Anda di halaman 1dari 6

TUGAS 2

[ARTIKEL – IoT]

MATA KULIAH :

PENGANTAR TEKNOLOGI INFORMSASI

DOSEN :

Dr Heni Jusuf, S.Kom., M.Kom

Oleh :

YULIANA WAHYU MAHANDINI

200201010077

PROGRAM STUDI MANAJEMEN (MJ-101)

UNIVERSITAS SIBER ASIA

2022
INTERNET OF THINGS (IoT) : SMARTPHONE AND SMART
FARMING FOR SMART PEOPLE
Yuliana Wahyu Mahandini – Universitas Siber Asia

Sumber gambar : https://www.anakteknik.co.id/live-training/sistem-internet-of-things-iot-arsitektur-algoritma-


and-metodologi

Masih dalam konteks teknologi informasi. IoT atau Internet of Things akan menjadi topik
pembahasan kita kali ini. Kanca sinauria pasti tidak asing lagi dengan IoT bukan? Selain
Artificial Inteligence adanya Internet of Things menjadi penanda bahwa sistem teknologi
tidak pernah berhenti membuat trobosan yang berguna dalam membantu dan mempermudah
pekerjaan manusia.

Internet of Things (IoT) adalah jaringan objek fisik atau hal-hal tertanam dalam elektronik,
perangkat lunak, sensor, dan konektivitas yang memungkinkannya untuk mencapai nilai yang
lebih besar dengan cara bertukar data dengan produsen, operator, dan atau perangkat lain
yang terhubung. IoT merupakan struktur dimana objek memiliki identifikasi eksklusif dan
kemampuan untuk memindahkan data melalui jaringan tanpa perlu hubungan dua arah antara
manusia ke manusia. Pada dasarnya IoT adalah bentuk dari integrasi internet ke dalam benda-
benda yang kita gunakan dalam kehidupan sehari-hari. Seperti ponsel, lampu, kursi, lemari es
dan peralatan lainnya. Tujuan Internet of Things (IoT) adalah mengoptimalkan kehidupan
berdasarkan sensor cerdas dan peralatan pintar yang bekerja sama melalui jaringan internet.
Sungguh perkembangan keilmuan yang sangat menjanjikan bagi umat manusia.
Pada tahun 1999 Co-founder Auto ID yang bernama Kevin Ashton dalam presentasinya di
Procter & Gamble (P&G) mengenalkan Internet of Things dengan menghubungkan ide baru
RFID di rantai pasokan P&G ke topik internet yang saat itu sedang hangat-hangatnya. Lebih
dari sekedar cara untuk mendapatkan perhatian eksklusif. “Fakta bahwa saya mungkin orang
pertama yang mengatakan Internet of Things tidak memberi saya hak untuk mengontrol
bagaimana orang lain menggunakan frasa tersebut. Tetapi yang saya maksudkan, adalah ini :
Saat ini computer-dan, oleh karena itu, Internet-hampir sepenuhnya bergantung pada manusia
untuk mendapatkan informasi. Sepuluh tahun kemudian, kami telah membuat banyak
kemajuan, tetapi kami dikomunitas RFID perlu memahami apa yang sangat penting tentang
apa yang dilakukan teknologi kami, dan terus mengadvokasinya. Ini bukan hanya “kode
batang pada steroid” atau cara untuk mempercepat jalan tol, dan kita tidak boleh membiarkan
visi kita menyusut ke skala itu. Internet of Things memiliki potensi untuk mengubah dunia,
seperti halnya Internet. Mungkin bahkan lebih.” [Kevin Ashton, 1999]

Tanpa kita sadari, sebenarnya kita sudah mengenal beberapa contoh IoT yang menempel
pada perangkat-perangkat yang ada di lingkungan kita seperti IoT sensor, IoT Data Analytics,
IoT tracking and monitoring system, smart barcode reader dan masih banyak lagi. Kemajuan
yang dimaksud oleh Kevin Ashton telah berhasil mengubah dunia.

