Anda di halaman 1dari 35

KEMENTERIAN SOSIAL REPUBLIK INDONESIA

DIREKTORAT JENDERAL PEMBERDAYAAN SOSIAL

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN SOSIAL


NOMOR 229/5/HK.01/10/2022
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM PAHLAWAN EKONOMI
NUSANTARA TAHUN 2022

DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN SOSIAL,

Menimbang : a. bahwa untuk mengimplementasikan Program Pahlawan


Ekonomi Nusantara pada rentang waktu yang singkat,
perlu penyesuaian atas pelaksanaan Program Pahlawan
Ekonomi Nusantara tahun 2022 yang tetap merujuk
pada ketentuan peraturan perundang-undangan;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan
Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial tentangPetunjuk
Teknis Pelaksanana Program Pahlawan Ekonomi
Nusantara Tahun 2022;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2009 tentang


Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4967);
2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2011 tentang
Penanganan Fakir Miskin (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2011 Nomor 83, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5235);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang
Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 245,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
6573);
-2-

4. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang


Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 68, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5294);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 63 Tahun 2013 tentang
Pelaksanaan Upaya Penanganan Fakir Miskin melalui
Pendekatan Wilayah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2013 Nomor 157, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5449);
6. Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2013 tentang
Pengembangan Inkubator Wirausaha (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 66);
7. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2017 tentang
Penyaluran Bantuan Sosial Secara Nontunai (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 156);
Peraturan Presiden Nomor 110 Tahun 2021 tentang
Kementerian Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 270);
8. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2022 tentang
Pengembangan Kewirausahaan Nasional Tahun 2021-2024
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor
3);
9. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.05/2015
tentang Belanja Bantuan Sosial Pada Kementerian
Negara/Lembaga (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 2047) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor
228/PMK.05/2016 tentang Perubahan Atas Peraturan
Menteri Keuangan Nomor 254/PMK.05/2015 tentang
Belanja Bantuan Sosial pada Kementerian Negara/Lembaga
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor
2147);
10. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012
tentang tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka
Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor
1191);
-3-

11. Peraturan Menteri Sosial Nomor 1 Tahun 2019 tentang


Penyaluran Belanja Bantuan Sosial di Lingkungan
Kementerian Sosial (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2019 Nomor 75);
12. Peraturan Menteri Sosial Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 2021 tentang Pengelolaan Data Terpadu
Kesejahteraan Sosial (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 578);
13. Peraturan Menteri Sosial Nomor 1 Tahun 2022 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Sosial (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 140);
14. Keputusan Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial Nomor
197/5/HK.01/9/2022 tentang Pedoman Umum Program
Pahlawan Ekonomi Nusantara;

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PEMBERDAYAAN


SOSIAL TENTANG PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN
PROGRAM PAHLAWAN EKONOMI NUSANTARA TAHUN
2022.
KESATU : Menetapkan Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program
Pahlawan Ekonomi Nusantara Tahun 2022.
KEDUA : Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Pahlawan Ekonomi
Nusantara Tahun 2022 sebagaimana dimaksud dalam
Diktum KESATU sebagai acuan bagi semua pihak terkait.
KETIGA : Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Pahlawan Ekonomi
Nusantara Tahun 2022 sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan ini.
KEMPAT : Lampiran sebagaimana dimaksud dalam Diktum KETIGA
terdiri atas:
a. Pendahuluan;
b. Pelaksanaan Program Pahlawan Ekonomi Nusantara;
c. Pemantauan, Pengawasan, Evaluasi, dan Pelaporan;
d. Penutup;
-5-

LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PEMBERDAYAAN SOSIAL
NOMOR 229/5/HK.01/10/2022
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM
PAHLAWAN EKONOMI NUSANTARA 2022

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan ekonomi
masyarakat miskin merupakan isu yang penting. Salah satu upaya
peningkatan perekonomian masyarakat miskin dapat diwujudkan melalui
kegiatan wirausaha. Tujuan wirausaha dalam konteks pemberdayaan sosial
untuk memberdayakan seseorang, keluarga, kelompok, dan masyarakat
yang mengalami masalah kesejahteraan sosial agar mampu memenuhi
kebutuhannya secara mandiri. Tujuan di atas sejalan dengan amanat
Undang-undang Nomor 13 tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin
dimana dalam pasal 2 disebutkan bahwa salah satu asas penanganan
fakir miskin adalah pemberdayaan. Asas pemberdayaanmengandung arti
bahwa dalam penanganan fakir miskin dilakukan melalui peningkatan
kemampuan dan kapasitas sumber daya manusia untuk meningkatkan
kemandirian.
Merujuk pada Undang-undang Nomor 11 tahun 2009 tentang
Kesejateraan Sosial dalam pasal 12 disebutkan bahwa pemberdayaan sosial
dilakukan salah satunya melalui pemberian bantuan usaha dan diberikan
dalam bentuk pemberian stimulan modal, peralatan usaha dan tempat
usaha. Selanjutnya dalam pasal 21 disebutkan bahwa penanggulangan
kemiskinan dapat dilaksanakan dalam bentuk penyediaan akses
kesempatan kerja dan berusaha, penyediaan akses pelatihan, modal usaha,
dan pemasaran hasil usaha.
-6-

