TIM PENYUSUN:
PUTU WIRAYUDI ADITAMA, S.KOM., M.KOM
I GUSTI AYU AGUNG MAS ARISTAMY, S.TI., M.KOM
CHRISTINA PURNAMA YANTI, S.KOM., M.KOM.
NI KADEK ARIASIH, S.KOM, M.T
• Konektivitas dalam IoT, ada kemungkinan untuk membuat atau membuka jaringan baru,
dan jaringan khusus IoT. Jaringan ini tidak lagi terikat hanya dengan penyedia utamanya
saja. Jaringannya tidak harus berskala besar dan mahal, bisa tersedia pada skala yang
jauh lebih kecil dan lebih murah. IoT bisa menciptakan jaringan kecil di antara perangkat
sistem.
• Sensor merupakan pembeda yang membuat IoT unik dibanding mesin canggih lainnya.
Sensor ini mampu mendefinisikan instrumen, yang mengubah IoT dari jaringan standar
dan cenderung pasif dalam perangkat, sehingga menjadi suatu sistem aktif yang dapat
diintegrasikan ke dunia nyata dalam kehidupan seharihari.
• Keterlibatan Aktif (Active Engagement), IoT mengenalkan paradigma yang baru bagi
konten aktif, produk, maupun keterlibatan layanan.
• Perangkat Berukuran Kecil. IoT memanfaatkan perangkat-perangkat kecil yang dibuat
khusus agar menghasilkan ketepatan, skalabilitas, dan fleksibilitas yang baik.
• Pertanian
Beberapa diantaranya seperti mengumpulkan data soal suhu, curah hujan,
kelembaban, kecepatan angin, serangan hama, dan muatan tanah. Data-data
tersebut bisa dipakai untuk mengotomatisasi teknik pertanian dan dapat dipakai
untuk mengambil keputusan (decision making) berdasarkan informasi yang
diperoleh sehingga dapat meningkatkan kualitas dan kuantitas, meminimalkan
risiko dan limbah, serta mengurangi upaya yang diperlukan dalam mengelola
tanaman. Sebagai contoh, petani sekarang sudah bisa memantau suhu dan
kelembaban tanah dari jauh, dan bahkan menerapkan data yang diperoleh IoT
untuk program pemupukan yang lebih merata.
• Energi
Sejumlah perangkat yang memakan energi besar saat ini sudah bisa terintegrasi
dengan konektivitas internet yang memungkinkan mesin-mesin maupun jaringan
untuk berkomunikasi dalam menyeimbangkan pembangkitan listrik serta
penggunaan energi yang lebih hemat dan efektif. Perangkat ini juga bisa
memungkinkan akses remote control dari pengguna. Selain itu, bisa juga
mengaktifkan fungsi semacam penjadwalan (misalnya untuk
menyalakan/mematikan mesin pemanas, mengendalikan oven, mengubah kondisi
pencahayaan dari terang menjadi redup hingga ke gelap, dan lain sebagainya).
• Lingkungan
Aplikasi pemantauan lingkungan dari IoT biasanya menggunakan sensor dalam
membantu terwujudnya perlindungan lingkungan. Contoh penerapannya seperti
pemantauan kualitas udara atau air, kondisi atmosfer atau tanah, dan dapat
mencakup pemantauan terhadap satwa liar dan habitatnya. IoT juga dimanfaatkan
dalam penanggulangan bencana seperti sistem peringatan dini Tsunami atau
gempa bumi. Perangkat IoT dalam hal ini memiliki jangkauan geografis yang
sangat luas serta mampu bergerak.
• Otomatisasi Rumah.
Perangkat IoT dimanfaatkan untuk memantau dan mengontrol sistem mekanis
dan elektronik yang digunakan pada berbagai jenis bangunan, seperti industri atau
perumahan. Selain itu juga dapat mengontrol penggunaan energi secara real-time
dalam mengurangi konsumsi energi. Perangkat IoT dapat terintegrasi menjadi
sistem rumah pintar. Contoh penerapannya seperti: lampu menyala secara
otomatis ketika malam hari, kemudian lampu akan mati secara otomatis pada saat
jadwal tidur. Pagi hari, taman Anda akan disiram air oleh mesin penyiram
otomatis. Begitu juga dengan kulkas Anda yang bisa memesan stok makanan
sendiri ketika habis.
• Transportasi
Penerapan IoT dapat membantu manusia dalam berkomunikasi, mengontrol, dan
pemrosesan informasi pada berbagai aspek sistem transportasi. Interaksi dinamis
yang terjadi antara komponen-komponen itu berasal dari sebuah sistem
transportasi. Sistem tersebut memungkinkan komunikasi antara kendaraan
dengan kontrol lalu lintas yang lebih efektif, parkir yang lebih cerdas, manajemen
logistik dan armada, kontrol kendaraan, dan juga terkait faktor keselamatan
maupun bantuan di jalan raya.
