Anda di halaman 1dari 68

PC 02003-20

Oleh: Dewi Kusumaningsih, S.S., M.Hum

PENERBIT POHON CAHAYA (Anggota IKAPI)


Jl. S.O. 1 Maret (Jl. Bantul) No. 55-57
Yogyakarta 55142
Telp.: (0274) 381063
E-mail: pohoncahaya@pohoncahaya.com
Website: www.pohoncahaya.com

Cetakan ke-1 : Januari 2020

Perancang Sampul : Sigit Supradah


Penata Letak : Bimo Setyoseno

66 hlm.; 15×23 cm
ISBN: 978-602-4911-55-3

Hak cipta dilindungi Undang-Undang.


Dilarang mengu p dan mempublikasikan
sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin dari Penerbit

Dicetak oleh:
PERCETAKAN POHON CAHAYA
Prakata

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah


ķeliķpahkan rahķatȢ tauƥkȢ dan hidayahȺgya sehingga penulisan
buku berdasarkan hasil penulisan ini berhasil dengan lancar. Sudah
menjadi tanggung jawab dan kewajiban sebagai pendidik mampu
meningkatkan keterampilan mahasiswaȺmahasiswanya untuk menȺ
dapatkan skill yang dapat digunakan dalam menghadapi dunia
kerja. Penyelesaian studi mahasiswa sehingga mendapatkan gelar
Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra JndonesiaȢ ¥niƐersitas ½eteran Bangun gusantara SukoharjoȢ
selayaknya juga didampingi dengan kompetensi keterampilan yang
mumpuni agar dapat bersaing dengan lulusan dari perguruan tinggi
yang lain secara nasional maupun internasional.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih kepada
pihakȺpihak yang telah membantu sehingga penulisan buku dengan
judul Panduan Pembelajaran Kepenyiaran Radio dapat selesai.
Ucapan terimakasih disampaikan kepada:
Pimpinan Univet Bantara terutama wakil rektor bidang akademik
yang sudah memfasilitasi pembuatan monograf ini dari awal sampai
terbit
Ibu Dra. Titik Sudiatmi, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas ½eteran Bangun gusantara
Sukoharjo, yang dengan penuh kesabaran memberikan saran untuk
penulisan dan motivasi bagi kelancaran karir saya di program PBSI
khususnya dan Univet Bantara umumnya.

3
Semua dosen dan karyawan Universitas Veteran Bangun
gusantara Sukoharjo. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia Universitas Veteran Bangun gusantara
Sukoharjo
Semoga monograf hasil penulisan ini dapat bermanfaat bagi
kemajuan pendidikan dan pembaca pada umumnya.

Sukoharjo, 17 Maret 2019

Penulis

4
Daftar Isi

Prakata ............................................................................................................ 3
Daftar Isi ........................................................................................................ 5
BAB 1 Pendahuluan..................................................................................... 7
A. Latar Belakang ........................................................................................ 8
B. Perumusan Penulisan .......................................................................... 11
C. Tujuan Penulisan .................................................................................... 11
D. Urgensi Penulisan .................................................................................. 11
BAB 2 Model Pembelajaran Kepenyiaran Radio ............................. 13
A. Model Pembelajaran ............................................................................ 13
B. Kompetensi Kognitif dan Komunikasi........................................... 14
C. Pembelajaran Kepenyiaran............................................................... 16
BAB 3 Metode Penulisan.......................................................................... 21
A. Desain Penulisan.................................................................................... 21
B. Alur Penulisan .......................................................................................... 21
C. Prosedur Penulisan ............................................................................... 21
D. Tahap Eksplorasi .................................................................................... 22
1. Sumber Data ..................................................................................... 22
2. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 22
3. Tempat dan Waktu Penulisan ................................................... 23
4. Output Penulisan............................................................................. 23
E. Tahap Pengembangan Model........................................................... 23
F. Mekanisme Penulisan ........................................................................... 23
G. Tahap Pengujian Model ...................................................................... 24
1. Uji Coba Terbatas ........................................................................... 24
2. Uji Coba Luas.................................................................................... 25
BAB 4 Perkembangan Kepenyiaran Radio ........................................ 27
A. Radio ............................................................................................................ 27
B. Perkembangan Radio ........................................................................... 31
1. Radio Analog ...................................................................................... 32
a. Radio AM (Amplitude Modulation) ............................... 32
b. Radio FM (Frequency Modulation) ............................... 33
2. Radio Digital ..................................................................................... 34
3. Radio Internet .................................................................................. 35
C. Softskill ....................................................................................................... 44
5
BAB 5 Model Pembelajaran Kepenyiaran Radio ............................. 49
A. Pengembangan model pembelajaran radio
secara analog dan streaming ........................................................ 50
B. Melatih softskill mahasiswa melalui
pembelajaran kepenyiaran radio dengan
model analog dan streaming .......................................................... 52
C. Membuat Hotlock Siaran.................................................................... 54
BAB 6 Penutup ............................................................................................. 59
Daftar Pustaka ............................................................................................. 61
Glosarium ....................................................................................................... 63
Index ................................................................................................................ 65

6
BAB 1
Pendahuluan

Dunia persaingan ketenagakerjaan Indonesia bisa dipastikan


mengalami perubahan seiring berjalannya pasar bebas ASEAg.
Indonesia bersama dengan negaraȺnegara ASEAg sepakat untuk
membentuk kawasan terintegrasi menjadi satu bentuk kawasan
yang tunggal untuk keperluan meningkatkan ekonomi dan daya saing
ASEAg di mata dunia. Hal ini dikenal dengan konsep Masyarakat
Ekonomi Asean (MEA).
Persaingan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) semakin
ketat, untuk menghadapi hal tersebut. LulusanȺlulusan Perguruan
Tinggi (PT) tidak cukup hanya memahami konsep dari teori keilmuan
saja. Eksekusi dari konsep untuk dijadikan sebagai soft skill dari
mahasiswa ketika lulus dan dapat bersaing dengan tenaga kerja
yang lain dalam lingkup ASEAg bahkan internasional masih sangat
diperlukan.
Salah satu pengembangan kompetensi lulusan adalah
kompetensi public speaking. Kompetensi public speaking sudah tidak
asing lagi di kalangan masyarakat Indonesia. Banyak institusi baik
formal maupun nonȺformal yang mulai mengajarkan bagaimana
cara berbicara di depan banyak orang. Hal ini menunjukkan bahwa
masyarakat Indonesia pada khususnya sudah sadar akan pentingnya
pembelajaran public speaking. Pembelajaran public speaking ini dapat
digunakan dari berbagai macam bidang profesi yang dibutuhkan
dalam dunia kerja seperti Master Ceremony (MC), pengajaran,
motivator, kepenyiaran dan sebagainya. Salah satu pembelajaran
public speaking yang mengalami kemajuan setiap tahunnya adalah
dalam bidang kepenyiaran, baik kepenyiaran TV, kepenyiaran
7
Model Pembelajaran Kepenyiaran Radio

radio, bahkan perkembangan kepenyiaran digital. Paparan kali ini


akan membahas secara detail bidang kepenyiaran (broadcasting)
khususnya di bidang kepenyiaran radio diawali dengan kajian latar
belakang penulisan yang digagas oleh penulis yang selanjutnya
diuraikan mengenai perkembangan radio melalui streaming yang
dikenal dengan radio internet.

A. Latar Belakang
Pengembangan kurikulum perguruan tinggi berbasis Kerangka
Kurikulum gasional Indonesia (KKgI) pada suatu perguruan tinggi,
baik PTg mapun PTS merupakan salah satu solusi menciptakan lulusan
siap kerja. Penerapan KKgI dilakukan dengan menyusun programȺ
program untuk menyiapkan struktur yang berfungsi dan memberi
penguatan dalam proses pembelajaran di perguruan tinggi.
Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Universitas Veteran Bangun gusantara Sukoharjo (selanjutnya ditulis
Program Studi PBSI Univet Bantara) memiliki program mata kuliah
kepenyiaran dengan bobot 2 SKS. Mata kuliah ini dimunculkan sejak
5 tahun terakhir sebagai bagian dari hasil rekonstruksi kurikulum.
Mata kuliah ini sebagai salah satu mata kuliah keterampilan berkarya
di samping mata kuliah jurnalistik dan penyuntingan. Oleh karena
mata kuliah kepenyiaran merupakan mata kuliah terapan, maka
pembelajarannya harus berisi 40 % teori dan 60 % praktik. Akan
tetapi hasil pengamatan yang diperoleh penulis sejak 4 tahun
terakhir bahwa dosen kepenyiaran di Program Studi PBSI Univet
Bantara masih dosen umum program studi. Sedangkan di universitas
lain (penulis mencari informasi ke Universitas Muhammadiyah
Surakarta) sudah menggunakan tenaga profesional penyiar radio.
Sehingga kecakapan keterampilan mahasiswa PBSI Univet Bantara
dalam bidang kepenyiaran radio masih rendah dibandingkan dengan
mahasiswa program studi yang sama di universitas lain.

8
Penggunaan dan Perkembangan Radio Internet

Pelatihan mahasiswa (sebagai bagian dari praktik mata


kuliah) menjadi reporter yang sekaligus penyiar radio dan penyiar
yang sekaligus reporter radio (hasil dari kompetensi mata kuliah
kepenyiaran), mencakup 3 komponen yaitu (1) kemauan mahasiswa
untuk berlatih, (2) keinginan instruktur untuk memberikan praktik
kepenyiaran radio, dan (3) modul yang bisa dipakai untuk berlatih
sendiri sebagai penyiar secara lengkap. Bila ketiga komponen tersebut
ditujukan pada pengajaran kepenyiaran di PBSI, akan ditemui banyak
fakta kelemahan. Mengacu pada kurikulum perguruan tinggi yang
harus memenuhi standar KKgI, sudah seharusnya pembelajaran
mata kuliah keahlian diutamakan dengan model pembelajaran yang
inovatif dan bisa melatih soft skill mahasiswa. Kemampuan soft skill
adalah kemampuan kecakapan hidup baik dalam bidang kognitif
maupun keterampilan afektif dan psikomotor. Gambaran soft skill
dari mata kuliah kepenyiaran adalah pembuatan proƥl acara, naskah
siaran, rundown acara, hotclock siaran, dan pengoperasionalan
studio radio. Keterampilan soft skill seperti ini sangat diperlukan
sebagai upaya kesiapan lulusan perguruan tinggi yang siap kerja dan
bisa bersaing di tingkat regional sampai nasional, bahkan diharapkan
sampai internasional.
Berbagai model pengembangan pembelajaran yang inovatif
sudah sering dipakai dalam pembelajaran di Program Studi PBSI
Univet Bantara Sukoharjo. Mata kuliah kepenyiaran radio juga sudah
memakai inovasi model pembelajaran di antaranya outing class
ke studio radio kampus internal maupun eksternal kampus, dosen
membawa media radio penerima ke dalam kelas, maupun penggunaan
bukuȺbuku pendukung yang diambil dari jurusan ilmu komunikasi. Akan
tetapi, model pembelajaran radio dengan analog maupun streaming
radio belum pernah dipergunakan. Hal ini mengingat keterbatasan
sarana dan tenaga ahli tentang teknologi tersebut.