Smartphone Dalam Genggaman Setiap Orang

Siapa yang tidak suka bermain smartphone? IoT juga banyak menempel di perangkat yang
satu ini. Ponsel pintar dengan fitur system operasi seluler yang luas, perangkat lunak yang
luas, internet, dan fungsi multimedia yang lengkap ini membuat penggunanya betah
memainkan sepanjang hari. Smartphone berisi sejumlah chip sirkuit integrasi IC logam
oksida semikonduktor (MOS), termasuk berbagai sensor yang dapat dimanfaatkan oleh
perangkat lunak dan dukungan protocol komunikasi nirkabel seperti Bluetooth dan wifi.
Sistem operasi yang paling populer digunakan ada iOS dan Android. Smartphone telah
memberikan kita manfaat yang besar di berbagai bidang dalam kehidupan. Benda tersebut
menyediakan informasi yang kita butuhkan, memberikan kita hiburan melalui musik dan
tontonan, dan hal-hal menarik lainnya selagi terhubung dengan internet. Layaknya remote
kontrol, saat ini kita bisa mengatur peralatan yang ada di rumah dari mana saja dan kapan
saja. Mulai dari mematikan AC, menyalakan lampu, menurunkan suhu lemari es, memantau
CCTV, mengatur jam tangan hingga mengunci pintu bisa kita kendalikan melalui
smartphone. Dalam konsep ‘Smart House’ peralatan rumah kita akan banyak terpasang
sensor yang akan dihubungkan oleh internet menuju smartphone kita. Sensor tersebut
berguna untuk mengumpulkan data peralatan yang ada di rumah untuk kemudian
diinformasikan kepada kita. Tentu hal itu akan membuat kita merasa lebih aman dan tenang
ketika kita sedang bepergian.

Sumber video : https://youtu.be/-Fwc3dwbM3w

Transformasi Pertanian Cerdas di Masa Depan Dengan Smart Farming

Dalam beberapa aplikasi game yang tersedia di playstore dan appstore sering kita jumpai
game yang berkonsep pertanian, perkebunan, peternakan hingga tata kota. Tidak menutup
kemungkinan dalam beberapa tahun kedepan kita akan benar-benar mengendalikan hal
tersebut dalam sebuah layar smartphone. Internet of Things (IoT) telah membuktikan dengan
adanya penerapan teknologi di industry agrikultur yang disebut Precision Agriculture atau
dalam bahasa kekinian disebut Smart Farming. Smart farming memanfaatkan teknologi
mulai dari big data, machine learning dan Internet of Things (IoT) demi meningkatkan
kualitas maupun kuantitas produksi dalam industri agrikultur. Berikut penerapan IoT pada
smart farming :

1. Prediksi Hasil Panen


Penggunaan model matematika untuk menganalisa data hasil panen sebelumnya,
cuaca, kandungan kimiawi, kondisi daun, dan biomassa, seorang petani dapat
memprediksi hasil pertanian. Peran machine learning dapat dilibatkan disini dalam
pencarian insight maupun pengambilan keputusan.
2. Manajemen Resiko
Sekarang giliran para petani yang diuntungkan dari manajemen resiko. Petani dapat
menggunakan big data untuk mengetahui seberapa besar resiko gagal panen di musim
tertentu.
3. Keamanan Pangan dan Mencegah Hama
Para petani dapat memonitor pengumpulan data seperti kelembaban udara, temperatur
dan kadar keasaman tanah melalui wireless CCTV dengan solar panel di lahan
pertaniannya. Contoh lain ada Open Sprinkle yaitu alat yang dapat menyiram
tanaman secara otomatis berdasarkan jadwal juga berdasarkan kelembapan tanah dari
tanaman tersebut, sehingga penggunaan air pun lebih efisien.

Indonesia sebagai negara agraris seharusnya sangat terbantu dengan adanya smart farming.
Dengan jumlah penduduk yang besar Indonesia tentu diharapkan tidak mengalami krisis
pangan. Petani di zaman smart, kini tidak lagi cemas pada hama yang akan menyerang
ladangnya atau resiko gagal panen. Cukup duduk santai sembari memantau layar smartphone
dan menunggu waktu panen tiba.

Kesimpulan yang dapat kita ambil dari artikel ini adalah belajar. Di zaman yang serba smart,
hendaknya kita juga menjadi ‘Smart People’ dengan tidak menutup diri dari perkembangan
teknologi yang dapat memberikan kita segudang kemudahan apabila kita bisa
menggunakannya.

Sekian. Sampai jumpa di artikel selanjutnya.

Semoga bermanfaat. Terima kasih

Sumber Referensi :

LMS UNSIA

Kevin Ashton. 2009. That ‘Internet of Things’ Thing . RFID Journal. Halaman 1 dari 1.

http://www.rfidjournal.com/article/print/4986

https://id.wikipedia.org/wiki/Ponsel_cerdas
IOT Solutions World Congress. 2020. IOT Transforming The Future Of Agriculture.
https://www.iotsworldcongress.com/iot-transforming-the-future-of-agriculture/ (di akses pada
tanggal 06-01-2022).

https://inixindojogja.co.id/smart-farming-industri-agrikultur-di-masa-depan/

Bukti Publikasi :

Link : https://sinauria.blogspot.com/2022/01/internet-of-things-iot-smartphone-and.html

Anda mungkin juga menyukai