Anda di halaman 1dari 72

SEVEN BASIC TOOLS

TRAINING FACILITATOR QCC – PT HASNUR RIUNG SINERGI


KONSEP DASAR PENGOLAHAN DATA
DIKW HIRARKI
DATA & JENISNYA
DATA & JENISNYA
KETERANGAN JENIS DATA

Berdasarkan jenisnya, data dapat dibagi menjadi :


DATA KUALITATIF (Atribut)
yaitu data yang berbentuk kategori atau kualitas (tidak berbentuk bilangan).
Contoh : Bagus, Manis, pahit, Cantik, Tinggi, Setuju, dll

DATA KUANTITATIF (Variabel)


yaitu data yang berbentuk bilangan (angka) baik hasil perhitungan maupun
hasil pengukuran.
Contoh : 200 anak, 350 kg, 23 derajat, 20 CTV, dll

Berdasarkan cara memperoleh datanya, data kuantitatif (variabel) dapat dibagi menjadi :
Data Diskrit (Discrete Data) yaitu data yang diperoleh berdasarkan hasil penghitungan
atau penjumlahan terhadap objek yang dipelajari.
Contoh : 200 orang, 369 pohon, 500 mobil, dll
Data Kontinyu (Continous Data) yaitu data yang diperoleh berdasarkan hasil pengukuran
terhadap obyek yang dipelajari.
Contoh : 250 milimeter, 35 derajat celcius, 20 DB, 58 kg, dll
KONSUMSI DATA DI PERUSAHAAN

JENIS DATA

PIMPINAN
TAK TERSTRUKTUR
(DATA VERBAL)

MANAJEMEN

TERSTRUKTUR
(DATA KUANTITATIF)

PELAKSANA
BASIC SEVEN TOOLS

JENIS ALAT KEGUNAAN

1. Lembar Pengumpulan Data Mempermudah pengumpulan data


2. Stratifikasi Mengelompokkan data sehingga persoalan menjadi lebih
jelas/sederhana
3. Diagram pareto Menunjukkan urutan persoalan/penyebab utama
(mempersempit persoalan/penyebab)
4. Diagram Sebab-akibat Menemukan faktor-faktor yang mempengaruhi masalah
5. Diagram Pencar Menentukan ada tidaknya korelasi dan derajat korelasi antara dua
faktor
6. Histogram Menggambarkan bentuk distribusi/penyebaran data
7. Bagan kendali Menunjukkan batas maksimum dan batas minimum daerah
pengendalian serta memper-lihatkan perkembangan yang dinamis
suatu proses
VISUALISASI BASIC SEVEN TOOLS

STRATIFIKASI DIAGRAM PARETO HISTOGRAM


CHECK SHEET
KONDISI 100
No BAGIAN
BAIK RUSAK No JENIS BARANG
DIAMETE
R
TANGGAL PENGIRIMAN SUB
TOTAL
SPESIFIKASI
1–7 8 – 14 15 – 21 22 – 28
A ENGINE (buah) (buah) (buah) (buah) (buah)

1 V. BELT X
1 Pipa Carbon Steel 5 100 110 105 120 435
2 RADIATOR X 10 95 120 115 100 430
3 PLATINA X 20 105 105 110 115 435

4 BUSI X
2 Pipa Stainles Steel 5 115 100 105 110 430
10 100 105 110 120 435
B RANGKA BAWAH 20 120 100 105 110 435
1 FRAME X 50
2 TIE ROD X 3 Pipa Ferro Nikel 5 50 75 70 90 285
10 55 70 75 85 285
3 PROPELER X
20 55 65 60 70 250
SHAFT
JUMLAH 795 850 855 920 3420
4 WHEEL & RIM X Keterangan :
KARAKTERISTIK
5 WHEEL SHAFT X

0 A B C D

DIAGRAM SEBAB AKIBAT DIAGRAM PENCAR BAGAN KENDALI

Y r ABNORMAL

AKIBAT

PENYEBAB ABNORMAL
X
LEMBAR PENGUMPUL DATA
MANAGEMENT BY DATA/FACT

Data merupakan dasar dari tindakan kita. Sering kita melihat slogan
yang berbunyi : berbicaralah dengan data (speak with data/talk fact)

Data tidak tersedia begitu saja, data perlu dicari dan dikumpulkan

Lembar pengumpulan data merupakan suatu formulir yang sangat


efisien dan efektif untuk tujuan pengumpulan data. Lembar
pengumpulan data disusun sesuai kebutuhan data macam apa yang
diperlukan.
FUNGSI LEMBAR PENGUMPUL DATA

1. Untuk memeriksa distribusi proses produksi


2. Untuk memeriksa kerusakan/kecacatan barang-barang
3. Untuk memeriksa lokasi kerusakan/kecacatan
4. Untuk memeriksa penyebab-penyebab kerusakan/kecacatan
5. Untuk pemeriksaan final dari akhir suatu rangkaian proses Produksi
6. Untuk memeriksa kebutuhan – kebutuhan yang lain
CONTOH CHECKSHEET
PEMERIKSAAN MASALAH PADA LOADER 1200

