Anda di halaman 1dari 3

TATA UPACARA BENDERA DALAM RANGKA

MEMPERINGATI HARI KARTINI


HARI Senin ,TANGGAL 22 APRIL 2024

1. Masing-masing pemimpin barisan menyiapkan


barisannya
2. Pemimpin upacara Memasuki lapangan Upacara
3. Penghormatan peserta upacara kepada
pemimpin upacara ,dipimpin oleh pemimpin barisan
Yang paling kanan.
4. Laporan masing-masing pemimpin barisan kepada
pemimpin upacara bahwa siap untuk mengikuti upacara
5. Pembina upacara tiba di tempat upacara
6. Penghormatan peserta upacara kepada Pembina upacara
7. Laporan pemimpin upacara kepada Pembina upacara
8. Mengheningkan cipta dipimpin Pembina upacara
9. Pembacaan teks pancasila oleh Pembina upacara, diikuti
oleh peserta upacara
10. Pembacaan Undang-Undang Dasar 1945
11. Amanat Pembina upacara
Pembacaan Riwayat Singkat Raden Ajeng Kartini
12. Menyanyikan lagu Ibu Kita Kartini oleh seluruh
peserta upacara
13. Pembacaan doa
14. Laporan pemimpin upacara kepada Pembina upacara
bahwa upacara selesai
15. Penghormatan kepada Pembina upacara, dipimpin oleh
pemimpin upacara
16. Pembina upacara dan staf dewan guru meninggalkan
lapangan upacara
17. Penghormatan peserta upacara kepada pemimpin
upacara
18. Pemimpin upacara meninggalkan tempat upacara
19. Upacara selesai, semua pemimpin barisan
membubarkan barisannya masing-masing
RIWAYAT SINGKAT R.A KARTINI
Raden Ajeng Kartini lahir pada 21 April tahun 1879 di
kota Jepara, Jawa Tengah. Ia anak salah seorang
bangsawan yang masih sangat taat pada adat istiadat.
Setelah lulus dari Sekolah Dasar ia tidak diperbolehkan
melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi oleh
orangtuanya. Ia dipingit sambil menunggu waktu untuk
dinikahkan. Kartini kecil sangat sedih dengan hal
tersebut, ia ingin menentang tapi tak berani karena
takut dianggap anak durhaka. Untuk menghilangkan
kesedihannya, ia mengumpulkan buku-buku pelajaran
dan buku ilmu pengetahuan lainnya yang kemudian
dibacanya di taman rumah dengan ditemani Simbok
(pembantunya)
Akhirnya membaca menjadi kegemarannya, tiada hari tanpa membaca. Semua buku,
termasuk surat kabar dibacanya. Kalau ada kesulitan dalam memahami buku-buku
dan surat kabar yang dibacanya, ia selalu menanyakan kepada Bapaknya. Melalui
buku inilah, Kartini tertarik pada kemajuan berpikir wanita Eropa (Belanda, yang
waktu itu masih menjajah Indonesia). Timbul keinginannya untuk memajukan wanita
Indonesia. Wanita tidak hanya didapur tetapi juga harus mempunyai ilmu. Ia memulai
dengan mengumpulkan teman-teman wanitanya untuk diajarkan tulis menulis dan
ilmu pengetahuan lainnya. Ditengah kesibukannya ia tidak berhenti membaca dan juga
menulis surat dengan teman-temannya yang berada di negeri Belanda. Tak berapa
lama ia menulis surat pada Mr.J.H Abendanon. Ia memohon diberikan beasiswa untuk
belajar di negeri Belanda.
Beasiswa yang didapatkannya tidak sempat dimanfaatkan Kartini karena ia dinikahkan
oleh orangtuanya dengan Raden Adipati Joyodiningrat. Setelah menikah ia ikut
suaminya ke daerah Rembang. Suaminya mengerti dan ikut mendukung Kartini untuk
mendirikan sekolah wanita. Berkat kegigihannya Kartini berhasil mendirikan Sekolah
Wanita di Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Malang, Madiun, Cirebon dan daerah
lainnya. Nama sekolah tersebut adalah “Sekolah Kartini”. Ketenarannya tidak
membuat Kartini menjadi sombong, ia tetap santun, menghormati keluarga dan siapa
saja, tidak membedakan antara yang miskin dan kaya.
Pada tanggal 17 september 1904, Kartini meninggal dunia dalam usianya yang ke-25,
setelah ia melahirkan putra pertamanya. Setelah Kartini wafat, Mr.J.H Abendanon
memngumpulkan dan membukukan surat-surat yang pernah dikirimkan R.A Kartini
pada para teman-temannya di Eropa. Buku itu diberi judul “DOOR DUISTERNIS TOT
LICHT” yang artinya “Habis Gelap Terbitlah Terang”.
Saat ini mudah-mudahan di Indonesia akan terlahir kembali Kartini-kartini lain yang
mau berjuang demi kepentingan orang banyak. Di era Kartini, akhir abad 19 sampai
awal abad 20, wanita-wanita negeri ini belum memperoleh kebebasan dalam berbagai
hal. Mereka belum diijinkan untuk memperoleh pendidikan yang tinggi seperti pria
bahkan belum diijinkan menentukan jodoh/suami sendiri, dan lain sebagainya.
PETUGAS UPACARA HARI KARTINI
SMPN 01 PONDOK KUBANG
HARI JUM’AT 21 APRIL 2017

PEMBINA UPACARA : MUSLIM, SE


PEMIMPIN UPACARA : NUNUNG S
PEMBACAAN UUD 1945 : HARDONO
TATA TERTIB ACARA : MISWAN A
PEMBAWA PANCASILA : M. SITANGGANG
PEMBACAAN DO;A : RENGGA
DRIJEN : IBRAHIM
PEMBACAAN RIWAYAT SINGKAT : FEBRI

Anda mungkin juga menyukai