Anda di halaman 1dari 7

MEMAHAMI KESEHATAN REPRODUKSI

DISUSUN OLEH :

1.Febri Andayani Sitohang 200910


2.Rohdearni L Saragih 200910131
3.Sola Gracia Purba 20091018

4.Selviana Debora Sianipar 20091012

5.Monalisa Tamba 200910140

6.Doa Mariana Saragih 20091019

PRODI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS
KATOLIK SANTO THOMAS MEDAN

Kata pengantar

Segala Puji Syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.Dan juga kami berterima kasih kepada dosen yang yang
telah mengampu dan memberikan tugas ini kepada kami.Kami sangat berharap makalah ini dapat
berguna dalam rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai kesehatan reproduksi
anak.Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari
kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah
yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.semoga makalah yang ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera secara fisik, mental, dan sosial secara utuh dan
tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem,
fungsi dan proses reproduksi.Kesehatan reproduksi anak merupakan salah satu komponen dari
kesehatan reproduksi. Anak adalah suatu usia dimana individu menjadi terintergrasi ke dalam
masyarakat dewasa, suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada di bawah tingkat orang
yang lebih tua melainkan merasa sama atau paling tidak sejajar, anak juga sedang mengalami
perkembangan pesat dalam aspek intelektual. Secara harfiah, remaja berada diantara anak dan orang
dewasa, oleh karena itu, anak seringkali dikenal dengan fase “mencari jati diri” karena anak masih belum
mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik maupun psikisnya.(3)Menurut WHO,
remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-19 tahun, menurut peraturan Menteri Kesehatan RI no
5 tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang usia 10-18 tahun dan menurut Badan
Kependudukan dan Keluarga Berencana rentang usia remaja adalah 10-24 tahun dan belum menikah.
(4)Jumlah kelompok usia 10-19 tahun di Indonesia menurut sensus penduduk 2010 sebanyak 43,5 juta
atau sekitar 18% dari jumlah penduduk dan diperkirakan 18% jumlah penduduk dunia adalah remaja.(4)
Masa remaja sangat erat kaitannya dengan perkembangan ikis pada periode yang dikenal sebagai masa
pubertas yang diiringi dengan perkembangan seksual.Jumlah remaja yang tidak sedikit merupakan
potensi yang sangat berartidalam melanjutkan pembangunan di indonesia.Seperti yang tercantum
dalamgaris-garis besar pembangunan indonesia bahwa pembinaan anak dan remajadilaksanakan
melalui peningkatan gizi,pembinaan perilaku kehidupan beragamadan budi pekerti luhur,penumbuhan
minat belajar,peningkatan daya cipta dandaya nalar serta kreatifitas,penumbuhan idealisme dan
patriotisme.Akan tetapiadanya ketidakseimbangan upaya pembangunan yang di lakukan
terutamaterhadap remaja,akhirnya menimbulkan masalah bagi pembangunan itu sendiri. Salah satu
dampak ketidakseimbangan pembangunan itu adalah terjadinya perubahan mendasar yang menyangkut
sikap dan prilaku seksual pranikahdikalangan remaja.Di amerika latin anak muda berusia 15-24 tahun
melakukanintercourse (hubungan seksual) rata-rata pada usia 15 tahun bagi laki-laki dan usia17 tahun
bagi perempuan,Sedangkan di indonesia satu dari lima anak pertamayang dilahirkan pada wanita
menikah pada usia 20-24 tahun merupakan anak hasilhubungan seksual sebelum menikah.Tidak tepat
dan tidak benarnya informasimengenai seksual dan reproduksi yang mereka terima semakin membuat
runyammasalah perilaku seksual remaja pranikah.

B.RumusanMasalah
a.Apa yang dimaksud dengan anak dalam konsep kesehatan masyarakat?
b.Apa saja faktor yang mempengarui kesehatan reproduksi pada anak ?
c.Dampak apa yang terjadi pada anak ketika melakukan hubungan seks pranikah?
d.Bagaimana solusi yang tepat mengatasi masalah kesehatan reproduksi pada anak ?

C.Tujuan

Mampu memberikan pendidikan kesehatan demi tercapianya derajat kesehata pada semua anak baik
laki-laki maupun perempuan.

