Anda di halaman 1dari 7

SALINAN

BUPATI GROBOGAN
Purwodadi, 29 Januari 2021
Nomor : 141.3/ 173 /I/2021 Kepada :
Lampiran : 1 (satu) bendel. Yth. Camat se-Kab. Grobogan
Perihal : Petunjuk Teknis Pengisian di
Perangkat Desa. Tempat

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan


Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perangkat Desa, sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Daerah Kabupaten Grobogan
Nomor 5 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas Peraturan
Daerah Kabupaten Grobogan Nomor 7 Tahun 2016 tentang
Perangkat Desa, maka dengan ini perlu disampaikan kepada
Kepala Desa di wilayah kerja Saudara petunjuk teknis
pengisian kekosongan Perangkat Desa, sebagai berikut :
A. TAHAP PERSIAPAN
1. Kepala Desa memastikan alokasi biaya pengisian
kekosongan Perangkat Desa dalam APBDesa TA. 2021;
2. Kepala Desa melakukan pengembangan karir staf
Perangkat Desa yang masih ada;
3. Dalam hal masih terdapat Staf Perangkat Desa, maka
permohonan izin pengisian kekosongan Perangkat Desa
melalui penjaringan dan penyaringan tidak diberikan;
4. Kepala Desa melakukan inventarisasi aparat pemerintah
desa (daftar Perangkat Desa yang telah ada);
5. Kepala Desa menyusun daftar kekosongan Perangkat
Desa dan formasi jabatan yang dibutuhkan;
6. Kepala Desa melakukan inventarisasi Peraturan Desa
yang mengatur tentang Susunan Organisasi dan Tata
Kerja Pemerintah Desa, dan Peraturan Desa yang
mengatur tentang pengelolaan tanah kas desa;
7. Kepala Desa mengajukan permohonan tertulis kepada
BPD terkait pemberian tambahan tunjangan bagi
Perangkat Desa yang akan diisi;
8. Kepala Desa mengajukan permohonan izin pengisian
Perangkat Desa kepada Bupati melalui Camat, dengan
dilampiri :
a. daftar Perangkat Desa yang ada, dan kekosongan
formasi jabatan Perangkat Desa yang akan diisi;
b. alasan pengisian kekosongan Perangkat Desa;

Jln. Gatot Subroto No. 6 Telp. (0292) 421040 (Hunting)


PURWODADI 58111
-2-

c. Peraturan Desa tentang Susunan Organisasi dan


Tata Kerja Pemerintah Desa; dan
d. Peraturan Desa tentang Pengelolaan Tanah Kas
Desa.
B. PEMBENTUKAN PANITIA
1. Kepala Desa membentuk Panitia Pengisian Perangkat
Desa setelah mendapat persetujuan tertulis dari Bupati;
2. Panitia dimaksud keanggotaannya terdiri dari unsur
Pemerintah Desa selain Kepala Desa, Pengurus Lembaga
Kemasyarakatan, dan Tokoh Masyarakat;
3. Anggota BPD tidak dapat menjadi Panitia;
4. Panitia berjumlah ganjil paling banyak berjumlah 7
(tujuh) orang yang terdiri dari Ketua, Sekretaris,
Bendahara dan Anggota;
5. Panitia ditetapkan dengan Keputusan Kepala Desa;
6. Panitia dapat membentuk panitia pembantu untuk
membantu tugas panitia yang bersifat teknis, seperti ;
- pengamanan dan ketertiban dari Anggota Linmas,
Babinkamtibmas, Babinsa, atau Anggota SATPOL PP
dan aparat pengamanan terkait;
7. Pembentukan pembantu panitia ditetapkan dengan
Keputusan Ketua Panitia.

