Anda di halaman 1dari 5

MINGGU 1 Pengenalan Metode Kuantitatif & satu variable sehingga mckp perpektis yg lbh 1.

Menentukan tujuan analisis faktor


Kualitatif luas.  mengelompokkan responden/kasus
MINGGU 2 ANALISIS SKALOGRAM atau variabel
MAP dalam proses perencanaan terletak pada  meringkas atau mengurangi data
tahap pengumpulan dan interpretasi data. Metode skalogram menggunakan urutan  menentukan variabel
1.Analisis Kuantitatif digunakan untuk pertanyaan yang berhierarki. Jaawaban dari Keterangan:
2. Merancang analisis faktor
mengolah, menganalisis, dan pertanyaan-pertanyaan ini menunjukkan nE = jumlah galat yang terjadi
menginterpretasikan data berbentuk angka. ni = jumlah item pertanyaan (kolom)  korelasi antar kasus atau antar
tingkatan penilaian seseorang thdp objek yang
no = jumlah observasi yang dikumpulkan variabel
Teknik pengumpulan datanya berupa tabulais sedang diteliti. Pertanyaan diurtkan mulai dari
data sekunder dan survey. yg paling sederhana hingga yang paling tinggi, (baris)  tingkat pengukuran variabel
2.Analisis Kualitatif, terkait dgn penyelidikan sehingga dapat diukur seberapa jauh LANGKAH-LANGKAH ANALISIS SKALOGRAM  ukuran sampel
yang menghasilkan data yang tidak dapat pandangan responden tsb. 1.Pola Variabel, berfunhsi utk penentuan 3. Menelaah asumsi-asumsi dalam
diperoleh lewat prosedur statistic. Teknik Tujuan analisis ini adlah menguji apakah variabbel yg dpt mereprentasikan prinsip analisis faktor
pengumpulan datanya berupa wwc, analisis sekumpulan variabel undimensional terdapat hirarki.  isu konseptual
dokumen dan observasi. dlm suatu poulasi sehingga populasi tsb dpt 2.Pola skalogram dan galat, utk mengurutkan  isu statistikal
Analisis statistic adalah prosedur yang jelas membentuk pola hirarkis. Pola hirarkis yang objek berdasarkan nilai sesuai bobot yg ada 4. Mengekstrak faktor dan uji
dalam mengumpulkan, mengatur, dan dimaksud direpresentasikan oleh tabel yg pd tiap variabel serta kesalahan penilaiannya. kesesuaian keseluruhan
menafsirkan (menginterpretasikan) data. dikenal dgn istilah skalogram. 3.Koefisien reprodusibilitas, utk mengetahui  metode ekstraksi faktor: component
Analisis stastistik multivariat: bentuk jenis Penjelasan metode: kualitas hasil analisis skalogram. analysis & common factor
analisis statistic yang melibatkan beragam -Apabila responden menjawab ya pd suatu  jumlah faktor yang diekstrak
ukuran secara serentak. pertanyaan, dpt diprediksi responden tsb PENERAPAN SKALOGRAM DLM KASUS PWK 5. Menginterpretasi faktor
Analisis s. univariat: 1 variabel menjawab ya jg utk pertanyaan2 sebelumnya. metode skalogram Guttman diidentifikasi
 Mengelompokkan variabel dengan
Analisis s.bivariat: 2 variabel - Apabila jawaban berupa tingkatan ordinal, sebagai model analisis yang sangat baik untuk
matriks faktor
Analisis s. multivariat: lebih dari >2 variabel tiap tingkat dpt diberi nilai berbeda dan penelitian struktur perkotaan, menawarkan
potensi untuk penyelidikan lebih lanjut
 merotasi hasil analisis
Jenis-jenis analisis multivariat berdasarkan dijlhkan totalnya utk menghasilkan skor.
klasifikasi pertanyaan berikut: mengenai teknik dan hubungan untuk  Mengambil kesimpulan dari
-Misalnya orang 2 menjawab tidak (0) utk
-Apakah hubungan yg terjadi antarvariabel menguraikan teori kontemporer dalam ekologi komponen dan faktor
pertanyaan 3 dan ya (1) untuk 4,2,1. Ini tidak
berupa dependensi atau interdependensi? perkotaan dalam kerangka sistem struktur- 6. Memvalidasi hasil analisis
sesuai dgn logika skalogram, sehingga hal ini
Apakah terdapat variable dependen dan fungsi yang lebih komprehensif. 7. Menggunaan lanjutan hasil analisis
disebiut sebagai galat.
