Anda di halaman 1dari 39

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................... i


DAFTAR ISI .............................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................... 1
B. Deskripsi Singkat ................................................ 2
MODUL C. Tujuan Pembelajaran ........................................... 3
D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok .................. 3
PENDIDIKAN DAN PELATIHAN
PEMBERKASAN PERKARA BAGI POLHUT BAB II PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA OLEH
PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS) ..... 5
A. Indikator Keberhasilan ....................................... 5
B. Kewenangan PPNS ............................................ 7
C. Pemberitahuan dimulainya Penyidikan ............... 8
D. Proses Penyidikan Tindak Pidana oleh PPNS ..... 9
E. Penyidikan Tindak Pidana................................... 10
F. Penindakan ......................................................... 11
G. Penangkapan ....................................................... 12
H. Pemeriksaan ........................................................ 13
OLEH :
I. Latihan ................................................................ 14
P. ARMAN LABAHI, SP.,M.A.P.,M.Sc. J. Rangkuman ......................................................... 15
SUDIRMAN SULTAN, SP., MP. K. Evaluasi ............................................................... 16
L. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ......................... 17

BAB III ADMINISTRASI PENYIDIKAN .............................. 14


A. Indikator Keberhasilan ........................................ 14
B. Penggolongan Administrasi Penyidikan ............. 15
C. Persyaratan Administrasi Penyidikan ................ 17
D. Pelaksanaan Administrasi Penyidikan ................ 18
E. Latihan ................................................................ 18
F. Rangkuman ......................................................... 19
G. Evaluasi ............................................................... 18
BALAI DIKLAT KEHUTANAN
H. Umpan Balik dan Tindak Lanjut ......................... 19
MAKASSAR, 2015
BAB IV TATA CARA PEMBUATAN LAPORAN KEJADIAN..21 BAB I
A. Indikator Keberhasilan ................................ 21 PENDAHULUAN
B. Laporan Kejadian (LK) ............................... 22
C. Teknik Pembuatan LK ................................ 29 A. Latar Belakang.
D. Bentuk dan Format LK. ................................ 30
E. Tindak Lanjut Penyempurnaan LK .............. 31 Proses pemberkasan perkara merupakan kegiatan dalam proses
F. Latihan.......................................................... 31 penyidikan tindak pidana yang menjadi kewenangan dari Penyidik.
G. Rangkuman .................................................. 32
H. Evaluasi ........................................................ 31 Yang berhak melakukan penyidikan adalah Pejabat Penyidik yang
I. Umpan Balik dan Tindak Lanjut .................. 32 telah memenuhi syarat-syarat sesuai peraturan perundang-undangan.
Seorang penyidik melakukan penyidikan adalah dalam usaha
BAB V PENUTUP ................................................................... 43
A. Simpulan ..................................................... 43 menemukan alat bukti dan barang bukti, guna kepentingan
B. Tindak Lanjut ............................................... 45 penyidikan dalam rangka membuat suatu perkara menjadi

DAFTAR PUSTAKA ................................................................. 46 jelas/terang dan untuk mengungkap atau menemukan tersangka
LAMPIRAN ............................................................................. 47 kejahatan.
Pasal 1 butir (2) Undang-Undang No.8 tahun 1981 tentang
Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) disebutkan
(halamannya belum diurutkan)
bahwa : “Penyidikan adalah serangkaian tindakan penyidik dalam
hal dan menurut cara yang diatur dalam undang-undang untuk
mencari serta mengumpulkan bukti guna membuat terang tindak
pidana yang terjadi dan menemukan tersangkanya”. Dengan
demikian penyidikan baru dapat dilaksanakan oleh penyidik apabila
telah terjadi suatu tindak pidana. Pada kondisi demikian maka proses
pemberkasan berkara baru dapat dilakukan.
Penyidik adalah pejabat Polisi Negara Republik Indonesia atau
Pejabat Pegawai Negeri Sipil (PNS) tertentu yang diberi wewenang
khusus oleh Undng-undang untuk melakukan penyidikan yang
3 disebut dengan Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS), (Pasal 109
butir (1) KUHAP). Untuk dapat menentukan suatu peristiwa yang C. Tujuan Pembelajaran
terjadi termasuk suatu tindak pidana, maka kemampuan penyidik Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu
mengidentifikasi suatu peristiwa sebagai tindak pidana dengan memahami, menjelaskan teknik dan prosedur pemberkasan
perkara.
berdasarkan pada pengetahuan hukum pidana mutlak diperlukan.
Oleh karena itu melalui modul Proses Pemberkasan ini, yang D. Materi Pokok dan Sub Materi Pokok
merupakan salah satu mata diklat pada Kurikulum Diklat Materi dan submateri pokok yang akan dibahas dalam
Pemberkasan Perkara Bagi Polisi Kehutanan (Polhut) diharapkan modul ini adalah sebagai berikut:
dapat menambah pengetahuan, wawasan, keterampilan dan 1. Proses penyidikan tindak pidana oleh PPNS.
pemahaman peserta tentang proses pemberkasan perkara tindak a. Kewenangan PPNS
pidana bidang kehutanan. b. Pemberitahuan dimulainya Penyidikan
c. Proses Penyidikan Tindak Pidana oleh PPNS
B. Deskripsi Singkat
d. Penyidikan Tindak Pidana
Dalam Mata Diklat Proses Pemberkasan, secara substansi
e. Penindakan
pembahasan berfokus pada proses pemberkasan tindak pidana
f. Penangkapan
kehutanan oleh PPNS yang berisi tentang proses penyidikan tindak
g. Penggeledahan
pidana oleh PPNS, administrasi penyidikan, tata cara pembuatan
h. Penyitaan
laporan kejadian, penyelesaian dan penyerahan berkas perkara. Mata
i. Pemeriksaan
diklat ini disajikan dengan proses experiential learning, yang
2. Administrasi penyidikan.
memberikan penekanan-penekanan pada proses pemberkasan
a. Penggolongan admnistrasi penyidikan
perkara, kombinasi metode ceramah interaktif, diskusi, studi kasus,
b. Persyaratan administrasi penyidikan
simulasi, story learning dan story writing. Melalui mata diklat ini,
c. Pelaksanaan administrasi penyidikan
peserta akan dinilai kemampuannya dalam memahami dan
3. Tata cara pembuatan laporan kejadian.
menjelaskan proses pemberkasan tindak pidana di bidang kehutanan.
a. Laporan Kejadian (LK)
b. Teknik pembuatan LK
5 c. Bentuk dan format LK
d. Tindak Lanjut penyempurnaan LK BAB II
4. Penyelesaian dan penyerahan berkas perkara. PROSES PENYIDIKAN TINDAK PIDANA (TP) OLEH
PENYIDIK PEGAWAI NEGERI SIPIL (PPNS)
a. Berita Acara Pemeriksaan
b. Analisa A. Indikator keberhasilan

c. Resume Setelah mempelajari Bab ini, peserta Diklat diharapkan

d. Penyerahan Berkas Perkara mampu menjelaskan proses penyidikan tindak pidana oleh PPNS

e. Penyerahan Tersangka dan Barang bukti sebagai landasan untuk mempraktikkan kegiatan pemberkasan
perkara tindak pidana kehutanan.

B. Kewenangan PPNS
Di dalam pasal 30 Undang-Undang No. 18 Tahun 2013
tentang pencegahan dan pemberantasan kerusakan hutan, dijelaskan
tentang kewenangan PPNS, yaitu;
1. melakukan pemeriksaan atas kebenaran laporan atau keterangan
berkenaan dengan tindak pidana perusakan hutan;
2. melakukan pemeriksaan terhadap orang atau badan hukum yang
diduga melakukan tindak pidana perusakan hutan;
3. meminta keterangan dan barang bukti dari orang atau badan
hukum sehubungan dengan peristiwa tindak perusakan hutan;
4. melakukan pemeriksaan atas pembukuan, catatan, dan dokumen
lain berkenaan dengan tindak pidana perusakan hutan;
5. melakukan pemeriksaan di tempat tertentu yang diduga terdapat
barang bukti, pembukuan, pencatatan, dan dokumen lain serta
melakukan penyitaan terhadap bahan dan barang hasil kejahatan
yang dapat dijadikan bukti dalam perkara tindak pidana
7
perusakan hutan;
6. melakukan penangkapan, penahanan, penggeledahan, dan penjelasan mengenai perkembangan penyidikan yang dilakukan
penyitaan; oleh penyidik.
7. meminta bantuan ahli dalam rangka pelaksanaan tugas Surat pemberitahuan ini berisi waktu dimulainya penyidikan,
penyidikan tindak pidana perusakan hutan; uraian singkat tentang tindak pidana yang terjadi dan pasal yang
8. menghentikan penyidikan apabila tidak terdapat bukti tentang dipersangkakan, nama-nama tersangka, dasar penyidikan dan
adanya tindakan perusakan hutan; penutup. Surat pemberitahuan dilampiri dengan laporan kejadian
9. memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai dan berita acara tindakan yang telah dilakukan. Surat
tersangka atau saksi; pemberitahuan diberi nomor dan penomorannya dilakukan sesuai
10. membuat dan menandatangani berita acara dan surat-surat lain nomor urut dalam buku register dimulainya penyidikan.
yang menyangkut penyidikan perkara perusakan hutan; dan
11. memotret dan/atau merekam melalui alat potret dan/atau alat D. Proses Penyidikan Tindak Pidana Oleh PPNS

perekam terhadap orang, barang, sarana pengangkut, atau apa Kegiatan pokok dalam rangka penyidikan tindak pidana dapat

saja yang dapat dijadikan bukti tindak pidana yang menyangkut digolongkan sebagai berikut :

hutan, kawasan hutan, dan hasil hutan. a. Penyidikan tindak pidana, meliputi :
1. Pencarian Pengumpulan Bahan Keterangan
C. Pemberitahuan dimulainya Penyidikan (capulbaket)/penyelidikan.
Berdasarkan Pasal 109 ayat (1) KUHAP, seorang penyidik 2. Penindakan :
yang telah memulai melaksanakan proses pemberkasan perkara a. pemanggilan
(penyidikan) terhadap peristiwa tindak pidana, penyidik harus b. penangkapan
sesegera mungkin untuk memberitahukan telah dimulai c. penahanan
penyidikan kepada Penuntut Umum. Hal ini bertujuan untuk d. penyitaan
mencegah penyidikan yang berlarut-larut tanpa adanya suatu 3. Pemeriksaan :
penyelesaian. Berdasarkan surat pemberitahuan dimulainya a. Saksi
penyidikan ini, pihak Jaksa Penuntut Umum berwenang meminta b. Ahli

