Anda di halaman 1dari 10

Simple Present Tense: Pengertian, Rumus

& Contoh Lengkap! |

Simple Present Tense, namanya aja yang simple, tapi ternyata polanya ada banyak, lho! Yuk,
kita belajar pola atau rumus Simple Present Tense beserta contoh dan fungsinya, lengkap!

“Do you like it?”

“Yes, I like it!”

Hayoo, coba tebak, percakapan di atas itu menggunakan tenses apa?

Yap, betul! Tenses yang digunakan adalah Simple Present Tense, sesuai dengan judul artikel
ini. Kamu pasti sudah familiar ya, dengan tenses yang satu ini. Eits, meskipun namanya
‘simple‘, tapi tenses satu ini pola atau rumusnya ada banyak juga, lho! Kamu sudah paham,
belum?

Biar kita semua sama-sama paham, yuk kita pelajari bersama! Tapi, sebelumnya, kita ketahui
dulu fungsi dari Simple Present Tense, ya!
Pengertian Simple Present Tense
Apa itu simple present tense? Simple present tense adalah tenses yang digunakan untuk
menjelaskan kejadian yang teratur, rutin, atau kebiasaan yang terus terjadi sehari-
hari. Simple present tense juga bisa digunakan untuk menunjukkan suatu hal yang sedang
terjadi saat ini.

Fungsi Simple Present Tense


Simple Present Tense adalah tenses yang berfungsi untuk menyatakan general
truth, habits, instruction, dan fixed schedules. Kita bahas satu per satu, yuk!

1. General Truth

General truth maksudnya adalah kebenaran umum atau kebenaran yang mutlak. Artinya,
hal-hal yang kebenarannya sudah pasti dan sudah diketahui secara umum. Contoh:

 Water freezes at zero degrees. (Air membeku pada suhu 0 derajat.)

Hal ini sudah pasti benar dan terbukti, karena nggak ada tuh air yang malah menguap pada
suhu 0 derajat. Hehe.

 Cats are mammals. (Kucing merupakan mamalia.)

Ini juga sudah pasti benar ya, dan juga sudah diketahui secara umum.

2. Habits

Selanjutnya yaitu habits atau kebiasaan. Kebiasaan berarti sesuatu yang dilakukan secara
terus-menerus secara konsisten. Contoh:

 My father goes to work every weekdays. (Ayahku pergi bekerja setiap hari kerja.)
 I study with my friends every Sunday at the academy. (Aku belajar bersama teman-
temanku setiap hari Minggu di tempat les.)

Dua contoh ini merupakan kebiasaan yang selalu dilakukan secara rutin. Hmm, kok kesannya
agak mirip ya sama fixed schedules? Berangkat kerja dan berangkat les kan terjadwal, tapi
kenapa masuknya ke habits? Eits, baca terus dong makanya biar tahu :p Penjelasannya akan
kita bahas di poin tentang fixed schedules, yaw!

3. Instruction

Lanjuut, ada instruction yang berarti perintah atau instruksi. Contohnya seperti papan-papan
perintah yang sering kita temui di jalan. Selain itu, ada juga instruksi yang bisa kita temukan
pada kemasan produk. Kaya gini, nih:

 Do not enter this area! (Dilarang masuk ke area ini!)


 Cook the noodle for 3 minutes. (Masak mie selama 3 menit.)
Hahay, yang suka makan mie instan pasti udah nggak asing ya sama contoh yang kedua? Ish,
jangan sering-sering masak mie instan lho ya!

Btw, selain kalimat instruksi di jalan atau di kemasan produk, tenses ini juga digunakan
dalam kalimat perintah secara umum ya, guys. Misalnya:

 Close the door, please! (Tolong, tutup pintunya!)

Wah, contohnya kaya nama podcast ya, hahaha..

4. Fixed Schedules

Nah, yang terakhir dan yang ditunggu-tunggu, ada fixed schedules alias sesuatu yang sudah
terjadwal atau sudah pasti terjadi. Bedanya apa sih, sama habits tadi? Kalau habits adalah
kebiasaan atau sesuatu yang dilakukan berulang secara rutin, bisa terjadwal, bisa juga
nggak. Contohnya kaya berangkat kerja, berangkat sekolah, atau berangkat les. Kamu sudah
pasti berangkat sekolah sesuai jadwal kan? Tapi kenapa dia masuknya ke habits bukannya
ke fixed schedules?

Karena kejadian itu berulang-ulang. Oke, kita tekankan sekali lagi: berulang-ulang.

