Anda di halaman 1dari 32

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN

NOMOR: HK.02.02/I/2941/2022
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA DEKONSENTRASI
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN
TAHUN ANGGARAN 2022

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN,

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Peraturan


Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2022 Tentang
Pedoman Penggunaan Dana Dekonsentrasi
Kementerian Kesehatan Tahun Anggaran 2022, perlu
membuat uraian lebih lanjut terkait pelaksanaan
dekonsentrasi di masing-masing program yang
ditetapkan oleh masing masing Eselon I;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana
dimaksud dalam huruf a dan untuk memberikan
panduan dalam penggunaan dana dekonsentrasi
program pelayanan Kesehatan, perlu menetapkan
Keputusan Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan
tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana
Dekonsentrasi Direktorat Jenderal Pelayanan
Kesehatan Tahun Anggaran 2022;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang


Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286);
2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang
Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik
-2-

Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran


Negara Republik Indonesia Nomor 4355);
3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang
Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab
Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400;
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang
Sistem Perencanaan dan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004
Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 4421);
5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang
Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438);
6. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintah daerah (Lembaran
Negara Republik lndonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
7. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2021 tentang
Anggaran Pendapat dan Belanja Negara Tahun
Anggara 2022 (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2021 Nomor 245, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6735)
8. Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang
Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2006 Nomor 96, Tambahan
-3-

Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4663);


9. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2017 tentang
Sinkronisasi Proses Perencanaan dan penganggaran
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 105, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6059);
10. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2021 tentang
Kementerian Kesehatan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 83);
11. Peraturan Presiden Nomor 104 Tahun 2021 tentang
Rincian Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
Tahun Anggaran 2022 (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2021 Nomor 26);
12. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 156/
PMK.07/2008 tentang Pedoman Pengelolaan Dana
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan
Nomor 248/PMK.07/2010 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Keuangan Nomor
156/PMK.07/2008 tentang pedoman Pengelolaan
Dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 660);
13. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2020
tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan
Tahun 2020-2024 (Berita Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 914) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 13 Tahun
Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 21 Tahun 2020 tentang
Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun
2020-2024 (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2022 Nomor 461);
14. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 5 Tahun 2022
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian
Kesehatan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2022 Nomor 156);
-4-

15. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2022


tentang Pedoman Penggunaan Dana Dekonsentrasi
Kementerian Kesehatan Tahun Anggaran 2022 (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2022 Nomor 665);

MEMUTUSKAN
Menetapkan : KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN
KESEHATAN TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN
DANA DEKONSENTRASI DIREKTORAT JENDERAL
PELAYANAN KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2022.

KESATU : Menetapan Petunjuk Teknis Penggunaan Dana


Dekonsentrasi Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan
Tahun Anggaran 2022 sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari
Keputusan Direktur Jenderal ini.
KEDUA : Petunjuk Teknis Dana Dekonsentrasi Direktorat Jenderal
Pelayanan Kesehatan Tahun Anggaran 2022 sebagaimana
dimaksud dalam Diktum KESATU terdiri atas:
a. Ruang Lingkup Dana Dekosentrasi;
b. Penetapan Alokasi Anggara Dana Dekonsentrasi; dan
c. Rincian Menu Petunjuk Teknis Penggunaan Dana
Dekonsentrasi.
KETIGA : Dana Dekonsentrasi Direktorat Jenderal Pelayanan
Kesehatan Tahun Anggaran 2022 sebagaimana dimaksud
dalam Diktum KESATU adalah untuk mendukung program
pelayanan kesehatan yang terdiri atas 5 (lima) kegiatan,
yaitu:
a. Pembinaan fasilitas pelayanan kesehatan;
b. Pembinaan pelayanan kesehatan primer;
c. Pembinaan pelayanan kesehatan rujukan;
d. Pembinaan mutu pelayanan kesehatan; dan
e. Pembinaan tata kelola pelayanan kesehatan.
KEEMPAT : Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Dekonsentrasi
Direktorat Jenderal Pelayanan Kesehatan Tahun Anggaran
2022 merupakan acuan bagi dinas kesehatan daerah
provinsi dalam penggunaan dana dekonsentrasi untuk
-5-

mendukung program Direktorat Jenderal Pelayanan


Kesehatan.
KELIMA : Dalam penggunaan dana dekonsentasi sebagaimana
dimaksud dalam Diktum KEEMPAT, dinas kesehatan
daerah provinsi harus melakukan evaluasi dan pelaporan
secara berkala kepada Direktorat Jenderal Pelayanan
Kesehatan.
KEENAM : Keputusan Direktur Jenderal ini mulai berlaku pada
tanggal 11 Juli 2022.

Ditetapkan di Jakarta
pada tanggal 26 Agustus 2022

Plt. DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN,

MURTI UTAMI
-6-

LAMPIRAN
KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL
PELAYANAN KESEHATAN
NOMOR HK.02.02/I/2941/2022
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN
DANA DEKONSENTRASI DIREKTORAT
JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN
TAHUN ANGGARAN 2022

BAB I
RUANG LINGKUP DANA DEKONSENTRASI
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN TA 2022

A. Transformasi Layanan Primer


Program pelayanan kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN), meliputi:
1. Penguatan pelayanan kesehatan primer; dan
2. Advokasi pemenuhan Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan (SPA)
di klinik pratama.

B. Transformasi Layanan Rujukan


Program pelayanan kesehatan dan Jaminan Kesehatan Nasional
(JKN), meliputi:
1. Penguatan jejaring pengampuan layanan prioritas;
2. Penguatan Academic Health System (AHS);
3. Pengembangan digitalisasi pelayanan kesehatan;
4. Kesepakatan pemenuhan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan
Pusat Kesesehatan Masyarakat (Puskesmas) dalam rangka
pemenuhan standar Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan (SPA);
dan
5. Dukungan peningkatan mutu, akreditasi, keselamatan pasien di
fasilitas pelayanan kesehatan.
-7-

BAB II
PENETAPAN ALOKASI ANGGARAN DANA DEKONSENTRASI
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN
TAHUN ANGGARAN 2022

Transformasi Transformasi
No. Provinsi Layanan Layanan Total
Primer Rujukan
1 Provinsi Aceh 602.962.000 647.567.000 1.250.529.000
2 Provinsi Sumatera Utara 507.006.000 548.002.000 1.055.008.000
3 Provinsi Sumatera Barat 369.878.000 417.814.000 787.692.000
4 Provinsi Riau 389.134.000 305.222.000 694.356.000
5 Provinsi Jambi 272.178.000 299.866.000 572.044.000
6 Provinsi Sumatera Selatan 467.285.000 407.702.000 874.987.000
7 Provinsi Bengkulu 209.604.000 294.810.000 504.414.000
8 Provinsi Lampung 391.959.000 434.698.000 826.657.000
Provinsi Kepulauan Bangka 243.477.000 282.170.000 525.647.000
9
Belitung
10 Provinsi Kepulauan Riau 301.902.000 599.652.000 901.554.000
11 Provinsi DKI Jakarta 371.450.000 316.078.000 687.528.000
12 Provinsi Jawa Barat 1.764.007.000 393.562.000 2.157.569.000
13 Provinsi Jawa Tengah 1.311.588.000 554.358.000 1.865.946.000
14 Provinsi DI Yogyakarta 311.902.000 392.636.000 704.538.000
15 Provinsi Jawa Timur 1.490.080.000 694.214.000 2.184.294.000
16 Provinsi Banten 465.273.000 434.998.000 900.271.000
17 Provinsi Bali 440.645.000 554.236.000 994.881.000
18 Provinsi Nusa Tenggara Barat 344.284.000 470.292.000 814.576.000
19 Provinsi Nusa Tenggara Timur 332.597.000 721.320.000 1.053.917.000
20 Provinsi Kalimantan Barat 259.687.000 672.712.000 932.399.000
21 Provinsi Kalimantan Tengah 302.598.000 884.934.000 1.187.532.000
22 Provinsi Kalimantan Selatan 278.875.000 816.034.000 1.094.909.000
23 Provinsi Kalimantan Timur 541.718.000 718.566.000 1.260.284.000
24 Provinsi Kalimantan Utara 229.754.000 739.420.000 969.174.000
25 Provinsi Sulawesi Utara 269.871.000 749.817.000 1.019.688.000
26 Provinsi Sulawesi Tengah 300.463.000 686.895.000 987.358.000
27 Provinsi Sulawesi Selatan 749.121.000 846.581.000 1.595.702.000
28 Provinsi Sulawesi Tenggara 283.433.000 672.143.000 955.576.000
29 Provinsi Gorontalo 238.697.000 592.069.000 830.766.000
30 Provinsi Sulawesi Barat 231.431.000 846.101.000 1.077.532.000
31 Provinsi Maluku 384.807.000 707.483.000 1.092.290.000
32 Provinsi Maluku Utara 328.262.000 689.682.000 1.017.944.000
33 Provinsi Papua Barat 457.860.000 481.461.000 939.321.000
34 Provinsi Papua 756.212.000 852.955.000 1.609.167.000
TOTAL 16.200.000.000 19.726.050.000 35.926.050.000
-8-

