Anda di halaman 1dari 53

ANALISIS KETERLAMBATAN PELAKSANAAN

PROYEK GEDUNG KANTOR PELAYANAN PUBLIK


KOTA CIMAHI

TUGAS AKHIR
Laporan ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan pendidikan
Diploma III Program Studi Konstruksi Gedung di
Jurusan Teknik Sipil

Oleh :

ALGHANY KENNEDY ADAM


NIM : 171111002

POLITEKNIK NEGERI BANDUNG


2020
ABSTRAK

Proses pembangunan sebuah proyek kostruksi kerap terjadi sesuatu yang


tidak diinginkan seperti terjadinya keterlambatan pekerjaan pada proyek. Dalam
pelaksanaan proyek konstruksi, keterlambatan pekerjaan proyek dapat terjadi
karena berbagai faktor. Keterlambatan proyek dapat berakibat pada biaya
pelaksanaan yang dapat meningkat atau dapat dikatakan proyek tersebut mengalami
kerugian. Dalam hal tersebut dibutuhkan manajemen waktu yang baik, agar
keterlambatan tersebut dapat dihindari dan proyek dapat diselaikan dengan baik.
Tujuan dalam penulisan tugas akhir ini yaitu untuk menganalisa faktor–faktor
penyebab keterlambatan pekerjaan pada Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik
kota Cimahi, restrukturisasi terhadap penjadwalan proyek berupa percepatan
proyek untuk mengatasi keterlambatan penyelesaian proyek dengan menggunakan
metode percepatan (crashing).

PT. Pola Mitra Jaya menangani Proyek Gedung Kantor Pelayanan Kota
Cimahi dengan total biaya sebesar Rp. 32,007,777,157.78 dan durasi proyek selama
135 hari. Proyek tersebut memiliki rangkaian aktivitas yang kompleks sehingga
sangat berisiko terjadi masalah yang menimbulkan keterlambatan. Data yang
digunakan yaitu hasil observasi, wawancara, daftar aktivitas, time schedule, kurva
S, RAB, hubungan antar aktivitas, dan jumlah tenaga kerja dari proyek.

Penulisan tugas akhir ini menyimpulkan bahwa diperoleh maksimal durasi


dapat dipersingkat yaitu 93 hari dengan total biaya sebesar Rp. 32,256,124,892.
Dengan durasi penyelesaian proyek dapat lebih cepat 42 hari dari durasi normal.
Dengan demikian, percepatan proyek dapat menjadi opsi/pilihan yang tepat untuk
mengatasi masalah keterlambatan supaya proyek dapat selesai sesuai dengan
rencana.
ABSTRACT

The process of building project often happens something unwanted, such as


the delay in work of project. The Project work delays may occur due to varioust
factors. The Project delays can result in implementation costs which can increase
or it can be said that the project experiences losse. In this case, good time
management is needed, so that these delays can be avoided and the project can be
completed properly. The purpose in this writing final task is to analyze delay factors
on Cimahi Public Service Office Building, restructuring of project scheduling in
the form of project acceleration is needed to overcome the delay in project by
applying the crashing method.

PT. Pola Mitra Jaya handles Cimahi Public Service Office Building Project
with a total cost of Rp. 32,007,777,157.78 and the duration of the project is 135
days. The project has a complex set of activities so it is very risky for problems to
occur that cause delays. The purpose in this writing final task is to analyze delay
factors on Cimahi Public Service Office Building, restructuring of project
scheduling in the form of project acceleration is needed to overcome the delay in
project by applying the crashing method. The data used are observations,
interviews, list of activities, time schedule, S curve, RAB, the relationship between
activities, and the number of workers from the project.

This writing final task concluded that the maximum duration can be
shortened, which is 93 days with a total cost of Rp.32,007,777,157.78. with the
duration of project completion can be 42 days faster than normal duration. This,
the acceleration of the project can be appropriate solution to overcome the
problem of delay so that the project can be completed in accordance with the
plan.
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proyek Konstruksi seringkali mengalami kesulitan atau kendala–kendala yang
muncul dari kondisi proyek tersebut, baik dari kondisi lahan proyek itu sendiri,
sulitnya akses jalan masuk proyek, keterlambatan bahan material yang diperlukan,
kondisi cuaca dan bahkan kemampuan tenaga manusia yang terbatas. Sehingga,
kendala–kendala tersebut dapat menyebabkan keterlambatan pada pelaksanaan
proyek. Maka dari itu sebuah perusahaan harus mampu menyusun sebuah
perencanaan yang tepat dan efisien agar dalam pelaksanaan kegiatan proyek dapat
diselesaikan secara optimal, tepat waktu, tepat mutu & tepat biaya.

Pada proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik kota Cimahi ini meliputi
delapan aktivitas besar, yakni pekerjaan persiapan, pekerjaan struktur atas,
pekerjaan struktur bawah, pekerjaan arsitektur, pekerjaan plumbing, pekerjaan
elektrikal, pekerjaan mekanikal, pekerjaan site & development. Proyek Gedung
Kantor Pelayanan Publik kota Cimahi ini terdiri atas 4 lantai dan direncanakan
selesai pada tanggal 31 Desember 2019 dengan 135 hari kerja. Berdasarkan laporan
mingguan yang diperoleh dari lapangan, kurva S aktual menunjukkan adanya
keterlambatan pada proyek tersebut. Oleh karena itu, pada penulisan tugas akhir ini
akan menganalisa faktor–faktor penyebab keterlambatan pekerjaan pada proyek
dan untuk mengembalikan tingkat kemajuan proyek ke rencana semula diperlukan
suatu upaya percepatan durasi proyek walaupun akan diikuti dengan meningkatnya
biaya proyek. Maka diperlukan pula analisa optimalisasi durasi proyek sehingga
dapat diketahui berapa lama suatu proyek tersebut terselesaikan dan mencari
adanya kemungkinan percepatan waktu efektif dalam pelaksanaan proyek tersebut
dengan metode jalur kritis atau dikenal dengan CPM (Critical Path Method).
1.2 Tujuan Penulisan
1. Mengidentifikasi faktor–faktor penyebab keterlambatan pekerjaan pada
proyek
2. Membuat jaringan kerja (Network Diagram) serta menentukan jalur kritis
dengan CPM (Critical Path Method)
3. Menghitung waktu dan biaya optimal dari percepatan proyek pada proyek

1.3 Ruang Lingkup Penulisan


Berikut ini ruang lingkup / batasan yang digunakan selama penulisan Tugas
Akhir meliputi:

1. Identifikasi pekerjaan yang mengalami keterlambatan pelaksanaan pada


proyek
2. Penggunaan jaringan kerja / Network Planning metode lintasan kritis /
Critical Path Method (CPM).
3. Hanya menggunakan metode crashing / percepatan dengan penambahan
jumlah Shift.
4. Perhitungan waktu dan biaya optimal setelah dilakukan metode crashing /
percepatan pada proyek
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan laporan ini terdiri dari empat BAB adalah sebagai
berikut:

BAB I merupakan pendahuluan dari laporan tugas akhir yang berisi penjelasan
mengenai tentang latar belakang masalah yang dibahas dalam penyusunan laporan
tugas akhir. Kemudian dilanjutkan dengan maksud & tujuan penulisan tugas akhir,
ruang lingkup, serta sistematika penulisan laporan tugas akhir.

BAB II merupakan tinjauan pustaka yang menjelaskan tentang teori – teori


yang mendukung dan akan digunakan dalam penulisan tugas akhir. Dan teori yang
akan digunakan antara lain, metode penjadwalan, dasar teori tentang Manajemen
Konstruksi meliputi Metode Network Planning Jalur kritis Critical Path Method
(CPM) dari berbagai referensi, maupun artikel dan literatur - literatur yang
digunakan dalam pembahasan serta penggunaan dengan alat bantu software
Microsoft Project.

BAB III merupakan metodologi studi. Metodologi secara garis besar berisi
tentang rancangan penyusunan tugas akhir, pengumpulan data, analisa data,
pembahasan terhadap hasil sehingga dapat ditarik kesimpulan yang dilengkapi
langkah kerja pengerjaan tugas akhir yang disusun dalam bentuk diagram alir
(flowchart) serta penjelasannya.

BAB IV merupakan penutup berupa simpulan dan saran. Pada bab yang
simpulan dan saran ini dibuat berdasarkan hasil analisa dan pembahasan yang
dimulai dari pengumpulan data, baik data primer maupun data sekunder,
pengolahan data dengan metode critical Path, hingga mendapatkan hasil yang
sesuai dengan tujuan penulisan tugas akhir.
BAB III
METODOLOGI STUDI

3.1 Penentuan Objek Studi


Objek studi pada penulisan tugas akhir ini adalah Proyek Gedung Kantor
Pelayanan Publik yang berlokasi di Jalan Aruman, Kelurahan Pasirkaliki
Kecamatan Cimahi Utara Kota Cimahi. Proyek tersebut dilaksanakan oleh PT.
POLA MITRA JAYA. Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi
digunakan sebagai objek studi adalah untuk menganalisa keterlambatan
pelaksanaan proyek serta menganalisis percepatan proyek dengan menggunakan
metode crashing, karena pada pelaksanaan konstruksi terjadi keterlambatan
pekerjaan yang disebabkan oleh berbagai faktor.

