karena bangunannya sudah terhimpit diantara bangunan –bangunan tinggi. Tidak ada udara segar yang mengalir dengan lancar terutama di setiap lorong-lorong menuju kelas
Sekolah tua bungkam dan dia teringat dengan
keluhan keluhan itu
Sekolah tua termenung “kalau dipikir-pikir kasihan juga anak-anak”
Sayangnya sekolah tua tidak mau diperbaiki “para tukang selalu
membuat tubuhku sakit semua” gumam sekolah tua kesal
Namun batuknya yang semakin parah membuat sekolah tua menjadi
bimbang. Bisakah Kamu membantunya? Saya memilih sekolah tua diperbaiki.
Kepala sekolah tampak mondar-mandir.
Beberapa orang lelaki tampak memikul bongkah- bongkah mirip bata tapi berlubang disana sini. Lelaki lain tapak mendorong batu bata, pasir, batu kali dan bahan bangunan lainnya
“wah akhirnya para tukang itu dating” kata tiang
bendera
Sekolah tua jadi panik sekali melihatnya. Batuknya semakin
menjadi – jadi “aku tidak mau ada tukang: katanya.
Pohon dan tiang bendera jadi ternganga melihat tingkah
sekolah tua yang amat berlebihan itu. Tak ..tuk …tak …tuk!! Mula-mula para tukang membongkar lorong sempit tempat para murid mencuci tangan, juga sebagian dinding ruangan yang selama ini pengap lalu bongkahan berlubang itu dipasang bersusun satu persatu. Murid-murid jadi penasaran.
“Kalian juga bias menggantungkan tanaman nanti di situ
“ kata kepala sekolah
Sekolah tua terbelalak mendengarnya “ Aargh lubang
dan tanaman digantung apa pula ini. Pasti aku terlihat konyol” kata sekolah tua