9
Model Pembelajaran Kepenyiaran Radio

Siaran radio analog adalah siaran radio dengan sinyal yang


ditransmisikan melalui gelombang data yang kontinyu baik melalui
modulasi amplitude (AM) maupun modulasi frekuensi (FM) (Sukiman,
2011: 170). Streaming radio atau sering juga disebut sebagai web
radio/net radio/dan e radio adalah layanan siaran radio yang
disebarluaskan melalui internet. Siaran di internet sering disebut
sebagai webcasting karena siaran tersebut tidak disiarkan melalui
media nirkabel. Pada akhir tahun 1990Ⱥan, radio internet juga
digunakan oleh radio tradisional (FM atau AM) untuk memancarluas
Ⱥkan siaran dan program mereka baik melalui situs mandiri maupun
situs sindikasi. Melalui streaming radio, penyiar yang sedang
melaksanakan siaran di studio dapat dihubungkan secara langsung
melalui gadget yang mempunyai jaringan internet. Keterampilan
melakukan siaran radio baik secara analog maupun streaming radio ini
masih jarang dimiliki oleh para mahasiswa Program Studi PBSI Univet
Bantara, bahkan bisa dikatakan belum ada yang mampu melakukanȺ
nya. Hal ini terjadi karena memang keahlian ini membutuhkan latihan
dari profesional.
Pengembangan model pembelajaran kepenyiaran radio mengȺ
gunakan sistem analog maupun streaming radio sebagai bagian
dari proses pembelajaran kepenyiaran radio masih layak dilakukan
mengingat sangat penting bagi para mahasiswa mempunyai
panduan teknis kepenyiaran radio sebagai petunjuk berlatih proses
menyiarkan siaran radio sebagai praktik keterampilan berbicara, baik
secara analog di studio maupun secara streaming. Munculnya radioȺ
radio baru merupakan salah satu indikasi adanya lahan ekonomi
yang besar di bidang broadcasting radio. Radio seperti barang
pribadi, pada zaman sekarang radio sudah dapat dinikmati melalui
handphone kemudian berkembang pesat melalui internet sebagai
streaming radio.

10
Penggunaan dan Perkembangan Radio Internet

B. Perumusan Penulisan
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, tulisan ini dapat
dirumuskan: Bagaimana model pembelajaran kepenyiaran radio
dengan memanfaatkan streaming radio sebagai upaya membentuk
soft skill bagi mahasiswa program studi PBSI Universitas Veteran
Bangun gusantara SukoharjoȨ

C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan ini mengkaji pentingnya pengembangan model
pembelajaran kepenyiaran radio sebagai sarana untuk memfasilitasi
kompetensi kognitif dan life skill bagi para mahasiswa. Informasi yang
diperoleh penulis dari Kepala Program Studi PBSI Universitas Veteran
Bangun gusantara bahwa pembelajaran kepenyiaran radio masih
menggunakan metode konvensional yaitu dengan metode ceramah,
membaca teks book, dan belum menggunakan tenaga profesional
penyiar radio. Hal ini menyebabkan kompetensi kognitif maupun
keterampilan soft skill para mahasiswa masih rendah.
Penulisan menghasilkan pengembangan model pembelajaran
kepenyiaran radio yang praktis dan efektif. Hasil tersebut diperoleh
melalui perancangan model dan pengembangan model. Perancangan
model melalui 4 tahap yaitu: (1) tahap pengkajian awal; (2) tahap
perancangan; (3) tahap realisasi (konstruksi), dan (4) tahap validasi/
revisi. Pengembangan model dilakukan melalui 3 tahap yaitu: (1)
tahap persiapan; (2) pelaksanaan uji coba luas, dan (3) analisis hasil
uji coba luas.

D. Urgensi Penulisan
Urgensi penulisan ini untuk membuka wawasan yang berkaitan
dengan model pembelajaran kepenyiaran radio melalui model
pembelajaran yang semula konvensional secara teoretis menjadi
model pembelajaran yang bersifat aktif, kreatif, dan berteknologi
sehingga kemampuan soft skill mahasiswa sesuai dengan standar
pendidikan KKgI. Strategi pembelajaran lebih dipentingkan proses

11
Model Pembelajaran Kepenyiaran Radio

dan hasil belajar. Hasil penulisan berupa model pembelajaran


yang berupa modul perkuliahan, buku mahasiswa, buku dosen,
disk kompilasi rekaman siaran radio dari para mahasiswa maupun
instruktur serta artikel ilmiah hasil penulisan. Penerapan teknologi
pembelajaran dari narasumber profesional dan praktik langsung
siaran radio yang mengiringi model pembelajaran kepenyiaran radio
mampu melatih soft skill para mahasiswa Program Studi PBSI.
Penulisan pada tahun pertama merupakan langkah perancangan
model. Langkah ini meliputi empat tahap yaitu (1) menjelaskan kondisi
pembelajaran kepenyiaran radio di Program Studi PBSI Universitas
Veteran Bangun gusantara Sukoharjo; (2) membuat draf model
pembelajaran kepenyiaran radio metode analog (konvensional); (3)
menguji secara terbatas model pembelajaran kepenyiaran radio
metode analog ke ahli komunikasi dan praktisi, dan (4) membuat draf
model pembelajaran streaming radio. Penulisan pada tahun kedua
merupakan langkah pengembangan model pembelajaran kepenyiaran
radio dengan streaming radio secara lengkap disertai ujicoba luas.

12
BAB 2
Model Pembelajaran Kepenyiaran Radio

A. Model Pembelajaran
Menurut Prawiradilaga (2009) bahwa istilah model dapat
diartikan sebagai tampilan graƥs, prosedur kerja yang teratur dan
sistematis, serta mengandung pemikiran bersifat uraian berikut
saran. Uraian atau penjelasan menunjukkan bahwa suatu model
desain pembelajaran menyajikan bagaimana suatu pembelajaran
dibangun atas dasar teoriȺteori seperti belajar, pembelajaran,
psikologi, komunikasi, dan sistem. Selanjutnya dikatakan bahwa
desain pembelajaran mengandung aspek bagaimana sebaiknya
pembelajaran diselenggarakan atau diciptakan melalui serangkaian
prosedur serta penciptaan lingkungan belajar serta kegiatanȺ
kegiatan yang perlu dilaksanakan untuk suatu proses belajar.
Model desain pembelajaran dipilih berdasarkan manfaat, cakupan
materi atau pengetahuan, tujuan pembelajaran, serta karakteristik
organisasi di mana pembelajaran terjadi. Lebih lanjut diuraikan
oleh Prawiradilaga (2009) bahwa keragaman desain pembelajaran
memunculkan pendekatan yang berbeda dari setiap modelnya.
Beberapa manfaat dari adanya khasanah model pembelajaran
yaitu: (1) memberikan kesempatan yang seluasȺluasnya bagi para
pengajar atau guru dalam memilih desain suatu PBM sesuai dengan
ilmu atau pengetahuan yang mereka bina; (2) terkait dengan materi
ajar, setiap materi ajar memerlukan suatu desain pembelajaran
yang khas dan khusus untuk materi ajar tersebut; (3) menimbulkan
inspirasi di antara pakar teknologi pendidikan untuk menciptakan
kembali modelȺmodel turunan lain dari desain pembelajaran, dan

13
Model Pembelajaran Kepenyiaran Radio

(4) membuka peluang untuk penulisan dan pengembangan dalam


bidang desain pembelajaran sehingga model desain pembelajaran
dapat diujicobakan dan diperbaiki.
Adapun komponen dasar model desain pembelajaran harus
mencakup unsur: (1) pembelajar; (2) tujuan pembelajaran; (3)
analisis pembelajaran; (4) strategi pembelajaran; (5) bahan ajar,
dan (6) penilaian belajar (2009). Pembelajaran kepenyiaran radio
memiliki tujuan yang jelas bagi mahasiswa yaitu mengupayakan
keterampilan untuk bekal penghidupan di masa yang akan datang.
Modal kompetensi yang dibutuhkan untuk dapat mengikuti proses
pembelajaran kepenyiaran radio adalah pelatihan yang berkelanjutan
untuk mengembangkan kompetensi kognitif dan komunikasi diri.

B. Kompetensi Kognitif dan Komunikasi


Kompetensi sebenarnya mengandung berbagai makna.
Maryumis (2008) merumuskan bahwa kompetensi berkisar pada
uraian mengenai tugas (task) dan hasil pekerjaan (job outputs)
serta berkaitan dengan perilaku keprofesian atau kinerja bekerja.
Lebih lanjut mereka menyimpulkan bahwa kompetensi merupakan
gabungan dari motif, traits, skills, dan seterusnya. Ada perbedaan
antara kompeten dengan kompetensi. Kompeten adalah kemampuan
berdasarkan tugas atau pekerjaan. Sedangkan kompetensi berkaitan
dengan perilaku. Sedangkan istilah kognisi atau kognitif berkaitan
dengan peristiwa mental yang terlibat dalam proses pengenalan
tentang dunia, yang sedikit banyak melibatkan pikiran atau berpikir.
Oleh karena itu secara umum kata kognisi bisa dianggap bersinonim
dengan kata berpikir atau pikiran (Chaer, 2009) Dari kedua istilah
tersebut akhirnya bisa disimpulkan bahwa kompetensi kognitif
adalah perilaku berpikir.
Pada Kurikulum 2013, kompetensi kognitif disebut juga
sebagai kompetensi pengetahuan, yang dalam penerapan dalam
pembelajaran kompetensi ini dimaksudkan sebagai kemampuan siswa
yang memiliki kemampuan faktual, konseptual, dan prosedural dalam
14
Penggunaan dan Perkembangan Radio Internet

ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya dengan wawasan


kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban terkait
fenomena dan kejadian yang tampak mata. PendekatanȺpendekatan
kognitif tentang belajar memusatkan pada proses perolehan konsepȺ
konsep dan sifat yang disajikan dalam struktur kognitif, serta
kecakapan berpikir tingkat rendah sampai tinggi (Iskandar Wassid
dan Sunendar, 2013 dan Kemendikbud, 2015a).
Selain kemampuan kompetensi kognitif dalam kepenyiaran radio
dibutuhkan kompetensi komunikasi yang mumpuni. Komunikasi pada
hakikatnya adalah penyampaian pesan dari seseorang penutur kepada
petutur. Dalam komunikasi yang riil kegiatan komunikasi (tindak tutur)
mencakup aktivitas penyandian, pengiriman pesan, pemahaman
sandi, merespon kembali (feeds back) sesuai dengan kondisi dan
situasi tuturan. Pemilihan sandi merupakan aktivitas yang utama
dalam komunikasi. Oleh karenanya, penutur harus mempertimbangkan
banyak hal dalam pemilihan sandi/kode/bahasa yang digunakan
dalam berkomunikasi. Kompetensi atau pengetahuan komunikasi
adalah kemampuan seseorang dalam aktivitas berkomunikasi.
Kemampuan komunikasi mengacu pada upaya dalam keberanian dan
keahlian berkomunikasi, diantaranya tidak raguȺragu mengemukakan
pikiran, perasaan, dan kehendak dengan bahasa yang benar. Untuk
bisa berkomunikasi yang baik, diperlukan kompetensi linguistik yang
memadai. Proses komunikasi berlangsung melalui tiga media: (1)
visual (nonverbal); (2) lisan (oral), dan (3) tulisan (written) (Tarigan,
2008b). Dapat diambil simpulan bahwa komunikasi adalah proses
penyampaian suatu pesanȺpesan berupa lambang atau simbol
yang mengandung arti oleh seseorang kepada orang lain untuk
memberitahukan atau mengubah sikap, pendapat, dan perilaku, baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Komunikasi merupakan alat utama yang digunakan dalam rangka
melakukan interaksi yang berkesinambungan untuk berbagai tujuan
menurut kepentingannya. Komunikasi bersifat fundamental karena
berbagai maksud dan tujuan yang ingin dicapai memerlukan adanya
15
Model Pembelajaran Kepenyiaran Radio

suatu pengungkapan atas dasarȺdasar tujuan tersebut, maka


komunikasi menjadi alat utama yang digunakan untuk menyampaikan
tujuanȺtujuan tersebut. Komunikasi didukung oleh adanya komponen
atau elemen komunikasi yang diantaranya adalah sumber, pesan,
media, penerima dan efek dari hasil komunikasi itu.
Kompetensi berkomunikasi dan kompetensi linguistik bersamaȺ
sama dapat membuat kemandirian manusia sebagai makhluk yang
berkembang sebagai makhluk yang wajar didengar pendapatnya
(Pateda. 1990). Keberanian berkomunikasi yang menggunakan
bahasa yang benar menimbulkan kepercayaan diri. Dasar kompetensi
komunikasi dan linguistik inilah yang diperlukan dalam mata kuliah
kepenyiaran radio. Kedua kompetensi ini memerlukan kecakapan
hidup atau soft skill.

