Anda di halaman 1dari 8

Plagiarism Checker X Originality Report

Similarity Found: 8%

Date: Selasa, Agustus 30, 2022


Statistics: 210 words Plagiarized / 2569 Total words
Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional Improvement.
-------------------------------------------------------------------------------------------

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB KETERLAMBATAN PELAKSANAAN PEKERJAAN


PROYEK INSTALASI PENGOLAHAN LUMPUR TINJA (IPLT) DI PELAIHARI KABUPATEN
TANAH LAUT Oleh: Ahmad Nabil Islamy Pembimbing; Ir.Faturrahaman, ST.,MT, IPM
Hendra Cahyadi, ST.,MT ABSTRAK Proyek konstruksi dikatakan berhasil jika penyedia
jasa berhasil melaksanakan pembangunan proyek sesuai waktu, biaya dan mutu yang
ditetapkan dalam dokumen kontrak. Keterlambatan proyek konstruksi pada prinsipnya
akan menyebabkan kerugian bagi pihak- pihak terkait terutama pemilik dan kontraktor.

Pada proyek Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di Pelaihari Kabupaten Tanah Laut
terdapat beberapa hambatan-hambatan yang menyebabkan terjadinya keterlambatan
pekerjaan hingga diberikannya waktu tambahan pelaksanaan penyelesaian proyek yang
telah direncanakan dan tercantum dalam dokumen kontrak. Tujuan penelitian ini ialah
untuk mengetahui faktor keterlambatan proyek dan solusi untuk faktor keterlambatan
tersebut dengan metode frequency index. Pada penelitian ini diperoleh bahwa ada 3
faktor utama penyebab keterlambatan proyek yaitu : cuaca buruk, pemogokan, dan
kekurangan tenaga kerja.

Berdasarkan faktor keterlambatan solusi yang dapat dilakukan adalah seperti


membuang atau memompa air yang tergenang akibat cuaca buruk seperti hujan,
mempercepat pembayaran gajih sehingga pemogokan oleh pekerja yang menyebabkan
keterlambatan proyek dapat dihindari, memperhitungkan jumlah pekerja sesuai
kebutuhan, memperhatikan dalam menentukan komposisi kelompok pekerja Kata Kunci:
Keterlambatan proyek, Konstruksi, Frequency Index, RAB ABSTRACT A construction
project is said to be successful if the service provider succeeds in carrying out the
project construction according to the time, cost and quality specified in the contract
document. Delays in construction projects in principle will cause losses to related
parties, especially owners and contractors.

In the Sludge Treatment Plant (IPLT) project in Pelaihari, Tanah Laut Regency, there are
several obstacles that cause work delays so that additional time is given for project
completion which has been planned and listed in the contract document. The purpose
of this study is to determine the project delay factor and the solution to the delay factor
using the frequency index method. In this study, it was found that there were 3 main
factors causing project delays, namely: bad weather, strikes, and labor shortages.

Based on the delay factor, solutions that can be done are such as dumping or pumping
stagnant water due to bad weather such as rain, accelerating salary payments so that
strikes by workers that cause project delays can be avoided, taking into account the
number of workers as needed, paying attention in determining the composition of the
worker group. Keywords: Project delay, Construction, Frequency Index, RAB
PENDAHULUAN Proyek konstruksi merupakan salah satu bentuk kegiatan yang
berlangsung dalam waktu yang terbatas dan menggunakan sumber daya serta biaya
yang telah diperhitungkan, untuk mencapai hasil dalam bentuk bangunan atau
infrastruktur. Proyek konstruksi dikatakan berhasil jika penyedia jasa berhasil
melaksanakan pembangunan proyek sesuai waktu, biaya dan mutu yang ditetapkan
dalam dokumen kontrak.

Keterlambatan proyek konstruksi pada prinsipnya akan menyebabkan kerugian bagi


pihak- pihak terkait terutama pemilik dan kontraktor, karena umumnya disertai konflik,
tuntutan waktu dan biaya, serta penyimpangan kualitas penyelesaian proyek. Pada
proyek konstruksi ini terjadi keterlambatan maka penulis tergerak ingin megangkat
permasalahan ini menjadi judul skripsi, kemudian melakukan penelitian dan pengolahan
data, seingga nantinya hasil yang didapat diharapkan dapat menanggulangi
permasalahan dalam proyek.

