Anda di halaman 1dari 8

4.

3 Teknologi Informasi dan Komunikasi untuk Pemantauan Lingkungan

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) berfungsi sebagai suatu fasilitator


yang diharapkan dapat memperkuat dan mendukung berjalannya proses di dalam
suatu organisasi (Purba et al., 2018). Peran TIK tidak hanya terbatas pada lingkup
kerja di perusahaan, tetapi juga sangat relevan dalam konteks lingkungan kerja
pemerintahan, terutama dalam aspek pengawasan lingkungan. Dengan TIK,
pemantauan lingkungan dapat dilakukan secara lebih efektif dan efisien,
memungkinkan para pemangku kepentingan untuk mengambil keputusan yang lebih
tepat berdasarkan informasi yang tersedia.

Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) merupakan konsep yang merujuk


pada beragam metode untuk menciptakan, mengirimkan, berbagi, menyimpan, dan
mengakses pesan secara efisien. TIK meliputi berbagai teknologi yang populer,
termasuk internet, jaringan nirkabel, ponsel, komputer, serta platform dan aplikasi
media sosial. Perannya yang penting dalam era digital modern tidak hanya terbatas
pada kemudahan komunikasi dan akses informasi, tetapi juga memainkan peran
krusial dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (SDGs)
(Sudirman, 2023).

Dengan menggunakan TIK, berbagai inisiatif untuk mendukung SDGs dapat


dilakukan lebih efektif. Contohnya, penggunaan internet dan aplikasi mobile dapat
memfasilitasi edukasi dan kesadaran masyarakat tentang isu-isu lingkungan,
kesehatan, dan kemiskinan. Jaringan nirkabel memungkinkan akses informasi dan
sumber daya di daerah terpencil, mendukung peningkatan kualitas hidup dan
pemberdayaan ekonomi lokal. Selain itu, platform media sosial dapat digunakan
untuk memobilisasi dukungan masyarakat, memperluas jangkauan kampanye, serta
memfasilitasi kolaborasi dan pertukaran ide antara berbagai pemangku kepentingan
dalam mencapai tujuan-tujuan pembangunan berkelanjutan. Dengan demikian, TIK
menjadi salah satu pilar utama dalam upaya global untuk mencapai SDGs dan
membangun dunia yang lebih berkelanjutan dan inklusif.
Pertumbuhan berkelanjutan di seluruh dunia melibatkan berbagai faktor yang
saling terkait, seperti ekonomi, kualitas pendidikan, pertanian, dan industri. Namun,
lingkungan memegang peran kunci yang sangat penting dalam memastikan
keberlanjutan ini. Kesehatan dan kebersihan merupakan elemen utama dalam
keberlanjutan manusia dan kemajuan suatu negara, yang bergantung pada lingkungan
yang bersih, bebas polusi, dan aman dari berbagai bahaya.

Oleh karena itu, pengawasan lingkungan menjadi sangat penting untuk


memastikan bahwa warga negara di mana pun dapat menikmati gaya hidup yang
sehat. Pemantauan lingkungan (Environment Monitoring / EM) melibatkan
perencanaan dan manajemen bencana yang tepat, pengendalian polusi yang beragam,
serta penanganan efektif terhadap tantangan yang timbul akibat kondisi eksternal
yang tidak sehat. EM mencakup berbagai aspek, termasuk pencemaran air,
pencemaran udara, radiasi berbahaya, perubahan cuaca, kejadian gempa bumi, dan
banyak lagi. Sumber pencemaran ini dapat berasal dari berbagai faktor, baik yang
disebabkan oleh aktivitas manusia maupun oleh peristiwa alam. Peran EM adalah
untuk mengidentifikasi, mengukur, dan mengatasi tantangan ini dengan tepat,
sehingga lingkungan dapat dilindungi untuk kesejahteraan masyarakat dan
keberlangsungan dunia yang lebih sehat.

Dengan kemajuan pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama


dalam bidang kecerdasan buatan (AI) dan pembelajaran mesin, pemantauan
lingkungan telah berevolusi menjadi sistem yang lebih cerdas, dikenal sebagai Smart
Environment Monitoring (SEM). Teknologi ini memungkinkan metode pemantauan
lingkungan untuk lebih akurat dalam memonitor faktor-faktor yang berdampak pada
lingkungan, dengan optimal mengendalikan polusi dan dampak negatif lainnya.