• Pendidikan
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi memiliki dampak yang
sangat besar dalam berbagai sisi kehidupan. Demikian pula di bidang pendidikan
diantaranya untuk menyampaikan materi pembelajaran dengan system online
learning, e-learning ataupun web based learning. Pemanfaatan teknologi
informasi dan komunikasi ini akan membawa perubahan yang sangat berarti baik
dalam hal sistem pembelajaran yang akan dikembangkan, materi pembelajaran
yang akan disampaikan, bagaimana proses pembelajaran akan dilakukan,
hambatan-hambatan yang akan dihadapi baik oleh pembelajar, pengajar,
penyelenggara pendidikan, masalah jaringan atau media akses yang menjadi
jembatan antara sumber belajar dan pihak-pihak yang terlibat dalam proses
pembelajaran. Learning management system (LMS) merupakan salah satu
penerapan IoT dibidang pendidikan.
• Commercial Course
Model ini merupakan kursus-kursus yang biasa dilakukan dengan tatap muka,
hanya saja medianya melalui internet atau web. Proses-proses seperti registrasi,
test dan otorisasi harus dilalui terlebih dahulu, sebelum dapat mengakses materi
pembelajaran yang disediakan. Sebagaimana kursus konvensional (tatap muka),
semua proses yang ada ditransformasikan ke dalam web. Mulai dari proses
registrasi, pengambilan mata pelajaran, dan evaluasi. Sebelum kursus dimulai,
pembelajar harus terlebih dulu membayar biaya kursusnya. Bahkan beberapa
situs web melengkapinya dengan Virtual Library.
• Learning Portal
Model yang keempat ini seperti portal-portal umumnya yang sedang
berkembang saat ini, terutama pada subyek pendidikan dalam hal ini distance
learning. Portal ini dapat berupa gerbang ke suatu kursus, materi atau situs-situs
web mengenai distance learning lainnya. Seperti web-web portal lainnya,
distance learning portal merupakan suatu web yang berfungsi sebagai gerbang
menuju informasi-informasi lain yang dititikberatkan pada Learning, education,
learningtechnology, dan informasi yang berkaitan dengan belajar. Learning
portal ini ada bermacam-macam. Ada yang khusus menyediakan kursus-kursus
yang gratis, dan juga yang sekedar menyediakan link-link ke informasi
pendidikan yang lain.
Aspek utama pembangun smart city menurut Frost dan Sullivan, yaitu smart
governance, smart environment, smart people, smart mobility, smart economy dan
smart living. Tujuan dari smart city itu sendiri adalah untuk membentuk suatu kota yang
nyaman, aman, serta memperkuat daya saing dalam perekonomian.
• Smart governance
Kunci utama keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan adalah Good
Governance, yang mana good governance dapat diwujudkan dengan menerapkan
aspek smart governance. Good governance merupakan paradigma, sistem dan
proses penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan yang mengindahkan
prinsip-prinsip supremasi hukum, kemanusiaan, keadilan, demokrasi, partisipasi,
transparansi, profesionalitas, dan akuntabilitas ditambah dengan komitmen
terhadap tegaknya nilai dan prinsip desentralisasi, daya guna, hasil guna,
pemerintahan yang bersih, bertanggung jawab dan berdaya saing.
Sebagai salah satu agen terpenting Smart City, pemerintah harus dapat
memfasilitasi perubahan, dan perkembangan social dengan baik. Misalnya, lewat
regulasi ekonomi strategis yang dibuat untuk mendorong perkembangan UKM &
industri kreatif, atau dengan regulasi denda elektronik dengan memanfaatkan
teknologi untuk mengurangi campur tangan oknum yang tidak bertanggung
jawab. Hasilnya, kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah serta transparansi
akan tercipta. Apalagi, setelah populernya system Blockchain, transparansi
transaksi akan bisa dilacak oleh masyarakat dengan mudah.
Smart governance sebagai salah satu indikator penting bagi kota pintar
mengharuskan adanya beberapa aspek penting dalam pemerintahan. Tiga aspek
utama dalam smart governance adalah penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi dalam pemerintahan, mewujudkan transparansi dan keterbukaan
data, serta merumuskan kebijakan sesuai dengan kebutuhan warga. Contoh
penerapan smart governance adalah telah diterapkannya sistem E-Samsat,
EBudgeting dan E-KTP diseluruh kota yang ada di Indonesia.