independent? Kualitas hasil skalogram dilihat dari koefisien
-Berapa jlh variable dependennya? Mengelompokkan responden/kasus atau
reprodusibilitas (CR) dan coefficient of
-Apa Tingkat pengukuran variable MINGGU 3 Analisis Ekploratory variabel
scalability (CS)
independent dan dependennya? Untuk mengelompokkan variabel, digunakan
-CR adalah ukuran seberapa sering hasil
Analisis Faktor exploratory menghasilkan R-type Factor analysis Untuk mengelompok
Mengapa perlu dilakukan analisis stastitik analisis (model yang dihasilkan) dengan pola
faktor berdasarkan apa yang ada dalam data kan respondn, digunakan Q-type Factor
multivariat? Skala Guttman sempurna, sedangkan CS
yang dimiliki Peneliti tidak memiliki anggapan analysis atau Analisis Klaster
Karena perlu diperhatikan tingkat validitas dan adalah ukuran seberapa sesuai data yang
sebelumnya tentang faktor-faktor tersebut
realibilitas. dimiliki merepresentasikan model yang
apalagi variabel-variabel yang mendasarinya Meringkas atau mengurangi data
Validitas adalah ukuran seberapa tepat hasil dihasilkan
Faktor-faktor dihasilkan dari perhitungan Meringkas data (data summarization) berarti
sebenarnya pengukuran variabel (jawaban -CR diukur dengan mengurangkan
korelasi yang terbentuk pada data yang hanya sebatas mengidentifikasi faktor
pertanyaan) bisa didapatkan. perbandingan jumlah galat yang terjadi
dikumpulkan /dimensi dari variabel-variabel yang diteliti
Realibilitas adalah seberapa konsisten dengan jumlah galat yang mungkin terjadi
Analisis Faktor confirmatory mengonfirmasi Variabel-variabel yang terdapat dalam satu
pertanyaan dpt dijawab di kondisi apapun ia -Nilai CR yang dikehendaki adalah ≥0,90
faktor-faktor dari hasil telaah literatur dengan faktor/dimensi berarti adalah variabel-
diajukan. Atau seberapa tepat hasil sementara CS ≥0,60
data yang dikumpulkan Peneliti memiliki variabel yang berdekatan secara hubungan
pengukuran yg didapatkan.
pengetahuan sebelumnya terkait faktor- /berkorelasi tinggi satu sama lain Contohnya
Penelitian dn analisis multivariat dpt
faktor yang akan terbentuk juga variabel- adalah biaya parkir, uang bensin, dan biaya tol
memungkinkan peneliti dapat kesimpulan
variabel yang mendasarinya Data digunakan bisa dikelompokkan menjadi faktor/dimensi
yang lebih valid dan memperkecil galat (error)
untuk membuktikan secara empiris hasil “biaya perjalanan.”
