Anda di halaman 1dari 5

Nama : Dzilsailma Amalia

NIM : 2362111
Kelas : Akuntansi A2 2023
Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila

TUGAS 1

A. KASUS MEMPERLIHATKAN KETERAMPILAN INDIVIDU ATAU KELOMPOK


DALAM MERUMUSKAN SOLUSI ATAS PROBLEM MORALITAS BANGSA

 Kasus Kepatuhan Membayar Pajak


Memahami dan meningkatkan kepatuhan pajak seringkali memerlukan kemampuan individu atau
kelompok untuk mengembangkan solusi terhadap masalah moral masyarakat. Kurangnya rasa perlu
berkontribusi dalam pembangunan melalui pembayaran pajak. Hal tersebut terlihat dari kepatuhan
pajak yang masih rendah, padahal peranan pajak dari tahun ke tahun semakin meningkat dalam
membiayai APBN. Pancasila sebagai sistem etika akan dapat mengarahkan wajib pajak untuk secara
sadar memenuhi kewajiban perpajakannya dengan baik. Dengan kesadaran pajak yang tinggi maka
program pembangunan yang tertuang dalam APBN akan dapat dijalankan dengan sumber penerimaan
dari sektor perpajakan.Suatu negara akan menghadapi masalah rendahnya kepatuhan pajak karena
mayoritas wajib pajak tidak membayar pajaknya secara penuh atau melakukan penghindaran pajak.
Pemerintah dan lembaga terkait telah memutuskan untuk menggabungkan kemampuan individu dan
kelompok dalam merumuskan solusi untuk meningkatkan kemauan membayar pajak negara.
Misalnya, peristiwa penggelapan pajak yang dilakukan oleh oknum-oknum terkemuka dan pejabat
pajak menyebabkan menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap otoritas pajak. Konsep moralitas
pajak, atau motivasi intrinsik untuk membayar pajak, dianggap sebagai elemen penting dalam
kepatuhan pajak sukarela. Keterampilan yang dapat membantu individu atau kelompok
mengembangkan solusi terhadap permasalahan moral nasional terkait pajak yaitu dengan
meningkatkan pemahaman masyarakat akan pentingnya membayar pajak untuk mendukung
pembangunan nasional,memberikan informasi yang jelas dan mudah dipahami tentang cara
membayar pajak dan dampaknya terhadap masyarakat, meningkatkan transparansi perpajakan untuk
mencegah penipuan dan meningkatkan kepercayaan wajib pajak. Dengan mengembangkan sistem
perpajakan yang adil dan merata sehingga masyarakat merasa kontribusinya digunakan secara adil.
Peningkatan sanksi atas pelanggaran perpajakan untuk meningkatkan kepatuhan dan memperkuat
pengawasan perpajakan agar tidak merugikan. Dibutuhkannya partisipasi masyarakat dalam
membentuk kebijakan perpajakan sehingga masyarakat merasa memiliki sistem.
Penyelesaian permasalahan moral dalam konteks perpajakan memerlukan pendekatan individu
dan kelompok, termasuk pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta. Dengan memperdalam
pemahaman, meningkatkan transparansi, dan menciptakan sistem perpajakan yang berkeadilan,
diharapkan kepatuhan masyarakat akan meningkat.
(https://sipejar.um.ac.id/pluginfile.php/1122766/mod_resource/content/1/Materi%20Pertemuan%
2012.pdf)
B. CONTOH INDIVIDU ATAU KELOMPOK DILINGKUNGAN ANDA YANG
MELAKSANAKAN PROYEK BELAJAR IMPLEMENTASI PANCASILA DALAM
KEHIDUPAN NYATA

Berikut contoh individu atau kelompok di sekitar kita yang menerapkan nilai-nilai Pancasila
dalam kehidupan nyata:
 Sekelompok Mahasiswa di Universitas membentuk organisasi yang sesuai dengan
implementasi Pancasila. Mereka rutin mengadakan diskusi, seminar, dan kegiatan
pembelajaran lainnya untuk memahami dan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan sehari-hari.
 Masyarakat peduli lingkungan bekerja sama dengan karang taruna untuk
menyelenggarakan kegiatan gotong royong. Masyarakat peduli lingkungan dan anak
muda karang taruna menyelenggarakan kegiatan gotong royong menjaga kebersihan
lingkungan dengan cara melakukan kerja bakti membersihkan sampah di lingkungan
sekitar. Dalam pelaksanaannya menekankan pentingnya kerjasama, tanggung jawab
bersama, cinta tanah air dan nilai-nilai yang sejalan dengan ajaran Pancasila.
 Pengembangan kewirausahaan lingkungan sekitar berdasarkan gotong royong Individu
atau kelompok masyarakat di suatu desa memulai proyek kewirausahaan yang
melibatkan banyak orang. Hal ini memungkinkan masyarakat lokal berkolaborasi dalam
produksi dan pemasaran produk lokal serta mewujudkan nilai-nilai Pancasila yaitu
gotong royong dan keadilan sosial. Yang sebagian hasilnya diberikan kepada keluarga
kurang mampu dan anak yatim piatu dengan semangat gotong royong, keadilan sosial,
dan kemanusiaan yang adil.
Nama : Dzilsailma Amalia
NIM : 2362111
Kelas : Akuntansi A2 2023
Mata Kuliah : Pendidikan Pancasila