Sejalan dengan hal tersebut, berdasarkan Peraturan Presiden Nomor


2 tahun 2022 tentang Pengembangan Kewirausahaan Nasional 2021-2024,
Menteri Sosial masuk sebagai anggota pelaksana dalam susunan Komite
Pengembangan Kewirausahaan Nasional. Dalam hal ini, Menteri Sosial
mendapat tugas untuk mengawal Kewirausahaan Sosial sebagai salah satu
kategori wirausaha tematik dalam Kewirausahaan Nasional. Tugas
utamanya adalah melakukan fasilitasi ide usaha dalam rangka menciptakan
wirausaha pemula dalam mendukung Pengembangan Ekosistem
Kewirausahaan Nasional. Target sasarannya dengan demikian adalah calon
wirausaha yang akan dihantarkan untuk naik menjadi wirausaha pemula.
Cakupan kegiatan dalam memfasilitasi ide usaha tersebut dapat dilakukan
melalui dua jalan: pertama, melalui proses inkubasi berupa pelatihan,
pendidikan, bimbingan teknis, lokakarya, pendampingan, akses
pembiayaan, fasilitasi pemanfaatan hasil ilmu pengetauan dan teknologi,
sertifikasi, dan akses perizinan; dan kedua, melalui kegiatan pemberian
bantuan antara lain pemberian hibah, insentif, mesin peralatan, sarana
usaha, dan sebagainya.
Kementerian Sosial mengembangkan tugas melaksanakan berbagai
program inovasi. Termasuk di dalam inovasi ini adalah transformasi
program pemberdayaan sosial bagi penerima bantuan sosial dari Kelompok
usaha Bersama Ekonomi (KUBE) menjadi Program Kewirausahaan Sosial
(PROKUS) dan kemudian menjadi Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA).
Transformasi kebijakan pemberdayaan ini diarahkan pada upaya
peningkatan pendapatan penduduk miskin dan rentan dalam upaya
melepaskan ketergantungan masyarakat miskin dan rentan terhadap
bantuan sosial. Program PENA diharapkan dapat menjadi alternatif
kegiatan untuk memutus ketergantungan penerima manfaat terhadap
bantuan sosial, dan mengarahkannya menjadi produktif serta mandiri.
Untuk pelaksanaan Program Pahlawan Ekonomi Nusantara (PENA),
diperlukan Keputusan Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial tentang
Petunjuk Teknis Pelaksanaan Program Pahlawan Ekonomi Nusantara
Tahun 2022
-7-

B. Definisi
1. Pemberdayaan Sosial adalah semua upaya yang diarahkan untuk
menjadikan warga negara yang mengalami masalah sosial mempunyai
daya, sehingga mampu memenuhi kebutuhan dasarnya.
2. Kewirausahaan sosial adalah penerapan pendekatan bisnis untuk
memberikan dampak positif secara ekonomi dan sosial pada
masyarakat, khususnya masyarakat kelas ekonomi bawah dan yang
terpinggirkan.
3. Pahlawan Ekonomi Nusantara selanjutnya disingkat PENA adalah
kegiatan peningkatan kemampuan berwirausaha fakir miskin dan
kelompok rentan melalui pemberian penguatan usaha dan penguatan
produksi.
4. Penguatan Usaha adalah bantuan berupa barang mesin peralatan,
perlengkapan, sarana usaha, bahan baku dan atau hal lainnya yang
menunjang usaha sesuai jenis usaha yang dijalankan dan diberikan
kepada penerima manfaat PENA berdasarkan proposal yang sudah
melalui proses telaah.
5. Penguatan produksi adalah bantuan sosial berupa transfer uang
kepada penerima manfaat PENA berdasarkan hasil telaah
proposal yang digunakan untuk pengadaan bahan baku dan atau
perlengkapan yang menunjang usaha.
6. Belanja bantuan sosial adalah pengeluaran berupa transfer uang,
barang atau jasa yang diberikan oleh Pemerintah kepada masyarakat
miskin atau tidak mampu guna melindungi masyarakat dari
kemungkinan terjadinya risiko sosial, meningkatkan kemampuan
ekonomi dan/atau kesejahteraan masyarakat.
7. Pendamping sosial adalah individu yang ditugaskan untuk melakukan
asesmen, mendampingi PM dalam menyusun proposal penguatan usaha
dan penguatan produksi serta terlibat langsung dalam proses
penyaluran bantuan program PENA.
8. Asesmen adalah upaya mendapatkan data dan informasi dari PM sebagai
bahan penyusunan proposal penguatan usaha dan penguatan produksi.
-8-