karena analisis ini menggunakan lebih dari
telaah literatur tersebut. Langkah – Langkah
Mengurangi data (data reduction) berarti Variabel nonmetrik dapat digunakan setelah matriks yang berisi nilai negatif dari korelasi ekstraksi faktor dilakukan dengan
mengurangi jumlah variabel untuk dianalisis dikonversi menjadi variabel dummy (variabel parsial pasangan variabel Korelasi parsial memperhatikan jumlah variansi yang
yang dapat dilakukan dengan dua hal berikut: yang berisi hanya 0 dan 1). Namun, pada adalah korelasi yang tidak bisa dijelaskan oleh dijelaskan oleh faktor yang terbentuk (ingat
- Memilih satu variabel sebagai perwakilan umumnya variabel jenis ini dihindari dalam pasangan variabelnya atau variabel lain yang kembali pengertian “variansi”/variance, yakni
dari sekumpulan variabel yang berada dalam analisis faktor terlibat Jika nilai korelasi parsial tinggi, artinya ukuran penyebaran standar data sebuah
satu dimensi- Membentuk variabel baru yang terdapat korelasi yang tidak dapat dijelaskan variabel)
nilainya terdiri atas variabel-variabel yang Isu Konesptual oleh variabel pasangannya atau variabel Ketika variabel X berkorelasi dengan variabel
berada dalam satu dimensi sehingga jumlah Asumsi dasar yang terkait isu konseptual pasangannya, sehingga tidak ada faktor atau Y, dikatakan bahwa ada sejumlah variansi
variabel keseluruhan menjadi sedikit, namun dalam analisis faktor adalah “tidak ada struktur yang mendasari variabel-variabel variabel X yang juga terdapat dalam variabel Y
informasi yang terkumpul tidak berkurang struktur yang mendasari variabel-variabel” tersebutNilai korelasi parsial yang ditoleransi Oleh karena itu, nilai keseluruhan variansi
yang dianalisis Keberadaan korelasi terkadang adalah <0,7 (atau >-0,7 untuk kasus anti- suatu variabel, total variance, dapat dilihat
Menentukan variabel yang dianalisis tidak serta-merta dapat diartikan sebagai image correlation matrix). Apabila terdapat sebagai gabungan dari common variance dan
adanya struktur dalam variabel Contohnya nilai di atas 0,7 dalam matriks korelasi parsial unique variance (bisa terdapat juga error
adalah mencampurkan dua variabel ini, analisis faktor mungkin tidak cocok variance)
Variabel-variabel yang dianalisis dengan
independen dan dependen dan digunakan Ukuran ketiga adalah Bartlett test Common variance/communality adalah
analisis faktor sangat bergantung pada
melaporkannya sebagai satu faktor. Meskipun of sphericity, uji hipotesis yang hipotesis jumlah variansi yang terbagi dengan variabel
pemahaman peneliti terkait dengan objek
pasti terdapat korelasi antara variabel- nolnya adalah “secara statistik, matriks lain
penelitian dan juga konsep yang digunakan
variabel tersebut, analisis faktor menjadi tidak korelasi data yang diujikan adalah matriks Unique variance adalah variansi yang hanya
sebagai landasannya. Peneliti setidaknya
tepat penggunaannya pada kasus tersebut. identitas” terkait dengan variabel tersebut tanpa terkait
harus memperhatikan karakteristik satu sama
Contoh lain adalah mencampurkan variabel- Matriks identitas adalah matriks bujur sangkar dengan variabel lain
lain antarvariabel sehingga dapat dipastikan
variabel yang terkait khusus untuk laki-laki dengan nilai 0 pada sel-selnya dan 1 pada Error variance adalah variansi karena galat
bahwa ada kemungkinan variabel-variabel
saja dan variabel-variabel yang terkait khusus diagonal utamanyaJika ini terbukti, artinya pengukuran atau kesalahan dalam
tersebut dapat dikelompokkan. Dengan
untuk perempuan saja, kemudian nilai korelasi variabel-variabel sama dengan pengumpulan data
demikian, analisis faktor dapat menjadi
menganalisis variabel-variabel tersebut secara nol yang berarti juga tidak ada korelasi
analisis yang garbage-in-garbage-out; apabila
kesatuan untuk sampel laki-laki dan antarvariabel yang diperhitungkan Mengambil kesimpulan dari komponen dan
data yang masuk tidak ada artinya, informasi
perempuan Faktor-faktor yang terbentuk Nilai signifikansi yang rendah menunjukkan faktor
yang dihasilkan tetap tidak ada artinya.
dapat dipastikan adalah variabel-variabel yang berapa peluang kita dapat menerima Khusus untuk component analysis, komponen
Apabila variabel-variabel yang kita masukkan
terkait khusus untuk masing-masing gender hipotesis nol tersebut. Ukuran keempat baru tersebut ditulis sebagai persamaan linear
sebenarnya tidak secara konseptual dapat
saja, dan hal tersebut tidak patut secara adalah Kaiser-Meyer-Olkin Measure of dengan pola seperti berikut, dengan “variate
dikelompokkan, kelompok yang dihasilkan
konsep Sampling Adequacy (MSA). value” berarti nilai komponen tersebut, X1
tidak akan jadi masuk akal juga, sehingga sia-
Nilai ini berkisar antara 0 hingga 1 dengan 1 sampai Xn berarti variabel-variabel yang
sia
Isu statikal berarti tiap variabel dapat diprediksi tanpa tercakup, dan w1 sampai wn berarti factor
Korelasi antarkasus atau antarvariabel
Jika variabel-variabel yang dianalisis secara kesalahan oleh variabel-variabel lain score-nya.