Pada proyek Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di Pelaihari Kabupaten Tanah Laut
terdapat beberapa hambatan-hambatan yang menyebabkan terjadinya keterlambatan
pekerjaan hingga diberikannya waktu tambahan pelaksanaan penyelesaian proyek yang
telah direncanakan dan tercantum dalam dokumen kontrak. Penyelesaian pekerjaan
tidak tepat waktu adalah merupakan kekurangan dari tingkat produktifitas dan tentu
kesemuanya ini akan mengakibatkan pemborosan dalam pembiayaan. Sehingga peran
aktif manajemen merupakan salah satu kunci utama keberhasilan pengelolaan proyek.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: Mengetahui faktor-faktor penyebab paling
dominan yang berpengaruh terhadap keterlambatan pekerjaan proyek Instalasi
Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di Pelaihari Kabupaten Tanah Laut. Mengetahui solusi
untuk mengatasi faktor-faktor penyebab keterlambatan proyek Instalasi Pengolahan
Lumpur Tinja (IPLT) di Pelaihari Kabupaten Tanah Laut. METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini dilakukan pada proyek Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Di
Pelaihari Kabupaten Tanah Laut yang berlokasi di Komplek TPA Bakunci Desa Karang
Taruna Kecamatan Pelaihari Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan.
Data-data yang akan digunakan diperoleh dari Kontraktor pelaksana proyek dengan
metode pengumpulan data.

Adapun macam-macam data yang dikumpulkan adalah sebagai berikut: Pengumpulan


Data Primer Pengumpulan data primer merupakan data yang diperoleh langsung yang
berhubungan langsung dengan responden. Kuisioner digunakan sebagai alat
pengumpulan data dan dokumentasi lapangan. Pengumpulan Data Sekunder Data
sekunder berupa data yang diperoleh dari referensi-referensi tertentu atau studi literatur
yang berkaitan dengan keterlambatan proyek serta Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan
time schedule proyek.

Data yang terkumpul dilapangan melalui kuesioner akan dianalisis lalu data-data diolah.
Data-data yang didapat mulai dari awal penelitian, saat penelitian, dan sampai akhir
penelitian. Dalam meanalisis data peneliti menggunakan beberapa uji yang dilakukan
dengan aplikasi SPSS, seperti uji validasi dipergunakan dalam proses pengukuran yang
valid ataupun akurat sah sebuah kuisioner. Uji Reabilitas Kuisioner adalah tingkat
kepercayaan hasil suatu pengukuran, yang mengindikasikan stabilitas dan kekonsistenan
alat ukur.

Pada pengujian realibitas menggunakan metode Alpa Cronbach, yaitu : reliabilitas


dianggap andal jika memiliki koefisien reliabilitas > 0,6 (lebih besar dari 0,6) artinya
pengukuran relatif konsisten jika dilakukan pengukuran ulang. HASIL DAN
PEMBAHASAN Identitas Responden Kuesioner yang di berikan kepada responden
sebanyak 20 orang dan kuesioner yang diperoleh kembali dari responden sebanyak 13
orang. Berdasarkan syarat jumlah penelitian eksperimental dengan jumlah minimun 10
responden setiap kelompok yang ingin diteliti.

Tabel 1 Profil Responden No _Pihak Responden _Kuisioner yang diberikan (orang)