• Smart environment
Smart Environment merupakan wujud pengelolaan lingkungan yang pintar
dengan memperhatikan lingkungan hidup dalam pembangunan kota yang sama
besarnya dengan perhatian yang diberikan terhadap pembangunan infrastruktur
fisik maupun pembangunan bagi sarana dan prasarana bagi warga. Ide dasarnya
untuk mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan dengan menjadikan elemen
teknologi sebagai elemen pendorongnya.
• Smart people
Konsep untuk menciptakan masyarakat yang cerdas melalui pemanfaatan
kemajuan ICT. Untuk membangun kota yang cerdas, maka dibutuhkan pula
masyarakat yang cerdas, maka dari itu konsep ini juga menjadi salah satu konsep
terpenting dalam SmartCity. Aspek Smart People (masyarakat yang pintar) dapat
diwujudkan dengan mengoptimalkan potensi tingkat pendidikan warganya yang
cukup tinggi dan juga keberadaan komunitas-komunitas kreatif yang terbukti
dapat berperan positif terhadap pembangunan suatu kota.
• Smart economy
Mendorong berkembangnya ekonomi melalui industri kreatif pada bidang digital,
merupakan contoh dari pengembangan Smart Economy. Dengan memanfaatkan
teknologi digital, banyak peluang usaha baru yang muncul dan tak jarang yang
menghasilkan solusi efektif untuk suatu masalah perkotaan. Namun, solusi tidak
berhenti pada industri kreatif saja. Keseluruhan iklim bisnis juga perlu
diperhatikan. Pada intinya, bagaimana cara pemerintah dan masyarakat bekerja
sama untuk menarik investor, dan meningkatkan daya tarik kota. Akhirnya, akan
membuka lapangan kerja baru, percepatan pertumbuhan ekonomi, dan
keuntungan ekonomi lainnya.
Smart economy juga disebut sebagai konsep kualitas yang menghasilkan suatu
inovasi dan mampu menghadapi persaingan. Semakin tinggi inovasi-inovasi baru
yang ditingkatkan, maka akan menambah peluang usaha baru dan meningkatkan
persaingan pasar usaha atau modal. Smart Economy, juga diartikan sebuah kota
cerdas yang memiliki tingkat perekonomian yang baik, pemanfaatan sumber daya
atau potensi alam yang dimiliki oleh kota secara efisien dan efektif. Pertumbuhan
ekonomi merupakan salah satu indikator untuk mengukur tingkat pembangunan
di suatu daerah pada periode waktu tertentu sehingga dapat meningkatkan
pendapatan dan kesejahteraan masyarakat secara umum.
Contoh penerapan smart economy, salah satunya di kota Jakarta telah di terapkan
program bernama JAKmikro, program ini merupakan digitalisasi Usaha Mikro
Kecil dan Menengah (UMKM). JAKmikro merupakan salah satu cara yang
ditempuh pemerintah untuk memfasilitasi para pengusaha di Jakarta dengan
memberikan pembinaan khusus bagi para pedagang dan pelaku UMKM.
• Smart living
Smart living yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup masyarakat menjadi
indikator selanjutnya. Memberikan fasilitas berupa informasi tentang kesehatan,
mengembangkan kurikulum melek digital, dan membangun fasilitas ramah
difabel merupakan beberapa cara untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Misalnya, dengan melek digital, masyarakat dapat mengurangi penyebaran berita
bohong atau Hoax yang marak terjadi di Indonesia. Dengan berkurangnya
informasi bohong, masyarakat akan diuntungkan dengan informasi yang valid dan
benar adanya. Contohnya informasi tentang bencana alam. Jika masyarakat melek
digital, mereka dapat mengakses situs institusi terkait bencana seperti BMKG.
Mereka dapat mengetahui status bencana dari sumber yang terpercaya.
Referensi :
Anggriawan, F. S. (2009) ‘Pengembangan Learning Management System ( Lms )
Sebagai Media Pembelajaran Untuk Sekolah Menengah’, Jurnal Kependidikan:
Penelitian Inovasi Pembelajaran, (ellis), pp. 1–10.
Hasibuan, A. and Sulaiman, oris krianto (2019) ‘Smart City , Konsep Kota Cerdas
Sebagai Alternatif Penyelesaian Masalah Perkotaan Kabupaten / Kota ’, Buletinutama
Teknik, 14(2), pp. 127–135.
Wilianto, W. and Kurniawan, A. (2018) ‘Sejarah, Cara Kerja Dan Manfaat Internet of
Things’, Matrix : Jurnal Manajemen Teknologi dan Informatika, 8(2), p. 36. doi:
10.31940/matrix.v8i2.818.