BAB III
RINCIAN MENU PETUNJUK TEKNIS PENGGUNAAN DANA DEKONSENTRASI
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN
TAHUN ANGGARAN 2022

A. Menu Kegiatan Dekonsentrasi per unit eselon II di lingkungan Direktorat


Jenderal Pelayanan Kesehatan
1. Transformasi Layanan Primer
a. Kegiatan pembinaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes)
Advokasi pemenuhan Sarana, Prasarana, dan Alat Kesehatan
(SPA) di klinik pratama;
b. Kegiatan Pembinaan Pelayanan Kesehatan Primer
1) Workshop penguatan jejaring pelayanan kesehatan di
Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP);
2) Peningkatan kompetensi dokter dalam tata laksana kasus
rujukan non spesialistik;
2. Transformasi Layanan Rujukan
a. Kegiatan Pembinaan Fasyankes
Pertemuan evaluasi kualitas data SPA Fasyankes;
b. Kegiatan Pembinaan Pelayanan Kesehatan Rujukan
Jejaring pengampuan layanan prioritas;
c. Kegiatan Pembinaan Mutu Pelayanan Kesehatan
1) Peningkatan kapasitas Dinas Kesehatan Daerah Provinsi,
dan Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota sebagai
Pembina Mutu di FKTP.
2) Peningkatan Kapasitas Dinas Kesehatan Daerah Provinsi,
dan Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota dalam
peningkatan mutu pelayanan kesehatan rujukan.
3) Peningkatan Kapasitas Dinas Kesehatan Daerah Provinsi,
dan Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota dalam
peningkatan mutu pelayanan Laboratorium Kesehatan
(Labkes) dan Unit Transfusi Darah (UTD).
d. Kegiatan Pembinaan Tata Kelola Pelayanan Kesehatan
1) Workshop penguatan Academic Health System (AHS).
2) Penguatan digitalisasi layanan kesehatan rujukan
(Telemedicine).
-9-

B. Rincian Kegiatan Program Pembinaan Pelayanan Kesehatan


1. Transformasi Layanan Primer
Program/KRO/RO/
No Kode Ruang Lingkup
Komponen
1 2051 Pembinaan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
2051.PEA Koordinasi

2051.PEA.002 Kesepakatan Kegiatan ini merupakan bentuk


Pemenuhan pembinaan berjenjang kepada
Peningkatan Standar kabupaten/kota yang memiliki
SPA Puskesmas Puskesmas dan klinik pratama dengan
ruang lingkup kegiatan adalah
pertemuan koordinasi dan kegiatan
monitoring evaluasi kualitas data SPA
Fasyankes.
a. 2051.PEA.002. Advokasi Pemenuhan 1. Tujuan
052 SPA di Klinik Pratama Tujuan pelaksanaan kegiatan
adalah:
a. Meningkatkan akses dan mutu
pelayanan kesehatan di klinik
pratama.
b. Mendukung percepatan
pemenuhan SPA klinik
pratama.
2. Persyaratan:
Pengelola klinik di Dinas
Kesehatan Daerah
Kabupaten/Kota.
Puskesmas yang mempunyai
klinik di wilayah binaannya.
Klinik yang dikelola oleh
TNI/Polri/BUMN/KL lain dan
asosiasi klinik dan anggotanya.
3. Kegiatan
Kegiatan yang dilaksanakan
meliputi:
a. Dilaksanakan secara hibrid
(daring dan luring) dengan
menggunakan metode
pelaksanaan presentasi dari
narasumber.
b. Narasumber terdiri dari pusat
dan daerah
4. Penanggung jawab dan Tim
a. Penanggung jawab: Kepala
Dinas Kesehatan Daerah
Provinsi
b. Tim Pelaksana: Bidang Yankes
Dinas Kesehatan Daerah
Provinsi.
5. Pola Penggunaan Dana
Pertemuan advokasi pemenuhan
SPA di klinik pratama
a. Belanja bahan (ATK,
penggadaan)
- 10 -

Program/KRO/RO/
No Kode Ruang Lingkup
Komponen
b. Belanja jasa profesi
(Honorarium Narasumber)
c. Belanja paket meeting (bisa
ada/tidak, tergantung provinsi
yang menyelenggarakan)
6. Indikator Kinerja Kegiatan
Jumlah kecamatan yang memiliki
puskesmas sesuai standar
7. Output kegiatan
terlaksananya pertemuan untuk
pemenuhan peningkatan standar
SPA Puskesmas
8. Laporan Kegiatan
Hasil kegiatan harus dilaporkan
secara tertulis kepada Direktur
Fasilitas Pelayanan Kesehatan,
terdiri dari:
a. Laporan kegiatan dengan
lampiran antara lain daftar
peserta, dokumentasi kegiatan
b. Laporan Pertanggungjawaban
Keuangan sesuai dengan
ketentuan peraturan
perundang-undangan
2 2087 Pembinaan Pelayanan
Kesehatan Primer
2087.FBA Fasilitasi dan
Pembinaan
Pemerintah Daerah
2087.FBA.004 Penguatan Pelayanan Kegiatan penguatan pelayanan
Kesehatan Primer kesehatan primer yang dilaksanakan
(Dekonsentrasi) di provinsi untuk:
a. pembinaan berjenjang di
kabupaten/kota dalam bentuk
kegiatan dekonsentrasi dengan
ruang lingkup kegiatan yaitu
peningkatan kompetensi dokter
dalam tata laksana kasus rujukan
non spesialistik dan workshop
peningkatan jejaring pelayanan
kesehatan di FKTP.
b. peningkatan kualitas pelayanan di
FKTP dan menurunkan rujukan ke
Fasilitas Kesehatan Rujukan
Tingkat Lanjut (FKRTL) dengan
meningkatkan kapasitas dokter di
FKTP dalam penatalaksanaan
kasus non spesialistik dalam
bentuk kegiatan dekonsentrasi
dengan ruang lingkup kegiatan
yaitu peningkatan kompetensi
dokter dalam tata laksana kasus
Rujukan Non Spesialistik (RNS)
a. 2087.FBA.004. Workshop Penguatan 1. Tujuan:
051 Jejaring Pelayanan a. meningkatkan mutu layanan
Kesehatan di FKTP primer di Indonesia yang akan
menjadi acuan semua pihak
dalam melakukan upaya
- 11 -

