Anda di halaman 1dari 29

NANOEMULSI

Diah Ramadhani, M.Si., Apt.


DEFINISI
• Nanoemulsi adalah sistem emulsi yang transparent ,
tembus cahaya dan merupakan dispersi minyak air yang
distabilkan oleh lapisan film dari surfaktan atau molekul
surfaktan, yang memiliki ukuran droplet 50nm – 500 nm.

• Nanoemulsi telah diterapkan dalam berbagai industri


farmasi, diantaranya untuk sistem penghantar
transdermal, bahan atau unsur yang potensial dalam
beberapa produk perawatan tubuh, dan pembawa yang
baik pada obat sehingga dapat meningkatkan
bioavailabilitas obat dalam tubuh
Keuntungan Sistem Nanoemulsi
1. Ukuran tetesan yang sangat kecil menyebabkan
penurunan pada gaya gravitasi dan gerak brown yang
mungkin cukup untuk mengatasi gravitasi. Hal ini
berarti tidak terjadi creaming selama penyimpanan.

2. Ukuran tetesan yang kecil mencegah terjadinya


flokulasi dan memungkinkan sistem untuk tetap
tersebar tanpa adanya pemisahan, serta dapat
mencegah koalesens.

3. Nanoemulsi cocok untuk penghantaran bahan aktif


melewati kulit. Luas permukaan yang besar dari
sistem emulsi memungkinkan penetrasi yang cepat
dari bahan aktif
4. Karena sifatnya yang transparan dan fluiditasnya
(pada konsentrasi minyak yang sesuai) dapat
memberikan estetika yang menarik dan
menyenangkan saat digunakan.

5. Ukuran tetesan yang kecil memudahakan


penyebarannya dan penetrasi mungkin dapat
ditingkatkan karena tegangan permukaan dan
tegangan antarmuka yang rendah

6. Penggunaan nanoemulsion sebagai sistem


penghantaran dapat meningkatkan efektivitas obat,
sehingga dosis total dapat dikurangi dan dengan
demikian meminimalkan efek samping
Kekurangan Sistem Nanoemulsi
1. Penggunaan konsentrasi dalam jumlah besar dari
penggunaan surfaktan dan ko-surfaktan yang
diperlukan untuk menstabilkannanodroplet.

2. Kapasitas pelarut terbatas untuk melarutkan zat


yang memiliki titik lebur tinggi
3. Surfaktan yang digunakan tidak boleh beracun

4. Stabilitas nanoemulsi dipengaruhi oleh parameter


lingkungan seperti suhu dan pH. Parameter ini
dapat berubah setelah sampai pada
pasien/konsumen
Surfaktan yang dipilih
Surfaktan yang dipilih haruslah:

1. Menurunkan tegangan antarmuka menjadi nilai sangat


rendah untuk membantu proses dispersi selama preparasi
nanoemulsi yaitu yang dapat menurunkan tegangan antar
muka menjadi sangat rendah (<10 -3 mN/m)  antarmuka
minyak / air untuk menghasilkan nanoemulsi.
2. Menunjukkan karakteristik hidrofil-lipofil yang sesuai
untuk membentuk lapisan penutup antarmuka yang
tepat pada daerah antarmuka untuk tipe nanoemulsi
yang diinginkan, m/a, a/m ataubikontinu.
3. Membentuk lapisan tipis yang fleksibel yang segera
dapat mengubah bentuk di sekeliling tetesan halus.
Campuran Surfaktan-Kosurfaktan
• Kebanyakan surfaktan berantai tunggal tidak menurunkan
tegangan antarmuka secara mencukupi untuk membentuk
nanoemulsi, atau tidak membentuk struktur yang benar
(misal HLB).
• Kosurfaktan ditambahkan untuk menurunkan tegangan
antarmuka diantara fasa minyak dan air
• Kosurfaktan yang sesuai umumnya berupa molekul kecil,
seperti alkohol berantai pendek sampai medium (C3-C8)
yang dapat berdifusi secara cepat diantara fasa minyak- air
dan antarmuka.
EMULSI NANOEMULSI

