MEMUTUSKAN :
LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PEMBERDAYAAN SOSIAL
NOMOR 229/5/HK.01/10/2022
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PELAKSANAAN PROGRAM
PAHLAWAN EKONOMI NUSANTARA 2022
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penanggulangan kemiskinan dan peningkatan kesejahteraan ekonomi
masyarakat miskin merupakan isu yang penting. Salah satu upaya
peningkatan perekonomian masyarakat miskin dapat diwujudkan melalui
kegiatan wirausaha. Tujuan wirausaha dalam konteks pemberdayaan sosial
untuk memberdayakan seseorang, keluarga, kelompok, dan masyarakat
yang mengalami masalah kesejahteraan sosial agar mampu memenuhi
kebutuhannya secara mandiri. Tujuan di atas sejalan dengan amanat
Undang-undang Nomor 13 tahun 2011 tentang Penanganan Fakir Miskin
dimana dalam pasal 2 disebutkan bahwa salah satu asas penanganan
fakir miskin adalah pemberdayaan. Asas pemberdayaanmengandung arti
bahwa dalam penanganan fakir miskin dilakukan melalui peningkatan
kemampuan dan kapasitas sumber daya manusia untuk meningkatkan
kemandirian.
Merujuk pada Undang-undang Nomor 11 tahun 2009 tentang
Kesejateraan Sosial dalam pasal 12 disebutkan bahwa pemberdayaan sosial
dilakukan salah satunya melalui pemberian bantuan usaha dan diberikan
dalam bentuk pemberian stimulan modal, peralatan usaha dan tempat
usaha. Selanjutnya dalam pasal 21 disebutkan bahwa penanggulangan
kemiskinan dapat dilaksanakan dalam bentuk penyediaan akses
kesempatan kerja dan berusaha, penyediaan akses pelatihan, modal usaha,
dan pemasaran hasil usaha.
-6-
B. Definisi
1. Pemberdayaan Sosial adalah semua upaya yang diarahkan untuk
menjadikan warga negara yang mengalami masalah sosial mempunyai
daya, sehingga mampu memenuhi kebutuhan dasarnya.
2. Kewirausahaan sosial adalah penerapan pendekatan bisnis untuk
memberikan dampak positif secara ekonomi dan sosial pada
masyarakat, khususnya masyarakat kelas ekonomi bawah dan yang
terpinggirkan.
3. Pahlawan Ekonomi Nusantara selanjutnya disingkat PENA adalah
kegiatan peningkatan kemampuan berwirausaha fakir miskin dan
kelompok rentan melalui pemberian penguatan usaha dan penguatan
produksi.
4. Penguatan Usaha adalah bantuan berupa barang mesin peralatan,
perlengkapan, sarana usaha, bahan baku dan atau hal lainnya yang
menunjang usaha sesuai jenis usaha yang dijalankan dan diberikan
kepada penerima manfaat PENA berdasarkan proposal yang sudah
melalui proses telaah.
5. Penguatan produksi adalah bantuan sosial berupa transfer uang
kepada penerima manfaat PENA berdasarkan hasil telaah
proposal yang digunakan untuk pengadaan bahan baku dan atau
perlengkapan yang menunjang usaha.
6. Belanja bantuan sosial adalah pengeluaran berupa transfer uang,
barang atau jasa yang diberikan oleh Pemerintah kepada masyarakat
miskin atau tidak mampu guna melindungi masyarakat dari
kemungkinan terjadinya risiko sosial, meningkatkan kemampuan
ekonomi dan/atau kesejahteraan masyarakat.
7. Pendamping sosial adalah individu yang ditugaskan untuk melakukan
asesmen, mendampingi PM dalam menyusun proposal penguatan usaha
dan penguatan produksi serta terlibat langsung dalam proses
penyaluran bantuan program PENA.
8. Asesmen adalah upaya mendapatkan data dan informasi dari PM sebagai
bahan penyusunan proposal penguatan usaha dan penguatan produksi.
-8-
BAB II
PELAKSANAAN PROGRAM PAHLAWAN EKONOMI NUSANTARA (PENA)
A. Tujuan
Tujuan pelaksanaan program PENA:
1. Meningkatkan pendapatan para penerima manfaat untuk kesejahteraan
keluarga.
2. Mengurangi ketergantungan terhadap bantuan sosial melalui usaha
yang berkelanjutan.
3. Meningkatkan kemandirian sosial ekonomi para penerima manfaat
melalui pemberian penguatan usaha dan penguatan produksi.