Program/KRO/RO/
No Kode Ruang Lingkup
Komponen
integrasi pelayanan di FKTP.
b. mendorong praktik layanan
tenaga dokter yang baik dan
integrasi pelayanan kesehatan
primer dengan pelibatan publik
dan kolaborasi
interprofessional
2. Persyaratan:
Kabupaten/Kota sebagai sasaran
adalah Kabupaten/Kota yang
memiliki Puskesmas dan FKTP
lainnya sebagai jejaring
Puskesmas
3. Kegiatan
Kegiatan yang dilaksanakan
meliputi:
a. Rapat Persiapan: persiapan
kegiatan workshop penguatan
jejaring pelayanan kesehatan di
FKTP dengan sasaran internal
lintas program terkait di Dinas
Kesehatan Daerah Provinsi.
b. Pertemuan Workshop
1) Sasaran: Dinas Kesehatan
Daerah Provinsi, Dinas
Kesehatan Daerah
Kabupaten/Kota, lintas
sektor, organisasi profesi,
Puskesmas, dan jejaringnya
2) Ruang lingkup kegiatan:
a) Sosialisasi perizinan dan
registrasi fasyankes
klinik
b) sosialisasi integrasi
pelayanan kesehatan di
FKTP
c) peran lintas sektor dalam
integrasi pelayanan
kesehatan di FKTP
d) sharing best practice
Dinas Kesehatan Daerah
Kabupaten/Kota dalam
integrasi pelayanan
kesehatan di FKTP
e) RTL komitmen hasil
kegiatan pelaksanaan
integrasi pelayanan
kesehatan di FKTP
4. Penanggungjawab dan Tim
a. Penanggung jawab: Kepala
Dinas Kesehatan Daerah
Provinsi
b. Tim Pelaksana: Bidang Yankes
Dinas Kesehatan Daerah
Provinsi.
5. Pola Penggunaan Dana
a. Rapat Persiapan
Belanja bahan (ATK,
- 12 -

Program/KRO/RO/
No Kode Ruang Lingkup
Komponen
penggandaan, dan konsumsi
rapat)
Belanja jasa profesi:
honorarium narasumber.
b. Pelaksanaan workshop
1) Belanja Bahan: ATK,
penggandaan, konsumsi
rapat, komputer supply,
spanduk
2) Belanja Jasa Profesi:
honorarium narasumber
dan moderator
3) Belanja Perjalanan Dinas:
paket meeting, transportasi,
uang harian
6. Indikator Kinerja Kegiatan
Penguatan Dinas Kesehatan
Daerah Provinsi, dan Dinas
Kesehatan Daerah
Kabupaten/Kota sebagai Pembina
Jejaring FKTP lainnya
7. Output kegiatan
Jumlah pembinaan Dinas
Kesehatan Daerah Provinsi kepada
Dinas Kesehatan Daerah
Kabupaten/Kota sebagai Pembina
Jejaring FKTP lainnya
8. Laporan Kegiatan:
Hasil kegiatan harus dilaporkan
secara tertulis kepada Direktur
Pelayanan Kesehatan Primer,
terdiri dari:
a. Laporan kegiatan dengan
lampiran antara lain daftar
peserta, dokumentasi kegiatan,
RTL, laporan kegiatan.
b. Laporan Pertanggungjawaban
Keuangan sesuai dengan
ketentuan pertanggungjawaban
Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara (APBN).
b. 2087.FBA.004. Peningkatan 1. Tujuan:
052 Kompetensi Dokter a. Penguatan kompetensi dokter
dalam Tata Laksana dalam melakukan
Kasus Rujukan Non penatalaksanaan kasus non
Spesialistik spesialistik di FKTP meliputi
Puskesmas, klinik pratama,
dan praktik mandiri dokter
b. Menurunkan angka rujukan
dari FKTP ke FKRTL
c. Meningkatkan kualitas
pelayanan di FKTP
2. Persyaratan:
a. Peserta diutamakan dokter di
FKTP baik berasal dari
Puskesmas, klinik pratama,
dan praktik mandiri
- 13 -

Program/KRO/RO/
No Kode Ruang Lingkup
Komponen
3. Kegiatan:
Kegiatan yang dilaksanakan
a. Meliputi: Workshop tata laksana
kasus rujukan non spesialistik
di fktp
1) Peserta: Diutamakan dokter
di FKTP
2) Narasumber: Direktorat
Pelayanan Kesehatan Primer
(PKP) (kebijakan pelayanan
kesehatan primer dan RNS),
BPJS Kesehatan (Evaluasi
KBK dan PRB), Organisasi
Profesi/Pakar (Tata laksana
Penyakit (disesuaikan
dengan penyakit yang paling
banyak dirujuk (RNS) di
provinsi tersebut)
3) Ruang lingkup:
a) Penyampaian materi
b) Diskusi
c) Sharing best practice
d) RTL dan komitmen hasil
kegiatan
4. Penanggungjawab dan Tim
1. Penanggung jawab: Kepala
Dinas Kesehatan Daerah
Provinsi
2. Tim Pelaksana: PIC RNS di
Dinas Kesehatan Daerah
Provinsi
5. Pola Penggunaan Dana
a. Workshop tata laksana kasus
rujukan non spesialistik di
fktp:
a. Belanja bahan (ATK,
penggandaan, komputer
supply, spanduk)
b. Belanja jasa profesi
(Honorarium narasumber
dan honorarium moderator)
c. Belanja perjalanan dinas:
paket meeting, transportasi,
uang harian
6. Indikator Kegiatan:
Persentase FKTP dengan rasio
rujukan non spesialistik kurang
dari sama dengan 2%
7. Output kegiatan:
Jumlah dokter di FKTP yang
mendapatkan peningkatan
kompetensi dalam tata laksana
kasus rujukan non spesialistik
8. Laporan Kegiatan:
Hasil kegiatan harus dilaporkan
secara tertulis kepada Direktur
Pelayanan Kesehatan Primer,
- 14 -

Program/KRO/RO/
No Kode Ruang Lingkup
Komponen
terdiri dari:
a. Laporan kegiatan dengan
lampiran antara lain daftar
peserta, dokumentasi kegiatan,
hasil evaluasi dalam bentuk
instrumen Monev.
b. Laporan Pertanggungjawaban
Keuangan sesuai dengan
ketentuan pertanggungjawaban
APBN.

2. Transformasi Layanan Rujukan


Program/KRO/RO/
No Kode Ruang Lingkup
Komponen
1 2051 Pembinaan Fasilitas
Pelayanan Kesehatan
2051.PEA Koordinasi

2051.PEA.004 Kesepakatan Kegiatan ini merupakan bentuk


pemenuhan RSUD pembinaan berjenjang kepada
dan Fasyankes Primer kabupaten/kota yang memiliki Rumah
dalam rangka Sakit, dan Puskesmas dengan ruang
pemenuhan standar lingkup kegiatan adalah pertemuan
SPA (Dekonsentrasi) koordinasi dan kegiatan monitoring
evaluasi kualitas data SPA Fasyankes.
a. 2051.PEA.004. Pertemuan evaluasi 1. Tujuan:
051 kualitas data SPA Tujuan pelaksanaan pertemuan
Fasyankes evaluasi kualitas data SPA
(Dekonsentrasi) Fasyankes adalah mengoptimalkan
pemanfaatan data ASPAK dalam
pelaksanaan perencanaan
kebutuhan SPA di Fasyankes.
2. Persyaratan:
a) Pengelola ASPAK Dinas
Kesehatan Daerah Provinsi,
dan Dinas Kesehatan Daerah
Kabupaten/Kota.
b) Rumah Sakit dan Puskesmas di
Kabupaten/Kota yang di tunjuk
sebagai Fasyankes yang akan
dilaksanakan monitoring dan
evaluasi.
3. Kegiatan
Kegiatan yang dilaksanakan
meliputi:
a. Pertemuan evaluasi kualitas
data SPA Fasyankes
dilaksanakan secara Hibrid
(daring dan luring) dengan
menggunakan beberapa metode
pelaksanaan antara lain:
Metode presentasi dari
narasumber.
Metode desk antara pengelola
data ASPAK Provinsi dan
pengelola data ASPAK
Kabupaten/Kota terhadap hasil
- 15 -