Baik analisis faktor antarkasus maupun
konsep sudah terpenuhi, asumsi yang perlu Kaiser memberi batas nilai MSA sebesar 0,5
antarvariabel menggunakan tabel korelasi
dipenuhi secara statistik adalah keberadaan ke atas. Di atas 0,6 Kaiser menyebut
untuk memprosesnya menjadi sekumpulan
hubungan antarvariabel. Terdapat empat kualitasnya mediocre (menengah), di atas 0,7
faktor Tabel korelasi adalah tabel/matriks
ukuran yang bisa digunakan untuk menilai middling (lumayan), dan 0,8 ke atas
bujur sangkar (n x n) yang berisi korelasi Jumlah faktor yang diekstrak
keterpenuhan asumsi-asumsi secara statistik meritorious (terpuji) Pada SPSS, nilai MSA
antarobjek yang terlibat. Objek di sini
dalam analisis faktor Ukuran pertama yang juga ditempatkan pada diagonal matriks Anti-
maksudnya dapat berupa kasus atau variabel Analisis faktor mengekstrak n faktor dari n
bisa digunakan adalah matriks korelasi (r- Image Correlation Matrix. Nilai ini berlaku
Tabel ini memiliki diagonal utama yang variabel
Pearson correlation). Periksa secara visual, untuk tiap-tiap variabel. Apabila nilai MSA
bernilai 1, karena objek dengan objek itu Jumlah paling sedikit faktor yang diekstrak
jika jumlah variabel masih memungkinkan, pada variabel tersebut berada di bawah batas
sendiri pasti sangat berkorelasi adalah 1 faktor, yakni masing-masing terdiri
apakah terdapat jumlah pasangan variabel 0,5 maka variabel tersebut sebaiknya
yang memiliki korelasi >0,3 Jika tidak terdapat dikeluarkan dari analisis. atas n variabel, hingga jumlah paling banyak
pasangan variabel yang memiliki koefisien adalah n faktor, yang masing-masing terdiri
Tingkat pengukuran variabel atas 1 variabel. Setiap faktor/komponen yang
korelasi >0,3; maka analisis faktor tidak bisa Metode ekstraksi faktor: component analysis
Variabel-variabel yang digunakan dalam mengandung sejumlah variansi dari n variansi
dijustifikasi penggunaannya Ukuran kedua & common factor
analisis faktor hendaknya adalah variabel total. Jumlah variansi yang dikandung setiap
adalah anti-image correlation matrix, yakni
metrik atau interval/rasio faktor ini disebut eigenvalue atau latent roots
Jumlah faktor yang diekstrak adalah jumlah Keberadaan pencilan dapat berarti salah satu hasil Euclidean distance yang tidak ditarik akar dengan jumlah klaster yang diinginkan dan
yang memiliki eigenvalue di atas 1 dari tiga berikut:Kejadian/kasus yang sangat kuadratnya mengelompokkan secara serentak objek-objek
Hal ini disebabkan faktor yang terbentuk langka dalam suatu populasi,Suatu kelompok Yang ketiga adalah City-block atau Manhattan dengan membandingkannya dengan seed-
harus menjelaskan variansi setidaknya untuk 1 yang sudah direpresentasikan dengan baik distance measure. Ia menjumlahkah jarak sisi seed tersebut
variabel (dengan demikian batasnya adalah 1 oleh sampel namun jumlahnya memang tegak dan datar dua titik saja Contoh dari metode ini adalah K-Means
sedikit, atau Sampel yang kurang representatif Dengan ilustrasi di samping, maka jarak City- clustering
Cara lain mengekstraksi faktor adalah dengan terhadap suatu kelompok di populasi block Object 1 dan Objek 2 di samping adalah
memperhatikan scree plot |X2—X1| + |Y2—Y1| Jarak ini adalah yang Jumlah klaster terbentuk
Scree plot adalah grafik yang memetakan nilai Prinsip utama pengelompokan dalam analisis paling sederhana, tetapi dapat menghasilkan sebenarnya tidak ada cara saklek dalam
eigenvalue dengan jumlah komponen/faktor klaster adalah ukuran kesamaan antarkasus klaster yang tidak valid apabila variabel- menentukan jumlah klaster yang harus
