Anda di halaman 1dari 14

TEKNOLOGI SEDIAAN FARMASI

“Pengembangan Formulasi Sediaan Nanoemulsi”


 

Di susun oleh kelompok 3 :


 ADE WIRDA REZEKI (21340149)

DEBY DIANTIKASARI (21340110)

EKANURSYAHFITRY (21340109)

NUR FAIDAH (21340110)

VIO ALGA RETA (21340110)

 
Definisi

Emulsi adalah sediaan yang mengandung bahan obat cair atau larutan obat, terdispersi dalam cairan
pembawa, distabilkan dengan zat pengemulsi atau surfaktan yang cocok (Farmakope Indonesia).

Nanoemulsi adalah sistem emulsi yang transparent, tembus cahaya dan merupakan dispersi minyak air yang
distabilkan oleh lapisan film dari surfaktan atau molekul surfaktan, yang memiliki ukuran droplet 10 nm–100 nm.
Berdasarkan tipenya emulsi
Pembuatan emulsi dalam skala kecil dapat
dibagi menjadi empat yaitu: menggunakan tiga metode

1. Oil in water (o/w) 1. Metode gom kering (dry gum method)

2. Water in oil (w/o) 2. Metode gom basah (wet gum method)

3. Oil in water in oil (o/w/o) 3. Metode botol (Forbes bottle method).

4. Water in oil in water (w/o/w )


Komponen Nanoemulsi

Fase Minyak

• Minyak merupakan komponen penting dalam nanoemulsi karena dapat melarutkan bahan aktif hipofilik.
Minyak yang digunakan memiliki kemampuan berpenetrasi yang berbeda dari lapisan surfaktan sehingga
mempengaruhi HLB Minyak rantai pendek dapat berpenetrasi pada area grup ekor lebih baik dari pada
rantai panjang alkana sehingga dapat menurunkan HLB.).
Fase Surfaktan
• Surfaktan merupakan senyawa yang memiliki gugus lipofil dan hidrofil didalamnya yang dapat menurunkan
tegangan permukaan.

Kosurfaktan

• Penggunaan surfaktan saja tidak cup mampu untuk menurunkan tegangan permukaan antara minyak dan air,
sehingga dibutuhkan kosurfaktan unuktuk membantu menurunkan tegangan permukaan dengan
meningkatkan fleksibilitas dari film (Talegaonkaret al.,2011). Kosurfaktan merupakan molekul kecil bersifat
amfifilik, sebuah alkohol rantai pendek hingga medium (C2-C10).
Pembuatan Nanoemulsi

Terdapat 2 jenis metode pembuatan nanoemulsi, yaitu metode emulsifikasi energi tinggi, yaitu
ultrasonikasi, mikrofluidisasi, dan homogenisasi bertekanan tinggi (Patel, et al., 2013) dan
emulsifikasi energi rendah, yaitu : emulsifikasi spontan dan fase inversi (phase inversion) (Debnath,
et al., 2011). Homogenisasi tekanan tinggi dan mikrofluidisasi dapat digunakan untuk fabrikasi
nanoemulsi pada laboratorium dan skala industri, dimana emulsifikasi ultrasonik digunakan pada
skala laboratorium (Patel, et al., 2013).
Homogenitas Teknik Fase
Tekanan Tinggi Mikrofluidasi Inversi Suhu
Teknik ini menggunakan Mikrofluidisasi merupakan Metode ini memanfaatkan
homogenizer/piston teknologi pencampuran yang kelarutan surfaktan nonionik
homogenizer tekanan tinggi dipatenkan, menggunakan alat yang bergantung suhu, seperti
untuk menciptakan nanoemulsi microfluidizer. Alat ini surfaktan polietoksi, untuk
dengan ukuran partikel yang menggunakan pompa tekanan mengubah afinitas pada air
sangat rendah. Dibutuhkan tinggi (500-20.000 psi), yang dan minyak sebagai fungsi
memaksa produk melewati suhu. Dalam metode ini,
beberapa gaya, seperti tekanan
chamber interaksi yang terdiri minyak, air dan surfaktan
hidrolik, turbulensi kuat, dan dari kanal kecil (microchannel). nonionik dicampur pada suhu
kavitasi, untuk menghasilkan kamar.
nanoemulsi dengan ukuran
partikel yang sangat kecil.
Metode Komposisi Fase Inversi
Metode pemindahan (Metode Nanoemulsifikasi
Pelarut Spontan)
fase minyak dilarutkan dalam pelarut organik yang Metode ini menghasilkan nanoemulsi
tercampur air, seperti aseton, etanol dan etil metil pada suhu kamar tanpa penggunaan
keton. Fase organic dituang kedalam fase air pelarut organic maupun panas.
mengandung surfaktan untuk menghasilkan Nanoemulsi dibuat dengan penambahan
nanoemulsi spontan dengan difusi cepat, kemudian air perlahan kedalam larutan surfaktan
pelarut organic dikeluarkan dari nanoemulsi dengan dalam minyak, dengan pengadukan halus
cara seperti evaporasi vakum dan suhu konstan. Nanoemulsi yang
dihasilkan tidak stabil secara
termodinamik, meskipun mempunyai
energi kinetik tinggi dan stabilitas koloid
jangka panjang
Keuntungan
Nanoemulsi Kerugian 1. Membutuhkan konsentrasi
1. Stabil secara termodinamik dan kinetik, mencegah
flokulasi, agregasi, creaming, dan koalesensi.
Nanoemulsi surfaktan/kosurfaktan yang
2. Meningkatkan kelarutan dan bioavailabilitas obat tinggi untuk stabilisasi.
lipofilik. 2. Stabilitas dipengaruhi suhu
3. Dapat dipakai melalui berbagai rute : oral, topikal, dan pH.
parenteral dan transdermal.
4. Dapat menghantarkan obat hidrofilik dan lipofilik.
3. Ketidakstabilan dapat
disebabkan Ostwald ripening.
5. Dapat menghantarkan peptida untuk hidrolisis enzimatik
dalam usus. 4. Proses yang mahal karena
6. Ukuran partikel nano yang menyebabkan area permukaan pengurangan ukuran partikel
besar sehingga meningkatkan laju absorpsi dan menurunkan
variabilitas, sehingga meningkatkan bioavailabilitas obat.
7. Cocok untuk manusia dan hewan karena tidak merusak sel
manusia/hewan.
8. Melindungi obat dari hidrolisis dan oksidasi karena
enkapsulasi dalam tetesan minyak. Menyembunyikan rasa
asli ( taste masking ).
9. Meningkatkan permeasi obat melalui kulit.
10. Tegangan permukaan rendah dan area permukaan yang
besar
PEMBAHASAN JURNAL