Program/KRO/RO/
No Kode Ruang Lingkup
Komponen
validasi SPA
b. Kegiatan monev dilaksanakan
dengan melakukan pembinaan
dan melihat kondisi riil SPA
apakah sesuai dengan yang
diinput di ASPAK pada Rumah
Sakit dan Puskesmas
(dilakukan pada semua
Fasyankes atau beberapa
Fasyankes) sehingga diperoleh
kualitas data SPA yang baik.
Narasumber terdiri dari pusat
dan daerah
4. Penanggung jawab dan Tim
a. Penanggung jawab: Kepala
Dinas Kesehatan Daerah
Provinsi
b. Tim Pelaksana: Bidang Yankes
Dinas Kesehatan Daerah
Provinsi.
5. Pola Penggunaan Dana
a. Pertemuan evaluasi kualitas
SPA Fasyankes
1) Belanja bahan (ATK,
Penggadaan, komputer
suply, spanduk)
2) Belanja jasa profesi
(honorarium narasumber)
3) Belanja paket meeting (bisa
ada/tidak, tergantung
provinsi yang
menyelenggarakan)
b. Monitoring dan evaluasi
kualitas SPA Fasyankes
Belanja perjalanan dinas biasa
(ke Rumah Sakit dan
Puskesmas yang ditunjuk di
kabupaten/kota)
6. Indikator Kinerja Kegiatan
Fasyankes dengan SPA sesuai
standar
7. Output kegiatan
Jumlah koordinasi RSUD dan
Puskesmas dalam rangka
pemenuhan standar SPA
8. Laporan Kegiatan:
Hasil kegiatan harus dilaporkan
secara tertulis kepada Direktur
Fasilitas Pelayanan Kesehatan,
terdiri dari:
a. Laporan kegiatan dengan
lampiran antara lain daftar
peserta, dokumentasi kegiatan,
hasil desk (Evaluasi Kualitas
Data SPA Fasyankes), hasil
monitoring dan evaluasi
kualitas data SPA Fasyankes.
b. Laporan Pertanggungjawaban
- 16 -

Program/KRO/RO/
No Kode Ruang Lingkup
Komponen
Keuangan sesuai dengan
ketentuan pertanggungjawaban
APBN
2 2090 Pembinaan Pelayanan
Kesehatan Rujukan
2090. FBA Fasilitas dan
Pembinaan
Pemerintah Daerah
2090.FBA.007 Jejaring pengampuan Ruang lingkup kegiatan pembinaan
layanan prioritas teknis pelayanan kesehatan rujukan di
(Dekonsentrasi) provinsi dalam bentuk kegiatan
Dekonsentrasi dengan penyampaian
materi, diskusi dan rencana tindak
lanjut terkait pelayanan kesehatan
rujukan terutama jejaring
pengampuan 9 layanan prioritas
(Jantung, Kanker, Paru/TB, Stroke,
Uronefrologi, DM, Gastrohepatologi,
PIE, KIA)
a. 2090.FBA.007. Jejaring pengampuan 1. Tujuan:
051 layanan prioritas Terselenggaranya rumah sakit
yang sudah melaksanakan
kegiatan stratifikasi dan
pengampuan layanan prioritas
serta kesesuaian implementasinya.
a. mendukung transformasi
kesehatan khususnya layanan
rujukan dalam hal jejaring
layanan 9 penyakit prioritas
b. membantu identifikasi dan
melakukan action plan dalam
pemenuhan layanan 9 penyakit
prioritas di rumah sakit
c. monitoring hasil pengampuan
jejaring dari sisi temuan dan
cakupan penyakit, serta clinical
outcome
2. Kegiatan;
a. Kegiatan yang dilaksanakan
meliputi Pertemuan Persiapan
dan Pelaksanaan Sosialisasi
Pengenalan Stratifikasi 9
Layanan Prioritas melalui
metode Blended Learning.
b. Peserta Kegiatan:
1) Dinas Kesehatan Daerah
Provinsi
2) Dinas Kesehatan Daerah
Kabupaten/Kota
3) Perwakilan RSUD jejaring
pengampuan 9 layanan
prioritas
c. Narasumber dari:
1) Pusat: Kementerian
Kesehatan 1 orang (Tim
Kerja Transformasi
Pelayanan Kesehatan
- 17 -

Program/KRO/RO/
No Kode Ruang Lingkup
Komponen
Rujukan), Rumah Sakit
Pengampu Pusat/Nasional
minimal 2 orang
2) Daerah: Dinas Kesehatan
Daerah Provinsi minimal 1
orang
3) Lainnya 1 orang jika
diperlukan
d. Materi:
1) Paparan tentang Kebijakan
Jejaring Pengampuan 9
Layanan Prioritas
2) Paparan dari Rumah Sakit
Pengampu tentang konsep
jejaring pada Rumah Sakit
yang diampu
3) Paparan dari Dinas
Kesehatan Daerah Provinsi
tentang konsep jejaring
layanan prioritas di daerah
3. Penanggung jawab dan Tim
Pelaksana:
a. Penanggung jawab: Kepala
Dinas Kesehatan Daerah
Provinsi
b. Tim Pelaksana: adalah tim dari
Dinas Kesehatan Daerah
Provinsi/didampingi oleh Pusat
4. Pola Penggunaan Dana
a. Pertemuan Persiapan
1) Belanja bahan; ATK,
penggandaan, dokumentasi,
konsumsi rapat
b. Pelaksanaan Kegiatan
1) Belanja bahan; ATK,
penggandaan, Dokumentasi,
2) belanja perjalanan dinas
3) belanja jasa profesi
5. Indikator Rincian Output
Jumlah Provinsi yang dilakukan
Sosialisasi tentang Jejaring
Pengampuan Layanan 9 Penyakit
Prioritas
6. Rincian Output
Jejaring Pengampuan Layanan
Prioritas
7. Laporan Kegiatan
Hasil kegiatan harus dilaporkan
secara tertulis kepada Direktur
Pelayanan Kesehatan Rujukan,
terdiri dari:
a. Laporan peserta kegiatan yang
terdiri dari:
1) Nama peserta
2) Asal institusi
3) Jabatan peserta
- 18 -

Program/KRO/RO/
No Kode Ruang Lingkup
Komponen
b. Laporan Ringkas pelaksanaan
kegiatan
Laporan pertanggungjawaban
keuangan sesuai dengan
ketentuan pertanggungjawaban
APBN
3 5836 Pembinaan Mutu
Pelayanan Kesehatan
5836.UBA Fasilitasi dan
Pembinaan
Pemerintah Daerah
5836.UBA.001 Dukungan Kegiatan ini berupa peningkatan
peningkatan Mutu, kapasitas Dinas Kesehatan Daerah
Akreditasi, Provinsi/Kab/Kota dalam peningkatan
Keselamatan pasien mutu pelayanan kesehatan primer,
di Fasilitas Pelayanan rujukan, laboratorium kesehatan dan
Kesehatan Unit Transfusi Darah (UTD)
(Dekonsentrasi)
a. 5836.UBA.001 Peningkatan 1. Dukungan peningkatan mutu,
.051 Kapasitas Dinas akreditasi, keselamatan pasien di
Kesehatan Daerah Fasyankes melalui Tim Pembina
Provinsi, dan Dinas Cluster Binaan (TPCB)
Kesehatan Daerah 2. Tujuan
Kabupaten/Kota a. Tujuan Umum:
sebagai Pembina
Agar terjadi peningkatan mutu
Mutu di FKTP
(Dekonsentrasi) di pelayanan kesehatan,
kesiapan pelaksanaan survei
akreditasi, keselamatan pasien
dapat dilaksanakan secara
terukur dan terpantau.
b. Tujuan Khusus:
Pembinaan mutu dapat
dilaksanakan melalui TPCB
dengan melakukan Indikator
Nasional Mutu (INM) dan
pemantauan terhadap Laporan
insiden keselamatan pasien di
FKTP
c. Peserta:
Peserta dalam kegiatan ini
adalah: Dinas Kesehatan
Daerah Provinsi, Dinas
Kesehatan Daerah
Kabupaten/Kota
d. Metode Kegiatan
Kegiatan dilakukan secara
luring dan daring di 34
Provinsi. dengan pembagian
sebagai berikut:
a. Sebanyak 20 provinsi secara
luring
b. Sebanyak 14 provinsi secara
daring
3. Penanggung jawab dari kegiatan
ini adalah Kepala Dinas Kesehatan
Daerah Provinsi dan Panitia dari
Dinas Kesehatan Daerah.
4. Pola penggunaan dana:
a. ATK, komputer supli,
penggandaan, paket data.
- 19 -