3.2 Pengumpulan Data


Pengumpulan data dalam mendukung selama penulisan tugas akhir dan sebagai
keperluan analisa data, maka diperlukan data pendukung yang berasal dari dalam
maupun dari luar proyek pembangunan sebagai objek studi. Oleh karena itu,
penulisan tugas akhir ini menggunakan 2 jenis data, yaitu sebagai berikut :

1. Data Primer (primary data) : Data primer adalah data yang diperoleh /
dikumpulkan berdasarkan hasil yang dilakukan secara mandiri, berupa
pengamatan langsung di lapangan (observasi) dan melakukan wawancara
langsung kepada pihak – pihak yang terlibat selama proyek berlangsung.
2. Data Sekunder (secondary data) : Data sekunder adalah data yang diperoleh
/ dikumpulkan dan disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang
diterbitkan oleh berbagai instansi lain. Biasanya sumber tidak langsung
berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi. Adapun data sekunder pada
penulisan tugas akhir ini adalah: Time schedule proyek, Rencana Anggaran
Biaya (RAB) proyek, Kurva S, Daftar aktivitas Proyek Gedung Kantor
Pelayanan Publik Kota Cimahi, Hubungan antar aktivitas, Jumlah Tenaga
Kerja.
3.3 Pengolahan Data

Tahap pertama dalam pengolahan data dalam penulisan tugas akhir ini adalah
melakukan analisa terhadap faktor–faktor keterlambatan proyek. Berdasarkan data
sekunder yang diperoleh yaitu berupa Time Schedule maka akan diketahui durasi
tiap pekerjaan, alat yang digunakan, waktu mulai dan waktu selesai tiap pekerjaan,
laporan mengenai hambatan yang terjadi pada tiap pekerjaan. Setelah diketahui
faktor – faktor yang menjadi hambatan, maka kemudian mendapatkan solusi
terhadap faktor–faktor keterlambatan proyek. Dalam penulisan tugas akhir ini
solusi yang akan digunakan adalah melakukan percepatan terhadap durasi proyek.

Sebelum melakukan metode percepatan, langkah awal yaitu analisis data


terhadap Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi dengan metode
yang dipilih. Metode yang digunakan yaitu membuat Work Breakdown Structure
(WBS), membuat jaringan kerja (Network Diagram) dengan bantuan Microsoft
Project dan mengetahui pekerjaan yang berada pada jalur kritis (critical path).
Langkah selanjutnya, menerapkan metode percepatan terhadap durasi proyek pada
pekerjaan yang berada pada jalur kritis (critical path). Metode percepatan yang
dilakukan adalah menambah shift kerja, sehingga diharapkan dalam sehari volume
pekerjaan yang dihasilkan lebih besar.

Tahap akhir dalam pengolahan data adalah perhitungan Time Cost Trade Off,
yaitu perhitungan waktu dan biaya setelah dilakukannya penerapan Crash Duration
(durasi setelah percepatan) dan Crash Cost (biaya setelah percepatan). Dalam
perhitungan ini digunakan bantuan aplikasi software yaitu Microsoft Excel. Setelah
langkah tersebut selesai selanjutnya menghitung waktu dan biaya yang optimal dari
percepatan Proyek Gedung Kantor dan membuat Gantt Chart hasil percepatan
proyek.
3.4 Diagram Alir

Start

Studi Literatur

Studi Pustaka Studi Lapangan

Perumusan Masalah

Tujuan Penulisan

Pengumpulan Data

Data Primer Data Sekunder


1. Observasi 1. Time Schedule & Kurva S
2. Wawancara 2. RAB
3. Daftar Aktivitas Proyek
Gedung Kantor Pelayanan
Publik Kota Cimahi
4. Hubungan antar aktivitas
5. Jumlah tenaga kerja

B A

Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penulisan Tugas Akhir


Sumber: Pengolahan Data
B A

Data Lengkap ?

Pengolahan dan Analisis Data


1. Work Breakdown Structure
2. Network diagram
3. Critical Path Method
4. Biaya langsung, biaya tidak langsung,
crash duration, crash cost, dan cost slope
5. Percepatan proyek dengan metode
crashing
6. Biaya langsung, biaya tidak langsung dan
total biaya setelah percepatan proyek dalam
time cost trade off

Waktu dan biaya optimal dari


percepatan proyek

Kesimpulan dan Saran

Finish

Gambar 3.1 Diagram Alir Metode Penulisan Tugas Akhir (Lanjutan)


Sumber: Pengolahan Data
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil

4.1.1 Data Umum Proyek


Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi merupakan proyek
yang berlokasi di Jalan Aruman, Kelurahan Pasirkaliki Kecamatan Cimahi Utara
Kota Cimahi. Proyek ini terdiri dari 4 lantai dengan perencanaan durasi pelaksanaan
proyek tersebut adalah 135 (Seratus Tiga Puluh Lima) hari kalender pertanggal
surat penetapan pemenang tender tanggal 19 Agustus 2019 s/d 31 Desember 2019.
Dan rencana anggaran biaya sebesar Rp. 35,527,079,000.00 (Tiga Puluh Lima
Miliyar Lima Ratus Dua Puluh Tujuh Juta Tujuh Puluh Sembilan Ribu Rupiah).
Pemilik / owner proyek ini adalah DPA Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang Kota Cimahi. Kontraktor Pelaksana PT. Pola Mitra Jaya dan Konsultan
Pengawas PT. Riau Multi Cipta Dimensi. PADA PROYEK GEDUNG KANTOR
PELAYANAN PUBLIK KOTA CIMAHI TERDAPAT 8 PAKET PEKERJAAN ,

DIANTARANYA YAITU :

1. PEKERJAAN PERSIAPAN
2. PEKERJAAN STRUKTUR BAWAH
3. PEKERJAAN STRUKTUR ATAS
4. PEKERJAAN ARSITEKTUR
5. PEKERJAAN MEKANIKAL
6. PEKERJAAN ELEKTRIKAL
7. PEKERJAAN PLUMBING
8. PEKERJAAN SITE DAN DEVELOPMENT
Uraian pekerjaan berisi tentang scope pekerjaan dan volume dari masing-
masing item pekerjaan. Scope proyek merupakan ruang lingkup dari proyek terdiri
dari pekerjaan-pekerjaan yang harus diselesaikan. Berikut ini merupakan table yang
menunjukkan aktivitas-aktivitas dalam Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik
Kota Cimahi:
Tabel 4.1 Daftar Aktivitas pada Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik
Kota Cimahi

Aktivitas Uraian Pekerjaan Volume


Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi
A Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Persiapan meliputi:
• Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank
• Sewa direksi keet (kantor sementara)
• Sewa Tower Crane Kapasitas 3 Ton (Radius 50 meter)
(Erection dan Dismating + Operator + Asuransi Alat + Ijin
A1 224 ml
Disnaker)
• Pengadaan peralatan Keamanan, Kesehatan dan
Keselamatan
• Pekerjaan Papan Nama Proyek
• Sewa pagar sementara dari seng tinggi 2 meter
B Pekerjaan Struktur Bawah
Pilecap dan Pondasi meliputi:
• Install Pilecap Type P1 uk. 750x750x800 mm (44 unit)
• Install Pilecap Type P2 uk. 1500x750x800 mm (9 unit)
• Install Pilecap Type P3 uk. 1400x1500x800 mm (19 unit)
B1 • Install Pilecap Type P4 uk. 1500x1500x800 mm (7 unit) 108 unit
• Install Pilecap Type P5 uk. 2050x1500x800 mm (13 unit)
• Install Pilecap Type P6 uk. 2250x1500x800 mm (1 unit)
• Install Pilecap Type P7 uk. 2340x2250x800 mm (14 unit)
• Pondasi Setapak uk. 0,25x0,8x30,3 m (1 unit)
Tie Beam meliputi:
• Install Tie Beam Type TB1 uk. 350x700 mm
B2 1.164,65 m3
• Install Tie Beam Type TB2 uk. 300x600 mm
• Install Tie Beam Type TB3 uk. 250x500 mm
Galian Basement meliputi:
B3 • Pekerjaan Galian Tanah dengan Alat Berat 10.347,10 m3
• Pekerjaan Buangan tanah keluar site
Sumber: PT. Pola Mitra Jaya (2019)
Tabel 4.1 Daftar Aktivitas Pada Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik
Kota Cimahi (Lanjutan)
Aktivitas Uraian Pekerjaan Volume
C Pekerjaan Struktur Atas
C1 Dinding Penahan Tanah 226,53 m3
Balok & Plat meliputi:
• Install Balok Beton Type B1 350/700
• Install Balok Beton Type B2 300/600
C2 2.630,23 m3
• Install Balok Beton Type B3 250/500
• Install Balok Beton Type B4 350/1400
• Install Plat Lantai Pre Slab t = 7cm
Kolom meliputi:
• Install Kolom Beton Type K1 600/600
C3 • Install Kolom Beton Type K2 300/300 404,37 m3
• Install Kolom Beton Type K3 500/500
• Install Kolom Beton Type K4 225/350
Tangga
• Install Tangga Beton Type T1
C4 66,12 m3
• Install Tangga Beton Type T2
• Install Tangga Beton Type T3
Struktur Baja
• Baja WF 250x125
C5 10.657,46 kg
• Baja Kanopi WF 300x150, WF 200x100
• Baja Kantiviler WF 200x100, UNP 150x65
Atap
• Atap Baja WF 200x125, WF 150x75, CNP
C6 14.388,80 kg
150x65x20x2,3
• Baja Ringan By Vendor
D Pekerjaan Arsitektur
D1 Memasang Dinding Bata Ringan 200x600x100 667,15 m2
D2 Membuat Plesteran & acian Semen 1.334,28 m2
D3 Kolom Praktis 2.53 m3
D4 Balok Praktis 1.91 m3
Pintu Shaft dengan Plywood 40x60 Jendela Louvre Type LV
D5 1 set
1, Louvre Type LV 3, Louvre LV 2A
D6 Floor Hardener 47,29 m2
Sumber: PT. Pola Mitra Jaya (2019)
Tabel 4.1 Daftar Aktivitas Pada Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik
Kota Cimahi (Lanjutan)
Aktivitas Uraian Pekerjaan Volume
E Pekerjaan Plumbing
• Install Pipa PPRPN 10 Dia 50 mm setara Dia. 1.1/2"
E1 • Install Pipa PPRPN 10 Dia 63 mm setara Dia. 2" 132 ml
• Install Pipa PPRPN 20 Dia. 20 mm setara Dia. 1/2"
• Install Gate Valve 5K Dia. 50 mm setara Dia. 1.1/2"
E2 • Install Gate Valve 5k Dia 63 mm setara Dia. 2" 5 bh
• Install Gate Valve 5K Dia. 20 mm setara Dia. 1/2"
• Install Pipa PVC AW Dia. 1.1/2"
• Install Pipa PVC AW 1.1/4"
• Install Pipa PVC AW Dia. 2"
E3 • Install Pipa PVC AW 2.1/2" 182.50 ml
• Install Pipa PVC AW Dia. 3"
• Install Pipa PVC AW Dia. 4"
• Install Pipa PVC AW Dia. 6"
• Install Clean Out Dia. 3"
E4 8 bh
• Install Clean Out Dia. 4"
F Pekerjaan Elektrikal
• Install Kabel NNY 4x4 mm2
• Install Kabel NNY 4x95 mm2
F1 • Install Kabel NNY 3 x (4x120) mm2 1 set
• Install Kabel NYFGbY 12 x (1x150 mm2)
• Install Kabel FRC 4x35 mm2
• Install Kabel Tray 300x100 mm2
F2 1 set
• Install Kabel Tray 400x100 mm2
• Install Kabel Ladder 200x100 mm2
F3 1 set
• Install Kabel Ladder 600x100 mm2
F4 Penangkal Petir 1 set
F5 Grounding Panel 313 m1
G Pekerjaan Mekanikal
G1 Pekerjaan Air Conditioning 1 set
Sumber: PT. Pola Mitra Jaya (2019)
Tabel 4.1 Daftar Aktivitas Pada Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik
Kota Cimahi (Lanjutan)

