Anda di halaman 1dari 16

1

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Remaja


1. Definisi Masa Remaja
Masa remaja merupakan masa perpindahan atau peralihan, yaitu
pada kondisi ini remaja beralih dari masak kanak-kanak ke masa dewasa
yang ditandani dengan perubahan fisik dan psikologis. Masa remaja
merupakan masa peralihan dari kehidupan kanak-kanak menuju dewasa
awal yang ditandai akan adanya perubahan secara biologis dan psikologis.
Dalam hal ini remaja terjadi perubahan secara biologis meliputi perubahan
fisik dan berkembangnya seks primer dan sekunder. Sedangkan pada
perubahan psikologis meliputi adanya perubahan dalam hal emosi yang
berubah dan merasa lebih sensitive (Liana, 2020).
Remaja adalah seseorang yang baru menginjakkan dan mengenal
mana yang baik dan buruk, mengenal lawan jenis dan memahami tugas
dan peranan dalam lingkungan sosial. Berdasarkan uraian yang diatas,
dapat dijabarkan bahwa masa remaja merupakan masa tansisi dimana
remaja mengalami perubahan secara fisik dan mental sehingga dapat
merubah kondisi emosionalnya (Mais et al., 2020).
2. Fase Remaja
Menurut WHO, remaja merupakan penduduk dengan usia 10-19
tahun, sedangkan menurut Peraturan Menkes Nomor 25 tahun 2014
menjelaskan bahwa remaja adalah penduduk dengan usia 10-18 tahun.
Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN) menyebutkan
bahwa remaja berada pada rentang usia 11-24 tahun dengan status yang
belum menikah (Mappanganro & Abeng, 2021)
Dalam penjelasan (Ambarwati, 2018) menyebutkan beberapa fase
remaja yang dijelaskan sebagi berikut :
a. Pra Remaja
Fase ini merupakan fase remaja yang sangat pendek dengan
2

rentan usia 11 tahun hingga 14 tahun. Pada fase ini remaja akan sangat
tertutup dengan orang tua dan orang lain disekitar. Adanya perubahan-
perubahan bentuk tubuh termasuk perubahan hormonal yang
menyebabkan perubahan kondisi psikologis remaja.
b. Remaja Awal
Fase ini merupakan fase dimana banyak perubahan yang
terjadi dalam diri remaja yaitu saat usia 13 tahun hingga 17 tahun.
Pada fase ini remaja mulai mencari jati diri, dan mulai mandiri dengan
keputusan yang mereka ambil. Pemikiran remaja semakin logis, dan
semakin banyak waktu untuk membicarakan keinginan dengan orang
tua.
c. Remaja lanjut
Remaja lanjut berkisar pada usia 17 tahun hingga 21 tahun.
Pada fase ini remaja ingin menonjolkan diri, mereka ingin menjadi
pusat perhatian. Sudah memiliki cita-cita yang jelas, lebih
bersemangat, dan sudah mulai menetapkan identitas diri dan tidak
bergantung pada kondisi emosional.
3. Karakteristik Masa Remaja
Penelitian (Purnawinadi & Salii, 2020) menjelaskan bahwa Masa
remaja merupakan masa yang berperan penting dalam kehidupan manusia.
Masa remaja memiliki ciri-ciri atau karakteristik yang membedakan dari
masa masa pertumbuhan yang lain. Beberapa karakteristik remaja yaitu:
a. Masa Peralihan
Masa remaja awal tidak terlepas dari kondisi peralihan.
Kondisi ini bukan berarti remaja berubah dari kondisi sebelumnya,
namun masa peralihan ini merupakan suatu kondisi yang terjadi
dimana satu tahap perkembangan yang menuju ke tahap
perkembangan berikutnya. Kondisi psikologis remaja berasal dari
masa kanak-kanak dan karakteristik khas remaja sudah terlihat dari
masa akhir kanak-kanak. Perubahan yang terjadi dalam masa remaja
awal mengakibatkan perilaku individu berubah, masa ini remaja akan
merasakan keraguan akan peran yang dilakukan. Dalam keadaan
3

