Anda di halaman 1dari 14

TEKNOLOGI FORMULASI SEDIAAN NANO EMULSI

Jurnal : Formulasi Self Nano-Emulsifying Drug Delivery System (SNEDDS) Ibuprofen dengan
VCO dan Kombinasi Surfaktan

Dosen : apt. Dra Nurul Akhatik, M.Si

Kelompok 7

Fatimah Sari 23340167


Chrispawanty C. Ranggatau 23340158
Olga Yolanda Sari 23340141
Siti Nurajizah 23340145
Tia Tamara 23340149
PENDAHULUAN

Drug Delivery System (DDS) atau sistem penghantaran obat merupakan suatu sistem yang memungkinkan peningkatan
efektifitas bahan aktif farmasetik seperti obat, antibodi, peptida, vaksin, enzim dan lain sebagainya dengan cara
melakukan modifikasi pada proses produksi maupun formulasinya.

Nanoemulsi merupakan pengembangan dari sistem emulsi konvensional yang dapat mencegah terjadinya kerusakan
fisikpada sediaan krim seperti creaming, koalesensi, pemecahan fase ataupun juga inversi fase serta meningkatkan
bioavailabilitas obat-obat yang sukar larut dalam air.

SNEDDS merupakan metode penghantaran obat melalui pembuatan campuran isotropik minyak, surfaktan, kosurfaktan,
dan obat yang secara spontan membentuk nanoemulsi minyak dalam air melalui agitasi ringan ketika mengalami banyak
dengan fase air dalam saluran cerna dan menghasilkan tetesan yang berukuran nanometer.
Keuntungan dan Kerugian SNEDDS ( Self Nanoemulsifying Drug Delivery System)

a. Keuntungan SNEDDS (Self Nanoemulsifying Drug Delivery System) :


• Nano emulsion (SNEDDS) memiliki luas permukaan yang jauh lebih besar dan energi bebas daripada mikro emulsi
(SMEDDS).
• SNEDDS sangat penting untuk meningkatkan bioavailabilitas.
• Kemampuan nanoemulsi (SNEDDS) untuk melarutkan sejumlah besar obat lipofilik, bersamaan dengan kemampuannya untuk
melindungi obat dari hidrolisis dan degradasi enzimatik menjadikannya penghantar partikel kecil ideal untuk tujuan
transportasi parenteral.
• Memiliki tetesan minyak yang kecil akan menerobos melewati saluran pencernaan menuju peredaran darah dengan cepat dan
menjanjikan distribusi obat yang lebih luas, selain itu juga dapat meminimalkan iritasi yang sering ditemui selama kontak yang
panjang antara zat aktif dan dinding usus.
• SNEDDS memiliki lokasi spesifik dan target sistem pengiriman obat.
b. Kekurangan dari SNEDDS (Self Nano emulsifying Drug DeliverySystem)

• Preparasi Nanoemulsion (SNEDDS) sulit disiapkan karena homogenizer bertekanan tinggi serta peralatan ultrasonik baru
tersedia beberapa tahun belakangan ini dan preparasinya mahal.
• Stabilitas SNEDDS dipengaruhi oleh Temperatur dan Ph.
• Kurangnya model predikatif in vitro yang baik untuk menilai formulasi karena metode dissolusi tradisional tidak bekerja
pada sistem ini, karena formulasi ini bergantung secara potensial pada kondisi pencernaan sesaat sebelum pelepasan obat.
• Untuk meniru model pelepasanya, sebuah model in vitro simulasi proses pencernaan duodenum telah dikembang kan.
• Perlu formulasi berbasis lipid dengan prototipe yang berbeda untuk dikembangkan dan diuji secara in vivo pada model
hewan yang cocok.
Karakteristik SNEDDS