_Responden Mengembalikan (orang) _Responden Tidak Mengembalikan (orang)
_Jumlah Responden (orang) _ _1 _Owner _3 _1 _2 _1 _ _2 _Kontraktor _3 _3 _- _3 _ _3
_Konsultan pelaksana _5 _4 _1 _4 _ _4 _Tukang _9 _5 _4 _5 _ _Jumlah _20 _13 _7 _13 _ _
Table 2 Daftar Identitas Responden Berdasarkan Usia Kategori Usia _Frekuensi
_Persentase _ _15-24 Tahun _3 _23% _ _25-34 Tahun _4 _31% _ _35-44 Tahun _2 _15% _
_>44 Tahun _4 _31% _ _ Pada tabel 4.2
dapat dilihat kategori usia reponden yang paling kecil persentasenya ada pada rentang
usia 35-44 tahun yaitu 15 % dan persentase terbesar diperoleh pada kategori usia 25-34
tahun serta diatas 44 tahun dengan banyaknya responden berjumlah masing-masing 4
orang dengan persentase yang sama yaitu 31%. Table 3 Daftar Identitas Berdasarkan
Pengalam Kerja Pengalaman Kerja _Frekuensi _Persentase _ _<1 Tahun _2 _15% _ _1-10
Tahun _4 _31% _ _11-20 Tahun _5 _38% _ _21-30 Tahun _2 _15% _ _ Frekuensi dan
persentase terbanyak mengenai lamanya pengalaman pekerja dalam bekerja yang
diambil dari 13 orang responden adalah pada rentang waktu 11-20 Tahun dengan
banyaknya responden berjumlah 5 orang dengan persentase 38%.

Table 4 Daftar Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pendidikan Terakhir


_Frekuensi _Persentase _ _SD _3 _23% _ _SMP/Sederajat _0 _0% _ _SMA/Sederajat _5
_38% _ _D3 _1 _8% _ _S1 _4 _31% _ _ Frekuensi dan persentase terbanyak mengenai
tingkat Pendidikan terakhir yang ditempuh responden dalam bekerja yang diambil dari
13 orang jumlah responden adalah pada rentang waktu SMA/Sederajat dengan
banyaknya responden berjumlah 5 orang dengan persentase 38 %. Table 5 Hasil
Tabulasi Data No _Faktor keterlambatan proyek _STB(1) _TB(2) _CB(3) _B(4) _SB(5) _ _1
_Keterlambatan pembayaran oleh owner _0 _6 _1 _0 _6 _ _2 _Pelaksanaan tahapan yang
jelek _0 _3 _3 _4 _3 _ _3 _Kesalahan pengelolaan material _0 _1 _5 _4 _3 _ _4 _Kekurangan
tenaga kerja _0 _0 _3 _3 _7 _ _5 _Cuaca buruk (hujan/lokasi tergenang) _0 _0 _0 _2 _11 _
_6 _Keadaan tanah _0 _2 _3 _7 _1 _ _7 _Perubahan pekerjaan _0 _5 _3 _1 _4 _ _8
_Kesalahan dalam perencanaan dan spesifikasi _0 _4 _5 _4 _0 _ _9 _Perubahan dalam
perencanaan dan spesifikasi _0 _1 _7 _4 _1 _ _10 _Perubahan metode kerja oleh
kontraktor _0 _9 _3 _1 _0 _ _11 _Perencanaan schedule yang tidak tepat _0 _2 _8 _3 _0 _
_12 _Produktifitas tidak optimal oleh kontraktor _0 _4 _5 _3 _1 _ _13 _Pekerjaan
Perbaikan _0 _3 _8 _0 _2 _ _14 _Pemogokan _0 _0 _2 _2 _9 _ _15 _Pekerjaan tambahan _0
_4 _7 _2 _0 _ _ _TOTAL _0 _44 _63 _40 _48 _ _Table 6 Uji Validitas Pengujian ini dilakukan
dengan menggunakan program SPSS versi 13.

Adapun syarat minimum dari uji validitas dengan responden yang bersedia menjawab
kuesioner ini adalah 13 orang. Maka, nilai R (Pearson Correlation) hitung > R tabel
(0,553) berdasarkan tabel distribusi r-tabel. dari 15 pertanyaan yang diberikan kepada
responden didapat 8 pertanyaan dinyatakan yang valid, sedangkan 5 pertanyaan
dinyatakan tidak valid dan 5 pertanyan tersebut tidak dapat diolah data lebih lanjut.
Dapat dilihat dari hasil uji reabilitas untuk nilai Cronbach’s Alpha dengan Dapat dilihat
untuk nilai croanbach’s Alpha dengan jumlah variable sebanyak 15 buah adalah sebesar
0,691 yang artinya dapat disimpulkan bahwa itemnya reabilitas diterima atau terpercaya.
Table 4.8