9. Reviu Proposal adalah pemeriksaan proposal yang dilakukan oleh tim


reviu untuk melihat kewajaran harga, kesesuaian antara usaha yang
diajukan dan kondisi rumah dengan barang-barang yang diminta.
10.Proposal yang disetujui adalah proposal yang telah direviu dan menjadi
dasar penyaluran penguatan usaha dan penguatan produksi.
11.Penyaluran adalah proses pembelanjaan barang mesin peralatan,
perlengkapan, sarana usaha, bahan baku dan atau hal lainnya yang
menunjang usaha hingga diserahterimakan kepada penerima manfaat.
12.Menteri adalah menteri yang menyelenggarakan urusan pemerintahan
di bidang sosial.
-9-

BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM PAHLAWAN EKONOMI NUSANTARA (PENA)

A. Tujuan
Tujuan pelaksanaan program PENA:
1. Meningkatkan pendapatan para penerima manfaat untuk kesejahteraan
keluarga.
2. Mengurangi ketergantungan terhadap bantuan sosial melalui usaha
yang berkelanjutan.
3. Meningkatkan kemandirian sosial ekonomi para penerima manfaat
melalui pemberian penguatan usaha dan penguatan produksi.

B. Kriteria Penerima Manfaat


Kriteria penerima manfaat program PENA:
1. Sudah masuk DTKS;
2. Diprioritaskan penerima bantuan sosial PKH dan Sembako, penerima
manfaat RST, dan penerima manfaat Rutilahu;
3. Diprioritaskan berusia 20-45 tahun bagi penerima bantuan sosial PKH
dan Sembako;
4. Diprioritaskan sudah memiliki rintisan usaha;
5. Tidak terdapat komponen lanjut usia dan disabilitas dalam kartu
keluarganya;
6. Mengajukan proposal bantuan penguatan usaha dan penguatan
produksi (contoh terlampir) berdasarkan hasil asesmen oleh
pendamping sosial.
7. Bersedia keluar dari kepesertaan PKH dan Sembako setelah dilakukan
evaluasi pasca menerima program PENA.

C. Pelaksana Program Pahlawan Ekonomi Nusantara


Pelaksana Program PENA:
1. Kementerian Sosial
2. Pemerintah Daerah; dan
3. Pendamping Sosial;
-10-

Dalam melaksanakan Program PENA, pelaksana Program PENA memiliki


tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
1. Kementerian Sosial
a. Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial.
1) menyiapkan Pedoman Umum program PENA;
2) menyiapkan petunjuk teknis program PENA
3) melakukan koordinasi dan sinergi tingkat nasional;
4) menyiapkan anggaran pelaksanaan PENA;
b. Direktorat Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil dan
Kewirausahaan Sosial
1) melakukan sosialisasi program PENA;
2) melakukan koordinasi dengan unit kerja eselon 1 terkait data
program PKH, Sembako, RST, dan RS-Rutilahu;
3) melakukan koordinasi dengan Pusdatin terkait padan DTKS
usulan calon penerima program PENA;
4) melaksanakan penguatan peran pendamping sosial;
5) berkoordinasi dengan pendamping sosial dan Sentra
Terpadu/Sentra/Balai Diklat/Poltekesos di lokasi pelaksanaan
PENA untuk asesmen dan penyaluran program PENA;
6) menyalurkan penguatan usaha dan penguatan produksi bagi
PM PENA;
7) melakukan supervisi pelaksanaan program PENA, monitoring
dan evaluasi pelaksanaan program PENA;

c. Direktorat Jaminan Sosial Ditjen Perlindungan dan Jaminan Sosial


1) menyediakan dan menyampaikan data calon penerima PENA
dari KPM PKH dan KPM Rumah Sejahtera Terpadu kepada
Direktorat Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil dan
Kewirausahaan Sosial;
2) Menyiapkan dan menyampaikan data pendamping sosial dari
unsur PKH kepada Direktorat Pemberdayaan Komunitas Adat
Terpencil dan Kewirausahaan Sosial;
-11-

d. Pusat Data dan Informasi Kesejahteraan Sosial (Pusdatin Kesos)