H Pekerjaan Site & Development


Pematangan Lahan meliputi:
• Pekerjaan Cut to Fill dengan alat berat dengan pemadatan
• Pekerjaan buangan tanah keluar site
H1 26.057,20 m3
• Pekerjaan Urugan tanah
• Pekerjaan Pemadatan tanah dengan alat berat
• Pemadatan Tanah CBR Test
H2 Pekerjaan Pagar Precast 485,90 m3
Sumber: PT. Pola Mitra Jaya (2019)

Pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa setiap pekerjaan Proyek Gedung Kantor
Pelayanan Publik Kota Cimahi dinyatakan dengan simbol aktivitas untuk
mempermudah dalam mengurutkan setiap hubungan antar aktivitas yang akan
digunakan dalam membuat network diagram atau jaringan kerja proyek misalnya
memasang pasangan bata ringan 200x600x100 dinyatakan dengan simbol D1.
Selain itu, pada daftar aktivitas juga disertai dengan volume dari masing-masing
aktivitas dalam proyek.
4.1.2 Time Schedule
Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi memiliki jadwal
pelaksanaan proyek dari tanggal 19 Agustus 2019 dan direncanakan selesai pada
tanggal 31 Desember 2019. Jadwal pelaksanaan proyek diperoleh dari hasil
perencanaan proyek. Untuk melakukan analisa terhadap penjadwalan diawali
dengan mengidentifikasikan semua aktivitas dalam suatu proyek termasuk durasi
dari suatu aktivitas dan mengidentifikasi aktivitas yang menjadi predecessor bagi
aktivitas yang lain. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan time schedule
Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi:

Tabel 4.2 Time Schedule Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota
Cimahi

Duration
Activity Predecessors Overlap
(day)
Proyek Gedung Kantor
Pelayanan Publik Kota 135
Cimahi
A1 8 - FS
B1 30 A1 FS
B2 18 B1 FS
B3 3 B2 FS
C1 7 B3 FS
C2 17 B3 FS
C3 14 C1,C2 FS
C4 10 C2,H2 SF
C5 8 C4 FS
C6 12 C3 FS
D1 6 C4 SS
D2 1 C5,D1 FS
D3 4 D2 FS
D4 4 D3 FS
D5 1 D4 FS,FF
D6 3 D2 FS
E1 5 D6 FS
E2 5 E3,H2 FS
E3 5 E1 SS
E4 5 E3 FS
Tabel 4.2 Time Schedule Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik
Kota Cimahi (Lanjutan)

F1 5 C6 FS
F2 5 F1 FS
F3 5 F2 FS
F4 4 F3 FS
F5 3 F4 FS+1D
G1 10 F5 FS
H1 12 A1 FS
H2 5 H1 FS
Sumber: PT. Pola Mitra Jaya (2019)

Pada time schedule Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi
meliputi durasi yaitu jumlah kurun waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan
masing-masing aktivitas, waktu awal dimulainya pelaksanaan proyek, hubungan
ketergantungan antar aktivitas yang dinyatakan dengan predecessor yaitu aktivitas
pendahulu dari setiap aktivitas. Hal ini berarti aktivitas B1 yang memiliki durasi
selama 30 hari terdapat predecessor atau aktivitas pendahulu yaitu aktivitas A1. Hal
tersebut juga berlaku untuk aktivitas-aktivitas yang lainnya dalam proyek sesuai
dengan hubungan ketergantungan antar aktivitas. Jam kerja pada Proyek Gedung
Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi yaitu 8 jam/hari termasuk jam istirahat
dimulai dari jam 08.00 WIB sampai dengan jam 16.00 WIB. Pada penulisan tugas
akhir ini dilakukan analisis percepatan proyek dengan penambahan shift kerja
menjadi 2 shift kerja perhari dimana shift 1 pada jam 08.00 WIB – 16.00 WIB
sedangkan shift 2 pada jam 16.00 WIB – 24.00 WIB.
4.1.3 Biaya Langsung dan Tidak Langsung
Biaya merupakan salah satu aspek penting dalam suatu proyek untuk
mengadakan sumber daya dan penunjang yang digunakan dalam penyelesaian
proyek. Total biaya Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi yaitu
sebesar Rp. 35,527,079,000.00. Biaya proyek dapat dilihat pada Rancangan
Anggaran Biaya (RAB) proyek. Pada total biaya proyek terdiri dari biaya langsung
dan biaya tidak langsung. Biaya langsung merupakan biaya yang berkaitan secara
langsung dengan volume pekerjaan dalam proyek. Total biaya langsung dari Proyek
Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi yaitu sebesar Rp.
32,007,777,157.78. Berikut ini rincian biaya langsung dari Proyek Gedung Kantor
Pelayanan Publik Kota Cimahi:

Tabel 4.3 Biaya Langsung pada Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik
Kota Cimahi

No Aktivitas Biaya Langsung


1 A1 Rp 1,057,132,590.00
2 B1 Rp 2,962,436,925.28
3 B2 Rp 1,588,586,100.52
4 B3 Rp 511,320,755.94
5 C1 Rp 1,520,070,073.87
6 C2 Rp 15,490,481,335.05
7 C3 Rp 2,102,712,313.54
8 C4 Rp 297,063,677.42
9 C5 Rp 1,183,616,007.90
10 C6 Rp 428,083,515.78
11 D1 Rp 85,775,817.39
12 D2 Rp 87,965,467.26
13 D3 Rp 13,194,179.44
14 D4 Rp 7,972,317.24
15 D5 Rp 2,776,605.32
16 D6 Rp 672,636,360.79
17 E1 Rp 10,686,463.34
18 E2 Rp 7,856,786.85
19 E3 Rp 30,567,000.12
20 E4 Rp 8,852,945.07
21 F1 Rp 714,166,593.50
22 F2 Rp 300,570,500.00
Tabel. 4.3 Biaya Langsung pada Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik
Kota Cimahi (Lanjutan)

23 F3 Rp 20,931,000.00
24 F4 Rp 46,532,110.40
25 F5 Rp 13,646,081.36
26 G1 Rp 834,464,476.76
27 H1 Rp 1,125,585,659.86
28 H2 Rp 882,093,497.78
Total Rp 32,007,777,157.78
Sumber: PT. Pola Mitra Jaya (2019)

Biaya tidak langsung merupakan biaya yang tidak berkaitan secara langsung
dengan volume pekerjaan dalam proyek namun dapat berkontribusi terhadap
penyelesaian proyek. Total biaya tidak langsung proyek yaitu sebesar Rp.
52,917,913. Berikut ini adalah rincian biaya tidak langsung dari Proyek Gedung
Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi :

Tabel 4.4 Biaya Tidak Langsung Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik
Kota Cimahi