TUGAS 2

1. Pancasila sebagai dasar nilai pengembangan ilmu yang terbentuk dalam sikap
inklusif,toleran, dan gotong royong dalam keragaman agama dan budaya

Pancasila merupakan nilai inti pengembangan ilmu pengetahuan Indonesia. Pancasila


merupakan ideologi fundamental bangsa Indonesia yang terdiri dari lima prinsip yang
mencerminkan perkembangan ilmu pengetahuan dan nilai-nilai inti yang menjadi landasan
kehidupan berbangsa dan bernegara. Dalam konteks pengembangan ilmu pengetahuan, Pancasila
berperan penting dalam membentuk sikap inklusif, toleran, dan kooperatif dalam menghadapi
keberagaman agama dan budaya.
 Inklusif, karena di dalam Pancasila berkomitmen pada prinsip inklusivitas, artinya
seluruh masyarakat diakui dan dihormati, tanpa memandang perbedaan agama, suku, ras,
atau budaya. Dalam pengembangan ilmu pengetahuan, inklusivitas ini mendorong
partisipasi seluruh elemen masyarakat dalam proses penciptaan, penyebaran, dan
pemanfaatan ilmu pengetahuan.
 Toleran, sikap toleran terhadap perbedaan pendapat dan keyakinan. Dalam dunia sains,
toleransi ini mendukung dialog dan debat terbuka, menciptakan lingkungan yang
memungkinkan berkembangnya beragam ide dan perspektif.
 Gotong royong mencerminkan semangat kerjasama dan gotong royong untuk
kepentingan bersama. Dalam konteks pengembangan ilmu pengetahuan, gotong royong
memupuk kerja sama antar ilmuwan, lembaga, dan komunitas ilmiah untuk mencapai
tujuan bersama dan memecahkan masalah bersama.
 Keberagaman Agama dan Budaya karena implmentasi dari Pancasila juga menjunjung
tinggi rasa hormat terhadap keberagaman agama dan budaya. Prinsip ini mendukung
pengembangan ilmu pengetahuan yang mengakui dan melakukan kontribusi di beragam
tradisi dan kearifan lokal, serta mendorong penelitian yang menghormati nilai-nilai
budaya dan agama yang ada di masyarakat.

Dengan menganut nilai-nilai Pancasila dalam pengembangan ilmu pengetahuan,


Indonesia berupaya mewujudkan lingkungan akademik yang inklusif, toleran dan berorientasi
pada gotong royong sehingga ilmu pengetahuan dapat berkembang secara berkelanjutan
untuk kemaslahatan masyarakat.

2. Beberapa kasus yang terkait dengan kedudukan Pancasila sebagai dasar pengembangan
ilmu yang memperhatikan sikap tanggung jawab atas keputusan yang diambil berdasar
prinsip musyawarah dan mufakat dalam kehidupan ilmiah

Terdapat beberapa contph kasus terkait peran Pancasila sebagai landasan pengembangan ilmu
pengetahuan, yang didasari oleh rasa tanggung jawab dalam pengambilan keputusan berdasarkan
asas musyawarah dan mufakat dalam penyelenggaraan ilmu pengetahuan dan teknologi.Berikut
beberapa contohnya:
 Perkembangan ilmu pengetahuan di Indonesia didasarkan pada prinsip inklusif, toleransi,
dan gotong royong dalam keberagaman agama dan budaya yang menjadi dasar Pancasila.
Hal ini memungkinkan terjadinya adaptasi dan integrasi nilai-nilai yang selaras dengan
budaya Indonesia sehingga menjadikan Pancasila sebagai ideologi yang kuat dan abadi.
 Tanggung jawab dalam pengambilan keputusan untuk penerapan ilmu pengetahuan dan
teknologi, semua proses pengambilan keputusan harus memperhatikan konsekuensi dan
harus mengkonsultansikan terlebih dahulu. Misalnya, ketika mengembangkan teknologi
yang berpotensi berdampak pada lingkungan atau masyarakat, penting untuk melibatkan
seluruh orang yang berkepentingan dalam proses pengambilan keputusan. Hal ini untuk
memastikan teknologi tersebut sesuai dengan nilai-nilai Pancasila dan memberikan
manfaat sebesar-besarnya kepada masyarakat.
 Terbentuknya Pancasila sebagai kecerdasasan Indonesia yaitu dengan mengintegrasikan
Pancasila dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi Indonesia, dibuktikan
dari beberapa ciri seperti kemampuan beradaptasi dengan berbagai situasi, semangat
gotong royong, tanggung jawab sosial, dan lain-lain.