yang diekstrak Jumlah komponen/faktor yang pada variabel-variabel yang menjadi dasar variabelnya berkorelasi tinggi terbentukMetode penentuan jumlah klaster
diekstrak adalah jumlah yang ditandai dengan pembentukan klaster. Ukuran kesamaan ini Yang keempat adalah Mahalanobis distance yang dihasilkan (cluster solution) disebut
titik yang setelahnya garis yang melandai dapat dirinci menjadi 3 jenis: (1) keterkaitan (D2), yakni versi standardisasi jarak Euclidean dengan aturan pemberhentian (stopping rule)
atau korelasi, (2) kemiripan atau similarity, yang dapat digunakan pada variabel-variabel Aturan pemberhentian ini tidak memiliki
MINGGU KE 4 ANALISIS KLASTER dan (3) ukuran asosiasi yang berkorelasi jika variabel-variabel tersebut ukuran pasti seperti halnya metode statistik
Jenis ukuran pertama melihat kemiripan kasus digunakan sebagai dasar pengelompokan lain
1. Menentukan tujuan analisis klaster dari pola nilai tiap-tiap variabelnya objek Aturan ini dapat dikembangkan sendiri oleh
menentukan variabel pengklaster Teknik ini dapat dikatakan mirip dengan apa peneliti dan biasanya melibatkan
2. Merancang analisis klaster yang diterapkan pada analisis faktor, oleh Multikolinearitas variabel-variabel pertimbangan yang kompleks endekatan yang
ukuran sampel karena itu, ini dipakai dalam Q-type factor Multikolinearitas adalah keadaan dapat digunakan dan berbasis hitungan
keberadaan pencilan analysis. Jenis ukuran kedua melihat jarak berkorelasinya dua atau lebih variabel- adalah memperhatikan perubahan koefisien
standardisasi nilai atau kedekatan (proximity) nilai variabel yang variabel yang menjadi dasar pengelompokan heterogenitas yang terbesar
ukuran kesamaan kasus menjadi dasar pengelompokan pada variabel- Multikolinearitas akan berpengaruh terhadap Koefisien ini ditunjukkan oleh kolom
3.Menelaah asumsi-asumsi dalam analisis variabel. Ukuran inilah yang paling lazim bias dari analisis klaster, yakni mengurangi Coefficient yang ada di tabel Agglomeration
klaster digunakan dalam analisis klaster kontribusi dua atau lebih variabel-variabel schedule keluaran SPSS.
representativitas sampel Jenis ukuran ketiga digunakan pada variabel tersebut untuk memengaruhi kesamaan
multikolinearitas variabel-variabel yang bertingkat pengukuran nominal atau objek-objekOleh karena itu, multikolinearitas
4. Membentuk klaster dan uji kesesuaian ordinal ini perlu dihindari dengan mengganti salah
keseluruhan satu variabel, menggabungkan variabel- Analisis faktor menstandarkan terlebih
Prosedur pembentukan klaster: hierarkis/non- variabel tersebut ke dalam satu faktor dahulu nilai data sebelum diolah (ingat
hierarkis Yang pertama ada Euclidean distance (komponen), atau menggunakan ukuran jarak kembali nilai Z). Seluruh n variabel tersebut
jumlah klaster yang dibentuk measure. Ini adalah ukuran jarak garis lurus yang dapat mengakomodasi adanya korelasi memiliki total variansi sejumlah n, karena nilai
5.menginterpretasi klaster antara dua titik.Pengukurannya dilakukan antarvariabel variansi setiap variabel adalah 1 (variansi
Memeriksa karakteristik tiap klaster dengan dasar perhitungan rumus Pythagoras untuk data dengan nilai standar pasti 1)
Memberi nama klaster Caranya diilustrasikan pada gambar di
6.Memvalidasi hasil klaster samping:Objek 1 dan Objek 2 adalah titik yang prosedur hierarkis menggabungkan objek-
dibentuk dari nilai variabelY dan X, dengan objek secara berjenjang/berurutan (ber- MINGGU KE 5 ANALISIS PERAMALAN DERET
menentukan variabel pengklaster nilai Objek 1 adalah (X1, X2) dan Objek 2 algoritma) berdasarkan kesamaan (atau BERKALA
penentuan variabel yang menjadi dasar (Y1,Y2)Sisi tegak adalah selisih nilai Y2 dengan ketidaksamaan) antar objek-objek tersebut.