Nah, kalau fixed schedules ini adalah sesuatu yang terjadwal, tapi tidak berulang, guys.
Contohnya begini:

 The show starts at 7 pm. (Pertunjukan itu dimulai pada jam 7 malam.)
 The Script marks their upcoming concerts in Indonesia on September 30th and
October 1st. (The Script menandai konser mendatang mereka di Indonesia pada 30
September dan 1 Oktober.)

Iya, guys, The Script mau konser lho di Indonesia wihiii, kamu nonton nggak?

Yha, malah ngomongin konser. Okay, let’s go back to the topic. Sampai sini udah paham ya,
apa bedanya habits sama fixed schedules? Kalau udah, yuk lanjut ke pola alias rumus Simple
Present Tense!

Pola (Rumus) Simple Present Tense


Sebelum membahas rumus atau pola, kamu harus tahu dulu nih, tabel subject beserta to be
dan verb-nya yang sesuai, supaya nanti saat membuat kalimat, kamu nggak salah-salah lagi.
Tabelnya bisa kamu lihat di bawah ini, yess.
Jadi, untuk subject I menggunakan to be → am dan verb → do atau verb tanpa akhiran
s/es.

Sedangkan subject you, they, we, dan plural subejct (subjek jamak) menggunakan to
be → are dan verb → do atau verb tanpa akhiran s/es.

Terakhir, subject he, she, it, dan singular subject (subjek tunggal) menggunakan to
be → is dan verb → does atau verb berakhiran s/es.

Nah, untuk polanya sendiri, terbagi menjadi dua macam nih, yaitu pola untuk kalimat
nomina dan pola untuk kalimat verba. Kita bahas lebih dalam satu per satu, ya.

1. Pola (Rumus) Simple Present Tense untuk Kalimat Nomina

Kalimat nomina adalah kalimat yang menyatakan kebendaan, bisa berupa nama orang,
profesi, tempat, dan segala hal yang dibendakan, jadi predikatnya berupa to be (is, am, are).
Kenapa to be nya is, am, are? Karena Simple Present Tense merupakan bentuk present alias
masa sekarang atau saat ini, sehingga to be yang tepat adalah to be bentuk present, yaitu is,
am, are.

Untuk kalimat nomina, ada empat macam bentuk kalimat nih,


yaitu positive, negative, interrogative, dan interrogative with WH- question. Perhatikan
gambar berikut untuk mengetahui pola lengkapnya, yaw~
Biar nggak bingung sendiri, yuk, kita bedah masing-masing bentuk tersebut plus contoh-
contohnya!

a. Positive Form

Positive form maksudnya adalah kalimat yang berbentuk atau bernilai positif. Polanya untuk
kalimat nomina adalah Subject + to be + Complement. To be terdiri atas is, am, are,
pemakaiannya tergantung subjek. Sedangkan Complement terdiri atas noun, adverb,
dan adjective, pemakaiannya tergantung kalimatnya. Contoh:

 He is a teacher. (Dia adalah seorang guru.)


 I am smart. (Aku pintar.)
 We are a group of students. (Kita merupakan satu grup pelajar.)
Pada positive form, kalimatnya bernilai positif dan tidak menyatakan negasi atau
penyangkalan. Contohnya I am smart, bukan I am not smart. Gue tuh pinter, bukan gue
nggak pinter. Wow, pede banget, tapi gapapa, pede is a must.

b. Negative Form

Nah, kalau yang menyatakan negasi atau penyangkalan namanya negative form. Jadi,
kalimat negative form ini adalah kalimat yang bernilai negatif. Polanya untuk kalimat nomina
adalah Subject + to be + not + Complement. Yup, tinggal tambahin ‘not’ aja dari bentuk yang
positif tadi. Contoh:

 Mom is not a chef. (Ibu bukan seorang chef.)


 I am not lazy. (Aku tidak malas.)
 They are not here yet. (Mereka belum ada di sini.)

Sudah paham ya, sampai sini?

c. Interrogative Form

Interrogative form maksudnya adalah kalimat yang berbentuk kalimat tanya, jadi jangan lupa
pakai tanda tanya, yaa. Polanya untuk kalimat nomina adalah To be + Subject + Complement
+ ? Contoh:

 Is the food delicious? (Apakah makanannya enak?)


 Am I right? (Apakah aku benar?)
 Are you a doctor? (Apakah kamu seorang dokter?)

Pada interrogative form, to be diletakkan di awal kalimat sebelum subject. Diingat-ingat, ya!

d. Interrogative Form with WH- Question

Terakhir, ada interrogative form with WH- question. Apa nih, maksudnya? Apa bedanya
sama interrogative form yang tadi? Bedanya adalah interrogative form yang ini
menggunakan WH- question alias kata tanya yang mengandung huruf WH-,
yaitu what, when, where, who, whom, which, whose, why, dan how.