1) melakukan pemadanan DTKS usulan calon penerima manfaat
PENA dari Direktorat Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil
dan Kewirausahaan Sosial;
2) menyampaikan hasil pemadanan DTKS usulan calon penerima
PENA kepada Direktorat Pemberdayaan Komunitas Adat
Terpencil dan Kewirausahaan Sosial;
e. Sentra Terpadu/Sentra Ditjen Rehabiltasi Sosial
1) mendukung penyelenggaraan program PENA di wilayah
masing-masing dari mulai proses asesmen, penyaluran, sampai
dengan proses administrasi pertanggungjawaban keuangan;
2) turut serta membantu pelaksanaan pemantauan dan evaluasi
progress PM PENA berdasarkan lokasi kedudukan masing-
masing.
f. Balai Diklat di Lingkungan Pusdiklatbangprof
1) mendukung penyelenggaraan program PENA di wilayah
masing-masing dari mulai proses asesmen, penyaluran, sampai
dengan proses administrasi pertanggungjawaban keuangan;
2) turut serta membantu pelaksanaan pemantauan dan evaluasi
progress PM PENA berdasarkan lokasi kedudukan masing-
masing.
g. Politeknik Kesejahteraan Sosial Bandung
1) mendukung penyelenggaraan program PENA di wilayah
masing-masing dari mulai proses asesmen, penyaluran, sampai
dengan proses administrasi pertanggungjawaban keuangan;
2) turut serta membantu pelaksanaan pemantauan dan evaluasi
progress PM PENA berdasarkan lokasi kedudukan masing-
masing.

2. Pemerintah Daerah
a. Dinas Sosial Provinsi melakukan koordinasi, pembinaan, dan
pengawasan atas pelaksanaan program PENA di wilayah kab/kota;
-12-

b. Dinas Sosial Kabupaten/kota


1) mendukung penyelenggaraan program PENA di wilayahnya.
2) melakukan koordinasi dan pemantauan terhadap
penyelenggaraan program PENA di wilayahnya.

3. Pendamping Sosial
a. memberikan motivasi kepada calon PM PENA untuk mau
berwirausaha;
b. melakukan asesmen calon PM PENA berkoordinasi dengan petugas
Sentra Terpadu/Sentra/Balai Diklat Kemensos/Poltekesos;
c. mendampingi penerima manfaat dalam penyusunan proposal
penguatan usaha dan penguatan produksi;
d. menyampaikan proposal kepada Direktorat Pemberdayaan
Komunitas Adat Terpencil dan Kewirausahaan Sosial;
e. melakukan perbaikan/revisi proposal sesuai permintaan tim reviu
proposal Pusat;
f. melaksanakan pembelanjaan barang penguatan usaha;
g. melaksanakan penyaluran barang kepada penerima manfaat;
h. bertanggung jawab memberikan bukti-bukti pembelanjaan
sebagaimana poin f dan bukti-bukti serah terima barang
sebagaimana poin g kepada Direktorat Pemberdayaan Komunitas
Adat Terpencil dan Kewirausahaan Sosial;
D. Tahapan Pelaksanaan Program PENA
1. Pemetaan
a. Pemetaan data calon PM.
Pemetaan didasarkan pada kriteria penerima manfaat sebagai berikut:
(a) sudah masuk DTKS; (b) diprioritaskan penerima bantuan sosial PKH
dan Sembako, penerima manfaat RST, dan penerima manfaat RS-
Rutilahu; (c) Diprioritaskan berusia 20-45 tahun bagi penerima
bantuan sosial PKH dan Sembako; (d) Sudah memiliki rintisan usaha
atau belum memiliki rintisan usaha; (e) Tidak terdapat komponen lanjut
usia dan disabilitas dalam kartu keluarganya; (f) mengajukan proposal
bantuan penguatan usaha dan penguatan produksi
-13-