PEMBAHASAN

2.1.Pengertian Anak Dalam Konteks Kesehatan Reproduksi Anak


Anak didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masadewasa.Batasan usia remaja
berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya setempat. Menurut WHO (badan PBB untuk kesehatan
dunia) batasan usia remaja adalah 12sampai 24 tahun. Sedangkan dari segi program pelayanan, definisi
remaja yang digunakan olehDepartemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10 sampai 19 tahun
dan belum kawin.Menurut BKKBN (Direktorat Remaja dan Perlindungan HakReproduksi) batasan usia
remaja adalah 10 sampai 21 tahun. Hurlock (1973) memberi batasan masa remaja berdasarkan usia
kronologis,yaitu antara 13 hingga 18 tahun. Menurut Thornburgh (1982), batasan usiatersebut adalah
batasan tradisional, sedangkan alran kontemporer membatasi usiaremaja antara 11 hingga 22
tahun.Kesehatan Reproduksi (kespro) adalah Keadaan sejahtera fisik, mental dansosial yang utuh dalam
segala hal yang berkaitan dengan fungsi, peran & sistemreproduksi (Konferensi International
Kependudukan dan Pembangunan, 1994).
Kesehatan Reproduksi Menurut WHO
Adalah suatu keadaan fisik, mentaldan sosial yang utuh, bukan hanya bebas dari penyakit atau
kecacatan dalamsegala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi fungsi serta prosesnya. Atau
Suatu keadaan dimana manusia dapat menikmati kehidupan seksualnya sertamampu menjalankan
fungsi dan proses reproduksinya secara sehat dan aman.
Cara menjaga organ reproduksi, diantaranya:
Pakai handuk yang lembut, kering, bersih, dan tidak berbau atau lembab. Memakai celana dalam dengan
bahan yang mudah menyerap keringat. Pakaian dalam diganti minimal 2 kali dalam sehari.Secara garis
besar dapat dikelompokkan empat golongan faktor yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan
reproduksi yaitu :
1.Faktor sosial-ekonomi dan demografi (terutama kemiskinan, tingkat pendidikanyang rendah, dan
ketidaktahuan tentang perkembangan seksual dan prosesreproduksi, serta lokasi tempat tinggal yang
terpencil).
2.Faktor budaya dan lingkungan (misalnya, praktek tradisional yang berdampak buruk pada kesehatan
reproduksi, kepercayaan banyak anak banyak rejeki,informasi tentang fungsi reproduksi yang
membingungkan anak dan remajakarena saling berlawanan satu dengan yang lain, dsb).
3.Faktor psikologis (dampak pada keretakan orang tua pada remaja, depresi karenaketidakseimbangan
hormonal, rasa tidak berharga wanita pada pria yang membelikebebasannya secara materi, dsb),
4.Faktor biologis (cacat sejak lahir, cacat pada saluran reproduksi pasca penyakitmenular seksual, dsb).
Cakupan pelayanan kesehatan reproduksi:
a.Konseling dan informasi Keluarga Berencana (KB)
b. Pelayanan kehamilan dan persalinan (termasuk: pelayanan aborsi yang aman, pelayanan bayi baru
lahir/neonatal)
c.Pengobatan infeksi saluran reproduksi (ISR) dan penyakit menular seksual(PMS), termasuk pencegahan
kemandulan
d.Konseling dan pelayanan kesehatan reproduksi remaja (KRR)
e.Konseling, informasi dan edukasi (KIE) mengenai kesproa Kesehatan Reproduksi Remaja adalah suatu
kondisi sehat yang menyangkutsistem, fungsi dan proses reproduksi yang dimiliki oleh
remaja.PengertianPengertian sehatdisini tidak semata-mata berarti bebas penyakit atau bebas dari
kecacatan namun juga sehat secara mental serta sosial kultural. Remaja perlu mengetahui kesehatan
reproduksi agar memiliki informasi yang benar mengenai proses reproduksi serta berapa faktor yang
ada.
Remaja perlu mengetahui kesehatan reproduksi agar memiliki informasiyang benar mengenai proses
reproduksi serta berbagai faktor yang ada disekitarnya. Dengan informasi yang benar, diharapkan
remaja memiliki sikapdan tingkah laku yang bertanggung jawab mengenai proses reproduksi.
Pengetahuan Dasar
yang perlu diberikan kepada remaja agar merekamempunyai kesehatan reproduksi yang baik, antara
lain :
a.Pengenalan mengenai sistem, proses dan fungsi alat reproduksi (aspek tumbuhkembang remaja)
b.mengapa remaja perlu mendewasakan usia kawin serta bagaimana merencanakankehamilan agar
sesuai dengan keinginnannya dan pasanganya
c.Penyakit menular seksual dan HIV/AIDS serta dampaknya terhadap kondisikesehatan reproduksi
d.Bahaya narkoba dan miras pada kesehatan reproduksi
e.Pengaruh sosial dan media terhadap perilaku seksual
f.Kekerasan seksual dan bagaimana menghindarinya
g.Mengambangkan kemampuan berkomunikasi termasuk memperkuat kepercayaandiri agar mampu
menangkal hal-hal yang bersifat negatif