• Karakteristik formula SNEDDS (Self Nanoemulsifying Drug Delivery System) dipengaruhi oleh
rasio minyak dan surfaktan, kepolaran serta muatan tetesan emulsi.
• Karakterisasi tetesan nanoemulsi umumnya dengan meninjau ukuran, distribusi ukuran dan
potensial zeta tetesan nanoemulsi. Penentuan ukuran, biasanya menggunakan spektrofotometer
foton atau particle size analyzer (PSA).
Jenis - jenis atau Tipe dari SNEDDS ( Self Nanoemulsifyng Drug Delivery System)

Internasional Journal of Research in Pharmaceutical and Nano Science menyebutkan bahwa tipe dari
SNEDDS terbagi atas 3, yaitu:
1. Water in oli (W/O) Nanoemulsi, di mana tetesan airnya didispersikan dalam minyak fase kontinyu.
2. Oil in water (O/W) Nanoemulsi, di mana tetesan minyaknya didispersikan dalam fase kontinyu air.
3. Bi-continuous Nanoemulsi, di mana Surfaktan larut dalam Minyak dan juga Fase Air, dan tetesan tersebar baik
dalam minyak maupun fase air.

Dalam ketiga jenis Nanoemulsi, antarmuka distabilkan dengan kombinasi surfaktan dan/atau surfaktan yang sesuai.
Perbedaan utama antara emulsi dan nanoemulsi adalah bahwa yang pertama, walaupun dapat menunjukkan stabilitas
kinetik yang sangat baik, pada dasarnya tidak stabil secara termodinamika dan pada akhirnya akan terpisah. Perbedaan
penting lainnya menyangkut penampilan mereka; Emulsi berawan sementara nanoemulsi jelas. Selain itu, ada
perbedaan yang berbeda dalam metode persiapannya karena emulsi memerlukan masukan energi yang besar sementara
nanoemulsi tidak.
Komponen SNEDDS ( Self Nano emulsifying Drug Delivery System)

SNEDDS (Self Nano emulsifying Drug Delivery System) memiliki komponen utama berupa minyak
sebagai pembawa obat, surfaktan sebagai pengemulsi minyak ke dalam air melalui pembentukan dan
penjagaan stabilitas lapisan film antarmuka, dan kosurfaktan untuk meningkatkan penggabungan obat atau
memfasilitasi nanoemulsifikasi dalam SNEDDS (Self Nano emulsifying Drug Delivery System).
METODE PENELITIAN

Metode ini bersifat opsional untuk artikel penelitian asli. Metode ini

ditulis secara deskriptif dan harus memberikan pernyataan terkait

metodologi yang digunakan pada penelitian. Metode ini sebisa

mungkin memberi gambaran kepada pembaca terkait hal-hal yang

dilakukan dalam penelitian.

SNEDDS Ibuprofen dibuat dengan mencampurkan ibuprofen, minyak, surfaktan dan kosurfaktan lalu dihomogenkan dengan bantuan

vortex selama 5menit, dilanjutkan dengan sonikasi selama 15 menit. Setelah itu campuran di kondisikan dalam waterbatc pada suhu

40oC selama 10 menit. SNEDDS yang terbentuk lalu diamati. SNEDDS yang baik adalah SNEDDS yang homogen (tidak

mengalami pemisahan fase).