berdasarkan hasil asesmen oleh pendamping sosial; dan (g) bersedia


keluar dari kepesertaan PKH dan Sembako setelah hasil evaluasi pasca
menerima program PENA menunjukan hasil layak graduasi. Calon
penerima manfaat PENA selanjutnya ditetapkan sebagai penerima
manfaat PENA melalui surat keputusan Direktur Jenderal
Pemberdayaan Sosial.
b. Pemetaan lokasi pelaksanaan PENA
Pemetaan lokasi dilakukan setelah adanya data calon penerima PENA
yang sudah padan DTKS dari Pusdatin.
c. Pemetaan Petugas
Pemetaan petugas dilakukan dalam rangka pelaksanaan asesmen
sampai dengan penyaluran penguatan usaha. Petugas berasal dari unsur
pendamping sosial sebagai pelaksana di lapangan, dari unsur pegawai
Sentra/Sentra Terpadu/Balai Diklat/Poltekesos sebagai koordinator
dan/atau supervisor, serta pegawai pusat sebagai supervisor.
2. Sosialisasi
Sosialisasi dilaksanakan dalam rangka menyebarluaskan informasi
terkait program pahlawan ekonomi nusantara kepada para pihak, baik
internal Kementerian Sosial maupun eksternal kementerian sosial.
3. Penyiapan Pendamping Sosial
Penyiapan pendamping atau coaching atau pembekalan pendamping
dilaksanakan secara virtual maupun tatap muka.
4. Asesmen
Asesmen dilakukan dengan menggunakan instrumen program PENA yang
sudah diujicobakan di Malang Raya (contoh terlampir). Instrumen
asesmen memuat pertanyaan-pertanyaan dalam rangka menggali data
identitas responden, informasi usaha, potensi usaha, kebutuhan usaha,
petugas asesmen, dokumentasi PM yang meliputi bukti identitas PM, foto
rumah dan foto usaha.
-14-

5. Penyusunan Proposal
Pendamping sosial membantu calon penerima manfaat menyusun
proposal penguatan usaha dan penguatan produksi. Proposal disusun
berdasarkan hasil asesmen lapangan. Proposal memuat Data Umum PM,
Profil Usaha, Hasil Asesmen, Permasalahan/Tujuan Permohonan,
Rencana Anggaran Biaya untuk Kebutuhan Peralatan dan Kebutuhan
Pembelian Bahan Baku, Proyeksi Pendapatan sebelum mendapat
bantuan dan sesudah mendapat bantuan.
6. Reviu Proposal
Proposal yang telah disusun selanjutnya dikirim oleh pendamping ke
Direktorat Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil dan Kewirausahaan
Sosial untuk dilakukan pemeriksaan oleh Tim Reviu Proposal. Tim reviu
beranggotakan petugas-petugas pemeriksa yang sudah memiliki
pengalaman menjalankan program ujicoba PENA di Malang Raya yang
didanai oleh Bank Indonesia. Selama proses pemeriksaan, tim reviu
berinteraksi langsung dengan para pendamping untuk mengklarifikasi
dan memperbaiki proposal. Proposal yang sudah ditandai “OK” oleh Tim
Reviu selanjutnya masuk ke tahap penyaluran PENA.
7. Penyaluran Penguatan Usaha dan Penguatan Produksi
a. Penyaluran Penguatan Usaha
Pemberian penguatan usaha dimaksudkan untuk menunjang
usaha penerima manfaat yang dirintis dan atau dikembangkan.
Penguatan usaha diberikan dalam bentuk peralatan
usaha/perlengkapan/bahan baku yang diserahterimakan ke penerima
manfaat menggunakan dokumen Berita Acara Serah Terima (BAST)dan
Surat Pertanggungjawaban Mutlak (SPTJM), form terlampir.
b. Penyaluran Penguatan produksi
Pemberian penguatan produksi merupakan stimulan usaha yang
ditambahkan untuk menunjang usaha penerima manfaat. Stimulan ini
diberikan dalam bentuk uang yang langsung di transfer ke rekening
penerima manfaat.
-15-

E. Mekanisme Pemberian Penguatan Usaha dan Penguatan Produksi


1. Tujuan
a. Pemberian penguatan usaha bertujuan untuk mendukung
peningkatan dan pengembangan usaha penerima manfaat PENA
sehingga mampu mengelola dan menjalankan usahanya serta memiliki
pendapatan yang meningkat dan taraf hidup yang lebih baik.
b. Pemberian penguatan produksi bertujuan untuk menunjang kapasitas
produksi usaha penerima manfaat PENA.
2. Pemberi Bantuan
Pemberian penguatan usaha dan penguatan produksi diberikan oleh
Kementerian Sosial melalui DIPA Direktorat Jenderal Pemberdayaan
Sosial Tahun Anggaran 2022.
3. Penerima Bantuan
a. Penguatan usaha dan penguatan produksi diberikan kepada keluarga
miskin, kelompok rentan dan orang tidak mampu yang menjadi
penerima manfaat PENA yang ditetapkan melalui Surat Keputusan
Direktur Jenderal Pemberdayaan Sosial;
4. Persyaratan Penerima dan Prosedur Penyaluran Bantuan penguatan
usaha
a. Syarat Penerima Bantuan
Bantuan ini diberikan kepada penerima manfaat PENA dengan
kriteria sebagai berikut:
1) Sudah masuk DTKS;
2) Diprioritaskan penerima bantuan sosial PKH dan Sembako,
penerima manfaat RST, dan penerima manfaat Rutilahu;
3) Diprioritaskan berusia 20-45 tahun bagi penerima bantuan sosial
PKH dan Sembako;
4) Diprioritaskan sudah memiliki rintisan usaha;
5) Tidak terdapat komponen lanjut usia dan disabilitas dalam kartu
keluarganya;
6) Mengajukan proposal bantuan penguatan usaha dan penguatan
produksi (format terlampir) berdasarkan hasil asesmen oleh
pendamping sosial.
-16-