C. PENJAJAKAN KERJA SAMA DENGAN PERGURUAN TINGGI.


1. Dalam rangka pelaksanaan ujian penyaringan, Kepala
Desa melakukan penjajakan kerjasama dengan
Perguruan Tinggi Negeri atau Perguruan Tinggi Swasta
(PTS) terakreditasi A;
2. Penjajakan kerjasama difasilitasi oleh Camat dengan
bidang kerjasama pada Perguruan Tinggi yang dituju;
3. Biaya pengisian kekosongan perangkat desa terkait
kerjasama dengan Perguruan Tinggi mengacu azas
efisiensi, efektivitas, tranparansi akuntabilitas dan
kewajaran harga;
4. Berdasarkan hasil penjajakan kerjasama tersebut
selanjutnya dibahas secara bersama dengan BPD;
5. Hasil pembahasan dipakai sebagai bahan/materi
Perjanjian Kerjasama antara Kepala Desa dengan
Perguruan Tinggi.

D. PENYUSUNAN RENCANA BIAYA PENGISIAN PERANGKAT


DESA.
1. Panitia menyusun rencana biaya pengisian perangkat
desa dengan mengacu azas efisiensi, efektivitas,
tranparansi akuntabilitas dan kewajaran harga;
-3-

2. Standar biaya pengisian kekosongan Perangkat Desa


mempedomani indek standarisasi yang diatur dalam
Peraturan Bupati tentang standar satuan harga, belanja
pegawai, dan belanja barang dan jasa;
3. Rincian biaya diperlukan ada 2 (dua) komponen pokok,
yaitu sbb :
a) penyediaan biaya untuk kerjasama dengan pihak
Perguruan Tinggi.
b) penyediaan biaya kepanitiaan, antara lain seperti
pembelian alat tulis kantor, administrasi pembuatan
pengumuman, Surat Keputusan, Berita Acara,
penggandaan formulir pendaftaran, penelitian syarat
calon, honorarium Panitia dan Panitia Pembantu,
Panwascam, narasumber sosialisasi, konsumsi rapat,
biaya perjalanan dinas konsultasi dan/atau
koordinasi, penyiapan lokasi ujian penyaringan,
administrasi pelaporan dan pertanggungjawaban serta
acara pelantikan;
4. Rincian biaya tersebut diajukan kepada Kepala Desa
untuk mendapatkan Keputusan Pengesahan;
5. Biaya pengisian kekosongan perangkat desa bersumber
dari APBDesa;

E. PENYUSUNAN TATA TERTIB PENGISIAN KEKOSONGAN


PERANGKAT DESA.
1. Untuk menjamin pengisian kekosongan perangkat desa
berjalan tertib dan dapat dipertanggungjawabkan, maka
Panitia menetapkan Keputusan tentang Tata Tertib
Pengisian Kekosongan Perangkat Desa;
2. Tata tertib disusun secara obyektif dengan berpedoman
pada ketentuan yang ada.

F. PENDAFTARAN CALON.
1. Bakal calon yang berusia 20 s/d 42 tahun mengajukan
lamaran secara tertulis yang ditujukan kepada Kepala
Desa melalui Panitia selama jangka waktu pendaftaran;
2. Lamaran ditulis dengan tangan sendiri di atas kertas
bermeterai cukup terhadap formasi kekosongan jabatan
yang diinginkan, dengan melampirkan :
a. Pasfoto berwarna ukuran 4X6 sebanyak 4 (empat)
lembar;
b. Daftar Riwayat Hidup;
c. Surat pernyataan bertaqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa;
-4-