No Rincian Biaya Tidak Langsung


Administrasi, Management proyek
1 Rp 5,035,613.00
and method of statement
2 Overhead Rp 6,352,900.00
Pembuangan sampah dan
3 Rp 7,058,800.00
kebersihan harian
4 Asuransi tenaga kerja (Astek) Rp 10,000,000.00
5 Security Rp 12,705,900.00
General cleaning service
6 Rp 11,764,700.00
professional
Total Rp 52,917,913.00
Sumber: PT. Pola Mitra Jaya (2019)

4.1.4 Tenaga Kerja Proyek


Tenaga Kerja Proyek merupakan salah satu sumber daya yang diperlukan
untuk menjalankan aktivitas dalam proyek supaya dapat mencapai tujuan proyek.
Tenaga kerja memiliki pengaruh yang cukup besar terhadap waktu dan biaya
penyelesaian aktivitas dalam proyek. Berikut ini alokasi tenaga kerja yang
diperlukan pada setiap aktivitas dari Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota
Cimahi:

Tabel 4.5 Alokasi Tenaga Kerja pada Aktivitas dalam Proyek Gedung
Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi

No Aktivitas Alokasi Tenaga Kerja (orang)


1 A1 6
2 B1 15
3 B2 12
4 B3 2
5 C1 4
6 C2 10
7 C3 8
8 C4 5
9 C5 3
10 C6 5
11 D1 2
12 D2 1
13 D3 2
14 D4 2
15 D5 1
16 D6 3
17 E1 2
18 E2 1
19 E3 2
20 E4 2
21 F1 5
22 F2 3
23 F3 2
24 F4 2
25 F5 2
26 G1 6
27 H1 10
28 H2 5
Sumber: PT. Pola Mitra Jaya (2019)

4.1.5 Faktor – Faktor Keterlambatan Proyek


Dalam menentukan faktor-faktor keterlambatan Proyek Gedung Kantor
Pelayanan Publik Kota Cimahi dilakukan wawancara responden atau secara
langsung di lokasi pembangunan proyek. Wawancara ini dilakukan terhadap antar
stakeholder yang terlibat dalam Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota
Cimahi yang dianggap telah berpengalaman di bidang konstruksi pembangunan
dengan harapan mampu menjelaskan secara detail faktor-faktor yang terjadi di
lapangan sehingga dapat mengakibatkan keterlambatan. Responden yang dimaksud
tersebut adalah Owner, Kontraktor dan Konsultan Pengawas. Responden yang
dipilih pada tahapan wawancara ini adalah penyedia jasa konsultan konstruksi 1
(satu) orang, dimana konsultan yang diwawancarai memiliki pengalaman
pengawasan atas pekerjaan konstruksi pada kontraktor kecil dan atau non kecil serta
mengawasi proyek dari waktu dimulai hingga selesai. Personel yang diwawancarai
adalah tenaga ahli konsultan pengawas. Hasil wawancara dapat dilihat pada lembar
Lampiran. Berikut ini adalah hasil berupa laporan secara visual berupa foto yang
diperoleh setelah dilakukannya wawancara langsung, dapat dilihat seperti pada
gambar dibawah ini :

Gambar 4.1 Kondisi Awal Lokasi Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik
Kota Cimahi
Sumber: Data Proyek

Gambar 4.2 Kondisi Awal Lokasi Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik
Kota Cimahi

Sumber: Data Proyek


Gambar 4.3 Kondisi Awal Lokasi Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik
Kota Cimahi
Sumber: Data Proyek

Berdasarkan gambar diatas, dapat dijelaskan bahwa kondisi awal lokasi yang
akan dijadikan proyek pembangunan tersebut merupakan Gudang atau tempat
penyimpanan barang dari sebuah perusahaan. Dan membutuhkan waktu lebih untuk
memindahkan serta membersihkan barang-barang yang berada di lahan tersebut.
Faktor selanjutnya yang menyebabkan keterlambatan adalah terjadinya kerusakan
pada alat berat untuk mengangkut barang-barang yang berada di Gudang serta
permukaan tanah existing yang tidak merata secara keseluruhan. Adapun faktor lain
yang menunjukkan adanya keterlambatan ialah terdapat pada kurva S yaitu pada
progress proyek minggu ke 5 dapat dilihat pada Gambar 4.4 dimana bobot rencana
komulatif yaitu sebesar 19,2% namun bobot actual komulatif masih sebesar 14,2%
sehingga terdapat deviasi yaitu sebesar 5%.
Gambar 4.4 Kurva S Aktual Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota
Cimahi
Sumber: Data Proyek

4.1 Pembahasan

4.2.1 Penyusunan Work Breakdown Structure (WBS)


Tahapan awal dalam pengolahan dan analisis data yaitu menyusun Work
Breakdown Structure (WBS) yang digunakan untuk melakukan penguraian
terhadap masing-masing pekerjaan dalam proyek supaya lebih jelas dan spesifik.
Dengan WBS, pekerjaan dalam proyek maka akan terbagi menjadi sub pekerjaan
atau aktivitas dimana disusun berdasarkan level. WBS dijadikan sebagai acuan
pekerjaan dalam proses pelaksanaan Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota
Cimahi untuk mempermudah dalam proses pengerjaan sehingga tahapan dalam
pengerjaan aktivitas dalam proyek dapat disusun secara teratur. Penyusunannya
dilakukan dengan cara top down supaya komponen-komponen aktivitas dapat
berorientasi ke tujuan proyek. Pembuatan Work Breakdown Structure (WBS) harus
berdasarkan daftar aktivitas proyek. Berikut ini merupakan Work Breakdown
Structure (WBS) pada Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi:
Tabel 4.6 WBS Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi

WBS Aktivitas Uraian Pekerjaan


1 Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi
1.1 A Pekerjaan Persiapan
Pekerjaan Persiapan meliputi:
• Pengukuran dan Pemasangan Bouwplank
• Sewa direksi keet (kantor sementara)
• Sewa Tower Crane Kapasitas 3 Ton (Radius 50 meter)
(Erection dan Dismating + Operator + Asuransi Alat + Ijin
1.1.1 A1
Disnaker)
• Pengadaan peralatan Keamanan, Kesehatan dan
Keselamatan
• Pekerjaan Papan Nama Proyek
• Sewa pagar sementara dari seng tinggi 2 meter
1.2 B Pekerjaan Struktur Bawah
Pilecap dan Pondasi meliputi:
• Install Pilecap Type P1 uk. 750x750x800 mm (44 unit)
• Install Pilecap Type P2 uk. 1500x750x800 mm (9 unit)
• Install Pilecap Type P3 uk. 1400x1500x800 mm (19 unit)
1.2.1 B1 • Install Pilecap Type P4 uk. 1500x1500x800 mm (7 unit)
• Install Pilecap Type P5 uk. 2050x1500x800 mm (13 unit)
• Install Pilecap Type P6 uk. 2250x1500x800 mm (1 unit)
• Install Pilecap Type P7 uk. 2340x2250x800 mm (14 unit)
• Pondasi Setapak uk. 0,25x0,8x30,3 m (1 unit)
Tie Beam meliputi:
• Install Tie Beam Type TB1 uk. 350x700 mm
1.2.2 B2
• Install Tie Beam Type TB2 uk. 300x600 mm
• Install Tie Beam Type TB3 uk. 250x500 mm
Galian Basement meliputi:
1.2.3 B3 • Pekerjaan Galian Tanah dengan Alat Berat
• Pekerjaan Buangan tanah keluar site
Sumber: Pengolahan Data
Tabel 4.6 WBS Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi
(Lanjutan)

1.3 C Pekerjaan Struktur Atas


1.3.1 C1 Dinding Penahan Tanah
Balok & Plat meliputi:
• Install Balok Beton Type B1 350/700
• Install Balok Beton Type B2 300/600
1.3.2 C2
• Install Balok Beton Type B3 250/500
• Install Balok Beton Type B4 350/1400
• Install Plat Lantai Pre Slab t = 7cm
Kolom meliputi:
• Install Kolom Beton Type K1 600/600
1.3.3 C3 • Install Kolom Beton Type K2 300/300
• Install Kolom Beton Type K3 500/500
• Install Kolom Beton Type K4 225/350
Tangga
• Install Tangga Beton Type T1
1.3.4 C4
• Install Tangga Beton Type T2
• Install Tangga Beton Type T3
Struktur Baja
• Baja WF 250x125
1.3.5 C5
• Baja Kanopi WF 300x150, WF 200x100
• Baja Kantiviler WF 200x100, UNP 150x65
Atap

1.3.6 C6 • Atap Baja WF 200x125, WF 150x75, CNP 150x65x20x2,3

• Baja Ringan By Vendor


1.4 D Pekerjaan Arsitektur
1.4.1 D1 Memasang Dinding Bata Ringan 200x600x100
1.4.2 D2 Membuat Plesteran & acian Semen
1.4.3 D3 Kolom Praktis
1.4.4 D4 Balok Praktis
Pintu Shaft dengan Plywood 40x60 Jendela Louvre Type LV 1,
1.4.5 D5
Louvre Type LV 3, Louvre LV 2A
1.4.6 D6 Floor Hardener
Sumber: Pengolahan Data
Tabel 4.6 WBS Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi
(Lanjutan)