pengelompokan harus dilandaskan pada Y1 atau (Y2—Y1), sedangkan sisi datar adalah Algoritma yang banyak dipakai di antaranya: 1. Pemulusan rata-rata bergerak tunggal
konsep teoritis, karena analisis klaster pasti selisih X2 dengan X1 (X2—X1)Sisi miring, yakni Single-linkage
akan menghasilkan klaster juga, tidak peduli jaraknya, dihitung dengan rumus Pythagoras Complete-linkage
apapun variabel yang digunakan (garbage in, biasaKonsep ini dapat diperluas menjadi >2 Average-linkage
garbage out) variabel, yakni dengan menambah Centroid linkage, dan
pengurangan sesuai dengan jumlah variabel Ward’s linkage
keberadaan pencilan yang terlibat Prosedur non-hierarkis tidak melakukan
pencilan adalah objek/kasus yang memiliki Yang kedua adalah squared Euclidean penggabungan secara berurutan tetapi
nilai terpencil dari kebanyakan nilai yang ada distance measure. Ini pada dasarnya adalah memilih sejumlah seed (nilai-nilai awal) sesuai
Terdapat berbagai macam statistik deskriptif
yang sering digunakan untuk
2. Pemulusan rata-rata bergerak ganda membandingkan galat
Rumus-rumus berikut adalah bahasa Tujuan analisis regresi linear berganda: utk
matematika dari perhitungan pada kolom- ME, mean error, rata-rata dari galat masing- memprediksi nilai dari variabel dependen
kolom yang terdapat pada tabel Excel seperti masing data berdasarkan variabel independen yang
yang dimaksud pada nomor 5 dan 6. T sendiri Seperti halnya pada perataan ganda, hitung galat dari selisih nilai sebenarnya ditentukan oleh peneliti.
adalah jumlah periode yang dilakukan perata- perhitungan proyeksi nilai di masa t+m, dengan hasil peramalan (Xt-Ft) masing-masing
rataan bergeraknya digunakan persamaan berikut dan mengganti periode, rata-ratakan
m dengan selisih periodenya, dan at dan bt MPE, mean percentage error, rata-rata dari
adalah nilai a dan b terakhir yang didapatkan persentase galat ((nilai sebenarnya–nilai
Untuk menghitung proyeksi nilai di masa t+m, peramalan)/nilai sebenarnya) masing-masing
digunakan persamaan berikut dan mengganti data
m dengan selisih periodenya, dan at dan bt hitung persentase galat masing-masing
adalah nilai a dan b terakhir yang didapatkan periode, rata-ratakan
5. pemulusan eksponensial tripel dari Winter MAE, mean absolute error, rata-rata dari galat
masing-masing data yang diabsolutkan
Secara matematis, menghitung peramalan hitung galat masing-masing periode,
dengan metode Winter ini tersebut absolutkan nilainya, rata-ratakan Prosedur yang dapat dilakukan:
dinyatakan sebagai berikut Metode Enter → Seluruh variabel dimasukkan
3. Pemulusan eksponensial tunggal ke dalam model sekaligus
MAPE, mean absolute percentage error, rata-
rata dari persentase galat ((nilai sebenarnya– Metode Forward → Satu per satu variabel
Untuk periode pertama setelah nilai dasar, yang berpengaruh dimasukkan ke dalam
nilai peramalan)/nilai sebenarnya) yang
hasil peramalan sebelumnya tidak tersedia model
diabsolutkan
oleh karena itu, digunakan nilai dasar tersebut Metode Backward → Seluruh variabel
hitung persentase galat masing-masing
(Xt) sebagai pengganti hasil peramalan dimasukkan ke dalam model lalu yang tidak
Berikut adalah persamaan-persamaan periode, absolutkan masing-masingnya, rata-
sebelumnya tersebut (Ft) berpengaruh dikeluarkan satu per satu
matematis yang menyatakan rumus ratakan
perhitungan indeks-indeks tersebut (overall = MSE, mean squared error, rata-rata dari Metode Stepwise → Satu per satu variabel
stasioner, trend = tren, seasonal = musiman) kuadrat galat masing-masing data yang berpengaruh dimasukkan ke dalam
hitung galat masing-masing periode, analisis namun variabel ini dapat dikeluarkan
kuadratkan galat masing-masing periode kembali.