HASIL DAN PEMBAHASAN

Penentuan rasio komposisi minyak, surfaktan dan kosurfaktan


merupakan langkah penting dalam formulasi SNEDDS. SNEDDS
yang baik ditunjukkan dengan ketercampuran yang baik serta
tidak terjadi pemisahan. Sejalan dengan hal tersebut, dalam
penelitian ini rasio yang baik ditunjukkan pada formula F6 dan F7
yaitu kombinasi campuran antara VCO sebagai fase minyak,
kombinasi Tween 20 dan Span 80 sebagai kosurfaktan dan PEG
400 sebagai kosurfaktan dengan perbandingan 1:6:1:1 untuk F6
dan 1:7:1:1 untuk F7. Formula terpilih (F6 dan F7) dilanjutkan
karakterisasi meliputi penentuan waktu emulsifikasi dan persen
transmitan.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembentukan nano emulsi secara spontan dan cepat merupakan salah satu parameter penting dalam formulasi
SNEDDS. Nano emulsi diharapkan dapat terbentuk secara cepat ketika berada di dalam saluran pencernaan terutama AGF serta AIF
dan akuades. Hal tersebut sejalan dengan hasil penelitian ini yang menunjukkan bahwa waktu yang diperlukan formula SNEDDS
ibuprofen F6 dan F7 untuk teremulsi ke dalam media AGF adalah kurang dari 60 detik. Pengamatan nanoemulsi yang terbentuk
dilakukan secaran visual serta serta diukur persen transmitannya. Semakin jernih nanoemulsi yang dihasilkan menandakan semakin
kecil ukuran droplet yang terbentuk.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Naonoemulsi F6 dan F7 menunjukkan penampilan visual yang jernih dan transparan serta nilai transmitasni
berturut-turut adalah 87,69% dan 92,69%. Ditinjau dari nilai % transmitan formula F6 dan F7 memiliki nilai transmitan yang
lebih mendekati 100 %. Hal ini menunjukkan dari ke 2 formula tersebut mampu menghasilkan emulsi yang bening sehingga
dapat diperkirakan droplet emulsi yang terbentuk berpotensi membentuk nanoemulsi. Formula nanoemulsi yang baik akan
memiliki visual yang jernih dengan rentang transmitans 90 sampai 100%. Hal ini dapat terjadi karena surktan noionik mampu
membentuk suatu droplet dengan muatan negatif disekitarnya sehingga meningkatkan stabilitas dari formula Hasil ini sejalan
dengan penelitian Mohsin dkk, yang menunjukkan bahwa penurunan ukuran droplet dipengaruhi oleh jumlah surfaktan, dimana
semakin banyak surfaktan maka penurunan tegangan permukaan antara minyak dan air semakin baik. Semakin kecil ukuran
droplet maka semakin besar luas permukaan sehingga penyerapan akan semakin cepat dan besar.
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil pengukuran diameter nanoemulsi yang terbentuk


adalah 221,9 nm dengan indeks polidipersitas 0,285, Semakin
kecil (mendekati nol) nilai dari indeks polidispersitas berarti
distribusi ukuran droplet semakin baik dan homogen [16].
Indeks polidispersitas merupakan ukuran dari distribusi ukuran
partikel dalam sampel formula optimum SNEDDS. Adapun
untuk hasil pengukuran diameter nanoemulsi yang diperoleh
membuktikan bahwa formula SNEDDS ibuprofen yang dibuat
telah mencapai target yang diinginkan yaitu 221,9 nm. Menurut
Bernerdi dkk, [3] suatu sistem emulsi dengan rentan ukuran
droplet antara 20 – 500 nm termasuk dalam kategori
nanoemulsi. Rerata ukuran droplet dan distribusi ukuran droplet nanoemulsi
yang terbentuk dari SNEDDS ibuprofen ditentukan menggunakan
particle size analyzer Model Horiba SZ-100 Nano. Hasilnya
ditampilkan pada Gambar 3
KESIMPULAN

Penggunaan kombinasi VCO, tween 20, span 80 dan PEG 400 dalam pembuatan formulasi SNEDDS ibuprofen yang

tepat yaitu menghasilkan nanoemulsi ibuprofen dengan formula hasil optimasi adalah 1 mL VCO, 7 mL tween 20, 1 mL span

80 dan 1 mL PEG 400. Karakteristik SNEDDS ibuprofen berdasarkan paramater dari formula optimum SNEDDS ibuprofen

memiliki diameter droplet sebesar 221,9 nm dengan indeks polidipersitas 0,285 sehingga relatif homogen, waktu emulsifikasi

pada media AGF 15 serta menunjukkan tingkat kejernihan yang baik dengan nilai transmitansi 92,69%.
Thanks

CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and


includes icons by Flaticon and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai