Anda di halaman 1dari 10
KEPUTUSAN KEPALA PUSKESMAS SURISINA NOMOR : 445.4/SRN/C/SK/AKR/71/ I / 2023 TENTANG PEMANTAPAN MUTU INTERNAL ( PMI ) DAN PEMANTAPAN MUTU Menimbang EKSTERNAL DI UPTD PUSKESMAS SURISINA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, KEPALA UPTD PUSKESMAS SURISINA, a. Bahwa untuk menunjang diagnosis penyakit dan peningkatan pelayanan klinis di UPTD Puskesmas Surisina. maka diperlukan peningkatan mutu laboratorium UPTD Puskesmas Surisina; b. bahwa berdasarkan pertimbangan _sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu dilakukan pemantapan mutu internal ( PMI ) dan pemantapan mutu eksternal ( PME ) terhadap _pelayanan laboratorium UPTD Puskesmas Surisina; c. bahwa berdasarkan pertimbangan _sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b, perlu menetapkan Keputusan Kepala UPTD Puskesmas Surisina Tentang Pemantapan Mutu Internal (PMI) dan Pemantapan Mutu Eksternal (PME) Laboratorium —UPTD. Puskesmas Surisina. @ Dipindai dengan CamScanner Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Pubilil 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2019 tentang Kesehatan; 3, Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 364/MENKES/SK/III/2003 tentang Laboratorium Kesehatan; 4. Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat; 5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1674/MENKES/SK/XII/2005 tentang + Pedoman Jejaring Pelayanan Laboratorium Kesehatan; 6. Keputusan Menteri RI Nomor 37 tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Laboratorium — Pusat Kesehatan Masyarakat; MEMUTUSKAN: Menetapkan :KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SURISINA TENTANG PEMANTAPAN MUTU INTERNAL ( PMI ) DAN PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL ( PME ) LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS SURISINA. Kesatu : Untuk menjamin mutu pelayanan laboratorium maka perlu dilakukan upaya pemantapan mutu internal ( PMI ) maupun pemantapan mutu eksternal ( PME ) Puskesmas. Kedua : Pemantapan mutu internal ( PMI) dan pemantapan mutu eksternal ( PME ) sebagaimana dimaksud pada Diktum Kesatu tercantum dalam lampiran dan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Surat Keputusan ini. : Keputusan ini mulai berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di kemudian hari terjadi perubahan dan atau @ Dipindai dengan CamScanner terdapat kesalahan dalam Surat Keputusan ini akan diadakan perbaikan sebagaimana mestinya. Ditetapkan di: Surisina Pada tanggal —: 04 Januari 2023 Kepala UPTD Puskesmas Surisina, WA Ignasius Fabianus Liko @ Dipindai dengan CamScanner LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA UPTD PUSKESMAS SURISINA NOMOR : 445.4/SRN/C/SK/AKR/71/ 1 / 2023 ‘TENTANG : PEMANTAPAN MUTU INTERNAL (PMI) DAN PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL (PME) LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS SURISINA PEMANTAPAN MUTU INTERNAL (PMI) DAN PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL (PME) LABORATORIUM UPTD PUSKESMAS SURISINA A. PENDAHULUAN Laboratorium Puskesmas adalah sarana kesehatan yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan di bidang hematologi, kimia Klinik, mikrobiologi klinik, parasitologi Klinik, imunologi klinik, patologi anatomi dan atau bidang lain yang berkaitan dengan kepentingan kesehatan perorangan terutama untuk menunjang upaya diagnosis penyakit, penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan ( Keputusan Menteri Kesehatan RI No. 364/Menkes/SK/III/2003 ). Laboratorium Puskesmas sebagai subsistem pelayanan kesehatan menempati posisi terpenting dalam diagnostik invitro. Dengan pengukuran dan pemeriksaan laboratorium akan didapatkan data ilmiah yang tajam untuk digunakan dalam menghadapi masalah yang diidentifikasi melalui pemeriksaan klinis dan merupakan bagian esensial dari data pokok pasien.. Informasi laboratorium dapat digunakan