9 c. Tersangka
4. Penyelesaian dan Penyerahan Berkas Perkara : 3. Tertangkap Tangan,
a. Pembuatan resume a. dalam hal tertangkap tangan, setiap orang dapat
b. Penyusunan Berkas Perkara melakukan tindakan tersebut dan segera memberitahukan
c. Penyerahan Berkas Perkara serta menyerahkan tersangka beserta atau tanpa barang
b. Dukungan Teknis Penyidikan bukti kepada PPNS yang berwenang melakukan
c. Administrasi Penyidikan penanganan selanjutnya.
b. PPNS apabila menerima penyerahan tersangka beserta
E. Penyidikan Tindak Pidana atau tanpa barang bukti wajib :
Penyidikan tindak pidana dilaksanakan setelah diketahui 1. Membuat Laporan Kejadian
bahwa suatu peristiwa yang terjadi merupakan tindak 2. Mendatangani Tempat Kejadian Perkara (TKP) dan
pidana.Suatu peristiwa dan atau tindak pidana dapat diketahui melakukan tindakan yang diperlukan.
melalui : 3. Membuat Berita Acara atas setiap tindakan yang telah
1. Laporan Kejadian, laporan kejadian diterima dari seseorang dilakukan.
baik tertulis maupun lisan dicatat oleh PPNS kemudian 4. Diketahui langsung oleh PPNS
dituangkan dalam Laporan Kejadian yang ditandatangani Dalam hal suatu tindak pidana diketahui langsung oleh
oleh sipelapor dan PPNS. Setelah selesai penerimaan laporan, PPNS, maka PPNS tersebut wajib segera melakukan tindakan-
kepada pelapor diberikan Surat Tanda Penerimaam Laporan tindakan sesuai kewenangannya, kemudian membuat Laporan
Kejadian. Kejadian dan atau Berita Acara tentang tindakan-tindakan yang
2. Pengaduan, pengaduan dapat dilakukan baik secara lisan telah dilakukan guna penyelesaian selanjutnya.
maupun tertulis pada instansi PPNS disertai permintaan untuk Kegiatan Penyidikan dilaksanakan melalui kegiatan
melakukan penindakan menurut undang-undang yang pencarian dan pengumpulan bahan dan keterangan (capulbaket),
menjadi kewenangan pada instansi tersebut. penindakan, pemeriksaan serta penyelesaian dan penyerahan berkas
perkara.
5. Capulbaket.
11 a. Capulbaket dilaksanakan berdasarkan pada :
1. Adanya informasi dan atau laporan yang diterima Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam capulbaket
maupun diketahui langsung oleh petugas instansi/PPNS. adalah :
2. Laporan Kejadian. 1. Dalam melakukan capulbaket secara terbuka petugas wajib
3. Berita Acara Pemeriksaan di TKP. menunjukkan tanda pengenal serta menggunakan teknik
4. Berita Acara Pemeriksaan Tersangka dan atau saksi. wawancara yang benar.
b. Capulbaket dilakukan untuk : 2. Dalam melakukan capulbaket secara tertutup petugas
1. Mencari keterangan-keterangan dan bukti guna menggunakan teknik observasi, undercover dan
menentukan suatu peristiwa yang dilaporkan atau surveilance yang benar.
diadukan, apakah merupakan tindak pidana atau bukan. 3. Hindarkan sikap dan tindakan yang dapat merugikan
2. Melengkapi keterangan dan bukti-bukti yang telah pelaksanaan capulbaket.
diperoleh agar menjadi jelas sebelum dilakukan
penindakan selanjutnya. F. Pemanggilan

3. Persiapan pelaksanaan penindakan atau pemeriksaan. Pemanggilan merupakan salah satu kegiatan penindakan/

c. Sasaran Capulbaket adalah : upaya paksa dalam rangka penyelidikan dan atau penyidikan

1. Orang tindak pidana untuk menghadirkan seseorang baik tersangka,

2. Benda/barang saksi atau ahli kepada penyidik guna kepentingan pemeriksaan

3. Tempat / lokasi dalam rangka memperoleh keterangan dan petunjuk-petunjuk

Capulbaket dilakukan dengan cara terbuka sepanjang mengenai tindak pidana yang terjadi. Pemanggilan dilakukan

hal itu dapat menghasilkan keterangan yang diperlukan, dan dengan pertimbangan :

dilakukan secara tertutup apabila terdapat kesulitan a. Bahwa seseorang mempunyai peranan sebagai tersangka dan

mendapatkannya. Hasil capulbaket dituangkan dalam bentuk atau saksi dalam suatu tindak pidana yang terjadi, yang

laporan dan harus benar-benar diolah sehingga merupakan diketahui dari :

keterangan yang berguna untuk kepentingan penyidikan. - Laporan Kejadian


- Berita Acara Pemeriksaan.
- Laporan Hasil Penyelidikan.
13
b. Untuk memperoleh dan atau melengkapai keterangan- - Petugas yang menyampaikan surat panggilan agar
keterangan, petunjuk-petunjuk dan bukti-bukti yang sudah memperlihatkan tanda pengenal anggota PPNS/
didapatkan tetapi dalam hal tertentu masih terdapat beberapa memperkenalkan identitasnya.
kekurangan bukti-bukti. - Apabila tersangka/saksi yang tidak berada di tempat, maka
Pemanggilan tersebut harus dilakukan dengan surat tindakan yang diambil adalah :
pemanggilan yang sah sesuai dengan bentuk dan format yang 1. Surat panggilan tersebut dapat diterimakan kepada orang
sudah ditentukan. Surat panggilan berperan sebagai bukti atas lain yang dapat menjamin bahwa surat panggilan tersebut
pelanggaran hukum apabila orang yang dipanggil tidak memenuhi akan disampaikan kepada yang bersangkutan (misalnya
panggilan. Surat panggilan ini akan dipergunakan untuk keluarga, RT/RW, pamong desa dan pegawainya).
kelengkapan berkas perkara yang merupakan bagian dari 2. Lembar lain surat panggilan supaya dibawa kembali oleh
administrasi penyidikan. Dalam surat panggilan harus disebutkan petugas yang menyampaikan setelah ditandatangani oleh
dengan jelas status orang yang dipanggil dan pasal yang orang yang menerima atau bila tidak dapat menulis
dipersangkakan (sesuai dengan perundang-undangan yang setelah dibubuhi cap jempol, ini sebagai bukti secara
menjadi kewenangan PPNS) yuridis bahwa surat panggilan sudah diterima oleh orang
Hal yang perlu diperhatikan dalam penyampaian surat yang dipanggil.
panggilan adalah : 3. Dalam hal seseorang menolak untuk menandatangani
- Surat panggilan disampaikan oleh petugas PPNS kepada surat panggilan, maka petugas yang menyampaikan surat
tersangka atau saksi yang dipanggil ditempat panggilan berusaha memberikan pengertian tentang arti
tinggal/kediaman/dimana yang bersangkutan berada dan pentingnya surat panggilan tersebut.
sudah diterima minimal 3 (tiga) hari untuk yang berada di 4. Terhadap tersangka atau saksi yang tidak memenuhi
dalam kota, dan 7 (tujuh) hari untuk yang berada di luar kota. panggilan tanpa alasan yang patut dan wajar atau
- Untuk panggilan yang ditujukan kepada WNI yang berada di menolak untuk menerima dan menandatangani surat
luar negeri dapat diminta bantuan penyidik Polri. panggilan, maka dapat diterbitkan surat panggilan untuk
ke-dua kalinya. Dan dalam hal yang dipanggil untuk ke-
15 dua kalinya juga tidak memenuhi panggilan tanpa alasan
yang patut dan wajar atau menolak untuk menerima dan penangkapan karena dikhawatirkan pelaku melarikan diri
menandatangani Surat Panggilan, maka PPNS membuat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 butir (2) KUHAP. Namun
surat kepada Penyidik Polri guna meminta bantuan setelah tiba dikantor diterbitkan surat perintah penangkapan
pemanggilan agar terhadap yang dipanggil tersebut beserta uraian secara detail pelaksanaan penangkapan dalam
dihadapkan pada PPNS dengan melampirkan Laporan Berita Acara Tertangkap Tangan.
Kejadian, Surat Perintah Penyidikan, Laporan Kemajuan Penangkapan dalam hal kasus bukan tertangkap tangan,
dan Surat Panggilan I dan II. bilamana diperlukan melakukan penangkapan terhadap tersangka
5. Surat Perintah Membawa Tersangka/Saksi maka dapat meminta bantuan Penyidik Polri untuk melakukan
diberlakukan/dibuat apabila seorang tersangka/saksi yang penangkapan dimana tersangka berada. Oleh karena itu surat
dipanggil dua kali berturut-berturut tidak memenuhi permohonan permintaan bantuan penangkapan ditujukan kepada
panggilan tanpa alasan yang sah (patut dan wajar). Kepala Kesatuan Polri setempat (Direktur Reserse/Kasar
Reskrim). Surat permintaan bantuan penangkapan dari PPNS
G. Penangkapan. kepada Penyidik Polri memuat identitas tersangka secara
Berdasarkan ketentuan Pasal 1 butir 20 KUHAP lengkap/jelas dan alasan, pertimbangan perlunya dilakukan
dinyatakan bahwa penangkapan adalah tindakan penyidik berupa penangkapan dengan melampiri Laporan Kejadian.
pengekangan sementara waktu kebebasan tersangka atau Penangkapan tersebut dilakukan atas dasar “Bukti
terdakwa apabila terdapat cukup bukti guna kepentingan Permulaan yang Cukup”, yaitu laporan kejadian ditambah salah
penyidikan, penuntutan dan atau peradilan. Penangkapan ini satu dari alat bukti yang sah. Contoh salah satu alat bukti yang
harus dilakukan dengan prosedur baku yang diatur dalam sah adalah keterangan saksi dalam berita acara pemeriksaan saksi
KUHAP, karena apabila tidak dipenuhi akan berdampak adanya yang menunjukkan bahwa benar telah terjadi tindak pidana dan
tuntutan Pra Peradilan. seseorang yang akan ditangkap adalah pelakunya.
Kasus tindak pidana kehutanan yang ditemukan oleh
Polhut dilapangan umumnya adalah kasus tertangkap tangan. h. Penggeledahan
Dalam hal ini, penangkapan tidak perlu menunggu surat perintah Pasal 32 KUHAP membedakan penggeledahan menjadi
penggeledahan rumah dan penggeledahan pakaian atau
17
penggeledahan badan. Penggeledahan rumah adalah tindakan
penyidik untuk memasuki rumah tempat tinggal dan tempat sedang berlangsung sidang pengadilan. Penyidik juga tidak
tertutup lainnya untuk melakukan tindakan pemeriksaan dan atau diperkenankan melakukan penggeledahan diluar wilayah
penyitaan dan atau penangkapan dalam hal dan menurut cara hukumnya tanpa izin dari ketua pengadilan negeri dan
yang diatur dalam KUHAP. Sedangkan penggeledahan badan didampingi oleh penyidik dari daerah hukum tersebut.
adalah tindakan penyidik untuk mengadakan pemeriksaan badan
dan atau pakaian tersangka untuk mencari benda yang diduga i. Penyitaan.

keras ada pada badannya atau dibawahnya serta untuk disita. PPNS kehutanan berwenang melakukan penyitaan terhadap

PPNS Kehutanan saat ini sudah dapat melakukan barang bukti temuan dan barang bukti sitaan. Penyitaan dilakukan

penggeledahan sebagaimana tersebut dalam pasal 30 huruf f setelah ada izin dari ketua pengadilan negeri, kecuali dalam

Undang-Undang No. 18 Tahun 2013 tentang pencegahan dan keadaan yang sangat perlu dan mendesak dapat melakukan

pemberantasan perusakan hutan. Penggeledahan yang dilakukan penyitaan tanpa menunggu surat izin penyitaan, namun wajib

oleh penyidik memerlukan surat izin dari ketua pengadilan negeri. segera melaporkannya guna memperoleh persetujuan ketua

Namun dalam keadaan yang sangat perlu dan mendesak, dapat pengadilan negeri (Pasal 38 ayat (1) dan (2) KUHAP).

melakukan penggeledahan pada halaman rumah atau tempat lain Setelah paling lama 2 x 24 jam meminta penetapan

tersangka bertempat tinggal, tempat tindak pidana dilakukan dan persetujuan dari ketua Pengadilan Negeri. Penyitaan dapat

tempat penginapan atau tempat umum lainnya. Dalam dilakukan terhadap benda-benda bergerak maupun benda tidak

penggeledahan ini, tidak diperkenankan memeriksa atau menyita bergerak, berupa :

surat, buku dan tulisan yang tidak ada hubungannya dengan 1. Benda atau tagihan tersangka atau sebagian yang

tindak pidana yang terjadi. Pelaksanaan penggeledahan wajib diduga/diperoleh sebagai hasil tindak pidana.

dilaporak kepada ketua pengadilan negeri setempat untuk 2. Benda yang dipergunakan secara langsung untuk melakukan

memperoleh persetujuannya. (Pasal 34 ayat (1) dan (2) KUHAP). tindak pidana atau untuk mempersiapkannya.