Program/KRO/RO/
No Kode Ruang Lingkup
Komponen
b. Belanja perjalanan dinas:
transportasi, uang harian,
penginapan,
c. Belanja jasa: honorarium bagi
narasumber pakar/expert
5. Strategi pencapaian:
Kegiatan dilakukan dengan cara
presentasi/penyampaian materi,
Forum Group Discusion
(FGD)/diskusi/tanya jawab.
6. Indikator kegiatan: Peserta mampu
memahami teknis TPCB dan
mampu mengakses aplikasi INM
dan pelaporan IKP
7. Output: Terlaksana Kegiatan TPCB
dan melaporkan secara teratur
setiap bulan melalui aplikasi INM,
Insiden Keselamatan Pasien (IKP)
8. Laporan pelaksanaan kegiatan
a. Laporan ringkas pelaksanaan
kegiatan dan dokumentasi
b. Laporan pertanggungjawaban
keuangan sesuai dengan
ketentuan pertanggungjawaban
APBN
b. 5836.UBA.001 Peningkatan Pemantauan dan evaluasi kesiapan
.052 Kapasitas Dinas rumah sakit pada masa pandemi
Kesehatan Daerah Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)
Provinsi, dan Dinas dilakukan sesuai dengan Keputusan
Kesehatan Daerah Direktur Jenderal Pelayanan
Kabupaten/Kota Kesehatan Nomor:
dalam Peningkatan HK.02.02/I/4405/2020 dengan tujuan
Mutu Pelayanan 1. Tujuan Umum
Kesehatan Rujukan Agar rumah sakit dapat
(Dekonsentrasi) mempertahankan mutu pelayanan
rumah sakit pada masa pandemi
COVID-19
2. Tujuan Khusus
a. Rumah Sakit dapat menilai dan
mengidentifikasi kesenjangan
kemampuan pelayanan rumah
sakit dalam menghadapi
COVID-19 secara efektif, serta
keberlangsungan pelayanan
kesehatan esensial
b. Sebagai acuan pengambil
kebijakan dapam penetapan
kebijakan terkait penanganan
pandemi COVID-19 di rumah
sakit
c. sebagai acuan bagi rumah sakit
dalam mengkaji kesiapan
kemampuan pelayanan yang
dimilikinya pada masa pandemi
COVID-19
3. Peserta
Peserta pemantauan dan evaluasi
adalah Dinas Kesehatan Daerah
Provinsi dan Dinas Kesehatan
Daerah Kabupaten/Kota
didampingi Kementerian
Kesehatan
- 20 -

Program/KRO/RO/
No Kode Ruang Lingkup
Komponen
4. Metode Kegiatan
Kegiatan dilakukan secara Daring
dan luring
a. Secara Daring
Hari pertama dilakukan secara
daring berupa pemaparan
daftar tilik yang telah diisi
sebelumnya oleh rumah sakit
b. Secara Luring
Hari kedua kegiatan dilakukan
secara luring berupa telusur
dokumen dan telusur ke
lapangan
5. Penanggung jawab dan Tim
Pelaksana
a. Penanggung jawab: Kepala
Dinas Kesehatan Daerah
Provinsi
b. Tim Pelaksana: Tim dari Dinas
Kesehatan Daerah
Provinsi/didampingi oleh Pusat
6. Pola Penggunaan Dana
a. Belanja Bahan: penggandaan,
ATK, computer supply
b. Belanja Perjalanan Dinas Biasa
berupa Transportasi, Uang
Harian dan Penginapan
7. Indikator Kegiatan
Jumlah rumah sakit yang
dilakukan Pemantauan dan
evaluasi mutu pelayanan
kesehatan
8. Output Kegiatan
Rumah sakit yang dilakukan
pemantauan dan evaluasi
9. Laporan Kegiatan
a. Laporan Ringkas pelaksanaan
kegiatan dan dokumentasi
b. Laporan pertanggungjawaban
keuangan sesuai dengan
ketentuan pertanggungjawaban
APBN
c. 5836.UBA.001 Peningkatan Peningkatan Kapasitas Dinas
.053 Kapasitas Dinas Kesehatan Daerah Provinsi, dan Dinas
Kesehatan Daerah Kesehatan Daerah Kabupaten/Kota
Provinsi, dan Dinas dalam Peningkatan Mutu Pelayanan
Kesehatan Daerah Laboratorium Kesehatan dan UTD
Kabupaten/Kota dilaksanakan dalam upaya sosialisasi,
dalam Peningkatan advokasi dan pembinaan terkait mutu
Mutu Pelayanan sesuai dengan peraturan dan pedoman
Laboratorium yang telah disusun untuk mendukung
Kesehatan dan UTD upaya pencapaian indikator Rencana
Strategis (Renstra) Kementerian
Kesehatan Tahun 2020 - 2024.
Tujuan
a. Mengetahui gambaran
penyelenggaraan mutu di
laboratorium kesehatan dan
UTD.
b. Meningkatkan peran Dinas
Kesehatan Daerah Provinsi,
Dinas Kesehatan Daerah
Kabupaten/Kota, dan
- 21 -

Program/KRO/RO/
No Kode Ruang Lingkup
Komponen
Laboratorium kesehatan dan
UTD dalam upaya perbaikan
mutu pelayanan serta kesiapan
akreditasi.
1. Tujuan
Peserta merupakan pengelola
mutu dan akreditasi dari Dinas
Kesehatan Daerah Provinsi, Dinas
Kesehatan Daerah
Kabupaten/Kota, dan perwakilan
laboratorium kesehatan dan UTD.
2. Kegiatan
Lokakarya penyelenggaraan mutu
dan akreditasi di fasilitas
pelayanan kesehatan lainnya
a. Metode pelaksanaan kegiatan
daring dan luring sesuai
dengan alokasi anggaran yang
telah ditetapkan.
b. Materi
1) Kebijakan mutu pelayanan
fasiltas pelayanan
kesehatan lainnya
2) Overview standar akredtasi
Labkes dan UTD
3) Indikator nasioan mutu
4) Pelaporan insiden
keselamatan pasien
5) Best practice dari Labkes
dan UTD terkait pelaporan
INM dan IKP
c. Narasumber
1) Direktorat Mutu Pelayanan
Kesehatan
2) Narasumber ahli di
bidangnya yang ditugaskan
oleh Kementerian Kesehatan
3) Kepala Labkes dan UTD
yang menyampaikan Best
Practice
3. Penanggung jawab dan Tim
Pelaksana
a. Penanggung jawab: Kepala
Dinas Kesehatan Daerah
Provinsi
b. Tim Pelaksana: Tim dari Dinas
Kesehatan Daerah
Provinsi/didampingi oleh Pusat
4. Pola Penggunaan Dana
a. Belanja bahan: penggandaan,
ATK, computer supply
b. Belanja jasa profesi
c. Belanja perjalanan dinas paket
meeting
d. Belanja barang operasioan
penanganan COVID-19
5. Indikator Kegiatan
a. Presentasi laboratorium
kesehatan yang terakreditasi
b. Presentasi UTD yang
terakreditasi
c. Presentase Fasyankes rujukan
yang mencapai target Indikator
- 22 -