2. Pemerintah Daerah
a. Dinas Sosial Provinsi melakukan koordinasi, pembinaan, dan
pengawasan atas pelaksanaan program PENA di wilayah kab/kota;
-12-
3. Pendamping Sosial
a. memberikan motivasi kepada calon PM PENA untuk mau
berwirausaha;
b. melakukan asesmen calon PM PENA berkoordinasi dengan petugas
Sentra Terpadu/Sentra/Balai Diklat Kemensos/Poltekesos;
c. mendampingi penerima manfaat dalam penyusunan proposal
penguatan usaha dan penguatan produksi;
d. menyampaikan proposal kepada Direktorat Pemberdayaan
Komunitas Adat Terpencil dan Kewirausahaan Sosial;
e. melakukan perbaikan/revisi proposal sesuai permintaan tim reviu
proposal Pusat;
f. melaksanakan pembelanjaan barang penguatan usaha;
g. melaksanakan penyaluran barang kepada penerima manfaat;
h. bertanggung jawab memberikan bukti-bukti pembelanjaan
sebagaimana poin f dan bukti-bukti serah terima barang
sebagaimana poin g kepada Direktorat Pemberdayaan Komunitas
Adat Terpencil dan Kewirausahaan Sosial;
D. Tahapan Pelaksanaan Program PENA
1. Pemetaan
a. Pemetaan data calon PM.
Pemetaan didasarkan pada kriteria penerima manfaat sebagai berikut:
(a) sudah masuk DTKS; (b) diprioritaskan penerima bantuan sosial PKH
dan Sembako, penerima manfaat RST, dan penerima manfaat RS-
Rutilahu; (c) Diprioritaskan berusia 20-45 tahun bagi penerima
bantuan sosial PKH dan Sembako; (d) Sudah memiliki rintisan usaha
atau belum memiliki rintisan usaha; (e) Tidak terdapat komponen lanjut
usia dan disabilitas dalam kartu keluarganya; (f) mengajukan proposal
bantuan penguatan usaha dan penguatan produksi
-13-
5. Penyusunan Proposal
Pendamping sosial membantu calon penerima manfaat menyusun
proposal penguatan usaha dan penguatan produksi. Proposal disusun
berdasarkan hasil asesmen lapangan. Proposal memuat Data Umum PM,
Profil Usaha, Hasil Asesmen, Permasalahan/Tujuan Permohonan,
Rencana Anggaran Biaya untuk Kebutuhan Peralatan dan Kebutuhan
Pembelian Bahan Baku, Proyeksi Pendapatan sebelum mendapat
bantuan dan sesudah mendapat bantuan.
6. Reviu Proposal
Proposal yang telah disusun selanjutnya dikirim oleh pendamping ke
Direktorat Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil dan Kewirausahaan
Sosial untuk dilakukan pemeriksaan oleh Tim Reviu Proposal. Tim reviu
beranggotakan petugas-petugas pemeriksa yang sudah memiliki
pengalaman menjalankan program ujicoba PENA di Malang Raya yang
didanai oleh Bank Indonesia. Selama proses pemeriksaan, tim reviu
berinteraksi langsung dengan para pendamping untuk mengklarifikasi
dan memperbaiki proposal. Proposal yang sudah ditandai “OK” oleh Tim
Reviu selanjutnya masuk ke tahap penyaluran PENA.
7. Penyaluran Penguatan Usaha dan Penguatan Produksi
a. Penyaluran Penguatan Usaha
Pemberian penguatan usaha dimaksudkan untuk menunjang
usaha penerima manfaat yang dirintis dan atau dikembangkan.
Penguatan usaha diberikan dalam bentuk peralatan
usaha/perlengkapan/bahan baku yang diserahterimakan ke penerima
manfaat menggunakan dokumen Berita Acara Serah Terima (BAST)dan
Surat Pertanggungjawaban Mutlak (SPTJM), form terlampir.
b. Penyaluran Penguatan produksi
Pemberian penguatan produksi merupakan stimulan usaha yang
ditambahkan untuk menunjang usaha penerima manfaat. Stimulan ini
diberikan dalam bentuk uang yang langsung di transfer ke rekening
penerima manfaat.
-15-
c. Bentuk Bantuan
1) Bantuan yang diberikan kepada penerima manfaat dalam bentuk
peralatan usaha, bahan baku dan atau hal lainnya yang menunjang
usaha menggunakan akun Belanja Barang Non Operasional lainnya
(521219);
2) Rata-rata bantuan penguatan usaha yang diberikan kepada
penerima manfaat PENA sebesar Rp. 5.500.000,-
3) Bantuan dimaksud dikenakan pajak PPN 11% dan PPH22 3% sesuai
dengan ketentuan yang berlaku dengan asumsi semua
penyedia/toko tidak memiliki NPWP;
4) Nilai bantuan peralatan usaha/bahan baku dan atau hal lainnya
yang menunjang usaha yang diserahkan kepada Penerima Manfaat
setelah dikenakan pajak sebesar Rp. 4.806.306,-
5) Pajak sebagaimana poin 3 dibayarkan oleh Bendahara Pembantu
pada Direktorat Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil dan
Kewirausahaan Sosial;
-18-
5) Dana yang diterima oleh penerima manfaat PENA ditarik dari bank
untuk dibelanjakan sesuai dengan kebutuhan usaha (diprioritaskan
untuk pembelanjaan bahan baku dan atau paket produk)
sebagaimana yang diusulkan dalam proposal;
6) Pembelanjaan kebutuhan penguatan produksi dilakukan langsung
oleh penerima manfaat PENA didampingi oleh pendamping sosial;
c. Bentuk Bantuan
1) Penguatan produksi diberikan kepada penerima manfaat PENA
dalam bentuk uang yang diperuntukkan berupa bahan baku/paket
kemasan dan atau hal lain yang menunjang usaha (diprioritaskan
untuk peningkatan kapasitas produksi) dengan menggunakan akun
Belanja Bantuan Sosial (573111);
2) Rata-rata bantuan penguatan produksi yang diberikan kepada tiap
penerima manfaat PENA sebesar Rp. 500.000,- berdasarkan hasil
telaah proposal yang diusulkan;
3) Penerima Manfaat PENA tidak diperbolehkan untuk
menyimpan/mengalihkan bantuan penguatan produksi ke rekening
lain yang dimiliki dengan alasan apapun;
4) Penerima manfaat PENA tidak diperbolehkan membelanjakan
bantuan penguatan produksi untuk kebutuhan dasar, rokok, dan
atau hal lain di luar kebutuhan penguatan produksi usahanya.
