1. Feasibility Study (FS) adalah teknik analisis yang digunakan untuk menilai kualitas dari faktor-faktor
sebuah proyek. Tolak ukur satu ini dirancang untuk mengungkapkan kelayakan rencana suatu proyek.
Contoh feasibility study atau Studi Kelayakan (atau analisis kelayakan) mengacu pada penilaian paling
awal dari rencana atau proyek yang diusulkan dan menyelidiki kepraktisan rencana atau proyek
tersebut. Dengan kata lain, seorang manajer proyek suatu perusahaan sebelum melakukan proyek dan
menginvestasikan uang dan waktu perusahaan ke dalamnya, melakukan analisis kelayakan untuk
menilai kemampuan perusahaan untuk melaksanakan proyek semacam itu. Dia memeriksa apakah
perusahaan memiliki alat yang diperlukan, teknologi, tenaga kerja yang efisien dan sumber daya yang
diperlukan atau tidak. Studi kelayakan juga menyadari risiko yang diwariskan dalam proyek dan
menentukan apakah proyek mampu menghasilkan pengembalian yang cukup (ROI) seperti yang
diharapkan (yaitu profitabilitas proyek). Melakukan studi kelayakan sebelum membuka usaha akan
membantu pemilik dalam menghemat waktu dan uang karena, dengan bantuan studi, ia dapat membuat
keputusan yang tepat mengenai peluang keberhasilan usaha.
Dalam kasus ini, berikut ini adalah faktor-faktor berbeda yang akan dimasukkan dalam studi
kelayakan:
Dalam studi kelayakan, seseorang harus mengevaluasi kemampuan manajemen, yaitu, apakah seorang
wirausahawan memiliki keterampilan dan pengalaman yang diperlukan untuk membuat suatu usaha
berhasil. Dia juga harus memiliki kemampuan untuk mengelola staf dan memahami dengan baik
tentang operasi.
2. Prototype adalah model atau desain rancangan sistem sebagai standar untuk pembuatan sebuah
produk. Jenis dari prototype meliputi sketch, wireframe, dan mockup.
Berikut ini merupakan beberapa contoh dari pembuatan sistem prototype dalam membangun produk
aplikasi, sebagai berikut :
● Paper Prototype
Contoh ini merupakan salah satu contoh desain yang dibuat dengan bantuan media kertas dan
alat tulis secara sederhana. Hasil akhir dari desain produk tersebut mampu memberikan
beberapa opsi terkait kekurangan dari sisi tampilan maupun fungsionalitas produk.
● Low Fidelity (Low-fi)
Contoh yang kedua, pengguna dapat berinteraksi langsung dengan desain. Namun, tampilannya
masih berupa sketsa dengan dominan warna hitam atau abu-abu saja. Adapun kelebihan dari
low-fi yaitu sudah dapat memberikan gambaran terkait jalannya proses interaksi melalui
beberapa elemen.
● High Fidelity (Hi-fi)
Untuk contoh yang terakhir, adalah desain dengan tampilan visual yang lebih kompleks dan
dapat merepresentasikan produk dari sisi UI dengan memadukan pengalaman pengguna yang
lebih nyaman dan baik.
● HTML
Metode ini terbilang cukup rumit karena prototype jenis ini khusus untuk desainer yang
memiliki kemampuan dan pemahaman lebih terkait coding dan bahasa pemrograman.
Metode ini tersusun atas HTML dasar yang mampu menghemat resource waktu untuk proses
pembuatanya. Dengan adanya metode ini, diharapkan mampu memudahkan dalam
pengembangan prototipe di masa mendatang.
3. Testing Analysis adalah adalah proses memeriksa dan menganalisis artefak pengujian untuk membuat
kondisi pengujian atau kasus pengujian. Tujuan dari analisis pengujian adalah untuk mengumpulkan
persyaratan dan membuat tujuan pengujian sehingga kondisi pengujian dapat ditetapkan. Akibatnya,
ini juga dikenal sebagai Test Basis. Analisis uji adalah proses menilai basis uji (semua makalah dari
mana persyaratan komponen atau sistem dapat disimpulkan) dan menentukan tujuan uji. Ini
menentukan apa yang akan diuji dalam bentuk kondisi pengujian dan dapat dimulai segera setelah
landasan pengujian untuk setiap tingkat pengujian ditetapkan.
dampak bagi user dan organisasi sebagai berikut, Pelanggan pada proyek pengembangan software
dapat meliputi pengguna akhir (end-users),
tester dari pelanggan, petugas kontrak dari pelanggan, pihak manajemen dari pelanggan,
pemilik saham, reviewer dari majalah, dan lain-lain, dimana tiap tipe pelanggan akan
mempunyai sudut pandang sendiri terhadap kualitas.
Testing membuat kualitas dapat dilihat secara objektif, karena testing merupakan
pengukuran dari kualitas software. Dengan kata lain testing berarti pengendalian kualitas
(Quality Control - QC), dan QC mengukur kualitas produk, sedangkan jaminan kualitas
(Quality Assurance – QA) mengukur kualitas proses yang digunakan untuk membuat produk
berkualitas.
Walaupun demikian, testing tidak dapat memastikan kualitas software, namun dapat
memberikan kepercayaan atau jaminan terhadap software dalam suatu tingkat tertentu.
Karena testing merupakan pembuktian dalam suatu kondisi terkendali, dimana software
difungsikan sebagaimana yang diharapkan pada test case yang digunakan.
QA dan pengembangan produk adalah aktivitas yang berjalan secara paralel.
QA meliputi review dari metode pengembangan dan standar, review dari semua dokumentasi
(tidak hanya untuk standarisasi tapi juga verifikasi dan kejelasan isi). Secara keseluruhan QA
juga meliputi validasi kode.
Tugas dari QA adalah superset dari testing. Misinya adalah untuk membantu dalam
minimalisasi resiko kegagalan proyek.
Tiap individu QA harus memahami penyebab kegagalan proyek dan membantu tim untuk
mencegah, mendeteksi dan membenahi masalah.
Kadang tim testing direferensikan sebagai tim QA.
4. Rencana bisnis atau bisnis plan adalah dokumen atau pernyataan tertulis yang berisi tujuan sebuah
usaha dan bagaimana cara pebisnis meraih target bisnis tersebut.
Meski memiliki peran krusial pada potensi kesuksesan bisnis, banyak orang yang masih menganggap
bahwa membuat rencana bisnis tidaklah penting. Asal ada kemauan untuk berusaha dan memulai
langkah pertama, siapa saja bisa menjadi seorang pebisnis yang sukses dan memiliki untung yang
banyak.
Contoh perencanaan bisnis :
● Ringkasan Perencanaan Bisnis
Di bagian ini, pengusaha memberikan penjelasan singkat tentang bisnis baru dan mengapa itu
akan berhasil. Juga, pengusaha mencoba meyakinkan investor mengapa mereka harus
mendanai bisnis.
Investor sering fokus pada ringkasan eksekutif. Mereka hanya punya sedikit waktu untuk
membaca halaman dokumen. Ketika mereka tertarik dengan bagian ini, kemungkinan besar
mereka akan membaca bagian selanjutnya.
Pada bagian ini, wirausahawan biasanya memasukkan beberapa informasi seperti misi, produk
dan layanan, target pasar, lokasi bisnis, tim dan manajemen, informasi keuangan, dan rencana
pertumbuhan.
● Pernyataan Misi
Pernyataan misi membantu menjawab pertanyaan mengapa bisnis baru datang. Tidak seperti
bagian lain, konten di bagian ini biasanya ringkas. Terlepas dari misi, wirausahawan mungkin
juga memberikan beberapa detail tentang tujuan jangka pendeknya ke depan.
● Ikhtisar Lingkungan Bisnis
Pengusaha memberikan informasi rinci tentang pasar di mana perusahaan akan beroperasi.
Mereka kemudian menguraikan peluang melalui analisis pasar dan persaingan. Mereka juga
memberikan informasi tentang tantangan bisnis untuk menginformasikan investor tentang
risiko yang melekat dalam bisnis.
● Target konsumen
● Ukuran pasar saat ini dan potensial
● Trend pasar
● Tingkat pertumbuhan pasar
● Kompetisi, misalnya, menggunakan pendekatan Lima Kekuatan Porter
● Profitabilitas pasar
● Struktur biaya industri
● Saluran distribusi
● Faktor kunci keberhasilan
Kedua, produk. Pengusaha menjelaskan produk apa yang mereka tawarkan, mengapa produk
tersebut sukses dan menguntungkan, dan mengapa pelanggan akan membelinya. Mereka
membuat pernyataan yang jelas dan meyakinkan tentang proposisi nilai yang dibawa bisnis
baru ke pasar dan mengapa hal itu lebih baik daripada produk lain.
Mereka juga menjelaskan aspek lain seperti desain dan pengembangan produk, fitur produk
utama, harga, aplikasi hak cipta atau paten, dan detail penelitian dan pengembangan.
Ketiga, pemasaran dan penjualan. Pengusaha memberikan informasi rinci tentang bagaimana
mereka akan menjual produk. Mereka menjelaskan cara menarik dan mempertahankan
pelanggan.
Aspek lainnya adalah segmen pelanggan, strategi penetapan harga, kampanye iklan, saluran
distribusi, pengemasan, dan dukungan pelanggan. Mereka mengaitkan itu semua dengan
peluang dan tantangan yang telah mereka hadirkan sebelumnya. Sistem modern seperti
penggunaan software akuntansi juga perlu untuk di gunakan untuk mendapatkan data usaha
yang akurat dan terpercaya.
Keempat, produksi dan operasi. Pada bagian ini, pengusaha menjelaskan secara rinci aspek
produksi dan kegiatan operasi lainnya, termasuk:
Kegiatan utama : fasilitas produksi, teknologi, lokasi produksi, akses bahan baku, dan jaringan
logistik.
Kegiatan penunjang : akuntansi dan keuangan, pengembangan sumber daya manusia,
pengembangan teknologi informasi, dan pengadaan.
Mitra utama : pemasok, media, subkontraktor, dan distributor.
● Prakiraan Keuangan
Pada bagian ini, pengusaha menguraikan proyeksi hasil operasi dan kebutuhan pendanaan,
biasanya untuk tiga atau lima tahun ke depan. Ini menjelaskan berbagai aspek keuangan bisnis,
seperti:
Pendapatan : jumlah pelanggan, pertumbuhan pelanggan, harga, volume penjualan, dan pangsa
pasar. Jika pengusaha menargetkan beberapa segmen pasar, mereka harus memecah
masing-masing indikator ini berdasarkan segmen.
Biaya: bahan baku, tenaga kerja, pemasaran, administrasi umum, dan biaya pendanaan.
Target struktur modal : komposisi hutang dan ekuitas.
Laba : margin laba produk, laba kotor, laba operasi, biaya pembiayaan, pajak, dan laba bersih.
Arus kas: laba bersih, modal kerja, depresiasi, dan anggaran belanja modal.
Jika tersedia, pengusaha harus mempelajari detail tentang norma industri dan laporan keuangan
pesaing untuk memberikan wawasan tentang keuangan yang diproyeksikan.
5. konsep bisnis adalah ide konkret atau gagasan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan
sebuah bisnis. Konsep ini juga bisa diartikan sebagai ringkasan elemen penting yang menggambarkan
sebuah usaha yang sedang dijalankan.
konsep bisnis menurut para ahli :
● Hopper mendefinisikan konsep dalam berbisnis adalah sebagai sesuatu yang berhubungan
dengan kompleksitas dengan bidang komersial, industri manufaktur, distribusi, perbankan,
transportasi, dan bentuk usaha lainnya yang melayani kebutuhan dunia bisnis secara
menyeluruh.
● Griffin dan Ebert (2007) mengartikan konsep ini sebagai ide yang berhubungan dengan
organisasi penyedia barang atau jasa dengan tujuan utama untuk mendapatkan laba.
● Merriam Webster merumuskan konsep tersebut sebagai gagasan dalam aktivitas membuat,
membeli, atau menjual barang dan jasa yang ditukarkan dengan uang.