Persentase Faktor-Faktor yang Keterlambatan Proyek No _Faktor keterlambatan proyek


_STB (1) _% _TB (2) _% _CB (3) _% _B (4) _% _SB (5) _% _ _1 _Keterlambatan pembayaran
oleh owner _0 _0% _6 _46% _1 _8% _0 _0% _6 _46% _ _2 _Pelaksanaan tahapan yang jelek
_0 _0% _3 _23% _3 _23% _4 _31% _3 _23% _ _3 _Kesalahan pengelolaan material _0 _0%
_1 _8% _5 _38% _4 _31% _3 _23% _ _4 _Kekurangan tenaga kerja _0 _0% _0 _0% _3 _23%
_3 _23% _7 _54% _ _5 _Cuaca buruk (hujan/lokasi tergenang) _0 _0% _0 _0% _0 _0% _2
_15% _11 _85% _ _6 _Keadaan tanah _0 _0% _2 _15% _3 _23% _7 _54% _1 _8% _ _7
_Perubahan pekerjaan _0 _0% _5 _38% _3 _23% _1 _8% _4 _31% _ _8 _Kesalahan dalam
perencanaan dan spesifikasi _0 _0% _4 _31% _5 _38% _4 _31% _0 _0% _ _9 _Perubahan
dalam perencanaan dan spesifikasi _0 _0% _1 _8% _7 _54% _4 _31% _1 _8% _ _10
_Perubahan metode kerja oleh kontraktor _0 _0% _9 _69% _3 _23% _1 _8% _0 _0% _ _11
_Perencanaan schedule yang tidak tepat _0 _0% _2 _15% _8 _62% _3 _23% _0 _0% _ _12
_Produktifitas tidak optimal oleh kontraktor _0 _0% _4 _31% _5 _38% _3 _23% _1 _8% _
_13 _Pekerjaan perbaikan _0 _0% _3 _23% _8 _62% _0 _0% _2 _15% _ _14 _Pemogokan _0
_0% _0 _0% _2 _15% _2 _15% _9 _69% _ _15 _Pekerjaan tambahan _0 _0% _4 _31% _7
_54% _2 _15% _0 _0% _ _ _TOTAL _0 _ _44 _ _63 _ _40 _ _48 _ _ _ PEMBAHASAN Tahapan
Pekerjaan Yang Jelek Pelaksanaan tahapan pekerjaan yang jelek atau kurang baik pada
pelaksanaan proyek sehingga menyebabkan terlambatnya penyelesaian proyek sesuai
dengan waktu yang yang ditentukan.

Kesalahan Pengelolaan Material Kesalahan dalam pengelolaan material pada proyek


karena tidak memadainya gudang material yang tersedia dilapangan sehingga
mengakibatkan kualitas material yang menurun karena terkena hujan dan material
hancur menyebabkan terlambatnya penyelesaian proyek sesuai dengan waktu yang
yang ditentukan. Kekurangan Tenaga Kerja Diketahui bahwa tenaga kerja untuk
melaksanakan pekerjaan relatif sedikit, sehingga produktivitas dapat menyebabkan
terlambatnya penyelesaian proyek sesuai dengan waktu yang yang ditentukan.

Cuaca Buruk (Hujan/Lokasi Tergenang) Faktor ini disebabkan oleh cuaca buruk adanya
hujan deras berdurasi panjang yang mengakibatkan lokasi pekerjaan menjadi tergenang
(banjir). Keadaan Tanah Kondisi tanah yang kurang memadai seperti daya dukung tanah
yang kurang dan banyaknya sampah yang tercampur pada tanah seperti plastik yang
tidak mudah terurai. Produktifittas tidak optimal oleh kontraktor Produktivitas tidak
optimal dikarenakan posisi dan lokasi kerja yang kurang nyaman bagi pekerja.
Pemogokan Pemogokan pekerjaan yang dilakukan sehingga menyebabkan
keterlambatan dalam penyelesaian pekerjaaan.