BAB III
PEMANTAUAN, PENGAWASAN, EVALUASI DAN PELAPORAN
A. Pemantauan
Pemantauan program PENA dimaksudkan untuk memantau
perkembangan usaha penerima manfaat PENA setelah mendapat intervensi
program PENA. Pelaksanaan pemantauan dapat dilakukan secara rutin dan
atau sesuai waktu yang ditentukan oleh unit pelaksana teknis.
1. Tujuan pemantauan program PENA:
a. Mengetahui kegiatan PENA yang dilaksanakan telah sesuai dengan
rencana;
b. Mengidentifikasi masalah yang timbul agar langsung dapat diatasi;
2. Manfaat pemantauan program PENA:
a) Salah satu fungsi manajemen yaitu pengendalian atau supervisi;
b) Sebagai bentuk pertanggungjawaban (akuntabilitas) kinerja;
c) Untuk meyakinkan pihak-pihak yang berkepentingan;
d) Membantu penentuan langkah-langkah yang berkaitan dengan
kegiatan selanjutnya;
e) Sebagai dasar untuk melakukan monitoring dan evaluasi selanjutnya;
f) Mengetahui kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki dan
menjaga kinerja yang sudah baik.
g) Sebagai dasar (informasi) yang penting untuk melakukan evaluasi
program/kegiatan;
3. Pelaksana
Pelaksanaan pemantauan dilaksanakan oleh petugas yang dapat
berasal dari unsur:
d. Kementerian Sosial meliputi:
1) Direktorat Jenderal Pemberdayaan Sosial;
2) Direktorat Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial
e. dinas sosial provinsi;
f. dinas sosial kabupaten/kota;
g. kelurahan/desa dan atau nama lain
-22-
B. Pengawasan
Pengawasan berfungsi untuk mengetahui apakah kegiatan yang
dilaksanakan di lapangan berjalan sesuai dengan yang direncanakan dan
sesuai dengan aturan yang ditetapkan. Selain pengawasan, dalam
pelaksanaan program juga perlu adanya pengendalian sehingga ada kontrol
dalam tiap tahapan kegiatan yang dilakukan. Pengawasan dilakukan oleh
pihak eksternal Kementerian Sosial dapat melalui Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK), Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP),
atau pihak yang memiliki kewenangan. Sedangkan pengendalian dilakukan
oleh internal melalui Inspektorat Jenderal Kementerian Sosial.
C. Evaluasi
Evaluasi adalah adalah rangkaian kegiatan membandingkan realisasi
masukan (input), keluaran (output) dan hasil (outcome) terhadap rencana
dan standar.
1. Tujuan evaluasi program PENA
a) Untuk mendapatkan informasi dan menarik pelajaran atas pengalaman
mengenai pengelolaan program / kegiatan, keluaran, manfaat, dan
dampak dari program / kegiatan yang baru selesai dilaksanakan,
maupun yang sudah berfungsi;
b) Digunakan sebagai umpan balik bagi pengambilan keputusan dalam
rangka perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan pengendalian
program/ kegiatan selanjutnya.
2. Manfaat evaluasi program PENA
a) Memperlihatkan keberhasilan atau kegagalan program/ kegiatan;
b) Menunjukkan dimana dan bagaimana perlu dilakukan perubahan-
perubahan;
c) Menentukan bagaimana kekuatan atau potensi yang dapat
ditingkatkan;
-23-
D. Pelaporan
Dalam rangka akuntabilitas kerja dan kinerja, maka laporan menjadi
bagian penting pelaksanaan Program Pahlawan Ekonomi Nusantara.
Laporan pelaksanaan program Pahlawan Ekonomi Nusantara sekurang-
kurangnya memuat:
a. SK Daftar penerima penguatan usaha program Pahlawan Ekonomi
Nusantara;
b. SK Daftar penerima penguatan produksi program Pahlawan Ekonomi
Nusantara;
c. Rekapitulasi Berita Acara Serah Terima penguatan usaha;
d. Rekapitulasi Surat Pernyataan Tanggung Jawab Mutlak penguatan
usaha;
e. Rekapitulasi SP2D;
f. Rekapitulasi Pembayaran Pajak Penguatan Usaha;
-25-
CONTOH PROPOSAL
-29-
-30-