Anda di halaman 1dari 7

Semarak kemerdekaan ditengah pandemi Covid-19 Di Dusun Cibriluk

Siapa bilang ditengah pandemi saat ini tidak dapat menyemarakkan kemerdekaan? Tentu
saja beberapa dusun mungkin melarang kegiatan lomba-lomba tujuh belasan dikarenakan anjuran
dari daerah agar tidak berkerumun lebih dari 30 orang. Namun, melihat kondisi dusun cibriluk
yang masih nol kasus mengenai covid-19 membuat pemuda-pemuda setempat mendorong
pimpinan rukun warga RW 05 yaitu Muhyanto Jito untuk melaksanakan pembentukan
kepanitiaan agustusan. Salah satu perwakilan pemuda, Tarno menyatakan bahwa kegiatan
agustusan murni permintaan pemuda-pemuda karena kecintaannya terhadap NKRI.

Rapat pembentukan kepanitian agustusan dilaksanakan pada hari jum’at tanggal 14


Agustus 2020. Rapat tersebut diikuti oleh ketua RW 05, seluruh ketua RT, sesepuh desa, dan
perwakilan kelompok Mahasiswa KKN UIN Sunan Kalijaga. PAUD Imam Ghozali menjadi
saksi keputusan yang dibuat pada malam hari itu. Dengan pertimbangan yang bulat, mahasiswa
KKN berpartisipasi dalam struktur kepanitian agustusan sebagai sekertaris. Ajang perlombaan
yang diadakan antara lain tenis meja, balap karung,tarik tambang, makan kerupuk, tampok air,
balap kelereng, dan bola voli. Untuk kategori dewasa, yaitu tenis meja, balap karung, tarik
tambang, dan bola voli. Sedangkan ketegori anak-anak, yaitu balap karung, makan kerupuk,
tampok air, dan balap kelereng. Untuk kategori anak-anak dilaksanakan pada tanggal 16 agustus
2020 kemudian disusul kategori dewasa keesokan harinya.

Tepat pukul Sembilan tanggal 16 Agustus 2020, meja pendaftaran lomba yang baru saja
dibuka ramai didatangi anak-anak untuk mendaftar lomba karena kegiatan agustusan kategori
anak-anak akan segera dimulai waktu itu. Setiap anak yang mendaftar wajib mengikuti seluruh
cabang perlombaan yang diadakan. Terdapat sekitar 30 anak untuk kategori putra dan 20 anak
untuk kategori putri. Cabang perlombaan pertama yang dilaksanakan adalah balap kelereng.
Terlihat sekali wajah anak-anak yang tampak bahagia ketika melihat teman-temannya berpacu
dengan menggigit sendok berisi kelereng diujungnya. Tidak banyak yang berhasil dan kembali
lagi ke garis awal untuk memulai berjalan kembali kedepan.

Cabang perlombaan kedua adalah balap karung. Untuk kebanyak orang perlombaan ini
mungkin sepele namun sebagian lainnya belum tentu bisa melakukannya dengan baik. Ada saja
yang kesulitan saat membuka karung sehingga tertinggal oleh lawannya. Jatuh hingga terguling
sering sekali terjadi ketika perlombaan ini dilakukan. Namun, pasti hal itu yang membuat seru
bukan.
Selanjutnya adalah lomba makan kerupuk. Ada yang bilang, anak gendut selalu menang perihal
makan. Namun, kenyataannya tidak demikian, setiap anak punya strateginya masing-masing
untuk menang. Bukan masalah gendut atau kurus, tapi kecepatan melahap kerupuk yang
dibutuhkan. Bahkan sampai ada anak yang menjulurkan lidahnya supaya kerupuknya tidak
berputar, tujuannya agar mudah digigit.
Kategori anak-anak ditutup dengan perlombaan tampok air. Perlombaan ini yang paling
ditunggu-tunggu peserta. Pasalnya, keseruan bermain air memang tidak ada duanya. Penutup
mata terpasang di kepala tiap peserta setelah itu MC memberi aba-aba untuk memutar peserta
sebanyak tiga kali. Banyak sekali peserta yang hilang arah hingga ada yang berjalan ke saluran
air, menabrak pohon pisang, dan jatuh karena pusing. Keseruan itu membuat penonton bersorak
ramai memberi arahan kepada jagoannya khususnya para orang tua yang melihat anaknya sedang
berlomba. Ada saja yang asal pukul, sampai peserta lain terkena pukulan nyasar itu. Namun,
mahasiswa KKN segera mengarahkan peserta apabila hal itu terjadi supaya kegiatan agustusan
berjalan dengan lancar.

Hari selanjutnya, tanggal 17 Agustus 2020. Tepat setelah masyarakat melaksanakan


upacara mahasiswa KKN sudah bersiap dilapangan voli untuk menyiapkan perlengkapan lomba
bola voli. Antusiasme warga terhadap bola voli sangat besar, dilihat dari jumlah penonton yang
bertambah banyak. Lomba antar RT ini telah dilaksanakan setiap tahunnya, pemenangnya selalu
berbeda-beda sehingga menambah keseruan dalam permainan. Adu fisik dan mental kental sekali
terasa disetiap pertandingan yang dilaksanakan. Ada saja pemain yang adu mulut saat permainan
berlangsung. Namun, hal tersebut tidak berjalan lama rasa kekeluargaan dan kebersamaan
meluluhkan ego setiap peserta yang berselisih.
Setelah lomba bola voli usai, dilanjutkan lomba balap karung kategori dewasa.
Barangkali ada yang berfikir bahwa orang dewasa sudah kelewatan zaman untuk mengikuti
perlombaan sekelas agustusan. Namun, berbeda dengan masyarakat dusun cibriluk, semangat
dalam berpartisipasi lomba masih sangat tinggi. Bagi mereka, meramaikan perlombaan adalah
bagian dari mencintai hari kelahiran NKRI. Tidak jarang, satu orang mengikuti dua perlombaan
sekaligus.
Selanjutnya adalah perlombaan tarik tambang. Bapak-bapak dusun cibriluk sangat
bersemangat dalam kegiatan ini. Terlihat keseruan saat mahasiswa KKN selaku wasit
pertandingan melepaskan injakan pada tali pertanda tarik tambang dimulai. Kekuatan otot dan
kerja sama tim sangat diperhitungkan dalam perlombaan ini. Ada saja peserta yang tidak kuat
kemudian melepaskan cengkramannya, sehingga peserta lain yang berada didepannya jatuh
tersungkur. Kemesraan ini semoga tetap abadi disetiap hati, terlebih lagi ditengah kesedihan
pandemi Covid-19 yang meresahkan kita semua.

Kegiatan agustusan ditutup dengan pembagian hadiah. Penyerahan hadiah untuk kategori
anak-anak diberikan oleh mahasiswa KKN. Sedangkan, hadiah untuk kategori dewasa diberikan
oleh ketua panitia dan ketua RT setempat. Senyum bahagia terukir disetiap wajah para
pemenang, kebanggaan tak terkira yang telah didapatkan rasanya melebur jadi satu dalam
semarak kegembiraan. Semoga kedepannya, perlombaan yang dipimpin oleh mahasiswa KKN
UIN Sunan Kalijaga dapat menjadi inspirasi untuk perlombaan di tahun depan.
Penulis : Riyan Tsabit Janany

Anda mungkin juga menyukai