h. Hak-hak reproduksi
Masalah kesehatan reproduksi remaja di Indonesia kurang mendapat perhatian yang cukup. Ada
beberapa kemungkinan mengapa hal itu terjadi:
1)Banyak kalangan yang berpendapat bahwa masalah kesehatan reproduksi, seperti juga masalah
kesehatan lainnya, semata-mata menjadi urusan kalangan medis,sementara pemahaman terhadap
kesehatan reproduksi (apalagi kesehatanreproduksi remaja) di kalangan medis sendiri juga masih
minimal. Meskipunsejak konperensi Kairo definisi mengenai kesehatan reproduksi sudah semakin jelas,
diseminasi pengertian tersebut di kalangan medis dan mahasiswa kedokteranagaknya belum memadai.
2)Banyak kalangan yang beranggapan bahwa masalah kesehatan reproduksihanyalah masalah
kesehatan sebatas sekitar poses kehamilan dan melahirkan,sehingga dianggap bukan masalah kaum
remaja. Apalagi jika pengertian remajaadalah sebatas mereka yang belum menikah. Di sini sering terjadi
ketidakkonsistensian di antara para pakar sendiri karena di satu sisi mereka menggunakan istilah remaja
dengan batasan usia, tetapi di sisi lain dalam pembicaraanselanjutnya mereka hanya membatasi pada
mereka yang belum menikah.
3) Banyak yang masih mentabukan untuk membahas masalah kesehatan reproduksiremaja karena
membahas masalah tersebut juga akan juga berarti membahasmasalah hubungan seks dan pendidikan
seks.

2.2Determinan Perkembangan Anak


Pada bagian ini juga penting diketahui aspek atau faktor-faktor yang berhubungan atau
yangmempengaruhi kehidupan remaja. Keluarga, sekolah ,dan tetangga merupakan aspek yang
secralangsung mempengaruhi kehidupan reamaja, sedangan struktur sosial ,ekonomi politik ,dan
budaya lingkungan merupakan aspek yang memberikan pengarauh secara tidak langsungterhadap
kehidupan remaja. Secara garis besarnya ada dua tekanan pokok yang berhubungandengan kehidupan
remaja ,yaitu internal pressure (tekanan dari dalam diri remaja) dan external pressure (tekanan dari luar
diri remaja)Tekanan dari dalam (internal pressure) merupakan tekanan psikologis dan
emosional.Sedangkan teman sebaya, orang tua guru, dan masyarakat merupakan sumber dari luar
(external pressure). Teori ini akan membantu kita memahami masalah yang dihadapi remaja salah
satunyaadalah masalah kesehatan reproduksi.

2.3Perilaku seksual anak dan kesehatan reproduksi

Perilaku seksual anak terdiri dari tiga buah kata yang memiliki pengertian yang sangat berbeda satu
sama lainya. Perilaku dapat di artikan sebagai respons organisme atau responsseseorang terhadap
stimulus (rangsangan) yang ada.Sedangakan seksualadalah rangsangan-rangsangan atau dorongan yang
timbul berhubungan dengan seks. Jadi perilaku seksual anak adalah tindakan yang dilakukan
berhubungan dengan dorongan seksualyang datang baik dari dalam dirinya maupun dari luar dirinya.
Adanya penurunan usia rata-rata pubertas mendorong anak untuk aktif secara seksual lebihdini. Dan
adanya presepsi bahwa dirinya memiliki resiko yang lebih rendah atau tidak beresikosama sekali yang
berhubungan dengan perilaku seksualnya.

Contoh kekerasan seksual pada anak :

Aktivitas seksual tanpa penetrasi, seperti menyentuh bagian luar pakaian, mencium, masturbasi.
Menonton pornografi di depan anak atau meminta anak menonton tindakan tersebut. ... Memaksa atau
membujuk anak membuka pakaian. Menunjukkan alat kelamin seseorang pada anak. Pelecehan seksual
terhadap anak adalah suatu bentuk tindakan yang dilakukan orang dewasa atau orang yang lebih tua,
yang menggunakan anak untuk memuaskan kebutuhan seksualnya. Bentuk-bentuk pelecehan seksual
sebenarnya beragam. ... Maraknya kasus pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur sangat
meresahkan masyarakat.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Sekolah adalah perpanjangan tangan keluarga dalam meletakkan dasar perilaku untuk kehidupan anak
selanjutnya, termasuk perilaku kesehatan reproduksi. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan reproduksi
di sekolah sangatlah penting. Pendidikan kesehatan reproduksi, khususnya bagi murid utamanya untuk
menanamkan kebiasaan hidup sehat agar dapat bertanggung jawab terhadap kesehatan reproduksi diri
dan lingkungan serta aktif di dalam usaha-usaha kesehatan. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan
tahap-tahap: a. Memberikan pengetahuan tentang kesehatan reproduksi b. Menimbulkan sikap dan
perilaku menjaga kesehatan reproduksi c. Membentuk kebiasaan hidup menjaga kesehatan reproduksi

3.2 Saran
1. Mahasiswa diharapkan dapat melaksanakan program yang mengajarkan perilaku sehat kepada para
anak .
2. Pembaca diharapkan bisa memahami pembahasan keperawatan komunitas tentang
kesehatanreproduksi anak.

3. Para pemimbing atau pengajar diharapkan mampu memberi pendidikan kesehatan secara lebih

Anda mungkin juga menyukai