C. Pembelajaran Kepenyiaran
Perkembangan media komunikasi sekarang yang disebutȺsebut
sebagai zaman Now telah memungkinkan orang di seluruh dunia untuk
dapat saling berkomunikasi. Hal ini dimungkinkan karena adanya
berbagai media yang dapat digunakan sebagai sarana penyampaian
pesan dan informasi. Salah satunya adalah media penyiaran yaitu
kepenyiaran radio merupakan salah satu bentuk media massa yang
eƥsien dalam mencapai audien dalam jumlah yang banyak. Media
penyiaran dapat diartikan sebagai organisasi yang menyebarluaskan
informasi yang berupa produk budaya atau pesan yang memengaruhi
dan mencerminkan budaya dalam masyarakat setempat (Morissan,
2008). Sedangkan penyiaran dapat dideƥnisikan sebagai kegiatan
pemancarluasan siaran melalui sarana pemancaran dan atau sarana
transmisi di darat, di laut atau di antariksa dengan menggunakan
spektrum frekuensi radio melalui udara, kabel, dan atau media
lainnya untuk dapat diterima secara serentak dan bersamaan oleh
masyarakat dengan perangkat penerima siaran (Mabruri, 2013)
Mata kuliah kepenyiaran adalah salah satu mata kuliah terapan
keterampilan berbahasa secara lengkap mulai menyimak, berbicara,
16
Penggunaan dan Perkembangan Radio Internet

membaca, dan menulis yang diajarkan di Program Studi PBSI. Mata


kuliah ini bertujuan untuk bisa melatih mahasiswa paham menyimak
siaran, terampil berbicara sebagai penyiar baik televisi maupun
radio, mampu membaca naskah siaran sesuai genre siaran, dan
mampu menulis naskah siaran. Kompetensi yang harus dicapai para
mahasiswa sangatlah lengkap. Pada kompetensi menyimak, para
mahasiswa diharapkan dapat mengenali berbagai jenis suara penyiar
sesuai jenis siaran yang dibawakan. Hal ini sangat memerlukan
latihan penyimakan yang telaten.
Sementara keterampilan berbicara menuntut para mahasiswa
mampu bersuara sebagai penyiar dalam membawakan berbagai
jenis siaran di radio. Berbicara sebagai penyiar sangat memerlukan
konsentrasi dan pemahaman terhadap berbagai gaya bicara sebagai
penyiar. Di samping itu, aksentuasi, intonasi, rima, irama, sampai
warna suara sangat memengaruhi kualitas suara seorang penyiar.
Jadi kebayang kan bagaimana soft skill penyiar dituntut bagus.
Kompetensi membaca sangat penting bagi seorang penyiar
radio dalam pembacaan naskah siaran, membaca instruksi siaran,
membaca perangkat siaran yang meliputi hot clock siaran, sampai
pada berbagai jenis naskah siaran. Hal ini menuntut kesiapan secara
linguistik maupun komunikatif. Adapun kompetensi menulis yang juga
diperlukan bagi seorang penyiar radio adalah kemampuan menulis
naskah siaran dari berbagai jenis siaran. Di antaranya naskah siaran
reportase, liputan, opini, ulasan, wawancara nara sumber, sampai
naskah berita resmi. Kepekaan linguistik dan pengalaman membaca
sangat membantu keberhasilan penyiar membuat naskah siarannya.
Hal lain yang diperlukan bagi seorang penyiar radio adalah
kemampuan dan pemahaman pembuatan persiapan siaran sampai
presentasi siaran. Persiapan siaran mulai dari merancang program
siaran, naskah siaran, latihan pernafasan, latihan membaca naskah,
dan latihan praktek siaran. Hal inilah yang dimaksud dengan
kemampuan soft skill seorang penyiar radio. Jika soft skill ini

17
Model Pembelajaran Kepenyiaran Radio

secara keseluruhan dapat diajarkan kepada para mahasiswa, maka


akan sangat membantu kemampuan keterampilan berbahasa dan
prakteknya secara lengkap dan berkualitas.
Selain soft skill dari komponen lunak yaitu software bahasa,
pemahaman berbagai macam alat audio siaran di studio juga harus
dicapai (hal ini bisa disebut hardware).
Pembelajaran kepenyiaran radio memerlukan praktik yang
berkelanjutan, oleh karena itu kami mengharapkan program studi
merekonstruksi kurikulum kepenyiaran khususnya dan kurikulum yang
menuntut keterampilan pada umumnya menjadi kurikulum yang lebih
banyak praktik terapan daripada teori. Pembelajaran ini memerlukan
keseimbangan antara teori dan praktik, dengan memaksimalkan
sarana dan prasarana yang ada di dalam kampus maupun di luar
kampus. Oleh karena pembelajaran kepenyiaran ini menjadi salah
satu ciri keahlian berkarya dari program studi PBSI, maka alangkah
baiknya bila model pembelajaran yang dipakai bersifat pelatihan
yang simultan. Di bawah ini dibuat bagan konsep model pembelajaran
kepenyiaran radio.
Konsep Model Pembelajaran Kepenyiaran Radio

 WĞŶŐĞŵďĂŶŐĂŶŵŽĚĞůƉĞŵďĞůĂũĂƌĂŶŬĞƉĞŶLJŝĂƌĂŶƌĂĚŝŽĚĞŶŐĂŶ
ƉĞŵĂŶĨĂĂƚĂŶƌĂĚŝŽĂŶĂůŽŐĚĂŶƐƚƌĞĂŵŝŶŐ

DŽĚĞůƉĞŵďĞůĂũĂƌĂŶƌĂĚŝŽ DŽĚĞůƉĞŵďĞůĂũĂƌĂŶƌĂĚŝŽ
ƐĞĐĂƌĂĂŶĂůŽŐ ƐĞĐĂƌĂƐƚƌĞĂŵŝŶŐ

DĂŚĂƐŝƐǁĂŵĂŵƉƵ DĂŚĂƐŝƐǁĂŵĂŵƉƵ DĂŚĂƐŝƐǁĂŵĂŵƉƵ


ŵĞŵďƵĂƚƉĂŬĞƚƐŝĂƌĂŶ ŵĞŶŐŽƉĞƌĂƐŝŬĂŶƐƚƵĚŝŽ ŵĞŶLJŝĂƌŬĂŶƉĂŬĞƚƐŝĂƌĂŶ
ƌĂĚŝŽĂŶĂůŽŐ ƐŝĂƌĂŶƌĂĚŝŽƐĞĐĂƌĂ ƌĂĚŝŽƐĞĐĂƌĂƐƚƌĞĂŵŝŶŐ
ĂŶĂůŽŐĚĂŶƐƚƌĞĂŵŝŶŐ

Bagan 2.1. Bagan Konsep Pembelajaran Kepenyiaran Radio

18
Penggunaan dan Perkembangan Radio Internet

Konsep model pembelajaran kepenyiaran radio yang bisa


ditawarkan kepada para mahasiswa seperti di atas. Awal pembelajaran
mempunyai tujuan memanfaatkan radio analog dan streaming. Model
pembelajaran radio secara analog memakai studio radio secara
konvensional. Jadi pembelajaran diarahkan untuk praktek langsung
dengan memanfaatkan berbagai hardware radio di studio, misalnya
komputer, mixer, speaker, microphone, maupun handphone.
Model pembelajaran radio analog membutuhkan pemahaman
penyiar dari hardware sampai software. Pembelajaran model ini
membutuhkan persiapan, kerjasama, dan evaluasi yang matang.
Persiapan dimulai dari pembelajaran pembuatan berbagai rancangan
acara siaran mulai logbook siaran, pembuatan hotclock siaran, naskah
siaran, dan persiapan ƥsik penyiar. Persiapan yang lain adalah
studio siaran yang harus lengkap semua peralatan mulai ruangan,
pemancar, alatȺalat siaran mulai mikrofon, computer, pengeras
suara, bahkan sampai meja dan tempat duduk penyiar. Software
yang biasa dipergunakan di studio radio adalah cool edit pro, raduga,
radio boss, winam, dan lainȺlain. Perkembangan software penyiaran
radio sangat pesat seiring perkembangan industri lagu di dunia serta
media social. Sportify, Joox, dan lainȺlain adalah contoh software
yang baru.
Kerjasama yang diperlukan dalam kepenyiaran radio adalah
kerjasama tim penyiar radio dengan mahasiswa serta penanggung
jawab studio radio. Tim penyiar radio terdiri dari penyiar dan teknisi
siaran. Penyiar harus lengkap kompetensi diri meliputi kemampuan
dan pemahaman perangkat lunak software radio dan perangkat keras
hardware radio. Di samping itu semua keterampilan berbahasanya
meliputi mendengar, berbicara, membaca, dan menulis harus lengkap.

19
BAB 3
Metode Penulisan

A. Desain Penulisan
Penulisan awal dilakukan dengan materi studi lapangan model
pembelajaran yang telah dilakukan pada mata kuliah kepenyiaan
radio selama 2 tahun terakhir di Program Studi PBSI Univet Bantara.
Hasil temuan dideskripsikan sebagai bahan materi penyusunan draf
model pembelajaran kepenyiaran radio. Draf model pembelajaran
dibuat dengan penyusunan Satuan Acara Perkuliahan (SAP), Modul
pembelajaran, buku dosen dan buku mahasiswa, serta Lembar Kerja
Mahasiswa. Model pembelajaran ini kemudian diujicobakan terbatas
pada pakar dan praktisi kepenyiaran radio.

B. Alur Penulisan
Tahap I (Tahun I)

Draf model Simpulan, draft


Studi Deskripsi
pembelajaran: pengembangan
pelacakan dan
SAP, Modul, Buku model
dokumen analisis
Dosen, buku pembelajaran uji
temuan
Guru,LKM terbatas pakar
dan praktisi

Bagan 3.1. Bagan Tahap I

C. Prosedur Penulisan
Metode penulisan yang digunakan adalah metode Reseach
& Development (R & D). Tahap penulisan berupa: (1) tahap studi
pendahuluan/tahap eksplorasi; (2) tahap pengembangan model,
penerapan uji coba terbatas. Hasil uji terbatas dievaluasi dan direvisi
dan dilakukan kembali uji coba luas. (3) tahap validasi model dengan

21
Model Pembelajaran Kepenyiaran Radio

metode eksperimen. Keseluruhan prosedur penulisan dapat dilihat


pada gambar berikut ini:

Studi pelacakan
dokumen
Prototip Expert Uji Uji Lebih
e Model Judgemen Terbatas Luas

Analisis temuan

Bagan 3.2. Bagan Prosedur Penulisan Pengembangan Model


Pembelajaran Kepenyiaran Radio

D. Tahap Eksplorasi
Tujuan tahap ini adalah (1) menjelaskan kondisi pembelajaran
kepenyiaran radio di Program Studi PBSI Univet Bantara Sukoharjo
selama kurun waktu 2 tahun terakhir, (2) menganalisis kebutuhan
(need analysis) model pembelajaran yang akan dirancang untuk
melatih soft skill para mahasiswa PBSI semester V. Hal yang
dibutuhkan pada tahap ini adalah:
1. Sumber Data
Tahap eksplorasi penulisan, sumber data yang diperlukan terdiri:
(1) responden, yaitu dosen yang mengajarkan mata kuliah kepenyiaran
di PBSI, yaitu: Suparmin; dan dosen dari ilmu komunikasi yaitu Henny
Sri Kusumawati; (2) bukuȺbuku yang digunakan sebagai bahan
rujukan dalam perkuliahan mata kuliah kepenyiaran; (3) dokumen
meliputi silabus, buku ajar, media pembelajaran, alat evaluasi,
rencana mutu pembelajaran, dan dokumen lain yang relevan dengan
penyelenggaraan pembelajaran kepenyiaran.
2. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara: (1) studi pustaka
dilakukan berkaitan dengan kurikulum, bukuȺbuku kepenyiaran yang
digunakan di Program Studi PBSI dan Program Studi Ilmu Komunikasi.
(2) wawancara dilakukan kepada para dosen pemegang mata kuliah
kepenyiaran, para mahasiswa, pakar komunikasi, dan praktisi penyiar
radio.
22
Penggunaan dan Perkembangan Radio Internet

3. Tempat dan Waktu Penulisan


Penulisan tahap ekplorasi ini bertempat di Program Studi PBSI,
Program Studi Ilmu Komunikasi Univet, dan Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Daerah Universitas Muhammadiyah Surakarta
Penulisan tahap ini berlangsung selama kurang lebih dua bulan, yang
dimulai bulan Januari, Februari, dan Maret.
4. Output Penulisan
Pada tahap ekplorasi ini dibuat perangkat pembelajaran keȺ
penyiaran dan modul teknis siaran radio analog.

