Anda di halaman 1dari 98

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT

REPUBLIK INDONESIA
----------------------
RISALAH RAPAT
RAPAT PLENO KOMISI III DPR RI TERHADAP
UJI KELAYAKAN (FIT AND PROPER TEST)
CALON KAPOLRI
--------------------------------------------------
(BIDANG HUKUM, PERUNDANG-UNDANGAN, HAM DAN KEAMANAN)


Tahun Sidang : 2013-2014
Masa Persidangan : I
Rapat ke :
Sifat : Terbuka
Jenis Rapat : Fit and Proper Test.
Hari/tanggal : Kamis, 17 Oktober 2013
Pukul : 10.10 17.55 WIB.
Tempat : Ruang Rapat Komisi III DPR RI
Ketua Rapat : DR. Pieter C. Zulkifli Simaboea, MH / Ketua Komisi III DPR RI.
Sekretaris Rapat : Endah Sri Lestari, SH, MSi / Kabag Set.Komisi III DPR-RI.
Hadir : 47 orang Anggota dari 52 Anggota Komisi III DPR-RI.
Ijin : 2 orang anggota.
Acara : Uji Kelayakan (Fit and Proper Test) Calon Kapolri, Komjen (Pol)
Drs.Sutarman.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH/F-PD

Assalamualaikum warohmatullahi Warahmatullahi Wabarakatuh salam
sejahtera bagi kita semua Oom Swastiastu. Yang terhormat Bapak, Ibu
Anggota Komisi III DPR RI, hadirin yang kami muliakan. Pertama-tama,
marilah kita memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
karena hanya perkenan-Nya kita dapat melaksanakan dan menghadiri uji
kelayakan fit and proper test calon Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia pada hari ini dalam keadaan sehat walafiat. Sesuai dengan laporan
sekretariat Rapat hari ini berdasarkan daftar hadir telah hadir sebanyak 30
dari, 52 orang Anggota Komisi III DPR RI. Oleh karena itu, kuorum telah
terpenuhi dan telah sesuai dengan ketentuan Pasal 245 Ayat (1) Peraturan
DPR RI tentang Tata Tertib, maka perkenankan kami membuka fit and proper
test calon Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia dan dinyatakan
terbuka untuk umum.

(RAPAT DIBUKA)

calon Kapolri dipersilakan memasuki ruang rapat Komisi III DPR RI. Sebelum
acara saya lanjutkan, saya persilakan Teman-teman jurnalis untuk mengambil
gambar, saya beri waktu selama 3 menit.
2





NASIR DJAMIL, S.AG/F-PKS


Pak Pieter, kasih dulu semua wartawan kesempatan Pak Peter. Jangan 3
menit, kalau perlu 5 menit. Kasih kesempatan Sahabat-sahabat pers dulu Pak
Pieter.

DADAY HUDAYA, SH., MH/F-PD

Ketuanya tetap Ruhut.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH/F-PD

Teman-teman jurnalis, saya mohon dengan hormat, agar secepatnya minggir
ke tepi karena acara akan dimulai. Yang kami hormati calon Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia. Kami menyampaikan terima kasih
kepada calon Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia atas
kesediaannya memenuhi undangan kami, demikian juga kepada seluruh
Anggota Komisi III DPR RI kami mengucapkan terima kasih. Selanjutnya,
sebelum memulai fit and proper test Pimpinan menyampaikan beberapa hal
sebagai berikut; yang pertama, calon Kepala Kepolisian Republik Indonesia
menyampaikan visi dan misi dengan waktu paling lama 30 menit. Yang
kedua, hak mengajukan pertanyaan dilakukan oleh Anggota Komisi III DPR RI
kepada calon Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia. Pengajuan
pertanyaan atau mengemukakan pendapat dilakukan oleh Anggota Komisi III
DPR RI selama 3 menit, yang pelaksanaannya diatur oleh Pimpinan Rapat.
Yang ketiga, setelah memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang
telah diajukan oleh Anggota Komisi III DPR RI, calon Kepala Kepolisian
Negara Republik Indonesia menandatangani surat pernyataan yang disiapkan
Komisi III DPR RI setelah selesai. Kemudian calon Kapolri meninggalkan
ruangan rapat. Yang keempat, selanjutnya, Komisi III DPR RI melakukan
pembahasan persetujuan atau penolakan dengan ketentuan sebagai berikut;
satu, masing-masing Fraksi melalui juru bicaranya menyampaikan
pandangannya terhadap usulan pengangkatan dan pemberhentian Kepala
Kepolisian Negara Republik Indonesia, calon Kapolri Komisaris Jenderal
Polisi DRS. Sutarman hadir pada saat pandangan Fraksi-fraksi dibacakan.
Yang kedua, apabila dalam pengambilan keputusan tidak diperoleh
kesepakatan secara aklamasi, maka akan ditempuh lobi. Bila tidak diperoleh
kesepakatan dalam lobi maka akan dilakukan pemungutan suara secara
tertutup. Demikian pengantar kami dan untuk mempersingkat waktu,
kesempatan selanjutnya, kami serahkan kepada calon Kepala Kepolisian
Negara Republik Indonesia untuk menyampaikan visi dan misinya kami
persilakan.


3




CALON KAPOLRI/KOMJEN POL. DRS.SUTARMAN

Bismillarrahmirahim, Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Selamat siang dan salam sejahtera. Yang terhormat Ketua Komisi III DPR RI,
Para Wakil Ketua Komisi III DPR RI, Bapak, Ibu Anggota Komisi III DPR RI
yang saya hormati. Pada kesempatan ini perkenankanlah saya mengajak
Bapak, Ibu Anggota Dewan yang terhormat untuk bersama-sama tidak henti-
hentinya melalui untuk memuji keagungan dan kebesaran Allah SWT, Tuhan
Yang Maha Kuasa dan bersyukur atas seluruh limpahan nikmat dan karunia
yang diberikan kepada kita, sehingga pada pagi hari ini kita dapat
bersilaturrahim dalam rangka amanah konstitusi dalam rangka menjalankan
uji kepatutan dan kelayakan calon Pimpinan Polri, guna kesinambungan
kepemimpinan Polri yang akan datang. Ucapan terima kasih dan
penghargaan yang setinggi tingginya kepada Bapak, Ibu Anggota Dewan
yang terhormat. Atas perkenan dan yang telah memberikan kesempatan
kepada saya, untuk menyampaikan pokok-pokok pikiran melalui uji kepatutan
fit and proper test di hadapan Bapak, Ibu Anggota Dewan yang saya hormati.
Saya juga menyadari dan meyakini bahwa DPR RI khususnya Komisi III
bukan hanya sekadar mitra kerja tetapi merupakan bagian dari keluarga besar
Polri yang telah dan selalu menjaga serta membesarkan institusi Polri.
Ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya juga saya
sampaikan kepada Jenderal Polisi DRS. Timur Pradopo yang telah
melakukan revitalisasi Polri, menuju pelayanan prima guna meningkatkan
kepercayaan masyarakat dalam kerangka reformasi birokrasi Polri dan grand
strategy Polri 2005-2025 sehingga menjadi kewajiban kami serta seluruh
generasi penerus Polri untuk melanjutkan pembenahan Polri yang telah
dirintis selama periode Kepemimpinan Beliau, agar Polri dapat
memanfaatkan, memantapkan dirinya dalam menyongsong tugas-tugas yang
semakin rumit dan kompleks, khususnya dalam menyongsong Pemilu 2014.
Pengabdian Polri dalam memelihara Kamtibnas penegakan hukum,
memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat
saat ini saya rasakan semakin baik, hal ini tidak terlepas dari Bapak/Ibu
Anggota Dewan yang mulia serta hasil kerja keras para pendahulu yang telah
meletakkan dasar-dasar yang kokoh bagi pengembangan organisasi
sehingga seluruh program pembangunan Polri dapat terlaksana dengan baik.
Selanjutnya, menjadi kewajiban saya sebagai generasi penerus untuk
memperkuat dan menjaga keberlangsungan organisasi agar mampu
menghadapi perkembangan lingkungan strategi dan tantangan tugas Polri,
baik internal maupun eksternal yang semakin kompleks di masa yang akan
datang.

Bapak, Ibu Anggota Dewan yang saya hormati, pada uji kepatutan dan
kelayakan ini, perkenankanlah saya menyampaikan pokok-pokok pikiran
tentang penguatan fungsi Kepolisian guna mewujudkan keamanan dalam
negeri, dalam rangka mendukung pembangunan nasional. Penguatan
dimaksud akan diarahkan pada fungsi peng pemeliharaan keamanan dan
ketertiban masyarakat, penegakan hukum dan perlindungan pengayoman dan
pelayanan kepada masyarakat sebagaimana yang diamanatkan dalam
4

Undang-undang Nomer 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Republik Indonesia,
latar belakang pemikiran saya dilandasi dengan keyakinan bahwa dengan
kesatuan, Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah Negara besar yang
multikultural, dimana para pendiri Negara, finding father telah menetapkan
Dasar Negara Pancasila dan tatanan Kenegaraan dalam Konstitusi Undang-
Undang Dasar 1945 sebagai dasar hukum Negara yang harus dipedomani,
oleh seluruh rakyat dengan menggunakan wawaasan nusantara sebagai
landasan visioner dan ketahanan nasional sebagai landasan konsepsional
dalam rangka mencapai tujuan nasional yaitu melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, mewujudkan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan Bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban
dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial,
sebagaimana tercantum di dalam pembukaan Undang-Undang Dasar 1945.
Upaya pencapaian tujuan nasional tersebut dilaksanakan melalui program
pembangunan yang dituangkan dalam rencana pembangunan jangka panjang
nasional 2005-2025 yang dilaksanakan secara bertahap, dan dijabarkan
dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional salah satu sasaran
adalah meningkatnya profesionalisme aparatur negara termasuk Polri. Untuk
mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih, berwibawa dan
bertanggungjawab serta profesional yang mampu mendukung pembangunan
nasional. Pada era reformasi saat ini tuntutan masyarakat akan rasa aman,
keadilan dan kepastian hukum serta kesejahteraan harus diwujudkan oleh
penyelenggara negara, dimana apabila tuntutan masyarakat tersebut tidak
terpenuhi, maka akan menimbulkan rasa ketidakpuasan yang berpotensi
mengganggu sendi-sendi kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara.
Hal ini merupakan tanggung jawab Kepolisian Negara Republik Indonesia
bersama dengan komponen bangsa lainnya sebagaimana yang diamanatkan
pada Pasal 13 Undang-Undang 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara
Republik Indonesia, yang menyatakan bahwa tugas pokok Polri adalah
memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menegakkan hukum,
memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada masyarakat.
Polri sebagai sistem pemerintahan dalam pelaksanaan tugas pokoknya harus
mampu mendukung keberhasilan pembangunan nasional, sebagaimana telah
dirumuskan dalam Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2007 tentang rencana
pembangunan jangka panjang nasional 2005-2025. Untuk itu Polri telah
menyusun perumusan strategi jangka panjang sebagai pedoman arah
kebijakan Polri dengan menetapkan grand strategi Polri 2005-2025, yang
mencakup tiga tahapan yaitu tahap satu, tahun 2005-2009 membangun
kepercayaan trust building. Tahap dua, 2010-2014 membangun kemitraan
partnership building dan tahap tiga, tahun 2015 menuju organisasi unggulan
yaitu straight for action. Pembangunan Polri saat ini telah sampai pada tahap
dua grand strategy Polri yang akan berakhir pada tahun 2014 dan telah
dijabarkan dalam bentuk renstra Polri tahun 2010-2014. Dengan sasaran
membangun sistem dengan seluruh komponen masyarakat, partnership
building. Hal tersebut telah dijabarkan dalam program dan dana anggaran
Polri yang selaras dengan kebijakan pembangunan kabinet Indonesia bersatu
1, 2 dibidang keamanan yaitu; 1. Meningkatkan kepercayaan masyarakat
terhadap Lembaga Kepolisian. 2. Menerapkan quick win seluruh wilayah
NKRI. 3. Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia. 4. Modernisasi
teknologi Kepolisian sebagai bagian dari penerapan reformasi Kepolisian
Negara Republik Indonesia. 5. Pemantapan tata kelola pencegahan dan
penanggulangan tindak pidana terorisme serta pemberdayaan masyarakat
5

dalam pencegahan tindak pidana terorisme. 6. Peningkatan profesionalisme
yang diiringi kesejahteraan Pegawai Polri, renstra Polri tahun 2010-2014 telah
berada pada akhir tahun renstra yang memerlukan kesinambungan program
secara berkelanjutan. Pencapaian keberhasilan renstra Polri tahun 2005-2009
yang dilanjutkan dengan renstra Polri 2010-2014 tidak terlepas dari kerja
keras seluruh personel Polri dengan dukungan yang kuat dari pemerintah,
DPR RI, masyarakat serta stakeholder lainnya. Namun perlu disadari bahwa,
keberhasilan tersebut masih dirasa ada kekurangan, sehingga belum
sepenuhnya memberikan kepuasan kepada masyarakat atas pelaksanaan
tugas Polri dalam upaya menciptakan keamanan dan ketertiban masyarakat,
menegakkan hukum, mengayomi dan melindungi masyarakat. Oleh karena
itu, diperlukan kesinambungan kebijakan strategi, implementasi fungsi
Kepolisian pada pelaksanaan renstra Polri 2010-2014. Visi Polri dalam renstra
Polri 2010-2014 adalah terwujudnya pelayanan Kamtibnas prima, tegaknya
hukum dan Kamdagri mantap serta terjalinnya sinergitas polisional yang pro
aktif. Untuk mewujudkan visi tersebut telah disusun misi Polri sebagai berikut :
1. Melaksanakan early detection, deteksi dini dan early warning peringatan
dini melalui kegiatan operasi penyelidikan, pengamanan dan penggalangan.
2. Memberikan perlindungan, pengayoman dan pelayanan secara profesional,
proporsional, transparan dan akuntabel. 3. Menjaga keamanan, keselamatan,
ketertiban dan kelancaran lalu lintas untuk menjamin keselamatan dan
kelancaran arus barang, orang. 4. Menjamin keberhasilan penanggulangan
gangguan keamanan dalam negeri. 5. Mengembangkan perpolisian
masyarakat yang berbasis pada masyarakat patuh hukum. 6. Menegakkan
hukum secara profesional, obyektif, proporsional, transparan dan akuntabel
untuk menjamin kepastian hukum dan rasa keadilan. 7. Mengelola secara
profesional, transparan, akuntabel dan modern seluruh sumber daya Polri,
guna mendukung keberhasilan operasional tugas Polri. 8. Membangun sistem
sinergi polisi lalu lintas Kementerian, Lembaga dan Lembaga Internasional
maupun komponen masyarakat dalam rangka membangun kemitraan dan
jejaring kerja partnership building.

Bapak, Ibu dan Anggota Dewan yang terhormat, pada kesempatan ini saya
akan sampaikan gambaran, capaian kinerja Polri saat ini secara umum
sebagai berikut; 1. Di bidang pembinaan Polri telah memperkuat pelayanan
prima sebagai tindak lanjut dari kebijakan Presiden Republik Indonesia
dengan melakukan penambahan kekuatan 50.000 personel Polri dan
pendataan sistem rekruitmen Polri melalui metode rekruitmen yang bersih,
transparan, akuntable, penambahan dilakukan secara bertahap sampai tahun
2014. Saat ini telah tercapai 60 persen sehingga jumlah personel sampai
bulan Juli 2013 adalah 391.089 personil, dengan komposisi Perwira 46.991,
Bintara Tamtama 344.098 personel. jumlah keseluruhan personil Polri dan
PNS sebanyak 128 personel. Kami ulangi 413.128 personel. Selanjutnya,
Polri telah melakukan penambahan sarana dan prasana melalui peningkatan
anggaran Polri dari Rp.39,7 trilyun pada tahun 2012 menjadi Rp.45,6 trilyun di
tahun 2013. 2. Dibidang operasional. Pada aspek pemeliharaan keamanan
dan ketertiban masyarakat, secara umum Polri bersama-sama komponen
bangsa lainnya dapat melaksanakan perannya menjaga stabilitas keamanan
dalam negeri, dengan ditandai pelaksanaannya agenda nasional maupun
internasional seperti shell Banda 2012, Shell Komodo 2013, Bali demokratik
forum Asean Summit, hight level panel 3 Negara-negara Afrika dan Asean
6

Effect 2013, pengamanan Idul fitri pengamanan Natal dan tahun baru serta
pengamanan Pemilukada di berbagai daerah yang secara umum, relatif
berjalan aman pada aspek penegak hukum, Polri telah mampu mengungkap
kasus-kasus menonjol antara lain tindak pidana korupsi, narkoba, kejahatan
jalanan premanisme dan cyber crime serta secara umum penanganan
perkara kejahatan yang ditangani oleh Polri dijelaskan sebagai berikut; pada
tahun 2011, telah diselesaikan 192.615 perkara dari 360.249 perkara yang
dilaporkan, selesai 53%. Pada tahun 2012. Telah diselesaikan 183.180 9
perkara dari 342.952 perkara. Selesai 53 persen. Dan pada tahun 2013 per
bulan Agustus telah diselesaikan 119.600 99 perkara dari 211.250 perkara,
selesai 56 persen. Khusus untuk penanganan tindak pidana korupsi selama
tahun 2012, Polri telah menangani 1.176 kasus atau naik 65% dibandingkan
tahun 2011 yang berjumlah 766 kasus, sedangkan penyelesaian perkara
korupsi tahun 2012 sebanyak 657 kasus atau naik 24,9%, dengan keuangan
negara yang dapat di selamatkan sebesar lebih kurang Rp.261 miliar, adapun
capaian penyelesaian perkara korupsi tahun 2013 sampai bulan Oktober dari
1.228 perkara yang disidik telah diselesaikan sebanyak 554 perkara dengan
penyelamatan keuangan negara sebesar Rp. 907 miliar. Dalam penanganan
kejahatan terorisme Polri mampu menangkap beberapa pelaku sebelum
melakukan aksinya, hal ini merupakan upaya preventif Polri mencegah
terjadinya aksi teror dan jatuhnya korban jiwa sehingga mengakibatkan
Anggota Polri sebagai salah satu target dari pelaku teror, terorisme 3.
Berkaitan dengan pelaksanaan reformasi birokrasi Polri gelombang dua
Tahun 2012 dapat saya sampaikan bahwa program reformasi birokrasi Polri
gelombang dua pada tahun 2012 dilaksanakan melalui 9 program, program
penataan dan penguatan organisasi, program penataan tata laksana, program
penataan perundang-undangan, program peningkatan kualitas pelayanan
publik, program penataan sistem manajemen dan SDM aparatur, program
managemen perubahan, program penguatan pengawasan, program
penguatan akuntabilitas kinerja, program monitoring evaluasi yang dijabarkan
dalam bentuk 31 kegiatan dan 171 rencana aksi yang telah terlaksana sesuai
tahapan dan diharapkan akan tuntas pada tahun 2014. 4. Sementara itu
penilaian unit kerja Presiden di bidang pengendalian dan pengawasan
pembangunan UKP4 terhadap Inpres 17 Tahun 2011 tentang rencana aksi
pencegahan dan pemberantasan korupsi tahun 2012, Inpres prioritas
pembangunan nasional, program tentang pelaporan rencana aksi open
government Indonesia tahun 2012, program tentang pelaporan rencana aksi
penanganan beban lebih kendaraan tahun 2012, pelaporan program nasional
penghematan energi dan pengendalian bbm, bersubsidi tahun 2012 dari 19
rencana aksi yang dinilai oleh UKP4 tersebut pada umumnya sudah
terlaksana dengan baik. Dengan mendapatkan nilai hijau dan biru atau
tercapai sesuai target 100% bahkan ada yang melebihi hingga 182%. Namun
masih ada dua rencana aksi yang perlu mendapat perhatian untuk lebih
ditingkatkan lagi, yaitu program pelaksanaan penanganan perkara yang
transparan dan akuntabel serta program penempatan pejabat strategi
lembaga penegak hukum. Pada tahun 2013 penilaian UKP4 difokuskan pada
strategi nasional dalam rangka mempercepat upaya pencegahan dan
pemberantasan korupsi, melalui 6 (enam) strategi yaitu meliputi; a.
Melaksanakan upaya-upaya pencegahan b. Melaksanakan langkah-langkah
strategi di bidang penegakan hukum c. Melaksanakan harmonisasi
penyusunan peraturan perundang-undangan di bidang pemberantasan tindak
pidana korupsi sektor terkait d. Melaksanakan kerjasama internasional dan
7

menyelamatkan aset tindak pidana korupsi e. Meningkatkan upaya
penindakan dan budaya anti korupsi dan f. meningkatkan koordinasi dalam
rangka mekanisme pelaporan pelaksanaan upaya pemberantasan tindak
pidana korupsi. Yang telah ditindaklanjuti oleh Polri dengan menjabarkannya
ke dalam rencana aksi strategi nasional pencegahan dan pemberantasan
korupsi di lingkungan Polri Tahun 2013 ke dalam tiga strategi, 11 isu nasional
dan 23 rencana aksi. Adapun ketiga strategi tersebut meliputi strategi
pencegahan, strategi penegakan hukum, strategi kerjasama internasional dan
penyelamatan aset hasil tindak pidana korupsi. 5. Di bidang pengawasan
keuangan, Badan Pemeriksa Keuangan RI memberikan penilaian cukup
positif terhadap pengelolaan keuangan Polri dengan predikat capaian wajar
tanpa pengecualian WTP sejak Tahun 2009 dan hasil pemeriksaan tahun
2000 2013. Semua capaian yang saya sampaikan, tersebut merupakan hasil
kerja keras seluruh personel Polri dalam mengimplementasikan kebijakan
revitalisasi Polri menuju pelayanan prima, guna meningkatkan kepercayaan
masyarakat yang dicanangkan oleh Bapak Kapolri Jenderal Polisi Timur
Pradopo.

Bapak,Ibu Anggota Dewan yang saya muliakan, mendasari grand strategi
Polri 2005-2025 dan tahapan renstra Polri 2010-2014 maka arah kebijakan
dan pembangunan, kinerja Polri sudah searah dengan pembangunan jangka
menengah nasional tahun 2010-2014, dan rencana pembangunan jangka
Panjang nasional 2005-2025 mendatang. Untuk menjaga kesinambungan
arah pembangunan dan kinerja Polri yang dihadapkan pada perkembangan
global, regional dan nasional maupun tuntutan masyarakat yang terus
berkembang maka implementasi tugas Polri diarahkan untuk mendukung
kelancaran aktivitas masyarakat, guna terlaksananya pembangunan nasional,
jika masyarakat merasa pelayanan fungsi Kepolisian dari aspek keamanan
dan ketertiban masyarakat penegakan hukum, perlindungan, pengayoman
dan pelayanan kepada masyarakat, maka kepercayaan masyarakat terhadap
Polri akan tumbuh dan diharapkan akan berperan aktif untuk membantu
tugas-tugas Polri dalam menciptakan Kamtibmas yang mantap, membangun
kepercayaan masyarakat terhadap Polri menjadi prioritas pertama dalam
renstra Polri 2005-2009. Kondisi ini harus berlanjut pada renstra Polri 2010-
2014 dengan sasaran membangun sinergi dengan seluruh komponen bangsa
dalam masyarakat partnership building. Untuk mencapai sasaran dimaksud,
Polri saat ini dihadapkan pada berbagai tantangan yang timbul dari
perkembangan lingkungan global yang ditandai dengan perkembangan
teknologi informasi dan transportasi yang berkembang sangat pesat.
Mengakibatkan mobilitas ke arus informasi barang, jasa dan manusia dari
suatu negara ke negara lain sangat cepat, kondisi ini menimbulkan dampak
perkembangan kejahatan lintas negara seperti terorisme, cyber crime,
penyelundupan manusia, narkotika, penyeludupan senjata, penyelundupan
barang-barang lain yang semakin meningkat, yang memerlukan penanganan
secara komprehensif dengan bekerja sama antara Kepolisian Negara-negara
lain. Selain isu tersebut, selain isu tersebut, isu global lainnya seperti
demokratisasi, perlindungan hukum dan Ham, lingkungan hidup, pemanasan
global, krisis energi, krisis keuangan global perlu mendapat perhatian serius.
Sementara kondisi lingkungan regional juga tidak mungkin diabaikan seperti
dorongan RRC dalam memudahkan investasi dan memproduksi produk-
produk murah. Memanasnya sengketa perbatasan di laut Cina Selatan,
8

persiapan ASEAN Community 2015, pengaruh kelompok radikal di Pakistan
dan Afghanistan yang memiliki jaringan dengan kelompok terorisme di
Indonesia, isu Melanesia, brother brotherhood yang mempengaruhi terhadap
gerakan separatis Papua Merdeka, kondisi perbatasan dengan Timor Leste
Filipina, Singapura, Papua Nugini, Malaysia, Australia dan perkembangan
politik, ekonomi, sosial budaya dan keamanan di Asia Tenggara yang
mempengaruhi Indonesia. Dalam hal perkembangan lingkungan strategi
nasional, faktor-faktor yang berkaitan dengan Ipoleksos bud dan keamanan
perlu menjadi perhatian, hal ini karena menimbulkan dampak timbulnya
konflik sosial, tingginya korupsi, aksi unjuk rasa buruh, kejahatan jalanan,
peredaran gelap narkotika, kejahatan dengan kekerasan terorisme yang
menjadikan Anggota Polri sebagai sasaran. Begitu juga dengan agenda
kegiatan penting yang berskala nasional antara lain; pelaksanaan Pemilukada
dan Pemilu 2014. Selain Polri hadapkan dengan berbagai tantangan global,
regional dan nasional. Saya memahami bahwa Polri juga dihadapkan banyak
tuntutan dan harapan masyarakat terhadap pelaksanaan tugas dan kinerja
Polri, saya juga menyadari bahwa hingga saat ini Polri masih belum
sepenuhnya dapat memenuhi harapan dan tuntutan masyarakat, kita masih
sering mendengar bahwa masyarakat mengharapkan agar Polri mampu
mewujudkan 1. Postur Polri yang profesional, bersih, mandiri dan bebas dari
KKN. 2. Keberadaan Polri di tengah-tengah masyarakat dapat memberikan
rasa aman dan tenteram. 3. Polri mampu memberikan pelayanan yang prima,
tidak mempersulit, cepat dan tuntas dalam menyelesaikan masalah. 4.
Penampilan personel Polri yang simpatik, humanis tapi tegas, bermoral dan
modern. 5. Polri yang lebih terbuka, transparan dan meng dengan
bertanggung jawab, akuntable dalam setiap tindakan. 6. Peningkatan
kapasitas peran dan fungsi intelijen Kepolisian yang lebih mampu
memberikan early detection, deteksi dini dan early warning peringatan dini
dalam rangka mengantisipasi terjadinya gangguan Kamtibmas. 7.
Menegakkan hukum yang tegas, jujur, benar dan adil, tidak diskriminatif. Dan
memenuhi rasa keadilan masyarakat yang diwujudkan dengan terjaminnya
transparansi dalam proses penyidikan perkara.

Bapak Ketua, Pimpinan dan Bapak, Ibu Anggota Dewan yang saya hormati,
memperhatikan seluruh capaian kinerja yang telah saya sebutkan tadi,
dikaitkan dengan perkembangan lingkungan strategis dan semakin tingginya
tuntutan serta harapan masyarakat, maka apabila saya diberikan
kepercayaan Negara untuk mengemban amanah sebagai Pimpinan Polri,
mengacu pada visi renstra Polri 2010-2014, visi saya adalah terwujudnya
postur Polri sebagai sosok penolong, pelayan dan sahabat masyarakat serta
penegak hukum yang jujur, benar dan adil, transparan dan akuntabel, guna
memelihara keamanan dalam negeri yang mantap, didukung sinergitas
polisional yang polisional dalam rangka keberlangsungan pembangunan
nasional, secara substansi visi tersebut mengandung makna sebagai berikut;
1. Polri penolong bermakna sebagai sosok Polri yang dengan sukarela
membantu, meringankan beban penderitaan kesulitan, melepaskan diri dari
bahaya bencana yang dihadapi oleh masyarakat. 2. Pelayanan masyarakat
bermakna sebagai sosok Polri yang melayani dengan sepenuh hati, ikhlas
dan tanpa pamrih. 3. Sahabat masyarakat bermakna sosok Polri yang mampu
menempatkan diri sebagai kawan, teman yang setara dalam memecahkan
persoalan yang dihadapi oleh masyarakat. 4. Penegak hukum yang jujur adil,
9

benar, transparan dan akuntabel bermakna sosok Polri yang lurus hati, tulus
ikhlas, apa adanya, tidak berbohong, tidak curang, berpihak pada kebenaran,
tidak sewenang-wenang, tidak pilih kasih, terbuka dan dapat bertanggung
jawab. 5. Kamdagri mantep bermakna suatu keadaan di wilayah hukum NKRI
yang bebas dari konflik sosial baik vertikal maupun horisontal dan bebas dari
gangguan keamanan dan ketertiban umum serta bebas dari perbuatan yang
mengganggu jalannya pemerintahan maupun persatuan bangsa. Disamping
itu bila terjadi bahaya-bahaya dari bencana alam dan kecelakaan besar must
disaster dapat direspons secara efektif. 6. Sinergi polisional yang proaktif,
bermakna, bersama antara unsur komponen negara dan masyarakat dalam
mengambil langkah mendahului ber prosesnya potensi gangguan keamanan
dengan menyusun pemecahan masalah sebagai eliminasi potensi gangguan
yang mengendap di berbagai permasalahan pada bidang pemerintahan dan
kehidupan sosial maupun ekonomi. 7. Keberlangsungan pembangunan
nasional bermakna pelaksanaan tugas kepolisian dapat diwujud dapat
mewujudkan rasa aman masyarakat, ketertiban umum, terlindunginya hak-
hak asasi manusia, kepastian hukum dan keadilan sehingga masyarakat akan
merasa percaya diri dan nyaman melaksanakan aktivitas dan bekerja untuk
mencapai dan meningkatkan kesejahteraan hidupnya yang pada akhirnya
akan mendukung kelancaran program pembangunan nasional, tata tentrem
kertarahaharja, untuk mewujudkan visi tersebut selanjutnya saya menetapkan
kebijakan yaitu penguatan fungsi Kepolisian guna mewujukan keamanan
dalam negeri, dalam rangka mendukung pembangunan nasional. Kebijakan
ini merupakan kelanjutan dari kebijakan-kebijakan Pimpinan Polri
sebelumnya, sehingga diharapkan dapat menjaga kesinambungan program
yang selaras dengan Renstra Polri 2010-2014 dan Grandstra Polri 2005-
2025. Dalam rangka merealisasikan visi tersebut saya menetapkan misi
sebagai berikut; 1. Menciptakan situasi keamanan dalam negeri yang
kondusif, dengan mengedepankan upaya preventif dan preentif yang
didukung oleh penegakkan hukum yang tegas dalam rangka pengamanan
tahapan Pemilu Tahun 2014. 2. Peningkatan, pengungkapan dan penuntasan
kasus prioritas meliputi kejahatan konvensional, kejahatan lintas negara trans
national crime, kejahatan yang merugikan kekayaan negara dan kejahatan
yang berimplikasi contingency. 3. Mempercepat pencapaian program
reformasi birokrasi Polri melalui pembangunan zona integritas, melalui
menuju organisasi Polri yang handal, straight for excellence dan bebas dari
KKN. 4. Meningkatkan peran intelijen dalam mendukung upaya pemeliharaan
Kamtibmas. 5. Meningkatkan partisipasi masyarakat melalui pemberdayaan
Polmas. 6. Memperkuat sinergitas polisional bersama pemerintahan, lembaga
dan seluruh komponen masyarakat untuk menciptakan situasi Kamtibmas
yang kondusif. 7. Mengembangkan sistem pembinaan personel melalui
rekruitmen dan pembinaan karier yang bebas dari KKN, transparan, akuntabel
dan humanis serta peningkatan profesionalisme yang meliputi pendidikan dan
pelatihan di bidang Harkamtibmas, penegakan hukum dan pelayanan
masyarakat. 8. Memperkuat bidang kehumasan untuk mendukung
implementasi keterbukaan informasi publik, dalam rangka mewujudkan
kepercayaan masyarakat public trust. 9. Meningkatkan aks sek aksesibilitas
pelayanan Polri kepada masyarakat dan pengembangan sistem pengawasan
untuk mewujudkan pelayanan yang bebas dari KKN. Dari visi, misi dan
kebijakan tersebut, saya akan jabarkan melalui 4 (empat) strategi yaitu: satu,
strategi penguatan di bidang pembinaan. Yang kedua, strategi penguatan di
bidang operasional Kepolisian dan ketiga, strategi di bidang penguatan
10

sinergitas polisional dan ke empat, strategi di bidang penguatan,
pengawasan. Ke empat tersebut selanjutnya diimplementasikan dengan
upaya-upaya sebagai berikut; 1. Penguatan bidang pembinaan sumber daya
manusia, aspek penyediaan personil melalui mekanisme rekruitmen Anggota
Polri dimulai dari Tamtama, Brigadir dan Perwira dilaksanakan dengan
mengutamakan prinsip bebas dari KKN, transparan dan akuntabel dengan
melibatkan pengawasan internal dan eksternal dari kalangan LSM, kalangan
akademisi, tokoh masyarakat dan pihak keluarga calon. Aspek penindakan
dan pelatihan pendidikan dan pelatihan melalui optimalisasi komponen
pendidikan yang di desain pada kurikulum bebas, berbasis pada kompetensi
di antaranya berisi materi anti korupsi, kode etik profesi, moralitas dan
meningkatkan profesionalisme fungsi teknis Kepolisian yang meliputi bidang
Harkamtibnas, penanganan konflik sosial, unras dan penegakan hukum
bidang tindak pidana korupsi, tindak pidana umum terutama dalam rangka
kesiapan pengamanan Pemilu 2014 dan pelayanan masyarakat, aspek
penggunaan dilakukan melalui pola pembinaan karir dengan mempedomani
married system yang bebas dari KKN, transparan dan akuntable untuk
menghasilkan kepemimpinan Kepolisian di semua strata hal yang mampu
memberikan sikap keteladanan dan melayani dalam rangka membangun
internal trust maupun public trust. Aspek perawatan dilaksanakan melalui
peningkatan kesejahteraan, terutama penerimaan tunjangan kinerja,
remunerasi yang proporsional, tunjangan kesehatan dan perumahan bagi
anggota. 5. aspek aspek-aspek pengakhiran dinas, mempersiapkan personel
dengan Mat memberikan keterampilan khusus dalam rangka menyesuaikan
masa dalam rangka menyesuaikan masa akhir kedinasannya. Sistem
anggaran, penyusunan perencanaan anggaran dengan mekanisme bottom
up, yang disesuaikan dengan kebutuhan prinsip efisien, prinsip prioritas, dan
kehati-hatian dalam pengelolaan anggaran. Ketiga, penerapan anggaran
berbasis kinerja. 4. Transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan
anggaran. C. Sarana dan prasarana secara bertahap. Men mencukupi alat
utama dan khusus perorangan serta satuan untuk mendukung Tugas-tugas
Kepolisian, seperti borgol, tongkat polisi, rompi anti peluru, senjata api,
kendaraan taktis dan kendaraan pengurai massa. 2. Pengadaan
dan Pimpinan,

DESMON JUNAIDI MAHESA/F-GERINDRA

interupsi Pimpinan, Pimpinan, Anda mengumumkan tentang waktu ini lebih
daripada anda yang umumkan Pimpinan, saya mengingatkan Pimpinan.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH/F-PD

Terima kasih. Ya terima kasih. Pak lebih dipersingkat mungkin. tapi menurut
kami biarkan saja calon Kapolri menyampaikan semua isinya, ya, toh tidak
banyak lagi halaman yang disampaikan.

RUHUT SITOMPUL, SH/F-PD

11

Pimpinan, Pimpinan. Pimpinan saja yang pimpin bagaimana dengan calon
kita dan janganlah gara-gara hal-hal seperti ini, karena kita kepengen tampil,
biarkanlah mengalir. Terima kasih Pimpinan. Kita tidak mengatur Pimpinan,
sejak awal Anda ngomong waktu sudah umumkan sekian, Beliau lebih
daripada waktu, saya mengingatkan ini Pimpinan, bukan protes atau apa
Pimpinan. Pimpinan, saya kira Pimpinan bisa mengambil jalan tengahnya
saja. Memang Pimpinan tadi sudah merange waktu 30 menit, karena masih
ada beberapa halaman lagi dan akan mungkin ada hal-hal ingin ditambah
oleh calon Kapolri ini, saya kira waktu bisa ditambah lagi.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH/F-PD

Terima kasih. Kalau begitu saya tawarkan kepada seluruh Anggota Komisi III
DPR RI untuk menambah waktu 15 menit bagaimana?

(RAPAT : SETUJU)

silakan.

CALON KAPOLRI/KOMJEN POL. DRS.SUTARMAN

Terima kasih Bapak Ketua, Pimpinan dan Anggota Dewan yang saya hormati,
kami lanjutkan. 2. Pengadaan dan pengembangan teknologi Kepolisian dan
dukungan teknis Kepolisian seperti peralatan laboratorium forensik,
identifikasi dan cyber laboratorium dan DVI. 3. Pengembangan dukungan
logistik sarana dan prasarana terhadap operasional Kepolisian. D. penataan
sistem dan metode melalui percepatan reformasi birokrasi Polri. 1. Penataan
dan sinkronisasi peraturan perundang-undangan standar operasional
prosedur dan hubungan tata cara kerja. 2. Pembangunan zona integritas
terutama diarahkan pada sektor pelayanan publik, penegakan hukum,
pengelolaan anggaran, pengadaan barang yang didukung dengan
pengawasan yang efektif. 3. Pengembangan kemampuan manajemen
Kepolisian untuk meningkatkan efektivitas tindakan Kepolisian. 4. Penguatan
bidang kehumasan untuk mendukung implementasi, keterbukaan informasi
publik untuk mewujudkan kepercayaan masyarakat. 5. Penguatan institusi
dalam rangka mem merealisasikan visi dan misi Polri dalam Renstra Polri
2005-2025, menyelesaikan renstra 2010-2014 dan mempersiapkan landasan
renstra 2015-2019 dan granstra tahap ke-3 melalui percepatan program
reformasi birokrasi Polri, quick win dan penguatan peraturan perundang-
undangan terkait Polri. 6. Penerapan standar operasional prosedur yang
konsisten dengan didukung mekanisme pengawasan. Melekat secara
berjenjang. 2. Penguatan bidang operasional. Pemeliharaan Kamtibnas, 1.
mengawal proses demokrasi dan pengamanan Pemilu 2014 dalam rangka
pemantapan situasi Kamtibnas untuk memberikan rasa aman masyarakat
guna mendukung pembangunan nasional. 2. meningkatkan early detection,
deteksi dini dan early warning, peringatan dini untuk menjangkau seluruh
sendi kehidupan masyarakat. 3. Memperkuat POLSEK sebagai basis deteksi
dan unit pelayanan Polri terdepan. 4. Penguatan program satu Polisi
12

Babinkamtibmas satu Desa untuk memperoleh informasi masyarakat serta
menyampaikan kebijakan pemerintah dan program Polri kepada masyarakat.
5. Pengembangan Kepolisian, Perpolisian masyarakat untuk menjangkau
seluruh komunitas masyarakat dalam mendukung upaya pemeliharaan dan
memantapkan Kamtibmas. 6. Penjagaan, pengawalan patroli dialogis dan
patroli perairan hingga menyentuh daerah perbatasan negara, Pulau-pulau
terluar dan terpencil yang dihuni. 7. Pengamanan objek vital nasional dalam
rangka mendukung pembangunan nasional. 8. Pengamanan obyek obyek
vital, obyek wisata dalam rangka mendukung peningkatan pariwisata
nasional. 9. Pengamanan kegiatan masyarakat melalui penjagaan,
pengawalan dan patroli serta memberdayakan segenap potensi masyarakat
untuk menumbuhkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam
mewujudkan Kamtibmas. 10. Menjamin kelancaran, keamanan dan ketertiban
arus barang dan arus orang dalam sendi kehidupan ekonomi, sosial,
masyarakat. 11. Peningkatan upaya penanganan konflik sosial secara
terpadu sesuai dengan Undang-Undang Nomor 7 tahun 2012 tentang
penanganan konflik sosial, bidang penegakan hukum, meningkatkan
pengungkapan dan penuntasan kasus korupsi sebagai kasus prioritas. 2.
Meningkatkan kualitas dan kuantitas penyelidik maupun penyidik dengan
mengacu pada aspek integritas, mental, kepribadian, kejujuran, kearifan,
aspek profesionalisme, skill, knowledge, attitude untuk menjamin rasa
keadilan masyarakat, kepastian hukum dan kemanfaatan bagi kehidupan
masyarakat. 3. Pemberdayaan laboratorium forensik, cyber laboratorium in
nafis dan kedokteran forensik untuk mendukung pengungkapan kejahatan
melalui pembuktian ilmiah, scientific crime investigation, serta
mengembangkan sistem informasi kriminal nasional. 4. Pemantapan program
transparansi penyidikan. 5. meningkatkan kasus menonjol yang meresahkan
masyarakat melalui kejahatan konvensional, kejahatan jalanan premanisme,
perjudian, kejahatan dengan kekerasan, kejahatan lintas negara trans
nasional crime, cyber crime, human trafficking, terorisme, kejahatan yang
merugikan kekayaan negara korupsi, illegal logging, illegal fishing, illegal
maining, dan kejahatan yang berimplikasi contingency, konflik sosial, demo
anarkis dan sebagainya. 6. Peningkatan penanggulangan terorisme melalui
pengembangan program de radikalisasi dan re edukasi yang terkoordinasi
dengan BNPT dan stakeholder lainnya. Bidang perlindungan, pengayoman
dan pelayanan masyarakat. 1. Meningkatkan aksesibilitas pelayanan pub
Polri kepada masyarakat. 2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia di
setiap sentra pelayanan Kepolisian. 3. Penyederhanaan birokrasi pelayanan.
4. Peningkatan sarana dan prasarana pelayanan. 5. Pengembangan sistem
pengawasan untuk mewujudkan pelayanan yang bebas dari KKN. Tiga,
penguatan sinergi polisional yang meliputi berikutnya adalah kebijakan
kerjasama dengan KPK, PPATK, BPK, dan BPKP dalam rangka peningkatan
efektivitas pencegahan dan pemberantasan hukum tindak pidana korupsi. 2.
Penguatan kerja sama lintas Kementerian Lembaga dalam rangka
pencegahan dan penyelesaian konflik sosial dan pemulihan situasi
Kamtibmas pasca konflik. 3. Penguatan kerjasama lintas Kementerian
Lembaga, seperti KPU, Bawaslu, Kejaksaan Agung, untuk mendukung
kelancaran seluruh tahapan pelaksanaan Pemilu Tahun 2014. 4. Penguatan
kerjasama di bidang criminal justice system Kejaksaan, Pengadilan, Lapas,
dan criminal justice system lainnya untuk mengefektifkan penegakan hukum
yang menjamin rasa keadilan, kepastian hukum dan kemanfaatan bagi
masyarakat. 5. Penguatan kerjasama dengan TNI dalam rangka pengamanan
13

objek vital nasional, pengamanan perbatasan tugas-tugas kemanusiaan,
penanggulangan terorisme, penanganan konflik sosial dan separatisme dan
penanggulangan bencana alam dengan badan SAR nasional, kerjasama luar
negeri. Kedua, pengiriman personel Polri untuk melaksanakan tugas misi
perdamaian internasional, kerjasama penegakan hukum dengan penegak
hukum internasional melalui forum ASEAN Affort, ASEAN Minister of Meeting
of Trans Nasional Crime, IMTC, Senior Officer Meeting on Trans Nasional
Crime, Sound TC Internasional Crime Police Organization ICPO Interpol
United Nation on drug, and crime UNODC dan badan-badan internasional
lainnya. 3. Peningkatan kerjasama operasional dengan Lembaga Kepolisian
luar negeri dalam mengungkap kejahatan lintas negara. 4. Pembangunan
kapasitas penegak hukum melalui kerja sama pendidikan dan pelatihan,
Jakarta Center for Law Enforcement operation DC Lake yang ada di
Semarang, International Law Enforcement Academic ELEA di Bangkok.
Federal Brow Investigation ...(tidak jelas)...Japan Internasional Corporation
Agency Bundes Criminal Arm yang ada di Jerman, dan lain-lain. 4. Penguatan
bidang pengawasan, meliputi penguatan sistem pengawasan dan
pengendalian yang obyektif dan edukatif dengan mempedomani sistem
pengawasan internal pemerintahan, dalam rangka mewujudkan clean
government dan good government. Optimalisasi pengawasan melekat, peran
pengawas internal dan koordinasi proaktif dengan pengawas eksternal, dalam
upaya pencegahan terjadinya penyimpangan dan melakukan koordinasi sejak
dini. Penegakan disiplin dan kode etik profesi secara tegas dan konsisten. D.
Penerapan reward and punishment secara tegas, adil, transparan dan
akuntabel. E. Membuka akses lebih luas kepada masyarakat untuk berperan
aktif dalam pengawasan melalui optimalisasi sistem pengaduan masyarakat.