Jurnal I
Formulasi Sediaan Nanoemulsi Dari Minyak Ikan (Oleum Iecoris*) Menggunakan Metode Sonikasi

Pemeriksaan bahan baku

bahan bakunya pembuatan nanoemulsi minyak ikan (oleum iecoris aselli)

Optimasi Surfaktan dan


Kosurfaktan
formula basis (F0) yaitu tanpa penambahan zat aktif/minyak ikan untuk melihat perbandingan
sediaan emulsi dengan formula basis (F0) nya menggunakan konsentrasi yang berbeda dan variasi
waktu 20 menit, 40 menit dan 60 menit. Hasil pengamatan yang didapatkan dari formula basis (F0)
ini yaitu pada konsentrasi tween 20 yang lebih tinggi memiliki bentuk yang cair berwarna merah
muda transparan serta memiliki bau khas tween 20, sedangkan pada konsentrasi span 60 yang lebih
tinggi memiliki bentuk yang cair, berwarna merah muda keruh serta memiliki bau khas span 60.
Sama hal nya dengan formula sediaan nanoemulsi.
Uji Ukuran Partikel
Pada sampel yang telah dibuat hasil yang diperoleh ukuran partikelnya yaitu 1,172 μm yang merupakan sediaan
tersebut masih berukuran makroemulsi. Dimana rentang ukuran partikel makroemulsi adalah >1000 μm. Sehingga
pada tujuan awal penelitian untuk membuat sediaan menjadi nano tidak terbentuk . Hal ini disebabkan karena sediaan
yang dimasukkan kedalam bath terlalu besar dibandingkan dengan mediumnya, sehingga mengakibatkan ikatan kimia
yang dipecah oleh cairan medium melalui proses sonikasi terjadi tidak maksimal.
Uji pH
Hasil dari uji pH pada masing-masing formula H0-H14 stabil pada semua suhu tetapi pada H21 sampai
H28 diperoleh penurunan nilai pH dikarenakan pada sediaan oral umumnya disebabkan oleh penguraian
lemak akibat hidrolisis, adanya oksidasi, pengaruh cahaya, serta pertumbuhan mikroorganisme.

Pengukuran Transmitan
Pada persen transmitan menunjukkan bahwa kejernihan dari sediaan memiliki rentang ±91% - ±95%
pada suhu ruang , sedangkan pada suhu panas dan dingin F2 padas selama 28 hari Hasil persen
transmitan pada setiap sediaan tidak memenuhi syarat yang diinginkan karena hasil yang didapat
tidak stabil yaitu mendekati 100%.
Uji Tipe Emulsi
Penentuan tipe emulsi ini dilakukan menggunakan sediaan minyak ikan yang telah dibuat. Hasil penentuan tipe
emulsi yang di dapat menggunakan larutan metilen blue yaitu emulsi dengan tipe emulsi minyak dalam air
atau M/A.
Jurnal II
Pengembangan Formula Nanoemulsi Air dalam Minyak Biji Anggur (Vitis vinifera L.) sebagai Basis Lipstik

Diagram fase terner nanoemulsi air dalam minyak


Pembuatan nanoemulsi minyak biji anggur dengan energi rendah ini menggunakan
surfak- tan non ionik tanpa penambahan kosurfaktan