E. Tahap Pengembangan Model


Pada tahapan ini draf model pengembangan pembelajaran yang
memuat antara lain Satuan Acara Perkuliahan (SAP), draf modul
pembelajaran, draf Lembar Kerja Mahasiswa (LKM), dan draf buku
dosen dan mahasiswa diupayakan bisa dipakai sebagai ancangan,
proses, dan hasil pembelajaran kepenyiaran. Uji coba perangkat
model pembelajaran pertama kali kepada pakar dan praktisi
kepenyiaran. Selanjutnya evaluasi dan revisi dilakukan pada draf
model pembelajaran yang sudah dibuat. Uji coba terbatas dilakukan
dengan cara praktik siaran radio secara analog maupun streaming
pada mahasiswa semester V PBSI.

F. Mekanisme Penulisan
Langkah konkret yang diambil pada tahap ini sebagai berikut:
(1) mengujicobakan; (2) mengkaji kelayakan draf pengembangan
model pembelajaran kepenyiaran dari perangkat pembelajaran;
(3) mengidentiƥkasi kekurangan yang dijumpai pada praktik
mempersiapkan berbagai perangkat siaran radio analog dan
aspek kemampuan mahasiswa; (4) melaksanakan revisi terhadap
komponenȺkomponen yang masih kurang sempurna pada draf
model pembelajaran yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan;
pelaksanaan langkahȺlangkah di atas dilakukan dengan teknik focus
group discussion (FGD) yang melibatkan beberapa pihak, seperti
23
Model Pembelajaran Kepenyiaran Radio

pakar pembelajaran bahasa Indonesia, dan dosen pengampu mata


kuliah kepenyiaran, berbicara, dan komunikasi, serta praktisi penyiar
radio, dan (5) mekanisme penulisan yang diterapkan pada tahap
pengembangan model ini dilakukan secara berulang hingga tercapai
model pembelajaran kepenyiaran radio yang efektif. Penulisan tahap
ini berlangsung selama 4 bulan, yang dimulai bulan Mei – Agustus
2016.

G. Tahap Pengujian Model


Tahap pengujian model pembelajaran dilakukan dalam proses
pembelajaran dengan teknik kolaborasi, demonstrasi, dan unjuk
kerja. Tujuan model pembelajaran kepenyiaran radio ini adalah
melatih life skill para mahasiswa, sehingga pengembangan model ini
menitikberatkan pada proses belajar.
1. Uji Coba Terbatas
Pengujian model pembelajaran kepenyiaran radio ini dilakukan
pada kelompok terbatas dari pemakai (dosen dan mahasiswa). Pada
tahap ini didiskusikan dengan Focus Group Discussion (FGD) antara
penulis (pengembang), dosen kepenyiaran dan mahasiswa. Uji coba
terbatas dilakukan pada Oktober. Uji coba terbatas model pembelajarȺ
an ini dilaksanakan dengan langkah: (1) mendiskusikan draf perangkat
pembelajaran kepenyiaran; (2) penjelasan mengenai karakteristik
dan cara menggunakan berbagai perangkat pembelajaran dan
kelengkapannya, dan (3) tanggapan dari subjek untuk memperoleh
masukan penyempurnaan dan perbaikan rancangan akhir. Penulisan
tahap ini berlangsung selama dua bulan, yang dimulai bulan Oktober
dan govember 2016. Dilanjutkan dengan pembuatan laporan hasil
penulisan hibah bersaing pada tahap pertama, tahun ke satu pada
bulan Desember 2016.

24
Penggunaan dan Perkembangan Radio Internet

2. Uji Coba Luas


Uji coba luas ini dilaksanakan pada tahun kedua dimulai bulan April.
Mei, Juni, Juli 2017. Evaluasi dan revisi uji coba luas juga dilaksanakan
oleh para expert judgement, juga dosen mata kuliah kepenyiaran.
Model pembelajaran kepenyiaran radio dengan streaming radio
dilaksanakan dengan instruktur berpengalaman dari radio komersial
yang ditunjuk penulis. Penyamaan persepsi antara dosen, praktisi
dan instruktur radio komersial dilakukan sebelum praktik siaran
streaming radio. Kemudian para expert mengadakan pengamatan
selama uji coba terakhir ini. Sesudah selesai, maka diadakan dialog
dengan mahasiswa tentang halȺhal yang perlu diperbaiki dari model
pembelajaran tersebut. Jika sudah selesai, maka model pembelajaran
tersebut diƥnalisasikan susunannya dan dilengkapi semua jenisnya
perangkat pembelajarannya untuk didokumentasikan sebagai salah
satu bentuk hasil rekonstruksi kurikulum kepenyiaran di Program
Studi PBSI Univet Bantara Sukoharjo.

25
BAB 4
Perkembangan Kepenyiaran Radio

A. Radio
Istilah radio dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, 1990:
719) diartikan: (1) siaran (pengiriman) suara atau bunyi melalui udara;
(2) pemancar radio, dan (3) pesawat radio. Dari pengertian ini dapat
dipahami bahwa ada 3 unsur yang terlibat dalam operasionalisasi
radio, yaitu pesan atau materi siaran, pemancar radio yang
berperan memancarkan suara, dan pesawat radio yang berperan
sebagai penerima siaran sehingga bisa didengarkan oleh pendengar.
Dalam Wikipedia, radio diartikan sebagai teknologi yang digunakan
untuk pengiriman sinyal dengan cara modulasi dan gelombang
elektromagnetik. Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara
dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara,
karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti
molekul udara) (Sukiman, 2012: 166).

Gambar 4.1 Radio

27
Model Pembelajaran Kepenyiaran Radio

Radio dapat dibilang sebagai broadcasting tertua sebelum


adanya televisi. Sejarah radio dimulai sejak tahun 1895 dengan
munculnya Wireless Telegraph Company yang didirikan oleh seorang
insinyur elektronika dari Italia, sedangkan rangkaian siaran pertama
dimulai tahun 1919 oleh orang Belanda, itu pun harus diumumkan
terlebih dahulu sehingga pada saat itu orangȺorang telah menunggu
program acara siaran tersebut. Program acara siaran pun hanya
seputar konser, drama radio, dan berita (Mabruri, 2013). Pada tahun
1970Ⱥan muncullah televisi sehingga peran radio beralih fungsi. Radio
sejak itu lebih banyak mengudara dengan acaraȺacara musiknya dan
berkembang pesat hingga saat ini.
Radio sebagai bentuk media massa yang mengedepankan
sisi musikalitas dalam programnya ternyata sekarang ini banyak
dikembangkan ke dalam cakupan yang lebih luas lagi. Artinya bahwa
tidak hanya ada musik yang monoton dalam radio, karena berbagai
kebutuhan informasi pun dapat dialokasikan pada berbagai program
acara radio.
Dari segi esensi keberadaannya, radio adalah sarana imajinasi,
sarana komunikasi, pemberi informasi, dan radio adalah sahabat.
Radio adalah media yang sifatnya pribadi. Jarang orang bersamaȺ
sama berkumpul untuk mendengarkan radio (Stokkink, 1997). Radio
memperlihatkan kekuatan terbesar yang dimilikinya sebagai media
jika menyangkut imaginasi. Radio adalah media yang buta, tetapi
dapat menstimulasi sehingga begitu suara terdengar dari pengeras
suara, pendengar berusaha memvisualisasikan apa yang didengarȺ
nya dan menciptakan bayangan mereka sendiri tentang pemilik
suara tersebut (1997).
Radio adalah hiburan. Radio memberi kebebasan pendengarnya
untuk melakukan hal lain dalam waktu yang bersamaan; programȺ
programnya lebih menjadi teman dalam suatu pekerjaan. Radio juga
sebuah surat kabar. Suara bagi radio sama seperti gambarȺgambar
di televisi yang dipancarkan ke seluruh dunia, membawa berbagai

28
Penggunaan dan Perkembangan Radio Internet

peristiwa ke berbagai tempat untuk segera menjadi perhatian


kita. Radio mempercepat penyebaran informasi sehingga setiap
orang tahu peristiwa dan berita, gagasan politik, deklarasi, maupun
ancaman yang sama (Stokkink, 1997)
Dari segi teknis pemancarnya, sinyal radio ditransmisikan melalui
gelombang data yang kontinyu baik melalui modulasi amplitude (AM)
maupun modulasi frekuensi (FM). Metode ini lebih dikenal dengan
metode analog (Sukiman, 2012). Lebih lanjut dikatakan bahwa
gelombang radio adalah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik,
dan terbentuk ketika objek bermuatan listrik dari gelombang osilator
(gelombang pembawa) dimodulasikan dengan gelombang audio
(ditumpang frekuensinya) pada frekuensi yang terdapat dalam
frekuensi gelombang radio (RF) pada spectrum elektromagnetiknya
bergerak dengan osilasi elektrik maupun magnetic. Pemahaman
siaran radio secara analog ini harus dimiliki oleh para mahasiswa
dalam kuliah kepenyiaran. Fokus lebih diutamakan pada praktik
menjadi penyiar.
Ada beberapa tingkatan peran sosial yang dapat diperoleh dari
media radio dalam kapasitasnya sebagai media publik. Tingkatan
yang pertama radio sebagai media penyampaian informasi dari
satu pihak ke pihak yang lain. Kedua, radio sebagai sarana mobilisasi
pendapat publik untuk memengaruhi kebijakan. Ketiga, radio sebagai
sarana untuk mempertemukan dua pendapat yang berbeda. Keempat,
radio sebagai sarana untuk mengikat kebersamaan dalam semangat
kemanusiaan dan kejujuran (Masduki, 2001)
Radio adalah teknologi yang digunakan untuk pengiriman sinyal
dengan cara modulasi dan radiasi elektromagnetik (gelombang
elektromagnetik). Gelombang ini melintas dan merambat lewat udara
dan bisa juga merambat lewat ruang angkasa yang hampa udara,
karena gelombang ini tidak memerlukan medium pengangkut (seperti
molekul udara).