Program/KRO/RO/
No Kode Ruang Lingkup
Komponen
Nasional Mutu (INM) pelayanan
kesehatan
6. Output Kegiatan
Fasyankes lainnya (Labkes dan
UTD) yang patuh melaporkan INM
dan IKP serta siap di terakreditasi
7. Laporan Kegiatan
a. Laporan pelaksanaan kegiatan
dan dokumentasi
b. Laporan pertanggungjawaban
keuangan sesuai dengan
ketentuan pertanggungjawaban
APBN
4 6807 Pembinaan Tata ]
Kelola Pelayanan
Kesehatan
6807.FBA Fasilitasi dan
Pembinaan
Pemerintah Daerah
6807.FBA.001 Penguatan Academic Kegiatan koordinasi dalam rangka
Health System penguatan dan pembentukan jejaring
AHS
a. 6807.FBA.001. Workshop Penguatan 1. Tujuan Kegiatan:
051 Academic Health Terselenggaranya Workshop
System Penguatan AHS dalam rangka
peningkatan derajat kesehatan
masyarakat.
2. Persyaratan:
Provinsi yang mengembangkan
jejaring AHS
3. Kegiatan: Kegiatan yang
dilaksanakan meliputi:
a. Workshop
1) Peserta Kegiatan
berasal dari Dinas
Kesehatan Daerah Provinsi,
Dinas Kesehatan Daerah
Kabupaten/Kota, Rumah
Sakit Pendidikan, dan
Fakultas Kedokteran (FK)/
Fakultas Kedokteran Gigi
(KFG) di wilayah masing-
masing
2) Narasumber:
a) Pokja AHS Kementerian
Kesehatan/
Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi
b) Piloting AHS
c) FK/FKG atau Rumah
Sakit Pendidikan
3) Materi:
a) Presentasi Kebijakan
AHS oleh Pokja AHS
Kementerian Kesehatan/
Kementerian Pendidikan
dan Kebudayaan
Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi
b) Presentasi Pelaksanaan
AHS di FK/FKG dan
- 23 -

Program/KRO/RO/
No Kode Ruang Lingkup
Komponen
Rumah Sakit Pendidikan
di salah satu piloting
AHS (Fakultas
Kedokteran Universitas
Indonesia-Rumah Sakit
Umum Pusat Nasional
Dr. Cipto
Mangunkusumo/
Fakultas Kedokteran
Universitas Padjadjaran-
Rumah Sakit Umum
Pusat Hasan Sadikin/
Fakultas Kedokteran
Universitas Gadjah
Mada-Rmah Sakit Umum
Pusat Dr. Sardjito/
Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga-
Rumah Sakit Umum
Daerah Dr. Soetomo /
Fakultas Kedokteran
Universitas Hasanuddin-
Rumah Sakit Umum
Pusat Dr. Wahidin
Sudirohusodo)
c) Presentasi Rencana
Implementasi PKS AHS
antara FK/FKG dengan
Rumah Sakit Pendidikan
di wilayah kerja Dinas
Kesehatan Daerah
Provinsi oleh Pokja AHS
Provinsi (FK/FKG-RS
Pendidikan Utama-
Dinas Kesehatan Daerah
Provinsi)
d) Menyusun Rencana
Tindak Lanjut program
yang akan dilaksanakan
oleh AHS untuk
peningkatan derajat
kesehatan masyarakat di
wilayah kerja Dinas
Kesehatan Daerah
Provinsi
4. Penanggung jawab dan Tim
Pelaksana:
a. Penanggung jawab: Kepala
Dinas Kesehatan Daerah
Provinsi
b. Tim Pelaksana: adalah tim dari
Dinas Kesehatan Daerah
Provinsi/didampingi oleh Pusat
5. Pola Penggunaan Dana
a. Pelaksanaan
1) Belanja Bahan:
ATK dan penggandaan
2) Belanja Jasa Profesi:
Honorarium Narasumber
3) Belanja Perjalanan dinas:
a) Transportasi peserta dan
Narasumber
b) Penginapan peserta dan
narasumber
- 24 -

Program/KRO/RO/
No Kode Ruang Lingkup
Komponen
c) Uang harian peserta
6. Indikator Kegiatan
Jumlah lembaga yang
mendapatkan Penguatan AHS
7. Output kegiatan
a. Dibentuknya Tim Implementasi
AHS yang terdiri dari unsur
pemerintah daerah, Dinas
Kesehatan Daerah Provinsi,
Dinas Kesehatan Daerah
Kabupaten/Kota, FK/FKG dan
Rumah Sakit Pendidikan
b. Penyusunan Program
Implementasi AHS untuk
peningkatan derajat Kesehatan
masyarakat
8. Laporan Kegiatan
Hasil kegiatan penguatan AHS
berupa workshop AHS yang terdiri
dari:
a. Laporan peserta kegiatan yang
terdiri dari:
1) Nama peserta
2) Asal institusi
3) Jabatan peserta
b. Laporan Ringkas pelaksanaan
kegiatan
Laporan pertanggungjawaban
keuangan sesuai dengan
ketentuan pertanggungjawaban
APBN
6807.FBA.002 Penguatan Digitalisasi Pembinaan Teknis Pelayanan
Layanan Kesehatan Telemedicine pada tingkat Provinsi
Rujukan sebagai upaya percepatan
(Telemedicine) implementasi pelayanan
b. 6807.FBA.002. Penguatan Digitalisasi 1. Tujuan: Pembinaan teknis dengan
051 Layanan Kesehatan memaparkan peraturan, konsep,
Rujukan implementasi dan pengembangan
(Telemedicine) pelayanan Telemedicine di
Fasyankes dalam upaya
mendukung program nasional
khususnya Penurunan Angka
Kematian Ibu (AKI)/Angka
Kematian Bayi (AKB)
2. Persyaratan umum: Peserta adalah
Dinas Kesehatan Daerah
Kabupaten/ Kota, Rumah Sakit
Pemerintah Daerah, dan
Puskesmas.
Persyaratan khusus: diutamakan
Puskesmas yang sudah memiliki
dokter umum, aliran listrik 24 jam
dan koneksi internet yang kuat
serta stabil)
3. Kegiatan terdiri atas:
a. Pertemuan
1) Rapat Persiapan secara
daring
2) Pertemuan Pembinaan
Teknis secara hibrid
b. Peserta Kegiatan:
1) Rapat Persiapan diikuti oleh
Dinas Kesehatan Daerah
- 25 -

Program/KRO/RO/
No Kode Ruang Lingkup
Komponen
Provinsi, Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, Rumah
Sakit Pemerintah Daerah,
dan Puskesmas
2) Pertemuan Pembinaan
Teknis secara hibrid diikuti
oleh Dinas Kesehatan
Daeraj Provinsi, Dinas
Kesehatan Daerah
Kabupaten/Kota, Rumah
Sakit Pemerintah Daerah,
dan Puskesmas
c. Narasumber
Narasumber kegiatan
Pertemuan berasal dari:
1) Dinas Kesehatan Daerah
Provinsi (Bagian Pelayanan
Kesehatan dan Kesehatan
Masyarakat)
2) Dinas Kominfo Provinsi
3) Organisasi profesi
4) Ahli IT/Pakar IT
5) Kementerian Kesehatan
6) Dan lain-lain sesuai
kebutuhan
d. Metode kegiatan:
1) Presentasi dari:
a) Direktorat Tata Kelola
Pelayanan Kesehatan,
Kemkes
b) Dinas Komunikasi dan
Informatika Daerah
Provinsi
c) Dinas Kesehatan Daerah
Provinsi
d) Tenaga Ahli
e) Dan lain-lain sesuai
Kebutuhan
2) Diskusi dan Tanya Jawab
4. Penanggung jawab dan Tim
Pelaksana:
a. Penanggung jawab:
Kepala Dinas Kesehatan
Daerah Provinsi
b. Tim Pelaksana
Tim dari Dinas Kesehatan
Daerah Provinsi
5. Pola Penggunaan Dana
a. Belanja Perjalanan dinas Paket
Meeting dalam Kota:
1) Paket meeting fullboard dan
atau fullday
2) Uang saku fullboard dan
atau fullday
3) Uang transportasi lokal
b. Belanja jasa profesi
1) Honorarium narasumber
2) Honorarium moderator
c. Belanja Bahan
1) Belanja ATK
2) Belanjar komputer suplai
3) Belanja penggandaan
4) Belanja Backdrop
5) Paket data
- 26 -