untuk diagnosis awal yang dibuat berdasarkan riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik. Analisis laboratorium juga merupakan bagian integral dari penapisan kesehatan dan tindakan preventif kedokteran. @ Dipindai dengan CamScanner B. PEMANTAPAN MUTU INTERNAL (PMI) Pemantapan Mutu Internal (PMI) adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang dilaksanakan oleh setiap laboratorium secara terus- menerus agar diperolch hasil pemeriksaan yang tepat. Kegiatan ini mencakup tiga tahapan proses, yaitu pra-analitik, ana itik dan pasca analitik. Pada umumnya yang sering diawasi dalam pemantapan mutu internal hanya tahap analitik dan pasca analitik yang lebih cenderung kepada urusan administrasi, sedangkan proses pra analitik kurang mendapat perhatian. Kegiatan Pemantapan Mutu Internal (PMI) lainnya yang perlu dilakukan di Puskesmas antara lain: pembuatan alur pasien, alur pemeriksaan, cara pengambilan spesimen, pembuatan prosedur/instruksi kerja untuk pengambilan spesimen dan setiap jenis pemeriksaan. 1. Tahap Pra Analitik Kesalahan pada proses pra-analitik dapat memberikan kontribusi sekitar 61% dari total kesalahan laboratorium, sementara kesalahan analitik 25%, dan kesalahan pasca analitik 14%. Proses pra-analitik dibagi menjadi dua kelompok, yaitu : pra-analitik ekstra laboratorium dan pra-analitik intra laboratorium. Proses- proses tersebut meliputi persiapan pasien, pengambilan spesimen, pengiriman spesimen ke laboratorium, penanganan spesimen, dan penyimpanan spesimen. a. Persiapan Pasien Persiapan pasien dimulai saat seorang dokter merencanakan pemeriksaan laboratorium bagi pasien. Dokter dibantu oleh paramedis diharapkan dapat memberikan informasi mengenai tindakan apa yang akan dilakukan, manfaat dari tindakan itu, dan persyaratan apa yang harus dilakukan oleh pasien. Informasi yang diberikan harus jelas agar tidak menimbulkan ketakutan atau persepsi yang keliru bagi pasien, Pemilihan jenis @ Dipindai dengan CamScanner tes yang kurang tepat atau tidak sesuai dengan kondisi klinis pasien akan menghasilkan interpretasi yang berbeda. Ketaatan pasien akan instruksi yang diberikan oleh dokter atau paramedis sangat berpengaruh terhadap hasil laboratorium, tidak diikutinya instruksi yang diberikan akan memberikan penilaian hasil laboratorium yang tidak tepat. Hal yang sama juga dapat terjadi bila keluarga pasien yang merawat tidak mengikuti instruksi tersebut dengan baik. Ada beberapa sumber kesalahan yang kurang terkontrol dari proses pra- analitik yang dapat mempengaruhi keandalan pengujian laboratorium, tapi yang hampir tidak dapat diidentifikasi oleh staf laboratorium. Ini terutama mencakup variabel fisik pasien, seperti latihan fisik, puasa, diet, stres, efek posisi, menstruasi, kchamilan, gaya hidup (konsumsi alkohol, rokok, kopi, obat adikti, usia, jenis kelamin, variasi diurnal, pasca transfusi, pasca donasi, pasca operasi, ketinggian. Karena variabel tersebut memiliki pengaruh yang kuat terhadap beberapa variabel biokimia dan hematologi, maka gaya hidup individu dan ritme biologis pasien harus selalu dipertimbangkan sebelum pengambilan sampel. Penerimaan Spesimen Petugas pencrimaan spesimen harus memeriksa kesesuaian antara spesimen yang diterima dengan formulir permintaan pemeriksaan dan mencatat kondisi fisik spesimen tersebut pada saat diterima antara lain volume, warna, kekeruhan, dan konsistensi. Spesimen yang tidak sesuai dan memenuhi persyaratan hendaknya ditolak. Dalam keadaan spesimen tidak dapat ditolak (via pos, ekspedisi), maka perlu dicatat dalam buku penerimaan spesimen dan formulir hasil pemeriksaan. Penanganan Spesimen Pengelolaan spesimen dilakukan sesuai persyaratan, kondisi penyimpanan spesimen sudah tepat, penanganan spesimen @ Dipindai dengan CamScanner sudah benar untuk pemeriksaan-pemeriksaan khusus, kondisi pengiriman spesimen sudah benar. d. Pengiriman Spesimen Spesimen yang