29
Model Pembelajaran Kepenyiaran Radio

Pengertian ɄRadioɅ menurut ensiklopedi Indonesia yaitu peȺ


nyampaian informasi dengan pemanfaatan gelombang elektroȺ
magnetik bebas yang memiliki frequensi kurang dari 300 GHz
(panjang gelombang lebih besar dari 1 mm).
Secara umum radio mempunyai kegunaan: (1) memperjelas pesan
yang diterima; (2) mengatasi keterbatasan ruang, waktu tenaga
dan daya indra; (3) menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih
langsung antara murid dengan sumber belajar; (4) memungkinkan
anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan
auditori & kinestetiknya, dan (5) memberi rangsangan yang sama,
mempersamakan pengalaman & menimbulkan persepsi yang sama.
Gelombang radio adalah satu bentuk dari radiasi elektromagnetik,
dan terbentuk ketika objek bermuatan listrik dimodulasi (dinaikkan
frekuensinya) pada frekuensi yang terdapat dalam frekuensi
gelombang radio (RF) dalam suatu spektrum elektromagnetik.
Gelombang radio ini berada pada jangkauan frekuensi 10 hertz
(Hz) sampai beberapa gigahertz (GHz), dan radiasi elektromagnetiknya
bergerak dengan cara osilasi elektrik maupun magnetik. Gelombang
elektromagnetik lainnya, yang memiliki frekuensi di atas gelombang
radio meliputi sinar gamma, sinarȺÃ, inframerah, ultraviolet, dan
cahaya terlihat.
Ketika gelombang radio dipancarkan melalui kabel, osilasi dari
medan listrik dan magnetik tersebut dinyatakan dalam bentuk arus
bolakȺbalik dan voltase di dalam kabel. Hal ini kemudian dapat
diubah menjadi signal audio atau lainnya yang membawa informasi.
Meskipun kata ‘radioɇ digunakan untuk halȺhal yang berkaitan dengan
alat penerima gelombang suara, namun transmisi gelombangnya
dipakai sebagai dasar gelombang pada televisi, radio, radar, dan
telepon genggam pada umumnya.

30
Penggunaan dan Perkembangan Radio Internet

B. Perkembangan Radio
Sejarah Radio bermula dari penemuan seorang ilmuwan yang
bernama Marconi. Radio dideƥnisikan sebagai alat pengirim sinyal
melalui radiasi elektromagnetik dan modulasi. Radio juga disebut seȺ
bagai alat komunikasi massal karena mampu mengirimkan informasi
kepada masyarakat luas dalam waktu singkat. Radio merupakan salah
satu alat komunikasi paling penting dalam sejarah perkembangan
negaraȺnegara di dunia.

Gambar 5. Radio

Khususnya di Indonesia, memiliki stasiun radio negara bernama


Radio Republik Indonesia (RRI). RRI didirikan di tahun 1945 oleh para
tokoh perjuangan kemerdekaan yang juga aktif mengembangkan
stasiun radio di zaman penjajahan Jepang. Abdulrahman Saleh adalah
pemimpin umum RRI yang pertama pada saat itu. Kita mengenal RRI
sebagai kantor berita Indonesia.
Pada masa penjajahan Belanda dahulu stasiun radio di Indonesia
mempunyai status swasta. Pada tanggal 1 April 1933 didirikan Solosche
Radio Vereniging (SRV) sebagai pelopor timbulnya radio siaran usaha
bangsa Indonesia. gama Mangkunegoro VII seorang bangsawan

31
Model Pembelajaran Kepenyiaran Radio

Solo dan seorang insinyur bernama Ir. Sarsito Mangunkusumo yang


berhasil mewujudkan SRV. Pada jaman dahulu, radio digunakan untuk
kepentingan alat perang urat saraf dan sebagai alat propaganda
untuk memenangkan perang.
1. Radio Analog
a. Radio AM (Amplitude Modulation)
Radio AM (Amplitude Modulation) adalah jenis radio yang
menggunakan prinsip kerja modulasi gelombang radio dan audio.
Baik gelombang radio dan audio memiliki besaran yang tetap,
namun dengan proses modulasi, amplitudo gelombang radio
akan disesuaikan dengan amplitudo gelombang audio. Dalam
konsep ini, gelombang radio menjadi gelombang pengantar atau
carrier sementara gelombang suara akan menjadi gelombang
pembawa informasi.
Sebagaimana yang telah disebutkan sebelumnya, Guglielmo
Marconi adalah ilmuwan awal yang mengembangkan jenis radio
AM DI mampu mengirimkan sinyal suara dengan jarak jauh,
yakni sekitar 12 mil. Marconi berhasil mengirimkan informasi
melalui udara antara Inggris dan Prancis menggunakan osilator
Tesla. Di tahun 1904, John Fleming mampu membuat tabung
audion yang selanjutnya dipakai sebagai alat penerima sinyal
informasi dengan gelombang radio. Selanjutnya, ilmuwan Lee
deForest mampu mengembangkan tabung elektron yang disusun
oleh tiga bagian yang disebut triode audion.
Alat ini merupakan pengembangan penemuan Fleming
sebelumnya. Meski begitu, sinyal yang mampu ditangkap masih
tergolong lemah. Di tahun 1912, ditemukan radio ampliƥer oleh
Edwin H Armstrong sebagai solusi dari masalah ini. Radio ampliȺ
ƥer mampu memperkuat gelombang radio dengan menangkap
sinyal radio dari transmisi elektromagnetik dan memberikan
sinyal feedback dari tabung. Proses ini mampu memperkuat sinyal
sebanyak 20 ribu kali per detik. Suara yang dapat ditangkap
32
Penggunaan dan Perkembangan Radio Internet

oleh receiver menjadi lebih kuat dengan penggunaan ampliƥer


ini. Penemuan Armstrong ini juga merupakan salah satu tonggak
penting dalam sejarah radio di dunia. Saat ini ampliƥer masih
banyak digunakan dalam teknologi sehariȺhari di pesawat radio
yang kita gunakan
b. Radio FM (Frequency Modulation)
Radio FM (Frequency Modulation) adalah jenis radio yang
memodulasi frekuensi gelombang radio. Gelombang penghantar,
dalam hal ini gelombang radio, dimodulasi frekuensinya
mengikuti gelombang pembawa informasi atau gelombang suara.
Perbedaan antara radio AM dan FM adalah jenis modulasi yang
dilakukan, dimana radio AM memodulasi amplitudo gelombang
sedangkan radio FM memodulasi frekuensi gelombang.
Pengembangan radio FM merupakan dampak dari kekurangan
yang dimiliki radio AM, yang dikembangkan sebelumnya.
Radio AM memiliki kekurangan sangat rentan terhadap
interferensi khususnya oleh gangguan cuaca. Armstrong
memulai risetnya untuk menggunakan modulasi gelombang
dengan membuat amplitudo gelombang radio konstan. Di tahun
1933, ia berhasil mengembangkan radio FM dengan hasil suara
yang lebih baik, jernih dan kuat terhadap gangguan cuaca.
Meski penemuan ini sangat bermanfaat, radio FM tidak langsung
dinikmati publik secara masal. Hal ini dikarenakan tingginya
biaya penggantian transmitter dan receiver yang sebelumnya
menggunakan prinsip radio AM.
Di tahun 1940, Armstrong memulai membangun stasiun
radio FM pertama di dunia. Meski begitu banyak penghalang
yang membuat radio FM tidak dapat berkembangan secara
pesat. Di akhir tahun 1960, radio FM baru mulai populer sebagai
pengganti radio AM. Setelahnya, radio FM menjadi pilihan terbaik
untuk saluran komunikasi.

33
Model Pembelajaran Kepenyiaran Radio

2. Radio Digital
Karena teknologi radio ini belum siap di Indonesia, seringkali
disalahartikan sebagai teknologi radio lewat streaming yang sudah
marak selama hampir 10 tahun di Indonesia. Radio digital sangat
berbeda.
Teknologi FM sudah sangat meraja di Indonesia selama puluhan
tahun terakhir. Setelah pada tahun 1990an radioȺradio papan atas
yang bertengger di frekuensi AM pindah ke FM, di masa depan
ada kemungkinan pindah radio massal ke siaran radio digital. Tentu
alasannya sama, peningkatan kualitas audio yang dibagikan ke
pendengar.
Pada tahun 2000Ⱥan akhir, sekitar 2008Ⱥ2009, mulai marak
radio melalui internet di Indonesia, seiring tumbuhnya penggunaan
dunia maya. Teknologi radio melalui internet ini menjanjikan kualitas
lebih mulus dibanding via FM, tentunya bisa didengar di manapun
dan kapanpun.
Radio digital atau DAB tidak membutuhkan koneksi Internet
dalam menyampaikan suara. Sementara radio streaming yang selama
ini kita kenal tentu menghabiskan data atau kuota internet, sebab
untuk mengaksesnya tentu dibutuhkan internet. Tentu teknologi radio
digital sangat menjanjikan dengan kondisi internet di Indonesia
yang sering dinilai buruk. Karena tidak menggunakan data internet,
siaran radio digital bisa ditangkap tanpa terputus (dengan alasan
internet yang lambat). gamun, tetap siaran digital sampai ke telinga
pendengar agak terlambat jika dibandingkan dengan radio analog
dan kondisi aktual di studio.
Channel tersedia tergantung kota. Radio digital seperti halnya
radio FM, memiliki batasan pancar. Sebab, pemancaran DAB juga
melalui tower/menara pemancar seperti radio FM. Oleh sebab itu, di
tiap kota, saluran yang akan kita peroleh melalui perangkat DAB bisa
berbeda. gamun Ʉhilang sinyalɅ pada teknologi DAB berbeda dengan
FM, karena tidak mengeluarkan suara kresekȺkresek yang membuat
sakit telinga
34
Penggunaan dan Perkembangan Radio Internet

Lebih sederhana. Meskipun namanya terdengar keren, namun


radio digital memiliki tampilan sesederhana radio FM. Hal yang
membedakan dengan FM hanyalah tidak ada bilangan frekuensi radio
(87.6, 101.0), adanya informasi nama radio dan berita/informasi yang
disampaikan di bawah nama radio.
Teknologi radio digital ditemukan tahun 1980an dan pertama kali
dirilis tahun 1995. Sementara penyiaran suara melalui internet baru
dimulai tahun 1993 dan digunakan untuk stasiun radio pada 1996.
Jadi, jelas siapa yang paling duluan.
Saat ini, stasiun radio telah banyak dan berkembang luas di
Indonesia, baik radio swasta yang berskala nasional maupun radio
di daerahȺdaerah. Terdapat banyak jenis radio sesuai dengan target
pendengar mereka. Radio masih menjadi salah satu jenis media
massa yang cukup ampuh dalam menyebarkan informasi kepada
khalayak ramai. Dari sejarah radio ini kita dapat mengambil pelajaran
bahwa dibutuhkan waktu untuk mengembangkan suatu teknologi
untuk akhirnya dapat dimanfaatkan secara massal oleh masyarakat
umum. Radio yang tadinya hanya digunakan untuk mengirimkan sandi
morse dan banyak dipakai di sektor kelautan dan perang, kini memiliki
peran yang cukup besar dalam penyebaran informasi. Radio dapat
digunakan sebagai sarana hiburan, komunikasi politik, pemasaran
produk, propaganda dan banyak lainnya. Dengan perkembangan
teknologi yang juga cepat, maka sejarah radio juga akan mengalami
perkembangan mengikuti teknologi di masa mendatang
3. Radio Internet
Sementara radio streaming dapat membuat situs radionya
tergantung si pemilik, dan itu tidak sesederhana radio digital.
Penemuan internet mengubah transmisi sinyal analog yang digunakan
oleh radio konvensional. Radio internet (dikenal juga dengan sebutan
web radio, radio streaming/streaming radio dan e-radio) bekerja
dengan cara mentransmisikan gelombang suara lewat internet.
Prinsip kerjanya hampir sama dengan radio konvensional yang

35
Model Pembelajaran Kepenyiaran Radio

gelombang pendek (short wave) yaitu dengan medium streaming


berupa gelombang yang berkelanjutan. Sistem kerja ini memungkinkan
siaran radio terdengar ke seluruh dunia asalkan pendengar memiliki
perangkat internet (Sukiman, 2012). Di Indonesia, umumnya radio
internet dikolaborasikan dengan sistem radio analog oleh stasiun
radio untuk memperluas jangkauan siarannya. Di dalam penulisan
ini, baik radio analog maupun streaming radio akan dimanfaatkan
sebagai keahlian keterampilan bagi para mahasiswa PBSI Universitas
Veteran Bantara Sukoharjo.
Untuk menikmati siaran radio online, cukup menggunakan telepon
pintar atau komputer yang terhubung internet. Sementara siaran
radio DAB butuh perangkat khusus seperti radio FM pada zaman
dahulu. Perangkat penangkap DAB inilah yang sempat membuat
kembali maraknya radio bentuk kotak, salah satunya di Inggris Raya/
UK.
Tren radio internet merupakan bagian penting dari semangat
reformasi. Sejumlah radio yang bermunculan membuat daftar
peningkatan jumlah radio baru mau tidak mau dapat mengancam
terbatasnya kuota frekuensi sehingga radio internet menjadi
alternatif eksisitensi radio masa kini.

