Jurnal 2
Jurnal 2
Abstrak
Meningkatnya minat untuk digitalisasi data rekam medis serta terjadinya pandemi COVID-19
mendorong bertambahnya penggunaan sistem rekam medis oleh penyedia layanan kesehatan. Meski
demikian, sebagian besar sistem ini masih menggunakan arsitektur tersentralisasi yang memiliki resiko
yaitu penghapusan data, pelanggaran privasi, dan performa yang terbatas. Oleh karena itu, teknologi
blockchain diteliti sebagai substitusi untuk menangani data-data pada sistem rekam medis karena
arsitektur desentralisasi dari blockchain itu sendiri. Framework blockchain yang diteliti pada laporan ini
adalah BigchainDB dikarenakan kemampuan BigchainDB dalam mengatur data yang berukuran lebih
besar seperti pada basis data konvesional. BigchainDB memiliki karakteristik blockchain dikarenakan
menggunakan arsitektur desentralisasi, yang berarti BigchainDB memiliki kemampuan untuk
melakukan komunikasi peer-to-peer. BigchainDB juga menggunakan algoritma konsensus untuk
verifikasi transaksi. BigchainDB terdiri atas tiga komponen utama yakni; “BigchainDB server” yang
digunakan untuk menangani transaksi dari web server menuju blockchain, “Tendermint” yang
digunakan sebagai protokol blockchain dan melakukan komunikasi peer-to-peer, dan “MongoDB” yang
digunakan untuk media penyimpanan data. BigchainDB juga memiliki kontrol kepemilikan data melalui
fitur Role Based Access Control, yang merupakan subsistem yang digunakan untuk pembentukan
hierarki data yang terdiri atas peran (roles) dan hak akses (permissions) untuk setiap transaksi.
Kata kunci: sistem rekam medis, blockchain, desentralisasi, bigchaindb, transaksi, RBAC
Abstract
Increasing interest on digitalization of medical records and also the occurrence of a pandemic, pushes
the increase usage of the Electronic Health Record (EHR) system by the health service providers.
However, large amount of these systems still implements the centralized architecture that may pose risks
such as data corruption, privacy infringement, and limited performance. Hence, blockchain technology
are being researched as a substitute to handle data on EHR systems due to its decentralized architecture.
The blockchain framework that is being researched in this report is BigchainDB, due to its capabilities
on managing large-sized data similar to a conventional database. BigchainDB inherits the blockchain
characteristics by also having a decentralized architecture, which means it can communicate its peers
by using a peer-to-peer connection. BigchainDB also uses a consensus algorithm for transaction
verification. BigchainDB consists of three main components; the “BigchainDB server”, which
responsible for transaction handling from the web server to the blockchain, “Tendermint”, which
responsible for the blockchain protocol and peer-to-peer communication, and “MongoDB", which
responsible for the data storage. The BigchainDB also have data ownership control through the Role
Based Access Control (RBAC) feature, which is a subsystem that allows the formation of data hierarchy
that consists of roles and permissions for every transaction.
Keywords: Electronic Health Record, blockchain, decentralization, bigchaindb, transaction, RBAC
sistem blockchain secara umum yakni; kepada satu pusat. Arsitektur ini, apabila
desentralisasi, yaitu sifat dimana sebuah sistem, terdapat permasalahan pada perangkat pusat
secara keseluruhan, berjalan serta menyimpan tersebut, memiliki kelemahan, antara lain;
data dengan cara terdistribusi dan tidak terancamnya aspek kerahasiaan data apabila
membutuhkan ketergantungan pada “perangkat terjadi pengaksesan catatan medis baik secara
pusat” seperti pada sebuah sistem tersentralisasi. sengaja maupun tidak, kemungkinan terjadinya
Dengan digunakannya arsitektur ini, maka kehilangan maupun perubahan isi dari data
dilakukan penggunaan algoritma referensi rekam medis tersebut yang mengakibatkan
(contoh; consensus algorithm, Proof-of-Work) hilangnya integritas pada data rekam medis
untuk melakukan verifikasi transaksi antar tersebut, serta limitasi performa (Shi, et al.,
pengguna dalam sistem desentralisasi tersebut 2020).
(Hasselgren, et al., 2019).
Karakteristik blockchain dari BigchainDB 2. KAJIAN PUSTAKA
dimungkinkan dengan adanya komponen- Pada artikel “BigchainDB: A Scalable
komponen yang terdiri atas; “BigchainDB Blockchain Database” yang disusun oleh Trent
server” yang berfungsi untuk menjalankan McConaghy dan kolega, dibahas struktur dasar
transaksi, “MongoDB” sebagai media dari BigchainDB, bagaimana mekanisme
penyimpanan transaksi yang membentuk transaksi block bekerja pada BigchainDB, serta
blockchain, serta “Tendermint” untuk mekanisme konsensus (McConaghy, et al.,
menghubungkan antar pengguna secara peer-to- 2016).
peer dan mengatur algoritma konsensus dalam
jaringan tersebut dimana pengguna-pengguna Pada jurnal penelitian “Blockchain in
yang terpilih menjalankan konsensus dengan healthcare and health sciences – A scoping
patokan yang telah didefinisikan dalam chain review” yang ditulis oleh Anton Hasselgren dan
tersebut sebagai bentuk verifikasi transaksi kolega, dilakukan survei atas literatur yang
(McConaghy T. , 2018). membahas solusi penggunaan blockchain pada
BigchainDB memiliki mekanisme akses beberapa bagian sektor medis. Dari literatur
kontrol data dengan menggunakan Role Based tersebut, penulis dari penelitian ini menjabarkan
Access Control (RBAC), yaitu subsistem yang solusi dan tantangan yang dihadapi dari
terdiri atas akses kontrol pada data transaksi penggunaan blockchain pada sistem pencatatan
yang terdapat di dalam jaringan blockchain rekam medis (Hasselgren, et al., 2019).
