(Tiga murid, Andi, Budi, dan Cici, sedang duduk di kantin sambil membicarakan persiapan perpisahan.) Andi: Saya tidak percaya bahwa kita akan segera lulus. Saya merasa baru kemarin kita pertama kali masuk ke SMA ini. Budi: Ya, benar. Tapi, kita harus bersiap-siap untuk perpisahan. Kita harus membuat acara perpisahan yang berkesan. Cici: Aku setuju. Bagaimana jika kita membuat sebuah drama perpisahan? Andi: Ide bagus, tapi tentang apa ceritanya? Cici: Tentang tiga sahabat yang harus berpisah karena studi dan pekerjaan yang berbeda. Budi: Bagus sekali! Siapa yang akan menuliskan naskah drama ini? Cici: Saya akan mencobanya. Saya akan menuliskannya malam ini dan membawanya besok. Babak 2: Drama Perpisahan (Drama dimulai dengan tiga sahabat yang sedang duduk di taman.) Andi: Saya tidak percaya bahwa kita harus berpisah. Kita sudah melewati begitu banyak hal bersama- sama. Budi: Ya, tapi kita harus melanjutkan hidup kita masing-masing. Cici: (menangis) Aku akan merindukan kalian berdua. Kita sudah bersama sejak kita masih kecil. Andi: Jangan khawatir. Kita akan tetap bersahabat, meskipun kita harus berpisah. Budi: Kita selalu dapat menghubungi satu sama lain dan mengadakan pertemuan. Cici: (bersiap-siap untuk pergi) Saya harus pergi sekarang. (mengelus pipinya) Sampai jumpa, teman- teman. (Drama berakhir dengan tiga sahabat yang berpelukan.) Babak 3: Setelah Perpisahan (Drama berakhir dengan tiga sahabat yang sudah lulus dan sudah memulai hidup mereka masing- masing.) Andi: (menelepon Budi) Hai, sudah lama sekali tidak bicara denganmu. Bagaimana kabarmu? Budi: Kabarku baik-baik saja. Bagaimana denganmu? Andi: Aku juga baik-baik saja. Bagaimana dengan Cici? Budi: Cici sudah menikah dan tinggal di luar negeri. Dia sudah tidak tinggal di Indonesia lagi. Andi: Benarkah? Aku tidak tahu itu. Apa kau punya nomor teleponnya?