Gambar 6. Proses Instalasi Radio Internet (iRadeo)

36
Penggunaan dan Perkembangan Radio Internet

IRadeo adalah salah satu aplikasi radio streaming di internet.


Aplikasi ini sangat mudah diinstal melaui smartphone, laptop,
dan berbagai jenis gadget lainnya. IRadeo ini gratis untuk setiap
pengguna bisa memutar secara streaming MP3. MP3 adalah salah
satu aplikasi pemutar musik yang bisa dilengkapi koleksi laguȺ
lagu kesukaan pribadi maupun bisa diputar secara online. MP3 ini
termasuk generasi radio yang sudah canggih dengan kemudahan
para pendengar memilih lagu maupun mengirimkannya melalui media
sosial.
Cara menggunakan IRadeo adalah unduh ƥle IRadeo, buka
ƥle conƥg.php untuk memperbarui pengaturan dan preferensi.
Maksudnya pembaharuan pengaturan ƥturȺƥtur disesuaikan dengan
kesukaan pendengar. Kemudian unggah semua ƥle dan folder ke
server web. Selanjutnya, masukkan player code IRadeo ke halaman
web manapun dan pengunjung dapat mendengarkan secara
streaming playlist tersebut. Maksudnya para pembuat siaran radio
streaming mempunyai player code IRadeo. Dengan playercode ini
seorang pembuat siaran radio streaming dapat mengudarakan
semua siarannya melalui internet.

Gambar 7. Contoh tampilan radio Internet Pro 1 RRI 105,5 FM Surakarta

37
Model Pembelajaran Kepenyiaran Radio

RRI (Radio Republik Indonesia) adalah stasiun radio nasional


sebagai sarana informasi masyarakat. RRI Pro 1 Surakarta mengudara
pada frekuensi lokal 105.5 FM dengan sajian program pendidikan
dan berita. Radio Ⱥ RRI Pro 1 Surakarta adalah radio dengan saluran
105.5 FM. Radio ini berada di Kota Surakarta. Sekarang, kamu bisa
mendengarkan Radio Ⱥ RRI Pro 1 Surakarta streaming di aplikasi
TARRA TV & RADIO. Kamu juga bisa mendengarkan live streaming
Radio Ⱥ RRI Pro 1 Surakarta di hp kamu melalui Play Store atau App
Store.

Gambar 8. Pendengar dapat memberikan komentar terhadap kualitas siaran

38
Penggunaan dan Perkembangan Radio Internet

Semakin berkembangnya teknologi, adanya radio internet yang


memiliki beberapa fasilitas berupa kolom komentar untuk memberikan
sebuah pendapat mengenai kualitas suara dan dapat digunakan
untuk interaksi pendengar satu dengan pendengar lainnya. Salah
satu aplikasi yang mengizinkan Anda mendengarkan berbagai saluran
radio ini memiliki beberapa kelebihan menarik, channelȺchannel
lokal yang beragam, simple UI, menggunakan bahasa Indonesia, dan
beberapa kelebihan menarik lainnya. Aplikasi ini juga memiliki ƥtur
komentar yang memungkinkan pengguna memberikan pendapat atau
masukan untuk siaran tertentu. gamun, ketika pengujian berlangsung,
ƥtur ini sedang ditutup karena sedang ada perbaikan.

Gambar 9. Ragam genre yang terdapat dalam Radio Internet Pro 1 RRI

Radio Internet Pro 1 RRI menyajikan informasi yang berkaitan


dengan politik, ekonomi dan sosialȺbudaya. Sedangkan untuk jenis
hiburannya terbagi atas musik bergenre pop, klasik, country, dan
nostalgia.

39
Model Pembelajaran Kepenyiaran Radio

Gambar 10. Tampilan Radio Internet Visi 89,6 FM Medan

89,6 FM IȺRadio juga merupakan sebuah radio yang sangat


interaktif. Hampir tidak ada program di 89,6 FM IȺRadio yang tidak
melibatkan pendengarnya. Pendengar selalu dapat berinteraksi
dengan penyiar favoritnya dalam berbagai bentuk program mulai
dari Kirim Salam, Request, Cari Kerja, Opini, Polling hingga berburu
hadiah dalam aneka Kuis dan Games yang menarik. Sarana yang kita
sediakan agar pendengar dapat dengan mudah berinteraksi dengan
89,6 FM IȺRadio adalah telepon, fax, SMS, eȺmail, twitter, fanpage
dan web site www.iradiofm.com

40
Penggunaan dan Perkembangan Radio Internet

Gambar 11. Tampilan macam-macam saluran radio internet

Terlepas dari beberapa aplikasi di atas sebelumnya, gadgeteers


pun dapat menemukan aplikasi radioȺradio di Indonesia, seperti
OZ Radio Bandung, Prambors, Gen FM, dan lain sebagainya.
Keuntungannya yaitu dapat menggunakan aplikasi tersebut
dengan ringan, kekurangannya adalah harus menyediakan banyak
penyimpanan karena tidak dapat mendengarkan stasiun radio lain
selain mereka.

41
Model Pembelajaran Kepenyiaran Radio

Gambar 12. Macam-macam radio Internet di dunia

Sebuah layanan online menarik belum lama ini diluncurkan, di


mana semua orang dapat dengan mudah mendengar radio dari
seluruh dunia. Radio Garden, begitu namanya. Guardian, Radio Garden
adalah website interaktif yang menampilkan ribuan stasiun radio
dari banyak negara. Memakai tampilan seperti peta Google Earth,
ada banyak lingkaran kecil berwarna hijau yang merepresentasikan
masingȺmasing stasiun radio. Radio Garden ini diciptakan oleh
perusahaan yang berbasis di Amsterdam yaitu Studio Puckey dan
Moniker. Mereka diminta lembaga getherlands Institute for Sound
and Vision mengembangkan proyek itu, yang berfokus menampilkan
radio menembus batas linguistik dan geograƥs.
“Secara konsep, apa yang penting adalah meninggalkan nama
kota, negara dan batas dan hanya memajang peta ‘telanjang’ bumi.
Anda hanya perlu menekan radio itu,” sebut Jonathan Puckey,
anggota tim yang menciptakan Radio Garden.

42
Penggunaan dan Perkembangan Radio Internet

Gambar 13. Cara Kerja Radio Streaming

Kita memasukkan sumber audio (mixer/microfon), lalu diinputkan


ke dalam pc yang telah disetting sebagai Server Broadcast Live
Streaming (bisa menggunakan software Winamp, SAM Broadcaster
atau Radio Boss), kemudian server akan melakukan broadcaster data
audio tersebut ke internet secara berkelanjutan. Agar bisa disiarkan
di internet, maka Anda harus berlangganan Shoutcast Servernya.
Jika semua sudah siap maka pada saat bersamaan pendengarȺ
pendengar yang membuka halaman web yang menyimpan link ke
server broadcast akan dapat mendengarkan data audionya yang
Anda siarkan.
Perancangan perangkat radio online secara garis besar menurut
Indriyawati, dan Suprayogi (2011) digambarkan sebagai berikut:

43
Model Pembelajaran Kepenyiaran Radio

WĞŶLJŝĂƌ

DŝdžĞƌ

^ĞƌǀĞƌ^ƚƌĞĂŵŝŶŐ

EĞƚǁŽƌŬ

hƐĞƌ

Diagram Alur Desain Online Radio Server

C. Softskill
garayanrao. H.L dalam Asian Journal of Management Research
Vol. 3 Issue 1, 2012 menyebutkan bahwa:
Soft skill is a sociological term relating to a person’s “EQ”
(Emotional Intelegence Quotient), the cluster of personality
traits, social graces, communication, language, personal habits,
friendliness, and optimism that characterize relationships with
other people. Soft skills complement hard skills (part of person’s
IQ, which are the occupational requirements of a job and many
other activities. A person’s soft skill EQ is an important part of
their individual contribution to success of an organization.

44
Penggunaan dan Perkembangan Radio Internet

Lebih lanjut dikatakan pula:


Soft skills are behavioral competencies. Also known as
ĚĹŰúŠŝúŠŧŃĹÒĮ ŧīĚĮĮȢ ŃŠ ŝúŃŝĮú ŧīĚĮĮŧȢ ŰĕúƗ ĚĹîĮŸôú ŝŠŃƥîĚúĹîĚúŧ
ŧŸîĕÒŧîŃķķŸĹĚîÒŰĚŃĹŧīĚĮĮŧîŃĹƦĚîŰŠúŧŃĮŸŰĚŃĹÒĹôĹúĎŃŰĚÒŰĚŃĹȢ
personal effectiveness, creative problem solving, strategic
ŰĕĚĹīĚĹĎȢŰúÒķíŸĚĮôĚĹĎȢĚĹƦŸúĹîĚĹĎŧīĚĮĮŧÒĹôŧúĮĮĚĹĎŧīĚĮĮŧȢúŰîȡ