1.5 E Pekerjaan Plumbing


• Install Pipa PPRPN 10 Dia 50 mm setara Dia. 1.1/2"
1.5.1 E1 • Install Pipa PPRPN 10 Dia 63 mm setara Dia. 2"
• Install Pipa PPRPN 20 Dia. 20 mm setara Dia. 1/2"
• Install Gate Valve 5K Dia. 50 mm setara Dia. 1.1/2"
1.5.2 E2 • Install Gate Valve 5k Dia 63 mm setara Dia. 2"
• Install Gate Valve 5K Dia. 20 mm setara Dia. 1/2"
• Install Pipa PVC AW Dia. 1.1/2"
• Install Pipa PVC AW 1.1/4"
• Install Pipa PVC AW Dia. 2"
1.5.3 E3 • Install Pipa PVC AW 2.1/2"
• Install Pipa PVC AW Dia. 3"
• Install Pipa PVC AW Dia. 4"
• Install Pipa PVC AW Dia. 6"
• Install Clean Out Dia. 3"
1.5.4 E4
• Install Clean Out Dia. 4"
1.6 F Pekerjaan Elektrikal
• Install Kabel NNY 4x4 mm2
• Install Kabel NNY 4x95 mm2
1.6.1 F1 • Install Kabel NNY 3 x (4x120) mm2
• Install Kabel NYFGbY 12 x (1x150 mm2)
• Install Kabel FRC 4x35 mm2
• Install Kabel Tray 300x100 mm2
1.6.2 F2
• Install Kabel Tray 400x100 mm2
• Install Kabel Ladder 200x100 mm2
1.6.3 F3
• Install Kabel Ladder 600x100 mm2
1.6.4 F4 Penangkal Petir
1.6.5 F5 Grounding Panel
1.7 G Pekerjaan Mekanikal
1.7.1 G1 Pekerjaan Air Conditioning
Sumber: Pengolahan Data
Tabel 4.6 WBS Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi
(Lanjutan)

1.8 H Pekerjaan Site & Development


Pematangan Lahan meliputi:
• Pekerjaan Cut to Fill dengan alat berat dengan pemadatan
• Pekerjaan buangan tanah keluar site
1.8.1 H1
• Pekerjaan Urugan tanah
• Pekerjaan Pemadatan tanah dengan alat berat
• Pemadatan Tanah CBR Test
1.8.2 H2 Pekerjaan Pagar Precast
Sumber: Pengolahan Data

Work Breakdown Structure (WBS) mendefinisikan proyek dengan membagi


dalam subkomponen besar atau tasks, kemudian dibagi ke dalam komponen yang
lebih detail dan terakhir dalam bentuk aktivitas atau work packages. Berdasarkan
Tabel 4.6 diatas terdapat WBS dari Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota
Cimahi, level 0 menyatakan proyeknya, level 1 menyatakan major tasks dalam
proyek yang terdiri dari 8 major tasks, dan aktivitas-aktivitas proyek sebanyak 28
aktivitas berada pada level 2.

4.2.2 Pembuatan Network Diagram


Pada tahapan ini dilakukan pembuatan network diagram atau jaringan kerja
pada Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi. Network diagram
digunakan sebagai alat untuk merencanakan, menjadwalkan dan memonitor
kemajuan proyek tersebut. Pembuatan jaringan kerja dilakukan dengan
menjelaskan hubungan antar aktivitas dan kurun waktu yang diperlukan untuk
menyelesaikan aktivitas dalam proyek. Network diagram dibentuk berdasarkan
logika ketergantungan suatu aktivitas dengan aktivitas lain dalam menyelesaikan
proyek secara keseluruhan. Network diagram dari Proyek Gedung Kantor
Pelayanan Publik Kota Cimahi terdapat beberapa jalur atau rangkaian aktivitas
yang disusun dari 28 aktivitas untuk menyelesaikan proyek tersebut. Jaringan kerja
pada Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi sangat kompleks
dengan terdapat banyaknya aktivitas yang membentuk jalur. Pembuatan network
diagram pada proyek tersebut dilakukan dengan menggunakan pendekatan AON
(Activity on Node). Pada diagram AON, aktivitas dinyatakan dengan node
sedangkan hubungan ketergantungan antar aktivitas dinyatakan dengan tanda panah
yang terdapat diantara node. Berikut ini merupakan network diagram atau jaringan
kerja dari Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi:

Gambar 4.5 Network Diagram Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik


Kota Cimahi
Sumber : Pengolahan Data

4.2.3 Identifikasi Jalur Kritis Dengan Metode CPM


Setelah network diagram dibuat tahapan selanjutnya yaitu mengidentifikasi
jalur kritis dengan menggunakan Critical Path Method (CPM) pada Proyek Gedung
Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi. Dengan CPM, maka dapat diketahui
lintasan kritis yaitu lintasan yang memiliki rangkaian aktivitas dengan total durasi
terpanjang. Jalur kritis dapat ditentukan terlebih dahulu dengan perhitungan yang
dilakukan melalui 2 cara yaitu forward pass dan backward pass untuk menentukan
earliest start (ES), earliest finish (EF), latest start (LS), dan latest finish (LF).
Untuk menghitung nilai EET (Earliest Event Time) dilakukan dengan perhitungan
maju, yang dimulai dari aktivitas paling awal kemudian dilanjutkan dengan
aktivitas selanjutnya. Pada forward pass digunakan untuk menghitung nilai EF
setiap aktivitas dengan perhitungan menggunakan rumus yaitu EF = ES + Activity
time. Nilai ES untuk aktivitas pertama yaitu 0, setelah diperoleh nilai EF maka nilai
ini akan menjadi nilai ES pada aktivitas selanjutnya. Apabila ada beberapa aktivitas
pada aktivitas berikutnya maka dipilih nilai EF paling besar untuk menjadi nilai ES
pada aktivitas berikutnya dengan menggunakan rumus yaitu ES = Max (EF of all
immediate predecessors). Untuk menghitung nilai LET (Latest Event Time)
dilakukan dengan perhitungan mundur, yang dimulai dari aktivitas paling akhir
kemudian dilanjutkan dengan aktivitas sebelumnya. Pada backward pass digunakan
untuk menghitung nilai LS setiap aktivitas dengan perhitungan menggunakan
rumus yaitu LS = LF – Activity time. Nilai pertama dari nilai LF yaitu nilai EF dari
aktivitas terakhir. Apabila ada beberapa aktivitas pada aktivitas yang mengikuti
maka dipilih nilai LS paling kecil untuk dijadikan nilai LF pada aktivitas pendahulu
dengan menggunakan rumus yaitu LF = Min (LS of all immediate folllowing
activities).

Setelah melakukan perhitungan forward pass dan backward pass maka telah
diperoleh nilai ES, EF, LS, dan LF dari setiap aktivitas dalam proyek. Langkah
berikutnya yaitu dilakukan perhitungan slack dari setiap aktivitas dengan
menggunakan rumus yaitu Slack = LS – ES atau Slack = LF – EF. Slack adalah
waktu longgar yang dimiliki oleh suatu aktivitas yang dapat ditunda tanpa
menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan. Menentukan jalur kritis
dilakukan dengan melihat nilai slack setiap aktivitas pada masing-masing jalur yang
berada pada network diagram proyek. Aktivitas dengan total slack yang nilainya 0
termasuk dalam aktivitas yang berada di jalur kritis. Berikut ini tabel hasil
perhitungan CPM pada Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi:

Tabel 4.7 Hasil Perhitungan CPM Pada Proyek

Forward Pass Backward Pass


On
Duration Total
No Activity Critical
(day) Latest Latest Slack
Earliest Earliest Path
Start Finish
Start (ES) Finish (EF)
(LS) (LF)
1 A1 8 0 8 0 8 0 YES
2 B1 30 8 38 8 38 0 YES
3 B2 18 38 56 38 56 0 YES
4 B3 3 56 59 56 59 0 YES
5 C1 7 59 66 69 76 10 NO
6 C2 17 59 76 59 76 0 YES
7 C3 14 76 90 76 90 0 YES
8 C4 10 76 86 88 98 12 NO
9 C5 8 86 94 98 106 12 NO
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan CPM Pada Proyek (Lanjutan)

10 C6 12 90 102 90 102 0 YES


11 D1 6 86 92 100 106 14 NO
12 D2 1 94 95 106 107 12 NO
13 D3 4 95 99 116 120 21 NO
14 D4 4 99 103 120 124 21 NO
15 D5 1 103 104 124 125 21 NO
16 D6 3 95 98 107 110 12 NO
17 E1 5 98 103 110 115 12 NO
18 E2 5 108 113 120 125 12 NO
19 E3 5 103 108 115 120 12 NO
20 E4 5 108 113 120 125 12 NO
21 F1 5 102 107 102 107 0 YES
22 F2 5 107 112 107 112 0 YES
23 F3 5 112 117 112 117 0 YES
24 F4 4 117 121 117 121 0 YES
25 F5 4 121 125 121 125 0 YES
26 G1 10 125 135 125 135 0 YES
27 H1 12 8 20 103 115 95 NO
28 H2 5 20 25 115 120 95 NO
Sumber: Pengolahan Data