Nama Produk : Loader 1200 Tanggal : 26/1/2023


Jumlah yang diperiksa : 20 Pengumpul data : Ardi
Nama Kelompok : NO BUS

No JENIS KERUSAKAN PERHITUNGAN JUMLAH %

1 Mesin ||||| ||||| 10 50

2 Hydrolic system ||| 3 15

3 Electrical system || 2 10

4 Pneumatic system ||||| 5 25

Jumlah 20 100
Jakarta, 27 Januari 2023
Diketahui / disetujui Diperiksa oleh

(________________) (____________________)
CONTOH CHECKLIST
Nama Kegiatan : Training Basicr QCC Jumlah Peserta : 30
Penyelenggara : PT EBL Checker : Andung
Tempat : Office 8 Tanggal Periksa : 22-1-2024

KONDISI
No BAGIAN KETERANGAN / TINDAKAN
LENGKAP TIDAK
A MATERI
1 PDCA 8 LANGKAH X
2 7 BASIC TOOLS X
3 TEKNIK KOMPARASI X
4 LATIHAN SOAL X KURANG 5 SLIDE

B PERALATAN
1 AUDIO X LENGKAP
2 LAPTOP X LENGKAP
3 WHITE BOARD X LENGKAP
4 FLIP CHART X LENGKAP

Jakarta, 19 Januari 2024


Diketahui / disetujui Diperiksa oleh

(________________) (____________________)
CONTOH DRAWINGSHEET
CONTOH DRAWING SHEET
GAMBAR PERIKSA PEMASANGAN KERAMIK
LANTAI : RUANG GUDANG

Cacat : Pemeriksaan :
: retak / Baret : 9 lokasi Tanggal : 28 Januari 2023

: pecah : 3 lokasi Petugas : Edi


HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN

1. Maksud pembuatan harus jelas :


• Apa yang ingin diketahui
• Apa data yang ingin diperoleh sudah cukup lengkap sebagai
dasar untuk bertindak.

2. Stratifikasi / pengelompokan data harus baik :


• Mudah dipahami dan diisi
• Memberikan data yang lengkap tentang apa yang ingin diketahui

3. Dapat diisi dengan cepat dan mudah


STRATIFIKASI
STRATIFIKASI / PENGELOMPOKAN

DEFINISI
Pengelompokan data yang belum teratur menjadi kelompok-
kelompok data sejenis yang lebih kecil

MANFAAT STRATIFIKASI
• Untuk mengetahui/melihat persoalan secara lebih terperinci
• Memperjelas pilihan dalam pemecahan masalah
JENIS STRATIFIKASI

A. KELOMPOK NOMINAL
Nama-nama barang, nama mesin, nama karyawan, nama jenis tinta, nama jenis
kertas, nama pekerjaan, nama alat-alat tulis dsb.

B. KELOMPOK ORDINAL
Tingkat Sekolah : TK, SD, SMTP, SMTU, Perguruan tinggi
Tingkat Jabatan : operator, kepala regu, kepala seksi, kepala bagian, dan
kepala divisi
Bobot penilaian : Buruk, kurang, sedang, cukup, baik sekali.

C. KELOMPOK INTERVAL
Data hasil perhitungan yang dinyatakan dengan angka, angka-angka tersebut
disusun dengan suatu jarak atau interval sehingga dapat diketahui berapa frekwensi
atau jumlahnya.
Contoh : Jumlah karyawan yang berumur :
20 tahun – 24 tahun = 50 orang
25 tahun – 29 tahun = 30 orang
30 tahun – 34 tahun = 20 orang
CONTOH (NOMINAL-ORDINAL-INTERVAL)
DAFTAR KARYAWAN ABSEN PT ENERGI BATUBARA LESTARI
Absensi : Tanggal 1 s.d. 31 Januari 2023
Pemeriksaan : Tanggal 1 Februari 2023 Pemeriksa : Achmad

TANGGAL SUB
Jabatan
No UNIT KERJA TOTAL
1-7 8 - 14 15 - 21 22 - 31

1 Procurement Manager 3 3 2 5 13
Section Head 2 4 5 5 16
Staff 1 1 3 2 7

2 Accounting Manager 5 4 1 2 12
Section Head 4 4 3 5 16
Staff 2 1 1 3 7

3 Engineering Manager 2 3 5 5 15
Section Head 4 1 3 2 10
Staff 2 2 1 1 6
JUMLAH 25 23 24 30
Keterangan : Paraf
PARETO DIAGRAM
FUNGSI DIAGRAM PARETO