Apabila tidak tertangkap tangan, penyidik tidak 3. Benda yang dipergunakan untuk menghalang-halangi

diperkenankan untuk memasuki ruang siding MPR, DPR atau penyidikan tindak pidana.

DPRD, tempat ibadah atau upacara keagamaan dan ruang dimana 4. Benda yang khusus dibuat atau diperuntukan melakukan
tindak pidana.
19
5. Benda lain yang punya hubungan langsung dengan tindak - Identitas orang dari mana benda itu disita
pidana. - Ditandatangani oleh yang menyita
Penyitaan dilakukan minimal 2 (dua) orang petugas - Diberi lak dan distempel
penyidik, kemudian menghubungi RT/RW atau Ketua Untuk pembungkusan dan penyegelan benda sitaan/barang
Lingkungan dan minta untuk menjadi saksi dalam tindakan bukti harus dibuatkan Berita Acara yang memuat uraian tentang
penyitaan, benda-benda yang akan disita diperlihatkan kepada alat/pembungkusan dan penyegelannya sehingga barang atau
tersangka atau keluarganya atau orang lain dan dari siapa benda- benda sitaan tersebut tidak dapat dikeluarkan dari dalam
benda tersebut akan disita (yang menguasai), termasuk data dan pembungkusnya tanpa merusak segel dan pembungkus itu sendiri.
keterangan tentang asal benda-benda tersebut. Dalam penyitaan Surat tanda penerimaan diberikan kepada tersangka/
dibuatkan tanda terima yang menyebutkan secara rinci tentang keluarganya/jawatan/lembaga/orang lainnya yang menyerahkan
jumlah atau berat menurut jenis masing-masing, untuk benda-benda yang disita. Apabila menolak untuk menandatangani,
kepentingan pengamanan apabila dianggap perlu terhadap benda maka dalam Berita Acara Penyitaan maka disebutkan alasan
yang disita dilakukan pemotretan terlebih dahulu, serta dibungkus penolakan tersebut.
atau diikat menurut jenisnya masing-masing dan diberi label. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan
Tata cara pembungkusan benda sitaan adalah sebagai penyitaan :
berikut : - Minimal harus disaksikan oleh 2 (dua) orang yang identitasnya
1. Benda sitaan dibungkus dan diberi label; jelas, harus dicatat jumlah, jenis, keadaan/bentuk dan ciri-ciri
2. Pada label tersebut harus dicatat : khusus dari benda sitaan, perlakukan terhadap barang bukti
- Nomor registrasi barang bukti yang tidak bergerak, prinsip harus dapat mendapat ijin
- Jenis Pengadilan Negeri setempat, penyimpanan barang bukti hasil
- Jumlah dan atau beratnya sitaan sedapat mungkin di RUPBASAN.
- Ciri maupun sifatnya - Segera setelah dilakukan penyitaan harus dibuatkan BA
- Tempat, hari dan tanggal penyitaan Penyitaan yang ditandatangani oleh PPNS dan orang dari
- Nomor laporan kejadian mana benda tersebut disita serta orang-orang yang
21 menyaksikan penyitaan.
- Memperhatikan klasifikasi benda sitaan maka agar tidak rusak. Dalam hal saksi/tersangka berada di luar wilayah hukum penyidik
- Dalam hal penyitaan di luar daerah hukum PPNS, maka dapat berkoordinasi dengan penyidik Polri serta meminta
pelaksanaannya selain harus diketahui oleh Ketua Pengadilan bantuannya.
Negeri juga didampingi oleh penyidik Polri daerah hukum Metode pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara :
tempat dilakukannya penyitaan. 1. Inreview
2. Introgasi
I. Pemeriksaan. 3. Konfrontasi, dan
Pemeriksaan merupakan kegiatan untuk mendapatkan 4. Rekonstruksi
keterangan, kejelasan dan keidentikan tersangka dan atau saksi Khusus dalam pemeriksaan tersangka, tindakan yang
dan atau barang bukti tentang unsur-unsur tindak pidana yang dilakukan adalah :
telah terjadi, sehingga kedudukan atau peranan seseorang maupun 1. Mengajukan pertanyaan langsung kepada masalah;
barang bukti di dalam tindak pidana tersebut menjadi jelas dan 2. Mengajukan pertanyaan sambil membangkitkan;
dituangkan di dalam BA Pemeriksaan. 3. Mengajukan pertanyaan untuk menguji kebenaran keterangan
Yang berwewenang melakukan pemeriksaan adalah PPNS. tersangka;
Pemeriksaan dilakukan atas dasar : 4. Keterangan yang diberikan atas dasar pertanyaan-pertanyaan
1. Laporan kejadian dengan cara tersebut agar diseleksi/dipilih yang berkaitan
2. Laporan hasil capulbaket yang dibuat oleh petugas atas dengan unsur pidana yang terjadi dan disusun kembali serta
perintah pimpinan. dituangkan dalam BAP (Berita Acara Pemeriksaan).
3. BA Pemeriksaan di TKP, penangkapan, penahanan, 5. Dalam hal tersangka mungkir :
penggeledahan dan penyitaan - Perlihatkan fakta-fakta/bukti-bukti yang ada;
4. Petunjuk dari Penuntut Umum untuk melakukan pemeriksaan - Tunjukkan kontradiksi dan setiap ketidak benaran
tambahan. keterangannya;
- Adakan konfrontasi dan atau rekontruksi.

23
6. Dalam hal tersangka ditahan dalam waktu 1x 24 jam setelah 6. Jelaskan bagaimana tata cara pemanggilan tersangka dan atau
perintah penahanan dijalankan, tersangka harus mulai saksi didalam kegiatan penindakan terhadap suatu kasus yang
dimintai keterangannya oleh penyidik. yang ditangani oleh PPNS.
7. Penyidik sebelum memulai memeriksa wajib 7. Apa yang dimaksud dengan penangkapan, penggeledahan dan
memberitahukan kepada tersangka tentang haknya guna penyitaan barang bukti.
mendapatkan bantuan hukum atau dalam perkaranya wajib 8. Apa yang mendasari kegiatan pemeriksaan yang dilakukan
didampingi oleh Penasehat Hukum. oleh PPNS, sebutkan !

J. Latihan K. Rangkuman
1. Di dalam UU No. 18 Tahun 2013 dijelaskan tentang
kewenangan PPNS dalam hal proses penyidikan tindak pidana. Kewenangan PPNS Kehutanan dalam penyidikan tindak
Sebutkan apa saja yang menjadi kewenangan PPNS tersebut. pidana kehutanan terdapat pada pasal 30 Undang-Undang No. 18
2. Kegiatan penyidikan akan dimulai setelah terjadinya suatu Tahun 2013 tentang pencegahan dan pemberantasan kerusakan hutan.
tindak pidana, dan dilaporkan dari seseorang atau sekelompok Penyidikan tindak pidana dilaksanakan setelah diketahui bahwa
orang kepada PPNS atau Penyidik Polri. Apa yang dilakukan suatu peristiwa yang terjadi merupakan tindak pidana. Suatu
oleh PPNS kepada Penuntut Umum, dan Penuntut Umum peristiwa dan atau tindak pidana dapat diketahui melalui : Laporan
kepada PPNS setelah adanya Surat Perintah dimulainya Kejadian, pengaduan, dan tertangkap tangan.
Penyidikan. Seorang PPNS apabila telah menerima laporan kejadian
3. Salah satu kegiatan pokok dalam rangka penyidikan tindak maka segera memproses atau menindaklajuti laporan tersebut dengan
pidana adalah Penyidikan Tindak Pidana, sebutkan kegiatan melakukan penindakan. Penindakan adalah setiap tindakan hukum
yang dilakukan oleh PPNS pada kegiatan penyidikan. yang dilakukan oleh PPNS terhadap orang maupun benda/barang
4. Sebutkan dengan cara-cara apa saja suatu peristiwa dan atau yang ada hubungannya dengan tindak pidana yang terjadi. Tindakan
tindak pidana dapat diketahui oleh PPNS. hukum tersebut antara lain berupa pemanggilan tersangka, dan atau
5. Sebutkan alasannya mengapa pencarian dan pengumpulan saksi guna didengar keterangannya, penangkapan, penggeledahan,
bahan keterangan (capulbaket) dilakukan dan siapa saja penyitaan, dan pemeriksaan.
sasarannya. Pemeriksaan dilakukan atas dasar adanya Laporan
Kejadian, laporan hasil capulbaket yang dibuat oleh petugas atas
25
perintah pimpinan, BA Pemeriksaan di TKP, penangkapan,
penahanan, penggeledahan dan penyitaan, petunjuk dari Penuntut BAB III
Umum untuk melakukan pemeriksaan tambahan. Apabila ADMINISTARASI PENYIDIKAN
saksi/tersangka berada di luar wilayah hukum penyidik dapat
berkoordinasi dengan penyidik Polri serta meminta bantuannya. A. Indikator Keberhasilan
Metode pemeriksaan dapat dilakukan dengan cara interview, Setelah mempelajari Bab ini, peserta diklat diharapkan
introgasi, konfrontasi, dan rekonstruksi. mampu memahami administrasi penyidikan yang menjadi isi dari
berkas perkara tindak pidana kehutanan.
L. Evaluasi
B. Penggolongan Administrasi Penyidikan
1. Sebutkan apa yang menjadi kewenangan PPNS dalam Administrasi penyidikan merupakan penatausahaan segala
melakukan proses penyidikan terhadap suatu perkara.
kelengkapan administrasi yang diperlukan untuk kepentingan
2. Jelaskan tahapan-tahapan kegiatan dalam proses penyidikan
penyidikan yang meliputi kepentingan pencatatan, pelaporan dan
suatu perkara tindak pidana kehutanan.
pendataan untuk menjamin ketertiban, kelancaran dan keseragaman
3. Jelaskan kegiatan apa saja yang termasuk dalam kegiatan
penindakan dalam suatu kasus tindak pidana kehutanan. pelaksanaan administrasi penyidikan baik untuk kepentingan
4. Apa yang dimaksud dengan : Pemanggilan tersangka dan atau peradilan operasional maupun untuk kepentingan pengawasan.
saksi, penangkapan, penggeledahan, penyitaan dan Adminitrasi penyidikan meliputi dua hal, yaitu :
pemeriksaan. 1. Yang merupakan isi berkas perkara.
Kelengkapan administrasi penyidikan yang merupakan isi
M. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
berkas perkara sesuai kasusnya, terdiri dari :
 Sampul Berkas Perkara.
Apabila Saudara telah mampu menjawab empat
pertanyaan diatas dengan benar maka Saudara telah memenuhi  Daftar Isi berkas perkara

kriteria belajar tuntas. Apabila belum, Saudara dapat melakukan  Resume


pendalaman kembali terhadap materi yang telah diuraikan pada  Laporan Kejadian
Bab ini.  Berita Acara Pemeriksaan di Tempat Kejadian Perkara.
 Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan.
27
 Berita Acara Pemeriksaan Tersangka
 Berita Acara Pemeriksaan Saksi/Saksi Ahli.  Surat Perintah Penangkapan.
 Berita Acara Penyumpahan Saksi.  Surat Perintah Penahanan.
 Surat/Berita Acara Hasil Pemeriksaan oleh Ahli (antara  Surat Perintah Penangguhan Penahanan.
lain hasil pemeriksaan forensic laboratores).  Surat Perintah Pengalihan Jenis Penahanan.
 Berita Acara Konfrontasi.  Surat Permintaan Perpanjangan Penahanan kepada
 Berita Acara Rekonstruksi Kepala Kejaksaan.
 Berita Acara Penangkapan  Surat Permintaan Perpanjangan Penahanan Kepada
 Berita Acara Penahanan. Ketua Pengadilan.
 Berita Acara Penangguhan Penahanan.  Surat Perintah Perpanjangan Penahanan.
 Berita Acara Pengalihan Jenis Penahanan  Surat Perintah Pengeluaran Tahan.
 Berita Acara Perpanjangan Penahanan.  Surat Permintaan Izin Penggeledahan/Izin Khusus dari
 Berita Acara Pengeluaran Tahanan. Ketua Pengadilan.
 Berita Acara Penggeledahan Rumah/Badan/Pakaian.  Surat Perintah Penggeledahan.
 Berita Acara Penyitaan Barang Bukti.  Surat Perintah Penyitaan.
 Berita Acara Penerimaan Hasil Lelang.  Surat Ketetapan Penghentian Penyidikan.
 Berita Acara Penyisihan Barang Bukti.  Surat Pemberitahuan Penghentian Penyidikan.
 Berita Acara Pengembalian Barang Bukti.  Surat Tanda Penerimaan.
 Berita Acara Pembungkusan dan atau Penyegelan  Keterangan Dokter/Dokter Ahli (Visum Et Repertum).
Barang Bukti.  Dokumen-dokumen Bukti.
 Berita Acara Pemeriksaan Surat.  Daftar Saksi.
 Berita Acara Tindakan-Tindakan Lain.  Daftar Tersangka.
 Surat Panggilan  Daftra Barang Bukti.
 Surat Perintah Membawa.  Petikan Surat Putusan Pemidanaan Terdahulu.