Salah satu teknologi kunci yang mendukung SEM adalah jaringan nirkabel
atau yang dikenal dengan istilah Wireless Sensor Network (WSN). WSN
menggunakan sensor-sensor modern yang beroperasi berbasis AI untuk pemantauan
dan pengendalian lingkungan. Perangkat Internet of Things (IoT) terintegrasi dalam
WSN untuk berbagai tujuan, seperti pengelolaan limbah yang efektif, pelacakan
kendaraan, pengaturan suhu, dan pengendalian polusi. Dengan adanya teknologi IoT,
AI, dan sensor nirkabel, metode pemantauan lingkungan modern menjadi lebih
dikenal sebagai sistem SEM. WSN menyediakan konektivitas data yang
memungkinkan sensor dan perangkat IoT untuk merekam, memonitor, dan
mengendalikan berbagai kondisi lingkungan, seperti kualitas air, suhu, dan kualitas
udara (Ullo & Sinha, 2020).

Wireless Sensor Network (WSN) adalah jaringan nirkabel yang berfungsi


sebagai infrastruktur penghubung antar node-node sensor. WSN biasanya terdiri dari
sejumlah node yang tersebar di lokasi tertentu. Fungsi utama WSN adalah untuk
mengumpulkan data dan memantau sistem lingkungan di sekitar area di mana WSN
ditempatkan. WSN terdiri dari sejumlah node sensor yang dilengkapi dengan sensor
khusus dan kemampuan komputasi. Node-node sensor ini dapat mendeteksi dan
memonitor parameter fisik tertentu, seperti suhu, kelembapan, atau kadar pH, dan
kemudian mengirimkan data yang dikumpulkan ke lokasi pusat melalui teknologi
komunikasi nirkabel (Handayani, 2019).

WSN telah banyak dikembangkan untuk aplikasi pemantauan lingkungan,


seperti pemantauan suhu, kelembapan, atau kualitas udara. Namun, WSN juga dapat
diterapkan dalam berbagai bidang kehidupan nyata, termasuk tanggap darurat
bencana, komunikasi, transportasi, otomasi pabrik, surveilans medan tempur dalam
konteks militer, pemantauan habitat, aplikasi kesehatan, dan pelacakan target. Dengan
kemampuannya yang fleksibel dan adaptif, WSN menjadi alat yang sangat berguna
dalam memungkinkan pemantauan dan pengelolaan yang efektif dalam berbagai
situasi dan lingkungan, memberikan kontribusi yang signifikan dalam memahami dan
mengatasi tantangan yang kompleks dalam berbagai bidang kehidupan dan industri.

Smart Environment Monitoring dapat dengan mudah dimengerti dengan


menggunakan contoh sistem SEM berbasis cloud, yang memanfaatkan infrastruktur
cloud computing untuk menyediakan aksesibilitas, skaalabilitas, dan efisiensi dalam
pengelolaan data lingkungan. Ini menciptakan lingkungan yang terkoneksi secara
digital, memungkinkan pengawasan dan pengendalian lingkungan yang lebih baik
dan responsif.

Gambar 1. Smart Environment Monitoring (SEM) menyoroti kontaminasi air dan


pemantauannya menggunakan cloud yang menghubungkan internet of things (IoT)
dan sensor.

Gambar tersebut menggambarkan sistem pemantauan dan pengendalian


pencemaran air yang menggunakan teknologi berbasis cloud, mengintegrasikan
perangkat Internet of Things (IoT) dan berbagai sensor yang relevan. Sistem ini
memungkinkan pemantauan secara real-time terhadap kualitas air, serta pengambilan
tindakan pengendalian yang cepat dan responsif. Dalam sistem ini, setiap perangkat
IoT yang terpasang dilengkapi dengan kemampuan kecerdasan buatan (AI) dan
pembelajaran mesin. Hal ini memungkinkan perangkat IoT untuk secara otomatis
memantau kondisi air, baik untuk mendeteksi kontaminasi maupun memastikan
kebersihan air. Data yang dikumpulkan oleh sensor-sensor, seperti sensor aqua,
dikirimkan ke infrastruktur cloud untuk dianalisis.
Melalui akses ke platform cloud, organisasi yang terlibat dalam pemantauan
kualitas air dapat mengakses data yang dikumpulkan dari berbagai sensor. Data
tersebut kemudian menjalani analisis berbasis IoT, di mana pemeriksaan kualitas air
dapat dilakukan secara detail dan akurat. Berkat teknologi ini, organisasi dapat
dengan cepat mengidentifikasi potensi pencemaran air dan mengambil tindakan
pencegahan atau penanganan yang diperlukan. Dengan demikian, sistem ini
membantu memastikan bahwa kualitas air di berbagai sumber air terjaga dengan baik,
mendukung upaya pelestarian lingkungan dan kesehatan masyarakat secara
keseluruhan.