7) Bersedia keluar dari kepesertaan PKH dan Sembako setelah


dilakukan evaluasi pasca menerima program PENA.

b. Prosedur Penyaluran Bantuan


1) Penerima manfaat PENA yang sudah diasesmen oleh pendamping
sosial menyusun proposal penguatan usaha dan penguatan
produksi di dampingi oleh pendamping sosial;
2) proposal yang sudah disusun ditandatangani penerima manfaat dan
diketahui oleh pendamping sosial untuk selanjutnya diserahkan
kepada koordinator kegiatan PENA dari Sentra/Sentra
Terpadu/Balai Diklat / Poltekesos yang ada di daerah dan atau di
pusat;
3) koordinator kegiatan PENA dari Sentra/Sentra Terpadu/Balai Diklat
/ Poltekesos melakukan pengecekan kelengkapan atas proposal
yang selanjutnya disampaikan ke Direktorat Pemberdayaan
Komunitas Adat Terpencil dan Kewirausahaan Sosial dengan
mengunggahnya pada link yang disediakan dan atau
menyampaikan hardcopynya langsung;
4) Direktorat Komunitas Adat Terpencil dan Kewirausahaan Sosial
melalui Tim Telaah melakukan telaah atas usulan proposal. Hasil
telaahan berupa proposal yang telah disetujui berupa indikasi satus
“OK” dalam rekap timeline Tim Penelaah Proposal. Status “OK”
menjadi dasar pelaksanaan pencairan dan penyaluran penguatan
usaha PENA bagi penerima manfaat;
5) Dana penguatan usaha yang sudah cair akan dibawa oleh petugas
pusat ke lokasi PENA dan atau dapat juga diserahkan kepada pihak
Sentra Terpadu/Sentra/Poltekesos/Balai Diklat dan/atau
pendamping social;
6) Petugas pusat dan Petugas Sentra/Sentra Terpadu/Poltekesos,
dan/atau Balai Diklat melakukan pembelanjaan peralatan usaha,
bahan baku dan atau hal lainnya yang menunjang usaha bersama
pendamping sosial sesuai proposal yang sudah disetujui;
-17-

7) Jika masa penugasan petugas pusat dan atau Petugas Sentra/Sentra


Terpadu Sentra, Poltekesos, dan/atau Balai Diklat sudah berakhir,
maka kelanjutan proses penyaluran Penguatan Usaha dilakukan
oleh Pendamping Sosial yang sudah ditugaskan oleh Dinas Sosial
setempat dan atau Sentra/Sentra Terpadu dan atau Pusat;
8) Peralatan usaha, bahan baku dan atau hal lainnya yang menunjang
usaha diserahkan kepada penerima manfaat program PENA yang
dibuktikan dengan BAST dan SPTJM;
9) Semua bukti pembelanjaan pada poin 6 disimpan dan
didokumentasikan. Bukti fisik nota menjadi lampiran BAST dan
SPTJM setiap penerima manfaat.
10) Bukti dokumentasi dapat diunggah pada link yang sudahdisediakan
oleh Direktorat Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil dan
Kewirausahaan Sosial.

c. Bentuk Bantuan
1) Bantuan yang diberikan kepada penerima manfaat dalam bentuk
peralatan usaha, bahan baku dan atau hal lainnya yang menunjang
usaha menggunakan akun Belanja Barang Non Operasional lainnya
(521219);
2) Rata-rata bantuan penguatan usaha yang diberikan kepada
penerima manfaat PENA sebesar Rp. 5.500.000,-
3) Bantuan dimaksud dikenakan pajak PPN 11% dan PPH22 3% sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dengan asumsi semua
penyedia/toko tidak memiliki NPWP;
4) Nilai bantuan peralatan usaha/bahan baku dan atau hal lainnya
yang menunjang usaha yang diserahkan kepada Penerima Manfaat
setelah dikenakan pajak sebesar Rp. 4.806.306,-
5) Pajak sebagaimana poin 3 dibayarkan oleh Bendahara Pembantu
pada Direktorat Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil dan
Kewirausahaan Sosial;
-18-