Bapak Ketua, Pimpinan dan Anggota Dewan Komisi III DPR RI yang
terhormat, mencermati tantangan aktual yang sedang dan akan dihadapi,
maka saya tetapkan 12 program prioritas sebagai berikut : pertama,
pengamanan Pemilu 2014 yang diwujudkan melalui pemantapan situasi
Kamtibmas yang kondusif dan menjamin netralitas, tidak memihak dan tidak
terlibat politik praktis bagi seluruh anggota Polri. 2. Meningkatkan
pengungkapan dan menuntaskan kasus korupsi sebagai sasaran prioritas
secara koordinasi dengan KPK, Kejaksaan dan stakeholder lainnya. 3.
Meningkatkan penanggulangan terorisme serta pengembangan program
deradikalisasi dan re edukasi yang terkoordinasi khususnya upaya
mengungkap kasus penembakan terhadap anggota Polri. 4. Penguatan
integritas seluruh personel Polri dalam menjalankan tugas pokok, peran
maupun fungsi secara transparan dan akuntabel melalui pembangunan zona
integritas terutama pada sektor pelayanan publik, penegakan hukum,
pengelolaan anggaran, pengadaan barang dan jasa didukung dengan
pengawasan yang efektif dalam rangka mencegah praktek KKN. 5.
Penguatan pemeliharaan Kamtibmas dengan meningkatkan early deteksi dan
early warning untuk menjangkau seluruh sendi kehidupan masyarakat dengan
menyederhanakan, dengan mengedepankan fungsi intelijen dan penguatan
prioritas satu polisi Babimkantibnas satu desa serta mewujudkan keamanan,
ketertiban, keselamatan dan kelancaran lalu lintas. 6. Meningkatkan
pengungkapan kasus-kasus menonjol yang meresahkan masyarakat meliputi
kejahatan konventional, kejahatan jalanan premanisme, judi, kejahatan
dengan kekerasan, judi, kejahatan lintas negara trans nasional crime, cyber
14

crime, narkotika, human trafficking, terorisme, kejahatan yang merugikan
kekayaan negara korupsi, illegal logging, illegal fishing, illegal maining., dan
kejahatan yang berimplikasi contingency, konflik sosial, demo yang bersifat
anarkis. 7. Penguatan kerja sama lintas Kementerian Lembaga criminal
justice system, Kejaksaan, Pengadilan, Lapas serta komponen masyarakat
dalam menciptakan situasi Kamtibmas yang kondusif terutama diarahkan
pada pengamanan Pemilu Tahun 2014 dan penanganan konflik sosial. 8.
Pengembangan sistem pembinaan personil melalui rekruitmen dan
pembinaan karir yang bebas dari KKN, transparan, akuntabel dan humanis.
Untuk menghasilkan Pimpinan yang berintegritas di semua strata yang
mampu memberikan keteladanan dan pelayanan guna membangun internal
trust dan public trust. 9. Peningkatan profesionalisme melalui pendidikan dan
pelatihan dibidang Harkamtibmas, penegakan konflik sosial, UNRAS,
penegakan hukum di bidang Tipikor, tindak pidana pemilu, tindak pidana
umum, tindak pidana ekonomi, terutama dalam rangka kesiapan pengamanan
Pemilu 2014 dan pelayanan masyarakat. 10. Meningkatkan aksesibilitas
pelayanan Polri kepada masyarakat, yang didukung penguatan bidang
kehumasan sebagai implementasi keterbukaan informasi publik guna
mewujudkan kepercayaan masyarakat, public trust. 11. Penguatan sistem
pengawasan yang efektif untuk mewujudkan pelayanan Polri yang bebas dari
KKN. 12. Penguatan institusi di dalam rangka merealisasikan visi dan misi
Polri pada Granstra Polri 2005-2025, penyelesaian renstra 2010-2014 serta
mempersiapkan landasan renstra Tahun 2015-2019 dan granstra tahap dua
Tahun 2015-2025 melalui percepatan reformasi Polri, quick win dan
penguatan perundang-undangan terkait tugas Polri. Untuk menjamin
terlaksananya 12 program prioritas tersebut agar dapat berjalan dan efektif
dan mencapai sasaran yang diharapkan, maka dalam pelaksanaan
pelaksanaan selama kurun waktu tahun 2013-2015, akan saya bagi ke dalam
tiga periode waktu secara berkelanjutan dan berkesinambungan dengan
rincian sebagai berikut; 1. Tahap satu bulan November sampai Januari 2014,
menyelenggarakan keseluruhan program prioritas secara simultan demi
terciptanya kondisi Kamtibmas yang kondusif dalam rangka mendukung
pelaksanaan pengamanan kampanye Pemilu 2014. 2. Tahap dua Tahun
2014, pada tahap ini keseluruhan program masih tetap dilaksanakan secara
berkelanjutan dan bersamaan dengan pengamanan tahapan-tahapan Pemilu
Tahun 2014 diharapkan target Pemilu Tahun 2014 penguatan integritas,
penguatan pemeliharaan Kamtibmas, penguatan kerjasama, penguatan
sistem, pembinaan personil, peningkatan profesionalisme dan peningkatan
akses, cibilitas pelayanan Kepolisian telah tercapai pada akhir tahun 2014. 3.
Tahap ketiga Tahun 2015, Pada tahap ini merupakan implementasi program
secara berkelanjutan yang meliputi program-program peningkatan,
pengungkapan dan penuntasan kasus korupsi, secara terkoordinasi dengan
KPK dan Kejaksaan meningkat meningkatkan penanggulangan terorisme,
meningkatkan pengungkapan kejahatan dan penguatan institusi serta
penyusunan Renstra Polri 2015-2019, melalui kebijakan strategi dan program
yang saya sampaikan tersebut, saya berharap Polri ke depan dapat
menampilkan sosok sebagai penolong, pelayan dan sahabat masyarakat
menjadi teladan dan penegak hukum yang tidak diskriminatif dengan
senantiasa, memegang teguh prinsip-prinsip kejujuran, kebenaran dan
keadilan. Dengan demikian, mampu mewujudkan keamanan dalam negeri
yang mantap untuk mendukung pembangunan nasional. Sikap Polri dapat
semakin dipercaya dan dicintai oleh masyarakat.
15


Pimpinan, Bapak, Ibu nggota dewan Komisi III DPR RI yang saya hormati,
dengan segala kerendahan hati pada kesempatan ini perkenankan saya,
menegaskan komitmen saya kembali, untuk mengemban amanah secara
bersungguh-sungguh dan bertanggung jawab dalam mewujudkan visi misi,
dan program kerja yang telah saya sampaikan. Dengan segala
konsekuensinya. Saya menyadari bahwa, keberhasilan seluruh program
sebagaimana yang telah saya sampaikan, hanya dapat dilaksanakan apabila
diikuti dengan komitmen yang kuat, dari Pimpinan yang didukung oleh seluruh
personel Polri serta seluruh komponen bangsa lainnya, terutama dukungan
Bapak/Ibu Anggota Dewan yang terhormat. Pada kesempatan ini, saya juga
ingin menegaskan kembali komitmen saya untuk menjamin dan menjaga
netralitas Polri dalam pelaksanaan Pemilu 2014. Demikianlah pokok-pokok
pikiran program kerja yang akan saya laksanakan, apabila saya diberikan
kepercayaan, mengemban amanah sebagai Pimpinan Polri, semoga dapat
terlaksana sesuai dengan rencana. Selanjutnya saya berharap dapat
mendapatkan dukungan dari Bapak/Ibu Anggota Dewan yang terhormat,
sebagaimana representasi dari seluruh masyarakat Indonesia. Demikian dan
mohon maaf atas segala kekurangannya. Wassalamu'alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABUEA, MH

Terima kasih. Kepada calon Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia
yang telah menyampaikan visi dan misinya. Bapak/Ibu Anggota Komisi III
DPR RI yang kami hormati, kita mendengar saya ulangi kita telah mendengar
pemaparan dari Saudara Calon Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia, untuk selanjutnya kami persilakan kepada Bapak dan Ibu Anggota
Komisi III DPR RI untuk melakukan pendalaman sebelum kita mulai, saya
mencoba menawarkan sesi ini kita akhiri sampai setengah satu kemudian kita
lanjutkan kembali pada setengah dua bagaimana?

KH. BUCHORI, LC.,MA/F.PKS

Pimpinan, sebaiknya diakhiri Pukul satu saja. Dan saya mengusulkan
sebagaimana tradisi di Komisi III DPR RI, dalam pemandangan masing-
masing itu sesuai dengan daftar kehadiran masing-masing. Terima kasih.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABUEA, MH

Bagaimana Anggota? kita akhiri sampai jam satu ya?

(RAPAT : SETUJU)

sesuai dengan absensi yang sudah ada di meja Pimpinan, maka kesempatan
pertama, saya berikan kepada Yang Mulia Saudara KH. Bukhori dari Fraksi
Partai Keadilan Sejahtera. Pimpinan,

16

H. SARIFUDDIN SUDDING, SH. MH/F.P. HANURA

Pimpinan, Pimpinan, Pimpinan, jadi sesuai dengan kehadiran. hebat itu,
datang jam 8. karena ini adalah, tidak Pimpinan.

DIDI IRAWADI SYAMSUDDIN, SH.,LL.M/F.P.DEMOKRAT

Pimpinan interupsi,

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABUEA, MH

Terima kasih. jadi sebelum kita lanjutkan ingatkan bahwa pada halaman
pertama tadi sudah saya sampaikan pada pernyataan saya pertama bahwa,
hak mengajukan pertanyaan dilakukan oleh Anggota Komisi III DPR RI. Bisa
dimengerti Yang Mulia sahabat dan Saudara saya Profesor Dr. Sariffudin
Sudding. Oke, tidak mengurangi rasa hormat apa yang sudah diusulkan oleh
Yang Mulia, Bapak Sarifuddin Sudding, saya kembalikan ke anggota apakah
usulan dari Saudara kita ini disetujui, Pimpinan, Pimpinan, saya minta satu-
satu. satu dulu Pak,

RUHUT SITOMPUL, SH/F.P.DEMOKRAT

Jadi Ketua saya mohon, Ketua adalah Ketua kami, Ketua sudah mengatur
semua, Kawan-kawan kita sudah sepakat, kita hormati Fraksi tetapi kita
hormati disiplin Anggota, apa pun Pak Ustad sudah Pimpinan kasih
kesempatan dan semua yang lebih disiplin duluan hadir, biarkanlah kita
mengalir saja, ini jangan kita buang lagi waktu karena sangat terbatas sekali,
sudahlah sahabat-sahabat, hati boleh panas, kepala tetap dingin, kita kasih
kepada Ustad kita dari PKS. Terima kasih.

DIDI IRAWADI SYAMSUDDIN, SH.,LL.M/F.P.DEMOKRAT

Pimpinan,

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABUEA, MH

untuk mempersingkat acara ini, saya minta setiap anggota mempersiapkan
pertanyaannya sesuai dengan daftar hadir, dan jam berapa sudah mengisi
daftar absensi, saya minta waktu bertanya dibatasi 3 sampai 5 menit, silakan
Saudara KH. Bukhori.

KH. BUCHORI, LC.,MA/F.PKS

Terima kasih Pimpinan. Yang saya hormati Ketua dan Anggota Komisi III
DPR RI.

SAYED MUHAMMAD MULIADY, S.H/F.PDI Perjuangan
17


Pimpinan, interupsi Pimpinan. Yang saya hormati Bapak Kapolri, maksud
saya calon Kapolri Pak.interupsi sebentar dulu, saya sudah bicara, minta izin
dulu. sebentar saja, ini soal ini saja supaya ini agak antara kita dengan calon
Kapolri ini agak lebih dekat, karena telepromter ini tidak digunakan lagi, saya
rasa ini dipinggirkan saja supaya tidak ada halangan begitu loh, ini agak
mengganggu sekali.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABUEA, MH

Terima kasih.

KH. BUCHORI, LC.,MA/F.PKS

Baik saya melanjutkan, Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Yang saya hormati Ketua dan Anggota Komisi III DPR RI, Bapak Komisaris
Jenderal Sutarman calon Kepala Kepolisian Republik Indonesia yang saya
hormati, Pertama-tama, tentu ini masih suasana lebaran, lebaran haji saya
ingin menyampaikan kesempatan yang berbahagia ini kepada kita semua.
Selamat Hari Lebaran Idul Adha, semoga kita semua selalu mendapat
bimbingan dari Allah. Ini penting, karena suasana sejuk dan kesejukan ini
menjadi bagian terpenting dalam kehidupan. Pak Sutarman saya sudah
membaca tulisan Bapak dari awal sampai akhir, semalam saya membaca
betul dan saya mencermati dan sebenarnya kalau saya memberikan nilai
tentang visi, misi ini sudah top makotop ini. Kalau masalah visi, misi tetapi on
the paper, itu memang yang tertuang di dalam kertas, karena itu saya kira ini
merupakan kesempatan terbaik, untuk kemudian kita menyampaikan.
Pertama, saya menyampaikan sebagaimana disampaikan oleh Kompolnas
kemarin bahwa penilaian Kompolnas terhadap Bapak ini cukup baik, salah
satu yang menjadi catatan penting adalah bahwa Saudara Kombes atau
Komisaris Jenderal maksud saya bukan Kombes, Komjend. Calon Kapolri,
iya, kalau tidak begitu tidak ramai begitu kan? ya. Ada satu catatan yang
cukup menarik menurut saya, dimana bahwa Bapak dianggap sebagai amat
loyal pada atasan. Saya kira loyalitas ini menjadi penting, tetapi ketika
ditambah dengan "amat" ini menjadi perhatian. Karena itu, saya ingin
menkonfirmasi bagaimana nanti sikap Bapak ketika menjadi Kapolri, dalam
menangani Pemilu 2014, dalam kaitan Polisi sebagai Lembaga yang
independen, yang tidak memihak kanan, memihak kiri, saya ingin
mendapatkan satu kejelasan yang riil. Bukan kemudian dalam konseptuil, ini
yang perlu kemudian kami mendapatkan penjelasan. Nah, berikutnya saya
juga ingin mengklarifikasi ini Pak, mengklarifikasi bahwa ada satu isu bahwa
Bapak katanya mendukung salah satu calon Presiden partai tertentu, tolong
ini diklarifikasi Pak, apakah betul? Nah, kalau partai yang mana itu orang lain
yang tahu, namanya juga isu kan? apakah ini betul atau tidak? Sebab kalau
ini misalnya tidak betul, lalu kemudian berkembang di luar, saya kasihan nanti
Bapak ini nanti, karena itu saya minta tolong kemudian diklarifikasi. Tolong
diklarifikasi juga, mengklarifikasi konon katanya Bapak memiliki bisnis
perhotelan ada di Palembang dan juga di Bandung. Nah, apakah itu betul?
kau rasai berharap ini tidak benar, dan kalaulah benar ini merupakan satu
proses bisnis yang sesungguhnya atau bisnis yang baik, ini kaitan dengan
18

personality daripada calon. Yang kedua, terkait dengan masalah
pemberantasan korupsi, kami juga sangat senang tadi adalah visi, misi Bapak
yang mencanangkan tentang zero money terhadap pemasukan atau
penerimaan Calon-calon Polri yang akan datang, yang saat ini sudah
mencapai hampir 60 persen, tetapi saya sekali lagi, bagaimana usaha atau
upaya Bapak Calon Kapolri ini untuk memastikan bahwa proses itu memang,
nol. Proses itu memang betul-betul tidak terjadi adanya money, tidak ada
terjadi kolusi, tidak ada terjadi kongkalikong dan seterusnya. Sebab, kabar
selentingan yang tentunya ini kabar bisa benar, bisa tidak benar, bahwa hal-
hal seperti itu masih menjadi bagian yang ada di lingkungan kita, tetapi sekali
lagi saya berharap itu tidak benar. Eh Berikutnya, misalnya bagaimana
komitmen Polisi terhadap internal Kepolisian, yang sejak waktu yang lalu
sebenarnya sangat banyak sekali Kasus-kasus, misalnya kasus terkait
dengan kasus Gayus Tambunan, yang disinyalir dia mengalirkan dana ke
beberapa, misalnya beberapa petinggi Polri. Ini juga belum ada beritanya.
Kaitannya juga misalnya kasus TNKB, sampai sekarang itu terkesan
dipetieskan, misalnya juga kasus Labora Sitorus, yang ditengarai adanya
aliran dana itu ke beberapa Perwira-perwira Polri, ini juga belum ada tanda-
tanda pengusutan. Kami juga ingin mendapatkan pandangan itu, karena ini
merupakan bagian daripada terpenting penegakan di internal Kepolisian.
Misalnya lagi, bahwa selain itu bahwa sesuai pada waktu Rapat di Komisi III
DPR RI, khususnya pada tanggal 24 Januari 2011 dan juga pada tahun 2010,
itu disitu ditegaskan betapa Polisi atau Kepolisian itu harap segera melakukan
penegasan terhadap masalah kasus-kasus perpajakan dan juga kasus-kasus
internal Kepolisian, sekali lagi ini merupakan tegas atau merupakan
kesepakatan di Komisi III DPR RI sehingga kami tadi itu ingin mendapatkan
respon dan kemudian bagaimana progres berikutnya. Berikutnya, selama ini
Pak, di Kepolisian tentu ada Propam dan juga ada Irwasum, yang fungsinya
tentunya adalah dalam rangka untuk pengawasan. Tetapi kami melihat bahwa
pengawasan ini sifatnya masih bersifat sangat apa namanya menunggu
laporan, menunggu laporan sehingga baru ketika ada kasus yang betul-betul
sangat rigit, detail, laporannya ditindaklanjuti. Tetapi kalau sekedar laporan itu
biasanya diabaikan dan ini merupakan saya tidak hanya sekedar bicara,
tetapi cased kemudian yang pernah kami sampaikan juga demikian, kami
rasakan karena itu kemudian pertanyaan saya bagaimana calon Kapolri bisa
mengoptimalkan kondisi internal dalam pengawasan ini ke depan. Kaitan
yang berikutnya adalah saat ini Pak, bahwa Kepolisian sebenarnya
merupakan harapan kita semua, apalagi Lembaga Kepolisian merupakan
lembaga yang diharapkan menjadi terdepan di dalam melakukan
pemberantasan korupsi, sehingga bahwa kepercayaan masyarakat kepada
Kepolisian itu semakin meningkat pertanyaan kami, belakangan ini atau Akhir-
akhir ini, banyak sekali Kasus-kasus korupsi yang sebenarnya merupakan
wilayah Kepolisian, tetapi kemudian itu semuanya sepertinya ditangani yang
lain, dalam hal ini KPK misalnya, padahal sebenarnya Kepolisian bisa
menanganinya, khusus kaitan misalnya isu tentang masalah bunda putri
misalnya, ini kan sebenarnya ketika Kepolisian tahu, ini bisa membantu untuk
kemudian menghadirkan yang saat ini sebenarnya menjadi bagian
pertanyaan besar, ada apa dengan itu persoalannya. Sebenarnya siapa yang
di belakangnya? kemana sebenarnya? Jangan sampai ini kemudian Kasus-
kasus hukum yang sifatnya kecil, yang kemudian dikejar, tetapi yang besar-
besar kemudian ditutup, ini juga bagian bagiannya menjadi sangat penting.
Yang ketiga, kaitannya dengan masalah keamanan nasional. Dalam
19

kesimpulan Rapat Komisi III DPR RI tanggal 3 September Tahun 2012, masa
persidangan I Tahun 2012-2013, di poin kedua, disana jelas Komisi III DPR RI
mendesak Kapolri untuk memperhatikan perencanaan dan penataan
pembangunan sarana dan prasarana keamanan Polri dengan memfokuskan
pada tingkat POLSEK dan POLRES, dengan mempertimbangkan tempat,
waktu dan potensi gangguan keamanan yang ada. Ini saya kira lurus dengan
apa yang tadi, selaras dengan apa yang disampaikan dalam visi, misi Bapak
visi Bapak, tetapi pertanyaan kami temuan-temuan kami di lapangan ternyata
berbanding terbalik Pak, betapa sesungguhnya fungsi POLSEK ini sampai
sekarang belum mendapatkan dukungan yang seharusnya dari Mabes, lebih
dipersingkat Pak. Terima kasih Pak, bahkan kemudian misalnya ketika
masyarakat suatu tempat memutuskan adanya POLSEK, telah membantu
kantornya, menghibahkan tanahnya, sampai sekarang pun diproses pun
kemudian belum dilakukan, ini merupakan bagian-bagian komitmen, jadi saya
mendukung program ini tetapi kemudian dilakukan sebuah satu penyelarasan,
agar kemudian itu bisa dilaksanakan dengan baik. Dan yang kemudian
terakhir ini Pak dari pertanyaan kami, beberapa waktu yang lalu, beberapa
waktu yang lalu di Rapat Komisi III DPR RI dengan Kapolri semua Fraksi
mensepakati bahwa perlu adanya aturan terkait dengan masalah apa Polwn
berjilbab, tetapi sampai hari belum ada sebuah satu keputusan atau belum
ada satu aturan yang mengatur secara, secara legal bagi mereka para
Polwan untuk menghargai hak asasi mereka, sampai dimana sebenarnya itu?
Kami juga ingin mendapatkan apa namanya tanggapannya secara baik. Saya
kira itu pandangan kami Pak. Kurang lebih mohon maaf. Assalamu'alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH

Terima kasih. Saudara KH.Bukhori. Selanjutnya saya ingin mempersilakan

YORRIS RAWEYAI, SH.

langsung aja ya, ini Pak. Ketua, interupsi dulu. saya pikir kita sepakat bahwa
dalam rangka efisien waktu tadi Pak Ketua sudah sampaikan 3 sampai 5
menit. Mohon maaf, Beliau ini 10 menit lebih. Sekarang pertanyaan Teman-
teman lain yang kalau bertanya, apakah dibiarkan atau kita mau konsisten?
saya kembalikan lagi sama Ketua, sehingga tidak terjadi perdebatan,
murahan, dan buang-buang waktu. Terima kasih.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH

oke, terima kasih. Saudara Yorris, kita konsisten ya 3 maksimal 5 menit ya. 3
sampai 5 menit ya pertanyaannya. lewat-lewat dikit tidak apa-apalah. Oke,
yang saya persilakan Saudara Eddy Sitanggang kemudian, Bapak Ahmad
Yani, kemudian, Mbak Susaningtyas Ketopati dan yang terhormat Saudara
Bambang Susatyo berikutnya. oke, silakan.




20

EDI RAMLI SITANGGANG, SH /F.P.DEMOKRAT

Terima kasih Pimpinan. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Yang kami hormati Rekan-rekan Anggota Komisi III DPR RI, demikian juga
Saudara calon Kapolri. Pertama-tama, selamat datang dan selamat atas
kepercayaan Presiden memberikan dukungan, mengantarkan nama Saudara
ke Komisi III DPR RI menjadi calon Kapolri. Kita apresiasi itu, tentunya
dengan pertimbangan-pertimbangan matang. Saya orang yang tidak suka
mengkultuskan, tetapi ini fakta, realita. Yang pertama, tentunya kalau kami
review ke belakang, pada saat kita bersama-sama melakukan fit and proper
test calon Kapolri pada saat itu Timur Pradopo, beliau mengakui ada
persoalan yang sangat mendasar di tubuh Polri, dan ini menjadi komitmen
Beliau di dalam menyampaikan fakta integritas, apa itu? yang pertama adalah
keroyok reserse, ini menjadi fenomenal, apa yang terjadi di Reserse ini
sebenarnya? oleh karena itu, kami tidak menggurui kepada Saudara calon
Kapolri, ini harus menjadi prioritas, karena kenapa? rakyat butuh
pengayoman, rakyat butuh dukungan, rakyat butuh perlindungan, terutama di
berbagai daerah yang mencari keadilan. Jujur kita mengetahui di berbagai
tempat, di POLDA maupun di POLRES masih terjadi apa yang namanya
pengkriminalisasian itu, ini fakta, ini bukan hanya tanggung jawab calon
Kapolri, tetapi bilamana nanti Saudara telah terpilih menjadi Kapolri harus
menjadi komitmen pertama, lakukan tindakan, jangan pembiaran. Ini yang
pertama. Yang kedua, masalah lantas, ini terkesan sederhana, kita tidak
mengulangi, tidak mencari kambing hitam, tetapi fakta seorang Joko Susilo
bisa terindikasi sampai 100 sekian puluh milyar, hanya sebagai Kakorlantas,
nah ini kan sebagai contoh, jangan sampai terjadi untuk yang kesekian
kalinya. Ini menjadi tanggung jawab, bilamana nanti Saudara calon Kapolri
atas kepercayaan Rekan-rekan Komisi III DPR RI, didukung dan ditetapkan
menjadi Kapolri. Yang kedua, ini juga persoalannya sangat krusial, masalah
penempatan perekrutan, jadi yang kita lihat selama ini, sebagaimana paparan
yang disampaikan Kapolri tadi terkesan seolah-olah sudah semua
terakomodir, semua sudah menurut aturan main, tapi apa yang terjadi? masih
banyak sumber daya Kepolisian yang track recordnya dibawah, kalau kita
kasih angka, nilai dibawah angka 5 tetapi setiap ada jenjang untuk
pendidikan, kenaikan pangkat dan sebagainya, ini selalu menjadi utama, ini
apa faktornya? ini menjadi PR yang utama, tentunya untuk ini tidak bisa calon
Kapolri sendiri. Deputi sumber daya manusia itu yang betul-betul
mengandalkan moral, bagaimana membangun Institusi Kepolisian ini
dipercaya oleh masyarakat? di sana titik tolaknya. Karena tidak bisa sendiri,
ini fakta, jadi jangan setiap Rapat RDP kita berikan rekomendasi, habis itu kita
berikan lagi, ini capek Pak, putar-putar kayak gasing. Lama-lama jadi tong
setan, kita percaya kepada integritas Beliau. Kita dukung, ini fakta, makanya
kita support. Yang terakhir, mungkin sebelum diingatkan. 1 menit
lagi. Masalah sumber daya Kepolisian yang secara nyata, tapi kalau
dikatakan untuk bukti hukum itu kan sangat sulit, menyalahgunakan
kewenangan. Apakah dia Kapolda, Kapolri dan sebagainya di berbagai
tingkatan, harus ada tindakan untuk membangun efek jera, ini salah satu
mungkin yang paling handal bagaimana membangun Institusi Kepolisian ini.
Untuk bisa mengayomi masyarakat, itu mungkin yang dapat kami sampaikan
Pimpinan. Wabilahi Taufik Wal Hidayah, Wassalamu'alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh.

21

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH

Berikutnya silakan. Yang mulia, Saudara Dr. Ahmad Yani.

AHMAD YANI, SH., MH/F-PPP :

Terima kasih Pak Ketua.
Pimpinan yang saya hormati, Rekan-rekan Anggota Komisi III DPR RI, Pak
Sutarman calon Kapolri yang saya hormati. Dari kemarin tatkala saya
mendapat bahan ini, saya pelajari betul. Beberapa buku ini, dan saya coba
juga melakukan komparasi dengan berbagai macam visi dan misi beberapa
Kapolri yang lalu, ada titik tekan yang saya kira, yang ingin dilakukan oleh
masing-masing dari calon Kapolri tersebut. Setelah saya baca secara
mendalam, sebagaimana tadi telah dikemukakan oleh Saudara Bukhori yang
telah memberikan penilaian top makortop, tapi ada sisi-sisi yang menurut
saya, yang belum terungkap secara optimal dan maksimal di tengah-tengah
persoalan Polisi yang mendapat sorotan, pada hari ini. Saya belum melihat
langkah-langkah apa yang ingin dilakukan, Pak Sutarman andai nanti DPR RI
memberikan persetujuan untuk menjadi Kapolri. Pertama catatan saya,
bahwa dari apa yang diuraikan tersebut, sesungguhnya kondisi kalau kita me
melihat peta Kepolisian saat ini, bahwa berdasarkan survey dan penilaian
tentunya ini, walaupun saya sendiri tidak setuju dan tidak berpandangan
bersesuaian dengan pandangan dan survey tersebut, tapi ini sudah menjadi
public demand, sudah menjadi opini masyarakat, yang menurut saya belum
tergambarkan, di dalam rangkaian visi dan misi calon Kapolri. Yang pertama
adalah kita sama-sama mengetahui bahwa Polri ini diletakkan pada ranking
yang pertama, ranking kedua DPR RI, adalah lembaga yang teranggap paling
korup, seperti itu. Pertanyaan saya, bagaimana langkah-langkah ya kan baik
langkah ke dalam maupun langkah keluar, yang itu yang belum tergambarkan
yang secara mendalam seperti itu. Sama-sama kita mengetahui bahwa
persoalan, di Indonesia ini, sudah menjadi persoalan dan sudah menjadi
bahan kajian dan perdebatan kita dan sudah menjadi kesepahaman
sesungguhnya ada tiga kejahatan yang menjadi atensi dan perhatian kita.
Yang pertama adalah tindak pidana narkoba. Yang kedua ada tindak pidana
korupsi. Yang ketiga adalah tindak pidana terorisme. Nah, dalam konteks
korupsi ini saya belum melihat bahwa gambaran yang mendalam apa yang
ingin dilakukan, sebagaimana tadi ingin menggeser ya kan, persepsi dan
pandangan publik itu yang meletakkan Kepolisian pada ranking pertama itu,
dalam konteks internal, apa yang ingin dilakukan dalam konteks internal
seperti itu. Dalam konteks untuk mengatasi dugaan apa yang tadi
dikemukakan oleh Saudara Eddy Ramli Sitanggang tadi, apa yang harus
dilakukan? tadi Pak Bukhori sudah mengatakan penguatan, penguatan
kelembagaan Propam dan Irwasum, ini bagaimana mensinergikan dan
penguatan Lembaga ini, menurut saya itu yang tidak kalah penting dan ini
yang belum tergambarkan secara komprehensif. Yang kedua adalah dalam
konteks bagaimana tindak pidana korupsi yang sudah meresahkan bangsa
ini, peran signifikan yang ingin dilakukan oleh Kepolisian dalam sektor yang
mana? nah, menurut saya ini belum juga tergambarkan, apakah Kepolisian
ingin membuat unggulan Pak Kapolri yang Sekarang ini kalau, pada periode
yang lalu proyek reserse, apakah juga tidak ada pengembangan? menurut
saya dari segi kelembagaan ini belum mampu Kepolisian untuk menampung
22

betul dari struktur Kelembagaan dalam rangka untuk menuntaskan tindak
pidana korupsi ini. Kita punya densus terorisme, anti terorisme, kita punya
yang namanya BNN. Pertanyaan saya apakah Kepolisian tidak menganggap
bahwa persoalan korupsi ini begitu serius di tengah-tengah masyarakat
seperti ini, nah kalau memang begitu serius apa yang dilakukan langka-
langka itu seperti itu? kenapa tidak juga tergambarkan atau punya ide dan
gagasan membentuk Densus anti tindak pidana korupsi itu sendiri. Nah itu
yang pertama, yang ingin saya kemukakan, yang belum mungkin yang ingin
digambarkan. Yang kedua adalah 1 menit lagi. Saya belum bertanya Pak,
baru menggambarkan. Saya belum ada pertanyaan. Yang kedua adalah
Polisi ke depan itu adalah tergantung dari pola pembinaan dan pendidikan
yang seterusnya dan ini juga belum yang tergambarkan, bagaimana arah ke
depan? yang menurut saya, program yang sekarang ini cukup bagus
dilakukan oleh Pak Timur Pradopo tentang Lemdikpol, program Lemdikpol itu
bagaimana arahnya? program Lemdikpol itu kan hanya di atas kertas
sekarang ini. Kertas yang cukup bagus, dicetak lux tetapi follow upnya belum
tergambarkan sedemikan rupa. Yang berikutnya adalah apa tolak ukur? tadi
Saudara calon juga sudah mengatakan dalam rangka rekruitmen itu bersih,
transparan, akuntabel. Terus apa indikatornya kita untuk mengevaluasi
semua itu? kan harus ada evaluasi seperti itu, kan harus ada evaluasi, apa
indikatornya? bersih, lingkungan seperti itu, kalau kita lihat dalam potret
anatomi Kepolisian sekarang ini 345.417 berpangkat Brigadir, 29.000 700
berpangkat Tama, 12.000 yang berpangkat Pamen, 236 yang berpangkat
Pati. Struktur kelembagaan ini, bagaimana ini hal-hal seperti itu yang
dilakukan. Nah, yang berikutnya program yang terdahulu itu adalah trust
building. Terus partnership building itu juga dikutip di halaman 5, terus ada
organisasi unggulan atau straight of silent seperti itu. Nah, pertanyaan saya
ini partnership pun belum selesai. Kepercayaan membangun tadi, tadi Kapolri
juga ingin menyampaikan untuk membangun partnership itu sendiri, terus
langkah-langkah yang terukur, terstruktur dan untuk melakukan evaluasi dari
tahap demi tahap kalau kita melakukan Rapat Kerja itu apa yang harus
dilakukan. Yang terakhir, yang terakhir sekali, adalah saya ingin satu saja nih,
kalau kita lihat program ini cukup luar biasa yang ingin dicapai, 4 strategi, 54
program, ini saya sudah baca semua Pak calon Kapolri, 4 strategi yang ingin
dicapai, 54 program dengan termasuk 12 program prioritas, ini luar biasa.
Besarnya ini, menurut saya, saya minta yang simple saja, apa program
unggulan yang ingin dilakukan? Satu saja. Apa yang ingin dilakukan oleh
calon Kapolri? kalau kita lihat Pak Tanto, Pak Tanto mengatakan semua
illegal akan dibasmi. itu Pak Tanto, BHD quick win, Pak Timor proyek reserse,
kan ada satu tema. Nah, calon Kapolri ini temanya apa kalau menjadi Kapolri
itu. Saya kira itu yang ingin saya tanyakan. Terima kasih. Wabilahi Taufik Wal
Hidayah, Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

DRA. SUSANINGTYAS N HANDAYANI KERTOPATI, M.S/F.HANURAi

Terima kasih Ketua.





23

DRA. SUSANINGTYAS NEFO HANDAYANI KERTOPATI, M.Si/F. HANURA

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Saya duduk disini Pak calon
Kapolri, eh Ibu, Bapak yang saya hormati. Saya rasa kenapa Pak Tarman ini
dipilih? Adalah karena namanya itu tidak jauh-jauh beda dengan jagoan di film
antara Superman dan Sutarman itu beda-beda tipis Pak. Jadi, saya hanya
ingin mendapatkan komitmen dari Bapak, ketika Bapak nanti akan menjadi
Kapolri, pertama komitmen yang harus Bapak pegang teguh adalah apakah
Bapak akan memenuhi satu komitmen untuk melakukan Tugas-tugas Bapa
sesuai amanat hati nurani rakyat. Kedua, saya saya ingin bertanya kepada
Bapak. Eh apakah Bapak juga mendengar saya yakin Bapak mendengar,
bagaimana penanganan terorisme selama ini? baik BNPTmaupun Densus 88,
ada kalanya kita mendengar juga miris bahwa terorisme yang berkembang
saat ini bukan lagi mengenai masalah ideologi tetapi dendam kepada
Kepolisian, apa yang ingin Bapak lakukan untuk seyogyanya bahwa
penanganan terorisme itu juga mengetahui embrionya secara pasti dan
bagaimana juga penanganannya tidak juga meninggalkan HAM dalam hal ini.
Lalu ketiga, yang ingin saya tanyakan juga, saya rasa ini adalah hal yang
penting, yang perlu Bapak jawab yaitu beririsannya antara Kepolisian dengan
TNI, dimana dibawah sering terjadi pertikaian dan ketidaksatu paham antara
TNI dan Polri, apa yang akan Bapak lakukan dalam hal ini untuk menyatukan
setiap matra di dalam TNI dengan Kepolisian agar dapat menjaga NKRI baik
itu out word looking maupun in word looking, seperti tadi Bapak sampaikan
bahwa untuk melakukan suatu pengamanan Kamdagri tentu itu tidak akan
jauh dari Haneg Pak. Pertahanan negara. Lalu yang ketiga, ini yang terakhir,
yang keempat, ini yang terakhir. Saya ingin menanyakan kepada Bapak
selama ini, seringkali dalam hal penempatan anggota Kepolisian itu banyak
isu ya, mudah-mudahan ini isu tidak benar, tetapi kalau ini benar, ini
kebangetan Pak, bahwa penempatan itu bukan berdasarkan married system,
tetapi like and dislike. Apakah Bapak sanggup menyelesaikan hal ini dan apa
yang ingin Bapak lakukan dalam menyelesaikan hal ini? Terima kasih.
Wassalamu'alalikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH

Selanjutnya, ya silakan.

H. BAMBANG SOESATYO, SE., MBA/F.P.GOLKAR

Bismmilahirahmanirrahmi. Terima kasih Ketua. Saudara calon yang saya
hormati. Sebentar lagi Saudara, kalau tidak ada halangan, kalau tidak ada
penolakan dari Yani maupun Sudding, Saudara akan dilantik oleh Presiden
menjadi Kapolri, dimana Saudara akan membawahi 410.000 personil, 31
Polda, 445 POLRES dan 4736 POLSEK di seluruh Indonesia. Tentu itu bukan
pekerjaan yang mudah, saya hari ini terpaksa harus memberikan pujian
kepada Presiden SBY yang juga Ketua Umum Partai sahabat saya Ruhut
Sitompul, bahwa kali ini pillian Beliau tepat. Dari sisi kepangkatan, jam
terbang, senioritas pekerjaan dan sebagainya sudah mencakup hal-hal yang
memenuhi persyaratan, demikian pula terhadap penilaian Kompolnas dan
PPATK kemarin, Kompolnas bahkan memberikan tiga jempol, bukan dua lagi,
24

tiga jempol kepada Saudara Sutarman. Lalu kemudian juga, PPATK
memberikan nilai yang positif kepada Saudara, tidak ada rekening yang
mencurigakan. Namun demikian, ada beberapa hal yang harus Saudara
klarifikasi atas beberapa pertanyaan publik, yang sampai saat ini belum
terjawab, baik itu dari apa yang disampaikan oleh Kompolnas maupun oleh
PPATK. Yang pertama adalah soal rekening, PPATK kemarin menyampaikan
Saudara punya empat rekening, namun sejak Tahun 2008 Saudara tutup
rekening itu sehingga saat ini, Saudara calon tidak memiliki rekening kecuali
di keluarga, apakah itu benar? kalau benar, tentu kita ingin tahu alasannya
kenapa Saudara calon menutup empat rekeningnya sejaka Tahun 2008?
Jenderal bintang empat gitu loh. Bentar lagi ya? lalu kemudian, eh ada
beberapa alasan dan pertanyaan dari Kompolnas itu soal penyerbuan ke
KPK, Kompolnas menyampaikan kepada kami semua kemarin penyerbuan ke
KPK itu adalah karena Saudara ditekan, nah pertanyaan saya adalah apakah
benar penyerbuan itu atas sepengetahuan Saudara sebagai Kabareskrim?
atau Saudara tidak tahu. Karena ini penting. Karena salah satu penolakan
daripada beberapa komponen publik, adalah karena Saudara calon yang
"menggerakkan" katanya untuk melakukan penyerbuan atau upaya
penangkapan salah satu personil di KPK, saya berharap ini tidak benar.
Karena saya 1000 persen percaya pada Saudara calon, tidak akan melakuan
hal-hal yang melakukan pelanggaran hukum itu. Kemudian, terkait dengan isu
yang aktual Saudara calon, sekarang sedang ramai soal pembunuhan
berencana auditor senior, yang dilakukan oleh auditor senior Gatot terhadap
isteri sirinya. Pak Yani jangan senyum dong, pertanyaan saya adalah ini agak
mirip-mirip kasus Antasari, karena saya mendengar bahwa Gatot ini termasuk
yang agak keras dan tidak kompromi dalam hal audit. Pertanyaan saya
adalah apakah pembunuhan itu murni kriminal atau ada motif politik, terkait
dengan pekerjaan yang bersangkutan. Sebagai calon Kapolri, saat ini saya
menilai paling tidak ada dua hutang, yang harus Saudara lunasi atau
tuntaskan. Pertama adalah kasus penembakan misterius, yang tadi Saudara
telah paparkan dan saya berharap dalam 100 hari program kerja Saudara,
kasus atau misterius daripada penembakan ini bisa terungkap. Yang kedua
adalah soal penuntasan kasus-kasus korupsi berskala besar, yang hingga
hari ini belum juga tuntas, di jajaran atau di mabes Polri, misalnya kasus
korupsi pengadaan alat kesehatan, di kementrian Kesehatan dengan
tersangka Siti Fadilah dan dalam catatan kami dan catatan beberapa LSM
ada 25 kasus setidaknya tindak pidana korupsi berskala besar di Kabareskrim
dari mulai Tahun 2009 sampai 2013 mandek atau jalan di tempat. Saya setuju
dengan apa yang tadi, diusulkan oleh Saudara Yani, mengapa Saudara calon
tidak memprakarsai dibentuknya Densus Tipikor. Peralatan Densus 88 atau
anti teroris itu sangat menunjang kerja-kerja Tipikor, bahkan alat lebih canggih
daripada KPK, alat sadapnya, dengan frekuensi yang dua kali lebih kuat
daripada yang dimiliki oleh KPK, kalau Saudara calon mengajukan program
atau membentuk Badan ini atau Densus Tipikor, kami di DPR RI akan
memperjuangkan soal biayanya, mulai dari gaji para tim tipikor itu, harus gaji
yang standar dengan KPK, juga peralatan dan kewenangan. Kami akan
memperjuangkan kewenangan Saudara calon yang membentuk Densus
Tipikor ini melakukan penyadapan juga, sama dengan kewenangan oleh KPK,
tentu ada beberapa proses yang harus dilalui, tetapi arah kesana harus kita
segera dimulai, kasihan KPK bekerja sendirian harus dibantu dengan
lembaga yang lebih tua daripada lembaga itu, yaitu Polri. Kemudian terkait
kasus juga, saya ingin menanya kepada Saudara calon, ini kasus pemalsuan
25

putusan MK, ini terkait dengan MK, atas hasil sengketa pemilu 2000 9 di
Sulawesi Selatan, yang diduga dilakukan oleh mantan anggota KPU, Saudari
Andi Nurpati hingga kini masih belum jelas, padahal kasus ini sudah bergulir
hampir 3 tahun lebih dan bahkan, sempat ribut di Komisi 2 DPR RI. Saat
Saudara baru dilantik sebagai Kabareskrim, Saudara pernah mengatakan dan
menegaskan pemalsuan surat MK tersebut ada pembuat, pemesandan
penggunaannya. Nah, pertanyaan kita adalah sampai dimana kasus ini,
mengapa terus menggantung, apakah ada pesanan, Saudara memetieskan
kasus ini atau ada alasan yang lain. Terakhir, ini terkait dengan apa yang
Saudara sampaikan tadi soal independency, dalam Pemilu 2014 mendatang.
Tahun ini adalah tahun politik dan 6 bulan lagi tentu kita akan menghadapi
Pemilu, Polri dibawah Saudara harus independen dan tidak boleh memihak
pada Parpol atau Kelompok-kelompok tertentu. Pertanyaan saya adalah
Saudara sebagai Kapolri yang diangkat dan diberikan oleh Presiden, kalau
nanti ini terkait dengan temuan atau penilaian Kompolnas bahwa kekurangan
Saudara calon adalah Saudara terlalu loyal terhadap atasan. Nah, kalau saya
kaitkan dengan kesimpulan Kompolnas terkait dengan titik lemah Saudara
calon, apakah nanti kalau Saudara diperintahkan oleh atasan Saudara dalam
hal ini Presiden untuk memihak Parpol tertentu, apakah Saudara berani
menolak? apakah Saudara calon siap mempertaruhkan jabatan atau bahkan
meletakkan jabatan, manakala Saudara mendapat tekanan dari atasan dalam
hal ini Presiden untuk memihak Parpol tertentu atau untuk melakukan hal-hal
yang bertentangan dengan etika dan penegakan hukum. Demikian Ketua.
Terima kasih. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH

Walaikumsalam. Selanjutnya, saya persilakan yang mulia Saudara Yorris oke.
Yang kedua, yang mulia Saudara Herman Herry, selanjutnya yang mulia
Salim Mega. Yang saya hormati Saudari Dewi Asmara dan selanjutnya Andi
Anshar dan Martin Hutabarat. Saya persilakan.

HERMAN HERY/F.PDI Perjuangan

Terima kasih Ketua. Teman-teman Komisi III DPR RI, Saudara calon Kapolri
yang saya hormati. Tentu pertama saya ingatkan lagi isme kita bersama HB
waktu kita disiplin 3 sampai 5 menit kalau pertanyaan-pertanyaan licin ranting
dalam rapat kerja saja ditekan katanya jika beliau sudah dilantik jadi Kapolri
kita bahas hal yang strategis, ini fit and proper bukan rapat kerja. Calon
Kapolri yang saya hormati. Saya mengutip pernyataan Anggota Kompolnas
kemarin bahwa saudara diusulkan oleh Kompolnas salah satu pertimbangan
adalah saudara terbaik dari 7 orang tersebut. Kemudian yang kedua
pernyataan Anggota Kompolnas bahwa sangat sulit mencari calon Kapolri
yang sempurna, mengutip kembali RDP kami dengan Kapolri, sekarang ini
beberapa Beng lalu TPS saya katakan bahwa hak kalau mau cari kapur yang
tidak ada cacatnya sama sekali kita harus minta Allah kirimkan Malaikat
menjadi Kapolri selama Kapolri itu masih manusia biasa dan dia Anggota
Polisi pasti akan ada cacatnya, kalau dicari cacatnya. Oleh sebab itu Saudara
calon Kapolri yang saya hormati, hal yang sederhana yang saya ingin
tanyakan adalah begini, apapun yang kita bicarakan mengenai kinerja
26

mengenai pelayanan macam-macam, satu hal adalah dapatkah saudara
memberikan rasa bangga Anggota Polri pada saat nanti Anda menjadi Kapolri
memberikan rasa bangga itu artinya, Anggota Polri ini merasa bahwa saya
harus melayani masyarakat, saya bangga menjadi seorang polisi. Hal yang
kedua, apakah Anda bisa menjadi figur terdepan di dalam membangun
institusi atau dengan kata lailn jika membela kepentingan institusi saudara,
Saudara akan pertaruhkan segala-galanya untuk membela kepentingan
institusi, kepentingan institusi artinya kepentingan melayani masyarakat,
kepentingan negara, kepentingan bangsa karena Polri adalah bagian dari
Bangsa ini. Kemudian saya soroti soal sistem pembinaan karir, tadi beberapa
kawan singgung masalah itu. Saya ingin tanyakan, adakah satu konsep
saudara di dalam sistim pembinaan karir ke depan yang saya maksudkan
contoh misalnya begini ada orang yang bertugas di Polda Metro, kalau sudah
bertugas di Polda Metro menjadi Kasat misalnya, sudah dapat dipastikan ke
depannya dia akan melewati karpet merah dengan prmosi menjadi Kapolres
dan seterusnya, namun jika orang bertugas di Papua atau di NTT akan sulit
bagi perwira tersebut untuk bisa pindah ke tempat lain kalau tidak diurus
secara khusus nah pertanyaan saya mestinya ini tidak boleh terjadi sistim
mutasi promosi dan pembinaan karir. Ada satu sistem yang baku, yang
transparan yang dibuat oleh institusi Polri, mungkin hari-hari ini sudah ada
tetapi hal itu tidak dibuka secara profesional dan proporsional. Nah, saya ingn
mendapat satu penjelasan dari Saudara calon bahwa jika menjadi Kapolri
nanti sistem pembinaan karir yang terbuka dan profesional dengan cara-cara
yang transparan sehingga semua orang merasa dan pasti mendapatkan
kesempatan yang sama untuk dipromosikan. Saya kira itu saja, terima kasih.