Berdasarkan hasil perhitungan dengan menggunakan CPM untuk mencari jalur


kritis maka terdapat 13 aktivitas yang termasuk ke dalam jalur kritis dimana pada
jalur tersebut memiliki durasi terpanjang yaitu selama 135 hari. Jalur kritis yang
terdapat pada Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi, yaitu : A1-
B1-B2-B3-C2-C3-C6-F1-F2-F3-F4-F5-G1. Hal ini menandakan bahwa aktivitas-
aktivitas kritis tersebut tidak memiliki waktu tenggang untuk penundaan. Apabila
terjadi penundaan pada aktivitas kritis maka waktu penyelesaian proyek akan
terlambat. Aktivitas-aktivitas yang termasuk ke dalam jalur kritis pada Proyek
Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi yaitu sebagai berikut:
1. A1 : Pekerjaan persiapan meliputi pengukuran dan pemasangan bouwplank
2. B1 : Pekerjaan Pilecap dan Pondasi meliputi Install Pilecap Type P1 – P7
dan Pondasi Setapak uk. 0,25 x 0,8 x 30,3 m (1 unit)
3. B2 : Pekerjaan Tie Beam meliputi Install Tie Beam Type TB1 uk.
350x700mm, Install Tie Beam Type TB2 uk. 300x600 mm, Install Tie
Beam Type TB3 uk. 250x500 mm
4. B3 : Pekerjaan Galian Basement meliputi pekerjaan galian tanah dengan
alat berat dan pekerjaan Buangan tanah keluar site
5. C2 : Pekerjaan Balok & Plat meliputi, Install Balok Beton Type B1
350/700, Install Balok Beton Type B2 300/600, Install Balok Beton
Type B3 250/500, Install Balok Beton Type B4 350/1400, Install Plat
Lantai Pre Slab t = 7cm
6. C3 : Pekerjaan Kolom meliputi, Install Kolom Beton Type K1 600/600,
Install Kolom Beton Type K2 300/300, Install Kolom Beton Type K3
500/500, Install Kolom Beton Type K4 225/350
7. C6 : Pekerjaan Atap meliputi, pemasangan Atap Baja WF 200 x 125, WF
150x75, CNP 150 x 65 x 20 x 2,3 dan pemasangan Baja Ringan By
Vendor
8. F1 : Pekerjaan Elektrikal meliputi Install Kabel NNY 4 x 4 mm2,
Install Kabel NNY 4 x 95 mm2, Install Kabel NNY 3 x (4 x 120) mm2,
Install Kabel NYFGbY 12 x (1 x 150 mm2) Install Kabel FRC 4 x 35
mm2
9. F2 : Install Kabel Tray 300 x 100 mm2
Install Kabel Tray 400 x 100 mm2
10. F3 : Install Kabel Ladder 200 x 100 mm2
Install Kabel Ladder 600 x 100 mm2
11. F4 : Penangkal Petir
12. F5 : Grounding Panel
13. G1 : Pekerjaan Air Conditioning
Aktivitas-aktivitas kritis tersebut sangat berpengaruh terhadap proyek
sehingga harus dilakukan pengawasan secara ketat dan harus cepat diselesaikan
serta dilakukan evaluasi intensif. Network diagram CPM Proyek Gedung Kantor
Pelayanan Publik Kota Cimahi disusun dengan menggunakan notasi dan tanda
panah. Pada notasi terdapat keterangan aktivitas, durasi, earliest start (ES), earliest
finish (EF), latest start (LS), dan latest finish (LF). Berikut ini merupakan network
diagram CPM Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi dimana jalur
kritis dinyatakan dengan tanda panah yang merah.
Gambar 4.6 Network Diagram CPM Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi
Sumber : Pengolahan Data
Setelah identifikasi jalur kritis dengan CPM maka tahapan selanjutnya yaitu pembuatan Gantt Chart yang dilakukan dengan
menggunakan Microsoft Project untuk melakukan pengendalian Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi. Microsoft Project
merupakan perangkat lunak manajemen proyek yang dapat membantu dalam mengembangkan rencana, menentukan sumber daya,
pemantauan progres proyek, pengendalian jadwal, dan mengelola anggaran. Bentuk dari Gantt Chart yaitu berupa kolom yang berisi daftar
urutan aktivitas proyek dan garis lurus horizontal menunjukkan jangka waktu untuk menyelesaikan aktivitas proyek. Untuk penjadwalan
Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi dengan menggunakan Microsoft Project, dilakukan dengan meng-input aktivitas dari
proyek pada kolom task, kemudian input tanggal proyek mulai berjalan, durasi masing-masing aktivitas pada kolom duration, hubungan antar
aktivitas proyek pada kolom predecessors. Langkah berikutnya dilakukan pengaturan waktu kerja perhari pada change working time. Setelah
proses penginputan selesai, maka akan muncul Gantt Chart, start beserta finish dari masing-masing aktivitas, dan critical path. Pada Gantt
Chart Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi, aktivitas-aktivitas kritis dari proyek ditunjukkan pada bar yang merah. Dengan
menggunakan Microsoft Project dapat mempermudah dalam mencari jalur kritis secara lebih cepat sehingga proses penjadwalan pro yek
menjadi lebih praktis dan efisien. Aktivitas kritis memiliki pengaruh yang besar terhadap proyek, apabila aktivitas yang berada di jalur kritis
mengalami penundaan maka konsekuensinya proyek akan mengalami pergeseran waktu penyelesaian proyek menjadi lebih lama. Berikut ini
merupakan Gantt Chart dari Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi dengan menggunakan Microsoft Project.
Gambar 4.7 Gantt Chart Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi

Sumber: Pengolahan data


4.2.4 Perhitungan Cost Slope
Dalam melakukan perhitungan cost slope dimulai dengan menghitung crash
duration dan crash cost dengan penambahan shift pada setiap aktivitas dalam
Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi. Pada penulisan tugas akhir
ini menggunakan 2 shift kerja dengan waktu kerja tiap shift yaitu 8 jam/hari
termasuk jam istirahat dimana shift 1 pada jam 08.00 – 17.00 sedangkan shift 2
pada jam 17.00 – 24.00. Perhitungan crash duration dilakukan untuk memperoleh
batasan waktu maksimal suatu aktivitas mampu dilakukan crashing. Perhitungan
crash cost dilakukan untuk menentukan slope biaya dari setiap aktivitas dalam
proyek. Adapun perhitungan untuk memperoleh nilai crash duration, crash cost,
dan cost slope pada aktivitas dalam proyek, yaitu:

Aktivitas A1

a) Volume = 224 ml
b) Biaya Normal = Rp. 1.057.132.590
c) Durasi Normal = 8 hari
d) Jumlah tenaga kerja = 6 orang
e) Upah perhari pekerja = Rp. 70.000
f) Produktivitas normal = Volume/durasi = 224/8 = 28 ml/hari
g) Produktivitas crashing = Produktivitas normal x jumlah shift
= 28 x 2 = 56 ml/hari
h) Crash duration = Volume/produktivitas crashing = 224/56 = 4 hari
i) Crash cost :
Shift pertama = Jumlah tenaga kerja x upah perhari
= 6 x Rp. 70.000 = Rp. 420.000
Shift kedua = Jumlah tenaga kerja x (Jam kerja shift pertama/shift kedua) x upah
= 6 x (8/5) x Rp. 70.000 = Rp. 672.000

Total Penambahan biaya = Rp. 420.000 + Rp. 672.000 =Rp. 1.092.000

Crash cost = Normal cost + (total penambahan biaya x crash duration)


= Rp. 1.057.132.590 + (Rp. 1.092.000 x 4)

= Rp. 1.061.500.590
j) Cost slope = (crash cost – normal cost) / (normal duration – crash duration)
= (Rp. 1.061.500.590 - Rp. 1.057.132.590) / (8 hari – 4 hari)
= Rp. 1.092.000/hari
Perhitungan crash duration, crash cost, dan cost slope dilakukan dengan cara
yang sama untuk aktivitas lainnya. Berikut ini hasil perhitungan cost slope dari
masing-masing aktivitas pada Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota
Cimahi.