sudah siap untuk diperiksa dikirimkan ke bagian pemeriksaan sesuai dengan jenis pemeriksaan yang diminta. Jika Laboratorium Puskesmas tidak mampu melakukan pemeriksaan, maka spesimen dikirim ke laboratorium lain dan sebaiknya dikirim dalam bentuk yang relatif stabil. ¢. _Penyimpanan Spesimen Beberapa spesimen yang tidak langsung diperiksa dapat disimpan dengan memperhatikan jenis pemeriksaan yang akan diperiksa. Beberapa cara menyimpan spesimen antara lain : ~ Disimpan pada suhu kamar (Misalnya penyimpanan usap dubur dalam Carry & Blair untuk pemeriksaan Vibrio cholera), + Disimpan dalam lemari es dengan suhu 0°C ~ 8°C. 4 Dapat diberikan bahan pengawet. ‘ Penyimpanan spesimen darah sebaiknya dalam bentuk serum 2, Tahap Analitik Tahap Analitik adalah tahap mulai dari persiapan reagen, mengkalibrasi dan memelihara alat laboratorium, uji ketepatan dan ketelitian dengan menggunakan bahan kontrol dan pemeriksaan spesimen. a. Persiapan reagen @ Dipindai dengan CamScanner Reagen memenuhi syarat sesuai standar yang berlaku, masa kadaluarsa tidak terlampaui, cara pelarutan atau pencampuran sudah benar, cara pengenceran sudah benar, Kalibrasi dan pemeliharaan peralatan Salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan laboratorium adalah peralatan laboratorium, wadah spesimen. Harus dilakukan_ kalibrasi_ dan pemeliharaan _ peralatan laboratorium secara teratur dan terjadwal. Wadah spesimen harus bersih dan tidak terkontaminasi. Contoh beberapa peralatan laboratorium yang perlu dikalibrasi adalah: © Inkubator (incubator) © Lemari es (Refrigerator/ freezer) Oven @ Autoklaf (Autoclave) © Micro Pipet © Penangas air (Waterbath) © Sentrifus (Centrifuge) © Fotometer (Photometer) * Timbangan analitik © Timbangan elektrik © Thermometer Uji ketelitian dan ketepatan dengan menggunakan bahan kontrol. Pemeriksaan spesimen menurut metoda dan prosedur sesuai protap masing-masing parameter. @ Dipindai dengan CamScanner 3. Tahap Pasca Analitik Tahap Pasca-Analitik adalah tahap mulai dari mencatat hasil pemeriksaan dan melakukan validasi hasil serta _memberikan interpretasi hasil sampai dengan pelaporan. C, PEMANTAPAN MUTU EKSTERNAL (PME) Pemantapan Mutu Eksternal adalah kegiatan yang diselenggarakan secara periodik oleh pihak lain di luar laboratorium yang bersangkutan untuk memantau dan menilai penampilan suatu laboratorium dalam bidang pemeriksaan tertentu, Penyclenggaraan kegiatan Perantapan Mutu Eksternal dilaksanakan oleh pihak pemerintah, swasta atau internasional. Setiap Laboratorium Puskesmas_ wajib _ mengikuti Pemantapan Mutu Eksternal yang disclenggarakan oleh pemerintah secara teratur dan periodik meliputi semua bidang pemeriksaan laboratorium. Pemantapan mutu eksternal untuk berbagai bidang pemeriksaan diselenggarakan pada berbagai tingkatan, yaitu 1. Tingkat nasional/tingkat pusat : Kementerian Kesehatan 2. Tingkat Propinsi/wilayah : BBLK/ BLK/Laboratorium Pemerintah Propinsi. Kegiatan pemantapan mutu eksternal ini sangat bermanfaat bagi Laboratorium Puskesmas, karena dari hasil evaluasi yang diperoleh dapat menunjukkan performance (penampilan/ proficiency) laboratorium yang bersangkutan dalam bidang pemeriksaan yang ditentukan. Dalam melaksanakan kegiatan ini tidak boleh diperlakukan secara khusus, harus dilaksanakan oleh petugas yang biasa melakukan pemeriksaan tersebut serta_menggunakan_peralatan/reagen/metoda yang biasa digunakan, sehingga hasil pemantapan mutu eksternal tersebut benar-benar dapat mencerminkan penampilan laboratorium yang sebenarnya. @ Dipindai dengan CamScanner . PENINGKATAN MUTU Peningkatan Mutu adalah suatu proses terus menerus yang dilakukan oleh laboratorium sebagai tindak lanjut dari Pemantapan Mutu Internal (PMI) dan Pemantapan Mutu Eksternal (PME) untuk meningkatkan kinerja laboratorium. Ditetapkan di: Surisina Pada tanggal —: 04 Januari 2023 @ Dipindai dengan CamScanner

Anda mungkin juga menyukai