MAYJEN TNI (PURN) SALIM MENGGA/F.P.DEMOKRAT

Terima kasih Pak. Pertama-tama Pa, yang ingin saya tanyakan kepada Bapak
Bapak calon Kapolri, bagaimana konsep Saudara, khususnya konsep
saudara di internal kepolisian dalam menegakkan hukum, disiplin dan tata
tertib. Melihat adanya kasus Labora Sitorus, kasus pengawalan dinamit yang
hilang, polisi yang tertembak dan kasus Noval Baswedan. Sebab saya melihat
begini Pak, kasus seperti Labora Sitorus ini masih menyangkut masalah
moral atau integritas, dan ini banyak-banyak yang seperti ini, bukan hanya
Sitorus. Yang kedua kasus pengawalan hilangnya dinamit saya lihat ini ini
persoalan profesionalisme, seharusnya kalau memang kita akan melakukan
pengawalan barang-barang yang berbahaya kan punya prosedur Pak, punya
teknis pengawalan, kenapa bisa barang itu hilang padahal dikawal,
bagaimana pelibatan Satuan-satuan wilayah, Wilayah-wilayah yang dilalui?
saya khawatir Pengawalan-pengawalan seperti ini, itu di luar konteks. Teknis
pengawalan yang menyebabkan barang ini hilang. Kalau saya Pak yang jadi
Kapolri, maka 2 tingkat di atasnya saya beri sanksi. Yang ketiga Pak, yang
tertembak, tidak semua aparat Kepolisian punya kewajiban untuk mengawal,
kenapa seorang provost mengawal truk tengah malam? kenapa bukan yang
lain? adakah dia diperintah oleh atasannya? kalau ada perintah mana surat
perintahnya? Yang keempat, kasus Noval Baswedan. Pernyataan dari
Kompolnas kemarin sebenarnya yang menganggap bahwa Saudara amat
loyal, justru saya anggap tidak loyal, kenapa Bapak tidak loyal? Bapak
berhenti di tengah jalan yang seharusnya orang seperti Noval Baswedan
dikenakan sanksi hukuman disiplin berat, karena telah melanggar perintah
27

atasan, tetapi tidak dilaksanakan, kemudian kepolisian sendiri tidak
melaksanakan mungkin Bapak tidak melaksanakan waktu itu karena masih
ada atasan Bapak. Yang kedua, menyangkut soal netralitas pada Pemilu
yang akan datang. Saya ambil satu gambaran kecil mungkin ini bisa jadi
masukan buat Bapak, kita Pemilu yang skala kecil, seperti Pilkada, menurut
hasil penelitian terakhir, 80% Pilkada rusuh, bukan disebabkan oleh Kandidat
yang tidak terima kalah, tetapi lebih disebabkan karena penyelenggara yang
tidak profesional, diantaranya, ada indikasi pelanggaran terhadap Undang-
undang Pilkada sendiri, seperti penyelenggara tidak netral, ada rekayasa
jumlah pemilih, merubah tahapan dan membiarkan pelanggaran itu terjadi
tanpa sanksi padahal ada Panwas, tetapi saya tidak pernah mendengar
aparat Kepolisian yang dihadapannya ada pelanggaran mengambil tindakan,
yang saya sering saksikan adalah pada saat salah satu kandidat dicurangi,
aparat Kepolisian kemudian bertindak bertindak tegas terhadap mereka yang
tidak menerima kekalahan. Saya kasih contoh satu Pak kemarin saya
menghadiri satu Pilkada di Sulawesi barat, pada saat salah satu kandidat
belum menerima eh jumlah pemilih yang diumumkan oleh KPU masih terjadi
perdebatan, tiba-tiba seorang Wakapolres berdiri mengatakan siapa yang
masih tidak setuju akan saya angkat, justru saya melihat bahwa Kepolisian
sendiri tidak menegakkan aturan, tidak taat pada Undang-Undang justru
masuk dalam wilayah Pilkada. Nah ini pada skala yang lebih besar di Pemilu
ini bisa terjadi dan ini banyak terjadi di setiap Pilkada. Yang ketiga, yang ingin
saya tanyakan konsep calon Kapolri, menyangkut soal pembangunan
kekuatan Kepolisian, kita seringkali terjebak Pak pada pola seragam
Kepolisian di Jawa, di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi sama dengan di
Ambon dan Papua, padahal kondisi mereka berbeda, akibatnya apa? dalam
pelaksanaan Tugas-tugas Kepolisian sering terjadi ketimpangan, kalau
memang kondisi beda, kemudian kebijakan seragam. Mestinya di Daerah-
daerah seperti Kepulauan materiilnya, cara latihan personilnya harus berbeda
dengan yang ada di daratan. Contoh Pak di Papua kesulitan selalu pada saat
terjadi kerusuhan, pasukan pasti terlambat, kenapa? karena kondisi medan
yang tidak memungkinkan pasukan itu diangkut lewat darat. Tetapi kenapa
peralatan Kepolisian di Papua sama saja yang ada di Jawa? saya kira itu Pak
tiga pertanyaan saya, terima kasih.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH

Saya persilakan yang mulia Saudara Yorris Raweyai.
YORRIS RAWEYAI, SH./F.P. GOLKAR

Terima kasih Pimpinan. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Rekan-rekan Anggota Komisi yang saya hormati, Pak Komjen Sutarman,
calon Kapolri yang saya banggakan. Pak Tarman, visi yang Bapak sampaikan
menurut kami suda pas dan mungkin tepat Presiden memilih Bapak untuk
dicalonkan sebagai Kapolri. Berbagai macam pertanyaan dari Teman-teman
semua sudah hampir, masuk pada bagaimana Bapak mampu
menterjemahkan, visi itu mengimplementasi, pada saat Bapak memimpin
Kepolisian Republik Indonesia. Saya hanya menanyakan hal-hal yang awam
saja, satu saja Pak. Kita tahu bahwa akhir-akhir ini isu tentang bunda putri,
bahwa berita itu, melalui sidang di KPK dan yang menyampaikan tentang
28

bunda Putri itu, di bawah sumpah dan ada rekaman yang jelas, sehingga
membuat Presiden pada saat memberikan statement di Halim Perdana
Kusuma terkesan emosional, sebagai seorang Negarawan. Pertanyaannya,
sekarang ini kan Bapak masih menjabat sebagai Kabareskrim dan mudah-
mudahan dalam waktu yang relatif singkat Bapak akan diangkat menjadi
Kapolri, apakah masalah Bunda Putri ini Polisi harus menunggu sampai ada
delik aduan, seperti pada saat Nasaruddin menyampaikan atau memberitakan
tentang tentang E-KTP. Kemudian, Mendagri melaporkan ke Polda Metro
Jaya atau Polri akan proaktif untuk ikut menyelesaikan, isu-isu yang
berkembang ini, sehingga tidak menjadi polemik yang berkepanjangan.
Karena tadi dalam visi Bapak itu kalau tidak salah deteksi dini, cegah dini,
kemudian Polri adalah sub sistem dari pemerintahan. Nah, menurut Bapak
apakah persoalan ini kita biarkan dia bergulir menjadi isu yang menurut kami
ini kurang baik. Atau Polri mau proaktif? itu bagaimana mencari,
mengupayakan untuk bisa dipublikasi sebagai institusi formal, sehingga
masalah ini bisa bisa cepat terselesaikan dan tidak mengganggu Proses-
proses hukum yang sedang dilakukan oleh KPK. Yang kedua Pak Kapolri, ini
masalah narkoba ini. Ini kan masalah yang cukup serius, mudah-mudahan di
tangan Bapaklah kita bisa melihat hasil yang lebih baik, sehingga tidak
merusak generasi penerus bangsa ini. Mungkin itu saja pertanyaan saya Pak
Sutarman dan Pimpinan. Terima kasih. Assalamu'alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh.

HJ. DEWI ASMARA, SH.,MH/F.P.GOLKAR

Baik, terima kasih Pimpinan. Yang saya hormati Saudara calon Kapolri
beserta Rekan-rekan di Komisi III DPR RI. Assalamu'alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh. Dalam hari ini, pada hari ini kita melakukan fit dan proper calon
Kapolri, terus terang saja Pak ini merupakan ketiga kalinya bagi saya pribadi
melakukan fit and proper untuk Kapolri, sehingga saya mengikuti dan masih
hafal betul, visi dan misi dari masing-masing Kapolri ketika mereka menjadi
calon yang lalu. Dalam penjabaran program kerja Kapolri adalah merupakan
satu hal yang wajar Pak, apabila terdapat penekanan-penekanan yang
berbeda dengan kebijakan terdahulu, walaupun ini bukan satu keharusan
untuk tampil beda, tapi tentunya disebabkan bedanya tantangan dan situasi
kondisi. Begitu juga muatan-muatan kebijakan yang ditampilkan. Oleh
karenanya tentu diharapkan bisa lebih menyempurnakan strategy terdahulu,
sehingga Bapak jangan hanya akan sekedar meneruskan tanpa ada upaya
membuat program-program yang inovatif, seperti tadi di dalam sambutan
Bapak, maka saya sebagai penerus dan sebagainya penerus itu adalah suatu
hal yang alami, tetapi yang kami inginkan di sini adalah kekhususan daripada
visi dan misi dari Bapak sebagai calon Kapolri. Kalau diperhatikan pada
jaman Pak Sutanto itu ketika menjadi calon Kapolri berbicara tadi dikatakan
Pak Yani mengenai ilegal-ilegal maining, logging dan sebagainya. Pak BHD
dengan program Hati-hati dengan program quick win, kemudian Pak Timor
Pradopo dengan keroyok reserse, Nah justru di era Bapak inilah mengingat
bahwa korupsi ini sekarang ini adalah sesuatu yang diinginkan oleh rakyat
pemberantasannya, apakah tidak Bapak pikirkan untuk kembali
menghidupkan, ketika itu kalau kami tidak salah jaman Pak Sutanto bersama
dengan Kejaksaan ada Satgas, pemberantasan tindak pidana korupsi, kalau
tidak salah waktu itu Pak Hendarman. Nah kalau sekarang dalam rangka
29

partnership juga dengan KPK, sudah saatnya bahwa Polri juga memiliki
Satgas pemberantasan tindak pidana korupsi yang kuat, sebagai Komisi III
tentu Badan Anggaran akan mempersiapkan sehingga jangan lagi terkesan
berkeluh kesah oleh karena adanya perbedaan anggaran dengan KPK, nah
jadi saya ingin tahu apa yang akan jadi program unggulan Bapak. Kedua,
hasil LSI survei pada akhir Maret 2013 di 33 Propinsi ketidakpuasan
masyarakat itu mencapai 56,8% Pak, mengenai penilaian publik terhadap
kinerja Kepolisian. Ini tentunya mencerminkan adanya distrust dari
masyarakat, seharusnya Kepolisian memperbaiki kultur, sehingga bisa
berubah kinerjanya. Nah, antara lain pas saya ingin katakan untuk bidang
pelayanan dalam mewujudkan Polmas dan kinerja Babinkamtibmas tadi juga
dalam paparan Bapak dalam rangka mendukung pembangunan nasional.
Kami lihat di desa-desa dan kecamatan penempatan daripada aparat
Kepolisian itu belum ada, dan yang ada di sana hanyalah Babinsa, sehingga
apabila kemudian nanti terjadi hal-hal yang tidak diinginkan, Polri mengatakan
biasanya oh ketika itu kami kebetulan tidak tahu dan aparat tidak cukup, nah
ini apa tindakan Bapak terhadap hal ini? Yang berikutnya adalah mengenai
budaya bahwa distrust masyarakat ini juga, contohya adalah berkaitan
dengan pungli Pak, bagaimana mungkin para polisi yang ada dan bekerja
seterusnya ketika di dalam Lemdik, tadi dikatakan Pak Achmad Yani itu hanya
program-program dengan kertas bagus di Lemdikpol, padahal untuk
pembinaan SDM itu, bagaimana Bapak akan lakukan pemberantasan Pungli
di Lembaga Pendidikan Polri yang dilakukan para pendidik maupun
pembinaan terhadap para siswa, sehingga di atas semua itu keteladanan dari
Kakorsis, instruktur, pembinaan dalam Lemdikpol seharusnya menjadi tolak
ukur bagi siswa. Nah ini bagaimana? karena kami belum pernah Pak
mendengar adanya Gadik, pembina Kakorsis, Kepala Sekolah dan lainnya
diungkap dan diperiksa secara tuntas bahkan dipidanakan, karena
dampaknya siswa itu akan mencontoh budaya prilaku atasannya. Dan yang
juga tadi dikatakan oleh teman kami terdahulu, berkaitan dengan penempatan
personil Polri itu yaitu bahwasanya mudah-mudahan ini hanya rumor Pak,
tetapi kami ingin tahu bahwa apa upaya Bapak menata kembali para Kombes
yang kemarin ini dinaikkan pangkatnya atau diberi jabatan Pati tanpa melalui
sistem dan prosedur yang melanggar aturan yang berlaku di internal Polri,
yang konon Pak katanya ini bukan jadi rahasia lagi, sehingga menimbulkan
situasi yang tidak solid dan kondusif, kami ingin tahu apa pendapat Bapak
mengenai ini, dan yang terakhir adalah Pak Mengenai distrust ini, adalah
memang terus terang Pak bisa terlihat dengan adanya dua masalah. Yang
pertama ini adalah kalau Bapak mengamati dari Tahun 2010 sampai dengan
2012, itu kalau saya sebutkan di sini Pak, banyak sekali pembakaran-
pembakaran, perusakan-perusakan terhadap Institusi Polri, Kantor-kantor
POLSEK, fasilitas-fasilitas Polri, ini karena rasa kejengkelan masyarakat
akibat, terjadinya perbuatan-perbuatan dari oknum tentunya, karena kami
percaya masih banyak polisi yang baik, yang menjengkelkan bagi
masyarakat. Nah, ini kami ingin tahu apakah ini mengenai yang namanya
trust building ini Pak, apa itu hanya sudah dianggap angin lalu atau apa yang
akan Bapak lakukan? karena tahun 2010 ada 20 kantor Polisi dirusak massa,
Tahun 2011 65 fasilitas Polri dari 48 kantor Polisi dan 12 mobil Polisi, 2012
Pak terdiri dari 56 kantor polisi 2013 58 fasilitas Polri yang terdiri dari 13
kantor polisi dan selanjutnya. Jadi itu yang mengenai adanya distrust dan
yang terakhir ini tadi juga selain daripada masalah tadi yang Bapak katakan
adalah trust building, bagaimana menjadi tidak angin lalu, apa konsep Bapak
30

dan yang terakhir masyarakat semakin beringas terhadap Polri, yaitu dengan
adanya penembakan-penembakan terhadap Polri kita yang kemudian gugur.
Nah sekarang ini, apa yang namanya partnership building oleh masyarakat
dan Polri ini sudah dianggap musuh oleh masyarakat? Apa tindakan konkrit
Bapak untuk mengubah ini semua, sehingga Polri ini tercapai untuk bisa
menjadi betul betul pengaman dan pengayom masyarakat, karena kami
percaya masih banyak Polisi-polisi yang baik, tapi sekali lagi Pak semua itu
bergantung pada SDM dan SDM itu bergantung pada kepemimpinan dari
pada Kapolri. Demikian kira-kira pertanyaan kami. Wassalamu'alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh.

H.M. ADITYA MUFTI ARIFIN, SH/F.PPP

Ketua, Ketua, sebelumnya Ketua, Ketua, ya terima kasih Pimpinan. Mau
nanya ini berapa penanya gitu Ketua, jangan terlalu banyak, sehingga calon
Kapolri pun tidak bingung gitu, karena kalau kebanyakan pertanyaan dibagi
beberapa session saja Ketua.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABUEA, MH

Tadi sudah kita putuskan bahwa sesi pertanyaan ini yang pertama berakhir
pada jam 13.00, lanjutkan, silakan.

H. ANDI ANZHAR CAKRA WIJAYA, SH/F.PAN

Bismillaahirrahmaanirrahiim. Pimpinan dan Anggota Komisi III yang saya
hormati. Pak Sutarman calon Kapolri kita. Pertama-tama, saya ingin menilai
hasil pemaparan calon Kapolri tadi adalah hal yang sangat luar biasa Pak,
cuma terus terang itu sangat bertolak belakang dengan fakta-fakta yang ada
sekarang ini. Sebagaimana kita ketahui kemaren ada sebuah lembaga yang
merilis bahwa sekarang ini Polri itu menempati index yang tertinggi dalam
menghadapi korupsi. Ya melakukan pemberantasan korupsi. Kita lihat
bagaimana sekarang di tubuh Polri ini masih ada yang namanya jual beli
jabatan Pak Tarman, adik-adik kita itu yang sekarang sedang ingin melakukan
Sespima, Sespimen, itu semua itu sekarang luar biasa, yang namanya
tantangan ke depan itu mereka harus mengumpulkan uang, kita tidak
berharap suatu saat nanti calon-calon pemimpin Polri ke depan itu akan
menjadi hal-hal yang selalu mengedepankan pragmatisme, mungkin pertama
Pak Tarman, kami melihat bahwa jika Pak Tarman ini mau berubah namanya
menjadi Superman Pak, itu Bapak benahi dulu yang namanya pemberantasan
korupsi di internal dan eksternal itu. Itu internal itu harus kita utamakan, kita
juga masih banyak melihat bagaimana sekarang Kepolisian ini dimanfaatkan
untuk kepentingan bisnis, menghancurkan lawan bisnisnya dengan memakai
kekuatan Kepolisian, contohnya di Surabaya, di Surabaya itu ada namanya
mafia namanya Wefan itu, itu sangat luar biasa Pak mafianya itu, nah ini Pak
Tarman saya yakin kalau Bapak beristiqomah, ya menjadi seorang pemimpin
Polri, saya yakin Indonesia ini akan berubah, karena di tangah Polri inilah
yang namanya bangsa ini bisa berubah, hukum di tangan Bapak. Mudah-
mudahan Pak Tarman ini kedepan ini bisa ada perubahan di dalam
31

kepemimpinan Pak Tarman, insya Allah. Yang kedua, Pak Tarman masalah
afirmatif. Sekarang ini kami melihat bahwa banyak sekali pimpinan-pimpinan
di Polda ini bukan semua adalah laki-laki bukan perempuan, di mana
sekarang peranan perempuan di negara ini? coba kita kasih kesempatan
yang namanya wanita untuk memimpin Polda, ya, gitu. Ya ini Ibu Dewi ada di
Komisi III kan, kenapa di Polda-Polda itu partai politik saja sudah beranii
mengedepankan afirmatif action Pak, lihat 30 kloset porsi anggota DPR itu
diberikan pada wanita kau Cokorda aku Peng MO pun segera minta maaf
mudah-mudahan jutaan wanita ini bisa bubuk hitam itu. Gitu Pak, yang
terakhir Pak, ini saya sedikit melihat bahwa kita semua selalu melihat bahwa
yang namanya bencana alam itu gunung berapi ya, gempa bumi, kita belum
melihat bagaimana yang ramai lalu lintas Pak, terakhir ini Tahun 2012 itu
hampir 35.000 orang meninggal di jalan raya secara sia-sia ya, dan
kerugiannya Rp.35 trilyun, itu luar biasa Pak, dan menurut PBB Pak ini, ke
depan ini Indonesia ini punya tantangan yang sangat luar biasa untuk
menurunkan angka kematian atas akibat kecelakaan lalu lintas tersebut, itu
saya rasa harus menjadi perhatian Kapolri ke depan Pak ini, mati sia-sia anak
bangsa kita, itu, karena saya melihat salah satu dari pada misi Polri itu adalah
memberikan bimbingan kepada masyarakat melalui upaya reprentif dan
preventif yang dapat meningkatkan kesadaran dan kekuatan serta kepatuhan
Hukum masyarakat atau law by sering citizenship. Nah itu saya rasa itu ada 3
poin yang perlu kami sampaikan itu Pak, kecelakaan lalu lintas itu sangat
penting Pak, anak bangsa kita mati sia-sia setiap mudik memang sela oh
angka preferensi diserahkan dulu sembari memproses setiap acara mudik
Pak mulai 2 tahun belakangan ini TPS 2 skln angka kematian di luar itu Pak
sangat luar biasa. Mohon Pak Tarman dengan kepemimpinan Bapak ini ya,
betul-betul Polri ini bisa berubah. Sekejapan telah sarasehan tari dan
gamelan akan diceritakan oleh dibunuh dengan Dave masuk Pak Majelis Pak
manis kalau bukan sebuah impian belaka tenaga sihir rasio terus target bila
tak diberi daya Wassalamualaikum warohmatullahi wb..

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABUEA, MH

Wa'alaikum salam. Selanjutnya yang mulia saudara Martin Hutabarat.
Selanjutnya yang mulia saudara M. Nurdin, dilanjutkan saudara Ikhsan
Sulistyo, kemudian saudara Trimedya panjaitan, dan selanjutnya Herman
Kadir. Saya persilakan.

DRS. M. NURDIN, M.M/F.PDI Perjuangan

Terima kasih Pimpinan. Pimpinan dan rekan-rekan Anggota Komisi III yang
saya hormati. Bapak calon Kapolri yang saya hormati. Assalaamu'alaikum
warrahmatullaahi wabarakatuh. Salam sejahtera untuk kita sekalian. Saya kira
telah banyak yang disampaikan oleh rekan-rekan untuk mem- fit and proper
test calon Kapolri ini supaya bisa meyakinkan kita semua termasuk warga
negara Indonesia, mendapatkan satu pimpinan Kepolisian yang kapabel dan
akseptabel. Dari uraian yang telah disampaikan tadi, saya bisa membaca
bahwa apapun yang dilakukan oleh Kepolisian selama ini, telah bisa
diantisipasi ataupun bisa dipahami oleh calon Kapolri ini. Namun memang
masih sangat umum disampaikan, sehingga kami beberapa Anggota ingin
menyampaikan tambahan-tambahan penjelasan. Kita lihat bahwa sudah
32

dikatakan tadi bahwa perlu disadari bahwa keberhasilan tersebut masih
dirasa ada kekurangan. Itu di halaman 6 disampaikan, cuma dari beberapa
hal yang grand strategy yang Polri telah canangkan, dimulai trust building,
partnership building, sampai ke polisi yang sangat mantap nanti di 2015, saya
harap bahwa evaluasi terhadap masing-masing tahap itu harus jelas, mana
yang masih kurang, mana yang masih harus diperbaiki dengan segera. Jadi
tadi kalau dimintakan adanya prioritas sasaran, itu memang sasaran-sasaran
yang sekarang malah di-eye catching masyarakat terhadap tindakan Polri
yang selama ini terjadi. Pada waktu Polri mencatumkan trust building, kita
masih ingat adanya kasus cicak dan buaya, sehingga itu menyebabkan
ketidakpercayaan pada waktu itu. Partnership building juga selama 2012 yang
dikatakan itu prioritas, tetapi hasilnya masih belum kelihatan. Oleh karenanya,
di samping untuk mencanangkan visi ke depan dalam tujuan apalagi
sekarang menghadapi tahun politik 2014, yang tadi sudah disampaikan
netralitas Kepolisian, tapi juga harus kita benahi betul dan pahami betul
kesulitan di reformasi Polri adalah antara lain revolusi di aspek kultur, masih
tadi banyak persoalan-persoalan yang disampaikan oleh rekan-rekan, kultur
yang ada di Kepolisian baik dalam dari mulai rekrutmen sampai ke
penempatan, maupun dalam pelayanan masyarakat atau pun tindakan-
tindakan yang diberikan dalam kaitan dengan penegak hukum, itu masih ada
kultur-kultur yang harus segera diperbaiki. Rinciannya saya kira calon Kapolri
sudah mengetahui karena berada di dalam selama ini. Kalau beberapa kasus
mengatakan bahwa ada keterbatasan seperti apa yang di sampaikan
Kompolnas kemarin, mungkin keterbatasan-keterbatan itu sekarang dicarikan
jalan keluar yang harus ditempuh kalau sekarang menjadi penentu kebijakan.
Kalau kemarin masih ada pimpinan yang lebih tinggi, tapi niat untuk berbuat
itu sudah ada, nah sekarang dengan kewenangan yang dimiliki, itu bisa
dilaksanakan, termasuk dalam kaitan dengan pelaksanaan di Undang-
Undang. Satu hal yang memang sering datang ke Komisi III ya Komisi Hukum
dan HAM, adalah perlindungan terhadap kelompok-kelompok minoritas atau
yang termarginalkan, ataupun wanita dan anak-anak, ini masih belum
kelihatan apa pola yang akan diberikan oleh Kapolri baru terhadap masalah-
masalah ini. Kita lihat beberapa gesekan-gesekan sosial, walaupun tadi
sudah dijelaskan akan berpegang kepada Undang-Undang baru mengenai
konflik sosial, tapi dalam pelaksanaannya di lapangan masih terjadi
keinginan-keinginan masyarakat untuk peningkatan kemampuan Polri dalam
hal ini. Hal lain terhadap deradikalisasi dalam terorisme. Itu hal yang tidak
mudah, oleh karenanya tolong disiapkan petugas-petugasnya, untuk
bagaimana dia mengembalikan atau pun misalnya aliran-aliran yang kita
anggap sesat, tapi dianggap benar, itu menjadi kepada apa yang kita
harapkan semuanya untuk kebaikan bangsa dan negara. Oleh karenanya
dalam kaitan masalah pendidikan, tidak hanya siswa yang diperhatikan, tapi
juga instrukturnya. Ya kejahatan instruktur dan kemampuan instrukturnya
harus juga diperhatikan, Termasuk jenjang karir yang bersangkutan. Satu hal
yang ingin saya sampaikan adalah dalam partnership building, adalah karena
kita berhubungan dengan negara-negara luar, kita tahu bahwa susah payah
Kepolisian mendirikan atase Kepolisian di daerah-daerah, ada 9 atau 10
sekarang ini yang terakhir dengan Timor Timur, tapi saya melihat masih
kurang perhatian mereka tidak punya staf yang cukup dan tidak ada sarana
prasarana padahal banyak kasus-kasus yang berkaitan dengan penegakan
hukum, yang tidak mungkin dilakukan oleh petugas lain, kecuali Kepolisian.
Jadi saya minta perhatian itu. Kemudian yang terakhir adalah kerja sama
33

lintas sektoral, tidak hanya dengan TNI dan aparat-aparat hukum lainnya, tapi
tolong juga dimanfaatkan Polsus, PPNS dan Pamswakarsa, yang itu bisa
menjadikan bantuan untuk Kepolisian yang selama ini rasanya tertinggal dari
pengawasan Kepolisian. Demikian dari kami. Assalaamu'alaikum
warrahmatullaahi wabarakatuh.

ICHSAN SOELISTIO/F.PDI Perjuangan

Terima kasih Pimpinan. Yang saya hormati Pimpinan, kawan-kawan Komisi
III. Bapak calon Kapolri, kanan Pak kanan Ichsan Sulistio Pak. Dalam visi misi
Bapak beberapa kali Bapak menyebutkan tentang early detection dan juga
tentang early warning system Pak. Ya toh, di mana-mana menempatkan satu
polisi per satu desa, tetapi yang kami harapkan adalah benar-benar
bagaimana Bapak memberikan pendidikan pada mereka atau pengertian
pada mereka-mereka ini yang akan berdiri di garis paling depan Pak untuk
menghadapi masyarakat, karena biasanya mereka-mereka ini adalah orang-
orang yang ya mohon maaf, merasa sebagai orang-orang yang tidak
dibutuhkan sehingga ditaruh di sana begitu Pak. Jadi contohnya orang-orang
yang ditaro di perbatasan adalah orang-orang yang baru lulus sehingga tidak
mengerti apa tugas mereka. Sehingga semua hal-hal hukum ini diabaikan,
bukan karena mereka tidak mau tapi karena mereka tidak mengerti dan juga
contohnya di dalam kota saja tawuran itu terjadi antar pelajar, antar warga, ya
toh, balapan liar juga terjadi, ini terjadi di tempat-tempat yang sama Pak. Di
Jakarta saja mungkin di tempat-tempat itu saja yang terjadinya Pak, jadi
bagaimana Bapak mau menjalankan suatu program early detection dan early
warning system pada desa-desa lain Pak atau pada daerah-daerah lain di
Indonesia yang sedemikian besar, di Jakarta saja tidak saja tidak selesai-
selesai persoalan ini gitu Pak. Ya Pak, jadi mohon benar-benar Bapak kami
mengharapkan lah karena itu tadi disampaikan juga kan ini ada kesan yang
minoritas pun akan tertindas terus, akrena early detection system ini atau
early warning system ini kurang berfungsi Pak, jadi intelejen mungkin juga
harus diberikan pada petugas-petugas yang ada di depan itu, dan juga Bapak
dalam visi misi Bapak menyampaikan bahwa Bapak merasa bahwa sekarang
polisi sudah lebih perlindungan, pengayoman dan pelayanan kepada
masyarakat sudah lebih baik. Ternyata Park dalam beberapa hal polisi yang
sebetulnya melindungi kita melindungi masyarakat malah ditembaki Pak, ya
jadi mungkin tadi ada beberapa kawan sudah menyampaikan bahwa trust
terhadap polisi ini sudah meningkat, sudah sekian puluh persen, sehingga
inilah mungkin menjadi tantangan Bapak bagaimana merobah reformasi
internal Bapak sehingga mereka adalah polisi-polisi yang siap menjadi
penolong Pak sesuai dengan visi Bapak, menolong masyarakat dan pelayan
masyarakat dan sahabat masyarakat Pak, dan yang terakhir Pak ini Bapak
sebagai Kabareskrim atau sebentar lagi akan menjadi mantan Kabareskrim,
dalam visi misi Bapak, Bapak menyampaikan dalam Tahun 2011 itu ada
192.615 perkara yang diselesaikan dari 360.000 sekian perkara, dan Tahun
2012 183.000 sekian perkara dari 342.000 sekian perkara yang selesaikan
Pak. Pertanyaannya saya juga lagi cari anggarannya tetapi kenyataan
perasaan saya ini Bapak over target Pak dari anggaran gitu. Pertanyaannya
darimana anggarannya Pak untuk menyelesaikan perkara-perkara sebesar ini
atau sebanyak ini? dan juga kemana backlock backlock ini Pak, artinya sisa-
sisa ini apakah di-carry over atau jadi hilang Pak? karena kalau menjadi
34

penumpukan-penumpukan ini ada atau di carry forward ke tahun berikutnya,
ini ada ratusan ribu perkara yang belum selesai di kepolisian Pak. Jadi
mungkin itu yang kita harapkan mungkin ya seperti tadi ada kawan sampaikan
apakah Bapak akan melakukan lagi take line lagi ...Reserse Pak atau
bagaimana Pak untuk ke depan? terima kasih Pak.

TRIMEDYA PANJAITAN, SH., MH/F.PDI Perjuangan

Bisa dimulai sudah pimpinan? Bisa ya. Soalnya lagi baca-baca, terima kasih
saudara Pimpinan. Bapak Ibu Anggota Komisi III. Saudara calon Kapolri.
Pertama, sudah banyak yang ditanyakan oleh kawan-kawan saudara calon
Kapolri kedua banyak sekali yang diharapkan oleh kawan-kawan dan juga
mungkin masyarakat kita. Tapi kita lupa bahwa nasib Pak Tarman ini
sebenarnya agak kurang bagus, saudara calon Kapolri ini insya Allah menjadi
Kapolri bisa dia cuma satu tahun, bisa dia 2 tahun. Karena kita tahu ada
siklus politik 5 tahunan bulan 10 Tahun 2014, ada peralihan kepemimpinan.
Jadi bisa saja penguasa yang baru tidak suka sama Pak Tarman, sehingga
nasib Pak Tarman hanya satu tahun menjadi Kapolri, bisa juga suka, akhirnya
2 tahun penuh Pak Sutarman menjadi Kapolri. Jadi kita juga saya coba
memahami apa yang di sampaikan oleh saudara calon Kapolri ini dalam 32
halamannya, memang ada suasana kebatinan itu, yang coba saya tangkap
mudah-mudahan saya keliru menangkapnya, sehingga dari 54 menjadi 12
kemudian ada lagi 4 visi dan misi. Pak Tarman adalah calon Kapolri kalau
menjadi Kapolri adalah Kapolri keenam setelah reformasi ini. Tentu yang
pertama Pak Bimantoro dan terakhir Pak Timur Pradopo. Kalau kita mau
melakukan evaluasi, dari 5 Kapolri yang sudah bertugas, sejak adanya
Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002, paling tidak penilaian subjektif saya
Pak Sutanto lah yang paling moncer. Apa yang sudah dan itu juga diakui oleh
beberapa kawan penanya terdahulu, paling tidak ada ikon hilangnya judi itu
jamannya Pak Tanto dan sampai kapan pun generasi kita akan mengingat itu.
Ya Pak Tarman mau mengambil Angle yang mana? karena tugas Pak
Tarman ini bulan April dia menyiapkan melaksanakan Pemilu Legislatif,
kemudian bulan 7 Pilpres. Bulan 10 insya Allah masih Kapolri lagi, jadi
diantara 12 ini saudara calon kapolri, yang sudah diperas dari 54, kalau bisa
pada hari ini manalah ini yang paling prioritas? supaya kami bisa realistis juga
ingin melihatnya, saya tidak yakin bulan sampai dengan berakhirnya masa
jabatan saudara calon Kapolri itu bisa terlaksana, dan itu bisa kita lihat dari
tabel yang dibuat oleh saudara calon Kapolri untuk tahap ketiga 2015 itu
hanya pertama peningkatan penanggulangan terorisme, kemudian penguatan
seluruh personil, peningkatan dan terakhir penguatan institusi. Yang lain tidak
termasuk dalam tahap demi tahap yang timeline 12 program prioritas yang
dibuat oleh calon Kapolri. Jadi itu yang kita lihat, jadi supaya ekspektasi
masyarakat juga tidak terlalu tinggi, dan ada kesinambungan kinerja dari Pak
Timur Pradopo kalau kita melihat Pak Timur Pradopo orang yang cukup
bersih, tapi penilaian masyarakat Timur Pradopo ini kurang leadership-nya.
Karena kurang leadershipnya gampang diintervensi. Kompolnas kemarin
menyampaikan saudara calon Kapolri ini sangat loyal kepada atasan, dan itu
bisa positif bisa negatif. Kalau loyal sama atasan, ya bagaimana nasib Pemilu
Legislatif dan Pilpres? nanti ini. Karena tentu atasan Kapolri adalah Presiden.
Presiden kita hari ini adalah ketua umum partai, nah itu juga yang harus bisa
dijelaskan kepada kita Pak Tarman, selain apa yang kami sampaikan tadi,
35

tolong dari 12 program itu mana yang paling prioritas? Nah yang ketiga, kalau
kita lihat dari program yang disampaikan visi misi yang disampaikan oleh
saudara calon Kapolri ini memang yang paling prioritas adalah di bidang
serse. Selain apa yang disampaikan oleh kawan-kawan terdahulu, ada
bihdang SDM dan lalu lintas. Kita melihat dalam visi misi yang disampaikan
oleh saudara calon Kapolri halaman 8 dan 9, soal penyelesaian perkara,
memang ada peningkatan dan saya kiri ini jamannya Pak Tarman menjadi
kabareskrim dalam penyelesaian perkara. Dari 53% menjadi 56%. Tapi kalau
kita lihat jumlahnya sampai hari ini kita masih mendengar apa yang suka
disampaikan di sini di Komisi III ini banyak kasus yang berulang tahun. Pak
Tarman, mudah-mudahan bisa disisir dalam masa tugas yang mudah-
mudahan juga 2 tahun Pak Sutarman ini menjadi Kapolri, di Polda-Polda
manalah itu, banyak kasus-kasus yang berulang tahun, di Mabes di direktorat
manalah itu banyak kasus yang berulang tahun. Nah yang ke empat yang
terakhir, saudara calon Kapolri dan sudah disampaikan oleh kawan-kawan
juga dalam kepemimpinan Pak Timur Pradopo sebagai Kapolri itu titik nadir
buruknya hubungan Polri dengan KPK, dan itu bisa kita lilhat di unsur
Pimpinan KPK tidak ada dari Polri, di level ke-2 ke level 3 juga tidak ada.
Informasi yang kami terima di luar petugas-petugas pengawalan dan yang
lain-lain, itu hanya sekitar 30-40 Anggota Kepolisian di KPK. Di luar Parpol
apa yang lain-lain itu. Yang murni sebagai penyidik dan di masa tugas
saudara calon Kapolri ke depan, apa yang bisa dilakukan untuk memperbaiki
hubungannya? Kita lihat sekarang ini saya kira itu juga karena hubungannya
tidak baik, dalam tanda petik antara Kepolisian dan KPK, kalau benar apa
yang kita baca di media massa, KPK ingin merekrut penyidiknya dari TNI,
padahal kita yang berlatarbelakang hukum mengetahui betul bagaimana
bahwa penyidik itu ada ilmunya, dan ilmunya itu juga harus di-up-grade terus,
bagaimana seseorang yang tidak lahir tidak pernah mendapat pendidikan
penyidik akan jadi penyidik. Nah itu menjadi PR dari saudara calon Kapolri
dan paling terakhir saudara Pimpinan saya tetap tertarik apa yang
disampaikan oleh Pak Ugroseno beberapa waktu yang lalu waktu kita rapat
dengar pendapat rapat kerja dengan Kapolri pernah kami sampaikan, bahwa
polisi juga harus menangani kasus-kasus yang big fish, sudahkah saudara
calon Kapolri mempunyai bayangan terhadap kasus-kasus big fish apa yang
di kepemimpinan Pak Sutarman insya Allah menjadi Kapolri itu bisa kita lihat
ditangani, itu saja mungkin saudara Pimpinan. Terima kasih. Wabillaahittaufik
walhidayah, wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH

Ya terima kasih. Selanjutnya yang mulia saudara Herman Kadir. Saudara
Kurdi Moekri. Saudara Nasir Jamil. Saudara Gede Pasek. Silakan.

HERMAN KADIR/F.PAN

Terima kasih Pimpinan. Yang saya hormati Pimpinan Komisi III DPR RI.
Saudara calon Kapolri. Ada beberapa pertanyaan dari saya, pertama apa
komitmen dan prioritas program dalam sinergi kerja kepolisian dan visi
kebangsaan dalam konteks NKRI? Yang kedua, strategi apa yang hendak
dilakukan dalam membangun citra kepolisian yang berkarakter sehingga polisi
dicintai bukan dicaci dan dimaki. Yang ketiga, bagaimana pandangan Bapak
36

tentang premanisme, perjudian dan Narkoba apa sikap Bapak jika ada aparat
yang terlibat dan menjadi backing hal tersebut, dan apa langkah
pencegahannya. Ke empat, bagaimana komitmen Bapak dalam
pemberantasan korupsi perlukah dibangun sinergi dengan KPK? Kira-kira apa
langkah konkritnya? Kelima, ibarat penanganan medis, masalah korupsi,
Narkoba, dan penyakit masyarakat lain diperlukan manajemen penanganan
secara holistik curatif maupun preventif. Bagaimana sistem penanganan itu
hendak dibangun? Dan yang ke enam, saya ingin melihat bahwa dulu Tahun
2000 ada perkara pembobolan BNI Rp.1,7 trilyun dan gembongnya Maria
Pauline Maria Pauline Lumewa sampai detik ini tidak berhasil ditangkap, tapi
aparat Kepolisian yang lain sudah terlibat dalam kolusi pada waktu itu sudah
diadili, bagaimana komitmen Bapak untuk menangkap Maria Pauline Lumewa
ini, jelas uang negara pada waktu itu pada Tahun 2000 nilainya Rp.1,7 trilyun,
sementara pelaku-pelaku yang lainnya sudah diberantas dan sudah diadili
dan sudah menikmati penjahat bahkan ada yang dihukum seumur hidup,
demikian saudara calon Kapolri, Pimpinan. Terima kasih.
Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH

Selanjutnya

DRS. H. AHMAD KURDI MOEKRI/F.PPP

Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. Saudara Pimpinan. Pak
Tarman sebagai calon Kapolri yang saya hormati. Saya sudah menyimak
dengan saksama Pak, apa yang tadi Bapak sampaikan baik visi misi maupun
12 program prioritasnya. Yang jadi persoalan bagi saya Pak Tarman, itu teori
kan, itu persoalannya ini bagaimana Bapak bisa melaksanakannya? itu saja.
Saya ingin dengar komitmen Bapak, bagaimana itu melaksanakan visi misi
yang Bapak sampaikan termasuk 12 program prioritasnya. Nah tadi saya
mendengar suara Dewi saudara Dewi Asmara, menyampaikan
sinyalemennya tentang fenomena yang ada di institusi Kepolisian ini. Saya
juga ingin menambahkan, jadi saya termasuk yang mensinyalir seperti apa
disampaikan saudara Dewi tadi, termasuk yang saya amati langsung, yang
sering terjadi di Kepolisian, justru kalau ada sebuah kesalahan bagi anggota
masyarakat, tadi kan Undang-Undangnya menyebut Polri itu mestinya
Tupoksinya menjadi pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat, tapi
manakala terjadi sebuah kesalahan atau pelanggaran hukum bagi
masyarakat, yang terjadi bukan itu, tapi kemudian dijadikan komoditas, nah ini
persoalan, ini fenomena juga gitu. Bagaimana Bapak bisa mengatasi itu?
Saya kira 2 hal itu saja lah, kalau itu apa saya kira oke, apalagi saya dengar
Bapak pernah jadi ajudannya Gus Dur, saya pasti dukung Pak, siap. Terima
kasih. Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH

Silakan.


37

H. MUHAMMAD NASIR DJAMIL, S.Ag/F.PKS

Terima kasih Ketua. Bapak Ibu Anggota Komisi III yang saya hormati.
Bismillaahirrahmaanirrahiim. Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi
wabarakatuh. Saudara calon Kapolri, Komjenpol Sutarman, yang selanjutnya
saya akan memanggil calon Kapolri. Pertama tentu saya pribadi
menyampaikan terima kasih dan penghargaan serta apresiasi terkait dengan
kebijakan yang Bapak sampaikan visi dan misi serta sejumlah program
prioritas yang disampaikan dalam fit and proper test calon Kapolri pada siang
hari ini, karena tadi sejumlah anggota sudah menyampaikan pandangan-
pandangan mereka terkait dengan, apakah kemudian nantinya Bapak layak
menjadi Kapolri. Nah, dalam kaitan ini ada sedikit yang ingin saya coba ingin
minta pendalaman dari Saudara calon Kapolri, terkait dengan apa yang
Saudara calon Kapolri sampaikan di halaman 20, yaitu di Nomor 3 dan Nomor
5, aspek penggunaan ya, disini disebutkan bahwa Saudara calon Kapolri ingin
membangun internal trust dan public trust, bagaimana Saudara calon Kapolri
menjabarkan, menyampaikan atau mencoba untuk merealisasikan yang yang
Saudara calon Kapolri sebutkan sebagai internal trust dan juga public trust,
karena menurut kami, ini memang dua hal yang sangat penting dan ini adalah
urat nadi dari pada Kepolisian, dan ini ibarat juga seperti setali mata uang di
mana public trust tidak akan hadir, kalau kemudian internal trust tidak bisa
terwujud di kalangan Kepolisian. Kemudian yang kelima, yang nomer 5 ini
adalah aspek pengakhiran dinas, mempersiapkan personil dengan
memberikan keterampilan khusus dalam rangka menyesuaikan masa akhir
kedinasan, ini seperti apa Saudara calon Kapolri punya apa punya gambaran,
sebab kita tahu selama ini bahwa ketika Perwira-perwira tinggi mengakhiri
masa dinasnya di Perusahaan-perusahaan, menjadi komisaris dan
sebagainya, tetapi bagaimana kemudian Perwira-perwira menengah,
kemudian yang dibawahnya ini seperti apa, saya pikir dalam kesempatan ini,
saya pribadi ingin mendapatkan gambaran yang komprehensif terkait dengan
upaya Saudara calon Kapolri mempersiapkan personil dalam memberikan
keterampilan khusus dalam rangka menyesuaikan masa akhir dinas.
Barangkali demikian, nanti hal-hal yang lain akan kami sampaikan saat kami
memberikan persetujuan kepada Saudara calon Kapolri. Terima kasih Ketua.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABUEA, MH

Selanjutnya yang mulia Saudara Gede Pasek Suardika. Baik,

GEDE PASEK SUARDIKA, SH.,MH/F.P. DEMOKRAT

Terima kasih Ketua. Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Salam
sejahtera untuk kita semua. Om Swastiastu. Jadi karena ini terkait dengan fit
and proper test, tentu visi misi Pak. Pak calon Kapolri, jadi kalau saya lihat
sebagai wakil rakyat maka sebenarnya sederhana saja kalau kita bicara soal
visi ya, bagaimana Bapak nanti bisa menjadikan rasa bangga bagi keluarga
besar Polri menjadi polisi, dan bagaimana juga ada rasa bangga saat
masyarakat bertemu dengan polisi? Jadi bagaimana mempertemukan dua
rasa bangga ini yang nanti harus Bapak lakukan dalam kepemimpinan Bapak
nanti? Jadi bangga menjadi seorang polisi itu penting, tapi bangga juga
38

bertemu dengan polisi itu juga penting karena itu dari masyarakat
memandang polisi. Kondisi ini sangat tidak menjadi untuk saat ini. Oleh
karena itu ada beberapa hal yang ingin kami tanyakan untuk kemudian
dijawab dalam bentuk program atau dalam bentuk mekanisme perbaikan
sistem. Pertama soal masalah SDM dan kesiapan personil. Kira-kira di era
Bapak nanti itu bagaimana akan dilakukan untuk perbaikan SDM dan
kesiapan personel itu secara riil? Karena terus terang saja berapa kali kita
rapat sudah ada penelitian, sudah ada temuan, tetapi ketika rancang
bangunnya menuju ke anggaran itu belum muncul juga. Soal pendidikan
misalnya, bagaimana kita ingin menuju organisasi unggulan ... excellence
yang tadi Bapak sampaikan dalam pemaparan tadi, kalau sarana dan
prasarana sampai sekarang masih minim di bidang pendidikan ya. Sangat
minim, lapangan tembak tidak ada, perpustakaan tidak ada, bagaimana dunia
pendidikan terjadi seperti itu dan pembahasan anggaran muncul itu tidak ada,
nah ketika nanti Bapak menjadi top leader disitu tentu itu bisa diarahkan untuk
bisa berjalan, kira-kira seperti apa mekanismenya. Begitu juga soal
kesejahteraan personil, sehingga tidak terlalu banyak lagi polisi melakukan
side job, karena side job ini juga akhirnya menimbulkan citra polisi menjadi
tidak baik. Jadi kesejahteraan personil ini seperti apa yang harus dilakukan,
saya kira tidak harus diambil dari anggaran Polri, tetapi kalau Polri juga
mencermati anggaran-anggaran yang lain, dari Kementerian yang lain bisa
dikerjasamakan, polisi-polisi yang di level bawah. Polisi-polisi yang di level
bawah. Sehingga anak-anak kita bisa melakukan yang baik dan sebagainya,
itu dari sudut SDM dan jajaran Personil, kami ingin tahu kira-kira bagaimana
dalam kurun waktu 1 tahun mungkin atau 2 tahun Bapak akan menjadi
Kapolri, tentu ingin sesuatu yang lebih fundamental bisa dilakukan. Yang
kedua, soal masih munculnya dinasti upeti di Kepolisian, dalam menentukan
promosi, mutasi, rotasi, dalam prosedur kenaikan pangkat ini kira-kira
program apa yang harus dilakukan sehingga dinasti upeti ini bisa hilang. Jadi
ini susah sekali, saya terus terang saja ada di Komisi III DPR RI ini melihat itu
kok masih terlalu kasat mata, ini bagaimana membangun meritokrasi sistem
dengan memperhatikan kadang-kadang mereka yang sudah bekerja dengan
sangat susah payah di daerah yang terpencil, terluar, tertinggal itu sangat sulit
sekali dia mendapatkan jabatan yang baik, padahal mereka yang ujung
tombak daripada citra polisi di daerah yang sulit, tetapi mereka yang lebih
gampang buka pintu pimpinannya, melayani pimpinannya, itu menjadi
kenaikan pangkatnya menjadi lebih mudah, saya kira ini perlu dibangun
sebuah sistem sehingga tidak karena kedekatan fisik saja tetapi karena
kedekatan kinerjalah yang harus dipakai, karena kalau tidak begitu susah
kembali kepada visi awal itu bangga menjadi Polisi, bangga ketemu Polisi itu.
Begitu juga soal yang terakhir, pengadaan sarana dan prasarana Polri secara
keseluruhan, yang kami lihat masih boros, in efisien dan sering juga tidak
berdaya guna. Jadi saya kira karena nanti posisi Bapak begitu vital,
mengawasi dari sudut anggaran, ESDM, kebijakan, penegakan hukum tentu
ini perlu diberikan perhatian, karena sedikit saja dilakukan efisiensi begitu
besar manfaatnya untuk kesejahteraan personil dan sebagainya. Terakhir
yang paling penting, tadi mungkin sudah disinggung oleh banyak Anggota,
soal kesan masih banyaknya kasus-kasus yang sifatnya kriminalisasi, di
Polisi, kira-kira bagaimana cara Polri nanti mengantisipasi ini dan bagaimana
memberikan sanksi, kepada Oknum-oknum Polisi yang masih mau menjadi
antek-antek Markus, menjadi antek-antek mafia dan sebagainya ini, ini terus
terang saja pengaduan di Komisi III DPR RI ini paling banyak itu adalah
39

kriminalisasi dari Oknum-oknum Polisi, bahkan ada yang sudah nyata-nyata
di publik itu sudah menjadi sorotan publik, masih juga polisi dengan
semangatnya menjadikan seorang tersangka. Contoh kasus yang sudah
datang kepada kita disini, itu kasus yang sudah dilaporkan ke KPK, soal ada
temuan aliran dana kepada beberapa Petinggi Polisi, Jaksa, Hakim, mereka
yang melaporkan ini justru diburu dicari-cari kesalahannya oleh Polisi juga,
Nah kepada Pejabat-pejabat Polisi seperti ini seperti apa kira-kira tindakan
Bapak kalau Bapak nanti menjadi Kapolri? karena kalau ini dibiarkan, tidak
akan ada berani lagi masyarakat mengadukan hal-hal yang tidak baik,
sehingga penegakan hukum kita tidak pernah baik lagi. Bahkan ada sebuah
kasus yang sangat kasat mata, kasusnya NTB dipaksakan di proses di
Jakarta Selatan, dari lokus delikti, Tempo delikti, itu dari ilmu dasar
penegakan hukum sudah salah, tapi dipaksa karena ada pesanan pesanan
dari seorang mafia-mafia besar. Pertanyaan sederhana saya adalah apakah
Bapak Kapolri berani melawan Mafia-mafia seperti ini? karena Mafia-mafia ini
cukup banyak mempengaruhi anak-anak buah Bapak nanti di lapangan.
Bagaimana cara untuk mengatasi ini? yang kami perlukan adalah cara
sehingga, kami ingin lihat ke depannya seperti apa dan bagaimana kerjasama
dengan LPSK, tidak hanya dengan KPK saja, dengan LPSK, karena apa yang
sudah dijamin oleh LPSK ternyata Polisi tetap saja ingin menabrak, ingin
menjadikan sesorang menjadi tersangka, ketika itu pesanan dari para Mafia-
mafia ini, saya kira itu mungkin beberapa hal yang bisa diberikan jawaban
yang, mudah-mudahan cukup memuaskan. Terima kasih.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH

Selanjutnya yang mulia Saudara Harry Witjaksono, silakan.