seperti ini akan menyebabkan remaja dapat mencoba hal baru dalam
kehidupan seperti gaya kehidupan, pola perilaku, dan keinginan serta
sifat yang diinginkan bagi dirinya sendiri.
b. Masa Perubahan
Perubahan dalam sikap dan perilaku yang terjadi dalam
keadaan yang sama dengan perubahan fisik pada remaja awal.
Perubahan perilaku berbanding sama dengan perubahan fisik.
Disebutkan ada empat perubahan yang terjadi, yakni:
1) Perubahan tingkat emosi
Perubahan emosi sejajar dengan adanya perubahan fisik
dan psikologi yang terjadi pada remaja. Beberapa kondisi
perubahan fisik yang signifikan menjadikan remaja mengalami
stres dan menyebabkan kondisi psikologis terguncang. Hal ini
menjadikan remaja lebih rentan mengalami perubahan emosi.
2) Perubahan bentuk tubuh, minat dan peran
Perubahan signifikan yang tejadi pada remaja salah
satunya perubahan bentuk tubuh, minat dan peran. Dalam hal ini
perubahan bentuk tubuh akan sangat terlihat yang menyebabkan
masalah baru seperti payudara yang membesar mengakibatkan
remaja lebih malu dan bingung dalam berpakaian. Masalah
tersebut menjadikan remaja harus menjalankan peran untuk diri
sendiri agar dapat menyelesaikan masalah tersebut.
3) Berubahnya pola minat dan perilaku
Masa kanak-kanak yang awalnya dianggap penting, pada
masa ini menjadi hal yang sudah tidak penting seperti halnya
masa kanak- kanak yang harus memiliki banyak teman, pada
masa remaja awal menjadikan mereka mengerti banyaknya
teman sudah tidak menjadikan suatu prioritas.
4) Takut dalam tanggung jawab yang diberikan
Masa remaja awal menjadikan individu menginginkan
kebebasan, namun pada masa ini remaja tetap masih takut untuk
bertanggung jawab karena takut akan cara mengatasi tanggung
4

jawab tersebut. Hal ini menjadikan remaja masih ragu dalam


mengambil tanggung jawab yang akan diberikan.
5) Masa remaja merupakan masa yang penuh dengan masalah
Masa remaja awal akan penuh dengan masalah yang
terjadi. Hal ini terjadi dikarenakan pada saat masa kanak-kanak,
masalah yang terjadi pada mereka lebih banyak diselesaikan oleh
orang tua mereka. Namun, pada kondisi ini mereka merasa
mandiri sehingga pada masa ini mereka menolak bantuan orang
tua dan orang lain dalam menyelesaikan masalah. Hal tersebut
akan menjadikan masalah yang lebih besar ketika remaja tidak
dapat menyelesaikan dan memilik jalan keluar yang baik. Mereka
justru akan terjebak pada permasalahan baru dan lebih besar.
6) Masa remaja menimbulkan banyak ketakutan
Anggapan bahwa pada masa remaja merupakan suatu
kondisi yang tidak rapih, tidak mudah dipercayai, dan cenderung
berperilaku kasar dan merusak. Hal ini yang menjadikan remaja
takut untuk bertanggung jawab, dikarenakan anggapan
masyarakat yang tidak percaya kepada dirinya membuat remaja
semakin takut jika tidak dapat menyelesaikan tanggung jawabnya
dengan baik.
7) Masa remaja sebagai masa yang tidak realistis
Remaja pada masa ini menjadi tidak realistis, karena
remaja akan melihat diri sendiri dan orang lain sesuai dengan
keinginannya. Mereka beranggapan bahwa apapun yang
diinginkannya akan terwujud. Semakin tinggi keinginan maka
semakin tinggi emosional yang dihadapi. Pada saat orang lain di
sekitar tidak mendukung keinginannya, maka semakin meningkat
emosi remaja. Dengan proses pertumbungan umur dan sikap yang
dewasa, akan membuat remaja berfikir secara realistis.
8) Gangguan Tidur
Gangguan tidur pada remaja bisa disebabkan oleh
berbagai macam hal, mulai dari stres akibat tuntutan yang tinggi
5

di sekolah hingga masalah kesehatan mental. Dengan mengetahui


penyebabnya, pengobatan pun bisa dilakukan dengan tepat
c. Tahap Perkembangan Remaja
Remaja merupakan fase yang penting dalam kehidupan
manusia. Fase ini harus diarahkan dalam hal hal yang baik agar
mencapai kehidupan dewasa yang sehat. Untuk mendapatkan
kehidupan dewasa yang sehat maka harus menjalankan tugas
perkembangan dengan baik dan benar. Jika tugas perkembangan
dilakukan dengan baik, maka akan membawa remaja dalam
kebahagiaan dan kesuksesan. Sebaliknya jika tahap perkembangan
tidak dijalankan dengan baik maka akan membawa kesusahan pada
masa dewasa selanjutnya (Rahma, 2021).
Sebagaimana dijabarkan oleh Havighurst dalam (Fernindi &
M.Ridwan, 2021) tahap perkembangan remaja dijelaskan sebagai
berikut :
1) Menerima adanya perubahan fisik yang terjadi dan harus
melakukan peran sesuai dengan jenisnya dan merasakan kepuasan
terhadap dirinya sendiri.
2) Menjalankan peran sosial dengan teman sebaya dan harus
menjalankan sesuai dengan jenis kelamin masing masing.
3) Terbebas dari ketergantungan orang lain seperti orang tua dan
orang yang lebih dewasa
4) Mengembangkan pemikiran tentang konsep kehidupan
masyarakat
5) Harus mencari jaminan untuk masa depan agar dapat membantu
menopang kehidupan ekonomi
6) Menyiapkan diri untuk menghadapi dunia pekerjaan dimasa
depan
7) Mempersiapkan diri dari tanggungjawab yang diberikan sesuai
dengan nilai dan norma yang berlaku di masyarakat
8) Mempersiapkan diri untuk membangun rumah tangga

9) Mendapatkan penilaian bahwa dirinya mampu bersiap baik dari


6

orang sekitar.

B. Konsep Dasar Insomnia


1. Definisi Insomnia
Insomnia berasal dari kata in artinya tidak dan somnus yang
artinya tidur, insomnia berarti tidak tidur atau gangguan tidur. Insomnia
ada tiga macam, yaitu pertama, Intial Insomnia artinya gangguan tidur
saat memasuki tidur. Kedua, Middle Insomnia yaitu terbangun ditengah
malam dan sulit untuk tidur lagi. Ketiga, Late Insomnia yaitu sering
mengalami gangguan tidur saat bangun pagi (Ndruru et al., 2021).
Insomia adalah salah satu gangguan tidur pada malam hari dimana
individu akan merasakan kesulitan tidur pada malam hari dan membuat
individu tidak cukup tidur saat terbangun. Insomnia dapat disebabkan
oleh berbagai faktor, salah satunya stres. Gejala fisik dapat dilihat dari
raut muka yang pucat, mata sembab dan badan yang merasa lemas
(Meizani, 2021).
2. Gejala Mengalami Insomnia
Menurut penelitian (Aryani, 2019) ada beberapa tanda dan gejala
insomnia, diantaranya :
a. Kesulitan untuk memulai tidur
b. Tiba-tiba terbangun pada malam hari
c. Bisa terbangun lebih awal/dini hari
d. Merasa mengantuk di siang hari
e. Sakit kepala pada siang hari
f. Merasa kurang puas dengan tidur nya
g. Merasa kurang nyaman/gelisah saat tidur
h. Mendapat mimpi buruk
i. Badan terasa lemah, letih, kurang tenaga setelah tidur
j. Jadwal jam tidur sampai bangun tidak beraturan
k. Tidur selama 6 jam dalam semalam
3. Penyebab Insomnia
Menurut (Purnawinadi & Salii, 2020) penyebab insomnia adalah sebagai
7

berikut :
a. Usia dan Tahap Perkembangan
Bayi baru lahir menghabiskan sebagian besar waktunya
untuk tidur (kurang lebih 16 jam dalam periode waktu 24 jam).
Sebagian besar waktu dihabiskan dalam tahaan REM. Secara
umum, saat anak memasuki masa kanak – kanak, jumlah jam tidur
berkurang dan jumlah waktu yang dihabiskan dalam tahap REM
juga berkurang; pengecualian saat anak – anak dan pra remaja,
yang membutuhkan lebih banyak tidur selama memacu
pertumbuhan. Kualitas tidur selama masa anak – anak mungkin
dipengaruhi karena takut, mimpi buruk, dan meningkatnya aktivitas
anak yang dilakukan sebelum waktu tidur. Jumlah tidur dan interval
tidur berubah saat usia dewasa. Orang dewasa tua cenderung lebih
sering terjaga dimalam hari dan mungkin lebih banyak tidur siang,
khususnya setelah kecapekan.
b. Pengaruh Psikososial
Sering kali remaja mengalami gangguan pada jiwanya
karena mendapat tekanan – tekanan akademik maupun non-
akademik yang sering kali menyebabkan stress yang membuat
psikis maupun sosialnya terganggu.
c. Gaya hidup
Gaya hidup sehari hari yang kurang dalam melakukan
kegiatan ataupun kurangnya olah raga dan lain sebagainya.
d. Pendapatan
Biasanya orang dewasa yang bekerja dan memiliki
pendapatan yang kurang dan serig kali bergadang karna memikikan
bagaimana untuk kelangungan hidupnya.
e. Tingkat pendidikan
Sering kali orang awam yang kurang sekali dengan
pendidikannya mereka tidak mengetahui akan akibat dari seringnya
bergadang.
4. Klasifikasi Insomnia
8

Klasifikasi gangguan tidur menurut International Classification


of Sleep Disorder, yaitu dissomnia, parasomnia, gangguan tidur ber-
hubungan dengan gangguan kesehatan atau psikiatri, gangguan tidur
yang tidak terklasifikasi. Terdapat beberapa klasifikasi dalam Insomnia.
Menurut International Classification of Sleep Disorder 2 (ICSD- 2),
Insomnia ditegakkan apabila terdapat 1 atau lebih keluhan: kesulitan
memulai tidur, kesulitan untuk mempertahankan tidur sehingga sering
terbangun dari tidur, bangun terlalu dini hari dan sulit untuk tidur
kembali, tidur dengan kualitas yang buruk. Kesulitan tidur di atas terjadi
meskipun terdapat peluang dan keadaan yang cukup untuk tidur, serta
setidaknya terdapat satu gangguan yang dialami pada siang hari :
kelelahan, gangguan atensi, konsentrasi, dan memori, gangguan dalam
hubungan sosial dan pekerjaan atau performa yang jelek di sekolah,
gangguan mood atau iritabel, mengantuk di siang hari, kekurangan
energi inisiasi dan motivasi, sering mengalami kesalahan, kecelakaan
saat bekerja atau menyetir, nyeri kepala, gangguan pencernaan akibat
kurang tidur dan mengawatirkan kondisi ini (Rahayaan et al., 2022).
5. Penanganan Insomnia
Adapun penanganan insomnia yaitu dengan mengoptimalkan pola
tidur yang sehat. Terapi insomnia dapat dilakukan dengan pendekatan
non farmakologi yaitu dengan aromaterapi lavender ataupun pendekatan
farmakologi. Fokus utama dari pengobatan insomnia harus diarahkan
pada identifikasi faktor penyebab. Setelah faktor penyebab teridentifikasi
maka penting untuk mengontrol dan mengelola masalah yang
mendasarinya. Identifikasi faktor penyebab yaitu dengan
mengoptimalkan penanganan gangguan medis, psikiatri serta
penanganan nyeri, menangani gangguan tidur primer, dan
penyalahgunaan obat-obatan, jika mungkin dilakukan , mengurangi atau
menghentikan obat - batan yang diketahui memiliki efek yang
mempengaruhi fungsi tidur, pada kebanyakan kasus , insomnia kronis
dapat disembuhkan jika penyebab medis atau psikiatri di evaluasi dan
diobati dengan benar (Ramadhan & Zettira, 2017).
9

C. Konsep Dasar Aromaterapi Lavender


1. Pengertian aromaterapi lavender
Lavender aromaterapi adalah metode terapi keperawatan yang
menggunakan bahan-bahan seperti cairan tanaman yang mudah menguap
atau dikenal sebagai minyak atsiri dan bertujuan untuk mempengaruhi
suasana hati atau kesehatan seseorang. Kandungan senyawa kimia dari
minyak esensial aroma terapi lavender dapat mempengaruhi pekerjaan
aktivitas otak melalui sistem saraf yang berhubungan dengan indera
penciuman (Zuraida, 2018).
2. Kandungan Aromaterapi Lavender
Pada aromaterapi lavender terdapat kandungan utamanya yaitu
linalyl asetatdan linalool, dimana linalyl asetat berfungsi untuk
mengendorkan dan melemaskan sistem kerja saraf dan otot yang
mengalami ketegangan sedangkan linalool berperan sebagai
relaksasi dan sedatif sehingga dapat memberikan ketenangan,
kenyamanan, dan kesegaran (Ohorella et al., 2021).
3. Sediaan Aromaterapi Lavender
Aromaterapi lavender terbuat dari bunga lavender yang dipotong
dengan ukuran kecil lalu dikeringkan dengan cara didiamkan pada
ruangan tertutup selama 2 hari, sebaiknya untuk tidak dikeringkan
langsung dibawah paparan sinar matahari karena akan membuat hasil
minyak essensial aromaterapi lavender yang kurang berkualitas. Setelah
dikeringkan bunga lavender menuju proses penyulingan, dimana proses
penyulingan itu terbagi menjadi 3 yaitu dengan direbus, dikukus, dan di
uap. Namun penyulingan yang dianjurkan yaitu dengan proses uap
karena dapat menghasilkan minyak essesnsial berkualitas. Aromaterapi
lavender jika dihirup akan memberikan sensasi menenangkan dan bahkan
dapat digunakan untuk kesehatan (Firliansyah, 2021).
a. Penghirupan / Inhalasi
Akses minyak esensial melalui hidung (nasal passages)
merupakan rute yang jauh lebih cepat disbanding cara lain dalam
penanggulangan problem emosional seperti stress dan depresi
10

termasuk beberapa jenis sakit kepala, karena hidung mempunyai


kontak langsung dengan bagian-bagian otak yang bertugas
merangsang terbentuknya efek yang ditimbulkan oleh minyak
esensial. Hidung sendiri bukanlah organ untuk membau, tetapi
hanya memodifikasi suhu dan kelembaban udara yang masuk serta
mengumpulan benda asing yang mungkin ikut terhisap. Saraf otak
(cranial) ertama bertanggung jawab terhadap indera pembau dan
menyampaikannya pada sel-sel reseptor. Ketika aromaterapi
tersebut dihirup, molekul yang mudah menguap (volatile) dari
minyak tersebut dibawa oleh arus kea tap hidung di mana silia-silia
yang lembut muncul dari sel-sel reseptor.
Ketika molekul-molekul itu menempel pada rambut-rambut
tersebut, suatu pesan elektrokimia akan ditransmisikan melaui bola
dan saluran olfactory kedalam sitem limbic. Hal ini akan
merangsang memori dan respon emosional. Hipotalamus berperan
sebagai relay dan regulator, memunculkan pesan-pesan yang harus
disampaikan ke bagian lain otak serta bagian bdan yang lain. Pesan
yang diterima itu kemudian diubah menjadi tindakan yang berupa
pelepasan senyawa elektrokimia yang menyebabkan euphoria,
relaks, atau sedatif. Sistem limbic ini terutama digunakan dalam
ekspresi emosi. Inhalasi dilakukan dengan berbagai cara, seperti :
1) Dengan bantuan botol semprot Botol semprot (spray bottle)
biasa digunakan untuk meghilangkan udara yang berbau
kurang enak pada kamar pasien. Minyak yang biasa
digunakan adalah minyak Pinus sylvestris, Thymus vulgaris,
Syzigium aromaticum, Eucalyptus smithii, dan Mentha
piperita. Dengan dosis 10-12 tetes dalam 250 ml air, setelah
dikocok kuatkuat terlebih dahulu, kemudian disemprotkan ke
kamar pasien.
2) Dihirup Melalui Tissue Inhalasi dari kertas tissue yang
mengandung minyak esensial 4-5 tetes (3 tetes pada anak
kecil, orang tua, ibu hamil) sangat efektif bila dibutuhkan
11