BigchainDB dengan melakukan pendefinisian Pada jurnal penelitian “Applications of
peran (role) pengguna serta mengatur hak akses blockchain in ensuring the security and privacy
(permissions) yang dimiliki oleh pengguna of Electronic Health Record systems: A survey”
tersebut (Dhameja, Role Based Access Control yang ditulis oleh Shuyun Shi dan kolega,
for BigchainDB Assets, 2017). Dengan dilakukan survei jurnal-jurnal mengenai sistem
menggunakan RBAC, maka suatu sistem yang rekam medis yang menggunakan teknologi
menggunakan BigchainDB dapat blockchain dari sisi keamanan dan privasi.
mendefinisikan struktur atau hierarki data dari Menurut penulis, sistem rekam medis harus
transaksi pada BigchainDB. menjamin privasi dan keamanan data medis
Berdasarkan pemaparan BigchainDB pasien (Shi, et al., 2020).
tersebut, maka pada penelitian ini dilakukan
implementasi BigchainDB pada sistem rekam Pada jurnal penelitian yang berjudul
medis sebagai solusi untuk menjawab “Blockchain-based electronic healthcare record
permasalahan keamanan dari sistem rekam system for healthcare 4.0 applications” yang
medis. Sebuah sistem EHR memiliki kebutuhan ditulis oleh Sudeep Tanwar dan kolega,
untuk dapat menjamin kerahasiaan dilakukan pembahasan penggunaan blockchain
(confidentiality) data rekam medis, integritas pada sistem pencatatan rekam medis. Kemudian,
(integrity) data rekam medis, serta ketersediaan penulis juga mengusulkan alur dan cara kerja
sistem rekam medis (availability). Penggunaan sebuah sistem pencatatan rekam medis dengan
BigchainDB dilakukan karena ditemukan menggunakan blockchain berbasis Hyperledger
sebagian besar implementasi sistem rekam (Tanwar, Parekh, & Evans, 2020).
medis yang dipergunakan saat ini masih Tsung-Ting Kuo dan kolega dalam jurnal
menggunakan arsitektur sistem yang bersifat penelitian yang berjudul “Blockchain distributed
tersentralisasi, dimana semua client terhubung ledger technologies for biomedical and health
Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Brawijaya
Jurnal Pengembangan Teknologi Informasi dan Ilmu Komputer 1473
Aktor 1. Admin
2. Dokter
Entitas 1. Data Akun Admin
2. Data Rekam Medis
3. Data Akun Dokter
4. Data Rumah Sakit
Hak Akses 1. Admin dapat mengakses, dan
Aktor membuat data rumah sakit.
2. Admin dapat mengakses data
akun dokter.
3. Dokter dapat mengakses dan
membuat data rekam medis.
Type 1. Admin
2. Rumah Sakit
3. Dokter
4. Data Rekam Medis
Gambar 6 Cara Kerja Penambahan Hak Akses
Berdasarkan perancangan Tabel 3, maka menggunakan RBAC
didapatkan hierarki data untuk sistem rekam
medis yang digambarkan pada Gambar 5. Penjelasan berdasarkan alur kerja yang
terdapat pada Gambar 6 adalah sebagai berikut:
1. Pada bagian 1, Dokter A melakukan
pemasukan data id dari data rekan medis
yang mau diakses. Data masukan dari
Dokter A kemudian diteruskan, dalam
bentuk sebuah proses, menuju basis data
web server.
2. Pada bagian 2, dari sisi Dokter B, sistem
mengambil permintaan hak akses data
Gambar 5 Gambaran Umum Hierarki dan Hak yang masuk untuk data rekam medis
Akses Data Sistem Rekam Medis BigchainDB dari Dokter B dari web server.
3. Perancangan metode akses kontrol alur 3. Pada bagian 3, Dokter B yang telah
dari mekanisme penambahan hak akses menerima permintaan-permintaan
dapat dilihat pada Gambar 6. tersebut kemudian memilih permintaan
yang ingin diterima atau ditolak.
a. Jika Dokter B memilih menolak
permintaan hak akses, maka
status pada permintaan hak
akses tersebut akan
diperbaharui dan disimpan pada
penyimpanan web server.
b. Jika Dokter B menyetujui
permintaan hak akses tersebut,
maka sistem akan melakukan
transaksi pembaharuan data
2. Integritas
Untuk persiapan skenario dalam pengujian, Gambar 15 Hasil Pengujian BFT Skenario B
digunakan dashboard Google Cloud Platform
(GCP). Sedangkan untuk melakukan transaksi 4. Skalabilitas
pembuatan rekam medis digunakan program
Pengujian Skalabilitas (Scalability)
pengujian Postman. Hasil dari pengujian
dilakukan untuk menguji tingkat keberhasilan
tersebut disajikan pada Tabel 6.
sistem rekam medis dalam menangani sejumlah
transaksi berskala besar dalam rentang waktu
Tabel 6 Hasil Pengujian BFT
yang singkat. Skala dan waktu yang dimaksud
Skenario Status adalah sebagai berikut;
A. Transaksi POST pembuatan rekam
Skenario A; Satu node mati BERHASIL
medis, 40 pengguna, jangka waktu 60
Skenario B; Dua node mati TIDAK BERHASIL detik, transaksi dilakukan 1 kali bagi
setiap pengguna.
Waktu 60 60 60 60 60
(Detik)
Throughput 0,59 1,32 1,95 2,63 3,26
(data/detik)
Average 2734 1241 1142 855 836
Response
time (ms)