Anda di halaman 1dari 6

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN
PIMPINAN KOMISI IV DPR RI
PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG
TENTANG
PERKEBUNAN

DISAMPAIKAN
PADA RAPAT PARIPURNA
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

JAKARTA, 29 SEPTEMBER 2014


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA

LAPORAN PIMPINAN KOMISI IV DPR RI


PADA RAPAT PARIPURNA DPR RI
PEMBAHASAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG
TENTANG
PERKEBUNAN
MASA PERSIDANGAN I TAHUN SIDANG 2014
Tanggal 29 September 2014

Bismillahirrahmanirrahiim
Assalamu'alaikum Wr. Wb.

Salam sejahtera bagi kita semua,

Pimpinan dan Anggota DPR RI yang kami hormati

Yth. Saudara Menteri Pertanian Republik Indonesia berserta jajarannya,


Yth. Saudara Menteri Perindustrian, Menteri Dalam Negeri, Menteri
Kehutanan, Menteri Hukum dan HAM atau yang mewakili beserta
jajarannya,

Rekan-rekan Media Massa, serta Hadirin yang berbahagia,

Pertama-tama marilah kita ucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT,


Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas izin-Nya kita dapat menghadiri
Rapat Paripurna DPR RI dalam rangka Pembicaraan Tingkat 11/Pengambilan
Keputusan terhadap Rancangan Undang-Undang tentang Perkebunan dalam
keadaan sehat wal'afiat.
Rancangan Undang-Undang tentang Perkebunan merupakan usul
inisiatif DPR RI. Presiden melalui Surat Nomor: R-45/Pres/9/2014
menugaskan Menteri Pertanian, Menteri Perindustrian, Menteri Dalam Negeri,
Menteri Kehutanan, dan Menteri Hukum dan HAM, baik secara bersama-sama
1
maupun sendiri-sendiri untuk mewakili Presiden, agar dibicarakan dalam
Sidang DPR-RI, guna mendapatkan persetujuan.

Bapak/lbu dan Sidang Dewan yang kami hormati,

Dalam melaksanakan tugas pembahasan RUU tentang Perkebunan,


Komisi IV DPR RI melakukan pembahasan Daftar lnventarisasi Masalah (DIM)
sebanyak 541 DIM.
Pembahasan RUU ini telah melalui proses yang panjang, dengan
beberapa tahapan yaitu pembahasan Tingkat Rapat Kerja, sampai dengan
Pembahasan pada Tim Perumus, maupun Tim Sinkronisasi. Selain itu dalam
prosesnya, Tim juga mendapatkan masukan yang konstruktif dari berbagai
pihak, antara lain para pakar dari berbagai Perguruan Tinggi, pemerhati
masalah perkebunan, organisasi perkebunan dan Sadan Kordinator
Penanaman Modal, sehingga RUU ini dapat diselesaikan.

Pimpinan Dewan dan hadirin yang berbahagia,

Sektor perkebunan mempunyai peranan penting dan strategis dalam


pembangunan nasional. Penyelenggaraan perkebunan dimaknai sebagai
suatu kesisteman mulai dari pengelolaan sumberdaya sampai dengan
pemasaran. Oleh karena itu, perlu pengaturan dalam undang-undang, melalui
Undang-Undang No 18 tahun 2004 tentang Perkebunan. Namun, dalam
pelaksanaannya, undang-undang tersebut dinilai belum optimal dalam
memenuhi kebutuhan hukum di masyarakat, terutama untuk menjawab
perkembangan dan tantangan di bidang perkebunan. Sehingga dibutuhkan
perubahan paradigma melalui RUU tentang Perkebunan. RUU ini diharapkan
mampu menjawab berbagai problematika di sektor perkebunan dan menjadi
aturan di bidang perkebunan yang komprehensif secara berimbang dan
proporsional kepada berbagai pihak terkait sektor perkebunan, yaitu
pemerintah, pelaku usaha, masyarakat dan pekebun yang mampu mendorong
pertanian berkelanjutan dengan memberikan prioritas kepada masyarakat
sekitar kebun untuk mendapatkan kebermanfaatan ekonomi. Adapun pokok-

2
pokok materi penting yang telah disepakati pada hasil pembicaraan tingkat I
atas pembahasan RUU tentang Perkebunan adalah:

1. RUU tentang Perkebunan ini terdiri dari 19 Bab dan 118 Pasal:
2. Kewajiban bagi pelaku usaha perkebunan yang memerlukan tanah berupa
tanah hak ulayat untuk melakukan musyawarah dengan masyarakat hukum
adat pemegang hak ulayat, untuk rnernperoleh persetujuan rnengenai
penyerahan tanah dan irnbalannya
3. Larangan untuk rnengeluarkan surnber daya genetik tanarnan perkebunan
yang terancam punah dan/atau yang dapat rnerugikan kepentingan nasional
dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia;
4. Kewajiban bagi perusahaan perkebunan yang rnerniliki izin usaha
perkebunan atau izin usaha perkebunan untuk budi daya wajib rnernfasilitasi
pembangunan kebun rnasyarakat sekitar, rnelalui pola kredit, bagi hasil,
atau bentuk pendanaan lain;
5. Kewajiban mernbangun kebun bagi unit pengolahan hasil perkebunan
tertentu yang berbahan baku irnpor dalarn jangka waktu paling larnbat 3
(tiga) tahun setelah unit pengolahannya beroperasi; dan
6. Pembinaan teknis yang dilakukan oleh Pernerintah untuk perusahaan
perkebunan milik negara, swasta dan/atau pekebun.

Selanjutnya tanggal 26 September 2014, Rapat Kerja Komisi IV DPR RI


rnenyetujui RUU tentang Perkebunan untuk dibawa pada Pembicaraan
Tingkat II dalam Rapat Paripurna hari ini untuk mendapat
persetujuan/pengesahan rnenjadi Undang-Undang. Catatan penting yang
diberikan oleh Fraksi-Fraksi adalah, Pemerintah dalam pengembangan usaha
perkebunan harus mengutamakan penanarnan modal dalam negeri.
Sehingga, penanarnan modal asing wajib dibatasi yang berdasarkan atas jenis
tanaman perkebunan, skala usaha, dan kondisi wilayah tertentu dan dilakukan
pengawasan secara konsisten. Adapun dalam pelaksanaannya, harus diatur
secara tegas di dalam Peraturan Pemerintah. Sedangkan Pandangan Mini

3
Fraksi PAN mengusulkan besaran penanaman modal asing pada suatu usaha
perkebunan paling banyak 30% dari total modal keseluruhan.

Kepada Pemerintah, DPR RI meminta untuk segera melakukan


sosialisasi setelah RUU ini diundangkan, dan meminta agar peraturan
turunan, yang terdiri dari 3 (tiga) Peraturan Pemerintah, dan 10 (sepuluh)
Peraturan Menteri yang diamanatkan didalam undang-undang ini segera
terbit.

Pimpinan dan Anggota DPR RI yang kami hormati

Rekan-rekan Media Massa, serta Hadirin yang berbahagia,

Pada kesempatan yang baik dan berbahagia ini, perkenankan Kami


menyampaikan ucapan terimakasih dan penghargaan kepada Pimpinan dan
Anggota Komisi IV DPR-RI, Menteri Pertanian, Menteri Perindustrian, Menteri
Dalam Negeri, Menteri Kehutanan dan Menteri Hukum dan HAM, serta
kepada Saudara Ir. Gamal Nasir, MS, selaku Direktur Jenderal Perkebunan,
Kementerian Pertanian beserta jajarannya, yang telah bersama-sama dengan
Komisi IV DPR RI, melakukan pembahasan RUU tentang Perkebunan dengan
cermat, tekun dan demokratis.

Kami juga mengucapkan terimakasih kepada Sekretariat Jenderal DPR


RI beserta jajarannya, serta semua pihak yang telah membantu secara
keahlian, teknis, dan administratif. Sehingga, pembahasan RUU tentang
Perkebunan berjalan dengan baik dan lancar. Ucapan terima kasih juga Kami
sampaikan kepada pemangku kepentingan lainnya yang telah membantu
kelancaran dalam pembahasan RUU ini, seperti dari perguruan tinggi,
pemerhati bidang perkebunan, organisasi perkebunan, dan masyarakat.

4
Demikian laporan Komisi IV DPR RI terhadap pembahasan RUU
tentang Perkebunan. Apabila ada kekurangan dan kesalahan dalam
penyampaian laporan ini, Kami menyampaikan permohonan maaf.
Selanjutnya, perkenankanlah Kami menyerahkan RUU tentang Perkebunan
guna mendapat persetujuan atau pengesahan dalam Rapat Paripurna yang
terhormat ini untuk menjadi Undang-Undang.

Wabilahitaufik Walhidayah,

Wassalamualaikum Wr. Wb.

KOMISI IV DPR RI,


WAKIL KETUA

I
5

I
--- --
.=~------- - - = - ----:__- _:-'=--------'-----'------=

Anda mungkin juga menyukai