5. Persyaratan Penerima dan Prosedur Penyaluran Penguatan Produksi


a. Syarat Penerima
Bantuan ini diberikan kepada penerima manfaat PENA dengan
kriteria sebagai berikut:
1) Sudah masuk DTKS;
2) Diprioritaskan penerima bantuan sosial PKH dan Sembako,
penerima manfaat RST, dan penerima manfaat Rutilahu;
3) Diprioritaskan berusia 20-45 tahun bagi penerima bantuan sosial
PKH dan Sembako;
4) Diprioritaskan sudah memiliki rintisan usaha;
5) Tidak terdapat komponen lanjut usia dan disabilitas dalam kartu
keluarganya;
6) Mengajukan proposal bantuan penguatan usaha dan penguatan
produksi (format terlampir) berdasarkan hasil asesmen oleh
pendamping sosial.
7) Bersedia keluar dari kepesertaan PKH dan Sembako setelah
dilakukan evaluasi pasca menerima program PENA.
b. Prosedur Penyaluran
1) Penerima manfaat PENA menyampaikan nomor rekeningnya melalui
pendamping sosial yang selanjutnya diteruskan ke Direktorat
Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil dan Kewirausahaan
Sosial;
2) Nomor rekening tersebut diverifikasi ulang melalui Pejabat
Penandatangan Surat Perintah Membayar (PPSPM) dan dilakukan
pengecekan aktif atau tidaknya melalui bank guna menghindari
terjadinya kesalahan transfer bantuan;
3) Setelah diverifikasi, dilakukan pengajuan pencairan penguatan
produksi secara kolektif;
4) Penguatan produksi akan langsung dipindahbukukan dari kas
negara oleh KPPN ke rekening penerima manfaat;
-19-

5) Dana yang diterima oleh penerima manfaat PENA ditarik dari bank
untuk dibelanjakan sesuai dengan kebutuhan usaha (diprioritaskan
untuk pembelanjaan bahan baku dan atau paket produk)
sebagaimana yang diusulkan dalam proposal;
6) Pembelanjaan kebutuhan penguatan produksi dilakukan langsung
oleh penerima manfaat PENA didampingi oleh pendamping sosial;

c. Bentuk Bantuan
1) Penguatan produksi diberikan kepada penerima manfaat PENA
dalam bentuk uang yang diperuntukkan berupa bahan baku/paket
kemasan dan atau hal lain yang menunjang usaha (diprioritaskan
untuk peningkatan kapasitas produksi) dengan menggunakan akun
Belanja Bantuan Sosial (573111);
2) Rata-rata bantuan penguatan produksi yang diberikan kepada tiap
penerima manfaat PENA sebesar Rp. 500.000,- berdasarkan hasil
telaah proposal yang diusulkan;
3) Penerima Manfaat PENA tidak diperbolehkan untuk
menyimpan/mengalihkan bantuan penguatan produksi ke rekening
lain yang dimiliki dengan alasan apapun;
4) Penerima manfaat PENA tidak diperbolehkan membelanjakan
bantuan penguatan produksi untuk kebutuhan dasar, rokok, dan
atau hal lain di luar kebutuhan penguatan produksi usahanya.

F. Pertanggungjawaban Penguatan Usaha dan Penguatan Produksi


a. Pertanggungjawaban Bantuan Penguatan Usaha
1. Pre-list BNBA Penerima Manfaat PENA;
2. Usulan Proposal Penguatan Usaha dan Penguatan Produksi;
3. Proposal Penguatan Usaha dan Penguatan Produksi yang disetujui;
4. Surat Keputusan Penerima Manfaat Penguatan Usaha PENA;
5. BAST penyerahan peralatan usaha dan atau hal lainnya yang
menunjang usaha kepada penerima manfaat PENA rangkap 2
bermeterai;
-20-

6. Surat Pertanggungjawaban Mutlak (SPTJM) yang ditandatangani


oleh penerima manfaat di atas materai;
7. Nota dan atau kwitansi belanja disertai dokumentasi peralatan
usaha dan atau hal lain yang menunjang usaha yang diserahkan
kepada penerima manfaat PENA beserta foto PM yang menerima;

b. Pertanggungjawaban Penguatan Produksi


1. Surat Keputusan Penerima Manfaat Penguatan Produksi PENA;
2. Rekapitulasi penerima manfaat penguatan produksi;
3. Laporan SP2D
-21-

BAB III
PEMANTAUAN, PENGAWASAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