29  Surat Kuasa Tersangka Kepada Penasihat Hukum.


 Lain-Lain yang perlu dilampirkan.  Kartotik Kejahatan/Pelanggaran.
 Statistik Kejahatan/pelanggaran.
2. Yang bukan merupakan isi berkas perkara.
 Daftar Residivist.
Kelengkapan administrasi penyidikan yang bukan merupakan
 Surat Perintah Tugas.
isi berkas perkara, terdiri dari :
 Laporan Hasil Pelaksanaan Tugas.
 Buku Register Laporan Kejadian
 Tanda bukti penitipan barang milik tahanan.
 Buku Register Kejahatan/Pelanggaran.
 Label barang bukti
 Buku Register Surat Pemberitahuan Dimulainya
 Daftar Pencarian Orang (DPO) dan Daftar Pencarian
Penyidikan.
Barang (DPB).
 Buku Register Surat Panggilan.
 Buku Register Surat Perintah Penangkapan. C. Persyaratan Administrasi Penyidikan
 Buku Register Surat Perintah Penggeledahan. Prosedur/saluran administrasi yang merupakan
 Buku Register Surat Perintah Penyitaan. persyaratan dalam administrasi penyidikan adalah :
 Buku Register Surat Perintah Tugas. a. Keseragaman dalam administrasi penyidikan.
 Buku Register Tahanan. b. Standarisasi model formulir dan surat.
 Buku Register Berkas Perkara. c. Pertanggung jawaban petugas dalam pelaksanaan kegiatan

 Buku Expedisi Berkas Perkara. penyidikan.

 Buku Register Barang Temuan. d. Untuk kepentingan peradilan, operasional dan pengawasan.

 Buku Register Pencarian Orang dan Barang. Dalam penyelenggaraan administrasi penyidikan terdapat
3 (tiga) tingkatan kegiatan :
 Buku Register Permintaan Keterangan Ahli (Visum et
a. Penerimaan dan pengumpulan.
Repertum).
b. Penataan/pencatatan/pendaftaran/penomoran.
 Buku Register Penerimaan Berkas Perkara dari Penyidik
c. Distribusi dan ekspedisi sesuai dengan alamat/disposisi/
Pegawai Negeri Sipil Tertentu.
pembidangan.
 Jurnal Situasi Kriminalitas.
31
Persyaratan bagi petugas yang melaksanakan administrasi D. Pelaksanaan Administrasi Penyidikan
penyidikan meliputi : Pelaksanaan adminsitrasi penyidikan sesuai dengan
a. Penanggung jawab administrasi penyidikan adalah seorang penggolongannya dilaksanakan sesuai dengan Petunjuk Teknis
penyidik/penyidik pembantu yang ditunjuk oleh kepala Kapolri No. Pol: JUKNIS/12/II/1982 tentang Administrasi
kesatuan. Penyidikan. Dalam pelaksanaan adminstrasi penyidikan, seorang
b. Memiliki pengetahuan administrasi umum dan khususnya PPNS wajib memiliki buku register :
administrasi penyidikan. a. Buku Register Laporan Kejadian (LK).
c. Fisik sehat dan disiplin tinggi. Buku Register LK berisi Nomor, No. LK, pelapor, uraian
d. Tulisan baik dan jelas. singkat kejadian, pasal yang dilanggar, tersangka dan
e. Memiliki kepribadian : sikap mental baik, tekun, teliti dan keterangan.
ulet, mempunyai inisiatif dan mampu mengembangkannya, b. Buku Register Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan
mampu bergaul dan mengkoordinir bawahannya dengan baik, (SPDP).
dapat menyimpan rahasia jabatan. Buku register SPDP memuat Nomor Urut, tanggal, uraian
Persyaratan sarana dan prasarana administrasi penyidikan singkat tindak pidana dan pasal yang dipersangkakan, SPDP,
meliputi: tersangka, Dasar penyidikan, dan keterangan.
a. Ruangan administrasi penyidikan terpisah dari ruangan c. Buku Register Surat Panggilan.
administrasi kesatuan (sekretariat). Buku register surat panggilan, berisi Nomor, tanggal, dasar
b. Berdekatan dengan ruangan Kepala Satuan/Reserse. panggilan, tanggal dan jam menghadap, nama-alamat-
c. Berdekatan dengan Sekretariat/Tata Usaha Kesatuan. pekerjaan yang dipanggil, sebagai tersangka/saksi,
d. Dilengkapi dengan peralatan yang diperlukan. penyidk/penyidik pembantu dan keterangan.
e. Security ruangan terjamin. d. Buku Register Surat Perintah. (Penangkapan, Penggeledahan,
Penyitaan dan Surat Perintah Tugas).
Buku register Surat Perintah Penangkapan, Berisi :
Nomor, tanggal, petugas yang melaksanakan, nama-identitas
33
tersamgka, dasar penangkapan, yang memerintahkan dan dari PPNS, tersangka, No.&tgl berkas perkara, instansi
keterangan. penyidik), dan keterangan.
Buku register surat penggeledahan, berisi : No, tanggal, E. Latihan
Surat permintaan izin penggeledahan/surat perintah 1. Administrasi penyidikan merupakan kegiatan penata-
penggeledahan, petugas yang melaksanakan, nama-tempat- usahaan yang mencakup penyelenggaraan dua hal, sebutkan
alamat yang digeledah, dasar penggeledahan dan keterangan. dua hal tersebut.
Buku register surat perintah penyitaan, berisi : No. , tgl, 2. Susunlah urutan kelengkapan administrasi penyidikan yang
Surat perintah penyitaan, petugas yang melaksanakan, nama- merupakan isi berkas perkara sesuai kasusnya.
tempat-alamat penyitaan, dasar penyitaan, keterangan. 3. Sebutkan prosedur/saluran administrasi yang merupakan
Buku register surat perintah tugas, berisi : No, Nama, persyaratan dalam administrasi penyidikan.
Pangkat/NIP, jabatan, keperluan, lamanya penugasan, 4. Dalam pelaksanaan adminstrasi penyidikan, seorang PPNS
keterangan. wajib memiliki buku register, sebutkan buku register apasaja
e. Buku Register Barang Bukti. yang harus dimiliki seorang PPNS.
Berisi nomor, penerimaan (jenis dan jumlah BB, nomor 5. Praktekkan cara membuat administrasi penyidikan kasus
dan tanggal surat tanda penerimaan, nama tersangka, nama perambahan di dalam kawasan dengan tersangka 2 orang dan
pemilik), pengiriman (kepada siapa, tanggal, oleh siapa), saksi 2 orang (ambil identitas teman Anda/peserta diklat)
penitipan/penyimpanan (tanggal, yang menerima titipan, dasar sebagai sampel latihan.
penitipan/penyimpanan, yang menitipkan), dan keterangan. F. Rangkuman
f. Buku Register Berkas Perkara. Penggolongan administrasi penyidikan mencakup
Buku register berkas perkara, berisi : nomor, tanggal penyelenggaraan dua hal, yaitu kelengkapan administrasi penyidikan
pencatatan, No. LK dan tanggal LK, uraian singkat kejadian dan yang merupakan isi berkas perkara dan kelengkapan administrasi
pasal yang dilanggar, identitas saksi dan tersangka, penyidikan yang bukan merupakan isi berkas perkara.
penyidik/penyidik pembantu, penyerahan berkas perkara dari Prosedur/saluran administrasi yang merupakan persyaratan
PPNS ke Penuntut Umum (No.& tgl penerimaan berkas perkara dalam administrasi penyidikan adalah : keseragaman dalam
35 administrasi penyidikan, standarisasi model formulir dan surat,
pertanggung jawaban petugas dalam pelaksanaan kegiatan 2. Jelaskan apa saja yang menjadi prosedur/saluran
penyidikan, untuk kepentingan peradilan, operasional dan administrasi yang merupakan persyaratan dalam administrasi
pengawasan. Sedangkan dalam penyelenggaraan administrasi penyidikan.
3. Sebutkan isi dari Buku Register Laporan Kejadian dan isi
penyidikan terdapat 3 (tiga) tingkatan kegiatan : Penerimaan dan
Buku Register Surat Perintah dimulainya Penyidikan.
pengumpulan, penataan/pencatatan/pendaftaran/penomoran, serta
distribusi dan ekspedisi sesuai dengan alamat/disposisi/ H. Umpan Balik dan Tindak lanjut.
pembidangan. Apabila Saudara telah mampu menjawab tiga pertanyaan
Pelaksanaan administrasi penyidikan dalam pemberkasan diatas dengan benar maka Saudara telah memenuhi kriteria
perkara berdasarkan pada Petunjuk Teknis Kapolri No. Pol: belajar tuntas. Apabila belum, Saudara dapat melakukan
JUKNIS/12/II/1982 tentang Administrasi Penyidikan. Dalam pendalaman kembali terhadap materi yang telah diuraikan pada
pelaksanaan adminstrasi penyidikan, seorang PPNS wajib memiliki Bab ini.
buku register : Buku Register Laporan Kejadian (LK), Buku Register
Surat Pemberitahuan Dimulainya Penyidikan (SPDP), Buku Register
Surat Panggilan, Buku Register Surat Perintah. (Penangkapan,
Penggeledahan, Penyitaan dan Surat Perintah Tugas), Buku Register
Barang Bukti, dan Buku Register Berkas Perkara.

G. Evaluasi
1. Administrasi penyidikan merupakan penata usahaan segala
kelengkapan administrasi yang diperlukan untuk
kepentingan penyidikan. Sebutkan manfaat dari administrasi
penyidikan.