Pekerjaan Tambahan Adanya tambahan pekerjaan yang tidak ada dalam perencanaan
kerja yang dilakukan sehingga menyebabkan keterlambatan dalam penyelesaian
pekerjaaan sesuai dengan waktu. Upaya Mengatasi Keterlambatan Proyek Proyek
Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di Pelaihari Kabupaten Tanah Laut mengalami
keterlambatan. Hal-hal yag dilakukan untuk mengatasinya antara lain: Mengadakan
Kerja Lembur Pihak kontraktor sudah melaksanakan kerja lembur terutama untuk
pekerjaan beton. Produktivitas kerja menurun karena pekerja sudah lelah dan
penerangan kurang.

Namun tetap dilaksanakan untuk mengejar ketertinggalan, waktu tambahan untuk kerja
lembur dilakukan selama 10 hari dengan jam kerja tambahan 19.00 – 21.00 dengan
jumlah tukang 20 orang. Menambah Tenaga Kerja Berdasarkan jumlah jam perhari atau
perminggu bertambah, maka tenaga kerja ada terindikasi penurunan produktivitas,
karena penurunan produktivitas tersebut maka perlu diketahui berapa nilai penurunan
produktivitas tiap tenaga kerja per hari. Untuk perhitungnnya adalah sebagai berikut.

Volume pekerjaan = 429,73 Durasi normal = 15 Hari Hasil dari perhitungan diatas dapat
disimpulkan bahwa, dalam 15 hari kerja diambil satu hari untuk lembur dan diasumsikan
ditambah 2 jam untuk lembur alam 1 hari tersebut, dikarenakan hanya ada 16 pekerja
yang terhitung di proyek tersebut, maka pekerja yang dibutuhkan untuk melakukan
kerja lembur adalah 26 orang . Kesimpulan Pada penelitian ini, dapat dibuat suatu
kesimpulan bahwa terdapat keterlambatan proyek pada Instalasi Pengolahan Lumpur
Tinja (IPLT) di Pelaihari Kabupaten Tanah Laut.

Faktor-faktor penyebabkan terjadi keterlambatan pada Instalasi Pengolahan Lumpur


Tinja (IPLT) di Pelaihari Kabupaten Tanah Laut adalah sebagai berikut : Pada hasil
perhitungan dengan Frekuensi Indeks diperoleh 3 faktor penyebab keterlambatan yang
memiliki nila persentase teratas yakni: Cuaca buruk (hujan/ hujan lokasi tergenang)
dengan nilai Frekuensi Index 84,615% Pemogokan dengan nilai Frekuensi Index 69,231%
Kekurangan tenaga kerja dengan nilai Frekuensi Index 53,846% Nilai Croanbach Alpha’s
0,691>0,6 artinya reabilitas di terima Solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi pada
pekerjaan proyek Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) di Pelaihari Kabupaten Tanah
Laut sebagai berikut: Solusi yang dapat dilakukan seperti membuang atau memompa air
yag tergenang akibat cuaca buruk seperti hujan dan mengadakan kerja lembur
tambahan, mempersiapkan mantel hujan untuk pekerja dan melakukan modifikasi pada
pengerjaan.

Mempercepat pembayaran gajih sehingga pemogokan oleh pekerja yang menyebabkan


keterlambatan proyek dapat dihindari. Melalui manajemen mutu perusahaan yang baik
maka faktor penyebab yang lainnya dapat diminimalisir. Memperhitungkan jumlah
pekerja sesuai kebutuhan, memperhatikan dalam menentukan komposisi kelompok
pekerja yang ideal, dan mengadakan lembur dengan jam yang dapat diterima oleh
pekerja agar mendapatkan hasil yang optimal. Saran Diharapkan dilakukan analisis
perhitungan total biaya pada setiap pekerjaan, agar dapat diketahui pekerjaan mana
yang biayanya paling murah untuk dipercepat, sehingga dapat memberikan dampak
pada cashflow perusahaan.