Program/KRO/RO/
No Kode Ruang Lingkup
Komponen
6. Indikator Kegiatan
Terlaksananya pertemuan
pembinaan teknis pelayanan
Telemedicine
7. Output kegiatan
SDM Kesehatan Fasyankes
mampu melakukan implementasi
pelayanan Telemedicine
8. Laporan Kegiatan
Hasil kegiatan harus dilaporkan
secara tertulis kepada Direktur
Tata Kelola Pelayanan Kesehatan,
terdiri dari:
a. Laporan kegiatan disertai data
peserta lengkap (gelar, asal
instansi), Foto Dokumentasi
kegiatan, RTL pelatihan.
b. Laporan Pertanggungjawaban
Keuangan sesuai dengan
ketentuan pertanggungjawaban
APBN.
- 27 -

BAB IV
ALOKASI ANGGARAN DANA DEKONSENTRASI
DIREKTORAT JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN
TAHUN ANGGARAN 2022

A. Pembinaan Fasilitas Pelayanan Kesehatan (dalam rupiah)


Pertemuan evaluasi Advokasi Pemenuhan SPA di
kualitas data SPA Klinik Pratama
NO PROVINSI Fasyankes Layanan Primer (LP)
Layanan Rujukan
(LR)
1 Provinsi Aceh 99.622.000 296.512.000
2 Provinsi Sumatera Utara 114.902.000 225.710.000
3 Provinsi Sumatera Barat 134.714.000 123.614.000
4 Provinsi Riau 99.622.000 96.548.000
5 Provinsi Jambi 94.266.000 0
6 Provinsi Sumatera Selatan 124.602.000 230.647.000
7 Provinsi Bengkulu 89.210.000 0
8 Provinsi Lampung 79.098.000 181.242.000
Provinsi Kepulauan Bangka 76.570.000 0
9
Belitung
10 Provinsi Kepulauan Riau 76.570.000 119.716.000
11 Provinsi DKI Jakarta 43.478.000 147.392.000
12 Provinsi Jawa Barat 110.462.000 1.402.542.000
13 Provinsi Jawa Tengah 121.258.000 953.768.000
14 Provinsi DI Yogyakarta 109.536.000 100.150.000
15 Provinsi Jawa Timur 261.114.000 981.872.000
16 Provinsi Banten 79.398.000 228.789.000
17 Provinsi Bali 95.654.000 133.085.000
18 Provinsi Nusa Tenggara Barat 89.210.000 102.290.000
Provinsi Nusa Tenggara 149.882.000 0
19
Timur
20 Provinsi Kalimantan Barat 109.434.000 0
21 Provinsi Kalimantan Tengah 109.434.000 0
22 Provinsi Kalimantan Selatan 104.378.000 0
23 Provinsi Kalimantan Timur 89.210.000 214.928.000
24 Provinsi Kalimantan Utara 114.592.000 0
25 Provinsi Sulawesi Utara 124.704.000 0
26 Provinsi Sulawesi Tengah 104.378.000 0
27 Provinsi Sulawesi Selatan 153.394.000 367.477.000
28 Provinsi Sulawesi Tenggara 124.602.000 0
29 Provinsi Gorontalo 68.986.000 0
30 Provinsi Sulawesi Barat 114.592.000 0
- 28 -

Pertemuan evaluasi Advokasi Pemenuhan SPA di


kualitas data SPA Klinik Pratama
NO PROVINSI Fasyankes Layanan Primer (LP)
Layanan Rujukan
(LR)
31 Provinsi Maluku 94.266.000 0
32 Provinsi Maluku Utara 89.210.000 0
33 Provinsi Papua Barat 104.378.000 0
34 Provinsi Papua 185.274.000 93.718.000
JUMLAH 3.740.000.000 6.000.000.000

B. Pembinaan Pelayanan Kesehatan Primer (dalam rupiah)


Workshop Penguatan Peningkatan Kompetensi
NO PROVINSI Jejaring Pelayanan Dokter Dalam Tatatlaksana
Kesehatan di FKTP Kasus Rujukan Non
(LP) Spesialistik (LP)
1 Provinsi Aceh 144.926.000 161.524.000
2 Provinsi Sumatera Utara 110.790.000 170.506.000
3 Provinsi Sumatera Barat 112.596.000 133.668.000
4 Provinsi Riau 88.054.000 204.532.000
5 Provinsi Jambi 90.234.000 181.944.000
6 Provinsi Sumatera Selatan 112.844.000 123.794.000
7 Provinsi Bengkulu 91.876.000 117.728.000
8 Provinsi Lampung 105.113.000 105.604.000
9 Provinsi Kepulauan Bangka 77.359.000 166.118.000
Belitung
10 Provinsi Kepulauan Riau 67.172.000 115.014.000
11 Provinsi DKI Jakarta 7.958.000 216.100.000
12 Provinsi Jawa Barat 172.425.000 189.040.000
13 Provinsi Jawa Tengah 184.056.000 173.764.000
14 Provinsi DI Yogyakarta 59.788.000 151.964.000
15 Provinsi Jawa Timur 309.144.000 199.064.000
16 Provinsi Banten 85.472.000 151.012.000
17 Provinsi Bali 111.560.000 196.000.000
18 Provinsi Nusa Tenggara Barat 97.222.000 144.772.000
19 Provinsi Nusa Tenggara 147.033.000 185.564.000
Timur
20 Provinsi Kalimantan Barat 109.361.000 150.326.000
21 Provinsi Kalimantan Tengah 128.390.000 174.208.000
22 Provinsi Kalimantan Selatan 93.695.000 185.180.000
23 Provinsi Kalimantan Timur 120.666.000 206.124.000
24 Provinsi Kalimantan Utara 68.430.000 161.324.000
25 Provinsi Sulawesi Utara 113.177.000 156.694.000
26 Provinsi Sulawesi Tengah 97.267.000 203.196.000
27 Provinsi Sulawesi Selatan 191.340.000 190.304.000
- 29 -

Workshop Penguatan Peningkatan Kompetensi


NO PROVINSI Jejaring Pelayanan Dokter Dalam Tatatlaksana
Kesehatan di FKTP Kasus Rujukan Non
(LP) Spesialistik (LP)
28 Provinsi Sulawesi Tenggara 114.254.000 169.179.000
29 Provinsi Gorontalo 82.293.000 156.404.000
30 Provinsi Sulawesi Barat 73.115.000 158.316.000
31 Provinsi Maluku 161.807.000 223.000.000
32 Provinsi Maluku Utara 111.450.000 216.812.000
33 Provinsi Papua Barat 169.090.000 288.770.000
34 Provinsi Papua 329.290.000 333.204.000
JUMLAH 4.139.247.000 6.060.753.000

C. Pembinaan Pelayanan Kesehatan Rujukan (dalam rupiah)


NO PROVINSI Jejaring pengampuan layanan prioritas (LR)
1 Provinsi Aceh 88.000.000
2 Provinsi Sumatera Utara 88.000.000
3 Provinsi Sumatera Barat 88.000.000
4 Provinsi Riau 88.000.000
5 Provinsi Jambi 88.000.000
6 Provinsi Sumatera Selatan 88.000.000
7 Provinsi Bengkulu 88.000.000
8 Provinsi Lampung 88.000.000
9 Provinsi Kepulauan Bangka Belitung 88.000.000
10 Provinsi Kepulauan Riau 88.000.000
11 Provinsi DKI Jakarta 88.000.000
12 Provinsi Jawa Barat 88.000.000
13 Provinsi Jawa Tengah 88.000.000
14 Provinsi DI Yogyakarta 88.000.000
15 Provinsi Jawa Timur 88.000.000
16 Provinsi Banten 88.000.000
17 Provinsi Bali 88.000.000
18 Provinsi Nusa Tenggara Barat 88.000.000
19 Provinsi Nusa Tenggara Timur 88.000.000
20 Provinsi Kalimantan Barat 88.000.000
21 Provinsi Kalimantan Tengah 88.000.000
22 Provinsi Kalimantan Selatan 88.000.000
23 Provinsi Kalimantan Timur 88.000.000
24 Provinsi Kalimantan Utara 88.000.000
25 Provinsi Sulawesi Utara 88.000.000
26 Provinsi Sulawesi Tengah 88.000.000
27 Provinsi Sulawesi Selatan 88.000.000
28 Provinsi Sulawesi Tenggara 88.000.000
29 Provinsi Gorontalo 88.000.000
- 30 -