• Kosurfaktan dengan panjang rantai alkohol pendek hingga medium juga akan
menjamin bahwa lapis tipis/film cukup fleksibel untuk segera mengalami
deformasi di sekitar tetesan/droplet karena interaksi diantara molekul
surfaktan primer, baik guguskepala polar maupun rantai hidrokarbon,
menurun.
• Bila menggunakan kosurfaktan rantai panjang lebih sering terbentuk fasa
kristalin cair lamelar dibandingkan dengan bentuk fasananoemulsi
Teori Pembentukan Nanoemulsi

• Pembentukan dan stabilitas suatu nanoemulsi dapat


dipengaruhi oleh beberapa faktor, termasuk sifat dan
berat molekul surfaktan, panjang rantai alkoholdan
konsentrasi, serta salinity dan temperatur

• Teori pembentukan nanoemulsi:


1. Teori lapis tipis campuran antarmuka

2. Teori solubilisasi

3. Teori Lapisan Listrik Rangkap (Electric Double


Layer)
1. Teori Lapis Tipis Campuran
Antarmuka

Lapis tipis (film) yang


terbentuk pada antarmuka
merupakan lapis tipis
rangkap dua dari tipe m/a
atau a/m dari nanoemulsi
yang terbentuk,tergantung
pada lekukan atau
penutupan pada antarmuka
2. Teori Solubilisasi
Teori ini menjelaskan terbentuknya emulsi
berdasarkan adanya kelarutan selektif dari bagian
molekul emulgator: ada bagian yang bersifat suka air
atau mudah larut dalam air, dan ada bagian yang suka
minyak atau mudah larut dalam minyak
Jadi, setiap molekul emulgator dibagi menjadi dua
bagian, yaitu :
a. Bagian hidrofilik, yaitu bagian emulgator yang suka
air
b. Bagian lipofilik, yaitu bagian emulgator yang suka
minyak.
• Masing-masing bagian akan bergabung dengan zat cair yang
disenanginya, bagian hidrofil ke dalam air, dan bagian lipofil
ke dalam minyak. Dengan demikian, emulgator seolah-olah
menjadi tali pengikat antara air dan minyak
• Antara kedua bagian tersebut akan membuat suatu
keseimbangan. Setiap jenis emulgator memiliki harga
keseimbangan yang besarnya tidak sama. Harga
keseimbangan ini dikenal dengan istilah HLB (Hydrofil
Lypofil Balance), yaitu angka yang menunjukkan
perbandingan antara bagian hidrofil dengan bagian lipofil
• Semakin besar harga HLB, maka semakin banyak bagian yang
suka air, artinya emulgator tersebut lebih mudah larut dalam
air dan demikian sebaliknya
3. Teori Lapisan Listrik Rangkap (Electric Double Layer)

Jika minyak terdispersi ke dalam air, satu lapis air yang


langsung berhubungan dengan permukaan minyak akan
bermuatan sejenis, sedangkan lapisan berikutnya akan
mempunyai muatan yang berlawanan dengan lapisan di
depannya
Dengan demikian seolah-olah tiap partikel minyak
dilindungi oleh 2 lapisan listrik yang saling berlawanan.
• Lapisan tersebut akan menolak setiap
usaha partikel minyak yang akan
mengadakan penggabungan menjadi satu
molekul yang besar, karena susunan listrik
yang menyelubungi setiap partikel minyak
mempunyai susunan yang sama
• Dengan demikian antara sesama partikel
akan tolak-menolak, dan stabilitas emulsi
akan bertambah.
Teknik Pembuatan

1. Homogenisasi tekanan tinggi (highpressure


homogenization)