tersebut, rata-ratakan Uji Asumsi Klasik
RMSE, root mean squared error, akar kuadrat 1.Pengujian normalitas dilakukan
dari MSE menggunakan p-p plot:
tarik akar kuadrat dari MSE terdapat pola diagonal yang terbentuk
Dengan demikian, untuk menghitung proyeksi Galat (error) sebagai dasar perbandingan sebaran data menyebar dan mengikuti garis
nilai di masa t+m, kita hanya bisa Galat adalah nilai pengurangan data diagonal
MINGGU 6 ANALISIS REGRESI LINEAR
melakukannya pada m = 1 saja. sebenarnya dengan hasil peramalan pada 2.Ujiheteroskedastisitas dgn scatter plot:
BERGANDA
periode t; (Xt-Ft) -tidak ada pola yang jelas terbentuk
Kualitas metode (model) dilihat dari -sebaran data menyebar di atas dan di bawah
Konsep dasar
perhitungan statistik deskriptif galat pada atau di sekitar nilai 0
Peramalamn kausalitas: memprediksi nilai
masing-masing metode Apabila kriteria tersebut di atas terjadi, maka
4. Pemulusan eksponensial ganda suatu variabel dalam satu kesatuan kasus
Kualitas yang paling baik adalah yang heteroskedastisitas tidak terjadi
sebab-akibat.
perhitungan statistik deskriptif galatnya paling 3.Uji multikolinearitas dilakukan
Rumus-rumus berikut adalah bahasa Analisis regresi berganda adalah teknik
kecil menggunakan koefisien VIF:
matematika dari perhitungan pada kolom- analisis statistik yg dpt digunakan uutk
menganalisis adanya hubungan (pengaruh) nilai VIF > 5, terjadi multikolinearitas
kolom yang terdapat pada tabel Excel seperti Statistik Deskriptif Galat nilai VIF < 5, tidak terjadi multikolinearitas
yang dimaksud pada nomor 13 dan 14. antara sebuah variabel dgn variabel lainnya.
nilai tolerance > 0,1, tidak terjadi
multikolinearitas
4. Uji autokorelasi dgn nilai Durbin Watson:
DW = 2, error acak → tidak ada autokorelasi
DW < 1, error sistematis → autokorelasi positif
DW sekitar 3, error sistematis → autokorelasi
Uji Signifikasni
1.Uji keakuratan model melalui koefisien
determinasi R2 (Tabel M Summary)
Nilai R2 pd rentang 0 sampai 1, menunjukkan
persentase variansi variabel dependen (Y) yg
dijelaskan olh nilai yg diprediksi. Apabila nilai
R2 mendekati 1 maka model semkain kuat.
Koefisien determinasi yg digunakan adlah
adjusted R2 yg tlh dikoreksi.
2.Uji keberartian model secara keseluruhan
melalui uji F(tabel ANOVA)
Hipotesa:
H0 = persamaan regresi tidak signifikan, F
hitung < F tabel dan sig. > 0,05, model tidak
dapat dijadikan alat memprediksi
H1 = persamaan regresi signifikan, F hitung > F
tabel dan sig < 0,05, model dapat dijadikan
alat untuk memprediksi
Nilai signifikansi < 0,05 maka variabel
independen berpengaruh signifikan secara
simultan
3.Uji keberartian model secara keseluruhan
melalui uji t (Tabel Coefficients)
Hipotesa:
H0 = hubungan tidak nyata koefisien nol t
hitung < t tabel dan sig. > 0,05
H1 = hubungan nyata koefisien tidak nol t
hitung > t tabel dan sig. < 0,05
Nilai signifikansi < 0,05 maka variabel
independen berpengaruh signifikan terhadap
variabel dependen

Anda mungkin juga menyukai