d. Surat pernyataan setia kepada Pancasila sebagai


Dasar Negara, Undang-Undang Dasar Negara
Republik Indonesia Tahun 1945, dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia, serta Pemerintah;
e. Foto copy ijasah/STTB pendidikan dasar sampai
dengan pendidikan terakhir yang dilegalisir oleh
pejabat yang berwenang;
f. Foto copy akta kelahiran yang dilegalisir oleh pejabat
yang berwenang;
g. Foto copy KTP dan KK dilegalisir oleh pejabat
berwenang;
h. Surat keterangan sehat dari dokter pemerintah;
i. Surat Keterangan Catatan Kepolisian;
j. Surat Keterangan Bebas Narkoba dari Rumah Sakit
Pemerintah;
k. Fotokopy ijasah/sertifikat keahlian komputer yang
dilegalisir oleh lembaga penyelenggara keahlian
tersebut;
l. Surat Pernyataan bersedia menjadi penduduk dan
bertempat Tinggal di Desa yang bersangkutan atau
Dusun bagi Kepala Dusun terhitung mulai tanggal
pelantikan;
3. Khusus bagi bakal calon Perangkat Desa dari Pegawai
Desa (Honorer Desa) yang diangkat oleh Kepala Desa
sebelum tahun 2010, selain melampirkan syarat-syarat
tersebut di atas juga melampirkan syarat sbb :
a) salinan Keputusan Pengangkatan ybs sebagai
Pegawai Desa;
b) surat pernyataan melaksanakan tugas sampai
dengan saat pendaftaran secara tidak terputus, yang
diketahui oleh Kepala Desa;
c) Surat Keterangan lama pengabdian yang
dikeluarkan oleh Kepala Desa.
4. Panitia melakukan penelitian berkas Bakal Calon dan
dituangkan dalam Berita Acara Pemeriksaan Berkas;
5. Dalam hal terdapat keraguan, Panitia dapat melakukan
klarifikasi/verifikasi kepada bakal calon perangkat desa;
6. Berdasarkan Berita Acara dimaksud, Kepala Desa
menerbitkan Keputusan Kepala Desa tentang Penetapan
Bakal Calon Perangkat Desa Yang Memenuhi Syarat
Administratif.

G. UJIAN PENYARINGAN.
1. Panitia melakukan koordinasi dengan Panitia Pengawas
Kecamatan dan Perguruan Tinggi terkait persiapan
pelaksanaan ujian;
-5-

2. Ujian penyaringan dilaksanakan di kantor/balai desa


atau di tempat lain yang ditentukan oleh Panitia paling
lambat 7 (tujuh) hari setelah penetapan hasil
penelitian berkas persyaratan bakal calon;
3. Ujian dilaksanakan setelah penetapan hasil penelitian
berkas bakal Calon Perangkat Desa;
4. Materi ujian tertulis disusun, digandakan dan
didistribusikan oleh Pihak Perguruan Tinggi secara jujur
dan rahasia;
5. Materi ujian disusun dengan standar tamatan SLTA
atau sederajat dibuat 100 soal, dalam bentuk pilihan
berganda, dengan materi yang meliputi :
a. Pancasila dan UUD 1945;
b. Bahasa Indonesia;
c. Pemerintahan Daerah dan Pemerintahan Desa; dan
d. Pengetahuan Umum.
6. Lembar Jawab Ujian dibuat oleh Pihak Perguruan
Tinggi;
7. Pelaksanaan ujian dituangkan dalam Berita Acara;
8. Pelaksanaan Ujian diawasi oleh Panitia Pengawas
Kecamatan;

H. KOREKSI HASIL UJIAN.


1. Koreksi ujian dilaksanakan oleh Petugas Koreksi dari
Perguruan Tinggi;
2. Koreksi ujian dilaksanakan setelah ujian selesai
dilaksanakan;
3. Setiap 1 (satu) jawaban betul dinilai dengan 1 (satu)
point;
4. Nilai lulus paling rendah adalah 60 (enam puluh) point;
5. Khusus bagi Pegawai Desa yang diangkat sebelum tahun
2010, diberikan tambahan 4 point untuk setiap 1 (satu)
tahun masa pengabdian;
6. Hasil Koreksi yang berupa Nilai Ujian dituangkan dalam
Berita Acara yang ditandatangani oleh Petugas Koreksi;
7. Petugas Koreksi menyerahkan Berita Acara Hasil Koreksi
kepada Panitia;
8. Berdasarkan Berita Acara hasil koreksi, Panitia
menetapkan hasil akhir pelaksanaan ujian tertulis untuk
setiap formasi jabatan Perangkat Desa;
9. Dalam hal terdapat 1 (satu) orang calon atau lebih yang
memperoleh nilai lulus sama dan berpeluang menjadi
urutan tertinggi, maka untuk menentukan urutan
tertinggi dilaksanakan ujian ulang;
-6-