Kepada para kontraktor yang hendak melaksanakan proyek \hendaknya memperhatikan


3 (tiga) faktor dominan penyebab keterlambatan sehingga 3 (tiga) faktor tersebut dapat
diatasi. Untuk para kontraktor agar lebih meningkatkan kualitas (design, keuangan dan
material) para pengelola proyek agar lebih dapat memahami keterlambatan yang terjadi
agar setiap keterlambatan yang terjadi dapat diketahui penyebabnya dan cepat diatasi.
Kontraktor perlu menambah pekerja yang terampiil sesuai dengan kebutuhan dengan
cara melakukan kontrak dengan penyedia tenaga kerja DAFTAR PUSTAKA Astina, D, C,
N, dkk. 2012.

Analisis Faktor-Faktor Penyebab Keterlambatan Pelaksanaan Pekerjaan Proyek


Konstruksi Di Kabupaten Tabanan. Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil,
Universitas Udayana, Denpasar. 2-3. Ervianto, I.W., 2005. Manajemen Proyek Konstruksi.
Andi Yogyakarta. Husen, A., 2011. Manajemen Proyek. Andi, Yogyakarta Henong, S, B.
2016. Analisis Faktor-FaktorYang Mempengaruhi Keterlambatan Pada Proyek
Pemerintahan Di Kota Kupang. Prosiding Seminar Nasional Teknik Sipil, Universitas
Katolik Widya Mandir, Kupang. 150. Megawati, L, A, Lirawati. 2020. Analisis Faktor
Keterlambatan Proyek Konstruksi Bangunan Gedung. Jurnal Teknik. 27-31. Pinori, M,
dkk. 2015.

Analisis Faktor Keterlambatan Penyelesaian Proyek Konstruksi Gedung Terhadap Mutu,


Biaya Dan Waktu Dinas Pekerjaan Umum Kota Manado. Jurnal Ilmiah Media
Engineering, Universitas Sam Ratulangi, Manado. 402-403. Putera, I, G, A, A, dkk. 2019.
Manajemen Risiko Pelaksanaan Pembangunan Sistem Pengolahan Air Limbah Terpusat
Kota Denpasar Tahap II (Jaringan Air Limbah Pedungan). Jurnal Spektrum, Universitas
Udaya, Denpasar. 43-44. Ramadhan, R, P. 2020. Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan
Pada Pembangunan Proyek “SCE” Menggunakan Metode Analytical Hierarchy Process.
Business and Finance Journal, Universitas Airlangga, Surabaya. 47-49. Triatarma, C, J, S.
2018.

Analisis Faktor Penyebab Keterlambatan Waktu Pada Pekerjaan Struktur Atas Proyek
Konstruksi. Jurnal Penelitian dan Karya Ilmiah Lembaga Penelitian, Universitas Trisakti.
Jakarta Barat. 1-3. Safrizal, M, D, dkk. 2019. Analisis Faktor Keterlambatan Proyek
Konstruksi Paling Dominan Di Kabupaten Aceh Utara. Teras Jurnal, Uiversitas Syiah
Kuala, Banda Aceh. 146.

INTERNET SOURCES:
-------------------------------------------------------------------------------------------
<1% - library.polmed.ac.id › repository › beranda
<1% - 123dok.com › article › penyebab-keterlambatan-proyek
<1% - jurnal.polines.ac.id › index › wahana
<1% - journal.umy.ac.id › index › st
<1% - icoste.org › ICMJ Papers › AJCEBVol2No2Bowen
<1% - ced.petra.ac.id › index › jurnal-teknik-sipil
2% - text-id.123dok.com › document › eqonjw5y-analisis
1% - jurnal.polines.ac.id › index › bangun_rekaprima
1% - scholar.unand.ac.id › 17734 › 2
<1% - cetakmakalah.blogspot.com › 2019 › 12
<1% - id.123dok.com › article › profil-responden-laporan
<1% - text-id.123dok.com › document › myjo5j85z-identitas
<1% - qmc.binus.ac.id › 2014/11/01 › u-j-i-v-a-l-i-d-i-t-a
<1% - 123dok.com › article › pengendalian-waktu-proyek
1% - download.garuda.kemdikbud.go.id › article
1% - www.neliti.com › publications › 99367
1% - scholar.archive.org › work › ejefzntwjrdrjh5fwofmg2err4

Anda mungkin juga menyukai