2. Mikrofluidisasi(microfluidization)
High Pressure Homogenization
Metode ini menggunakan homogenisasi tekanan tinggi/piston
homogenisasi untuk menghasilkan nanoemulsi dengan ukuran tetesan
(droplet) hingga 1nm
Microfluidisasi
• Melibatkan penggunaan perangkat Fluidizer mikro
• Menggunakan tekanan tinggi, pompa/tekanan perpindahan (500-
20000) psi, yang memaksa produk melewati ruang interaksi, yang
terdiri dari salurankecil yang disebut saluran mikro
Produk mengalir
melalui saluran mikro
menghasilkan partikel
yang sangat halus
dengan rentang
submikron. Kedua
larutan (fase air dan
fase minyak)
digabungkan bersama-
sama dan diproses
untuk mendapatkan
nanoemulsion stabil
Karakterisasi nanoemulsi
1. Transmission electron microscopy
2. Analisis ukuran droplet nanoemulsi
3. Penentuan viskositas
4. Indeks refraksi
5. In vitro skin permeation studies
6. Tesiritasi kulit
7. Studi invivo
8. Studi stabilitas termodinamika
9. Karakterisasi permukaan
Transmission Electron Microscopy

• Morfologi dan struktur


nanoemulsion
• Formulasi nanoemulsion
diencerkan dengan air
(1/100)
• Setetes nanoemulsion
disimpan pada film
jaringan berlubang dan
diamati setelah
pengeringan
Studi Stabilitas Termodinamika
• Untuk mengatasi masalah formulasi metastabil
• Formulasi yang dipilih disentrifugasi pada 3500 rpm
selama 30 menit
• Siklus pemanasan dan pendinginan siklus
• Dilakukan enam siklus antara suhu kulkas dari 40C dan
45 0C selama 48 jam.
• Freeze-thaw siklus dilakukan antara -210C dan 250C
Analisis Ukuran Droplet (Tetesan)
• Ukuran tetesan dari nanoemulsion ditentukan
oleh spektroskopi korelasi foton (photon
correlation spectroscopy)
• Sebanyak (0,1 ml) nanoemulsi didispersikan dalam air
50ml.
• Pengukuran dilakukan dengan menggunakan
Zetasizer 1000 HS
• Cahaya hamburan dipantau pada temperatur 250C pada
sudut 900
Penentuan Viskositas
Viskositas formulasi (0,5 g) ditentukan tanpa pengenceran
menggunakan brokfiled DV III ultra-V6.0 RVkerucut dan
plat Rheometer pada 25 ±0,50C
Aplikasi Nanoemulsion
• Kosmetik
• Antimikroba
• Vaksin mukosa
• Disinfektan
• Nanoemulsion dalam pengobatan berbagai kondisi penyakit
lainnya
• Formulasi nanoemulsion untuk meningkatkan pemberian
oral obat yang sukar larut
• Nanoemulsions sebagai vehicle untuk sediaan transdermal
• Nanoemulsion dalam teknologi kultur sel
• Nanoemulsion dalam terapi kanker dan dalam pemberian
obat yang ditargetkan
Aplikasi Nanoemulsion
Parenteral delivery
Formulasi nanoemulsion memiliki keunggulan yang berbeda atas
sistem macroemulsion ketika diberikan secara parenteral karena
partikel nanoemulsi lebih lambat termetabolisme (dibersihkan) dari
emulsi partikel kasar dan karena itu memiliki waktu tinggal lebihlama
di dalam tubuh.

Oral drug delivery


Formulasi nanoemulsion menawarkan beberapa keuntungan atas
formulasi oral konvensional untuk pemberian oral termasuk
peningkatan penyerapan, meningkatkan potensi klinis, dan penurunan
toksisitas obat. Oleh karena itu, nanoemulsion telah dilaporkan
merupakan penghantaran yang ideal obat-obatan seperti steroid,
hormon, diuretik danantibiotik
Aplikasi Nanoemulsion
Topical drug delivery
Penggunaan lesitin / IPP / air nanoemulsi untuk penghantaran
transdermal indometasin dan diklofenak juga telah dilaporkan
dapat meningkatkan permeabilitas stratum korneum manusia.

Ocular and Pulmonary delivery


O/W nanoemulsi telah diteliti untuk penghantaran okular,
untuk melarutkan obat yang sukar larut, untukmeningkatkan
penyerapan dan untuk mencapai memperpanjang profil rilis.
Nanoemulsi yang mengandung pilocarpin dirumuskan
menggunakan lesitin, propilen glikol dan PEG200 sebagai
kosurfaktan dan IPM sebagai fase minyak.

Anda mungkin juga menyukai