Diagram yang menunjukan urutan prioritas berdasarkan


kuantitas dan prosentase kumulatif data yang ada
PRINSIP DIAGRAM PARETO

“Vital few trivial many” HUBUNGAN SEBAB – AKIBAT : ADALAH 20 % - 80 %

20 %
Lebih baik kita mengerjakan sedikit
hal tapi bermanfaat besar dari pada
mengerjakan banyak hal tetapi MANY
hasilnya sedikit. 80 %

Mencapai hasil maksimal melalui FEW


sumber yang minimal
SEBAB AKIBAT
CARA MEMBUAT PARETO

1. Tentukan lebih dahulu hal-hal apa yang akan diteliti dan buat
rancangan mengenai Lembar Penghitungan Data

Lembar Penghitungan Data


No Jenis Absen Perhitungan Sub Jumlah
1 Mangkir ||||| ||||| ||||| ||||| ||||| | 26
2 Ijin ||||| || 7

3 Cuti hamil/bersalin ||||| ||||| ||||| ||||| ||| 23

||||| ||||| ||||| ||||| ||||| |||||


4 Sakit 49
||||| ||||| ||||| ||||
5 Lain-Lain ||| 3
JUMLAH 108
CARA MEMBUAT PARETO
2. Masukan data pada Tabel kedalam Tabel Pareto dengan menyusun item-
item tersebut secara berurutan dari jumlah yang paling besar sampai
jumlah yang paling kecil. Item-item yang sangat kecil dikelompokkan
menjadi item lain-lain dan ditempatkan dipaling akhir Penghitungan Data

Tabel Pareto
Jumlah Persentase
No Jenis Absen Jumlah Persentase
Kumulatif Kumulatif
1 Sakit 49 49 45,3 45,3
2 Mangkir 26 75 24,1 69,4

3 Cuti hamil/Bersalin 23 98 21,3 90,7

4 Ijin 7 105 6,5 97,2


5 Lain-Lain 3 108 2,8 100
TOTAL 108 - 100 -
CARA MEMBUAT PARETO

3. Buatlah diagram balok pada kertas yang telah diberi garis tegak dan
datar tersebut diatas, berdasarkan Tabel Pareto
a. Garis Tegak
Garis tegak sebelah kiri dengan skala yang menunjukkan jumlah
total.
Garis tegak sebelah kanan dengan skala 0% sampai 100%
menyatakan persentase kumulatif.
b. Garis Datar
Menunjukan item yang diteliti.
4. Buatlah grafik diagram balok.
5. Gambarlah pula garis kumulatifnya pada diagram balok tersebut.
6. Tulislah keterangan-keterangan yang diperlukan didalam diagram
tersebut.
CARA MEMBUAT PARETO

DATA PERIODE 1 MEI - 31 JULI 2014


Jumlah yang diteliti = 108 100 %
108
97,22 %
100
90,74%
90

80
JUMLAH KARYAWAN

69,44 %
70

60

50 45,37 %

40

30

20

10

0
Sakit Mangkir Cuti Ijin Lain-Lain
hamil/bersalin
DIAGRAM SEBAB-AKIBAT
CARA MEMBUAT DIAGRAM FISHBONE

Tinjauan Objek Moderasi & Diagram


Brainstorming Stratifikasi
Masalah Rasionalisasi Fishbone

• Genba • Round Robin • Pendapat yg sama disatukan • Man • Why Why Analysis
• Genbutsu • Close Loop • Pendapat yg tidak relevan • Machine • Dugaan Rootcause
• Genjitsu • Popcorn dihilangkan (diskusi) • Methode
• Material
• Environment
DIAGRAM SEBAB AKIBAT

1. Adalah suatu teknik untuk mengumpulkan ide yang sebanyak-


banyaknya dari sekelompok orang.
2. Hampir dapat dipastikan bahwa akan lebih efektif untuk memperoleh
pendapat melalui beberapa orang dari pada satu orang.
3. Keefektifan brainstorming dalam membuka kreatifitas berpikir tidak
perlu diragukan lagi.
4. Sebelum brainstorming, tentukan dahulu topiknya sejelas mungkin.
DIAGRAM SEBAB AKIBAT
5. Brainstorming akan lebih efektif apabila aturan-aturan dibawah ini
dapat dipenuhi :
a. Setiap anggota harus bertanggung jawab atas ucapannya.
b. Setiap anggota, secara bergililr diminta untuk menyampaikan satu
pendapat, sampai akhirnya semua pendapat dituangkan.
c. Setiap anggota hanya boleh menyampaikan satu pendapat pada
setiap giliran, walaupun ia punya pendapat lebih dari satu.
d. Usahakan untuk memperoleh pendapat sebanyak mungkin.
Anggota yang tidak menyampaikan pendapat pada gilirannya,
harus mengucapkan : “pas”, dan kesempatan diteruskan pada
anggota berikutnya.
e. Jangan meremehkan pendapat orang lain.
f. Beri dorongan/rangsangan agar anggota berani
memberikan/mengajukan pendapat.
g. Ambillah keuntungan dari pendapat orang lain.
DIAGRAM SEBAB AKIBAT
6. Selama brainstorming berjalan, tidak dibenarkan menanggapi
pendapat anggota yang sedang berbicara. Kalau ini terjadi, pimpinan
sidang harus segera menegur dengan kata-kata: “no comment,
please”.
7. Proses brainstorming akan lebih cepat apabila pendapat disampaikan
secara tertulis.
8. Apabila diperkirakan semua pendapat telah disampaikan, maka
brainstorming dianggap selesai.
9. Pendapat yang telah terkumpul, kemudian diteliti dan disaring untuk
dibahas.
10. Apabila sampai tidak terdapat kata sepakat, baru diadakan “voting”.
Hanya suara yang mendukung yang dicatat (suara yang tidak
mendukung tidak dicatat).
11. Dengan demikian, maka pembahasan berikutnya hanya berkisar pada
hal-hal yang telah mendapat persetujuan.
DIAGRAM SEBAB AKIBAT
METODE MANUSIA