Dari deƥnisi di atas sangatlah jelas bahwa soft skill adalah


kompetensi perilaku yang dimiliki manusia sebagai keahlian interȺ
personal yang meliputi keahlian berbicara komunikatif, keahlian
menyelesaikan masalah dan negosiasi, menyelesaikan masalah,
memikirkan strategi hidup, membangun kerja kelompok, keahlian
menyakinkan pembeli maupun menjual barang dan jasa.
Semua keahlian interpersonal ini bisa dimiliki oleh manusia bila
diajarkan dengan intensif. Di samping itu soft skill bisa pula dimiliki
melalui berbagai pengalaman hidup yang mengiringi seseorang.
Keinginan masyarakat untuk memperbaiki kehidupannya yang
lebih baik dan mengkritisi kebijakan yang ada, dalam perspektif
komunikasi politik merupakan penyampaian aspirasi kepada pusat
kekuasaan. Penyampaian aspirasi yang tidak memperhatikan
etika berkomunikasi akan menciptakan ketidakdamaian dan
ketidaktenteraman hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Etika berkomunikasi dalam implementasinya antara lain dapat
diketahui dari komunikasi yang santun. Hal ini merupakan juga
cerminan dari kesantunan kepribadian kita. Komunikasi diibaratkan
seperti urat nadi penghubung kehidupan, sebagai salah satu ekspresi
dari karakter, sifat atau tabiat seseorang untuk saling berinteraksi,
mengidentiƥkasikan diri serta bekerja sama. Kita hanya bisa saling
mengerti dan memahami apa yang dipikirkan, dirasakan dan
dikehendaki orang melalui komunikasi yang diekspresikan dengan
menggunakan berbagai saluran, baik verbal maupun nonȺverbal.
Pesan yang ingin disampaikan melalui komunikasi, bisa berdampak
positif bisa juga sebaliknya. Komunikasi akan lebih bernilai positif,
45
Model Pembelajaran Kepenyiaran Radio

jika para peserta komunikasi mengetahui dan menguasai teknik


berkomunikasi yang baik, dan beretika.
Skill yang harus dimiliki seorang penyiar radio terbagi ke dalam
tiga komponen antara lain: (1) skill berarti keterampilan, keahlian; (2)
knowledge berarti pengetahuan, wawasan, dan (3) style yaitu gaya
komunikasi atau perilaku di ruang siaran.
Alat yang harus dikuasai penyiar, antara lain: (1) microphone; (2)
mixer; (3) komputer, dan (4) menguasai minimal satu program untuk
mixing (misalnya cooledit) untuk membuat iklan
Untuk dapat membentuk tiga komponen di atas diperlukan
bagi seorang penyiar radio halȺhal di bawah ini:
1. Speaking yang baik berarti berbicara (komunikasi lisan) untuk
menyampaikan informasi secara efektif.
2. Active Listening – Bisa menjadi pendengar yang baik dan aktif,
memberikan perhatian penuh kepada perkataan pendengar,
mampu bertanya efektif, proporsional, dan bijak, dan mampu
menahan diri untuk interupsi atau memotong pembicaraan.
3. Reading Comprehension – Memahami naskah siaran, naskah
informasi, atau kalimat tertulis dan paragraf demi paragraf.
4. Critical Thinking – Mampu berpikir kritis, logis, argumentatif,
mampu mengidentiƥkasi kekuatan dan kelemahan solusi alternatif,
mampu menyimpulkan atau melakukan pendekatan terhadap
suatu masalah.
5. Social Perceptiveness – Being aware of others’ reactions and
understanding why they react as they do.
6. Time Management – Managing one’s own time and the time of
others.
7. Writing – Communicating effectively in writing as appropriate for
the needs of the audience.
8. Judgment and Decision Making – Considering the relative costs
ÒĹôíúĹúƥŰŧŃčŝŃŰúĹŰĚÒĮÒîŰĚŃĹŧŰŃîĕŃŃŧúŰĕúķŃŧŰÒŝŝŠŃŝŠĚÒŰú
one.

46
Penggunaan dan Perkembangan Radio Internet

9. Coordination – Adjusting actions in relation to others’ actions.


10. Active Learning – Understanding the implications of new
information for both current and future problem-solving and
decision-making.
11. Complex Problem Solving – Identifying complex problems and
reviewing related information to develop and evaluate options
and implement solutions.
12. Monitoring – Monitoring/Assessing performance of yourself,
other individuals, or organizations to make improvements or take
corrective action.
13. Persuasion – Persuading others to change their minds or behavior.
14. Negotiation – Bringing others together and trying to reconcile
differences.
15. Service Orientation – Actively looking for ways to help people.
16. Operating Skill adalah kemampuan seseorang untuk
mengoperasikan semua perangkat yang menunjang sebuah radio
agar bisa mengudara. Karena beberapa radio tidak menggunakan
operator saat siaran, jadi penyiar yang siaran harus mampu
mengoperasikan sendiri semua alat. Sambil siaran dia juga
ngeplay lagu, iklan, naikin potensio mixer.
17. Announcing Skill adalah teknik berbicara. Dalam teknik ini bukan
hanya digunakan untuk siaran, tetapi juga bisa untuk presentasi,
wawancara, drama, MC. Dalam Announcing Skill ada beberapa
hal: (1) Pacing Timing: Jeda dan waktu jeda; (2) Emphasis:
Penebalan pada kataȺkata penting; (3) Akurasi: Keakuratan dalam
mengucapkan sebuah kata; (4) Range Vocal: Jangkauan nada saat
berbicara; (5) volume: Kerasnya suara saat berbicara, dan (6)
Speed of Speak : Kecepatan dalam berbicara
18. Writing Skill adalah teknik menulis, seperti menulis skenario
siaran, script siaran, script iklan
19. Jurnalism skill adalah teknik menulis berita untuk radio. Menulis
berita di radio tidak sama dengan menulis berita untuk televisi

47
Model Pembelajaran Kepenyiaran Radio

dan surat kabar. Karena radio media selintas jadi anti detail
seperti angka, nama orang yang tidak terkenal, dan lainȺlain.
Harus Kiss: Keep It Short and Simple.
20. Musical touch adalah bagaimana penyiar bisa menggunakan
feelingnya dalam menggunakan musik. Misalnya saat dia
menggunakan musik untuk backsound saat siaran atau
menggunakan musik saat membuat iklan.

48
BAB 5
Model Pembelajaran Kepenyiaran Radio

Hasil pengamatan dokumen pembelajaran kepenyiaran di


Program Studi PBSI serta hasil wawancara dengan informan
menunjukkan bahwa proses pembelajaran kepenyiaran radio
dilaksanakan di kelas secara reguler. Pertemuan kuliah dilakukan
sebanyak 12 kali dengan metode pembelajaran yang konvensional.
Metode ceramah dan membaca teksbook. Teori yang diberikan paling
banyak menyoroti isi berita radio serta stasiun radio lokal di Surakarta.
Dosen kurang memberikan wawasan tentang teknik kepenyiaran
misalnya pemahaman dan pembuatan proƥl acara siaran radio yang
disesuaikan dengan segmen pendengar. Tidak ada pemahaman
tentang teknis merancang siaran mulai dari logbook dan hotclock
siaran radio. Para mahasiswa tidak diajak praktik menulis naskah
siaran serta membaca naskah tersebut dalam praktik siaran radio
yang sebenarnya.
Univet Bantara mempunyai studio radio kampus yang terletak
di gedung Fakultas Ilmu Sosial. Keberadaan studio tersebut tidak
dimanfaatkan oleh dosen pengampu untuk praktik siaran radio.
Mahasiswa hanya diajak outing class ke studio radio di luar kampus.
Kegiatan mereka hanya mendengar dan melihat siaran radio reguler
yang dibawakan oleh penyiar radio tersebut.

49
Model Pembelajaran Kepenyiaran Radio

A. Pengembangan model pembelajaran radio secara analog


dan streaming
Istilah model dapat diartikan sebagai tampilan graƥs, prosedur
kerja yang teratur dan sistematis, serta mengandung pemikiran
bersifat uraian berikut saran, Prawiradilaga (2009: 33). Uraian atau
penjelasan menunjukkan bahwa suatu model desain pembelajaran
menyajikan bagaimana suatu pembelajaran dibangun atas dasar
teoriȺteori seperti belajar, pembelajaran, psikologi, komunikasi,
sistem, dan lain sebagainya. Selanjutnya dikatakan bahwa
desain pembelajaran mengandung aspek bagaimana sebaiknya
pembelajaran diselenggarakan atau diciptakan melalui serangkaian
prosedur serta penciptaan lingkungan belajar serta kegiatanȺ
kegiatan yang perlu dilaksanakan untuk suatu proses belajar.
Beberapa manfaat dari adanya khasanah model pembelajaran
yaitu: (1) memberikan kesempatan yang seluasȺluasnya bagi para
pengajar atau guru dalam memilih desain suatu PBM sesuai dengan
ilmu atau pengetahuan yang mereka bina; (2) terkait dengan materi
ajar, setiap materi ajar memerlukan suatu desain pembelajaran
yang khas dan khusus untuk materi ajar tersebut; (3) menimbulkan
inspirasi di antara pakar teknologi pendidikan untuk menciptakan
kembali modelȺmodel turunan lain dari desain pembelajaran, dan
(4) membuka peluang untuk penulisan dan pengembangan dalam
bidang desain pembelajaran sehingga model desain pembelajaran
dapat diujicobakan dan diperbaiki.
Adapun komponen dasar model desain pembelajaran harus
mencakupi unsur (1) pebelajar; (2) tujuan pembelajaran; (3) analisis
pembelajaran; (4) strategi pembelajaran; (5) bahan ajar, dan (6)
penilaian belajar, Prawiradilaga (2009). Berdasarkan kajian teori
tersebut di atas, penulis membuat suatu konsep model pembelajaran
Kepenyiaran Radio dengan 2 jenis, yaitu jenis radio konvensional
studio atau yang lebih dikenal dengan radio analog oleh Rosales,
Rey G. (2012) ialah siaran radio dengan FM bandwidth Radio.

50
Penggunaan dan Perkembangan Radio Internet

Model pembelajaran kepenyiaran radio yang dikembangkan


dalam kegiatan penulisan ini adalah model siaran radio lengkap dari
teori sampai praktik. Teori diberikan hanya 30 % sementara praktik
siaran dilakukan sebanyak 70 %. Teori diberikan sebagian besar
adalah petunjuk teknis siaran radio mulai dari teori persiapan siaran
radio, manajemen waktu siaran dengan membuat hotclock siaran,
menulis naskah siaran, senam nafas, tata krama siaran, berbicara,
dan pemahaman alat studio radio. Semua teori dikompilasikan dalam
bentuk bahan ajar kepenyiaran.
Adapun praktik siaran radio dilakukan bersama dengan tim
dosen, mahasiswa, dan teknisi radio kampus. Mahasiswa dibuat
dalam kelompok yang tiap kelompok beranggotakan 3 orang. Masing
masing orang dalam kelompok tersebut mempunyai peran berbeda.
Peran mereka antara lain sebagai penulis naskah sekaligus penyiar
dan operator. Kami menganalis dan membekali teknik siaran analog
kepada 21 orang mahasiswa. Jadi terdapat 7 kelompok praktikan siaran
radio analog di studio kampus Univet. Dosen pengajar dilibatkan
dalam praktik siaran radio ini dengan harapan agar ke depan model
pembelajaran seperti ini yang diberikan kepada para mahasiswanya.
Strategi pembelajaran yang diterapkan adalah strategi pemȺ
belajaran kolaboratif yang disertai pelatihan dan unjuk kerja. Tiap
tim siaran dibuat bekerja kelompok dengan difasilitasi teknisi radio
dari radio kampus. Pelatihan tentang pengoperasionalan software
radio maupun software hotclok siaran dipandu oleh tim penulis, dan
akhirnya para mahasiswa diwajibkan unjuk kerja siaran radio baik
secara analog maupun streaming.
Hasil yang didapatkan tidak diulas semua dalam paper ini,
hanya yang terlihat jelas dari hasil penampilan para mahsiswa dalam
praktik siaran radio tersebut.

51
Model Pembelajaran Kepenyiaran Radio

Tabel 1. Hasil Pengamatan Siaran Radio Kampus


Kelompok Model Siaran Analog Model Siaran Streaming
Power Intonasi Inovasi Teknik power intonasi inovasi teknik
1 80 80 80 75 80 80 85 85
2 60 75 70 70 65 70 70 65
3 75 75 75 75 65 70 70 75
4 80 80 80 85 85 90 85 90
5 85 85 90 85 85 85 85 90
6 80 75 75 75 75 75 70 70
7 85 85 90 90 85 85 85 90

Tabel di atas adalah hasil penilaian praktik siaran radio tiap


kelompok baik secara analog maupun streaming. Setelah semua
kelompok diberi kesempatan praktik siaran radio, terlihat kemampuan
tiap unsur penilaian yang meliputi power suara, intonasi suara, inovasi
siaran, dan penguasaan teknik siaran radio. Hampir semua kelompok
dapat memperlihatkan kemampuan keterampilan siaran radio dengan
baik. Kelompok 7 yang paling menonjol prestasi kemampuannya.