H. HARRY WITJAKSONO, SH /F.P.DEMOKRAT

Terima kasih yang mulia Ketua. Semua pertanyaan sudah diajukan hampir
sama Pak, yang terhormat Bapak calon Kapolr,i Pak Komjen Sutarman. Saya
mungkin bukan bertanya Pak, saya minta komitmen Bapak. Dari pertanyaan-
pertanyaan yang diajukan oleh rekan-rekan, termasuk terakhir ini mantan
Ketua saya, hampir sama Pak pertanyaannya Pak, jadi ini kalau kita bedah
Pak, ada beberapa cluster Pak urusan polisi Pak. Satu Pak yang saya minta
nanti komitmen Bapak untuk interna,l Pak. Satu tadi dari teman-teman
menyatakan kan, bisa dikategorikan polisi nakal Pak ya, polisi-polisi yang
punya budaya pemerasan kemudian penerimaan suap, rekening gendut dan
sebagainya, termasuk tadi penerimaan rekrutmen polisi, dan di cluster
eksternal itu ada masalah premanisme, pemberantasan kejahatan jalanan,
crime on the street, crime on the city, ini yang dirasakan oleh rakyat banyak
Pak. Ini saya tinggal di Depok Pak, itu hampir tiap hari Pak pemerasan di
angkot, kemudian pemerasan anak-anak sekolah di angkot, itu jalan setiap
hari sebagaimana biasa rutinitas yang ada. Polisi banyak tapi tidak bisa
melakukan apa-apa di situ Pak, ini suatu hal yang dirasakan langsung oleh
rakyat kecil Pak, belum pemalakan di pasar-pasar Pak, yang dilakukan oleh
preman-preman yang polisi juga tidak bisa berbuat apa-apa. Padahal tahu
siapa penjahatnya segala macam. Maksud saya premanisme itu dari mulai
tingkat bawah sampai tingkat atas Pak, termasuk backing-backing pengusaha
Pak. Nah ini saya kembali kepada pertanyaan persoalan yang saya
40

sampaikan saya minta komitmen Bapak, komitmen apa nanti Bapak ketika
Bapak dilantik, setelah Bapak dilantik hari pertama yang Bapak akan lakukan
nanti Bapak akan disumpah oleh Presiden, artinya sumpah jabatan, tapi juga
termasuk fakta integritas yang akan diberikan oleh Presiden. Saya akan
menanyakan komitmen Bapak ini, jadi Bapak kembali kepada DPR nanti akan
saya tanyakan lagi soal ini. Semua ini berangkat dari Pak, kalauu menurut
saya ini, perilaku dari kepolisian itu sendiri di lapangan Pak. Komitmen yang
kurang diberkan oleh polisi sehingga masyarakat jadi tidak percaya, kemudian
masyarakat juga selalu merasakan tidak adanya rasa aman Pak, jadi ini yang
kita minta komitmen dari Pak Kapolri yang baru nanti. Nah yang terakhir Pak,
Ini bicara perform Pak, polisi Pak, nanti saya minta Bapak bisa meneladani
polisi-polisi yang di bawahnya, polisi bisa tidak tampil hidup sederhana? Nah
itu harus dilakukan oleh Pak Tarman, Pak Tarman saya lihat pada waktu itu
ketika pindah dari Kapolda Jabar ke Jakarta, saya lihat Bapak melakukan
suatu tindakan yang sedikit over tapi saya lihat bagus, tidak berangkat
dengan mobil dinas, tapi mobil patroli, walaupun itu terlalu berlebihan Pak ya
saya lihat ya, tapi artinya saya minta Bapak bisa meneladani bisa memimpin
langsung pola hidup sederhana bagi polisi-polisi di bawanya Pak, dan Bapak
lakukan blusukan ke bawah-bawah Pak, sekali waktu Bapak pada hari
Minggu tidak usah pakai baju dinas Pak, Bapak turun ke bawah Pak, lihat
Polres-Polres di daerah yang Bapak bisa jangkau dan kalau perlu Bapak
seringlah turun ke daerah. Lihatlah barak-barak kepolisian, asrama-asrama
Kepolisian, termasuk kinerja-kinerja Kepolisian Polres di daerah Pak. Bapak
datang jangan tanpa pengawalan, Bapak datang tanpa pengawalan, harus
datang dengan love profile, kalau perlu Bapak nyamar, lihatlah kinerja
Kepolisian di bawah Pak. Itu baru hebat Pak. Kalau Bapak bisa lakukan itu,
saya pribadi akan salut dan ini akan saya tanyakan nanti Pak. Kemudian yang
terakhir dengan pola hidup sederhana dan blusukan itu Pak, kita berharap
profil polisi akan bisa berubah dengan lebih dekat dengan rakyat Pak, nah ini
kan tantangannya pada Bapak sebagai Kapolri yang baru nanti. Jadi saya
tanamkan di sini Pak, tolong Pak slogannya Pak hidup untuk rakyat, mati
bersama rakyat. Jadi bukan hidup untukmu mati tanpamu seperti lagunya
Noah, tapi hidup untuk rakyat, mati bersama rakyat. Terima kasih Pak.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH

Terima kasih. Sesuai dengan kesepakatan kita, bahwa sesi ini harus kita
akhiri tepat pukul 13.00, selanjutnya sidang saya skors kita kemudian akan
mulai lagi pada pukul 14.00 dan akan dilanjutkan dengan pertanyaan-
pertanyaan berikutnya. Sidang saya skors.

(RAPAT DISKORS)


PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABUEA, MH

Skors saya cabut.

(SKORS DICABUT)
41


Selanjutnya saya persilakan yang mulia saudara Adang Daradjatun untuk
menyampaikan.

DRS. H. ADANG DARADJATUN /F.PKS

Baik, terima kasih Pimpinan dan seluruh Anggota Komisi III yang kami
hormati, khususnya calon Kapolri. Untuk dimaklmumi bahwa konsep atau apa
yang dipaparkan calon Kapolri tentang penguatan fungsi Kepolisian guna
mewujudkan keamanan dalam negeri dalam rangka mendukung
pembangunan nasional, ini menjadi pegangan kita nanti di dalam apabila
nanti calon Kapolri terpilih, dalam konteks pengawasan kinerja Kepolisian.
Saya ingin mendapatkan suatu aplikasinya nanti apabila calon terpilih
mungkin hampir bersamaan dengan rekan-rekan yang pernah menanyakan
juga, tapi saya lebih ingin spesifik bahwa Tahun 70-an Polri sudah
menyatakan bahwa Polsek adalah basis deteksi, tapi kenyataannya bahwa
sampai hari ini Polsek sebagai basis deteksi masih sangat lemah. Dapat
dibuktikan dengan terjadinya konflik-konflik yang terjadi di daerah yang tidak
mampu untuk dilakukan suatu perkiraan keadaan yang baik, karena Polsek
belum mampu sebagai basis deteksi. Oleh karena itu saya ingin
mendengarkan bagaimana konsep calon Kapolri tentang konsep ke depan
tentang Polsek sebagai basis deteksi, dihubungkan dengan kemampuan-
kemampuan yang ada yang sebetulnya sudah ada tinggal kita bangun, yaitu
kekuatan Babinkamtibmas dan juga perpolisian masyarakat. Itu yang
pertama. Yang kedua, saya tertarik dengan pernyataan di dalam paparan,
bahwa akan melakukan kerjasama dengan KPK, Kejaksaan, PPATK, BPK
BPKP terutama dalam konteks pencegahan korupsi. Walaupun memang ada
hal-hal yang berhubungan kurang harmonisnya pada saat waktu lalu, tapi
saya ingin mendapat penjelasan calon yang dimaksud dengan kerjasama
rilnya nanti itu seperti apa? Karena bagaimanapun juga apabila konsep ini
diterapkan. Saya mempunyai keyakinan bahwa hal-hal yang berhubungan
kasus-kasus korupsi dapat diatasi dengan baik. Dan yang ketiga, seperti
rekan-rekan terdahulu, dan ini hasil pantauan, hasil laporan kalau kita ke
Dapil, hal-hal masalah yang berhubungan dengan masalah proses penyidikan
di seluruh tingkat satuan Kepolisian, masih dirasakannya suatu hal-hal yang
kurang profesional, seperti tadi disampaikan masalah kriminalisasi. Saya ingat
sekali bahwa Pimpinan Polri yang lalu berbicara tentang keroyok reserse, ini
saya mengharapkan dan mungkin bisa dijelaskan juga, bagaimana
tindaklanjutnya apabila calon terpilih? Karena terus terang saja masalah ini
sudah begitu mendasar dan dirasakan sekali oleh masyarakat pada saat
melapor kepada polisi, dan proses penyidikan lanjutnya. Itu tiga hal yang ingin
kami sampaikan, Terima kasih.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH

Selanjutnya saya persilakan yang mulia Sayed Muhammad Mulyadi.




42

SAYED MUHAMMAD MULIADY, S.H/F.PDI Perjuangan

Bismillaahirrahmaanirrahiim. Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi
wabarakatuh. Pimpinan dan Anggota Komisi IIIi yang terhormat. Bapak
Komisaris Jenderal Sutarman sebagai calon Kapolri yang saya hormati.
Mendengar apa disampaikan oleh rekan-rekan sebelumnya, khususnya
mengenai citra dan kultur Polri, saya teringat sebuah kisah sebuah cerita
yang mungkin sudah pernah kita dengar, atau sering kita dengar, tapi dalam
forum ini saya ingin ulangi kembali tentang seorang kisah nenek tua yang
tinggal di sebuah desa yang punya anak satu, ketika anaknya sakit nenek ini
tidak punya uang, perlu uang Rp.500.000, cari kiri kanan kiri kanan tidak ada
yang mau menolong dia. Saking frustrasinya, sang Ibu tua ini menyurati
Tuhan ya Tuhan nama saya Aminah, tinggal alamat lengkap, saya sedang
butuh uang Rp.500.000 mohon bantuannya ya Tuhan. Pertanda Aminah,
alamat lengkap. Diposkan oleh Ibu Aminah ini, tukang pos karena melihat ini
alamat kepada Tuhan, diserahkannya ke Polsek, oleh Kapolsek yang ternyata
luar biasa, orangnya berbudi baik, Sersan, ini ada ibu tua di desa kita sakit,
anaknya sakit perlu uang Rp.500.000, berapa ada uang di kas? Rp.300.000
Komandan, sudah sekarang juga kamu antar uang Rp.300.000 ini kepada ibu
yang sakit ini. Datanglah sersan ini dengan pakaian lengkap mengantar uang
Rp.300.000. Begitu selesai menerima amplop itu, Ibu itu membuka amplop
uangnya Rp.300.000. Besok pagi dia kirim surat lagi kepada Tuhan, ya Tuhan
terima kasih banyak, surat saya sudah kamu jawab, tapi lain kali jangan lewat
Polisi dipotong Rp.200.000 katanya". Cerita ini mungkin candaan, tapi inilah
yang terjadi di dalam dunia Kepolisian kita hari ini. Banyak polisi yang baik,
banyak polisi yang berprestasi, banyak polisi yang ingin mengabdi kepada
masyarakat, tetapi dikarenakan citra polisi yang sudah sedemikian rupa di
mata masyarakat, berbuat sedemikian baik seperti Pak Kapolsek tadi, masih
mendapat tanggapan di masyarakat ada sesuatu hal yang tidak mungkin
tugas dari Bapak Kapolri yang baru nanti, adalah bagaimana mengembalikan
citra Polri. Yang pertama Pak, mungkin dari sudut kehumasan, humasnya
Polri itu kalah cepat sama humasnya KPK, mungkin yang dibuat KPK sama
Polri juga enggak jauh-jauh beda, tetapi selalu humasnya Polri itu kalah
dengan humasnya KPK. Sehingga apa, polisi selalu dalam keadaan
terdegradasi di dalam pemberitaan. Ini yang pertama harus dilakukan di
dalam memperbaiki citra polisi. Yang kedua, dalam memperbaiki citra ini,
tidak ada kata lain adalah peningkatan sumber daya manusia. Sumber daya
manusia Polri itu adalah syarat dan prasyarat utama bagaimana kemudian
memperbaiki Kepolisian Negara Republik Indonesia. Pertama adalah dalam
sumber daya manusia yang paling pertama adalah pola rekruitmen Polri,
karena di situ adalah bibit awal persemian dalam suatu pohon yang besar,
baik itu di Akademi Polisi, maupun pada tingkatan bintara maupun tamtama.
Harus dapat dipastikan bahwa dalam perekrutan itu sudah sesuai dengan apa
yang dimaksud dengan clean government. Kalau di saat perekrutan ini saja
sudah kemudian terjadi persoalan-persoalan yang bersifat KKN, insya Allah
pohon besar ini akan menjadi pohon besar yang terlibat dalam KKN. Memang
ini tidak mudah Pak, sangat tidak mudah, ada kepentingan, ada uang, ada
tekanan,ada pengaruh tetapi ini harus dilakukan kalau Pak Kapolri yang baru
ini ingin mengubah Kapolri ke depan, yaitu yang pertama adalah pola
rekrutmen. Terutama adalah di Akademi Kepolisian, kita siapkan prasarana,
DPR RI berkewajiban memberikan dana pembiayaan yang sedemikian rupa,
sehingga dapat menjaring putra-putra terbaik Bangsa Indonesia tidak melalui
43

KKN, kalaupun itu terjadi dapat diminimalisir sedemikian. Kemudian yang
kedua adalah mestrokrasi sistem Pak. Sistem yang terjadi di Polri sekarang.
Kalau kita lihat apa disampaikan oleh Pak Yani tadi, ada 380.000 polisi, ada
12.000 perwira menengah, tapi hanya ada 261 Pati. Jadi ada 12.000 Kolonel
dan Letkol, tapi hanya ada 261 Pati. Ini harus ada sistim perekrutan yang
benar Pak. Harus ada suatu pola, sehingga tidak muncul like and dislike.
Memang wajar dari jaman nabi sekalipun yang dipakai itu adalah orang yang
dipercaya, itu sudah alamiah. Pak Bambang tidak mungkin pake TA-nya kalau
dia tidak percaya sama TA-nya, itu alamiah. Bapak akan menggunakan
orang-orang yang Bapak percaya, itu alamiah, tetapi harus ada suatu sistim
yang mengatakan bahwa orang yang Bapak gunakan itu, bahwa seseorang
menjadi Kolonel, menjadi kepada Brigadir Jenderal atau Letkol menjadi
Kolonel memang sudah melalui suatu proses yang benar, jangan tidak ada
angin tidak ada hujan, satu orang loncat sampai tiga kali dalam satu waktu.
Bahkan waktu dulu saya pernah sarankan pada PakTimor Pradopo, apa tidak
sebaiknya ada Pansus di DPR ini tentang persoalan jabatan Polri ini,
sudahkah sebenarnya benar selama ini sistim kepangkatan di Polri ini,
sehingga orang-orang yang sekarang muncul adalah orang-orang yang
memang seharusnya tampil. Kemudian yang ketiga Pak, rewards and
punishment, harus ada yang jelas orang yang berprestasi dan orang yang
melakukan kesalahan. Jangan orang sudah diketahui sudah bikin 3 kali salah,
tapi oleh kawan-kawannya melihat ini orang sudah 3 kali salah, kenapa dia
yang naik pangkat? ini akan menimbulkan persoalan secara internal ketidak
solidan, ketidakpercayaan kepada institusi yang ujung-ujungnya akan
membuat demoralisasi prajurit Polri. Buat apa kerja baik-baik kalau kemudian
tidak ada tidak ada penghargaan, toh yang bikin kejahatan juga dapat
penghargaan. Nah ini saya rasa penting. Yang kemudian Pak perlindungan
terhadap Anggota. Tolong dipersingkat. Ya sebentar, yang kemudian adalah
perlindungan terhadap Anggota. Penembakan-penembakan terhadap
Anggota Polri hari ini itu sekarang membuat pasukan di lapangan itu menjadi
apa istilahnya resah Pak. Terutama apa, mereka meninggalkan anak yang
masih kecil-kecil, sersan-sersan yang meninggal itu rata-rata anaknya SMP,
SMA dan SD. Bapak sebagai Kapolri baru, harus melakukan satu sistem
bagaimana menjamin petugas yang di lapangan itu kalau mereka terjadi apa-
apa, anak dan keluarganya mendapat jaminan, memang ada Asabri Pak,
memang ada macam-macam, tetapi harus ada satu sistem di Polri yang
memberikan suatu jaminan apakah itu anak yang sudah SD ini harus sampai
S1 atau yang SMA sampai S1, sehingga orang yang dalam melakukan tugas
ini menjadi yakin bahwa apabila dia terjadi apa-apa, bahwa keluarganya
dijamin, sekarang ini hampir tidak ada. Kemudian yang berikutnya Pak,
masalah Lantas, terakhir. Lantas ini tulang punggung Polri, mungkin hanya di
Indonesia sajalah yang regulator dan eksekutor itu satu institusi, tapi itulah
yang terjadi di negara kita ini, tetapi dalam pelaksanaannya ini fungsi Lantas
ini memang harus dibenahi Pak. Satu contoh misalnya, di negara di dunia ini
mungkin hanya Indonesia ini sajalah yang mengunakan BPKB. Mungkin yang
saya ketahui itu cuma Indonesia. Hampir di negara lain itu hanya
menggunakan owner surat kepemilikan yang hanya selembar kertas dan plat
nomor itu dipakai dalam beli satu mobil sampai akhir tidak ada 5 tahun sekali
Pak. Mungkin revolusi-revolusi seperti itu atau terobosan-terobosan seperti itu
dapat dilakukan Pak, sehingga menekan biaya sehingga juga ujungnya
kepada masyarakat, kan itu hal-hal yang tidak perlu 5 tahun sekali ganti plat
ini segala macam. Toh di negara-negara lain tidak. Mungkin banyak hal ini
44

yang ingin disampaikan, tapi karena Pimpinan sudah menyampaikan
waktunya lebih dan kurang saya mohon maaf. Wabillaahittaufik walhidayah,
wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH

Selanjutnya yang mulia saudara Ruhut Sitompul. Silakan.

RUHUT SITOMPUL, SH/F.P.DEMOKRAT

Terima kasih Ketua. Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. Yang
kami hormati Bapak yang sebentar lagi menjadi Kapolri. Saya dari the rolling
party partai pemerintah. Jelas Bapak kami siap mengamankan di Komisi III
ini. Jadi Pak, kalau nanti ada yang bilang wah belum tentu nanti voting, Bapak
lihat saja yang minta voting itu Pak. Kalau kami tidak, jelas ada 14 suara
untuk Bapak dari Partai Demokrat. Ya Pak ya, jadi tidak usah khawatir, yang
saya ingin sampaikan begini Pak, tugas Bapak tidak mudah, tolong setelah
nanti Bapak ditetapkan, undang hasil fit and proper test dari Kompolnas. Dari
sekian nama akhirnya 7. Yang 7 itu akhirnya 3 besar. Kalau saya lihat
mungkin yang 3 besar, tolong Bapak sebagai otomatis Bapak senior di
keluarga besar Kepolisian, undang mereka bicara hati ke hati. Marilah dengan
semangat kebersamaan citra polisi yang seperti sekarang, kita perbaiki
bersama sama. Kenapa ini perlu saya sampaikan Pak, saya tadi malam di
salah satu radio melihat para penelepon apa semua, saya bisa tahu karena
menyebut nama-nama pesaing Bapak, mungkin ada tidak puas, padahal ini
hak prerogatif Bapak Presiden. Karena itu saya sudah berpengalaman 3
Kapolri, selama saya di Komisi III, 5 tahun ini, Pak Bambang Hendarso, Pak
Timur Pradopo, insya Allah Bapak nanti. Kemarin waktu kita dengan
kompolnas, dengan loyalitas Bapak kepada atasan memang harus begitulah
seorang prajurit, harus loyal Pak, seperti saya ke atasan saya dan kita tidak
usah khawatir, saya dulu kader Partai Golkar, saya bisa memenangkan
Golkar 2004, Kapolri-nya karena Presidennya Ibu Mega ini true story, saya
bicara true story Pak Dai Bachtiar kok, kalau namanya menang, menang juga
kita gitu loh. Ya. Yang penting bisa merebut dan memenangkan hati rakyat
tidak usah langsung ada curiga. Apalagi saya bangga lihat konsep Bapak
tepat, Bapak akan netral kok. Jadi sudah seorang Pak Tarman mengatakan
demikian, tidak usah lagi kita ragukan, tapi memang seorang pemimpin harus
loyal kepada atasannya, itu kita juga semua harus loyal kepada Ketua Umum
kita, harus loyal kepada partai kita ya itulah di dalam etika kita berpolitik dan
Pak Tarman, jujur saja mungkin Ruhut mau nanya apa, aku tidak pantas
menanya kepada Bapak, karena Bapak seorang profesionalisme yang tinggi
untuk menjadi Kepolisian anak tangga yang Bapak alami, saya hanya
mengatakan siap mengawal Bapak nanti menjadi Kapolri, yang kadang-
kadang yang saya suka sedih Pak, Bapak boleh cek anak buah Bapak
kadang-kadang cerita, Bang Ruhut ini wah kalau Polisi dia bela habis, tapi
kalau ke daerah mau ke Polda ke Polres beda ya dengan kawannya, minta
dikawal polisi pake ngeong-ngeong, minta fasilitas ini fasilitas itu, Abang kok
tidak, aku tetap akan begini Pak, aku masih seperti yang dulu, seperti kata
lagu Pak. Yang penting saya mohon Pak sebagai Kamtibmas, karena saya
salah satu konseptor mengedepankan Polri lepas dari TNI, karena saya
lawyer dari Almarhum Kapolri yang kita tahu di era Pak Harto. Menjelang
45

akhir Pak Harto, Kepolisian dikedepankan. Panglimanya Ketua Umumnya Pak
Sudding, Pak Wiranto dan Kapolri ini kebetulan keponakan Pak Wiranto
melalui istri. Itu yang saya katakan selama semua KKN yang positif, Pak
Dibyo Widodo mungkin bertanya siapa, Pak Dibyo Widodo itu masih keluarga
Pak Wiranto, karena saya lawyernya, saya tahu semua, kan itu saya hanya
berbicara fakta saya tidak mau fitnah, karena itu Pak, mudah-mudahan kawan
ini semua karena ini hak prerogatif Presiden saya mohon kawan-kawan
marilah kita ini mendalami baik sekali semua saya senang pendalaman itu, ya
tapi bukan dalam rangka oh begini saja Pak Tarman kita tolak, saya mohon
jangan, Pak Tarman ini seorang prajurit polisi yang sudah melalui anak
tangga, kita sudah lihat rekam jejaknya, dia orang yang baik, kalau adapun
gosip-gosip itu gosip-gosip dari kawan-kawan pesaingnya, itu yang saya tadi
katakan kepada Pak Tarman, ajak mereka rembuk masih ada yang kurang
puas, saya tadi malam Pak sampai tengah malam di Elshinta saya kaget itu
pertanyaan kenapa tidak si ini, jadi kayanya ini sponsor salah satu calon yang
mungkin tidak puas dia tidak terpilih, saya sedih, nah itulah PR dari Pak
Tarman selamat bertugas Pak Tarman, saya yakin sahabat saya kami
keluarga besar Komisi III akan mendukung Bapak. Terima kasih.
Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH

Terima kasih. Selanjutnya kami persilakan Yang mulia saudara Didi Irawadi.

DIDI IRAWADI SYAMSUDDIN, SH.,LL.M/F.P.DEMOKRAT

Terima kasih. Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. Salam
sejahtera untuk kita semua. Yang terhormat Bapak Sutarman, calon Kapolri.
Pertama-tama saya ucapkan selamat dan apresiasi kepada Bapak atas
kepercayaan yang diberikan oleh Pak presiden untuk mengemban tugas
mulia ini. Moga-moga semuanya lancar. Pak calon, saudara calon Kapolri,
ada beberapa hal yang menjadi perhatian saya, tadi sudah banyak hal-hal
yang disampaikan oleh kawan-kawan dengan pertanyaan yang sangat tajam
dan kritis, saya ingin masuk dari aspek apa yang Bapak sebut tadi mengenai
bagaimana menjaga NKRI ini Pak. Bagaimana menjaga keutuhan Indonesia.
Yang mana tadi sangat tertarik dengan pernyataan bahwa di dalam visi dan
misi bahwa ingin melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah
darah Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan
bangsa dan ikut serta melaksanakan ketertiban dunia, didasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, ini benar-benar visi
yang sangat mulia sebagaimana tercantum di dalam Undang-Undang Dasar
1945. Saudara calon Kapolri, sesungguhnya apa yang menjadi visi misi ini
bukanlah yang mudah pada saat ini untuk bisa diimplementasikan,
sebagaimana kita ketahui ancaman terhadap NKRI ini ancaman terhadap
persatuan kesatuan dan keberagaman ini, sedang kita hadapi. Padahal
bangsa ini kalau kita melihat sejarah, dibangun justru karena perbedaan,
karena keberagaman jadilah bangsa Indonesia jadilah kita sekarang ini. Oleh
karenanya terhadap hal ini, mohon kiranya saudara calon Kapolri kira-kira
bagaimana strategi menghadapi berbagai persoalan yang sekarang sedang
dihadapi oleh bangsa ini, antara lain konflik horisontal yang tak henti-hentinya
terjadi di berbagai daerah, karena berbagai permasalahan, ini adalah salah
46

satu potensi yang bisa mengakibatkan perpecahan anak bangsa, juga aneka
kekerasan dan pengerusakan dengan mengatasnamakan keyakinan atau
agama mengatasnamakan kelompok-kelompok tertentu. Ini masalah yang
saya lihat sejak era reformasi, yang mana era keterbukaan yang luar biasa,
persoalan ini bukannya kian bisa diatasi, tapi dari hari ke hari justru menjadi
ancaman yang sangat berbahaya bagi keutuhan NKRI ini. Ini saya ingin
bagaimana saudara calon Kapolri mengatasi hal ini. Hal lain juga yang
mengancam persatuan adalah aksi-aksi premanisme yang terus merebak
belakangan ini, ini ancaman yang terjadi di berbagai daerah dan nampaknya
walaupun Kepolisian sudah berupaya sebaik mungkin, tapi ini kerap kali
terjadi mulai dari hal-hal yang sepele misalnya karena aksi geng motor,
karena aksi sekelompok pemuda dan lain-lain tapi hal-hal ini di saat kita
sedang menjaga NKRI, menjaga 4 pilar yang menjadi tujuan negeri ini ya,
saya akan masuk ke 4 pilar itu sudah tekad kita untuk menjaga NKRI tapi
justru aksi-aksi ini terus terjadi, juga soal peredaran senjata api yang semakin
menggila saudara calon Kapolri, ini nampaknya walaupun tekad Kepolisian
luar biasa untuk menertibkan dan sebagainya, tapi terus terjadi, dan terakhir
bahkan Anggota Kepolisian sendiri yang mengalami hal-hal yang akibat
kekerasan senjata api ini. Ini tentu harus ada kejelasan. Jangan karena
wilayah negeri kita yang sangat luas, sangat besar lalu persoalan ini
peredaran senjata, penyeludupan senjata ini tidak bisa kita atasi. Hal lain
yang menjadi konsen saya, saudara calon Kapolri adalah banyak pengaduan
masyarakat akan kesigapan dan kecepatan Kapolri ketika menerima laporan-
laporan masyarakat. Kalau di Negara Amerika ada 911 ya, di sini kalau tidak
salah kalau di telepon itu ada telepon 110 dalam kenyataannya banyak
laporan masyarakat ini hampir tidak berfungsi, bahkan dikatakan nada sibuk
terus menerus, sehingga masyarakat yang perlu bantuan secepatnya perlu
pertolongan, kerap kali akhirnya harus menghadapi sendiri dan tidak
mendapatkan bantuan yang selayaknya dari pihak Kepolisian, saya pikir ini
hal yang sama penting, karena sudah lama juga jadi pertanyaan sejak
beberapa tahun lalu dari Pak Bambang Hendarso kami tanyakan, lalu Pak
Timur Pradopo dan kenyataannya sampai hari ini 911-nya Indonesia ini,
telepon 110 memang tidak kurang berfungsi sebagaimana mestinya, padahal
pelayan yang cepat dan sigap terhadap masyarakat tentu harus di bisa
dilaksanakan dalam 24 jam ya 24 jam itu masyarakat harus benar-benar
aman. Hal lain juga yang menjadi pengaduan masyarakat adalah sehubungan
dengan Tolong agak dipersingkat. Baik sedikit lagi. Dengan maraknya
penyeludupan-penyeludupan dan perairan-perairan kita yang di curi ikan-
ikannya, ya ini banyak terjadi di Indonesia Timur, dan di berbagai pelosok ya,
padahal kita ketahui perairan Indonesia ini salah satu keunggulan komparatif
bangsa ini ya di samping pertanian ya yang selayaknya harus kita jaga sebaik
baiknya. Ini mohon penjelasan bagaimana nanti mengatasi strategi
pengamanan perairan kita yang merupakan salah satu keunggulan komparatif
bangsa yang haru kita jaga sebaik-baiknya. Mungkin sementara demikian
dulu Pak saudara calon Kapolri, nanti pada saat pendalaman mungkin ada
hal-hal lain yang akan kami sampaikan. Terima kasih.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH

Selanjutnya saya persilakan Yang mulia Dodi Reza.

47

DESMON MAHESA JUNAIDI/F.P. GERINDRA

Terima kasih Pimpinan. Saudara sebelah kanan Pak.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH

Bang Desmond, Dodi Reza Bang. Dodi tidak ada? Dodi Reza? Dodi Reza
tidak ada ya? Daday Hudaya.

H. DADAY HUDAYA, SH.,MH/F.P.DEMOKRAT

Terima kasih Ketua. Sebelumnya saya menyampaikan apresiasi kepada Pak
Sutarman, terkait pencalonan oleh Presiden dengan sebagai Kapolri
menggantikan Pak Timur yang takan habis masa pensiun 2014, saya singkat
saja Pak. Sebagai calon Kapolri tentunya punya di samping visi misi itu punya
tolak ukur berhasilan di Kepolisian, artinya keberhasilan macam apa nanti
yang punya konsep yang Bapak punya yang berorientasi kepada masyarakat
tentunya, sebab Kepolisian bukan akhir-akhir ini, sejak saya juga di Komisi III
dua periode ini polisi dianggap masih kurang mampu melayani masyarakat.
Tadi teman-teman juga di Komisi III sudah menyampaikan pertanyaan-
pertanyaan masalah kriminalisasi dan itu memang terjadi di Kepolisian, ada
cukong-cukong yang memakai tangan-tangan polisi untuk kepentingan diri
pribadi, nah ini saya terus terang saja mengharapkannya ya, besar harapan
saya dengan kepemimpinan Pak Tarman nanti sebagai calon Kapolri sebagai
Kapolri tentunya mengharapkan hal-hal ini tidak perlu terjadi lagi. Artinya
dituntut seorang Kapolri itu betul-betul Kapolri yang profesional, yang
memberikan keadilan bagi orang yang membutuhkan hukum tentunya, dan
yang kedua kita semua tahu kemaren terjadi ada masalah dengan Kepolisian
masalah Korlantas. Nah kita di sini ada 3 penegak hukum, Kejaksaan, KPK
dengan Kepolisian, dengan kasusnya Korlantas, ada resistensi antara
Kepolisian dengan KPK, dan bagaimana nanti Pak Sutarman ini calon Kapolri
menjaga integritas dan resistensi ini antara Kepolisian dengan KPK? tentunya
saya berharap mari kita bangun antara Kepolisian, Kejaksaan dan KPK
intinya korupsi ini tetap menjadi prioritas kita yang harus diberantas dan
dibumihanguskan di bumi republik Indonesia ini. Karena dengan korupsi ini
negara dan masyarakat juga sangat-sangat dirugikan dengan apa pelaku-
pelaku ya terutama ya kita jujur sajalah di lingkungan Polri juga ini perlu ini
dibenahi, perlu dibenahi. Banyak Anggota-anggota Polisi mengatasnamakan
Polisi untuk ya mengintimidasi, masyarakat-masyarakat yang berperkara
misalnya, nah ini perlu sekali ini saya tegaskan itu, karena ini berdasarkan
pengalaman kita di lapangan. Saya rasa itu sajalah Pak Sutarman sebagai
calon Kapolri, cukup dari saya. Wabillaahittaufik walhidayah,
wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH

Selanjutnya saya persilakan yang mulia saudara Markus Silano.


48

MARCUS SILANNO, S.IP/F.P.DEMOKRAT

Terima kasih saudara Pimpinan. Rekan-rekan Anggota Komisi III saudara
calon Kapolri yang terhormati. Pertama-tama saya mengucap terima kasih
Pak atas paparan Bapak tadi, di mana juga saya sudah mencoba mempelajari
Pak apa yang Bapak sampaikan, saya melihat dari paper yang Bapak
sampaikan, ini oleh saya secara pribadi saya jadikan suatu buku sucii
Sutarman untuk saya pakai sebagai bahan untuk mengoreksi seluruh
kegiatan Bapak nantinya selama Bapak kalau terpilih sebagai Kapolri. Karena
saya melihat dari judul yang Bapak sampaikan, penguatan fungsi Kepolisian
guna mewujudkan keamanan dalam negeri jadi di sini Bapak dengan sadar
menyadari bahwa polisi sekarang belum kuat untuk mengawasi mewujudkan
keamanan dalam negeri dan dalam isi dari pada paparan Bapak di situ Bapak
sudah sampaikan juga usaha-usaha yang akan Bapak lakukan. Hanya yang
menjadi pertanyaan saya bagaimana Bapak melakukannya, ini yang jadi
pertanyaan, satu contoh dalam hal keamanan masyarakat, kita tahu sekarang
banyak masyarakat resah tentang keamanan di wilayah mereka. Demikian
juga pelayanan masyarakat, kita tahu kalau masyarakat datang ke kantor-
kantor polisi itu pelayanannya sangat kurang sekali Pak. Nah ini bagaimana
apakah Bapak sudah mengetahui tentang kualitas personil Polri mental
personil Polri dalam melayani masyarakat, dalam menciptakan keamanan ini
perlu juga. Nah yang saya ingin tahu bagaimana nantinya kalau Bapak sudah
bener-bener menjabat, bagaimana Bapak menciptakan ini, karena ini sangat
penting Pak, kesan pertama masyarakat kalau mereka dilayani dengan baik,
mereka akan mengatakan saya punya Polisi yang baik dan perlu Bapak
ketahui rakyat Indonesia merindukan adanya polisi yang baik di republik ini,
ini kerinduan masyarakat. Jadi masyarakat menginginkan terutama kami
menginginkan juga Bapak di dalam kepemimpinan Bapak nantinya Polri
benar-benar memberikan yang terbaik buat rakyat. Karena jangan lupa polisi
juga dari rakyat harusnya bekerja untuk rakyat juga. Ini yang kami harapkan.
Oleh sebab itu ciptakanlah calon Kapolri nanti situasi yang benar-benar rakyat
merasa, rakyat kalau ketemu Polri wah ini lah Polri yang saya banggakan.
Jadi memang Polri, begitu melihat Polri mereka ketakutan, tapi yang
dibanggakan, ini harapan-harapan kita Pak. Jadi saya hanya ingin minta
bagaimana Bapak menciptakan, bagaimana Bapak melakukan koordinasi,
bagaimana Bapak melakukan operasionalisasi di lapangan, sehingga aparat
kita di lapangan benar-benar mengetahui visi dan misi yang Bapak sampaikan
kepada kami semua pada pagi hari ini dan untuk itu juga saya memohon
bantuan dari pers untuk menyampaikan visi misi dari calon Kapolri kita in i
kepada masyarakat, sehingga masyarakat juga bisa mengontrol apa kinerja
polisi kita yang akan datang. Saya kira ini Pak calon Kapolri yang ingin saya
sampaikan kepada Bapak, saya harapkan Bapak benar-benar konsisten
dengan visi dan misi yang Bapak telah sampaikan kepada kami. Sekian dan
terima kasih.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH

Selanjutnya saya persilakan yang mulia saudara Syarifudin Sudding.



49

H. SARIFUDDIN SUDDING, SH. MH/F.P. HANURA

Maaf Ketua, saya kira bukan yang mulia, karena dalam tata tertib itu hanya
yang terhormat. Yang mulia itu duta besar maupun majelis hakim. Kita
dasarkan saja pada tata tertib yang ada. Baik, Ketua, Bapak Ibu Anggota
Komisi III yang saya hormati. Calon Kapolri Bapak Sutarman Jenderal yang
saya hormati. Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. Pertama
kali saya ketemu dengan Pak Sutarman, itu masih Kapolda, saya yang
pertama kali menyampaikan bahwa Bapak akan jadi Kapolri, karena memang
ketika itu auranya Bapak nampak dan oleh beliau mengatakan antara iya dan
tidak tapi itulah kenyataan hari ini bahwa Bapak duduk di kursi yang ditempati
oleh Pak Timur Pradopo juga pada saat fit and proper. Nah, Pak calon
Kapolri, kalau saya mengkaji paparan visi misi yang Bapak sampaikan tadi,
memang sih tidak ada hal yang baru, yang apa namanya yang juga
disampaikan oleh calon Kapolri sebelumnya, ya kalau boleh saya jujur
katakan bahwa ini datar-datar saja dan sifatnya normatif gitu. Saya sangat
berharap bahwa sebenarnya ke depan ini kan banyak hal penyikapan-
penyikapan dan satu terobosan-terobosan yang memang harus dilakukan
oleh Kepolisian dalam persepsi publik saat ini di institusi Kepolisian bahwa
seperti disampaikan oleh Pak Yani tadi persoalan korupsi, lalu kemudian juga
masyarakat tidak merasa nyaman ya, dan banyaknya Anggota-anggota
Kepolisian yang jadi sasaran katakanlah seperti aksi-aksi teror, lalu kemudian
juga ada terorisme yang semakin meningkat, lalu kemudian juga ada
beberapa oknum Anggota Kepolisian terlibat dalam persoalan-persoalan
Narkotika, saya kira ini banyak persoalan institusi inilah yang cukup
mendapatkan apa namanya perhatian publik saat ini, bagaimana institusi
kepolisian ini yang kurang dipercaya ya dalam menjalankan Tupoksinya
sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002. Nah kalau
saya melihat visi misi dari yang disampaikan oleh calon Kapolri, ada 4 strategi
penguatan bidang pembinaan, bidang operasional, sinergi polisional dan
bidang pengawasan dan 54 program kegiatan, lalu kemudian diperas menjadi
12 program prioritas, hampir sama ya yang disampaikan oleh Timur Pradopo
pada saat menjalani fit and proper test dengan 10 program prioritas dan 10
komitmen revitalisasi Kepolisian. Nah pertanyaan saya apakah program-
program yang pernah disampaikan oleh Pak Timur Pradopo ini di kursi di situ
pada saat fit and proper, pernah dilakukan evaluasi Pak di internal Kepolisian
yang mana dianggap berhasil, yang mana tidak gitu loh. Lalu kemudian itu
dilanjutkan yang mana belum berhasil dan dilanjutkan oleh Pemimpin
Kepolisian berikutnya. Saya kira supaya tidak supaya Polri, Kapolri-Kapolri
yang akan datang itu tinggal melanjutkan yang mana belum dianggap
berhasil, yang mana sudah berhasil supaya jelas apa namanya hal-hal yang
akan dilakukan, karena kalau ini di disampaikan dalam visi misi Bapak, saya
kira ya hampir sama. Kalau saya banding-bandingkan dengan yang
disampaikan Pak Timur cuma satu aja Pak pengamanan Pemilu Tahun 2014
itu tambahan. Nah calon Kapolri, saya kira singkat saja Pak, karena tadi juga
sudah terlau banyak pertanyaan yang disampaikan oleh kawan-kawan
semua, Kalau yang digambarkan tadi apakah itu dalam bentuk slide, memang
ini Kepolisian yang Bapak gambarkan itu sangat ideal dan itu memang yang
kita harapkan seperti itu Pak. Tapi persoalannya kemudian ini kan berbanding
terbalik dengan persepsi publik gitu loh. Nah terobosan apa dan langkah-
langkah apa yang Bapak lakukan supaya persepsi publik terhadap institusi
Kepolisian ini itu ya seperti dengan bahasa kawan-kawan merasa
50

dibanggakan ya, dicintai oleh masyarakat, masyarakat merasa aman dan
nyaman ketika ada polisi datang di tengah-tengah masyarakat, tidak dibenci
dan sebagainya. Itu terobosan dan langkah-langkah apa yang akan dilakukan
Pak gitu? Ini tidak tergambar sama sekali di situ. Itu yang saya katakan tadi
bahwa hanya sifatnya normatif saja. Nah, ini yang menurut saya bahwa ini
perlu ada satu langkah, terobosan yang memang harus dilakukan oleh Pak
Sutarman ketika menjadi Kapolri sebagai Pucuk Pimpinan Pak, artinya jangan
lagi sifat apa yang biasa-biasa saja karena ya itu tadi, KPK diberikan
kewenangan yang begitu besar dalam hal pemberantasan tindak pidana
korupsi, sebagaimana diamanatkan di Undang-Undang 30 itu karena
dianggap bahwa Institusi Kepolisian dan Kejaksaan tidak efektif, bagaimana
mengefektifkan Institusi Kepolisian ini seperti disampaikan oleh Pak Yani,
bagaimana membentuk Densus Tindak Pidana Korupsi, katakanlah seperti
itu. Karena ini Lembaga permanen dan kita memberikan dukungan Pak ketika
itu dilakukan tetapi jangan lagi ada Anggota-anggota Kepolisian yang terlibat
dalam kasus-kasus korupsi seperti Sitorus dan sebagainya, karena ini
merusak persepsi publik, citra Institusi Kepolisian ketika masih ada Anggota
yang main-main untuk itu, dalam berbagai kasus, nah saya kira yang paling
perlu menurut saya yang paling perlu dilakukan pembenahan adalah Anggota
kepolisian itu sendiri bagaimana merekrut pola-pola rekruitmen Anggota
Kepolisian yang ada di tingkat Lemdikpol ini, itu betul-betul di difokuskan di
situ Pak, supaya betul-betul keberadaan institusi Anggota-anggota polisi ini
dapat dicintai oleh masyarakat gitu. Nah lalu kemudian saya juga ingin
mendapatkan apa namanya katakanlah program-program yang Bapak sudah
sampaikan tadi dalam ini, program prioritas apa yang bisa menjadi
ukuran gitu loh untuk melihat tingkat keberhasilan supaya pada saat rapat
kerja nanti dengan Komisi III dengan Bapak itu kan bisa kita melihat tolak ukur
keberhasilannya ini-ini, supaya setiap anggaran yang dikeluarkan itu ada
capaian-capaiannya gitu. Kita diberikan satu gambaran tentang hal seperti itu
supaya apa namanya itu bisa bisa dioptimalkan dalam hal pencapaian-
pencapaian. Nah berikutnya saya ingin menyoroti tentang ada slide Nomor 6
tadi Pak, yang Bapak sampaikan di sini, tentang pengaruh lingkungan
strategis, di situ tidak disampaikan tentang apa namanya ancaman separatis,
sementara bagi saya keutuhan NKRI juga tidak terlepas dari ancaman
separatis itu. Nah langkah-langkah apa yang Bapak lakukan untuk
mengantisipasi ancaman-ancaman seperti itu, ini tidak tergambarkan dalam
slide yang Bapak paparkan ini, ya sudah, saya kira untuk sementara itu
Ketua. Terima kasih.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH

Selanjutnya saya persilakan yang terhormat saudara Ade Supriatna.

