Tentang Perlindungan Nelayan Tradisional dalam
Pengelolaan Sumber Daya Kelautan, (Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional, Kementrian
Hukum dan Hak Manusia, 2012), h.105
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
perilaku verbal yang didapat dari wawancara maupun perilaku nyata yang
maupun arsip.38
B. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi dua jenis data, yaitu:
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh secara langsung dari lapangan
2. Data Sekunder
Bahan hukum sekunder yaitu sumber yang mengutip dari sumber lain.
38
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Emoiris dan Normatif,
(Pustaka Pelajar 2010) h.280
51
52
D. Pengelolaan Data
kalimat teratur, runtun, logis, tidak tumpeng tindih, dan efektif sehingga
2. Classifying (klasifikasi)
39
Abu Achmadi dan Cholid Narbuko, Metode penelitian, (Jakarta: PT Bumu Aksara,
2005), h.85
53
3. Verifying (verifikai)
didapat dari lapangan agar validitas data dapat diakui dan digunakan
dalam penelitian.
4. Concluding (kesimpulan)
menjadi sebuah data terkait dengan objek penelitian peneliti. Hal ini
E. Analisis Data
secara deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode analisis data dengan cara
penelitian ini.
40
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
1993), h. 104-105.
41
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim. (Perpustakaan Online) di akses pada
tanggal 5 November 2022. Pukul 22.02 WITA.
BAB IV
A. Hasil Penelitian
Pada bab ini akan dipaparkan data dan temuan penelitian yang diperoleh
menjelajah pada Indonesia bagian Timur bahkan sampai Papua bahkan sampai
pasifik. Kesutanan ini berusia lebih dari 900 tahun dan setiap tanggal 12 April
dirayakan oleh pengembara Tidore yang mengebar untuk melihat nenek moyang
mereka. Mereka dating dari manapun termasuk dari Papua untuk kemballi
dalam menjalajah. Kampung ini tertata rapi, tradisi kelautan terutama nilai-nilai
42
http://p2k.unkris.ac.id/id3/2-3065-2965/Tomalou-Tidore-Selatan-
Tidore_250469_unkris_ p2k-unkris.html diakses tanggal 30 juni 2023. Pikul 23.12 WITA
55
swadaya.43
melaksanakan aktivitas nelayan. Dengan sarana dan prasaran yang memadai, perlu
nelayaan 81, pemilik kapal menyiapkan kapal dan uang serta bahan
43
Direktorat jendral pengelolaan ruang laut.httpps://kkp.go.id/djprl/artikel/18167-
kampung-nelayan-tomalou-kampung-budaya-di-tidore
56
para pekerja atau nelayan menyiapkan umpan untuk pergi mencari ikan. Dan
hasil dari penjualan ikan akan dibagikan kepada pemilik kapal dan para
nelayan.
4. Paparan Data
Pada bab ini disajikan data yang sesuai dengan tujuan penelitian.
Nelayan
ekonomi mereka.
44
Hasil wawancara dengan Djabal Namsa dan Alvian Marsaoli selaku pegawai Dinas
Perikanan Kota Tidore.
58
“Sampai saat ini pemerintah tidore belum buat kebijakan dan kami
dipanggil oleh DKP provinsi membahas soal BBM dan kami di atas 30gt
tidak dapat subsidi”
Kemudian hasil wawancara dengan nelayan c mengatakan bahwa:
“Terkait dengan regulasi nasional uu cipta kerja ini yang
mempengaruhi karena aturan sebelumnya kami sudah paham dan keluar
aturan baru yang buat kami bingung dan kita sesali yaitu pencabutan
subsidi”
Berdasarkan wawancara di atas maka penulis menyimpulkan bahwa
tidore masih kurang memihak kepada nelayan dimana aturan yang selalu
Dari hasil wawancara dari bagian pemerintah dan para nelayan penulis
perikanan.