37
BAB IV Laporan kejadian yang baik adalah laporan yang
TATA CARA PEMBUATAN LAPORAN memenuhi syarat-syarat seperti :
KEJADIAN (LK) a) Lengkap, artinya : data dan fakta yang ada di dalam

A. Indikator Keberhasilan laporan kejadian harus lengkap.

Setelah mempelajari Bab ini, peserta diklat diharapkan b) Jelas, artinya : bila uraian dalam laporan kejadian tidak

mampu memahami pembuatan dan tata cara pengolahan laporan memberi peluang ditafsirkan secara berbeda oleh pembaca

kejadian tindak pidana kehutanan. ini dapat dicapai bila bahasa yang digunakan benar dan
komunikatif.
B. Laporan Kejadian c) Benar (akurat) artinya : Data dan fakta yang salah dapat
Laporan Kejadian adalah Laporan tertulis yang dibuat menuntun pembaca membuat suatu keputusan yang salah.
oleh Polisi Kehutanan atas peristiwa atau kejadian yang dia lihat Jadi kebenaran dan keakuratan isi laporan kejadian sangat
dan atau dia temukan baik pada saat dia sedang berpatroli, diperlukan.
melakukan penjagaan maupun pada saat melakukan identifikasi d) Sistematis, artinya : Laporan kejadian harus ditulis
daerah rawan gangguan, dan atau orang lain yang memberikan berdasarkan tata urutannya dan tidak tumpang tindih serta
informasi kepadanya terhadap adanya indikasi dan atau menggunakan bahasa yang benar.
terjadinya tindak pidana di bidang kehutanan yang melanggar e) Objektif, artinya : penulis (pelapor) laporan kejadian tidak
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Laporan Kejadian boleh memasukan selera pribadi, ke dalam laporan
yang dibuat oleh Polisi Kehutanan merupakan dasar dari kejadian. Pelapor harus bersikap netral dan memakai
penyidikan tindak pidana di bidang kehutanan, yang memuat ukuran umum dalam menilai sesuatu.
unsur-unsur seperti : f) Tepat waktu, artinya : ketepatan waktu mutlak diperlukan,
a) pelapor, karena keterlambatan laporan kejadian bisa
b) peristiwa yang dilaporkan, mengakibatkan keterlambatan pengambilan keputusan dan
c) uraian singkat kejadian, dan, penanganannya.
d) tindakan yang diambil. Dilihat dari sumbernya, laporan kejadian dapat
digolongkan sebagai berikut :
a. Laporan kejadian yang bersumber dari laporan secara lisan. e. Jika Polisi Kehutanan yang sedang bertugas mendapatkan
Laporan yang disampaikan kepada Polisi Kehutanan sendiri (tertangkap tangan) peristiwa pidana, maka ia
secara lisan tentang terjadinya suatu peristiwa yang patut harus segera mengambil tindakan-tindakan pengamanan
diduga merupakan tindak pidana. secukupnya dan membuatkannya Laporan Kejadian.
b. Laporan kejadian yang bersumber dari laporan secara
C. Teknik Pembuatan Laporan Kejadian
tertulis.
Dalam melakukan suatu kegiatan yang terkait dengan
1). Disampaikan sendiri.
apa yang akan dilaporkan tentunya diperlukan teknik atau tata
Laporan yang disampaikan sendiri oleh pihak pelapor
cara yang harus ditempuh. Tata cara tersebut mempunyai aturan-
secara tertulis kepada petugas Polisi Kehutanan tentang
aturan dimana langkah kedua tidak boleh mendahului langkah
terjadinya suatu peristiwa yang patut diduga
pertama atau langkah ketiga mendahului langkah kedua dan
merupakan tindak pidana.
seterusnya.
2). Melalui Pos Surat/Kotak Pos
Demikian pula semestinya apabila akan membuat
Laporan yang diteima oleh Polisi Kehutanan lewat
laporan kejadian tindak pidana di bidang kehutanan laporannya
Kantor Pos atau Kotak Pos tentang informasi bahwa
harus baik dan berkualitas. Oleh karena itu pembuat laporan
telah terjadi suatu peristiwa yang patut diduga
kejadian harus memahami teknik atau tata cara pembuatan
merupakan tindak pidana.
laporan kejadian, dan tidak boleh dibuat seenaknya.
c. Laporan kejadian yang disampaikan melalui pesawat.
Tata cara pembuatan Laporan Kejadian harus memenuhi
Laporan yang disampaikan melalui pesawat yang
syarat formal dan syarat material.
ditujukan kepada Petugas Polisi Kehutanan tentang suatu
a) Syarat Formal :
peristiwa yang patut diduga merupakan tindak pidana.
1. Pada sudut kiri disebutkan nama kop kantor atau
d. Jika Polisi Kehutanan sedang bertugas, ia mendengar dan
kesatuan.
mengetahui serta menyaksikan sendiri adanya peristiwa
2. Di bawah nama kop kantor/kementerian ditulis kata
yang diduga akan berkembang ke arah tindak pidana, yang
“Pro Justitia”
kemudian dituangkan dalam bentuk Laporan Kejadian.
3. Di tengah-tengah bagian atas ditulis kata “Laporan
41
Kejadian”
4. Di bawah garis dituliskan Nomor Laporan Kejadian 3) Dimanakah : dimana tempat kejadiannya, dimana
Misalnya, Nomor : LK/……./……/ 2015 / Dishut barang bukti berada.
Kolaka. 4) Dengan apakah : mengandung pengertian agar dapat
5. Pada akhir Laporan Kerjadian di tanda tangani oleh menjawab pertanyaan dengan alat
pelapor dan yang menerima laporan. perbuatannya.
6. Diharapkan pembuatan laporan kejadian dilakukan 5) Mengapakah : mengapa perbuatan itu dilakukan,
dengan cara diketik. bagaimana akibat yang ditimbulkan.
7. Kata-kata harus ditulis dengan lengkap jangan 6) Bagaimanakah : bagaimana perbuatan itu terjadi,
menggunakan singkatan, kecuali singkatan yang sudah bagaimana akibat yang ditimbulkan.
resmi/baku. 7) Bilamanakah : bilamanakah perbuatan itu terjadi,
8. Penulisan angka yang menyebutkan jumlah harus Bilamanakah kejadian itu
diulangi dengan huruf di dalam kurung. dilaporkan.
9. Nama orang harus ditulis dengan lengkap dan
D. Bentuk dan Format Laporan Kejadian
menggunakan huruf Besar.
Bentuk dan format laporan kejadian yang dibuat oleh
b) Syarat Material.
Polisi Kehutanan dalam hal melaporkan adanya indikasi dan atau
Persyaratan yang harus dipenuhi dalam membuat
tindak pidana yang telah terjadi terbagi menjadi 2 (dua) bentuk.
laporan kejadian yang menyangkut isi atau materi laporan
Bentuk tersebut terdiri dari :
agar dapat menjawab pertanyaan yang mengandung unsur
a) Model A
5 W, 1 H atau mengandung 7 unsur kalimat “ Si Abadi
Model A adalah suatu bentuk Laporan Kejadian
Mendekap” adalah :
(LK) yang dibuat oleh petugas Polisi Kehutanan, bilamana
1) Siapakah : pelapor, korban, saksi
petugas tersebut langsung mengetahui atau melihat dan
2) Apakah : apa yang terjadi, apa perbuatan
menangkap secara langsung di lapangan terhadap
pidananya.
peristiwa yang dilaporkan.
b) Model B
43
Model B adalah suatu bentuk Laporan Kejadian E. Tindak Lanjut Penyempurnaan LK
(LK) yang dibuat oleh petugas Polisi Kehutanan, bilamana
Tindak lanjut dalam melengkapi/menyempurnakan
ada laporan kejadian dari seseorang atau kelompok orang
laporan kejadian adalah sebagai berikut :
(orang lain) dari suatu kejadian atau peristiwa.
a. Mendatangi tempat kejadian perkara (TKP).
Perlu untuk diketahui bahwa setelah petugas Polisi
b. Melakukan tindakan pertama di TKP.
Kehutanan memberikan Laporan Kejadian kepada
c. Melakukan kegiatan penyelidikan sebagai tindak lanjut
Penyidik Pegawai Negeri Sipil atau Penyidik Polri, yang
atas laporan tersebut.
bersangkutan harus meminta Surat Tanda Penerimaan
Untuk kesempurnaan laporan kejadian, hendaknya
Laporan (STPL) kepada Penyidik Pegawai Negeri Sipil
tindakan yang dilakukan dapat memenuhi semua isi yang akan
atau Penyidik Polri. Dan sebaliknya Penyidik Pegawai
termuat dalam laporan kejadian. Secara umum isi Laporan
Negeri Sipil atau Penyidik Polri yang diberikan Laporan
Kejadian, meliputi :
Kejadian wajib memberikan Surat Tanda Penerimaan
 Pendahuluan, memuat waktu pembuatan laporan serta
Laporan kepada petugas (Polisi Kehutanan) yang melapor
identitas petugas yang membuat laporan serta identitas
kepadanya. Ini sesuai dengan amanah dari Pasal 108 ayat
pelapor.
(6) KUHAP.
 Materi laporan memuat uraian kejadian secara lengkap
Selanjutnya pelapor atau petugas Polisi Kehutanan
dan kronologis, sehingga memenuhi unsur 7 KAH.
yang melaporkan tadi harus memonitor kegiatan tindak
 Penanda tanganan pelapor disertai Nama Tersangkanya.
lanjut dari hasil laporannya tadi, dan tetap melakukan
kegiatan pemantauan di tempat terjadinya tindak pidana  Penutup, memuat akhir pembuatan laporan dengan disertai

kehutanan. pernyataan bahwa laporan kejadian tersebut dibuat dengan


sebenar-benarnya.
 Pada bagian akhir laporan :
Sebelah kanan bawah dicantumkan tempat dan waktu
laporan kejadian serta tanda tangan dan identitas pembuat