Pengaruh rasio air pada ukuran globul dan PDI nanoemulsi air dalam minyak biji anggur
Berdasarkan data yang telah dihasilkan, pembuatan diagram fase terner didapatkan area ter- luas
yaitu 1:1 serta batas atas dan batas bawah dari konsentrasi minyak, surfaktan, dan air divariasikan
menjadi 3 kadar yang berbeda yaitu 6, 10, dan 14%. Nanoemulsi yang terbentuk dilaku- kan
karakterisasi meliputi ukuran globul dan indeks polidispertas.
Pengaruh kandungan air nanoemulsi air dalam minyakbiji anggur pada karakteristik fisik lipstik
1. Kekerasan lipstik
formula nanoemulsi a/m dengan kadar air 14%. Namun dengan demikian, secara statistik tidak ada perbedaan
kekerasan pada nanoemulsi air dalam minyak biji anggur yang signifikan (P > 0,05) sehingga disimpulkan
bahwa perbedaan kandungan air pada nanoemulsi a/m minyak biji anggur tidak berpengaruh pada kekerasan
lipstik.
2. Titik lebur lipstik
Menunjukkan bahwa lipstik nanoemulsi mempunyai titik lebur yang lebih tinggi dibandingkan lipstik emulsi
maupun lipstik kon- vensional. Semakin tinggi kadar air pada sediaan nanoemulsi yang diformulasikan ke dalam
dasar lipstik maka akan semakin tinggi titik leburnya. Hal ini terjadi akibat dasar lipstik yang mengandung lebih
banyak air akan menaikkan titik lebur dari lipstik karena basis air sulit untuk melebur.

3. Daya sebar Lipstik


Sediaan lipstik yang dihasilkan mempunyai penampilan yang merata dan homogen pada semua formula,
namun untuk melihat homogenitasnya, maka dilakukan pengujian daya sebar. Sediaan lipstik dapat
dikatakan mempunyai daya sebar yang baik jika sediaan memberi- kan olesan yang halus dan rata, tidak
terdapat butir-butir kasar atau grity ketika dioleskan pada kaca objek.
Jurnal III
Formulasi Nanoemulsi Ekstrak Temulawak (Curcuma Xanthorrhiza Roxb) Dengan Metode Inversi Suhu

Ukuran Droplet Nanoemulsi

Pengukuran distribusi ukuran droplet untuk nanoemulsi pada suhu 10oC dan suhu kamar dengan alat
Particle Size Analyzer. Dari hasil yang didapat, rata-rata ukuran nanoemulsi pada suhu kamar lebih kecil
daripada nanoemulsi suhu 10oC karena sifat termodinamika semakin besar suhu makan semakin besar
ukuran parikel yang bergerak bebas sehingga menghasilkan sediaan yang stabil (Devarajan & Ravichandran,
2011). Hasil ukuran droplet nanoemulsi suhu 10oC dan suhu kamar.

Kelarutan Temulawak Nanoemulsi Ekstrak


kelarutan suatu zat sebagian besar disebabkan oleh plaritas dari pelarut. Pada ekstrak temulawak memiliki
kemampuan melarut dalam etanol, metanol dan air sedangkan dalam heksan dan etil asetat tidak larut.

Stabilitas Nanoemulsi
Pada sediaan nanoemulsi dengan menggunakan metode inversi suhu dilakukan uji stabilitas dengan pengamatan
organoleptis, viskositas dan pH pada setiap minggunya sampai pada minggu ke-6. Penyimpanan dilakukan pada suhu 4oC,
25oC dan 40oC.
Kesimpulan

Nanoemulsi adalah sistem emulsi yang transparat, transparat, tembus cahaya


dan merupakan dispersi minyak air yang distabilkan oleh lapisan film dari
surfaktan atau molekul surfaktan yang memiliki ukuran droplet kurang dari
100 nm. Karena ukuran droplet yang kecil, nanoemulsi dapat dengan mudah
berpenetrasi melewati lapisan kulit dan dapat meningkatkan penetrasi bahan
aktif
Daftar Pustaka
• Chiewchean N, et al. Effect of homogenizing pressure and sterilizing condition on quality of canned high fat-coconut milk. J. Food
Eng. 2016, 73, 38-44.

• Debnath, S., Satayanarayana, dan Vijay, G.K. (2011). Nanoemulsion-A Method to Improve The Solubility of Lipophilic Drugs. An
International Journal of Advances in Pharmaceutical Sciences. 2.

• Devarajen V., Ravichandran V., 2011. Nanoemulsions; As modivied drug delivery tool. International journal of comprehensive
pharmacy

• Gupta, P.K., Pandit, J.K., Kumar, A., Swaroop, P., and Gupta S. (2010). Pharmaceutical Nanothecnology Novel Nanoemulsion-High
Energy Emulsifying Preparation, Evaluation, and Aplication the Pharmacy Research. Ph. Res., 3.

• Lovelyn, C., dan Anthony, A. (2011). Current State of Nanoemulsions in Drug Delivery. Journal of Biomaterials and Nanobiotech.
2.
• Microemulsions. A Novel Approach to Enchanched Drug Delivery, Recent Patent on Drug Delivery & Formulation

Anda mungkin juga menyukai