AKIBAT

LINGKUNGAN BAHAN ALAT

Untuk menentukan faktor-faktor yang berakibat pada karakteristik kualitas


(misalnya suatu penyimpangan)
Diagram ini menunjukkan hubungan antara sebab (faktor-faktor yang
mengakibatkan sesuatu pada kualitas) & akibat (kualitas, karakteristik
kualitas). Terdapat faktur utama yang perlu diperhatikan untuk mengenali
faktor-afktor yang berpengaruh/berakibat pada kualitas yaitu : Material/Bahan,
Men/Orang, Method/Cara, Machine/Alat & Environment/Lingkungan
CARA MEMBUAT DIAGRAM FISHBONE

LANGKAH 1 : Menentukan Persoalan


PENCARIAN FILE LAMBAT
(persoalan yang akan dipecahkan)

LANGKAH 2 : Mencari faktor-faktor utama yang berpengaruh atau


berakibat pada persoalan. Faktor utama tersebut ditulis
didalam kotak diatas dan dibawah garis panah dan di
hubungkan ke garis anak panah induk
Contoh :

Bahan Orang

PENCARIAN FILE LAMBAT

Cara Alat Lingkungan


CARA MEMBUAT DIAGRAM FISHBONE
LANGKAH 3 :
Mencari dan merinci lebih jauh faktor - faktor yang berpengaruh pada
faktor utama dengan teknik sumbang saran. Faktor-faktor ini ditulis dikiri
dan kanan anak panah cabang. Proses demikian di teruskan sampai
menemukan faktor pada garis anak panah ranting.

LANGKAH 4 :
Menentukan penyebab - penyebab utama dengan menganalisa data secara
kritis. Kemudian menentukan urutan prioritas dengan diskusi (bila tidak
tercapai dengan diskusi, di tempuh dengan cara voting/ambil suara).
Bila analisa data tidak dapat di lakukan karena kurang tersedianya data,
diambil perhitungan suara untuk :
• menetapkan penyebab utama
• menetapkan proiritas penyebab utama

LANGKAH 5 :
Mengurutkan prioritas atas penyebab-penyebab utama, yaitu penyebab-
penyebab yang diduga sangat menentukan (biasanya berkisar antara dua
sampai lima buah). Caranya melalui pemaparan data dan diskusi
CARA MEMBUAT DIAGRAM FISHBONE

Bahan Pengalaman Orang


Kurang Kurang perhatian
Kertas
Kurang Pengetahuan
Bermutu Kurang Ceroboh
Motivasi kurang
Murah Robek Kurang
Malas Tanggung Jawab
Cepat Kabur
Frustasi PENCARIAN
Lemari Arsip FILE LAMBAT
Tidak ada subjek Tidak Cukup Pelubang Kertas
Pengelompokan Sering Rusak
Tidak Punya
Surat
Hack Machine
Sempit Kotor
Mutu Binder Ruangan
Sistim Kurang Pas
Kurang Baik Kurang Baik
Buku Register
Jadi Satu Tidak ada Panas
Jutlak
Cara Alat Lingkungan
DIAGRAM PENCAR
TUJUAN SCATTER DIAGRAM
REGRESSION ( SCATTER DIAGRAM )
Equation : Y = k + A * X1

12

10

RESPONSE ( Y )
8

0
80 90 100 110 120 130 140
PREDICTOR ( X )

Tujuan : untuk melihat hubungan atau korelasi antara dua variable

Metode Mencari Korelasi :


1. Metode Matematis
2. Metode Grafis
TUJUAN SCATTER DIAGRAM
No. Salesman Jml Kunjungan Hasil Penjualan
1 90 4

CARA PEMBUATAN 2
3
4
130
140
100
3
8
5
DIAGRAM PENCAR 5
6
123
121
7
6
7 133 8
8 95 3
9 88 2
10 135 10
11 117 4
CONTOH PERMASALAHAN : 12 125 5
13 92 3
14 132 7

Langkah 1 15
16
105
129
5
11
17 102 4

Kita ingin mengetahui dan melihat 18


19
118
107
3
2

apakah ada korelasi antara hasil 20


21
135
125
12
6

penjualan dengan jumlah 22


23
131
137
9
7

kunjungan salesman - sales calls - 24


25
100
128
7
8
26 85 3

Mengumpulkan data, misalnya ada


27 110 5
28 113 4

40 orang salesman, mengenai : 29


30
139
80
10
2

hasil penjualan mereka dan jumlah 31


32
122
130
9
10

kunjungan. Dibuatkan tabel seperti 33


34
127
95
8
8

di samping 35
36
103
115
3
5
37 105 4
38 135 11
39 124 9
40 97 1
METODE MATEMATIS

Koefisien Korelasi
r= 𝑛.( σ 𝑥. 𝑦 ) − ( σ 𝑥 . σ 𝑦 )
( 𝑛. σ 𝑥 2 − (σ 𝑥)2 ) . ( 𝑛. σ 𝑦 2 − (σ 𝑦)2 )

nilai r → -1 < r < 1

Persamaan Regresi
𝑦 = 𝑎 + 𝑏. 𝑥
𝑏 = 𝑛.( σ 𝑥. 𝑦 ) − ( σ 𝑥 . σ 𝑦 )
𝑛. ( σ 𝑥 2 ) − ( σ 𝑥 )2
σ 𝑦 − 𝑏. σ 𝑥
𝑎=
𝑛
METODE MATEMATIS

Dengan analisa regresi, kita bisa mendapatkan :


Persamaan regresi : persamaan yg merumuskan hubungan antara 𝑥 & 𝑦
𝑦 = 𝑎 + 𝑏. 𝑥
Nilai prediksi 𝑦 untuk 𝑥 tertentu, dg menggunakan persamaan regresi tersebut
dengan memasukkan nilai 𝑥 ke persamaan diatas, didapatlah nilai 𝑦

Koefisien korelasi : suatu nilai yang menggambarkan bagaimana hubungan


antara X & Y (sangat positif, negatif, dan lain-lain)

nilai r berkisar antara –1 sampai +1

nilai r² berkisar antara 0 sampai +1

jika nilai r mendekati –1, maka korelasi sangat kuat secara negatif
jika nilai r mendekati +1, maka korelasi sangat kuat secara positif
jika nilai r mendekati 0, maka korelasi hampir tidak ada
METODE MATEMATIS
PENERAPAN SCATTER DIAGRAM

METODE MANUSIA

MASALAH

Pembayaran
P.O. Terlambat

LINGKUNGAN BAHAN ALAT


PENERAPAN SCATTER DIAGRAM
• Penyebab yang paling dominan atau memiliki dampak/
pengaruh terbesar dapat diketahui dari seberapa besar atau
seringnya sebab tersebut terjadi dan tingkat signifikasi
dampak terhadap masalah.
r²=0.49=49%

r²=0.81=81%
METODE MANUSIA

MASALAH
%
Pembayaran
P.O. Terlambat

%
LINGKUNGAN BAHAN ALAT
HISTOGRAM
TUJUAN HISTOGRAM

•Grafik balok yang digunakan untuk mengetahui distribusi / penyebaran data


yang banyak
ILUSTRASI HISTOGRAM

Letak

Penyebaran

48
CARA MEMBUAT HISTOGRAM

• Cara Manual
1.Mengumpulkan data
2.Menemukan nilai maksimum dan minimum
3.Hitung interval
4.Tentukan besar kelas
5.Perhitungan besar kelas
6.Petakan data pada Histogram
CARA MEMBUAT HISTOGRAM
Contoh Kasus
• Sebuah perusahaan maskapai penerbangan ingin mengetahui apakah
benar bahwa rata-rata pilotnya terlalu gemuk. Kemudian ditetapkan bahwa
data yang akan diambil berdasarkan besar angka selisih antara tinggi
(dalam cm) dikurangi berat (dalam kg)
CARA MEMBUAT HISTOGRAM
Menetapkan Batas

Kemudian Maskapai penerbangan tersebut menetapkan peraturan


bahwa hanya Pilot berukuran fisik dengan angka selisih antara tinggi
(dalam cm) dikurangi berat (dalam kg) berkisar (95 -105)

Tinggi

Kg
CARA MEMBUAT HISTOGRAM
1. Pengumpulan data

•Dikumpulkan seluruh data dari 100 karyawan atau N = 100 (minimum


data untuk pembuatan histogram adalah 50)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Min Max
1 77 82 115 105 100 96 93 87 83 99 77 115
2 120 117 98 91 93 92 88 84 89 97 84 120
3 105 111 97 91 92 91 103 101 109 107 91 111
4 97 96 91 93 97 102 109 108 104 97 91 109
5 88 98 89 108 101 89 103 104 95 89 88 108
6 85 91 97 102 121 124 93 78 79 84 78 124
7 92 98 93 97 102 109 110 94 95 96 92 110
8 89 94 97 98 91 94 97 96 97 91 89 98
9 101 105 112 117 82 103 113 97 93 92 82 117
10 88 94 96 97 94 91 93 95 89 107 88 107
CARA MEMBUAT HISTOGRAM
2. Menemukan nilai maksimum dan minimum

Temukan angka maksimum dan minimum


Dari tabel didapat
angka maksimum = L = 124
angka minimum = S = 77

Range (selisih bilangan terbesar dengan bilangan terkecil)


= L - S = 124 - 77 = 47
CARA MEMBUAT HISTOGRAM
3. Hitung interval
Range
Hitung panjang kelas/interval (h) h =
Jumlah Kelas

Jumlah kelas (K) didapat dari tabel berikut :

Jumlah data Jumlah Kelas Harga K yang


(N) (K) bisa diambil
50 ~ 100 6 ~ 10
100 ~ 250 7 ~ 12 10
Lebih dari 250 10 ~ 20

ambil K = 10

maka 47 (dibulatkan = 5)
h= = 4,7
10
CARA MEMBUAT HISTOGRAM
4. Tentukan besar kelas

Tentukan kelas dengan satu sisi sebagai patokan.


Kita ambil angka terkecil sebagai patokan, maka didapat:
h 5
Kelas Pertama = S ± = 77 ±
2 2

didapat kelas pertama = 74,5 ~ 79,5 (dapat juga dibulatkan)


Maka kelas yang ada :
1. 74,5 ~ 79,5
2. 79,5 ~ 84,5
3. 84,5 ~ 89,5

56
CARA MEMBUAT HISTOGRAM
5. Perhitungan besar kelas
•Hitung jumlah data masing-masing kelas dan buatlah tabel untuk
perhitungan tsb.

Nomor Titik fre-


Kelas Kelas Tengah Jumlah Data kuensi u f.u f.u2
(T) (f)
1 74,5 ~ 79,5 77 lll 3 -4 -12 48
2 79,5 ~ 84,5 82 llll 5 -3 -15 45
3 84,5 ~ 89,5 87 llll llll l 11 -2 -22 44
4 89,5 ~ 94,5 92 llll llll llll llll llll 24 -1 -24 24
5 94,5 ~99,5 97 llll llll llll llll llll 25 0 0 0
6 99,5 ~ 104,5 102 llll llll ll 12 1 12 12
7 104,5 ~ 109,5 107 llll llll 10 2 20 40
8 109,5 ~ 114,5 112 llll 4 3 12 36
9 114,5 ~ 119,5 117 lll 3 4 12 48
10 119,5 ~ 124,5 122 lll 3 5 15 75
100 -2 372
TOTAL
(=N) f.u f.u2
6 99,5 ~ 104,5 102 llll llll ll 12 1 12 12
7 104,5 ~ 109,5 107 llll llll 10 2 20 40
8 CARA MEMBUAT HISTOGRAM
109,5 ~ 114,5 112 llll 4 3 12 36
9 114,5 ~ 119,5 117 lll 3 4 12 48
Nilai
10 Rata-rata dan
119,5 ~ 124,5 Standar
122 lll Deviasi 3 5 15 75
100 -2 372
TOTAL
(=N) f.u f.u2

S = deviasi standar
f.u (untuk populasi)
X = harga rata-rata = T + ( -------- x h)
u=0
N f.u2 f.u
=h ----- - (------)2
N N

-2 372 -2
X = 97 + ( ------ x 5) =5 ----- - (------)2
100 100 100

= 97 - 0,1 = 5 (1,93)
X = 96,9 = 9,65
CARA MEMBUAT HISTOGRAM
6. Petakan data pada Histogram

Frekuensi

30 Spesifikasi 95-105 Spesifiksi


N = 100
X = 96,9
s = 9,65

20

10

0
S= 77 95 105 L= 124
Range
CARA MEMBUAT HISTOGRAM
6. Petakan data pada Histogram
SL=96.9-9.65 SL=96.9+9.65
Frekuensi

30 Spesifikasi 95-105 Spesifikasi


N = 100 x
X = 96,9
s = 9,65

20

10

0
74,5 84,5 94,5 104,5 114,5 124,5
79,5 89,5 99,5 109,5 119,5
BAGAN KENDALI
CONTROL CHART / BAGAN KENDALI

Nilai data
UCL
3s x 2s x
CL

LCL

Limit Aksi Jumlah data

Limit Peringatan

Bagan Kendali (Control Chart) merupakan grafik garis dengan


pencantuman batas maksimum dan batas minimum yang merupakan
batas daerah pengendalian.