tidaklah sama dengan hak sipil dan politik. dengan dimilikinya potensi
“pemerintah kota tidore dalam hal ini dinas perikanan setiap tahun
memberdayakan nelayan dengan program pengembangan perikanan
59
tangkap yaitu armada 3gt 2gt dan 1gt tujuannya adalah memberikan
pemberdayaan fasilitas, sarana tangkap, alat tangkap, alat bantu
perikanan tangkap, gps, jaring dan lain-lain supaya tujuannya itu
memberikan pemberdayaan kepada masyarakat. Disamping itu juga,
ada kebijakan pemerintah daerah dalam 3 thun terakhir ini terkait
dengan dana insentif daerah nah itu intinya mengarah pada pemberian
bantuan modal. Di tahun ini pemkot gelontarkan dana sebesar 5m
untuk diberikan kepada 1250 nelayan untuk modal usaha untuk
meningkatkan usahanya dan setiap tahun pemkot memberikan kapal
sebanyak 40 kapal dan pembagian kapal sesuai proposal yang diajukan
dari masyarakat dan di verifikasi oleh kelurahan.
yang diangkat pada penyusunan tesis ini yang pertama substansi pengaturan
nelayan dalam pengelolaan sumber daya perikanan. Adapun hasil penulis dari
di Tidore
hukum yang dilakukan oleh pemerintah kota Tidore untuk para nelayan
diantaranya a). mengganti alat tangkap ikan yang tidak ramah lingkungan
bukanlah suatu tindak pidana tetapi hanya perbuatan biasa yang boleh
tergolong rendah.
hukum bagi dirinya dalam proses hukum masih ada. Sehingga dala
yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum sebagai sarana
mesti diwujudkan.45
bantuan kapal dan uang untuk modal nelayan akan tetapi untuk masalah
tersebut.
45
Nursyira, Perlindungan Hukum dan Pemberdayaan Terhadap Nelayan Kecil di Kota
Tarakan, h.60. Di akses Tanggal 19 juli 2023, Pukul: 16.46 WITA
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
di kota Tidore, maka dasar atau acuan pemerintah yang diwakili oleh
keamanan, dan lain-lain. Karena sampai saat ini belum ada peraturan
yang diberikan berupa peralatan tangkap dan uang, secara rinci uang
yang diberikan untuk tahun ini senilai 4juta tiap 1 orang. Ini diberikan
B. Saran
62
63
DAFTAR PUSTAKA
Akmal, Pemenuhan Hak Ekonomi Sosial dan Budaya Bagi Masyarakat Nelayan
dikota Padang. (Demokrasi) Vol X No.2 2011
Alfitri, Ideologi welfare state dalam daar negara Indonesia: Analisis Putusan
Mahkamah Konstitusi Terkait Sistem Jaminan Sosial Nasional.(Jurnal
Konstitusi), Vol.9, No.3. September 2012.
Fajar, Mukti, dan Yulianto Achmad, Dualisme Penelitian Hukum Emoiris dan
Normatif, (Pustaka Pelajar 2010)
Fatonah, Kondisi Sosial Ekonomi Keluarga Nelayan dan Pemenuhan Hak Anak.
Diakses pada tanggal 2 Februari 2023 pukul.22:25 WITA.
64
http://p2k.unkris.ac.id/id3/2-3065-2965/Tomalou-Tidore-Selatan-
Tidore_250469_unkris_p2k-unkris.html diakses tanggal 30 juni 2023. Pikul
23.12WITA
Menata Wilayah Pesisir, KKP Adakan Rakornas Rencana Zonasi Wilayah Pesisir
dan Pulau-Pulau Kecil (RZWP-3-k), (Online),
(http://pdpt.kp3k.kkp.go.id/index.php/arsip/c/174/ Menata-Wilayah-
Pesisir-KKP-Adakan-Rakornas-Rencana-Zonasi-Wilayah-Pesisir-dan-
Pulau-Pulau-Kecil-RZWP-3-k/?category_id=20. Diakses 30 Juni 2021
pukul: 00.03 WITA.
Setiawan, Arif, Hak Asasi Manusia Dalam Bingkai ACFTA, (Jakarta: Jurnal
HAM,Komnas HAM RI, Vol. VI, 2010).
Sambouw. Steven Toar, Perlindungan Hukum Hak Asasi Manusia Terhadap Hak
Ekonomi Sosial Budaya Masyarakat di Pulau Marore Kabupaten
Kepulauan Sangihe Sulawesi Utara, : Lex Administratum, Vol.
III/No.5/Juli/2015.
Soemardi, Teori Umum Hukum dan Negara : Dasar-Dasar Ilmu Hukum Normatif
Sebagai Ilmu Hukum Deskriptif;Empirik (Bee Media Indonesia : Bandung
2010).
LAMPIRAN
69
70
71