B. Melatih softskill mahasiswa melalui pembelajaran


kepenyiaran radio dengan model analog dan streaming
Seperti telah dikatakan sebelumnya bahwa gambaran softskill
yang tercakup dalam mata kuliah kepenyiaran adalah semua
keterampilan berbahasa mulai menyimak, berbicara, menulis, dan
membaca. Aplikasi semua keterampilan tersebut dapat diwujudkan
dalam keterampilan pembuatan proƥle acara, naskah siaran, rundown
acara, hot clock siaran, pengoperasionalan studio radio, dan lainȺlain.
Oleh karena itu, apabila kita melihat hasil capaian para mahasiswa
dalam tabel di atas, bisa kita simpulkan bahwa para mahasiswa
sudah bisa menerapkan kemampuan softskill mereka melalui praktik
siaran radio. Semua keterampilan berbahasa mulai dari menyimak,
berbicara, menulis dan membaca tercakup dalam semua kegiatan
praktik siaran.

52
Penggunaan dan Perkembangan Radio Internet

Lima skala self-education sebagai terapan dari softskill para


mahasiswa yaitu independence, information awareness, decision
making, planning, and emotional attitudes nampak dari aktivitas
siaran radio yang dilakukan. Independence muncul dari kemandirian
dan kepercayaan diri mereka tatkala siaran di dalam studio. Menjadi
penyiar harus mandiri, semua keterampilan siaran harus dikuasai
mulai persiapan siaran, pelaksanaan siaran, dan akhir siaran.
Information awareness terlatih saat mereka menyiarkan program
acara siaran radio. Kepekaan pada cuaca, suasana, penyapaan pada
para pendengar radio, dan lainȺlain adalah bukti praktik information
awareness. Keterampilan berbicara sangat diperlukan pada bidang ini.
Empati pada keadaan pendengar, membangun suasana komunikasi
yang baik, mengalir, dan terus berkembang antara penyiar dengan
pendengar memerlukan pengetahuan informasi yang lengkap.
Seorang penyiar harus mempunyai kesigapan dalam membaca
keadaan dan selalu memperbaharui informasi yang diberikan pada
pendengar dalam berbagai bidang.
Decision making. Seorang penyiar selalu terlibat dalam
mengambil keputusan di saat sedang praktik siaran radio. Seorang
penyiar akan dituntut mampu mengambil keputusan dari aktivitas
siarannya. Keputusan untuk berbicara, teknik pemahaman alat siaran
radio, keputusan memilih lagu, maupun keputusan menyelesaikan
masalah secara mandiri. Seorang penyiar pasti dituntut untuk
mempersiapkan diri baik secara mental, pengetahuan, maupun teknik
siaran bila akan siaran. Kecakapan hidup membuat perencanaan
yang matang (planning) sangat memengaruhi keberhasilan seorang
penyiar.
Emotional attitudes adalah salah satu bentuk kecakapan
hidup yang sangat penting bagi seorang penyiar. Kematangan
emosi akan terlihat pada seorang penyiar yang sudah profesional.
Seorang penyiar dituntut untuk sabar, tegas, bisa menampung
berbagai kritik maupun saran dari berbagai pihak, Ʀeksibel, dan

53
Model Pembelajaran Kepenyiaran Radio

lainȺlain. Kepercayaan diri yang terlatih dari seorang penyiar akan


memunculkan emotional attitudes yang profesional.

C. Membuat Hotlock Siaran


Hotlock Siaran Radio 95,5 FM RADIO ASRI SRAGEg 06.00 –
07.00 (Request Indo & Barat)

Tabel 2. Tabel Proses Acara


go. Waktu Acara Durasi

1 06.00 Ⱥ 07.05 Lagu Opening 5


2 07.05 – 07.15 Slogan radio dan sapa pendengar 10
3 07.15 – 07.17 Lagu 1 3
4 07.17 – 07.19 Iklan 1 2
5 07.19 – 07.24 Info Sragen yang up to date 5
6 07.24 – 07.26 Lagu 2 2
7 07.26 – 07.30 Live by phone 4
8 07.30 – 07.33 Lagu 3 3
9 07.33 – 07.34 Iklan 2 1
10 07.35 – 07.45 Request by SMS 10
11 07.45 – 07.50 Lagu 4 5
12 07.50 – 07.55 Lagu 5 5
13 07.55 – 08.00 Salam penutup dan lagu penutup 5

54
Penggunaan dan Perkembangan Radio Internet

Gambar 15. Hotlock Siaran

55
Model Pembelajaran Kepenyiaran Radio

Di atas adalah cara membuat hotclock siaran radio dengan cara


pembuatan melalui program excel. Bila daftar siaran sesuai waktu
sudah dibuat secara manual dengan word, maka tinggal dicopikan
ke excel. Bila excel sudah lengkap, tabelnya akan muncul. Selanjutnya
kita blok dan copy paste tetapi jangan lupa dicopi hanya point acara
dan durasinya saja. Kata menit jangan ikut dicopi dan masuk di excel,
maka akan terbentuk diagram lingkaran untuk hotclock siaran.

56
Penggunaan dan Perkembangan Radio Internet

Bila sudah dicopy lalu dipaste ke excel.

57
Model Pembelajaran Kepenyiaran Radio

Terlihat kata “menit” sudah hilang, selanjutnya diblok lalu pilih insertȺ
pieȺ dan akan jadi diagram warna seperti di bawah ini.

58
BAB 6
Penutup

Pengembangan model pembelajaran radio di Program Studi


PBSI sudah dilakukan, akan tetapi pengembangan ini masih kurang
lengkap karena harus memerhatikan semua unsur model desain
pembelajaran yang ideal yang harus mencakupi unsur: (1) pebelajar;
(2) tujuan pembelajaran; (3) analisis pembelajaran; (4) strategi
pembelajaran; (5) bahan ajar, dan (6) penilaian belajar. Masih ada
beberapa unsur yang belum bisa tercakup dalam pembuatan model
pembelajaran kepenyiaran radio ini antara lain penilaian belajar.
Pendidikan softskill bidang kepenyiaran radio sudah bisa
membantu para mahasiswa dalam menerapkan keempat keterampilan
berbahasa yaitu menyimak, berbicara, menulis, dan membaca.
Aplikasi keterampilan tersebut masih bisa diperluas pada bidang
ilmu lain. Hal ini diharapkan dapat menambah pengetahuan para
mahasiswa menghadapi perkembangan ilmu dan pengetahuan.

59
Daftar Pustaka

Amirkhanova, Almira, et al. (2015) A model of selfȺeducation skills in


high education sistem. Procedia Social and Behavioral Sciences
171 (2015) 782 – 789.
Chaer, A. (2009). Psikolinguistik Kajian Teoretik. Jakarta: PT Rineka
Cipta.
Djajasudarma, T. Fatimah. (2010). Metode Linguistik Ancangan
Metode Penulisan dan kajian. Bandung: PT. Reƥka Aditama.
H.L., gayaranrao. (2012) A. Study on Communication Skill in English
as Life-line to all dalam Asia Journal Of Management Research.
Volume 3 Issue 1 .
Indriana, D. (2011). Ragam Alat Bantu Media Pengajaran. Yogyakarta:
Diva Press.
Iskandarwassid dan Dadang Sunendar. (2008). Strategi Pembelajaran
Bahasa. Bandung: PT. Remaja Rosda karya.
Mabruri, A. (2013). Panduan Penulisan Naskah TV. Jakarta: PT
Gramedia
Masduki. (2001). Jurnalistik Radio. Yogyakarta: LKIS
garayanrao. H.L. (2012) Asian Journal of Management Research Vol.
3 Issue 1
Ponnan, Ramachandran and Balaguru Ambalavanan. (2014).
Innovations to Broadcasting Curriculum to meet Workplace
expectations. Procedia Social and Behavioral Science 123 (2014)
160 – 169
Prawiradilaga, Dewi Salma. (2009). Prinsip Desain Pembelajaran
(Instructional Design Principles). Jakarta: Putra Graƥka.

61
Rashid, Bushra Mubashir Husain Rehmani, Ayaz Ahmad.(2015).
Broadcasting strategies for cogvitive radio networks: Taxonomy,
issue, and open challenges. Computer and Elextrical Enginering
Journal.http://dx.doi.org/10.1016/j.compeleceng.2015.08.006
Rosales, Rey G. (2012) Citizen Participation and The Use of Mobile
Technology in Radio Broadcasting. Telematics and Informatics
Journal. http://dx.doi.org/ 10.1016/ j.tele.2012.04.006
Sudjana, g dan Ahmad R. (2009). Media Pengajaran. Bandung:
Penerbit Sinar Baru Algesindo.
Suharyanti. (2011). Pengantar Dasar Keterampilan Berbicara.
Surakarta. Yuma Pustaka
Tarigan, H. G. (2008). Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Angkasa
Teyhan, A, et al. (2015). An evaluation of the impacct of “lifeskills”
training on road safety, subtance use and hospital attendance in
adolescence. Accident Analysis and Prevention 86 (2016) 108 –
113.
Wardana, E. (2009). Sukses Menjadi Penyiar Radio Profesional.
Yogyakarta: Penerbit Andi.

62
Glosarium

Offair
Event organizerȺnya radio yang bertugas menggelar acaraȺacara
offair dari radio yang bersangkutan.

Rate
Banyaknya kata yang diucapkan setiap menitnya oleh seorang
penyiar. Biasanya sebuah radio mempunyai standar khusus berapa
kata yang diucapkan setiap menitnya lebihȺlebih dalam membacakan
sebuah berita yang bertujuan untuk kejelasan sebuah informasi.

Passing
Pemenggalan kata atau kalimat dengan benar sehingga enak untuk
didengarkan tanpa mengubah arti kalimat itu sendiri juga bisa
mengatur tempo pengucapan kalimat.

Adlibbing
Kemampuan berbicara tanpa teks dengan kalimat yang jelas, runtut,
dan mudah dipahami. Gaya penyampaian menjadi penting untuk
menarik pendengar tema yang sederhana namun tetap menarik
untuk didengarkan.

Local content
Sebuah aset yang berharga bagi seorang penyiar untuk lebih banyak
lagi mencari pendengar radio.

Aksentuasi
Penyajian unsur pembeda pada satu ungkapan rupa agar tidak
berkesan monoton dan membosankan.

63
Transmitter
Pemancar yang berfungsi mengirimkan signal dari pengukur/sensor
ke suatu sistem control monitoring.

Validasi
Suatu tindakan pembuktian.

Etika
Suatu norma atau aturan yang dipakai sebagai pedoman dalam
berperilaku di masyarakat bagi seseorang terkait dengan sifat baik
dan buruk.

ķŝĮĚƥúŠ
Komponen elektronika yang dipakai untuk menguatkan daya atau
tenaga secara umum

64
Index

A
aksentuasi 17
amplifier 32, 33

B
berita 17, 28, 29, 31, 35, 38, 47, 49, 63
broadcasting 8, 10, 28

E
etika 45

G
gelombang 10, 27, 29, 30, 32, 33, 35, 36

I
interaksi 16, 30, 39
interaktif 40, 42
internet 8, 10, 34, 35, 36, 37, 39, 41, 43

M
media 9, 10, 15, 16, 17, 22, 28, 29, 35, 37, 48

N
new 47

O
operator 47, 51

P
pendengar 27, 28, 34, 35, 36, 37, 39, 40, 43, 46, 49, 53, 54, 63
penulis 3, 8, 11, 24, 25, 50, 51
penyiar 8, 9, 10, 11, 17, 18, 19, 22, 24, 29, 40, 46, 47, 48, 49, 51, 53, 54, 63

65
R
radio 8, 9, 10, 11, 12, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 21, 22, 23, 24, 25, 27, 28, 29, 30, 31, 32,
33, 34, 35, 36, 37, 38, 39, 40, 41, 42, 43, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 59,
62, 63
reporter 9

S
soft skill 7, 9, 11, 12, 16, 17, 18, 22, 44, 45

66

Anda mungkin juga menyukai