DRS. H.M. ADE SURAPRIATNA, SH, MH/F.P.GOLKAR

Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. Salam sejahtera buat kita
semua. Yang terhormat saudara calon Kapolri, Bapak Komjen Sutarman. Kita
tahu bahwa jabatan yang akan kita ambil putusan ini atau persetujuan atau
tidak, adalah satu jabatan yang sangat penting Pak. Dia juga harus loyal pada
atasan, tapi dia juga tidak bisa dipengaruhi. Artinya tidak bisa disogok. Saya
ingat ada kalimat dari Gus Dur ini, bahwa polisi yang tidak bisa disogok itu
51

polisi tidur, patung polisi, dan Pak Hugeng. Saya harap mudah-mudahan ada
satu lagi Pak Sutarman. Kedua, seorang pemimpin atau Kapolri ini, dia harus
disegani dan ditaati jadi contoh bawahannya, karena Bapak tidak bekerja
sendiri, perangkat Bapak itu sampai di ujung daerah terpencil, yaitu yang kita
kenal dengan Polsek. Itu jaringan-jaringan yang membuat pencitraan dan
akan menentukan penilaian terhadap Kepolisian negara ini. Selain itu, dia
disegani oleh KPK saya rasa Bapak sudah disegani, sudah cocok ini sudah
disegani KPK kan, tapi ditakuti oleh lawan. Saya lihat teroris sudah mulai
takut, sehingga polisilah sekarang dibunuh-bunuhin. Saya membaca dan apa
yang sudah dikirimkan ini dari kemarin saya lihat sudah saya baca, saya lihat
kalau program ini memang dilaksanakan, tidak usah 100% lah, paling tidak
nya sebagian besar bisa dilaksanakan mudah-mudahan Bapak bisa berhasil
menjadi seorang pemimpin polisi yang diharapkan yang mungkin ada satu
lagi sosok-sosok pemimpin yang dikenal dan disegani dalam memimpin Polri
ini. Ada beberapa catatan yang ingin saya sampaikan sebagai sikap saya
nantinya, ini masih ada di kebiasaan kalau bisa dipersulit mengapa
dipermudah. Ini yang saya perlu Bapak mulai instruksikan sebagai Kapolri,
segala persoalan harus dipermudah apapun caranya, bila perlu yang tidak
perlu ditahan tidak perlu ditahan, kalau itu ada jaminan atau ada keyakinan
dari aparat polisi sendiri untuk bisa meyakinkan bahwa ini bisa berjalan baik.
Pemeriksaan bisa tidak semua harus ditahan tidak semua harus dengan
suatu cara-cara yang konvensional yang sudah lama berjalan, kita ada
terobosan barulah, yang tentunya ini akan menyadarkan orang atau akan
membalik bahwa ini Kepolisian yang betul-betul menghormati saling saling
menghargai asas praduga tak bersalah maupun asas kordinasi kerjasama
yang baik dengan rakyat dengan masyarakat, karena banyak keluhan
masyarakat yang apa-apa langsung tahan. Dia juga harus adil, artinya
berpihak kepada kebenaran. Ini banyak Pak, karena temannya tidak adil,
saya mengalami ini. Saya punya tempat peristirahatan di Gadok sana di mau
ke Jalan Cisarua Pak, sebelahnya ini temannya Kapolsek yang saya dengar
karena Kapolsek suka datang ke situ dengan rombongannya, itu dia beli
tanah di depan itu dia buat tempat yang saya laporkan ke camat, ke ini datang
tapi bebas lagi. Datang bebas lagi, artinya dia gunakan tidak pada
peruntukkannya, terakhir dia bau-bauan segala macam masuklah ke vila
tempat kita itu, karena punya backing polisi. Padahal saya juga punya anak
polisi tapi saya pikir itu soal kecil gitu, ini penting kenapa, karena semua
masyarakat akan melapor kepada polisi pada akhirnya tentang keadilan,
tentang hal-hal yang mengganggu ketertiban dan sebagainya sampai hal
yang terkecil, jadi saya rasa pencitraan ini penting. Saya mintakan yang
terakhir adalah dia harus tegas tidak takut kepada siapapun, kecuali hanya
kepada Allah SWT. Insya Allah kalau Bapak berfikir begitu, loyalitas tetap,
saya juga orang yang loyal, tapi saya juga orang yang tidak takut, paling-
paling berhentikan Pak atau meninggal paling-paling itu saja. Paling banyak
itu. Di dalam rekrutmen Pak, ini saya mau mengambil lagi istilah Gus Dur lagi
Pak, yang tahu sufi hanya sufi, yang tahu dia itu orang sufi hanya sufi, artinya
yang tahu orang itu baik dianya baik. Saya yakin Bapak akan merekrutmen
kapolda-kapolda yang baik. Kapolda yang baik akan merekrut Kapolres yang
baik. Kapolres yang baik akan merekrut Kapolsek yang baik. Maka
terbentuklah jaringan Bapak itu orang-orang yang bisa membawa citra yang
baik untuk Kapolri karena ini serentak Pak, maksud kami ya ada yang bisa
diperbaiki atau sikap baru Kapolri baru dengan sikap baru, kedua recruitment
yang menempatkan orang-orang yang yang Bapak bisa liat dia baik menurut
52

jadi bukan hanya karena polisi ini mengandung dua pencitraan, bukan hanya
profesionalisme dalam arti ilmu ataupun keterampilan, tetapi juga sikap dan
mental itu yang di dasar pertama. Jadi kami rasa mudah-mudahan Bapak
berhasill sebagai hak Konstitusi saya, sebagai Anggota Fraksi Partai Golkar
Ade Supriatna, saya mendukung Bapak dan akan mengusulkan untuk
menyetujui. Terima kasih. Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH

Selanjutnya saya persilakan yang terhormat saudara Desmond.

DESMON MAHESA JUNAIDI/F.P. GERINDRA

Terima kasih Pimpinan. Saudara calon Kapolri, saya kotak katik visi misi saya
kotak katik visi misi Pak Timur saya buka lagi Undang-Undang Kepolisian,
sebenarnya semua visi misi ini tidak ada yang lebih maju daripada sama saja
dengan Undang-Undang Kepolisian sebenarnya. Jadi kalau dilihat dari
paparan visi misi yang ada, dengan apa yang telah dialami saudara calon
selama menjabat di Kepolisian, sebenarnya saudara calon itu tidak ada
prestasinya ya. Kenapa, kita bedah saja tentang Pasal 13. Sudah maksimal
belum Pasal 13? Kita bedah lagi Pasal 14, apakah selama calon saudara
calon selama berada di Kepolisian sudah melaksanakan Pasal 13, Pasal 14,
Pasal 15, Pasal 16, Pasal 17, Pasal 18, Pasal 19? Apakah pasal-pasal ini
sudah dipahami oleh saudara calon Kapolri? baru bicara tentang visi misi
kekurangan kelebihan dari Undang-Undang ini. Misalnya saya bertanya
apakah Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 ini sudah cukup dalam rangka
menjawab semua tantangan kepolisian seperti yang dipertanyakan teman-
teman saya tadi? ini baru ada makna proper kita hari ini. Saya tidak melihat
selama proses proper ini selama penanganan-penanganan saudara calon di
Kabareskrim, itu prestasi luar biasa, ada laporan yang mandek, ada aparat
Kepolisian korban tidak terjawab, padahal dalam Tupoksi saudara di
Bareskrim, ini tanggung jawab saudara. Jadi saya tidak melihat ada prestasi
sudara selama ini kalau saya melihat Undang-Undang Kepolisian, visi misi
dan apa yang terjadi selama sudara berada di Kepolisian. Nah, kondisi yang
meragukan saya inilah agak berat bagi saya untuk memberi penilaian yang
baik tentang jabatan di kemudian hari kalau saudara menjadi Pimpinan Polisi.
Saya tidak melihat ada sesuatu yang luar biasa kalau anda pimpin di
Kepolisian. Untuk ini saya tidak perlu bertanya karena saya yakin anda pun
tidak jujur dalam hal menjawab nantinya. Kenapa, tadi Pak Markus bilang
bahwa visi misi ini jadi buku yang mempedomani anda, saya yakin sama
dengan Pak Timur dulu, janjinya ini ini itu ini hasilnya juga kalau anda mau
jujur mana prestasi Pak Timur, ini tidak terjelas di gambaran anda yang mana
yang kurang dari Pak Timur yang lalu untuk anda lebih baik itu juga tidak ada
gambaran itu, pertanyaan saya misalnya apa karena memang tidak
menjanjikan apa-apa. Terima kasih Pimpinan.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH

Selanjutnya saya persilakan yang terhormat saudara Saan Mustofa.

53

SAAN MUSTOPA/F.P DEMOKRAT

Terima kasih.

SAAN MUSTOPA/F.P DEMOKRAT

Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. Pimpinan yang saya
hormati. Anggota yang saya hormati. Calon Kapolri yang saya hormati. Saya
ingin memulai pertama dari apa yang kemarin kita lakukan dengan
Kompolnas ya. Dengan kompolnas dengan PPATK. Kompolnas salah satu
resume hasil tatap muka dengan saudara calon Kapolri itu salah satu dari sisi
yang positif, itu adalah soal transparansi. Calon punya punya komitmen itu
mengedepankan transparansi, yang kedua juga menjanjikan akan senantiasa
bersinergi dengan KPK dalam upaya melakukan pemberantasan tindak
pidana korupsi. Nah saya ingin bagaimana komitmen yang itu dipahami oleh
Kompolnas sebagai salah satu sisi positif sebagai sebuah potensi positif yang
dimiliki oleh calon itu bisa diwujudkan ketika menjadi Kapolri dalam
menangani atau mempromosikan jabatan-jabatan tertentu, karena
transparansi itu kan menjadi salah satu apa ciri dari sebuah demokrasi. Ciri
dari reformasi di tubuh polisi adalah soal transparansi rekrutmen jabatan dan
sebagainya itu transparan, bisa dipertanggungjawabkan. Dalam menuntaskan
sebuah kasus juga harus transparan, nah ini komitmen ini bagaimana bisa
diwujudkan dalam praktek ketika memimpin Kepolisian? Yang kedua soal
sinergi dengan KPK, hampir semua orang tahu publik tahu bahwa institusi
Kepolisian dengan KPK itu seperti kalau dalam film kartun itu kan Tom and
Jerry tidak pernah cocok, tidak pernah akur, bahkan bisa saling melemahkan
satu dengan yang lain, dan ini sebenarnya menjadi janji hampir semua
pimpinan Kapolri ketika kasus-kasus yang terjadi antara polisi dengan KPK
dulu kasus cicak buaya dan sebagainya, ini hanya sebatas apa janji tapi
memang komitmen ini jarang terwujudkan. Nah apalagi apa calon Kapolri ini
kan pernah ada persoalan misalnya kemarin walaupun itu hanya menjalankan
sebuah tugas, tapi bagaimana bisa mewujudkan ini? Ini dua hal yang pertama
ingin saya tanyakan. Yang kedua, ke depan ini banyak hal yang sebenarnya
menjadi pekerjaan rumah bagi Kapolri baru. Pertama soal penembakan
misterius terhadap Aanggota Kepolisian, ini bukan persoalan bahwa
penembakan itu mengancam para polisi, tapi dampak psikologis dari
penembakan itu adalah terhadap masyarakat. Bagaimana mungkin misalnya
polisi di saat melindungi warga masyarakat, kalau yang melindungi pun dalam
posisi yang terancam. Jadi efek fsikologis apa yang terjadi kepada polisi
dalam kasus penembakan, itu dampak kepada rasa kekurangnyamanan, rasa
kurang aman terhadap masyarakat. Nah bagaimana Kapolri nanti, calon
Kapolri ini bisa mengungkapkan, bisa menuntaskan siapa sebenarnya aktor
intelektual atau kelompok yang melakukan penembakan itu tadi, sampai hari
ini memang belum terungkap secara jelas dan pasti. Yang berikutnya juga
yang ingin saya sampaikan soal terorisme yang itu juga menjadi salah satu
persoalan yang tidak kunjung selesai juga, Bagaimana menyelesaikan soal-
soal terorisme tersebut. Nah ini juga yang menjadi PR lama sebenarnya juga,
yang sampai hari ini itu kan belum tertuntaskan yaitu kasus soal-soal rekening
gendut itu. Nah kalau misalnya calon Kapolri punya komitmen untuk
menuntaskan ini menjadi persoalan klasik sebenarnya yang selalu
dipertanyakan, selalu di minta pertanggungjawabkannya, ini kalau misalnya
54

ini bisa diselesaikan secara clear, menurut saya ini juga akan menjadi sebuah
prestasi buat Kapolri yangi akan datang. Itu saja Pimpinan. Terima kasih.
Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH

Selanjutnya saya persilakan yang terhormat saudara Dasrul Djabar.

H. DASRUL DJABAR/F.P DEMOKRAT

Terima kasih Ketua. Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.
Teman-teman Komisi III yang saya hormati. Bapak Sutarman calon Kapolri
yang saya hormati. Rasanya sudah semua Pak berbicara di sini hampir
semua, dan juga saya sudah hampir juga kehilangan bahan Pak, karena
sudah tercakup di dalam pertanyaan-pertanyaan tapi saya juga ingin bicara
sedikit saja Pak calon Kapolri, kalau kita ingin melihat wajah polisi yang
sebenarnya, di mana kita harus melihat? cerminnya itu dimana? Apakah kita
melihat di Mabes Polri? Apakah kita melihat di Polda-Polda? atau kita melihat
di Polres dan di Polsek-Polsek, kalau saya melihat Pak wajah Polri itu
cerminannya itu ada di Polsek dan di Polres. Kenapa begitu, rakyat
merasakan langsung bagaimana polisi itu yang diinginkan yang dimimpikan
sebagai pengayom pelindung masyarakat, dan sekarang Pak calon Kapolri
kalau kita bertanya kepada rakyat, apakah perasaan itu sudah ada mungkin
jawabannya belum ada. Terlalu banyak yang contoh yang tidak baik, yang
diperlihatkan oleh Polsek-Polsek dan Polres-Polres di seluruh Indonesia.
Saya kemarin baru mengikuti penembakan di salah satu Polsek di Tanjung
Duren, bagaimana bisa beberapa orang polisi mau menangkap tanpa
mengetahui identitas seseorang, dan melakukan penembakan kepada mobil-
mobilnya dan kepada orangnya, dan sudah ditangkap dipukuli, yang saya
dengar katanya itu akan diberikan sanksi disiplin. Ini agak aneh Pak, calon
Kapolri, kalau masyarakat dilukai, itu kan ada pasal hukumnya Pak, ada
pidananya, kok polisi melukai masyarakat, itu kok dihukum secara
pelanggaran disiplin. Saya minta kepada Pak calon Kapolri nanti, kalau Bapak
mudah-mudahan saya mendoakan Bapak terpilih ini suatu cerminan yang
sangat tidak baik, tidak elok pada masyarakat, saya berharap Kapoldanya
mencopot Kapolseknya, itu tindakan pertama dulu, karena penanggungjawab
Polsek itu adalah Kapolseknya, karena anak buahnya sudah melakukan
pelanggaran yang cukup fatal. Itu melukai hati rakyat, tapi itu tidak dilakukan,
seterusnya harus dilakukan proses hukum sesuai hukum yang berlaku karena
siapapun di republik ini berlaku hukum yang sama, termasuk juga polisi. Jadi
kira-kira Pak calon Kapolri, saya tidak terlalu yang muluk-muluk Pak
berbicaranya, karena saya kalau datang ke Dapil, Anggota Dapil saya
mengatakan bagamana Pak di Polsek ini, bagaimana di Polres ini kinerjanya
melakukan intimidasi, penekanan, pemerasan, mungkin saat ini saya baru
bicara Pak calon Kapolri biasanya saya agak karena teman-teman sudah
banyak bicara, saya banyak diam Pak, cuma karena Pak Sutarman yang mau
jadi Kapolri, saya mau curhat ini sebenarnya Pak, biar didengar semua oleh
teman saya, bereskan itu Polsek-Polsek seluruh Indonesia dan Polres-Polres
seluruh Indonesia Pak, kalau ada kesalahan di Polres itu copot Kapolresnya,
nanti persoalan lainnya ditindaklanjuti, tapi copot dulu itu artinya ada
pembelajaran di situ masyarakat dan rakyat akan melihat oh polisi ternyata
55

memang hebat, bertanggungjawab polisinya, jangan dibelain Pak, ratusan
ribuan orang perwira polisi nunggu jabatan itu Pak, jadi kalau yang tidak
benar copot saja. Banyak perwira-perwira Bapak yang lain yang berprestasi,
menunggu itu Pak. Jangan dipertahankan yang kualitasnya jelek jelek itu
jangan dipertahankan, inilah yang merusak muka Polri, ini yang merusak
muka Polri Pak Tarman, ini cerminan Polri saat ini, karena pemimpinnya tidak
berani melakukan penindakan kepada bawahannya, saya tidak tahu kenapa,
mungkin kita semua bisa bertanya kenapa ini. Kalau kita mau Polri ini dicintai
oleh rakyat, mau dicintai oleh masyarakat, perlihatkanlah contoh keteladanan,
rakyat otomatis akan mencintai Polri ini Pak. Bagaimanapun rakyat ini
membutuhkan Polri. Kita bisa bayangkan kalau Polri ini tidak ada di republik,
apa yang akan terjadi, tapi kepercayaan yang diberikan oleh rakyat ini, inilah
yang harus Pak dipegang. Saya titip kepada Pak Tarman, kalau Bapak
sebagai Kapolri terpilih nanti, kepercayaan besar kepada rakyat itu ada di
bahu Bapak, ada di Bintang Bapak yang empat itu. Saya tidak berbicara
berapa lama Bapak jadi Kapolri, tetapi selagi Bapak jadi Kapolri berbuatlah
yang terbaik untuk rakyat. Rakyat akan mencintai Polri, dan rakyat akan
mencatat nama Sutarman sebagai salah satu seorang Kapolri yang terbaik di
republik ini. Saya rasa sekian terima kasih Ketua.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH

Selanjutnya saya persilakan yang terhormat saudara Otong Abdurrahman.

DRS. H. OTONG ABDURAHMAN/F.PKB

Bismillaahirrahmaanirrahiim. Yang terhormat Pimpinan dan Anggota Komisi
III, Bapak Komjen Polisi Sutarman yang saya hormati dan hadirin sekalian.
Rasanya sudah banyak yang ditanyakan oleh teman-teman terdahulu, saya
ingin yang ringan-ringan saja Pak, kalau saya yakin sih kalau Bapak ini akan
jadi contohlah teladan ya dari posturnya saja dari fisik, saya lihat dari
beberapa calon Kapolri ini Bapak yang paling atletis lah ini. Artinya ini akan
jadi contoh bagi polisi yang gendut-gendut itu Pak. Ya, karena kan polisi ini
harus lincah Pak ya, paling tidak seperti Bapaklah ini. Kemudian kalau tadi
ditanya kira-kira dari 12 program ini kalau Bapak simpulkan ini, apa yang
paling menjadi motto ya di sini ini kalau tadi melihat misalnya ada untuk
mengeliminasi soal konflik vertikal saya kira ini sangat setuju kalau dari yang
12 ini Bapak memperioritaskan, karena ini sekarang kan hampir tiap hari Pak,
apalagi nanti menjelang apa namanya Pemilu ya sekarang ini kan tahun
politik kita, di daerah saja di Pemilukada ini kan hampir setiap hari ada konflik
dampak dari itu kita bisa melihat bagaimana peranan polisi gitu untuk
mengatasi itu. Jadi kalau misalnya ini menjadi yang paling penting
diprioritaskan oleh Bapak ini dan saya kira sangat dirasakan ini oleh
masyarakat tentang adanya jaminan keamanan dan eksistensi polisi di tengah
tengah masyarakat. Kemudian kalau tadi kita dengar visi dan misi gitu Pak ya,
saya juga setujulah ini bagus semuanya, cuma di balik itu misalnya Bapak
harus memberikan jawaban yang pasti tentang keraguan-keraguan yang
timbul baik di ruangan ini maupun di tengah-tengah masyarakat Pak ya.
Bapak amat loyal kepada atasan bagaimana bisa memberikan jaminan
misalnya yang sarat kepentingan ini memberikan pengamanan terhadap
Pemilu 2014 misalnya kan. Kan satu keraguan yang tumbuh. Ini bagaimana
56

Pak? Soal kerja sama dengan aparat penegak hukum terutama prioritas untuk
mengatasi atau membersihkan dari Pungli, termasuk juga korupsi gitu,
sementara PR Bapak kemarin kan belum sepenuhnya selesai. Soal kerja
sama dengan KPK justru pada saat Bapak memimpin Bareskrim gitu kan, ni
kan harus diyakinkan juga oleh Bapak sehingga tidak timbul keraguan-raguan
di tengah-tengah masyarakat, bahwa Bapak ini betul-betul sosok yang akan
menjadi teladan gitu ya, akan mengadakan perubahan. Saya dengar tadi juga
ada apa namanya soal teroris Pak ya, teroris juga ini terjadi salah tembak
juga salah tangkap ini. Dampaknya juga ada stigmatisasi terhadap umat Islam
ini, tolong pada saat Bapak nanti jadi Kapolri ini harus di eliminir Pak, bahkan
tidak terjadi salah tangkap begitu. Kita sudah banyak di ruangan ini menerima
pengaduan-pengaduan dari masyarakat ya, soal salah tangkap itu. Kemudian
juga ini ada satu apa namanya kayanya hutang Pak Timur ini Pak,
Sebenarnya sederhana tapi ini merupakan masukan dari masyarakat soal
polwan berjilbab ini. Ini belum terpenuhi sepenuhnya ini oleh Pak Timur ini,
tolong nanti Bapak menjadi prioritas juga ya. Bagaimana apa namanya surat
kepastian untuk Polwan berjilbab ini karena ini kan dikaitkan juga dengan hak
asasi manusia ini Pak. Ini Bapak menjadi apa catatan mungkin ini dari
masukan masyarakat soal Polwan berjilbab ini. Kalau dilihat dari track record
Bapak ini, kemudian juga dari polisi karir ini saya sangat yakin ini, mulai dari
Kapolsek Bapak di Dayeuh Kolot ya, kemudian juga juga Kapolres di Lombok
Timur, lalu Kapolda di Kepri, dan insya Allah sebentar lagi Pak ya jadi Kapolri,
yang ringan saja Pak saya tanya ini, Bapak waktu kecil dulu cita-citanya apa
ini Pak? Kok begitu mulus gitu loh. Ya saya kira itu saja Pak dari saya, terima
kasih.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH

Selanjutnya saya persilakan yang terhormat saudara Deding Ishak.

DR. H. DEDING ISHAK, SH., M.H./F.PARTAI GOLKAR

Pimpinan dan Anggota Komisi III yang saya hormati. Saudara calon Kapolri.
Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. Yang pertama, saya
melihat bahwa uji kelayakan dan kepatutan ini kan merupakan rangkaian dari
seleksi yang dilakukan oleh Kompolnas terkait dengan pengajuan
penggantian Kapolri begitu. Oleh karenanya tentu kami berharap bahwa
saudara calon Kapolri ini bisa memberikan respon dan jawaban dalam rangka
meyakinkan kami untuk juga menyatkan persetujuannya, karena dilihat dari
rekam jejak, integritas, senioritas kemudian, kalau ..(tidak jelas)...saya pikir
Kompolnas sebagai lembaga yang kompeten sudah memberikan kesimpulan
tentang itu. Termasuk juga pihak terkait dan PPATK juga sudah menyatakan
bahwa Pak Sutarman ini perwira tinggi yang relatif begitu tidak bermasalah,
dari sisi masalah keuangan tetapi 2 tahun ke depan ini tantangan cukup berat,
terutama terkait dengan bagaimana sungguhnya polisi sebagai institusi
negara yang strategis, bahkan dari perspektif konstitusi sangat tegas dan
jelas begitu bahwa Polri dengan TNI ini justru yang seharusnya menjadi lead
begitu, menjadi leader dalam konteks melakukan berbagai langkah dan upaya
yang strategis begitu terkait dengan persoalan-persoalan yang dihadapi oleh
bangsa, umpamanya soal korupsi gitu. Jadi harapan publik tentu harapan
Komisi III bahwa Polri sebagai institusi permanen yang secara jelas diamanati
57

oleh konstitusi kita, untuk menjadi pemimpin dalam gerakan pemberantasan
korupsi begitu, sehingga pertanyaan kemudian adalah sejauhmana komitmen
Bapak untuk melakukan upaya dalam rangka meyakinkan publik bahwa Polri
ini betul-betul serius dalam memberantas korupsi, khususnya dalam
memberantas korupsi yang terjadi dan dilakukan oleh Anggota Polri, terutama
juga Bapak juga harus punya komitmen dan sikap yang jelas andaikata ada
perwira atau anggota Polri teman Bapak melakukan tindak pidana korupsi,
sejauh mana sikap dan tindakan yang bisa Bapak lakukan untuk memberikan
keyakinan kepada publik bahwa Polri di bawah kepemimpinan Bapak ini
serius dan tanpa pandang bulu begitu. Yang kedua, terkait dengan masalah
yang besar yaitu soal Narkoba begitu, sebagai musuh bangsa kita punya
badan BNN begitu tapi seringkali terjadi balapan begitu Pak antara Polri
dengan BNN begitu dalam menanggulangi penyalahgunaan Narkoba. Nah
tentu kondisi demikian ini harus diperbaiki. Saya ingin tahu langkah-langkah
kordinasi ataupun apa yang seharusnya menurut pandangan Bapak agar
pemberantasan Narkoba ini bisa sinergis begitu dan secara terukur bisa
menghasilkan out put yang memang akhirnya masyarakat yakin percaya
begitu bahwa polisi dengan lembaga lain itu bisa bersinergi dan menghasilkan
suatu yang memberikan manfaat. Yang terakhir, terkait dengan sebetulnya
kan visi misi kemudian program prioritas yang Bapak sampaikan 12 program
prioritas ini terkait dengan sebetulnya Renstra, jadi tidak ada yang baru
sesungguhnya, oleh karenanya tentu kita berharap dua tahun ke depan ini ya
secara jujur obyektif, meskipun Bapak dalam status bawahan begitu, tentu
memberikan semacam penilaianlah secara kelembagaan apa yang telah
dicapai, dan apa yang belum tercapai dan apa yang harus kita lakukan dalam
konteks kira-kira langkah-langkah Bapak ke depan itu terutama terkait dengan
reformasi internal Kepolisian ini. Terutama soal reformasi kultural begitu. Jadi
soal Mindset ini jadi bagaimana kita menciptakan profil polisi yang bermoral,
yang humanis, yang profesional ini seperti apa. Tentu dikaitkan dengan juga
time table-nya begitu, sehingga selama ini kan kita seringkali dari proses
pergantian setiap Kapolri ini kita tidak tahu bagaimana proses
kesinambungannya, padahal sebetulnya ini dimulai juga dari Renstra yang
sama gitu. Nah tahapan-tahapan seperti ini yang seringkali kita tidak
dapatkan begitu, oleh karenanya pertanyaannya adalah apa langkah-langkah
terobosan yang mendasar begitu, terkait dengan reformasi kultural juga
bagaimana sebetulnya ketiadaan keteladanan seperti yang disampaikan oleh
kawan-kawan tadi, dari Pimpinan Polri di Polda, di Polres dan Polsek ini, ini
kan menurut saya akan sangat signifikan apabila ini betul-betul Bapak
pastikan, Bapak pantau bahwa semua pimpinan di jajaran Polri ini menjadi
suri teladan bagi anggota dan tentu saja bagi masyarakat. Demikian terima
kasih. Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH

Selanjutnya, saya persilakan yang terhormat saudara Taslim.

TASLIM, S.Si/F. PAN

Pimpinan, kenapa tidak yang mulia Pimpinan?

58

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH

Yang mulia saudara Taslim.


TASLIM, S.Si/F. PAN

Terima kasih Pimpinan. Bismillaahirrahmaanirrahiim. Assalaamu'alaikum
warrahmatullaahi wabarakatuh. Saudara Pimpinan dan Anggota Komisi III
yang mulia dan saudara calon Kapolri Bapak Komjen Sutarman yang saya
hormati. Pertama, saya ingin sampaikan kalau bahasanya visi dan misi saya
kira sudah sangat jelas dan sudah bagus sekali, dan saya yakin Presiden
telah mengantarkan Bapak untuk menyampaikan visi misi ini untuk
menjadikan sebuah kenyataan. Tapi saya kira itu adalah pekerjaan yang
sangat berat. Saudara calon Kapolri yang saya hormati. Sesungguhnya
permasalahan penegakan hukum kita itu ada di tangan Kepolisian sendiri ya,
kalau polisi sudah baik saya kira hukum sudah tegak, itu kuncinya di situ saja
Pak. Jadi pekerjaan Bapak ke depan tentu berat dan amat berat, dan
semuanya itu tergantung kepada Bapak. Dari visi misi yang cukup bagus ini,
kuncinya adalah leadership lagi Pak, kepemimpinan yang menentukan
bagaimana keberhasilan itu dan wajah polisi ke depan itu berada di tangan
Bapak, seperti apa Bapak mimpin polisi juga seperti itu juga ke bawah. Polisi
mau jadi kambing ya tergantung Bapak. Mau jadi harimau juga tergantung
Bapak. Di sana semuanya. Saudara calon Kapolri yang saya hormati. Nah di
sini saya melihat pengalaman Bapak ya, sebagai ajudan Gus Dur. Zaman
Gus Dur itu ada 2 Kapolri yang saling berebut tongkat waktu itu Pak, nah dari
pengalaman Bapak itu, apa yang menarik menurut Bapak tentang Gus Dur?
Kepemimpinan apa yang bisa Bapak selama Bapak menjadi ajudan Gus Dur?
Apakah Bapak bisa seberani Gus Dur atau tidak itu? Itu yang pertama. Yang
kedua, saudara calon Kapolri, waktu kemarin ribut-ribut soal polisi berjilbab,
semua sudah meminta Kapolri untuk mengeluarkan Peraturan Kapolri tentang
itu, dan waktu Raker dengan Kapolri berapa waktu lalu sudah ada contoh-
contoh pakaiannya. Nah, saya kira polisi itu harus cepat tangkap berani dan
cerdas mengambil keputusan. Nah sampai sekarang saya sebelum melihat
belum tahu saya kalau ada Peraturan Kapolri tentang itu. Maka hari ini
sebagai calon Kapolri saya mau melihat sejauhmana keberanian Bapak untuk
mengeluarkan aturan itu? Berapa lama Bapak bisa berjanji peraturan itu
besar keluar? Karena setahu saya sampai sekarang peraturan tentang
berjilbab itu belum juga. Nah entah apa, memang berapa lama sebuah
peraturan itu bisa keluar? Apakah menunggu 1 tahun atau 2 tahun? Tapi yang
jelas waktu lalu kita sudah melihat ada contoh-contoh pakaian tersebut. Nah
ituyang saya tanyakan. Tadi yang ketiga, tadi saya sampaikan bahwasanya
Bapak adalah orang yang tepat dalam memimpin Polri ke depan. Tapi untuk
itu tentu juga kita butuh komitmen-komitmen Bapak terhadap ketepatan itu
dari visi dan misi itu benar-benar bisa jalan atau tidak. Maka hari ini juga kita
menuntut itu Pak, yang saya tuntut adalah yang sudah menjadi rahasia umum
semua tahu kalau jabatan di tingkat Polda dan segala macam itu ber-uang.
Nah salah satu buktinya ada di Mabes Polri itu membawa uang waktu itu
ketangkap, dan sekarang itu diam saja tidak jelas kemana. Nah berkomitmen
tidak Bapak tentang untuk menghentikan jual beli jabatan di tingkat manapun?
di Polisi itu? Nah ini yang kita tuntut. Lalu yang keempat, saya melihat sampai
59

ke Polres, Polda, dan juga Polsek ya, penyidik itu seolah-olah merangkap
jabatan, penyidik, pengantar surat dan OB. Ini kan yang terjadi saya kira ya,
kadang-kadang penyidik itu mengantarkan surat ke rumah tersangka atau apa
namanya ke rumah saksi dia antar surat sendiri. Lalu sampai di kantor dia
menyidik sendiri. Ini kan sesuatu yang rancu, yang saya kira ini akan
mengacaukan profesionalisme seorang polisi. Nah apa langkah Bapak kira-
kira untuk menyelesaikan masalah ini? Bagaimana kalau penyidik mengantar
surat, kadang-kadang penyidik yang mengantar surat langsung menyidik di
rumahnya itu, masuk ke rumah, menanyain segala macam, nah sudah ada
tidak strategi seperti itu untuk bisa membuat polisi ini benar-benar profesional
Pak. Dan banyak lagi sebenarnya yang terjadi yang ditanyakan masalah
kriminalisasi dan segala macam, tapi saya kira selesaikan kasus yang di
bawah yang menyangkut hubungan langsung dengan masyarakat. Nah,
langkah apa yang kira-kira bisa menurut Bapak yang menuntaskan
permasalahan yang segera dan secepat mungkin terhadap penyidik yang
merangkap OB dan segala macam itu. Sementara itu dari saya Pimpinan,
terima kasih. Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH

Selanjutnya saya persilakan yang terhormat saudara Muhajir.

MUHAJIR/F. PAN

Terima kasih Pimpinan, Ketua Komisi, Anggota Dewan yang kami hormati.
Pak Komjen Sutarman ada beberapa hal Pak, dari A sampai Z sudah
dibahas, tetapi ada yang menggelitik saya, sebenarnya adalah ke depan
Kepolisian dari mulai soal transparansi adalah tuntunan dan harapan
masyarakat terhadap kinerja Kepolisian Pak, Saya melihat Bapak sudah
sampaikan di halaman 7 ini tepat sekali, bahwa postur Polri yang profesional
bersih dan mandiri bebas dari KKN. Yang kedua, keberadaan Polri di tengah
masyarakat dapat memberikan rasa aman dan tenteram, yang ketiga
memberikan pelayanan yang prima, tidak mempersulit, cepat, tuntas dalam
penyelesaian masalah. Sampai yang terakhir adalah penegakan hukum yang
tegas, jujur benar dan adil. Jadi pokok masalahnya adalah di Undang-Undang
Nomor 2 itu Pak, Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian.
Setujukah Bapak terhadap rencana revisi Undang-Undang ini? Karena jelas di
fungsi Kepolisian di Pasal 2 begitu besar fungsi yang ada pada Kepolisian.
Yang kedua, pada Pasal 3 tentang fungsi itu ada Pamswakarsa masih ada di
dalamnya. Apakah Bapak masih memandang Pamswakarsa itu masih
dibutuhkan dalam perlindungan atas masyarakat? Yang ketiga adalah soal
Kompolnas. Setujukah Bapak apabila ada rencana transparansi itu terhadap
Komisi Kepolisian sampai di tingkat Polsek? Jadi kita ubah bahwa Kompolnas
tidak hanya di bawah presiden dan memberikan masukan dan arahan kepada
Kepolisian di tingkat pusat, tetapi masuk dalam rangka apa yang diharapkan
oleh masyarakat polisi menjadi sahabat masyarakat. Pertanyaannya adalah
bagaimana pandangan Bapak berkaitan dengan revisi Undang-Undang
Kepolisian itu? Terima kasih Pak.



60

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH

Selanjutnya saya persilakan yang terhormat saudara Ahmad Basarah.

ACHMAD BASARAH/F.PDI PERJUANGAN

Akhirnya sampai juga. Terima kasih Pimpinan. Assalaamu'alaikum
warrahmatullaahi wabarakatuh. Rekan-rekan Komisi III yang saya hormati,
saudara calon Kapolri. Saya barangkali akan memulai dengan menjelaskan
sikap dasar kenegaraan Fraksi PDI perjuangan dalam konteks fit and proper
test calon Kapolri kali ini. Yang pertama bahwa kita telah menyepakati satu
sistim ketatanegaraan kita, bahwa apabila Presiden ingin mengganti dan
melantik seorang Kapolri, beliau harus meminta persetujuan DPR RI c.q.
Komisi III DPR RI. Itu adalah aturan main yang telah kita sepakati. Sehingga
kemudian hari ini Presiden mengusulkan calon tunggal sebagai calon Kapolri
pengganti Kapolri Jendral Timur Pradopo, atas dasar sikap kenegaraan itu,
kami ingin tegaskan bahwa Fraksi PDI perjuangan menghormati institusi
kepresidenan yang memiliki hak prerogatif untuk mengusulkan calon Kapolri
kepada Komisi III. Kemudian yang dikirimkan adalah bukan seorang
Sutarman pribadi, tetapi seorang Komjen Komisaris Jendral yang notabene
adalah Kabareskrim Mabes Polri. Sehingga atas dasar menghormati sistim
ketatanegaraan kita dan menghormati wibawa Lembaga Presiden maka sikap
dasar Fraksi PDI perjuangan kami 9 orang di Komisi III ini, itu pasti akan
menerima usulan Presiden. Kenapa demikian, karena kami tidak mau
menampar wajah presiden, kami tidak ingin memalukan wibawa Lembaga
Presiden, karena tanpa Fraksi PDI perjuangan menampar dan memalukan
wajah Presiden Republik Indonesia sekarang, karena sudah banyak pihak lain
yang melakukan itu, apa lagi jika fraksi kami menolak seorang Komjen
Soetarman yang notabene adalah Kabareskrim Mabes Polri, kalau kami
menolak berarti kami menganggap kader yang dianggap kader terbaik di
institusi Kepolisian Negara Republik Indonesia adalah orang yang keliru,
kalau kita menolaknya. Sehingga itu berarti beberapa tahun Mabes Polri
dipimpin oleh seorang Kabareskrim berpangkat Komisaris Jenderal bernama
Sutarman, telah dipimpin oleh seorang Kabareskrim yang keliru. Sehingga
oleh karena itu saya pastikan sekali lagi sikap dasar kenegaraan PDI
Perjuangan pasti akan menerima usulan Presiden dan juga usulan kader
terbaik dari institusi Kepolisian. Namun demikian, kami tidak akan
memberikan cek kosong kepada saudara calon Kapolri yang saya lihat
auranya sejak pagi kita rapat fit and proper test di Komisi III ini, auranya insya
Allah Bapak terpilih sebagai Kapolri, tetapi sekali lagi kami tidak ingin
memberikan cek kosong, oleh karena itu saya ingin mengutip apa yang
disampaikan oleh rekan saya tentang nama Sutarman menjadi Superman.
Barangkali itui bercanda tetapi ini sangat penting, kalau memang Kapolri yang
diperlukan dalam situasi negara yang menghadapi krisis multidimensi seperti
sekarang ini, diperlukan polisi yang berjiwa Superman, yang super maka
nama Sutarman itu memang harus menjadi Superman dan tidak boleh nama
Sutarman berubah menjadi Setirman apalagi Setorman. Apakah itu Setirman,
yaitu Kapolri yang mudah disetir oleh kepentingan-kepentingan tertentu,
apalagi Kapolri yang hanya menyetor upeti kepada atasannya, tidak boleh
Sutarman menjadi Setirman apalagi menjadi Setorman. Sutarman harus
menjadi Superman. Kenapa demikian, kalau bahasa kenegaraannya
61

Superman ini maksudnya adalah kita membutuhkan Kapolrii yang berjiwa
negarawan. Kenapa demikian, karena situasi krisis multidimensi yang sedang
dialami bangsa kita Pak Sutarman, memerlukan institusi Polri selaku alat
negara di bidang penegakan hukum, melindungi dan mengayomi masyarakat,
hadir di tengah-tengah masyarakat yang tengah mengalami krisis. Tahun
depan kita menyebut tahun politik, tapi saya menyebutnya lebih ekstrim lagi,
tahun depan itu adalah tahun... yaitu tahun menyerempet-nyerempet bahaya.
Pemilu besok adalah barangkali Pemilu yang paling rawan yang akan kita
hadapi, indikatornya sederhana saja Pak, KPU sebagai lembaga
penyelenggara Pemilu kredibilitasnya kita ragukan. Hari ini urusan DPT saja
masih belum selesai. Yang kedua contoh bahwa kredibilitas KPU ini kita
ragukan banyak komisioner KPU yang menyelenggarakan Pemilukada-
Pemilukada di berbagai daerah itu dipecat oleh DKPP itu satu indikasi. Saya
ulangi yang pertama itu KPU sebagai lembaga penyelenggara Pemilu
kredibilitasnya hari ini diragukan untuk menyelenggarakan Pemilu yang
berkualitas, jujur dan adil.

NUDIRMAN MUNIR, SH/F-PG

Interupsi Pimpinan. Ini bukan pembahasan masalah KPU, tolong jangan
menyimpang ini kita pembahasan.

ACHMAD BASARAH, MH/F.PDI PERJUANGAN

Pak Nudirman tolong hargai hak konstitusional saya untuk bicara. Saya
sedang memberikan contoh bahwa. Saya juga ada hak di sini supaya tidak
menyimpang. Saya kembalikan ke Pimpinan.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH

Saya kasih waktu

ACHMAD BASARAH, MH/F.PDI PERJUANGAN

setengah menit untuk melanjutkan. Terima kasih Pimpinan. Jadi Pak
Nudirman saya ingin menjelaskan situasi yang akan dihadapi oleh serorang
Kapolri ke depan. KPU yang pertama tadi saya jelaskan. Yang kedua Pak,
MK sebagai lembaga peradilan yang oleh Undang-Undang Dasar diberikan
kewenangan untuk mengadili sengketa Pemilukada hari ini kredibilitasnya
dipertanyakan oleh masyarakat sebagai akibat kasus Ketua Mahkamah
Konstitusi. Oleh karena itu, tinggal Polri lah yang kita harapkan dalam situasi
Pemilu yang diduga rawan itu yang kita harapkan memiliki peran besar untuk
tetap mengawal agenda demokrasi dengan tetap menjaga keutuhan NKRI.
Oleh karena itu sekali lagi yang Mba Susaningtyas katakan tadi Pak
Sutarman harus menjadi superman, itu sebuah kebutuhan artinya diperlukan
seorang Kapolri yang berjiwa Negarawan, Kapolri yang strong leadership,
yang tegas yang berani jujur dan berjiwa patriotis. Itu yang pertama Pak.
Kemudian yang kedua, dipersingkat tolong dipersingkat. Yang kedua dan
62

saya singkat menjadi ketiga, dalam laporan Kompolnas Pak Tarman, yang
disampaikan oleh Kompolnas kemarin juga kita mendapatkan dokumen ini
disebutkan bahwa salah satu kelemahan dan menurut kami juga itulah
kelebihan bahwa loyalitas Bapak terhadap atasan itu luar biasa, dia bisa
bermakna ganda positif dan negatif. Saya hanya ingin berpesan Pak, bahwa
dengan sikap loyalitas terhadap atasan itu, mudah-mudahan kalau nanti
Komisi III menyetujui Pak Tarman menjadi Kapolri pada saat dilantik, demi
menjaga kewibawaan institusi Polri, mohon Bapak tidak mencium tangan
Presiden, seperti Kasad yang dilantik beberapa waktu lalu yang mencium
tangan Presiden. Tolong dibedakan penghormatan secara protokoler
kenegaraan dan penghormatan secara kultural. Penghormatan secara kultural
bangsa kita mengajarkan hormat kepada yang tua yang senior cium tangan
itu tradisi kita, tapi tradisi protokoler kenegaraan kita, tidak dibenarkan
seorang Kapolri pada saat dilantik mencium tangan Presiden. Sehingga oleh
karena itu mohon pada saat dilantik nanti Bapak tidak mencium tangan
Presiden. Yang ketiga terakhir, Pak Ketua, beberapa waktu lalu pada saat fit
and proper test Hakim Agung, itu ramai dibicarakan tentang insiden toilet Pak,
lalu kemudian itu menjadi rumor dan akhirnya mencederai kewibawaannya
Komisi III. Nah dalam konteks fit and proper test ini, mohon saya ingin
bertanya apakah Bapak Interupsi Pimpinan, sudah berapa menit ini? Ini
sudah mau selesai Pak, yang terakhir ini. Apakah ada insiden toilet pada saat
fit and proper test Pak Sutarman hari ini? itu saja Pak mohon dijelaskan.

H. BACHRUDDIN NASORI, S.Si., MM/F.PKB

Interupsi Ketua, Saya sangat keberatan saudara menyebut dan itu sudah
fitnah Ketua, saya mohon untuk dicabut statement saudara. Terima kasih.

ACHMAD BASARAH, MH/F.PDI PERJUANGAN

Apanya yang dicabut Pak Anshori? saya tidak menyebut nama, Sudah,
sudah, sudah. Saya tidak menyebut nama, saya hanya ingin mengclearkan
supaya kewibawaan kita sebagai Komisi III DPR RI ini dijaga, mohon
dipahami secara jernih. Terima kasih.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH

Selanjutnya saya persilakan yang terhormat saudara Iman Cahaya Abdullaah.
Selanjutnya saya persilakan yang terhormat Saudara Bacharudin Nasori.