Gambar 2. Sistem SEM mengatasi berbagai masalah di lingkungan menggunakan


jaringan sensor nirkabel (WSN) dan perangkat IoT.

Gambar 2 menunjukkan contoh sistem Smart Environment Monitoring (SEM)


yang menyoroti tujuan umum dengan cakupan yang luas. Sistem ini dirancang untuk
mengatasi berbagai masalah terkait pemantauan lingkungan, seperti kelembapan,
suhu, radiasi, debu, sinyal UV, dan lain sebagainya. Pusat dari sistem ini adalah
Wireless Sensor Network (WSN) yang memberikan kerangka kerja antarmuka yang
efektif antara perangkat Internet of Things (IoT) dan data yang dikumpulkan dari
berbagai jenis sensor pintar (Ullo & Sinha, 2020). Contoh ini memperlihatkan
bagaimana konsep "kota pintar" dapat diimplementasikan, di mana sistem SEM
menjadi tulang punggung untuk memastikan lingkungan yang sehat bagi warganya.
Dengan menggunakan teknologi ini, kota dapat secara efektif memantau dan
mengelola berbagai aspek lingkungan dengan lebih efisien, meningkatkan kualitas
hidup bagi penduduknya serta berkontribusi pada keberlanjutan lingkungan secara
keseluruhan.

Gambar 3. Sistem pemantauan pertanian cerdas menggunakan perangkat dan sensor


IoT.

Dengan fokus pada sektor pertanian, yang merupakan isu yang sangat relevan
bagi pertumbuhan suatu negara, penting untuk mengakui peran penting Smart
Environment Monitoring (SEM) dalam menyediakan konsep "pertanian cerdas atau
hijau". SEM memungkinkan penanganan tantangan besar dan faktor-faktor yang
terlibat dalam pertumbuhan berkelanjutan serta peningkatan produktivitas di sektor
pertanian. Salah satu contoh implementasi pertanian cerdas dapat dilihat dalam
Gambar 3, di mana sistem SEM berperan sebagai sistem pemantauan pertanian
cerdas. Dalam konteks ini, kesehatan tanah, analisis kelembaban, tingkat pencemaran
air, kuantitas air, dan berbagai faktor lainnya sangat penting dalam mencapai
produktivitas yang berkelanjutan di sektor pertanian.

Gambar 3 menggambarkan bahwa sistem pemantauan pertanian cerdas


mencakup semua faktor tersebut, dan dikelola serta dipantau dengan bantuan
perangkat Internet of Things (IoT). Sensor-sensor yang sesuai menangkap data
pertanian, yang kemudian dikirimkan ke cloud melalui jaringan sensor nirkabel
(WSN). Dengan adanya sistem pemantauan pertanian cerdas ini, petani dapat
memantau kondisi tanah dan lingkungan secara real-time, mengambil tindakan yang
diperlukan untuk meningkatkan kesehatan tanaman dan produktivitas pertanian. Hal
ini membantu menciptakan pendekatan yang lebih efisien dan berkelanjutan dalam
praktik pertanian, memungkinkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta
pemenuhan kebutuhan pangan yang lebih baik bagi masyarakat.

Daftar Pustaka

Handayani, A. S. (2019). Penerapan Wireless Sensor Network Sebagai Monitoring


Lingkungan Berbasis Android. 224–230.

Purba, H. S., Sukmawati, A., Adini, M. H., & Pramata, D. (2018). Pemanfaatan
Teknologi Informasi dan Komunikasi pada Lingkungan Pemerintahan Desa di
Kecamatan Sungai Pandan Email Korespodensi : delsika.math@unlam.ac.id
Abstract Hasil Dan Pembahasan. 7(1).

Sudirman, F. A. (2023). TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASI (TIK)


DAN SDGS : REVIEW LITERATUR SISTEMATIS. Jurnal Ilmu Komunikasi
UHO : Jurnal Penelitian Kajian Ilmu Sosial Dan Informasi, 8(2), 273–288.

Ullo, S. L., & Sinha, G. . (2020). Advances in Smart Environment Monitoring


Systems Using IoT and Sensors. 20(3113), 1–18.

Anda mungkin juga menyukai