Tabel 4.8 Perhitungan Cost Slope


CRASH
DURATION COST SLOPE
NO AKTIVITAS NORMAL COST (Rp.) DURATION CRASH COST (Rp.)
(Hari) (Rp/hari)
(Hari)
1 A1 8 Rp 1,057,132,590 4 Rp 1,061,500,590.00 Rp 1,092,000.00
2 B1 30 Rp 2,962,436,925 15 Rp 3,003,386,925.00 Rp 2,730,000.00
3 B2 18 Rp 1,588,586,100 9 Rp 1,608,242,100.00 Rp 2,184,000.00
4 B3 3 Rp 511,320,755 2 Rp 512,048,755.00 Rp 728,000.00
5 C1 7 Rp 1,520,070,073 4 Rp 1,521,638,073.00 Rp 728,000.00
6 C2 17 Rp 15,490,481,335 9 Rp 15,513,161,335.00 Rp 1,820,000.00
7 C3 14 Rp 2,102,712,313 7 Rp 2,112,904,313.00 Rp 1,465,000.00
8 C4 10 Rp 297,063,677 5 Rp 301,613,577.00 Rp 910,000.00
9 C5 8 Rp 1,183,616,007 4 Rp 1,188,530,000.00 Rp 1,228,500.00
10 C6 12 Rp 428,083,515 6 Rp 433,543,515.00 Rp 910,000.00
11 D1 6 Rp 85,775,817 3 Rp 86,867,817.00 Rp 577,333.00
12 D2 1 Rp 87,965,467 1 Rp 88,147,467.00 -
13 D3 4 Rp 13,194,179 2 Rp 13,922,179.00 Rp 364,000.00
14 D4 4 Rp 7,972,317 2 Rp 8,700,317.00 Rp 364,000.00
15 D5 1 Rp 2,776,605 1 Rp 2,846,605.00 -
16 D6 3 Rp 672,636,361 2 Rp 673,728,361.00 Rp 1,092,000.00
17 E1 5 Rp 10,686,463 3 Rp 11,787,463.00 Rp 546,000.00
18 E2 5 Rp 7,856,787 3 Rp 8,402,787.00 Rp 273,000.00
19 E3 5 Rp 30,567,000 3 Rp 32,387,000.00 Rp 910,000.00
20 E4 5 Rp 8,852,945 3 Rp 9,944,945.00 Rp 546,000.00
21 F1 5 Rp 714,166,594 3 Rp 716,894,594.00 Rp 1,365,000.00
22 F2 5 Rp 300,570,500 3 Rp 301,578,500.00 Rp 504,000.00
23 F3 5 Rp 20,931,000 3 Rp 21,351,000.00 Rp 210,000.00
24 F4 4 Rp 46,532,110 2 Rp 47,260,110.00 Rp 546,000.00
25 F5 3 Rp 13,646,081 2 Rp 14,374,081.00 Rp 728,000.00
26 G1 10 Rp 834,464,477 5 Rp 839,464,477.00 Rp 1,092,000.00
27 H1 12 Rp 1,125,585,660 6 Rp 1,136,505,600.00 Rp 1,820,000.00
28 H2 5 Rp 882,093,498 3 Rp 883,773,498.00 Rp 1,365,000.00
Sumber : Pengolahan Data
Pada Tabel 4.8 menunjukkan cost slope dari masing-masing aktivitas dalam
Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi. Terdapat juga durasi dan
biaya setelah percepatan proyek dengan penambahan shift kerja pada masing-
masing aktivitas. Total normal cost yaitu biaya langsung normal dari Proyek
Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi sebesar Rp.32,007,777,152. Total
crash cost yaitu biaya langsung setelah melakukan percepatan pada Proyek Gedung
Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi secara keseluruhan yaitu sebesar
Rp.32,154,505,984. Cost slope digunakan untuk menambah shift kerja pada
aktivitas yang akan direduksi durasinya. Nilai cost slope pada setiap aktivitas
berbeda-beda dimana terdapat aktivitas yang memiliki nilai cost slope rendah
maupun tinggi. Dengan penambahan shift kerja maka produktivitas proyek akan
bertambah karena jumlah jam kerja yang bertambah dengan tenaga kerja yang
berbeda sehingga progres penyelesaian proyek akan menjadi lebih cepat.

4.2.5 Percepatan Proyek Dengan Metode Crashing


Metode crashing adalah metode dalam manajemen proyek yang digunakan
untuk melakukan percepatan proyek dimana terdapat penambahan biaya untuk
meningkatkan produktivitas kerja. Percepatan dilakukan pada aktivitas yang berada
pada jalur kritis yang memiliki nilai cost slope paling kecil dimana hal ini bertujuan
untuk memperoleh biaya paling minimum. Aktivitas kritis dapat memberikan
pengaruh besar terhadap waktu penyelesaian proyek. Percepatan dilakukan dengan
menggunakan Microsoft Project dimana dilakukan pengurangan pada durasi dari
suatu aktivitas yang dipilih. Dalam melakukan crashing harus memperhatikan
network diagram proyek karena harus memantau jalur kritis. Pada network diagram
dari Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi memiliki 15 path
dengan durasi masing-masing jalur yang bervariasi dimana durasi terpanjang dari
proyek yaitu 135 hari. Berikut ini merupakan durasi pada setiap jalur dalam Proyek
Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi, yaitu:
1. A1-B1-B2-B3-C1-C3-C6-F1-F2-F3-F4-F5-G1 = 125
2. A1-B1-B2-B3-C2-C3-C6-F1-F2-F3-F4-F5-G1 = 135
3. A1-B1-B2-B3-C2-C4-C5-D2-D3-D4-D5-G1 = 114
4. A1-B1-B2-B3-C2-C4-C5-D2-D6-E1-E3-E4-G1 = 123
5. A1-B1-B2-B3-C2-C4-C5-D2-D6-E1-E3-E2-G1 = 123
6. A1-B1-B2-B3-C2-C4-D1-D2-D3-D4-D5-G1 = 112
7. A1-B1-B2-B3-C2-C4-D1-D2-D6-E1-E3-E4-G1 = 121
8. A1-B1-B2-B3-C2-C4-D1-D2-D6-E1-E3-E2-G1 = 121
9. A1-H1-H2-Dummy-C4-C5-D2-D3-D4-D5-G1 = 58
10. A1-H1-H2-Dummy-C4-C5-D2-D6-E1-E3-E4-G1 = 67
11. A1-H1-H2-Dummy-C4-C5-D2-D6-E1-E3-E2-G1 = 67
12. A1-H1-H2-Dummy-C4-D1-D2-D3-D4-D5-G1 = 56
13. A1-H1-H2-Dummy-C4-D1-D2-D6-E1-E3-E4-G1 = 65
14. A1-H1-H2-Dummy-C4-D1-D2-D6-E1-E3-E2-G1 = 65
15. A1-H1-H2-Dummy-E2-G1 = 40
Setelah menemukan durasi setiap jalur dalam Proyek Gedung Kantor
Pelayanan Publik Kota Cimahi dilakukan proses crashing. Berikut ini proses
percepatan proyek dengan metode crashing yang dilakukan pada Proyek Gedung
Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi:
Gambar 4.8 Crashing Method on Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi

Sumber: Pengolahan Data


Gambar 4.8 Crashing Method on Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi
Sumber: Pengolahan Data
Gambar 4.8 Crashing Method on Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi (Lanjutan)
Sumber: Pengolahan Data
Gambar 4.8 Crashing Method on Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi (Lanjutan)
Sumber: Pengolahan Data
Gambar 4.8 Crashing Method on Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi (Lanjutan)
Sumber: Pengolahan Data
Gambar 4.8 Crashing Method on Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi
Sumber: Pengolahan Data
Gambar 4.8 Crashing Method on Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi
Sumber: Pengolahan Data
Proses percepatan proyek dengan metode crashing dilakukan sebanyak 6
tahapan dimana dihasilkan total direct cost dari masing-masing tahapan. Pada
crashing step 1 dilakukan reduksi durasi aktivitas B1 sebanyak 10 hari karena
jumlah tersebut lebih efisien dibandingkan dengan reduksi lebih dari 10 hari karena
akan terjadi pembengkakan harga pada cost slope. Kemudian, pada crashing step 2
dipilih aktivitas F3 karena memiliki nilai cost slope paling rendah dibandingkan
aktivitas lain pada jalur kritis yang sama. Reduksi durasi aktivitas F3 sebanyak 3
hari karena sudah mencapai batas maksimal crashing pada aktivitas tersebut. Pada
tahap crashing step 3, step 4 dan step 5 dilakukan tahapan crashing yang sama
dengan tahap sebelumnya yaitu dipilih aktivitas dengan mereduksi durasi sebanyak
durasi yang sudah mencapai batas maksimal crashing. Aktivitas tersebut adalah B2
sebanyak 9 hari, C6 sebanyak 6 hari dan C2 sebanyak 7 hari. Pada tahapan terakhir
crashing yaitu crashing step 6 menunjukkan bahwa durasi maksimal proyek
dipersingkat pada Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi setelah
menerapkan metode crashing yaitu selama 93 hari. Setelah percepatan telah
mencapai titik jenuh atau tidak dapat dipercepat lagi maka proses crashing selesai.
Apabila terus dilakukan reduksi pada durasi suatu aktivitas dalam proyek maka
tidak akan berpengaruh terhadap waktu penyelesaian proyek dan hanya akan
menambah biaya saja.

4.2.6 Time Cost Trade Off


Setelah selesai melakukan proses percepatan proyek dengan metode crashing
maka tahapan berikutnya dalam tugas akhir ini yaitu menghitung total biaya dari
Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi dari biaya langsung dan
biaya tidak langsung. Time cost trade off merupakan pertukaran waktu dan biaya
dimana apabila terjadi perubahan pada waktu penyelesaian proyek maka biaya yang
dikeluarkan juga ikut berubah. Berikut ini adalah perhitungan indirect cost pada
setiap durasi:

𝐼𝑛𝑖𝑡𝑖𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑟𝑒𝑐𝑡 𝑐𝑜𝑠𝑡


• Indirect cost step 1 = 𝑥 𝑐𝑟𝑎𝑠ℎ 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛
𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛
Rp. 52,917,913.00
= 135
𝑥 125 = Rp. 48,998,067.59
𝐼𝑛𝑖𝑡𝑖𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑟𝑒𝑐𝑡 𝑐𝑜𝑠𝑡
• Indirect cost step 2 = 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛
𝑥 𝑐𝑟𝑎𝑠ℎ 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛
Rp. 52,917,913.00
= 𝑥 122 = Rp. 47,822,113.97
135
𝐼𝑛𝑖𝑡𝑖𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑟𝑒𝑐𝑡 𝑐𝑜𝑠𝑡
• Indirect cost step 3 = 𝑥 𝑐𝑟𝑎𝑠ℎ 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛
𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛
Rp. 52,917,913
= 𝑥 109 = Rp. 42,726,314
135
𝐼𝑛𝑖𝑡𝑖𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑟𝑒𝑐𝑡 𝑐𝑜𝑠𝑡
• Indirect cost step 4 = 𝑥 𝑐𝑟𝑎𝑠ℎ 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛
𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛
Rp. 52,917,913
= 𝑥 107 = Rp. 41,942,345
135
𝐼𝑛𝑖𝑡𝑖𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑟𝑒𝑐𝑡 𝑐𝑜𝑠𝑡
• Indirect cost step 5 = 𝑥 𝑐𝑟𝑎𝑠ℎ 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛
𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛
Rp. 52,917,913
= 𝑥 100 = Rp. 39,198,454
135
𝐼𝑛𝑖𝑡𝑖𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑟𝑒𝑐𝑡 𝑐𝑜𝑠𝑡
• Indirect cost step 6 = 𝑥 𝑐𝑟𝑎𝑠ℎ 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛
𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛
Rp. 52,917,913
= 𝑥 93 = Rp. 36,454,562
135