45 laporan.
Sebelah kiri bawah dicantumkan Kepala Kesatuan atau Kejadian Perkara ditemukan pelaku perambahan sebanyak 3
Pejabat yang ditunjuk, untuk mengetahui pembuatan (tiga) orang yang bernama :
Laporan Kejadian Tersebut (tanda tangan dan nama 1. Muslan, umur 30 tahun beralamat di Jalan Patimura No. 5
tersangkanya). Desa Pujananting, Kab. Barru.
F. Latihan 2. Masrin, umur 35 tahun beralamat di Jalan Ahmad Yani No.
Pada hari Senin tanggal 6 Juli 2015, Kepala Dinas 3 Desa Pujananting, Kab Barru
Kehutanan Kab. Barru memerintahkan kepada Polhut untuk 3. Muh. Darwin, umur 32 tahun beralamat di Jalan
melakukan kegiatan Patroli Darat. Isi Surat Perintah Tugas
Diponegoro No. 35 Desa Allu, Kab. Barru.
tersebut adalah : Patroli Darat akan dilaksanakan selama 2 (dua)
hari yaitu hari Selasa dan Rabu tanggal 7 s/d 8 Juli 2015, di Blok Luas lokasi perambahan 1,5 (satu setengah) ha yang
Hutan Lindung Bulu Dua sekitar Pal 50 s/d Pal 75. Dengan Tim mulai ditanami tanaman Kakao (Coklat), Pisang dan Lada.
Patroli berjumlah 6 (enam) orang.
Kegiatan Perambahan di lakukan dengan cara menebang pohon
1) Hendri Kurniawan, Polhut Ahli Muda (sebagai Ketua Tim),
dengan menggunakan kapak, parang dan membersihkan lahan
2) Ariady Syahrir, Polhut Pelaksana Lanjutan (Anggota)
perambahan dengan cara membakar.
3) Husain Ahmad, Polhut Pelaksana (Anggota)
Barang Bukti yang ditemukan dilokasi perambahan
4) Rikardo Roempoembo, Polhut Pelaksana (Anggota)
selain kawasan hutan hutan yang dirambah, terdapat 1 pondok
5) Agustuti Iriani Saleh, Polhut Pelaksana (Anggota)
kebun, alat-alat untuk berkebun seperti 3 cangkul, 3 parang, 3
6) Jhoni Kondologit, Polhut Pelaksana (Anggota)
hand spray, dan peralatan memasak. Perintah Buatkan
Selanjutnya setelah melakukan persiapan-persiapan
Laporan Kejadiannya.
seperti : rencana kegiatan, sarana prasarana, logistik, obat-obatan
G. Rangkuman
dan administrasi, Tim Patroli berangkat pada hari Selasa tgl 7
1. Laporan Kejadian yang dibuat oleh Polisi Kehutanan
Juli 2015 ke lokasi tujuan, Tepat pukul 10.15 wita Tim
merupakan dasar dari penyidikan tindak pidana di
menemukan kegiatan perambahan yang terjadi di dalam kawasan
bidang kehutanan, yang memuat unsur-unsur seperti :
sekitar Pal 55 s/d Pal 56. Setelah mengidentifikasi Tempat
pelapor, peristiwa yang dilaporkan, uraian singkat
kejadian, dan tindakan yang diambil.
47
2. Laporan kejadian harus memenuhi syarat formal dan BAB V
syarat material. Sedangkan bentuk laporan kejadian PENYELESAIAN DAN PENYERAHAN
terdiri dari laporan kejadian model A dan laporan BERKAS PERKARA
kejadian model B. A. Indikator Keberhasilan
3. Tindak lanjut dalam melengkapi/menyempurnakan Setelah mempelajari Bab ini, peserta diklat diharapkan
laporan kejadian adalah dengan mendatangi tempat mampu melakukan penyelesaian dan penyerahan berkas perkara
kejadian perkara (TKP), melakukan tindakan pertama di ke Jaksa Penuntut Umum.
TKP dan melakukan kegiatan penyelidikan sebagai
tindak lanjut atas laporan yang dilaporkan. B. Berita Acara Pemeriksaan (BAP)
Berita acara adalah risalah-risalah yang ditulis oleh
H. Evaluasi
pejabat yang berwewenang karena jabatannya atas kekuatan
Jawablah pertanyaan berikut dengan lengkap dan jelas:
sumpah jabatan tentang duduk kejadian yang sebenarnya. Berita
1. Jelaskan syarat-sayart formal yang harus dipenuhi dalam
acara pemeriksaan terdiri atas 3 bentuk, yaitu :
pembuatan Laporan Kejadian.
1. Bentuk cerita atau pernyataan (stateman), yaitu serangkaian
2. Unsur-unsur apasajakah yang terdapat dalam syarat
jawaban atas pertanyaan lisan pemeriksa yang disusun dalam
material yang harus dipenuhi dalam pembuatan laporan
kalimat sehingga merupakan suatu cerita dalam BAP.
kejadian, Jelaskan ?
2. Bentuk tanya jawab, yaitu BAP yang disusun dalam bentuk
3. Sebutkan dan Jelaskan Tindak lanjut yang harus dilakukan
tanya jawab antara pemeriksa dengan yang diperiksa,
dalam melengkapi/menyempurnakan laporan kejadian.
sehingga memberikan gambaran kejadian secara jelas dan
I. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
memenuhi jawaban atas pertanyaan terhadap unsure pasal
Apabila Saudara telah mampu menjawab tiga pertanyaan tindak pidana yang dipersangkakan.
diatas dengan benar maka Saudara telah memenuhi kriteria
3. Bentuk gabungan, yaitu BAP yang disusun dalam bentuk
belajar tuntas. Apabila belum, Saudara dapat melakukan
gabungan cerita dan tanya jawab, dimana apabila Tanya
pendalaman kembali terhadap materi yang telah diuraikan
pada Bab ini. jawab sudah dilakukan kemudian yang diperiksa diminta
49 menceritakan dari awal sampai akhir kejadian yang
sebenarnya, dengan maksud apabila pemeriksa lupa tentang Setiap jawaban atas pertanyaan selalu dipertanyakan dengan
sesuatu hal, dapat terungkap dari cerita ini. pertanyaan yang membuntuti jawaban itu.
Pertanyaan-pertanyaan dalam berita acara menjurus Susunan pertanyaan untuk tersangka, saksi dan ahli
kepada unsur pasal. Pertanyaan pokok dalam BAP, seperti : secara umum terdiri atas pertanyaan awal, pertanyaan pokok dan
1. Apa yang terjadi (tindak pidana apa yang terjadi) pertanyaan penutup.
2. Dimana terjadi tindak pidana tersebut 1. Pertanyaan untuk tersangka
3. Kapankah waktu kejadian a. Pertanyaan awal
4. Siapakah korban, saksi dan pelakunya.  Berdasarkan bukti-bukti yang telah diperoleh
5. Dengan alat apa pelaku melakukan tindak pidana tersebut pemeriksa, saudara dipersangkakan telah melakukan
6. Bagaimana cara melakukan tindak pidana tindak pidana (uraikan tindak pidananya), Apakah
7. Mengapa perbuatan pidana itu dilakukan saudara sudah mengerti ? Jelaskan.
8. Dll untuk memenuhi unsur pasal yang dipersangkakan  Saudara diperintahkan untuk memberikan keterangan
Apabila dalam pemeriksaan, tersangka berbelit-belit secara bebas tanpa tekanan, Apakah tersangka
memberikan keterangan, lakukan teknik-teknik pertanyaan bersedia memberikan keterangan yang sebenarnya?
berikut ini : Jelaskan.
1. Direct Approach, yaitu mengajukan pertanyaan langsung ke  Jelaskan riwayat hidup saudara.
pokok perkara.  Sebelum perkara yang dipersangkakan kepada
2. Emotional Approach, yaitu mengajukan pertanyaan sambil saudara sekarang ini, apakah saudara pernah
membangkitkan emosi tersangka. melakukan tindak pidana atau terlibat dalam suatu
3. Trickery Approach, yaitu mengajukan pertanyaan untuk kasus tindak pidana ? Jelaskan.
menguji keterangan tersangka, kemudian jawaban atas  Saudara berhak didampingi penasehat hukum dalam
pertanyaan tersebut diseleksi yang berkaitan dengan unsur pemeriksaan ini, Apakah saudara telah memiliki
pidana yang dipersangkakan dan disusun kembali serta penasehat hukum sendiri ? Jelaskan.
dituangkan dalam BAP.  Perbuatan saudara diancam pidana penjara 5 tahun
51 atau lebih dan saudara wajib didampingi penasehat
hukum. Apakah saudara telah memiliki penasehat  Menurut keterangan istri saudara (keluarganya),
hukum sendiri ? Jelaskan. bahwa (BB) adalah milik saudara. Bagaimana
 Dalam perkara yang dipersangkakan terhadap saudara tanggapan saudara dengan hal itu. Jelaskan.
sekarang ini, saudara wajib didampingi penasehat --- tersangka menjawab tidak tahu/benar, hentikan
hukum, namun karena sesuatu hal Penasehat Hukum pemeriksaan dan lakukan pemeriksaan konfrontasi.
untuk mendampingi saudara belum ada, dan akan Apabila tersangka masih tidak terus terang, cari
dihadirkan pemeriksa pada pemeriksaan berikutnya, bukti-bukti lain yang mendukung karena tersangka
Apakah pemeriksaan sekarang ini dapat dilanjutkan ? tidak wajib pembuktian (berhak mungkir) sesuai
Jelaskan. pasal 66 KUHAP. Apabila sudah cukup bukti sesuai
b. Pertanyaan pokok Pasal 183 KUHAP, tersangka tidak perlu diperiksa
 Pada tanggal (waktu kejadian), saudara berada lagi dan hal itu disebutkan dalam resume.
dimana, bersama siapa dan apa yang saudara lakukan ---- Apabila tersangka terus terang memberikan
atau perbuat ? Jelaskan keterangan yang sebenarnya, pertanyaan selanjutnya
---- Bila tersangka membuat alibi atau tidak terus adalah :
terang memberikan keterangan yang sebenarnya.  Kapan dan dimana saudara melakukan perbuatan itu
 Menurut keterangan saksi A, bahwa saudara telah (sebutkan perbuatannya sesuai unsur pasal )
melakukan perbuatan (sebutkan tindak pidananya  Bersama siapakah saudara melakukan perbuatan itu
pada tanggal… di….) Bagaimana tanggapan saudara dan siapakah yang mengetahuinya ? Jelaskan.
dengan hal itu? Jelaskan. --- Bila pelaku lebih dari 1 orang
---- Menjawab tidak benar  Sebelum melakukan perbuatan itu, kapan dan
 Diperlihatkan kepada saudara berupa (BB) yang dimanakah hal itu direncanakan, dan dari siapakah
disita dari (saksi atau sdr atau TKP), apakah saudara datangnya rencana (niat) itu, serta bagaimana
dapat mengenalinya ? Jelaskan tanggapan yang lain (bukan yang memberikan
--- tersangka menjawab tidak kenal rencana) waktu itu. Jelaskan.
53
 Dengan menggunakan alat apakah saudara dan kawan  Apakah ada saksi atau ahli yang dapat memberikan
saudara melakukan perbuatan itu ? Jelaskan. keterangan dalam rangka pembelaan saudara,
 Darimanakah alat itu saudara peroleh? Jelaskan. sehubungan dengan perkara yang dipersangkakan
 Bagaimanakah cara saudara melakukan perbuatan terhadap saudara sekarang ini ? Jelaskan.
itu ? Jelaskan. --- Bila ada, saksi/ahli ybs diminta keterangannya
 Apakah peranan/perbuatan saudara dan juga kawan dalam BAP, namun keterangan tersebut jangan
saudara tersebut ? Jelaskan. dimasukkan dalam resume, tetapi dimasukkan dalam

 Bagaimanakah korban akibat perbuatan saudara dan isi berkas perkara pada kolom lain-lain yang perlu

kawan saudara tersebut ? Jelaskan. dilampirkan.

 Mengapa perbuatan saudara dan kawan saudara c. Pertanyaan penutup

tersebut dilakukan dengan cara demikian itu atau  Apakah dalam memberiak keterangan ini, saudara

waktu demikian itu ? Jelaskan merasa mendapat paksaan atau tekanan dari

 Dimanakah alat yang saudara pergunakan itu saudara pemeriksa? Jelaskan.

simpan setelah melakukan perbuatan itu? Jelaskan.  Sudah benarkah semua keterangan saudara diatas?

 Dimanakah alat untuk melakukan perbuatan itu Jelaskan.

sekarang ini (bila sudah disita)? Jelaskan 2. Pertanyaan untuk saksi

 Apa manfaat/kegunaan/untungnya bagi saudara a. Pertanyaan awal

melakukan perbuatan itu? Jelaskan.  Saudara diperintahkan memberikan keterangan

 Diperlihatkan kepada saudara seorang korban atau sebagai saksi dalam perkara ini sehubungan dengan