Untuk bentuk ini, polanya pada kalimat nomina adalah WH- question + to be + Subject
+ ? Berbeda dengan bentuk interogatif yang tadi, bentuk interogatif yang ini diawali
dengan WH- question terlebih dahulu, baru diikuti dengan to be, lalu subject. Contoh:

 Who is that boy? (Siapa laki-laki itu?)


 Where am I? (Di mana aku?)
 Why are you late? (Kenapa kamu terlambat?)

Okeehh, udah selesai deh bahas kalimat nomina. Sekarang, bahas pola untuk kalimat verba
yukss~

2. Pola (Rumus) Simple Present Tense untuk Kalimat Verba


Kalimat verba adalah kalimat yang menyatakan tindakan atau perlakuan, jadi predikatnya
berupa verb (kata kerja). Verb yang digunakan hukumnya wajib Verb 1. Sekali
lagi, wajib Verb 1. Kenapa? Karena Simple Present Tense merupakan bentuk present alias
masa sekarang atau saat ini, sehingga verb yang tepat adalah Verb 1.

Sama halnya dengan kalimat nomina, untuk kalimat verba, juga ada empat macam bentuk
kalimat, yaitu positive, negative, interrogative, dan interrogative with WH- question. Pola
lengkapnya bisa kamu cekicek di gambar berikut, ya.
Langsung aja, cus, kita bedah masing-masing bentuk dengan contohnya masing-
masing! Check it out!

a. Positive Form

Untuk positive form kalimat verba, polanya adalah Subject + Verb 1 / Verb 1 +s/es +
Complement. Nah, verb-nya ini bisa pakai yang biasa (tanpa akhiran s/es) atau yang
berakhiran s/es, tergantung subjeknya. Masih ingat ya, tabel subject yang kita bahas tadi?
Kalau subjeknya I, you, they, we, dan plural subject pakainya verb yang tanpa akhiran
s/es. Kalau subjeknya He, She, It, dan singular subject, pakainya verb yang berakhiran
s/es. Contoh:

 I write a letter. (Aku menulis sebuah surat.)


 He goes to school. (Dia pergi ke sekolah.)

Beda kan, sama contoh yang kalimat nomina tadi? Kalau kalimat verba, ada kata kerja yang
menandakan subjek sedang melakukan suatu tindakan atau perlakuan. Sedangkan pada
kalimat nomina, menggunakan to be yang berguna menyatakan subjek sebagai sesuatu
yang dibendakan.

b. Negative Form

Next, kita ke bentuk negatif. Untuk negative form kalimat verba, polanya adalah Subject +
do/does + not + Verb 1 + Complement. Masih ingat ya, kalau negative form, kita
sisipkan ‘not’ untuk menyatakan negasi atau penyangkalan. Contoh:

 They do not know where to go. (Mereka tidak tahu harus pergi ke mana.)
 She does not bring an umbrella. (Dia tidak membawa payung.)

Do not dan does not boleh kamu singkat menjadi don’t dan doesn’t. Biar apa? Ya biar
singkat…….Oke, lanjuuttt!

c. Interrogative Form

Untuk interrogative form kalimat verba, polanya adalah Do/does + Subject + Verb 1 +
Complement + ? Jangan lupa, pakai tanda tanya! Contoh:

 Does he bring the book? (Apakah dia membawa buku itu?)


 Do you like it? (Apakah kamu menyukainya?)

Sama kaya yang kalimat nomina tadi, interrogative form di kalimat verba ini, to be-nya juga
diletakkan di awal kalimat, yaww. Jadi, to be di sini tuh, berperan sebagai kata
tanyanya, guys.

d. Interrogative Form with WH- Question

Terakhir banget, ada interrogative form with WH- question kalimat verba. Polanya
adalah WH- question + do/does + Subject + Verb 1 + Complement + ? Sama juga dengan
kalimat nomina, di bentuk yang ini, WH- question-nya diletakkan di awal kalimat sebelum to
be. Contoh:
 When does he go to school? (Kapan dia pergi ke sekolah?)
 Why do you love badminton so much? (Kenapa kamu cinta sekali dengan
badminton?)

Satu hal yang perlu kamu perhatiin, ketika kamu pakai ‘does’ di kalimat verbamu,
maka verb-nya nggak perlu pakai akhiran s/es lagi ya, karena s/es nya sudah
direpresentasikan melalui si ‘does’ itu tadi. Okay? Janji nggak bingung?

Anda mungkin juga menyukai