10. Dalam hal tidak terdapat calon yang memperoleh nilai


lulus atau yang memperoleh nilai lulus hanya 1 (satu)
orang, maka dilaksanakan ujian ulang;
11. Ujian ulang dilaksanakan semua calon perangkat desa
setelah pelaksanaan ujian tertulis yang pertama;
12. Hasil ujian ulang digabungkan dengan hasil ujian
sebelumnya;
13. Panitia mengumumkan hasil akhir pelaksanaan ujian
secara terbuka.

I. PEMBATALAN UJIAN PENYARINGAN.


1. Dalam hal terdapat kebocoran materi ujian atau terdapat
kecurangan lain sebelum dan pada saat pelaksanaan
ujian, Kepala Desa membatalkan pelaksanaan ujian
penyaringan;
2. Pembatalan sebagaimana tersebut di atas didasarkan
pada bukti permulaan yang cukup berupa :
a. Peserta tertangkap tangan menerima bocoran soal
ujian;
b. Panitia tertangkap tangan membocorkan, memberikan
jawaban soal ujian atau mengganti lembar jawaban;
3. Pembatalan pelaksanaan ujian penyaringan oleh Kepala
Desa ditetapkan dalam Keputusan Kepala Desa yang
disampaikan kepada Panitia dengan tembusan Bupati
dan Camat;
4. Ujian penyaringan ulang dilaksanakan paling lambat 7
(tujuh) hari setelah pembatalan ujian;
5. Ujian ulang diikuti semua peserta ujian pada formasi
yang dibatalkan, kecuali peserta yang melakukan
kecurangan.

J. MEKANISME KONSULTASI DAN PENETAPAN PERANGKAT


DESA.
1. Panitia menyampaikan hasil ujian kepada Kepala Desa
dengan disertai Berita Acara Pelaksanaan Ujian dan
Berita Acara Koreksi Hasil Ujian;
2. Kepala Desa melakukan konsultasi kepada Camat dalam
rangka penetapan sebagai Perangkat Desa paling sedikit
2 (dua) orang untuk setiap formasi;
3. Camat memberikan rekomendasi tertulis paling lambat 7
(tujuh) hari sejak dilakukan konsultasi;
4. Rekomendasi tertulis Camat dengan mempertimbangkan
perolehan nilai lulus tertinggi;
-7-

5. Dalam hal terdapat calon Perangkat Desa yang


memperoleh nilai lulus tertinggi pada setiap formasi dan
melampirkan dokumen persyaratan yang dinyatakan
tidak benar atau palsu, maka rekomendasi Camat
diberikan pada urutan tertinggi berikutnya;
6. Kepala Desa menetapkan keputusan tentang Penetapan
Perangkat Desa paling lama 7 (tujuh) hari setelah
menerima rekomendasi dari Camat;

K. PELANTIKAN PERANGKAT DESA.


1. Perangkat Desa sebelum memangku jabatannya dilantik
oleh Kepala Desa;
2. Kepala Desa melantik Perangkat Desa paling lama 30
(tiga puluh) hari setelah ditetapkannya Keputusan
tentang Pengangkatan Perangkat Desa;
3. Pengucapan Sumpah/janji dan Pelantikan Calon
Perangkat Desa yang elah ditetapkan, mempedomani
ketentuan perundang-uandangan yang berlaku.

Demikian untuk dipedomani dan menjadikan perhatian.

BUPATI GROBOGAN,

Ttd Cap

SRI SUMARNI, SH, MM

Tembusan disampaikan kepada Yth :


1. Inspektur Kab. Grobogan;
2. Kabag. Hukum Setda Kab. Grobogan;
3. Sekretaris Dispermades Kab. Grobogan;
4. Arsip.

Anda mungkin juga menyukai