• Kosurfaktan dengan panjang rantai alkohol pendek hingga medium juga akan
menjamin bahwa lapis tipis/film cukup fleksibel untuk segera mengalami
deformasi di sekitar tetesan/droplet karena interaksi diantara molekul
surfaktan primer, baik guguskepala polar maupun rantai hidrokarbon,
menurun.
• Bila menggunakan kosurfaktan rantai panjang lebih sering terbentuk fasa
kristalin cair lamelar dibandingkan dengan bentuk fasananoemulsi
Teori Pembentukan Nanoemulsi
2. Teori solubilisasi
2. Mikrofluidisasi(microfluidization)
High Pressure Homogenization
Metode ini menggunakan homogenisasi tekanan tinggi/piston
homogenisasi untuk menghasilkan nanoemulsi dengan ukuran tetesan
(droplet) hingga 1nm
Microfluidisasi
• Melibatkan penggunaan perangkat Fluidizer mikro
• Menggunakan tekanan tinggi, pompa/tekanan perpindahan (500-
20000) psi, yang memaksa produk melewati ruang interaksi, yang
terdiri dari salurankecil yang disebut saluran mikro
Produk mengalir
melalui saluran mikro
menghasilkan partikel
yang sangat halus
dengan rentang
submikron. Kedua
larutan (fase air dan
fase minyak)
digabungkan bersama-
sama dan diproses
untuk mendapatkan
nanoemulsion stabil
Karakterisasi nanoemulsi
1. Transmission electron microscopy
2. Analisis ukuran droplet nanoemulsi
3. Penentuan viskositas
4. Indeks refraksi
5. In vitro skin permeation studies
6. Tesiritasi kulit
7. Studi invivo
8. Studi stabilitas termodinamika
9. Karakterisasi permukaan
Transmission Electron Microscopy