A. Pemantauan
Pemantauan program PENA dimaksudkan untuk memantau
perkembangan usaha penerima manfaat PENA setelah mendapat intervensi
program PENA. Pelaksanaan pemantauan dapat dilakukan secara rutin dan
atau sesuai waktu yang ditentukan oleh unit pelaksana teknis.
1. Tujuan pemantauan program PENA:
a. Mengetahui kegiatan PENA yang dilaksanakan telah sesuai dengan
rencana;
b. Mengidentifikasi masalah yang timbul agar langsung dapat diatasi;
2. Manfaat pemantauan program PENA:
a) Salah satu fungsi manajemen yaitu pengendalian atau supervisi;
b) Sebagai bentuk pertanggungjawaban (akuntabilitas) kinerja;
c) Untuk meyakinkan pihak-pihak yang berkepentingan;
d) Membantu penentuan langkah-langkah yang berkaitan dengan
kegiatan selanjutnya;
e) Sebagai dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi selanjutnya;
f) Mengetahui kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki dan
menjaga kinerja yang sudah baik.
g) Sebagai dasar (informasi) yang penting untuk melakukan evaluasi
program/kegiatan;
3. Pelaksana
Pelaksanaan pemantauan dilaksanakan oleh petugas yang dapat
berasal dari unsur:
d. Kementerian Sosial meliputi:
1) Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial;
2) Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial
e. dinas sosial provinsi;
f. dinas sosial kabupaten/kota;
g. kelurahan/desa dan atau nama lain
-22-

Pemantauan dilaksanakan menggunakan instrumen yang disusun


dan dibahas dengan pihak-pihak yang kompeten di bidang pemantauan
dan evaluasi.

B. Pengawasan
Pengawasan berfungsi untuk mengetahui apakah kegiatan yang
dilaksanakan di lapangan berjalan sesuai dengan yang direncanakan dan
sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Selain pengawasan, dalam
pelaksanaan program juga perlu adanya pengendalian sehingga ada kontrol
dalam tiap tahapan kegiatan yang dilakukan. Pengawasan dilakukan oleh
pihak eksternal Kementerian Sosial dapat melalui Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK), Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP),
atau pihak yang memiliki kewenangan. Sedangkan pengendalian dilakukan
oleh internal melalui Inspektorat Jenderal Kementerian Sosial.

C. Evaluasi
Evaluasi adalah adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi
masukan (input), keluaran (output) dan hasil (outcome) terhadap rencana
dan standar.
1. Tujuan evaluasi program PENA
a) Untuk mendapatkan informasi dan menarik pelajaran atas pengalaman
mengenai pengelolaan program / kegiatan, keluaran, manfaat, dan
dampak dari program / kegiatan yang baru selesai dilaksanakan,
maupun yang sudah berfungsi;
b) Digunakan sebagai umpan balik bagi pengambilan keputusan dalam
rangka perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian
program/ kegiatan selanjutnya.
2. Manfaat evaluasi program PENA
a) Memperlihatkan keberhasilan atau kegagalan program/ kegiatan;
b) Menunjukkan dimana dan bagaimana perlu dilakukan perubahan-
perubahan;
c) Menentukan bagaimana kekuatan atau potensi yang dapat
ditingkatkan;
-23-

d) Memberikan informasi untuk membuat perencanaan dan pengambilan


keputusan;
e) Membantu untuk dapat melihat konteks dengan lebih luas serta
implikasinya terhadap kinerja pembangunan

Pelaksanaan evaluasi dilaksanakan oleh petugas yang dapat berasal dari


unsur:
a. Kementerian Sosial meliputi:
1) Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial;
2) Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial

b. dinas sosial provinsi;


c. dinas sosial kabupaten/kota;
d. kelurahan/desa dan atau nama lain

Evaluasi dilaksanakan menggunakan instrumen yang sudahdisusun


dan dibahas dengan pihak-pihak yang kompeten di bidang pemantauan
dan evaluasi.

D. Pelaporan
Dalam rangka akuntabilitas kerja dan kinerja, maka laporan menjadi
bagian penting pelaksanaan Program Pahlawan Ekonomi Nusantara.
Laporan pelaksanaan program Pahlawan Ekonomi Nusantara sekurang-
kurangnya memuat:
a. SK Daftar penerima penguatan usaha program Pahlawan Ekonomi
Nusantara;
b. SK Daftar penerima penguatan produksi program Pahlawan Ekonomi
Nusantara;
c. Rekapitulasi Berita Acara Serah Terima penguatan usaha;
d. Rekapitulasi Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak penguatan
usaha;
e. Rekapitulasi SP2D;
f. Rekapitulasi Pembayaran Pajak Penguatan Usaha;
-25-

FORM INSTRUMEN ASESMEN


-26-
-27-
-28-

CONTOH PROPOSAL
-29-
-30-

FORM BERITA ACARA SERAH TERIMA (BAST)


-31-
-32-

FORM BERITA ACARA SERAH TERIMA (BAST) - REVISI


-33-
-34-

FORM SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK (SPTJM)


-35-

FORM SURAT PERNYATAAN TANGGUNG JAWAB MUTLAK (SPTJM) -REVISI

Anda mungkin juga menyukai