Bagan ini menunjukkan perubahan data dari waktu ke waktu tapi tidak
menunjukkan penyebab penyimpangan, meskipun adanya penyimpangan
itu akan terlihat pada bagan kendali tersebut.
CONTROL CHART X - R
Xbar/R Chart for APH

0.04
UCL=0.03622
0.03
Sample Mean
0.02
0.01
0.00 Mean=0.0035
-0.01
-0.02
-0.03 LCL=-0.02922

Subgroup 0 5 10 15

0.06 UCL=0.05685
0.05
Sample Range

0.04
0.03
0.02 R=0.0174
0.01
0.00 LCL=0

Bagan kendali bentuk ini merupakan bagan yang paling umum untuk data yang diukur.
Bagan kendali X bar – R merupakan bagan kendali yang sekaligus menyatakan harga
rata-rata (x) dan range (R). Bagan X bar menunjukkan adanya perubahan pada harga
rata-rata, sedang bagan R menunjukkan adanya perubahan pada dispersi.
CARA MEMBUAT CONTROL CHART

Langkah 1
▪ Kumpulkan data, umumnya diperlukan lebih dari 100 buah. Data dan cara
pengambilannya, serupa dengan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang.

Langkah 2
▪ Bagi data tersebut dalam beberapa sub group
Pemilihan sub group dapat didasarkan pada urutan pengukuran atau lot dan tiap sub
group terdiri atas 2 sampai 5 buah data.
Di dalam pengelompokkan data dalam sub group, haruslah diperhatikan hal-hal
berikut:
a. Data yang diperoleh dengan kondisi teknis yang sama, kelompokkan ke dalam
satu sub group.
b. dalam satu sub group, jangan dimasukkan data dari lot atau sifat yang berbeda.

Karena itu, umumnya data dikelompokkan dalam satu sub grup menurut hari, waktu,
lot dan sebagainya.
Jumlah data di dalam masing-masing sub group dinyatakan sebagai = n, sedang
jumlah sub group = k.
CARA MEMBUAT CONTROL CHART
NO SUB GRUP X1 X2 X3 X4 X5 X R
1 14,0 12,6 13,2 13,1 12,1 13,00 1,9
2 13,2 13,3 12,7 13,4 12,1 12,94 1,3
3 13,5 12,8 13,0 12,8 12,4 12,0 1,1
4 13,9 12,4 13,3 13,1 13,2 13,18 1,5
5 13,0 13,0 12,1 12,2 13,3 12,72 1,2
6 13,7 12,0 12,5 12,4 12,4 12,60 1,7
7 13,9 12,1 12,7 13,4 13,0 13,02 1,8
8 13,4 13,6 13,0 12,4 13,5 13,18 1,2
9 14,4 12,4 12,2 12,4 12,5 12,78 2,2
10 13,3 12,4 12,6 12,9 12,8 12,80 0,9
11 13,3 12,8 13,0 13,0 13,1 13,04 0,5
12 13,6 12,5 13,3 13,5 12,8 13,14 1,1
13 13,4 13,3 12,0 13,0 13,1 12,96 1,4
14 13,9 13,1 13,5 12,6 12,8 13,18 1,3
15 14,2 12,7 12,9 12,9 12,5 13,04 1,7
16 13,6 12,6 12,4 12,5 12,2 12,66 1,4
17 14,0 13,2 12,4 13,0 13,0 13,12 1,6
18 13,1 12,9 13,5 12,3 12,8 12,92 1,2
19 14,6 13,7 13,4 12,2 12,5 13,28 2,4
20 13,9 13,0 13,0 13,2 12,6 13,14 1,3
21 13,3 12,7 12,6 12,8 12,7 12,82 0,7
22 13,9 12,4 12,7 12,4 12,8 12,84 1,5
23 13,2 12,3 12,6 13,1 12,7 12,78 0,9
24 13,2 12,8 12,9 12,3 12,6 12,74 1,1
25 13,3 12,8 12,2 12,3 13,0 12,72 1,1
TOTAL X= 323,50 R= 33,8
RATA- ATA X = 12,94 R = 1,35
CARA MEMBUAT CONTROL CHART

Langkah 3
⚫ Tabelkan data yang ada dan rencanakan lembarannya sehingga hasil perhitungan x
(harga rata-rata sub grup) dan R (range) dapat dengan mudah dicantumkan.
Tabel di bawah ini menunjukkan data pengukuran berat tuangan, yang diukur 5 kali
sehari.
Disini harga n = 5 dan k = 25