saksi. Apakah saudara mengenalinya ? telah terjadinya tindak pidana (uraikan tindak
pidananya), apakah saudara mengerti ? Jelaskan.
 Diperlihatkan kepada saudara (BB), apakah saudara
dapat mengenalinya ? jelaskan  Saudara wajib memberikan keterangan dalam
keadaan bebas tanpa tekanan, Apakah saudara
bersedia memberikan keterangan yang sebenarnya ?
55 Jelaskan.
 Sehubungan dengan perkara yang dipersangkakan  Apakah masih ada keterangan lain yang perlu saudara
kepada saudara X, apakah saudara mempunyai tambahkan sehubungan dengan perkara ini? Jelaskan
hubungan keluarga dengan tersangka ? Jelaskan.  Sudah benarkah semua keterangan saudara diatas dan
b. Pertanyaan pokok apakah saudara merasa mendapat tekanan dalam
 Pada tanggal (waktu kejadian), saudara berada memberikan keterangan ini. Jelaskan
dimana, bersama siapa dan apa yang saudara lakukan 3. Pertanyaan untuk ahli
atau perbuat ?Jelaskan a. Pertanyaan awal
 Apa yang saudara alami, lihat atau dengan  Saudara diperintahkan memberikan keterangan
sehubungan dengan tindak pidana itu ? Jelaskan sebagai ahli dalam perkara ini sehubungan dengan
 Dengan menggunakan alat apakah tersangka X telah terjadinya tindak pidana (uraikan tindak
melakukan perbuatan itu ? Jelaskan. pidananya), apakah saudara mengerti ? Jelaskan.
 Bagaimanakan cara tersangka X melakukan  Saudara wajib memberikan keterangan dalam
perbuatan itu ? Jelaskan keadaan bebas tanpa tekanan, Apakah saudara
 Bagaimana keadaan korban yang dilihat saudara bersedia memberikan keterangan yang sebenarnya ?
akibat perbuatan itu ?Jelaskan Jelaskan.
 Setelah tersangka X melakukan perbuatan itu, dimana  Sehubungan dengan perkara yang dipersangkakan
alat yang dipergunakan itu ? Jelaskan kepada saudara X, apakah saudara mempunyai
 Pertanyaan lain yang dianggap perlu. hubungan keluarga dengan tersangka ? Jelaskan.
c. Pertanyaan penutup  Jelaskan riwayat keahlian dan pekerjaan Saudara.
 Diperlihatkan kepada saudara seseorang bernama b. Pertanyaan pokok
(tersangka X). Apakah saudara dapat mengenalinya ?  Kepada saudara telah dikirim BB tertanggal…. Dan
 Diperlihatkan kepada saudara sebuah benda (BB). bukti pembanding dalam keadaan terbungkus dan
Apakah saudara dapat mengenalinya ? Jelaskan. dilak.. Apakah saudara telah menerima dengan utuh
 Apakah saudara telah melakukan pemeriksaan /
57 penelitian terhadap barang bukti tersebut ?
 Bagaimanakah hasil penelitian saudara terhadap pencegahan dan pemberantasan perusakan hutan, adalah alat
barang bukti tersebut ? bukti sebagaimana dalam KUHAP yaitu pasal 184
 Apakah ada sisa barang bukti yang saudara teliti (keterangan saksi, keterangan ahli, surat, petunjuk dan
tersebut? keterangan terdakwa) dan alat bukti lainnya berupa
c. Pertanyaan penutup informasi elektronik, dokumen elektronik dan atau peta.
 Diperlihatkan kepada saudara barang bukti, apakah Untuk itu, dalam menganalisa ini dilakukan dengan 3
ada hubungan barang bukti tersebut dengan tindak (tiga) tahap, yaitu :
pidana yang terjadi ? 1. Tahap inventarisasi, yaitu mengumpulkan semua

 Dalam memberikan keterangan ini, apakah saudara keterangan yang benar-benar telah mengarah kepada

merasa mendapat paksaan atau tekanan? Jelaskan. unsur tindak pidana yang dipersangkakan terhadap

 Apakah masih ada keterangan lain yang perlu saudara tersangka sebanyak mungkin.

tambahkan sehubungan dengan perkara ini ? Jelaskan. 2. Tahap seleksi, yaitu melakukan seleksi terhadap

 Sudah benarkah semua keterangan saudara diatas ? keterangan-keterangan yang telah diperoleh untuk
mencari keterangan yang ada relevansinya dengan tindak
C. Analisa
pidana yang terjadi dan mempunyai hubungan logis.
Setelah penyidik selesai melakukan pemeriksaan,
3. Tahap pengkajian, yaitu mengkaji ulang untuk menilai
tindakan selanjutnya adalah menganalisa alat-alat bukti,
dan menguji kebenaran keterangan-keterangan yang
tentang apakah alat bukti yang diperoleh dalam perkara ini
diperoleh dengan barang bukti atau bukti-bukti yang lain
sudah cukup bukti sesuai pasal 183 KUHAP “Hakim tidak
termasuk petunjuk yang ada untuk menarik suatu
boleh menjatuhkan pidana kepada seseorang kecuali apabila
kesimpulan apakah keterangan itu betul-betul dapat
ada sekurang-kurangnya dua alat bukti yang sah, Ia
dipercaya dan saling mendukung dengan alat-alat bukti
memperoleh keyakinan bahwa suatu tindak pidana benar-
yang ada.
benar terjadi dan bahwa terdakwalah yang bersalah
Setelah diperoleh gambaran atau kontruksi tindak
melakukannya. Alat bukti yang sah sebagaimana tersebut
pidana yang terjadi, dengan demikian dapat diketahui
dalam pasal 37 Undang-Undang No. 18 Tahun 2013 tentang
59 bahwa:
1. telah terjadi tindak pidana 5. Ditulis kop satuan pada sudut kiri atas dan Pro-justitia
2. TKP di wilayah hukumnya dibawahnya, untuk membebaskan biaya materai.
3. siapa korban, saksi yang menguntungkan dan saksi yang 6. Bagian tengah atas kertas ditulis judul “RESUME”
merugikan. 7. Pengetikan diberi Marge seperempat kertas sebelah kiri
4. benda apa yang menjadi barang bukti dalam perkara 8. Dibuat oleh penyidik atau penyidik pembantu dengan
5. peran masing-masing tersangka membubuhkan tempat, tanggal pembuatan, nama dan
6. Unsur pasal yang dipersangkakan sudah cocok. ditanda tangani.
Dari analisa dan evaluasi tersebut, penyidik dapat Syarat materil :
menyusun resume sebagai kesimpulan akhir dari 1. Dasar
penanganan perkara, dengan menerapkan pasal pidana yang Dasar perkara adalah laporan kejadian baik model B
dipersangkakan pada masing-masing tersangka. ataupun model A.
D. Resume 2. Perkara
Resume adalah kesimpulan akhir dari hasil penyidikan Perkara adalah gambaran secara umum tentang tindak
tindak pidana yang dilakukan dan dituangkan dalam bentuk pidana yang terjadi yang diuraikan secara singkat,
persyaratan penulisan tertentu. Dalam pembuatan resume meliputi :
dikenal juga syarat formil dan materil. a. Tindak pidana yang terjadi dengan pasal pidana yang
Syarat formil : dipersangkakan.
1. Diketik dikertas polio warna putih dengan jarak 1.5 spasi. b. Tempat dan waktu tindak pidana dilakukan
2. Penulisan nama huruf besar dan digaris bawahi. c. Pelaku dan korban tindak pidana
3. Penulisan angka menunjukkan jumlah diulangi dengan d. Alat yang dipergunakan dan modus operandi
huruf e. Akibat yang ditimbulkan perbuatan pelaku, baik
4. Tidak boleh menggunakan singkatan kecuali singkatan terhadap jiwa maupun kerugian materil.
resmi 3. Fakta-fakta
a. Penanganan TKP
61
1) TPTKP, yang meliputi waktu dan kondisi cuaca 5) Perpanjangan penahanan
pertama tiba di TKP, pengamanan TKP dan hal- 6) Perpanjangan penahanan lanjutan
hal yang ditemukan pertama tiba di TKP. 7) Pengeluaran tahanan
2) Olah TKP, meliputi mencari dan menemukan 8) Membawa tahanan
bukti-bukti di TKP baik bukti objektif maupun e. Penggeledahan
bukti subjektif. 1) Penggeledahan rumah/tempat tertutup lainnya
b. Pemanggilan 2) Penggeledahan badan
1) Pemanggilan saksi, ahli, juru bahasa, rohaniawan, 3) Penggeledahan angkutan
penasehat hukum dan tersangka f. Penyitaan
2) Perintah membawa untuk menghadapkan 1) Penyitaan
seseorang yang tidak memenuhi panggilan. 2) Pemeriksaan dan penyitaan surat
3) Penetapan peralihan status. g. Barang bukti
c. Penangkapan 1) Penyimpanan BB
1) Penangkapan untuk kepentingan penyelidikan dan 2) Penitipan benda sitaan
atau penyidikan. 3) Pelelangan benda sitaan
2) Pembebasan penangkapan, apabila tidak terbukti 4) Perampasan benda sitaan
sebagai tersangka dan atau tidak terpenuhi syarat 5) Pemusnahan benda sitaan
penahanan. 6) Pengembalian benda sitaan
3) Penetapan peralihan status. 7) Jejak-jejak dan atau sidik jari
d. Penahanan 8) Surat keterangan hasil pemeriksaan ahli
1) Penahanan 4. Pembahasan
2) Penangguhan penahanan a. Analisa kasus, yaitu menganalisis keidentikan atau
3) Pengalihan jenis penahanan kecocokan antara hasil pemeriksaan TKP
4) Penahanan lanjutan dihubungkan dengan keterangan saksi, barang bukti
63 dan keterangan tersangka, yang menunjukkan bahwa
telah terjadi tindak pidana dan tersangka adalah (Pasal 138 ayat (1) KUHAP). Apabila dalam tempo 14 hari
pelakunya. sejak JPU menerima berkas perkara tersebut tidak
b. Analisa Yuridis, yaitu penerapan unsur pasal yang memberitahukan hasil penelitiannya kepada penyidik, maka
dipersangkakan terhadap perbuatan tersangka yang secara hukum berkas perkara tersebut dianggap sudah
didukung oleh alat-alat bukti yang telah diperoleh, lengkap (Pasal 110 ayat (4) KUHAP). Apabila dari hasil
sehingga terpenuhi unsure delict. penelitian JPU berpendapat bahwa berkas perkara tersebut
5. Kesimpulan belum lengkap atau tidak memenuhi syarat formil dan
a. Pendapat pemeriksa tentang benar telah terjadi tindak materil, JPU mengembalikan berkas perkara tersebut kepada
pidana, dan tersangka diduga orang yang melakukan penyidik disertai dengan petunjuk yang harus dilengkapi
dengan modus operandi tertentu yang mengakibatkan (Pasal 138 ayat (2) KUHAP).
kerugian jiwa atau materil terhadap korban yang Penyidik setelah menerima pengembalian berkas
didukung oleh minimal dua alat bukti yang ada. perkara dari JPU dengan petunjuknya, dalam jangka waktu
b. Pasal yang dipersangkakan penyidik kepada 14 hari wajib segera dilengkapi dan dikembalikan kepada
tersangka, yang merupakan unsur delict pasal yang JPU (Pasal 138 ayat (2) KUHAP). Apabila berkas perkara
dilanggar, dan untuk tersangka wajib tersebut sudah dilengkapi penyidik sesuai dengan petunjuk
mempertanggungjawabkannya. JPU, maka berkas perkara itu demi hukum sudah
c. Ditutup dan ditanda tangani penyidik. lengkap,dan untuk itu penyidik mengirim kembali berkas
E. Penyerahan Berkas Perkara perkara tersebut kepada JPU berikut tersangka dan barang
Penyidik menyerahkan berkas perkara kepada penuntut buktinya, karena tidak perlu menunggu P-21 (Pasal 138 ayat
umum (Pasal 8 ayat (1) KUHAP). Penuntut umum setelah (2) Jo Pasal 8 ayat (3) Jo Pasal 139 KUHAP).
menerima pelimpahan berkas dari penyidik wajib segera Dalam hal penyidik tidak dapat melengkapi petunjuk
meneliti dan mempelajarinya dan dalam waktu 7 (tujuh) hari dari JPU, maka berkas perkara tersebut tetap dikirim ke JPU
wajib memberitahukan hasil penelitiannya kepada penyidik, dengan mencantumkan kalimat “Penyidikan telah dilakukan
apakah berkas perkara tersebut sudah lengkap atau belum seoptimal mungkin, namun petunjuk saudara tidak dapat
65 dilengkapi karena ……” pada surat pengantar berkas perkara
tersebut. Dan untuk itu, JPU melakukan pemeriksaan tahanan. Apabila penahanan tersangka ditangguhkan, pada
tambahan terbatas kepada saksi. Penyidik menunggu hasil waktu tersangka dikirim kepada JPU, penyidik membuat
pemeriksaan tambahan yang dilakukan JPU, apakah berkas penetapan penghentian masa penangguhan penahanan dan
perkara tersebut dapat dilengkapi atau tidak. diberikan kepada tersangka dan keluarganya.
Pada tahapan akhir, JPU menentukan apakah berkas G. Latihan
perkara tersebut dapat dilimpahkan atau tidak. Apabila dapat Cermati kasus berikut ini :
dilimpahkan, maka segera dibuat surat dakwaan dan “Penebangan pohon sebanyak 10 Pohon dalam kawasan
tembusan ke penyidik. Namun apabila tidak dapat Taman Nasional Bantimurung Bulusaraung disekitar Pal 187,
dilimpahkan, JPU melakukan pemeriksaan tambahan. Dan Saksi masyarakat yang mengetahui dan melihat 1 (satu) orang,
apabila dari hasil pemeriksaan tambahan ini juga tidak dapat Tersangka 1 (satu) Orang, Barang Bukti 1 (satu) unit
Chainsaw dan kayu ukuran :
dilimpahkan, maka JPU menghentikan penuntutan, bukan
 20 cm x 20 cm x 2 m = 30 pcs
mengembalikan berkas perkara ke penyidik dengan petunjuk
 2 cm x 20 cm x 4 m = 25 pcs
“Dihentikan penyidikan” (Pasal 139 dan 140 KUHAP).
Buatlah :
1. Pertanyaan-pertanyaan terhadap saksi dan tersangka
F. Penyerahan Tersangka dan Barang Bukti
yang sesuai dengan unsur pasal yang dilanggar !
Penyerahan tersangka dan barang bukti dilakukan
2. Buatlah berita acara pemeriksaannya !
apabila :
3. Analisa keterangan-keterangan yang ada dalam BAP !
1. Penyidik telah menerima pemberitahuan hasil penyidikan
sudah lengkap (P-21).
H. Rangkuman
2. Dalam tempo 14 (empat belas) hari JPU tidak
1. BAP terhadap tersangka, saksi dan ahli dibuat dalam 3
memberitahukan hasil penyidikan, maka penyidikan demi
hukum dianggap lengkap. bentuk yaitu bentuk cerita, Tanya jawab dan gabungan
Apabila tersangka ditahan, pada waktu pengiriman dengan memperhatikan syarat formil dan materilnya.
tersangka, penyidik harus membuat surat perintah Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan menjurus kepada
pengeluaran tahanan bersama berita acara pengeluaran unsur pasal pidana yang dipersangkakan.
67
2. Setelah penyidik selesai melakukan pemeriksaan J. Umpan Balik dan Tindak Lanjut
dilanjutkan dengan analisa alat bukti. Berdasarkan Apabila Saudara telah mampu menjawab empat
analisa ini, penyidik dapat menyusun resume sebagai pertanyaan diatas dengan benar maka Saudara telah
kesimpulan akhir dari penanganan perkara. memenuhi kriteria belajar tuntas. Apabila belum, Saudara
dapat melakukan pendalaman kembali terhadap materi yang
3. Penyerahan berkas perkara terdiri atas dua tahap. Tahap
telah diuraikan pada Bab ini.
pertama adalah penyerahan berkas. Apabila hasil
penyidikan sudah lengkap (P-21) atau dalam tempo 14
hari tidak ada pemberitahuan (demi hukum dianggap
lengkap), maka penyerahan tahap kedua dilakukan yaitu
penyerahan tersangka dan barang buktinya.
I. Evaluasi
1. Apakah boleh pada judul Berita Acara Pemeriksaan kata
“SAKSI” yang ditip-ex menjadi kata “TERSANGKA”?
Jelaskan pendapat saudara !
2. Jelaskan hal mendasar mengenai analisa dalam proses
penyidikan tindak pidana!
3. Sebutkan syarat formil dalam Resume!
4. Berapa kali PU dapat mengembalikan berkas perkara ke
penyidik
5. Bilamana penyerahan tersangka dan barang buktinya
diserahkan ke JPU ?