H. BACHRUDDIN NASORI, S.Si., MM/F.PKB

Assalaamualaikum warrahmatullaahi wabarakatuh. Pimpinan beserta Anggota
yang terhormat, khususnya teman saya Pak Basarah yang menyebut toilet
tadi. Pak Tarman sebagai calon Kapolri yang saya hormati. Jadi ini saya ingin
mumpung terbuka juga ini, sekedar pada teman-teman tahu bahwa saya
berharap insiden toilet ini berubah menjadi fitnah toilet. Itu boleh. Jadi kalau
ijin toilet, jadi fitnah toilet karena sampai hari ini wartawan yang mengetahui
pun tidak pernah mau datang ke ruangan sini, tidak pernah mau datang
63

dipanggil. PK dan tidak pernah mau datang di KY, dan untuk itu kami
berharap teman-teman untuk berubah menjadi fitnah toilet. Terima kasih.
Terima kasih.l Nah saya tanya ini, oke, ya Bib terima kasih Bib. Oke kita
teruskan. Saya ingin menyampaikan apa yang disampaikan oleh Pak calon
Kapolri dan insya Allah sebentar lagi juga Komisi III akan mengambil sikap
apakah menerima atau menolak, kami berharap menerima. Pak Tarman, saya
mencoba untuk mengingat-ingat karena dulu pada waktu Pak Tarman jadi
ajudan Gus Dur, kami sering menghadap Gus Dur lewat Pak Tarman, saya
lihat luar biasa Pak Tarman dalam hal menjadi ajudan yang terbaik juga. Kami
berharap juga nanti kalau jadi Kapolri juga yang terbaik juga Pak Karman.
Tadi disampaikan oleh kawan saya Pak Piatna bahwa ada 3 polisi yang tadi
disampaikan oleh Pak Piatna saya ingin mengulangi, mungkin gara-gara
statement ini barangkali Pak Tarman sudah diprediksi oleh Gus Dur menjadi
calon Kapolri hari ini. Di mana ada 3 polisi yang jujur katanya, polisi tidur,
yang kedua patung polisi, yang ketiga Almarhum hugeng. Barangkali ini
merupakan warning kepada Pak Tarman yang waktu itu menjadi ajudan Gus
Dur, untuk suatu saat jadi Kapolri, untuk ingat-ingat itu paling tidak mendekati
itulah, kalau memang tidak sama dengan yang kelompok tadi. Pak Tarman,
Bapak saya sebagai... di Komisi III, dan Pak Tarman sebagai Kabareskrim
telah berhasil meyakinkan kami Komisi III, meyakinkan Banggar, meyakinkan
Pemerintah agar penyidik ya penyidik di Tipikor di bawah Bapak itu telah naik
anggarannya sama dengan KPK, sama dengan penyidiknya ya, penyidik
Bapak di Tipikor sama dengan penyidik di KPK anggarannya. Ya ini mungkin
Bapak, prestasi Bapak selama jadi Kabareskrim. Kami berharap Bapak juga
sebagai Kapolri kalau nanti terpilih dan sudah insya Allah hari ini terpilih
mudah-mudahan, Bapak harus mampu juga mempertahankan anggaran itu
agar prestasi Bapak sebagai Kabareskrim jangan turun karena jadii Kapolri
malah anggarannya turun. Ini kami berharap itu. Yang kedua, Pak Tarman,
ada istilah di kampung saya Pak, kalau kita kehilangan ayam, lapor ke Polsek
Pak, itu malah kehilangan kandang Pak, karena harus membiayai hanya
sekedar melapor ayam. Nah ini Bapak sebagai calon Kapolri mudah-mudahan
nanti terpilih, Bagaimana Pak nanti untuk bagaimana Polsek seluruh
Indonesia itu kan ribuan Pak, ribuan Pak Polsek ini. Nah, agar Polsek-Polsek
yang tadi temen-temen Pak Adang Daradjatun mantan Wakapolri juga
mensinyalir bahwa Polsek menjadi ujung tombak daripada Kepolisian Pak,
dan Polsek yang paling dekat denganl masyarakat. Nah kalau hari ini
misalnya polisi Nomor 1, DPR Nomor 2 katanya menurut survey-survey
terkorup, barangkali inilah yang harus dibenahi Pak Polsek-Polsek Pak.
Karena yang berhadapan langsung dengan masyarakat itu adalah Polsek
Pak. Hari ini Polsek luar biasa Pak kriminalisasinya, masyarakat yang tadinya
karena konflik dengan yang lain karena masyarakat yang lain itu dekat sama
Polsek kemudian dia dibikin salah, ia dibikin... dipidanakan dan sampai
ditahan. Ini terjadi di Dapil saya Pak. Untuk ke depan kami berharap karena
Polsek ini merupakan ujung tombak dari pada citra polisi, maka kami
berharap Pak Tarman untuk membenahi tahap awal setelah nanti terpilih jadi
Kapolri, Polsek Pak tentu. Yang kedua Pak, tadi sudah sampaikan juga oleh
Pak Otong dari PKB, kami di ruangan ini Pak kami sudah meminta
kepada. Tolong dipersingkat Pak. Ya sebentar lagi ini, ini masalah penting,
karena kami ini PKB yang milih warga NU... muslimat yang ingin menjadi
Polwan Pak karena di polisi tidak boleh pakai jilbab Pak, mereka
mengurungkan Pak keinginan menjadi Polwan, untuk ini kami berharap kalau
Bapak nanti jadi Kapolri, agar dipercepat Pak peraturan-peraturan yang
64

menyangkut agar Polwan bisa menggunakan jilbab. Terima kasih.
Wallaahumafik illa matorik. Wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi
wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH

Selanjutnya saya persilakan yang terhormat saudara Nudirman Munir.

H. NUDIRMAN MUNIR, SH/F. PARTAI GOLKAR

Terima kasih Pimpinan. Yang terhormat Bapak calon Kapolri saya langsung
saja Pak. Saya tidak ada sebab kalau kita memuji-muji malah menurut hemat
saya kawan yang baik bukan kawan yang selalu memuji, tetapi kawan yang
baik kawan yang selalu memberitahukan di mana kira-kira kelemahan kita.
Pertama Pak, yang Bapak harus saya minta pendapat juga bukan harus
dibenahi, masalah mafia di Kepolisian, di ruangan ini Pak, di Komisi III sudah
terlalu banyak yang melapor dengan tangis dan air mata, dikriminalisasi oleh
pihak Kepolisian. Ada mafia Budi Said lapor juga ke sini Pak, bahkan di
dihubung-hubungkan bahwa selama Bapak Sutarman ada, Pak Budi Said ini
akan tidak tersentuh oleh hukum. Banyak kasus-kasusnya yang ternyata
memang sakti mandraguna, walaupun sudah menggelapkan sitaan dari
pengadilan,menggelapkan uang orang, tapi yang bersangkutan tetap tidak
pernah tersentuh oleh hukum. Yang kedua juga saya mohon perhatian dari
calon Kapolri seandainya nanti menjadi Kapolri, mafia Lukas Pak. Sudah
banyak tangis dan air mata di ruangan Komisi III ini dilaporkan apa yang
dilakukan Lukas, locus delicti ada di NTT tapi bisa ditahan di Jakarta, padahal
itu juga bukan karena kejahatan. Dia yang punya ijin, dia yang punya segala
galanya baru mau kerjasama, belum ada setor satu rupiah pun tapi yang
bersangkutan yang menjadi korban kriminalisasi. Banyak Pak, yang datang
bukan 1-2, tidak terhitung korban mafia Lukas ini. Dan ini bukan hanya
Mahkamah Agung, bukan hanya Kejaksaan, tapi juga Polri yang menjadi
tempat dia bermain mafia. Saya mohon perhatian Pak Tarman di sini. Lalu
juga saya di daerah pemilihan saya Solok Selatan Pasaman Barat, ini banyak
sekali mafia, di sini juga ada yang sudah kaya seperti orang gila, Pak Amir
Machmud itu, tidak ada putusan, tidak ada apa, masuk penjara, tidak ada
surat penahanan dan sebagainya harus ditahan, tidak jelas ujung ujung
pangkalnya sampai 11 bulan, tiap hari datang ke sini menuntut keadilan, tapi
apalah yang mau kita buat? Saya hanya bisa sampaikan ke Bapak kasus
Miing Amir Machmud ini, dan ingin saya ketawa juga, saya janji-janji kasus
mafia Andi Nurpati, mafia Pemilu Andi Nurpati, bahkan Hakim Mahkamah
Konstitusi sudah mundur, karena kasus Andi Nurpati, tapi Andi Nurpati-nya
tetap sakti mandraguna tidak tersentuh oleh hukum. Ini bagimana Pak
sebetulnya? Solok Selatan kasus emas, kita tahu Persis rakyat teraniaya,
akhirnya Kapolda kemarin diganti jadi Kapolda yang baru, tetapi kondisinya
tidak jauh berbeda, masyarakatnya tetap menjadi korban. Yang kedua Pak, ini
kejahatan-kejahatan khusus, yang sangat merugikan keuangan negara kita,
Blackberry sajak 2006 tidak bayar sepeserpun Pak ke negeri tercinta ini.
Semua kita pakai Blackberry, tapi semua masuk kantong mereka-mereka
saja. Ke kita tidak ada Pak. Katanya sejak 2010 sudah bayar, tapi faktanya
juga belum pernah kita tahu bahwa dia sejak 2010 bayar. Ini ada mafia lagi di
sini Pak. Saya mohon RIM Research Invesment Management saya tidak tahu,
65

apakah bisa Pak Tarman mafia kelas kakap yang telah merugikan negara
ratusan trilyun bisa kita kita tuntaskan di sini Pak, karena tapi kapan, belum
mampu menuntaskan ini? Saya minta Pak Tarman karena ini sudah
dilaporkan Kepolisian dan berkasnya sudah ada di Kepolisian tapi tidak jalan.
Dan juga mengenai Labora Sitorus, ini mempermalukan tubuh Polri, setoran
ke Mabes Polri dia mengaku terus terang saya sudah setor, setoran ke
Kapolda dia sudah mengaku, tapi sampai hari ini bahkan sudah dilacak sama
wartawan, bahwa rekeningnya masih jalan, rekeningnya masih hidup, berarti
setoran ini benar-benar terjadi, tapi transparansi follow up daripada progres
apa yang disampaikan oleh Labora Sitorus sampai hari ini masih hanya
sekedar mimpi kita semua Pak. Lalu juga mengenai rekruitmen, saya juga
lihat rekruitmen sama sekali tidak ada transparansi Pak, diumumkan hanya
diumumkan di internet pribadi-pribadi, diumumkan hanya diberitahukan, di
mana tidak lulus kita tidak tahu, dan juga saya mohon Pak, bukan hanya
ability and capability, Kepolisian ini kebanggaan bagi bangsa Indonesia,
mestinya ada wajah NKRI di situ Pak. Setidak-tidaknya Pak di daerah saya,
banyak satu desa itu tidak ada satu pun TNI tidak ada, Polri tidak ada, nah
seharusnya terhadap mereka ini ada pemerataan juga, paling tidak satu desa
itu ada putera desa itu yang jadi Polri. Ini juga tolong dipertimbangkan. Saya
juga sudah minta berkali-kali ke Pak Timur sebagai Kapolri pada saat itu,
kalau tidak Kapoldanya, orang daerah yang bersangkutan Wakapolda Pak.
Karena daerah kita ini adalah daerah adat, tidak mudah menyelesaikan
masalah, sehingga masalah tidak terselesaikan, malah bertambah parah.
Karena itu saya mohon kalau tidak Kapoldanya orang daerah tersebut,
Wakapolda Pak. Yang terakhir Pak, perlindungan terhadap polisi. Ini bener-
bener hampir-hampir polisi kita tanpa perlindungan, padahal kita punya PP
Nomor 68 Tahun 2008, kerjasama Polri dengan pihak lain diperkenankan
diperbolehkan asalkan bukan kerja sama Bapak dibayar uang lalu untuk
menganiaya masyarakat, Bapak bisa minta perlindungan kerja sama untuk
melindungi polisi-polisi kita, misalnya rompi anti peluru, perusahaan-
perusahaan besar tersebut pinjamkan kita rompi anti peluru, karena dana kita
terbatas, pinjamkan kita tameng kejut listrik, agar kita bisa mengatasi demo-
demo anarki, karena kita dana terbatas. Dari awal Pak ya sampaikan juga
kepada Pak Tarman, pembahasan anggaran yang akan datang tolong Pak
tameng kejut listrik ini Bapak adakan, Bapak alokasikan karena ini penting
untuk mencegah demo demo anarki, yang akhirnya membakar Kantor
Walikota, membakar Kantor KPU, membakar rumah dinas Bupati dan
sebagainya, ini kerugian negara luar biasa banyaknya, padahal kalau
ada Tolong dipersingkat. Tameng kejut listrik saya rasa ini tidak akan terjadi.
Dan yang terakhir, mohon Pak, kita menghadapi Pemilu tadi sudah banyak
disinggung oleh teman-teman, jangan sampai Bapak akhirnya seperti itu juga
menjadi Setirman, yang disetir untuk kepentingan Pemilu bagi pihak tertentu.
Saya minta Bapak sebagai Kapolri bertindaklah adil, bertindak netral dalam
hal Pemilu, tidak ada berpihak kepada siapapun, ini harapan saya Pak.
Terima kasih Pimpinan. Wabillahi Taufik Walhidayah, Wassalamu'alaikum
Warahmatullahi Wabarakatuh.






66

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH

Selanjutnya saya persilakan yang terhormat saudara Aboe Bakar Al Habsi.
Bismillaahirrahmaanirrahiim. Assalaamu'alaikum warrahmatullaahi
wabarakatuh.

H. ABOE BAKAR AL HABSY, SE/F.PKS

Terima kasih Ketua. Pembicara terakhir, eh penanya terakhir memang paling
tidak enak, tapi kita gunakan hak politik, ya. Bapak calon Kapolri yang saya
cintai dan saya hormati Pak Sutarman. Saya telah datang ke rumah Bapak
dan saya telah pernah dialog langsung tentang kehidupan Bapak sungguhpun
hanya secuil yang saya dapatkan. Pak Tarman, calon Kapolri, saya ini
mewakili Dapil saya Pak Kalimantan Selatan, jadi dari para tokoh masyarakat
di Kalimantan Selatan menyampaikan salam sama saya pada calon Kapolri.
Tolong sampaikan masalah Narkoba ini sangat serius Pak, Kalimantan
Selatan itu ternyata Nomor 1 dari seluruh Kalimantan. Kenapa Nomor 1,
karena paling aktif resersenya untuk apa istilahnya menggempur atau apa?
Sidaklah gitu ya sampai tertanggap, itu karena aktifnya. Nah saya berharap
Pak kira-kira apa janji Pak Tarman kalau jadi Kapolri apakah masalah
Narkoba ini menjadi perhatian besar atau tidak? Itu pertama. Yang kedua,
dari Kalimantan Selatan juga Pak, masalah yang serius adalah masalah
kehidupan maining Pak di sana. Apa langkah-langkah Bapak untuk
membenahi hasil bumi kita yang paling maksimal di republik kita ini, salah
satunya maksud saya, bagaimana penataan yang Bapak janjikan dan
rencanakan di bawah jajaran Bapak nanti? itu pertanyaan pesanan dari Dapil
Pak. Yang kedua, Nomor saya tidak pikirkan, pertanyaan yang saya
perhatikan. Salah satu survei Pak yang dilakukan oleh Global Corruption
Barometer, GBC 2013 oleh Transparancy International TI, yang menyebutkan
bahwa polisi adalah lembaga yang dianggap paling korup, saya ulangi lagi
Pak kalimat ini paling korup di Asia Tenggara. Hasil serupa sempat
disampaikan oleh salah satu Pimpinan KPK, pertanyaan mendasar mungkin
Pak, kalau Pak Tarman besok nih tar malam dilantik, kita duga-duga tar
malam mau kapan lagi, apa langkah Bapak yang akan diambil untuk
membersihkan institusi Polri dari persoalan korupsi ini Pak? saya pikir
sebelum berbicara lembaga lain, kita harus bicara lembaga kita dulu Pak.
Serta langkah bagaimana yang akan diambil Pak untuk mengoptimalisasi
upaya reformasi Polri untuk memperbaiki citra, saya ulangi lagi citra Pak,
karena citra ini paling senang oleh pimpinan kita ini Pak, ya, citra polisi ini
bagaimana ke depan? Selanjutnya salah satu Pak, persoalan mendasar dan
sangat urgen untuk diselesaikan Polri, adalah distrust Pak, rendahnya
kepercayaan publik kepada struktur Polri ini. Indikatornya adalah banyaknya
fasilitas Polri Pak Tarman, yang dirusak oleh massa, saya punya catatan,
selama 6 bulan dari Januari hingga Juni 2013 Pak Tarman, ada 58 fasilitas
Polri yang dirusak, dan dibakar masyarakat. Dalam 14 peristiwa konflik, atau
amuk massa di sekitar kantor polisi, nah ini peristiwa serius menurut saya
Pak, dan ini apa kira-kira langkah Bapak besok kalau begitu bintang 4 Bapak
pegang, kira-kira dari strategi yang Bapak sebutkan tadi itu, bagaimana
langkahnya pertanyaannya adalah langkah strategis apa yang akan diambil
untuk menciptakan aparat Polri yang humanis dan dicintai oleh masyarakat?
Kalau visi saya sudah tidak tanya lagi karena Bapak sudah sebutkan, jadi
67

pertanyaan ini saya tidak ungkap. Bagaimana visi Bapak oh maaf bagaimana
pula pengamanan aset yang telah ada di struktur Polri Pak? ada pertanyaan
yang tadi saya masih tahan yaitu karena Bapak sudah ceritakan dalam
ungkapan awal tadi yaitu visi misi Bapak ke depan, itu sudah Bapak
ungkapkan. Yang terakhir Pak Tarman, menurut data Pak yang dihimpun
Pusat Komunikasi dan Informasi (Puskomin) Kementerian Dalam Negeri
(Kemendagri) selama periode 2010 hingga bulan September 2013 sebanyak
351 peristiwa konflik Pak ya terjadi di tanah air, 2010 saja terjadi 93 peristiwa
konflik, 2011 77 peristiwa konflik, 2012 128 peristiwa konflik, dan Tahun 2013
hingga bulan September sekarang Oktober sekarang sudah masuk, tercatat
53 peristiwa konflik. Bisa dikatakan Pak Tarman, artinya 3 sampai 4 hari
sekali terjadi konflik di republik ini. Nah potensi konflik yang akan berpeluang
semakin tinggi ini Pak Tarman menjelang 2014 akan terjadi eskalasi ya,
pertanyaannya adalah langkah apa Pak yang diambil Bapak agar konflik
sosial bisa diredam atau ditekan Pak? Selanjutnya bagaimana desain
rencana Bapak untuk pengamanannya? Sebagai penutup Pak Tarman,
3.000% Pak, Bapak harus mengungkap siapa itu Bunda Putri itu Pak? Saya
gabung itu pak 2.000 sama 1.000 sebenarnya angka itu tidak menarik itu Pak.
Angka yang menarik itu 100% sebenarnya lebih dari itu sudah tidak benar itu
angka itu. Diikuti lagi Bambang Susatyo 2.000, 1.000 tidak ada itu. Yang ada
100%. Kalau Bapak bisa ungkap bahagia kita Pak sebagai Kapolri yang akan
datang insya Allah. Terima kasih semoga polisi yang berbusana muslimah itu
Bapak perhatikan untuk yang akan datang. Assalaamu'alaikum
warrahmatullaahi wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH

Selanjutnya yang terakhir saya persilakan yang terhormat saudari Himayatul
Aliya Setiawati.

Hj. HIMATULLALYAH SETIAWATY, SH., MH/F. PARTAI DEMOKRAT

Terima kasih Pimpinan. Yang saya hormati Ketua dan Pimpinan Komisi III
DPR RI, Anggota Komisi III DPR RI, yang saya hormati dan banggakan calon
Kapolri. Sebenarnya banyak pertanyaan yang ingin saya sampaikan, tapi
tentu pasti jumlahnya 55 sudah bertanya semua, jadi tertinggal adalah
pertanyaan yang merupakan harapan dan harapan saya juga harus ada
jawabannya, saya berharap langsung dijawab oleh calon Kapolri, yang
insyAllah jadi Kapolri. Sebenarnya harapan saya itu, juga tercantum di dalam
harapan yang Bapak sampaikan di dalam bahannya ini yaitu mengenai,
terwujudnya postur Polri sebagai sosok penolong, pelayan dan sahabat
masyarakat. Seringkali kalau kita pergi ke Negara-negara lain, harapan dan
visi yang disampaikan ini sudah terwujud, bahwa artinya begini, kehadiran
Polisi itu sebenarnya kita tidak membutuhkan secara fisik Polri ada di mana-
mana, tapi harapan dari masyarakat bahwa pada saat kita membutuhkan
Polri, maka Polri dapat membantu, karena kalau kita lihat, saya lihat dari
semua permasalahan yang saya hadapi dan masyarakat lingkungan saya,
kebetulan saya Dapilnya itu tempat tinggalnya Bapak tapi saya tidak hadir
pada saat ke rumah Bapak yaitu di Tangerang, banyak masalah-masalah
yang dihadapi, contohnya misalkan ada bukan Polsek, saya dibawahnya
Polsek itu saya hapal Pospol, jumlah polisi hanya 2 Bu, sementara pakai shift
68

juga tidak cukup dalam keadaan ngantuk, ada kejadian, tentu tidak bisa
langsung dihadapi, intinya adalah saya sering melihat di negara lain tidak
kelihatan Polrinya, tapi pada saat yang dibutuhkan, bisa dihadirkan, jadi saya
hanya ingin bertanya apakah harapan dari Kami-kami ini dan sesuai dengan
harapan visi, misi Bapak itu apabila Bapak jadi Kapolri bisa dapat diwujudkan,
itu yang satu. Yang kedua, Bapak tentu juga tahu bahwa perdagangan
narkoba di daerah dapil Tangerang yaitu sudah semakin marak, kalau kita
lihat dari yang ada di apa namanya penjara, di Lapas-Lapas itu saya miris
sekali, saya seringkali kalau Reses hadir ke Lapas perempuan itu di atas 50%
adalah tindak pidana narkoba perempuan dan anak. Jadi, apakah masuk di
dalam skala prioritas Bapak nanti, apabila Bapak sebagai Kapolri itu untuk
ada langkah-langkah yang lebih riil mengurangi tindak kriminal seperti itu, eh
ada satu Pak, saya setuju Bapak, saya mendukung kalau Bapak loyal tetapi
tentunya saya berharap loyal itu nantinya, apabila terjadi konflik kepentingan
tentu lebih loyal kepada atasan yaitu Bangsa dan Negara, mungkin itu dari
saya dan saya berharap Bapak dapat menjawab yang satu itu saja. Terima
kasih. Wabilahi Taufil Walhidayah, Wassalamu'alaikum Warahmatullahi
Wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH

Dari meja pimpinan saya persilakan yang terhormat saudara

DRS. AL MUZZAMMIL YUSUF, M.SI/WAKIL KETUA F PKS

Terima kasih Pimpinan. Bapak calon Kapolri yang saya hormati, Bapak
Komjen Pol. Drs. Sutarman, rapuhnya postur Polri kita yang profesional,
bersih, mandiri dan bebas KKN, itu sudah diakui sendiri oleh internal Polri.
Pada zaman Kapolri Pak Dai Bachtiar, 147 mahasiswa PTIK melakukan riset
atau survey ke 19 Kapolda, dan mereka menemukan bahwa jual beli jabatan
korupsi penerimaan calon polisi, korupsi dalam distribusi logistik dan
anggaran, terjadi pada 19 Polda yang mereka amati oleh 147 mahasiswa
PTIK kita. Ini bukan saja riset-riset eksternal, bahkan internal sendiri pun
mengakui itu. Untuk pada tingkat rendah, penerimaan calon bintara itu kurang
lebih 30 juta. Kalau sudah level di atasnya pada angka 100-200 juta. Kalau
kondisi ini terus berlanjut, saya kira reformasi di tubuh Polri bisa dikatakan
mustahil. Suatu kerja yang impossible mission. Kerja Bapak tidak akan ada
arti apa-apa. Oleh karena itu, pertanyaan kami adalah apa program Bapak
untuk zero corruption dalam seleksi dan rekrutmen di Polri ini? Terobosan dari
apa-apa yang sudah dilakukan sebelumnya, apa yang baru yang akan Bapak
lakukan? Lalu sanksi apa yang akan diberikan oleh calon Kapolri jika kelak
menjadi Kapolri jika aparatur di bawah dalam penerimaan siswa atau
peningkatan jabatan diketahui terdapat permainan suap? Sanksi apa yang
akan Bapak berikan? Lalu dalam konsep zero corruption tadi, kerja sama
seperti apa yang akan Bapak lakukan kepada pihak-pihak di luar Polri yang
memungkinkan untuk memberikan masukan kepada Polri? Yang kedua,
masih terkait dalam hal pertama tadi sangat penting keteladanan polisi, Pak
Hugeng selalu disebut-sebut sebagai sosok Kapolri yang anti korupsi. Tentu
kita tidak ingin itu hanya masa lalu, mengenang Pak Hoegeng tapi tidak
pernah ada berikutnya. Mungkin pada zaman Pak Sutanto kita dengar ada
gebrakan yang cukup punya arti di publik, kami berharap saya berharap tentu
69

pada era Pak Sutarman ini harapan itu kembali hadir di tengah kita. Oleh
karena itu saya kira perlu terobosan menghadirkan tradisi baru dalam laporan
PPATK tidak ditemukan rekening gendut pada Bapak, dan penutupan
rekening beberapa teman sudah menanyakan, berani tidak Bapak ekspose
sebagai tradisi baru Bapak ekspose kekayaan Bapak sehingga publik bisa
mengukur ketika Bapak turun jadi Kapolri berapa kekayaan Bapak sebelum
dan sesudahnya. Apakah Bapak berani untuk melakukan tradisi itu ekspos
kepada publik? tidak hanya menjadi rahasia di Lembaga-lembaga tertentu
saja, itu yang terkait dengan keteladanan saya kira. Yang ketiga, terkait
dengan narkoba. Polisi sangat terkait dengan kerja anti terorisme,
pemberantasan korupsi dan juga pemberantasan narkoba. Tapi di antara tiga
Lembaga adanya Desus 88, KPK dan BNN, menurut saya yang terlemah
adalah BNN, padahal kalau penilaian pribadi saya yang terberat tugas misi
besar dari pemberantasan kejahatan tersebut adalah pada BNN, baik dalam
konteks korban jiwanya, 4,5 juta orang yang meninggal, belum yang sakit
mental akal dan umumnya anak-anak muda kita dengan kerugian material per
tahun Rp.48 triliun, dan juga konteks ASEAN bebas narkoba 2015 yang
sudah sangat dekat. Pada zaman Pak Sutanto saya ingat sekali, kenapa pada
periode Komisi III DPR RI yang lalu, laporan kita tentang narkoba itu
ditindaklanjuti oleh Pak Sutanto membuat seaport interdection di Bakauhuni,
karena seluruh propinsi di Sumatera, muaranya penyeberangannya ada di
Bakauheni. Tangkapan terbesar se Indonesia terakhir bahkan sampai
Ramadhan terakhir 4,3 ton di sana. Tetapi yang sekarang ini belum ada
adalah seaport interdection dari Jawa ke Sumatera, jadi ngumpulnya juga di,
kebetulan ini Dapil saya Lampung. Nyebrang dari Merak ke Bakau, pusat
kalau pil itu ada di Bakau, di Lampung juga. Saya berharap kalau Pak Sutanto
membangun untuk Sumatera ke Jawa, pada jaman Pak Tarman bisa
membangun, seaport interdection di Merak untuk penyeberangan, pada Pil-pil
itu akhirnya transit di sana Pak. Itu harapan saya, saya ingin tanya bagaimana
komentar Bapak untuk pembangunan itu. Yang ketiga, saya mendukung
Teman-teman tadi soal, 61 model jilbab sudah didambakan oleh Pak Timor
Pradopo tapi sampai sekarang SKnya belum keluar, dan terakhir adalah mafia
kasus dilaporkan kepada kami tadi Pak eh Nudirman sudah menyebutkan,
ada pengacara yang telah menjadi mafia, baik di Kepolisian, di Kejaksaan di
Mahkamah Agung yang seluruh kasusnya dibenarkan dengan spektakuler,
menginjak-injak hukum keadilan oleh karena itu PR Bapak juga kami
tanyakan bagaimana memberantas, pengacara mafia yang telah menguasai
lembaga penegak hukum. Demikian Pimpinan. Terima kasih, kembalikan
Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH

Selanjutnya saya, persilahkan dari meja Pimpinan yang terhormat sudah
Saudara Tjatur

IR. TJATUR SAPTO EDY, MT/WAKIL KETUA F PAN

Terima kasih. Ketua, Saudara calon Kapolri yang saya hormati, Saudara-
saudara Anggota dan Pimpinan Komisi III yang terhormat. Yang pertama,
bagaimana Teman-teman tadi menyampaikan, kalau kita lihat orang tua Pak
Tarman ini, dengan memberikan nama starman. Menginginkan anaknya itu
70

mempunyai bintang yang banyak Pak dan insyAllah itu menjadi doa. Yang
pertama, saya akan memberikan pertanyaan kalau kita lihat konstitusi Pak
Yani dan Pak Sudding ya kita baca Konstitusi ya, Kepolisian Negara Republik
Indonesia sebagai alat negara bukan alat pemerintah, alat negara yang
menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat, bertugas melindungi,
mengayomi, melayani masyarakat serta menegakkan hukum. Artinya, yang
menjaga keamanan tertentu melekat dan tugasnya, itu adalah melayani,
mengayomi, melindungi dan menegakan hukum. Nah ini dibalik oleh undang-
undang di undang-undang dibalik, menjadi menegakkan hukum dulu baru
melayani, melindungi dan mengayomi, ini undang-Undang ini sebetulnya,
keliru kalau, urutannya terbalik, yang benar itu konstitusi. Kkalau kita lihat
Konstitusi ini, Polri itu harusnya lebih feminin daripada maskulin, kan
melindungi, mengayomi itu kerjaan Ibu. Kalau menegakan hukum itu
pekerjaan maskulin, sekarang kebalik, wajah Polri wajah maskulin,
kekerasan, tidak menghargai HAM, pemaksaan dalam penyidikan, lain-lain itu
wajah nah makanya tadi saya minta saudara Andi itu memperlihatkan wajah
polisi itu ternyata tidak sesuai belum sesuai dengan konstitusi ini. Wajah
fisiknya adalah para pejabat Polri ini mayoritas didominasi oleh kaum laki-laki
Mba Nuning, tidak satupun Polda dipimpin oleh perempuan. Nah saya pernah
sekarang tidak ada itu. Ya Polres, saya meminta komitmen dari calon Kapolri
kalau nanti jadi Kapolri, saya minta ada afirmatif action entah Wakapolda
entah Kapolda di tempat-tempat tertentu diberikan kesempatan untuk Polwan-
Polwan terbaik, sehingga wajah polisi itu melayani mengayomi itu lebih ke
feminim gitu. Ini saya minta satu hal itu. Terus kedua, kalau angkatan itu di
yang dijadikan ajudan presiden itu angkatan itu yang terbaik-terbaik, seperti
Pak Tarman ini. Tetapi saya menginginkan hal yang sama equal tolong dikirim
untuk LO DPR ini orang-orang yang terbaik juga. Saya tidak menganggap
anda itu tidak terbaik, tetapi minimum bintang 1 untuk Komisi III ini. Setuju
tidak ini? Ya itu salah satunya. Salah satunya. Artinya karena yang di sini
yang dibahas ini kenegaraan, ini teman-teman yang Kombes itu belum
Sespimti, atau belum Lemhanas biasanya. Nah yang sudah di sini itu saya
berharap yang wawasannya sudah kenegaraan. Komisi I itu LO-nya bintang
1. Betul Mba Nuning? Betul ya. Saya berharap LO di sini bisa Pak Tarman
jadi Kapolri bisa jadi Bintang 1. Nah yang ketiga, berkenaan dengan survey
ya, saya ulangi teman-teman tadi mengutip survey, tapi saya coba
sempurnakan, survei ini Global Corruption Barometer Tahun 2013, itu
dilakukan di 5 kota besar saja, dan respondennya 1000 orang, ya Pak Yani?
1000 orang 5 kota besar, tercitrakan polisi terkorup. Ada survey yang lain
tahun akhir 2011, itu respondennya 1.200, stratified random sampling, justru
kepuasan terhadap polisi itu tertinggi di antara para penegak hukum lain. Ini
mencerminkan wajah polisi di pedesaan, karena samplenya lebih banyak di
pedesaan. Jadi kira-kira pandangan masyarakat pada polisi di perkotaan lebih
korup dari pada polisi di pedesaan. Nah kalau kita lihat itu walaupun itu tidak
bisa dijadikan sampel tapi kama sudah menjadi opini, saya nanti minta
statement dari calon Kapolri bahwa proses pencalonan ini bersih, mulai dari
pencalonan sampai di akhir menjadi di apa ditentukan disetujui itu bersih.
Harus ada saya minta ada declaire. Yang terakhir, saya minta karena tadi
hampir semua mengatakan Narkoba kita darurat, saya berharap saudara
calon sebelum dilantik bersedia dites menjadi teladan. Teladan, bersih, dan
kita ini yakin karena untuk yakin itu kita tidak mungkin bedah hatinya. Kan
tasdikubil qolbi, iqro robbilisan, amalu bil arkan. Nah itu kita hanya bisa iqro
robbilisan dan amalu bil arkan. Dua itu sudah bagus. Nah untuk itu, kita minta
71

selain lisan harus ada satu tindakan yang meyakinkan kita semua, sehingga
kita semua ini, ini kita dipertanggungjawabkan dunia dan akhirat loh ini milih
ini. Nah, bahwa Pak Tarman ini orang terbaik, dipilih oleh putra-putra terbaik,
dengan cara terbaik dan dengan nanti hasilnya pun akan baik, dan kalau Pak
Tarman jadi Kapolri yang baik, polisi berubah jadi baik, ini Komisi III ini dapat
pahala dunia dan akhirat. Itu saja terima kasih. Wassalaamu'alaikum
warrahmatullaahi wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH

Selanjutnya saya persilakan dari meja pimpinan yang terhormat saudara Dr.
Aziz Syamsuddin.

DR. M. AZIS SYAMSUDDIN, SH/WAKIL KETUA F PARTAI GOLKAR

Baik, terima kasih Pimpinan. Bapak Ibu Anggota Komisi III yang kami hormati.
Bapak Sutarman yang akan menjadi calon Kapolri , insya Allah dalam
beberapa waktu ke depan, akan kita setujui dalam pleno Komisi III, Pak Eddy
Ramly lihat saya kenapa ini? Pak Sutarman yang kami hormati. Dari 3
Kapolri, dari Pak Timur Pradopo, Pak Bambang hendarso, kemudian Pak
Tanto, file yang kami punya dan Pak Dai Bachtiar, kurang lebih visi dan misi
sama Pak. Problem, isi, semua substansi semua sama. Dan kalau kita lihat
bahkan urutannya pun sama. Kata-katanya pun sama. Tidak dan perbedaan
dan satu lain hal dan menurut hemat kami, dan ini bagi saya untuk yang
kelima kali untuk seorang calon Kapolri dilakukan fit and proper dan ujung-
ujungnya keluhan terhadap masyarakat juga ada Pak, termasuk urusan
internal maupun urusan-urusan eksternal. Tadi dari beberapa teman sudah
memberikan masukan terhadap hal-hal untuk menjadi komitmen kita bersama
di dalam masa kerja Pak Sutarman untuk 2 tahun kurang lebih ke depan,
tugas yang pertama yang terberat yang pertama dalam menghadapi masa
Pemilu 2014. Di tahun 2014 kita ada agenda Pemilu, 9 April kemudian
agenda Pilpres 9 Juli 2014. Di paparan Pak Sutarman yang terakhir, di
halaman 32, sangat jelas dan mempunyai komitmen yang tegas akan
melaksanakan netralitas Polri di Tahun 2014. Ini kami dari Fraksi Partai
Golkar, untuk meminta secara sungguh-sungguh komitmen ini dipegang dan
dijadikan dasar evaluasi kami untuk masa jabatan Bapak di tahun-tahun yang
akan datang. Di dalam ini memang banyak hal-hal Pak tentu menyangkut
para Kapolsek, para Polres, dan para Kapolda di seluruh jajaran Bapak, yang
tentu kebiasaannya kalau nanti Bapak terpilih dan disetujui oleh 9 fraksi yang
ada di DPR ini khususnya di Komisi III, akan terjadi tradisi untuk mengganti
para Kapolda para Kapolres dan para Kapolsek tentunya di jajaran Bapak.
Sama juga di partai politik, ganti Ketua Umum, ganti juga Pak pimpinannya.
Yang kami ingin sampaikan apabila Bapak nanti disetujui oleh 9 partai kami
meminta komitmen Bapak untuk para Kapolda yang memang secara reward
dan punishment-nya tidak memenuhii standar bagi para Kapolres yang tidak
memenuhi standar, diganti. Tidak berdasarkan subjektif, faktor kedekatan,
faktor cukong-cukong yang mendekati Bapak, dengan macam-macam
imbalan, dengan macam-macam bujukan, dengan berbagai macam mana
juga seperti bayangan-bayangan yang pernah kami dapat dan kami terima
laporan-laporan itu. Bagi saya nanti data-data itu bagi para Kapolres yang di
ujung-ujung daerah, kolam memang sudah waktunya dipindah Pak,
72

berdasarkan reward dan punishment-nya untuk dimutasi berdasarkan
objektivitas. Tapi bagi data-data yang nanti secara implisit saya akan
sampaikan Bapak secara khusus secara pribadi terhadap para Kapolres dan
para Kapolda yang bermain main, saya bisa membuktikan para Kapolres,
para Kapolda yang meminta sajen dan menggunakan nama Komisi III bahwa
dibackup oleh oknum Komisi III, saya sampaikan dalam forum bahwa Fraksi
Partai Golkar tidak melakukan itu, dan kami nanti secara khusus akan
menyampaikan kepada para Kapolres para Kapolda yang melakukan itu
secara khusus Pak nanti saya akan sampaikan, dan dilengkapi dengan bukti-
buktinya, saya siap untuk itu. Dan yang selanjutnya Pak, berkenaan dengan
kinerja Bapak dalam mendukung yang tadi yang disampaikan di awal, tentu
tidak lepas dari faktor anggaran, karena tanpa anggaran sehebat Pak
Sutarman dan timnya, para Kapolda para Kapolres dan para Kapolsek tidak
bisa melaksanakan itu, tanpa dukungan anggaran yang akan disetujui di
dalam Komisi III. Terlebih lagi dalam dukungan menghadapi program yang
paling dekat adalah Pemilu 2014, baik Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden.
Nah di dalam anggaran ini perlu Bapak kami menyampaikan dalam sistim
penganggaran kami sudah beberapa kali Kapolri dan beberapa rezim
berganti, sistim anggaran ini yang perlu kita lihat secara seksama. Apakah
penganggaran yang dilakukan itu sudah tepat sasaran? tepat guna? dan
efektif untuk memanfaatkannya? Sehingga nanti Bapak menjadi Kapolri
dalam beberapa waktu ke depan tidak membuat anggaran itu menetapkan
anggaran itu tentu menjadi tidak efektif. Pola-polanya harus kita ubah. Tadi
disampaikan dalam beberapa temen-temen di dalam fraksi ini, dalam pola
menentukan misalnya terhadap Lantas tadi disampaikan, apa iya masalah
plat nomor tadi yang disampaikan oleh saya lupa tadi beberapa Pak Said
sama siapa tadi, perlu kita evaluasi Pak sistem TNKB-nya itu harus perlu kita
evaluasi. Karena sekarang terjadi di beberapa daerah kesulitan tentang BPKB
kesulitan, tentang STNK kesulitan, tentang plat nomor kesulitan dan masalah
SIM selalu bermasalah, ada calo, ada pungutan liar, ada macam-macam
retribusi dan lain sebagainya. Kami minta dalam kesempatan ini komitmen
Bapak untuk membersihkan dulu ini di jajaran Lantas ini Pak. Lalu lintas ini.
Seperti BPKB apa perlu kajian-kajian tentang BPKB ini tetap kita
pertahankan? atau kita ubah seperti certificate of ownership daripada mobil.
BPKB itu kan hanya untuk dijaminkan kepemilikan, kita evaluasi. Plat nomor
mobil Pak, setiap 5 tahun harus buang. Berapa biaya yang harus dibebankan
kepada masyarakat? Itu harus kita evaluasi. Biar saja plat nomor itu dipakai
seumur mobil itu. Kemudian yang kedua juga yang selanjutnya berkenaan
dengan KIR mobil, memang itu di bagian Lantas, tapi pada saat pemeriksaan
kan Kepolisian terlibat Pak. Memang kalau memang secara fisik tidak, nah itu
untuk segera dilakukan penertiban-penertiban. Selanjutnya Pak dalam sistem
penganggaran, terhadap operasional Polri Pak, operasional Polri kadang-
kadang tidak cukup dan bahkan minus Pak. Itu terutama dirasakan dari pihak
Polsek-Polsek, Polres dan Polda-Polda, misalnya dalam hal BBM, bahan
bakar minyak. Saya memang mengetahui untuk TNI Polri kontrak daripada
pen-supply BBM ini kepada Pertamina. Apakah perlu kita evaluasi dan Komisi
III akan mendukung mungkin tidak perlu depo-depo melalui depo Pertamina,
karena akan memperpanjang jalur transportasi, memperberat biaya
pengiriman dan lain sebagainya. Sehingga bisa dilakukan setiap Polres
sesuai Satker KPA Kuasa Pengguna Anggaran di setiap Polres, di setiap
Polda dan di setiap Polsek itu. Nah itu yang beberapa hal masuk dalam
pengawasan Pak, terhadap Undang-Undang Polri, yang berkaitan Undang-
73

Undang Nomor 2 Tahun 2002 terhadap PPNS Penyidik Pegawai Negeri Sipil
yang Polri merupakan Korwas banyak terjadi PPNS-PPNS baik di Badan
POM, baik itu di Bea Cukai, baik itu di Pajak, kategorinya sampai 43 tindak
dugaan tindak pidana khusus yang sudah dilakukan lex spesialis berdasarkan
Undang-Undang KUHP Pasal 103 KUHP, yang memisahkan sebagai lex
spesialis daripada Undang-Undang KUHP itu. Apa gagasan Bapak yang kami
mintakan pengawasan terhadap PPNS yang banyak terjadi perkara-perkara di
PPNS itu gantung, dan masalah-masalah di PPNS itu tidak pernah selesai
sampai dengan perkara itu berujung. Kalau memang perkara itu tidak kita
stop untuk melakukan pengawasan terhadap PPNS, karena kalau tidak,
dalam hal revisi Undang-Undang dalam hal kekuasaan konstitusi yang
diberikan kepada Komisi III untuk kita bisa evaluasi tentang pengawasan yang
dilakukan di dalam PPNS ini, sehingga peranan Polri sebagai Korwas dari
pada Penyidik Pegawai Negeri Sipil memang benar-benar bisa tercapai apa
yang disampaikan. Terakhir, berkenaan dengan LO Pak tadi disampaikan
oleh Bapak dan Ibu di dalam Komisi III, tentang penghubung ini sudah kali
ketiga Pak calon Kapolri yang secara khusus kami minta untuk LO
penghubung Komisi III untuk bisa ditempatkan perwira-perwira yang dalam
posisi berbintang. Saya harapkan pada calon ketiga dalam hal ini Pak
Sutarman untuk bisa segera memposisikan LO itu dalam jabatan bintang 1,
untuk memudahkan komunikasi dengan para Kapolda Pak, karena ini
kadang-kadang LO kita telepon Kapolda itu Pak, makan waktunya lama.
Karena Kapolda merasa lebih tinggi saya daripada Lo itu. Nah ini perlu
bahkan bila perlu kalau menurut saya karena Kapolda ini ada yang bintang 2
di sini bintang 2 Pak LO, supaya Kapolda-Kapolda Kelas A itu setara dengan
LO kita. Jadi dua penghubung, satu bintang 2, satu bintang 1. Sehingga dia
bisa meng-grade para Kapolda ini Pak. Jadi para Kapolda yang berkelas
bintang A itu levelnya sama dengan LO kita yang ada di sini. Sehingga
komunikasi para Anggota Komisi III pada saat turun di lapangan, itu memang
benar-benar bisa memegang grade tentunya dengan koridor-koridor konstitusi
yang ada Pak Tarman. Akhirnya kami dari Fraksi Partai Golkar Pak
mendukung penuh Pak Sutarman untuk menjadi Kapolri untuk periode ke
depan, tentunya dengan komitmen-komitmen yang kami sampaikan di atas
untuk menjadi pegangan kita bersama. Kami ucapkan terima kasih.
Wabillaahittaufik walhidayah, wassalaamu'alaikum warrahmatullaahi
wabarakatuh.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABOEA, MH

Yang terakhir giliran saya, satu menit saja. Saudara calon Kapolri,
keprihatinan saya terhadap berbagai opini tentang kinerja dan
profesionalisme Polri merupakan bagian dari kerinduan rakyat untuk
mendapatkan keadilan. Apa yang akan saudara lakukan agar Polri dicintai
dan disegani rakyat? Kita semua menyadari bahwa pemberantasan korupsi
tidak mudah dilakukan, sejauh mana keyakinan saudara sebagai calon
Kapolri menyikapi hal ini? dan apa komitmen saudara khususnya saya ulangi
dan apa komitmen saudara terhadap kasus-kasus korupsi khususnya yang
terjadi di internal Polri? Selanjutnya saya sidang saya skors, kita lanjutkan
nanti pukul 19.30 agar memberikan waktu kepada calon Kapolri untuk bisa
menjawab dengan baik dan benar. Skors.

74

(RAPAT DISKORS)

Rapat mau dimulai Pak Martin. Skors saya cabut.

(SKORS DICABUT)

Selanjutnya pada kesempatan sekarang saya persilakan kepada calon
Kepala Kepolisian RI untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan Anggota
Komisi III, waktu saya persilakan.