NO PROVINSI Jejaring pengampuan layanan prioritas (LR)


30 Provinsi Sulawesi Barat 88.000.000
31 Provinsi Maluku 88.000.000
32 Provinsi Maluku Utara 88.000.000
33 Provinsi Papua Barat 92.000.000
34 Provinsi Papua 92.000.000
JUMLAH 3.000.000.000

D. Pembinaan Mutu Pelayanan Kesehatan (dalam rupiah)


Peningkatan Peningkatan Peningkatan
Kapasitas Dinas Kapasitas Dinas Kapasitas Dinas
Kesehatan Daerah Kesehatan Kesehatan
Provinsi, dan Daerah Provinsi, Daerah
Dinas Kesehatan dan Dinas Provinsi, dan
Daerah Kesehatan Dinas
Kabupaten/Kota Daerah Kesehatan
NO PROVINSI sebagai Pembina Kabupaten/Kota Daerah
Mutu di FKTP (LR) dalam Kabupaten/Kot
Peningkatan a dalam
Mutu Pelayanan Peningkatan
Kesehatan Mutu Pelayanan
Rujukan (LR) Laboratorium
Kesehatan dan
UTD (LR)
1 Provinsi Aceh 185.082.000 100.000.000 174.863.000
2 Provinsi Sumatera Utara 9.600.000 100.000.000 8.000.000
3 Provinsi Sumatera Barat 9.600.000 100.000.000 8.000.000
4 Provinsi Riau 9.600.000 100.000.000 8.000.000
5 Provinsi Jambi 9.600.000 100.000.000 8.000.000
6 Provinsi Sumatera Selatan 9.600.000 100.000.000 8.000.000
7 Provinsi Bengkulu 9.600.000 100.000.000 8.000.000
8 Provinsi Lampung 9.600.000 100.000.000 8.000.000
9 Provinsi Kepulauan 9.600.000 100.000.000 8.000.000
Bangka Belitung
10 Provinsi Kepulauan Riau 185.082.000 100.000.000 0
11 Provinsi DKI Jakarta 9.600.000 100.000.000 0
12 Provinsi Jawa Barat 9.600.000 100.000.000 8.000.000
13 Provinsi Jawa Tengah 9.600.000 100.000.000 8.000.000
14 Provinsi DI Yogyakarta 9.600.000 100.000.000 8.000.000
15 Provinsi Jawa Timur 9.600.000 100.000.000 8.000.000
16 Provinsi Banten 9.600.000 100.000.000 8.000.000

17 Provinsi Bali 185.082.000 100.000.000 8.000.000


18 Provinsi Nusa Tenggara 185.082.000 100.000.000 8.000.000
Barat
19 Provinsi Nusa Tenggara 185.082.000 100.000.000 198.356.000
Timur
20 Provinsi Kalimantan Barat 185.082.000 100.000.000 190.196.000
- 31 -

Peningkatan Peningkatan Peningkatan


Kapasitas Dinas Kapasitas Dinas Kapasitas Dinas
Kesehatan Daerah Kesehatan Kesehatan
Provinsi, dan Daerah Provinsi, Daerah
Dinas Kesehatan dan Dinas Provinsi, dan
Daerah Kesehatan Dinas
Kabupaten/Kota Daerah Kesehatan
NO PROVINSI sebagai Pembina Kabupaten/Kota Daerah
Mutu di FKTP (LR) dalam Kabupaten/Kot
Peningkatan a dalam
Mutu Pelayanan Peningkatan
Kesehatan Mutu Pelayanan
Rujukan (LR) Laboratorium
Kesehatan dan
UTD (LR)
21 Provinsi Kalimantan 185.082.000 100.000.000 252.418.000
Tengah
22 Provinsi Kalimantan 185.082.000 100.000.000 188.574.000
Selatan
23 Provinsi Kalimantan 185.082.000 100.000.000 256.274.000
Timur
24 Provinsi Kalimantan Utara 185.082.000 100.000.000 251.746.000
25 Provinsi Sulawesi Utara 185.083.000 100.000.000 174.530.000
26 Provinsi Sulawesi Tengah 185.083.000 100.000.000 209.434.000
27 Provinsi Sulawesi Selatan 185.083.000 100.000.000 242.604.000
28 Provinsi Sulawesi 185.083.000 100.000.000 174.458.000
Tenggara
29 Provinsi Gorontalo 185.083.000 100.000.000 0
30 Provinsi Sulawesi Barat 185.083.000 100.000.000 208.426.000
31 Provinsi Maluku 185.083.000 100.000.000 240.134.000
32 Provinsi Maluku Utara 185.083.000 100.000.000 227.389.000
33 Provinsi Papua Barat 185.083.000 100.000.000 0
34 Provinsi Papua 185.083.000 100.000.000 290.598.000
JUMLAH 3.836.050.000 3.400.000.000 3.400.000.000

E. Pembinaan Tata Kelola Pelayanan Kesehatan (dalam rupiah)


Penguatan Digitalisasi Workshop Penguatan
PROVINSI Layanan Kesehatan Academic Health System
NO Rujukan (Telemedicine) (AHS) (LR)
(LR)
1 Provinsi Aceh 0 0
2 Provinsi Sumatera Utara 150.000.000 77.500.000
3 Provinsi Sumatera Barat 0 77.500.000
4 Provinsi Riau 0 0
5 Provinsi Jambi 0 0
6 Provinsi Sumatera Selatan 0 77.500.000
7 Provinsi Bengkulu 0 0
8 Provinsi Lampung 150.000.000 0
9 Provinsi Kepulauan Bangka 0 0
- 32 -

Penguatan Digitalisasi Workshop Penguatan


PROVINSI Layanan Kesehatan Academic Health System
NO Rujukan (Telemedicine) (AHS) (LR)
(LR)
Belitung
10 Provinsi Kepulauan Riau 150.000.000 0
11 Provinsi DKI Jakarta 0 75.000.000
12 Provinsi Jawa Barat 0 77.500.000
13 Provinsi Jawa Tengah 150.000.000 77.500.000
14 Provinsi DI Yogyakarta 0 77.500.000
15 Provinsi Jawa Timur 150.000.000 77.500.000
16 Provinsi Banten 150.000.000 0
17 Provinsi Bali 0 77.500.000
18 Provinsi Nusa Tenggara Barat 0 0
19 Provinsi Nusa Tenggara Timur 0 0
20 Provinsi Kalimantan Barat 0 0
21 Provinsi Kalimantan Tengah 150.000.000 0
22 Provinsi Kalimantan Selatan 150.000.000 0
23 Provinsi Kalimantan Timur 0 0
24 Provinsi Kalimantan Utara 0 0
25 Provinsi Sulawesi Utara 0 77.500.000
26 Provinsi Sulawesi Tengah 0 0
27 Provinsi Sulawesi Selatan 0 77.500.000
28 Provinsi Sulawesi Tenggara 0 0
29 Provinsi Gorontalo 150.000.000 0
30 Provinsi Sulawesi Barat 150.000.000 0
31 Provinsi Maluku 0 0
32 Provinsi Maluku Utara 0 0
33 Provinsi Papua Barat 0 0
34 Provinsi Papua 0 0
JUMLAH 1.500.000.000 850.000.000

Plt. DIREKTUR JENDERAL PELAYANAN KESEHATAN,

MURTI UTAMI

Anda mungkin juga menyukai