Time cost trade off dilakukan dengan menghitung biaya dari masing-masing
durasi hasil percepatan proyek dengan metode crashing, yaitu biaya langsung, biaya
tidak langsung, dan total biaya dari proyek. Berikut ini cara untuk menghitung biaya
langsung, biaya tidak langsung, dan total biaya setelah percepatan Proyek Gedung
Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi:
Direct cost = Initial direct cost + cost slope (crashing step 1)
= Rp. 32,007,777,157 + Rp. 27,300,000 = Rp. 32,035,077,157
𝐼𝑛𝑖𝑡𝑖𝑎𝑙 𝑖𝑛𝑑𝑖𝑟𝑒𝑐𝑡 𝑐𝑜𝑠𝑡
Indirect cost = 𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛
𝑥 𝑐𝑟𝑎𝑠ℎ 𝑑𝑢𝑟𝑎𝑡𝑖𝑜𝑛
Rp. 52,917,913
= 𝑥 125 = Rp. 48,998,067
135

Total cost = Direct cost + Indirect cost


= Rp. 32,035,077,157 + Rp. 48,998,067 = Rp. 32,057,825,255

Perhitungan biaya langsung, biaya tidak langsung, dan total biaya dilakukan
dengan cara yang sama untuk tahapan berikutnya. Berikut ini tabel summary costs
by duration yang merupakan hasil perhitungan biaya dari masing-masing durasi
pada Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi.
Tabel 4.9 Summary Costs by Duration
Durasi
Proyek Direct Cost Indirect Cost Total Cost slope
(Hari)
135 Rp 32,007,777,157.78 Rp 52,917,913.00 Rp 32,060,695,070.78
125 Rp 32,035,077,157.78 Rp 48,998,067.59 Rp 32,084,075,225.37 Rp 27,300,000.00
122 Rp 32,084,705,225.37 Rp 47,822,113.97 Rp 32,132,527,339.34 Rp 630,000.00
113 Rp 32,152,183,339.34 Rp 44,294,253.10 Rp 32,196,477,592.45 Rp 19,656,000.00
107 Rp 32,201,937,592.45 Rp 41,942,345.86 Rp 32,243,879,938.31 Rp 5,460,000.00
100 Rp 32,263,724,938.31 Rp 39,198,454.07 Rp 32,302,923,392.38 Rp 19,845,000.00
93 Rp 32,313,178,392.38 Rp 36,454,562.29 Rp 32,349,632,954.67 Rp 10,255,000.00
Sumber: Pengolahan Data

Pada Tabel 4.9 menunjukkan hasil perhitungan biaya langsung, biaya tidak langsung, dan total biaya dari masing-masing durasi hasil
percepatan Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi. Pada tahapan sebelumnya dilakukan proses crashing sehingga diperoleh
maksimal durasi proyek dapat dipersingkat yaitu selama 93 hari dimana proyek dapat diselesaikan 42 hari lebih cepat dari durasi awal.
Dengan penjumlahan biaya langsung dan tidak langsung, maka durasi 93 hari memiliki total biaya proyek yaitu sebesar Rp.32.349.632.954.
Apabila waktu penyelesaian proyek mengalami keterlambatan dengan asumsi yaitu selama 30 hari, maka dengan penerapan metode crashing
melalui penambahan shift kerja menjadi dua shift, keterlambatan tersebut dapat dihindari. Hal ini terjadi karena penambahan shift kerja pada
Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi dapat mereduksi durasi proyek. Berikut ini grafik hubungan durasi dan biaya langsung
dan biaya tidak langsung dari Proyek Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi.
Direct Cost
Rp32,350,000,000.00
Rp32,300,000,000.00
Rp32,250,000,000.00
Rp32,200,000,000.00
Rp32,150,000,000.00
Rp32,100,000,000.00
Rp32,050,000,000.00
Rp32,000,000,000.00
Rp31,950,000,000.00
Rp31,900,000,000.00
Rp31,850,000,000.00
135 125 122 113 107 100 93

Gambar 4.9 Grafik Hubungan Durasi dengan Biaya Langsung Optimal


Sumber: Analisis Data

Indirect Cost
Rp60,000,000.00

Rp50,000,000.00

Rp40,000,000.00

Rp30,000,000.00

Rp20,000,000.00

Rp10,000,000.00

Rp-
135 125 122 113 107 100 93

Gambar 4.10 Grafik Hubungan Durasi dengan Biaya Tidak Langsung


Optimal
Sumber: Analisis Data
Pada grafik hubungan durasi dengan biaya langsung pada Proyek Gedung
Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi dapat dilihat bahwa apabila waktu
penyelesaian proyek dipercepat dari waktu normal maka biaya langsung akan
semakin bertambah dari biaya langsung normal. Sebaliknya apabila waktu
penyelesaian proyek tersebut semakin lama maka biaya langsung akan menjadi
turun. Pada grafik hubungan durasi dengan biaya tidak langsung pada Proyek
Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi dapat dilihat bahwa apabila waktu
penyelesaian proyek dipercepat dari durasi normal maka biaya tidak langsung akan
semakin berkurang dari biaya tidak langsung normal. Sebaliknya apabila waktu
penyelesaian proyek tersebut semakin lama maka biaya tidak langsung akan
menjadi naik. Berikut ini grafik hubungan durasi dan total biaya dari Proyek
Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi.

Total Cost
Rp32,400,000,000.00
Rp32,350,000,000.00
Rp32,300,000,000.00
Rp32,250,000,000.00
Rp32,200,000,000.00
Rp32,150,000,000.00
Rp32,100,000,000.00
Rp32,050,000,000.00
Rp32,000,000,000.00
Rp31,950,000,000.00
Rp31,900,000,000.00
135 125 122 113 107 100 93

Gambar 4.11 Grafik Hubungan Durasi dengan Biaya Total Optimal


Sumber: Analisi Data

Dengan demikian, percepatan proyek dapat menjadi pilihan mengatasi masalah


keterlambatan supaya proyek, agar dapat selesai sesuai dengan rencana dan
memberikan profit yang besar bagi perusahaan.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pengolahan dan analisis data yang telah dilakukan
dalam penulisan tugas akhir ini, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

1. Identifikasi terhadap faktor-faktor penyebab keterlambatan pada proyek


Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi berdasarkan laporan
harian/mingguan proyek serta wawancara langsung di lapangan kepada pihak
yang terlibat selama proyek yaitu konsultan pengawas dapat diketahui item
pekerjaan yang mengalami keterlambatan adalah sebagai berikut:
a. Pekerjaan Persiapan
b. Pekerjaan Struktur Bawah
c. Pekerjaan Struktur Atas
2. Terdapat 13 aktivitas dalam jalur kritis pada Proyek Gedung Kantor Pelayanan
Publik Kota Cimahi yaitu aktivitas A1, B1, B2, B3, C2, C3, C6, F1, F2, F3,
F4, F5, G1. Pada aktivitas tersebut memiliki durasi terpanjang yaitu selama
135 hari.
3. Dari hasil percepatan proyek diperoleh waktu dan biaya optimal pada Proyek
Gedung Kantor Pelayanan Publik Kota Cimahi yaitu waktu penyelesaian
proyek dapat dipercepat menjadi 93 hari dengan total biaya proyek sebesar Rp.
32,349,632,954. Durasi penyelesaian proyek dapat lebih cepat 42 hari dari
durasi normal. Dengan demikian, percepatan proyek dapat menjadi
opsi/pilihan untuk mengatasi masalah keterlambatan supaya proyek dapat
selesai sesuai dengan rencana dan memberikan profit yang besar bagi
perusahaan.
5.2 Saran
Saran dari penulisan tugas akhir yang dapat diberikan yaitu sebagai berikut:

1. Penelitian / penulisan tugas akhir selanjutnya


a. Metode percepatan yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini hanya
menggunakan metode crashing dengan sistem shift (shift pagi dan shift
malam). Maka akan lebih baik apabila ditambahkan dengan metode-
metode crashing kombinasi yang lainnya seperti metode crashing dengan
penambahan tenaga kerja atau yang lainnya, agar dapat lebih banyak
pembanding dan dapat mengetahui metode crashing mana yang lebih
efektif dari segi waktu dan efisien dari segi biaya.
b. Hasil penulisan tugas akhir ini diharapkan dapat digunakan sebagai
literatur dan referensi untuk menunjang penulisan tugas akhir lanjutan
supaya dapat terus dikembangkan sehingga dapat selalu menghasilkan
penulisan tugas akhir yang bermanfaat.
2. Kontraktor
a. Hasil penulisan tugas akhir ini dapat dijadikan opsi / pilihan serta masukan
untuk evaluasi perusahaan supaya dapat meningkatkan produktivitas dan
membantu dalam menyelesaikan permasalahan yang terjadi dalam
pelaksanaan proyek.
b. Pada aktivitas yang berada pada jalur kritis harus dilakukan pengawasan
secara ketat dan intensif supaya tidak terjadi keterlambatan dalam
penyelesaian proyek.

Anda mungkin juga menyukai