CALON KAPOLRI KOMJEN POL DRS. SUTARMAN

Terima kasih Bapak Ketua, Bapak Pimpinan dan seluruh Anggota Komisi III
yang saya hormati. Perkenankanlah saya untuk menyampaikan jawaban-
jawaban, menerima masukan-masukan, yang saya catat ada 42 penanya.
Dan mungkin pertanyaan yang sama saya akan lewati, saya akan bacakan
satu persatu dari pertanyaan Pak KH. Bukhori. Dari catatan Kompolnas
Kapolri dinilai sangat loyal pada atasan, bagaimana jika dikaitkan dengan
netralitas Polri, bahwa loyalitas itu adalah sesuai dengan loyalitas dalam
perintah yang benar. Dan apabila perintah itu salah kita harus menolaknya
dan kita harus mampu untuk menolak itu, sehingga apabila dikaitkan dengan
netralitas Pemilu Tahun 2014, maka kita harus netral dan membawa anggota
seluruh Polri untuk netral, serta menjaga dan mengamankan jalannya proses
Pemilu Legislatif dan Presiden maupun Wakil Presiden dengan baik, sehingga
kita dapat memperoleh Calon-calon Wakil Rakyat dan Pimpinan Negara yang
betul-betul memberi harapan masyarakat. Yang berikutnya klarifikasi terkait
isu dukungan calon Kapolri terhadap salah satu calon, saya katakan saya
tidak pernah mendukung salah satu calon Presiden dan saya nyatakan bahwa
itu tidak ada, karena siapapun Pimpinan ini adalah kita serahkan kepada
rakyat yang memilih dan kita tidak perlu untuk upaya-upaya seperti itu,
sehingga harus netral betul. Klarifikasi bisnis Hotel di Palembang, saya
sampaikan pada Bapak Ketua dan Pimpinan bahwa istri saya dulu bersama
dengan 6 orang membeli Ruko dan Ruko itu dipakai penginapan, mungkin itu
yang disebut hotel, tapi itu Ruko dan itu sudah saya laporkan juga kepada
KPK. Kemudian, yang di Bandung tidak ada. Saya tidak punya apalagi hotel
di Bandung. Kemudian, bagaimana memastikan proses rekruitmen Polri
berjalan benar-benar bersih dan ini pertanyaan cukup banyak. Yang pertama
kita memang masih menemukan adanya penembak di atas punggung kuda,
kalau misalnya seorang calon dalam rekruitmen, dia menyiapkan 10 orang,
dari 10 orang ternyata tesnya lulus, dan pada saat dia, dilatih, dididik oleh 10
orang ini ibaratnya kalau 10 orang ada yang lulus 2, dia harus membayar
semuanya. Dan ini masih terjadi dan ini kita menemukan di Sulawesi Selatan
beberapa saat yang lalu dan kita sudah lakukan dan ini adalah pelakunya
Anggota-anggota Polri, sehingga kita juga perlu membuka akses seluas-
luasnya kepada masyarakat, apabila menemukan hal yang seperti ini,
melaporkan kepada kita dan kita harus melakukan tindakan karena apa,
apabila dari rekruitmen sudah tidak benar, maka dia akan menjadi Polri pun
tidak benar dan ini akan menjadi, kewajiban kami untuk melakukan
pembenahan-pembenahan. Kemudian, yang kedua meningkatkan
75

pengawasan, karena setiap pelaksanaan rekruitmen itu ada pengawasan
internal maupun pengawasan eksternal yang dilakukan oleh LSM, dan
tahapannya dilakukan secara secara bertahap, setiap ada item tes kemudian
diumumkan disitu masyarakat bisa melihat, orangtua pun bisa melihat,
sehingga benar-benar untuk memperoleh hasil itu sesuai dengan apa yang di
apa yang diujikan atau diteskan pada saat itu. Kemudian, apabila kita
menemukan kita melakukan penindakan secara tegas terhadap siapapun
yang masih menyalahgunakan terhadap rekruitmen ini. Terkait dengan kasus
internal, kasus Gayus, aliran uang dan saya katakan bahwa kasus Gayus
yang melibatkan Anggota Polri prosesnya sudah dilaksanakan, termasuk
yang dipidanakan, seluruh prosesnya sudah selesai. Sedangkan untuk kasus
Labora Sitorus, kamil masih melakukan pendalaman dan kita menemukan
memang ada beberapa anggota yang terafiliasi menerima aliran dana dari
Labora Sitorus, dan sekarang sedang dalam proses penyidikan dan itu akan
kita lakukan penegakan sesuai dengan kesalahannya. Yang terkait dengan
TNKB yang sekarang disidik oleh Bareskrim, saya sampaikan bahwa
pelaksana TNKB adalah mulai dari PPK, Panitia dan KPAnya adalah sama,
sehingga kami menunggu proses yang ada di KPK dan proses KPK sudah
mulai persidangan dan vonis. Sehingga diharapkan setelah itu kita akan
lanjutkan, proses penanganan Pemkab ini, dan apabila ada aliran dana kita
akan lakukan penindakan. Kemudian yang terkait dengan apa pengawasan
internal, seolah-olah masih menunggu laporan, memang salah satu fungsi
pengawasan kita telah menerima laporan tetapi juga kita proaktif apabila
menemukan indikasi adanya terjadinya penyimpangan, dan bahkan kami
sudah akan merencanakan bahwa setiap aktivitas Anggota Polri ada fungsi
pengawasan disana. Pengawasan itu dilakukan pengawasan melekat,
pengawasan kesatuan, maupun pengawasan internal, sehingga kalau perlu
kita bisa menangkap tangan terhadap seluruh anggota yang
menyalahgunakan atau me melaksanakan tindakan kepolisian yang
menyimpang dan membebani rakyat. Kasus korupsi yang bisa ditangani Polri
masih ditangani pihak lain seperti KPK, sebagai dicontohkan adanya isu
Bunda Puteri, kami sampaikan bahwa isu ini muncul di persidangan, dan
kasusnya ditangani oleh institusi KPK, kalau memang saya diperlukan untuk
mencari Bunda Puteri ini, kami siap untuk membantu dan mendukung dimana
keberadaan Bunda Putri ini karena ini adalah terkait dengan kasus yang
ditangani KPK, termasuk dulu saat kami mencari Nasaruddin, itu adalah pure
kami lakukan dan kita menangkap di Artagina beberapa tahun yang lalu, itu
apabila ada permintaan yang seperti ini. Kemudian pengadaan sarana dan
prasana Polri yang diprioritaskan pada POLSEK, dan POLRES tetapi kondisi
POLSEK belum memadai, kita menyadari dan untuk penyusunan anggaran
tahun berjalan itu disusun RKAKL, tahun sebelumnya, sehingga memang kita
harus harus menyadari bahwa POLSEK sebagai basis deteksi apabila tidak
didukung oleh anggaran yang memadai dan peralatan yang memadai, kita
omong kosong untuk bisa meningkatkan kemampuan, POLSEK ini.

Sehingga perlu saya kira, kebijakan untuk merumuskan anggaran ke depan
ini, tidak hanya untuk untuk di Mabes Polri maupun di Polda nya tetapi
diarahkan ke Polsek. Demikian juga, selama ini kita kadang-kadang selalu
mengeluh kekurangan anggaran, tetapi disisi lain memang ada anggaran-
anggaran yang tidak terserap, ini adalah bagian yang perlu di evaluasi,
sehingga ke depan dalam penyusunan rencana anggaran ini bisa betul-betul
maksimal, sehingga pada saatnya betul-betul anggaran yang ada ini bisa
76

terserap untuk kepentingan pembinaan maupun operasional Kepolisian. Yang
berikutnya terkait dengan aturan tentang Polwan berjilbab, memang Skep
Kapolri Nomor 7029 Tahun 2005 tentang, sebutan penggunaan pakaian dinas
sedang diatur disana dan kita punya kekhususan yang di Aceh, di Aceh ini
ada Polwan yang berjilbab di sana, dan saya kira penggunaan jilbab ini hak
seseorang, boleh memakai atau tidak tergantung dari masing-masing, karena
tidak semuanya muslim juga memakai, saya kira mungkin meminta dalam
waktu singkat, walaupun, walaupun peraturannya masih dalam proses ini,
apabila memang ada yang memang menginginkan untuk menggunakan
jilbab, referensi bentuk jilbabnya, saya kira apa yang di gunakan di Aceh
sehingga ada satu keseragaman bagi Anggota Polwan ini. Sambil menunggu
proses, karena untuk menetapkan satu aturan kita harus melalui proses, dan
proses itu sampai dengan ke ke Kementerian Keuangan untuk didaftarkan
sebagai keputusan, sebagai Peraturan Kapolri. Kemudian yang kedua,
pertanyaan dari Bapak Eddy Ramli Sitanggang, program koreoserse agar
menjadi prioritas, karena masih ada kriminalisasi perbuatan yang dilakukan
oleh anggota, program koreoserse ingin kami dulu terlibat, karena saya
berada di pendidikan, dan kita memang harus melakukan pelatihan dari aspek
kompetensi dan dan aspek mentalitas yang dilakukan oleh anggota, sehingga
betul-betul sebagaimana dalam visi saya tadi bahwa penegakan hukum terus
berdasarkan atas kejujuran, kebenaran dan keadilan, serta tidak memihak
kepada siapa pun, tetapi kita berpihak kepada kebenaran. Sehingga apabila
diketemukan kita punya forum pengawasan penyidikan baik yang ada di
Polres, Polda maupun Mabes Polri. Apabila ada, selama ini pengawas
penyidikan masih menggunakan menerima laporan dari masyarakat,
kemudian dilakukan pengawasan pendidikan, dan kita memberikan arahan
yang benar, arahan yang harus dilakukan oleh penyidik dan apabila penyidik
dalam jangka waktu tertentu diberikan arahan, tidak melaksanakan sesuai
dengan arahan, maka kita akan lakukan audit investigasi dan apabila audit
investigasi terjadi penyimpangan, akan dilakukan penindakan dan penegakan
hukum. Yang terkait dengan berikutnya adalah masalah lalu lintas, jangan
sampai terulang lagi kasus Korlantas, kasus Korlantas adalah pembelajaran
bagi Polri, dan penindakan terhadap Korlantas ini adalah juga satu bentuk
pembelajaran dari Polri. Tentu ke depan kita harus melakukan tindakan-
tindakan yang yang tidak melanggar aturan atau ketentuan apalagi terkait
dengan masalah-masalah, eh korupsi, dan dengan penindakan ini saking
kehati-hatiannya, maka juga ada pengadaan sampai sekarang masih masih
belum, saya kira ini menjadi seharusnya apabila proses-proses dilakukan
dengan baik dan dipastikan tidak ada aliran dana kepada para pejabat
pelaksana, kita tidak takut untuk itu, tetapi kalau memang ada aliran dana,
itulah bagian yang harus ditegakkan. Tapi kalau tidak ada, kita tidak perlu
takut untuk melakukan pelaksanaan atau melaksanakan program-program
yang memang sudah ditetapkan di dalam DIPA. Kemudian, terkait dengan
rekruitmen dan pembinaan karier agar transparan dan akuntabel tadi saya
kira sudah kami jelaskan. Penindakan terhadap penyalahgunaan wewenang
internal Polri, saya kira setiap pelanggaran yang terjadi memang harus
dilakukan penindakan secara tegas, dan ini juga dikaitkan dengan yang terkait
dengan disiplin maupun pidana dan bahkan kita tingkatkan ke kode etik,
karena kode etik ini ketetapannya hanya polisi masih layak atau tidak layak
menjadi anggota Polri. Yang ketiga pertanyaan dari Bapak Ahmad Yani Polri
berdasarkan beberapa survey, Polri sebagai lembaga yang terkorup,
bagaimana langkah yang akan diambil untuk mencegah korupsi dan
77

memberantas narkoba. Survei yang diberikan oleh masyarakat dari berbagai
pihak terhadap penilaian terhadap Institusi Polri adalah merupakan feedback
bagi Institusi Polri, dan feed back ini untuk pembenahan dan bagaimana
untuk melakukan langkah-langkah, pencegahan maupun pemberantasan
korupsi khususnya di internal Polri. Yang pertama, tadi kami dalam paparan
sudah sampaikan untuk menetapkan zona integritas, di beberapa titik
pelayanan masyarakat termasuk penegakan hukum. Yang kedua, kita
meningkatkan pengawasan sehingga strategi saya yang ke empat itu adalah
pengawasan, karena tanpa pengawasan yang baik maka, kita tidak akan
mungkin bisa menemukan dan mencegah terjadinya penyimpangan-
penyimpangan yang ada di beberapa strata pelayanan. Yang berikutnya
melakukan tindakan pencegahan, pencegahan dilakukan dalam bentuk
pengawasan dan monitoring setiap tindakan dan kegiatan yang dilakukan
anggota serta memonitor dan menjaring informasi yang disampaikan oleh
masyarakat kita. Karena dengan informasi bahkan saya sampaikan kepada
Bapak Pimpinan, Pak Ketua dan Anggota Dewan Komisi III DPR RI yang
saya hormati, Nomor handphone saya umumkan di media, di beberapa
media, di Metro Tv, TV One, kemudian di Indosiar dan beberapa media
lainnya, dengan harapan memang kami bisa menerima informasi dari
masyarakat, sehingga dari informasi itu kita bisa mengetahui apa sih
sebenarnya yang menjadi kebencian masyarakat terhadap Institusi Polri, apa
yang menjadi harapan masyarakat sehingga apabila kita berikan kepada
masyarakat, maka insyAllah masyarakat akan percaya kepada Polisi. Setelah
percaya dia akan membantu dan berkomitmen untuk mendukung tugas-tugas
Kepolisian. Kualitas Polri tergantung pada rekruitmen bagaimana arah
program Lemdik mekanisme rekrutment saya kira sudah kami jelaskan, dan
program Lemdik ke depan saya kira kita harus meningkatkan komitmen kita
bahwa Polri yang ada saat ini adalah hasil pendidikan beberapa tahun yang
lalu. Oleh karenanya kita harus meningkatkan kemampuan Lemdik dari aspek
tenaga pendidiknya, kemudian juga waktu pendidikan. Pada saat reformasi
Polri dibutuhkan jumlah yang cukup sehingga pendidikannya sangat singkat,
ada yang 5 bulan, dan pendidikan yang pernah sekali 26.000, dan saat ini
pendidikan yang dididik oleh kita pada waktu itu berada di strata pelayanan
masyarakat. Ini ada menimbulkan beberapa masalah yang tentu akan
menjadi komitmen kita, di samping mereka memang dididik untuk waktu yang
singkat, tetapi kita harus meningkatkan pendidikan fungsi kesatuan, minimal
dalam waktu 2 tahun anggota bertugas itu sudah masuk ke pendidikan
kembali, baik yang terkait dengan integritas maupun komitmen, ataupun
kemampuan profesionalitas yang harus dimiliki oleh anggota. Kemudian juga
kurikulum pendidikan yang harus disesuaikan dengan tuntutan masyarakat
masalah-masalah terkait dengan HAM dan dan masalah-masalah lain
khususnya perkembangan-perkembangan yang terus terjadi, ini kurikulum
harus disesuaikan. Yang berikut terkait dengan tenaga pendidik, ini kita harus
memiliki tenaga-tenaga pendidik yang profesional sehingga mereka secara
ikhlas dan memiliki kemampuan untuk meningkatkan kemampuan pendidikan
di lembaga pendidikan ini. Di samping itu juga bahan ajaran dan alat peraga
yang harus dimiliki di lembaga pendidikan. Kemudian apa indikator dan
evaluasi rekrutmen yang bersih transparan. Yang bersih tentu tidak ada
komplain lagi dari masyarakat indikatornya. Kemudian tidak ada lagi siapapun
yang terlibat di dalam kepanitiaan yang menerima sesuatu dari calon dan
tentu ini seluruhnya dasarnya adalah harus dari laporan masyarakat maupun
yang kita ketemukan pada saat kita melakukan pengawasan. Langkah terukur
78

dan terstruktur dalam mewujudkan kemitraan, kemitraan akan selalu berkait
dengan tukar menukar informasi, saling memberikan saling memperkuat
saling kemudian tukar menukar terkait dengan pendidikan dan pelatihan, yang
semuanya itu akan saling memperkuat antara lembaga dan institusi yang
bekerja sama dengan aparatur Kepolisian. Diantara program, program apa
yang menjadi unggulan dan ini banyak juga pertanyaan yang disampaikan
oleh Bapak dan Ibu sekalian, yang pertama terkait dengan program preventif,
saya akan menghadirkan anggota kehadiran anggota di tengah-tengah
masyarakat pada saat masyarakat membutuhkan dan kehadiran mereka ini
adalah akan menolong masyarakat, baik itu menyeberangkan jalan ada
masyarakat yang kesusahan tidak ada kendaraan dia pas kebetulan
membawa kendaaraan dan mengantarnya, pada saat dia ada kesulitan yang
terkait dengan masalah-masalah keamanan dan ketertiban masyarakat ini
bisa membantu. Menghadirkan dan kehadiran ini menolong masyarakat maka
dari situ akan menimbulkan trust, kepercayaan masyarakat terhadap Institusi
Polri dan ini pernah kami lakukan waktu Kapoltabes Surabaya, seluruh mobil
patroli berada di bitch-bitc patroli yang sudah ditetapkan. Kalau patroli
berkeliling itu menghabiskan bahan bakar tetapi dia terhenti di titik-titik
pelayanan, dan apabila masyarakat ada gangguan dia akan melapor ke situ,
dan dia koneksi dengan radio mohon maaf mungkin waktu itu Radio Suara
Surabaya, sebagai call center, sehingga setiap masyarakat ada gangguan
Kamtibmas, dia telepon ke radio dan radio mengudarakan dan semua patroli
monitor, sehingga anggota kita dalam waktu 5 menit sudah sampai pada titik
posisi masyarakat yang dibutuhkan. Tadi terkait dengan call center juga, ada
beberapa pertanyaan karena selama ini membangun call center seperti 110,
karena ini gratis kadang-kadang digunakan komunikasi yang berkepanjangan,
sehingga pada saat yang bersamaan sedang online masyarakat akan
melapor tidak bisa melapor dan akhirnya menimbulkan kejenuhan dan
akhirnya tidak digunakan, ini saya kira perlu evaluasi ke depan sehingga kita
memiliki call center yang cepat dan bisa dihubungi. Perlu terobosan-
terobosan, mungkin kita bermitra dengan radio-radio yang memang
didengarkan oleh masyarakat sehingga pada saat diudarakan melalui radio
petugas kita yang patroli petugas kita yang berada di kantor bisa monitor dan
langsung memberikan tindakan Kepolisian. Kemudian unggulan yang kedua
adalah penegakan hukum. Kami sampaikan bahwa penegakan hukum yang
diprioritaskan adalah masalah korupsi, Narkotika dan terorisme. Saya
menerima beberapa masukan tadi dari Bapak dan Ibu sekalian yang perlu
sayai pertimbangkan dan akan kita lakukan untuk penguatan institusi di
bidang tindak pidana korupsi dan Narkotika, dan kesamaannya,
persamaannya dan kesetaraannya sudah ada, di korupsi ada KPK dan di
Narkotika ada BNN, BNN, serta terorisme ada di BNPT, saya kira ini saran
dan masukan sangat bagus dan saya akan berdiskusi dengan seluruh teman-
teman bagaimana kami untuk meningkatkan kemampuan ini sehingga bisa
melakukan penegakan hukum, pencegahan, tindak pidana korupsi, Narkotika
dan terorisme di samping kejahatan-kejahatan lain yang sangat meresahkan
masyarakat. Yang berikutnya adalah unggulannya adalah dalam
pengawasan, karena selama ini pengawasan yang dilakukan tidak langsung
menjangkau pada aktivitas anggota, sehingga ada kegiatan-kegiatan anggota
yang tidak terawasi dan menyimpang. Yang keempat dari Ibu Nuning
Kertopati.

79



AHMAD YANI, SH., MH/F.PPP
Pak Ketua sebentar. Pak Ketua saya interupsi. Kanan. Pak calon Kapolri
saya sudah mendengar jawaban Bapak calon Kapolri, ada satu hal yang saya
kira tadi yang tidak dalam konteks bagaimana dalam pencegahan, tapi dalam
konteks kapasitas building Dalam penanganan masalah tindak pidana korupsi
itu. Apakah Pak calon Kapolri sependapat dengan saya karena membutuhkan
betul datasemen khusus anti korupsi ini atau Densus anti Tipikor ini? ... kalau
barusan jawaban itu dalam konteks koordinasi. Tapi kelembagaannya
bagaimana? ini kan secara kelembagaan, kalau bahasa hukum itu kan ada 3
hal. Pertama adalah sabdennya, yang kedua struktur, yang ketiga legal
kulturenya. Saya bicara masalah structure nya, karena ini bisa menopang
bahwa ditingkat bawah juga, baik di Polda dan di Polres seperti itu. Nah,
kalau dia adalah Densus Tipikor, maka ini menyangkut masalah kepangkatan
dan lainnya seperti itu, nah itu yang saya tanyakan, bukan konteks ...(tidak
jelas)... Apakah calon Kapolri setuju dengan ide dan gagasan seperti itu. Nah,
kalau setuju nanti yang kita lihat berikutnya, kapan rentang waktu, yang akan
dilakukan dan ini tentunya juga tidak dalam domainnya Kepolisian saja, ini
kan ada sangkut pautnya juga nanti dengan Menpan karena ini bicara
masalah kelembagaan.

CALON KAPOLRI KOMJEN POL DRS SUTARMAN

Terima kasih. Terima kasih Bapak Yani. Terkait dengan kapasitas, saya kira
memang ini yang segera bisa kita lakukan, tetapi terkait dengan
kelembagaan, saya kira kita juga perlu, karena kita harus sampai ke Menpan
untuk menyusun. Saya sangat setuju sebenarnya untuk memperkuat,
menguatkan Institusi ini, Khususnya tindak pidana korupsi, narkotika dan
terorisme karena ini adalah tiga kejahatan yang sangat-sangat meresahkan
masyarakat dan berdampak sangat sistemik. Mengganggu sendi-sendi
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kemudian dari Ibu
Nuning, apabila Bapak terpilih berkomitmen sesuai dengan amanat hati
nurani rakyat, saya akan berkomitmen bahwa apa yang menjadi mau
masyarakat semampu saya, untuk kita bisa memenuhinya dengan
mengerahkan seluruh kekuatan personel Polri yang ada, sampai dengan ke
tingkat Polsek-polsek, kami menyadari tentu kami tidak bisa mengawasi
seluruh aktivitas anggota kita yang sampai ke Pelosok-pelosok daerah, yang
ada di Republik ini. Tapi itulah komitmen kita bahwa apa yang menjadi mau
masyarakat kita berikan dan apa yang menjadi kebencian masyarakat kita
tinggalkan, maka insyAllah kita akan dipercaya oleh masyarakat. Bagaimana
menangani terorisme mengenali embrionya, tanpa harus melanggar HAM.
Yang pertama terkait dengan paham dan kita juga menyadari bahwa kalau
perlu kita harus punya satu kerjasama dengan dengan berbagai stakeholder
yang ada, sehingga kita bisa menghilangkan Paham-paham, para pelaku
terorisme ini yang menghalalkan berbagai cara, bahkan menghalalkan untuk
membunuh. Dan buku yang dikirim, buku touchkiro yang dikirim pada kita
bahwa Polri dan aparatur yang lain adalah togut dan dihalalkan darahnya,
saya kira paham-paham yang seperti inilah yang perlu di counter dengan
paham-paham lain, sehingga masyarakat tidak terkecoh untuk melakukan
tindakan-tindakan yang seperti ini. Kemudian, apabila paham ini sudah kita
80

lakukan, kalau memang tidak ada terorisme, karena Densus ini ada karena
ada terorisme, kalau memang tidak ada upaya-upaya atau tindakan-tindakan
kelompok tertentu yang melakukan, tujuannya dengan kekerasan, saya kira
memang, kita tidak perlu juga menggunakan Fungsi-fungsi yang yang
melakukan penegakan hukum. Tetapi karena tindakan tersebut adalah
melanggar aturan undang-undang ketentuan dan hukum yang berlaku, maka
kita harus melakukan tindakan itu bahkan kita memperkuat Institusi yang
menangani khusus soal terorisme ini. Kemudian de radikalisasi, kita harus
bekerjasama dengan PNBP dan stakeholder yang lain untuk menjelaskan
kepada masyarakat, agar setiap tindakan yang dilakukan oleh masyarakat ini
tidak dengan cara-cara kekerasan, dengan cara yang santun, dengan cara
yang baik, maka insyAllah orang akan mengikuti apa yang menjadi tujuan
mereka, tetapi kalau dengan cara kekerasan maka akan menimbulkan
benturan, dan apabila benturan akan saling terjadi, maka tentu harus aparatur
penegakan hukum, aparatur penegak hukum untuk melakukan tindakan,
sehingga tidak ada hukum rimba. Atau siapa yang kuat, dia yang menang.
Kemudian, berikutnya melakukan penegakan hukum, dan sekaligus kami
sampaikan bahwa penembakan terhadap Anggota Polri ini, Pelaku-pelaku
pendukungnya 6 orang sebelumnya sudah tertangkap dan sore ini, ada
tertangkap 3 orang lagi, tapi masih pendukungnya tetapi masih pelaku
utamanya, eksekutornya masih memang belum tertangkap, tetapi proses
anggota kita masih terus mengikuti di jalan, dan kita harapkan, saya akan
tetap menyadari dan waspada bahwa Anggota Polri yang ada di jalan menjadi
target mereka, tetapi itulah konsekuensi dan risiko yang harus diterima oleh
Polri, apabila kita menegakkan hukum. Ini baru terorisme, belum nanti
kelompok-kelompok kartel narkotika yang akan menyerang kepada institusi
Polri, ini juga bagian yang harus diwaspadai dari awal, sehingga anggota
tidak menjadi korban di jalan. Kemudian yang terakhir, yang terkait dengan
penegakan hukum terorisme adalah bagaimana setelah dia menjalani
hukuman, ini tetap diikuti sehingga setelah menjalani hukuman adalah
kembali kepada masyarakat, tidak kembali melakukan tindakan-tindakan
terorisme. Bagaimana kordinasi dengan TNI dalam rangka Kamdagri karena
terkait dengan dan pertahanan. Dan juga terkait dengan pertahanan negara.
Dalam aspek preventif kita melibatkan melibatkan TNI untuk melakukan
penjagaan di Tempat-tempat tertentu, tentu dalam kondisi tertib sipil ini
kendali operasional dalam rangka tindakan Polisionil adalah di Polri,
sedangkan penegakan hukum pyur sepenuhnya menjadi tanggung jawab
Polri dan pada saat Polri digunakan untuk pertahanan, maka kita di bawah
perintah atau kendali misalnya dalam menghadapi negara dalam keadaan
bahaya, yang ditetapkan keputusan politik, ditetapkan oleh presiden dengan
persetujuan DPR, dan harus dihadapi dengan kekuatan militer, maka Polri di
bawah kendali militer, dan sebetulnya kita juga tidak harus tidak harus fobi
untuk menghadapi masalah-masalah dengan kekuatan ini kekuatan militer,
misalnya terorisme, apabila kita sudah membahayakan Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan membahayakan sendi-sendi kehidupan
bermasyarakat dan bernegara diputuskan keputusan politik, dihadapi dengan
kekuatan militer, maka kita akan sangat mendukung kekuatan itu, tapi
sepanjang itu masih dalam tertib sipil, maka pengendali ada di Kepolisian
Negara Republik Indonesia. Penempatan dalam tubuh Polri dari unsur ada
unsur like dan dislike, kami sampaikan bahwa penempatan ini melalui merit
system, dan didasarkan pada integritas profesionalitas dan kompetensi yang
harus dimiliki oleh seseorang. Kita menyadari masih ada upaya-upaya yang
81

dilakukan seperti ini dan ada kegiatan-kegiatan yang menyimpang, tertutup
akhirnya harus diperbaiki oleh kita semua, oleh seluruh unsur Kepolisian.
Yang kelima, pertanyaan dari Bapak Bambang Soesatyo, ada 4 rekening
yang sudah ditutup, ini informasi dari PPATK, dan saya menutupnya bukan
2008 saja Pak, mungkin 2001 Pak, dari Tahun 2003 Pak, karena rekening-
rekening itu sudah tidak tidak berfungsi atau sudah dananya pun mungkin
tidak seberapa banyak, karena dikurangi terus dan takut disalahgunakan
untuk kepentingan-kepentingan orang-orang tertentu maka saya tutup dan
memang tidak ada unsur apapun dan penutupanya pun sudah lama Pak,
kecuali mungkin kalau saya nutupnya sekarang-sekarang itu mungkin wah
ada apa. Tapi sudah Tahun 2003 dan mungkin terakhir dan itu saya masih
punya rekening Pak, dan rekening ini sudah saya laporkan juga kepada KPK,
termasuk rekening istri saya berapa isinya, mungkin tapi tidak saya sebutkan
di sini, KPK tahu Pak berapa isi rekening yang masih ada di

H. BAMBANG SOESATYO, SE., MBA/F PARTAI GOLKAR

Interupsi Ketua. Jadi saya ingin penegasan kepada saudara calon, artinya
keterangan PPATK tidak tepat bahwa 4 rekening sudah ditutup Tahun 2008?
Kalau kita mendengar penjelasan saudara calon tadi masih ada satu rekening
begitu kan Pak? dan sudah dilaporkan kepada KPK. Jadi sekali lagi ini publik
juga mesti tahu bahwa penjelasan PPATK kurang akurat, ah kurang lengkap
lah bahasa halusnya.

CALON KAPOLRI KOMJEN POL DRS. SUTARMAN

Terima kasih. Terima kasih Bapak. Kami tidak mendengar apa yang menjadi
pernyataan PPATK, jadii kami sampaikan saya masih punya rekening di BNI,
dan kami sudah laporkan juga ke KPK dan rekening istri serta anak-anak
saya semuanya kami laporkan ke KPK. Sebentar lagi Ketua. Karena saya
pribadi dan mungkin publik juga bingung Jenderal bintang 3 tidak punya
rekening, tetapi setelah mendengar penjelasan Saudara calon masih punya
rekening ya wajarlah. Terima kasih Bapak. Kami lanjutkan terkait dengan
penyerbuan ke KPK, apakah penyerbuan tersebut atas sepengetahuan
kabareskrim, saya katakan bahwa penangkapan di KPK malam itu adalah
saya tidak tahu, tetapi penyidik pernah konsultasi dengan saya untuk
penyidikan terkait dengan kasus ini, dari aspek yuridis tidak ada yang salah,
tetapi kami juga menilai dari aspek, waktu atau dari aspek, yang dilakukan
kalau misalnya ada pelanggaran-pelanggaran saya kira mungkin cukup
dipanggil, karena itu adalah Institusi dan Institusi sudah ada. Sehingga saya
nyatakan bahwa saya tidak tahu penyerbuan malam itu, dan kami pun tahu
seperti telepon oleh Pak Busyro Muqodas. Yang berikutnya pembunuhan
berencana oleh auditor BPK, apakah perkara tersebut murni kriminal atau ada
motif politik? Saya sampaikan bahwa ini kriminal murni, tidak ada motif apa
pun, dan keterlibatan dari yang bersangkutan ini dari penyidikan atau dari
pemeriksaan saksi-saksi itu serta alat bukti yang ada, sehingga murni murni
kriminal. Yang berikut masih adanya hutang kasus-kasus, yang pertama
penembakan terhadap anggota, tadi saya sudah jawab, ada beberapa yang
sudah tertangkap kemudian korupsi berskala besar, pengadaan alkes, alkesl
tersangka yang lain sudah divonis, tetapi tersangka Siti Fadilah ini juga
82

muncul di persidangan dan sampai saat ini berkasnya bolak balik. Kemudian,
wacana pembentukan Densus Tipikor dengan jani, tadi saya kira sudah kami
jelaskan, saya kira kita harus memperkuat, tapi dari aspek kelembagaan tentu
ini akan terkait dengan Institusi lain karena harus sampai dengan ke
Kementrian PAN. Kemudian komitmen untuk memenuhi sarana prasarana
dan gaji dan kewenangan yang memadai. Saya kira keputusan kita harus
memperjuangkan remunerasi yang bisa mungkin kita lakukan adalah
remunerasi yang saat ini mungkin Polri di bawah TNI Pak, sampai saat ini
masih di bawah TNI, mungkin ini yang bisa kita perjuangkan, sehingga ke
depan dengan remunerasi yang ada ini bisa membantu kesulitan-kesulitan
yang dihadapi oleh anggota sehingga bisa mengeleminir dan mengurangi
berbagai bentuk penyimpangan yang dilakukan Anggota. Kemudian yang
terkait dengan pemalsuan Putusan MK Tahun 2009, yang melibatkan
beberapa pelaku, saya lupa namanya ini pelakunya Pak, tapi yang
pembuatnya sudah divonis tetapi yang membacakan suratnya itu adalah
sampai sekarang berkasnya juga bolak balik. Kemudian di sini sebetulnya
surat ini dipalsukan dengan kata-kata menambahkan, ada tambahan jumlah
untuk memenangkan Dewi Yasin Limpo, dan setelah bahwa itu ternyata surat
tidak benar, di revisi kemudian dikirim ke KPU dan KPU memutuskan orang
lain. Sebenarnya dari tujuan pemalsuan surat ini untuk mengangkat Dewi
Limpo, tetapi sebenarnya Dewi Limpo sendiri juga tidak terangkat. Jadi
sebetulnya pemalsuan itu memang terjadi tetapi penggunaan surat palsunya
itu sendiri itu tidak terjadi, ini yang menimbulkan sekarang masih adanya
perbedaan persepsi penafsiran- penafsiran dari aturan ini, tetapi dari aspek
intervensi, saya katakan tidak ada intervensi dari mana pun.

BAMBANG SOESATYO, SE., MBA/F PARTAI GOLKAR

Sebentar Pak Ketua. Ijin, apakah kasus ini sudah P.21 atau SP3?

CALON KAPOLRI KOMJEN POL DRS SUTARMAN

Masih berjalan Pak bolak balik Pak, tapi yang satu sudah vonis. Yang
berikutnya bagaimana independen Polri Kapolri dalam pelaksanaan pemilu
saya nyatakan bahwa saya akan independen, dan saya akan mengamankan
jalannya Pemilu dari tahapan per tahanan dan kami pun akan menyampaikan
dan berkampanye menyampaikan kepada Anggota Polri untuk independen
tidak memihak kepada siapapun, sehingga proses demokrasi dapat berjalan
dengan baik untuk memilih wakil-wakil rakyat dan pimpinan negara yang
betul-betul baik. Yang keenam dari Pak Herman Herry, bagaimana
memberikan rasa bangga kepada Anggota Polri, Anggota Polri akan
kebanggaan Anggota Polri akan terhadap masyarakat apabila Anggota Polri
ini mampu untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat dengan baik.
Apa yang menjadi tuntutan masyarakat diberikan, maka rakyat akan memuji
Polri dan itulah kebanggaan yang harus diberikan oleh Polri. Di samping itu
apabila Anggota ini berhasil, kadang-kadang seseorang memberikan
penghormatan atau penghargaan kepada keberhasilan ini adalah yang terkait
dengan penegakan hukum, padahal pencegahan itu lebih diutamakan, dan
selalu dikaitkan kita tidak melakukan, tidak punya prestasi kalau tidak
menangkap, padahal sebetulnya kalau kita bisa mencegah orang tidak
83

melakukan pelanggaran hukum, itu sebenarnya keberhasilan tugas-tugas
Kepolisian, tetapi masyarakat selama ini masih menilai bahwa kalau tidak
menangkap ini, tidak menangkap itu, tidak berhasil, tetapi yang harus kita
rasakan bahwa bahwa kita harus mencegah karena penegakan hukum yang
efektif adalah mencegah supaya orang tidak melakukan pelanggaran hukum.
Kemudian bagaimana saudara bisa jadi orang terdepan dalam memberikan
pelayanan kepada masyarakat, kita harus mampu sebagai teladan, teladan
dalam melayani masyarakat dan teladan sekaligus sebagai pelayan Anggota
kita harus harus sudah merubah mainset kita bahwa perubahan itu adalah
dimulai dari Pimpinan, dimulai dari diri kita, dimulai dari lingkungan, bahkan
mungkin lingkungan keluarga, lingkungan kesatuan dan tentu akan bisa
merubah dari lingkungan Kepolisian yang besar ini. Bagaimana konsep dalam
mutasi dan pembinaan karir transparan dan akuntabel, saya kira tadi sudah
kami jelaskan. Kemudian ketujuh pertanyaan dari Pak Salim Mengga,
berkaitan dengan kasus Labora Sitorus, kami sampaikan bahwa proses
Labora Sitorus sudah sekarang sedang sidang, dan ada terindikasi beberapa
Anggota yang terafiliasi aliran dana dari Labora Sitorus ini juga sedang kita
lakukan proses penyidikan sudah melakukan penyidikan. Kemudian hilangnya
dinamit yang dikawal ini memang sampai saat ini kita masih belum memiliki
bukti yang cukup dari olah TKP, kemungkinan ini adalah dilakukan oleh
kelompok-kelompok bajing Loncat, tapi dari penelusuran sejak berangkat dari
awal dari Subang sampai dengan ke Bogor, ada tidak belum diketemukan
indikasi kalau jatuh kepada pelaku-pelaku terorisme, tapi ini menjadi
hutangnya kita hutang Polri untuk terus melakukan pengungkapan. Kemudian
mengapa provost mengawal truk tengah malam, dan ditembak saat
mengawal, ini memang Anggota setelah lepas dinas kadang-kadang diminta
oleh oleh orang-orang tertentu untuk melakukan pengawalan, sebenarnya hal
ini adalah saya kira sah-sah saja tetapi mungkin harus perlu dilakukan cara-
cara pengawalan yang benar itu adalah bagian dari dari profesionalisme Polri
apabila mengawal memang harus mengawal yang benar yang dilakukan oleh
oleh Anggota kita. Kemudian yang kedua, yang terkait dengan penindakan
Novel Bawesdan, yang terjadi dan ini penyidikan dilakukan oleh Polda
Bengkulu, saya kira mungkin prosesnya masih ada di Bengkulu, tetapi
mungkin saatnya yang belum tepat dan log tempus dan yen lokus-nya yang
kurang tepat, mungkin kita akan lakukan pengawasan ulang untuk proses-
proses selanjutnya. Kemudian yang terkait dengan kerusuhan Pilkada, karena
penyelenggaranya tidak profesional dan tidak netral, mengapa Polri tidak
melakukan tindakan saat pelanggaran, kami laporkan bahwa tindakan
Kepolisian khususnya dalam pelanggaran-pelanggaran Pemilukada dan
Pemilu kita memang menunggu dari Panwaslu atau Bawaslu, sehingga
proses itu melalui Gakumdu dan setelah itu dinilai apakah ini pelanggaran
administrasi, ataupun tindak pidana pelanggaran kode etik ataupun tidak
pidana, dan apabila tidak dipidana baru kita tindaklanjuti pelaksanaan
penegakan hukumnya, tetapi terkait dengan apabila akan terjadi embrio
terjadinya kerusuhan maka kita harus melakukan pengamanan. Bagaimana
kebijakan Polri terkait peralatan sarana prasana Polri di daerah yang berbeda,
saya kira memang kita sudah sesuaikan daerah-daerah yang memang
lingkungannya adalah lingkungan perairan ini yang dibutuhkan adalah kapal-
kapal patroli dan itu sudah disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang
tersedia. Yang kedelapan, pertanyaan dari Pak Yoris, bagaimana terkait
dengan tanggapan Bunda Putri, tadi saya kira sudah saya sampaikan, ini
adalah yang terungkap di persidangan, apa Polri harus menunggu atau ada
84

aduan dari pro aktif, krena apa peran dari Bunda Putri tadi juga saya jelaskan
kalau memang kita diperlukan untuk membantu kita siap membantu.
Oerhatian khusus penanganan perkara Narkoba, saya kira Narkoba adalah
merupakan kejahatan yang sangat membahayakan kelangsungan kehidupan
generasi bangsa kita, bukan hanya generasi muda tetapi generasi bangsa,
sehingga kita perlu lakukan tindakan-tindakan yang terkoordinasi, untuk
mencegah maupun memberantas dan kita juga sudah tegas apa yang kami
lakukan di ujung Genteng, kita terjadi tembak menembak dengan seluruh
pelaku.

H. SYARIFUDDIN SUDDING, SH.,MH/F. HANURA

Interupsi Pimpinan. Pimpinan, Pimpinan, kalau jawaban yang disampaikan
calon Kapolri dijawab satu persatu oleh Anggota, dan saya kira banyak
pertanyaan-pertanyaan dari Anggota hampir sama atau paling tidak mirip
dengan itu, lebih bagik dicluster saja Pak. Supaya lebih cepat gitu. Kalau
menyangkut masalah terorisme ini digabung saja, lalu bagaimana
penegakkan hukum, bagaimana pengayoman perlindungan dan pelayanan
saya kira dicluster saja Pak anunya, tentang Tupoksi dan bagaimana supaya
cepat. Karena kalau jawab satu persatu, ini ada 55 Anggota Pak yang Bapak
akan jawab satu per satu ini tidak selesai sampai jam 2 malam, jadi saya kira
dicluster saja Pak pertanyaan-pertanyaan dari para Anggota lalu kemudian
cepat anunya prosesnya.

PIMPINAN RAPAT/ PIETER C ZULKIFLI SIMABOAE

Terima kasih. Bagaimana para Anggota setuju? Saya pikir itu usulan yang
bagus, saudara calon Kapolri silakan dilakukan.

CALON KAPOLRI KOMJEN POL DRS SUTARMAN

Terima kasih Bapak. Sebentar, melalui, interupsi sebentar Ketua. Pak Tarman
sebentar Pak.

DR. M. AZIS SYAMSUDDIN, SH/WAKIL KETUA, F PARTAI GOLKAR

Prinsip Golkar setuju Pak untuk pengclusteran ide dari pada pertanyaan, tidak
ada masalah bagi kami, cuma ada satu yang mengganggu Pak, tadi
menjawab pertanyaan dari Ibu Nuning, tentang ada pandangan dari Pak
Tarman berkenaan tentang kordinasi antara militer dan Polri, tadi kalau saya
tidak salah tangkap mohon koreksi, bahwa Pak Tarman menyatakan dalam
kondisi darurat, bahwa militer pegang kendali dan Polri mengikuti militer TNI.
Apakah ini salah saya salah tangkap atau kebalik itu posisinya? Kalau
menurut pandangan saya, berdasarkan Undang-Undang Penanganan Konflik
Sosial, khususnya Pasal 34 Undang-Undang 7 Tahun 2012, dalam kondisi
darurat Polri tetap di bawah kendali militer itu di bawah Polri, posisi
kendalinya. Tapi dalam kondisi menyatakan darurat militer yang Presiden
memegang kendali menyatakan perang dalam menangani itu, militer baru
pegang kendali Polri di bawah militer. Kira-kira pemahaman saya sejalan tidak
85

dengan Bapak? kaerna saya tadi agak sedikit confused dengan pernyataan
Pak Tarman.

CALON KAPOLRI KOMJEN POL DRS SUTARMAN

Betul saya kira, yang saya sampaikan betul apa yang disampaikan Bapak,
pada saat kondisi tertib, kondisi penggunaan kekuatan militer adalah atas
keputusan politik dan disampaikan oleh Presiden atas persetujuan DPR, saya
kira memang tadi sudah disampaikan. Kemudian dari Bu Dewi, apa...
unggulan, tadi saya kira sudah saya jawab dan ketidakpuasan masyarakat
terhadap kinerja Polri mencapai 56% bagaimana upaya meningkatkan, tadi
juga saya kira sudah saya sampaikan. Terkait dengan Pungli memberantas
Pungli di lembaga pendidikan, Lemdik adalah lembaga yang sangat strategis,
dan harus kita clear kan karena saya dulu pernah menjadi guru, dan kami
mengajarkan kadang-kadang sampai siswa itu membawa markisa pun kita
harus minum, suruh minum mereka di depan pasukan supaya tidak
mengulangi kembali dan ini harus dilakukan. Kemudian pembinaan karir
terkait dengan persyaratan kenaikan pangkat dan saya kira tadi juga sudah
kami jelaskan, married system, kemudian perusakan fasilitas Polri akibat
kejengkelan masyarakat, apa upaya Kapolri dalam meningkatkan
kepercayaan masyarakat. Kami telah menyampaikan kepada seluruh Anggota
di lapangan kita menyadari bahwa masih adanya tindakan-tindakan anarkis
yang dilakukan oleh masyarakat, sehingga kami sudah terhadap tindakan
anarkis yang memang betul-betul ini kesalahan atau dilakukan masyarakat,
kami sudah arahkan untuk melakukan tindakan hukum terkait dengan pelaku-
pelaku pengrusakan ini. Di samping hukum pidana, karena fasilitas kita yang
dirusak maka kita juga bisa mengajukan gugatan perdata terhadap orang
yang mengrusak, sehingga diharapkan masyarakat tidak seenaknya untuk
melakukan pengrusakan terhadap Aset-aset Polri, aset Pemerintah karena itu
juga dibangun dari uang rakyat, sebelumnya rakyat merusak barangnya
sendiri. Sehingga ke depan dengan tuntutan ganti rugi ini minimal masyarakat
tidak seenaknya untuk melakukan tindakan-tindakan pengerusakan.
Kemudian keberingasan terhadap kelompok masyarakat terhadap Polri,
dengan adanya kasus penembakan terhadap anggota, bagaimana upaya
yang akan dilakukan, tindakan-tindakan yang menyimpang dilakukan oleh
Anggota, saya kira harus dilakukan penegakan hukum. Yang kesepuluh dari
Bapak Andi Anhar,


Hj. DEWI ASMARA, SH., MH/F. PARTAI GOLKAR

isu jual beli. Pimpinan, interupsi Pimpinan. Melalui Pimpinan. Baik Pak saya
hanya ingin penegasan saja Pak, tadi ada pertanyaan saya apa program
unggulan Bapak nampaknya itu saya ingin penegasan apakah tapi saya
katakan tadi Kalau Pak Sutanto itu dengan illegal logging dan semua-semua
serba illegal itu diberantas, Kemudian Pak BHD Kwikwins, Pak Timur Pradopo
keroyokserse, yang menjadi ciri khas program unggulan Bapak tadi, saya
ingin menegaskan apakah yang Bapak katakan tadi pemberantasan korupsi
dan dalam arti penegakkan hukum serta juga pemberantasan terorisme.
86

Apakah itu program unggulannya atau apa Pak? mohon penegasan, terima
kasih.

CALON KAPOLRI KOMJEN POL DRS. SUTARMAN

Terima kasih Bu, tadi juga mungkin sudah saya singgung, jadi program
unggulan yang akan saya segera lakukan adalah dari aspek preventif adalah
untuk penempatan Anggota di seluruh aktivitas masyarakat pada saat
masyarakat membutuhkan, tadi saya contohkan bagaimana di Surabaya tadi
Bu. Ini jadi disebarkan Anggota yang melayani masyarakat menolong dan
membantu dari aspek penegakan hukum tadi yang terkait dengan tindak
pidana korupsi, tindak pidana narkotika dan tindak pidana terorisme dengan
memperkuat institusi tadi, kemudian juga pengawasan yang harus kita
efektifkan. Terima kasih. Kami lanjutkan pertanyaan yang kesepuluh, isu jual
beli jabatan dan seleksi pendidikan, saya kira tadi juga sudah kami jelaskan.
Kemudian isu terkait dengan ada pihak yang menggunakan Polri untuk
menghancurkan lawan bisnis, kami menyadari kadang-kadang orang tertentu
menggunakan kekuatan Polri, menggunakan Anggota Polri, oknumlah
sebetulnya untuk melakukan tindakan-tindakan yang seperti ini, ini adalah
bagian yang harus diperbaiki dan dilakukan penindakan apabila ada yang
seperti ini. Kemudian kesempatan Polwan sebagai Kapolda dan Kapolres ini
memang saya kira ada beberapa pertanyaan, dan Kapolres memang sudah,
Kapolda mungkin terakhir Ibu Rumiah waktu Kapolda Banten, setelah ini tidak
ada, tetapi mungkin kita harus melihat dari aspek kompetensi, integritas serta
pengalaman dari Polwan dan kami sebenarnya tidak ada masalah apabila
memang ada memenuhi syarat menduduki jabatan-jabatan ini. Kemudian
bagaimana Lakalantas untuk meningkatkan mengurangi terjadinya kematian
yang sia-sia di jalanan, Korlantas telah melakukan kampanye sadar berlalu
lintas, dana kampanye pelopor keselamatan berlalulintas, ini terus digulirkan
mudah-mudahan bisa mengurangi terjadinya kecelakaan yang
mengakibatkan korban meninggal sia-sia di jalanan. Yang kesebelas,
pertanyaan dari Bapak M. Nurdin, evaluasi terhadap grand strategi Polri dan
yang menyangkut trust building, partnership dan strive for excellene di setiap
tahun, kita ada evaluasi kinerja dan Lakipnya pun kita kirimkan ke beberapa
kementrian, sehingga kita bisa melihat kekurangan dan kelebihan dan
program yang belum berjalan dan itu menjadi program selanjutnya.
Bagaimana perubahan aspek kultur Polri, tadi saya kira sudah kita jelaskan
perubahan dari pimpinan dan terus menjadi tauladan sampai ke bawah.
Bagaimana perlindungan terhadap kelompok minoritas dan kelompok rentan
dari aspek perlindungan saya kira selama ini Polri sudah melakukan tindakan-
tindakan perlindungan terhadap kelompok -kelompok yang diserang, tetapi
selama ini sengketa terkait dengan masalah-masalah paham itu sendiri dan
paham mungkin tidak menjadi ranah Polri, termasuk pendirian bangunan di
beberapa gereja yang terjadi, ini terlepas dari sengketa keperdataan pendirian
bangunan itu sendiri, tapi mengakibatkan terjadinya benturan, tetapi apabila
melaksanakan kegiatan keagamaan, Polri tetap melakukan pengamanan,
seperti yang ada di Jasmin itu hampir tiap Minggu ratusan personil kita yang
mengamankan kegiatan di sana. Tetapi yang terkait dengan perijinan saya
kira memang di luar ranah tugas Polri. Kemudian terkait dengan atase
Kepolisian untuk staf yang ada, saya kira ini masukan yang baik untuk
ditindaklanjuti. Kemudian juga pengawasan terhadap Polsus dan PPNS tadi
87

sudah ada beberapa pertanyaan, Polri tetap berperan untuk mengkordinir
Polsus ini, dan ada memang Undang-Undang yang Lex spesialis, waktu itu
ada beberapa Undang-Undang yang penyidik Polri tidak punya kewenangan
seperti Undang-undang Kepabeanan, Undang-undang Perpajakan, undang-
undang lain dan ini tentu akan menjadi koordinasi kita, karena keterbatasan
tindakan-tindakan pemaksaan yang dilakukan PPNS sehingga perlu
dukungan dari Polri. Berikutnya dari 12 dari Pak Ichsan, terkait dengan
program early detection dan early warning, di agar Anggota ditugaskan,
diberikan peningkatan kemampuan kapasitas, saya kira ini masukan yang
sangat baik, sehingga pada saat dia menjalankan tugas-tugas di ujung, di
paling ujung di Polsek dan Babin Kamtibmas dibekali dengan kemampuan
yang cukup sehingga bisa menyerap aspirasi masyarakat. Bagaimana
memahami distrust, distrust terhadap Polri yang meningkat saat ini, sehingga
menimbulkan beberapa penembakan terhadap Anggota Polri, saya kira tadi
juga sudah saya jelaskan, bagaimana supaya Polri dipercaya harus
memberikan apa yang menjadi mau masyarakat. Dan dimana anggaran untuk
penyelesaian perkara yang melebihi target DIPA, kami sampaikan efisiensi
dan termasuk tindak pidana korupsi tahun ini adalah 208 juta perkasus, dan
kami mengawasi dan mengarahkan ril yang digunakan oleh penyidik itu
berapa. Apabila dari 208 itu yang digunakan hanya 50 juta, maka sisanya bisa
digunakan untuk menyidik kasus yang lain. Sehingga walaupun jumlah kasus
yang diberikan itu 709 seperti kasus korupsi, tetapi kita bisa menyidik lebih
dari itu karena efisiensi anggaran. Jadi Bapak Tri, program mana yang paling
diprioritaskan, tadi saya kira sudah saya sampaikan dari aspek preventif,
penegakan hukum dan pengawasan. Kemudian terkait isu loyal kepada
loyalitas pada atasan tadi saya kira sudah saya jelaskan. Kemudian
tunggakan perkara kasus terulang agar diidentifikasi dan tunggakan itu masih
menjadi hutang. Itu akan diselesaikan juga untuk tahun berikutnya. Kemudian
isu tentang buruknya hubungan Polri dengan KPK, jadi hubungan kami
dengan KPK sampai saat ini kita saling mendukung, melatih bersama, dan
kita juga saling tukar menukar informasi, termasuk apabila kasus-kasus yang
sulit ditangani oleh kita untuk di lakukan supervisi dan koordinasi kalau perlu
memang tidak tidak selesai-selesai, kemudian ada arahan dan itu bisa
diselesaikan dan ini bisa dilakukan di beberapa daerah yang sudah
disupervisi dan koordinasi oleh KPK. Polri harus menangani kasus yang
besar, memang dasar penanganan kasus ini adalah dari laporan masyarakat,
dan kasus yang kita ketemukan. Mungkin kami menyadari bahwa masyarakat
masih percaya sama KPK, mungkin kasus-kasus yang besar dilaporkan oleh
KPK, tetapi kasus apa pun yang dilaporkan kita akan tangani dengan baik. 14
pertanyaan dari Pak Herman Hery, kami ulangi Pak Herman Kadet, strategi
dalam membangun citra Polri dan saya kira tadi sudah sampaikan,
bagaimana menangani aparat yang terlibat backing, dalam perkara judi,
premanisme, juga sudah saya sampaikan, saya kira apapun pelanggaran
yang dilakukan untuk menjadi backing harus dilakukan penegakan hukum.
Apakah langkah konkrit untuk memberantas korupsi ke dalam? tadi sudah
saya jelaskan preventifnya penegakan hukum yang konsisten dan
pengawasan agar setiap kegiatan yang terkait dengan pelayanan masyarakat
maupun pengadaan barang jasa bisa terawasi dengan baik. Bagaimana
memberantas Narkotika, Narkoba, saya kira juga sudah saya sampaikan tadi.
Kasus pembobolan BNI tersangka Maria Pauline Lumowa, masih DPO dan ini
menjadi hutangnya kita dan yang lain sudah sudah vonis ini sebenarnya Pak.

88

ANGGOTA DPR

Kemudian dari. Saya interupsi Pimpinan. Masalah ini yang terakhir yang
kasus Maria Pauline Lumowa ini, ini perkara sudah sangat lama sekali, dan ini
saya ada kesan ada pembiaran dari pihak penyidik Polri, karena berita-berita
dari Majalah Tempo, koran-koran, Maria Pauline itu sering di Singapura,
sering ke Jakarta bahkan ke Pondok Indah. Nah, ini mohon ada penegasan
dari calon Kapolri hari ini, mampukah menangkap Maria Pauline ini? karena
uangnya tidak sedikit Rp.1,7 triliun dan berapa yang sudah dikembalikan dan
berapa aset yang sudah dikembalikan kepada negara? Nah ini kami mohon
penegasan kepada calon Kapolri. Terima kasih. Wassalaamu'alakkum
warrahmatullaahi wabarakatuh.

CALON KAPOLRI KOMJEN POL DRS. SUTARMAN

Terima kasih Pak. Saya kira ini menjadi hutangnya Polri dan harus diungkap,
kami pun masih banyak hutang-hutang, seperti kelompok keluarga Tantular,
Dewi Tantular dan lain-lain itu juga menjadi hutang-hutang kami. Kemudian
pertanyaan 15, dari Pak Bachruddin Nasori, bagaimana komitmen dalam
melaksanakan visi misi 12 program, tadi saya kira sudah saya jelaskan,
bagaimana mengatasi penanganan perkara saat tersangka dijadikan
komoditas pemerasan , ini saya kira kita terus melakukan tindakan tegas
terhadap siapapun yang melakukan atau menjadikan perkara sebagai
komoditas dan pemerasan yang dilakukan oleh siapapun. Bagaimana
mewujudkan internal trust, kita harus adanya keterbukaan terhadap mulai dari
rekrutmen penempatan khususnya, sehingga Anggota percaya pada langkah-
langkah yang dilakukan oleh Pimpinan. Bagaiman pola pengakhiran dinas
sebagai personil Polri tingkat menengah ke bawah, contohnya pada pati biasa
bekerja, jadii sudah ada program yang dilakukan bahwa setiap 1 tahun atau 2
tahun akan melakukan masa pensiun itu ada pelatihan-pelatihan, pelatihan di
perkebunan, pelatihan di tempat-tempat lain, sehingga pada saatnya bahkan
dulu ada Program-program transmigrasi yang kita kirim dan memiliki
keterampilan. Yang ke-17 dari Pak Gede Pasek bagaimana Kapolri
membangun rasa bangga menjadi anggota keluarga Polri dan masyarakat
bangga kepada Polri, saya kira tadi juga sebagian sudah saya singgung, apa
yang menjadi mau masyarakat kita berikan, maka masyarakat pasti akan
percaya dan bangga kepada Polrinya, dan apa yang menjadi, apa yang tidak
dimaui masyarakat kita tinggalkan, pasti masyarakat juga bangga, dan
pembinaan yang dilakukan, serta tindakan-tindakan yang dilakukan oleh Polri
apabila menyentuh rasa kepentingan, keadilan masyarakat, maka pasti
masyarakatnya akan bangga terhadap Polri. Bagaimana langkah konkrit
perbaikan sumber daya dan kesejahteraan anggota Polri juga keterbatasan
dalam sarana prasarana, perbaikan mulai dari rekruitmen, kami tadi sudah
jelaskan pembinaan karir sudah kami jelaskan, dan keterbatasan sarana dan
prasarana. Saya kira ini menjadi eh program-program untuk merumuskan
bagaimana meningkatkan anggaran untuk memenuhi sarana dan prasarana
khususnya sarana perorangan yang harus dimiliki oleh orang maupun satuan,
bagaimana membangun married system terkait adanya kultur upeti, ini yang
harus ditindak apabila menemukan adanya orang-orang yang menggunakan,
memanfaatkan, kegiatan-kegiatan penempatan dan lain-lain dengan upeti
saya kira harus ditindak. Bagaimana anti ...(tidak jelas)... dan memberikan
89

sanksi anggota Polri, saya kira,Pimpinan, sedikit, saya ingin dalami ini
menyangkut masalah penempatan karir,

H. SYARIFUDDIN SUDDING, SH., MH/F. P. HANURA

tadi memang sedikit disinggung oleh calon Kapolri didasarkan pada
kompetensi dan sebagainya, namun tidak bisa kita pungkiri Pak Sutarman
bahwa belakangan ini memang yang terkadang menjadi keluhan di banyak
Anggota, bahwa terkadang apa namanya penempatan-penempatan pada
pos-pos strategis di lingkungan Institusi kepolisian, itu adalah orang-orang
yang dekat dengan Kapolri katakanlah seperti itu, sehingga tidak ada suatu
penilaian secara objektif. Nah, saya ingin men dapat satu ketegasan dari
calon sebenarnya, bahwa apa namanya penempatan anggota katakanlah
sesuai dengan bidangnya, didasarkan pada profesionalitas, tidak didasarkan
pada faktor kedekatan, apalagi sekarang muncul lagi isu bahwa Bapak ini
baru calon Kapolri sudah membentuk kabinet bayangan, apa maksudnya
kabinet bayangan itu? ini jangan sampai hanya persoalan angkatan, lalu
kemudian angkatannya Pak Sutarman ditempatkan pada pos-pos yang
strategis, itu jangan sampai merusak sistem yang ada di Institusi Kepolisian
Pak. Terima kasih.

CALON KAPOLRI KOMJEN POL DRS. SUTARMAN

Terima kasih Bapak Sudding. saya kira tadi sebagian sudah saya jelaskan
dan ini masukan yang sangat bagus sekali. Saya akan menjaga bahwa
penempatan adalah dasarnya kompetensi dan integritas, dan bukan karena
kedekatan, dan saya juga kepadsa seluruh anggota saya Pak. Sehingga kami
harus menjaga jarak yang sama kepada seluruh anggota, sehingga kita harus
menilai secara objektif, dan kita harus mengawasi itu Pak, harus mengawasi.
Terima kasih Pak. Yang ke-18 pertanyaan dari Pak Harry Witjaksono,
meminta komitmen dalam pemberantasan, pungli anggota, saya kira tadi
sudah saya jelaskan, kemudian meminta komitmen untuk pemberantasan
preman dari level bawah sampai, saya kira kita sudah mulai tegas untuk
premanisme dan dimulai dari Jakarta dan beberapa daerah lain, karena
premanisme ini sangat mengganggu aktivitas masyarakat. Agar Pimpinan
Polri untuk berpola hidup sederhana, insyAllah ini Pak. Kita kondisi
masyarakat kita seperti ini dan kita harus memberikan tauladan, contoh
bahwa kita adalah bagian dari masyarakat kita dan kita harus memberikan
tauladan kesederhanaan ini. 19. Dari Pak Adang Daradjatun. Polsek sebagai
bodies deteksi pelaksanaannya masih lemah, bagaimana konsep Kapolri
dikatikan dengan Babinkamtibnas dan perpolisian masyarakat.
Babinkamtibmas berada di beberapa dan kita akan lakukan walaupun
mungkin belum dapat 100% setiap, desa satu Babinkamtibmas, mungkin dua
Desa satu Babinkamtibmas, tapi kita bisa membekali Babinkamtibmas untuk
mengumpulkan informasi di daerah, sehingga disampaikan ke Polsek
sehingga seluruh informasi yang ada di masyarakat bisa diketahui oleh Polri
dan kita bisa melakukan tindakan dini untuk melakukan pencegahan
terjadinya berbagai bentuk tindak pidana maupun Tindakan-tindakan anarkis
lainnya. Bagaimanapun bentuk riil kerjasama dibidang pencegahan korupsi,
kita sudah melakukan beberapa kegiatan, dengan KPK baik dengan budaya,
dengan menggelar program budaya dan beberapa kegiatan lain dan kita
90

bersama-sama dengan KPK sudah dilaksanakan. Bagaimana program
pembenahan Reserse? Program keroyok reserse dan latihan kesatuan terus
kita lakukan, disini diharapkan untuk bisa meningkatkan kemampuan
profesionalitas dan juga integritas dari Anggota Reserse. 20, dari pertanyaan
Pak Sayed Muhammad, prioritas calon Kapolri adalah memperbaiki citra Polri,
tadi saya sudah jelaskan dari aspek pencegahan, penegakan hukum maupun
pengawasan. Peningkatan kinerja humas Polri karena dianggap kalah cepat,
ini bagian yang harus harus kita lakukan sarannya saya kira, ke depan
Humas, harus menjadi PR Polri yang hebat sehingga mampu
mempublikasikan keberhasilan-keberhasilan Polri di masyarakat dan
masyarakat mengetahuinya. Kemudian peningkatan sumber daya Polri
melalui perbaikan rekruitmen, tadi saya sudah jelaskan mulai dari Akol SPN
dan lain-lain. Jaminan terhadap keluarga Polri yang gugur dalam tugas,
jaminan asuransi sesuai standar memang sudah ada, nilainya hampir ratusan
juta, tetapi mungkin perlu kita pikirkan kembali, apakah ada Asuransi-asuransi
yang bisa meningkatkan atau memberikan jaminan sehingga, keluarga yang
ditinggalkan bisa hidup layak dan melanjutkan pendidikannya. Perlu ada
terobosan di bidang Lantas seperti penertiban SP dan ganti Plat Nomor, saya
kira ini sedang, sedang dengan pelajaran yang kemarin ada, ini Korlantas
sedang berbenah untuk melakukan pembenahan, sehingga tidak lagi adanya
penyimpangan yang ada di di lalu lintas, termasuk saya kira evaluasi BPKB,
kalau BPKB setiap ganti nama mungkin diganti, sebelumnya itu BPKB hanya
satu untuk selamanya. Ganti-ganti, sehingga tidak perlu melakukan
pengadaan yang cukup banyak, saya kira ini perlu dilakukan evaluasi untuk
menetapkan bahwa BPKB berlaku untuk seumur hidup sampai dengan
kendaraan itu tidak ada. Kemudian dari Pak Ruhut, saya kira dukungannya
terima kasih, untuk merangkul internal dan kita akan kita lakukan. Kemudian
dari Pak Didi Irawadi, bagaimana strategi menghadapi konflik horisontal,
aneka tindakan kekerasan, pengrusakan dari kelompok massa tertentu dan
premanisme. Dari konflik ini disebabkan ada beberapa, perkebunan,
pertanahan yang itu sebagai akar masalahnya sehingga kita harus mampu
mengidentifikasi akar masalah konflik itu sendiri dan itu kita selesaikan dari
preventifnya dan apabila tidak bisa selesai dan terjadi konflik, maka dilakukan
penegakan hukum dan apabila dia melakukan perusakan-perusakan sama di
samping penegakan hukum pidana, juga ke penegakan hukum perdatanya.
Kemudian terkait dengan peredaran gelap senjata api, senjata api ini
sumbernya di samping dari dari luar, yang termasuk melalui beberapa
pelabuhan illegal, juga senjata api yang dirakit di di dalam negeri, di beberapa
pengrajin pembuatan besi, Pande dan sebagainya yang bisa merakit dan ini
sudah kita lakukan penindakan, penyelundupan dan pencurian ikan di
Indonesia Timur memang Kapal-kapal Polri, mungkin jumlahnya sangat
terbatas untuk bisa menjangkau sampai ke perairan yang diluar garis pantai.
Kemudian dari Pak Daday, mengharapkan agar cukong mafia kasus yang
Polri dan saya kira mafia peradilan dan mafia kasus, ini terus kita lakukan
penegakan hukum walaupun mungkin masih ada yang di beberapa daerah
yang masih ada tindakan-tindakan seperti ini. Kemudian agar dibenahi sinergi
pemberantasan korupsi dan kepolisian dengan KPK saya kira tadi sudah kami
jelaskan. Kemudian, mengharapkan agar intimidasi pihak ketiga dalam
penanganan perkara diberantas, ini saya kira terkait dengan mafia juga sudah
kami jelaskan. Ke-24 dari Pak Markus Silano, bagaimana cara calon Kapolri
dalam upaya menguatkan fungsi Kepolisian, tadi saya kira sudah saya
jelaskan dari fungsi pembinaan, fungsi operasional, fungsi kerjasama dan
91

pengawasan sudah kami jelaskan. Rakyat merindukan Polisi yang baik, Polisi
berasal dari rakyat dan harus bekerja untuk rakyat, saya kira juga tadi sudah
jelaskan. Bagaimana kita mampu untuk menampung seluruh, aspirasi
masyarakat dan memberikan yang dimaui masyarakat. Anggota Polri harus
mengetahui visi dan misi Polri, dan saya kira visi dan misi Polri ini sudah
termasuk di dalam renstra dan sudah disampaikan kepada seluruh jajaran
kewilayahan untuk ditindaklanjuti, dalam kegiatan-kegiatan yang ada di
wilayah. Yang ke-25 dari Pak Sarifuddin Sudding, program yang pernah
disampaikan sebelumnya pernah dilakukan evaluasi? tadi sudah saya
sampaikan setiap tahun ada evaluasi, bahkan bulanan semester ada
evaluasi. Kemudian terobosan langkah apa yang akan diambil terkait dengan
peningkatan kepercayaan masyarakat? Saya kira tadi sudah saya sampaikan
juga, dari aspek pencegahan, penempatan anggota di beberapa wilayah,
kemudian penegakan hukum korupsi, tindak pidana narkotika dan terorisme
dan peningkatan pengawasan. Bagaimana langkah terhadap anggota Polri
terkait dengan korupsi Labora Sitorus, saya kira sudah saya sampaikan, yang
terafiliasi akan kita tindak. Bagaimana tolok ukur keberhasilan setiap
program? keberhasilan ini akan dilihat dari rasa aman masyarakat, kemudian
complain dari masyarakat, menurunnya kriminalitas, meningkatnya
penyelesaian perkara dan tentu bagaimana masyarakat mengapresiasi
terhadap kinerja Polri. Menghadapi ancaman separatis, saya kira tadi sudah
kami sampaikan termasuk di Papua dan ini kita penempatan Kapolda yang
cukup, membanggakan, bisa bersinergi dengan Tokoh-tokoh masyarakat
sehingga kegiatan-kegiatan ini bisa diterima oleh masyarakat Papua,
demikian juga yang di Aceh pada saat, akan menjelang Pemilukada kita
melakukan penegakan hukum dan akhirnya Pemilukada bisa terlaksana dan
dan sampai sekarang tidak ada lagi Tindakan-tindakan anarkis yang ada di
sana. Kemudian, dari 26 dari Pak Ade Supriatna, pungli dilingkungan Polri
tadi sudah saya jelaskan, kemudian Polri yang menjadi telada, tadi juga saya
jelaskan mulai dari pimpinan sampai dengan seluruh anggota. Kemudian,
permudah semua urusan pelayanan masyarakat, jangan dipersulit dan ini
adalah bagian yang yang harus kita tingkatkan. Bahwa setiap tindakan yang
dilakukan anggota harus menolong masyarakat, tidak diskriminatif, tidak
mempersulit, tidak meminta imbalan dan sebagainya tadi sudah saya
jelaskan. Kemudian meminta Kapolri tegas dan tidak takut kepada siapapun
kecuali kepada Allah SWT, insyAllah dan saya pernah menyatakan dulu di
forum RDP, saya kira saraf takut saya sudah sudah putus. Sehingga tidak
ada lagi rasa takut kecuali kepada Allah SWT. Berikutnya, rekruitmen Kapolda
yang baik, Kapolda akan merekrut Kapolres yang baik dan Kapolres dan
Kapolres akan merekrut Kapolsek yang baik, saya kira ini adalah menjadi
bagian yang harus harus dilakukan, sehingga penempatan personil ini betul-
betul sesuai dengan married system dan berdasarkan pada kemampuan,
profesionalisme, maupun integritasnya. Kemudian dari Pak Desmond apakah
sudah melaksanakan Pasal 13 Undang-undang Kepolisian dan Beliau tidak
tanya. Terima kasih Bapak. Bapak memarahi saya, tapi tidak bertanya dan
saya akan melaksanakan apa yang menjadi undang-undang yang menjadi
amanah dan nafasnya bagi Tindakan-tindakan Kepolisian. Kemudian, 28, dari
Pak Saan Mustofa bagaimana komitmen calon Kapolri di bidang transparansi,
bisa diwujudkan. Saya kira transparansi ke dalam dan transparansi keluar
termasuk gelar ke dalam Penempatan-penempatan personil yang melalui
banyak dan melibatkan personel banyak, ini diharapkan sebetulnya
merupakan transparansi dan kita memenuhi apa yang menjadi usulan-usulan
92

dari Satker atau Kepala Kewilayahan, transparansi ke luar terkait dengan
anggaran, saya kira sudah dipublikasikan di website-website termasuk berapa
jumlah anggaran di Bareskrim itu bisa di akses dan berapa pengadaan itu
bisa diakses semuanya, kemudian juga transparansi dalam rangka
penindakan setiap gelar perkara kita juga melibatkan dari luar sehingga bisa
menilai untuk menilai secara obyektif perkara yang ditangani oleh Polri.
Bagaimana mewujudkan komitmen calon Kapolri untuk sinergi atau
bekerjasama dengan KPK dan pemberantasan tindak pidana korupsi, tadi
sudah saya jelaskan. PR bagi Kapolri bagaimana mengungkap kasus
penembakan terhadap anggota Polri karena meresahkan masyarakat, tadi
sudah saya jelaskan dan ada beberapa yang sudah tertangkap walaupun
belum pelaku utamanya. Kemudian kasus rekening gendut akan selalu
dipertanyakan, dimana pertanggung jawabannya. Rekening dan aliran dana
yang dibuat oleh PPATK dan laporannya ke kita, dan kita harus harus
menemukan adanya tindak pidana awal atau predikat crimenya, sebenarnya
kalau kita belum pernah menemukan predikat crimenya, mungkin kita tidak
tidak bisa melakukan tindakan terhadap pemilik rekening ini. Sehingga tentu
kita harus mencari bukti-bukti, karena mungkin rekening sudah berpuluh-
puluh tahun, untuk mencari apakah ini rekening dari kejahatan pada waktu itu,
bukan hanya kejahatan korupsi tetapi kejahatan-kejahatan lain, sehingga
masuk rekening, sehingga kita tidak serta merta bahwa rekening itu apakah
hasil kejahatan atau memang kita harus membuktikan dulu, membuktikan dan
bisa juga dilaksanakan secara bersama-sama, kalau memang terjadinya pada
saat itu. Saat ini memeriksa delik pokoknya atau predikat crimenya bersama-
sama dengan tindak pidana pencucian uangnya. Saya kira ini kalau rekening
terkait dengan tindak pidana pencucian uang tetapi kalau selama kita belum
menemukan, predikat crimenya, kita akan sulit untuk mengungkap kasusnya
ini. 29, dari Pak Dasrul Jabar. Pembenahan dalam penindakan Kepolisian,
kasus salah tembak. Kami menyadari bahwa ini masih ada salah tembak,
salah tangkap dan itu adalah bagian yang harus diperbaiki ke depan,
sehingga tidak lagi ada tindakan-tindakan yang salah, khususnya dari aspek
penegakan hukum. Perlu diberikan tindakan tegas terhadap anggota yang
melanggar, termasuk kepada pimpinannya, saya kira sudah dilakukan baik
terkait dengan disiplin, dana maupun kode etik. 30, dari Pak Otong
Abdurahman. Kerjasama aparat penegak hukum, terkait dengan masalah
pungli dan korupsi, saya kira tadi sudah saya sampaikan dan pungli yang
terjadi harus dihilangkan, karena pungli yang ada akan menimbulkan
keresahan masyarakat, masyarakat akan menimbulkan distrust terhadap
Institusi Polri, stigma terhadap eh kasus salah tangkap, tadi sudah saya
jelaskan saya kira salah tangkap, salah tembak dan sebagainya, kemudian
kapasitas terkait dengan Polwan yang berjilbab, tadi sudah saya jelaskan
juga, referensinya sudah ada. Kemudian menanyakan cita-cita, waktu kecil
saya memang sejak kecil bercita-cita menjadi Polisi Pak, karena saya
keluarga petani, tidak ada satupun yang menjadi Polisi dan ini dikabulkan oleh
Allah SWT, sehingga saya bersyukur dan berterimakasih kepada Allah SWT
untuk cita-cita ini. Dan sehingga sampai saat ini, itu adalah perjalanan
panjang dan kerja keras yang kami lakukan selama ini. Yang ke-31
pertanyaan dari Pak Deding Ishak, mengharapkan Polri sebagai lembaga
permanen untuk melakukan upaya pemberantasan korupsi terutama yang
dilakukan oleh anggota Polri dan bagaimana upaya hukum, saya kira tadi
kami sudah jelaskan. Kita akan komitmen untuk menindak Pelaku-pelaku
korupsi baik ke dalam, maupun keluar. Kemudian penanggulangan narkoba,
93

bagaimana langkah kordinasi dengan Polri dan BNN, tadi juga saya jelaskan,
pencegahan sampai dengan pemberantasan dan rehabilitasi pengawasan
yang ada di Lapas, karena selama ini Lapas juga masih digunakan untuk
transaksi dan mengendalikan narkoba dan ini juga sudah kita ungkap,
beberapa saat yang lalu di Lapas narkotika di yang melibatkan beberapa
pelaku yang menghebohkan belakang ini. Kemudian bagaimana langkah
Bapak dalam rangka reformasi internal Polri khususnya di bidang kultural, tadi
juga saya jelaskan dimulai dari Pimpinan, dari sekarang, dari saya sampai
dengan terus ke Kesatuan dan ke seluruh Polri. Dari Pak Taslim, kunci
pembenahan internal Polri adalah leadership, saya kira sangat setuju bahwa
pemimpin adalah tauladan, pemimpin adalah konsultan, pemimpin adalah
harus memberikan contoh dari berbagai aspek sehingga lebih bagus kita
berikan, tauladan dari pada seribu kata-kata yang disampaikan kepada
anggota, lebih efektif. Bagaimana kepemimpinan Gus Dur, saya menilai
Beliau adalah Pemimpin yang jujur, pemimpin yang yang tidak neko-neko,
apa adanya disampaikan. Kalau dan itulah yang mungkin kejujuran, yang
disampaikan oleh Beliau dan itu yang menginspirasi. Bahwa sifat dari
pemimpin itu harus jujur, harus benar dan harus adil. Bagaimana komitmen
Kapolri untuk menertibkan aturan Polwan, saya kira berjilbab saya kira sudah
saya sampaikan, strategi membangun Polisi menjadi profesional dalam
melaksanakan penyidikan, tadi juga sudah saya saya sampaikan melalui
pendidikan formal, pendidikan fungsi kesatuan dan peningkatan, penugasan
pendidikan ke luar negeri dan pengunaan scientific crime investigation
sehingga, penyidik menjadi profesional. 33 dari Pak Muhajir, bagaimana
pendapat, pandangan Bapak dengan revisi Undang-Undang Kepolisian.
Undang-undang akan selalu menyesuaikan kondisi kondisi saat ini dan saya
kira Undang-Undang Kepolisian saat ini masih cukup relevan untuk
digunakan. Namun demikian, apabila perkembangan situasi dan kondisi yang
menghendaki adanya perubahan undang-undang untuk kepentingan
penguatan Institusi, tentu ini tidak ada persoalan yang harus dibicarakan, dan
harus direncanakan dengan baik, sehingga undang-undang yang dibuat itu
betul-betul memperkuat, dan dapat digunakan sebagai pedoman bagi
kegiatan atau tindakan Kepolisian ke depan. Apakah Pamswakarsa masih
dibutuhkan? saya kira masih, kita masih butuh satuan-satuan pengaman dan
satuan-satuan pengaman lain, karena Polisi tidak mungkin mampu
mengawasi seluruh area yang ada di Republik ini. Bagaimana pandangan
terkait dengan pengembangan Kompolnas sampai di tingkat Polsek, saya kira
kalau Kompolnas sampai ke tingkat Kapolsek, harus berapa banyak personil
Kompolnas, saya kira Kompolnas ini adalah membantu merumuskan
kebijakan, kebijakan dan strategi Polri dan kalau perlu berjuang untuk
mendukung, menggolkan anggaran yang dibutuhkan oleh Polri, dan sebagai
perencana di lingkungan Polri, sehingga fungsi pengawasannya akan menjadi
efektif. 34, dari Pak Ahmad Basarah, diharapkan Kapolri tidak disetir atau
dikendalikan atau melakukan tindakan pelanggaran hukum, insyAllah Pak
kami akan berkomitmen untuk tidak setir atau diintervensi oleh siapapun.
Pemilu 2014 sangat rawan, salah satunya dikarenakan kredibilitas
penyelenggaran pemilu yang dipertanyakan dan kita harus mengawal, Polri
harus mengawal seluruh tahapan Pemilu dan Polri saya nyatakan harus
netral, tidak memihak kepada siapa pun, kemudian loyalitas kepada atasan
diwujudkan secara professional, tadi saya sudah jelaskan. Dan ini tadi juga
mungkin sudah dibahas insiden toilet, mungkin saya tidak membentuk apa
pun, saya dibantu untuk menyusun Temen-temen, saya kira tidak ada Tim-tim
94

khusus, Tim-tim tertentu, tadi juga yang dipertanyakan oleh Ketua bahwa
saya nyatakan tidak ada, unsur-unsur pendekatan dalam bentuk apapun.
Ketiga dari Pak, Bachruddin Nasori anggaran penyidikan Tipikor sama
dengan KPK berharap untuk memenuhi Polsek sebagai ujung tombak dan
tadi sudah saya jelaskan bagaimana efisiensi anggaran ini dan Polsek
sebagai ujung tombak juga sudah saya jelaskan, serta Polwan berjilbab
sudah kami jelaskan. Dari Pak Nudirman Munir, Pak Nudirman Munir,
kriminalisasi oleh Polri, contoh mafia Budi Said, tadi secara pincang saya
sampaikan saya kenal Budi Said ini waktu di Reskrim di Jawa Timur, tapi
setelah itu tidak kenal lagi Pak, kalau dia melakukan tindakan-tindakan mafia,
kita harus tindak secara tegas. Kemudian anggaran Kemudian mafia kelas
kakap, mafia pemilu, Labora Sitorus saya kira tadi juga sudah saya jelaskan.
Kemudian, rekruitmen Polri mempertimbangkan personil dari masyarakat
setempat, ini saya kira sudah menjadi pertimbangan, sudah dilaksanakan.
Hanya kadang khusus untuk Bintara Polri, saya kira memang sepenuhnya
dari masyarakat setempat. Kemudian pengadaan tameng kejut listrik dan lalu
menghadapi demo anarkis, saya kira memang perlu kami mempertimbangkan
Pak untuk alat-alat perorangan. Yang selama ini mungkin seperti tongkat,
borgol itu tidak berada di setiap orang, itu perlu ada di setiap orang. Karena
apa? itu minimal untuk melindungi diri dan melindungi masyarakat, bukan
hanya melindungi diri. Kalau dia pegang tangan kosong begitu di dikejar
dengan golok ini polisi lari, yang seharusnya Polisi melindungi rakyat maupun
melindungi diri sendirinya sehingga saya kira perlengkapan perorangan
harus-harus dilengkapi. Dan itu digunakan untuk melindungi masyarakat,
bukan untuk menyiksa masyarakat. Kemudian untuk netral 2014 saya kira
sudah saya nyatakan berkali-kali. Yang 37 dari Pak Aboe Bakar Al Habsi,
masalah Narkoba, khususnya di Kalsel bagaimana langkah memberantas,
dan saya kira komitmen saya memberantas Narkoba ini, bahkan tadi juga
adanya upaya untuk membesarkan institusi Dit. Narkoba saya kira ini adalah
langkah-langkah yang harus kita lakukan dan Narkoba ini sudah merasuk ke
seluruh lapisan masyarakat yang harus di dicegah dan diberantas. Kemudian
dari survey ... Corruption survey, transparansi internasional, tadi sudah saya
jelaskan itu adalah feedback yang harus kita perbaiki dan langkah-langkah
perbaikan sudah kami jelaskan. Kemudian trust, kepercayaan masyarakat
terhadap Polri rendah, bagaimana langkah strategi, sudah tadi saya
sampaikan. Sebenarnya sangat sederhana, kita dalam melayani masyarakat,
khususnya di fungsi pelayanan yang langsung menyentuh masyarakat, agar
tidak mempersulit masyarakat dan dia berjiwa penolong, tidak merekayasa
kasus, tidak membebani masyarakat, maka insyAllah dia akan percaya dan
setelah percaya dia akan berkontribusi untuk membantu, mendukung Tugas-
tugas Polri. Bagaimana langkah agar konflik bisa diredam terutama menjelang
Pemilu, saya kira kita akan melakukan operasi cipta kondisi untuk
menyelesaikan berbagai kasus-kasus kriminalitas jalanan dan kasus-kasus
konflik lainnya sehingga kondisi sangat kondusif untuk menunjang terjadinya
pelaksanaan Pemilu yang yang jujur benar jujur, lancar, adil yang yang harus
kita selenggarakan bersama pada 2014 nanti. Kemudian Bunda Putri saya
kira itu sudah saya jelaskan. Yang ke-38 dari Pak Himatul Aliah, Ibu, mohon
maaf. Harapan masyarakat bahwa Polri ada saat dibutuhkan dan ini saya kira
Polri harus berada di masyarakat di tengah-tengah masyarakat pada saat
masyarakat membutuhkan, kapan saat masyarakat membutuhkan,
masyarakat sedang istirahat tidur pun membutuhkan kehadiran Polri, jadi Polri
harus hadir di tengah-tengah masyarakat. Kemudian peredaran Narkoba di
95

Tangerang, saya kira tadi sudah jelaskan secara keseluruhan. Dari Pak
Muzzammil Yusuf, apa program untuk zero corruption, ini mulai dari
pencegahan dan penegakkan hukum, saya kiral tadi sudah saya jelaskan
juga. Kemudian apa sanksi yang diberikan apabila ditemukan suap dalam
pemberian rekrutmen SDM Polri, pemberi dan penerima suap harus dihukum
yang sama, sehingga ini memberikan pembelajaran sehingga orang juga tidak
memberi suap, ini yang harus kita kampanyekan bahkan pemberi maupun
penerima adalah hukumannya sama. Sehingga tidak ada yang mencoba-coba
juga memberi dan menerima suap. Kemudian perlu terobosan tradisi baru
apakah berani untuk mengekspose harta kekayaan, saya kira harta kekayaan
sudah diekspose ini Pak, yang sudah kami laporkan ke KPK sudah
diekspose, berapa nilainya, berapa aset tanah, berapa aset kendaraan
berapa sudah diekspose Pak itu. Kemudian bagaimana memberantas mafia,
saya kira sudah saya jelaskan. Kemudian dari 40, dari Pak Tjatur,
mengharapkan affirmative action dengan memberikan kesempatan anggota
Polri yang terbaik menjadi Kapolda, tadi sudah saya jelaskan sepanjang
memenuhi kompetensi dan integritas. Kemudian meminta agar LO di DPR
yang terbaik Bintang 1, ini insya Allah ini Pak, tapi mungkin kenaikan bintang
ini bukan di sini Pak, karena jabatan di sini bukan jabatan struktural. Mungkin
bintang dulu, baru kemari. Saya kira kesetaraan sudah ada, di TNI sudah ada,
Kemudian mungkin kalau bintang 2 terlalu boros Pak, karena bintang 2 ini
harus sangat strategis. Tapi kesetaraannya di TNI ada, saya kira ini tidak
menjadi persoalan dan bintang 1 kita juga cukup banyak stoknya. Harus ada
hal statement dari calon Kapolri, harus bersih dari awal, saya sudah katakan
Pak, tidak ada lobi-lobi, tidak pendekatan-pendekatan, saya apa adanya, dan
saya hanya lillaahita'ala saja untuk menjalankan proses sampai dengan saat
ini. Kemudian apakah siap untuk dites urine, kami siapa Pak, kalau perlu kami
mempelopori untuk tes itu. 41 dari Pak Azis Syamsudin. Komitmen netralitas
tadi saya sudah jelaskan Pak, jadi saya sangat komitmen dan netralitas serta
mengamankan seluruh tahapan ini, termasuk saya menyampaikan ke seluruh
bawahan saya, ke anggota untuk netral, dalam pelaksanaan pemilu nanti.
Kemudian komitmen untuk melakukan penggantian Kapolda dan Kapolres
yang dinilai tidak kompeten, saya kira memang ini menjadi tugas dan wajiban
mabes Polri untuk mengevaluasi apabila kinerja Kapolda, Kapolres ini
memang tidak baik dan tidak memenuhi rasa harapan masyarakat, apalagi
sudah terlibat merekayasa kasus dan sebagainya harus diganti. Perlu
evaluasi sistem perencanaan anggaran supaya tepat guna dan tepat sasaran,
saya kira memang penyusunan anggaran harus dari bawah, kita sebetulnya
memiliki memiliki apa kebutuhan riil dan anggaran riil yang ada dari tingkat
Polsek, kemudian karena sampai penyusunan RKAKL, RKAKL dikirim dan
akhirnya turun pagu definitif sampai dengan Dipa seluruhnya saya kira
memang harus kita evaluasi dan akhir dalam lakip juga kita laporkan, apa-apa
yang sudah dilaksanakan dan anggaran yang lebih dan kurang, saya kira itu
perlu di evaluasi sehingga perencanaan ke depan tahun berikutnya akan lebih
baik. Kemudian perlu evaluasii sistem pengadaan material, STNK dan TNKB
dan ini saya kira memang momentum yang tepat Pak sebetulnya, setelah
penindakan yang dilakukan oleh KPK terhadap Korlantas ini, sehingga
dengan ini kita bisa melakukan langkah dari nol dan pengadaan itu betul-betul
berdasarkan aturan dan ketentuan dan kita harus mengawasi, tidak ada aliran
dana yang sampai kepada pelaksanaan pengadaan itu sendiri. Kemudian,
perlu evaluasi sistem penganggaran operasional Polri misalnya di dalam
pengadaan BBM, saya kira memang dengan BBM dalam bentuk bentuk BBM,
96

ini ada kesulitan apabila dikirim daerah-daerah yang tidak punya tempat Pak,
kalau nitip itu dipotong sebelumnya mungkin sangat efektif dan efisien apabila
BBM ini dalam bentuk uang misalnya, kalau dikirim ke daerah dalam bentuk
uang, dia bisa membeli dan membelinya sesuai dengan ketentuan harga
ekonomis. Sehingga tidak perlu menitip-menitip, tapi langsung kepada
pelaksana, dan itu bisa membeli di manapun kemudian Polri sebagai Korwas
PPNS saya kira kita masih dibutuhkan, karena tadi saya sampaikan Pak
bahwa ada undang-undang lex spesialis yang Polri tidak punya kewenangan,
itu perlu kita juga perlu penguatan bagi PPNS untuk penanganan
masalahnya, kalau misalnya juga Lex spesialis Polri masih punya
kewenangan, kalau misalnya tidak mampu ditangani oleh PPNS, mungkin
bisa dialihkan, demikian juga sebaliknya dan ini sudah sudah kita lakukan
kerjasama dengan Lembaga dan Kementerian. Kemudian meminta LO Komisi
III, nah ini saya kira tadi sudah saya jawab Pak. Yang terakhir pertanyaan dari
Pak Pieter, apakah yang akan dilakukan agar Polri dicintai masyarakat, saya
kira langkah-langkah secara komprehensif tadi sudah kami sampaikan juga,
mulai dari rekrutment yang transparan, transparan ke dalam dan penempatan
personel yang tepat, sehingga kita bisa mampu untuk memberikan apa yang
menjadi maunya masyarakat dan tidak merekayasa kasus, tidak membebani
rakyat, tidak mempersulit rakyat inilah akan Polri akan dicintai oleh
masyarakat, dan sebagai penolong sebagaimana komitmen di dalam visi
yang saya sampaikan tadi. Kemudian, bagaimana komitmen dalam upaya
pemberantasan korupsi khususnya terhadap kasus-kasus korupsi yang terjadi
di internal Polri, jadi mulai dari pencegahan, tadi juga sudah saya sampaikan,
sampai dengan kita harus membuat zona integritas dan kita juga
menyampaikan pemberitahuan langkah-langkah pengawasan agar tidak ada
lagi dalam pengadaan barang jasa dalam proses pelayanan ini memungut
khususnya pelayanan memungut di luar ketentuan yang sudah ada, dan
dalam proses pengadaan tidak ada lagi aliran-aliran uang yang sampai
kepada pelaksana. Sehingga diharapkan Polri ke depan akan menjadi Polri
yang dipercaya masyarakat, akan menjadi Polri yang dicintai oleh masyarakat
dan kita mampu memberikan apa yang menjadi harapan masyarakat.
Demikian hal-hal yang saya sampaikan, terima kasih.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABUEA, MH.

Terima kasih kepada saudara calon Kepala Kepolisian Negara Republik
Indonesia, selanjutnya saya serahkan kepada seluruh Anggota apakah
jawaban dari calon Kapolri sudah bisa kita terima? Sudah cukup bagus,
tinggal pandangan fraksi saja.

DR. H. DEDING ISHAK, SH., MM/F. PARTAI GOLKAR

Kita pikir jawaban dari calon sudah cukup, tinggal barangkali sekarang
pandangan atau pendapat dan sikap fraksi masing-masing untuk

ACHMAD BASARAH, MH/F. PDI PERJUANGAN

Fraksi PDI perjuangan menganggap cukup penjelasan Kapolri. Tapi juga Pak
Ketua,
97


AHMAD YANI, SH., MH/F.PPP

walaupun memang kita merasa cukup, mungkin kalau masih ada 1-2 yang
ingin itu silakan. Saya lihat Pak Nudirman Munir sudah angkat-angkat tangan
itu.

NUDIRMAN MUNIR, SH/F. PARTAI GOLKAR

Ya karena perlu juga pendalaman Pak Ketua. Pimpinan. Sedikit soalnya ada
beberapa jawaban tadi yang menurut hemat saya belum clear. Ketua.

M. NASIR DJAMIL/F. PKS

Ini dulu apakah perlu pendalaman atau tidak jadi harus jelas. Pimpinan.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABUEA, MH.

perlu dimintakan kesepakatan lebih dulu. saya mau tanyakan kepada seluruh
Anggota apakah ini diperlukan pendalaman atau tidak? tidak perlu
Pimpinan. nah sudah kan, untuk mempersingkat waktu.

TASLIM, S.SI/F.PAN

Cukup Pimpinan.

ABOE BAKAR AL HABSY, SE/ F. PKS

Gagah tuh baru itu.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABUEA, MH.

Sesi tanya jawab telah selesai. Selanjutnya kami meminta kepada calon
Kapolri untuk menandatangani surat pernyataan yang telah kami persiapkan.

H. ANDI ANZHAR CAKRA WIJAYA, SH/F.PAN

Pimpinan, Pimpinan. Pimpinan sebelah kiri Pimpinan,

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABUEA, MH.

sebentar-sebentar, biar selesai dulu satu-satu.




98


H. ANDI ANZHAR CAKRA WIJAYA/F. PAN

mohon maaf Pimpinan, kalau tidak salah harus pandangan Fraksi dulu bukan,
baru tanda tangan. Namanya juga nanya Pimpinan. Terima kasih.

PIMPINAN RAPAT/DR. PIETER C. ZULKIFLI SIMABUEA, MH.

Dengan selesainya sesi tanya jawab yang telah ditandatanganinya surat
pernyataan, kami atas nama Komisi III DPR RI mengucapkan terima kasih
kepada calon Kapolri atas kehadirannya pada hari ini selanjutnya calon
Kapolri saya persilakan meninggalkan ruang Sidang Komisi III DPR RI dan
menunggu di ruang tamu.

M. NASIR DJAMIL/F. PKS

Mohon jangan tepuk tangan. Mohon jangan tepuk tangan Bapak. Tolong Pak
Aziz dibaca tata tertib.

RAPAT DI SKORS

Anda mungkin juga menyukai