hasil yang cepat (immediate result), dengan 2-3 kali tarikan


nafas dalam-dalam. Untuk mendapatkan efek yang panjang,
tissue dapat diletakkan di dada sehingga minyak esensial
yang menguap akibat panas badan tetap terhirup oleh nafas
pasien.Setiap 10 menit aromaterapi diganti karena
aromaterapi sangat mudah menguap dengan bercampur ke
udara sehingga jika digunakan terlalu lama , maka
aromaterapi akan habis.
3) Dihisap Melalui Telapak Tangan Inhalasi dengan
menggunakan telapak tangan merupakan metode yang baik,
tetapi sebaiknya hanya dilakukan oleh orang dewasa saja.
Satu tetes minyak esensial diteteskan pada telapak tangan
yang kemudian ditelungkupkan, dogosokkan satu sama lain
dan kemudian ditutupkan ke hidung. Mata pasien sebaiknya
terpejam saat melakukan hal ini. Paseien dianjurkan untuk
menarik nafas dalam-dalam. Cara ini sering dilakukan untuk
mengatasi kesukaran dalam pernapasan atau kondisi stress
4) Penguapan cara ini digunakan untuk mengatasi problem
respirasi dan masuk angin (Commond cold). Untuk
kebutuhan ini digunakan suatu wadah dengan air panas yang
ke dalamnya diteteskan minyak esensial sebanyak 4 tetes,
atau 2 tetes untuk anak dan wanita hamil. Kepala pasien
menelungkup dia atas wadah dan disungkupkan dengan
handuk sehingga tidak ada uap yang keluar dan pasien dapat
menghirupnya secara maksimal Selama penanganan, pasien
diminta untuk menutup matanya (Aryani, 2019).
b. Kompres
Kompres efektif untuk menyembuhkan berbagai macam
sakit, nyeri otot, dan rematik sekaligus ruam – ruam dan sakit
kepala. Untuk mempersiapkan kompres, tambahkan 5 tetes minyak
pada semangkuk kecil air. Rendam sepotong kecil flannel atau
bahan serbet lainnya dalam larutan tersebut. Peraslah kain basah
12

yang berlebihan (meskipun kompres harus tetap cukup basah) dan


pastikan posisinya dengan pembalut atau lekatkan lapisan tipis.
Untuk rasa nyeri yang akut, kompres harus diulang-ulang bila telah
mencapai Blood temperature, jika tidak maka kompres harus tetap
dibiarkan pada posisinya selama minimal dua jam dan yang lebih
baik adalah semalam. Air dingin harus digunakan bila mana
demam, nyeri akut, atau pembengkakan yang menuntut perawatan,
sedangkan air haus panas jika nyeri tersebut telah kronis. JIka ada
demam, kompres harus sering diganti (Puspitasari & Yuliyanti,
2022).
c. Mandi
Mandi yang sebagian besar orang merasakan manfaatnya
untuk relaksasi adalah mandi panas yang sebelumnya telah
ditambahkan persiapan wewangian yang memiliki khasiat tertentu,
Sebagian besar persiapan ini mengandung minyak esensial yang
digunakan dalam aromaterapi. Penambahan beberapa tetes minyak
esensial pada air mandi dapat menenangkan dan melemaskan,
meredakan sakit dan nyeri, dan juga dapat menimbulkan efek
ransangan, menghilangkan keletihan dan mengembalikan tenaga.
Di samping itu, ada manfaat tambahan uap minyaknya
uang minyaknya saat menguap dari air panas. Mandi yang bisa
dilakukan seperti mandi berendam. Tambahkan beberapa tetes 5 –
10 minyak esensial pada bak mandi setelah airnya dimasukkan dan
tutup pintunya untuk menjada agar uap aromanya tidak hilang.
Pilihan minyak sepenuhnya terserah pada masing-masing orang,
tergantung pada efek yang diinginkan, meskipun orang-orang yang
mengalami kulit sensitive dianjurkan untuk menggunakan minyak
yang telah mengalami kulit sensitive dianjurkan untuk
menggunakan mnyak yang telah dilarutkan dalam minyak dasar
sebelum mandi. Mandi dengan minyak esensial dapat merangsang
dan menyegarkan kembali atau melemaskan dan menenangkan
tergantung pada minyak yang dipilih: minyak mawar dan pinus
13