69
BAB VI terjadinya tindak pidana di bidang kehutanan yang melanggar
PENUTUP peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Laporan kejadian harus memenuhi syarat formal dan
A. Simpulan syarat material. Laporan kejadian terdiri dari 2 (dua) model yaitu
Kegiatan pokok dalam rangka proses pemberkasan laporan kejadian model A dan laporan kejadian model B. setelah
perkara yang merupakan kegiatan penyidikan tindak pidana PPNS menerima laporan kejadian maka PPNS perlu menindak
dapat digolongkan menjadi 3 bagian yaitu : penyidikan tindak lanjuti laporan tersebut melalui kegiatan mendatangi tempat
pidana, dukungan teknis penyidikan, dan administrasi kejadian perkara (TKP), melakukan tindakan pertama di TKP
penyidikan. dan melakukan kegiatan penyidikan sebagai tindak lanjut atas
Penyidikan tindak pidana meliputi beberapa kegiatan laporan yang dilaporkan. Hasil dari penyidikan berupa berkas
yaitu pencarian pengumpulan bahan dan keterangan perkara.
(capulbaket)/penyelidikan, penindakan (pemanggilan, Penyerahan berkas perkara diserahkan dari penyidik ke
penangkapan, penahanan, penggeledahan dan penyitaan), Jaksa Penuntut Umum. Apabila hasil penyidikan sudah lengkap
pemeriksaan baik terhadap saksi, ahli, maupun pada tersangka, (P-21) atau dalam tempo 14 hari tidak ada pemberitahuan (demi
penyelesaian dan penyerahan berkas perkara (pembuatan resume, hukum dianggap lengkap), maka selanjutnya diikuti dengan
penyusunan berkas perkara, penyerahan berkas perkara). penyerahan tersangka dan barang buktinya.
Penyidikan terhadap tindak pidana akan dimulai apabila
ada laporan kejadian terhadap tindak pidana yang terjadi. B. Tindak Lanjut
Laporan Kejadian adalah Laporan tertulis yang dibuat oleh Polisi Materi proses pemberkasan yang dituangkan di dalam
Kehutanan atas peristiwa atau kejadian yang dia lihat dan atau modul ini dirancang untuk mempersiapkan Pejabat Fungsional
dia temukan baik pada saat dia sedang berpatroli, melakukan Polisi Kehutanan dalam rangka membantu Penyidik Pegawai
penjagaan maupun pada saat melakukan identifikasi daerah Negeri Sipil dalam melakukan kegiatan penyidikan dan atau
rawan gangguan, dan atau orang lain yang memberikan dapat diusulkan untuk mengikuti diklat PPNS, yang selanjutnya
informasi kepadanya terhadap adanya indikasi dan atau diharapkan dapat menjadi PPNS yang handal.
Selain modul ini, peserta diharapkan dapat menggali
71
materi proses pemberkasan dan peraturan perundang-undangan
di bidang kehutanan dari berbagai sumber lain dan mencoba DAFTAR PUSTAKA
untuk memahami proses pemberkasan dari kasus-kasus yang
terkait dengan tindak pidana di bidang kehutanan. Anonim, 1987. Himpunan Juklak dan Juknis tentang Proses
Penyidikan Tindak Pidana. Markas Besar Kepolisian
Mengerti konsep proses pemberkasan perkara saja Negara Republik Indonesia, Jakarta.
tidaklah cukup. Oleh karena itu peserta diharapkan dapat
Moeljanto. 2010. Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).
menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh untuk Cetakan 20. Bumi Aksara. Jakarta.
membantu PPNS di institusi/organisasinya. Dengan Nugroho, B. Adhi, 2013. Fungsi Olah TKP dalam Penyidikan
mempraktekkan pemberkasan perkara maka peserta akan lebih (Studi pada Polresta Semarang), Skripsi Fakultas
Hukum Universitas Negeri, Semarang.
mudah menjadi seorang PPNS bila telah memenuhi syarat
Peraturan Menteri Kehutanan Republik Indonesia Nomor :
administrasi untuk diangkat menjadi seorang PPNS.
P.4/Menhut-II/2010 tentang Pengurusan Barang Bukti
Tindak Pidana Kehutanan.

Peraturan Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi


Alam Nomor : P.11/IV-SET/2014 tentang Pemusnahan
Barang Temuan, Sitaan dan Barang Rampasan.

Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Nomor 6


Tahun 2010 tentang Manajemen Penyidikan oleh PPNS.

Peraturan Kepala Kepolisian Republik Indonesia Nomor 14


Tahun 2012 tentang Manajemen Penyidikan Tindak
Pidana.

Redaksi Bumi Aksara, 1990. KUHAP Lengkap, Bu mi Aksara,


Jakarta, cet.ke-2.

Soeherto. 2014. Administrasi Penyidikan. Pusat Diklat Resintel


Polri. Mega Mendung Bogor.

73
BIODATA PENULIS

PEMILU ARMAN LABAHI,


SP., M.A.P., M.Sc.

Lahir di Lamekongga-Kendari, tanggal 19


Mei 1974. Tahun 1996 menyelesaikan
pendidikan Strata-1 di Fakultas Pertanian
Universitas Haluoleo Kendari, program studi
sosial ekonomi pertanian.
Tahun 2009 menyelesaikan juga Program Magister (S2)
Administrasi Publik program studi Manajemen Sumber Daya
Aparatur di STIA LAN Makassar dan Tahun 2010 menyelesaikan
Program Master of Science (S2) Program Studi Wildlife of
Concervation Management pada Universitas Gadjah Mada (UGM)
Yogyakarta.
Tahun 1999 – 2004, bertugas sebagai Jagawana/Polisi Kehutanan
pada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Sulawesi
Tenggara .
Tahun 2005 – Sekarang, ditugaskan sebagai Widyaiswara di Balai
Diklat Kehutanan Makassar. Sejak Tahun 2009 s/d sekarang,
jabatan adalah Widyaiswara Madya. Dalam melaksanakan tugas-
tugas kewidyaiswaraan, tugas-tugasnya meliputi bidang
Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA), khususnya
diklat-diklat teknis pengamanan hutan dan diklat fungsional bagi
pejabat fungsional Polisi Kehutanan (POLHUT), bidang konservasi
sumber daya alam hayati dan ekosistemnya khususnya mengenai
satwa liar dan bidang administrasi perkantoran.

75
SUDIRMAN SULTAN, SP., MP.

Lahir di Jeneponto, tanggal 5 Februari 1974.


Tahun 1997 menyelesaikan pendidikan
Strata-1 di Fakultas Pertanian dan Kehutanan
Universitas Hasanuddin (UNHAS), Jurusan
Budidaya Pertanian (Agronomi).
Tahun 2010 menyelesaikan Program Magister (S2) Program Studi
Sistem-Sistem Pertanian Konsentrasi Kehutanan UNHAS Makassar.
Tahun 1994 – 1997, sebagai tenaga pengajar luar biasa pada
Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin (UNHAS), Universitas
Muhammadiyah (UNISMUH), dan Universitas Kristen Indonesia
Paulus (UKIP) di Makassar.
Tahun 1999 – 2004, bertugas sebagai Jagawana/Polisi Kehutanan
pada Taman Nasional Taka Bonerate Kabupaten Selayar Sulawesi-
Selatan. Selama bertugas di Taka Bonerate, pernah melaksanakan
tugas sebagai Komandan Pos, Kepala Satuan Tugas Polhut,
Koordinator Perlindungan dan Pengamanan Hutan tingkat Balai TN
Taka Bonerate dan Penyidik PNS (PPNS) Kehutanan.
Tahun 2005 – Sekarang, ditugaskan sebagai Widyaiswara di Balai
Diklat Kehutanan Makassar. Sejak Tahun 2009 s/d sekarang,
jabatan adalah Widyaiswara Madya. Dalam melaksanakan tugas-
tugas kewidyaiswaraan, lebih banyak menggeluti bidang
Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam (PHKA), khususnya
diklat-diklat teknis pengamanan hutan dan diklat fungsional bagi
pejabat fungsional Polisi Kehutanan (POLHUT).

77

Anda mungkin juga menyukai