Anda di halaman 1dari 2

Judul: Cerita sedih dari Dodit

Tokoh:

1. Arif
2. Nina
3. Susi
4. Riski
5. Dodit
6. Pak Adit

Semua kejadian pasti ada penjelasannya, dan semua orang ada masalah tentang hidupnya masing-
masing. Namun terkadang, tidak semua orang menerima alas an yang kita berikan dan hanya melihat
dari sisi lain. Ketika itu suasana kelas mendadak sepi setelah pak Adit datang dan mengucapkan
salam.

Pak Adit: Assalamualaikum anak-anak. Apakah kalian menyiapkan cerita yang menarik untuk di
ceritakan?

Semua anak: sudah pak

Dodit: pak, bagaimana jika saya menceritakan tentang diri ku sendiri?

Pak Adit: tidak masalah, asalkan ceritanya menarik dan bisa menyentuh banyak orang. Kali ini cerita
kalian akan bapak filter. Jika ada yang bagus akan bapak kirim ke penerbitan koran.

Arif: pasti kita buat yang terbaik untuk tugas ini pak

Pak dodit: bapak tinggal karna ada rapat di kantor. Kaian bisa selesaikan dan berbagi cerita kepada
teman. Tolong jangan ribut.

Nina: siap pak

Susi: kantin aja yuk nin?

Nina: kita tidak boleh kekantin, nanti ada guru yang mergokin kita

Riski: dodit, boleh aku baca ceritamu? Sepertinya menarik

Dodit: sebenarnya aku agak malu, ini adalah cerita sedih

Afit: ohya? Aku tau itu, aku tidak tahu kehidupan mu karna kita tidak terlalu dekat.

Dodit: kita kumpul saja disini ceritanya. (semua mengumpulkan dimeja guru)

Arif: saya bawa ke kantor tugasnya

Keesokan harinya pak adit kembali dengan membawa tugas dengan perasaan bangga.

Pak adit: assalamualaikum anak-anak. Senang bertemu kalian kembali. Bapak ada kabar baik untuk
kalian semua.

Susi: kabar apa pak, kami tidak sabra

Pak adit: karangan dodit di terima, dan akan di post minggu ini di media cetak koran.

Dodit: wah benarkah?

Riski: aku jadi penasaran apa ceritanya.

Nina: please, ceritakan kepada kami


Arif: sudah cerita saja dit, kita siap mendengarkan.

Pak Adit: dodit! Silahkan ceritakan karangan kamu ke depan

Dodit: iya pak (maju kedepan). Aku tidak bisa menceritakan sedetail di buku. Aku akan menceritakan
secara singkatnya

Susi: tidak masalah dit

Dodit: pada saat umurku 5 tahun aku adalah anak laki-laki yang ceria. Namun saat itu aku berubah
menjadi seorang yang pendiam. Kami pulang dari tempat nenek mengalami kecelakaan yang parah.
Mengakibatkan bapak meninggal dunia saat itu. Harapan ku hanyalah ibu ku yang sudah 1 minggu
koma di rumah sakit tanpa sadarkan diri. Aku terus berdoa agar ibu ku sadar. Namun keesokan
harinya ibu ku pun meninggalkan ku juga. Untuk anak yang umur 5 tahun aku tidak tahu apa-apa.
Kemudian aku di asuh oleh bibi ku. Aku di besarkan oleh ibu ku dengan sangat baik. Namun, bibi ku
bukan orang berada, sehingga aku harus mencari uang untuk kehidupan ku sekolah. Aku bekerja
untuk biaya sekolah ku setiap harinya. Dan aku sering tertidur di kelas karna kecapek an. Aku tidak
bisa menceritakan lebih karna akan membuat ku sedih

Susi: wah, kamu hebat masih bisa bertahan sejauh ini

Dodit: senarnya aku hampir tidak kuat, namun aku harus terus berusaha

Pak Adit: bapak baru tahu bahwa kamu yatim piatu nak, kamu banyak rahmat dari yang maha kuasa

Dodit: amin, terima kasih pak

Arif: seharusnya aku bersyukur masih mempunyai keluarga yang lengkap

Nina: aku sangat tersentuh mendengar cerita dodit. Ibu ku juga sudah tidak ada. Aku tinggal berdua
dengan ayah. Kemudian ayah juga jarang pulang (mulai menangis)

Susi: (mengelus kepala nina). Jangan sedih

Pak Adit: terima kasih dodit silahkan duduk. Beri tepuk tangan untuk dodit

Arif: wah dodit keren! (sambal mengacungkan jempol)

Kring kring bel pun berbunyi bertanda sudah istrahat

Pak Adit: karna sudah bel, silahkan beristrahat. Untuk dodit ikut bapak ke kantor sebentar

Dari kisah dodit kita bisa mengambil pelajaran bahwa hidup akan terus berjalan ketika kita dalam
kesulitan dan pasti badai akan berlalu. Tidak banyak orang yang seberuntung kita dengan kedua
orang tua yang utuh. Dodit adalah salah satu anak yang kuat.

Anda mungkin juga menyukai