dapat menimbulkan efek menenangkan pada anggota badan yang


lelah atau sakit, chamomile dan lavender popular untuk meredakan
insomnia dan kecemasan. Pengaruh serupa (meskipun sebenarnya
tidak sangat menenangkan) dapat diperoleh di tengah-tengah
mandi dengan merendam sepotong spons dalam campuran minyak
esensial, kemudian menggosokkannya pada tubuh di bawa
semprotan air hangat (Sari & Leonard, 2018).
d. Mandi kaki (Rendam Kaki)
Kaki lelah dan bengkak dapat disegarkan kembali dengan
direndam dalam baskom air hangat yang mengandung 4-5 tetes
minyak lavender, peppermint, rosemary, atau thyme. Aduk dan
kemudian rendam selama minimal 10 menit untuk mendapatkan
manfaat (Maharani, 2021)
e. Penguap (vaporizer atau diffuser)
Pembakaran murni dilarang di dalam unit maternitas, tetapi
penguap elektrik adalah yang paling cocok dan aman untuk
digunakan di institusi. 1 – 2 tetes minyak esensial diteteskan dan
penguap dinyalakan selama tidak lebih dari 10 – 15 menit per jam
untuk mencegah intiksikasi minyak yang telah dipilih. Jika wanita
ingin menguap minyak esensial di rumah melalui sebuah alat
dengan pembakar murni, mereka harus dianjurkan untuk
menggunakannya secara tepat dan diinformasikan tentang
implikasi keamanannya (Medforth, et al. 2012)
f. Mengatasi Insomnia
Aromaterapi lavender memiliki efek yang sangat
bermanfaat bagi tubuh yaitu aromaterapi lavender mampu
meredakan ketegangan otot-otot yang sedang mengalami kelelahan
atau ketegangan akibat aktivitas yang berlebihan. Selain itu efek
dari zat-zat aktifnya dapat mempengaruhi implus dan reflek saraf
yang diterima oleh ujung-ujung reseptor saraf, dan dapat
mempengaruhi aktivitas fungsi kerja otak melalui sistem saraf
yang berhubungan dengan indera penciuman. Respons ini akan
14

dapat merangsang peningkatan produksi masa penghantar saraf


otak (neuratransmiter), yaitu yang berkaitan dengan pemulihan
kondisi psikis (seperti emosi, perasaan, pikiran, dan keinginan)
(Aryani, 2019).
Aromaterapi mempunyai efek yang positif karena diketahui
bahwa aroma yang segar dan harum bisa merangsang sensori dan
reseptor yang ada di hidung kemudian memberikan informasi ke
hipotalamus. Hipotalamus merupakan pengatur sistem internal
tubuh, termasuk sistem seksualitas, suhu tubuh dan reaksi terhadap
stres (Ndruru et al., 2021).
Aromaterapi bunga lavender ini mengandung linool yang
berfungsi sebagai efek sadatif sehingga ketika orang menghirup
aromaterapi bunga lavender maka aroma yang dikeluarkan akan
menstimulasi reseptor silia saraf olfactorius yang berada di epitel
olfactory untuk menurunkan aroma tersebut ke bulbus olfactorius
melalui saraf olfactorius. Bulus olfactorius berhubungan dengan
sistem limbik. Dampak positif aromaterapi terhadap kualitas tidur
yang nyenyak akan lebih dirasakan secara langsung (inhalasi)
karena hidung mempunyai kontak langsung dengan bagian-bagian
otak yang bertugas merangsang terbentuknya efek yang
ditimbulkan aromaterapi (Rifayanti et al., 2016).
15

D. Kerangka Teori

Remaja
Faktor Penyebab Insomnia
a. Usia dan Tahap Perkembangan
b. Pengaruh Psikososial

Insomnia c. Gaya hidup


d. Pendapatan
e. Tingkat pendidikan

Farmakologis Non Farmakologis

Aromaterapi Lavender

Bagan 2.1 Kerangka Teori


Sumber : (Liana, 2020), (Meizani, 2021), (Purnawinadi & Salii,
2020), (Ramadhan & Zettira, 2017), (Aryani, 2019).
16

E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah pernyataan sebagai jawaban sementara atas pertanyaan
penelitian yang harus di uji kesahihannya secara empiris (Sabam, 2021).
Hipotesis pada penelitian ini yaitu :
H1 : Ada Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender Terhadap
Insomnia Pada Remaja Smpn 5 Samarinda.
H0 : Tidak Ada Pengaruh Pemberian Aromaterapi Lavender
Terhadap Insomnia Pada Remaja Smpn 5 Samarinda.

Anda mungkin juga menyukai