3. Beberapa contoh tentang perumusan Pancasila sebagai karakter keilmuan Indonesia

Perumusan Pancasila sebagai karakter keilmuan Indonesia mencerminkan integrasi nilai-nilai


Pancasila dalam proses pembangunan ilmu pengetahuan dan pendidikan di Indonesia. Berikut
contohnya:

 Dalam keilmuan Indonesia, inklusivitas tercermin dalam upaya untuk memasukkan


berbagai kelompok masyarakat dalam penelitian. Penelitian yang berorientasi inklusif
memastikan bahwa semua lapisan masyarakat memiliki akses dan kontribusi dalam
pembangunan ilmu pengetahuan.
 Penerapan Nilai Keadilan Sosial dalam Inovasi Teknologi karena di dalam Pancasila
menekankan keadilan sosial, dan karakter keilmuan Indonesia mencerminkan upaya
untuk mengarahkan inovasi teknologi guna mencapai keadilan sosial.
 Memasukkan Kearifan Lokal dalam Penelitian karena Pancasila menghormati dan
melindungi keberagaman agama dan budaya. Dalam dunia keilmuan Indonesia, hal ini
tercermin dalam penelitian yang mengapresiasi dan memanfaatkan kearifan lokal, tradisi,
dan nilai-nilai budaya untuk memperkaya pemahaman dalam berbagai bidang
pengetahuan.
Melalui integrasi nilai-nilai Pancasila dalam karakter keilmuan, Indonesia berupaya
membangun landasan ilmiah yang kokoh dan sesuai dengan nilai-nilai bangsa, sehingga ilmu
pengetahuan dapat memberikan kontribusi maksimal dalam mencapai kesejahteraan dan
kemajuan berkelanjutan.

4. Beberapa ilustrasi tentang karakter keilmuan berdasar Pancasila

 Karakter keilmuan yang melekat pada Pancasila tercermin dalam kolaboratifnya di


berbagai bidang.Misalnya kontribusi dari individu dan kelompok untuk memahami dan
mengatasi tantangan keberlanjutan. Sebagai perwujudan dari Musyawarah bersama.
 Ilustrasi dengan penelitian mendalam mengenai kearifan lokal dan tradisi budaya untuk
meningkatkan pemahaman dan solusi di berbagai bidang sebagai perwujudan nilai
Pancasila sila ketiga
 Karakter ilmiah berdasarkan Pancasila dapat tercermin dalam pendidikan yang bertujuan
tidak hanya untuk memberikan ilmu pengetahuan tetapi juga untuk mengembangkan
karakter peserta didik.
 Program pendidikan yang mengintegrasikan nilai-nilai Pancasila ke dalam
pengembangan karakter dan etika.
 Ilustrasi perkembangan teknologi yang tidak hanya inovatif namun juga fokus pada
keadilan sosial dan pemberdayaan masyarakat. Misalnya saja mengembangkan aplikasi
yang memudahkan akses layanan kesehatan dan pendidikan di daerah terpencil sebagai
perwujudan nilai Pancasila Keadilan Sosial.

5. Menggambarkan model pemimpin,warga negara, dan ilmuwan yang Pancasilais di


lingkungan sekitar anda

 Pemimpin Pancasilais : berlandaskan pada nilai-nilai luhur Pancasila, bertakwa kepada


Tuhan Yang Maha Esa dapat dipercaya, bertindak jujur, bersabar, bersikap rendah hati,
dan menerima saran dan kritik. Bertanggung jawab dan menjunjung tinggi nilai-nilai
pertimbangan demi keberlangsungan bangsa dan negara
 Warga Negara : menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dan mengamalkannya dalam
kehidupan sehari-hari agar tindakan kita selaras dengan falsafah hidup bangsa Indonesia.
 Ilmuwan Pancasilais : memanfaatkan nilai gotong royong dan menghargai kontribusi
berbagai tradisi dan kearifan lokal terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dapat juga
enghargai dan menghormati nilai-nilai budaya dan agama yang ada dalam masyarakat
dalam penelitian .

Dengan demikian, para pemimpin, warga negara, dan ilmuwan yang tinggal di wilayah
Pancasila berperan dalam membangun lingkungan inklusif melalui keadilan, gotong royong,
dan menghormati keberagaman demi kesajahteraan bersama.

Anda mungkin juga menyukai