Anda di halaman 1dari 9

PERTEMUAN 2

JUDUL
JURNAL
disusun untuk memenuhi satu di antara tugas mata kuliah Pengolahan Sinyal Digital pada

program studi Teknik Telekomunikasi

disusun oleh
Aulia Nisa
221331036

JURUSAN TEKNIK TELEKOMUNIKASI


POLITEKNIK NEGERI BANDUNG
2024
MODUL 2
PEMBANGKITAN SINYAL-SINYAL DASAR
1. Sawthooth Signal 1
a. Kode Program

b. Hasil Running Program


c. Analisis Program
No. Kode Analisis
1. clear all; Fungsi clear all digunakan untuk menghapus semua
variabel yang telah dibuat sebelumnya. Dengan itu dapat
membebaskan memori yang digunakan oleh variabel-
variabel tersebut.
2. n=0:50; n merupakan variabel yang dideklarasi dengan
fungsi sebagai sumbu awal dan akhir dimana titik
sinus dimulai dan berakhir juga dapat dikatakan
sebagai penentu jumlah index yang diinginkan. Nilai
50 ini didapat dari perkiraan titik terakhir garis sinus
pada modul.
3. y=2*sawtooth(2.5*pi*0.04*n); y merupakan variabel yang didekalarasi untuk
memasukan fungsi dari sinyal sawtooth,.
• Gelombang gergaji (sawtooth wave) adalah salah
satu bentuk gelombang yang umum digunakan
dalam pemrosesan sinyal dan elektronika.
Gelombang ini memiliki bentuk yang menyerupai
gigi gergaji, di mana sinyalnya naik secara linier
dari nilai minimum ke nilai maksimum dalam
satu siklus dan turun secara tiba-tiba ke nilai
minimum pada akhir siklus. Gelombang gergaji
dapat didefinisikan dalam domain waktu atau
domain frekuensi. Fungsi sawtooth ini sendiri
sudah disedian pada package octave, sehingga
untuk menggunakannya cukup menambahkan
sawtooth pada rumus.
• y=2*sawtooth(2.5*pi*0.04*n); merupakan rumus
yang digunakan untuk membuat sinyal
sawthooth.
• Amplitudo pada sinus yang diminta adalah
sebesar 2
• Besar Frekuensi didapat dari rumus F=1/T. Maka
F=1/25 = 0,04.
• Kemudian untuk menentukan sudut phasa
dilakukan pemanggilain nilai variabel n yang
sudah dideklarasi sebelumnya.
4. stem(n,y); Perintah stem digunakan untuk menggambarkan grafik
dengan data diskrit.
Kemudian melakukan pemanggilan n dan y yang sudah
dideklarasi sebelumnya.
5. axis([0 50 -2 2]) Axis berfungsi sebagai batas sumbu dan tampilan,
batas argumen ini berupa vektor. Elemen pertama
dan kedua menetukan batas bawah dan atas sumbu
x. Yang ketiga da keempat menentukan batas sumbu
y. Pada program ini batas yang atas dan bawah
bernilai -2 dan 2. Sedangkan untuk batas sumbu x
adalah 0 dan 50.
6. grid on Fungsi grid on menampilkan garis grid utama untuk
sumbu saat ini.
7. xlabel('waktu') Baris ini digunakan untuk memberi nama pada
sumbu x.
8. xlabel('waktu') Baris ini digunakan untuk memberi nama pada
sumbu y.
9. ylabel('amplitudo') Baris ini digunakan untuk memberi nama pada
grafik yang dibuat.

2. Sawtooth Signal 2
a. Kode Program

b. Hasil Running Program


c. Analisis Program
No. Kode Analisis
1. clear all; Fungsi clear all digunakan untuk menghapus semua variabel
yang telah dibuat sebelumnya. Dengan itu dapat membebaskan
memori yang digunakan oleh variabel-variabel tersebut.
2. n=0:50; n merupakan variabel yang dideklarasi dengan fungsi
sebagai sumbu awal dan akhir dimana titik sinus dimulai
dan berakhir juga dapat dikatakan sebagai penentu jumlah
index yang diinginkan. Nilai 50 ini didapat dari perkiraan
titik terakhir garis sinus pada modul.
3. y=2*sawtooth(2*pi*0.05*n,1/2); • y merupakan variabel yang didekalarasi untuk
memasukan fungsi dari sinyal sawtooth.
• Gelombang gergaji (sawtooth wave) adalah salah satu
bentuk gelombang yang umum digunakan dalam
pemrosesan sinyal dan elektronika. Gelombang ini
memiliki bentuk yang menyerupai gigi gergaji, di mana
sinyalnya naik secara linier dari nilai minimum ke nilai
maksimum dalam satu siklus dan turun secara tiba-tiba ke
nilai minimum pada akhir siklus. Gelombang gergaji dapat
didefinisikan dalam domain waktu atau domain frekuensi.
Fungsi sawtooth ini sendiri sudah disedian pada package
octave, sehingga untuk menggunakannya cukup
menambahkan sawthooth pada rumus.
• y=2*sawtooth(2*pi*0.05*n,1/2);
merupakan rumus yang digunakan untuk membuat
sinyal sawthooth.
• Amplitudo pada sinus yang diminta adalah sebesar 2
• Besar Frekuensi didapat dari rumus F=1/T. Maka
F=1/20 = 0,05.
• Kemudian untuk menentukan sudut phasa dilakukan
pemanggilain nilai variabel n yang sudah dideklarasi
sebelumnya.
• pergeseran fase (phase shift) sebesar setengah (1/2),
yang berarti setengah siklus.
4. stem(n,y); Perintah stem digunakan untuk menggambarkan grafik dengan
data diskrit.
Kemudian melakukan pemanggilan n dan y yang sudah
dideklarasi sebelumnya.
5. axis([0 50 -2 2]) Axis berfungsi sebagai batas sumbu dan tampilan, batas
argumen ini berupa vektor. Elemen pertama dan kedua
menetukan batas bawah dan atas sumbu x. Yang ketiga da
keempat menentukan batas sumbu y. Pada program ini
batas yang atas dan bawah bernilai -2 dan 2. Sedangkan
untuk batas sumbu x adalah 0 dan 50.
6. grid on Fungsi grid on menampilkan garis grid utama untuk
sumbu saat ini.
7. xlabel('waktu') Baris ini digunakan untuk memberi nama pada sumbu x.
8. ylabel('amplitudo') Baris ini digunakan untuk memberi nama pada sumbu y.
9. title('Sawthooth Signal') Baris ini digunakan untuk memberi nama pada grafik
yang dibuat.
3. Parabola Signal
a. Kode Program

b. Hasil Running Program

c. Analisis Program
No. Kode Analisis
1. clf; Fungsi clf di Octave membersihkan
figure. clf menghapus semua turunan dari
gambar yang ditentukan dan menyetel
ulang propertinya
2. n1=1:11; N1 merupakan variabel yang dideklarasi
untuk sumbu pertama pada sinyal n1 juga
dideklarasi dengan fungsi sebagai sumbu awal
dan akhir dimana titik sinus dimulai dan
berakhir juga dapat dikatakan sebagai penentu
jumlah index yang diinginkan. Nilai 1:11
didapat dari perkiraan titik terakhir garis sinus
pada modul.
3. n2=12:22; N2 merupakan variabel yang dideklarasi
untuk sumbu pertama pada sinyal n1 juga
dideklarasi dengan fungsi sebagai sumbu awal
dan akhir dimana titik sinus dimulai dan
berakhir juga dapat dikatakan sebagai penentu
jumlah index yang diinginkan. Nilai 12:22
didapat dari perkiraan titik terakhir garis sinus
pada modul.
4. y1=(13/25)*(n1-6).^2; Rumus yang digunakan untuk membentuk
sebuah parabola dalam bentuk umum
𝑦 = 𝑎(𝑥 − ℎ)2 + 𝑘
di mana h dan k adalah koordinat titik balik
parabola, dan a menentukan arah serta lebar dari
parabola.
• Dalam rumus y1=(13/25)*(n1-6).^2;
• A=(13/25) yang mana merupakan
koefisien yang menentukan arah parabola
mengarah terbuka ke atas
• H=6 dimana h adaah koordinat x dari titik
balik.
• K=0 karena tidak ada pergeseran vertikal,
dan parabola ini membuka ke atas dari
y=0

5. y2=(-13/25)*(n2-17).^2; Rumus yang digunakan untuk membentuk


sebuah parabola dalam bentuk umum
𝑦 = 𝑎(𝑥 − ℎ)2 + 𝑘
di mana h dan k adalah koordinat titik balik
parabola, dan a menentukan arah serta lebar dari
parabola.
• Dalam rumus y2=(-13/25)*(n2-17).^2;
• A=-(13/25) yang mana nilai negatif
merupakan koefisien yang menentukan
arah parabola membuka ke bawah
• H=17 dimana n adalah koordinat x dari
titik balik parabola.
• K=0 karena tidak ada pergeseran vertikal,
dan parabola ini membuka ke atas dari
y=0

6. stem (n1,y1); Perintah stem digunakan untuk menggambarkan


grafik dengan data diskrit.
Kemudian melakukan pemanggilan n1 dan y1
yang sudah dideklarasi sebelumnya.
7. hold on • Fungsi hold on digunakan untuk
mempertahankan plot pada sumbu saat
ini. Dengan demikian, plot baru yang
ditambahkan ke sumbu tidak akan
menghapus plot yang ada.
8. stem (n2,y2); Perintah stem digunakan untuk menggambarkan
grafik dengan data diskrit.
Kemudian melakukan pemanggilan n1 dan y1
yang sudah dideklarasi sebelumnya.
9. title('Parabola Signal'); Baris ini digunakan untuk memberi nama
pada grafik yang dibuat.
10. xlabel("Waktu"); Baris ini digunakan untuk memberi nama
pada sumbu x.
11. ylabel("Amplitudo"); Baris ini digunakan untuk memberi nama
pada sumbu y.

c. Kesimpulan
Dari praktikum Pengenalan Sinyal Sinyal Dasar Pada Sistem Diskrit yang telah
digunakan menggunakan aplikasi octave ini dapat disimpulkan:
1. Sinyal Sawtooth dibuat dengan sebuah persamaan:
𝑠(𝑡) = 𝐴 sawtooth(2𝜋𝑓 + 𝜃)
2. Sinyal Parabola dibuat dengan sebuah persamaan:
𝑦 = 𝑎(𝑥 − ℎ)2 + 𝑘
3. Sinyal Sawtooth adalah sinyal yang memiliki bentuk menyerupai gigi gergaji, di mana
sinyalnya naik secara linier dari nilai minimum ke nilai maksimum dalam satu siklus
dan turun secara tiba-tiba ke nilai minimum pada akhir siklus. Gelombang gergaji
dapat didefinisikan dalam domain waktu atau domain frekuensi.
4. Sinyal parabola adalah sinyal yang dihasilkan oleh fungsi parabola yang bergantung
pada tanda koefisien a dalam rumus parabola. Jika a>0 maka parabola akan membuka
ke atas. Dalam konteks ini parabola dianggap positif di atas titik balik parabola dan
negatif di bawahnya. Sedangkan jika a<0 maka parabola membuka ke bawah. Dalam
konteks ini parabola diagap positif di bawa titik balik dan di atasnya. Sinyal ini
menurun bergerak ke atas dari titik balik.
5. Pada sinyal parabola yang telah dibuat dapat disimpulkan juga bahwa parabola yang
membuka ke atas dengan titik balik di (6,0) dan memiliki lebar yang ditentukan oleh
koefisien a=13/25. Kemudian juga parabola yang membuka ke bawah dengan titik
balik di (17,0) dan memiliki lebar yang ditentukan oleh koefisien yang sama.
6. Untuk membentuk dua parabola berbeda di satu plot yang sama maka perlu
menggunakan fungsi hold on, dimana plot baru yang ditambahkan tidak akan
memotong plot sebelumnya.

Anda mungkin juga menyukai