Langkah 4
⚫ Hitung harga rata-rata x yaitu = x
Hasil akhir x mempunyai ketelitian 1 tingkat lebih tinggi dari harga x (jumlah desimal
satu lebih banyak).
Perhitungan x dilakukan sebagai berikut :
x = x1 + x2 + x3 + … + xn
n
Jadi harga x untuk data dalam sub grup no.1 adalah :
x1 = 14,0 + 12,6 + 13,2 + 13,1 + 12,1 = 13,00
5
Untuk sub grup no.2 :
x2 = 13,2 + 13,3 + 12,7 + 13,4 + 12,1 = 12,94
5
CARA MEMBUAT CONTROL CHART

Langkah 5

Hitung harga Range = R (selisih harga terbesar dan terkecil)

Harga R dihitung sebagai berikut :


R = x (terbesar) – x (terkecil)

Untuk sub grup no.1 :


R = 14,0 – 12,1 = 1,9

Untuk sub grup no.2 :


R = 13,4 – 12,1 = 1,3
CARA MEMBUAT CONTROL CHART
Langkah 6
• Hitung harga rata-rata total x, yaitu jumlah harga x dibagi harga k (jumlah
sub grup)
Jadi : x = x1 + x2 + x3 + … = xn
k
Harga x mempunyai ketelitian 2 tingkat lebih tinggi dari harga x, sehingga :
x = 13,00 + 12,94 + 12,90 + … + 12,72 = 12,940
25
Langkah 7
• Hitung harga rata-rata range = R, yaitu jumlah R seluruh sub grup dibagi
dengan k.
Jadi : R = R1 + R2 + R3 + … + Rn
k
Harga R mempunyai ketelitian satu tingkat di atas harga R, maka didapat :
R = 1,9 + 1,3 + 1,1 + … + 1,1 = 1,35
25
CARA MEMBUAT CONTROL CHART

Langkah 8
Hitung batas-batas pengendalian
Pakailah rumusan berikut untuk bagan pengendalian X dan R. Koefisien A2,
D4 dan D3 yang dipakai dalam rumusan tercantum dalam tabel berikut :

Batas pengendalian X :
Garis tengah GT = X
Batas pengendalian atas = BPA = X + A2R
Batas pengendalian bawah = BPB = X - A2R n A2 D3 D4
2 1,880 - 3,267
3 1,023 - 2,575
4 0,729 - 2,282
Batas pengendalian R : 5 0,577 - 2,115
6 0,483 - 2,004
Garis tengah GT = R 7 0,419 0,076 1,924
8 0,373 0,136 0,864
Batas pengendalian atas = BPA = D4R 9 0,337 0,184 1,816
10 0,308 0,223 1,777
Batas pengendalian bawah = BPB = D3R
CARA MEMBUAT CONTROL CHART

Maka untuk data pada tabel di atas di dapat :

Bagan X : GT = X = 12,940
A2R = 0,577 x 1,35 = 0,779
BPA = X + A2R = 12,940 + 0,779 = 13,719
BPB = X - A2R = 12,940 - 0,779 = 12,161

Bagan R :GT = R = 1,35


BPA = D4R = 2,115x 1,35 = 2,86 n A2 D3 D4
2 1,880 - 3,267
BPB = D3R = (tidak perlu dihitung bila n>6) 3 1,023 - 2,575
4 0,729 - 2,282
5 0,577 - 2,115
6 0,483 - 2,004
7 0,419 0,076 1,924
8 0,373 0,136 0,864
9 0,337 0,184 1,816
10 0,308 0,223 1,777
CARA MEMBUAT CONTROL CHART
Langkah 9.
Tuliskan keterangan-keterangan yang perlu. Di sebelah kiri dari masing-
masing bagan, tuliskan X dan R sedang n di kiri atas. Cantumkan juga
karakteristik dan riwayat pengumpulan data.

n=5 BPA = 13,719


14
X = 12,94
X 13

12
BPB = 12,161

BPA = 2,86
3
2 R = 1,35
R
1
0
5 10 15 20 25
No sub group
HAL – HAL YANG MENJADI PERHATIAN

1. Terdapat titik di luar batas pengendalian, baik batas


pengendalian atas maupun bawah.
2. Terdapat 7 titik berturut-turut yang naik/turun
3. Terdapat 7 titik berturut-turut yang selalu berada di
atas/bawah garis tengah.
4. Terdapat siklus yang selalu terulang
CONTOH PENERAPAN DI MAKALAH

Control Chart Waktu Pelayanan Sebelum & Sesudah Perbaikan


Data Wak tu Pelayanan Sebelum Data Waktu Pelayanan Sesudah
1 1

20
Sample Mean

15

10 U
_ C L=10.48
_
1 X=8.37
1
LC L=6.26
5
1 5 9 13 17 21 25 29 33 37
Sample

Data Wak tu Pelayanan Sebelum Data Waktu Pelayanan Sesudah

8
Sample Range

4 U C L=3.66

2 _
R=1.12
0 LC L=0
1 5 9 13 17 21 25 29 33 37
Sample

Anda mungkin juga menyukai